13
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 1991 TENTANG USAHA KAWASAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN Menimbang : a. bahwa usaha pengembangan kepariwisataan selain merupakan kegiatan yang strategis ditinjau dari segi perekonomian dan sosial budaya, merupakan pula salah satu upaya pengurusan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab, karena akan dapat berperan mendorong penciptaan lapangan kerja, pengembangan investasi, peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat sehingga memerlukan langkah-langkah kebijaksanaan yang konsepsional dan terarah secara berkelanjutan; b. bahwa upaya penertipan pengusahaan Kawasan Pariwisata di Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dalam rangka pelaksanaan maksud Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM. 59/PW. 002/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Kawasan Pariwisata maka perlu menetapkan ketentuan-ketentuan tersebut dalam suatu peraturan daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintaban di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambaban Lembaran Negara Nomor 3037); 2. Undang-undang Nomor 47 Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 151,

91pdsulsel002

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 91pdsulsel002

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT ISULAWESI SELATAN

NOMOR 2 TAHUN 1991TENTANG

USAHA KAWASAN PARIWISATA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN

Menimbang : a. bahwa usaha pengembangan kepariwisataan selain merupakan kegiatan yang strategis ditinjau dari segi perekonomian dan sosial budaya, merupakan pula salah satu upaya pengurusan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab, karena akan dapat berperan mendorong penciptaan lapangan kerja, pengembangan investasi, peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat sehingga memerlukan langkah-langkah kebijaksanaan yang konsepsional dan terarah secara berkelanjutan;

b. bahwa upaya penertipan pengusahaan Kawasan Pariwisata di Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dalam rangka pelaksanaan maksud Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM. 59/PW. 002/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Kawasan Pariwisata maka perlu menetapkan ketentuan-ketentuan tersebut dalam suatu peraturan daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintaban di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambaban Lembaran Negara Nomor 3037);

2. Undang-undang Nomor 47 Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 151, Tambaban Lembaran Negara Nomor 2102) jo Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Perubaban Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang- undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2687);

3. Undang-Undang Nomor 12 Drt. Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 37, Tambaban Lembaran Negara Nomor 1288);

Page 2: 91pdsulsel002

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintah Dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat I;

6. Instruksi Presiden Nomor? Tahun 1987 tentang Penyederhanaan Perizinan dan Retribusi Pariwisata;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah;

8. Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor KM.292/HK.205/Phb-79, 208 Tahun 1979 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat I.

9. Keputusan Menteri Pariwisata, dan Telekomunikasi Nomor KM.59/PW.002/MPPT-1985 tentang Peraturan Usaha Kawasan Pariwisata;

10. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sqlawesi Selatan Nomor 12 Tahun 1984 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan;

11. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 4 Tahun 1985 tentang Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup;

12. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 1987 tentang Penyedik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah tingkat I Sulawesi Selatan Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN TENTANG USAHA KAWASAN PARIWISATA

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi

Selatan;b. Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Provinsi Daerah

Page 3: 91pdsulsel002

Tingkat I Sulawesi Selatan;c. Daerah adalah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan;d. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi

Selatan;e. Dinas Pariwisata adalah Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi

Selatan;f. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelengnggaraan Pariwisata;g. Usaha Kawasan Pariwisata adalah setiap usaha Komersial yang ruang lingkup

kegiatannya menyediakan sarana dan prasarana untuk pengembangan Parisata;h. Usaha Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa

Pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha salaDa Pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut;

i. Izin Usaha adalah Izin yang diberikan oleh Gubernur Kepala Daerah kepada Badan Usaha atau Koperasi untuk menjalankan (mengoperasikan) Usaha Kawasan pariwisata;

j. Pemimpin Usaha Kawasan Pariwisata adalah orang yang ditunjuk oleh Pengusaha Usaha Kawasan Pariwisata untuk memimpin Usaha Kawasan Pariwisata;

k. Pengusaha Kawasan Pariwisata adalah Badan Usaha atau Koperasi yang menyelenggarakan Usaha Kawasan Pariwisata.

