Upload
lynhu
View
229
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA
TESIS
Diajukan untuk melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh SUYONO
NIM: S4307105
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA
Disusun Oleh:
Suyono
NIM: S4307105
Telah Disetujui Pembimbing
Pada Tanggal: Januari 2010
Pembimbing I
Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak NIP. 196804011993032001
Pembimbing II
Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak NIP. 196609191992031001
Mengetahui: Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Dr. Bandi, M.Si., Ak NIP. 196411201991031002
3
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA
Disusun Oleh :
Suyono
NIM: S 4307105
Telah disetujui Penguji
Pada tanggal : Februari 2010
Ketua Tim Penguji : Dr. Payamta, M.Si., Ak, CPA ..............................
Sekretaris : Dr. Bandi, M.Si., Ak ..............................
Anggota : Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak ..............................
Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak ..............................
Mengetahui:
Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. Dr. Bandi, M.Si., Ak
NIP. 195708201985031004 NIP. 196411201991031002
4
PERNYATAAN
Nama : Suyono
NIM : S4307105
Program Studi : Magister Akuntansi
Konsentrasi : Akuntansi Sektor Publik
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul ” ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA” adalah
betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini
diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh atas tesis tersebut.
Surakarta, Februari 2010
Yang menyatakan,
Suyono
5
MOTTO
“ Apabila dikatakan: Berlapang-lapanglah dalam majelis,maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. “Apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah kamu
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat ” (Qs. Al Mujadilah : 11)
“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs. Alam Nasyrah : 5)
”Ketika anak Adam mati putuslah semua amalnya kecuali : anak yang soleh, amal jariyah dan ilmu yang bermanfaat”
(HR .Buchori & Mu slim )
6
Persembahan
Karya sederhana ini penulis persembahkan
teruntuk:
ALLAH SWT……….
Kedua Orang Tua Dan Keluarga Besarku………
Semua Guru-Guruku..……
Istriku Tercinta…YUNI..... Anak-Anakku…YOGA…,AAN..ASA….. yang menjadi inspirasiku dan motivasiku untuk menyelesaikan tesis ini…..
7
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji dan syukur saya panjatkan
kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ”ANALISIS
KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA” ini
dengan baik.
Tesis ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan tesis ini tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, baik berupa moral maupun material, secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ungkapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syamsul Hadi, Sp.Kj selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Prof. Dr. Rahmawati, M.Si.,Ak sebagai Pembimbing I yang telah
memberikan ijin penelitian dan ilmunya baik akademis maupun non
akademis.
3. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si.,Ak selaku Pembimbing II yang telah
memberikan ijin penelitian dan bimbingannya selama penulisan tesis ini.
8
4. Bapak Dr. Payamta, M.Si., Ak, CPA selaku Ketua Tim Penguji tesis yang
telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis.
5. Bapak. Dr. Bandi, M.Si., Ak dan Bapak. Doddy Setiawan, S.E., M.Si.,
IMRI., Ak selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi yang telah
memfasilitasi dalam penulisan tesis ini.
6. Bapak dan Ibu staf pengajar Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS.
7. Kedua orang tua, istri tercinta, anak-anakku: yoga, aan, asa yang telah
menjadikan inspirasi dan dorongan dalam menyelesaikan tesis, Semoga
Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita.
8. Bapak Drs. S. Eko Sumarso, MM. Selaku Kepala SMK Negeri 3
Surakarta, Bapak/ Ibu Guru, Karyawan yang telah memberikan ijin,
dukungan dan fasilitas kepada kami, semoga menjadikan motivasi
kepada teman yang lain dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia.
9. Saudara- saudara mahasiswa Magister Akuntansi angkatan IV yang telah
memberikan dukungan moral dan pemikiran terutama Sdr. Sutaryo, S.E.,
M.Si, Ak. dan Wiharta Raharja, S.E.
10. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis selama masa kuliah dan dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna,
oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan ke depan.
Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan
umumnya kepada kita sekalian.
9
Akhirnya kepada semua pihak yang sudah membantu penulis selama
menjalani masa perkuliahan maupun selama penyusunan tesis ini semoga
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, Januari 2010
Penulis
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME ............................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
HALAMAN ABSTRAKSI .......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Permasalahan ................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 11
11
1. Pengertian Laporan Keuangan dan Tujuan Laporan Keuangan .... 11
2. Jenis Laporan Keuangan .............................................................. 13
3. Karakteristik Kualitatif Relevan atas Informasi dalam Laporan
Keuangan .................................................................................... 15
4. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah .......................... 17
5. Pelaporan dan Pengukuran Kinerja Pemerintah ............................ 19
B. Review Literature dan Pengembangan Hipotesis ............................... 22
C. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................... .. 32
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel........................... . 32
C. Data, Sumber data dan Pengumpulan Data...................................... ... 34
D. Variabel dan Pengukuran ................................................................. ... 34
E. Analisis data ………………………………………………………. ... 40
F. Pengujian data …………………………………………………….. ... 41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Populasi dan Sampel ......................................................................... 47
B. Data dan Pengumpulan Data .............................................................. 49
C. Analisis Data ..................................................................................... 50
1. Deskripsi Statistik ........................................................................ 50
2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 52
12
a. Uji Normalitas Data ............................................................... 52
b. Uji Autokorelasi .................................................................... 54
c. Uji Multikolinieritas .............................................................. 55
d. Uji Heterokedastisitas ............................................................ 56
e. Uji Hipotesis .......................................................................... 57
D. Pembahasan ...................................................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................... 64
B. Keterbatasan ...................................................................................... 65
C. Saran ................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 68
LAMPIRAN ................................................................................................
13
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
1 Sampel Penelitian .................................................................... 48
2 Deskriptif Statistik Data Penelitian .......................................... 51
3 Normalitas Data ....................................................................... 52
4 Normalitas Setelah Seleksi Data Outlier................................... 53
5 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................. 54
6 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................... 55
7 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................... 56
8 Uji Signifikansi – F................................................................... 58
9 Uji Signifikansi – t .................................................................... 59
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 31
15
ABSTRAK
ANALISI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA
SUYONO NIM: S4307105
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh revenue, expenditure, real estate, capital, taxes dan grant terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia yang dinyatakan dengan current ratio, debt to equity ratio, asset turnover dan operating revenue to total revenue serta operating revenue to operating expense. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota seluruh Indonesia dengan sampel penelitian yang dipilih berdasarkan purposive sampling method. Penelitian ini menggunakan jumlah sampel 304 pemerintah daerah. Penelitian ini menggunakan alat analisis data regresi berganda (multiple regression) dengan bantuan software komputer untuk statistik SPPS versi 16.00.
Analisis data dilakukan untuk menentukan principal component, normalitas data, asumsi klasik dan hipotesis. Principal component dilakukan untuk menentukan satu ukuran kinerja keuangan atas lima ukuran kinerja yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil pengujian normalitas data dan asumsi klasik mengindikasikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian terdistribusi secara normal dan tidak terjadi asumsi klasik autokorelsi, multikolinieritas maupun heteroskedastisitas sehingga pengujian hipotesis dengan model regresi berganda dapat dilakukan. Dalam pengujian regresi berganda, hasil penelitian ini menunjukkan bukti empiris bahwa variabel revenue berpangaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Namun demikian, variabel expenditure, real estate, capital, taxes dan grant tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa jumlah revenue merupakan factor yang mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah di Indonesia.
Kata Kunci: revenue, expenditure, real estate, capital, taxes, grant financial
performance, principal component, current ratio, debt to equity ratio, asset turnover, operating revenue to total revenue dan operating revenue to operating expense
16
ABSTRACT
THE FINANCIAL PERFORMANCE ANALYZES OF LOCAL GOVERNMENT IN INDONESIA
SUYONO NIM: S4307105
This research is carried out in order to obtain empirical evidence relating the influence of revenue, expenditure, real estate, capital, taxes and grants to the financial performance of local government in Indonesia which is indicated by current ratio, debt to equity ratio, asset turnover and operating revenue to total revenue and operating revenue to operating expense. This research uses the entire population of local government districts throughout Indonesia with the sample chosen by purposive sampling method. This research uses a sample of 304 local governments. This research used a multiple regression analysis of data with the help of computer software for statistical 16:00 version of SPPS. Data analysis is used to determine principal component, the normality of data, the classical assumptions and hypotheses. Principal component conducted to determine a measure of financial performance over the five performance measures used in this research. Normality test results and data indicates that the classical assumption that the data used in the research are normally distributed and there is no classical assumptions autokorelasi, multikolinieritas, and heteroskedastisitas so hypothesis testing with multiple regression models can be done. In a multiple regression test, the results of this research showed empirical evidence that the revenue variables affect the financial performance of local government in Indonesia. But, the expenditure variable, real estate, capital, taxes and grants give no effect on the financial performance of local governments in Indonesia. This research concludes that revenues affect to financial performance of local government in Indonesia. Keywords : revenue, expenditure, real estate, capital, taxes, grant, financial
performance, principal component, current ratio, debt to equity ratio, assetturnover, operating revenue to total revenue and operating revenue to operating expense.
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Otonomi daerah yang sedang bergulir saat ini merupakan sebagian dari
adanya reformasi atas kehidupan berbangsa dan bernegara. Otonomi daerah diatur
dalam UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan peraturan
pembaharuan dari peraturan sebelumnya yaitu UU No. 22/1999 yang mengatur
berbagai kewenangan daerah. Kewenangan yang dimaksud salah satunya adalah
kewenangan dalam hal pengelolaan keuangan daerah. Sebagai bentuk perwujudan
adanya reformasi dalam bidang keuangan negara terkait hubungan pemerintah
pusat dan daerah, diterbitkan pula UU No. 33/2004 tentang perimbangan antara
Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang merupakan
pembaharuan dari UU No. 25/1999.
Kedua peraturan tersebut merupakan bagian utama dalam reformasi di
bidang keuangan daerah. Penerbitan kedua undang-undang tersebut menjadi
momentum penting dalam reformasi keuangan daerah (Halim dan Damayanti,
2008: 3-5). Tentunya, selain memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah
untuk mengelola keuangan daerah masing-masing, pemerintah pusat juga
menuntut adanya pertanggungjawaban. Oleh karena itu, kemudian muncul adanya
tuntutan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara.
18
Salah satu upaya kongkrit untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu
dan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hal
tersebut diatur dalam UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara yang
mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. adapun jenis laporan
keuangan yang harus disampaikan meliputi laporan realisasi anggaran, neraca,
laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Dalam laporan keuangan
pemerintah tersebut memberi penggambaran kinerja keuangan pemerintah daerah
dalam melakukan pengelolaan keuangan negara.
