Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
81
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis akan mengemukakan hasil-hasil perhitungan dari
pengolahan data sebagaimana adanya, sesuai dengan data hasil penelitian yang
penulis laksanakan. Pengolahan dan analisis data dilakukan sesuai dengan
langkah-langkah yang telah dikemukakan dalam Bab III.
1. Gambaran Umum Hasil Penelitian
Berikut ini akan digambarkan secara detail tentang masing-masing
variabel penelitian.
a. Motivasi olahraga
Untuk mengukur baik tidaknya motivasi olahraga Siswa SMA Negeri
Cahaya Madani Banten yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat
menghitung persentase ketercapaian skor yang diperoleh seluruh responden. Dari
44 pernyataan yang diajukan, setiap pernyataan memiliki bobot maksimal sebesar
5 maka dengan jumlah responden 50 orang total skor ideal variabel motivasi
olahraga adalah 11000. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa jumlah skor
variabel motivasi olahraga adalah 8020. Dengan menggunakan rumus
sebagaimana telah dikemukakan pada bab III, maka persentase skor ketercapaian
variabel adalah sebesar 72,91%. Hal ini berarti bahwa motivasi olahraga siswa
SMA Negeri Cahaya Madani Banten termasuk pada kategori tinggi/baik.
81
82
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, motivasi olahraga dalam hal
ini diukur/dikategorikan berdasarkan 15 indikator yakni 1) memelihara kesehatan;
2) mengisi waktu luang; 3) kebutuhan pekerjaan; 4) bersenang-senang; 5)
melepaskan ketegangan psikis; 6) hubungan dengan orang lain; 7) kebanggaan
kelompok/team; 8) prestasi; 9) penghargaan; 10) hobi olahraga; 11) nilai olahraga;
12) hadiah; 13) bentuk tubuh; 14) kegembiraan; 15) prestise.
Secara umum, gambaran umum variabel motivasi olahraga siswa SMA
Negeri Cahaya Madani Banten yang menjadi sampel dalam penelitian ini
berdasarkan masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Persentase Ketercapaian Skor Motivasi olahraga berdasarkan masing-masing Indikator
Indikator Skor Total
Skor Ideal
% Ketercapaian
Keterangan
Memelihara kesehatan 1244 1750 71.09 Baik/Tinggi Mengisi waktu luang 356 500 71.20 Baik/Tinggi Kebutuhan pekerjaan 585 750 78.00 Baik/Tinggi Bersenang-senang 152 250 60.80 Baik/Tinggi Melepaskan ketegangan psikis 955 1250 76.40 Baik/Tinggi Hubungan dengan orang lain 953 1250 76.24 Baik/Tinggi Kebanggaan kelompok/team 318 500 63.60 Baik/Tinggi Prestasi 152 250 60.80 Baik/Tinggi Penghargaan 370 500 74.00 Baik/Tinggi Hobi Olahraga 578 750 77.07 Baik/Tinggi Nilai Olahraga 358 500 71.60 Baik/Tinggi Hadiah 510 750 68.00 Baik/Tinggi Bentuk tubuh 959 1250 76.72 Baik/Tinggi Kegembiraan 352 500 70.40 Baik/Tinggi Prestise 178 250 71.20 Baik/Tinggi
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, tampak bahwa motivasi olahraga siswa
SMA Negeri Cahaya Madani Banten lebih banyak didominasi oleh faktor
penghargaan yang diharapkan para siswa baik secara moril (empati yang didapat)
maupun materil (piagam penghargaan) yakni sebesar 74
atas, tampak pula bahwa
siswa sebagai motivator dalam melakukan
prestasi (60,80%). Artinya,
bukan karena siswa memang suka berolah raga ataupun karena ingin mendapatkan
prestasi puncak.
Perbandingan skor persentase ketercapaian
masing-masing indikator
Perbandingan Persentase Ketercapaian
b. Kemampuan gerak dasar
Kemampuan gerak dasar
diperoleh siswa dari hasil pengukuran berdasarkan pada kemampuan melakukan
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
Indikator
1
Indikator
2
71.09 71.20
Pe
rse
nta
se K
ete
rca
pa
ian
diharapkan para siswa baik secara moril (empati yang didapat)
maupun materil (piagam penghargaan) yakni sebesar 74,0%. Berdasarkan tabel di
atas, tampak pula bahwa faktor yang tidak terlalu menjadi pertimbangan para
siswa sebagai motivator dalam melakukan olahraga adalah bersenang
. Artinya, motivasi olahraga yang dimiliki para siswa umumnya
bukan karena siswa memang suka berolah raga ataupun karena ingin mendapatkan
Perbandingan skor persentase ketercapaian motivasi olahraga
indikator dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1 Perbandingan Persentase Ketercapaian Motivasi olahraga berdasarkan
masing-masing Indikator
Kemampuan gerak dasar
Kemampuan gerak dasar dalam penelitian ini merupakan skor total yang
diperoleh siswa dari hasil pengukuran berdasarkan pada kemampuan melakukan
Indikator
2
Indikator
3
Indikator
4
Indikator
5
Indikator
6
Indikator
7
Indikator
8
Indikator
9
Indikator
10
Indikator
11
Indikator
12
Indikator
71.20
78.00
60.80
76.40 76.24
63.6060.80
74.0077.07
71.60
68.00
76.72
83
diharapkan para siswa baik secara moril (empati yang didapat)
. Berdasarkan tabel di
faktor yang tidak terlalu menjadi pertimbangan para
olahraga adalah bersenang-senang dan
motivasi olahraga yang dimiliki para siswa umumnya
bukan karena siswa memang suka berolah raga ataupun karena ingin mendapatkan
ivasi olahraga berdasarkan
berikut ini.
berdasarkan
merupakan skor total yang
diperoleh siswa dari hasil pengukuran berdasarkan pada kemampuan melakukan
Indikator
13
Indikator
14
Indikator
15
76.72
70.40 71.20
84
bermacam-macam gerakan dasar, yaitu Basket Ball Throw, Dash (lari cepat), Wall
Pass, Standing Broad Jump.
Adapun data hasil penelitian tentang kemampuan gerak dasar yang
dimiliki para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebagaimana
ditunjukkan tabel berikut.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian
Variabel Kemampuan Gerak Dasar Masing-masing Indikator
Indikator Rata-rata St. Deviasi Nilai
Tertinggi Nilai
Terendah Basket Ball Throw – cm 986.48 517.09 2260.00 480.00 Dash (Lari Cepat) – m 22.71 4.92 36.40 16.70 Wall Pass – f 37.50 9.56 54.00 17.00 Standing Broad Jump – cm 165.06 48.17 245.00 22.00
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa rata-rata kemampuan basket ball
thraw para siswa adalah 986,48cm dengan standar deviasi/simpangan yang cukup
besar sebesar 517,09 dimana skor tertinggi adalah 2260cm sedangkan skor
terendah adalah 480cm.