Pasal 1

Dalam Daerah, dapat diadakan Usaha Kawasan Pariwisata dengan persyaratan dan tata cara yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.

BAB IIKEGIATAN

Pasal 3

Usaha Kawasan Pariwisata meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:a. Mengusahakan Laban dengan luas sekurang-kurangnya 100 Ha untuk Keperluan

Pembangunan Usaha Pariwisata dan menata serta membagi lebih lanjut dalam satuan-satuan simpul (lingkungan tertentu) yang dituangkan dalam gambar rencana (site plan).

b. Membangun atau menyewakan satuan-satuan simpul (Lingkungan tertentu) itu untuk membangun usaha Pariwisata meliputi hotel atau jenis penginapan lainnya, rumah makan, tempat rekreasi dan hiburan umum, serta usaha Pariwisata lainnya sesuai gambar rencana (site plan).

c. Melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan jalan, pertanaman, penyediaan air bersih dan listrik sesuai gambar cencana.

d. Menentukan syarat-syarat dalam kawasan Pariwisata berkenaan dengan penyediaan Sarana dan prasarana, lingkungan hidup, tata bangunan, kesehatan umum, pencegahan kebakaran dan lain-lain sepanjang persyaratan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 4: 91pdsulsel002

e. Melaksanakan dan atau mengawasi Pembangunan Usaha Pariwisata agar sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan di dalam kawasan Periwisata serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di bidang usaha masing-masing.

f. Mendirikan bangunan yang dipandang perlu untuk keperluan administrasi Usaha Kawasan Pariwisata.

Pasal 4

Usaha Kawasan Pariwisata dapat bekerja sama baik dengan Perusahaan Nasional maupun asing.

Pasal 5

Dalam setiap kawasan Pariwisata sekurang-kurangnya harus tersedia:a. Hotel atau jenis Penginapan lainnya.b. Rumah Makan.c. Tempat Rekreasi dan Hiburan Umum.

BAB IIIBENTUK USAHA DAN PERMODALAN

Pasal 6

Usaha Kawasan Pariwisata harus berbentuk Badan Usaha atau Koperasi sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 7

Modal Usaha Kawasan Pariwisata dapat bersumber dari Dalam Negeri atau Luar Negeri dalam bentuk Patungan.

BAB IVKETENTUAN PERIZINAN

Pasal 8

(1). Untuk Pengusahaan Usaha Kawasan Pariwisata, pengusaha yang bersangkutan harus memiliki Izin Usaha dari Gubernur Kepala Daerah.

(2). Untuk memperoleh Izin Usaha, dilakukan dengan cara mengajukan permohonan tertulis menurut formulir yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan melampirkan:a. Rekomendasi dari Direktur Jenderal Pariwisata.b. Rekomendasi dari Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah.c. Akte Pendirian Badan Usaha/Koperasi.d. Gambar Rencana (Site Plan)

Page 5: 91pdsulsel002

e. Uraian tentang prospek pemasaran.f. Izin lokasi.g. Izin Undang-Undang Gangguan.h. Penyajian Informasi Lingkungan dan AnaIisa mengenai dampak lingkungan.

(3). Jangka waktu penyelesaian atas permohonan Izin Usaha dimaksud ayat (1) Pasal ini, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterimanya permbhonan oleh Gubernur Kepala Daerah.

(4). Izin Usaha berlaku dalam jangka waktu yang tidak terbatas dengan ketentuan setiap 5 (lima) tahun sekali harus didaftarkan ulang kepada Gubernur Kepala Daerah.

(5). Bentuk Izin Usaha dan Tanda Surat Izin Usaha ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 9

(1). Izin Usaha Kawasan Pariwisata dapat dicabut apabila yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam surat izin usaha tersebut.

(2). Setiap Usaha Pariwisata yang akan dibangun didalam Usaha Kawasan Pariwisata harus memiliki Izin Usaha sesuai peraturan perundang-undangan yang beraku.

