17
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan mempunyai arti penting sumber vitamin, mineral, dan zat-zat lain dalam menunjang kecukupan gizi. Buah-buahan dapat di konsumsi dalam keadaan mentah maupun setelah matang. Sebagian besar buah yang di konsumsi adalah buah yang telah mencapai tingkat matang. Untuk meningkatkan hasil buah yang masak secara kualitas maupun kuantitasnya dapat diusahakan dengan substansi tertentu antara lain dengan zat pengatur tumbuh ethylene. Dengan mengetahui ethylene dalam pematangan buah atau bahkan mencegah produksi dan aktifitas ethylene dalam usaha penyimpanan buah-buahan. Ethylene diketahui dalam buah yang matang oleh para pengangkut buah ropica selama pengapalan dari Yamaika ke Eropa pada tahun 1934, pada pisang masak lanjut mengeluarkan gas yang juga dapat memacu pematangan buah yang belu masak. Sejak saat itu ethylene (C 2 =H 2 )

acara_2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asd

Citation preview

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangBuah-buahan mempunyai arti penting sumber vitamin, mineral, dan zat-zat lain dalam menunjang kecukupan gizi. Buah-buahan dapat di konsumsi dalam keadaan mentah maupun setelah matang. Sebagian besar buah yang di konsumsi adalah buah yang telah mencapai tingkat matang. Untuk meningkatkan hasil buah yang masak secara kualitas maupun kuantitasnya dapat diusahakan dengan substansi tertentu antara lain dengan zat pengatur tumbuh ethylene. Dengan mengetahui ethylene dalam pematangan buah atau bahkan mencegah produksi dan aktifitas ethylene dalam usaha penyimpanan buah-buahan.Ethylene diketahui dalam buah yang matang oleh para pengangkut buah ropica selama pengapalan dari Yamaika ke Eropa pada tahun 1934, pada pisang masak lanjut mengeluarkan gas yang juga dapat memacu pematangan buah yang belu masak. Sejak saat itu ethylene (C2=H2) dipergunakan sebagai sarana pematangan buah dalam industri.Ethylene adalah suatu gas yang dapat digolongkan sebagai zat pngatur pertumbuhan (phytohormon) yang akti dalam pematangan, dapat pula disebut sebagai hormone karena memenuhi persyratan sebagai hormone, yaitu dihasilkan oleh tanaman. Hormone ethylene berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara lain mematahkan dormansi umbi kentang, menginduksi pelepasan daun atau leaf abscission, menginduksi pembungaan nenas. Deny dan Miller (1935) menemukan bahwa ethylene dalam buah, bunga, biji, daun, dan akar. Etilen adalah zat cair yang tidak berwarna, kental dan manis, mudah larut dalam air, memiliki titik didih relatif tinggi dan titik beku rendah. Senyawa ini sering digunakan sebagai pelarut dan bahan pelunak (pelembut). Pada bidang pertanian etilen digunakan sebagai zat pemasak buah. Etilen adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan dengan auksin, griberelin dan sitokinin. Dalam keadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali. Etilen di alam akan berpengaruh apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses pematangan buah dalam fase klimaterik.(Wordbiologi,2010)

B. TujuanTujuan praktikum ini adalah untuk :1. Mengetahui dapat tidaknya pematangan buah dipacu dengan gas pematangan buah2. Membandingkan kecepatan pematangan buah secara alami dengan secara dipacu dengan gas pematangan buah.