Rata-rata kemampuan dash (lari cepat) para siswa SMA Negeri Cahaya
Madani Banten adalah 22,71 meter dengan standar deviasi/simpangan sebesar
4,92 dimana skor tertinggi adalah 36,4 meter sedangkan skor terendah adalah 16,7
meter.
Rata-rata kemampuan wall pass yang dimiliki para siswa SMA Negeri
Cahaya Madani Banten adalah 37,5 kali dengan standar deviasi/simpangan
sebesar 9,56 dimana wall pass yang paling banyak dapat dilakukan adalah
sebanyak 54 kali sedangkan yang paling sedikit adalah sebanyak 17 kali.
85
Terakhir, rata-rata kemampuan standing broad jump yang dapat dilakukan
para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah 165,06 cm dengan standar
deviasi/simpangan sebesar 48,17 dimana skor tertinggi adalah 245 cm sedangkan
skor terendah adalah 22 cm.
Skor-skor hasil pengukuran keempat indikator tersebut selanjutnya diubah
ke dalam bentuk t skor untuk kemudian dihitung total skor kemampuan gerak
dasar berdasarkan Test Scott Motor Ability dengan rumus:
TSMA = 0,7BBT + 2Dash + 1WP + 0,5SBJ.
Hasil total skor Test Scott Motor Ability adalah sebagaimana ditunjukkan
tabel berikut.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian
Variabel Kemampuan Gerak Dasar
Indikator Rata-rata
Nilai Rata-rata 209,62
St. Deviasi 33,12
Nilai Tertinggi 301,20
Nilai Terendah 162,73
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa rata-rata hasil test scott motor
ability (kemampuan gerak dasar) yang dimiliki para siswa adalah sebesar 209,62
dengan standar deviasi/simpangan sebesar 33,12 dimana skor tertinggi adalah
301,20 sedangkan skor terendah adalah 162,73.
86
Rincian secara detail terkait klasifikasi kemampuan gerak dasar para siswa
SMA Negeri Cahaya Madani Banten berdasarkan panduan acuan normatif dapat
dilihat dari tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Klasifikasi Kemampuan Gerak Dasar Siswa
Klasifikasi Rentang Interval f %
Rendah < 209 30 60
Sedang 209 – 255 15 30
Tinggi > 255 5 10
TOTAL 50 100
Pada tabel di atas, tampak bahwa dari 50 orang siswa SMA Negeri Cahaya
Madani yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, 30 orang diantaranya atau
60% dari total responden memiliki kemampuan gerak dasar yang termasuk pada
kategori rendah berdasarkan patokan acuan normatif kelompok dengan skor
kurang dari 209. 15 orang lainnya atau 30% dari total responden memiliki
kemampuan gerak dasar yang termasuk pada kategori sedang berdasarkan patokan
acuan normatif kelompok dengan skor antara 209 - 225. Sedangkan sisanya
sebanyak 5 orang atau 10% dari total responden memiliki kemampuan gerak dasar
yang termasuk pada kategori tinggi berdasarkan patokan acuan normatif
kelompok dengan skor lebih dari 255.
Perbandingan lebih jelas antara jumlah siswa yang memiliki kemampuan
gerak dasar dengan kategori rendah, sedang dan tinggi berdasarkan patokan acuan
normatif kelompok tampak pada gambar berikut.
Perbandingan
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa
normatif kelompok, jumlah siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar dengan
kategori rendah masih sangat mendominasi dibanding siswa yang memiliki
kemampuan gerak dasar de
Sebagaimana telah
berdasarkan empat indikator yakni
4) standing broad jump
kemampuan gerak dasar siswa dengan berpatokan pada fungsi
Ability setelah data diubah ke dalam bentuk t skor adalah sebagaimana
ditunjukkan tabel 4.5 berikut.
0
5
10
15
20
25
30
< 209 (Rendah)
Jum
lah
Sis
wa
Gambar 4.2 Perbandingan Klasifikasi Kemampuan Gerak Dasar Siswa
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa berdasarkan patokan acuan
normatif kelompok, jumlah siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar dengan
kategori rendah masih sangat mendominasi dibanding siswa yang memiliki
kemampuan gerak dasar dengan kategori sedang atau rendah.
Sebagaimana telah di awal, kemampuan gerak dasar siswa diukur
berdasarkan empat indikator yakni 1) basket ball throw; 2) dash; 3
standing broad jump. Kontribusi masing-masing indikator tersebut terhadap
kemampuan gerak dasar siswa dengan berpatokan pada fungsi test Scott Motor
setelah data diubah ke dalam bentuk t skor adalah sebagaimana
ditunjukkan tabel 4.5 berikut.
< 209 (Rendah) 209 - 255 (Sedang) > 255 (Tinggi)
30
15
5
Kemampuan Gerak Dasar
87
Klasifikasi Kemampuan Gerak Dasar Siswa
berdasarkan patokan acuan
normatif kelompok, jumlah siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar dengan
kategori rendah masih sangat mendominasi dibanding siswa yang memiliki
di awal, kemampuan gerak dasar siswa diukur
3) wall pass; dan
masing indikator tersebut terhadap
test Scott Motor
setelah data diubah ke dalam bentuk t skor adalah sebagaimana
Kontribusi Masing
Indikator
Basket Ball thrawDash Wall pass Standing broad jump
Test Scott Motor Ability
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kemampuan gerak dasar siswa
yang diukur berdasarkan fungsi
kemampuan dash yakni 47,56%. Urutan kedua setelah
yakni 23,85%, selanjutnya
atau paling kurang dikuasai siswa dalam kemampuan gerak dasar adalah
broad jump dengan persentase kontribusi sebesar 11,93%.
Perbandingan skor persentase kontribusi masing
terhadap kemampuan gerak dasar siswa dapat dilihat pada gambar berikut.