Kinerja keuangan pemerintah daerah menjadi sorotan publik sejak
bergulirnya reformasi yang membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk
menyuarakan pendapatnya. Sebuah pemerintah daerah dituntut untuk mampu
menggunakan dana yang dimilki dengan cermat sehingga mampu menghasilkan
pelayanan publik yang sesuai dengan standar minimal mutu pelayanan yang
diberikan pada masyarakat. Mardiasmo (2007: 121) menyatakan bahwa kinerja
pemerintah merupakan suatu hal yang menjadi fokus perhatian dalam pengelolaan
keuangan negara. Kinerja pemerintah yang dimaksud adalah bagaimana upaya
pemerintah daerah dalam memperoleh dan menggunakan dana dalam melakukan
pembangunan daerah bersangkutan. Oleh karena itu kinerja pemerintah perlu
19
untuk dilakukan pengukuran agar dapat diberikan suatu pernyataan keberhasilan
pemerintah daerah dan dapat didentifikasikan perbaikan jika memang diperlukan.
Dalam pengukuran kinerja pemerintah menurut Mardiasmo (2007: 125-
127) diperlukan indikator atau tolok ukur yang dapat dinyatakan secara jelas.
Tolok ukur kinerja pemerintah biasanya dinyatakan dengan tingkat ekonomis,
efisiensi dan efektifitas dalam sebuah konsep pendekatan pengukuran kinerja
berupa value for money. Ekonomis adalah konsep yang mengaitkan antara jumlah
input dengan nilai input, sementara efisiensi membandingkan antara jumlah input
dengan output serta efektifitas mengaitkan output dengan outcome. Kinerja
keuangan tersebut biasanya dinyatakan dengan rasio keuangan yang diidentifikasi
dari laporan keuangan pemerintah daerah (Mahmudi, 2007: 92-96).
Rasio keuangan merupakan perbandingan antar pos-pos dalam laporan
keuangan yang memberikan informasi bagi pemakai laporan keuangan. Rasio
keuangan ini dapat digunakan sebagai media untuk menginformasikan kinerja
keuangan sebagaimana yang dinyatakan oleh Cohen (2006) yang menggunakan
kinerja keuangan sebagai variabel penelitianya. Rasio keuangan yang dimaksud
terdiri adari: return on equity, return on assets, profit margin, current ratio,
debt/equity, long term liabilities/ total assets, assets turnover, operating
revenues/total revenues and operating revenues/operating expense. Untuk
variabel yang mempengaruhi ada beberapa rasio ataupun jumlah absolut nominal
atas laporan keuangan yang dapat digunakan seperti jumlah penduduk, jumlah
ekuitas dana, jumlah assets, jumlah pendapatan daerah maupun jumlah
20
pendapatan per kapita sebagaimana digunakan oleh beberapa penelitian (Cohen,
2006; Steven dan McGowen (1983) dan Groves et al, 2001)
Terkait dengan rasio keuangan yang menggambarkan kinerja keuangan
pemerintah tersebut, terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan. Steven
dan McGowen (1983) melakukan penelitian terkait indikator keuangan dan tren
keuangan pemerintah daerah dengan menggunakan tiga buah variabel yang terdiri
dari variabel pendapatan dan pengeluaran, variabel pajak dan real estate, dan
variabel composite yang terbagi menjadi debt to revenue ratio, grant to revenue
ratio serta grant to expenditure ratio. Hasil penelitian ini adalah bahwa tren
keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jumlah
penduduk dan sumber pendapatan bagi pemerintah daerah. Jika permintaan
pelayanan masyarakat meningkat tanpa dibarengi dengan peningkatan keuangan
pemerintah daerah, maka akan menurunkan kualitas jasa yang diberikan dan hal
ini membutuhkan indikator keuangan pemerintah daerah yang efektif.
Sementara itu, Groves et al. (2001) melakukan penelitian terkait indikator
keuangan pemerintah daerah dengan menggunakan dua faktor yaitu variabel atau
faktor lingkungan dan faktor organisasional. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini bahwa indikator keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh baik
faktor lingkungan maupun faktor organisasional yang dapat di-monitoring melalui
financial trend monitoring system. Cohen (2006) mengidentifikasi faktor-faktor
yang dapat menjadi moderator kinerja keuangan pemerintah daerah di Yunani
dengan menggunakan variabel gross domestic product, populasi penduduk,
variabel real estate, tourist dan capital. Sementara indikator kinerja keuangan
21
yang digunakan adalah rasio keuangan yang terbagi menjadi return on equity,
return on assets, profit margin, current ratio, debt/equity, long term
liabilities/total assets, assets turnover, operating revenues/total revenues and
operating revenues/operating expense.
Hasil penelitian Cohen (2006) menyatakan bahwa kelima faktor yang
terdiri dari gross domestic product, populasi penduduk, variabel real estate,
tourist dan capital mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah daerah yang
dinyatakan dalam sembilan rasio keuangan. Hanya saja faktor yang mempunyai
pengaruh yang lebih tinggi adalah jumlah penduduk dan capital. Selain itu, rasio
profitabilitas yang dinyatakan dalam rasio ROA, ROE dan profit margin tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut oleh karena profitabilitas sektor
pemerintah berbeda dengan sektor swasta.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Cohen
(2006), Steven dan McGowen (1983) dan Groves at al. (2001) dengan perbedaan
seperti berikut ini.
1. Sampel penelitian
Cohen (2006) menggunakan sampel penelitian pemerintah daerah di
Yunani, sementara penelitian ini menggunakan sampel penelitian laporam
keuangan pemerintah daerah kabupaten dan pemerintah kota di Indonesia.
2. Periode penelitian
Cohen (2006) menggunakan periode penelitian tahun 2002 sampai dengan
tahun 2004, sementara penelitian ini menggunakan periode penelitian
tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 dengan alasan ketersedian data
22
laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah daerah di Indonesia dan
dipublikasi di www.bpk.go.id.
3. Variabel penelitian
Cohen (2006) menggunakan lima faktor atau variabel independen berupa
gross domestic product, populasi penduduk, variabel real estate, tourist
dan capital, sementara itu, penelitian ini menambahkan empat variabel
independen yaitu taxes, revenue, expenditure dan grant sebagaimana
digunakan oleh Steven dan McGowen (1983). Penelitian ini tidak
menggunakan gross domestic product, populasi penduduk dengan alasan
keterbatasan data untuk menghitung variabel tersebut. Selain itu,
penelitian ini juga menghilangkan ROA, ROE dan profit margin dalam
variabel dependen oleh karena hasil penelitian Cohen (2006) tidak
menunjukkan pengaruh yang signifikan serta alasan bahwa pemerintah
daerah berbeda dengan sektor swasta sehingga profitabilitas sektor swasta
tidak dapat dibawa pada sektor pemerintah. Selain itu penelitian ini juga
tidak menggunakan proksi long term liabilities to total aset dengan alasan
tidak seluruh pemerintah daerah menyajikan kewajiban utang jangka
panjang sehingga dapat mempengaruhi berkurangnya jumlah sampel,
alasan lain adalah bahwa kewajiban jangka panjang pemerintah daerah
lebih banyak kewajiban pada pemerintah pusat. Hal ini dapat
mempengaruhi sifat utang yang lebih moderat dan lunak dalam
pembayaran baik pokok utang maupun bunganya.
23
B. Permasalahan
Laporan keuangan pemerintah daerah yang disusun oleh pemerintah
sebagaimana tercantum dalam standar akuntansi pemerintah (SAP) dimaksudkan
untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan pemerintah daerah. Salah
satu poin penting dalam pertanggungjawaban tersebut adalah kinerja keuangan
(Mardiasmo, 2007: 127). Oleh karena kinerja keuangan merupakan poin penting
tersebut, maka analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
keuangan pemerintah daerah penting untuk dilakukan. Steven dan McGowen
(1983), Groves et al. (2001) dan Cohen (2006) melakukan penelitian terkait
kinerja keuangan pemerintah dengan menggunakan variabel yang diambil dari
laporan keuangan pemerintah daerah. Secara umum hasil penelitian-penelitian
tersebut adalah bahwa informasi yang ada dalam laporan keuangan pemerintah
daerah dan dinyatakan dalam rasio keuangan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah.
Atas dasar hal tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat diuraikan dalam pertanyaan riset seperti berikut ini.
1) Apakah revenue berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah
daerah di Indonesia?
2) Apakah expenditure berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah
daerah di Indonesia?
3) Apakah real estate berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah
daerah di Indonesia?
24
4) Apakah capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah
di Indonesia?
5) Apakah taxes berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah
di Indonesia?
6) Apakah grant berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah
di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang dapat dinyatakan seperti
berikut ini.
1) Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh revenue terhadap
kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
2) Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh expenditure terhadap
kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
3) Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh real estate terhadap
kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
4) Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh capital terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
5) Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh taxes terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
6) Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh grant terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
25
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memperoleh hasil penelitian
yang memberikan manfaat pada pihak-pihak berikut ini.
1. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada pemerintah
dalam pengimplementasian akuntansi pemerintah berdasar akrual dengan
menyediakan bukti empiris terkait faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja keuangan pemerintah sehingga dapat menjadi dasar dalam
pengambilan keputusan pemerintah dalam melakukan kegiatan pemerintah
dalam memberikan pelayanan pada masyarakat.
2. Bagi Legislator
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh bukti empiris terkait faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah dalam laporan
keuangan pemerintah yang disusun berdasar akrual basis sebagaimana
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No. 01 Tentang
Penyajian Laporan Keuangan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan pengawasan terhadap eksekutif dalam
menjalankan pemerintahan terutama terkait dengan pengelolaan keuangan
daerah.
26
3. Lembaga Pemberi Donasi, Investasi dan Pinjaman
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu informasi dalam
pengambilan keputusan atas donasi, investasi dan pinjaman yang diberikan
pada pemerintah daerah terutama informasi terkait kinerja keuangan
pemerintah pemerintah daerah dan faktor yang mempengaruhinya.
4. Bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP)
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada KSAP selaku
standart setter dalam penyusunan standar akuntansi pemerintah terutama
terkait dengan nilai relevan atibut akuntansi dalam laporan keuangan
pemerintah sehingga tujuan penyusunan laporan keuangan pemerintah
dapat mencapai tujuanya yaitu menyediakan informasi yang relevan bagi
para pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomis.
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Laporan Keuangan dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan
yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan
sumber daya ekonomi (aktiva) dan/atau kewajiban suatu entitas pemerintah pada
saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan/atau kewajiban selama suatu periode
tertentu sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Laporan keuangan disusun
untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah
ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu
entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan
perundang-undangan (kerangka konseptual akuntansi pemerintah, paragraf 21).
Laporan keuangan merupakan media informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan
selama satu periode pelaporan.
Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur penyajian laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) dalam
28
rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran,
antar periode, maupun antar entitas. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pengguna laporan. Untuk mencapai tujuan tersebut, standar ini menetapkan
seluruh pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman
struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.
Laporan keuangan disusun dengan menerapkan basis kas untuk pengakuan pos-
pos pendapatan, belanja, dan pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan
pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan transaksi-transaksi spesifik dan peristiwa-peristiwa yang lain,
diatur dalam standar akuntansi pemerintahan lainnya.