II. TINJAUAN PUSTAKAPisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Rasanya yang manis membuat banyak yang senang mengonsumsi buah ini, bahkan monyet pun penggemar buah ini. Buah berkulit kuning ini selain enak dikonsumsi ternyata memiliki manfaat segudang. Dari kesehatan hingga kecantikan, akan diperoleh bagi yang rajin mengonsumsi pisang. (Satuhu, S., Ahmad, S. 2007)Pisang yang matang lebih baik untuk dikonsumsi. Secara umum, kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A44RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram. (Satuhu, S., Ahmad, S. 2007)Perkembangan dipengaruhi atau dikontrol oleh hormon, yaitu senyawa-senyawa kimia yang disintesis pada suatu lokasi di dalam organisme, kemudian diangkut ke tempat lain untuk selanjutnya bekerja melalui suatu cara yang spesifik pada konsentrasi yang sangat rendah, untuk mengatur pertumbuhan, perkembangan atau metabolisme. Senyawa-senyawa ini bukan suatu metabolit antara atau hasil suatu rangkaian reaksi yang dipcngaruhirnya, dan biasanya aktif dalam konsentrasi yang sangat rendah. Beberapa kelompok hormon telah diketahui dan beberapa diantaranya bersifat sebagai zat perangsang pertumbuhan dan perkembangan (promoter), sedang yang lainnya bersifat sebagai penghambat (inhibitor). Hormon tersebut adalah auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan asam absisat. Dalam istilah sehari-hari pada buah-buahan kita kenal menjadi 2 macam istialah yang sulit dibedakan, ialah pematangan atau maturity yang berarti bahwa buah tersebut menjadi matang atau tua yang kadang-kadang belum bias dimakan karena rasanya yang belum enak dan istilah ripening atau pemasakan, dimana buah yang sudah baik untuk dimakan yang mempunyai rasa enak (Afandi, 1984).Etilen adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar berbentuk gas. Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan penting dalam proses pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil pertanian. Etilen adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan dengan auksin, giberellin dan sitokinin. Dalam keadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana sekali. Di alam etilen akan berperan apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses pematangan buah dalam fase klimaterik.Klimakterik merupakan suatu fase yang banyak sekali perubahan yang berlangsung. Klimaterik juga diartikan sebagai suatu keadaan auto stimulation dalam buah sehingga buah menjadi matang yang disertai dengan adanya peningkatan proses respirasi. Klimaterik merupakan fase peralihan dari proses pertumbuhan menjadi layu, meningkatnya respirasi tergantung pada jumlah etilen yang dihasilkan serta meningkatnya sintesis protein dan RNA (Heddy, 1989). Dapat disimpulkan bahwa klimaterik adalah suatu periode mendadak yang unik bagi buah tertentu dimana selama proses itu terjadi pembuatan etilen disertai dengan dimulainya proses pematangan buah, buah menunjukkan peningkatan CO2 yang mendadak selama pematangan buah, sehingga disebut buah klimaterik. Bila pola respirasi berbeda karena setelah CO2 dihasilkan tidak meningkat tetapi turun secara perlahan, buah tersebut digolongkan non klimaterik. Berdasarkan sifat klimakteriknya, proses klimakterik dalam buah dapat dibagi dalam 3 tahap yaitu klimakterik menaik, puncak klimakterik dan klimakterik menurun. Buah-buah yang mengalami proses klimakterik diantaranya yaitu tomat, alpokat, mangga, pepaya, peach dan pear karena buah-buahan tersebut menunjukkan adanya peningkatan CO2 yang mendadak selama pematangan buah. Buah-buah yang mengalami pola berbeda dengan pola diatas diantaranya yaitu ketimun, anggur, limau, semangka, jeruk, nenas dan arbei (Kusumo, 1990).

III. METODE PRAKTIKUMA. Alat dan BahanAlat-alat yang digunakan pada praktikum pematangan buah diantaranya adalah 3 ember plastik bertutup, kertas koran, dan kertas label.Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum pematangan buah diantaranya adalah buah pisang mentah, buah pisang matang dan kalsium karbida.

B. Prosedur Kerja1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,2. Digunakan 3 ember plastik bertutup, 3 sisir pisang, 2 buah pisang matang, dan sekitar 0,5 ons karbit,3. Diberi label pada ketiga ember dengan kode PA (pematangan alami), PPM (pematangan dengan pisang) dam PK (pematangan karbit),4. Dimasukkan kertas koran pada alas ketika ember,5. Dibungkus karbit dan dimasukkan pada ember berlabel PK,6. Diletakkan 2 buah pisang matang pada kertas koran yang ada pada ember berlabel PPM,7. Dimasukkan satu sisir pisang mentah pada setiap ember,8. Diletakkan kertas koran diatas pisang mentah,9. Ditutup ember dengan penutupnya dengan rapat,10. Diberi label kembali pada setiap ember dengan tanggal dan nama kelompok,11. Dilakukan pengamatan setiaphari terhadap perubahan warna kulit pisang mentahnya,12. Diamati rasa dan kekerasan buah pisang setelah kulit pisang berwarna kuning merata

