77600417 Kolcaba Gabungan Diyah Tika

Embed Size (px)

Citation preview

COMFORT THEORY BY KOLCABA BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Profesi keperawatan merupakan profesi yang modern, kompleks dan beragam. Keperawatan yang modern merupakan seni dan ilmu yang mencakup berbagai aktivitas, konsep, dan keterampilan yang berhubungan dengan ilmu sosial, ilmu biologi, etika dan isu-isu yang ada. Dalam perkembangannnya, perawat memiliki berbagai macam peran seperti pemberi perawatan, perawat primer, pengambil keputusan klinik, advokat, peneliti dan pendidik. Banyaknya keragaman dalam dunia keperawatan, telah memunculkan berbagai macam teori keperawatan, yang salah satu tujuannya untuk mengantisipasi perkembangan dan kemajuan dibidang keperawatan. Kemajuan dan perkembangan dalam dunia keperawatan tentang ilmu keperawatan, model konseptual dan teori mengacu pada kondisi perubahan global. Teori keperawatan menuntun perawat untuk dapat melakukan prakteknya secara profesional. Teori keperawatan mempunyai kontribusi pada pembentukan dasar praktik keperawatan (Chin & Jacobs, 1995). Theory of Comfort by Kolcaba merupakan salah satu Middle Range Theory keperawatan. Teori ini lebih sempit daripada grand theory dan mengandung sejumlah konsep yang berhubungan dengan aspek bebas dari dunia nyata serta proposisi terukur secara empiris. Teori ini menekankan kesempurnaan praktik keperawatan melalui kenyamanan hidup. Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan yang diinspirasi dari pernyataan Nightingale yang menyatakan bahwa apa yang kita lihat atau diamati akan hilang, tetapi apa yang dilihat itu harus dapat menyelamatkan kehidupan dan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan hidup (Mariner, 2006: 727). Keunikan teori ini adalah penekanan

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 1

bahwa kecakapan dan karakter perawat selalu dinilai dari kemampuannya untuk membuat pasiennya lebih nyaman dalam hidupnya secara biopsikospiritual dan finansial. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas teori Comfort dan aplikasinya dalam asuhan keperawatan.

B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mampu memahami teori-teori yang disampaikan oleh Katharine Kolcaba. 2. Tujuan Khusus a. Memahami teori Comfort yang dikemukanakan oleh Katharine Kolcaba. b. Mampu menganalisa berdasarkan kritik internal. c. Mampu menganalisa berdasarkan kritik eksternal. d. Mampu mengaplikasikan teori dalam asuhan keperawatan.

C. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan tugas ini adalah BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan dan sistematika penulisan; BAB II Tinjauan Teoritis Dan Kritik Teori, penulis menguraikan secara lengkap tentang tinjauan teoritis ini agar para pembaca mengetahuinya secara utuh dengan struktur taksonominya serta analisa teori berdasarkan kritik internal dan eksternal; BAB III Studi Kasus dan Pembahasan; BAB IV Penutup, berisi simpulan dan saran.

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KRITIK TEORI

A. SUMBER TEORI Kolcaba mulai membuat bagan teorinya dengan melakukan analisa konsep dari berbagai disiplin ilmu, yaitu keperawatan, medis, psikologi, psikiatri, ergonomik dan bahasa inggris. Dalam berbagai artikelnya, Kolcaba memaparkan tentang teori kenyamanan dengan menelusuri catatan sejarah penggunaan kenyamanan dalam keperawatan. Sebagai contoh, Kolcaba menggunakan teori Nightingale (1859) yang menekankan Tidak akan pernah melihat apa yang diobservasi dan untuk apa. Bukan untuk menabrak bermacam-macam informasi atau fakta yang tidak benar, tetapi untuk kepentingan menyelamatkan hidup dan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan (Tomey dan Alligood, 2006: 727). Dari tahun 1900 sampai 1929, kenyamanan telah menjadi tujuan utama dari keperawatan dan kedokteran, sebab dengan kenyamanan kesembuhan dapat diperoleh.

B. DEFINISI DAN KONSEP UMUM 1. Kebutuhan Perawatan Kesehatan Kebutuhan perawatan kesehatan didefinisikan sebagai kebutuhan untuk memperoleh kenyamanan, bangkit dari situasi stres. Kebutuhan disini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial, dan lingkungan yang diperoleh melalui monitoring, laporan verbal dan non verbal, kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologi, kebutuhan pendidikan dan dukungan, serta kebutuhan konseling finansial dan intervensi (Kolcaba, 1994 dalam Tomey dan Alligood, 2006: 728).

