5
Adenomatoid Odntogenik Tumor Adenomatoid odontogenic tumor (AOT) merupakan tumor epithelial jinak, berasal dari odontogenik yang jarang terjadi, sekitar 1-3% dari seluruh tumor odontogenik. Tumor ini terjadi lebih sering pada perempuan dengan rasio sebesar 2:1, pada usia dekade kedua.AOT pertama kali dideskripsikan oleh Steensland pada tahun 1905. Dahulu sebelum lesi ini disebut sebagai AOT dipakai berbagai nama untuk menggambarkannya antara lain: adenoameloblastoma, ameloblastic adenomatoid tumor, adamantinoma, epithelioma adamantinum atau teratomatous odontoma. Seorang wanita, umur 14 tahun dengan keluhan tumbuh benjolan di rahang atas kanan dan sakit gigi. Benjolan tumbuh sejak kurang lebih satu tahun yang lalu. Dilakukan operasi Enukleasi Kista dan Odontektomi dua rahang serta multiple ekstraksi. Hasil pemeriksaan histopatologi (Gambar 1.) Sediaan dari maksila berupa potongan jaringan dengan diameter 5 cm pada pemotongan berupa masa rapuh berwarna putih mikroskopis menunjukkan: tumor terdiri atas struktur sel epitel tersusun seperti untaian, lembaran dalam massa whorl. Tampak pula struktur seperti duktus yang dilapisi epitel torak selapis dalam stroma jaringan ikat fibrous (Gambar 1.). Tidak tampak tanda ganas. Sesuai dengan: Adenomatoid odontogenic tumor (Adeno-amelo- blastoma).

Adenomatoid Odntogenik Tumor

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tumor

Citation preview

Adenomatoid Odntogenik TumorAdenomatoid odontogenic tumor (AOT) merupakan tumor epithelial jinak, berasal dari odontogenik yang jarang terjadi, sekitar 1-3% dari seluruh tumor odontogenik. Tumor ini terjadi lebih sering pada perempuan dengan rasio sebesar 2:1, pada usia dekade kedua.AOT pertama kali dideskripsikan oleh Steensland pada tahun 1905. Dahulu sebelum lesi ini disebut sebagai AOT dipakai berbagai nama untuk menggambarkannya antara lain: adenoameloblastoma, ameloblastic adenomatoid tumor, adamantinoma, epithelioma adamantinum atau teratomatous odontoma.

Seorang wanita, umur 14 tahun dengan keluhan tumbuh benjolan di rahang atas kanan dan sakit gigi. Benjolan tumbuh sejak kurang lebih satu tahun yang lalu. Dilakukan operasi Enukleasi Kista dan Odontektomi dua rahang serta multiple ekstraksi. Hasil pemeriksaan histopatologi (Gambar 1.)

Sediaan dari maksila berupa potongan jaringan dengan diameter 5 cm pada pemotongan berupa masa rapuh berwarna putih mikroskopis menunjukkan: tumor terdiri atas struktur sel epitel tersusun seperti untaian, lembaran dalam massa whorl. Tampak pula struktur seperti duktus yang dilapisi epitel torak selapis dalam stroma jaringan ikat fibrous (Gambar 1.). Tidak tampak tanda ganas. Sesuai dengan: Adenomatoid odontogenic tumor (Adeno-amelo-blastoma).Secara histologis, AOT sangat tidak umum, karena ini menampilkan berbagai pola seluler, beberapa area sel basofilik dengan nukleus fusiform, yang membentuk nodul lingkaran pada beberapa area, sel-sel silindris yang tampak jelas terpolarisasi, membentuk struktur glandular atau seperti duktus.

Gambar 1. Sediaan dari maksila berupa potongan jaringan dengan diameter 5 cm pada pemotongan berupa masa rapuh berwarna putih (a), (b), (c), (d). Pewarnaan HE perbesaran 40, 100, 100, 400x; (e), (f), (g) Pengecatan Imunohistokimia Cytokeratin perbesaran 40, 100, 400x; (h), (i) Pewarnaan PAS 100, 400x.