Perbandingan Persentase
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
Basket Ball
thraw
Pe
rse
nta
se K
on
trib
usi
Tabel 4.5 asing-masing Indikator terhadap Kemampuan Gerak Dasar
Indikator Rata-rata
Skor KontribusiBasket Ball thraw 34,93 16
99,69 4750,00 23
Standing broad jump 25,00 11Test Scott Motor Ability 209,62 100
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kemampuan gerak dasar siswa
yang diukur berdasarkan fungsi test scott motor ability lebih didominasi oleh
yakni 47,56%. Urutan kedua setelah dash adalah
yakni 23,85%, selanjutnya basket ball thraw sebesar 16,67%, dan yang terakhir
atau paling kurang dikuasai siswa dalam kemampuan gerak dasar adalah
dengan persentase kontribusi sebesar 11,93%.
Perbandingan skor persentase kontribusi masing-masing indikator
n gerak dasar siswa dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.3 Perbandingan Persentase Kontribusi Masing-masing Indikator terhadap
Kemampuan Gerak Dasar
Basket Ball
thraw
Dash Wall pass Standing
broad jump
16.67%
47.56%
23.85%
11.93%
88
masing Indikator terhadap Kemampuan Gerak Dasar
% Kontribusi
16,67 47,56 23,85 11,93 100
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kemampuan gerak dasar siswa
lebih didominasi oleh
adalah wall pass
sebesar 16,67%, dan yang terakhir
atau paling kurang dikuasai siswa dalam kemampuan gerak dasar adalah standing
masing indikator
n gerak dasar siswa dapat dilihat pada gambar berikut.
masing Indikator terhadap
Standing
broad jump
11.93%
89
c. Penguasaan Keterampilan Bolabasket
Keterampilan bola basket dalam penelitian ini merupakan skor total yang
diperoleh siswa dari hasil pengukuran berdasarkan pada kemampuan teknik dasar
bola basket yakni passing, shooting, dan dribbling masing-masing selama 30
detik.
Adapun data hasil penelitian tentang penguasaan keterampilan bola basket
yang dimiliki para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah
sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian
Variabel Penguasaan Keterampilan Bola Basket Masing-masing Indikator
Indikator Rata-rata St. Deviasi Skor Tertinggi
Skor Terendah
Passing 13,18 6,83 29 0 Shooting 9,14 3,52 15 2 Dribbling 7,18 4,97 15 0
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa rata-rata kemampuan passing
dalam permainan bola basket yang dimiliki para siswa SMA Negeri Cahaya
Madani Banten adalah 13,18 dengan standar deviasi/simpangan sebesar 6,83
dimana skor tertinggi adalah 29 sedangkan skor terendah adalah 0.
Rata-rata kemampuan shooting dalam permainan bola basket yang dimiliki
para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah 9,14 dengan standar
deviasi/simpangan sebesar 3,52 dimana skor tertinggi adalah 15 sedangkan skor
terendah adalah 2.
Adapun rata-rata kemampuan dribbling dalam permainan bola basket yang
dimiliki para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah 7,18 dengan
90
standar deviasi/simpangan sebesar 4,97 dimana skor tertinggi adalah 15
sedangkan skor terendah adalah 0.
Skor-skor hasil pengukuran ketiga indikator tersebut selanjutnya diubah ke
dalam bentuk t skor untuk kemudian dihitung total skor penguasaan keterampilan
bola basket secara umum. Hasil total skor penguasaan keterampilan bola basket
para siswa SMA Negeri Cahaya Madani adalah sebagaimana ditunjukkan tabel
berikut.
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian Variabel Penguasaan Keterampilan Bola Basket
Indikator Rata-rata
Nilai Rata-rata 150,0
St. Deviasi 14,40
Nilai Tertinggi 181,60
Nilai Terendah 120,70
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa rata-rata hasil penguasaan
keterampilan bola basket yang dimiliki para siswa adalah sebesar 150,0 dengan
standar deviasi/simpangan sebesar 14,40 dimana skor tertinggi adalah 181,60
sedangkan skor terendah adalah 120,70.
Rincian secara detail terkait klasifikasi penguasaan keterampilan bola
basket para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten berdasarkan panduan
acuan normatif dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut.
91
Tabel 4.8 Klasifikasi Penguasaan Keterampilan Bola Basket
Klasifikasi Rentang Interval f %
Rendah < 142 13 26,0
Sedang 142 – 161 25 24,0
Tinggi > 161 12 50,0
TOTAL 50 100
Pada tabel di atas, tampak bahwa dari 50 orang siswa SMA Negeri Cahaya
Madani yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, 13 orang diantaranya atau
26% dari total responden memiliki penguasaan keterampilan bola basket yang
termasuk pada kategori rendah berdasarkan patokan acuan normatif kelompok
dengan skor kurang dari 142. 25 orang lainnya atau 50% dari total responden
memiliki penguasaan keterampilan bola basket yang termasuk pada kategori
sedang berdasarkan patokan acuan normatif kelompok dengan skor antara 142 -
161. Sedangkan sisanya sebanyak 12 orang atau 24% dari total responden
memiliki penguasaan keterampilan bola basket yang termasuk pada kategori
tinggi berdasarkan patokan acuan normatif kelompok dengan skor lebih dari 161.
Perbandingan lebih jelas antara jumlah siswa yang memiliki penguasaan
keterampilan bola basket dengan kategori rendah, sedang dan tinggi berdasarkan
patokan acuan normatif kelompok tampak pada gambar berikut.
Perbandingan
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa
normatif kelompok, jumlah siswa yang memiliki
basket dengan kategori
memiliki penguasaan keterampilan bola basket
tinggi.
Sebagaimana telah
berdasarkan tiga indikator yakni
Kontribusi masing-masing indikator tersebut terhadap keterampilan bola basket
siswa berdasarkan rata
adalah sebagaimana ditunjukkan tabel 4.9 berikut.
0
5
10
15
20
25
< 142 (Rendah)
Jum
lah
Sis
wa
Gambar 4.4 Perbandingan Klasifikasi Penguasaan Keterampilan Bola Basket
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa berdasarkan patokan acuan
normatif kelompok, jumlah siswa yang memiliki penguasaan keterampilan bola
dengan kategori sedang cukup mendominasi dibanding siswa yang
penguasaan keterampilan bola basket dengan kategori
Sebagaimana telah di awal, keterampilan bola basket siswa diukur
berdasarkan tiga indikator yakni 1) passing; 2) shooting; dan 3
masing indikator tersebut terhadap keterampilan bola basket
siswa berdasarkan rata-rata skor mentah yang dihasilkan masing-masing indikator
adalah sebagaimana ditunjukkan tabel 4.9 berikut.