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 3

2.

Pengukuran Kenyamanan Pengukuran kenyamanan didefinisikan sebagai intervensi keperawatan untuk mengetahui kebutuhan kenyamanan resipien secara spesifik meliputi fisiologi, sosial, finansial, psikologi, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik (Kolcaba, 1994 dalam Tomey dan Alligood, 2006: 728).

3.

Varibel-variabel Intervensi Didefinisikan sebagai interaksi kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persepsi resipien tentang kenyamanan total. Variabel ini terdiri atas pengalaman masa lalu, umur, sikap, status emosional, sistem pendukung, prognosis penyakit, keuangan, dan pengalaman resipien secara keseluruhan (Kolcaba, 1994 dalam Tomey dan Alligood, 2006: 728).

4.

Kenyamanan Didefinisikan sebagai kondisi yang dialami oleh resipien berdasarkan pengukuran kenyamanan. Ada tiga tipe kenyamanan (dorongan, ketentraman dan transcendence) serta empat konteks pengalaman (fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan). Tipe-tipe kenyamaman didefiniskan sebagai berikut (Kolcaba, 2001 dalam Tomey dan Alligood, 2006: 728): a. Dorongan (relief): kondisi resipien yang membutuhkan penanganan yang spesifik dan segera. b. Ketenteraman (ease): kondisi yang tenteram atau kepuasan hati. c. Transcendence: kondisi dimana individu mampu mengatasi masalahnya (nyeri).

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 4

Empat konteks kenyamanan adalah (Kolcaba, 2003 dalam Tomey dan Alligood, 2006: 728; Kolcaba 1991 dalam Peterson dan Bredow, 2004: 258): a. Fisik : berkaitan dengan sensasi jasmani. b. Psikospiritual : berkaitan dengan kesadaran diri, internal diri, termasuk penghargaan, konsep diri, seksual dan makna hidup; berhubungan dengan perintah yang terbesar atau kepercayaan. c. Lingkungan : berkaitan dengan keadaan sekitarnya, kondisi-kondisi, dan pengaruhnya. d. Sosial : berkaitan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.

5. Perilaku Pencari Kesehatan (Health-seeking Behaviors/HSBs) Suatu keadaan yang menggambarkan secara luas hasil yang dihubungan dengan pencari kesehatan serta ditetapkan oleh resipien pada saat konsultasi dengan perawat. Perilaku pencari kesehatan dapat internal, eksternal, atau meninggal dengan penuh kedamaian.

6. Institusi Yang Terintegrasi Kolcaba (2001) dalam Tomey dan Alligood (2006: 729) menjelaskan yang dimaksud dengan integritas institusi adalah kelompok, komunitas, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, panti asuhan, yang memiliki kualitas atau tempat yang lengkap, jumlah, suara, jujur, kasih, tulus, dan sungguhsungguh. Hubungan antara kenyamanan dan integritas institusi adalah berulang.

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 5

C.

ASUMSI-ASUMSI TEORI KOLCABA Kolcaba (2001) dalam Tomey dan Alligood (2006: 729) menjelaskan tentang konsep metaparadigma sebagai berikut: 1. Keperawatan Keperawatan adalah pengkajian yang sengaja dilakukan untuk pemenuhan kenyamanan, merancang pengukuran kenyamanan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan mengkaji ulang tingkat kenyamanan pasien setelah implementasi serta membandingkannya dengan target sebelumnya.

Pengakajian awal dan pengkajian ulang dapat bersifat subjektif atau intuitif atau kedua-duanya. Pengkajian dapat dicapai melalui administrasi analog visual atau daftar pertanyaan, atau kedua-duanya. Menurut Kolcaba dalam Tomey dan Alligood (2006: 734), untuk memberikan kenyamanan pasien setidaknya memerlukan tiga jenis intervensi kenyamanan, yaitu: a. Teknik mengukur kenyamanan (technical comfort measures) adalah intervensi yang didesain untuk mempertahankan homeostasis dan manajemen nyeri, seperti monitor tanda-tanda vital dan hasil kimia darah darah. Termasuk juga dalam pemberian obat anti nyeri. Pengukuran kenyamanan didesain untuk (1) membantu pasien mempertahankan atau memulihkan fungsi fisik dan kenyamanan, dan (2) mencegah terjadinya komplikasi. b. Pembinaan (coaching), termasuk intervensi yang didesain untuk membebaskan rasa nyeri dan menyediakan penenteraman hati dan informasi, membangkitkan harapan, mendengar, dan membantu

perencanaan yang realistis untuk pemulihan, integrasi, atau meninggal sesuai budayanya.