Pasal 10

Dalam surat izin usaha ditetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemegang izin usaha.

BAB VKETENTUAN RETRIBUSI

Pasal 11

(1). Untuk memperoleh Izin Usaha Kawasan Pariwisata dan Pendaftaran Ulang Izin Usaha dikenakan pungutan retribusi

(2). Besarnya Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah:a. Izin Usaha Rp. 25.000.- (dua puluh limaribu rupiah) per hektar.b. Pendaftaran ulang Rp. 500.000,- (lima latus ribu rupiah) per 100 hektar.

(3). Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a pasal ini dapat diangsur setiap tahun dengan perbandingan yang sama.

Pasal 12

(1). Pungutan Retribusi tersebut dalam pasal 11 Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Dinas Pariwisata dengan tata tara yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.

(2). Hasil pungutan Retribusi dimaksud pada Pasal 12 Peraturan Daerah ini, di setor ke Kas Daerah Tingkat I secara Bruto.

BAB VI

Page 6: 91pdsulsel002

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 13

(1). Pembinaan dan Pengawasan atas kegiatan Usaha Kawasan Pariwisata dilakukan oleh Gubemur Kepala Daerah.

(2). Dalam Upaya pembinaan dan pengawasan tersebut pada ayat (1), Gubernur Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk memberikan bimbingan baik secara tehnis maupun secara operaslonal.

BAB VIIKEWAJIBAN

Pasal 14

Pimpinan Usaha Kawasan Pariwisata berkewajiban untuk :a. Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang usaha Kawasan

Pariwisata.b. Mencegah penggunaan Usaha Kawasan Pariwisata untuk kegiatan yang dapat

mengganggu keamanan dan ketertiban serta melanggar kesusilaan.c. Memelihara sarana, prasarana kepariwisataan dan kelestarian lingkungan dan

senantiasa memenuhi persyaratan sanitasi didalam dan diluar lingkungan Usaha Kawasan Pariwisata.

d. Melaporkan kegiatan usahanya kepada Gubemur Kepala Daerah berupa:1. Laporan operasional tahunan.2. Neraca akhir tahun yang dilegalisir akuntan yang sah.3. Perubahan penggantian susunan komisaris, direksijpemegang saham.

BAB VIIIKETENTUAN PIDANA

Pasal 15

(1). Pelanggaran atas ketentuan Pasal 3 dan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Daerah ini, dapat diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000.- (lima puluh ribu rupiah).

(2). Tindak pidana dimaksud ayat (1) Pasal ini, adalah pelanggaran.

BAB IXPENYIDIKAN

Pasal 16

Selain oleh Pejabat Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia, Penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 15 Peraturan Daerah ini, dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I

Page 7: 91pdsulsel002

Sulawesi Selatan yang pengangkatannya telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 17(1). Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para pejabat Penyidikan Pegawai Negeri

Sipil sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 Peraturan Daerah ini, berwenang :1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak

pidana.2. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan

melakukan pemeriksaan.3. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal

diri tersangka.4. Melakukan penyitaan benda atau surat.5. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.6. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka dan atau

saksi.7. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara.8. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari

penyidik, bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum atau keluarganya.

9. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara setiap tindakan tentang:a. Pemeriksaan tersangka.b. Pemasukan rumah.c. Penyitaan benda.d. Pemeriksaan surat.e. Pemeriksaan saksi.f. Pemeriksaan ditempat kejadian, dan mengirimkannya kepada Kejaksaan

Negeri melalui penyidik umum.

BAB XKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 18

Setiap Usaha Kawasan Pariwisata yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, diwajibkan dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Tahun setelah Peraturan Daerah ini dinyatakan berlaku harus menyesuaikan diri dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 19

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, semua ketentuan dan Peraturan yang

Page 8: 91pdsulsel002

mengatur tentang Pengusahaan Kawasan Pariwisata di Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dinyatakan tidak berlaku lagi.

BAB XIPENUTUP

Pasal 20.