< 142 (Rendah) 142 - 161 (Sedang) > 161 (Tinggi)
13
25
12
Penguasaan Keterampilan Bola Basket
92
Penguasaan Keterampilan Bola Basket
berdasarkan patokan acuan
penguasaan keterampilan bola
mendominasi dibanding siswa yang
dengan kategori rendah atau
di awal, keterampilan bola basket siswa diukur
dan 3) dribbling.
masing indikator tersebut terhadap keterampilan bola basket
masing indikator
Kontribusi Masing
Indikator
Passing Shooting Dribbling
Keterampilan Bola Basket
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa keterampilan bola basket siswa
yang diukur berdasarkan tiga indikator utama keterampilan bola basket lebih
didominasi oleh kemampuan
adalah shooting yakni 30,98%, da
siswa dalam keterampilan bola basket adalah
kontribusi sebesar 24,34%.
Perbandingan skor persentase kontribusi masing
terhadap keterampilan bola basket siswa dapat di
Perbandingan Persentase
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
Pe
rse
nta
se K
on
trib
usi
Tabel 4.9 Kontribusi Masing-masing Indikator terhadap Keterampilan Bola Bakset
Indikator Rata-rata
Skor Kontribusi13,18 449,14 307,18 24
Keterampilan Bola Basket 29,50 100
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa keterampilan bola basket siswa
yang diukur berdasarkan tiga indikator utama keterampilan bola basket lebih
didominasi oleh kemampuan passing yakni 44,68%. Urutan kedua setelah
yakni 30,98%, dan yang terakhir atau paling kurang dikuasai
siswa dalam keterampilan bola basket adalah dribbling dengan persentase
kontribusi sebesar 24,34%.
Perbandingan skor persentase kontribusi masing-masing indikator
terhadap keterampilan bola basket siswa dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.5 Perbandingan Persentase Kontribusi Masing-masing Indikator terhadap
Keterampilan Bola Basket
Passing Shooting Dribling
44.68%
30.98%
24.34%
93
masing Indikator terhadap Keterampilan Bola Bakset
% Kontribusi
44,68 30,98 24,34 100
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa keterampilan bola basket siswa
yang diukur berdasarkan tiga indikator utama keterampilan bola basket lebih
yakni 44,68%. Urutan kedua setelah passing
n yang terakhir atau paling kurang dikuasai
dengan persentase
masing indikator
lihat pada gambar berikut.
masing Indikator terhadap
94
2. Analisis Data Hasil Penelitian
a. Uji Normalitas Data
Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal
(data tersebar secara normal). Distribusi data dikatakan tersebar secara normal
apabila nilai sig > α. Sebaliknya, data dikatakan tidak tersebar secara normal
apabila nilai sig < α.
Berdasarkan pengolahan data dengan bantuan SPSS (Statistical Product
and service sollution) yang dilakukan dengan menggunakan rumus One–Sample
Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil bahwa semua data dalam penelitian ini
adalah normal. Sebab, nilai signifikansi masing-masing variabel yakni motivasi
olahraga (X1) sebesar 0,389, kemampuan gerak dasar (X2) sebesar 0,156, dan
penguasaan keterampilan bola basket (Y) sebesar 0,884. Dengan demikian, karena
signifikansi semua variabel > α (0,05) maka data semua variabel dapat dikatakan
berdistribusi normal sehingga layak untuk dianalisis dengan menggunakan
statistik parametrik yaitu analisis regresi. Hasil pengujian data yang dilakukan
dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov sebagaimana telah diuraikan di atas
dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas dengan One- Sample Kolmogorov – Smirnov
Variabel Signifikansi Keterangan
Motivasi olahraga (X1)
0,389
Normal
Kemampuan gerak dasar (X2)
0,156 Normal
Penguasaan keterampilan bola basket (Y)
0,884 Normal
95
b. Hasil Estimasi Regresi Sederhana
Analisis dalam model penelitian ini terdiri dari model regresi linear
sederhana dan model regresi berganda. Analisis regresi sederhana digunakan
untuk mengetahui kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat
secara masing-masing/parsial. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui besarnya
pengaruh motivasi olahraga dan kemampuan gerak dasar secara parsial terhadap
penguasaan keterampilan bola basket Siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten .
Hasil analisis regresi sederhana atas dua variabel independen terhadap
variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1) Koefisien Korelasi antar Variabel-variabel X dengan variabel Y
Berdasarkan hasil analisis, diketahui koefisien korelasi antar variabel-
variabel independent (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y), adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.11 Koefisien Korelasi antar Variabel-Variabel X dengan Variabel Y
Variabel Koef. Korelasi Nilai Sign. Keterangan X1 – Y 0,575 0,000 Signifikan X2 – Y 0,639 0,000 Signifikan
Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hubungan variabel X1 dan X2
dengan variabel Y signifikan pada alpha = 0.05 karena nilai signifikansi dari
masing-masing variabel masih lebih kecil dari 0.05.
Variabel X1 (motivasi olahraga) memiliki hubungan yang positif dan
signifikan dengan variabel Y (Penguasaan keterampilan bola basket) dengan
koefisien 0,575 sehingga termasuk pada kategori sangat cukup. Adapun variabel
96
X2 (kemampuan gerak dasar) juga memiliki hubungan yang positif dan signifikan
dengan variabel Y (Penguasaan keterampilan bola basket) dimana koefisiennya
adalah sebesar 0,639 sehingga termasuk pada kategori kuat/tinggi.
2) Model-model Persamaan Regresi Sederhana
Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil analisis statistik atas model
regresi menghasilkan persamaan-persamaan regresi sederhana sebagaimana
ditunjukkan tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12
Nilai Penduga Koefesien Regresi
Model Variabel Koef. b thitung Sign R2 Fhitung Sign.
I (Constant) 84,646
0,331 23,698 0,000 X1 0,517 4,868 0,000
II (Constant) 91,724
0,409 33,183 0,000 X2 0,278 5,760 0,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat persamaan-persamaan regresi linear
sederhana untuk masing-masing variabel bebas sebagai berikut:
Y = 84,646 + 0,517X1 R2 = 0,331
Y = 91,724 + 0,278X2 R2 = 0,409
Pada model persamaan regresi yang pertama, tampak bahwa nilai
konstanta sebesar 84,646 menunjukkan bahwa jika diasumsikan tidak ada variabel
X1 yang mempengaruhi, maka penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA
Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebesar 84,646. Koefisien 0,517 pada X1
menunjukkan bahwa apabila motivasi olahraga para siswa meningkat sebesar satu
satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket akan meningkat sebesar 0,517
97
poin dengan koefisien determinasi/derajat keberpengaruhan sebesar 0,331 atau
33,1%.
