15
1ACARA II: SIMPANAN BIJI GULMA DALAM TANAH PENDAHULUAN I. Tujuan praktikum 1. Untuk mengetahui adanya simpanan biji gulma dalam tanah 2. Untuk mengetahui jenis jenis gulma yanag ada pada setiap lapisan dengan berbagai kedalaman. II. Tinjauan Pustaka Kehadiran guma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma didalam tanah. Biji gulma dapat disimpan dan dapat bertahan hidup selama puluhan tahun daalam kondisi dorma, dan akan berkecambah apabila lingkungan dapat mematahkan kondisi itu, yaitu jika syarat perkecambahan dapat terpenuhi. Untuk perkecambahan biji gulma perlu : cahaya , air suhu , oksigen dan kelembaban. Terangkatnya biji gulma ke permukaaann tanah maka akan mendapat cahaya , dan okigen serta ketersediaan kelembaban sesuai untuk perkecamabahan. Mendorong gulma untuk tumbuh dan berkembang. Biji spesies guma semusim (anual spesies) dapat bertahan dalam tanah selama bertahun tahun sebagai cadangan benih hidup atau viable seeds(melinda et al. 1998). Biji gulma yag ditemukan di makam mesir yang telah berumur ribuan tahun massih bisa berkecambah yang sehat. Jumlah biji gulma yang terdapat dalam tanah mencapai ratusan biji( derektorat jendral perkebunan 1966). Karena benih gulma dapat berkumulasi dalam tanah maka kepadatannya terus meningkat (kropak, 1966). Dengan pengolahan

Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

1ACARA II: SIMPANAN BIJI GULMA DALAM TANAH

PENDAHULUAN

I. Tujuan praktikum

1. Untuk mengetahui adanya simpanan biji gulma dalam tanah

2. Untuk mengetahui jenis jenis gulma yanag ada pada setiap lapisan dengan berbagai

kedalaman.

II. Tinjauan Pustaka

Kehadiran guma pada suatu pertanaman berkaitan dengan deposit biji gulma didalam tanah.

Biji gulma dapat disimpan dan dapat bertahan hidup selama puluhan tahun daalam kondisi

dorma, dan akan berkecambah apabila lingkungan dapat mematahkan kondisi itu, yaitu jika

syarat perkecambahan dapat terpenuhi. Untuk perkecambahan biji gulma perlu : cahaya , air

suhu , oksigen dan kelembaban. Terangkatnya biji gulma ke permukaaann tanah maka akan

mendapat cahaya , dan okigen serta ketersediaan kelembaban sesuai untuk perkecamabahan.

Mendorong gulma untuk tumbuh dan berkembang.

Biji spesies guma semusim (anual spesies) dapat bertahan dalam tanah selama bertahun tahun

sebagai cadangan benih hidup atau viable seeds(melinda et al. 1998). Biji gulma yag

ditemukan di makam mesir yang telah berumur ribuan tahun massih bisa berkecambah yang

sehat. Jumlah biji gulma yang terdapat dalam tanah mencapai ratusan biji( derektorat jendral

perkebunan 1966). Karena benih gulma dapat berkumulasi dalam tanah maka kepadatannya

terus meningkat (kropak, 1966). Dengan pengolahan tanah secara konvensional maka

perkecambahan benih gulma yang tertanam dalam tanah akan tertunda, sampai terangkat ke

permukaan karena pengolahan tanah.

Penelitian selama tujuh tahun mengindifikasikan lebih sedikit benih gulma pada petak tanpa

olah tanah dibanding dengan petak yang diolah dengan bajak singkal(molboard-plow), biji

gulma berkonsentrasi pada kedalaman 5 cm dan lapisan atas tanah (clements et al. 1996).

III. Metode kerja

A. Bahan dan Alat

Page 2: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

Bahan berupa tanah yang digali dengan berbagai kedalaman dan berbagai

tempat. Alat yang digunakan berupa polibag, cangkul, penggali dan buku

identifikasi.

B. Cara kerja:

1. Siapkan polibag sejumlah 15 buah , bagi menjadi 3 (kelompok A, B,

dan C)

2. Isi polibag dengan tanah yag digalidari tanah dengan kedalaman 0-20

cm (5 polibag), 20-40 cm (5 polibag),40-60 (5 polibag). Dimasukkan

kedalam polibag dihaluskan terlebih dahulu.

3. Siram dan tempatkan polibag yang telah terisi tanah tersebut, dan

simpan ditempat terbuka dan aman.

