Click here to load reader
Upload
vuliem
View
272
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT
PADA ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI
JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN 2014
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Sisilia Song Liah NIM: 121224071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT
PADA ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI JURNAL
AKUNTANSI DAN KEUANGAN 2014 UNIVERSITAS
KRISTEN PETRA
Oleh:
Sisilia Song Liah
121224071
•Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing,
Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.
ii
Tanggal: 20 Juli 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT
PADA ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI JURNAL
AklJNTANSI DAN KEUANGAN 2014 UNIVERSITAS
KRISTEN PETRA
Dipersiapkan dan disusun oleh:Sisilia Song Liah
121224071
Telah dipertahankan di depan panitia pengujiPada tanggal, 28 Juli 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
•SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Anggota III : Dr. Y. Karmin, M.Pd.
Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota II
Nama Lengkap
Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.
Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.
Yogyakarta, 28 Juli 2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
&,:,:,::9'~versitasSanata Dharma.c~ ~r.I"","" ':-~
j~ L~D~~'
\~~ ~'-r r~ 1;~Jt.~~~~j; /\\ nt. f .'~"l.~~l'·';'frJ~;·:?"'~.A"\"«"~'I)~ ~\,,~•.<;....t> I}~'-'.~
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
(1) Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Santa Sesilia yang senantisa memberikan
kekuatan, mendampingi, dan menjaga dalam setiap nafas kehidupan yang
telah dijalani.
(2) Keluarga
Kedua orang tuaku tercinta, Lorensius Liah Ding, Lidia Levung Ingan, dan
ketiga adikku, Petronela Pidang Liah, Roybertus Anget Liah, Teresa Aren
Liah dan semua keluarga besar baik yang di Yogyakarta maupun di
Kalimantan Timur yang selalu memberikan doa, perhatian, kasih sayang,
semangat untuk menyelesaikan pendidikan dan mereka menjadi alasan untuk
bersemangat dalam menyelesaikan pendidikan.
(3) Yang terkasih
Jalung Okta Helgrefest yang selalu memotivasi dan menjadi penyemangat
dalam keadaan apapun.
(4) Sahabat karib
Claria Francisca Meylani, Marta Susanti S.Pd., Melyda Agustini Rahman
S.Pd., dan Fauzi Lestari yang selalu membantu dan mengisi hari-hari saya
sehingga lebih bersemangat dalam menyelesaikan pendidikan.
(5) Keluarga Besar PBSI Angkatan 2012 Kelas B
Marta Susanti S.Pd., Melyda Agustini Rahman S.Pd., Claria Francisca
Meylani, Muhammad Fauzi Lestari, Vivi Damayanti, Martha Novita Sari
Lagur, Reni Damayanti S.Pd., Elisabet Ani Ayu Senjaya S.Pd., Maria Ani
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Marini, Novinda Wahyuningsih, Maria Rezti Dafrida, Viviyanti Dyah
Pangesti, Siti Khotijah, Irene Kayep, Paulina Novi Dianing Sari, Sisilia Yosi
Nour Indrasari, Maria Ratih Pramitasari, Sarlyn Esti Andini Haning, Emanuel
Adrianus Moat, Karmelia Galih Runti, Yohacim Tito Setyo B S.Pd., Edi Tri
Haryanto, Septian Purnomo Aji, Nety Putri Perdani, Markus Jalu Vianugrah,
Yupinus Tsunme, Alfonsus Novendi, Emmanda Sekar Yumita, Ryan Pamula
Sari, Skolastika Cynthia Maharani, dan Sisilia Pripita Tyas.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Tuhan tidak membenci orang malas, tapi Dia mengizinkan orang rajin mendapat
rezeki lebih banyak. Ketika kita diam dan tidak melakukan apapun, seseorang
akan mengambil jatah kita’’
Bong Chandra
“Aku tahu segala perkerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang
tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa,
namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.”
(Wahyu 3: 8)
Bila kamu tidak tahan dengan lelahnya belajar, maka persiapkan dirimu untuk
menanggung perihnya kebodohan.
Penulis
Jika tidak bisa menjadi yang terbaik, jadilah yang berbeda.
Jalung Okta. H
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Juli 2016
Sisilia Song Liah..
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna :
Nama : Sisilia Song Liah
Nomor mahasiswa : 121224071
Demi pengembangan ilmu dan pengetahuan, saya memberian karya ilmiah kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna yang berjudul:
ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT
PADA ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI JURNAL
AKUNTANSI DAN KEUANGAN 2014 UNIVERSITAS
KRISTEN PETRA
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dhanna hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dan saya maupun memberi royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
pada tanggal 28 Juli 2016Ytjtakan,Sisilia Song Liah
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Liah, Sisilia Song. 2016. Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Artikel Jurnal Terakreditasi Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah kesalahan kebahasaan,
khususnya dalam bidang ejaan dan kalimat pada artikel Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra. Kesalahan ejaan dianalisis berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, sedangkan kesalahan kalimat dianalisis berdasarkan struktur dan isi kalimatnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan penggunaan ejaan dan kesalahan kalimat dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang berisi kesalahan penggunaan kebahasaan berupa kesalahan penggunaan ejaan dan kalimat dalam artikel jurnal terakreditasi. Sumber data penelitian ini yaitu Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra yang terdiri atas dua edisi yaitu edisi bulan Mei dan November.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa dalam jurnal akuntansi dan keuangan 2014 Universitas Kristen Petra terdapat kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat. Kesalahan ejaan itu meliputi, (a) kesalahan pemakaian huruf yaitu huruf kapital dan huruf miring, (b) kesalahan penulisan kata yaitu penulisan kata depan di-, (c) kesalahan pemakaian tanda baca yaitu tanda baca koma dan tanda pisah, dan (d) kesalahan penggunaan unsur serapan. Adapun kesalahan kalimat yang terkumpul meliputi kesalahan struktur kalimat dan kesalahan penggunaan konjungsi. Kesalahan struktur kalimat yaitu, (a) tidak adanya unsur subjek, dan (b) tidak adanya unsur subjek dan unsur predikat. Kesalahan dalam penggunaan konjungsi yaitu (a) kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif, (b) kesalahan konjungsi suboordinatif, dan (c) kesalahan penggunaan konjungsi antarkalimat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesalahan ejaan dan kalimat masih sering ditemukan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada (a) kaum akademisi, (b) perguruan tinggi, dan (c) peneliti lain. Pertama, kaum akademisi harus memahami pentingnya penggunaan kebahasaan yang tepat dalam penulisan artikel. Kedua, perguruan tinggi harus memperhatikan kualitas jurnal yang diterbitkan terlebih jurnal yang statusnya terakreditasi. Ketiga, peneliti lain dapat melakukan penelitian terhadap kesalahan kebahasaan pada objek penelitian yang berbeda.
Kata Kunci: Kesalahan, ejaan, kebahasaan, kalimat, konjungsi.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Liah, Sisilia Song. 2016. The Analysis of Spelling and Syntax Errors in Accredited Journal Article of Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Literary Education Study Program, Department of Language Education and Arts, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.
The problems which are raised in this research are on the linguistic errors, particularly in the areas of spelling and syntax in the article of Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University. The spelling errors are analyzed based on the General Guidelines for Spelling of Indonesian Language, meanwhile the syntax errors are analyzed based on the structure and content of the sentence. The aim of this study is to describe the spelling and syntax errors in the Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University. The research employed descriptive-qualitative research. The data of this research were the sentences that contain the linguistic errors such as spelling and syntax errors in accredited journal articles. The data source of this research were Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University which consisted of two editions in May and November. The results of the analyzed data in Accounting and Finance Journals 2014 of Petra Christian University showed that there were spelling and syntax errors. The spelling mistakes include, (a) usage error letters are capital and italic letters, (b) word errors are usage di- preposition, (c) usage errors coma and dash, and (d) misapplication of elements uptake. The syintax errors had collected are sentence structure and usage of conjunctions errors. The sentence structure errors are (a) the absence of the subject elements, (b) the absence of the subject and predicate elements. The conjunction usage errors are (a) coordinating conjunction errors, (b) subordinating conjunction errors, and (c) inter sentence conjunction errors. Thus, it can be concluded that the spelling and syntax errors still often found.
Based on these results, researchers imparting some suggestions are aim to (a) academics, (b) universities, and (c) other researchers. First, academics must understand the importance of usage linguistics in writing articles. Second, universities should pay attention to the quality of published journals, especially journal had acredited status. Third, other researchers can make research on linguistic errors in different research objects. Keywords: error, spelling, linguistic, sentence, conjunction
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Artikel Jurnal Terakreditasi Jurnal
Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra. Tugas akhir dalam
bentuk skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan meraih
gelar sarjana pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),
Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dan
dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang selalu
membimbing penulis dengan penuh pengertian dan kesabaran,
memotivasi, dan memberikan masukan bagi penulis dari awal penulisan
skripsi hingga akhir.
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., dan Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku
triangulator yang memvalidasi hasil analisis dan memberikan masukan
bagi penulis.
4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,
Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dangan mengajarkan
segala macam kompetensi yang kelak berguna untuk penulis, khususnya
dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia serta ilmu kependidikan.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. R. Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan berbagai layanan administrasi.
6. Kedua orang tua saya, Bapak Lorensius Liah Ding dan Ibu Lidia Levung
Ingan, ketiga adik saya: Petronela Pidang Liah, Roybertus Anget Liah,
dan Tresa Aren Liah, serta semua keluarga besar yang di Yogyakarta
maupun di Kalimantan Timur.
7. Yang terkasih, Jalung Okta Helgrefest yang selalu memotivasi dan
menjadi penyemangat dalam keadaan apapun.
8. Sahabat-sahabat karib: Marta Susanti S.Pd., Melyda Agustini. R S.Pd.,
Claria Francisca Meylani, dan Muhammad Fauzi Lestari.
9. Keluarga besar PBSI angkatan 2012 kelas B: Marta Susanti S.Pd., Melyda
Agustini R S.Pd., Claria Francisca Meylani, Muhammad Fauzi Lestari,
Vivi Damayanti, Martha Novita Sari Lagur, Reni Damayanti S.Pd.,
Elisabet Ani Ayu Senjaya S.Pd., Maria Ani Marini, Novinda
Wahyuningsih, Maria Rezti Dafrida, Viviyanti Dyah Pangesti, Siti
Khotijah, Irene Kayep, Paulina Novi Dianing Sari, Sisilia Yosi Nour
Indrasari, Maria Ratih Pramitasari, Sarlyn Esti Andini Haning, Emanuel
Adrianus Moat, Karmelia Galih Runti, Yohacim Tito Setyo B S.Pd., Edi
Tri Haryanto, Septian Purnomo Aji, Nety Putri Perdani, Markus Jalu
Vianugrah, Yupinus Tsunme, Alfonsus Novendi, Emmanda Sekar
Yumita, Ryan Pamula Sari, Skolastika Cynthia Maharani, dan Sisilia
Pripita Tyas, yang telah menjadi keluarga selama hampir empat tahun.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Masih
banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis
berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Sisilia Song Liah.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
ABSTRACT .......................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat penelitian .................................................................................... 5
1.5 Batasan Istilah .......................................................................................... 6
1.6 Sistematika Penyajian .............................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 8
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................................... 8
2.2 Kajian Teori ........................................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Ejaan .................................................................................... 11
2.2.2 Jenis-jenis Kesalahan Ejaan ................................................................... 11
2.2.3 Pengertian Kalimat ................................................................................. 19
2.2.4 Unsur-unsur Fungsional Kalimat ........................................................... 21
2.2.5 Kesalahan dalam Bidang Kalimat .......................................................... 25
2.2.6 Jurnal Terakreditasi ................................................................................ 31
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 33
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 33
3.2 Data dan Sumber Data .......................................................................... 34
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 35
3.4 Instrumen Penelitian.............................................................................. 36
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 36
3.6 Triangulasi Data ..................................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 40
4.1 Deskripsi Data ........................................................................................ 40
4.2 Hasil Penelitian ...................................................................................... 41
4.2.1 Kesalahan Kebahasaan .......................................................................... 41
4.3 Kesalahan Kebahasaan yang Dominan .................................................. 54
4.4 Pembahasaan ......................................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 65
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 65
5.2 Saran ...................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68
LAMPIRAN ....................................................................................................... 70
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I ini merupakan bab pendahuluan, di mana di dalamnya akan dikaji enam
hal, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4)
manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian. Keenam hal di
atas akan dijelaskan satu per satu dalam subbab di bawah ini.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya manusia memerlukan bahasa untuk dapat berinteraksi dengan
sesama. Bahasa yang digunakan memiliki ragam yang berbeda-beda di negara yang
terdapat di dunia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahasa adalah
sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Sistem lambang bunyi
yang dimaksudkan di sini adalah sesuatu yang dapat mewakilkan ide, perasaan,
pikiraan, benda, dan tindakan secara arbiter.
Bahasa dibedakan menjadi dua yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa
lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat ucap dan biasanya lebih ekspresif dalam
bahasa mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk
mendukung komunikasi. Bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya dan dalam sebuah tulisan
terdiri dari pragraf, kalimat, dan juga kata.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Paragraf merupakan bagian karangan/tulisan yang membentuk satu
kesatuan pikiran, ide, dan gagasan. Setiap paragraf dikendalikan oleh satu ide
pokok. Ide pokok paragraf harus dikemas dalam sebuah kalimat, yang disebut
juga kalimat utama. Dari kalimat utama paragraf itulah kalimat-kalimat penjelas,
baik yang sifatnya mayor maupun minor, dituliskan secara tuntang, lengkap, dan
terperinci (Rahardi, 2009: 158).
Dalam paragraf terdapat unsur lahiriah seperti kalimat dan kata. Kalimat
adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran lengkap. Kalimat dalam wujud
lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, (.), tanda tanya (?) ,
dan tanda seru (!). Kalimat yang baik yaitu kalimat yang setidaknya memiliki
subjek, predikat, dan objek di dalamnya, sehingga menghasilkan kesatuan ujaran
yang utuh dan dapat dipahami. Subjek atau pokok kalimat di sini merupakan
unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat, sedangkan
predikat berfungsi sebagai bagian memberi keterangan tentang sesuatu yang
berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan atau dalam keadaan
apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat terjadi dari kata kerja atau
kata keadaan dan kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat
kalimat serta ciri khas objek itu sendiri.
Keberhasilan penulis sebuah karangan ditentukan oleh beberapa faktor.
Salah satu di antaranya adalah ketepatan pilihan kata-kata yang menyusun
karangan itu. Dalam sebuah karangan penyusunan kata memiliki peranan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sangat penting karena kata mengandung makna, bunyi, dan asosiasi, sehingga
harus dipertimbangkan keserasianya oleh seorang penulis. Dalam pemilihan kata
untuk menuliskan sebuah karya ilmiah, para penulis hendaknya memperhatikan
aspek ketepatan, kesaksamaan, dan kelaziman kata-kata yang akan digunakan.
Kata yang digunakan harus tepat makna yang akan disampaikan dan harus sesuai
dengan situasi pemakaiannya.
Menurut KBBI ejaan didefinisikan sebagai kaidah-kaidah cara
mengambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Jelaslah bahwa ejaan tidak hanya
berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan
dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya
saja kata, kelompok kata, atau kalimat. Kecuali itu, ejaan berkaitan pula dengan
penggunaan tanda baca pada satuan-satuan huruf tersebut.
Dalam penjelasan tentang kalimat dan ejaan di atas menjadi syarat penting
yang harus diperhatian oleh semua pihak yang akan menuliskan sebuah jurnal
ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 594), jurnal adalah
majalah yang khusus memuat artikel dalam bidang ilmu tertentu. Jurnal disebut
juga terbitan berkala ilmiah dan diterbitkan oleh suatu perguruan tinggi. Jurnal ini
juga terdiri atas beberapa artikel di dalamnya. Jurnal yang baik adalah jurnal yang
telah terakreditasi oleh suatu lembaga pendidikan, jurnal akan melalui beberapa
tahap agar bisa diterbitkan salah satunyaa harus memenuhi standar yang telah
ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Jurnal terakreditasi diharapkan sudah menggunakan kalimat yang
sempurna, yaitu kalimat yang sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan atau harus
sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Kalimat yang terdapat di
dalam jurnal terakreditasi kiranya sudah sangat baik dan seharusnya tidak terdapat
kesalahan kebahasaan lagi karena seperti yang kita ketahui jurnal terakreditasi
pada keseluruhan isi harus baik terutama dalam penyusunan kalimat dan
pemilihan kata yang digunakan, sehingga tidak ada kesalahan dalam penulisan
artikel misalnya dalam penggunaan ejaan, kata dan kalimatnya.
Peneliti di sini mencoba menganalisis jurnal yang statusnya telah
terakreditasi khususnya jurnal dari Universitas Kristen Petra, seperti diketahui
bahwa Universitas Kristen Petra adalah salah satu universitas swasta terbaik se-
Indonesia menurut DIKTI dan telah diakui keberadaannya. Jurnal yang akan
peneliti gunakan yaitu jurnal di bidang akuntansi, peneliti memilih jurnal ini
karena berhubungan dengan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Diharapkan
pada era MEA ini, warga Indonesia dapat meningkatkan martabat bahasa
Indonesia, termasuk pada penulisan artikel jurnal ilmiah. Selain itu, berdasarkan
pengamatan peneliti terhadap artikel Jurnal Akuntansi dan Keuangan tahun 2014
Universitas Kristen Petra, terdapat banyak kesalahan kebahasaan. Oleh karena
itu, peneliti memilih jurnal Akuntansi dan Keuangan tahun 2014 Universitas
Kristen Petra untuk dikaji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat oleh
peneliti sebagai berikut
(1) Kesalahan ejaan dan kalimat apa saja yang terdapat dalam artikel Jurnal
Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra?
(2) Kesalahan kebahasaan apa yang paling dominan yang terdapat pada artikel
Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis-jenis
kesalahan ejaan dan kalimat yang terdapat dalam artikel Jurnal Akuntansi dan
Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra dan kesalahan kebahasaan yang paling
dominan yang terdapat pada jurnal.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun
praktis. Adapun manfaat secara teoritis dan praktis adalah sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah
wawasan pengetahuan dalam bidang linguistik khususnya dalam aspek
kebahasaan yaitu menulis artikel jurnal dengan memperhatikan unsur-unsur
fungsional kalimat yaitu dalam bidang kebahasaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik
pembaca maupun penulis jurnal yang menjadi sasaran utama dalam pembelajaran
bahasa. Bagi pembaca maupun penulis jurnal, penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan kebahasaan dalam aspek menulis khususnya tentang
ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan kebahasaan dalam menuliskan sebuah
artikel. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat menghindari kesalahan
kalimat dalam menulis karangan.
1.5 Batasan Istilah
Agar mempunyai konsep yang sama dalam berbagai istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan istilah. Adapun batasan istilah
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Kesalahan
Kesalahan adalah penyimpangan yang terjadi dalam pemakaian bahasa dan
kesalahan biasanya terjadi secara konsisten dalam kurun waktu yang lama (KBBI,
2008: 1206).
(2) Kesalahan kebahasaan
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa
digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi: kegiatan mengumpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan tersebut, mengklasifikasikan
kesalahan itu, mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu (Setyawati, 2010: 18).
(3) Jurnal terakreditasi
Jurnal terakreditasi adalah majalah yang khusus memuat artikel dalam
bidang ilmu tertentu yang diterbitkan oleh suatu perguruan tinggi atau instansi
tertentu (KBBI, 2008: 594).
1.6 Sistematika Penyajian
Penyajian hasil penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab I merupakan Bab
pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II merupakan
landasan teori yang berisi penelitian terdahulu yang relevan, kajian teori, dan
kerangka berpikir. Bab III merupakan bab metodologi penelitian. Pada bab ini
berisi mengenai jenis penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, dan teknis analisis data. Bab IV adalah bab hasil
penelitian dan pembahasan. Bab ini berisi hasil analisis data dan pembahasan. Bab
V merupakan penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini merupakan bab landasan teori, yang di dalamnya akan dikaji dua hal,
yaitu (1) penelitian terdahulu yang relevan dan (2) kajian teori.Kedua hal di atas akan
dijelaskan satu per satu dalam subbab di bawah ini.
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian tentang kesalahan penggunaan konjungsi sudah banyak dilakukan
oleh peneliti lain. Penelitian ini pun sangat beragam sesuai dengan permasalahan
yang diamati. Hal yang menjadi keberagaman penelitian mengenai kesalahan
kebahasaan lainnya adalah sumber data yang dianalisis.
Penelitian mengenai kesalahan kalimat yang dilakukan oleh Anggit Kuntarti
(2015) dalam skripsi yang berjudul ‘Analisis Kesalahan Kalimat pada Skripsi
Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta’. Hasil penelitian ini mendeskripsikan bentuk
kesalahan kalimat yang meliputi: (1) kesalahan kalimat yang tidak bersubjek, (2)
kesalahan kalimat yang tidak berpredikat, (3) kesalahan kalimat yang tidak bersubjek
dan tidak berpredikat, (4) kesalahan kalimat yang tersisipi antara predikat dan objek,
(5) kesalahan kalimat yang berupa konjungsi berlebihan, (6) kesalahan kalimat
yang berupa urutan tidak paralel, (7) kesalahan kalimat berupa penggunaan istilah
asing, (8) kesalahan kalimat berupa penggunaan kata tanya yang tidak perlu.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Deny Pradita Tri Nandaru (2015) dalam skripsinya yang berjudul ‘Jenis-
jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Tugas Akhir Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Tahun 2013’. Penelitian
tersebut menemukan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif,
korelatif, subordinatif, dan antarkalimat. Jenis konjungsi subordinatif memiliki
frekuensi kesalahan penggunaan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan
jenis konjungsi yang lain. Sebagian besar kesalahan-kesalahan konjungsi
subordinatif itu ditandai dengan penggunaan konjungsi ganda yang menyalahi
prinsip penyusunan kalimat majemuk bertingkat. Sementara itu, jenis konjungsi
koordinatif adalah jenis yang paling dikuasai oleh mahasiswa pendidikan sejarah.
Hal ini ditandai dengan frekuensi kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif
yang paling sedikit.
Penelitian mengenai konjungsi juga dilakukan oleh Ade Supiyanto (2015)
dengan judul ‘Jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Kalimat Majemuk
pada Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta’. Terdapat beberapa kesalahan dalam
kalimat majemuk meliputi (1) kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat
majemuk setara, (2) kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk
bertingkat, dan (3) kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk
campuran.
Penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti di atas sama-sama
menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dan sama-sama membahas tentang
analisis kesalahan, tetapi pada objek yang berbeda. Anggit (2015) berkonsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pada kesalahan kalimat pada tugas akhir mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra
Indonesia. Penelitian Deny (2015) menelaah kesalahan penggunaan konjungsi
pada tugas akhir mahasiswa program studi pendidikan sejarah. Penelitian Ade
(2015) menelaah jenis kesalahan penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk
pada tugas akhir mahasiswa program studi teknik elektro. Ketiga penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian tentang analisis kesalahan kebahasaan sudah banyak dilakukan,
tetapi penelitian tersebut masih layak diteliti lebih lanjut. Bentuk-bentuk
kesalahan berbahasa dalam hal kebahasaan masih ditemukan dalam artikel jurnal
yang terakreditasi seperti kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat. Padahal karya
tulis ilmiah berupa artikel jurnal yang merupakan salah satu contoh situasi
pemakaian bahasa yang mutlak harus memperhatikan kebahasaannya. Format
bahasa yang digunakan harus memenuhi standar ilmiah serta harus sesuai dengan
tata bahasa baku. Oleh karena itu, akan dihadirkan suatu penelitian yang berbeda
dari penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu kesalahan kebahasaan pada artikel
jurnal terakreditasi bagian akuntansi. Pemecahan masalah yang dilakukan oleh
peneliti tidak hanya sebatas jenis-jenis kesalahan kebahasaan yang digunakan,
tetapi juga alternatif pembenarannya.
2.2 Kajian Teori
Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian mengenai
pengertian ejaan dan pengertian kalimat, kesalahan dalam bidang kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.2.1 Pengertian Ejaan
Menurut KKBI (2008: 353), ejaan didefinisikan sebagai kaidah-kaidah cara
mengambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Jelaslah bahwa ejaan tidak hanya
berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan
dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya
saja kata, kelompok kata, atau kalimat. Kecuali itu, ejaan berkaitan pula dengan
penggunaan tanda baca pada satuan-satuan huruf tersebut.
Menurut Arifin (1987: 29), yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan
peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antar
lambang-lambang itu dan secara teknis yang dimaksud dengan ejaan adalah
penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca. Dikemukakan juga
oleh Kridalaksana (1982: 39), ejaan adalah sistem atau perlambang bunyi bahasa
dengan huruf, aturan menuliskan kata-kata dan cara-cara mempergunakan tanda
baca. Dengan demikian, ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja kata,
tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara mengatur penulisan huruf manjadi
satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat.
2.2.2 Jenis-jenis Kesalahan Ejaan
Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai beberapa kesalahan
ejaan yang masih sering ditemui. Sebagai acuan peneliti menggunakan buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Buku tersebut digunakan sebagai
panduan dalam menganalisis kesalahan kebahasaan yang terdapat pada jurnal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
terakreditasi. Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia terdiri dari
empat bab yaitu, (1) Pemakaian Huruf, (2) Penulisan Kata, (3) Pemakaian Tanda
Baca dan (4) Penulisan Unsur Serapan.
2.2.2.1 Pemakaian Huruf
Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai beberapa kesalahan
ejaan yang masih sering ditemui. Peneliti menggunakan buku Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia sebagai acuan dalam menganalisis kesalahan kebahasaan
pada jurnal terakreditasi bagian akuntansi. Berikut ini akan diuraikan beberapa
kesalahan dalam pemakain huruf adalah sebagai berikut.
(a) Huruf Kapital
Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia terdapat tiga belas
katentuan penggunaan huruf kapital, ketiga belas ketentuan tersebut sebagai
berikut. (1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. (2) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
(3) Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. (4) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. (5). Huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau
akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti
nama orang. (6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yang dipakai sebagai sapaan. (7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai
sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
(8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa. (9). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
dan hari besar atau hari raya. (10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama peristiwa sejarah (11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama geografi. (12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,
yang, dan untuk. (13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata
(termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan
makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke,
dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. (14) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau
sapaan. (15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan
lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Pada penulisan-penulisan resmi, masih banyak penulisan yang menyimpang
dari kaidah kebahasaan, contoh kalimat yang keliru dalam penggunaan huruf
kapital adalah sebagai berikut.
(1) Besok bibi akan ikut ke pasar untuk membeli tape.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pada kalimat (1) kata bibi seharusnya menggunakan huruf kapital karena
dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan. Kalimat di atas
menjadi benar apabila ditulis sebagai berikut.
(1a) Besok Bibi akan ikut ke pasar untuk membeli tape.
(b) Huruf Miring
Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, terdapat beberapa
kententuan dalam penggunaan huruf miring yaitu; (1) Huruf miring dipakai untuk
menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam
tulisan, termasuk dalam daftar pustaka, (2) Huruf miring dipakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata
dalam kalimat, dan (3) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau
ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Masih sering terjadi kesalahan
pada media cetak dan jurnal-jurnal ilmiah dalam penulisan bahasa asing yang
seharusnya ditulis miring. Adapun kesalahan yang sering terjadi adalah sebagai
berikut.
(2) Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999).
Kata interview pada contoh kalimat (2) seharusnya ditulis dengan cetak
miring karena dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia huruf miring
dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa
asing. Kalimat (2) yang benar ditulis dengan cara sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
(2a) Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999).
2.2.2.2 Penulisan kata
Pada bagian ini, peneliti akan membahas mengenai kesalahan ejaan yang
masih sering ditemui dalam penulisan kata. Peneliti menggunakan buku Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia sebagai acuan dalam menganalisis kesalahan
dalam penulisan kata yang terdapat pada jurnal terakreditasi bagian akuntansi.
Dengan demikian, akan diuraikan kesalahan dalam penulisan kata adalah sebagai
berikut.
(a) Kata Depan
Dalam buku Padoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, terdapat kententuan
dalam penggunaan kata depan yaitu, Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh kalimat yang kurang tepat dalam
penggunaan kata depan adalah sebagai berikut.
(3) Dimana aspek sosial terdiri dari empat sub-dimensi yaitu.
Kata Dimana dalam contoh kalimat (3) tidak benar karena pada buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia kata depan dalam sebuah kalimat harus
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, bentuk contoh kalimat yang
menggunkan kata depan yang benar adalah sebagai berikut.
(3a) Di mana aspek sosial terdiri dari empat sub-dimensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.2.2.3 Pemakaian Tanda Baca
Hal-hal yang diuraikan dalam pemakaian tanda baca atau pungtuasi ini
adalah petunjuk bagaimana penggunaan tanda titik, koma, titik koma, titik dua,
tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda elips, tanda petik, tanda
petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring, dan tanda
penyingkat atau apostrof. Berikut ini akan diuraikan sedikit tentang kesalahan
yang terdapat dalam jurnal terakreditasi bidang akuntansi, yaitu dalam pemakaian
tanya koma (,) dan tanda pisah (—).
(a) Tanda Koma (,)
Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, terdapat beberapa
kententuan dalam penggunaan tanda koma yaitu; (1) diantara unsur-unsur dalam
suatu perincian atau pembilangan, (2) untuk memisahkan kalimat majemuk setara
yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului kata seperti tetapi atau
melaikan, (3) untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya, (4) di belakang kata atau ungkapan
penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat, termasuk oleh karena
itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi, (5) untuk memisahkan kata
seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat,
(6) untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat, (7) dipakai
diantara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal,
serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. (8) dipakai
untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar pustaka,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(9) dipakai di antara bagian-bagian dalam cacatan kaki atau cacatan akhir,
(10) dipakai di antara nama orang dan gelar akademis yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga, (11) dipakai
sebelum angka desimal atau diantara dolar dan sen, (12) dipakai untuk mengapit
keterangan atau keterangan aposisi dan (13) dipakai di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian.
Tanda koma masih sering sekali dihilangkan pada kalimat setara yang satu
dengan kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti, tetapi,
melainkan, sedangkan dan kecuali. Tanda koma juga sering dihilangkan dalam
ungkapan kata hubung antarkalimat yang terdapat di awal kalimat, seperti: oleh
karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
Contoh kalimat yang menghilangkan tanda koma adalah sebagai berikut.
4) Dengan demikian kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak dirupakan dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan, melainkan diatur melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan melibatkan para organ yayasan, diantaranya adalah pembina, pengurus, pengawasan dan lembaga pelaksanaanya. (JA/2014/H39/P2/K3).
Kalimat yang terdapat pada no (4) mengalami kesalahan karena di belakang
kata dengan demikian tidak disertai tanda koma. Kalimat (4) akan benar apabila
dituliskan dengan cara.
(4a) Dengan demikian, kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak merupakan dalam bentuk saham yang dapat diperjualbelikan, melainkan diatur melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan melibatkan para orang yayasan, diantaranya adalah pembina, pengurus, pengawasan dan lembaga pelaksanaanya.
( JA/2014/H39/P2/K3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(b) Tanda Pisah (— )
Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, terdapat beberapa
ketentuan dalam penggunaan tanda pisah yaitu; (1) Tanda pisah dapat dipakai
untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat, (2) Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain, (3) Tanda pisah dipakai di antara
dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti “sampai dengan” atau “sampai
ke”. Contoh kalimat yang masih sering ditemukan dalam media cetak yaitu
sebagai berikut.
5) Data sekunder ini berupa laporan keuangan triwulanan dan laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan pada pariode 2010-2012 dalam satuan rupiah untuk menggunakan revenue model. ( JA/2014/H46/P1/K2).
Kalimat (5) kurang tepat kerena menggunakan tanda sambung, kalimat akan
benar jika ditulis sebagai berikut.
(5a) Data sekunder ini berupa laporan keuangan triwulanan dan laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan pada pariode 2010—2012 dalam satuan rupiah untuk menggunakan revenue model. ( JA/2014/H46/P1/K2) .
2.2.2.4 Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta,
Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya unsur
pinjaman dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle clock. Unsur-unsur ini
dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapan masih mengikuti cara
asing. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti cartoon (kartun), central (sentral), china
(Cina), effeck (efek). Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia
dengan mengubah ejaan seperlunya saja, sehingga bentuk Indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.
2.2.3 Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran yang lengkap.
Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
di sela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf
latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.),
tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Kalimat yang baik adalah kalimat yang
setidaknya memiliki subjek, predikat dan objek di dalamnya, sehingga
menghasilkan kesatuan ujaran yang utuh dan dapat dipahami. Subjek atau pokok
kalimat di sini merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan
makna kalimat, sedangkan predikat berfungsi sebagai bagian memberi keterangan
tentang sesuatu yang berdiri sendiri tentulah menyatakan apa yang dikerjakan atau
dalam keadaan apakah subjek itu. Oleh karena itu, biasanya predikat terjadi dari
kata kerja atau kata keadaan dan kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada
jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri.
Menurut Ramlan (2008: 17), kalimat adalah satuan gramatis yang dibatasi
oleh intonasi akhir selesai. Dalam bahasa tulis kalimat dibatasi oleh tanda (.), (?),
(!), dan tanda (;). Secara fungsional kalimat terdiri dari S atau Subjek dan P atau
Predikat. Di samping itu terdapat pula unsur yang lain, yaitu O atau Objek, Pel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
atau Pelengkap, dan Ket atau Keterangan. Dari segi makna, S adalah unsur
kalimat yang dibicarakan, sedangkan P ialah unsur kalimat yang membicarakan S.
O ialah unsur kalimat yang dikenai perbuatan yang tersebut pada P yang berupa
verbal transitif, dan apabila dipasifkan kata yang menduduki fungsi O itu akan
menduduki fungsi S, sedangkan Pel adalah unsur kalimat yang ikut melengkapi P
yang berupa varba transitif di samping O, atau melengkapi P yang berupa verba
intransitif. Akhirnya, ket adalah unsur kalimat yang pada umumnya memiliki
tempat yang bebas, mungkin terletak di muka S-P, mungkin terletak di belakang
S-P, bahkan ada juga yang terletak di antara S dan P. Berdasarkan maknanya, Ket
memberikan keterangan tempat, waktu, cara, sebab, akibat, dan lain-lainya.
Menurut Alwi (2003: 311), kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam
wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam
wujud tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.),
tanda tanya (?), atau tanda seru (!), sementara itu, di dalamnya disertakan pula
beberapa tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Hal
serupa dikemukakan oleh Widjono (2005: 134), menurut Widjono kalimat adalah
satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam bahasa tulis,
kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan dengan tanda titik, tanda
seru, dan tanda tanya. Hal serupa juga dikemukakan oleh Abdul Chaer (2011:
327) kalimat adalah satuan bahasa yang berisi suatu “pikiran” atau “amanat” yang
lengkap. Rahardi (2009: 76) berpendapat bahwa kalimat dapat dipahami sebagai
suatu bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau
gagasan. Pendapat tersebut dapat dikatakan sebagai satuan bahasa terkecil karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sesungguhnya di atas tataran kalimat itu masih terdapat suatu kebahasaan lain
yang jauh lebih besar. Arifin (1989: 92) juga mendefinisikan kalimat adalah suatu
bagian pernyataan yang selesai dan menunjukan pikiran yang lengkap.
Dari pendapat beberapa ahli di atas peneliti mengacu pada definisi yang
dikemukan oleh Alwi (2003: 311), kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam
wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam
wujud tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.),
tanda tanya (?), atau tanda seru (!), sementara itu, di dalamnya disertakan pula
beberapa tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-) dan spasi.