Uji hipotesis atas model regresi yang dihasilkan dilakukan dengan uji F
yang diperoleh melalui tabel anova. Pada tabel 4.9 di atas tampak bahwa nilai
Fhitung dari model regresi pertama atas variabel X1 lebih besar dari Ftabel pada alpha
0,05 dan dk1 = 1, dk2 = 48 sebesar 4,043. Selain itu nilai signifikansinya lebih
kecil dari pada alpha 0,05. Dapat disimpulkan koefisien regresi signifikan dan
model regresi tersebut layak dijadikan sebagai alat prediksi variabel Y. Dengan
kata lain motivasi olahraga benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap
penguasaan keterampilan bola basket Siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten.
Dari perhitungan koefisien arah regresi diperoleh nilai thitung sebesar 4,868,
dengan dk 48 pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,011. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa angka thitung (4,868) lebih besar daripada ttabel
(2,011). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien arah regresi
signifikan. Hal ini juga menunjukkan bahwa penguasaan keterampilan bola basket
(Y) tergantung pada motivasi olahraga (X).
Model persamaan regresi variabel motivasi olahraga atas penguasaan
keterampilan bola basket juga dapat ditunjukkan melalui gambar interaktif model
regresi sebagai berikut.
98
Gambar 4.6
Gambar Interaktif Model Regresi Variabel X1 atas variabel Y
Selanjutnya, pada model persamaan regresi yang kedua, tampak bahwa
nilai konstanta sebesar 91,724 menunjukkan bahwa jika diasumsikan tidak ada
variabel X2 yang mempengaruhi, maka penguasaan keterampilan bola basket
siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebesar 91,724. Koefisien
0,278 pada X2 menunjukkan bahwa apabila kemampuan gerak dasar para siswa
meningkat sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket juga
akan meningkat sebesar 0,278 poin dengan koefisien determinasi/derajat
keberpengaruhan sebesar 0,409 atau 40,9%.
Uji hipotesis atas model regresi yang dihasilkan dilakukan dengan uji F
yang diperoleh melalui tabel anova. Pada tabel 4.9 di atas tampak bahwa nilai
Fhitung dari model regresi kedua di atas lebih besar dari Ftabel (33,183 > 4,043).
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi signifikan dan
model regresi tersebut layak dijadikan sebagai alat prediksi variabel Y. Dengan
kata lain kemampuan gerak dasar benar-benar berpengaruh secara signifikan
Dot/Lines show Means
110.00 120.00 130.00 140.00 150.00 160.00
Motivasi Olahraga
120.00
140.00
160.00
180.00
Ket
era
mp
ilan
Bo
la B
ask
et
�
�
���
�
�
�
��
�
�
�
�
��
�
�
�
�
�
� �
��
�
�
��
�
�
��
�
�
�
�
�
���
�
�
�
�
�
�
Keterampilan Bola Basket = 84.65 + 0.52 * X1R-Square = 0.33
Linear Regression
99
terhadap penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA Negeri Cahaya Madani
Banten.
Dilihat berdasarkan perhitungan koefisien arah regresi diperoleh nilai thitung
sebesar 5,760 lebih besar dari pada nilai ttabel sebesar 2,011. Dengan demikian
maka koefisien arah regresi pada variabel X2 juga signifikan. Hal ini juga
menunjukkan bahwa penguasaan keterampilan bola basket (Y) tergantung pada
kemampuan gerak dasar (X2).
Model persamaan regresi variabel kemampuan gerak dasar atas
penguasaan keterampilan bola basket juga dapat ditunjukkan melalui gambar
interaktif model regresi berikut ini.
Gambar 4.7
Gambar Interaktif Model Regresi Variabel X2 atas variabel Y
c. Hasil Estimasi Regresi Berganda
Selain regresi sederhana, Analisis data dalam penelitian ini juga
menggunakan model regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk
Dot/Lines show Means
160.00 200.00 240.00 280.00
Kemampuan Gerak Dasar
120.00
140.00
160.00
180.00
Ket
era
mpi
lan
Bo
la B
aske
t
�
�
� �
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
��
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
��
�
Keterampilan Bola Basket = 91.72 + 0.28 * X2R-Square = 0.41
Linear Regression
100
mengetahui kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara
bersama-sama. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui besarnya pengaruh
motivasi olahraga dan kemampuan gerak dasar terhadap penguasaan keterampilan
bola basket Siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten .
Hasil analisis regresi atas dua variabel independen terhadap variabel
dependen dalam penelitian ini adalah sebagaimana akan diuraikan berikut ini.
1) Koefisien Korelasi Variabel-variabel X dengan variabel Y
Dalam hal ini, koefisien korelasi yang dimaksud adalah hubungan antara
semua variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) sebagai berikut:
Tabel 4.13
Koefisien Korelasi Ganda antar Variabel-variabel X dengan Variabel Y
Model Koef. Korelasi 1 0,745
Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa koefisien korelasi dari semua
variabel bebas (X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah sebesar 0,745.
Dengan koefisien korelasi sebesar itu, maka kita dapat menyimpulkan bahwa
hubungan antara kedua variabel bebas yang diteliti yakni variabel motivasi
olahraga (X1) dan kemampuan gerak dasar (X2) terhadap variabel penguasaan
keterampilan bola basket (Y) termasuk pada kategori kuat/tinggi.
2) Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah derajat
keberpengaruhan variabel-variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat
101
(Y). Hasil uji koefisien determinasi dalam model persamaan regresi ini adalah
sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi antara Variabel-variabel X dengan Variabel Y
Model Adjusted R2
1 0,555 Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa Nilai adjusted R2 adalah sebesar
0,555. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien determinasi (derajat
keberpengaruhan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen adalah
sebesar 55,5%. Dengan kata lain, hal ini berarti besarnya sumbangan variabel
independen (motivasi olahraga dan kemampuan gerak dasar) terhadap variabel Y
adalah sebesar 55,5% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar
44,5%.