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil PengamatanTerlampirB. PembahasanMatang didefinisikan sebagai komoditi yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lengkap. Khususnya pada buah, oleh US Grade mendefinisikan matang sebagai suatu tahapan atau stadia yang akan menjamin penyelesaian proses pemasakan. Kebanyakan ahli teknologi paska panen mendefinisikan matang sebagai suatu stadia pada saat komoditi mencapai stadia perkembangan cukup setelah panen dan pada saat penanganan paska panen keadaan kualitasnya masih dapat diterima oleh konsumen.Pematangan adalah permulaan proses kelayuan ,organisasi sel terganggu, dimana enzim bercampur, sehingga terjadi hidrolisa, yaitu pemecahan klorofil, pati, pektin dan tanin, membentuk: etilen, pigmen, flavor, energi dan polipeptida.Pematangan buah merupakan suatu variasi dari proses penuaan melibatkan konversi pati atau asam-asam organik menjadi gula, pelunakan dinding-dinding sel, atau perusakan membran sel yang berakibat pada hilangnya cairan sel sehingga jaringan mengering. Pada tiap-tiap kasus, pematangan buah distimulasi oleh gas etilen yang berdifusi ke dalam ruang-ruang antarsel buah. Gas tersebut juga dapat berdifusi melalui udara dari buah satu ke buah lainnyaIndikator/penanda yang dapat digunakan untuk penentuan waktu panen yang tepat: kenampakan visual, indikator fisik, analisis kimiawi, dan indikator fisiologis. Indikator visual paling banyak dipergunakan, baik pada komoditas buah maupun sayuran. Dasarnya: perubahan warna, ukuran, dan lain-lain. Sifatnya sangat subyektif, keterbatasan dari indra penglihatan manusia. Indikator fisik sering digunakan, khususnya pada beberapa komoditas buah. Indikatornya: mudah tidaknya buah dilepaskan dari tangkai buah, uji ketegaran buah (penetrometer). Uji ketegaran buah lebih obyektif, karena dapat dikuantitatifkan. Prinsip: buah ditusuk dengan suatu alat, besarnya tekanan yang diperlukan untuk menusuk buah menunjukkan ketegaran buah. Semakin besar tekanan yang diperlukan: buah semakin tegar, proses pengisian buah sudah maksimal/masak fisiologis dan siap dipanen.Indikator kimia biasanya dipakai pada perusahaan-perusahaan besar yang harganya relative mahal. Indikator pengamatan: kandungan zat padat terlarut, kandungan asam, kandungan pati, kandungan gula. Metode analisis kimia lebih obyektif dari pada visual, karena terukur dan lebih akurat. Dasarnya: terjadinya perubahan biokimia selama proses pemasakan buah. Perubahan yang sering terjadi: pati menjadi gula, menurunnya kadar asam, meningkatnya zat padat terlarut. Indikator fisiologis pada pematangan buah dilihat pada indikator utama: laju respirasi. Indikator fisiologis sangat baik diterapkan pada komoditas yang bersifat klimakterik (kurang cocok pada komoditas yang non klimakterik). Saat komoditas mencapai masak fisiologis, respirasinya mencapai klimakterik (paling tinggi). Berarti: kalau laju respirasi suatu komoditas sudah mencapai klimakterik, maka komoditas tersebut siap untuk dipanen.Etilenmerupakanhormontumbuh yang diproduksi dari hasilmetabolisme normal dalamtanaman. Etilen berperan dalam pematanganbuahdan kerontokan daun. Etilen disebut juga ethane.Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fasegas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah menguap. Etilen memiliki struktur yang cukup sederhana dan diproduksi pada tumbuhan tingkat tinggi.Berdasarkan hasil pengamatan selama 10 hari didapatkan hasil kecepatan pematangan buah pisang sudah merata pada pematanagn alami (PA) terlihat pada pengamatan di hari ke-3 dengan tekstur agak lunak dan rasa manis, kemudian pada pengamatan di hari ke-6 semua telah merata dengan rasa sangat manis, buah lunak dan berwarna kuning. Pada ember pematangan dengan pisang matang (PPM) terlihat bahwa kecepatan kematangan terjadi di hari ke-3 dengan buah yang sudah lunak dan rasa manis, kemudian rasa manis berubah menjadi sangat manis ketika masuk dalam pengamatan hari ke-6. Pada ember pengamtan dengan karbit terjadi kecepatan kematangan pada hari ke-3, tekstur lunak dan rasa manis.

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan1. Etilenmerupakanhormontumbuh yang diproduksi dari hasilmetabolisme normal dalamtanaman. Etilen berperan dalam pematanganbuahdan kerontokan daun.2. Berdasarkan hasil pengamatan selama 10 hari didapatkan hasil kecepatan pematangan buah pisang sudah merata pada pematanagn alami (PA) terlihat pada pengamatan di hari ke-3 dengan tekstur agak lunak dan rasa manis, kemudian pada pengamatan di hari ke-6 semua telah merata dengan rasa sangat manis, buah lunak dan berwarna kuning. Pada ember pematangan dengan pisang matang (PPM) terlihat bahwa kecepatan kematangan terjadi di hari ke-3 dengan buah yang sudah lunak dan rasa manis, kemudian rasa manis berubah menjadi sangat manis ketika masuk dalam pengamatan hari ke-6. Pada ember pengamtan dengan karbit terjadi kecepatan kematangan pada hari ke-3, tekstur lunak dan rasa manis.

B. SaranSaat praktikum mungkin lebih baiknya asisten yang jaga tidak terlalu banyak, agar tidak membingungkan praktikan dan lebih efisien dan efektif dalam bekerjanya asisten.

DAFTAR PUSTAKAAffandi, M. 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Penerbit Alumni. Bandung.

Kusumo. 1990. Fisiologi Pasca Panen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pantastico, E.R.B. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.Heddy. 1989. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia Eastern Universities Project : Bogor.

Satuhu, S., Ahmad, S. 2007. PISANG Budidaya Pengolahan & Prospek Pasar. Penebar Swadaya. Jakarta.