Laporan keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan dengan
basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan
ekuitas dana. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan yang
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Yang dimaksud dengan
pengguna adalah masyarakat, legislatif, lembaga pemeriksa/pengawas, pihak yang
memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta
pemerintah. Laporan keuangan meliputi laporan keuangan yang disajikan terpisah
atau bagian dari laporan keuangan yang disajikan dalam dokumen publik lainnya
seperti laporan tahunan.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu
basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dan
29
basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Entitas pelaporan
diperkenankan untuk menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan
keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis akrual, baik dalam pengakuan
pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dana. Entitas pelaporan yang menyelenggarakan akuntansi
dan menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan basis akrual tetap
menyajikan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan basis kas.
2. Jenis Laporan Keuangan
a. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan
pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap
APBN/APBD. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber,
alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi
Anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur seperti:
pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, sisa
lebih/kurang pembiayaan anggaran.
b. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Unsur
yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
30
c. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas
dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non-
keuangan, pembiayaan, dan non-anggaran. Penyajian Laporan Arus Kas
dan pengungkapan yang berhubungan dengan arus kas diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor: 03 tentang Laporan
Arus Kas. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari
penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing didefinisikan
sebagai berikut ini.
1) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara
Umum Negara/Daerah.
2) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara
Umum Negara/Daerah.
d. Catatan atas Laporan Keuangan
Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan
membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya, catatan atas
laporan keuangan sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai
berikut ini.
1) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.
31
2) Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
3) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
4) Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka
laporan keuangan.
5) Pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang
timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan
dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas.
6) Formasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
7) Daftar dan skedul.
Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus
mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
3. Karakteristik Kualitatif Relevan atas Informasi dalam Laporan
Keuangan.
Informasi akuntansi dalam laporan keuangan pemerintah daerah harus
mempunyai karakteristik kualitatif tertentu. Karakteristik kualitatif laporan
keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi
32
akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik terdiri dari:
relevan, reliable, consistency, dan comparability yang merupakan prasyaratan
normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi
kualitas yang dikehendaki.
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat
di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan
demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan
maksud penggunaannya. Informasi dalam laporan keuangan pemerintah dikatakan
relevan menurut Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah Paragraf 33, jika
memenuhi kriteria:
a. Manfaat umpan balik (feedback value).
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau
mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
b. Manfaat prediktif (predictive value).
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang
akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu.
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
33
d. Lengkap.
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan. Informasi yang
melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam
laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam
penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
4. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu
perusahaan, perlu dilakukan suatu interpretasi atau analisis terhadap data
keuangan dari perusahaan yang bersangkutan, dan data keuangan itu akan
tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan melaporkan baik posisi
perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa
periode yang lalu. Akan tetapi nilai riil dari laporan keuangan adalah fakta bahwa
laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu memprediksi laba dan
dividen masa depan (Brigham dan Houston, 2001: 426 ).
Mengadakan interpretasi atau analisis terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa untuk dapat mengetahui
keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Dengan mengadakan analisis laporan keuangan, manajer akan dapat mengetahui
keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaannya, dan akan dapat
diketahui hasil-hasil keuangan yang telah dicapai di masa lalu dan masa yang
34
sedang berjalan. Dengan mengadakan analisis keuangan dari tahun-tahun yang
telah lalu dapat diketahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.
Kemudian oleh manajemen analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu
mengantisipasi kondisi di masa depan dan, yang lebih penting, sebagai titik awal
untuk perencanaan tindakan untuk masa yang akan datang.
Para kreditorpun berkepentingan terhadap laporan keuangan dari
perusahaan yang telah atau akan menjadi debitur atau nasabahnya. Kreditur
sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit
dari suatu perusahaan, perlu mengadakan analisis terlebih dahulu untuk mengukur
kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar kembali utangnya plus beban
bunganya. Para kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui apakah
kredit yang akan diberikan itu cukup mendapatkan jaminan dari aktiva, sedangkan
para kreditur jangka pendek lebih tertarik pada kemampuan nasabah untuk
membayar utang lancarnya dengan dana yang berasal dari aktiva lancarnya.
Selain itu, para investor juga berkepentingan terhadap laporan keuangan
suatu perusahaan dalam rangka penentuan kebijakan penanaman modalnya. Bagi
investor yang penting adalah rate of return dari dana yang akan diinvestasikan
dalam surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Dari sudut
pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa
depan.
Fungsi utama laporan keuangan pemerintah daerah adalah untuk
memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
laporan tersebut yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
35
ekonomi, sosial, dan politik. Meskipun laporan keuangan sudah bersifat general
purposive, artinya dibuat lebih umum dan sesederhana mungkin untuk memenuhi
kebutuhan informasi semua pihak, tetapi tidak semua pembaca laporan dapat
memahami laporan tersebut dengan baik.
Tidak semua pengguna laporan keuangan memahami akuntansi dengan
baik, sementara mereka akan mengandalkan informasi keuangan itu untuk
pembuatan keputusan, maka ketidakmampuan memahami dan
menginterpretasikan laporan keuangan tersebut perlu dibantu dengan analisis
laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu
bagaimana cara memahami laporan keuangan, bagaimana menafsirkan angka-
angka dalam laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan, dan
bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.
Terdapat beberapa metode dalam analisis laporan keuangan. Salah satu
teknik yang paling banyak digunakan untuk menganalisis laporan keuangan
adalah analisis rasio keuangan. Terdapat berbagai jenis rasio yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi dan menginterpretasikan laporan keuangan. Hasil
dari perhitungan rasio-rasio keuangan perlu diinterpretasikan, sehingga darinya
dapat dievaluasi kinerja keuangan organisasi dan selanjutnya dilakukan
pengambilan keputusan tertentu.
5. Pelaporan dan Pengukuran Kinerja Pemerintah
Government Accounting Standard Board (GASB), dalam Concept
Statements No. 2, membagi pengukuran kinerja dalam tiga kategori indikator,
36
yaitu (1) indikator pengukuran service efforts, (2) indikator pengukuran service
accomplishment, dan (3) indikator yang menghubungkan antara efforts dengan
accomplishment. Service efforts berarti bagaimana sumber daya digunakan untuk
melaksanakan berbagai program atau pelayanan jasa yang beragam. Service
accomplishment diartikan sebagai prestasi dari program tertentu. Di samping itu
perlu disampaikan juga penjelasan tertentu berkaitan dengan pelaporan kinerja ini
(explanatory information). Pengukuran-pengukuran ini melaporkan jasa apa saja
yang disediakan oleh pemerintah, apakah jasa tersebut sudah memenuhi tujuan
yang ditentukan dan apakah efek yang ditimbulkan terhadap penerima
layanan/jasa tersebut. Pembandingan service efforts dengan service
accomplishment merupakan dasar penilaian efisiensi operasi pemerintah (GASB,
1994).
Efforts atau usaha adalah jumlah sumber daya keuangan dan non-
keuangan, dinyatakan dalam uang atau satuan lainnya, yang dipakai dalam
pelaksanaan suatu program atau jasa pelayanan. Pengukuran service efforts
meliputi pemakaian rasio yang membandingkan sumber daya keuangan dan non-
keuangan dengan ukuran lain yang menunjukkan permintaan potensial atas jasa
yang diberikan.
Ada dua jenis ukuran accomplishment atau prestasi yaitu outputs dan
outcomes. Outputs mengukur kuantitas jasa yang disediakan, dan outcomes
mengukur hasil dari penyediaan outputs tersebut. Outputs dapat mengukur hanya
sebatas kuantitas jasa yang disediakan, atau lebih dari itu, mengukur kuantitas jasa
yang disediakan yang memenuhi standar kualitas tertentu. Outcomes mengukur
37
hasil yang muncul dari output yang ada. Outcomes menjadi bermakna jika dalam
penggunaannya dibandingkan dengan outcomes tahun-tahun sebelumnya atau
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pembandingan yang pertama adalah pembandingan antara efforts dengan
outputs untuk mengukur efisiensi. Informasi yang ingin diberikan adalah sejauh
mana hasil yang diberikan sehubungan dengan jumlah tertentu sumber daya yang
dipakai. Dalam hal ini kepada para pengguna laporan diberitahukan juga
explanatory information atau berbagai macam informasi yang relevan dengan
layanan yang diberikan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi
pemerintah, yang dikelompokkan dalam dua elemen yaitu: elemen di luar kontrol
pemerintah seperti kondisi demografi dan lingkungan dan elemen yang dapat
dikontrol oleh pemerintah secara signifikan seperti pola dan komposisi personalia.
Pelaporan kinerja pemerintah melalui laporan keuangan merupakan wujud
dari proses akuntabilitas. Entitas yang mempunyai kewajiban membuat Pelaporan
Kinerja Organisasi Sektor publik dapat diidentifikasi sebagai berikut: pemerintah
pusat, pemerintah daerah, unit kerja pemerintahan, dan unit pelaksana teknis.
Pelaporan tersebut diserahkan ke masyarakat secara umum dan Dewan Perwakilan
Rakyat, sehingga masyarakat dan anggota DPR (users) bisa menerima informasi
yang lengkap dan tajam tentang kinerja program pemerintah serta unitnya.
Pelaporan kinerja yang diterbitkan secara reguler akan menjadi langkah maju
dalam mendemonstrasikan proses akuntabilitas. Perbandingan pengukuran kinerja
dapat dibangun atas pengukuran kinerja dan menambah dimensi lainnya untuk
akuntabilitas perbandingan dengan unit kerja organisasi lain yang serupa.
38
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Sektor Publik No. 1 tentang
Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah, kinerja keuangan pemerintah diukur
dengan menggunakan perspektif efisiensi, efektifitas dan ekonomis. Menurut
Mardiasmo (2007: 4) efisiensi merupakan perbandingan input dengan input value
yang dinyatakan dalam satuan moneter. Sementara itu, efektifitas merupakan
perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang
telah ditetapkan. Pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu merupakan
kondisi yang efisien. Efektifitas merupakan tingkat pencapaian hasil program
dengan target yang ditetapkan atau dengan kata lain efektifitas merupakan
perbandingan antara outcome dengan output.
Dengan berfokus pada hasil pengukuran dan pelaporan kinerja dapat
membantu mengomunikasikan kepada publik tentang tingkat penyelesaian unit
kerja organisasi yang serupa lainnya. Lebih jauh lagi, melalui pengembangan
pertanyaan umum kepada pengguna layanan dan kelengkapanya, perbandingan
pengukuran kinerja dapat digunakan untuk membandingkan tingkat kepuasan
warga atau pengguna layanan atas pelayanan yang diberikan oleh beberapa unit
kerja organisasi.
B. Rivew Literature dan Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Revenue Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Revenue merupakan pendapatan pemerintah daerah yang digunakan
sebagai sumber salah satu sumber pembiayaan pembangunan di daerah. Menurut
39
Standar Akuntansi Pemerintah, pendapatan daerah berasal dari dua sumber yaitu:
pendapatan asli daerah dan pendapatan dari transfer pemerintah provinsi dan
pemerintah pusat. Mahmudi (2007: 128) menyatakan bahwa semakin tinggi
jumlah pendapatan daerah, semakin besar dana yang tersedia bagi pembangunan
daerah sehingga pemerintah daerah bersangkutan mampu menyediakan pelayanan
jasa pada masyarakat yang lebih baik.