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 6

c. Comfort Food untuk jiwa, meliputi intervensi yang tidak dibutuhkan pasien saat ini tetapi sangat berguna bagi pasien. Intervensi kenyamanan ini membuat pasien merasa lebih kuat dalam kondisi yang sulit diukur secara personal. Target intervensi ini adalah transcendence meliputi hubungan yang mengesankan antara perawat dan pasien, keluarga, atau kelompok. Sugesti kenyamanan ini dapat diberikan dalam bentuk pijatan, lingkungan yang adaptif yang menciptakan kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi musik, mengenang masa lalu, dan sentuhan terapeutik. 2. Pasien Pasien adalah penerima perawatan, dapat perorangan, keluarga, lembaga, atau komunitas yang membutuhkan pelayanan kesehatan. 3. Lingkungan Lingkungan adalah semua aspek luar (fisik, politis, kelembagaan, dan lainlain) dari pasien, keluarga, lembaga yang dapat dimanipulasi oleh perawat atau seseorang yang dicintai untuk meningkatkan kenyamanan. 4. Kesehatan Kesehatan adalah fungsi optimum yang diperlihatkan oleh pasien baik individu, keluarga, kelompok, atau komunitas. Kolcaba (1994) dalam Peterson dan Bredow (2004: 259) mengemukakan beberapa asumsi tentang kenyamanan antara lain: 1. Manusia mempunyai respon yang holistik terhadap stimulus yang kompleks. 2. Kenyamanan adalah suatu hasil holistik yang diharapkan yang berhubungan dengan disiplin keperawatan.

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 7

3. Manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan kenyamanannya secara aktif. 4. Kenyamanan adalah lebih dari tidak adanya nyeri, cemas, dan

ketidaknyamanan fisik lainnya.

D.

STRUKTUR TAKSONOMI TEORI KENYAMANAN Kolcaba mengatakan pentingnya pengukuran kenyamanan sebagai hasil tindakan dari perawat. Perawat dapat mengumpulkan tanda-tanda atau fakta untuk membuat sebuah keputusan serta untuk menunjukkan efektifitas dari perawatan kenyamanan. Kolcaba menyarankan penggunaan Struktur

Taksonomi dalam melakukan pengkajian untuk pengukuran kenyamanan pada pasien. Berdasarkan Struktur Taksonomi, Kolcaba (1997) mengembangkan suatu instrumen untuk mengukur kenyamanan pasien yaitu General Comfort Questionnaire. Dalam kuisioner tersebut tergambarkan terdapat item-item positif dan negatif dalam beberapa kolom-kolom (Tomey dan Alligood, 2006: 735).Type of Comfort Ease

Relief Physical Context in Which Comfort Occurs

Transcendence

Psychospiritual

Environmental

Social

Tabel 1. Struktur Taksonomi dari Teori Kenyamanan Sumber: Kolcaba dalam Tomey dan Alligood (2006)

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 8

Pada tabel diatas menjelaskan tentang struktur taksonomi dari teori kenyamanan Kolcaba, yang terdiri dari tiga tipe kenyamanan, yaitu relief, ease, dan transcendence; dan meliputi empat konteks kenyamanan, antara lain fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial.

Adapun cara menggunakan tabel ini adalah: 1. Pada kolom relief dituliskan pernyataan tentang kondisi pasien yang membutuhkan tindakan perawatan spesifik dan segera terkait dengan kenyamanan pasien, meliputi empat konteks kenyamanan (fisik,

psikospiritual, lingkungan dan sosial). 2. Pada kolom ease dituliskan pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana kondisi ketentraman dan kepuasan hati pasien yang berkaitan dengan kenyamanan, meliputi empat konteks kenyamanan (fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial). 3. Pada kolom transcendence dituliskan pernyataan tentang bagaimana kondisi pasien dalam mengatasi masalah yang terkait dengan kenyamanan, meliputi empat konteks kenyamanan (fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial).