3) Model Persamaan Regresi
Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil analisis statistik atas dua
variabel X terhadap variabel Y menghasilkan persamaan regresi sebagaimana
ditunjukkan tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15
Nilai Penduga Koefesien Regresi
Variabel Koefisien Nilai thitung Sig Ket (Constant) 57,979 -
X1 0,365 3,932 0,000 Ho Ditolak
X2 0,219 4,871 0,000 Ho Ditolak
102
Berdasarkan Tabel di atas dapat dibuat persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y = 57,979 + 0,365X1 + 0,219X2 Adjusted R2 = 0,555 R = 0,745
Berdasarkan persamaan regresi yang dihasilkan, nilai konstanta sebesar
57,979 berarti bahwa tanpa adanya motivasi olahraga (X1) dan kemampuan gerak
dasar (X2), penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA Negeri Cahaya
Madani Banten adalah sebesar 57,979. Koefisien 0,365 pada motivasi olahraga
(X1) menunjukkan bahwa apabila motivasi olahraga meningkat sebesar satu
satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket akan meningkat sebesar 0,365.
Artinya, semakin tinggi/baik motivasi olahraga, maka semakin tinggi pula
penguasaan keterampilan bola basket yang domiliki para siswa, begitu pula
sebaliknya.
Selanjutnya, koefisien 0,219 pada kemampuan gerak dasar (X2)
menunjukkan bahwa apabila kemampuan gerak dasar para siswa naik sebesar satu
satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket mereka pun akan meningkat
sebesar 0,219. Artinya, semakin tinggi kemampuan gerak dasar dimiliki seorang
siswa, maka semakin tinggi pula penguasaan mereka terhadap keterampilan bola
basket, begitu pula sebaliknya.
103
4) Uji Signifikansi
a) Uji F
Hasil uji F atas model persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.16 Hasil Uji F
Model Fhitung FTabel Sig. Keterangan
1 29,321 3,195 0,000 Signifikan Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS
Uji hipotesis melalui uji F diperoleh melalui tabel anova. Pada tabel di
atas tampak bahwa nilai F test adalah sebesar 29,321 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.000. Uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan antara F hitung
terhadap F tabel dengan langkah-langkah sebagaimana telah diuraikan pada
bagian sebelumnya. Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa nilai Fhitung sebesar
29,321 > Ftabel sebesar 3,195. Oleh karena itu, maka semua variabel secara
simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan keterampilan
bola basket siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten.
b) Uji t
Hasil pengujian pengaruh masing-masing variabel secara parsial terhadap
penguasaan keterampilan bola basket adalah sebagaimana ditunjukkan tabel
berikut.
104
Tabel 4.17 Hasil Uji t
Variabel Independen Thitung ttabel Sig. Keterangan
Motivasi olahraga (X1) 3,932 2,012 0,000 Signifikan Kemampuan gerak dasar (X2) 4,871 2,012 0,000 Signifikan
sumber : hasil perhitungan dengan SPSS
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa hasil uji t pada variabel motivasi
olahraga (X1) dan variabel kemampuan gerak dasar (X2) signifikan. Hal tersebut
didasarkan pada nilai signifikansi masing-masing variabel yang lebih kecil dari
0,05. Selain itu, nilai thitung pada masing-masing variabel yaitu 3,932 dan 4,871
lebih besar daripada ttabel sebesar 2,012. Dengan demikian, maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Artinya kedua variabel tersebut yakni motivasi olahraga (X1) dan
kemampuan gerak dasar (X2) secara parsial memiliki pengaruh yang sigifikan
terhadap penguasaan keterampilan bola basket.
5) Uji Asumsi Klasik
a) Multikolinieritas
Salah satu alternatif untuk mendeteksi multikolinieritas yaitu melalui
faktor varian inflasi (VIF, Variance Inflation Factor) yang bisa dilihat pada tabel
di berikut.
Tabel 4.18 Nilai VIF & Tolerance
Model Collinearity Statistic
Tolerance VIF I Motivasi olahraga 0,887 1,127
Kemampuan gerak dasar 0,887 1,127 sumber : hasil perhitungan dengan SPSS
105
Hasil pengolahan data menunjukkan nilai VIF untuk variabel X1 (motivasi
olahraga) dan X2 (kemampuan gerak dasar) adalah sebesar 1,127. Karena nilai
VIF dari variabel bebas adalah kecil, yaitu di bawah 5, dengan demikian variabel-
variabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinieritas.
b) Heteroskedastisitas
Hasil pengujian SPSS terkait persoalan heteroskedastis ditunjukkan
melalui gambar berikut:
Gambar 4.8 Scatter Plot
Grafik plot untuk model regresi di atas tidak menunjukkan pola tertentu
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak
mengalami heterokedastisitas.
c) Autokorelasi
Pengujian yang digunakan untuk mengetahui autokorelasi adalah dengan
uji Durbin-Watson. Hasil pengujian Durbin-Watson dengan bantuan SPSS
-2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-2
-1
0
1
2
3
Reg
ress
ion
Sta
nd
ard
ized
Res
idu
al
Dependent Variable: Keterampilan Bola Basket
106
diperoleh nilai Durbin-Watson 1,657. Nilai dU dan dL pada k = 2 dan n = 50
masing-masing adalah 1,63 dan 1,46.
Berdasarkan kriteria penentuan adanya autokorelasi atau tidak dalam
model yang telah dibahas pada bab III, maka nilai dW berada pada rentang dU < dW
< 4 – dU atau (1,63) < 1,657 < (4 – 1,63) � 1,63 < 1,657 < 2,37. Hal ini
menunjukkan bahwa memang tidak ada masalah autokorelasi pada model regresi.
(Santosa, 2005: 241).
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang telah
diperoleh dari lapangan beserta kajian teori yang telah dijelaskan dalam bab II.
Pembahasan dalam penelitian ini bertujuan untuk menerangkan dan
menginterpretasikan hasil penelitian dan tujuan penelitian. Pembahasannya
dilakukan dari dua segi, yaitu hasil deskripsi tiap variabel dan hasil analisis
korelasi antar variabel. Hasil analisis deskripsi tiap variabel menunjukkan bahwa:
Pertama, variabel motivasi olahraga diperoleh skor total 8020 dari skor
ideal 11000. Jadi persentase ketercapaian motivasi olahraga berdasarkan semua
indikator sebesar 72,90%. Ini menunjukkan bahwa motivasi olahraga yang
dimiliki oleh siwa SMA Negeri Cahaya Madani cukup tinggi.
Secara umum variabel motivasi olahraga siswa SMA Negeri Cahaya
Madani Banten yang menjadi sampel dalam penelitian ini berdasarkan masing-
masing indikator sebagai berikut:
107
1) Kebutuhan pekerjaan, dengan persentase ketercapaian 78,00%. Indikator ini
menduduki urutan pertama dari 14 indikator lainnya. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten merasa butuh untuk
berolahraga karena kejenuhan dalam berpikir yang sehari-harinya selalu
berkutat dengan pelajaran-pelajaran yang menuntut untuk berpikir secara
maksimal. Mereka belajar mulai dari jam.07.00 pagi sampai jam 16.00 sore.