McGowen (1983) menyatakan bahwa revenue mempunyai pengaruh
terhadap kemampuan pemerintah untuk menghasilkan kinerja keuangan. Jumlah
revenue yang besar memungkinkan pemerintah untuk melakukan program kerja
pemerintah daerah secara lebih leluasa sehingga mampu memberikan pelayanan
yang bermutu bagi publik. Sementara itu, Jones dan Walker (2007) menyatakan
bahwa jumlah pendapatan pemerintah daerah mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap kekuatan keuangan pemerintah daerah. Semakin tinggi jumlah revenue
pemerintah daerah, semakin kecil kemungkinan pemerintah daerah akan
mengalami kesulitan keuangan dalam pendanaan infrastruktur bagi pembangunan
pemerintah daerah bersangkutan.
Dalam penelitian ini revenue yang digunakan adalah pendapatan asli
daerah dengan alasan bahwa pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang
benar-benar berasal dari kemampuan pemerintah daerah sehingga memberi
gambaran tentang kekuatan dan kemampuan pemerintah daerah dalam penyediaan
dana bagi pembangunan di daerah bersangkutan.
Atas dasar logika teori tersebut di atas, maka hipotesis pertama dalam
penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut ini.
40
Ha1: Terdapat pengaruh revenue terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah.
2. Pengaruh Expenditure Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Expenditure merupakan jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh
pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu. Expenditure dalam pemerintah
dinamakan sebagai belanja. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah, belanja
dibedakan menjadi belanja pembangunan dan belanja rutin. Selain itu, belanja
pemerintah juga diklasifikasikan sebagai belanja operasional dan belanja modal.
Jumlah belanja pemerintah daerah yang tinggi dapat mengurangi jumlah
dana yang tersedia bagi pemerintah daerah dan hal ini dapat mempengaruhi
pelayanan yang disediakan pada masyarakat. Menurut Halim dan Damayanti
(2008: 5) jumlah belanja modal yang tinggi mengindikasikan bahwa pemerintah
daerah lebih banyak melakukan pengeluaran untuk asset jangka panjang sehingga
dampak pada kinerja pemerintah daerah akan dirasakan pada beberapa tahun
setelah terjadi belanja modal tersebut. Akibat adanya belanja modal tersebut
dalam jangka pendek adalah adanya jumlah pengeluaran yang tinggi oleh
pemerintah daerah yang dapat mempengaruhi ketersediaan dana bagi pemerintah
daerah.
McGowen (1983) membuktikan secara empiris bahwa jumlah expenditure
berpengaruh pada kinerja keuangan pemerintah. Semakin besar atau tinggi jumlah
expenditure pemerintah daerah mengindikasikan bahwa pertumbuhan
pembangunan pemerintah daerah tinggi sehingga ada upaya pemerintah untuk
41
memenuhi kebutuhan infrastruktur dalam penyediaan pelayanan bagi masyarakat.
Adanya jumlah expenditure yang tinggi tersebut dapat berpengaruh pada mutu
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah pada masyarakat. Mahmudi (2007:
146) menyatakan bahwa indikasi adanya pertumbuhan pembangunan di daerah
salah satunya adalah dengan adanya pertumbuhan jumlah belanja pada pemerintah
daerah bersangkutan. Apabila pertumbuhan jumlah belanja tinggi, maka hal ini
mengindikasikan bahwa laju pertumbuhan pembangunan daerah tinggi sehingga
berpengaruh terhadap pelayanan yang disediakan untuk masyarakat.
Atas dasar uraian di atas, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat
dinyatakan seperti berikut ini.
Ha2: Terdapat pengaruh expenditure terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah.
3. Pengaruh Real Estate Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Real estate adalah aktiva yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang
terdiri dari tanah, jalan dan bangunan yang digunakan oleh pemerintah daerah
dalam menghasilkan jasa pelayanan bagi masyarakat di daerah bersangkutan. Jika
pemerintah daerah mampu melakukan pengelolaan yang baik atas real estate yang
dimilki oleh pemerintah daerah, maka pemerintah daerah dapat menghasilkan jasa
pelayanan kepada publik dengan secara baik dan kinerja keuangan yang baik pula.
Jumlah real estate yang tinggi dengan pengelolaan yang baik dapat
menciptakan pelayanan yang baik yaitu pelayanan yang sesuai dengan standar
42
minimal mutu pelayanan bagi masyarakat. Selain itu, jumlah real estate yang
tinggi dan pengelolaan yang baik dapat meningkatkan pendapatan yang dihasilkan
oleh pemerintah daerah sehingga menciptakan kinerja keuangan yang baik bagi
pemerintah daerah. Pelayanan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah
membutuhkan infra struktur dalam proses penciptaanya dan hal ini dapat
dilakukan jika pemerintah daerah mempunyai dukungan yang kuat dengan adanya
jumlah real estate yang cukup oleh pemerintah daerah bersangkutan. Selain itu,
dengan adanya jumlah real estate yang cukup tinggi yang dimiliki oleh
pemerintah daerah dapat berakibat pada pendapatan yang dihasilkan yang tinggi
pula, sehingga dapat dinyatakan bahwa pemerintah daerah akan menciptakan
kinerja keuangan yang baik atau tinggi dengan kepemilikan real estate yang
tinggi dan pengelolaan yang baik.
Worthington dan Dollery (1999) memperoleh bukti empiris bahwa jumlah
real estate berpengaruh terhadap pengeluaran pemerintah daerah dan kinerja
keuangan pemerintah daerah. Hasil kontradiktif diperoleh Cohen (2006) yang
menyatakan bahwa jumlah real estate tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah di Yunani. Hasil penelitian yang diperoleh Cohen
(2006) disebabkan oleh adanya kesulitan yang dialami oleh pemerintah daerah di
Yunani dalam melakukan pengukuran dan penilaian real estate yang disajikan
dalam neraca pemerintah darah di Yunani. Oleh karena adanya kesulitan ini, maka
banyak laporan keuangan pemerintah daerah yang tidak menyajikan atau
menyajikan tetapi tidak lengkap sehingga dapat mempengaruhi hasil dalam
penelitian Cohen (2006) tersebut.
43
Atas dasar logika teori tersebut di atas, maka hipotesis ketiga dalam
penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut ini.
Ha3: Terdapat pengaruh real estate terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah.
4. Pengaruh Capital Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Capital atau ekuitas dana merupakan selisih antara jumlah harta dengan
jumlah kewajiban yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Jumlah ekuitas dana
yang tinggi mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mempunyai dana yang
cukup untuk membiayai kegiatan operasional pemerintah daerah sehingga mampu
mencapai kinerja keuangan yang tinggi pula. Sebaliknya, jika pemerintah daerah
mempunyai atau mengalami kekurangan ekuitas dana maka pemerintah daerah
akan mengalami kekurangan dana untuk membiayai kegiatan operasional dalam
rangka menyediakan jasa bagi masyarakat sehingga akan memperoleh kinerja
yang tidak optimal.
Cohen (2006) melakukan pengujian terkait pengaruh jumlah capital atau
ekuitas dana pemerintah daerah dengan kinerja pemerintah dearah. Bukti empiris
yang diperoleh adalah adanya pengaruh jumlah ekuitas pemerintah daerah dengan
kinerja keuangan pemerintah daerah.
Atas dasar logika teori tersebut di atas, maka hipotesis keempat dalam
penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut ini.
44
Ha4: Terdapat pengaruh capital terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah.
5. Pengaruh Taxes Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Pajak dalam penelitian ini adalah pendapatan pajak baik pajak daerah dan
bagi hasil pajak baik bagi hasil pajak daerah provinsi maupun bagi pajak pusat.
Pajak yang tinggi yang diperoleh suatu pemerintah daerah dapat menjadi sumber
pendapatan bagi pemerintah daerah sehingga dapat digunakan sebagai sumber
pembiayaan bagi operasional pemerintah daerah dalam rangka menghasilkan
pelayanan jasa pada masyarakat. Selain itu dengan pendapatan pajak yang tinggi
akan dapat menjadikan pembiaayaan kegiatan operasional pemerintah daerah
lebih terjamin hingga mampu menghasilkan tingkat kinerja keuangan yang tinggi
bagi pemerintah daerah bersangkutan. Sebaliknya, jika pajak yang dterima
pemerintah daerah kecil, maka akan dapat menyebakan pemerintah daerah
mengalami kekurangan sumber pendapatan hingga menyebabkan pencapaian
kinerja keuangan yang kurang optimal.
Bukti empiris terkait pengaruh taxes terhadap kinerja diperoleh Steven dan
McGowen (1983) yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya penerimaan pajak
oleh suatu pemerintah daerah berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah
daerah. Anderson (2004) memperoleh hasil penelitian yang hampir sama dengan
Steven dan McGowen (1983). Hasil penelitian Anderson (2004) mengindikasikan
bahwa peningkatan pajak meningkatan nilai property pemerintah daerah dan
berhubungan dengan jumlah pendapatan pemerintah daerah.
45
Atas dasar logika teori tersebut di atas, maka hipotesis kelima dalam
penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut ini.
Ha5: Terdapat pengaruh taxes terhadap kinerja keuangan pemerintah
daerah.
6. Pengaruh Grant Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Grant atau hadiah atau sumbangan atau donasi adalah penerimaan yang
diterima oleh pemerintah daerah dari pihak lain tanpa adanya tuntutan apapun.
Grant yang diterima oleh pemerintah daerah dapat menjadi alternatif pendapatan
pemerintah daerah dalam pembiayaan untuk kegiatan operasional dalam
penyediaan pelayanan bagi masyarakat.
Jumlah grant yang tinggi yang diterima oleh pemerintah akan dapat
menjadi sumber pembiayaan yang cukup bagi pemerintah daerah hingga mampu
menjamin kelancaran kegiatan operasional pemerintah daerah dan mampu
mencipkan kinerja keuangan yang baik. Sebaliknya, jika grant yang diterima
pemerintah daerah kecil, maka pemerintah daerah mempunyai kemungkinan
untuk mengalami kekurangan dana dalam menjalankan kegiatan operasional
untuk menghasilkan pelayanan publik yang baik, sehingga kinerja keuangan yang
dihasilkan juga kurang optimal.
Steven dan McGowen (1983) memperoleh bukti empiris bahwa grant
berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Semakin tinggi jumlah
grant maka semakin tinggi kinerja keuangan yang mampu dicapai oleh
46
pemerintah daerah bersangkutan. Sementara itu, Worthington dan Dollery (1999)
menghubungkan grant dengan efisiensi dan efektifitas kinerja keuangan
pemerintah daerah. Hasil yang diperoleh bahwa kinerja keuangan pemerintah
berhubungan positif dengan efisiensi dan efektifitas kinerja keuangan pemerintah
daerah. Semakin tinggi jumlah grant yang diterima oleh pemerintah daerah
semakin tinggi tingkat efisiensi dan tingkat efektifitas kinerja keuangan
pemerintah daerah.
Atas dasar logika teori tersebut di atas, maka hipotesis keenam dalam
penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut ini.
Ha6: Terdapat pengaruh grant terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh revenue, expenditure, real
estate, capital, taxes dan grant terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di
Indonesia yang dinyatakan dengan rasio CR, DER, AT, ORTR dan OROE
sebagaimana digunakan oleh Cohen (2006). Kerangka pikir dalam penelitian ini
dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini.