2.2.4 Unsur-unsur Fungsional Kalimat
Menurut Ramlan (2008: 17), kalimat secara fungsional terdiri dari subjek
atau S, predikat atau P, objek atau O, pelengkap atau Pel, dan keterangan atau
Ket. Menurut Alwi, dkk. ( 2003: 321) menyatakan bahwa dalam pembentukan
kalimat terdapat lima fungsi sintaksis yaitu S, P, O, Pel, dan Ket. Kelima fungsi
sintaksis tersebut tidak selalu dihadirkan secara lengkap pada suatu kalimat, tetapi
subjek dan predikat diharuskan selalu terisi dalam sebuah kalimat, sedangkan O,
Pel, dan Ket dihadirkan tergantung bentuk dan jenis predikat. Suguno (2009: 41),
berpendapat bahwa terdapat lima unsur kalimat yaitu subjek, predikat, objek, dan
yang terakhir adalah keterangan. Kelima unsur tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui apakah kalimat yang dihasilkan sudah sesuai memenuhi syarat
kaidah kebahasaan atau belum, karena kalimat yang benar harus memiliki
kelengkapan kalimat seperti SPOK tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dari ketiga pendapat yang diterangkan di atas, peneliti hanya mengaju pada
pendapat yang disampaikan oleh Alwi, dkk. (2003) yaitu setiap kata atau prasa
yang menjadi konstituen kalimat mempunyai unsur-unsur kalimat. Berikut adalah
uraian-uraian yang peneliti gunakkan dalam menganalisis data.
2.2.4.1 Subjek
Menurut Alwi, dkk. (2003: 327) subjek merupakan fungsi sintaksis yang
paling penting dalam sebuah kalimat setelah predikat. Subjek dapat berupa
nomina, prasa nominal, frasa verba atau klausa. Pendapat serupa juga
dikemukakan oleh Sugono (2009) subjek merupakan unsur paling pokok di dalam
kalimat dan letak subjek selalu berdampingan dengan predikat. Menurut Rahardi
(2009: 77) unsur pembentuk kalimat yang harus disebut pertama adalah subjek.
Dalam kalimat, subjek tidak selalu di depan. Adakalanya subjek terletak di
belakang predikat, terutama sekali untuk kalimat yang berdiatesis pasif.
Umumnya subjek terletak di sebelah kiri predikat, tetapi unsur subjek dapat juga
diletakkan di sebelah kanan predikat, apabila unsur subjek lebih panjang daripada
unsur predikat. Dengan demikian, dapat simpulkan bahwa subjek merupakan
kunci utama dalam pembentuk suatu kalimat. Keberadaan subjek tidak diharuskan
berada pada awal kalimat, melainkan juga bisa di akhirkalimat. Adapun ciri-ciri
subjek menurut Sugono (2009: 42—56 ), yaitu (1) jawaban apa atau siapa,
(2) disertai kata itu, (3) didahului kata bahwa, (4) mempunyai keterangan pewatas
yang, (5) tidak didahului preposisi, dan (6) berupa nomina atau frasa nominal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.2.4.2 Predikat
Rahardi ( 2009: 80) menyatakan bahwa predikat sama-sama sebagai unsur
pokok di dalam kalimat, predikat memiliki karakter yang tidak sama dengan
subjek. Akan tetapi, kejatian sebuah subjek menjadi jelas juga karena ada subjek
kalimatnya. Dengan demikian, dapat dikatakan subjek dan predikat kalimat itu
merupakan unsur pokok dalam kalimat. Alwi, dkk. (2003: 326), predikat
merupakan konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan
jika ada konstituen O, Pel / Ket wajib di sebelah kanan. Kedudukan P dapat
ditukar tempatnya dengan S, dalam arti unsur S dapat terletak di muka P atau
sebaliknya. Predikat kalimat biasanya berupa prasa nominal, prasa numerel, prasa
preposisional, frasa verbal, dan frasa adjektiva. Hal serupa juga disampaikan oleh
Sugono, menurut Sugono (2009: 55) predikat merupakan unsur utama suatu
kalimat sebelum subjek. Dengan demikian, peneliti sejalan dengan teori yang
disampaikan oleh Rahardi (2009) yaitu predikat memiliki karakter yang berbeda
dengan subjek, tetapi memiliki peran yang sama penting dalam pembentukan
sebuah kalimat, sehingga menjadikan subjek dan predikat sebagai unsur pokok
dalam membentukan sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri predikat menurut Sugono
yaitu (1) jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana, (2) kata adalah atau
ialah, (3) dapat diingkari, dan (4) dapat disertai kata-kata aspek dan modalitas.
2.2.4.3 Objek
Menurut Alwi, dkk. (2003: 328) objek adalah konstitun kalimat yang
kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Kedudukan unsur objek selalu di belakang predikat. Rahardi (2009: 82) juga
berpendapat bahwa dalam banyak hal dapat dikatakan bahwa objek kalimat
berlawanan dengan subjek kalimat. Tempatnya juga hampir pasti berlawanan di
dalam kalimat. Objek kalimat hanya dimungkinkan hadir apabila predikat kalimat
tersebut merupakan verba atau kata kerja yang bersifat aktif transitif. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa objek dapat berperan sebagai subjek dalam
bentuk pasif, tetapi tidak dapat didahului proposisi. Adapun ciri-ciri objek
menurut Sugono (2009: 71—78), yaitu (1) langsung di belakang predikat,
(2) dapat menjadi subjek kalimat pasif, (3) tidak didahului preposisi.
2.2.4.4 Pelengkap
Menurut Rahardi (2009: 84), pelengkap sering dikacaukan pemahamannya
dengan objek kalimat. Dalam kalimat pasif, pelengkap tidak dapat menempati
fungsi subjek. Sugono (2009: 79) menyatakan pelengkap dan objek memiliki
kesamaan. Kesamaan itu adalah unsur kalimat (1) bersifat wajib, (2) menempati
posisi belakang predikat, dan (3) tidak didahului preposisi. Perbedaanya terletak
pada oposisi kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap di belakang predikat
kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif bukan pelengkap.
Dengan demikian, peneliti mengaju teori yang disampaikan oleh Sugono (2009)
yaitu pelengkap tidak dapat didahului oleh preposisi dan pelengkap menempati
posisi di belakang predikat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.2.4.5 Keterangan
Rahardi (2009: 85) menyatakan keterangan adalah unsur kalimat yang
sifatnya tidak wajib hadir. Berbeda dengan subjek, predikat, objek, dan pelengkap
yang sifatnya wajib hadir. Adapun fungsi keterangan adalah untuk menambahkan
informasi pada kalimat itu. Hal serupa juga disampaikan oleh Sugono (2009: 84),
keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut
tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat misalnya, memberi informasi
tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kata “keterangan” tidak diharuskan hadir dalam sebuah
kalimat karena fungsi keterangan hanya sebagai pelengkap dalam sebuah kalimat.
Berikut dikemukakan beberapa ciri-ciri dari keterangan, menurut Sugono (2009:
84—95) yaitu (1) bukan unsur utama, dan (2) tidak terikat posisi. Dalam Sugono
(2009: 86—95), katerangan terbagi ke dalam beberapa bentuk yaitu keterangan
waktu, tempat, cara, sebab, tujuan aposisi, tambahan, dan pewatas.
2.2.5 Kesalahan dalam Bidang Kalimat
Kesalahan dalam bidang kalimat pada kajian ini merujuk pada kajian
mengenai kalimat yang tidak memiliki unsur subjek, kalimat yang tidak memiliki
unsur predikat, dan kalimat yang penggunaan konjungsinya tidak sesuai.
2.2.5.1 Kalimat yang Tidak Memiliki Unsur Subjek
Menurut Arifin (1987: 17), sebuah kalimat sekurang-kurangnya terdiri atas
subjek dan predikat, terkecuali kalimat perintah atau ujaran yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
jawaban atas sebuah pertanyaan. Biasanya kalimat yang subjeknya tidak jelas itu
terdapat dalam kalimat rancu (kacau), yaitu kalimat yang berpredikat kata kerja
aktif transitif di depan subjeknya terdapat kata depan. Adapun contoh kalimat
yang tidak memiliki unsur subjek adalah sebagai berikut.
(6) Pada model 1 (gambar 4) keadilan distributif tidak berpengaruh pada komitmen terhadap tuhuan sehingga tidak mendukung H1b.
Arifin mengungkapkan bahwa, apabila subjek kalimat aktif didahului kata
pada, di, dan dari seperti contoh kalimat di atas, subjek itu menjadi tidak jelas,
kabur dan dapat menimbulkan berbagai taksiran. Kata-kata lain, yang tidak boleh
didahului subjek yang sejenis dengan itu adalah bagi, dalam, dengan, sebagai,
merupakan, kepada, dan untuk. Bila disunting kalimat di atas menjadi tepat
apabila;
(6a) Model 1 (gambar 4) keadilan distributif tidak berpengaruh pada komitmen terhadap tuhuan, sehingga tidak mendukung H1b.
2.2.5.2 Kalimat yang Tidak Bersubjek dan Tidak Berpredikat/Kalimat
Buntung
Menurut Arifin (1989: 20), biasanya susunan kalimat semacam ini adalah
kalimat dipenggal-penggal seperti terdapat dalam bahasa lisan. Kalimat-kalimat
yang dipenggal itu masih mempunyai hubungan gantung kalimat lainnya. Kalimat
yang hubungan gantung itu disebut anak kalimat, sedangkan kalimat yang
gantunginya disebut induk kalimat. Contoh kalimat yang tidak bersubjek dan
berpredikat adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(7) Pada era globalisasi ini, di mana hambatan-hambatan perekonomian
semakin pudar. Karena peralihan arus dana dari pihak yang surplus
kepada yang defisit akan semakin cepat dan tanpa hambatan.
Kalimat yang diawali oleh kata-kata yang digarisbawahi jelas bukan kalimat
baku karena kalimat itu tidak beruntun, tidak bersubjek, dan tidak berpredikat.
Arifin (1987: 21) menurut kaidah yang berlaku, kalimat tunggal bahasa Indonesia
tidak boleh diawali oleh kata-kata karena, sehingga, apabila, agar, seperti, kalau,
walaupun, jika dan kata penghubung lainya. Kata penghubung seperti itu dapat
mengawali kalimat jika yang diawali oleh kata-kata itu merupakan anak kalimat
yang mendahului induk kalimat. Dengan demikian, kalimat di atas seharusnya
ditulis dengan cara.
(7a) Pada era globalisasi, di mana hambatan-hambatan perekonomian semakin pudar. Peralihan arus dana dari pihak yang surplus kepada yang defisit akan semakin cepat dan tanpa hambatan.
2.2.5.3 Kalimat yang Penggunaan Konjungsinya Tidak Sesuai
Menurut Ramlan (2009: 172) konjungsi adalah kata atau kata-kata yang
berfungsi menghubungkan fungsi gramatikal yang lebih besar. Berbeda dengan
Kridalaksana (1986: 99) mengatakan bahwa konjungsi adalah katagori yang
berfungsi untuk meluruskan satuan yang lain dalam kontruksi hipotaksis dan
selalu menghubungkan dua satuan yang lain atau lebih dalam dari konstruksi.
Adapun yang dimaksud dengan kontruksi hipotaksis adalah pengabungan kalimat
klausa dengan klausa, frasa dengan frasa, atau kata dengan kata menggunakan
kata penghubung. Menurut Rahardi (2009: 112) konjungsi atau kata hubung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
adalah kata yang bertugas menghubungkan atau menyambungkan ide atau pikiran
yang dalam sebuah kalimat dengan ide atau pikiran pada kalimat yang lainnya.
Dari ketiga definisi konjungsi yang dipaparkan di atas, peneliti mengacu
pada pendapat Rahardi, karena sudah mencangkup berbagai macam jenis
konjungsi atau kata hubung. Rahardi (2009) mengatakan bahwa, konjungsi dalam
bahasa Indonesia terbagi menjadi empat bagian. Adapun keempat konjungsi
tersebut adalah sebagai berikut.
a) Konjungsi koordinatif
Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang bertugas menghubungkan
dua unsur kebahasaan atau lebih yang cendrung sama tataran atau tingkat
kepentingannya. Konjungsi koordinatif juga bertugas menghubungkan dua unsur
kebahasaan atau lebih yang berstatus sama. Status yang dimaksud sama ialah
antara kata dan kata, antara frasa dan frasa, antara klausa dan klausa, dan
seterusnya. (Rahardi, 14—15). Konjungsi koordinarif dalam bahasa Indonesia
memiliki beberapa jenis konjungsi seperti; dan, serta, atau, tetapi, melainkan,
sedangkan. Contoh kalimat yang kurang tepat dalam penggunaan konjungsi
koordinatif adalah sebagai berikut.
(8) Dan peneliti tidak membahas komponan-komponen perubahan dalam konvergensi IFRS yang berdampak pada hasil penelitian.
Kalimat (8) kurang tepat karena kata hubung dan bertugas untuk
menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih yang berstatus sama. Kalimat
akan bener apabila disunting menjadi sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(8a) ....dan peneliti tidak membahas komponan-komponen perubahan dalam konvergensi IFRS yang berdampak pada hasil penelitian.
b) Konjungsi subordinatif
Konjungsi subordinatif menurut Rahardi (2009: 20), konjungsi yang
bertugas menghubungkan dua buah klausa atau lebih. Klausa-klausa yang
dihubungkannya tidak memiliki status sintaksis atau status kalimat yang sama.
Klausa tersebut dikatakan tidak sama karena klausa yang satu merupakan induk
kalimat. Terdapat tiga belas jenis konjungsi subordinatif yang dikelompokkan,
yaitu;
1) Konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu: sejak, semenjak, sedari,
sewaktu, ketika, takkala, sementara, begitu, seraya, selama, serta, sambil,
demi, setelah, sesudah, sehabis, selesai, sesuai, hingga, sampai.
2) Konjungsi subordinatif yang menyatakan syarat: jika, jikalau, kalau, asal
(kan), bila, manakala.
3) Konjungsi subordinatif yang menyatakan pengandaian: andaikan, seadainya,
umpamanya, sekiranya.
4) Konjungsi subordinatif yang menyatakan tujuan: agar, supaya, biar.
5) Konjungsi subordinatif konsesif: biarpun, meskipun, walau (pun), kendati
(pun), sekalipun.
6) Konjungsi subordinatif yang menyatakan perbandingan: seakan-akan, seolah-
olah, sebagaimana, seperti
7) Konjungsi subordinatif yang menyatakan sebab: sebab, karena, oleh karena,
oleh sebab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
8) Konjungsi subordinatif yang menyatakan hasil: sehingga, sampai(-sampai),
makanya.
9) Konjungsi subordinatif yang menyatakan alat: dengan, tanpa
10) Konjungsi subordinatif yang menyatakan cara: dengan, tanpa
11) Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa
12) Konjungsi subordinatif adtributif: yang
13) Konjungsi subordinatif yang menyatakan perbandingan: sama...lebih,
dari(pada).
Berikut salah satu contoh kalimat dalam penggunaan konjungsi subordinatif.
(9) Jika survei dirancang dan dilakukan dengan benar, maka metode ini akan dapat menjadi metode untuk memperoleh sumber data dengan skala besar dan berkualitas tinggi.
Kalimat (9) kurang tepat karena menggunakan dua tanda hubung yang tidak
sesuai dengan kalimat di atas yaitu pada kata jika dan maka , kalimat tersebut
akan benar apabila ditulis sebagai berikut.
(9a) Jika survei dirancang dan dilakukan dengan benar, metode ini akan dapat menjadi metode untuk memperoleh sumber data dengan skala besar dan berkualitas tinggi.
c) Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat dapat dipahami sebagai konjungsi atau kata
penghubung yang menghubungkan ide atau gagasan pada suatu kalimat yang satu
dengan ide atau gagasan pada kalimat yang lainnya. Baik dalam konteks lisan
maupun konteks tulis. Konjungsi antarkalimat selalu ditandai dengan
keberadaanya di awal kalimat, karena tugas pokoknya adalah mengawali kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang baru. Adapun contoh-contoh konjungsi antarkalimat yang terdapat dalam
bahasa Indonesia menurut Rahardi (2009) yaitu sebagai berikut: biarpun
demikian, biarpun begitu, meskipun demikian, sekalipun begitu, walaupun
demikian, walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu, sungguhpun
demikian, sungguhpun begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya,
tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya,
malahan, malah, bahkan, akan tetapi, namun, kecuali itu, dengan demikian, oleh
karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu. Contoh kalimat yang kurang tepat dalam
penggunaan konjungsi antarkalimat adalah sebagai berikut.
(10) Sedangkan menurut Bakesbang, organisasi sektor publik di luar pemerintah adalah organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya meliputi organisasi keagamaan, kepemudaan, wanita, profesi, fungsionaris, penghayat kepercayaan dan lembaga swadaya masyarakat. (JA/2014/H36/P2/K2).
Kalimat (10) kurang tepat karena kata hubung sedangkan bertugas untuk
menghubungkan ide atau gagasan pada suatu kalimat yang satu dengan ide atau
gagasan pada kalimat yang lainnya. Kalimat (10a) akan tepat apabila.
(10a) Menurut Bakesbang, organisasi sektor publik di luar pemerintah adalah organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya meliputi organisasi keagamaan, kepemudaan, wanita, profesi, fungsionaris, penghayat kepercayaan dan lembaga swadaya masyarakat.
2.2.6 Jurnal Terakreditasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 594), jurnal adalah majalah
yang khusus memuat artikel dalam bidang ilmu tertentu. Jurnal disebut juga
terbitan berkala ilmiah. Jurnal diterbitkan oleh suatu perguruan tinggi dan Jurnal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
ini juga terdiri atas beberapa artikel di dalamnya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008: 28), terakreditasi adalah sudah diakrediatsi.
Jadi, jurnal terakreditasi adalah majalah yang khusus memuat artikel dalam
bidang ilmu tertentu yang diterbitkan oleh perguruan tinggi atau kelembagaan
perguruan tinggi dan telah dinilai oleh dikti. Jurnal yang telah diakui adalah jurnal
yang penulisanya sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini merupakan bab metodologi penelitian, yang di dalamnya akan
dikaji lima hal, yaitu (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) teknik
pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, dan (5) teknik analisis data. Kelima
hal di atas akan dijelaskan satu per satu dalam subbab di bawah ini.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan lebih cenderung menggunakan
analisis. Menurut Arikunto (2010: 33) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan,
yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan. Noor (2011: 35) mengungkapkan
bahwa melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa
atau kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus
terhadap peristiwa tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan definisi yang
diberikan oleh dua ahli di atas. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data
berupa kesalahan penggunaan kebahasaan pada ejaan dan kalimat artikel jurnal
terakreditasi pada suatu perguruan tinggi. Setelah mengumpulkan data berupa
artikel jurnal, peneliti mulai menganalisis kesalahan kebahasaan dan
mengkalkulasi jumlah kesalahan yang terdapat dalam artikel jurnal. Data-data
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tersebut akan dideskripsikan secara apa adanya atau sesuai dengan yang terlihat.
Hal ini sesuai dengan apa yang ungkapkan oleh Arikunto (2011: 3) bahwa dalam
penelitian deskriptifi, peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek yang
diteliti. Peneliti tidak sekalipun menambah, mengurangi atau bahkan
memanipulasi objek penelitian.
Dalam penelitian ini, jumlah kesalahan berbahasa pada artikel jurnal
terakreditasi sebagai fenomena yang terdapat pada subjek penelitian,
dideskripsikan dengan kata-kata dan peneliti juga mendeskripsikan/memaparkan
hasil analisis dengan apa adanya dengan menggunakan kata-kata.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Kemudian, hasil penelitian disajikan
dalam bentuk laporan penelitian.
3.2 Data dan Sumber Data
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 297) data adalah
keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau
kesimpulan). Sejalan dengan definisi itu, Noor (2011: 137) menyatakan bahwa
data adalah informasi yang diterima sebagai suatu kenyataan atau fenomena
empiris, wujudnya dapat merupakan seperangkat ukuran (kuantitif, berupa angka-
angka) atau berupa kata-kata (kualitatif). Dari dua pengertian itu, dapat
disimpulkan bahwa data adalah informasi yang berbentuk kata ataupun angka,
lisan ataupun tertulis yang digunakan dapat dijadikan dasar kajian (analisis)
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Data dalam penelitian ini berupa kata-kata yaitu kesalahan ejaan dan
kesalahan kalimat yang terdapat pada jurnal terakreditasi bidang akuntansi dan
keuangan 2014 dari Universitas Kristen Petra sebagai sumber tertulis.
Sumber data adalah subjek dari mana dapat diperoleh (Arikunto, 2010:
172). Sumber data yang akan peneliti gunakan di sini adalah artikel Jurnal
Akuntansi dan Keuangan 2014 dari Universitas Kristen Petra.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada suatu penelitian merupakan suatu yang sangat
penting. Menurut Noor (2011: 138), teknik pengumpulan data adalah cara yang
dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian. Menurut Arikunto (2010: 274), teknik
dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, dan sebagainya.
Peneliti mengumpulkan data yang berupa artikel jurnal terakreditasi bidang
akuntansi.
Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
ialah sebagai berikut.
(1) Mengunduh artikel jurnal terakreditasi bidang akuntansi.
(2) Membaca dan menandai kesalahan kebahasaan pada data tersebut dengan
memberi tanda pada kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam data.
(3) Membuat daftar kalimat yang berisi kesalahan kebahasaan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(4) Memberi kode pada setiap data yang salah tersebut dengan JA sebagai jurnal
terakreditasi, 2014 sebagai tahun terbit, Hi sebagai halaman 1, P1 sebagai
pragraf 1 dan K1 sebagai kalimat 1.
(5) Mengelompokkan kesalahan kebahasaan sesuai dengan jenisnya.
3.4 Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2010: 203), instrumen penelitian adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Hal mengenai instrumen penelitian juga dijelaskan oleh Meleong
(2008:168), instrumen penelitian adalah alat pengumpul data. Instrumen
penelitian ini adalah penelitian sendiri. Moleong (2008:168) menegaskan bahwa
kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana,
pelaksana, pengumpul, penganalisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi
pelapor hasil penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis
deskriptif, yaitu peneliti memaparkan secara rinci data dan hasil analisis data
dalam bentuk kalimat. Siddel (1998) dalam kutipan Moleong (2006), proses dari
analisis data kualitatif dilakukan dengan beberapa tahap yaitu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1) Mencatat hasih penelitian lapangan dengan memberi kode agar sumber
datanya tepat dapat ditelusuri.
2) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,
membuat iktisar, dan membuat indeks.
3) Berpikir, dengan jalan membuat agar katagori data itu mempunyai makna,
mencari, dan menemukan pola, dan hubungan-hubungan, dan membuat
temuan-temuan umum.
Peneliti juga menggunakan teknik analitik yaitu cara kerjanya seperti
menyusun data dari sumber data yang telah dikumpulkan. Adapun langkah-
langkah analisis data yang dilakukan oleh peneliti ialah sebagai berikut.
(1) Membaca dan mengidentifikasi kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam
data.
(2) Menghubungkan data dengan teori-teori yang digunakan.
(3) Menganalisis kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam data.
(4) Membuat tabel dan memasukan data yang telah dianalisis.
(5) Menyerahkan data yang telah yang telah dianalisis kepada triangulator untuk
diuji keabsahanya.
(6) Melakukan perbaikan data dan diberikan kepada triangulator jika masih
mengalami kesalahan.
3.6 Triagulasi Data
Menurut Moleong (2008:330), triagulasi data adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaakan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
keperluan pengecekkan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Penelitian ini
membutuhkan triagulasi agar memiliki keabsahan data dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan triagulasi teori dan triagulasi
logis. Dengan adanya triagulasi teori, peneliti dapat membandingkan teori-teori
tentang kebahasaan menganalisis berbagai bentuk penggunaan kebahasaan pada
artikel jurnal terakreditasi. Adapun triagulasi logis yaitu dengan cara peneliti
melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing, yaitu Ibu Dr. Yuliana
Setyaningsih, M.Pd,. Selain itu, Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., dan Drs.
P. Hariyanto, M.Pd., sebagai triangulator karena mereka memang berpengalaman
dalam bidang pengajaran bahasa Indonesia.
Dalam proses triagulasi data, ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu :
(1) Peneliti menyerahkan hasil yang telah dianalisis kepada triangulator.
(2) Triagulator menerima dan mengoreksi hasil analisis yang dilakukan oleh
peneliti. Jika terdapat kesalahan maka peneliti bertugas untuk memperbaiki
dan kembali menyerahkan data tersebut kepada triagulator.
(3) Triangulator mengisi kolom yang bertuliskan ‘setuju/tidak setuju’ yang telah
tertera pada tabel analisis data.
(4) Setelah menerima masukan dari kedua triangulator, peneliti bisa
menggunakan hasilnya untuk menyusun bab IV.
Hasil triangulasi data di atas akan dicantumkan pada bagian lampiran.
Lampiran tersebut merupakan hasil triangulasi data yang pertama dan triangulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
data yang kedua. Hasil triangulasi data yang kedua merupakan data yang sudah
diperbaiki oleh peneliti setelah mendapat masukan dari triangulator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini merupakan bab hasil penelitian dan pembahasan, di mana di
dalamnya akan dikaji dua hal, yaitu (1) deskripsi data, dan (2) hasil analisis data
dan pembahasan. Kedua hal di atas akan dibahas satu per satu dalam subbab di
bawah ini
4.1 Deskripsi Data Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dari artikel Jurnal Akuntansi dan
Keuangan 2014 Universitas Kristen Petra yang terbit dua tahun sekali. Kedua
jurnal ini bila digabungkan berisikan 120 halaman dan itu yang diteliti oleh
peneliti. Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada bab III, peneliti akan
menyajikan data yang terkumpul tentang kesalahan kebahasaan yang terdapat
pada jurnal tersebut.
Triagulator memberikan masukan pada setiap kesalahan hasil analisis yang
dilakukan peneliti, sehingga hasil analisis data awal banyak yang harus direvisi.
Kesalahan hasil analisis itu adalah kesalahan dalam penggunaan huruf miring
yaitu pada halaman 67—72, kesalahan dalam penggunaan tanda baca koma yaitu
pada halaman 76—96, dan kesalahan kalimat yang tidak memiliki unsur subjek
dan unsur predikat pada halaman 99—101. Kesalahan yang dilakukan oleh
peneliti dalam melakukan analisis data adalah peneliti tidak mengklasifikasikan
kesalahan kebahasaan yang terdapat pada jurnal secara lebih mendetail. Peneliti
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
juga keliru dalam membenarkan kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam jurnal
yaitu dengan menggarisbawahi dan memberi huruf tebal pada kata yang sudah
peneliti benarkan, sehingga data tersebut tidak disetujui oleh kedua trianggulator
karena penggunaan garis bawah dan huruf tebal hanya untuk kata-kata tertentu
saja. Dari masukan yang disampaikan oleh kedua triangulator, peneliti
mengklasifikasikan kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat secara lebih mendetail,
adapun hasil analisis data yang ditemukan pada jurnal di atas adalah kesalahan
pemakaian huruf yaitu huruf kapital dan huruf miring, kesalahan penulisan kata
yaitu kata depan di-, kesalahan pemakaian tanda baca yaitu tanda koma dan tanda
pisah, dan kesalahan unsur serapan. Terdapat pula kesalahan pada bidang kalimat
yaitu kesalahan pada sruktur kalimat dan kesalahan penggunaan konjungsi.
4.2 Hasil Analisis Data
Dalam hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan kesalahan kebahasaan
apa saja yang terdapat di dalam jurnal dan memaparkan kesalahan kebahasaan apa
yang dominan dalam jurnal tersebut.
4.2.1 Kesalahan Kebahasaan
Pada pembahasan ini, peneliti meneliti kesalahan kebahasaan yang terdapat
dalam jurnal akuntansi yang sudah terakreditasi. Kesalahan kebahasaan yang
dianalisisi oleh peneliti yaitu kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat. Peneliti akan
memaparkan terlebih dahulu kesalahan ejaan kemudian kesalahan kalimat yang
terdapat pada jurnal. Hasil analisis data tersebut sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4.2.1.1 Kesalahan Ejaan
Seperti yang telah dikatakan di depan, kesalahan ejaan meliputi kesalahan
pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata, kesalahan penulisan tanda baca, dan
kesalahan penulisan unsur serapan. Di bawah ini dikutip contoh masing-masing
kesalahan.
a. Pemakain Huruf
Dalam pemakaian huruf peneliti menemukan kesalahan dalam penulisan
huruf kapital, beberapa contoh kesalahan penulisan huruf kapital adalah sebagai
berikut.
(11) Standarisasi atau Rumah Sakit bersalin dipenuhi dengan baik sebagai ketentuan utama. (JA/2014/H38/P2/K3).
(12) Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Angkutan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar perkerjaan lapangan, dan standar pelaporan berserta interpretasinya. (JA/2014/H34/P1/K1).
(13) Hal ini sedikit berbeda pada Yayasan di Pondok Pesantren Sunan Drajat melalui unit usahanya dan juga Yayasan Soerya di RSAB Soerya yang cenderung bergaya Konseptual. (JA/2014/H39/P2/K1).
Pada kalimat (11) terdapat kesalahan dalam penggunaan huruf kapital yaitu
pada kata Rumah Sakit. Kata rumah sakit diawali dengan huruf kapital itu tidak
benar karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat seperti yang tertera dalam buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2015), sehingga huruf R dan S pada
kata Rumah Sakit dicetak dengan huruf non-kapital menjadi rumah sakit .
Dengan demikian, bentuk kalimat (11) yang benar adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
(11a) Standarisasi atau rumah sakit bersalin dipenuhi dengan baik sebagai ketentuan utama.
Kalimat (12) dan (13) juga mengandung kesalahan dalam penggunaan
huruf kapital yaitu pada kata Auditing dan Konseptual. Kata Auditing pada
kalimat (12) dan Konseptual pada kalimat (13) bukan termasuk nama lembaga
resmi, jadi tidak seharusnya diawali dengan huruf kapital, sehingga huruf pada
kata auditing dan huruf k pada kata konseptual dicetak dengan huruf non-kapital
sehingga menjadi auditing dan konseptual. Hal tersebut telah ditetapkan pada
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2015) dengan demikian, bentuk
kalimat (12) dan (13) yang benar adalah sebagai berikut.
(12a) Standar auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Angkutan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar perkerjaan lapangan, dan standar pelaporan berserta interpretasinya.
(13a) Hal ini sedikit berbeda pada Yayasan di Pondok Pesantren Sunan Drajat melalui unit usahanya dan juga Yayasan Soerya di RSAB Soerya yang cenderung bergaya konseptual.
Terdapat pula beberapa kesalahan dalam penggunaan huruf miring. Berikut
beberapa contoh kesalahan huruf miring yang terdapat pada jurnal.
(14) Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999). (JA/2014/H1/P1/K3)
(15) Porter dan Kramer (2006) menyatakan bahwa CSR yang dilakukan perusahaan dapat memperbaiki kesan (image) perusahaan, memperkuat merk, dan bahkan memperkuat nilai sahamnya. (JA/2014/H66/P8/K6).
(16) Zuhroh (1997) menyatakan bahwa besar kecilnya asset yang dimiliki oleh perusahaan tidak terjadi pertimbangan satu-satunya bagi para investor dalam mengambil pertimbangan investasi, tetapi masih terdapat faktor-faktor lain yang lebih penting, misalnya tingkat keberuntungan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang, dan besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan tidak menjamin menghasilkan kinerja yang baik. (JA/2014/H59/P1/K3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
(17) Dalam rangka meningkatkan validitas internal, penelitian mendatangdapat menggunakan settingeksperimen laboratorium. (JA/2014/H73/P3/K6).
Kesalahan penulisan huruf miring terdapat pada kalimat (14), (15), (16),
dan (17). Kesalahan tersebut terdapat pada kata interview, merk, asset, dan setting
yang seharusnya dicetak miring seperti yang tertera dalam Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (2015) bahwa huruf miring dalam cetakkan dipakai untuk
menuliskan kata nama ilmiah untuk ungkapan asing kecuali yang telah
disesuaikan ejaanya. Kata interview, merk, asset, dan setting seharusnya dicetak
miring menjadi interview, merk, asset, dan setting. Dengan demikian, bentuk
kalimat (14), (15), (16), dan (17) yang benar adalah sebagai berikut.
(14a) Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999).
(15a) Porter dan Kramer (2006) menyatakan bahwa CSR yang dilakukan perusahaan dapat memperbaiki kesan (image) perusahaan, memperkuat merk, dan bahkan memperkuat nilai sahamnya.
(16a) Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat dilihat dari besaran assetyang dimiliki oleh perusahaan.
(17a) Dalam rangka meningkatkan validitas internal, penelitian mendatangdapat menggunakan setting eksperimen laboratorium.
b. Penulisan Kata
Peneliti menemukan beberapa kesalahan dalam penulisan kata, yaitu dalam
penulisan kata depan di- . Berikut berapa contoh kesalahan dalam penulisan kata
depan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(18) Penelitian yang dilakukan atas nilai pasar organisasi menunjukkan pergerakan yang cukup signifikan. Dimana nilai pasar perusahaan tahun 1975 sebanyak 83% ditentukan oleh aspek keuangan dan 17% aspek non-keuangan. (JA/2014/H89/P1/K6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
(19) Disisi lain, aktivitas berkelanjutan juga merupakan salah satu upaya organisasi untuk berkontribusi terhadap sustainable development. (JA/2014/H91/P2/K3).
(20) Dimana hal ini bertolak belakang, PGN memiliki kinerja ekonomi (EC) dan lingkungan (EN) termasuk ke dalam kelompok yang rendah secara signifikan dibandingkan organisasi lainnya. (JA/2014/H98/P2/K3).
Kesalahan dalam penulisan kata depan di, ke dan dari terdapat pada kalimat
(18), (19), dan (20). Kata depan di pada kata dimana, dan disisi, salah karena pada
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia kata di ke, dan dari ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah
lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada, daripada, seharusnya ditulis di
mana, dan di mana. Dengan demikian, kalimat (18), (19), dan (20) yang benar
adalah sebagai berikut.
(18a) Penelitian yang dilakukan atas nilai pasar organisasi menunjukkan pergerakan yang cukup signifikan. Di mana nilai pasar perusahaan tahun 1975 sebanyak 83% ditentukan oleh aspek keuangan dan 17% aspek non-keuangan.
(19a) Di sisi lain, aktivitas berkelanjutan juga merupakan salah satu upaya organisasi untuk berkontribusi terhadap sustainable development.
(20a) Di mana hal ini bertolak belakang, PGN memiliki kinerja ekonomi (EC) dan lingkungan (EN) termasuk kedalam kelompok yang rendah secara signifikan dibandingkan organisasi lainnya.
c. Pemakaian Tanda Baca
Beberapa contoh kesalahan dalam penggunan tanda baca koma yang
ditemukan oleh peneliti pada jurnal akuntansi di atas adalah sebagai berikut.
(21) Kemudian untuk umur perusahaan merupakan tahapan perusahaan dalam siklus bisnis sehingga dapat mengetahui perkembangan setiap tahunnya. (JA/2014/H50/P3/K4)(16)
(22) Oleh karena itu muncullah persaingan yang ketat antar perusahan untuk tetap bertahan dan mampu bersaing serta dapat menarik investor yang besedia memberikan dana. ( JA/2014/H43/P1/K3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
(23) Oleh karenanya informasi harus bersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kepastiannya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan (timeliness). ( JA/2014/H74/P1/K5)
(24) Dengan demikian mereka mengetahui pula bahwa persyaratan layanan kesehatan sebuah rumah sakit harus diubah di masa mendatang, seperti dikemukakan oleh dokter yang menjadi informan sebagai berikut: ( JA/2014/H110/P17/K4).