Selain itu, pengkajian kenyamanan di klinik, perawat dapat juga menggunakan beberapa instrumen yang telah diuji secara empiris, seperti Radiation Therapy Comfort Questionnaire, Visual Analog Scales, Urinary Incontinence and Frequency Comfort Questionnaire, Hospice Comfort Questionnaire, Comfort Behaviors Checklist (Peterson dan Bredow, 2004: 264-268).

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 9

E.

BENTUK LOGIS Kolcaba menyatakan teori kenyamanan meliputi tiga tipe alasan logis: 1. Induction Induksi terjadi setelah terjadi proses generalisasi dari pengamatan terhadap objek yang spesifik (Bishop & Hardin, 2006). Ketika perawat mendalami tentang praktek keperawatan dan keperawatan sebagai disiplin, perawat menjadi familiar dengan konsep implisit atau eksplisit, term, proposisi, dan asumsi yang mendukung praktik keperawatan. Pada akhir 1980, Kolcaba menjabat sebagai kepala unit Alzheimer. Pada saat itu beliau menemukan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan praktek pada perawatan demensia seperti: lingkungan yang mendukung, ketidakmampuan yang berlebih (excess disability), dan fungsi optimal. Ketika beliau mencoba menggambarkan hubungan antara ketiga istilah tersebut, beliau menyadari bahwa ketiganya tidak dapat menggambarkan praktik secara menyeluruh. Menurut beliau, ada bagian yang kurang lengakap dalam keperawatan, yaitu bagaimana perawat mencegah disabilitas dan penilaian apakah intervensi yang diberikan berhasil. Fungsi optimal diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan aktivitas, misalnya menata meja, menyiapkan makanan dan lain-lain. Akan tetapi, istilah ketidakmampuan berlebih tidak mampu mendefinisikan clarity secara menyeluruh. Oleh karena itu, Kolcaba (1) menggolongkan excess disability menjadi disabilitas fisik dan mental, (2) mengenalkan konsep comfort (3) menjelaskan hubungan non-recursive antara comfort dan fungsi optimal. Proses ini menandai langkah awal dari teori comfort Kolcaba dan pemikiran tentang kompleksitas terhadap teori tersebut (Kolcaba, 1992).

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 10

2.

Deduction Deduksi merupakan proses penyimpulan prinsip atau premis yang bersifat general menjadi kesimpulan yang lebih spesifik (Bishop & Hardin, 2006). Tahapan deduktif dari perkembangan teori menghasilkan hubungan comfort dengan konsep lain untuk menghasilkan sebuah teori. Pendapat dari ketiga theorist disertakan dalam teori comfort, oleh karena itu Kolcaba mencari bentuk dasar yang dibutuhkan untuk menyatukan ketiga konsep dasar: relief, ease, dan transcendence. Sesuatu hal yang diinginkan adalah suatu kerangka konsep general yang mampu menjelaskan comfort menjadi istilah yang lebih mudah dipahami dan mengurangi tingkat abstraksinya (Tomey & Alligood, 2010). Teori dari seorang psikolog bernama Henry Murray, dianggap sesuai untuk mendukung teori comfort Kolcaba. Teori Murray menjelaskan tentang human needs, yang diaplikasikan pada pasien yang mendapatkan banyak stimulus dalam kondisi pemberian pelayanan kesehatan yang penuh dengan stressor. Teori Murray menginspirasi pendapat Kolcaba bahwa meskipun comfort diaplikasikan secara spesifik, akan tetapi ketika comfort diberikan kepada pasien secara terus-menerus maka kenyamanan pasien secara keseluruhan dapat ditingkatkan (Tomey & Alligood, 2010). Dalam tahap deduktif ini, Kolcaba memulai dengan abstrak, teori konstruksi umum, dan proses sosiologis dari pengurangan untuk mengurangi keabstrakan dari teori comfort dalam praktek keperawatan.

3.

Retroduction Retroduction digunakan untuk menyeleksi fenomena yang sesuai untuk dikembangkan lebih luas untuk kemudian diuji kembali. Tipe ini diaplikasikan dalam area yang hanya memiliki beberapa teori (Bishop & hardin, 2006). Kolcaba menambahkan konsep integritas institusional dalam middle range theory of comfort.