Belum lagi pada malam harinya mereka belajar materi keasramaan mulai jam
20.00 sampai jam 21.30. Selebihnya mereka juga harus mengerjakan tugas-
tugas mandiri di asrama. Karena padatnya kegiatan belajar para siswa,
sehingga mereka merasa butuh melakukan kegiatan olahraga. Oleh karena itu
disarankan kepada pihak sekolah agar melengkapi sarana prasarana olahraga
yang ada di SMA Negeri Cahaya Madani Banten.
2) Hobi olahraga, dengan persentase ketercapaian 77,07%. Indikator ini
menduduki urutan ke dua. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar siswa
SMA Negeri Cahaya Madani Banten memiliki hobi berolahraga walaupun
tidak pada satu cabang olahraga saja. Hal ini terjadi karena tuntutan
kebutuhan fisik untuk digerakkan. Karena mereka beranggapan dengan
berolahraga badan menjadi fresh, segar dan menyenangkan. Mereka
cenderung melakukan kegiatan olahraga beregu seperti bermain softball, bola
basket, futsal dan lain sebagainya.
3) Bentuk tubuh, dengan persentase ketercapaian 76,72%. Indikator ini
menduduki urutan ke tiga. Hal ini dipredikasi bahwa siswa SMA Negeri
108
Cahaya Madani Banten sebagian besar perempuan. Sehingga keinginan
bentuk tubuh yang ideal umumnya diharapkan oleh kalangan anak-anak
remaja perempuan.
4) Urutan ke empat indikator melepaskan ketegangan psikis dengan skor
ketercapaian sebesar 76,40%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMA
Negeri Cahaya Madani Banten memang membutuhkan suatu keadaan dan
kondisi lingkungan sekolah yang dapat melepaskan ketegangan psikis, karena
sehari-hari mereka hidup di asrama yang dapat membuat mereka mencapai
titik jenuh. Karena mereka selalu hidup bersama dengan orang yang berada
dalam lingkungan asrama secara terus menerus. Mereka diperbolehkan
bertemu dengan orang tunya satu bulan satu kali pada minggu pertama awal
bulan. Oleh karena itu disarankan kepada pengambil kebijakan sekolah agar
membuat rencana kegiatan yang dapat menghilangkan rasa jenuh para siswa
seperti kegiatan outbond , studi tour, studi lapangan ke pantai dan lain-lain.
5) Kemudian urutan kelima adalah indikator hubungan sosial dengan orang lain
skor ketercapaian sebesar 76,24%. Hal ini menggambarkan bahwa siswa
SMA Negeri Cahaya Madani Banten membutuhkan hubungan komunikasi
dengan orang lain di luar lingkungan asrama. Ini terbukti dengan rutinitas
mereka membuka facebooknya di internet dan mereka berkomunikasi dengan
orang lain lewat facebook. Sering mereka berkomunikasi dengan para
alumninya di facebook, berkomunikasi tentang berbagai hal tentang
perkembangan SMA Negeri Cahaya Madani. Hubungan sosial bagi siswa
SMA Negeri Cahaya Madani Banten menjadi hal penting untuk menambah
109
pengetahuan dan pengalaman baru. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
dalam jurnal Christina M. Frederick, Richard M. Ryan (1993,Vol.16) :
Their results showed that women rated tension release and social factors as top reasons for participation whereas men rated health and fitness most highly as motives for participation. When sex differences were examined in a multivariate framework, it was found that men showed higher competition motives than women, whereas women showed higher social experience and tension release motives than men.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa bagi perempuan faktor-faktor
sosial sebagai alasan utama untuk berpartisipasi dalam olahraga sedangkan
laki-laki nilai kesehatan dan kebubagaran yang paling tinggi sebagai motif
untuk berpartisifasi. Selanjutnya pria menunjukkan motif persaingan lebih
tinggi daripada perempuan, sedangkan perempuan pengalaman sosial dan
motif melepaskan ketegangan lebih tinggi daripada pria.
Lima indikator dari 15 indikator motivasi olahraga, yang dapat penulis
utarakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fisik dan psikis
tidak dapat dipisahkan karena antara kebutuhan yang satu dengan yang lainnya
saling ketergantungan dan saling menopang. Hal ini sejalan dengan pendapat
Maslow (1993:46) yang mengatakan bahwa, “…walaupun suatu kebutuhan telah
terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku, hanya intensitasnya
lebih kecil, karena kebutuhan-kebutuhan manusia saling tergantung dan saling
menopang”.
Ke dua, variabel kemampuan gerak dasar diperoleh skor total dari hasil
Test Scott Motor Ability sebesar 5000. Dengan r hitung sebesar 0,581, sedangkan
r tabel sebesar 0,270. Hal ini menunjukkan bahwa tes tersebut reliabel.
110
Berdasarkan hasil analisis pada variabel kemampuan gerak dasar ditemukan
bahwa:
Indikator dash (lari cepat) memberikan kontribusi yang paling besar pada
kemampuan gerak dasar dengan persentase kontribusi sebesar 47,56%. Hal ini
diprediksi karena indikator ini tidak terlalu kompleks. Komponen kemampuan
geraknya adalah kekuatan dan kecepatan.
Selanjutnya indikator yang kedua adalah wall pass memberikan kontribusi
sebesar 23,85%. Komponen kemampuan gerak pada indikator ini diperlukan
koordinasi antara mata, tangan dan kekuatan otot lengan.
Indikator basket ball thraw memberikan kontribusi sebesar 16,67% pada
kemampuan gerak dasar. Hal ini diprediksi bahwa komponen kemampuan gerak
dasar yang diperlukan pada indikator ini adalah kekuatan, kelentukan,dan explosiv
power . Pada komponen ini, karena mayoritas sampelnya perempuan dan mereka
kurang memiliki kekuatan dan daya ledak otot lengan yang baik. Sehingga hasil
lemparan bola basket tidak terlalu jauh.
Indikator yang terakhir adalah standing broad jump. Indikator ini
memberikan kontribusi sebesar 11,93%. Komponen kemampuan gerak dasar
yang terdapat dalam standing broad jump adalah power otot tungkai, kekuatan
otot tungkai. Indikator ini memberikan kontribusi paling rendah karena sampel
penelitian kebanyakan perempuan dan mereka memiliki power otot tungkai dan
kekuatan otot tungkai yang kurang bagus.