Pada kalimat (21) mengandung kesalahan dalam penggunaan tanda baca
yaitu tanda koma (,). Kesalahan tanda koma terletak sebelum kata sehingga karena
tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu kalimat dengan
kalimat setara yang berikutnya. Dengan demikian, bentuk kalimat (21) yang benar
adalah sebagai berikut.
(21a) Kemudian untuk umur perusahaan merupakan tahapan perusahaan dalam siklus bisnis, sehingga dapat mengetahui perkembangan setiap tahunnya.
Kalimat (22), (23), dan (24) juga mengandung kesalahan tanda koma (,)
yaitu setelah kata oleh karena itu, oleh karenanya, dan dengan demikian. Dalam
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2015) tanda koma (,) dipakai di
belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Dengan demikian, setelah kata oleh karena itu, oleh karenanya, dan
dengan demikian harus disertai dengan tanda koma, sehingga kalimat (22), (23),
dan (24) yang benar adalah sebagai berikut.
(22a) Oleh karena itu, muncullah persaingan yang ketat antar perusahan untuk tetap bertahan dan mampu bersaing serta dapat menarik investor yang besedia memberikan dana.
(23a) Oleh karenanya, informasi harus bersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kepastiannya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan (timeliness).
(24a) Dengan demikian, mereka mengetahui pula bahwa persyaratan layanan kesehatan sebuah rumah sakit harus diubah di masa mendatang, seperti dikemukakan oleh dokter yang menjadi informan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Contoh kesalahan penulisan tanda pisah (—) yang terdapat pada jurnal di atas adalah sebagai berikut.
(25) Berdasarkan pada hasil analisis dengan menggunakan revenue model
sebanyak 8 sektor industri yang terindikasi manajemen laba akrual selama tahun 2010-2012. ( JA/2014/H96/P1/K1).
(26) Dari data tabel 16 terlihat bahwa untuk dimensi Leverage, terlihat bahwa terdapat dua kelompok perusahan, yakni kelompok 1-2 yang memiliki laverage. ( JA/2014/H98/P1/K2).
Kalimat (25) dan (26) mengandung kesalahan dalam penggunaan tanda
pisah (—) karena dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2015)
dikatakan, tanda pisah dipakai diantara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang
berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Dengan demikian, pada kalimat (25)
dan (26) seharusnya menggunakan tanda pisah (—) bukan menggunakan tanda
hubung (-). Kalimat (25) dan (26) yang benar adalah sebagai berikut.
(25a) Berdasarkan pada hasil analisis dengan menggunakan revenue model sebanyak 8 sektor industri yang terindikasi manajemen laba akrual selama tahun 2010—2012.
(26a) Dari data tabel 16 terlihat bahwa untuk dimensi Leverage, terlihat bahwa terdapat dua kelompok perusahan, yakni kelompok 1—2 yang memiliki laverage.
d. Penulisan Unsur Serapan
Beberapa contoh kesalahan dalam penulisan unsur serapan pada jurnal
adalah sebagai berikut.
(27) Kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan melalui pos (mail questionnaire) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak dikritik karena kemungkinan rendahnya response dan ketidakmampuannya memverifikasi response yang diberikan (Karlinger dan Lee 2000).
( JA/2014/H3/P2/K1). (28) Probability sampling adalah proses pemilihan sampel dengan
menganggap bahwa semua elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi subyek dalam sampel. ( JA/2014/H10/P2/K2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pada kalimat (27) dan (28) mengandung kesalahan dalam penulisan unsur
serapan. Kata response dan subyek sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia
menjadi respons dan subjek. Dengan demikian, bentuk kalimat (27) dan (28) yang
benar adalah sebagai berikut.
(27a) Kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan melalui pos (mail questionnaire) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak dikritik karena kemungkinan rendahnya rendahnya respons dan ketidakmampuannya memverifikasi respons yang diberikan (Karlinger dan Lee 2000).
(28a)Probability sampling adalah proses pemilihan sampel dengan menganggap bahwa semua elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi subjek dalam sampel.
4.2.1.2 Kesalahan Kalimat
Peneliti juga meneliti kesalahan kalimat, seperti yang telah dijelaskan di
depan ada beberapa jenis kesalahan yang terdapat dalam sebuah kalimat. Peneliti
di sini akan menjelaskan jenis kesalahan kalimat yang terdapat dalam jurnal
akuntansi yang sudah terakreditasi, yaitu kalimat yang tidak memiliki unsur
subjek, kalimat yang tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat/kalimat
buntung dan kalimat yang penggunaan konjungsinya tidak sesuai. Berikut akan
dipaparkan beberapa kesalahan tersebut berserta pembenaranya.
a. Kalimat yang Tidak Memiliki Unsur Subjek.
Pada jurnal yang dianalisis oleh peneliti di atas terdapat beberapa kalimat
yang tidak memiliki subjek. Adapun contoh kalimat yang tidak memiliki unsur
subjek adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(29) Dalam melakukan analisis mengenai kualitas data tersebut digunakan suatu framework yang telah digunakan dalam penelitian-penelitan tertentu. (JA/2014/H3/P1/K2).
(30) Dalam PP ini diatur mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang tertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya maupun Perseroan itu sendiri. (JA/2014/H65/P3/K2).
Pada kalimat (29) dan (30) tidak memiliki unsur subjek karena
menggunakan kata keterangan dalam, sehingga unsur subjek menjadi tidak jelas.
Kalimat (29) dan (30) akan menjadi benar apabila ditulis sebagai berikut.
(29a) Peneliti melakukan analisis kualitas data dengan menggunakan suatu fremework yang telah digunakan dalam penelitian terdahulu.
(30a) PP ini mengatur mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang tertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya maupun Perseroan itu sendiri.
b. Kalimat yang Tidak Bersubjek dan Berpredikat/ Kalimat Buntung.
Kalimat yang baik setidaknya harus memiliki subjek dan predikat. Kalimat
pada jurnal akuntansi yang dianalisis oleh peneliti memiliki beberapa kalimat
yang tidak bersubjek dan tidak berpredikat diantaranya adalah sebagai berikut.
(31) Tetapi partisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung H1b.(JA/2014/H30/P3/K2).
(32) Dalam hal kepemilikian pada perusahaan komersial ditandai dengan adanya kepemilikan saham atau jumlah saham tersetor, yang selanjutnya disebut modal saham (capital stock).(JA/2014/H36/P1/K2).
(33) Kemudian pada tahun 2011 sebanyak 10 perusahaan dan tahun 2012 sebanyak 7 perusahaan dari total keseluruhan 52 perusahaan.(JA/2014/H48/P1/K4).
Kalimat (31), (32), dan (33) merupakan kalimat yang tidak memiliki unsur
subjek dan predikat. Kalimat (31) tidak memiliki unsur subjek dan predikat karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kalimat didahului dengan konjungsi koordintaif tetapi yang berfungsi
menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih dalam satu kalimat, sehingga
unsur subjek dan predikatnya menjadi tidak jelas. Kalimat (32) tidak memiliki
unsur subjek dan predikat karena menggunakan kata dalam sehingga subjek dan
predikat pada kalimat tersebut menjadi tidak jelas. Kalimat (33) tidak memiliki
unsur subjek dan predikat karena kalimat tersebut dimulai dengan konjungsi
temporal kemudian, lalu diikuti kata pada, sehingga unsur subjek dan predikatnya
menjadi tidak jelas.
c. Kalimat yang Penggunaan Konjungsinya Tidak Sesuai.
Penggunaan konjungsi atau kata hubung di dalam bahasa Indonesia masih
sering mengalami kesalahan, tidak terkecuali pada jurnal yang diteliti oleh
peneliti. Pada jurnal ini peneliti menerapkan teori yang dikemukakan oleh Rahardi
(2009). Konjungsi/ kata hubung terbagi menjadi empat jenis, yaitu konjungsi
koordinatif, konjungsi subordinatif, konjungsi korelatif, dan konjungsi
antarkalimat. Berikut akan dijabarkan beberapa contoh penggunaan konjungsi
yang tidak benar berdasarkan jenisnya.
1) Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang bertugas menghubungkan
satuan kebahasaan yang bersifat sejajar (Rahardi, 2009: 65). Berikut adalah
beberapa contoh kesalahan dalam penggunaan konjungsi kordinatif.
(34) Aspek pemasaran, akuntansi keuangan dan personalia diatur secara terpusat di bawah bidang non akademik. Sedangkan untuk kebijakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
akademik diatur dengan sebagian bersifat desentralisasi di tingkat fakultas maupun program studi.(JA/2014/H38/P3/K3).
(35) Penelitian yang dilakukan oleh Aubert (2009) menunjukkan bawa variabel rasio debt to equity mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit. Sedangkan penelitian Utami (2006) dan Shulthoni (2012) menunjukkan bahwa rasio debt to equity pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H78/P22/K3).
(36) Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan revenue model maupun mengindikasikan 8 sektor industri dari jumlah keseluruhan 13 sektor industri pada perusahaan manufaktur yang terindikasi manajeman laba aktual. Dandengan menggunakan condtional revenue model mampu mengidikasikan 11 sektor industri dari jumlah keseluruhan 18 sektor industri yang terindikasi manajemen laba aktual. (JA/2014/H43/P1/K7).
Dari contoh data di atas terbukti dalam karya tulis menulis masih sering
ditemukan kesalahan konjungsi atau tanda hubung yaitu konjungsi koordinatif
sedangkan pada kalimat (34) dan (35). Rahardi (2009) mengatakan konjungsi
koordinatif sedangkan menandai hubungan pertantangan. Dengan demikian,
kedua kalimat tersebut memang harus diletakkan diposisi intrakalimat. Dengan
demikian, bentuk kalimat (34) dan (35) yang benar adalah sebagai berikut.
(34a) Aspek pemasaran, akuntansi keuangan dan personalia diatur secara terpusat di bawah bidang nonakademik, sedangkan untuk kebijakan akademik diatur dengan sebagian bersifat desentralisasi di tingkat fakultas maupun program studi.
(35a) Penelitian yang dilakukan oleh Aubert (2009) menunjukkan bawa variabel rasio debt to equity mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit, sedangkan penelitian Utami (2006) dan Shulthoni (2012) menunjukkan bahwa rasio debt to equity pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
Kesalahan dalam penggunaan kata hubung juga terdapat pada kalimat
(36) yaitu terdapat pada kata dan. Kalimat (36) salah karena penggunaan
konjungsi dan digunakkan di awal kalimat. Konjungsi dan merupakan konjungsi
yang bertugas untuk menandai hubungan penambahan yang diposisikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
konjungsi intrakalimat (Rahardi, 2009). Dengan demikian, bentuk kalimat (36)
yang benar adalah sebagai berikut.
(36a) Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan revenue model maupun mengindikasikan 8 sektor industri dari jumlah keseluruhan 13 sektor industri pada perusahaan manufaktur yang terindikasi manajeman laba aktual dan dengan menggunakan condtional revenue model mampu mengidikasikan 11 sektor industri dari jumlah keseluruhan 18 sektor industri yang terindikasi manajemen laba aktual.
2) Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang bertugas menghubungkan
satuan-satuan kebahasaan yang tidak sejajar karena yang satu merupakan induk
kalimat dan yang lainnya merupakan anak kalimat (Rahardi, 2009: 65). Berikut
adalah beberapa contoh kesalahan dalam penggunaan konjungsi subordinatif yang
terdapat pada jurnal.
(37) Cara yang lain misalnya peneliti berusaha meningkatkan responserate dengan cara melakukan prosedur follow-up dan sebagainya. Sehingga dengan berbagai cara tersebut masalah bisa diatasi dan kualitas data dapat ditingkatkan. (JA/2014/H2/P3/K6)
(38) Dalam riset akuntansi manajeman, survei dengan kuesioner melalui pos (mail questionnaire) adalah metode survei yang paling banyak digunakan (Van der Stede et al.2005). Sehingga dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada analisis kualitas data survei dengan menggunakan kuesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire). (JA/2014/H3/P2/K4).
Kalimat yang mengandung kesalahan konjungsi subordinatif terdapat pada
kalimat (37) dan (38) , yaitu pada kata sehingga. Kalimat (37) dan (38) salah
karena konjungsi sehingga digunakan pada awal kalimat. Konjungsi sehingga
merupakan konjungsi yang bertugas untuk menghubungkan dua klausa atau lebih.
Dengan demikian, bentuk kalimat (37) dan (38) yang benar adalah sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
(37a) Cara yang lain misalnya peneliti berusaha meningkatkan responserate dengan cara melakukan prosedur follow-up dan sebagainya,sehingga dengan berbagai cara tersebut masalah bisa diatasi dan kualitas data dapat ditingkatkan.
(JA/2014/H2/P3/K6) (38a) Dalam riset akuntansi manajeman, survei dengan kuesioner melalui pos
(mail questionnaire) adalah metode survei yang paling banyak digunakan (Van der Stede et al.2005), sehingga dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada analisis kualitas data survei dengan menggunakan kuesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire). (JA/2014/H3/P2/K4)
3) Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang bertugas menghubungkan
entitas kebahasaan yang terdapat dalam sebuah kalimat (Rahardi, 2009: 65).
Berikut adalah beberapa contoh kesalahan dalam pengunaan konjungsi
antarkalimat yang terdapat pada jurnal.
(39) Jika tingkat response-rate yang tinggi tidak dapat dicapai di kesempatan pertama peneliti mengirimkan survei questionnaire maka prosedur follow-up seharusnya dilakukan (Diamond 2000; Dillman 2007; Van der Stede et al. (JA/2014/H12/P1/K1)
(40) Meskipun jika dilihat dari totalasset menyatakkan bahwa ukuran perusahaan sampel yang diaudit tidak beragam. (JA/2014/H82/P3/K2).
(41) Tetapi pertisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung H1b.(JA/2014/H30/P3/K2).
Pada kalimat (39) mengandung kesalahan penggunaan kata
hubung/konjungsi antarkalimat yaitu pada kata jika, ....maka... bentuk jika
....maka... merupakan konjungsi ganda. Konjungsi ganda itu ditunjukkan dengan
hadirnya konjungsi yang masing-masing mengawali klausa-klausanya. Dengan
demikian kalimat (39) yang benar adalah sebagai berikut.
(39a) Jika tingkat response-rate yang tinggi tidak dapat dicapai di kesempatan pertama peneliti mengirimkan survei questionnaire, prosedur follow-up
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
seharusnya dilakukan (Diamond 2000; Dillman 2007; Van der Stede et al. (JA/2014/H12/P1/K1).
Kalimat (40) juga mengandung kesalahan dalam penggunaan konjungsi
antarkalimat, yaitu pada meskipun. Kata meskipun digunakan untuk
menghubungkan dua klausa atau lebih. Dengan demikian kata meskipun tidak
tepat apabila digunakan di awal kalimat. Kalimat (40) yang benar adalah sebagai
berikut.
(40a) Jika dilihat dari total asset menyatakkan bahwa ukuran perusahaan sampel yang diaudit tidak beragam. (JA/2014/H82/P3/K2).
Kalimat (41 ) mengandung kesalahan penggunaan konjungsi yaitu pada
kata tetapi dan sehingga. Kata tetapi,...sehingga merupakan konjungsi ganda. Jadi
tidak dapat digunakan secara bersamaan pada suatu kalimat. Dengan demikian,
bentuk kalimat (41) yang benar adalah sebagai berikut.
(41a) Partisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja, sehingga tidak mendukung H1b. (JA/2014/H30/P3/K2).
4.3 Kesalahan Kebahasaan yang Dominan
Berdasarkan analisis data di atas ditemukan 184 kesalahan dalam bidang
ejaan dan kalimat. Kesalahan tersebut yaitu: (1) kesalahan dalam penggunaan
huruf kapital sebanyak 9 kesalahan, (2) kesalahan dalam penggunaan huruf
miring sebanyak 18 kesalahan, (3) kesalahan dalam penggunaan kata depan di, ke,
dari sebanyak 4 kesalahan, (4) kesalahan dalam penggunaan tanda koma
sebanyak 105 kesalahan, (5) kesalahan dalam penggunaan tanda pisah sebanyak 3
kesalahan, (6) kesalahan dalam penulisan unsur serapan sebanyak 6 kesalahan,
(7) kalimat yang tidak memiliki unsur subjek sebanyak 4 kesalahan, (8) kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
yang tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat/ kalimat buntung sebanyak 7
kesalahan, (9) kesalahan konjungsi subordinatif sebanyak 2 kesalahan,
(10) kesalahan konjungsi antarkalimat sebanyak 5 kesalahan, dan (11) kesalahan
konjungsi koordinatif sebanyak 21 kesalahan.
Berdasarkan rincian kesalahan di atas, kesalahan yang paling dominan yaitu
penggunaan tanda koma, setelah itu dilanjutkan dengan kesalahan penggunan
konjungsi koordinatif, kesalahan penggunaan huruf miring, kesalahan penggunaan
huruf kapital, kesalahaan kalimat yang tidak memiliki unsur subjek dan unsur
predikat/kalimat buntung, kesalahan penulisan unsur serapan, kesalahan
penggunaan konjungsi antarkalimat, kesalahan kalimat yang tidak memiliki unsur
subjek, kesalahan dalam penggunaan tanda pisah, dan yang paling sedikit yaitu
kesalahan penggunaan konjungsi subordinatif. Berikut ini merupakan grafik yang
menunjukkan persentase kesalahan kebahasaan yang terdapat dalam Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Tahun 2014 Universitas Kristen Petra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kesalahan penggunaan tanda koma merupakan kesalahan yang paling
dominan. Kesalahan tersebut kemungkinan terjadi karena penulis kurang
memperhatikan atau kurang teliti dalam menggunakan tanda baca koma sebab
mereka lebih berfokus pada substansi topik yang ditulis. Selain itu, kesalahan
tersebut terjadi karena penulis kemungkinan lalai dalam menggunakan ejaan
bahasa Indonesia.
Kesalahan dominan berikutnya yaitu penggunaan konjungsi koordinatif dan
penggunaan huruf miring. Kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif sering
terjadi karena penulis kemungkinan besar kurang memperhatikan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
konjungsi seperti: dan, tetapi, atau, sedangkan, dan melainkan. Adapun,
kesalahan penggunaan huruf miring terjadi karena penulis lalai dalam
menggunakan tata tulis yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia.
Kesalahan kebahasaan yang paling sedikit yaitu kesalahan penggunaan
konjungsi subordinatif. Kesalahan tersebut jarang terjadi karena kemungkinan
penulis memahami fungsi dari konjungsi subordinatif yaitu sebagai penghubung
dua klausa atau lebih.
4.4 Pembahasaan
4.4.1 Kesalahan Kebahasaan
Pada pembahasan ini, peneliti meneliti kesalahan kebahasaan yang terdapat
dalam jurnal akuntansi yang sudah terakreditasi. Kesalahan kebahasaan yang
dianalisisi oleh peneliti adalah kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat. Peneliti
akan memaparkan terlebih dahulu pembahasaan tentang kesalahan ejaan
kemudian pembahasan tentang kesalahan kalimat yang terdapat pada jurnal
terakreditasi bidang akuntansi. Hasil analisis data tersebut adalah sebagai berikut.
4.4.4.1 Pembahasan Kesalahan Ejaan
Berdasarkan analisis data kesalahan ejaan di atas, ditemukan beberapa jenis
kesalahan ejaan. Secara menyeluruh, kesalahan ejaan yang ditemukan dalam
penelitian ini berjumlah 144. Kesalahan itu meliputi (a) kesalahan pemakaian
huruf kapital dan kesalahan pemakaian huruf miring, (b) Kesalahan dalam
penulisan kata depan, (c) kesalahan pemakaian tanda baca yaitu, tanda baca koma,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
tanda pisah, (d) kesalahan dalam penulisan unsur serapan. Atas dasar kesalahan-
kesalahan tersebut, kesalahan yang sering ditemukan oleh peneliti adalah
kesalahan dalam pemakaian tanda baca koma. Hal tersebut terbukti dengan
ditemukannya seratus lima kesalahan dalam pemakaian tanda baca koma. Jumlah
ini merupakan jumlah yang paling banyak ditemukan dari kesalahan ejaan
lainnya.
Kesalahan dalam pemakaian tanda baca masih sering ditemukan pada media
cetak seperti jurnal. Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia telah
tertulis dengan jelas bahwa ada beberapa kententuan dalam penggunaan tanda
koma yaitu; (1) diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, (2)
dipakai sebelum kata hubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan dalam
kalimat majemuk (setara), (3) untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya, (4) di belakang kata atau
ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, termasuk
oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi, (5) untuk
memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat di
dalam kalimat, (6) untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari
kalimat, (7) dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan. (8) dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunanya
dalam daftar pustaka, (9) dipakai di antara bagian-bagian dalam cacatan kaki atau
cacatan akhir, (10) dipakai di antara nama orang dan gelar akademis yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
marga, (11) dipakai sebelum angka desimal atau diantara dolar dan sen,
(12) dipakai untuk mengapit keterangan atau keterangan aposisi dan (13) dipakai
di belakang katerangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah
baca/ salah pengertian.
Kesalahan dalam pemakaiaan tanda baca koma pada analisis data yang
ditemukan lebih cendrung terjadi, yaitu pada kalimat yang tidak menyertakan
tanda koma sebelum kata penghubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan
kalimat mejemuk (setara). Contohnya pada kalimat (42) Dalam hal pengendalian
internal, semua organisasi ini masuk dalam kategori cukup sedangkan dalam hal
kinerja program untuk pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya
memberikan nilai kinerja yang baik. (JA/2014/H105/P2/K2). Kalimat (42) akan
benar apabila sebelum kata sedangkan disertakan tanda koma kerena kata
sedangkan merupakan kata penghubung. Dengan demikian kalimat yang benar
adalah sebagai berikut (42a). Dalam hal pengendalian internal, semua organisasi
ini masuk dalam ketegori cukup, sedangkan dalam hal kinerja program untuk
pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya memberikan nilai
kinerja yang baik. Hal tersebut membuktikan bahwa pemakaian tanda koma harus
diperhatikan agar kesalahan seperti di atas tidak terulang lagi. Dengan demikian,
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia belum sepenuhnya diterapkan
dengan baik dalam tulis-menulis dalam suatu karya ilmiah.
Kesalahan-kesalahan ejaan yang ditemukan di atas, didasari oleh buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pedoman ejaan itu mencangkup semua
ketentuan-ketentuan penulisan ejaan yang benar. Dengan demikian, kesalahan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kesalahan yang ditemukan itu dapat memperkuat penelitian yang sebelumnya,
bahwa kesalahan ejaan dalam jurnal karya ilmiah masih sering ditemukan.
Kesalahan yang ditemukan oleh peneliti di atas adalah hasil dari analisis
kedua yang dilakukan oleh peneliti dari data yang sebelumnya yang telah
diperiksa oleh kedua triagulator. Data triangulasi yang pertama banyak mengalami
kesalahan karena peneliti tidak mengklasifikasikan setiap jenis kesalahan yang
terdapat dalam kalimat. Peneliti hanya memaparkan kesalahan kebahasaan pada
setiap contoh kalimat yang menyebabkan kurang mendalamnya analisis yang
dilakukan, sehingga banyak data yang tidak disetujui oleh kedua triagulator.
(a) Pembahasaan Kesalahan Kalimat
Berdasarkan analisis data kesalahan kalimat di atas, ditemukan beberapa
jenis kesalahan kalimat. Secara menyeluruh, kesalahan kalimat yang ditemukan
dalam penelitian ini berjumlah 40. Kesalahan itu meliputi (a) kalimat yang tidak
memiliki unsur subjek, (b) kalimat yang tidak memiliki unsur subjek dan unsur
predikat/ kalimat buntung, (c) Kalimat yang penggunan konjungsinya tidak
sesuai. Atas dasar kesalahan-kesalahan tersebut, kesalahan kalimat yang sering
ditemukan yaitu kesalahan konjungsi khususnya dalam penggunaan konjungsi
koordinatif. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukan 21 kesalahan penggunaan
konjungsi koordinatif. Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak dibandingkan
dengan jumlah kesalahan kalimat yang lain.
Penemuan keempat jenis kesalahan penggunaan konjungsi di atas
didasarkan oleh teori yang dikemukakan Rahardi (2009: 14) yang mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
bahwa kelas kata konjungsi atau kata penghubung , sesungguhnya adalah bagian
dari katagori kata-kata tugas dalam bahasa Indonesia. Konjungsi atau kata
penghubung di dalam bahasa Indonesia itu memiliki tingkat kompleksitas yang
tinggi dalam karang-mengarang atau tulis menulis. Kesalahan penggunaan
konjungsi yang temukan dalam suatu halaman bisa 3—4 kesalahan bahkan lebih.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesalahan dalam penggunaan
konjungsi harus diperhatikan lebih teliti lagi.
Kesalahan konjungsi yang banyak ditemukan yaitu konjungsi koordinatif
dan konjungsi antarkalimat. Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang
bertugas menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih cendrung sama tataran
atau tingkat kepentinganya (Rahardi, 2009: 14). Akan tetapi, teori ini sering
diabaikan dan sering ditemukan penggunaan konjungsi koordinatif yang salah.
Contohnya kata dan, tetapi, padahal, dan sedangkan. Konjungsi itu sering
ditemukan di awal kalimat, padahal fungsi dari konjungsi koordinatif adalah
sebagai penghubung dua unsur kebahasaan atau lebih yang memiliki status yang
sama ,bukan sebagai kata penghubung yang menghubungkan antarkalimat.
Konjungsi antarkalimat merupakan konjungsi yang bertugas
menghubungkan ide atau gagasan yang terdapat pada kalimat yang diawalinya
tersebut (Rahardi, 2009: 25). Kesalahan konjungsi yang sering ditemukan adalah
konjungsi tapi. Bentuk tapi atau tetapi merupakan konjungsi koordinatif sehingga
tidak bisa diletakkan pada awal kalimat.konjungsi yang tepat untuk mengantikan
konjungsi tapi atau tetapi pada awal kalimat adalah akan tetapi, atau namun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Adapun penemuan kesalahan struktur kalimat di atas dilandasi oleh teori
yang dikemukakan oleh Rahardi (2009) dan Sugono (2009) menyebutkan bahwa
syarat pokok yang perlu diperhatikan dalam pembentukkan kalimat ialah adanya
unsur predikat dan permutasi unsur kalimat. Permutasi atau perubahaan urutan
dikenakan pada subjek dan predikat dalam suatu kalimat. Jika perubahan predikat
dan subjek tidak menimbulkan makna baru, pernyataan itu merupakan kalimat.
Dalam analisis data ditemukan ada kalimat yang tidak memiliki unsur
subjek dan unsur predikat. Kalimat yang tidak memiliki unsur subjek dan unsur
predikat merupakan kalimat yang tidak benar, karena kalimat yang benar
setidaknya harus memiliki subjek dan predikat.
Dengan demikian, penelitian ini dapat digunakan untuk memperkuat
penelitian mengenai analisis kesalahan kalimat yang telah dilakukan sebelumnya
khususnya kesalahan konjungsi. Kesalahan konjungsi tersebut mengaju pada teori
yang dikemukakan oleh Rahardi (2009).
4.4.1.2 Kesalahan Kebahasaan yang Dominan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh peneliti tentang kesalahan
ejaan dan kalimat, dapat disimpukkan bahwa kesalahan yang dominan yang
ditemukan oleh peneliti ialah kesalahan dalam penggunaan tanda baca koma.
Kesalahan dalam penggunaan tanda baca koma yang ditemukan peneliti
berjumlah 105. Pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang terbaru
terdapat 13 kententuan dalam penggunaan tanda koma yaitu (1) diantara unsur-
unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, (2) dipakai sebelum kata hubung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan dalam kalimat majemuk (setara), (3)
untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya, (4) di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat, termasuk oleh karena itu, jadi, lagi
pula, meskipun begitu, dan akan tetapi, (5) untuk memisahkan kata seperti o, ya,
wah, aduh, kasihan, dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat, (6) untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat, (7) dipakai di antara
(a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d)
nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. (8) dipakai untuk
memisahkan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar pustaka, (9)
dipakai di antara bagian-bagian dalam cacatan kaki atau cacatan akhir, (10)
dipakai di antara nama orang dan gelar akademis yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga, (11) dipakai
sebelum angka desimal atau diantara dolar dan sen, (12) di pakai untuk mengapit
keterangan atau keterangan aposisi dan (13) dipakai di belakang katerangan yang
terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian.
Peneliti banyak menemukan tanda koma tidak dipakai sebelum kata penghubung
seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan pada jurnal akuntansi yang telah
berstatus terakreditasi ini.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang paling dominan
dari keseluruhan data yang dianalisi yaitu pada kesalahan ejaan dan kalimat
adalah kesalahan dalam penggunaan tanda baca koma. Hal ini dapat dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
jumlah yang ditemukan oleh peneliti yaitu sebanyak 105 kesalahan dan ini
merupakan kesalahan yang paling banyak dari kesalahan kebahasaan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V merupakan penutup dari laporan penelitian ini. Bab ini membahas
mengenai kesimpulan dan saran yang diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil
penelitian.
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini mengangkat dua pokok permasalahan yaitu jenis-jenis
kesalahan kebahasaan dan kesalahan kebahasaan yang dominan dalam artikel
jurnal terakreditasi Jurnal Akuntansi dan Keuangan 2014 Universitas Kristen
Petra. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan pada bab IV, dapat diambil
simpulan bahwa kesalahan kebahasaan yang ditemukan meliputi, (a) kesalahan
pemakaian huruf yaitu kesalahan dalam penggunaan huruf kapital dan huruf
miring, (b) kesalahan dalam menuliskan kata depan yaitu kata depan di-, (c)
kesalahan dalam pemakaian tanda baca yaitu kesalahan pemakaian tanda koma
dan kesalahan pemakaian tanda pisah, (d) kesalahan dalam penulisan unsur
serapan, (e) kesalahan kalimat yang tidak memiliki unnsur subjek, (f) kesalahan
kalimat yang tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat/ kalimat buntung,
dan (g) kalimat yang penggunaan konjungsinya tidak sesuai yaitu konjungsi
koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi antarkalimat.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa kesalahan
kebahasaan yang paling dominan adalah kesalahan dalam bidang ejaan,
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
khususnya penggunaan tanda baca koma. Hal tersebut dibuktikan dengan
ditemukannya kesalahan penggunaan tanda koma sebanyak 105.
5.2 Saran
Sebagai akhir dari penelitian ini, peneliti menyampaikan beberapa saran
yang diharapkan dapat berguna bagi kepentingan pihak-pihak terkait. Saran
tersebut ditunjukkan untuk (1) kaum akademisi, (2) perguruan tinggi, dan (3)
peneliti lain.
1. Kaum Akademisi
Bagi kaum akademisi harus memahami pentingnya penggunaan kebahasaan
yang tepat dalam penulisan artikel jurnal. Hal tersebut karena penggunaan
kebahasaan yang tepat dalam penulisan artikel jurnal merupakan hal yang penting
dan tidak boleh diabaikan dalam penulisan karya ilmiah khususnya artikel jurnal
terakreditasi.
2. Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi harus memperhatikan kualitas jurnal yang diterbitkan
terlebih jurnal yang berstatus terakreditasi. Kualitas jurnal yang perlu diperhatikan
bukan hanya dari segi substansi, melainkan juga penggunaan kebahasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3. Peneliti Lain
Fokus dalam penelitian ini yaitu kesalahan kebahasaan pada artikel jurnal
terakreditasi. Oleh karena itu, bagi peneliti lain diharapkan dapat meneliti
kesalahan kebahasaan pada objek penelitian yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2014. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin, Zainal. 1987. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Melton Putra. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penellitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Handaru, Deny Pradita Tri. 2015. “Jenis-jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi
dalam Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Tahun 2013”. Yogyakarta. PBSI: Universitas Sanata Dharma.
Jurnal Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 16, Nomor 1, Mei 2014.
Surabaya: Program Studi Akuntansi, Universitas Kristen Petra. Jurnal Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 16, Nomor 2, November
2014. Surabaya: Program Studi Akuntansi, Universitas Kristen Petra. Kemendikbud. 2015. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta:
Kemendikbud. Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Edisi Kedua.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kuntarti, Anggit. 2015. “Analisis Kesalahan Kalimat pada Skripsi Mahasiswa
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta”. Yogyakarta. PBSI: Universitas Negeri Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Ramlan, M. 2008. Kalimat, Konjungsi, dan Preposisi Bahasa Indonesia dalam
Penulisan Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan
Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugono, Dedy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Supiyanto, Ade. 2015. “Jenis Kesalahan Penggunaan Konjungsi dalam Kalimat
Majemuk pada Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Lulusan Tahun 2013 Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta”. Yogyakarta. PBSI: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
TRIANGULASI DATA AWAL
Berikut ini adalah hasil analisis data penelitian Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Akuntansi yang perlu dicek oleh ahli atau pakar. Berilah tanda centang ( ) pada kolom “setuju” atau “tidak setuju” yang menggambarkan penilaian Anda terhadap hasil analisis kesalahan kebahasaan.
No Kalimat yang Mengandung
Kesalahan dalam Penggunaan Huruf Kapital
Analisis Kesalahan Triagulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak Setuju
1. Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Angkutan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar perkerjaan lapangan, dan standar pelaporan berserta interpretasinya. (JA/2014/H34/P1/K1).
Ejaan: Kesalahan penggunaan huruf kapital.
Standar auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Angkutan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar perkerjaan lapangan, dan standar pelaporan berserta interpretasinya.
2. Setelah mempertimbangkan lingkup isi/Aspek Pertanggungjawaban Sosial dan faktor profesionalisme Auditor, maka hasil pengembangan menjadi Model Audit Pertanggungjawaban Sosial dengan metode HCD adalah seperti pada Gambar 1. (JA/2014/H35/P2/K6).
Ejaan: Kesalahan penggunaan huruf kapital.
Setelah mempertimbangkan lingkup isi/Aspek Pertanggungjawaban Sosial dan faktor profesionalisme auditor, maka hasil pengembangan menjadi Model Audit Pertanggungjawaban Sosial dengan metode HCD adalah seperti pada gambar 1.
3. Program-program Administrative yang berkaitan dengan program tersebut.
Ejaan: Kesalahan penggunaan huruf kapital.
Program-program administrative yang berkaitan dengan program tersebut.
4. a) memiliki dokumentasi kelembagaan secara resmi dengan pembagian yang jelas antara hak dan kewajiban pada struktur organisasinya.
Ejaan: Kesalahan penggunaan huruf kapital.
a) Memiliki dokumentasi kelembagaan secara resmi dengan pembagian yang jelas antara hak dan kewajiban pada struktur organisasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
(JA/2014/H37/P2/K1).
5. b) memiliki kinerja program yang baik dalam pertanggungjawaban sosial organisasi, hubungan masyarakat, lingkungan, pengendalian keuangan dan hubungan dengan karyawan. (JA/2014/H37/P3/K1).
Ejaan: Kesalahan penggunaan huruf kapital.
b) Memiliki kinerja program yang baik dalam pertanggungjawaban sosial organisasi, hubungan masyarakat, lingkungan, pengendalian keuangan dan hubungan dengan karyawan.
6. c) memiliki kinerja program yang baik dalam pertanggungjawaban sosial organisasinya baik secara internal maupun bagi masyarakat, dari meliputi aspek tata nilai organisasi hubungan masyarakat, lingkungan, pengendalian keuangan dan hubungan dengan karyawan. (JA/2014/H37/P3/K1).
Ejaan: Kesalahan penggunaan huruf kapital.
c) Memiliki kinerja program yang baik dalam pertanggungjawaban sosial organisasinya baik secara internal maupun bagi masyarakat, dari meliputi aspek tata nilai organisasi hubungan masyarakat, lingkungan, pengendalian keuangan dan hubungan dengan karyawan.