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 11

Sumber: Kolcaba (1994) dalam Tomey dan Alligood (2006)

Skema diatas merupakan kerangka kerja Kolcaba (1994) yang dikembangkan dari teori Murray, seorang ahli psikologis. Murray menjelaskan bahwa stimulus situation akan mempengaruhi perkembangan manusia. Stimulus situation akan mempengaruhi alpha press yang terdiri dari kekuatan penghambat, kekuatan fasilitasi, dan kekuatan interaksi; dimana ketiga kekuatan tersebut akan membentuk persepsi manusia terhadap kesehatan. Alpha press juga mempengaruhi beta press yang akhirnya juga membentuk persepsi manusia tentang kesehatan (line 1, 2 dan 3). Kolcaba menambahkan line 4 dalam kerangka teori Murray, antara lain: kekuatan penghambat membutuhkan perawatan kesehatan, kekuatan fasilitasi adalah intervensi keperawatan, kekuatan interaksi merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi intervensi keperawatan. Hasil yang diharapkan dari pemberian intervensi keperawatan adalah diperolehnya kenyamanan pasien yang dapat dilihat dari persepsi yang dikemukakan oleh pasien.

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 12

Sumber: Kolcaba (2001) dalam Tomey dan Alligood (2006)

Skema diatas menjelaskan kerangka kerja dari teori Kolcaba yang digunakan dalam penelitian. Dalam kerangka kerjanya tersebut Kolcaba menguraikan tentang teori kenyamanan sebagai berikut: 1. Adanya kebutuhan perawatan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik yang timbul dalam suatu situasi perawatan kesehatan. 2. Kebutuhan kenyamanan tersebut membutuhkan intervensi keperawatan yang membutuhkan komitmen dalam perawatan kenyamanan pasien. 3. Dalam pemberian intervensi kenyamanan akan dipengaruhi oleh variabelvariabel intervensi seperti level dari staf keperawatan, insentif yang diterima oleh perawat, dan patient acuity.

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 13

4.

Tujuan dari pemberian intervensi adalah akan didapatkan kenyamanan pasien. Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya kenyamanan pasien maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan kuesioner yang

dikembangkan dari struktur taksonomi. 5. Kenyamanan pasien akan menentukan perilaku pasien dalam mencari kesehatan (health seeking behaviors of patient), yang ditunjukkan dengan perilaku internal, eksternal ataupun kematian dengan damai. 6. Health seeking behaviors of patient melibatkan institusi yang terintegrasi yang memiliki sistem nilai positif, tujuan yang jelas terkait dengan kenyamanan resipien, perbaikan kesehatan, dan kelangsungan finansial. 7. Hasil akhir yang diharapkan dalam kerangka kerja penelitian ini adalah adanya kepuasan dari resipien yang dilihat dari status fungsional resipien atau Health Seeking Behaviors (HSB) yang lain, dan berdasarkan hasil survey dari perawatan kenyamanan.

F.

KRITIK INTERNAL 1. Kejelasan/ Clarity Kriteria tentang kejelasan sebuah teori dinilai dari bagaimana teori yang disampaikan itu, mudah dipahami oleh pembaca (Barnum,1990 dalam J Peterson). Teori comfort ini secara jelas disampaikan dalam literature dan dapat mudah dibaca dan dipahami oleh sebagian pembaca. Dr. Kolcaba secara jelas menyampaikan perkembangan dan evolusi dari teori comfort melaui program penelitian dan sejumlah publikasi

2.

Consistensy Kriteria konsistensi teori dinilai dari pemeriksaan terhadap definisi dan penggunaan istilah teori tersebut, (Barnum, 1990 dalam J Peterson). Teori comfort ini, memiliki beberapa konsep kunci yang telah diterjemahkan

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 14

melalui literature. Dalam publikasi konsep konsep kunci diterjemahkan secara jelas dan dalam bentuk kesatuan yang utuh.

3.

Adequacy Kriteria adekuat dinilai dari bagaimana teori itu dapat diperhitungkan untuk applikasi yang spesifik (Barnum, 1990). Teori comfort ini dapat diterapkan pada semua populasi,. Ada tiga tipe comfort yaitu : ease, relief, dan transcendence dan konteks yang mungkin terjadi secara fisik,

psikospiritual, sosial, lingkungan) dikaitkan dengan kenyamanan pasien.

4.