47
Gambar 1
Kerangka pikir penelitian
Financial
Performance Real Estate
Revenue
Grant
Taxes
Capital
Expenditure
48
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk
memperoleh bukti empiris tentang pengaruh revenue, expenditure, real estate,
capital, taxes dan grant terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di
Indonesia. Penelitian merupakan penelitian dengan data cross section, karena
penelitian ini memfokuskan pada suatu peristiwa pada tahun 2005 sampai dengan
2007 serta pengumpulan data dilakukan hanya satu kali.
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok individu, kejadian-
kejadian yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau diselidiki (Sekaran,
2003: 24). Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pemerintah
daerah kabupaten/kota seluruh Indonesia yang diterbitkan tahun 2005 sampai
dengan 2007 dan dipublikasi melalui website www.bpk.go.id.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya diselidiki
dan dianggap dapat mewakili populasi (Sekaran, 2003: 25). Teknik pengambilan
sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan purposive sampling,
yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria yang ditentukan
49
berdasarkan kebijakan dari peneliti. Penelitian ini menggunakan kriteria
pengambilan sampel seperti berikut ini.
1. Laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota seluruh
Indonesia tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 yang
dipublikasikan dalam website BPK RI, yaitu www.bpk.go.id
2. Laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota seluruh
Indonesia tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 dengan opini audit
wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa atau paragraf penjelas (unqualified
opinion with explanation language) maupun wajar dengan
pengecualian (qualified opinion). Adapun laporan keuangan dengan
opini tidak wajar (adverse opinion) dan tidak memberi opini
(disclamer opinion) tidak digunakan dalam sampel penelitian dengan
pertimbangan bahwa informasi yang tersaji dalam laporan keuangan
dengan opini tersebut tidak wajar dan tidak dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan.
3. Laporan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota seluruh
Indonesia tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 yang
mencantumkan seluruh data dan informasi yang dibutuhkan dalam
pengukuran variabel dan analisis data untuk pengujian hipotesis
dalam penelitian.
50
C. Data, Sumber Data dan Pengumpulan Data
Strategi pengumpulan data dan sumber data adalah strategi arsip yaitu data
yang dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Sumber data dari
strategi ini adalah data sekunder (secondary data) yaitu teknik pengumpulan data
yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data dari basis data (Kuswadi
dan Mutiara, 2004: 16). Data sekunder tersebut terdiri dari data berikut ini.
1. Laporan keuangan pemerintah daerah dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2007 yang disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah
(PSAP) Nomor: 1 Tentang Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah.
2. Perundang-undangan dan peraturan lain yang terkait dengan penyusunan,
penyajian dan pelaporan keuangan pemerintah daerah.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut dikumpulkan dari
catatan atau basis data baik berupa hardcopy maupun softcopy yang diperoleh
dari hasil download pada website dan dokumentasi arsip-arsip Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) yaitu www.bpk.go.id dan
sumber lain yang terkait.
D. Variabel dan Pengukurannya
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diuji secara
sistematis, yaitu seperti berikut ini.
51
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang
diproksikan ke dalam lima rasio keuangan, agar dalam pengambilan kesimpulan
tidak bias maka dari kelima rasio keuangan tersebut difaktorkan menjadi satu
dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 yaitu dengan
memasukkan lima rasio keuangan tersebut ke dalam variabel dependen dan
kemudian diolah dengan factor analyze untuk menentukan component principal
yang kemudian diperoleh satu faktor yang merupakan proksi kinerja keuangan
pemerintah daerah untuk selanjutnya digunakan sebagai data untuk variabel
dependen penelitian ( Singgih Santoso, 2002: 138). Adapun kelima rasio
keuangan sebagai gambaran kinerja keuangan tersebut adalah:
a. Current Ratio (CR)
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan pemerintah
daerah dalam menjamin pemenuhan kewajiban lancar dengan harta lancar
yang dimiliki. Kedua angka dalam penghitungan rasio ini dihitung dengan
menggunakan data dalam neraca pemerintah. Semakin tinggi angka rasio ini
memberi penggambaran bahwa pemerintah daerah mempunyai sisa aktiva
lancar yang cukup untuk menjamin pemenuhan kewajiban lancar. Formula
untuk menentukan angka rasio ini adalah seperti berikut ini (Cohen, 2006).
CR = bilitiesCurrentLia
etsCurrentAss
52
b. Debt to Equity (DER)
Debt/Equity rasio merupakan perbandingan antara jumlah total
utang pemerintah dengan total ekuitas dana. Rasio ini menggambaran
kemampuan pemerintah daerah dalam memberi jaminan pemenuhan seluruh
jumlah utang dengan jumlah ekuitas dana yang dimilki oleh pemerintah
pada tanggal tertentu. Kedua angka rasio ini ditentukan dengan
menggunakan angka dalam neraca pemerintah. Untuk menentukan besarnya
rasio ini, menurut Cohen (2006) formula yang dapat digunakan adalah
seperti berikut ini.
D/E = EquityDebt
c. Assets Turnover (AT)
Assets turnover merupakan perbandingan jumlah pendapatan asli
daerah dengan jumlah total asset yang dimiliki oleh Pemda. Angka rasio ini
menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam memperoleh
pendapatan asli daerah dengan menggunakan total asset yang dimiliki oleh
pemerintah daerah yang bersangkutan, semakin tinggi angka rasio ini
menandakan bahwa semakin baik kemampuan pemerintah dalam
mengusahakan asset yang dimiliki utuk menghasilkan pendapatan bagi
daerah. Menurut Cohen (2006) formula untuk menghitung angka rasio ini
adalah seperti berikut ini.
AT = sTotalAsset
venuestingTotalOpera Re
53
d. Operating Revenues to Total Revenues (ORTR)
Operating revenues to total revenues adalah perbandingan antara
jumlah pendapatan asli daerah dengan jumlah seluruh pendapatan yang
diterima oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Kedua angka yang
digunakan dalam penghitungan rasio ini diambil dari neraca pemerintah.
Untuk menentukan jumlah angka rasio ini, formula yang digunakan adalah
formula yang dinyatakan oleh Cohen (2006) seperti berikut ini.
ORTR = venuestingTotalOpera
SubsidiesvenuestingTotalOperaRe
Re
e. Operating Revenues to Operating Expenses (OROE)
Operating revenues to operating expenses merupakan
perbandingan antara jumlah pendapatan asli daerah dengan jumlah belanja
operasi daerah dalam suatu periode tertentu. Untuk menentukan jumlah
angka rasio ini angka yang digunakan adalah angka dalam laporan realisasi
anggaran. Angka rasio ini menunjukkan kemampuan pemerintah dalam
memperoleh pendapatan asli daerah dengan belanja operasi yang
dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Untuk menentukan angka rasio ini
formula yang digunakan oleh peneliti adalah formula yang digunakan oleh
Cohen (2006) berikut ini.
OROE = xpensesOperatingE
venuestingTotalOpera Re
54
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini menggunakan variabel
independen sebagaimana digunakan oleh Cohen (2006) dan Steven dan
McGowen (1983) yang terdiri dari variabel berikut ini.
a. Revenue (REV)
Variabel revenue merupakan jumlah pendapatan asli daerah oleh
pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu. Jumlah pendapatan
asli daerah diperoleh dari laporan realisasi anggaran suatu pemeritah
daerah. Variabel ini diukur dengan nilai revenue atas jumlah
pendapatan asli daerah yang tersaji dalam laporan keuangan
pemerintah daerah.
b. Expenditure (EXP)
Variabel ini diukur dengan jumlah belanja rutin atau belanja
operasional pemerintah daerah dalam suatu periode tertentu. Jumlah
belanja rutin atau operasional dalam penelitian ini diambil dari jumlah
belanja operasional dalam laporan realisisasi anggaran pemerintah
daerah pada suatu periode tertentu. Variabel ini diukur dengan nilai
expenditure atas jumlah expenditure daerah yang tersaji dalam laporan
keuangan pemerintah daerah.
c. Real Eestate (REAL)
Variabel ini merupakan jumlah keseluruhan atas nilai tanah, gedung
atau bangunan dan jalan yang dimiliki dan dilaporkan oleh pemerintah
55
daerah pada tanggal tertentu. Variabel ini diukur dengan nilai real
estate atas jumlah real estate daerah yang tersaji dalam laporan
keuangan pemerintah daerah.
d. Capital (CAP)
Variabel ini merupakan jumlah ekuitas dana pemerintah pada tanggal
tertentu. Variabel ini diukur dengan nilai capital atas jumlah ekiutas
dana daerah yang tersaji dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
e. Taxes (TAX)
Variabel merupakan jumlah pajak yang menjadi hak pemerintah
daerah dalam suatu periode tertentu. Variabel ini diukur berdasarkan
jumlah penerimaan pajak oleh suatu pemerintah daerah yang datanya
diambil dari laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah
pada periode tertentu. Variabel ini diukur dengan nilai taxes atas
jumlah pajak daerah yang tersaji dalam laporan keuangan pemerintah
daerah.
f. Grant (GRANT)
Variabel ini merupakan jumlah sumbangan, donasi, dan hadiah serta
subsidi yang diterima oleh suatu pemerintah daerah pada suatu periode
tertentu. Variabel ini diukur dengan jumlah sumbangan atau donasi
dan hadiah serta subsidi yang diterima oleh pemerintah daerah dalam
suatu periode tertentu yang datanya dapat diambil dari laporan realisasi
anggaran pendapatan dan belanja daerah. Variabel ini diukur dengan
56
nilai grant atas jumlah sumbangan, donasi dan subsidi serta hibah
pemerintah daerah yang tersaji dalam laporan keuangan pemerintah
daerah.
E. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah model regresi berganda
(multiple regression model) untuk menguji pengaruh REV, EXP, RE, CAP,
TAX dan GRANT terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang
dinyatakan dalam rasio CR, DER, AT, ORTR dan OROE. Model penelitian
ini sebagai berikut:
FP = β0 + β1REV + β 2 EXP + β 3REAL + β 4CAP + β5TAX + β6GRANT +e
Keterangan :
FP = Financial Performance (CR, DER, AT, ORTR
dan OROE),
β 0 = konstanta,
β 1 – β 6 = koefisien regresi,
REV = Revenue,
EXP = Expenditure,
REAL = Real Estate,
CAP = Capital,
TAX = Taxes, dan
GRANT = Sumbangan atau hadiah, sumbangan dan subsidi.