10. Sebagaimana telah disampaikan di sub bagian Metode Penelitian bahwa untuk organisasi keagamaan diwakili oleh Pondok Pesantren Sunan Drajat. (JA/2014/H37/P4/K2).
Ejaan: Kesalahan penggunaan huruf kapital.
Sebagaimana telah disampaikan di sub bagian metode penelitian bahwa untuk organisasi keagamaan diwakili oleh Pondok Pesantren Sunan Drajat.
7. Standarisasi atau Rumah Sakit bersalin dipenuhi dengan baik sebagai ketentuan utama. (JA/2014/H38/P2/K3).
Ejaan: Kesalahan penggunaan huruf kapital.
Standarisasi atau rumah sakit bersalin dipenuhi dengan baik sebagai ketentuan utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
8. Hal ini sedikit berbeda pada Yayasan di Pondok Pesantren Sunan Drajat melalui unit usahanya dan juga Yayasan Soerya di RSAB Soerya yang cenderung bergaya Konseptual. (JA/2014/H39/P2/K1).
Ejaan: Kesalahan penggunaan huruf kapital.
Hal ini sedikit berbeda pada Yayasan di Pondok Pesantren Sunan Drajat melalui unit usahanya dan juga Yayasan Soerya di RSAB Soerya yang cenderung bergaya konseptual.
No Kalimat yang Mengandung
KesalahanPenggunaan Huruf Miring
AnalisisKesalahan Triagulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak Setuju
1. Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999). (JA/2014/H1/P1/K3)
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring.
Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghin dari bias interview (Roberts 1999).
2. Dengan demikian diharapkan bahwa semua paper yang lolos untuk dipresentasikan dalam SNA merupakan pepar yang memiliki kualitas tinggi yang kemudian dipublikasikan dalam procceding SNA. (JA/2014/H3/P1/K4)
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Dengan demikian, diharapkan bahwa semua paper yang lolos untuk dipresentasikan dalam SNA merupakan pepar yang memiliki kualitas tinggi yang kemudian dipublikasikan dalam procceding SNA.
3. Kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan melalui pos (mail quwtionnarire) merupakan salah satu
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan melalui pos (mail quwtionnarire) merupakan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
teknik pengumpulan data yang banyak dikritik karena memungkinkan rendahnya response yang diberikan (kerliger dan Lee 2000). (JA/2014/H3/P2/K1).
teknik pengumpulan data yang banyak dikritik karena memungkinkan rendahnya response yang diberikan (kerliger dan Lee 2000).
4. Bagaimana akibat dari kenyataan yang terjadi diperusahaan jika akibat negative berupaya menyimpang, akibat positif berupa hasil yang baik dari standar yang sudah di tentukan. (JA/2014/H35/P2/K1)
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Bagaimana akibat dari kenyataan yang terjadi dipeusahaan jika akibat negative berupaya menyimpang, akibat positif berupa hasil yang baik dari standar yang sudah di tentukan.
5. Setelah disepakati antara tim auditor danentitas, maka kegiatan audit dapat dilakukan melalui kuisioner pengendalian intern dan kuisioner organisasi fungsional, yang selanjutnya disimpulkan dan didokumentasi dalam suatu daftar temuan audit.(JA/2014/H35/P4/K2).
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Setelah disepakati antara tim auditor danentitas, maka kegiatan audit dapat dilakukan melalui kuisioner pengendalian intern dan kuisioner organisasi fungsional, yang selanjutnya disimpulkan dan didokumentasi dalam suatu daftar temuan audit
6. Penghargaan dari PBB ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan peran, profesionalisme dan visibility dari pelayanan publik dengan tiga katagori dasar, yakni transparansi dan akuntabilitas, perbaikan layanan dan aplikasi ICT (Information dan Communication Technology).(JA/2014/H36/P4/K2).
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Penghargaan dari PBB ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan peran, profesionalismedan visibilitydari pelayanan publik dengan tiga katagori dasar, yakni transparansi dan akuntabilitas, perbaikan layanan dan aplikasi ICT (Information dan Communication Technology)
7. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat pergeseran perilaku manajeman laba,
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat pergeseran perilaku manajeman laba, dari akrual manuju rill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dari akrual manuju rill. (JA/2014/H51/P6/K5).
8. RSAB Soerya dibangun berlandaskan bisnis keluarga dengan dasar kekeluargaan dan hubungan emosional yang dekat diantaranya pendiri/stakeholder. (JA/2014/H38/P2/K2).
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
RSAB Soerya dibangun berlandaskan bisnis keluarga dengan dasar kekeluargaan dan hubungan emosional yang dekat diantaranya pendiri/stakeholder
9. Zuhroh (1997) menyatakan bahwa besar kecilnya asset yang dimiliki oleh perusahaan tidak terjadi pertimbangan satu-satunya bagi para investor dalam mengambil pertimbangan investasi, tetapi masih terdapat faktor-faktor lain yang lebih penting, misalnya tingkat keberuntungan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang, dan besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan tidak menjamin menghasilkan kinerja yang baik. (JA/2014/H59/P1/K3).
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Zuhroh (1997) menyatakan bahwa besar kecilnya asset yang dimiliki oleh perusahaan tidak terjadi pertimbangan satu-satunya bagi para investor dalam mengambil pertimbangan investasi, tetapi masih terdapat faktor-faktor lain yang lebih penting, misalnya tingkat keberuntungan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang, dan besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan tidak menjamin menghasilkan kinerja yang baik.
10. Ketika arus kas dari aktivitas operasi perusahaan tinggi, motivasi untuk melakukan manajemen laba akan menurun karena perusahaan secara rill mampu mengahasilkan dana yang cukup. (JA/2014/H60/P3/K6).
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Ketika arus kas dari aktivitas operasi perusahaan tinggi, motivasi untuk melakukan manajemen laba akan menurun karena perusahaan secara rillmampu mengahasilkan dana yang cukup
11. Porter dan Kramer (2006) menyatakan bahwa CSR yang dilakukan perusahaan dapat memperbaiki kesan (image) perusahaan, memperkuat
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Porter dan Kramer (2006) menyatakan bahwa CSR yang dilakukan perusahaan dapat memperbaiki kesan (image) perusahaan, memperkuat merk, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
merk, dan bahkan memperkuat nilai sahamnya. (JA/2014/H66/P8/K6).
bahkan memperkuat nilai sahamnya.
12. Dengan menggunkan rerangka teori keangenan tentang perilaku opportunistik manajer tersebut, hasil penelitian Prior et al.. (2008) menemukan bukti empiris yang mendukung hipotesisnya. (JA/2014/H67/P16/K4)
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Dengan menggunkan rerangka teori keangenan tentang perilaku opportunistikmanajer tersebut, hasil penelitian Prior et al.. (2008) menemukan bukti empiris yang mendukung hipotesisnya.
13. Penelitian ini menggunakan sofware Warp PLS 3.0 dalam pengujian model SEM-PLS. (Kock,2013).(JA/2014/H69/P4/K8)
Ejaan: Kesalahanpenulisanhuruf miring
Penelitian ini menggunakan sofware Warp PLS 3.0 dalam pengujian model SEM-PLS. (Kock,2013).
14. Hasil ini sesuai argument Lanis dan Richarson (2012) yang menyatakan bahwa semakin baik kinerja CSR maka akan semakin banyak informasi CSR yang dilaporkan. (JA/2014/H72/P6/K2)
Ejaan:Kesalahan penulisan huruf miring
Hasil ini sesuai argumentLanis dan Richarson (2012) yang menyatakan bahwa semakin baik kinerja CSR maka akan semakin banyak informasi CSR yang dilaporkan.
15. Dalam rangka meningkatkan validitas internl, penelitian mendatangdapat menggunakan setting eksperimen laboratorium. (JA/2014/H73/P3/K6)
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Dalam rangka meningkatkan validitas internl, penelitian mendatangdapat menggunakan settingeksperimen laboratorium.
16. Penelitian mendatang juga dapat menggunakan proksi manajemen laba selain akrual seperti manipulasi aktivitas riil. (JA/2014/H73/P3/K7).
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Penelitian mendatang juga dapat menggunakan proksi manajemen laba selain akrual seperti manipulasi aktivitas riil
17. Penelitian ini tidak menggunakan proksi tersebut karena adanya kemungkinan subtitusi sehingga perusahaan tidak menggunakan teknik
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Penelitian ini tidak menggunakan proksi tersebut karena adanya kemungkinan subtitusi sehingga perusahaan tidak menggunakan teknik akrual dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
akrual dan manipulasi aktivitas rill secara bersama-sama (Kim,2012). (JA/2014/H73/P3/K8).
manipulasi aktivitas rillsecara bersama-sama (Kim,2012).
18. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai faktor apa saja yang secara signifikan berpengaruh pada keterlambatan audit dengan menggunakan variable yang berupa atribut yang diturunkan dari perusahaan dan dari auditornya. (JA/2014/H75/P4/K5).
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai faktor apa saja yang secara signifikan berpengaruh pada keterlambatan audit dengan menggunakan variable yang berupa atribut yang diturunkan dari perusahaan dan dari auditornya.
19. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat dilihat dari besaran asset yangdimiliki oleh perusahaan .( JA/2014/H77/P21/K1).
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat dilihat dari besaran asset yang dimiliki oleh perusahaan.
20. Rata-rata keterlambatan audit ini merupakan rata-rata keterlambatan audit untuk seluruh perusahaan sampel, dari perusahaan yang ukuran (total aset) nyater kecil, yaitu Infortech Alliance Berhad yang bergerak dibidang teknologi sampai dengan perusahaan yang memiliki aset terbesar yaituPublic Bank Berhad yang bergerak di bidang perbankkan.
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Rata-rata keterlambatan audit ini merupakan rata-rata keterlambatan audit untuk seluruh perusahaan sampel, dari perusahaan yang ukuran (total aset) nyater kecil, yaitu Infortech Alliance Berhad yang bergerak dibidang teknologi sampai dengan perusahaan yang memiliki aset terbesar yaituPublic Bank Berhad yang bergerak di bidang perbankkan.
21. Sedangkan nilai koefisien regresi yang tertunda positif menunjukkan bahwa jika perusahaan termasuk perusahaan non keuangan, maka akan memiliki keterlambatan audit yang panjang karena audit memerlukan waktu lebih
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Sedangkan nilai koefisien regresi yang tertunda positif menunjukkan bahwa jika perusahaan termasuk perusahaan non keuangan, maka akan memiliki keterlambatan audit yang panjang karena audit memerlukan waktu lebih panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
panjang pada perusahaan non keuangan, terutama rekening inventory. .( JA/2014/H77/P21/K1).
pada perusahaan non keuangan, terutama rekening inventory. .
22. Rata-rata keterlambatan audit ini merupakan rata-rata keterlambatan audit untuk seluruh perusahaan sampel, dari perusahaan yang ukuranya (total aset) terkecil, yaitu Infortech Alliance Berhad yang bergerak dibidang teknologi sampai dengan perusahaan yang memiliki aset terbesar yaitu Public Bank Berhad yang bergerak di bidang perbankkan.
Ejaan: Kesalahan penulisan huruf miring
Rata-rata keterlambatan audit ini merupakan rata-rata keterlambatan audit untuk seluruh perusahaan sampel, dari perusahaan yang ukuranya (total aset) terkecil, yaitu Infortech Alliance Berhad yang bergerak dibidang teknologi sampai dengan perusahaan yang memiliki aset terbesar yaitu Public Bank Berhad yang bergerak di bidang perbankkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
No Kalimat yang Mengandung Kesalahan Kata Depan
Analisis Kesalahan Triagulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak Setuju
1. Penelitian yang dilakukan atas nilai pasar organisasi menunjukkan pergerakan yang cukup signifikan, dimana nilai pasar perusahaan tahun 1975 sebanyak 83% ditentukan oleh aspek keuangan dan 17% aspek non-keuangan. (JA/2014/H89/P1/K6).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Penelitian yang dilakukan atas nilai pasar organisasi menunjukkan pergerakan yang cukup signifikan, di mana nilai pasar perusahaan tahun 1975 sebanyak 83% ditentukan oleh aspek keuangan dan 17% aspek non-keuangan.
2. Dalam bahasa yang sama juga diungkapkan oleh majalah Investor. dimana perusahaan perlu membangun hubungan baik dengan semua stakeholder, tidak sekedar menjaga hubungan dengan pemegang saham (shareholder) dan memberi bantuan sosial, tetapi perusahaan juga harus membina hubungan dengan konsumen, pemerintah, dan masyarakat luas (menjaga kesinambungan, 2013). (JA/2014/H89/P2/K2).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Dalam bahasa yang sama juga diungkapkan oleh majalah Investo. di mana perusahaan perlu membangun hubungan baik dengan semua stakeholder, tidak sekedar menjaga hubungan dengan pemegang saham (shareholder) dan memberi bantuan sosial, tetapi perusahaan juga harus membina hubungan dengan konsumen, pemerintah, dan masyarakat luas (menjaga kesinambungan, 2013).
3. Berdasarkan kajian tersebut dapat dirumuskan hipotesis pertama seperi dibawah ini. (JA/2014/H91/P1/K5).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Berdasarkan kajian tersebut dapat dirumuskan hipotesis pertama seperi di bawah ini.
4. Disisi lain, aktivitas berkelanjutan juga merupakan salah satu upaya organisasi untuk berkontribusi terhadap sustainable development. (JA/2014/H91/P2/K3).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Di sisi lain, aktivitas berkelanjutan juga merupakan salah satu upaya organisasi untuk berkontribusi terhadap sustainable development.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
5. Sebagai kesimpulan, organisasi bisnis sudah menyadari bahwa penting untuk melibatkan komunitas lokal dalam oprasi bisnis mereka termasuk mengevaluasi dampak keberadaan organisasi bisnis tersebut didalam komunitas yang ada. (JA/2014/H95/P4/K7).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Sebagai kesimpulan, organisasi bisnis sudah menyadari bahwa penting untuk melibatkan komunitas lokal dalam oprasi bisnis mereka termasuk mengevaluasi dampak keberadaan organisasi bisnis tersebut di dalam komunitas yang ada.
6. Perbedaan signifikan tersebut menunjukkan kinerja pengungkapan sustainability report PT Astra Internasional dalam hal dimensi ekonomi (EC) lebih rendah dibandingkan lainnya, dimana hal ini terlihat dari “maen difference” yang negatif. (JA/2014/H97/P1/K2).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Perbedaan signifikan tersebut menunjukkan kinerja pengungkapan sustainability report PT Astra Internasional dalam hal dimensi ekonomi (EC) lebih rendah dibandingkan lainnya, di mana hal ini terlihat dari “maen difference” yang negatif.
7. Termasuk didalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan IAPI dalam PSA. (JA/2014/H34/P2/K3).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Termasuk di dalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan IAPI dalam PSA.
8. Hal ini berbeda halnya dengan Universitas Widya Kartika dimana pos anggran seperti ini biasanya sudah termasuk di bagian Humas atau bidang Non-Akademik dan sudah direncanakan dalam Rapat KerjaTahunan.(JA/2014/H41/P2/K1).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Hal ini berbeda halnya dengan Universitas Widya Kartika di mana pos anggran seperti ini biasanya sudah termasuk di bagian Humas atau bidang Non-Akademik dan sudah direncanakan dalam Rapat Kerja Tahunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
9. Penelitian ini mengapdopsi pada penelitian yang dilakukan oleh Stubben (2010) dimana terdapat dua model pengukuran unruk mendeteksi adanya manajeman laba akrual. (JA/2014/H43/P1/K3).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Penelitian ini mengapdopsi pada penelitian yang dilakukan oleh Stubben (2010) di mana terdapat dua model pengukuran unruk mendeteksi adanya manajeman laba akrual.
10. Dimana aspek sosial terdiri dari empat sub-dimensi yaitu; (JA/2014/H93/P2/K4).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Di mana aspek sosial terdiri dari empat sub-dimensi yaitu;
11. Organisasi bisnis yang mencetak nilai tertinggi atas kedua rasio keuangan diatas adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam. (JA/2014/H96/P2/K2).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Organisasi bisnis yang mencetak nilai tertinggi atas kedua rasio keuangan di atas adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam.
12. Dimana hal ini bertolak belakang, PGN memiliki kinerja ekonomi (EC) dan lingkungan (EN) termasuk kedalam kelompok yang rendah secara signifikan dibandingkan organisasi lainnya. (JA/2014/H98/P2/K3).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Di mana hal ini bertolak belakang, PGN memiliki kinerja ekonomi (EC) dan lingkungan (EN) termasuk kedalam kelompok yang rendah secara signifikan dibandingkan organisasi lainnya.
13. Namun, kedua organisasi tersebut dal hal kinerja sustainability report untuk dimensi lingkungan (EN) masuk kedalam kelompok kinerja “EN” yang signifikan paling rendah dibandingkan organisasilainya. (JA/2014/H99/P1/K3).
Ejaan: Kesalahan penulisan kata depan,di, ke, dari.
Namun, kedua organisasi tersebut dal hal kinerja sustainability report untuk dimensi lingkungan (EN) masuk ke dalam kelompok kinerja “EN” yang signifikan paling rendah dibandingkan organisasi lainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No Kalimat yang Mengandung Kesalahan Penggunaan Tanda Koma (,)
Analisis Kesalahan Triagulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak Setuju
1. Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi data dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999). ( JA/2014/H1/P1/K3).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Metode survei mempunyai banyak manfaat (,) misalnya metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi data dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999).
2. Jika surve dirancang dan dilakukan dengan benar maka metode ini akan dapat menjadi metode besar dan berkualitas tinggi. ( JA/2014/H2/P1/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Jika surve dirancang dan dilakukan dengan benar (,) maka metode ini akan dapat menjadi metode besar dan berkualitas tinggi.
3. Oleh karena itu kualitas data sangat penting dalam riset menggunakan metode survei. ( JA/2014/H1/P1/K4)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karena itu (,) kualitas data sangat penting dalam riset menggunakan metode survei.
4. Seperti telah dibahas di atas bahwa meskipun metode survei seringkali digunakan tetapi ada keragua mengenai kualitas data yang dikumpulkan dengan metode tersebut. ( JA/2014/H2/P2/K3).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Seperti telah dibahas di atas meskipun metode survei seringkali digunakan (,) tetapi ada keragua mengenai kualitas data yang dikumpulkan dengan metode tersebut.
5. Namun demikian fokus penelitian ini adalah metode surve dengan menggunakan mail-questionnaire dengan penjelasan sebagai berikut. ( JA/2014/H3/P1/K3).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Namun demikian (,) fokus penelitian ini adalah metode surve dengan menggunakan mail-questionnaire dengan penjelasan sebagai berikut.
6. Sehingga dalam penelitian ini hanya akan Ejaan : kesalahan dalam Sehingga dalam penelitian ini hanya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
difokuskan pada analisis kualitas data survei dengan menggunakan kuesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire). ( JA/2014/H2/P2/K3).
penggunaan tanda (,) difokuskan pada analisis kualitas data survei (,) dengan menggunakan kuesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire).
7. Dalam melakukan analisis mengenai kualitas data tersebut (,) digunakan suatu framework yang telah digunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu. ( JA/2014/H1/P1/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dalam melakukan analisis mengenai kualitas data tersebut (,) digunakan suatu framework yang telah digunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu.
8. Karakteristik tersebut akan dianalisis dalam pembahasaan berserta dengan data yang tidak ditabulasikan dalam tabel tersebut. ( JA/2014/H3/P2/K 4)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Karakteristik tersebut (,) akan dianalisis dalam pembahasaan berserta dengan data yang tidak ditabulasikan dalam tabel tersebut.
9. Oleh karena itu sampel harus merupakan representasi populasi. ( JA/2014/H9/P1/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karena itu (,) sampel harus merupakan representasi populasi.
10. Jika sampel penelitian merupakan sampel yang representatif atas populasi maka apa yang benar atas sampel akan benar juga bagi populasi dengan tingkat kesalahan tertentu (Sapsford 1999). ( JA/2014/H9/P1/K4)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Jika sampel penelitian merupakan sampel yang representatif atas populasi (,) maka apa yang benar atas sampel akan benar juga bagi populasi dengan tingkat kesalahan tertentu. (Sapsford 1999)
11. Oleh karena itu, sangat penting bagi peniliti untuk selalu meyakinkan bahwa pertanyaan survei sudah direncanakan dengan baik sehingga dapat dipahami dengan baik oleh responden. ( JA/2014/H11/P1/K4).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karena itu, sangat penting bagi peniliti untuk selalu meyakinkan bahwa pertanyaan survei sudah direncanakan dengan baik (,) sehingga dapat dipahami dengan baik oleh responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
12. Dari perbandingan tersebut terlihat bahwa response-rate dari pariode 1999—2004 dan pariode 2005—2012 menunjukkan perkembangan meskipun response-rate terendah masih sama. ( JA/2014/H12/P2/K7)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dari perbandingan tersebut (,) terlihat bahwa response-rate dari pariode 1999—2004 dan pariode 2005—2012 menunjukkan perkembangan (,) meskipun response-rate terendah masih sama
13. Namun meskipun norma ini merupakan hal yang prakteknya dapat diterima untuk penelitian survei tetapi detail proses pengumpulan data sesungguhnya dalam survei biasanya jarang diungkapkan dalam publikasi akademis, hal ini kemungkinan disebabkan karena batasan panjang artikel dalam suatu jurnal (Van der Stade et al. 2005). ( JA/2014/H14/P1/K1).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Meskipun norma ini merupakan hal yang prakteknya dapat diterima untuk penelitian survei (,) tetapi detail proses pengumpulan data sesungguhnya dalam survei biasanya jarang diungkapkan dalam publikasi akademis, hal ini kemungkinan disebabkan karena batasan panjang artikel dalam suatu jurnal (Van der Stade et al. 2005).
14. Kondisi semacam itu tampaknya semakin sulit untuk dipenuhi, tidak hanya pada penelitian di bidang akuntansi manajemen dan keperilakuan tetapi juga pada bidang lain dalam penelitian organisasional (Van der Stade et al. 2005). ( JA/2014/H14/P1/K4).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Kondisi semacam itu tampaknya semakin sulit untuk dipenuhi, tidak hanya pada penelitian di bidang akuntansi manajemen dan keperilakuan (,) tetapi juga pada bidang lain dalam penelitian organisasional (Van der Stade et al. 2005).
15. Penelitian di bidang akuntansi manajemen dan keperilakuan di Indonesia pada kurun waktu pariode 1999—2012 tampaknya juga sudah menggunakan prosedur penelitian survei yang disarankan dalam banyak artikel atau buku-buku metode penelitian sehingga kualitas datanya dapat cukup dipertanggungjawabkan. ( JA/2014/H14/P2/K1)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Penelitian di bidang akuntansi manajemen dan keperilakuan di Indonesia (,) pada kurun waktu pariode 1999—2012 tampaknya juga sudah menggunakan prosedur penelitian survei yang disarankan dalam banyak artikel atau buku-buku metode penelitian (,) sehingga kualitas datanya dapat cukup dipertanggungjawabkan.
16. Kami percaya bahwa penelitian bidang Ejaan : kesalahan dalam Kami percaya bahwa penelitian bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
akuntansi manajemen dan keperilakuan akan memperoleh manfaat apabila kita sebagai peneliti bersedia untuk lebih berusaha mempelajari prinsip-prinsip mendasar dari metode penelitian tersebut dan menerapkan dalam penelitian kita. ( JA/2014/H14/P2/K2)
penggunaan tanda (,) akuntansi manajemen dan keperilakuan akan memperoleh manfaat (,) apabila kita sebagai peneliti bersedia untuk lebih berusaha mempelajari prinsip-prinsip mendasar dari metode penelitian tersebut dan menerapkan dalam penelitian kita.
17 Kami berharap bahwa paper ini akan meyakinkan kita bahwa masalah utama dalam penelitian survei terletak lebih pada bagaimana metode tersebut digunakan bukan pada metodenya sendiri. (JA/2014/H14/P2/K4).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Kami berharap bahwa paper ini akan meyakinkan kita (,) bahwa masalah utama dalam penelitian survei terletak lebih pada bagaimana metode tersebut digunakan bukan pada metodenya sendiri.
18. Beberapa penelitian menemukan bahwa pengaruh partisipasi pada penganggaran terhadap kinerja tidak signifikan (Merchsnt 1981 dalam Nouri dan Parker 1998; Brownell 1982). ( JA/2014/H23/P1/K3).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Beberapa penelitian menemukan bahwa (,) pengaruh partisipasi pada penganggaran terhadap kinerja tidak signifikan (Merchsnt 1981 dalam Nouri dan Parker 1998; Brownell 1982).
19. Partisipasi dalam organisasi dianggap memungkikan adanya rasa diperlukan secara adil sehingga dapat mendorong individu untuk meningkatkan kinerja. ( JA/2014/H23/P1/K4).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Partisipasi dalam organisasi dianggap memungkikan adanya rasa diperlukan secara adil (,) sehingga dapat mendorong individu untuk meningkatkan kinerja
20. Leventhal (1976) mendefinisikan keadilan distributif sebagai kepercayaan pada individu bahwa suatu hal telah adit saat upah, hukuman, atau sumber daya distribusikan telah sesuai dengan kriteria tertentu. ( JA/2014/H25/P3/K1)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Leventhal (1976) mendefinisikan keadilan distributif sebagai kepercayaan pada individu bahwa (,) suatu hal telah adit saat upah, hukuman, atau sumber daya distribusikan telah sesuai dengan kriteria tertentu.
21. Menurut Sholihin et al. (2011) membiarkan karyawan untuk merefleksikan keperdulian,
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Menurut Sholihin et al. (2011) membiarkan karyawan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
nilai, dan memberikan kesempatan untuk memodifikasi keputusan sehingga dapat dijadikan alat untuk berbagi informasi. ( JA/2014/H25/P3/K4)
merefleksikan keperdulian, nilai, dan memberikan kesempatan untuk memodifikasi keputusan (,) sehingga dapat dijadikan alat untuk berbagi informasi. ( JA/2014/H25/P3/K4)
22. Komitmen untuk mencapai tujuan dapat ditimbulkan dari partisipasi anggota dalam menentukan tujuan organisasi (Locke 1968). ( JA/2014/H25/P1/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Komitmen untuk mencapai tujuan (,) dapat ditimbulkan dari partisipasi anggota dalam menentukan tujuan organisasi (Locke 1968).
23. Berdasarkan berbagai penjelas tersebut peneliti membangun hipotesis sebagai berikut; ( JA/2014/H25/P4/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Berdasarkan berbagai penjelas tersebut (,) peneliti membangun hipotesis sebagai berikut;
24. Beberapa penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara keadilan persepsi dan komitmen (Earley dan Lind 1987 dalam Wentzel 2002; dan Lind et al. 1990 dalam Wentzel 2002; dan Korsgaard et al. 1995 ) ( JA/2014/H26/P1/K1)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Beberapa penelitian menemukan (,) bahwa terdapat hubungan yang positif antara keadilan persepsi dan komitmen (Earley dan Lind 1987 dalam Wentzel 2002; dan Lind et al. 1990 dalam Wentzel 2002; dan Korsgaard et al. 1995 )
25. Wentzel (2002) memperhatikan pengaruh pada restrukturasi yang terjadi pada objek penelitiaanya sehingga memasukkan pengukuran tentang partisipasi pada penganggaran di dalam level organisasi dengan menanyakan keikutsertaan mereka dalam tim yang dirombak. ( JA/2014/H27/P1/K3).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Wentzel (2002) memperhatikan pengaruh pada restrukturasi yang terjadi pada objek penelitiaanya (,) sehingga memasukkan pengukuran tentang partisipasi pada penganggaran di dalam level organisasi dengan menanyakan keikutsertaan mereka dalam tim yang dirombak.
26. Dari tebel tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata nilai respon adalah tinggi, yaitu partisipasi pada anggaran (4, 69), rata-rata sampel berpersepsi bahwa keadilan prosedural pada organisasinya lebih tinggi (4,79) daripada
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dari tebel tersebut (,) dapat dikatakan bahwa rata-rata nilai respon adalah tinggi, yaitu partisipasi pada anggaran (4, 69), rata-rata sampel berpersepsi bahwa keadilan prosedural pada organisasinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
keadilan distributif (4, 41). ( JA/2014/H27/P2/K2)
lebih tinggi (4,79) daripada keadilan distributif (4, 41).
27. Selain itu partisipasi pada penganggaran berkorelasi dengan komitmen terhadap tujuan (r=0,619; p<0,01). ( JA/2014/H28/P3/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Selain itu (,) partisipasi pada penganggaran berkorelasi dengan komitmen terhadap tujuan (r=0,619; p<0,01).
28. Tetapi partisipasi pada penganggran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran sehingga tidak mendukung h1b. ( JA/2014/H30/P2/K3)
Tetapi partisipasi pada penganggran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran (,) sehingga tidak mendukung h1b.
29. Sebaliknya keadilan prosedural berpengaruh secara positif terhadap komitmen terhadap tujuan (path coefficient: 0,230,p<0,01) sehingga mendukung H4b yang menyatakan bahwa keadilan prosedural berpengaruh secara positif terhadap komitmen terhadap tujuan. ( JA/2014/H30/P4/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Sebaliknya keadilan prosedural berpengaruh secara positif terhadap komitmen terhadap tujuan (path coefficient: 0,230,p<0,01) (,) sehingga mendukung H4b yang menyatakan bahwa keadilan prosedural berpengaruh secara positif terhadap komitmen terhadap tujuan.
30. Secara spesifik penelitian ini ingin mengetahui apakah partisipasi pada penganggaran mempengaruhi kinerja dan apakah keadilan persepsian dan komitmen terhadap tujuan memediasi hubungan partisipasi pada penganggaran dan kinerja. ( JA/2014/H30/P1/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Secara spesifik (,) penelitian ini ingin mengetahui apakah partisipasi pada penganggaran mempengaruhi kinerja dan apakah keadilan persepsian dan komitmen terhadap tujuan memediasi hubungan partisipasi pada penganggaran dan kinerja.
31. Penelitian ini membuktikan bahwa hubungan antara komitmen terdapat tujuan anggaran dan kinerja adalah positif. ( JA/2014/H31/P3/K4)
Penelitian ini membuktikan bahwa (,) hubungan antara komitmen terdapat tujuan anggaran dan kinerja adalah positif.
32. Berdasarkan pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa meskipun nilai rata-rata
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa (,) meskipun nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
persepsi keadilan distributif pada sampel cendrung tinggi, hal tersebut tidak berpengaruh pada komitmen terhadap tujuan anggaran karena keadilan pada distribusi sumber daya organisasi maupun insentif yang berdasrkan pada ketetapan yang sudah rigitd. ( JA/2014/H31/P5/K5)
rata-rata persepsi keadilan distributif pada sampel cendrung tinggi, hal tersebut tidak berpengaruh pada komitmen terhadap tujuan anggaran karena keadilan pada distribusi sumber daya organisasi maupun insentif yang berdasrkan pada ketetapan yang sudah rigitd.
33. Dalam hal pengendalian internal, semua organisasi ini masuk dalam katagori cukup sedangkan dalam hal kinerja program untuk pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya memberikan nilai kinerja yang baik. ( JA/2014/H33/P1/K7)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dalam hal pengendalian internal, semua organisasi ini masuk dalam katagori cukup (,) sedangkan dalam hal kinerja program untuk pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya memberikan nilai kinerja yang baik.
34. Kesimpulan bisa menyatakan bahwa tidak ada masalah atau kelemahan yang ditemukan tetapi dapat pula menyimpulkan hal-hal yamg memerlukan perhatian manajeman. ( JA/2014/H35/P4/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Kesimpulan bisa menyatakan bahwa (,) tidak ada masalah atau kelemahan yang ditemukan(,) tetapi dapat pula menyimpulkan hal-hal yamg memerlukan perhatian manajeman
35. Dalam hal pengendalian internal, semua organisasi ini masuk dalam ketegori cukup sedangkan dalam hal kinerja program untuk pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya memberikan nilai kinerja yang baik. ( JA/2014/H37/P6/K1)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dalam hal pengendalian internal, semua organisasi ini masuk dalam ketegori cukup (,) sedangkan dalam hal kinerja program untuk pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya memberikan nilai kinerja yang baik.
36. Sementara secara kepemilikan walupun didirikan oleh anggota masyarakat yang perduli tetapi secara kelembagaan mengambil bentuk yayasan, sehingga merencanakan kelembagaan formalnya tidak diperuntukkan mencari keuntungan secara komersil. ( JA/2014/H37/P1/K2).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Sementara secara kepemilikan walupun didirikan oleh anggota masyarakat yang perduli (,) tetapi secara kelembagaan mengambil bentuk yayasan, sehingga merencanakan kelembagaan formalnya tidak diperuntukkan mencari keuntungan secara komersil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
37. Hal ini meskipun bersifat kepemilikan pribadi dengan maksud mendapat keuntungan tetapi semuanya itu untuk mendukung oprasional dan mensubsidi pengeluaran yang ada di Pondok Pesantren Sunan Drajad. ( JA/2014/H39/P1/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Hal ini meskipun bersifat kepemilikan pribadi dengan maksud mendapat keuntungan (,) tetapi semuanya itu untuk mendukung oprasional dan mensubsidi pengeluaran yang ada di Pondok Pesantren Sunan Drajad.
38.
Dengan demikian kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak dirupakan dalam bentuk sahan yang dapat diperjualbelikan, melainkan diatur melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan melibatkan para organ yayasan, diantaranya adalah Pembina,Pengurus, Pengawasan dan Lembaga Pelaksanaanya. ( JA/2014/H39/P2/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dengan demikian (,) kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak dirupakan dalam bentuk sahan yang dapat diperjualbelikan, melainkan diatur melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan melibatkan para organ yayasan, diantaranya adalah Pembina, Pengurus, Pengawasan dan Lembaga Pelaksanaanya.
39. Dengan demikian kusioner atas tahapan preliminary survey, pengadilan internal maupun kinerja program pertanggungjawaban sosial dapat seharusnya dilengkapi bagian keterangan informasi ulang oleh para audit atau organisasi yang diaudit.( JA/2014/H42/P4/K2).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dengan demikian (,) kusioner atas tahapan preliminary survey, pengadilan internal maupun kinerja program pertanggungjawaban sosial dapat seharusnya dilengkapi bagian keterangan informasi ulang oleh para audit atau organisasi yang diaudit.
40. Oleh karena itu muncullah persaingan yang ketat antar perusahan untuk tetap bertahan dan mampu bersaing serta dapat menarik investor yang besedia memberikan dana. ( JA/2014/H43/P1/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karena itu (,) muncullah persaingan yang ketat antar perusahan untuk tetap bertahan dan mampu bersaing serta dapat menarik investor yang besedia memberikan dana.
41. Dalam hal itu perusahaan diwajibkan menunjukkan kinerja yang baik dan sehat
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dalam hal itu (,) perusahaan diwajibkan menunjukkan kinerja yang baik dan sehat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dengan memberikan informasi yang terdapat pada laporan keuangan keuangan perusahaan. ( JA/2014/H43/P1/K4)
dengan memberikan informasi yang terdapat pada laporan keuangan-keuangan perusahaan.
42. Selain itu juga menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat dan lebih mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan, serta kepentingan para pemangku kepentingan. ( JA/2014/H43/P1/K5)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Selain itu juga (,) menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat dan lebih mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan, serta kepentingan para pemangku kepentingan.
43. Apabila tingkat laba yang diinginkan tidak dapat tercapai maka terdapat kemungkinan adanya tindakan manajemen laba. ( JA/2014/H44/P2/K3).
Apabila tingkat laba yang diinginkan tidak dapat tercapai (,) maka terdapat kemungkinan adanya tindakan manajemen laba.