Logical development Kriteria dari perkembangan logis menjelaskan tentang alasan dan kesimpulan teori yang ada secara jelas disampaikan. Melalui literatur, dan perkembangan yang sedang berlangsung dari teori comfort Kolcaba ini jelas disampaikan dalam cara yang tepat dan beralasan. Dalam setiap publikasi Dr.Kolcaba menyampaikan teori dan alasan logis untuk mendukung perubahan teori tersebut.

5.

Level of theory development. Untuk mengkaji tingkat perkembangan teori, peneliti membutuhkan proses untuk mengevaluasi teori yang telah digunakan (Barnum, 1990 dalam J. Peterson).

G.

KRITIK EKSTERNAL 1. Reality convergence Kriteria dari konvergensi yang riil dapat dinilai dari penilaian terhadap prinsip, interpretasi, dan metode teori (Barnum, 1990). Kedua konsep dan teori comfort Kolcaba telah mengalami pengaplikasian secara praktis di banyak populasi. Asumsi dan prinsip penting dari teori Kolcaba dapat

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 15

dengan mudah diterapkan di banyak populasi. Pengembangan logis dari teori Kolcaba dapat dengan mudah dapat diikuti. Persepsi Dr Kolcaba terhadap dunia keperawatan mencerminkan pasien, dan keluarga yang drawat secara holistik.

2.

Utility Kriteria dari manfaat suatu teori merujuk pada kegunaan dari teori

keperawatan tersebut pada tatayan pelayanan. Teori comfort dapat diterapkan pada pasien di semua tingkat usia dan di beberapa latar

belakang. Selama proses penelitian dalam rangka desertasi Kolkaba dengan mudah menerapkan di pasien pasien dengan masalah medis di rumah sakit.

3.

Significance (Bermakna) Kriteria bermakna sebuah teori dapat tercapai apabila teori tersebut memiliki kontribusi bagi pengembangan keilmuan keperawatan. Dan jika ilmu tersebut bisa menjadi isu yang penting dalam keperawatan. Kenyamanan pasien merupakan bagian yang mendasar dari perawatan, karena kenyamanan merupakan kriteria hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan tersebut. Teori keperawatan memberikan dasar dari tindakan keperawatan yang berorientasi pada kenyamanan dalam tiga fase : (ease, relief, transcendence) dalam konteks fisik, sosial, psikospiritual, dan

lingkungan dan meningkatkan kenyamanan.

4.

Discrimination Kriteria pembedaan ini dievaluasi dari kemampuan untuk suatu teori keperawatan membedakan dengan profesi kesehatan yang lain Perawat merawat pasien secara holistik dalam empat konteks (fisik, sosial,

psikospiritual, lingkungan) kriteria keberhasilan

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 16

5.

Scope of theory Dalam menilai kriteria cakupan sebuah teori, dilihat apakah teori tersebut itu luas atau terbatas. Teori Kolcaba termasuk teori yang memiliki cakupan yang luas karena teori ini bisa diaplikasikan dalam tingkatan usia dan berbagai latar belakang tatanan pelayanan.

6.

Complexity Kriteria dari kompleksitas memberi kesempatan pada peneliti untuk menjelaskan hubungan antar variabel (Barnum, 1990 dalam Bredow,

Timothy, 2004). Sebagian atau seluruh variabel dalam teori comfort dapat diukur dalam satu waktu. Comfort teori memiliki hubungan yang mendasar antara intervensi keperawatan, kenyamanan pasien, perilaku mencari pertolongan kesehatan, dan intregitas sebagian pelayanan. Sebagian atau seluruh hubungan dapat diuji melalui riset keperawatan.

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 17

BAB III STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. KASUS Tn. XY (40 tahun) dengan diagnosis medis gagal ginjal kronis, mempunyai riwayat tidak menepati perjanjian perawatan tindak lanjut sehingga ia harus dirawat inap. Saat ini klien merasakan nyeri dan belum dapat menerima kondisinya. Klien selalu berkata, hal ini tidak mungkin terjadi padaku, aku selalu menjaga kesehatanku. Perawat menggunakan Taxonomi Structure sebagai panduan dalam pengkajian kondisi ketidaknyamanan mentalnya.