Ke tiga, variabel penguasaan keterampilan bola basket dengan skor total
3750, dengan r hitung sebesar 0,491 sedangkan r tabel 0,270. Hal ini
111
membuktikan bahwa tes tersebut reliabel. Dengan validitas tiap-tiap item tes
sebagai berikut: ( 1) validitas tes passing r = 0,887, (2) validitas tes shooting r =
0,500, dan (3) validitas dribbling r = 0,623. Jadi validitas tes yang digunakan oleh
penulis dikatakan valid.
Berdasarkan hasil deskripsi setiap variabel penelitian tersebut di atas,
menunjukkan bahwa :
a) Pada model persamaan regresi yang pertama, tampak bahwa nilai konstanta
sebesar 84,646 menunjukkan bahwa jika diasumsikan tidak ada variabel X1
yang mempengaruhi, maka penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA
Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebesar 84,646. Koefisien 0,517 pada
X1 menunjukkan bahwa apabila motivasi olahraga para siswa meningkat
sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket akan
meningkat sebesar 0,517 poin dengan koefisien determinasi/derajat
keberpengaruhan sebesar 0,331 atau 33,1%.
Hal ini dapat dilihat melalui persamaan regresi Y = 84,646 + 0,517 X1.
b) Selanjutnya, pada model persamaan regresi yang kedua, tampak bahwa nilai
konstanta sebesar 91,724 menunjukkan bahwa jika diasumsikan tidak ada
variabel X2 yang mempengaruhi, maka penguasaan keterampilan bola basket
siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebesar 91,724. Koefisien
0,278 pada X2 menunjukkan bahwa apabila kemampuan gerak dasar para
siswa meningkat sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola
basket juga akan meningkat sebesar 0,278 poin dengan koefisien
determinasi/derajat keberpengaruhan sebesar 0,409 atau 40,9%.
112
Hal ini dapat dilihat melalui persamaan regresi Y = 91,724 + 0,278X2.
c) Berdasarkan persamaan regresi ganda yang dihasilkan, nilai konstanta
sebesar 57,979 berarti bahwa tanpa adanya motivasi olahraga (X1) dan
kemampuan gerak dasar (X2), penguasaan keterampilan bola basket siswa
SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebesar 57,979. Koefisien 0,365
pada motivasi olahraga (X1) menunjukkan bahwa apabila motivasi olahraga
meningkat sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket
akan meningkat sebesar 0,365. Artinya, semakin tinggi/baik motivasi
olahraga, maka semakin tinggi pula penguasaan keterampilan bola basket
yang domiliki para siswa, begitu pula sebaliknya.
Selanjutnya, koefisien 0,219 pada kemampuan gerak dasar (X2) menunjukkan
bahwa apabila kemampuan gerak dasar para siswa naik sebesar satu satuan,
maka penguasaan keterampilan bola basket mereka pun akan meningkat
sebesar 0,219. Artinya, semakin tinggi kemampuan gerak dasar dimiliki
seorang siswa, maka semakin tinggi pula penguasaan mereka terhadap
keterampilan bola basket, begitu pula sebaliknya.
Hal ini dapat dilihat melalui persamaan regresi ganda sebagai berikut:
Y = 57,979 + 0,365X1 + 0,219X2
Adjusted R2 = 0,555
R = 0,745
1. Pengaruh Motivasi olahraga terhadap Penguasaan Keterampilan Bola Basket
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan ditemukan bahwa nilai
113
Fhitung sebesar 29,321 > Ftabel sebesar 3,195. Oleh karena itu, maka semua variabel
X1 (motivasi olahraga) dan X2 (Kemampuan gerak dasar) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Y (penguasaan keterampilan bola basket). Hal ini
mengindikasikan bahwa penguasaan keterampilan bola basket para siswa
ditentukan oleh tinggi rendahnya motivasi olahraga yang dimiliki para siswa itu
sendiri.
Dengan kata lain baik tidaknya motivasi olahraga akan berpengaruh
terhadap penguasaan keterampilan bola basket. Apabila motivasi olahraga
dipersepsi meningkat ke arah yang positif, maka hal tersebut akan mengkibatkan
penguasaan keterampilan bola basket juga meningkat, sebaliknya apabila motivasi
olahraga dinilai mengalami perubahan ke arah negatif atau jelek maka penguasaan
keterampilan bola basket juga akan mengalami penurunan/kemunduran.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa semua variabel prediktor yang
diteliti mengenai motivasi olahraga mempunyai hubungan positif dan signifikan
dengan penguasaan keterampilan bola basket. Oleh karena itu, untuk mencapai
penguasaan keterampilan bola basket, semua faktor yang berkaitan dengan
penguasaan keterampilan bola basket tersebut harus diperhatikan.
2. Pengaruh Kemampuan Gerak Dasar terhadap Penguasaan Keterampilan
Bola Basket
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan ditemukan bahwa
kemampuan gerak dasar, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
penguasaan keterampilan bola basket. Hal ini mengindikasikan bahwa penguasaan
keterampilan bola basket para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten
114
ditentukan oleh tinggi rendahnya kemampuan gerak dasar yang dimiliki pada
siswa itu sendiri.
Dengan kata lain tinggi rendahnya kemampuan gerak dasar yang dimiliki
para siswa akan berpengaruh terhadap penguasaan keterampilan bola basket.
Apabila kemampuan gerak dasar para siswa meningkat maka hal tersebut akan
mengkibatkan penguasaan keterampilan bola basket juga meningkat, sebaliknya
apabila kemampuan gerak dasar siswa menurun maka penguasaan keterampilan
bola basket juga akan mengalami penurunan/kemunduran.
3. Pengaruh Motivasi Olahraga dan Kemampuan Gerak Dasar terhadap Penguasaan Keterampilan Bola Basket Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan ditemukan bahwa secara
bersama-sama motivasi olahraga dan kemampuan gerak dasar berhubungan
dengan penguasaan keterampilan bola basket. Artinya meningkatnya motivasi
olahraga dan kemampuan gerak dasar diikuti dengan meningkatnya penguasaan
keterampilan bola basket, demikian pula sebaliknya. Sifat hubungan yang
demikian melahirkan pemikiran bahwa penguasaan keterampilan bola basket
dapat ditelusuri, dijelaskan, atau bahkan diramalkan dari motivasi olahraga dan
kemampuan gerak dasarnya. Hal ini dapat dilihat pada persamaan regresi ganda
Y = 57,979 + 0,365X1 + 0,219 X2.
115