44. Selain itu terdapat beberapa perubahan PSAK yang berdampak pada kebijakan akrual yang semakin terbatas, salah satunya mengenai pelaporan laba rugi komprehensif yang diterapkan mulai 1 Januari 2012. ( JA/2014/H44/P2/K3).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Selain itu (,) terdapat beberapa perubahan PSAK yang berdampak pada kebijakan akrual yang semakin terbatas, salah satunya mengenai pelaporan laba rugi komprehensif yang diterapkan mulai 1 Januari 2012.
45. Oleh sebab itu pendapatan dan beban dapat dijadikan sebagai sasaran manajemen untuk mengelola laba. ( JA/2014/H43/P4/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh sebab itu (,) pendapatan dan beban dapat dijadikan sebagai sasaran manajemen untuk mengelola laba.
45. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penggunaan model revenue discretionary dalam medeteksi manajeman laba sehingga tidak mempertimbangkan perubahan-perubahan dalam konvergensi PSAK ke IFRS yang berpengaruh terhadap kebijakan akrual. ( JA/2014/H45/P1/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penggunaan model revenue discretionary dalam medeteksi manajeman laba (,) sehingga tidak mempertimbangkan perubahan-perubahan dalam konvergensi PSAK ke IFRS yang berpengaruh terhadap kebijakan akrual.
47. Objek penelitian ini pun terbatas yaitu pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Objek penelitian ini pun terbatas (,) yaitu pada perusahaan sektor manufaktur yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Bursa Efek Indonesia. ( JA/2014/H45/P1/K3)
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
48. Data sekunder ini berupa laporan keuangan triwulanan dan laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan pada pariode 2010-2012 dalam satuan rupiah untuk menggunakan revenue model. ( JA/2014/H46/P1/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Data sekunder ini berupa laporan keuangan triwulanan dan laporan keuangan tahunan perusahaan (,) manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan pada pariode 2010-2012 dalam satuan rupiah untuk menggunakan revenue model.
49. Kemudian untuk penggunaan conditional revenue model hanya data laporan keuangan tahunan yang dijadikan sumber data. ( JA/2014/H46/P1/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Kemudian (,) untuk penggunaan conditional revenue model hanya data laporan keuangan tahunan yang dijadikan sumber data.
50. Pada sub bab analisis deskriptif ini akan dijelaskan lebih rinci tentang gambaran atau deskripsi data yang digunakan dalam penelitian ini secara keseluruhan baik berdasarkan tahun maupun berdasarkan sektor industry. ( JA/2014/H47/P1/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Pada sub bab analisis deskriptif ini (,) akan dijelaskan lebih rinci tentang gambaran atau deskripsi data yang digunakan dalam penelitian ini secara keseluruhan (,) baik berdasarkan tahun maupun berdasarkan sektor industry.
51. Sedangkan nilai residual terendah terjadi pada tahun 2010 yang dimiliki oleh ARNA, sehingga dinyatakan tidak terindikasi manajeman laba kerena nilai residual sebesar 0,0338 dikatagorikan lebih besar dari 0, 075 maka mendekati ol. ( JA/2014/H47/P4/K4)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Sedangkan nilai residual terendah terjadi pada tahun 2010 yang dimiliki oleh ARNA, sehingga dinyatakan tidak terindikasi manajeman laba kerena nilai residual sebesar 0,0338 dikatagorikan lebih besar dari 0, 075 (,) maka mendekati ol.
52. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ARNA terindikasi manajeman lama selama tahun 2010-2012 karena nilai residual setiap tahunnya kurang dari 0,9482 dan nilai residual teredah yang terjadi pada tahun 2010 yaitu
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa (,) ARNA terindikasi manajeman lama selama tahun 2010—2012 karena nilai residual setiap tahunnya kurang dari 0,9482 dan nilai residual teredah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
sebesar 0,2054. terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,2054.
53. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010 dan 2012 IKAI terindikasi manajeman laba kerana nilai rasidual tidak mendekati nol. ( JA/2014/H47/P5/K4)
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa (,) pada tahun 2010 dan 2012 IKAI terindikasi manajeman laba kerana nilai rasidual tidak mendekati nol.
54. Pada perusahaan MLBI nilai residual yang melebihi dari ketetapan terjadi pada tahun 2008 dan 2010 sehingga pada tahun tersebut terindikasi manajemen laba. ( JA/2014/H49/P2/K9)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Pada perusahaan MLBI nilai residual yang melebihi dari ketetapan terjadi pada tahun 2008 dan 2010 (,) sehingga pada tahun tersebut terindikasi manajemen laba.
55. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan conditional revenue model sebagian besar perusahaan manufaktur yang terindikasi manajeman laba. ( JA/2014/H48/P1/K6)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa (,) dengan menggunakan conditional revenue model sebagian besar perusahaan manufaktur yang terindikasi manajeman laba.
56. Ketika pendapatan mengalami kenaikan maka dapat disertai dengan kenaikan piutang. ( JA/2014/H49/P2/K4)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Ketika pendapatan mengalami kenaikan (,) maka dapat disertai dengan kenaikan piutang.
57. Kemudian untuk umur perusahaan merupakan tahapan perusahaan dalam siklus bisnis sehingga dapat mengetahui perkembangan setiap tahunnya. ( JA/2014/H50/P3/K4)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Kemudian untuk umur perusahaan merupakan tahapan perusahaan dalam siklus bisnis (,) sehingga dapat mengetahui perkembangan setiap tahunnya.
58. Perubahan tersebut jug berpengaruh terhadap besarnya piutang usaha sebagai komponen utama sehingga apabila terjadi peningkatan maka piutang usaha juga akan bertambah. ( JA/2014/H50/P3/K8)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Perubahan tersebut jug berpengaruh terhadap besarnya piutang usaha sebagai komponen utama (,) sehingga apabila terjadi peningkatan maka piutang usaha juga akan bertambah.
59. Apabila terjadi penurunan maka piutang usaha Ejaan : kesalahan dalam Apabila terjadi penurunan (,) maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
juga akan mengalami penurunan. ( JA/2014/H50/P3/K9)
penggunaan tanda (,) piutang usaha juga akan mengalami penurunan.
60. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan conditional revenue model hampir seluruh perusahaan manufatur pada masing-masing industri dinyatakan terindikasi manajemen lama. ( JA/2014/H51/P4/K5)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Berdasarkan hasil tersebut (,) dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan conditional revenue model hampir seluruh perusahaan manufatur pada masing-masing industri dinyatakan terindikasi manajemen lama.
61. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat pergeseran perilaku manajemen laba, dari akrual menuju rill. ( JA/2014/H51/P6/K5)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Namun (,) beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat pergeseran perilaku manajemen laba, dari akrual menuju rill.
62. Dalam kondisi asimetri seperti ini perlu ada orang ketiga sebagai penengah antara manajer dan pemegang saham yang berperan untuk mengontrol atau sebagai madiator yang mengawasi kinerja agen agar sesuai dengan harapan dan keinginan principal. ( JA/2014/H54/P1/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dalam kondisi asimetri seperti ini (,) perlu ada orang ketiga sebagai penengah antara manajer dan pemegang saham yang berperan untuk mengontrol atau sebagai madiator yang mengawasi kinerja agen agar sesuai dengan harapan dan keinginan principal.
63. Dalam bonus plan hypothesis dijelaskan bawa pemilik perusahaan berjanji manajer akan menerima sejumlah bonus jika kinerja perusahaan mencapai jumlah tertentu. ( JA/2014/H54/P2/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dalam bonus plan hypothesis dijelaskan bawa pemilik perusahaan berjanji manajer akan menerima sejumlah bonus (,) jika kinerja perusahaan mencapai jumlah tertentu.
64. Oleh karena itu KAP Big-6 yang sekarang menjadi KAP Big-4 dapat mengurangi manajeman laba. ( JA/2014/H55/P3/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karena itu (,) KAP Big-6 yang sekarang menjadi KAP Big-4 dapat mengurangi manajeman laba.
65. Meutia (2004), Sanjaya (2008) dan Herusetya (2009) menemukan bahwa semakin tinggi kualitas audit yang menggunakan ukuran KAP (KAP The Big- 4) maka semakin rendah
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Meutia (2004), Sanjaya (2008) dan Herusetya (2009) menemukan bahwa semakin tinggi kualitas audit yang menggunakan ukuran KAP (KAP The
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
manajeman laba yang terjadi di perusahaan tersebut. ( JA/2014/H55/P3/K3)
Big- 4) (,) maka semakin rendah manajeman laba yang terjadi di perusahaan tersebut.
66. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis: ( JA/2014/H55/P3/K5)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Berdasarkan hal tersebut (,) maka dapat dirumuskan hipotesis:
67. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan penelitian adalah; ( JA/2014/H55/P2/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Berdasarkan hal tersebut (,) maka hipotesis yang diajukan penelitian adalah;
68. Pendekaan ini berasumsi bahwa komponen non-discretionary accruals cendrung stabil sepanjang waktu sehingga yang layak dipertimbangankan adalah komponen discretionary accruals. ( JA/2014/H56/P1/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Pendekaan ini berasumsi bahwa komponen non-discretionary accruals cendrung stabil sepanjang waktu (,) sehingga yang layak dipertimbangankan adalah komponen discretionary accruals.
69. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (Widhiarso 2011). ( JA/2014/H57/P1/K1)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan (,) sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (Widhiarso 2011).
70. Perusahaan yang memiliki kemungkinanlah lebih tinggi dalam melanggar perjanjian utang maka perusahaan cendrung melakukan manajeman laba untuk meningkatkan laba perusahaan (Healy dan Pelepu 2001). ( JA/2014/H57/P2/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Perusahaan yang memiliki kemungkinanlah lebih tinggi dalam melanggar perjanjian utang (,) maka perusahaan cendrung melakukan manajeman laba untuk meningkatkan laba perusahaan (Healy dan Pelepu 2001).
71. Selain itu spesialisasi industri auditor juga dapat mendeteksi manajeman laba untuk mempertahankan reputasi mereka sebagai auditor. ( JA/2014/H60/P2/K5)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Selain itu (,) spesialisasi industri auditor juga dapat mendeteksi manajeman laba untuk mempertahankan reputasi mereka sebagai auditor.
72. Penelitian ini diharapkan berkontribusi untuk Ejaan : kesalahan dalam Penelitian ini diharapkan berkontribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
memberikan bukti empiris tersebut sehingga dapat menjadi sumber informasi bagi stakeholders dalam pengevaluasi kinerja. ( JA/2014/H66/P8/K2)
penggunaan tanda (,) untuk memberikan bukti empiris tersebut (,)sehingga dapat menjadi sumber informasi bagi stakeholders dalam pengevaluasi kinerja.
73. Dengan argumentasi tersebut, teori berbasis ekonomi memprediksi bahwa semakin baik kinerja CSR maka akan semakin banyak imformasi CSR yang dilaporkan. ( JA/2014/H66/P13/K4)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dengan argumentasi tersebut, teori berbasis ekonomi memprediksi bahwa semakin baik kinerja CSR (,) maka akan semakin banyak imformasi CSR yang dilaporkan.
74. Untuk mengurangi tekanan tersebut maka perusahaan-perusahaan yang mempunyai kinerja yang buruk tersebut akan meningkatkan jumlah pengungkapan CSR dengan tujuan mengubah persepsi masyarakat tentang kinerja aktual CSR tersebut (Clarkson et al.., 2008). ( JA/2014/H66/P14/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Untuk mengurangi tekanan tersebut (,) maka perusahaan-perusahaan yang mempunyai kinerja yang buruk tersebut akan meningkatkan jumlah pengungkapan CSR dengan tujuan mengubah persepsi masyarakat tentang kinerja aktual CSR tersebut (Clarkson et al.., 2008).
75. Paten (2002) menyatakan bahwa teori berbasis sosial pilitis memprediksi bahwa semakin buruk kinerja CSR maka akan semakin banyak imformasi CSR yang diungkapkan. ( JA/2014/H67/P14/K5)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Paten (2002) menyatakan bahwa teori berbasis sosial pilitis memprediksi bahwa semakin buruk kinerja CSR (,) maka akan semakin banyak imformasi CSR yang diungkapkan.
76. Berdasarkan argumentasi di atas maka penelitian ini memilih menggunakan pendekatan SEM-PLS. ( JA/2014/H69/P3/K8)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Berdasarkan argumentasi di atas (,) maka penelitian ini memilih menggunakan pendekatan SEM-PLS.
77. Penelitian ini menggunakan sofware WarpPLS 3.0 dalam menguji model SEM-PLS. (Kock, 2013). ( JA/2014/H69/P3/K9)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Penelitian ini menggunakan sofware WarpPLS 3.0 (,) dalam menguji model SEM-PLS. (Kock, 2013).
78. Dengan kriteria purposive sampling seperti telah diuraika di atas maka perhitungan sampel akhir penelitian adalah seprti tabel 2.
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dengan kriteria purposive sampling seperti telah diuraika di atas (,) maka perhitungan sampel akhir penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
( JA/2014/H69/P1/K1) adalah seprti tabel 2. 79. Sebagian besar perusahaan memperoleh
peringkat biru (44,8 %) lalu diikuti peringkat hijau (30,1%). ( JA/2014/H69/P1/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Sebagian besar perusahaan memperoleh peringkat biru (44,8 %) (,) lalu diikuti peringkat hijau (30,1%).
80. Untuk memperoleh hasil yang robust maka dilakukan beberapa analisis tambahan. ( JA/2014/H69/P6/K5)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Untuk memperoleh hasil yang robust (,) maka dilakukan beberapa analisis tambahan.
81. Oleh karenanya informasi harus bersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kepastiannya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan (timeliness). ( JA/2014/H74/P1/K5)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karenanya (,) informasi harus bersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kepastiannya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan (timeliness).
82. Keterlambatan audit atas laporan tersebut biasanya karena adanya masalah dalam laporan keuangan perusahaan sehingga auditor memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. ( JA/2014/H74/P4/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Keterlambatan audit atas laporan tersebut biasanya karena adanya masalah dalam laporan keuangan perusahaan (,) sehingga auditor memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit.
83. Namun demikian karakteristik perusahaan besar yang cenderung memiliki kompleksitas oprasional cenderung memiliki kompleksitas oprasional lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan kecil akan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dalam proses penyusunan dan proses audit sehingga dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan audit (Turel 2010). ( JA/2014/H78/P23/K4)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Namun demikian (,) karakteristik perusahaan besar yang cenderung memiliki kompleksitas oprasional cenderung memiliki kompleksitas oprasional lebih tinggi (,) jika dibandingkan dengan perusahaan kecil akan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dalam proses penyusunan dan proses audit (,) sehingga dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan audit (Turel 2010).
84. Oleh karenanya perusahaan yang merupakan subsidiari dari perusahaan multinasional akan
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karenanya (,) perusahaan yang merupakan subsidiari dari perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
mempersipkan laporan keuangan mereka lebih cepat setelah berakhirnya pariode akuntansi untuk kepentingan konsolidasi (Modugo et al. 2012). ( JA/2014/H79/P27/K3)
multinasional akan mempersipkan laporan keuangan mereka lebih cepat setelah berakhirnya paeriode akuntansi untuk kepentingan konsolidasi (Modugo et al. 2012).
85. Perusahaan yang besar akan memberikan audit fees yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan audit fees pada perusahaan kecil. ( JA/2014/H79/P30/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Perusahaan yang besar akan memberikan audit fees yang lebih tinggi (,) jika dibandingkan dengan audit fees pada perusahaan kecil.
86. Kualitas perkerjaan ini tampak dari kecepatan kerja kantor akuntan publik dalam melakukan publik dalam melakukan proses audit sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya keterlambatan audit. ( JA/2014/H79/P29/K4)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Kualitas perkerjaan ini tampak dari kecepatan kerja kantor akuntan publik dalam melakukan publik dalam melakukan proses audit (,) sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya keterlambatan audit.
87. Oleh karenanya hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah; ( JA/2014/H79/P29/K5)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karenanya (,) hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah
88. Perusahaan besar memiliki jumlah dan kompleksitas transaksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. ( JA/2014/H79/P30/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Perusahaan besar memiliki jumlah dan kompleksitas transaksi yang lebih tinggi (,) jika dibandingkan dengan perusahaan kecil.
89. Oleh karenanya, audit pada perusahaan besar membutuhkan jam kerja staff audit yang lebih besar, teknik dan teknologi audit tertentu sehingga menyebabkan tingginya audit fee. ( JA/2014/H79/P30/K4)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karenanya, audit pada perusahaan besar membutuhkan jam kerja staff audit yang lebih besar, teknik dan teknologi audit tertentu (,) sehingga menyebabkan tingginya audit fee.
90. Semakin tinggin audit fees maka waktu yang diperlukan dalam penyelesaian laporan audit lebih pendek. ( JA/2014/H79/P30/K6)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Semakin tinggin audit fees (,) maka waktu yang diperlukan dalam penyelesaian laporan audit lebih pendek.
91. Audit pada perusahaan non keuangan Ejaan : kesalahan dalam Audit pada perusahaan non keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
membutuhkan waktu relatif lebih lama dibandingkan audit pada perusahaan keuangan terkait dengan adanya audit pos persedian yang terdapat pada perusahaan non keuangan. ( JA/2014/H80/P31/K2)
penggunaan tanda (,) membutuhkan waktu relatif lebih lama dibandingkan audit pada perusahaan keuangan terkait (,) dengan adanya audit pos persedian yang terdapat pada perusahaan non keuangan.
92. Perusahaan yang baru berdiri biasanya kurang memiliki pengalaman terhadap pengendalian akuntansi sehingga menyebabkan penundaan pelaporan keuangan. ( JA/2014/H80/P34/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Perusahaan yang baru berdiri biasanya kurang memiliki pengalaman terhadap pengendalian akuntansi (,) sehingga menyebabkan penundaan pelaporan keuangan.
93. Sedangkan nilai koefisien regresinya menunjukkan bahwa audit fees yang besar umumnya terjadi pada perusahaan berukuran besar karena kompleksitas perusahan yang semakin tinggi, namun hal tersebut tidak menyebabkan panjanganya waktu audit yang diperlukan. ( JA/2014/H84/P7/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Sedangkan nilai koefisien regresinya menunjukkan bahwa (,) audit fees yang besar umumnya terjadi pada perusahaan berukuran besar karena kompleksitas perusahan yang semakin tinggi, namun hal tersebut tidak menyebabkan panjanganya waktu audit yang diperlukan.
94. Sedangkan nilai koefisien regresi yang bertanda positif menunjukkan bahwa jika perusahaan termasuk perusahaan non keuanga, maka akan memiliki keterlambatan audit yang panjang karena audit memerlukan waktu lebih panjang pada perusahaan non keuangan, terutama pada rekening inventary. ( JA/2014/H84/P8/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Sedangkan nilai koefisien regresi yang bertanda positif menunjukkan bahwa (,) jika perusahaan termasuk perusahaan non keuanga, maka akan memiliki keterlambatan audit yang panjang karena audit memerlukan waktu lebih panjang pada perusahaan non keuangan, terutama pada rekening inventary.
95. Hasil uji t juga menyatakan bahwa semakin lama suatu perusahaan berdiri maka semakin pendek keterlambatan auditnya, karena perusahaan mempunyai prosedur internal kontrol yang dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam penyajian laporan keuangan.
Hasil uji t juga menyatakan bahwa semakin lama suatu perusahaan berdiri (,) maka semakin pendek keterlambatan auditnya, karena perusahaan mempunyai prosedur internal kontrol yang dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
( JA/2014/H85/P9/K1) penyajian laporan keuangan. 96. Jika perusahaan menerima standar opini atau
unqualified opinion maka semakin pendek keterlambatan audit akan pendek, karena standar opini atau unqualifefied opinion diartikan sebagai berita baik bagi perusahaan sehingga perusahaan tidak melakukan penundaan pelaporan keuangan. ( JA/2014/H85/P9/K6)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Jika perusahaan menerima standar opini atau unqualified opinion(,) maka semakin pendek keterlambatan audit akan pendek, karena standar opini atau unqualifefied opinion diartikan sebagai berita baik bagi perusahaan (,) sehingga perusahaan tidak melakukan penundaan pelaporan keuangan.
97. Hal ini disebabkan karena sustainability report tidak saja memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non-keungan. ( JA/2014/H89/P1/K6)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Hal ini disebabkan karena sustainability report tidak saja memuat informasi kinerja keuangan (,) tetapi juga informasi non-keungan.
98. Lebih jauh penelitian yang dilakukan oleh Tomo (2011) menunjukkan ada kesenjangan atas nilai perusahaan jika hanya memperhatikan aspek keuangan saja. ( JA/2014/H89/P1/K7)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Lebih jauh penelitian yang dilakukan oleh Tomo (2011) (,) menunjukkan ada kesenjangan atas nilai perusahaan (,) jika hanya memperhatikan aspek keuangan saja.
99. Oleh karena itu kelangsungan hidup organisasi bergantung pada dukungan pada pemangku kepentingan sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. ( JA/2014/H90/P2/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karena itu (,) kelangsungan hidup organisasi bergantung pada dukungan pada pemangku kepentingan (,) sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut.
100. Pengungkapan sustainability report diharapkan dapat memenuhi keinginan dari para pemangku kepentingan sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan para pemangku kepentingan, sehingga organisasi dapat mencapai keberlanjutan dimasa akan datang. ( JA/2014/H90/P2/K4)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Pengungkapan sustainability report diharapkan dapat memenuhi keinginan dari para pemangku kepentingan (,) sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan para pemangku kepentingan, sehingga organisasi dapat mencapai keberlanjutan dimasa akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
101. Berdasarkan kajian tersebut dapat dirumuskan hipotesis pertama seperti di bawah ini. ( JA/2014/H91/P1/K5)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Berdasarkan kajian tersebut (,) dapat dirumuskan hipotesis pertama seperti di bawah ini.
102. Oleh sebab itu dampak pengungkapan laporan berkelanjutan dalam bidang sosial (SO) pasti dapat dirasakan oleh seluruh para pemangku kepentingan organisasi (KPMG, 2008). ( JA/2014/H93/P3/K3)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh sebab itu (,) dampak pengungkapan laporan berkelanjutan dalam bidang sosial (SO) pasti dapat dirasakan oleh seluruh para pemangku kepentingan organisasi (KPMG, 2008).
103. Seperti yang diungkapkan oleh Robert Kaplan (2004), sebagai pengembang konsep Balance Scorecard bahwa kinerja ekonomi itu diawali dengan kepuasan dan loyalitas.
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Seperti yang diungkapkan oleh Robert Kaplan (2004), sebagai pengembang konsep Balance Scorecard(,) bahwa kinerja ekonomi itu diawali dengan kepuasan dan loyalitas.
104. Oleh karena itu terdapat beberapa perbedaan indeks “SO” untuk masing-masing perusahaan berbeda pada kasuh Ekonomi (EC) dan Lingkungan (EN). ( JA/2014/H97/P3/K2).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karena itu (,) terdapat beberapa perbedaan indeks “SO” untuk masing-masing perusahaan berbeda pada kasuh Ekonomi (EC) dan Lingkungan (EN).
105. Oleh karena itu untuk melihat dampak sustainability report terhadap kinerja keuangan pada penelitian mendatang akan lebih baik jika aspek keberlanjutan tidak hanya melibatkan data sekunder (sustainability report dan laporan keuangan), namun juga melibatkan data lain, seperti perilaku manajer atau pemilik yang bisa diperoleh melalui wawancara atau survei. ( JA/2014/H100/P2/K2)
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Oleh karena itu (,) untuk melihat dampak sustainability report terhadap kinerja keuangan pada penelitian mendatang akan lebih baik (,) jika aspek keberlanjutan tidak hanya melibatkan data sekunder (sustainability report dan laporan keuangan), namun juga melibatkan data lain, seperti perilaku manajer atau pemilik yang bisa diperoleh melalui wawancara atau survei.
106. Tingkat persaingan dicerminkan dengan mengurangkan terget profit margin ( tingkat margin yang diinginkan organisasi) terhadap target price (harga yang diaggap
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Tingkat persaingan dicerminkan dengan mengurangkan terget profit margin ( tingkat margin yang diinginkan organisasi) terhadap target price (harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
kompetitif di pasar) sehingga didapatkan target allowable cost (unit product cost yang seharusnya). ( JA/2014/H104/P4/K4).
yang diaggap kompetitif di pasar) (,) sehingga didapatkan target allowable cost (unit product cost yang seharusnya).
107. Menghadapi situasi demikian, maka manajemen perlu memiliki strategi harga yang tepat sehingga kompetitif di pasar. ( JA/2014/H104/P5/K3).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Menghadapi situasi demikian, maka manajemen perlu memiliki strategi harga yang tepat (,) sehingga kompetitif di pasar.
108. Semakin tinggi kecanggihan pelanggan maka pelanggan semakin mampu menentukan perbedaan-perbedaan kecil yang selanjutnya semakin mudah beralih ke produk pesaing. ( JA/2014/H105/P2/K2).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Semakin tinggi kecanggihan pelanggan (,) maka pelanggan semakin mampu menentukan perbedaan-perbedaan kecil yang selanjutnya semakin mudah beralih ke produk pesaing.
109. Dengan demikian, semakin cepat perpindahan lokasi tersebut maka akan semakin sulit organisasi memprediksi dan menentukan kapan produk akan diluncurkan. ( JA/2014/H105/P2/K6).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dengan demikian, semakin cepat perpindahan lokasi tersebut (,) maka akan semakin sulit organisasi memprediksi dan menentukan kapan produk akan diluncurkan.
110. Karena koefisien estimasi jalur IP-KK nilainya turun (dari 0,05 ke 0,17) maka dipastikan terjadi pengaruh madiasi.
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Karena koefisien estimasi jalur IP-KK nilainya turun (dari 0,05 ke 0,17) (,) maka dipastikan terjadi pengaruh madiasi.
111. Rumah sakit yang sekelas cendrung memiliki kualitas layanan kesehatan yang nyaris sama sehingga tidak mengherankan bila para pasien memilih rumah sakit yang bertarif murah. ( JA/2014/H108/P3/K3).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Rumah sakit yang sekelas cendrung memiliki kualitas layanan kesehatan yang nyaris sama (,) sehingga tidak mengherankan bila para pasien memilih rumah sakit yang bertarif murah.
112. Semakin banyak pemasok layanan kesehatan mengakibatkan posisi tawar rumah sakit menjadi menurun dalam industri sehingga tidak bisa lagi semaunya menentukan harga layanan. ( JA/2014/H109/P3/K4).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Semakin banyak pemasok layanan kesehatan mengakibatkan posisi tawar rumah sakit menjadi menurun dalam industri (,) sehingga tidak bisa lagi semaunya menentukan harga layanan.
113. Semakin tinggi kecanggihan pengguna langgan Ejaan : kesalahan dalam Semakin tinggi kecanggihan pengguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
maka pelanggan semakin mampu menentukan perbedaan-perbedaan kecil yang selanjutnya semakin mudah beralih ke produk layanan kesehatan yang ditawarkan oleh para pesaing. ( JA/2014/H110/P15/K2).
penggunaan tanda (,) langgan (,) maka pelanggan semakin mampu menentukan perbedaan-perbedaan kecil yang selanjutnya semakin mudah beralih ke produk layanan kesehatan yang ditawarkan oleh para pesaing.
114. Dengan demikian mereka mengetahui pula bahwa persyaratan layanan kesehatan sebuah rumah sakit harus diubah di masa mendatang, seperti dikemukakan oleh dokter yang menjadi informan sebagai berikut: ( JA/2014/H110/P17/K4).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Dengan demikian (,) mereka mengetahui pula bahwa persyaratan layanan kesehatan sebuah rumah sakit harus diubah di masa mendatang, seperti dikemukakan oleh dokter yang menjadi informan sebagai berikut:
115. Penelitian ini juga terbatas menggunakan media kuesioner untuk memperoleh data primer sehingga tertumpu pada tataran persepsi responden atau informasi sehingga faktor subjektifitas bisa saja terkandung di dalamnya. ( JA/2014/H111/P4/K2).
Ejaan : kesalahan dalam penggunaan tanda (,)
Penelitian ini juga terbatas menggunakan media kuesioner untuk memperoleh data primer (,) sehingga tertumpu pada tataran persepsi responden atau informasi (,) sehingga faktor subjektifitas bisa saja terkandung di dalamnya.
No Kalimat yang Mengandung Kesalahan Penggunaan Tanda Pisah
Analisis Kalimat Triangulator Keterangan Perbaikan Setuju Tidak
Setuju 1. Rerangka yang dipakai dalam studi ini merujik
pada Van der Stede et al.(2005) yang mengujikualitas di seluruh mail survey proceeding Simposium Nasional Akuntansi (SNA) priode1999-2012.( JA/2014/H1/P1/K4).
Ejaan: Kesalahan dalam penggunaan tanda pisah
Rerangka yang dipakai dalam studi ini merujik pada Van der Stede et al.(2005) yang menguji kualitas di seluruh mail survey proceeding Simposium Nasional Akuntansi (SNA) priode1999—2012 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2. Berdasarkan pada hasil analisis dengan menggunakan revenue model sebanyak 8 sektor industri yang terindikasi manajemen laba akrual selama tahun 2010-2012. ( JA/2014/H96/P1/K1).
Ejaan: Kesalahan dalam penggunaan tanda pisah
Berdasarkan pada hasil analisis dengan menggunakan revenue model sebanyak 8 sektor industri yang terindikasi manajemen laba akrual selama tahun 2010—2012.
3. Dari data tabel 16 terlihat bahwa untuk dimensi Leverage, terlihat bahwa terdapat dua kelompok perusahan, yakni kelompok 1-2 yang memiliki laverage.( JA/2014/H98/P1/K2).
Ejaan: Kesalahan dalam penggunaan tanda pisah
Dari data tabel 16 terlihat bahwa untuk dimensi Leverage, terlihat bahwa terdapat dua kelompok perusahan, yakni kelompok1—2 yang memiliki laverage.
No Kalimat yang Mengandung Kesalahan PenggunaanUnsur Serapan
Analisis Kalimat
Triangulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak Setuju
1. Kedua, persepsi subyektif sesungguhnya merupakan hal yang penting. ( JA/2014/H1/P2/K5).
Ejaan: Kesalahan dalam penggunaan unsur serapan.
Kedua, persepsi subjektif sesungguhnya merupakan hal yang penting.
2. Probabilitysampling adalah proses pemilihan sampel dengan menganggap bahwa semua elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi subyek dalam sampel. ( JA/2014/H10/P2/K2).
Ejaan: Kesalahan dalam penggunaan unsur serapan.
Probabilitysampling adalah proses pemilihan sampel dengan menganggap bahwa semua elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi subjek dalam sampel.
3. Kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan melalui pos (mail questionnaire) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak dikritik karena kemungkinan rendahnya rendahnya response dan
Ejaan: Kesalahan dalam penggunaan unsur serapan.
Kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan melalui pos (mail questionnaire) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak dikritik karena kemungkinan rendahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
ketidakmampuannya memverifikasi response yang diberikan (Karlinger dan Lee 2000).( JA/2014/H3/P2/K1).
rendahnya respons dan ketidakmampuannya memverifikasi response yang diberikan (Karlinger dan Lee 2000)
4. Di dalam riset akuntansi manajemen, survei seringkali digunakan untuk menguji teori, meskipun seringkali juga digunakan untuk tujuan diskriptif . ( JA/2014/H2/P2/K1).
Ejaan: Kesalahan dalam penggunaan unsur serapan.
Di dalam riset akuntansi manajemen, survei seringkali digunakan untuk menguji teori, meskipun seringkali juga digunakan untuk tujuan deskriftif
5. Sehingga dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada analisa kualitas data survei dengan menggunakan koesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire)
Ejaan: Kesalahan dalam penggunaan unsur serapan.
Sehingga dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada analisis kualitas data survei dengan menggunakan koesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire)
6. Untuk meneliti pengaruh partisipasi pada penggaran terhadap dua jenis kinerja (managerial dan anggaran), dibangun dua model seperi yang digambarkan pada Gambar 2 dan Gambar 3. ( JA/2014/H29/P1/K2).
Ejaan: Kesalahan dalam penggunaan unsur serapan.
Untuk meneliti pengaruh partisipasi pada penggaran terhadap dua jenis kinerja (manajerial dan anggaran), dibangun dua model seperi yang digambarkan pada Gambar 2 dan Gambar 3
No Kalimat yang Mengandung Kesalahan
Analisis Kalimat
Triangulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak Setuju
1. Dengan demikian diharapkan bahwa semua paper yang lolos untuk dipresentasikan dalam SNA merupakan paper yang memiliki kualitas tinggi yang kemudian dipublikasikan dalam procceding SNA. (JA/2014/H3/P1/K4)
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung.
Semua paper yang lolos diharapkan untuk dipresentasikan, dalam SNA merupakan paper yang memiliki kualitas tinggi yang kemudian dipublikasikan dalam procceding SNA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
2. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa hanya ada 22 artikel (21%) dalam sampel penelitian kami yang melaporkan melakukan pre-test dan sebagian besar (80 artikel (75%)) tidak melaporkan adanya pre-test. (JA/2014/H12/P2/K5)
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung.
Hanya ada 22 artikel (21%) dalam sampel penelitian kami yang melaporkan melakukan pre-test dan sebagian besar (80 artikel (75%)) tidak melaporkan adanya pre-test, terlihat pada Tabel 2.
3. Melakukan penelitian survei yang berkualitas tinggi memerlukan seperangkat kondisi yang seringkali tidak semuanya dapat dikendalikan oleh peneliti. (JA/2014/H14/P1/K2)
Kalimat yang tidak memiliki unsur subjek.
Penelitian survei yang berkualitas tinggi memerlukan seperangkat kondisi yang semuanya tidak dapat dikendalikan oleh peneliti.
4. Dari perbandingan tersebut terlihat bahwa response-rate dari periode 1999—2004 dan periode 2005—2012 menunjukkan perkembangan meskipun response-rate adalah terendah masih sama. (JA/2014/H12/P2/K6)
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung.
Perbandingan tersebut memperlihatkan bahwa response-rate dari periode 1999—2004 dan periode 2005—2012 menunjukkan perkembangan meskipun response-rate adalah terendah masih sama.
5. Meskipun masih banyak artikel yang tidak secara lengkap melakukan semua prosedur yang disampaikan dalam melakukan penelitian survei. (JA/2014/H14/P1/K6)
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung.
Masih banyak artikel tidak secara lengkap melakukan semua prosedur yang disampaikan dalam melakukan penelitian survei.
6. Tetapi pertisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung H1b.(JA/2014/H30/P3/K2)
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Pertisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung H1b
7. Pada model 1 (gambar 4) keadilan distributif tidak berpengaruh pada komitmen terhadap tujuan sehingga tidak mendukung H4a.(JA/2014/H30/P5/K1).
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
model 1 (gambar 4) keadilan distributif tidak berpengaruh pada terhadap tujuan sehingga tidak mendukung H4a
8. Secara spesifik penelitian ini ingin mengetahui apakah partisipasi pada penganggaran mempengaruhi kinerja dan apakah keadilan
Kalimat yang tidak bersubjek .
Penelitian ini ingin mengetahui apakah partisipasi pada penganggaran mempengaruhi kinerja dan apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
persepsi dan komitmen terhadap tujuan memediasi hubungan partisipasi pada penganggaran dan kinerja.(JA/2014/H30/P1/K3)
keadilan persepsi dan komitmen terhadap tujuan memediasi hubungan partisipasi pada penganggaran dan kinerja.
9. Dengan demikian penelitian ini bermaksud untuk menindaklanjuti hasil penelitian tersebut, sehingga diperlukan suatu proses uji implementasi atas model ini hingga dirumuskan suatu Padoman Penerapan Model Audit Pertanggungjawaban Sosial yang dapat cocok bagi organisasi atau suatu entitas. (JA/2014/H34/P4/K1).