4. Pemeliharaan berupa penyiramanyang dilakukan setiap hari, pagi dan

sore.

IV. Pengamatan

a. Amati setiap minggu dan catat kapan gulma –gulma mulai berkecambah.

b. Catat dan hitung jenis-jenis gulma yang tumbuh pada setiap kelompok

kedalaman.

c. Pada akhir pengamatan lakukan analisa vegetasi pada masing masing

kedalaman.

V. Laporan

Menghitung SDR pada masing-masing kedalaman, membandingkan dan

menghitung menggunakan indeks seperti pada analisa vegetasi.

Page 3: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL

Pada pengamatan yang telah dilakukan yaitu pengamatan mulai tumbuh atau

berkecambah, dan jenis gulma yang tumbuh pada setiap polibag dan mulai praktik

tanggal ,11-2011 dengan kedalaman masing-masing yaitu 0-20cm, 20-40cm,

dan 40-60 cm adalah berbeda dengan hasil tabel sebagai berikut :

1.1 Tabel pengamatan kecambah

No Kedalaman Waktu kecambah

1 0-20 cm

2 20-40 cm

3 40-60 cm

1. Kerapatan mutlak suatu jenis=jumlah individu itu dalam petak

KN=Kerapatan mutlak jenis itu

x 100%Kerapatan mutlak semua jenis

2.