B. APLIKASI TEORI KOLCABA Konteks Nyaman Fisik Relief Ease Transcendence Klien berkata, hal ini tidak mungkin terjadi padaku, aku selalu menjaga kesehatanku Butuh dukungan spiritual dan emosional Klien berkata,aku hanya akan menjadi beban keluargaku. Butuh ketenangan Lingkungan yang familiar

Nyeri kepala Gelisah dan cemas Badan lemah Merasa lemas Cemas Stress Gangguan konsep diri Ruangan bersih dan nyaman Kamar sendiri Ketidakhadir an keluarga Ketidaktahuan tentang prognosis, pengobatan, dan perawatan Lingkungan yang asing Bell di tempat tidur

Psikospiritual

Lingkungan

Sosiokultural

Istri dan anak-anak tidak bisa menemani setiap saat

Butuh dukungan keluarga/ orang dekat Butuh informasi dan konsultasi

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 18

C. TNDAKAN PERAWATAN KENYAMANAN DAN INTERVENSI Tipe Tindakan Perawatan Kenyamanan atau Intervensi Standar Intervensi Kenyamanan

Contoh Monitor tanda-tanda vital Hasil pemeriksaan laboratorium Pengkajian pasien yang komprehensif Program pengobatan dan perawatan Program hemodialisis Tenaga perawat yang kompeten Dukungan emosional Dukungan spiritual (adanya bimbingan spiritual dari tokoh agama) Pendidikan kesehatan Mendengarkan klien Terapi energi (sentuhan, massage) Terapi musik Terapi guided imagery Meluangkan waktu untuk mendengarkan klien Pengaturan jadwal anggota keluarga yang menemani klien Mengorientasikan klien terhadap lingkungan perawatan

Pelatihan/ Bimbingan

Kenyamanan Jiwa

D. PEMBAHASAN Pengkajian perawat pada klien dengan penyakit kronis antara lain riwayat kesehatan saat ini dan masa lalu, tingkat perkembangan, respon klien terhadap pengobatan dan perawatan, dan dukungan keluarga atau orang terdekat serta lingkungan sekitar. Pengkajian riwayat kesehatan meliputi informasi tentang bagaimana klien menjaga dan memelihara kesehatannya baik saat sakit sekarang ataupun masa lalu sebelum sakit, bagaimana klien memahami, bekerja sama, menerima tanggung jawab yang terbatas pada perawatan segera dan jangka panjang. Hal ini termasuk kemampuan dan keterbatasan kognitif, motorik, dan

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 19

psikososial. Dalam konteks kenyamanan Kolcaba, pengkajian diatas termasuk dalam pengkajian fisik (physical) dalam tiga aspek, yaitu relief, ease, dan transcendence. Pengkajian tingkat perkembangan klien penting dilakukan untuk membantu perawat dalam memahami sejauhmana kemampuan klien dalam menerima dan menghadapi masalah kesehatan seseorang. Tingkat perkembangan seseorang akan mempengaruhinya dalam berespon terhadap penyakit dan partisipasinya dalam perawatan dirinya. Pada kasus ini klien mengatakan penyakit tersebut tidak mungkin terjadi pada dirinya karena dia merasa selama ini telah menjaga kesehatannya sebaik mungkin. Selain itu, klien juga berkata akan menjadi beban bagi keluarganya. Maka perawat perlu mengkaji bagaimana konsep diri klien. Konsep diri individu juga dipengaruhi oleh tingkat perkembangan diri individu. Dalam konteks kenyamanan Kolcaba, pengkajian diatas termasuk dalam pengkajian psikososial (physchospiritual) dalam tiga aspek, yaitu relief, ease, dan transcendence. Perawat juga harus melakukan pengkajian respon klien terhadap program pengobatan dan perawatan. Pada kasus ini, penyakit gagal ginjal kronis memerlukan pengobatan dan perawatan teratur selama hidup klien. Hal ini akan menimbulkan kejenuhan pada klien sehingga klien sering tidak menepati janji pengobatan dan perawatannya, karena merasa apa yang dilakukannya akan siasia belaka dan menghabiskan biaya yang besar. Oleh karena itu, pengkajian terhadap respon klien penting untuk dilakukan, karena biasanya sering terjadi respon penolakan terhadap pengobatan dan perawatan. Dalam konteks kenyamanan Kolcaba, pengkajian diatas termasuk dalam pengkajian psikososial (physchospiritual) dalam tiga aspek, yaitu relief, ease, dan transcendence. Berdasarkan kondisi diatas, maka klien sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekatnya agar klien dapat menjalani program pengobatan dan perawatan secara teratur. Pada klien dengan penyakit kronis, pengkajian terhadap dukungan keluarga penting untuk dilakukan. Hal lain yang