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Penelitian ini bermaksud menindaklanjuti hasil penelitian tersebut, sehingga diperlukan suatu proses uji implementasi atas model ini hingga dirumuskan suatu Padoman Penerapan Model Audit Pertanggungjawaban Sosial yang dapat cocok bagi organisasi atau suatu entitas.
10. Dengan mengikuti langkah dan proses yang ditawarkan dalam model ini, maka uji impementasiini dijalankan pada beberapa organisasi usaha, diantaranya di bidangja sadan retail.(JA/2014/H34/P4/K2).
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Uji impementasi ini dijalankan pada beberapa organisasi usaha, diantaranya di bidang jasa dan retail dengan langkah dan proses yang ditawarkan dalam model ini
11. Setelah mempertimbangkan lingkup isi/Aspek Pertanggunng jawaban sosial dan faktor profesionalisme Auditor, maka hasil pengembangan menjadi Model HCD adalah seperti pada Gambar 1.(JA/2014/H34/P2/K6)
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Hasil pengembangan menjadi Model HCD adalah seperti pada Gambar 1, setelah mempertimbangkan lingkup isi/Aspek Pertanggunng jawaban sosial dan faktor profesionalisme Auditor,
12. Setelah disepakati antara tim auditor dan entitas, maka kegiatan audit dapat dilakukan memalui kuisioner pengendalian intern dan kuisioner organisasi fungsional, yang selanjutnya disimpulkan dan didokumentasi dalam suatu daftar temuan audit.(JA/2014/H3/P5/K2).
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Kegiatan audit dapat dilakukan memalui kuisioner pengendalian intern dan kuisioner organisasi fungsional, yang selanjutnya disimpulkan dan didokumentasi dalam suatu daftar temuan audit, setelah disepakati antara tim auditor dan entitas.
13 Dalam hal kepemilikian pada perusahaan komersial ditandai dengan adanya kepemilikan saham atau jumlah saham
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Perusahaan komersial ditandai dengan adanya kepemilikan saham atau jumlah saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
tersetor, yang selanjutnya disebut modal saham (capital stock).(JA/2014/H36/P1/K2)
tersetor, yang selanjutnya disebut modal saham, dalam hal kepemilikan.
14. Sebagaimana telah disampaikan di sub bagian Metode Penelitian bahwa untuk organisasi keagamaan diwakili oleh Pondok Pesantren Sunan Drajat melalui unit usaha CV.(JA/2014/H37/P2/K2)
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Organisasi keagamaan diwakili oleh Pondok Pesantren Sunan Drajat melalui unit usaha CV, sebagaimana telah disampaikan di sub bagian Metode Penelitian
15. Kemudian pada tahun 2011 sebanyak 10 perusahaan dan tahun 2012 sebanyak 7 perusahaan dari total keseluruhan 52 perusahaan.(JA/2014/H48/P1/K4).
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Pada tahun 2011, sebanyak 10 perusahaan dan tahun 2012 sebanyak 7 perusahaan dari total keseluruhan 52 perusahaan
16. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan revenue model sebagian besar perusahaan manufaktur terindikasi manajemen laba.(JA/2014/H48/P1/K6).
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Sebagian besar perusahaan manufaktur terindikasi manajemen laba dengan menggunakan revenue model
17. Sedangkan pada perusahaan lain tidak terindikasi manajemen laba akrual. (JA/2014/H49/P2/K6).
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Perusahaan lain tidak terindikasi manajemen laba akrual.
18. Sedangkan pada tahun 2008 yang tidak terindikasi manajemen laba sebanyak 15 perusahaan. (JA/2014/H49/P1/K6).
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Sebanyak 15 perusahaan tidak terindikasi manajeman laba pada tahun 2008.
19. Kemudian pada tahun 2009 sebanyak 12 perusahaan dan tahun 2010 sebanyak 9 perusahaan dan tahun 2011 sebanyak 12 perusahaan dari total keseluruhan 77 perusahaan.
Kalimat yang tidak bersubjek dan tidak berprdikat/ kalimat buntung
Pada tahun 2009, sebanyak 12 perusahaan dan tahun 2010 sebanyak 9 perusahaan dan tahun 2011 sebanyak 12 perusahaan dari total keseluruhan 77 perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
No Kalimat yang Mengandung Kesalahan Penggunaan Konjungsi
Analisis Kesalahan
Triagulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak Setuju
1. Cara yang lain misalnya peneliti berusaha meningkatkan responserate dengan cara elakukan prosedur follow-up dan sebagainya. Sehingga dengan berbagai cara tersebut masalah bisa diatasi dan kualitas data dapat ditingkatkan. (JA/2014/H2/P3/K6)
Kesalahan Konjungsi Subordinatif.
Cara yang lain misalnya peneliti berusaha meningkatkan responserate dengan cara elakukan prosedur follow-up dan sebagainya , sehingga dengan berbagai cara tersebut masalah bisa diatasi dan kualitas data dapat ditingkatkan.
2. Dalam riset akuntansi manajeman, surve dengan kuesioner melalui pos (mail questionnaire) adalah metode surve yang paling banyak digunakan (Van der Stede et al.2005). Sehingga dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada analisis kualitas data survei dengan menggunakan kuesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire). (JA/2014/H3/P2/K4)
Kesalahan Konjungsi Subordinatif.
Dalam riset akuntansi manajeman, surve dengan kuesioner melalui pos (mail questionnaire) adalah metode surve yang paling banyak digunakan (Van der Stede et al.2005), sehingga dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada analisis kualitas data survei dengan menggunakan kuesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire).
3. sehingga kalau penelitian tersebut menggunakan mail question naire maka peneliti harus mengirimkan surve koesionernya beberapa kali dalam rentan waktu penelitian. (JA/2014/H9/P2/K3).
Kesalahan Konjungsi Subordinatif
sehingga penelitian tersebut menggunakan mail question naire maka peneliti harus mengirimkan surve koesionernya beberapa kali dalam rentan waktu penelitian.
4. Jika sampel penelitian merupakan sempel yang representasif atas populasi maka apa yang benar atas sampel akan benar juga bagi populasidengan tingkat kesalahan tertentu. (JA/2014/H9/P1/K5) .
Kesalahan Konjungsi Antarkalimat.
Jika sampel penelitian merupakan sempel yang representasif atas populasi, apa yang benar atas sampel akan benar juga bagi populasidengan tingkat kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
tertentu.) 5. Jikatingkat response-rate yang tinggi tidak dapat
dicapai di kesempatan pertama peneliti mengirimkan survei questionnaire maka prosedur follow-up seharusnya dilakukan (Diamond 2000; Dillman 2007; Van der Stede et al. (JA/2014/H12/P1/K1)
Kesalahan Konjungsi Antarkalimat.
Jikatingkat response-rate yang tinggi tidak dapat dicapai di kesempatan pertama peneliti mengirimkan survei questionnaire , prosedur follow-up seharusnya dilakukan (Diamond 2000; Dillman 2007; Van der Stede et al.
6. Namun meskipun norma ini merupakan hal yang prakteknya dapat diterima untuk penelitian survei, tetapi detail proses pengumpulan data dan sesungguhnya dalam surve biasanya jarang diungkapkan dalam publikasi akademis, hal ini kemungkinan disebabkan karena batasan panjang artikel dalam suatu jurnal (Van der Stade et al. 2005). (JA/2014/H14/P1/K3)
Kesalahan Konjungsi Antarkalimat.
Meskipun norma ini merupakan hal yang prakteknya dapat diterima untuk penelitian survei, tetapi detail proses pengumpulan data dan sesungguhnya dalam surve biasanya jarang diungkapkan dalam publikasi akademis, hal ini kemungkinan disebabkan karena batasan panjang artikel dalam suatu jurnal (Van der Stade et al. 2005).
7. Organisasi sektor publik ini dapat dikelompokkan menjadi enam, yakni lembaga pemerintahan, organisasi keagamaan, organisasi sosial, yayasan lembaga pendidikan, dan organisasi kesehatan (Karyana 2005).Sedangkan menurut Bakesbang, organisasi sektor publik di luar pemerintah adalah organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya meliputi organisasi keagamaan, kepemudaan, wanita, profesi, fungsionaris, penghayat kepercayaan dan lembaga swadaya masyarakat. (JA/2014/H36/P2/K2).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Organisasi sektor publik ini dapat dikelompokkan menjadi enam, yakni lembaga pemerintahan, organisasi keagamaan, organisasi sosial, yayasan lembaga pendidikan, dan organisasi kesehatan (Karyana 2005), sedangkan menurut Bakesbang, organisasi sektor publik di luar pemerintah adalah organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya meliputi organisasi keagamaan, kepemudaan, wanita, profesi, fungsionaris, penghayat kepercayaan dan lembaga swadaya masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
8. Aspek pemasaran, akuntansikeuangan dan
personalia diatur secara terpusat di bawah bidang non akademik. Sedangkan untuk kebijakan akademik diatur dengan sebagian bersifat desentralisasi di tingkat fakultas maupun program studi.(JA/2014/H38/P3/K3).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Aspek pemasaran, akuntansikeuangan dan personalia diatur secara terpusat di bawah bidang non akademik, sedangkan untuk kebijakan akademik diatur dengan sebagian bersifat desentralisasi di tingkat fakultas maupun program studi.
9. Faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap keterlambatan tersebut adalah audit committee independence, audit committee expertise, dan ukuran perusahaan. Sedangkanaudit committee meeting, ukuran kantor audit dan frofitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keterlambatan audit.(JA/2014/H76/P7/K4).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap keterlambatan tersebut adalah audit committee independence, audit committee expertise, dan ukuran perusahaan, sedangkanaudit committee meeting, ukuran kantor audit dan frofitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keterlambatan audit.
10. Variabel profitabilitas, extraordinary item, dan opini audit mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit. Sedangkan ukuran kantor audit dan tahun tutup buku perusahaan tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H76/P12/K5).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Variabel profitabilitas, extraordinary item, dan opini audit mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit , sedangkan ukuran kantor audit dan tahun tutup buku perusahaan tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan audit.
11. Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan umur perusahaan mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan audit. Sedangkangearing ratio, extra-ordinary and/or contingent items, tahun tutup buku perusahaan, kompleksitas operasi tidak berpengaruh signifikan
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan umur perusahaan mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan audit. , sedangkan gearing ratio, extra-ordinary and/or contingent items, tahun tutup buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H76/P14/K3).
perusahaan, kompleksitas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
12. Opini audit mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit . Sedangkan tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H77/P14/K5).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Opini audit mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit , sedangkan tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
13. Ukuran kantor audit dan klasifikasi industri mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H77/P15/K5).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Ukuran kantor audit dan klasifikasi industri mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
14. Sedangkan persentase perubahan earning per share dan klasifikasi industri tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H77/P16/K4).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
. . . sedangkan persentase perubahan earning per share dan klasifikasi industri tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
15. Hasilnya membuktikan bahwa ukuran perusahaan, ukuran kantor audit, rasio likuiditas, dan rasio debt to asset mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan audit. Sedangkan profitabilitas dan ukuran kantor audit tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H77/P17/K5).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Hasilnya membuktikan bahwa ukuran perusahaan, ukuran kantor audit, rasio likuiditas, dan rasio debt to asset mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan audit, sedangkan profitabilitas dan ukuran kantor audit tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
16. Subsidiari dari perusahaan multinasional mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit. Sedangkanrasio debt to equity, profitabilitas, dan ukuran kantor audit tidak berpengaruh signifikan terhadap terlambatan audit
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Subsidiari dari perusahaan multinasional mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit, sedangkan rasio debt to equity, profitabilitas, dan ukuran kantor audit tidak berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
(JA/2014/H77/P18/K5). signifikan terhadap terlambatan audit. 17. Beberapa penelitian yang ,menyatakan bahwa
variabel ukuran perusahaan bepengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan audit adalah penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991), Owusu-Ansah (2000), Modugu, Eragbhe dan Ikhatua (2012), Nor, Shafie dan Hussein (2010), Hashim dan Rahman (2011). Sedangkan penelitian Wang dan Song (2006) dan Sudrajat (2009) membuktikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin banyak jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan laporan keuangan perusahaan yang diaudit. (JA/2014/H77/P19/K2).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Beberapa penelitian yang ,menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan bepengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan audit adalah penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991), Owusu-Ansah (2000), Modugu, Eragbhe dan Ikhatua (2012), Nor, Shafie dan Hussein (2010), Hashim dan Rahman (2011), sedangkan penelitian Wang dan Song (2006) dan Sudrajat (2009) membuktikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin banyak jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan laporan keuangan perusahaan yang diaudit.
18. Penelitian yang dilakukan oleh Aubert (2009) menunjukkan bawa variabel rasio debt to equity mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit. Sedangkan penelitian Utami (2006) dan Shulthoni (2012) menunjukkan bahwa rasio debt to equity pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H78/P22/K3).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Aubert (2009) menunjukkan bawa variabel rasio debt to equity mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit,sedangkan penelitian Utami (2006) dan Shulthoni (2012) menunjukkan bahwa rasio debt to equity pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
19. Penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) serta Iskandar dan Trisnawati (2010) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan negatif antara klasifikasi industri dengan keterlambatan audit. Sedangkan hasil penelitian Joshi (2005) dan Kadir (2011), menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan positif antara umur
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) serta Iskandar dan Trisnawati (2010) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan negatif antara klasifikasi industri dengan keterlambatan audit, sedangkan hasil penelitian Joshi (2005) dan Kadir (2011),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
perusahaan dengan keterlambatan audit. (JA/2014/H80/P/27/K3).
menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan positif antara umur perusahaan dengan keterlambatan audit.
20. Penelitian yang dilakukan oleh Aubert (2009) menunjukkan bahwa variabel rasio debt to equity mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit. Sedangkan penelitian Utami (2006) dan Shulthoni (2012) menunjukkan bahwa rasio debt to equity pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H78/P28/K1).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Aubert (2009) menunjukkan bahwa variabel rasio debt to equity mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit, sedangkan penelitian Utami (2006) dan Shulthoni (2012) menunjukkan bahwa rasio debt to equity pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
21. Meskipun jika dilihat dari total asset menyatakkan bahwa ukuran perusahaan sampel yang diaudit tidak beragam. (JA/2014/H82/P3/K2).
Kesalahan Konjungsi Antarkalimat.
Jika dilihat dari total asset menyatakkan bahwa ukuran perusahaan sampel yang diaudit tidak beragam.
22. Meskipunjika dilihat dari total asset menyatakkan bahwa ukuran perusahaan sampel yang diaudit tidak beragam.Sedangkan statistik deskriptif variabel umur perusahaan menunjukkan bahwa rata-rata umur perusahaan sampel adalah 30,72 tahun. (JA/2014/H82/P3/K3).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
jika dilihat dari total asset menyatakkan bahwa ukuran perusahaan sampel yang diaudit tidak beragam , sedangkan statistik deskriptif variabel umur perusahaan menunjukkan bahwa rata-rata umur perusahaan sampel adalah 30,72 tahun.
23. Dari sepuluh variabel yang dimasukkan ke dalam model regrasi, sembilan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu ukuran perusahaan. Sedangkan satu variabel terbukti tidak memiliki hubungan signifikan dengan ukuran perusahaan. (JA/2014/H84/P3/K3).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Dari sepuluh variabel yang dimasukkan ke dalam model regrasi, sembilan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu ukuran perusahaan , sedangkan satu variabel terbukti tidak memiliki hubungan signifikan dengan ukuran perusahaan.
24. Sembilan variabel yang memiliki hubungan signifikan tersebut adalah rasio debt to equity, profitabilitas, subsidari dari perusahaan
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Sembilan variabel yang memiliki hubungan signifikan tersebut adalah rasio debt to equity, profitabilitas, subsidari dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
multinasional, ukuran kantor, audit, audit fees, klasifikasi industri , umur perusahaan dan opini audit. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit adalah variabel tahun tutup buku perusahaan. (JA/2014/H84/P3/K5).
perusahaan multinasional, ukuran kantor, audit, audit fees, klasifikasi industri , umur perusahaan dan opini audit , sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit adalah variabel tahun tutup buku perusahaan.
25. Ukuran perusahaan memilii nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai tersebut kurang dari 0,05 menunjukkan bawa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. Sedangkan nilai koefisien sebesar 3,390 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai arah pengaruh negatif terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H84/P4/K2).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Ukuran perusahaan memilii nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai tersebut kurang dari 0,05 menunjukkan bawa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit , sedangkan nilai koefisien sebesar 3,390 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai arah pengaruh negatif terhadap keterlambatan audit.
26. Dilihat dari nilai signifikansi variabel audit fees mempunyai pengaruh signifikan terhadap terlambatan audit. Sedangkan nilai koefisien regresinya menunjukkan bahwa audit fees mempunyai arah pengaruh negatif terhadap keterlambatan audit, yang artinya semakin besar audit fees maka semakin pendek keterlambatan audit. (JA/2014/H84/P8/K2).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Dilihat dari nilai signifikansi variabel audit fees mempunyai pengaruh signifikan terhadap terlambatan audit, sedangkan nilai koefisien regresinya menunjukkan bahwa audit fees mempunyai arah pengaruh negatif terhadap keterlambatan audit, yang artinya semakin besar audit fees maka semakin pendek keterlambatan audit.
27. Oleh karena itu, tidak akan menyebabkan terjadinya penundaan pelaporan keuangan. Sedangkan variabel tahun tutup buku perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. (JA/2014/H85/P10/K3).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Oleh karena itu, tidak akan menyebabkan terjadinya penundaan pelaporan keuangan, sedangkan variabel tahun tutup buku perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit karena nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
signifikansinya lebih besar dari 0,05.
28. Hasil penelitian pada Bursa Efek Malaysia menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, rasio debt to equlity, profitabilitas, subsidiari dari perusahaan multinasional, ukuran kantor audit, audit fees, klasifikasi industri, umur perusahaan, dan opini audit mempunyai pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. Sedangkan tahun tutup buku perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H85/P1/K2).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Hasil penelitian pada Bursa Efek Malaysia menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, rasio debt to equlity, profitabilitas, subsidiari dari perusahaan multinasional, ukuran kantor audit, audit fees, klasifikasi industri, umur perusahaan, dan opini audit mempunyai pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit,sedangkan tahun tutup buku perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
29. Nilai atas indeks skor yang diperolah dari 27 sustainability report perusahaan yang secara konsisten dilaporkan selama priode 2009—2011. Sedangkan nilai untuk variabel kinerja perusahaan diperoleh dari 27 laporan keuangan perusahaan dari 2010-2012. (JA/2014/H93/P4/K3).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Nilai atas indeks skor yang diperolah dari 27 sustainability report perusahaan yang secara konsisten dilaporkan selama priode 2009—2011 , sedangkan nilai untuk variabel kinerja perusahaan diperoleh dari 27 laporan keuangan perusahaan dari 2010-2012.
30. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan revenue model maupun mengindikasikan 8 sektor industri dari jumlah keseluruhan 13 sektor industri pada perusahaan manufaktur yang terindikasi manajeman laba aktua dan dengan menggunakan condtional revenue model mampu mengidikasikan 11 sektor industri dari jumlah keseluruhan 18 sektor industri yang terindikasi manajemen laba aktual
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan revenue model maupun mengindikasikan 8 sektor industri dari jumlah keseluruhan 13 sektor industri pada perusahaan manufaktur yang terindikasi manajeman laba aktua dan dengan menggunakan condtional revenue model mampu mengidikasikan 11 sektor industri dari jumlah keseluruhan 18 sektor industri yang terindikasi manajemen laba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
aktual. 31. Tetapi, kisaran ukuran sampel tersebut
memperlihatkan jarak yang sangat lebar dengan ukuran sampel terkecil 22 dan ukuran sampel terbesar 1178. (JA/2014/H11/P3/K4).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Akan tetapi, kisaran ukuran sampel tersebut memperlihatkan jarak yang sangat lebar dengan ukuran sampel terkecil 22 dan ukuran sampel terbesar 1178.
32. Namun, meskipun norma ini merupakan hal yang prakteknya dapat diterima untuk penelitian surve, tetapi dalam survei biasanya jarang diungkapkan dalam publikasi akademis, hal ini kemungkinan disebabkan karena batasan panjang artikel dalam suatu jurnal (Van der Stade et al. 2005). (JA/2014/H14/P1/K3).
Kesalahan Konjungsi Korelatif
Namun, norma ini merupakan hal yang prakteknya dapat diterima untuk penelitian surve, tetapi dalam survei biasanya jarang diungkapkan dalam publikasi akademis, hal ini kemungkinan disebabkan karena batasan panjang artikel dalam suatu jurnal (Van der Stade et al. 2005).
33. Tetapi, partisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung G1b. (JA/2014/H30/P2/K3).
Kesalahan Konjungsi Koordinatif.
Akan tetapi, partisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung G1b.
34 Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi data dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999). ( JA/2014/H1/P1/K3).
Kesalahan konjungsi antar kalimat
Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi data dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999).
35. Tetapi pertisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung H1b.(JA/2014/H30/P3/K2)
Kesalahan konjungsi antar kalimat
Pertisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung H1b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
TRIANGULASI DATA
Hasil triangulasi ini adalah hasil perbaikan terakhir dari duakali perbaikan terhadap kesalahan analisis yang dilakukan oleh peneliti setelah mendapat masukan dari triangulator.
No Kalimat yang Mengandung
Kesalahan dalam Penggunaan Huruf Kapital
Analisis Kesalahan Triagulator
Keterangan Perbaikan Setuju Tidak Setuju
1. Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Angkutan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar perkerjaan lapangan, dan standar pelaporan berserta interpretasinya. (JA/2014/H34/P1/K1).
Kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata “Auditing“. karena kata “Auditing” bukan merupakan nama lembaga, badan, ataupun organisasi.
Standar auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Angkutan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar perkerjaan lapangan, dan standar pelaporan berserta interpretasinya.
√
2. Setelah mempertimbangkan lingkup isi/Aspek Pertanggungjawaban Sosial dan faktor profesionalisme Auditor, maka hasil pengembangan menjadi Model Audit Pertanggungjawaban Sosial dengan metode HCD adalah seperti pada Gambar 1. (JA/2014/H35/P2/K6).
Kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata “Auditor. “ karena kata “Auditor” bukan merupakan nama lembaga, badan, ataupun organisasi.
Setelah mempertimbangkan lingkup isi/aspek pertanggungjawaban sosial dan faktor profesionalisme auditor, maka hasil pengembangan menjadi model audit pertanggungjawaban sosial dengan metode HCD adalah seperti pada gambar 1.
√
3. Program-program Administrative yang berkaitan dengan program tersebut.
Kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata “Administrastive”. Karena kata “Administrastive” bukan merupakan nama lembaga, badan, ataupun organisasi dan kata “Administrastive” mengalami kesalahan dalam penulisan unsur
Program-program administratif yang berkaitan dengan program tersebut.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
serapan. Kata “Administrative” bila diserap ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi “Administratif”
4. a) memiliki dokumentasi kelembagaan secara resmi dengan pembagian yang jelas antara hak dan kewajiban pada struktur organisasinya. (JA/2014/H37/P2/K1).
Kesalahan pada kata “memiliki”. Kata “memiliki” ditulis menggunakan huruf kapital karena dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
a) Memiliki dokumentasi kelembagaan secara resmi dengan pembagian yang jelas antara hak dan kewajiban pada struktur organisasinya.
√
5. b) memiliki kinerja program yang baik dalam pertanggungjawaban sosial organisasi, hubungan masyarakat, lingkungan, pengendalian keuangan dan hubungan dengan karyawan. (JA/2014/H37/P3/K1).
Kesalahan pada kata “memiliki”. Kata “memiliki” ditulis menggunakan huruf kapital karena dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat..
b) Memiliki kinerja program yang baik dalam pertanggungjawaban sosial organisasi, hubungan masyarakat, lingkungan, pengendalian keuangan dan hubungan dengan karyawan.
√
6. c) memiliki kinerja program yang baik dalam pertanggungjawaban sosial organisasinya baik secara internal maupun bagi masyarakat, dari meliputi aspek tata nilai organisasi hubungan masyarakat, lingkungan, pengendalian keuangan dan hubungan dengan karyawan. (JA/2014/H37/P3/K1).
Kesalahan pada kata “memiliki”. Kata “memiliki” ditulis menggunakan huruf kapital karena dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
c) Memiliki kinerja program yang baik dalam pertanggungjawaban sosial organisasinya baik secara internal maupun bagi masyarakat, dari meliputi aspek tata nilai organisasi hubungan masyarakat, lingkungan, pengendalian keuangan dan hubungan dengan karyawan.
√
7. Sebagaimana telah disampaikan di sub bagian Metode Penelitian bahwa untuk organisasi keagamaan diwakili oleh Pondok Pesantren Sunan Drajat. (JA/2014/H37/P4/K2).
Kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata “Metode Penelitian”. Kata “Metode Penelitian” bukan merupakan nama lembaga, badan, ataupun organisasi.
Sebagaimana telah disampaikan di sub bagian metode penelitian bahwa untuk organisasi keagamaan diwakili oleh Pondok Pesantren Sunan Drajat.
√
8. Standarisasi atau Rumah Sakit bersalin dipenuhi dengan baik sebagai ketentuan utama.
Kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata “Rumah Sakit”, karena huruf kapital hanya dipakai sebagai huruf
Standarisasi atau rumah sakit bersalin dipenuhi dengan baik sebagai ketentuan utama.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
(JA/2014/H38/P2/K3). pertama usur gelar kehormatan, keturunan, keagamaan,atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk nama gelar akademik yang mengikuti nama orang.
9. Hal ini sedikit berbeda pada Yayasan di Pondok Pesantren Sunan Drajat melalui unit usahanya dan juga Yayasan Soerya di RSAB Soerya yang cenderung bergaya Konseptual. (JA/2014/H39/P2/K1).
Kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata “Konseptual”. Kata “Konseptual” bukan merupakan nama lembaga, badan, ataupun organisasi.
Hal ini sedikit berbeda pada Yayasan di Pondok Pesantren Sunan Drajat melalui unit usahanya dan juga Yayasan Soerya di RSAB Soerya yang cenderung bergaya konseptual.
√
10 Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999). (JA/2014/H1/P1/K3)
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “interview” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi daya dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999).
√
11. Dengan demikian diharapkan bahwa semua paper yang lolos untuk dipresentasikan dalam SNA merupakan paper yang memiliki kualitas tinggi yang kemudian dipublikasikan dalam procceding SNA. (JA/2014/H3/P1/K4)
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “paper” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Dengan demikian, diharapkan bahwa semua paper yang lolos untuk dipresentasikan dalam SNA merupakan paper yang memiliki kualitas tinggi yang kemudian dipublikasikan dalam procceding SNA.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
12. Kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan melalui pos (mail quwtionnarire) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak dikritik karena memungkinkan rendahnya response yang diberikan (kerligerdan Lee 2000). (JA/2014/H3/P2/K1).
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “response” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring. Kata “response” juga mengandung kesalahan dalam penulisan unsur serapan, kata “response” bila diserap ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi “respons”.
Kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan melalui pos (mail quwtionnarire) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak dikritik karena memungkinkan rendahnya respons yang diberikan (kerligerdan Lee 2000).
√
13. Bagaimana akibat dari kenyataan yang terjadi di perusahaan jika akibat negative berupaya menyimpang, akibat positif berupa hasil yang baik dari standar yang sudah di tentukan. (JA/2014/H35/P2/K1)
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “negative” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring. Kata “negative” juga mengandung kesalahan dalam penulisan unsur serapan, kata “negative” bila diserap ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi “negatif”.
Bagaimana akibat dari kenyataan yang terjadi di perusahaan jika akibat negatif berupaya menyimpang, akibat positif berupahasil yang baik dari standar yang sudah di tentukan.
√
14. Setelah disepakati antara tim auditor dan entitas, maka kegiatan audit dapat dilakukan melalui kuisioner pengendalian intern dan kuisioner organisasi fungsional, yang selanjutnya disimpulkan dan didokumentasi dalam suatu daftar temuan audit. (JA/2014/H35/P4/K2).
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “intern” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Setelah disepakati antara tim auditor danentitas, maka kegiatan audit dapat dilakukan melalui kuisioner pengendaliani ntern dan kuisioner organisasi fungsional, yang selanjutnya disimpulkan dan didokumentasi dalam suatu daftar temuan audit.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
15. Penghargaan dari PBB ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan peran, profesionalisme dan visibility dari pelayanan publik dengan tiga katagori dasar, yakni transparansi dan akuntabilitas, perbaikan layanan dan aplikasi ICT (Information dan Communication Technology).(JA/2014/H36/P4/K2).
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “profesionalisme ” dan “visibility” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Penghargaan dari PBB ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan peran, profesionalisme dan visibility dari pelayanan publik dengan tiga katagori dasar, yakni transparansi dan akuntabilitas, perbaikan layanan dan aplikasi ICT (Information dan Communication Technology).
√
16. RSAB Soerya dibangun berlandaskan bisnis keluarga dengan dasar kekeluargaan dan hubungan emosional yang dekat diantarany apendiri/stakeholder. (JA/2014/H38/P2/K2).
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “stakeholder” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
RSAB Soerya dibangun berlandaskan bisnis keluarga dengan dasar kekeluargaan dan hubungan emosional yang dekat diantaranya pendiri/stakeholder.
√
17. Zuhroh (1997) menyatakan bahwa besar kecilnya aasset yang dimiliki oleh perusahaan tidak terjadi pertimbangan satu-satunya bagi para investor dalam mengambil pertimbangan investasi, tetapi masih terdapat faktor-faktor lain yang lebih penting, misalnya tingkat keberuntungan dan prospek perusahaan di masa yang akandatang, dan besarnya asset yang dimilikioleh perusahaan tidak menjamin menghasilkan kinerja yang baik. (JA/2014/H59/P1/K3).
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “aseet” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Zuhroh (1997) menyatakan bahwa besar kecilnya asset yang dimilikioleh perusahaan tidak terjadi pertimbangan satu-satunya bagi para investor dalam mengambil pertimbangan investasi, tetapi masih terdapat faktor-faktor lain yang lebih penting, misalnya tingkat keberuntungan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang, dan besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan tidak menjamin menghasilkan kinerja yang baik.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
18. Porter dan Kramer (2006) menyatakan bahwa CSR yang dilakukan perusahaan dapat memperbaiki kesan (image) perusahaan, memperkuat merk, dan bahkan memperkuat nilai sahamnya. (JA/2014/H66/P8/K6).
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “merk” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Porter dan Kramer (2006) menyatakanbahwa CSR yang dilakukanperusahaandapatmemperbaikikesan (image) perusahaan, memperkuatmerk, danbahkanmemperkuatnilaisahamnya.
√
19. Dengan menggunkan rerangka teori keangenan tentang perilaku opportunistik manajer tersebut, hasil penelitian Prior et al.. (2008) menemukan bukti empiris yang mendukung hipotesisnya. (JA/2014/H67/P16/K4)
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “opportunistik” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Dengan menggunkan rerangka teori keangenan tentang perilaku opportunistik manajert ersebut, hasil penelitian Prior et al.. (2008) menemukanbuktiempiris yang mendukung hipotesisnya.
√
20. Penelitian ini menggunakan sofware Warp PLS 3.0 dalam pengujian model SEM-PLS. (Kock,2013).(JA/2014/H69/P4/K8)
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “sofware Warp” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Penelitian ini menggunakan sofware WarpPLS 3.0 dalam pengujian model SEM-PLS. (Kock,2013).
√
21. Hasil ini sesuai argument LanisdanRicharson (2012) yang menyatakan bahwa semakin baik kinerja CSR maka akan semakin banyak informasi CSR yang dilaporkan. (JA/2014/H72/P6/K2)
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “argument” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Hasil ini sesuai argument Lanis dan Richarson (2012) yang menyatakan bahwa semakin baik kinerja CSR maka akan semakin banyak informasi CSR yang dilaporkan.
√
22. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat dilihat dari besaran asset yang dimiliki oleh perusahaan .( JA/2014/H77/P21/K1).
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “asset” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Besar kecilny aukuran perusahaan dapat dilihat dari besaran asset yang dimiliki oleh perusahaan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
22. Dalam rangka meningkatkan validitas internal, penelitian mendatang dapat menggunakan setting eksperimen laboratorium. (JA/2014/H73/P3/K6).
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “setting” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Dalam rangka meningkatkan validitas internal, penelitian mendatang dapat menggunakan setting eksperimen laboratorium.
√
23. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai faktor apasaja yang secara signifikan berpengaruh pada keterlambatan audit dengan menggunakan variable yang berupa atribut yang diturunkan dari perusahaan dan dari auditornya. (JA/2014/H75/P4/K5).
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “variable” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai faktor apa saja yang secara signifikan berpengaruh pada keterlambatan audit dengan menggunakan variable yang berupa atribut yang diturunkan dari perusahaan dan dari auditornya.
√
24. Rata-rata keterlambatan audit inimerupakan rata-rata keterlambatan audit untuk seluruh perusahaan sampel, dari perusahaan yang ukuran (total aset) nya terkecil, yaitu Infortech Alliance Berhad yang bergerak di bidang teknologi sampai dengan perusahaan yang memiliki aset terbesar yaitu Public Bank Berhad yang bergerak di bidang perbankkan.
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “Infortech Alliance Berhad” dan “Public Bank Berhad “yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Rata-rata keterlambatan audit ini merupakan rata-rata keterlambatan audit untuk seluruh perusahaan sampel, dari perusahaan yang ukuran (total aset) nya terkecil, yaitu Infortech Alliance Berhad yang bergerak di bidang teknologi sampai dengan perusahaan yang memiliki aset terbesar yaitu Public Bank Berhad yang bergerak di bidang perbankkan.
√
25. Sedangkan nilai koefisien regresi yang tertunda positif menunjukkan bahwa jika perusahaan termasuk perusahaan non keuangan, maka akan memiliki keterlambatan audit yang panjang karena audit memerlukan waktu lebih
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “inventory” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Sedangkan nilai koefisien regresi yang tertunda positif menunjukkan bahwa jika perusahaan termasuk perusahaan non keuangan, maka akan memiliki keterlambatan audit yang panjang karena audit memerlukan waktu lebih panjang
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
panjang pada perusahaan non keuangan, terutama rekening inventory. ( JA/2014/H77/P21/K1).
pada perusahaan non keuangan, terutama rekening inventory. .
26. Rata-rata keterlambatan audit ini merupakan rata-rata keterlambatan audit untuk seluruh perusahaan sampel, dari perusahaan yang ukuranya (total aset) terkecil, yaitu Infortech Alliance Berhad yang bergerak di bidang teknologi sampai dengan perusahaan yang memiliki aset terbesar yaitu Public Bank Berhad yang bergerak di bidang perbankkan.
Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “Infortech Alliance Berhad” dan kata “Public Bank Berhad” yang merupakan bahasa asing,sehingga harus dicetak miring.
Rata-rata keterlambatan audit ini merupakan rata-rata keterlambatan audit untuk seluruh perusahaan sampel, dari perusahaan yang ukuranya (total aset) terkecil, yaituInfortech Alliance Berhad yang bergerak di bidang teknologi sampai dengan perusahaan yang memiliki aset terbesar yaitu Public Bank Berhad yang bergerak di bidang perbankkan.
√
28. Penelitian yang dilakukan atas nilai pasar organisasi menunjukkan pergerakan yang cukup signifikan.Dimana nilai pasar perusahaan tahun 1975 sebanyak 83% ditentukan oleh aspek keuangan dan 17% aspek non-keuangan. (JA/2014/H89/P1/K6).
Kesalahan penulisan kata depan, di, ke, dari pada kata “dimana”. Kata “dimana” ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya karena merupakan kata depan.