Frekuensi mutlak

suatu jenis=

Jumlah petak yang berisi jenis itu

x 100%Jumlah semua petak yang

diambil

Frekuensi nisbi

suatu jenis=

Nilai frekuensi mutlak jenis itu

x 100%Jumlah nilai frekuensi mutlak

semua jenis

3. Nilai penting suatu jenis=KN+DN+FN

Page 4: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

4. SDR suatu jenis = nilai penting/3

Page 5: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

I.2 Tabel pengamatan vegetasi kedalaman 0-20 cm

No Spesies Nomor Petak Perhitungan

1 2 3 4 5 KM KN FM FN NP SDR

1. Astistasia Gigantika 2 1 7 0 0 10 0.71 0.02 0.75 1.46 0.73

2. Agreratum consoides 5 4 3 6 3 21 1.87 1 1.25 3.12 1.56

3. Leume 3 2 3 3 0 11 0.98 0.08 1.37 2.35 1.17

4. Ophulanthus Urinaria 2 1 2 0 0 5 0.44 0.06 0.10 0.54 0.27

5. Starki Starpetha 4 4 23 19 2 52 4.64 1 0.17 4.81 2.40

6. Oksalis 0 1 0 0 0 1 0.008 2 0.03 0.03

8

0.019

7. Borelia Alata 0 0 1 3 2 6 0.53 0.06 0.75 1.28 0.64

8. Sinidrella Nudrifora 0 0 1 0 0 1 0.08 0.02 0.03 0.11 0.05

9. Fernonia 0 0 0 1 0 1 0.08 0.02 0.75 0.11 0.05

10. Oldenlandia 0 0 0 1 0 1 0.08 0.02 0.03 0.11 0.05

11. Paspalum Conjughatum 0 0 0 0 1 1 0.08 0.02 0.03 0.11 0.05

12. Ciperus Basilenthus 0 0 0 0 2 2 0.17 0.02 0.03 0.2 0.1

Jumlah 16 13 40 33 10 112 9.74 5.80 4.57 16.1 7.109

Page 6: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

I.3 Tabel pengamatan vegetasi kedalaman 20-40 cm

No Spesies Nomor Petak Perhitungan

1 2 3 4 5 KM KN FM FN IP SDR

1. Starki Starpetha 2 1 3 8 6 20 0.36 1 0.2 0.56 0.28

2. Oldenlandia 1 0 0 0 0 1 0.01 0.2 0.04 0.05 0.025

3. Borrelia Alatha 4 0 2 0 0 6 0.10 0.4 0.08 0.18 0.09

4. Astistasia 3 0 0 0 0 3 0.05 0.2. 0.04 0.09 0.045

5. Ophulanthus urinaria 1 1 0 0 0 1 0.01 0.2 0.04 0.15 0.075

6. Pasphalum Conjughathum 0 1 0 1 1 3 0.05 0.2 0.04 0.15 0.075

7. Oksalis 0 5 2 3 2 1 0.21 0.2 0.04 0.05 0.075

8. Leume 0 1 0 2 1 12 0.07 0.8 0.16 0.37 0.185

9. Astistasia gighantika 0 0 0 1 1 4 0.03 0.6 0.12 0.19 0.095

10. Sinedrella 0 0 0 1 1 2 0.03 0.4 0.08 0.11 0.055

11. Lutwegea 0 0 0 0 1 2 0.03 0.2 0.08 0.11 0.055

Jumlah 10 9 7 15 12 55 0.92 5.00 0.96 2.08 1.09

Page 7: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

I.4 Tabel pengamatan vegetasi kedalaman 40-60 cm

No Spesies Nomor Petak Perhitungan

1 2 3 4 5 KM KN FM FN IP SDR

1. Cipherus Irria 3 1 3 3 0 10 0.16 0.8 0.17 0.33 0.16

2. Borellia Alata 2 0 1 0 1 4 0.06 0.6 0.13 0.19 0.09

3. Agerathum Conisoides 2 0 0 0 0 2 0.03 0.2 0.04 0.07 0.13

5

4. Starki Starpeta 4 2 5 7 6 24 0.39 1 0.21 0.06 0.3

5. Ludwegia 5 0 0 0 0 5 0.08 0.2 0.04 0.12 0.06

6. Oldenlandia 1 0 0 1 2 4 0.06 0.6 0.13 0.19 0.43

5

7. Pasphalum konjughathum 1 0 0 0 0 1 0.01 0.2 0.04 0.1 0.05

8. Giditaria 0 0 0 1 0 1 0.01 0.2 0.04 0.1 0.35

9. Agerathum Conisoides 0 0 0 1 1 2 0.03 0.4 0.08 0.04 0.05

10. Leume 0 0 0 4 4 8 0.13 0.4 0.08 0.04 0.05

Jumlah 18 3 9 15 14 61 1.25 4.6 1.69 1.30

5

Page 8: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah
Page 9: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

Dari data tabel kedalaman 0-20 cm

-p.c. (1) ditemukan 16 jenis

-p.c. (1+2) ditemukan 29 jenis

-p.c. (1+2+3) ditemukan 69 jenis

-p.c. (1+2+3+4) ditemukan 102 jenis

-p.c. (1+2+3+4+5) ditemukan 112 jenis

Dari data tabel kedalaman 20-40 cm

-p.c. (1) ditemukan 10 jenis

-p.c. (1+2) ditemukan 19 jenis

-p.c. (1+2+3) ditemukan 26 jenis

-p.c. (1+2+3+4) ditemukan 41 jenis

-p.c. (1+2+3+4+5) ditemukan 55 jenis

Dari data tabel kedalaman 40-60 cm

-p.c. (1) ditemukan 18 jenis

-p.c. (1+2) ditemukan 21 jenis

-p.c. (1+2+3) ditemukan 30 jenis

-p.c. (1+2+3+4) ditemukan 45 jenis

-p.c. (1+2+3+4+5) ditemukan 59 jenis

Page 10: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

5. Koefisien komunitas

Untuk membandingkan dari masing kedalaman digunakan rumus:

C=2W

x 100%a+b+c

Dari ketiga tabel di atas dapat dihitunng sebagai berikut:

a. Berdasarkan nilai mutlak kerapatan

C=2(55)

x 100%112+55+61

C=48%

b. Berdasarkan nilai nisbinya

C=2(0.92)

x 100%9.74+0.92+1.25

C= 15.44%

Dari hasil diatas pada setiap kedalaman masing masing terdapat kesamaan sebesar 48% dan

kesamaan sebesar (100-48)%=52%

Page 11: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

KESIIMPULAN

Setelah melakukan uji praktikum simpanan biji gulma dalam tanah dengan masing-masing

kedalaman yaitu 0-20,20-40,dan 40-60 cm jenis gulma yang paling banyak yaitu pada

kedalaman 0-20 dimana pertumbuhan gulma lebih cepat di banding dengan 20-40 dan 40-60

cm. Hal ini dapat disimpulkan bahwa biji yang jatuh dalam tanah banyak di permukaan atau

kedalaman yang dangkal. Akan tetapi biji gulma juga terdapat dalam tanah yang dalam

sekalipun hal ini dibuktikan tumbuhnya gulma pada kedalaman 40-60cm.

Page 12: Acara II Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Tim pengajar UNTAN. 2011. PETUNJUK PRAKTIKUM ILMU PEMGENDALIAN

GULMA. Pontianak.

Sukman, Y, dan yakup; 1991. GULMA DAN PENGENDALIANNYA. Rajawali Press,

jakarta

Tim pengajar UNTAN; 2010. ILMU PENGENDALIAN GULMA. Pontianak