Lokasi AOT dua kali lebih sering pada maxilla daripada mandibula, daerah rahang atas lebih sering terserang dibandingkan bagian bawah (2,6 : 1). AOT merupakan tumor yang perkembangannya lambat. Menurut Philipsen dan Reichart membagi AOT dalam 3 varian berdasarkan topografi klinik dengan histologi yang identik: follicular (pada 73% AOT), yang terletak di tengah, disertai area kistik unilokuler radiolusen dengan sebuah gigi yang impaksi atau tidak mengalami erupsi (biasanya caninus), menyebabkan gambaran kista dentigerous, varian ekstrafolikuler (24%) lokasi sentral, tidak berhubungan dengan struktur gigi manapun, seringkali menyebabkan misdiagnosis dengan kista periapikal, lesi kistik atau tumor lainnya dari maksila dan periferal. Varian Follicular dan extrafollicular keduanya berada di dalam tulang, merupakan 96% dari semua varian AOT. Terakhir bentuk perifer merupakan yang paling jarang (3%): varian ini mengenai mukosa ginggiva, dan sering didiagnosis sebagai epulis fibrosa atau fibroma ginggiva.

Diantara sel-sel epitel, sering ditemukan material eosinofilik amorf dengan kuantitas berbeda-beda, yang oleh beberapa penulis disebut sebagai drop eosinofilik, kalsifikasi sferis kadangkala dapat ditemukan diinterpretasikan sebagai pembentukan enamel abortive, serta sekelompok sel berstruktur seperti tumor odontogenik epitel yang mengalami kalsifikasi, dimana bisa terbentuk material eosinofilik ekstraseluler yang menyerupai amyloid .Gambaran klinis menunjukkan lesi ini biasanya tampak sebagai pembengkakan yang tidak memberikan gejala, membesar pelan-pelan, seringkali berhubungan dengan tidak erupsinya gigi, terutama caninus. Gambaran radiologi menunjukkan adenomatoid odontogenic tumor tampak sebagai area gelap/radiolusen yang mengelilingi gigi yang tidak erupsi.

Gambaran histologis menujukkan hal menarik dimana semua variant dari AOT identik secara histologi. Dari gambaran histologinya WHO mendefinisikan AOT sebagai suatu tumor dari odontogenic epithelium dengan struktur menyerupai duktus disertai berbagai tingkat perubahan jaringan ikat sekitarnya. Tumor ini sebagian dapat berbentuk kistik dan pada beberapa kasus merupakan massa padat dalam dinding kista yang besar. Selain itu ditemukan pula benda amorf, eosinophilik, uncalcified, yang disebut tumor droplets. Beberapa dari tumor droplet tampak sebagai matrik homogen. Hal menarik lainnya didapatkan beberapa catatan tentang adanya sel-sel berpigmen pada AOT yang tidak tampak secara makroskopis, kemungkinan pigmentasi ini berhubungan dengan ras .Secara makroskopis tampak massa berbentuk bulat, dominan kistik dengan kelompok-kelompok massa padat. Secara mikroskopis tampak pada daerah padat yang dilapisi epitel didapatkan beberapa struktur duktus yang dibatasi oleh sel kuboid atau sel kolumnar tinggi, beberapa zona homogen material hyalin dan kalsifikasi sepanjang lapisan epithelial serta dapat juga ditemukan deposit melanin. Secara Immunohistokimia Fenotipe klasik AOT ditandai dengan Cytokeratin (CK) positif (Gambar 2).

Gambar 2. Sediaan dari maksila berupa potongan jaringan dengan diameter 5 cm pada pemotongan berupa masa rapuh berwarna putih secara immunohistokimia fenotipe klasik AOT ditandai dengan Cytokeratin (CK) positif.

Terapi dan Prognosis

Modal terapi yang merupakan pilihan adalah operasi konservatif Enukleasi. Rekurensi AOT sangat jarang terjadi. Prognosis dari AOT sangat baik Secara Immunohistokimia Fenotipe klasik AOT ditandai dengan Cytokeratin (CK) positif .