57
F. Pengujian Data
1. Uji Normalitas Data
Menurut Ghozali (2006: 110), uji normalitas data dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi
kriteria sebaran atau distribusi normal. Salah satu cara agar data dapat
berdistribusi normal adalah dengan menggunakan metode trimming,
yaitu menghilangkan data yang bersifat outlier. Outlier adalah data yang
memiliki nilai di luar batas normal. Setelah data outlier dihilangkan, uji
normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Dengan uji ini dapat
diketahui apakah distribusi nilai-nilai sampel yang teramati terdistribusi
normal. Kriteria pengujian dengan dua arah (two-tailed test) yaitu
dengan membandingkan probabilitas dengan taraf signifikan 0,05. jika p
> 0,05 maka data terdistribusi normal.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menguji kesalahan model regresi yang digunakan dalam
penelitian, maka harus dilakukan pengujian asumsi klasik pada
multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi serta normalitas.
a. Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara
untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan alat uji
runs test. Dari pengujiaan ini dapat dilihat apakah terjadi
58
autokorelasi atau tidak didasarkan pada nilai asymp.sig dalam uji
runs test. Apabila asymp. sig. Lebih besar dari 5%, maka tidak
terjadi gejala autokorelasi dan sebaliknya jika asymp. sig. lebih kecil
5% maka terjadi gejala aoutokorelasi dalam model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini menurut Ghozali (2006: 103-104)
apabila terjadi gejala autokorelasi pada model regresi, maka dapat
dihilangkan dengan melakukan transformasi data dan menambah
data observasi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance tetap, maka disebut
homokedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastis. Salah satu
metode dalam menguji heteroskedastisitas dalam model regresi
adalah dengan uji Glejser. Metode uji Glejser meregresikan nilai
absolute residual dengan variabel bebas (Ghozali, 2006: 108),
dengan tingkat signifikansi 5%, jika nilai signifikansinya di atas 0,05
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika
variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
59
tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang
nilai korelasi antar sesama variabel independen yang lainnya sama
dengan nol. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat tolerance
value dan value-inflating factor (VIF). Nilai yang umum dipakai
adalah tolerance value 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen berupa revenue, expenditure, real estate, capital, tax dan
grant terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah dengan tingkat
signifikansi yang masih bisa ditoleransi ditetapkan 0,05 (α = 5%).
a. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji signifikansi-t)
Merupakan pengujian masing-masing variabel independen yang
dilakukan untuk melihat apakah masing-masing variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Uji signifikansi-t dalam penelitian ini menggunakan
tingkat signifikansi 5%.
1) Ho dalam penelitian ini
Ho1: revenue tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesi.
Ho2: expenditure tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
Ho3: real estate tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
60
Ho4: capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesia.
Ho5: taxes tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesia.
Ho6: grant tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesia.
Ha dalam penelitian ini:
Ha1: revenue berpengaruh terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesi.
Ha2: expenditure berpengaruh terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesia.
Ha3: real estate berpengaruh terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesia.
Ha4: capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesia.
Ha5: taxes berpengaruh terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesia.
Ha6: grant berpengaruh terhadap kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesia.
2) Nilai Statistik
Koefisien regresi positif : semakin besar angka koefisien
semakin besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen, semakin kecil angka koefisien semakin
61
kecil pula pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
Koefisien regresi negatif : semakin besar angka koefisien
semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
3) Kriteria
Ho diterima Ha ditolak; thitung < ttabel
variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap
variabel terikat.
Ho ditolak Ha diterima; thitung > ttabel
variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap
variabel terikat.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa
besar variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependennya. Nilai koefisien determinasi (R2) dilihat pada hasil
pengujian regresi berganda untuk variabel independen berupa
ratio revenue, expenditure, real estate, capital, tax dan grant dan
variable dependen berupa laba perusahaan (kinerja keuangan)
dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Karena penelitan ini
menggunakan lebih dari satu variabel independen maka penulis
62
menggunakan Adjusted R Square (Adj R2) seperti yang
dinyatakan oleh Ghozali (2006: 83).
63
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan diuraikan hasil dari pengolahan data serta analisis
yang meliputi diskripsi data, pengolahan data, dan pengujian hipótesis serta
pembahasan hasil analisis. Setelah proses pengumpulan data yang diperlukan
dalam penelitian ini melalui website BPK RI selesai dilakukan, maka selanjutnya
dilakukan pengolahan data tersebut dengan menggunakan SPSS for Windows 16.0
dan selanjutnya menganalisis hasil pengolahan data yang dapat diuraikan berikut
ini.
A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pemerintah
daerah kabupaten/kota di Indonesia tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 yang
dipublikasikan melalui website Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK RI) www.bpk.go.id. Atas populasi tersebut, kemudian ditentukan sampel
penelitian dengan menggunakan pourposive sampling. Dengan menggunakan
metode porpousive sampling dan kriteria-kriteria pengambilan sampel
sebagaimana dijelaskan dalam bab III diperoleh jumlah sampel penelitian yang
dapat dijelaskan dengan tabel seperti berikut ini.
64
Tabel 1
Sampel penelitian
Kriteria Sampel Jumlah
Laporan keuangan pemerintah daerah seluruh Indonesia tahun
2005 s.d 2007 yang dipublikasikan melalui website BPK RI
1.133
Laporan keuangan pemerintah daerah seluruh Indonesia tahun
2005 s.d 2007 yang tidak wajar (adverse) dan tidak beropini
(disclamer)
591
Laporan keuangan pemerintah daerah seluruh Indonesia tahun
2005 s.d 2007 yang tidak disajikan secara leng data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
238
Laporan keuangan pemerintah daerah yang menjadi sampel
penelitian
304
Sumber: www.bpk.go.id.
Tabel sampel penelitian di atas menunjukkan bahwa jumlah laporan
keuangan pemerintah daerah yang berhasil dikumpulkan melalui download di
website BPK RI adalah sejumlah 1.133 laporan keuangan pemerintah daerah. Atas
jumlah laporan keuangan tersebut, sejumlah 591 laporan keuangan mempunyai
opini tidak wajar (adverse opinion) dan tidak berpendapat (disclamer opinion) dan
oleh karena opini tersebut, maka laporan keuangan tersebut tidak digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini. Alasan yang digunakan adalah bahwa
informasi dalam laporan keuangan pemerintah daerah dengan opini tidak wajar
(adverse opinion) dan tidak berpendapat (disclamer opinion) tersebut disajikan
secara tidak wajar berdasar SAP sehingga tidak dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan.
65
Selain kriteria opini audit BPK atas laporan keuangan pemerintah,
penelitian ini juga menggunakan informasi keuangan lain dalam pengukuran
variabel independen. Untuk laporan keuangan yang telah memenuhi kriteria
pengambilan sampel sebelumnya tetapi tidak mencantumkan informasi untuk
pengukuran variabel independen, maka laporan keuangan keuangan tersebut tidak
digunakan dalam penelitian ini. Jumlah laporan keuangan pemerintah yang tidak
secara lengkap menyajikan informasi yang dimaksud sejumlah 238 laporan
keuangan pemerintah. Setelah dilakukan identifikasi dengan menggunakan
kriteria pengambilan sampel, maka diperoleh sampel sejumlah 304 laporan
keuangan pemrintah daerah yang terdiri dari 119 laporan keuangan pemerintah
daerah pada tahun 2005, 82 laporan keuangan pemerintah daerah pada tahun 2006
dan 103 laporan keuangan pemerintah daerah pada tahun 2007. Selengkapnya
sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
B. Data dan Pengumpulan Data
Dalam rangka analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesia dilakukan pengumpulan data revenue (REV),
expenditure (EXP), real estate (REAL), taxes (TAX), grant (GRANT), capital
(CAP) dan kinerja keuangan pemerintah daerah yang dinyatakan dalam rasio
current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), assets turnover (AT), operating
revenue to total revenue (ORTR) dan operting revenue to operating expense
(OROE).
66
Data penelitian ini merupakan data yang tersaji dalam laporan keuangan
pemerintah daerah kabupaten/kota seluruh Indonesia yang telah diaudit oleh BPK
RI. Data yang diperlukan diperoleh dari publikasi Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia melalui www.bpk.go.id tahun 2005 sampai dengan tahun
2007.
C. Analisis Data
Penelitian ini menguji pengaruh jumlah revenue (REV), expenditure
(EXP), real estate (REAL), taxes (TAX), grant (GRANT), capital ( CAP)
terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang diukur dengan current ratio
(CR), debt to equity ratio (DER), assets turnover (AT), operating revenue to total
revenue (ORTR) dan operting revenue to operating expense (OROE). Penelitian
ini menggunakan alat uji multiple regression model dengan menggunakan bantuan
software komputer untuk statistik berupa SPSS for windows 16.0. Selanjutnya
diuraikan hasil análisis data penelitian dari deskripsi statistik, uji normalitas data,
uji asumsi klasik sampai dengan uji hipótesis.
1. Deskripsi Statistik
Bagian ini mendeskripsikan data yang digunakan dalam penelitian yang
terdiri dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai
standar deviasi data. Berikut ini disajikan deskripsi data penelitian.
67
Tabel 2 Deskripsi Statistik Data Penelitian
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata ORTR mempunyai
jumlah yang paling kecil dari variabel lain. Nilai minimum atas variabel ini adalah
sebesar -1.239,885 dan nilai maksimumnya adalah sebesar 0,90 serta nilai mean
dan standart deviation masing-masing sebesar -17,32 dan 74,39. Hasil deskriptif
data ini menjelaskan bahwa penyebaran data berkisar antara -17,32 ditambah
dengan 74,39 sampai dengan -17,32 dikurangi 74,39. Sementara itu, untuk
variabel REAL merupakan variabel dengan rata-rata yang tertinggi. Nilai
minimum untuk variabel REAL adalah sebesar 866,12 dan nilai maksimumnya
adalah sebesar 27.696.918,91. Nilai rata-rata dan standart deviasi untuk REAL
masing-masing sebesar 1.888.967,05 dan 2.857.555,02 yang mengindikasikan
bahwa penyebaran data variabel REAL berkisar antara 1.888.967,05 ditambah
dengan 2.857.555,02 sampai dengan 1.888.967,05 dikurangi dengan
2.857.555,02.
Variable N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TAX 304 711,87 4.657.252,05 160.287,65 490.990,42 GRANT 304 17.452,38 933.436,00 370.049,95 161.441,12 REV 304 324,50 4.221.668,70 126.129,08 441.360,39 EXP 304 7.221,76 5.431.625,97 581.047,82 586.947,89 REAL 304 866,12 27.696.918,91 1.888.967,05 2.857.555,02 CAP 304 15.602,51 18.791.135,91 965.177,84 1.744.038,41 CR 304 0,002682 2801,07 118,75 292,40 DER 304 0,000055 17,25 0,09 1,01 AT 304 0,000397 48,31 0,36 3,59 ORTR 304 -1.239,885 0,90 -17,32 74,69 OROE 304 0,000569 22,62 0,21 1,31 Valid N (listwise) 304
68
2. Uji Asumsi Klasik
Model regresi dalam penelitian dapat digunakan untuk estimasi dengan
signifikan dan representative jika model regresi tersebut tidak menyimpang dari
asumsi dasar klasik regresi berupa: normalitas, autokorelasi, heterokedastisitas
dan multikolinearitas. Berikut ini dipaparkan hasil asumsi klasik atas data yang
digunakan dalam penelitian.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah nilai residual dari
regresi itu berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang memiliki distribusi nilai residual normal atau mendekati normal. Uji
normalitas data dalam penelitian ini menggunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov
terhadap data residual regresi dan dilakukan dengan program SPSS 16.0. Hasil
pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 3 Normalitas Data
Unstandardized Residual
N 304 Normal Parametersa Mean 0,0000000
Std. Deviation 0,99657883 Most Extreme Differences Absolute 0,312
Positive 0,312 Negative -0,305
Kolmogorov-Smirnov Z 5,442 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 a. Test distribution is Normal. Sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai asymp.sig dalam uji kolmogorov
smirnov atas seluruh nilai residu data yang digunakan dalam penelitian ini di
69
bawah tingkat signifikasi penelitian 5%. Hasil ini mengindikasikan bahwa seluruh
data yang digunakan mempunyai distribusi yang tidak normal. Normalitas data
merupakan prasyarat untuk dapat melakukan pengujian dengan model regresi.