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 20

dikaji adalah bagaimana lingkungan sosial klien yang dapat membantu klien dalam menjalani pengobatan dan perawatannya, apakah lingkungannya kondusif bagi klien atau tidak. Dalam konteks kenyamanan Kolcaba, pengkajian diatas termasuk dalam pengkajian sosial (social) dan lingkungan (environmental) dalam tiga aspek, yaitu relief, ease, dan transcendence. Setelah dilakukan pengkajian dan didapatkan masalah ketidaknyamanan klien, maka ada beberapa intervensi yang dapat dilakukan menurut teori comfort dari Katharine Kolcaba, yaitu standard comfort interventions, coaching, dan comfort food for the soul. Pada kasus gagal ginjal ini, intervensi standar (standard comfort interventions) untuk meningkatkan kenyamanan klien adalah memonitor tanda-tanda vital untuk mengetahui kondisi kesehatan klien, melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar elektrolit tubuh karena adanya gangguan proses eliminasi zat-zat metabolik oleh ginjal, melakukan pengkajian pasien yang komprehensif karena kondisi ginjal yang tidak mampu membuat sisa-sisa metabolik akan memberikan dampak terhadap tubuh klien baik fisik, mental dan spiritual, melaksanakan program pengobatan dan perawatan secara teratur, dan melaksanakan program hemodialisis sesuai dengan jadwal. Untuk melaksanakan intervensi tersebut dibutuhkan tenaga perawat yang kompeten. Dalam teori Kolcaba, selain intervensi standar, juga dibutuhkan pelatihan dan bimbingan (coaching) untuk klien dalam membantu meningkatkan kenyamanannya. Pada kasus ini beberapa proses coaching yang bisa direncanakan untuk klien adalah memberikan dukungan emosional seperti membina trust, menunjukan sikap empati, menghormati dan menghargai pendapat klien; memberikan dukungan spiritual misalnya dengan mengajarkan klien berdoa, memfasilitasi klien untuk beribadah, ataupun mendatangkan tokoh agama sesuai dengan agama klien yang dapat memberikan nasihat/siraman rohani pada klien; memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien, prognosis, program pengobatan dan perawatan sehingga diharapkan klien dapat

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 21

mengerti dan memahami kondisinya sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam perawatannya; dan meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan klien. Terakhir, intervensi kenyamanan Kolcaba adalah intervensi untuk meningkatkan kenyamanan jiwa klien (comfort food for the soul). Beberapa intervensi yang dapat dilaksanakan pada kasus ini adalah melakukan terapi energi seperti memberikan sentuhan, melakukan massage pada tubuh klien akan memberikan rasa rileks dan kenyamanan pada klien; melakukan terapi musik dan terapi guided imagery untuk memberikan relaksasi pada klien dan mengalihkan perhatian dari nyeri yang dirasakannya; meluangkan waktu untuk mendengarkan klien; pengaturan jadwal anggota keluarga yang menemani klien sehingga klien tidak merasa sendirian selama dirawat; dan mengorientasikan klien terhadap lingkungan perawatan dengan tujuan agar klien mengenal perawat dan lingkungan sekitarnya dan merasa tidak asing dengan tempat perawatannya.

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 22

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN 1. Menurut Kolcaba kebutuhan keperawatan kesehatan adalah kebutuhan tentang kenyamanan dan peningkatan dari kondisi penuh tekanan dalam situasi perawat kesehatan. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan kebutuhan lingkungan yang memfasilitasinya. Kolcaba

mengemukakan teori Comfort dengan membagi 3 tipe comfort yaitu: reliefe, ease, dan transcendence. 2. Komponen-komponen yang berhubungan dalamn konsep teori Comfort ini diantaranya Health care needs, comfort measure, intervening variable, HSBs (perilaku mencari kesehatan).

B. SARAN Teori Comfort dari Katharine Kolcaba ini tidak bisa digunakan dalam semua area keperawatan, maka sebelum diterapkan sebaiknya harus ditelaah kembali dan disesuaikan dengan kondisi keperawatan yang ada. Contohnya dalam kondisi khusus seperti bayi, demensia, penurunan kesadaran, gangguan mental, gangguan panca indera, dan dalam kondisi kegawatdaruratan.

Middle Range Theory: Katharine Kolcaba

Page 23