Penelitian yang dilakukan atas nilai pasar organisasi menunjukkan pergerakan yang cukup signifikan.Di mana nilai pasar perusahaan tahun 1975 sebanyak 83% ditentukan oleh aspek keuangan dan 17% aspek non-keuangan.
√
29. Disisi lain, aktivitas berkelanjutan juga merupakan salah satu upaya organisasi untuk berkontribusi terhadap sustainable development. (JA/2014/H91/P2/K3).
Kesalahan penulisan kata depan, di, ke, dari pada kata “dimana”. Kata “disisi” ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya karena merupakan kata depan.
Di sisi lain, aktivitas berkelanjutan juga merupakan salah satu upaya organisasi untuk berkontribusi terhadap sustainable development.
√
30. Dimana aspek sosial terdiri dari empat sub-dimensi yaitu; (JA/2014/H93/P2/K4).
Kesalahan penulisan kata depan, di, ke, dari pada kata “dimana”. Kata “dimana” ditulis terpisah dari kata
Di mana aspek sosial terdiri dari empat sub-dimensi yaitu;
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
yang mengikutinya karena merupakan kata depan.
31. Dimana hal ini bertolak belakang, PGN memiliki kinerja ekonomi (EC) dan lingkungan (EN) termasuk kedalam kelompok yang rendah secara signifikan dibandingkan organisasi lainnya. (JA/2014/H98/P2/K3).
Kesalahan penulisan kata depan, di, ke, dari pada kata “dimana”. Kata “dimana” ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya karena merupakan kata depan.
Di mana hal ini bertolak belakang, PGN memiliki kinerja ekonomi (EC) dan lingkungan (EN) termasuk kedalam kelompok yang rendah secara signifikan dibandingkan organisasi lainnya.
√
32. Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi data dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999). ( JA/2014/H1/P1/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “misalnya” karena merupakan kata penghubung.
Metode survei mempunyai banyak manfaat, misalnya metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi data dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999).
√
33. Jika survei dirancang dan dilakukan dengan benar maka metode ini akan dapat menjadi metode besar dan berkualitas tinggi. ( JA/2014/H2/P1/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Jika survei dirancang dan dilakukan dengan benar,maka metode ini akan dapat menjadi metode besar dan berkualitas tinggi.
√
34. Oleh karena itu kualitas data sangat penting dalam riset menggunakan metode survei. ( JA/2014/H1/P1/K4).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh karena itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh karena itu, kualitas data sangat penting dalam riset menggunakan metode survei.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
35. Seperti telah dibahas di atas bahwa meskipun metode survei seringkali digunakantetapi ada keraguan mengenai kualitas data yang dikumpulkan dengan metode tersebut. ( JA/2014/H2/P2/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “tetapi” karena merupakan kata penghubung.
Seperti telah dibahas di atas meskipun metode survei seringkali digunakan, tetapi ada keraguan mengenai kualitas data yang dikumpulkan dengan metode tersebut.
√
36. Namun demikian fokus penelitian ini adalah metode surve dengan menggunakan mail-questionnaire dengan penjelasan sebagai berikut. ( JA/2014/H3/P1/K3).
Tanda koma dipakai setalah kata “Namun demikian” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Namun demikian,fokus penelitian ini adalah metode surve dengan menggunakan mail-questionnaire dengan penjelasan sebagai berikut.
√
37. Sehingga dalam penelitian tersebut hanya akan difokuskan pada analisis kualitas data survei dengan menggunakan kuesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire). ( JA/2014/H2/P2/K3).
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Sehingga dalam penelitian tersebut, hanya akan difokuskan pada analisis kualitas data survei dengan menggunakan kuesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire).
√
38. Dalam melakukan analisis mengenai kualitas data tersebut digunakan suatu framework yang telah digunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu. ( JA/2014/H1/P1/K2).
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Dalam melakukan analisis mengenai kualitas data tersebut, digunakan suatu framework yang telah digunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu.
√
39. Karakteristik tersebut akan dianalisis dalam pembahasaan berserta dengan data yang tidak ditabulasikan dalam tabel tersebut. ( JA/2014/H3/P2/K 4).
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Karakteristik tersebut,akan dianalisis dalam pembahasaan berserta dengan data yang tidak ditabulasikan dalam tabel tersebut.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
40. Oleh karena itu sampel harus merupakan representasi populasi. ( JA/2014/H9/P1/K3).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh karena itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh karena itu, sampel harus merupakan representasi populasi.
√
41. Jika sampel penelitian merupakan sampel yang representatif atas populasi maka apa yang benar atas sampel akan benar juga bagi populasi dengan tingkat kesalahan tertentu (Sapsford 1999).( JA/2014/H9/P1/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “tetapi” karena merupakan kata penghubung.
Jika sampel penelitian merupakan sampel yang representatif atas populasi, maka apa yang benar atas sampel akan benar juga bagi populasi dengan tingkat kesalahan tertentu(Sapsford 1999).
√
42. Oleh karena itu, sangat penting bagi peniliti untuk selalu meyakinkan bahwa pertanyaan survei sudah direncanakan dengan baik sehingga dapat dipahami dengan baik oleh responden.( JA/2014/H11/P1/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Oleh karena itu, sangat penting bagi peniliti untuk selalu meyakinkan bahwa pertanyaan survei sudah direncanakan dengan baik, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh responden.
√
43. Dari perbandingan tersebut terlihat bahwa response-rate dari pariode 1999—2004 dan pariode 2005—2012 menunjukkan perkembangan meskipun response-rate terendah masih sama. ( JA/2014/H12/P2/K7)
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Dari perbandingan tersebut, terlihat bahwa response-rate dari pariode 1999—2004 dan pariode 2005—2012 menunjukkan perkembangan ,meskipun response-rate terendah masih sama.
√
44. Namun meskipun norma ini merupakan hal yang prakteknya dapat diterima untuk penelitian survei tetapi detail proses ;pengumpulan data sesungguhnya dalam survei biasanya jarang diungkapkan dalam publikasi akademis, hal ini kemungkinan disebabkan karena batasan panjang
Tanda koma dipakai sebelum kata “tetapi” karena merupakan kata penghubung.
Meskipun norma ini merupakan hal yang prakteknya dapat diterima untuk penelitian survei, tetapi detail proses pengumpulan data sesungguhnya dalam survei biasanya jarang diungkapkan dalam publikasi akademis, hal ini kemungkinan disebabkan karena batasan panjang artikel dalam suatu jurnal (Van der Stade et al.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
artikel dalam suatu jurnal (Van der Stade et al. 2005). ( JA/2014/H14/P1/K1)
2005).
45. Kondisi semacam itu tampaknya semakin sulit untuk dipenuhi, tidak hanya pada penelitian di bidang akuntansi manajemen dan keperilakuan tetapi juga pada bidang lain dalam penelitian organisasional (Van der Stade et al. 2005). ( JA/2014/H14/P1/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “tetapi” karena merupakan kata penghubung.
Kondisi semacam itu tampaknya semakin sulit untuk dipenuhi, tidak hanya pada penelitian di bidang akuntansi manajemen dan keperilakuan, tetapi juga pada bidang lain dalam penelitian organisasional (Van der Stade et al. 2005).
√
46. Penelitian di bidang akuntansi manajemen dan keperilakuan di Indonesia pada kurun waktu pariode 1999—2012 tampaknya juga sudah menggunakan prosedur penelitian survei yang disarankan dalam banyak artikel atau buku-buku metode penelitian sehingga kualitas datanya dapat cukup dipertanggungjawabkan. ( JA/2014/H14/P2/K1)
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Penelitian di bidang akuntansi manajemen dan keperilakuan di Indonesia, pada kurun waktu pariode 1999—2012 tampaknya juga sudah menggunakan prosedur penelitian survei yang disarankan dalam banyak artikel atau buku-buku metode penelitian, sehingga kualitas datanya dapat cukup dipertanggungjawabkan.
√
47. Kami percaya bahwa penelitian bidang akuntansi manajemen dan keperilakuan akan memperoleh manfaat sehingga kita sebagai peneliti bersedia untuk lebih berusaha mempelajari prinsip-prinsip mendasar dari metode penelitian tersebut dan menerapkan dalam penelitian kita. ( JA/2014/H14/P2/K2)
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Kami percaya bahwa penelitian bidang akuntansi manajemen dan keperilakuan akan memperoleh manfaat, sehingga kita sebagai peneliti bersedia untuk lebih berusaha mempelajari prinsip-prinsip mendasar dari metode penelitian tersebut dan menerapkan dalam penelitian kita.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
48. Kami berharap bahwa paper ini akan meyakinkan kita sehingga masalah utama dalam penelitian survei terletak lebih pada bagaimana metode tersebut digunakan bukan pada metodenya sendiri.(JA/2014/H14/P2/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Kami berharap bahwa paper ini akan meyakinkan kita ,sehingga masalah utama dalam penelitian survei terletak lebih pada bagaimana metode tersebut digunakan bukan pada metodenya sendiri.
√
49. Beberapa penelitian tersebut menemukan pengaruh partisipasi pada penganggaran terhadap kinerja tidak signifikan (Merchsnt 1981 dalam Nouri dan Parker 1998; Brownell 1982).( JA/2014/H23/P1/K3).
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Beberapa penelitian tersebut, menemukan pengaruh partisipasi pada penganggaran terhadap kinerja tidak signifikan (Merchsnt 1981 dalam Nouri dan Parker 1998; Brownell 1982).
√
49. Partisipasi dalam organisasi dianggap memungkinkan adanya rasa diperlukan secara adil sehingga dapat mendorong individu untuk meningkatkan kinerja. ( JA/2014/H23/P1/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Partisipasi dalam organisasi dianggap memungkinkan adanya rasa diperlukan secara adil, sehingga dapat mendorong individu untuk meningkatkan kinerja
√
50. Leventhal (1976) mendefinisikan keadilan distributif sebagai kepercayaan pada individu sehingga suatu hal telah adit saat upah, hukuman, atau sumber daya distribusikan telah sesuai dengan kriteria tertentu. ( JA/2014/H25/P3/K1)
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Leventhal (1976) mendefinisikan keadilan distributif sebagai kepercayaan pada individu , sehingga suatu hal telah adit saat upah, hukuman, atau sumber daya distribusikan telah sesuai dengan kriteria tertentu.
√
51. Menurut Sholihin et al. (2011) membiarkan karyawan untuk merefleksikan keperdulian, nilai, dan memberikan kesempatan untuk memodifikasi keputusan sehingga dapat dijadikan alat untuk berbagi
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Menurut Sholihin et al. (2011) membiarkan karyawan untuk merefleksikan keperdulian, nilai, dan memberikan kesempatan untuk memodifikasi keputusan, sehingga dapat dijadikan alat untuk berbagi informasi.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
informasi.( JA/2014/H25/P3/K4). 52. Komitmen untuk mencapai tujuan
tersebut dapat ditimbulkan dari partisipasi anggota dalam menentukan tujuan organisasi (Locke 1968). ( JA/2014/H25/P1/K3).
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Komitmen untuk mencapai tujuan tersebut, dapat ditimbulkan dari partisipasi anggota dalam menentukan tujuan organisasi (Locke 1968).
53. Berdasarkan berbagai penjelasan tersebut peneliti membangun hipotesis sebagai berikut; ( JA/2014/H25/P4/K3).
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Berdasarkan berbagai penjelasan tersebut , peneliti membangun hipotesis sebagai berikut;
√
54. Beberapa penelitian tersebut menemukanbahwa terdapat hubungan yang positif antara keadilan persepsi dan komitmen (Earley dan Lind 1987 dalam Wentzel 2002; dan Lind et al. 1990 dalam Wentzel 2002; dan Korsgaard et al. 1995 ) . ( JA/2014/H26/P1/K1).
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Beberapa penelitian tersebut, menemukanbahwa terdapat hubungan yang positif antara keadilan persepsi dan komitmen (Earley dan Lind 1987 dalam Wentzel 2002; dan Lind et al. 1990 dalam Wentzel 2002; dan Korsgaard et al. 1995 ).
√
55. Wentzel (2002) memperhatikan pengaruh pada restrukturasi yang terjadi pada objek penelitiaanya sehingga memasukkan pengukuran tentang partisipasi pada penganggaran di dalam level organisasi dengan menanyakan keikutsertaan mereka dalam tim yang dirombak. ( JA/2014/H27/P1/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Wentzel (2002) memperhatikan pengaruh pada restrukturasi yang terjadi pada objek penelitiaanya, sehingga memasukkan pengukuran tentang partisipasi pada penganggaran di dalam level organisasi dengan menanyakan keikutsertaan mereka dalam tim yang dirombak.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
56. Dari tebel tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata nilai respon adalah tinggi, yaitu partisipasi pada anggaran (4, 69), rata-rata sampel berpersepsi bahwa keadilan prosedural pada organisasinya lebih tinggi (4,79) daripada keadilan distributif (4, 41). ( JA/2014/H27/P2/K2).
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Dari tebel tersebut,dapat dikatakan bahwa rata-rata nilai respon adalah tinggi, yaitu partisipasi pada anggaran (4, 69), rata-rata sampel berpersepsi bahwa keadilan prosedural pada organisasinya lebih tinggi (4,79) daripada keadilan distributif (4, 41).
√
57. Selain itu partisipasi pada penganggaran berkorelasi dengan komitmen terhadap tujuan (r=0,619; p<0,01).( JA/2014/H28/P3/K2).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Selain itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Selain itu, partisipasi pada penganggaran berkorelasi dengan komitmen terhadap tujuan (r=0,619; p<0,01).
√
58. Tetapi partisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran sehingga tidak mendukung h1b. ( JA/2014/H30/P2/K3)
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Tetapi partisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung h1b.
√
59. Sebaliknya keadilan prosedural berpengaruh secara positif terhadap komitmen terhadap tujuan (path coefficient: 0,230,p<0,01) sehingga mendukung H4b yang menyatakan bahwa keadilan prosedural berpengaruh secara positif terhadap komitmen terhadap tujuan. ( JA/2014/H30/P4/K2)
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Sebaliknya keadilan prosedural berpengaruh secara positif terhadap komitmen terhadap tujuan (path coefficient: 0,230,p<0,01) , sehingga mendukung H4b yang menyatakan bahwa keadilan prosedural berpengaruh secara positif terhadap komitmen terhadap tujuan
√
60. Secara spesifik penelitian ini ingin mengetahui apakah partisipasi pada penganggaran mempengaruhi kinerja dan apakah keadilan persepsian dan
Tanda koma dipakai di belakang kata “spesifik”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
Secara spesifik, penelitian ini ingin mengetahui apakah partisipasi pada penganggaran mempengaruhi kinerja dan apakah keadilan persepsian dan komitmen
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
komitmen terhadap tujuan memediasi hubungan partisipasi pada penganggaran dan kinerja. ( JA/2014/H30/P1/K3)
kalimat. terhadap tujuan memediasi hubungan partisipasi pada penganggaran dan kinerja.
61. Penelitian tersebut membuktikan bahwa hubungan antara komitmen terdapat tujuan anggaran dan kinerja adalah positif. ( JA/2014/H31/P3/K4)
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Penelitian tersebut, membuktikan bahwa hubungan antara komitmen terdapat tujuan anggaran dan kinerja adalah positif.
√
62. Berdasarkan pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa meskipun nilai rata-rata persepsi keadilan distributif pada sampel cendrung tinggi, hal tersebut tidak berpengaruh pada komitmen terhadap tujuan anggaran karena keadilan pada distribusi sumber daya organisasi maupun insentif yang berdasarkan pada ketetapan yang sudah rigitd. ( JA/2014/H31/P5/K5)
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Berdasarkan pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa, meskipun nilai rata-rata persepsi keadilan distributif pada sampel cendrung tinggi, hal tersebut tidak berpengaruh pada komitmen terhadap tujuan anggaran karena keadilan pada distribusi sumber daya organisasi maupun insentif yang berdasarkan pada ketetapan yang sudah rigitd.
√
63. Dalam hal pengendalian internal, semua organisasi ini masuk dalam katagori cukup sedangkan dalam hal kinerja program untuk pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya memberikan nilai kinerja yang baik. ( JA/2014/H33/P1/K7)
Tanda koma dipakai sebelum kata “sedangkan” karena merupakan kata penghubung.
Dalam hal pengendalian internal, semua organisasi ini masuk dalam katagori cukup, sedangkan dalam hal kinerja program untuk pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya memberikan nilai kinerja yang baik.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
64. Kesimpulan bisa menyatakan bahwa tidak ada masalah atau kelemahan yang ditemukan tetapi dapat pula menyimpulkan hal-hal yang memerlukan perhatian manajeman. ( JA/2014/H35/P4/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “tetapi” karena merupakan kata penghubung.
Kesimpulan bisa menyatakan bahwa, tidak ada masalah atau kelemahan yang ditemukan, tetapi dapat pula menyimpulkan hal-hal yamg memerlukan perhatian manajeman.
√
65. Dalam hal pengendalian internal, semua organisasi ini masuk dalam ketegori cukup sedangkan dalam hal kinerja program untuk pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya memberikan nilai kinerja yang baik.
Tanda koma dipakai sebelum kata “sedangkan” karena merupakan kata penghubung.
Dalam hal pengendalian internal, semua organisasi ini masuk dalam ketegori cukup, sedangkan dalam hal kinerja program untuk pertanggungjawaban sosial, CV. Aidrat dan RSAB Soerya memberikan nilai kinerja yang baik.
√
66. Sementara secara kepemilikan walupun didirikan oleh anggota masyarakat yang perduli tetapi secara kelembagaan mengambil bentuk yayasan, sehingga merencanakan kelembagaan formalnya tidak diperuntukkan mencari keuntungan secara komersil. ( JA/2014/H37/P1/K2).
Tanda koma dipakai sebelum kata “tetapi” karena merupakan kata penghubung.
Sementara secara kepemilikan walupun didirikan oleh anggota masyarakat yang perduli, tetapi secara kelembagaan mengambil bentuk yayasan, sehingga merencanakan kelembagaan formalnya tidak diperuntukkan mencari keuntungan secara komersil.
√
67. Hal ini meskipun bersifat kepemilikan pribadi dengan maksud mendapat keuntungan tetapi semuanya itu untuk mendukung oprasional dan mensubsidi pengeluaran yang ada di Pondok Pesantren Sunan Drajad. ( JA/2014/H39/P1/K2).
Tanda koma dipakai sebelum kata “tetapi” karena merupakan kata penghubung.
Hal ini meskipun bersifat kepemilikan pribadi dengan maksud mendapat keuntungan, tetapi semuanya itu untuk mendukung oprasional dan mensubsidi pengeluaran yang ada di Pondok Pesantren Sunan Drajad.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
68. Dengan demikian kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak dirupakan dalam bentuk sahan yang dapat diperjualbelikan, melainkan diatur melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan melibatkan para organ yayasan, diantaranya adalah pembina, pengurus, pengawasan dan lembaga pelaksanaanya. ( JA/2014/H39/P2/K3)
Tanda koma dipakai di belakang kata “Dengan demikian” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Dengan demikian, kepemilikan atas sumber daya yang ada tidak dirupakan dalam bentuk sahan yang dapat diperjualbelikan, melainkan diatur melalui kebijakan yang didasarkan pada konsensus dengan melibatkan para organ yayasan, diantaranya pembina, pengurus, pengawasan dan lembaga pelaksanaanya.
√
69. Dengan demikian kusioner atas tahapan preliminary survey, pengadilan internal maupun kinerja program pertanggungjawaban sosial dapat seharusnya dilengkapi bagian keterangan informasi ulang oleh para audit atau organisasi yang diaudit. ( JA/2014/H42/P4/K2)
Tanda koma dipakai di belakang kata “Dengan demikian” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Dengan demikian , kusioner atas tahapan preliminary survey, pengadilan internal maupun kinerja program pertanggungjawaban sosial dapat seharusnya dilengkapi bagian keterangan informasi ulang oleh para audit atau organisasi yang diaudit.
√
70. Oleh karena itu muncullah persaingan yang ketat antar perusahan untuk tetap bertahan dan mampu bersaing serta dapat menarik investor yang besedia memberikan dana. ( JA/2014/H43/P1/K3)
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh karena itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh karena itu ,muncullah persaingan yang ketat antar perusahan untuk tetap bertahan dan mampu bersaing serta dapat menarik investor yang besedia memberikan dana.
√
71. Dalam hal itu perusahaan diwajibkan menunjukkan kinerja yang baik dan sehat dengan memberikan informasi yang terdapat pada laporan keuangan keuangan perusahaan. ( JA/2014/H43/P1/K4)
Tanda koma dipakai di belakang kata “Dalam hal itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Dalam hal itu, perusahaan diwajibkan menunjukkan kinerja yang baik dan sehat dengan memberikan informasi yang terdapat pada laporan keuangan-keuangan perusahaan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
72. Selain itu juga menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat dan lebih mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan, serta kepentingan para pemangku kepentingan. ( JA/2014/H43/P1/K5)
Tanda koma dipakai di belakang kata “selain itujuga” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Selain itu juga, menghindari cara-cara menciptakan keuntungan sesaat dan lebih mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan, serta kepentingan para pemangku kepentingan.
√
73. Apabila tingkat laba yang diinginkan tidak dapat tercapai maka terdapat kemungkinan adanya tindakan manajemen laba. ( JA/2014/H44/P2/K3).
Kegandaan konjungsi “Apabila” dan “maka” dalam kalimat dan tanda koma dipakai sebelum kata”terdapat”karena tanda koma berfungsi untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Apabila tingkat laba yang diinginkan tidak dapat tercapai, terdapat kemungkinan adanya tindakan manajemen laba.
√
74. Selain itu terdapat beberapa perubahan PSAK yang berdampak pada kebijakan akrual yang semakin terbatas, salah satunya mengenai pelaporan laba rugi komprehensif yang diterapkan mulai 1 Januari 2012. ( JA/2014/H44/P2/K3).
Tanda koma dipakai di belakang kata “selain itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Selain itu , terdapat beberapa perubahan PSAK yang berdampak pada kebijakan akrual yang semakin terbatas, salah satunya mengenai pelaporan laba rugi komprehensif yang diterapkan mulai 1 Januari 2012.
√
75. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penggunaan model revenue discretionary dalam medeteksi manajeman laba sehingga tidak mempertimbangkan perubahan-perubahan dalam konvergensi PSAK ke IFRS yang berpengaruh terhadap kebijakan akrual. ( JA/2014/H45/P1/K2)
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehigga” karena merupakan kata penghubung.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penggunaan model revenue discretionary dalam medeteksi manajeman laba, sehingga tidak mempertimbangkan perubahan-perubahan dalam konvergensi PSAK ke IFRS yang berpengaruh terhadap kebijakan akrual.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
76. Oleh sebab itu pendapatan dan beban dapat dijadikan sebagai sasaran manajemen untuk mengelola laba. ( JA/2014/H43/P4/K2).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh sebab itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh sebab itu , pendapatan dan beban dapat dijadikan sebagai sasaran manajemen untuk mengelola laba.
√
77. Objek penelitian ini pun terbatas yaitu pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ( JA/2014/H45/P1/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “yaitu” karena merupakan kata penghubung.
Objek penelitian ini pun terbatas, yaitu pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Ini.
√
78. Kemudian untuk penggunaan conditional revenue model hanya data laporan keuangan tahunan yang dijadikan sumber data. ( JA/2014/H46/P1/K3)
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh sebab itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Kemudian , untuk penggunaan conditional revenue model hanya data laporan keuangan tahunan yang dijadikan sumber data.
√
79. Sedangkan nilai residual terendah terjadi pada tahun 2010 yang dimiliki oleh ARNA sehingga dinyatakan tidak terindikasi manajeman laba kerena nilai residual sebesar 0,0338 dikatagorikan lebih besar dari 0, 075 maka mendekati ol. ( JA/2014/H47/P4/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Sedangkan nilai residual terendah terjadi pada tahun 2010 yang dimiliki oleh ARNA, sehingga dinyatakan tidak terindikasi manajeman laba kerena nilai residual sebesar 0,0338 dikatagorikan lebih besar dari 0, 075 , maka mendekati ol.
√
80. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010 dan 2012 IKAI terindikasi manajeman laba kerana nilai rasidual tidak mendekati nol. ( JA/2014/H47/P5/K4).
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010 dan 2012 IKAI terindikasi manajeman laba kerana nilai rasidual tidak mendekati nol.
√
81. Pada perusahaan MLBI nilai residual yang melebihi dari ketetapan terjadi pada tahun 2008 dan 2010 sehingga pada tahun tersebut terindikasi
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Pada perusahaan MLBI nilai residual yang melebihi dari ketetapan terjadi pada tahun 2008 dan 2010, sehingga pada tahun tersebut terindikasi manajemen
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
manajemen laba. ( JA/2014/H49/P2/K9).
laba.
82. Ketika pendapatan mengalami kenaikan maka dapat disertai dengan kenaikan piutang. ( JA/2014/H49/P2/K4)
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Ketika pendapatan mengalami kenaikan , maka dapat disertai dengan kenaikan piutang.
√
83. Kemudian untuk umur perusahaan merupakan tahapan perusahaan dalam siklus bisnis sehingga dapat mengetahui perkembangan setiap tahunnya. ( JA/2014/H50/P3/K4)
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Kemudian untuk umur perusahaan merupakan tahapan perusahaan dalam siklus bisnis, sehingga dapat mengetahui perkembangan setiap tahunnya.
84. Perubahan tersebut juga berpengaruh terhadap besarnya piutang usaha sebagai komponen utama sehingga apabila terjadi peningkatan maka piutang usaha juga akan bertambah. ( JA/2014/H50/P3/K8).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Perubahan tersebut jug berpengaruh terhadap besarnya piutang usaha sebagai komponen utama, sehingga apabila terjadi peningkatan maka piutang usaha juga akan bertambah.
√
85. Apabila terjadi penurunan maka piutang usaha juga akan mengalami penurunan. ( JA/2014/H50/P3/K9).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Apabila terjadi penurunan, maka piutang usaha juga akan mengalami penurunan.
√
86. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan conditional revenue model hampir seluruh perusahaan manufatur pada masing-masing industri dinyatakan terindikasi manajemen lama. ( JA/2014/H51/P4/K5).
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Berdasarkan hasil tersebut ,dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan conditional revenue model hampir seluruh perusahaan manufatur pada masing-masing industri dinyatakan terindikasi manajemen lama.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
87. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat pergeseran perilaku manajemen laba, dari akrual menuju rill. ( JA/2014/H51/P6/K5).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Namun” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Namun , beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat pergeseran perilaku manajemen laba, dari akrual menuju rill.
√
88. Dalam bonus plan hypothesis dijelaskan bawa pemilik perusahaan berjanji manajer akan menerima sejumlah bonus jika kinerja perusahaan mencapai jumlah tertentu. ( JA/2014/H54/P2/K2).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Dalam bonus plan hypothesis dijelaskan bawa pemilik perusahaan berjanji manajer akan menerima sejumlah bonus , jika kinerja perusahaan mencapai jumlah tertentu
√
89. Oleh karena itu KAP Big-6 yang sekarang menjadi KAP Big-4 dapat mengurangi manajeman laba. ( JA/2014/H55/P3/K2).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh karena itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh karena itu , KAP Big-6 yang sekarang menjadi KAP Big-4 dapat mengurangi manajeman laba.
√
90. Meutia (2004), Sanjaya (2008) dan Herusetya (2009) menemukan bahwa semakin tinggi kualitas audit yang menggunakan ukuran KAP (KAP The Big- 4) maka semakin rendah manajeman laba yang terjadi di perusahaan tersebut. ( JA/2014/H55/P3/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Meutia (2004), Sanjaya (2008) dan Herusetya (2009) menemukan bahwa semakin tinggi kualitas audit yang menggunakan ukuran KAP (KAP The Big- 4) ,maka semakin rendah manajeman laba yang terjadi di perusahaan tersebut.
√
91. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis: ( JA/2014/H55/P3/K5).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Berdasarkan hal tersebut , maka dapat dirumuskan hipotesis:
√
92. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan penelitian adalah; ( JA/2014/H55/P2/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Berdasarkan hal tersebut , maka hipotesis yang diajukan penelitian adalah;
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
93. Pendekaan ini berasumsi bahwa komponen non-discretionary accruals cendrung stabil sepanjang waktu sehingga yang layak dipertimbangankan adalah komponen discretionary accruals. ( JA/2014/H56/P1/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Pendekaan ini berasumsi bahwa komponen non-discretionary accruals cendrung stabil sepanjang waktu , sehingga yang layak dipertimbangankan adalah komponen discretionary accruals.
√
94. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (Widhiarso 2011). ( JA/2014/H57/P1/K1).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan , sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (Widhiarso 2011).
√
95. Perusahaan yang memiliki kemungkinanlah lebih tinggi dalam melanggar perjanjian utang maka perusahaan cendrung melakukan manajeman laba untuk meningkatkan laba perusahaan (Healy dan Pelepu 2001). ( JA/2014/H57/P2/K2).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Perusahaan yang memiliki kemungkinanlah lebih tinggi dalam melanggar perjanjian utang ,maka perusahaan cendrung melakukan manajeman laba untuk meningkatkan laba perusahaan (Healy dan Pelepu 2001).
√
96. Selain itu spesialisasi industri auditor juga dapat mendeteksi manajeman laba untuk mempertahankan reputasi mereka sebagai auditor. ( JA/2014/H60/P2/K5).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Selain itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Selain itu , spesialisasi industri auditor juga dapat mendeteksi manajeman laba untuk mempertahankan reputasi mereka sebagai auditor.
√
97. Penelitian ini diharapkan berkontribusi untuk memberikan bukti empiris tersebut sehingga dapat menjadi sumber informasi bagi stakeholders dalam pengevaluasi kinerja.
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Penelitian ini diharapkan berkontribusi untuk memberikan bukti empiris tersebut ,sehingga dapat menjadi sumber informasi bagi stakeholders dalam pengevaluasi kinerja.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
( JA/2014/H66/P8/K2)
98. Dengan argumentasi tersebut, teori berbasis ekonomi memprediksi bahwa semakin baik kinerja CSR maka akan semakin banyak informasi CSR yang dilaporkan.( JA/2014/H66/P13/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Dengan argumentasi tersebut, teori berbasis ekonomi memprediksi bahwa semakin baik kinerja CSR, maka akan semakin banyak informasi CSR yang dilaporkan.
√
99. Untuk mengurangi tekanan tersebut maka perusahaan-perusahaan yang mempunyai kinerja yang buruk tersebut akan meningkatkan jumlah pengungkapan CSR dengan tujuan mengubah persepsi masyarakat tentang kinerja aktual CSR tersebut (Clarkson et al.., 2008).( JA/2014/H66/P14/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Untuk mengurangi tekanan tersebut, maka perusahaan-perusahaan yang mempunyai kinerja yang buruk tersebut akan meningkatkan jumlah pengungkapan CSR dengan tujuan mengubah persepsi masyarakat tentang kinerja aktual CSR tersebut (Clarkson et al.., 2008).
√
99. Paten (2002) menyatakan bahwa teori berbasis sosial pilitis memprediksi bahwa semakin buruk kinerja CSR maka akan semakin banyak informasi CSR yang diungkapkan. ( JA/2014/H67/P14/K5).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Paten (2002) menyatakan bahwa teori berbasis sosial pilitis memprediksi bahwa semakin buruk kinerja CSR, maka akan semakin banyak informasi CSR yang diungkapkan.
√
100. Berdasarkan argumentasi di atas maka penelitian ini memilih menggunakan pendekatan SEM-PLS. ( JA/2014/H69/P3/K8).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Berdasarkan argumentasi di atas, maka penelitian ini memilih menggunakan pendekatan SEM-PLS.
√
101. Dengan kriteria purposive sampling seperti telah diuraika di atas maka perhitungan sampel akhir penelitian adalah seperti tabel 2. ( JA/2014/H69/P1/K1).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Dengan kriteria purposive sampling seperti telah diuraika di atas, maka perhitungan sampel akhir penelitian adalah seperti tabel 2.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
102. Sebagian besar perusahaan memperoleh peringkat biru (44,8 %) lalu diikuti peringkat hijau (30,1%). ( JA/2014/H69/P1/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “lalu” karena merupakan kata penghubung.
Sebagian besar perusahaan memperoleh peringkat biru (44,8 %) , lalu diikuti peringkat hijau (30,1%).
√
103. Untuk memperoleh hasil yang robust maka dilakukan beberapa analisis tambahan. ( JA/2014/H69/P6/K5).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Untuk memperoleh hasil yang robust,maka dilakukan beberapa analisis tambahan.
√
104. Oleh karenanya informasi harus bersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kepastiannya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan (timeliness). ( JA/2014/H74/P1/K5).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh karenanya” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh karenanya,informasi harus bersedia untuk pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kepastiannya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan (timeliness).
√
105. Keterlambatan audit atas laporan tersebut biasanya karena adanya masalah dalam laporan keuangan perusahaan sehingga auditor memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. ( JA/2014/H74/P4/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Keterlambatan audit atas laporan tersebut biasanya karena adanya masalah dalam laporan keuangan perusahaan, sehingga auditor memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit.
√
106. Namun demikian karakteristik perusahaan besar yang cenderung memiliki kompleksitas oprasional cenderung memiliki kompleksitas oprasional lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan kecil akan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dalam proses penyusunan dan proses audit sehingga dapat
Tanda koma dipakai di belakang kata “Namun demikian” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Namun demikian , karakteristik perusahaan besar yang cenderung memiliki kompleksitas oprasional cenderung memiliki kompleksitas oprasional lebih tinggi, jika dibandingkan dengan perusahaan kecil akan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dalam proses penyusunan dan proses audit, sehingga dapat menyebabkan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
menyebabkan terjadinya keterlambatan audit (Turel 2010). ( JA/2014/H78/P23/K4).
terjadinya keterlambatan audit (Turel 2010).
107. Oleh karenanya perusahaan yang merupakan subsidiari dari perusahaan multinasional akan mempersiapkan laporan keuangan mereka lebih cepat setelah berakhirnya paeriode akuntansi untuk kepentingan konsolidasi (Modugo et al. 2012). ( JA/2014/H79/P27/K3).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh karenanya” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh karenanya, perusahaan yang merupakan subsidiari dari perusahaan multinasional akan mempersiapkan laporan keuangan mereka lebih cepat setelah berakhirnya pariode akuntansi untuk kepentingan konsolidasi (Modugo et al. 2012).
√
108. Perusahaan yang besar akan memberikan audit fees yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan audit fees pada perusahaan kecil. ( JA/2014/H79/P30/K2).
Tanda koma dipakai sebelum kata “jika” karena merupakan kata penghubung.
Perusahaan yang besar akan memberikan audit fees yang lebih tinggi , jika dibandingkan dengan audit fees pada perusahaan kecil.
√
109. Kualitas perkerjaan ini tampak dari kecepatan kerja kantor akuntan publik dalam melakukan publik dalam melakukan proses audit sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya keterlambatan audit. ( JA/2014/H79/P29/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Kualitas perkerjaan ini tampak dari kecepatan kerja kantor akuntan publik dalam melakukan publik dalam melakukan proses audit , sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya keterlambatan audit.
√
110. Oleh karenanya hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah; ( JA/2014/H79/P29/K5).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh karenanya” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh karenanya, hipotesis yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
111. Perusahaan besar memiliki jumlah dan kompleksitas transaksi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. ( JA/2014/H79/P30/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “jika” karena merupakan kata penghubung.
Perusahaan besar memiliki jumlah dan kompleksitas transaksi yang lebih tinggi , jika dibandingkan dengan perusahaan kecil.
√
112. Oleh karenanya, audit pada perusahaan besar membutuhkan jam kerja staff audit yang lebih besar, teknik dan teknologi audit tertentu sehingga menyebabkan tingginya audit fee. ( JA/2014/H79/P30/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Oleh karenanya, audit pada perusahaan besar membutuhkan jam kerja staff audit yang lebih besar, teknik dan teknologi audit tertentu , sehingga menyebabkan tingginya audit fee.