Oleh karena itu, untuk memperoleh data yang terdistribusi normal, penelitian ini
menghilangkan outlier data. Dalam menghilangkan Outlier data dilakukan dengan
berdasarkan nilai Z-score yang diperoleh dari proses deskripsi statistik data. Nilai
Z-score yang atas data yang ekstrem tinggi ataupun ekstrem rendah dihilangkan
atau dikeluarkan dari sampel penelitian.
Setelah dilakukan proses penghilangan outlier data diperoleh jumlah data
observasi sejumlah 83 data observasi. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah data
yang ekstrem dan dikeluarkan dari sampel adalah sebanyak 221. Setelah data
outlier dihilangkan, selanjutnya data observasi yang diperoleh ditentukan nilai
residunya dan kemudian diuji normalitas data dengan menggunakan kolmogorov
smirnov. Hasil uji normalitas data setelah dihilangkan data outlier adalah seperti
berikut ini.
Tabel 4 Normalitas Setelah Seleksi Data Outlier
Unstandardized Residual
N 83 Normal Parametersa Mean 0,0000000
Std. Deviation 0,06347008 Most Extreme Differences Absolute 0,112
Positive 0,112 Negative -0,066
Kolmogorov-Smirnov Z 10,024 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,245 a. Test distribution is Normal. Sumber: hasil pengolahan data
70
Tabel di atas menunjukkan bahwa setelah tidak ada data outlier
terdistribusi normal dengan dibuktikan oleh nilai asymp.sig yang lebih besar dari
tingkat signifikasi penelitian 5% yaitu 0,245 atau 24,5%.
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjuk pada hubungan yang terjadi antara anggota-anggota
dari serangkaian observasi yang terletak berderetan secara series dalam bentuk
waktu (time series) atau hubungan antara tempat yang berdekatan (cross
sectional). Pada penelitian ini menggunakan alat uji runs test. Dari pengujiaan ini
dapat dilihat apakah terjadi autokorelasi atau tidak didasarkan pada nilai
asymp.sig dalam runs test. Apabila asymp. sig. Lebih besar dari 5%, maka tidak
terjadi gejala autokorelasi dan sebaliknya jika asymp. sig. Lebih kecil 5% maka
terjadi gejala aoutokorelasi dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian
ini. Berikut ini disajikan hasil uji runs test untuk mengindikasikan asumsi
autokorelasi dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 5 Uji Autokorelasi
Unstandardized Residual Test Valuea -0,01667 Cases < Test Value 41 Cases >= Test Value 42 Total Cases 83 Number of Runs 44 Z 0,333 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,739 a. Median Sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai asymp. sig dalam uji runs atas
model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lebih besar dari 5%.
71
Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel dalam model regresi yang digunakan
dalam penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi.
c. Ui Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan
linier di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Jika variabel-
variabel bebas berkorelasi secara sempurna, maka metode kuadrat terkecil tidak
bisa digunakan. variabel-variabel yang tidak berkorelasi dikatakan orthogonal,
yang menunjukkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas. Multikolinearitas
digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen
atau korelasinya rendah. Keberadaan multikolinearitas diketahui dengan
variance inflating factor (VIF) dan tolerance. Kriteria yang digunakan dalam
pengambilan kesimpulan atas uji multikolineriatas adalah jika nilai tolerance
lebih besar dari 0.1 (10%) dan nilai variance inflating factor lebih kecil dari 10.
Berikut ini disajikan hasil uji multikolinieritas dalam model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 6 Uji Multikolinieritas
Varibael Tolerance Variance Inflating Factor
Kesimpulan
TAX 0,643 1,556 Tidak terjadi multikolinieritas GRANT 0,599 1,669 Tidak terjadi multikolinieritas REV 0,552 1,813 Tidak terjadi multikolinieritas EXP 0,404 2,474 Tidak terjadi multikolinieritas REAL 0,687 1,456 Tidak terjadi multikolinieritas CAP 0,755 1,056 Tidak terjadi multikolinieritas Sumber: hasil pengolahan data
72
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk semua variabel
dalam model regresi lebih besar dari 0,1 dan nilai variance inflating factor
untuk semua variabel dalam tiap-tiap model regresi lebih kecil dari 10. Hasil
pengujian ini mengindikasikan bahwa dalam model regresi yang digunakan
dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinieritas atau seluruh variabel
dalam model-model penelitian ini homokedastisitas.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan keadaan seluruh faktor gangguan terjadi
ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam
penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah
metode Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai absolute residual dengan
variabel bebas. Kriteria yang digunakan adalah: jika probability value > 0,05
maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan jika probability value < 0,05 maka
terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 7 Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig Kesimpulan TAX 0,442 Tidak terjadi heteroskedastisitas GRANT 0,794 Tidak terjadi heteroskedastisitas REV 0,085 Tidak terjadi heteroskedastisitas EXP 0,569 Tidak terjadi heteroskedastisitas REAL 0,295 Tidak terjadi heteroskedastisitas CAP 0,755 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa probabilitas dalam model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 0,05 atau 5% sehingga dapat
73
dinyatakan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam semua model
regresi penelitian ini.
e. Uji Hipotesis
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris terkait pengaruh
revenue (REV), expenditure (EXP), real estate (REAL), taxes (TAX) dan grant
(GRANT) terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah yang dinyatakan dalam
rasio current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), assets turnover (AT),
operating revenue to total revenue (ORTR) dan operting revenue to operating
expense (OROE). Untuk tujuan penelitian tersebut, maka dalam melakukan
analisis data penelitian dengan menggunakan model regresi berganda. Oleh
karena penelitian ini menggunakan proksi kinerja keuangan pemerintah daerah
dengan lima rasio keuangan, maka untuk kepentingan pengujian model regresi
berganda harus diperoleh satu data atas variabel dependen. Untuk tujuan itu,
penelitian ini menggunakan analisis faktor untuk membuat factor scores dengan
menggunakan metode principal components sebagaimana dinyatakan Santosa
(2002: 138-141). Setelah nilai factor scores, kemudian digunakan sebagai data
kinerja keuangan dalam pengujian model regresi berganda. Berikut disajikan hasil
pengujian data dengan model regresi berganda untuk mengambil kesimpulan
terkait hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.
1. Uji signifikansi-F
Uji signifikansi-F dilakukan guna menentukan good of fittest atau uji
kelayakan model regresi untuk digunakan dalam melakukan analisis hipotesis
dalam penelitian. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah
74
probability value (sig), apabila probability value dalam hasil pengujian lebih
kecil dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa model layak (fit) untuk
digunakan sebagai model regresi dalam penelitian dan sebaliknya jika
probability value lebih besar dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa model
tidak layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian.
Berikut disajikan hasil uji signifikansi-F atas kelima model regresi
dalam penelitian ini.
Tabel 8 Uji Signifikansi-F (Kelayakan Model Regresi)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .101 6 .017 3.861 .002a Residual .330 76 .004 Total .431 82
a. Predictors: (Constant), CAP, TAXES, GRANT, REAL, REV, EXP b. Dependent Variable: financial performance
Sumber: hasil pengolahan data *Signifikan pada a = 5%
Tabel di atas menunjukkan bahwa probability value atas model regresi
yang digunakan dalam penelitian lebih kecil dari tingkat signifikansi
penelitian 5% yaitu 0,002 (0,2%). Hasil ini mengindikasikan bahwa model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan
sebagai model regresi pengujian hipotesis.
2. Uji signifikansi-t
Uji signifikansi-t dimaksudkan untuk pengujian pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dalam penelitian sebagaimana
dinyatakan dalam hipotesis penelitian ini. Selain untuk menguji pengaruh
tersebut, uji ini juga dapat digunakan untuk mengetahui tanda koefisien
75
regresi masing-masing variabel independen sehingga dapat ditentukan arah
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan kesimpulan atas hasil pengujian adalah probability value
(sig)-t, apabila probability value (sig)-t lebih kecil dari 5%, maka dapat
dinyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima
atau didukung oleh data penelitian, sebaliknya jika probability value (sig)-t
lebih besar dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen tidak
berpengaruh pada variabel dependen dan hipotesis yang diajukan tidak
diterima atau tidak didukung oleh data penelitian. Berikut ini disajikan hasil
uji signifikansi-t dalam penelitian ini.
Tabel 9 Uji Signifikansi-t
*signifikan pada a = 5% sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan hasil pengujian regresi berganda untuk
model yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil pengujian data di atas
mengindikasikan bahwa variabel REV berpengaruh terhadap kinerja
keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Hasil ini diindikasikan oleh nilai
probabilitas untuk variabel REV sebesar 0,005 yang lebih kecil dari tingkat
Variabel Koefisien t-value Sig. KONSTANTA 0,384 9,768 0,000 TAX -1,606E-7 -0,773 0,442 GRANT -3,403E-8 -0,262 0,794 REV -1,452E-6 -2,915 0,005* EXP 5,713E-8 0,573 0,569 REAL -1,721E-8 -1,054 0,295 CAP 6,965E-9 0,313 0,755
76
signifikansi penelitian 5%. Sementara itu, untuk variabel yang lain, hasil
pengujian mengindikasikan bahwa variabel TAX, GRANT, EXP, REAL dan
CAP tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di
Indonesia. Hasil ini dibuktikan dengan nilai probabilitas masing-masing
varaibel tersebut yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%.
Nilai probabilitas untuk variabel TAX adalah sebesar 0,442, untuk variabel
GRANT adalah sebesar 0,794 dan untuk variabel EXP adalah sebesar 0,569,
nilai probabilitas untuk variabel REAL adalah sebesar 0,295 dan untuk
variabel CAP adalah sebesar 0,755.
Hasil pengujian signifikansi-t di atas juga mendasari penyusunan model
penelitian yang dapat dirumuskan seperti berikut ini.
FP = 0,384 -1,606E-7(TAX) -3,403E-8(GRANT) -1,452E-6 (REV) +
6,965E- 9(EXP) -1,721E-8 (REAL) + 5,713E-8(CAP)
3. Uji koefisien determinasi
Koefisien determinasi menyatakan persentase total variasi dari
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam
model. Untuk model regresi dengan satu variabel independen koefisien
determninasi ditunjukkan oleh nilai R square (R2) dan untuk model regresi
dengan menggunakan dua atau lebih variabel independen koefisien
determinasi ditunjukkan oleh nilai adjusted R square (adj R2). Penelitian
ini menggunkan nilai adj R2.
77
Hasil pengujian menunjukkan nilai R square dan adj R square untuk
model regresi yang digunakan dalam penelitian ini masing-masing adalah
sebesar 0,234 (23,4%) dan 0,173 (17,3%). Penelitian ini menggunakan
variabel independen lebih dari dua variabel dan oleh karena menggunakan
nilai adj R square dalam menganalisis koefisien determinasi. Nilai adj R
square adalah 0,173 (17,3%) mengindikasikan bahwa variabilitas kinerja
keuangan pemerintah daerah di Indonesia mampu dijelaskan oleh variabel
independen berupa TAX, GRANT, REV, EXP dan REAL serta CAP
sebesar 17,3% dan sisanya sebesar 82,7% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
D. Pembahasan
Pengujian data dengan menggunakan model regresi berganda dalam
penelitian ini dilakukan dengan variabel dependen kinerja keuangan
pemerintah daerah yang diproksikan CR, DER, AT, ORTR dan OROE dan
menggunakan variabel independen yang terdiri dari TAX, GRANT, REV, EXP
dan REAL serta CAP. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa jumlah
revenue pemerintah daerah di Indonesia berpengaruh terhadap kinerja
keuangan pemeritnah daerah. Suatu pemerintah daerah yang mampu mencapai
jumlah pendapatan daerah yang tinggi tentunya akan mempunyai jumlah kas
tersedia yang cukup untuk melakukan pembiayaan kegiatan program kerja
yang telah dianggarkan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Dengan
jumlah pendapatan yang tinggi dan jumlah kas tersedia cukup tersebut dapat
78
memperlancar kegiatan pemerintah daerah dalam menyediakan jasa pelayanan
bagi masyarakat hingga dapat mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah
daerah. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Steven dan
MccGrowen (1983) dan Groves et al. (2001)
Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa jumlah capital atau
ekuitas dana dan jumlah real estate pemerintah daerah tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan Cohen (2006). Hasil yang kontradiktif dengan
penelitian sebelumnya ini kemungkinan disebabkan oleh penggunaan data dan
informasi atas laporan keuagan pemerintah daerah yang mempunyai opini
wajar dengan pengecualian khususnya untuk nilai atas aktiva yang tersaji
dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Atas laporan keuangan yang
mempunyai opini wajar dengan pengecualian yang digunakan dalam
penelitian ini sebagian besar memperoleh pengecualian pada aktiva, sehingga
dapat dinyatakan bahwa aktiva yang disajikan dalam laporan keuangan
pemerintah daerah tidak wajar berdasarkan standar akuntansi pemerintah. Hal
ini mengindikasikan bahwa banyak pemerintah daerah masih menghadapi
permasalahan akuntansi terkait pengakuan, pengukuran dan penilaian serta
penyajian aktiva yang dimiliki.
Terkait dengan hasil pengujian jumlah expenditure, taxes dan grant
mengindikasikan bahwa ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Hasil ini kontradiktif
79
dengan penelitain yang dilakukan Steven dan MccGrowen (1983) dan Groves
et al. (2001). Hasil ini mengindikasikan bahwa jumlah expenditure yang
dilakukan oleh pemerintah daerah belum sepenuhnya efisien. Jumlah
expenditure belum mampu menghasilkan output atau hasil yang optimal
sehingga belum mampu meningkatkan kinerja keuangan pemerintah daerah.
Hasil pengujian juga mengindikasikan bahwa jumlah pajak daerah dan grant
yang diterima oleh pemerintah daerah tidak berpengaruh pada kinerja. Hal ini
kemungkinanya dapat disebabkan oleh jumlah pajak daerah dan grant yang
kecil sehingga tidak mampu mendorong pencapaian kinerja keuangan
pemerintah daerah. Selain itu, jumlah pajak dan grant yang tidak berpengaruh
pada kinerja tersebut dapat disebabkan oleh penggunaan hasil pajak dan grant
yang kurang atau tidak efisien sehingga tidak berpengaruh pada kinerja
keuangan pemerintah daerah di Indonesia.
80
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Hasil pengujian data dalam penelitian mendasari pengambilan simpulan
dalam penelitian terkait nilai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
pemerintah daerah di Indonesia. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa kinerja
keuangan pemerintah daerah yang diproksikan dengan posisi keuangan current
ratio, debt to equity ratio, assets turnover, operating revenue to total revenue
dan operating revenue to operating expense dipengaruhi oleh jumlah revenue
pemerintah daerah. Dengan revenue yang cukup mengindikasikan bahwa
pemerintah daerah mempunyai jumlah dana yang cukup untuk mendanai proses
operasional dalam rangka penyediaan jasa pelayanan pada masyarakat sehingga
dapat berpengaruh pada kinerja keuangan pemerintah daerah.
Hasil pengujian data juga mengindikasikan bahwa jumlah taxes, grant,
expenditures dan real estate serta capital atau ekuitas dana tidak berpengaruh
pada kinerja pemerintah daerah. Hasil ini mengindikasikan bahwa pemerintah
daerah belum mampu menggunakan hasil penerimaan pajak dan grant secara
efisien sehingga expenditures yang dilakukan tidak mampu mempengaruhi kinerja
keuangan pemerintah daerah. Selain itu, hasil ini juga mengindikasikan bahwa
pemerintah daerah belum mampu melakukan pengakuan, pengukuran, penilaian
serta penyajian real estate yang dimiliki oleh pemerintah daerah sehingga jumlah
real estate tersebut tidak mempengaruhi kinerja pemerintah daerah.
81
B. Keterbatasan
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan penelitian yang
dengan keterbatasan tersebut dapat berpengaruh pada hasil penelitian. Penelitian
ini tidak menguji gross domestic product, population dan tourist sebagaimana
digunakan Cohen (2006) karena keterbatasan data terkait variabel tersebut.
Penelitian ini tidak memasukkan variabel non keuangan yang sesungguhnya
mempunyai kemungkinan untuk menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja
keuangan pemerintah daerah. Nilai adjusted R square yang hanya 17,3%
mengindikasikan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah dijelaskan dengan
variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya, penelitian ini
menguji data tanpa memisahkan ke dalam kriteria tertentu, seperti ukuran daerah
dan status daerah, sehingga analisis penelitian terbatas pada pengujian kinerja
tanpa meneliti lebih dalam untuk daerah hasil pemekaran dan non pemekaran dan
lainya.
C. Saran
Hasil penelitian dan keterbatasan penelitian mendasari pengajuan saran
atau rekomendasi. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa informasi dalam
laporan keuangan mempunyai nilai relevan dalam mengukur kinerja keuangan,
tetapi walaupun tidak secara keseluruhan variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, sehingga diperlukan adanya upaya yang lebih intens bagi KSAP
untuk dapat melakukan perbaikan standar dan usaha dalam sosialisasi dan
82
implementasi sehingga tujuan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah
secara penuh dapat tercapai.
Selain itu, hasil penelitian mengindikasikan bahwa jumlah revenue
berpengaruh terhadap kinerja oleh karena itu manajemen pemerintah daerah perlu
untuk menggunakan informasi jumlah revenue tersebut dalam pengambilan
keputusan terkait operasional kegiatan pemerintah daerah agar kinerja yang
dicapai seperti yang diharapkan atau dianggarkan. Selain itu, pemerintah daerah
perlu untuk melakukan terobosan baru untuk dapat meningkatkan penerimaan
pajak daerah dan menggunakan real estate secara lebih baik agar dapat
meningkatkan kinerja pemerintah daerah.
Hasil penelitian juga membawa implikasi bagi legislator untuk
menggunakan variabel jumlah revenue dalam mengambil keputusan untuk
mengesahkan atau menyetujui keputusan terkait pengajuan pinjaman daerah oleh
pemerintah daerah agar keputusan pinjaman daerah disetujui meningkatkan
kinerja keuangan pemerintah daerah. Selain itu, hasil penelitian membawa
implikasi bagi kreditur, investor dan lembaga donasi untuk menggunakan
informasi bahwa jumlah revenue berpengaruh terhadap kinerja agar dalam
melakukan keputusan ekonomisnya tidak mengalami kerugian.
Selanjutnya, hasil penelitian membawa implikasi bagi penelitian
berikutnya untuk dapat mengembangkan lebih lanjut penelitian ini dengan dengan
menguji data dengan pengaruh lebih dari satu periode dapat diperoleh hasil yang
lebih lengkap terkait kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia. Selain itu,
penelitian berikutnya dapat menambahkan non keuangan seperti jumlah penduduk
83
atau populasi agar dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih mendalam.
Penelitian selanjutnya dapat pula memisahkan sampel penelitian ke dalam
klasifikasi lebih lanjut, seperti status daerah hasil pemekaran dan non pemekaran,
pemerintah daerah jawa dan luar jawa dan klasifikasi lain agar dapat diperoleh
hasil analisis yang lebih mendalam.
84
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Nathan B. 2004. Property Taxation Without Representation: Vacation Home And revenue. National Tax Association-Tax Institute America. ABN/INFORM research.
Brigham, Eugene F, dan Joel. F. Houston. 2001. Foundamentals of financial
Management. Thomson Sout Western. Cohen, Sandra. 2006. Identifying the Moderator Factor of Financial Performance
in Greek Municipal. Annuall Conference. 5th. HFAA. Thessaonica.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati. 2003. Dasar-dasar ekonometrika. Jogyakarta: BPFE
Groves, Sanford M, S. Godsey, dan Shulman. 2001. Financial Indicator for Local
Government. Public Finance International City Management Association. 9: 243-255.
Halim, Abdul dan Damayanti. 2008. Manajemen Keuangan Daerah: Seri Bunga Rampai. Yogyakarta: BPFE
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat. Jones, Stewart dan R. G.Walker. 2007. Explanatorof Local Government Distress.
ABACUS.43(3) Kuswadi dan Erna, Mutiara. 2004, Statistik Berbasis Komputer untuk orang non
statistic. Jakarta: PT. ElexMedia Komputindo. Mahmudi. 2007. Analisa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jogyakarta:
BPFE
Mardiasmo. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Jogyakarta: Penerbit Andi
Peraturan Pemerintah Nomor: 54 Tahun 2000. Tentang Pinjaman Daerah.
, Nomor: 24. 2005. Tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
85
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 147 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penerbitan, Pertanggungjawaban dan Publikasi Informasi Obligasi Daerah.
Santosa, Singgih. 2002. SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business. New York: John Wiley & Sons, inc.
Steven, J. Dan R. McGowen. 1983. Financial Indicators and Trends for Local Government: A State-Based Policy Perspective. Policy Study Rivew. 2(3): 33-51.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 dan telah direvisi melalui Undang Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, Departemen Dalam Negeri RI, Jakarta.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 dan telah direvisi melalui Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Departemen Dalam Negeri RI, Jakarta.
______________, Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Departemen
Dalam Negeri RI, Jakarta. _______________, Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.
Departemen Dalam Negeri RI, Jakarta. _______________, Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
Departemen Dalam Negeri RI, Jakarta. Worthington, Andrew C., dan Brian E. Dollery. 1999. Fiscal illusion and the
Australian local government grants process: How sticky is flypaper effect. Public Choice. Apr 1999; 99, 1-2; ABI/INFORM Research.