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur lebih lanjut dcngan Keputusan Gubernur Kepala Daerah sepanjang mengenai pelaksanaannya.

Pasal 21.

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkannya. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini, dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.

Ujung Pandang, 17 Juni 1991 GUBERNUR KEPAlA DAERAH TINGKAT I

DEWANPERWAKILAN RAKYAT DAERAH SUIAWESI SEIATANPROVINSI DAERAH TINGKAT I

SUlAWESI SELATAN,KETUA, Cap/ttd.

Cap/ttd. H.A. AMIRUDDINNIP. 130146146.

dr. H.B. MAPPANGARA

Disahkan oleh :Menteri Dalam Negeri dengan SuratKeputusan Tanggal 1 Nopember1991 Nomor 556.53-981.

Di undangkan : SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH,Dalam Lembaran Daerah Provinsi ttd.Daerah Tingkat I Sulawesi SelatanNomor 9 Tahun 1991 Seri D Nomor Drs. B.A. BAKRI TANDARAMANG9 pada tanggal 19 November 1991 NIP. 010042544.-

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT ISULAWESI SELATAN NOMOR : 78

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT ISULAWESI SELATAN

Page 9: 91pdsulsel002

NOMOR 2 TAHUN 1991TENTANG

USAHA KAWASAN PARIWISATA

I. PENJELASAN UMUM

Sebagian Urusan Pemerintahan di bidang Pariwisata yang telah diserahkan menjadi Urusan Daerah Otonom (Daerah tingkat I Sulawesi Selatan), berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979, kemudian dilaksanakan dengan Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor KM.292/HK.205/Phb-79, 208 Tahun 1979 Realisasi dari adanya penyerahan sebagian urusan Kepariwisataan maka dibentuk Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 1984, yang dalam tugasnya melaksanakan 12 Urusan Kepariwisataan antara lain Usaha Kawasan Pariwisata.

Tujuan Usaha Kawasan Pariwisata, semata-mata untuk Pembinaan, Pengawasan dan pengembangan Pariwisata secara operasional, agar dapat diwujudkan secara nyata sesuai dengan prosedure dan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.59/PW.002/MPPH-85 tentang Usaha Kawasan Pariwisata, sehingga perlu dituangkan dalam suatu Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.

Dengan demikian semua bentuk Usaha Kawasan Pariwisata dapat dilakukan secara tertib berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL :Pasal 1 huruf a s/d i : Cukup jelas

huruf J : Yang dimaksud Badan Usaha adalah Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum, bukankan perorangan

Pasal 3 s/d 5 : Cukup JelasPasal 6 : Agar Usaha Kawasan Pariwisata dapat

dinikmati oleh masyarakat luas maka Koperasi sebagai Usaha Bersama perlu dilibatkan dalam Usaha Kasawan Pariwisata, khususnya dalam bidang Industri kerajinan tangan yang akan dijadikan cindera mata bagi wisatawan.

Pasal 7 s/d 12 : Cukup Jelas.Pasal 13 ayat (1) : Pembinaan dan Pengawasan adalah suatu

upaya untuk meningkatkan mutu pengetahuan, pelayanan, tehnis administrasi, keuangan, ketertiban, keamanan dan kebersiban yang secara terus menerus dalam rangka mengembangkan usaha kawasan Pariwisata.

Page 10: 91pdsulsel002

ayat (2) : Gubemur Kepala Daerah Tk. I Sulawesi Selatan dalam pembinaan dan Pengawasan usaha Kawasan tersebut, dilakukan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Tk I Sulawesi Selatan.

Pasal 14 s/d 17 : Cukup jelas.Pasal 18 : Bagi usaha kawasan Pariwisata yang telah ada

dan pemberian izinnya belum sesuai dengan Peraturan Daerah ini diberikan kesempatan seiambat-lambatnya dalam jangka waktu 2 (dua) tahun untuk melengkapi persyaratan dan tata cara menurut Peraturan Daerah ini.

Pasal 19 s/d 21 : Cukup jelas.