√
113. Semakin tinggin audit fees maka waktu yang diperlukan dalam penyelesaian laporan audit lebih pendek. ( JA/2014/H79/P30/K6).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Semakin tinggin audit fees , maka waktu yang diperlukan dalam penyelesaian laporan audit lebih pendek.
√
114. Perusahaan yang baru berdiri biasanya kurang memiliki pengalaman terhadap pengendalian akuntansi sehingga menyebabkan penundaan pelaporan keuangan. ( JA/2014/H80/P34/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Perusahaan yang baru berdiri biasanya kurang memiliki pengalaman terhadap pengendalian akuntansi, sehingga menyebabkan penundaan pelaporan keuangan.
√
115. Sedangkan nilai koefisien regresi yang bertanda positif menunjukkan bahwa jika perusahaan termasuk perusahaan non keuanga, maka akan memiliki keterlambatan audit yang panjang karena audit memerlukan waktu lebih panjang pada perusahaan non keuangan, terutama pada rekening inventary.
Tanda koma dipakai sebelum kata “jika” karena merupakan kata penghubung.
Sedangkan nilai koefisien regresi yang bertanda positif menunjukkan bahwa, jika perusahaan termasuk perusahaan non keuanga, maka akan memiliki keterlambatan audit yang panjang karena audit memerlukan waktu lebih panjang pada perusahaan non keuangan, terutama pada rekening inventary.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
( JA/2014/H84/P8/K2). 116. Hasil uji t juga menyatakan bahwa
semakin lama suatu perusahaan berdiri maka semakin pendek keterlambatan auditnya, karena perusahaan mempunyai prosedur internal kontrol yang dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam penyajian laporan keuangan. ( JA/2014/H85/P9/K1)
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Hasil uji t juga menyatakan bahwa semakin lama suatu perusahaan berdiri , maka semakin pendek keterlambatan auditnya, karena perusahaan mempunyai prosedur internal kontrol yang dapat mengurangi terjadinya kesalahan dalam penyajian laporan keuangan.
√
117. Jika perusahaan menerima standar opini atau unqualified opinion maka semakin pendek keterlambatan audit akan pendek, karena standar opini atau unqualifefied opinion diartikan sebagai berita baik bagi perusahaan sehingga perusahaan tidak melakukan penundaan pelaporan keuangan. ( JA/2014/H85/P9/K6).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Jika perusahaan menerima standar opini atau unqualified opinion , semakin pendek keterlambatan audit akan pendek, karena standar opini atau unqualifefied opinion diartikan sebagai berita baik bagi perusahaan, sehingga perusahaan tidak melakukan penundaan pelaporan keuangan.
√
118. Hal ini disebabkan karena sustainability report tidak saja memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non-keungan. (JA/2014/H89/P1/K6).
Tanda koma dipakai sebelum kata “tetapi” karena merupakan kata penghubung.
Hal ini disebabkan karena sustainability report tidak saja memuat informasi kinerja keuangan, tetapi juga informasi non-keungan.
√
119. Oleh karena itu kelangsungan hidup organisasi bergantung pada dukungan pada pemangku kepentingan sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. ( JA/2014/H90/P2/K2)
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh karena itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh karena itu, kelangsungan hidup organisasi bergantung pada dukungan pada pemangku kepentingan, sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
120. Pengungkapan sustainability report diharapkan dapat memenuhi keinginan dari para pemangku kepentingan sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan para pemangku kepentingan, sehingga organisasi dapat mencapai keberlanjutan dimasa akan datang. ( JA/2014/H90/P2/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Pengungkapan sustainability report diharapkan dapat memenuhi keinginan dari para pemangku kepentingan ,sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan para pemangku kepentingan, sehingga organisasi dapat mencapai keberlanjutan dimasa akan datang.
√
121. Berdasarkan kajian tersebut dapat dirumuskan hipotesis pertama seperti di bawah ini. ( JA/2014/H91/P1/K5)
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Berdasarkan kajian tersebut, dapat dirumuskan hipotesis pertama seperti di bawah ini.
√
122. Berdasarkan kajian tersebut dapat dirumuskan hipotesis pertama seperti di bawah ini. ( JA/2014/H91/P1/K5)
Tanda koma dipakai di belakang kata “tersebut”karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Berdasarkan kajian tersebut, dapat dirumuskan hipotesis pertama seperti di bawah ini.
√
123. Oleh sebab itu dampak pengungkapan laporan berkelanjutan dalam bidang sosial (SO) pasti dapat dirasakan oleh seluruh para pemangku kepentingan organisasi (KPMG, 2008). ( JA/2014/H93/P3/K3).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh sebab itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh sebab itu, dampak pengungkapan laporan berkelanjutan dalam bidang sosial (SO) pasti dapat dirasakan oleh seluruh para pemangku kepentingan organisasi (KPMG, 2008).
√
124. Oleh karena itu terdapat beberapa perbedaan indeks “SO” untuk masing-masing perusahaan berbeda pada kasuh Ekonomi (EC) dan Lingkungan (EN). ( JA/2014/H97/P3/K2).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh karena itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh karena itu, terdapat beberapa perbedaan indeks “SO” untuk masing-masing perusahaan berbeda pada kasuh Ekonomi (EC) dan Lingkungan (EN).
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
125. Oleh karena itu untuk melihat dampak sustainability report terhadap kinerja keuangan pada penelitian mendatang akan lebih baik jika aspek keberlanjutan tidak hanya melibatkan data sekunder (sustainability report dan laporan keuangan), namun juga melibatkan data lain, seperti perilaku manajer atau pemilik yang bisa diperoleh melalui wawancara atau survei. ( JA/2014/H100/P2/K2).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Oleh karena itu” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Oleh karena itu, untuk melihat dampak sustainability report terhadap kinerja keuangan pada penelitian mendatang akan lebih baik, jika aspek keberlanjutan tidak hanya melibatkan data sekunder (sustainability report dan laporan keuangan), namun juga melibatkan data lain, seperti perilaku manajer atau pemilik yang bisa diperoleh melalui wawancara atau survei.
√
126. Tingkat persaingan dicerminkan dengan mengurangkan terget profit margin ( tingkat margin yang diinginkan organisasi) terhadap target price (harga yang diaggap kompetitif di pasar) sehingga didapatkan target allowable cost (unit product cost yang seharusnya). ( JA/2014/H104/P4/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Tingkat persaingan dicerminkan dengan mengurangkan terget profit margin ( tingkat margin yang diinginkan organisasi) terhadap target price (harga yang diaggap kompetitif di pasar) , sehingga didapatkan target allowable cost (unit product cost yang seharusnya).
√
127. Menghadapi situasi demikian, maka manajemen perlu memiliki strategi harga yang tepat sehinggakompetitif di pasar.( JA/2014/H104/P5/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Menghadapi situasi demikian, maka manajemen perlu memiliki strategi harga yang tepat, sehingga kompetitif di pasar.
√
128 Semakin tinggi kecanggihan pelanggan maka pelanggan semakin mampu menentukan perbedaan-perbedaan kecil yang selanjutnya semakin mudah beralih ke produk pesaing. ( JA/2014/H105/P2/K2).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka”. Maka merupakan kata penghubung.
Semakin tinggi kecanggihan pelanggan , maka pelanggan semakin mampu menentukan perbedaan-perbedaan kecil yang selanjutnya semakin mudah beralih ke produk pesaing.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
129. Dengan demikian, semakin cepat perpindahan lokasi tersebut maka akan semakin sulit organisasi memprediksi dan menentukan kapan produk akan diluncurkan. ( JA/2014/H105/P2/K6).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Dengan demikian” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Dengan demikian, semakin cepat perpindahan lokasi tersebut, maka akan semakin sulit organisasi memprediksi dan menentukan kapan produk akan diluncurkan.
√
130. Karena koefisien estimasi jalur IP-KK nilainya turun (dari 0,05 ke 0,17) maka dipastikan terjadi pengaruh madiasi.
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Karena koefisien estimasi jalur IP-KK nilainya turun (dari 0,05 ke 0,17),maka dipastikan terjadi pengaruh madiasi.
√
131. Rumah sakit yang sekelas cendrung memiliki kualitas layanan kesehatan yang nyaris sama sehingga tidak mengherankan bila para pasien memilih rumah sakit yang bertarif murah.( JA/2014/H108/P3/K3).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Rumah sakit yang sekelas cendrung memiliki kualitas layanan kesehatan yang nyaris sama, sehingga tidak mengherankan bila para pasien memilih rumah sakit yang bertarif murah.
√
132. Semakin banyak pemasok layanan kesehatan mengakibatkan posisi tawar rumah sakit menjadi menurun dalam industri sehingga tidak bisa lagi semaunya menentukan harga layanan. ( JA/2014/H109/P3/K4).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Semakin banyak pemasok layanan kesehatan mengakibatkan posisi tawar rumah sakit menjadi menurun dalam industri, sehingga tidak bisa lagi semaunya menentukan harga layanan
√
133. Semakin tinggi kecanggihan pengguna langgan maka pelanggan semakin mampu menentukan perbedaan-perbedaan kecil yang selanjutnya semakin mudah beralih ke produk layanan kesehatan yang ditawarkan oleh para pesaing. ( JA/2014/H110/P15/K2).
Tanda koma dipakai sebelum kata “maka” karena merupakan kata penghubung.
Semakin tinggi kecanggihan pengguna langgan,maka pelanggan semakin mampu menentukan perbedaan-perbedaan kecil yang selanjutnya semakin mudah beralih ke produk layanan kesehatan yang ditawarkan oleh para pesaing.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
134. Dengan demikian mereka mengetahui pula bahwa persyaratan layanan kesehatan sebuah rumah sakit harus diubah di masa mendatang, seperti dikemukakan oleh dokter yang menjadi informan sebagai berikut: ( JA/2014/H110/P17/K4).
Tanda koma dipakai di belakang kata “Dengan demikian” karena tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat.
Dengan demikian , mereka mengetahui pula bahwa persyaratan layanan kesehatan sebuah rumah sakit harus diubah di masa mendatang, seperti dikemukakan oleh dokter yang menjadi informan sebagai berikut:
√
135. Penelitian ini juga terbatas menggunakan media kuesioner untuk memperoleh data primer sehingga tertumpu pada tataran persepsi responden atau informasi sehingga faktor subjektifitas bisa saja terkandung di dalamnya. ( JA/2014/H111/P4/K2).
Tanda koma dipakai sebelum kata “sehingga” karena merupakan kata penghubung.
Penelitian ini juga terbatas menggunakan media kuesioner untuk memperoleh data primer ,sehingga tertumpu pada tataran persepsi responden atau informasi ,sehingga faktor subjektifitas bisa saja terkandung di dalamnya.
√
136. Rerangka yang dipakaidalamstudiini merujukpada Van der Stede et al.(2005) yang mengujikualitas di seluruh mail survey proceeding Simposium Nasional Akuntansi (SNA) priode1999-2012. ( JA/2014/H1/P1/K4).
Tanda pisah dipakai diantara tahun 1999-2012 yang berarti sampai dengan.
Rerangka yang dipakaidalamstudiini merujukpada Van der Stede et al.(2005) yang mengujikualitas di seluruh mail survey proceeding Simposium Nasional Akuntansi (SNA) priode1999—2012.
√
137. Berdasarkan pada hasil analisis dengan menggunakan revenue model sebanyak 8 sektor industri yang terindikasi manajemen laba akrual selama tahun 2010-2012. ( JA/2014/H96/P1/K1).
Tanda pisah dipakai diantara tahun 2010-2012 yang berarti sampai dengan.
Berdasarkan pada hasil analisis dengan menggunakan revenue model sebanyak 8 sektor industri yang terindikasi manajemen laba akrual selama tahun 2010—2012.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
138. Dari data tabel 16 terlihat bahwa untuk dimensi Leverage, terlihat bahwa terdapat dua kelompok perusahan, yakni kelompok 1-2 yang memiliki laverage.( JA/2014/H98/P1/K2).
Tanda pisah dipakai diantara tahun 1-2 yang berarti sampai dengan.
Dari data tabel 16 terlihat bahwa untuk dimensi Leverage, terlihat bahwa terdapat dua kelompok perusahan, yakni kelompok 1—2 yang memiliki laverage.
√
139. Kedua, persepsi subyektif sesungguhnya merupakan hal yang penting.( JA/2014/H1/P2/K5).
Kesalahan dalam penulisan unsur serapan, yaitu pada kata “subyektif”. Kata “subyektif” seharusnya ditulis subjektif karena merupakan serapan dari bahasa asing yaitu “subjective”
Kedua, persepsi subjektif sesungguhnya merupakan hal yang penting.
√
140. Probabilitysampling adalah proses pemilihan sampel dengan menganggap bahwa semua elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi subyek dalam sampel.( JA/2014/H10/P2/K2).
Kesalahan dalam penulisan unsur serapan, yaitu pada kata “subyek”. Kata “subyek” seharusnya ditulis subjek karena merupakan serapan dari bahasa asing .
Probabilitysampling adalah proses pemilihan sampel dengan menganggap bahwa semua elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi subjek dalam sampel.
√
141. Kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan melalui pos (mail questionnaire) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak dikritik karena kemungkinan rendahnya rendahnya response dan ketidakmampuannya memverifikasi response yang diberikan (Karlinger dan Lee 2000). ( JA/2014/H3/P2/K1).
Kesalahan dalam penulisan unsur serapan, yaitu pada kata “response”. Kata “response”, merupakan unsur serapan bahasa asing.
Kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan melalui pos (mail questionnaire) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak dikritik karena kemungkinan rendahnya rendahnya respons dan ketidakmampuannya memverifikasi response yang diberikan (Karlinger dan Lee 2000).
√
142. Di dalam riset akuntansi manajemen, survei seringkali digunakan untuk menguji teori, meskipun seringkali juga digunakan untuk tujuan diskriptif .( JA/2014/H2/P2/K1).
Kesalahan dalam penulisan unsur serapan, yaitu pada kata “diskriptif”. Kata “diskriptif”, merupakan unsur serapan bahasa asing.
Di dalam riset akuntansi manajemen, survei seringkali digunakan untuk menguji teori, meskipun seringkali juga digunakan untuk tujuan deskriftif.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
143. Sehingga dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada analisa kualitas data survei dengan menggunakan koesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire)
Kesalahan dalam penulisan unsur serapan, yaitu pada kata “analisa”. Kata “analisa” seharusnya ditulis analisis karena merupakan serapan dari bahasa asing yaitu “analysis”
Sehingga dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada analisis kualitas data survei dengan menggunakan koesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire)
√
144. Untuk meneliti pengaruh partisipasi pada penggaran terhadap dua jenis kinerja (managerial dan anggaran), dibangun dua model seperi yang digambarkan pada Gambar 2 dan Gambar 3. ( JA/2014/H29/P1/K2).
Kesalahan dalam penulisan unsur serapan, yaitu pada kata “managerial”. Kata “managerial”, merupakan unsur serapan bahasa asing.
Untuk meneliti pengaruh partisipasi pada penggaran terhadap dua jenis kinerja (manajerial dan anggaran), dibangun dua model seperi yang digambarkan pada Gambar 2 dan Gambar 3
√
145. Dalam melakukan analisis mengenai kualitas data tersebut digunakan suatu framework yang telah digunakan dalam penelitian-penelitan tertentu. (JA/2014/H3/P1/K2).
Kalimat tunggal yang tidak memiliki unsur subjek.
Peneliti melakukan analisis kualitas data dengan menggunakan suatu fremework yang telah digunakan dalam penelitian terdahulu.
√
146. Dalam PP ini diatur mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang tertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya maupun Perseroan itu sendiri. (JA/2014/H65/P3/K2).
Kalimat tunggal yang tidak memiliki unsur subjek.
PP ini mengatur mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang tertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya maupun Perseroan itu sendiri.
√
147. Namun terdapat berbagai competing theories tentang hubungan tingkat pengungkapan CDR, kinerja CSR, dan manajemen laba (Hong dan Andersen, 2011; Kim et al,. 2012). (JA/2014/H65/P5/K2).
Kalimat tunggal yang tidak memiliki unsur subjek.
Namun, penelitian tersebut memiliki berbagai competing theories tentang hubungan tingkat pengungkapan CDR, kinerja CSR, dan manajemen laba (Hong dan Andersen, 2011; Kim et al,.2012).
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
148. Meskipun masih banya kartikel yang tidak secara lengkap melakukan semua prosedur yang disampaikan dalam melakukan penelitian survei. (JA/2014/H14/P1/K6)
Kalimat tunggal yang tidak memiliki unsur subjek.
Masih banyak artikel tidak secara lengkap melakukan semua prosedur yang disampaikan dalam melakukan penelitian survei.
150. Tetapi partisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung H1b.(JA/2014/H30/P3/K2).
Kalimat tunggal yang tidak bersubjek dan tidak berpredikat/ kalimat buntung.
Partisipasi pada penganggaran tidak berpengaruhsecara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung H1b
√
151. Dalam hal kepemilikian pada perusahaan komersial ditandai dengan adanya kepemilikan saham atau jumlah saham tersetor, yang selanjutnyadisebut modal saham (capital stock). (JA/2014/H36/P1/K2).
Kalimat tunggal yang tidak bersubjek dan tidak berpredikat/ kalimat buntung.
Perusahaan komersial ditandai dengan adanya kepemilikan saham atau jumlah saham tersetor, yang selanjutnyadisebut modal saham, dalam hal kepemilikan.
√
152. Kemudian pada tahun 2011 sebanyak 10 perusahaan dan tahun 2012 sebanyak 7 perusahaan dari total keseluruhan 52 perusahaan.(JA/2014/H48/P1/K4).
Kalimat tunggal yang tidak bersubjek dan tidak berpredikat/ kalimat buntung.
Pada tahun 2011, sebanyak 10 perusahaan dan tahun 2012 sebanyak 7 perusahaan dari total keseluruhan 52 perusahaan.
√
153. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan revenue model sebagian besar perusahaan manufaktur terindikasi manajemen laba. (JA/2014/H48/P1/K6).
Kalimat tunggal yang tidak bersubjek dan tidak berpredikat/ kalimat buntung.
Sebagian besar perusahaan manufaktur terindikasi manajemen laba dengan menggunakan revenue model.
√
154. Sedangkan pada perusahaan lain tidak terindikasi manajemen laba akrual. (JA/2014/H49/P2/K6).
Kalimat tunggal yang tidak bersubjek dan tidak berpredikat/ kalimat buntung.
Perusahaan lain tidak terindikasi manajemen laba akrual.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
155. Sedangkan pada tahun 2008 yang tidak terindikasi manajemen laba sebanyak 15 perusahaan. (JA/2014/H49/P1/K6).
Kalimat tunggal yang tidak bersubjek dan tidak berpredikat/ kalimat buntung.
Sebanyak 15 perusahaan tidak terindikasi manajeman laba pada tahun 2008.
√
156. Kemudian pada tahun 2009 sebanyak 12 perusahaan dan tahun 2010 sebanyak 9 perusahaan dan tahun 2011 sebanyak 12 perusahaan dari total keseluruhan 77 perusahaan.
Kalimat tunggal yang tidak bersubjek dan tidak berpredikat/ kalimat buntung..
Pada tahun 2009, sebanyak 12 perusahaan dan tahun 2010 sebanyak 9 perusahaan dan tahun 2011 sebanyak 12 perusahaan dari total keseluruhan 77 perusahaan.
√
157. Cara yang lain misalnya peneliti berusaha meningkatkan responserate dengan cara elakukan prosedur follow-up dan sebagainya. Sehingga dengan berbagai cara tersebut masalah bisa diatasi dan kualitas data dapat ditingkatkan. (JA/2014/H2/P3/K6)
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi subordinatif pada konjungsi “sehingga”. Konjungsi “sehingga” merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih.
Cara yang lain misalnya peneliti berusaha meningkatkan responserate dengan cara elakukan prosedur follow-up dan sebagainya ,sehinggadengan berbagai cara tersebut masalah bisa diatasi dan kualitas data dapat ditingkatkan.
√
158. Dalam riset akuntansi manajeman, surve dengan kuesioner melalui pos (mail questionnaire) adalah metode surve yang paling banyak digunakan (Van der Stede et al.2005). Sehingga dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada analisis kualitas data survei dengan menggunakan kuesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire). (JA/2014/H3/P2/K4).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi subordinatif pada konjungsi “sehingga”. Konjungsi “sehingga” merupakan konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih.
Dalam riset akuntansi manajeman, surve dengan kuesioner melalui pos (mail questionnaire) adalah metode surve yang paling banyak digunakan (Van der Stede et al.2005), sehingga dalam penelitian ini hanya akan difokuskan pada analisis kualitas data survei dengan menggunakan kuesioner yang dikirim lewat pos (mail-questionnaire).
√
159. Jika sampel penelitian merupakan sempel yang representasif atas populasi maka apa yang benar atas sampel akan benar juga bagi
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi antarkalimat, yaitu pada konjungsi ...jika,...maka... konjungsi .. jika,...maka tidak dapat dijhadirkan
Jika sampel penelitian merupakan sempel yang representasif atas populasi, apa yang benar atas sampel akan benar juga bagi populasidengan tingkat kesalahan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
populasidengan tingkat kesalahan tertentu. (JA/2014/H9/P1/K5) .
secara bersama-sama. tertentu).
160. Jikatingkat response-rate yang tinggi tidak dapat dicapai di kesempatan pertama peneliti mengirimkan survei questionnaire maka prosedur follow-up seharusnya dilakukan (Diamond 2000; Dillman 2007; Van der Stede et al. (JA/2014/H12/P1/K1).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi antarkalimat, yaitu pada konjungsi ...jika,...maka... konjungsi .. jika,...maka tidak dapat dihadirkan secara bersama-sama.
Jikatingkat response-rate yang tinggi tidak dapat dicapai di kesempatan pertama peneliti mengirimkan survei questionnaire ,prosedur follow-up seharusnya dilakukan (Diamond 2000; Dillman 2007; Van der Stede et al.
√
161. Organisasi sektor publik ini dapat dikelompokkan menjadi enam, yakni lembaga pemerintahan, organisasi keagamaan, organisasi sosial, yayasan lembaga pendidikan, dan organisasi kesehatan (Karyana 2005).Sedangkan menurut Bakesbang, organisasi sektor publik di luar pemerintah adalah organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya meliputi organisasi keagamaan, kepemudaan, wanita, profesi, fungsionaris, penghayat kepercayaan dan lembaga swadaya masyarakat. (JA/2014/H36/P2/K2).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat..
Organisasi sektor publik ini dapat dikelompokkan menjadi enam, yakni lembaga pemerintahan, organisasi keagamaan, organisasi sosial, yayasan lembaga pendidikan, dan organisasi kesehatan (Karyana 2005), sedangkanmenurut Bakesbang, organisasi sektor publik di luar pemerintah adalah organisasi kemasyarakatan yang di dalamnya meliputi organisasi keagamaan, kepemudaan, wanita, profesi, fungsionaris, penghayat kepercayaan dan lembaga swadaya masyarakat.
√
162. Aspek pemasaran, akuntansikeuangan dan personalia diatur secara terpusat di bawah bidang non akademik. Sedangkan untuk kebijakan akademik diatur dengan sebagian bersifat desentralisasi di tingkat fakultas
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Aspek pemasaran, akuntansikeuangan dan personalia diatur secara terpusat di bawah bidang non akademik, sedangkanuntuk kebijakan akademik diatur dengan sebagian bersifat desentralisasi di tingkat fakultas maupun program studi.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
maupun program studi.(JA/2014/H38/P3/K3).
163. Faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap keterlambatan tersebut adalah audit committee independence, audit committee expertise, dan ukuran perusahaan. Sedangkanaudit committee meeting, ukuran kantor audit dan frofitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keterlambatan audit.(JA/2014/H76/P7/K4).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat..
Faktor yang secara signifikan berpengaruh terhadap keterlambatan tersebut adalah audit committee independence, audit committee expertise, dan ukuran perusahaan, sedangkanaudit committee meeting, ukuran kantor audit dan frofitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keterlambatan audit.
√
164. Variabel profitabilitas, extraordinary item, dan opini audit mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit. Sedangkan ukuran kantor audit dan tahun tutup buku perusahaan tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H76/P12/K5).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Variabel profitabilitas, extraordinary item, dan opini audit mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit ,sedangkanukuran kantor audit dan tahun tutup buku perusahaan tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap keterlambatan audit.
√
165. Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan umur perusahaan mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan audit. Sedangkangearing ratio, extra-ordinary and/or contingent items, tahun tutup buku perusahaan,
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan umur perusahaan mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan audit. , sedangkangearing ratio, extra-ordinary and/or contingent items, tahun tutup buku perusahaan, kompleksitas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
kompleksitas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H76/P14/K3).
keterlambatan audit.
166. Opini audit mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit .Sedangkan tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H77/P14/K5).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Opini audit mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit ,sedangkan tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
√
167. Ukuran kantor audit dan klasifikasi industri mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H77/P15/K5).
Kesalahan dalam Penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Ukuran kantor audit dan klasifikasi industri mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit, sedangkanukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
√
168. Sedangkan persentase perubahan earning per share dan klasifikasi industri tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H77/P16/K4).
Kesalahan dalam Penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat..
. . . sedangkanpersentase perubahan earning per share dan klasifikasi industri tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
√
169. Subsidiari dari perusahaan multinasional mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit. Sedangkanrasio debt to equity, profitabilitas, dan ukuran kantor audit tidak berpengaruh signifikan terhadap terlambatan audit (JA/2014/H77/P18/K5).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Subsidiari dari perusahaan multinasional mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit, sedangkanrasio debt to equity, profitabilitas, dan ukuran kantor audit tidak berpengaruh signifikan terhadap terlambatan audit.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
170. Beberapa penelitian yang ,menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan bepengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan audit adalah penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991), Owusu-Ansah (2000), Modugu, Eragbhe dan Ikhatua (2012), Nor, Shafie dan Hussein (2010), Hashim dan Rahman (2011). Sedangkan penelitian Wang dan Song (2006) dan Sudrajat (2009) membuktikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin banyak jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan laporan keuangan perusahaan yang diaudit. (JA/2014/H77/P19/K2).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Beberapa penelitian yang ,menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan bepengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan audit adalah penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991), Owusu-Ansah (2000), Modugu, Eragbhe dan Ikhatua (2012), Nor, Shafie dan Hussein (2010), Hashim dan Rahman (2011), sedangkanpenelitian Wang dan Song (2006) dan Sudrajat (2009) membuktikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin banyak jumlah hari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan laporan keuangan perusahaan yang diaudit.
√
171. Penelitian yang dilakukan oleh Aubert (2009) menunjukkan bawa variabel rasio debt to equity mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit. Sedangkan penelitian Utami (2006) dan Shulthoni (2012) menunjukkan bahwa rasio debt to equity pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H78/P22/K3).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Penelitian yang dilakukan oleh Aubert (2009) menunjukkan bawa variabel rasio debt to equity mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit,sedangkan penelitian Utami (2006) dan Shulthoni (2012) menunjukkan bahwa rasio debt to equity pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
172. Penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) serta Iskandar dan Trisnawati (2010) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan negatif antara klasifikasi industri dengan keterlambatan audit. Sedangkan hasil penelitian Joshi (2005) dan Kadir (2011), menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan positif antara umur perusahaan dengan keterlambatan audit. (JA/2014/H80/P/27/K3).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) serta Iskandar dan Trisnawati (2010) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan negatif antara klasifikasi industri dengan keterlambatan audit, sedangkanhasil penelitian Joshi (2005) dan Kadir (2011), menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan positif antara umur perusahaan dengan keterlambatan audit.
√
172. Penelitian yang dilakukan oleh Aubert (2009) menunjukkan bahwa variabel rasio debt to equity mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit. Sedangkan penelitian Utami (2006) dan Shulthoni (2012) menunjukkan bahwa rasio debt to equity pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H78/P28/K1).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Penelitian yang dilakukan oleh Aubert (2009) menunjukkan bahwa variabel rasio debt to equity mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan audit, sedangkanpenelitian Utami (2006) dan Shulthoni (2012) menunjukkan bahwa rasio debt to equity pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit.
√
173. Meskipun jika dilihat dari total asset menyatakkan bahwa ukuran perusahaan sampel yang diaudit tidak beragam. (JA/2014/H82/P3/K2).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi antarkalimat, yaitu pada konjungsi ...meskipun,...jika. Konjungsi meskipun,...jika tidak dapat dihadirkan secara bersama-sama.
Jika dilihat dari total asset menyatakkan bahwa ukuran perusahaan sampel yang diaudit tidak beragam.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
174. Dari sepuluh variabel yang dimasukkan ke dalam model regrasi, sembilan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu ukuran perusahaan. Sedangkan satu variabel terbukti tidak memiliki hubungan signifikan dengan ukuran perusahaan. (JA/2014/H84/P3/K3).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Dari sepuluh variabel yang dimasukkan ke dalam model regrasi, sembilan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu ukuran perusahaan ,sedangkansatu variabel terbukti tidak memiliki hubungan signifikan dengan ukuran perusahaan.
√
175. Sembilan variabel yang memiliki hubungan signifikan tersebut adalah rasio debt to equity, profitabilitas, subsidari dari perusahaan multinasional, ukuran kantor, audit, audit fees, klasifikasi industri , umur perusahaan dan opini audit. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit adalah variabel tahun tutup buku perusahaan. (JA/2014/H84/P3/K5).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Sembilan variabel yang memiliki hubungan signifikan tersebut adalah rasio debt to equity, profitabilitas, subsidari dari perusahaan multinasional, ukuran kantor, audit, audit fees, klasifikasi industri , umur perusahaan dan opini audit, sedangkanvariabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit adalah variabel tahun tutup buku perusahaan.
√
176. Ukuran perusahaan memilii nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai tersebut kurang dari 0,05 menunjukkan bawa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit. Sedangkan nilai koefisien sebesar 3,390 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai arah pengaruh negatif terhadap keterlambatan audit. (JA/2014/H84/P4/K2).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Ukuran perusahaan memilii nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai tersebut kurang dari 0,05 menunjukkan bawa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit , sedangkannilai koefisien sebesar 3,390 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai arah pengaruh negatif terhadap keterlambatan audit.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
177. Dilihat dari nilai signifikansi variabel audit fees mempunyai pengaruh signifikan terhadap terlambatan audit. Sedangkan nilai koefisien regresinya menunjukkan bahwa audit fees mempunyai arah pengaruh negatif terhadap keterlambatan audit, yang artinya semakin besar audit fees maka semakin pendek keterlambatan audit. (JA/2014/H84/P8/K2).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Dilihat dari nilai signifikansi variabel audit fees mempunyai pengaruh signifikan terhadap terlambatan audit, sedangkannilai koefisien regresinya menunjukkan bahwa audit fees mempunyai arah pengaruh negatif terhadap keterlambatan audit, yang artinya semakin besar audit fees maka semakin pendek keterlambatan audit.
√
178. Oleh karena itu, tidak akan menyebabkan terjadinya penundaan pelaporan keuangan. Sedangkan variabel tahun tutup buku perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. (JA/2014/H85/P10/K3).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “sedangkan”. Konjungsi “sedangkan” merupakan penanda hubungan pertantangan pada suatu kalimat.
Oleh karena itu, tidak akan menyebabkan terjadinya penundaan pelaporan keuangan, sedangkan variabel tahun tutup buku perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keterlambatan audit karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05.
√
179. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan revenue model maupun mengindikasikan 8 sektor industri dari jumlah keseluruhan 13 sektor industri pada perusahaan manufaktur yang terindikasi manajeman laba aktual. Dan dengan menggunakan condtional revenue model mampu mengidikasikan 11 sektor industri dari jumlah keseluruhan 18 sektor industri yang terindikasi manajemen laba aktual. (JA/2014/H43/P1/K7).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “dan”. Konjungsi “dan” menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih yang cendrung sama tataran atau tingkat kepentingannya.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan revenue model maupun mengindikasikan 8 sektor industri dari jumlah keseluruhan 13 sektor industri pada perusahaan manufaktur yang terindikasi manajeman laba aktua dan dengan menggunakan condtional revenue model mampu mengidikasikan 11 sektor industri dari jumlah keseluruhan 18 sektor industri yang terindikasi manajemen laba aktual.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
180. Tetapi, kisaran ukuran sampel tersebut memperlihatkan jarak yang sangat lebar dengan ukuran sampel terkecil 22 dan ukuran sampel terbesar 1178.(JA/2014/H11/P3/K4).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “tetapi”. Konjungsi “tetapi” berfungsi menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih dalam satu kalimat.
Akan tetapi,kisaran ukuran sampel tersebut memperlihatkan jarak yang sangat lebar dengan ukuran sampel terkecil 22 dan ukuran sampel terbesar 1178.
181. Namun, meskipun norma ini merupakan hal yang prakteknya dapat diterima untuk penelitian surve, tetapi dalam survei biasanya jarang diungkapkan dalam publikasi akademis, hal ini kemungkinan disebabkan karena batasan panjang artikel dalam suatu jurnal (Van der Stade et al. 2005). (JA/2014/H14/P1/K3).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi antarkalimat, yaitu pada konjungsi .namun,....meskipun,...konjungsi.namun,...meskipun,... tidak dapat dihadirkan secara bersama-sama.
Namun,norma ini merupakan hal yang prakteknya dapat diterima untuk penelitian surve, tetapi dalam survei biasanya jarang diungkapkan dalam publikasi akademis, hal ini kemungkinan disebabkan karena batasan panjang artikel dalam suatu jurnal (Van der Stade et al. 2005).
√
182. Tetapi, partisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung G1b. (JA/2014/H30/P2/K3).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi koordinatif pada konjungsi “tetapi”. Konjungsi “tetapi” berfungsi menghubungkan dua unsur kebahasaan atau lebih dalam satu kalimat.
Akan tetapi, partisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung G1b.
√
183. Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya merupakan metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi data dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999). ( JA/2014/H1/P1/K3).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi antarkalimat, yaitu pada konjungsi misalnya, merupakan, konjungsi .misalnya, merupakan, tidak dapat dihadirkan secara bersama-sama.
Metode survei mempunyai banyak manfaat misalnya metode pengumpulan data dalam jumlah besar untuk keperluan generalisasi data dengan biaya yang relatif rendah (cost-effective) dan dapat menghindari bias interview (Roberts 1999).
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
184. Tetapi pertisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja anggaran, sehingga tidak mendukung H1b.(JA/2014/H30/P3/K2).
Kesalahan dalam penggunaan konjungsi antarkalimat, yaitu pada konjungsi .tetapi,....sehingga,...konjungsi .tetapi,....sehingga,...tidak dapat dihadirkan secara bersama-sama.
Pertisipasi pada penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan padakinerja anggaran, sehingga tidak mendukung H1b.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
BIOGRAFI PENULIS
Sisilia Song Liah lahir di Ritan Baru pada tanggal 27
Maret 1995. Ia berasal dari Desa Long Tuyoq,
Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam
Ulu, Provinsi Kalimantan Timur. Pendidikan dasar
ditempuh di SDN 002 Long Tuyoq, Kecamatan
Long Pahangai. Setelah itu, ia melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 2 Tabang. Kemudian, ia
bersekolah di SMK Negeri 1 Sendawar. Pada tahun 2012, ia mendapatkan
beasiswa dari pemerintah Kutai Barat untuk melanjutkan studi di Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Pada tanggal 15 Juni 2016, ia dinyatakan
lulus strata-1 dengan membuat skripsi yang berjudul Analisis Kesalahan Ejaan
dan Kalimat pada Artikel Jurnal Terakreditasi Jurnal Akuntansi dan Keuangan
2014 Universitas Kristen Petra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI