Upload
others
View
19
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP FLUIDA STATIS
DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX
TERMODIFIKASI DAN FOUR-TIER MULTIPLE CHOICE TEST
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
FATIH IMTIYAZ
NIM. 11150163000071
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Analisis Miskonsepsi Siswa pada Konsep Fluida Statis dengan
Menggunakan Certainty of Response Index Termodifikasi dan Four-Tier Multiple
Choice Test disusun oleh Fatih Imtiyaz, NIM 11150163000071, Program Studi Tadris
Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada
ujian/sidang munaqasyah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 13 Maret 2020
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing
Ai Nurlaela, M.Si.
NIP. 197911122009122003
Ketua Prodi Tadris Fisika
Iwan Permana Suwarna, M.Pd.
NIP. 197805042009011013
ii
iii
iv
ABSTRAK
Fatih Imtiyaz, 11150163000071, “Analisis Miskonsepsi Siswa pada Konsep Fluida
Statis dengan Menggunakan Certainty of Response Index Termodifikasi dan Four-
Tier Multiple Choice Test” Skripsi, Program Studi Tadris Fisika, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis hasil identifikasi
miskonsepsi dengan menggunakan CRI Termodifikasi dan FTMC yang diuji pada
materi fluida statis. Penelitian dilaksanakan di SMAN 29 Jakarta pada semester ganjil
tahun ajaran 2019/2020. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 4 di SMAN 29
Jakarta dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang. Teknik pemilihan sampel pada
penelitian ini menggunakan Teknik purposive sampling yaitu dua kelas yang homogen
yang telah mempelajari materi fluida statis. Instrumen penelitian yang digunakan
berupa soal pilihan ganda dengan dua metode tes diagnostik yang berbeda yaitu CRI
Termodifikasi dan FTMC. Data penelitian diolah sesuai dengan metode yang
digunakan dan kemudian dibandingkan hasilnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil identifikasi miskonsepsi dengan menggunakan kedua metode tersebut adalah
sama. Miskonsepsi yang teridentifikasi menggunakan kedua metode yaitu sebesar 54%.
Persentase siswa yang teridentifikasi paham konsep dengan menggunakan CRI
Termodifikasi sebesar 24%, sedangkan dengan menggunakan FTMC sebesar 29%.
Persentase siswa yang teridentifikasi tidak paham konsep dengan menggunakan CRI
Termodifikasi sebesar 22%, sedangkan dengan menggunakan FTMC sebesar 19%.
Kata Kunci: Miskonsepsi, CRI Termodifikasi, Four-tier multiple choice test, Fluida
statis
v
ABSTRACT
Fatih Imtiyaz, 11150163000071, "Analysis of Student Misconceptions on Static
Fluid Concepts Using Modified Certainty of Response Index and Four-Tier Multiple
Choice Test" Thesis, Physics Education Study Program, Department of Natural
Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teacher’s Sciences, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, 2020.
This study aims to compare and analyze the results of misconception identification
using Modified CRI and FTMC which are tested on the concept of static fluid. The
study was conducted at SMAN 29 Jakarta in the third semester of the 2019/2020 school
year. The research method used in this research is descriptive method. The subjects of
this study were students of class XI MIPA 1 and XI MIPA 4 at SMAN 29 Jakarta with
a total sample of 60 people. The sample selection technique in this study uses purposive
sampling technique, namely two homogeneous classes that have studied the concept of
static fluid. The research instrument used was a multiple-choice question with two
different diagnostic test methods, namely the Modified CRI and FTMC. The research
data is processed according to the method used and then the results are compared. The
results showed that the misconceptions identified using modified CRI and FTMC were
the same at 54%. The percentage of students who were identified understood the
concept by using a modified CRI of 24%, while using FTMC by 29%. The percentage
of students identified did not understand the concept by using a modified CRI of 22%,
while using FTMC by 19%.
Keywords: Misconception, Modified CRI, Four-tier multiple choice test, Static fluid
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam
dengan segala rahmat dan ridha-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan penulisan skripsi penelitian ini dengan baik.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
arahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin meyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd sebagai Ketua Program Studi Tadris Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ai Nurlaela, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah banyak
memeberikan saran dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan dalam perkuliahan.
7. Keluarga tercinta yaitu Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan dan menyemangati
penulis dalam segala keadaan. Serta adik yang selalu menghibur dan membantu
penulis.
8. Keluarga besar SMA Negeri 29 Jakarta yang telah memberikan izin bagi penulis
untuk melakukan penelitian.
9. Teman-teman Pendidikan Fisika 2015, khususnya kelas B yang telah menempuh
senang dan sulitnya perkuliahan bersama.
10. Anggota 7 icon, Eki, Faras, Habib, Haris, Mustofa, dan Sidik yang selalu
membantu dan saling menyemangati.
11. Semua pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
vii
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka yang telah banyak membantu
penulis selama ini.
Penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Penulis menerima kritik dan saran yang dapat membangun dari
pembaca. Semoga penelitian yang telah dilakukan ini dapat bermanfaat bagi penulis
serta semua orang yang membacanya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jakarta, 20 Maret 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ........................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ........................................ 8
A. Kajian Teori ................................................................................................ 8
1. Konsep .................................................................................................... 8
2. Miskonsepsi ............................................................................................ 9
Definisi Miskonsepsi ............................................................................... 9
Penyebab Miskonsepsi .......................................................................... 10
3. CRI Termodifikasi ................................................................................. 13
4. Four-Tier Diagnostic Test ..................................................................... 15
5. Fluida Statis .......................................................................................... 17
Kompetensi Dasar ................................................................................. 17
ix
Peta Konsep .......................................................................................... 18
Fluida .................................................................................................... 18
Densitas (Massa Jenis) .......................................................................... 19
Tekanan pada Fluida ............................................................................. 20
Prinsip Pascal ........................................................................................ 21
Tekanan Pada Suatu Kedalaman ............................................................ 21
Gaya Apung dan Prinsip Archimedes .................................................... 22
Mengapung, Melayang, dan Tenggelam ................................................ 23
Tegangan Permukaan dan Kapilaritas .................................................... 24
6. Penelitian Relevan ................................................................................. 25
B. Kerangka Pikir .......................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................. 30
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 30
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 30
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................................. 31
D. Prosedur Penelitian ................................................................................... 31
E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 33
1. Tes Diagnostik CRI Termodifikasi ........................................................ 33
2. Tes Diagnostik Four-Tier Multiple Choice ............................................ 35
F. Validitas Instrumen ................................................................................... 37
1. Uji Validitas .......................................................................................... 37
G. Analisis Butir Soal .................................................................................... 37
1. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 37
2. Daya Pembeda ...................................................................................... 38
3. Tingkat Kesukaran ................................................................................ 39
H. Analisis Data ............................................................................................ 40
1. Uji Prasyarat ......................................................................................... 40
Uji Homogenitas ................................................................................... 40
2. Instrumen Tes........................................................................................ 40
x
CRI Termodifikasi ................................................................................. 40
Four-Tier Multiple Choice .................................................................... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 42
A. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 42
1. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa dengan FTMC ........................... 42
2. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa dengan CRI Termodifikasi......... 43
3. Persentase Miskonsepsi pada Tiap Butir Soal ........................................ 44
B. Uji Prasyarat Analisis Data ....................................................................... 45
1. Uji Homogenitas ................................................................................... 45
C. Pembahasan .............................................................................................. 46
1. Subkonsep Hukum Utama Hidrostatis ................................................... 47
2. Subkonsep Hukum Pascal ..................................................................... 49
3. Subkonsep Hukum Archimedes ............................................................. 52
4. Subkonsep Tegangan Permukaan dan Kapilaritas .................................. 55
5. Subkonsep Viskositas ............................................................................ 57
6. Perbandingan Metode FTMC dengan CRI Termodifikasi ....................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 66
A. Kesimpulan............................................................................................... 66
B. Saran ........................................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 67
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep Fluida Statis .................................................................... 18
Gambar 2.2 Keadaan Benda Terapung, Melayang, dan Tenggelam ......................... 23
Gambar 3.1 Bagan Tahapan Penelitian .................................................................... 31
Gambar 3.2 Kerangka Soal Tes Diagnostik CRI Termodifikasi ............................... 34
Gambar 3.3 Kerangka Soal Tes Diagnostik FTMC .................................................. 36
Gambar 4.1 Persentase Pemahaman Siswa dengan FTMC ....................................... 43
Gambar 4.2 Persentase Pemahaman Siswa dengan CRI Termodifikasi .................... 43
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi Siswa dengan CRI Termodifikasi dan FTMC .. 45
Gambar 4.4 Butir Soal Nomor 1 .............................................................................. 49
Gambar 4.5 Butir Soal Nomor 4 .............................................................................. 52
Gambar 4.6 Butir Soal Nomor 6 .............................................................................. 53
Gambar 4.7 Butir Soal Nomor 11 ............................................................................ 56
Gambar 4.8 Butir Soal Nomor 14 ............................................................................ 59
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penyebab Miskonsepsi Siswa .................................................................. 11
Tabel 2.2 Skala CRI ................................................................................................ 14
Tabel 2.3 Ketentuan Pengkategorian CRI ................................................................ 14
Tabel 2.4 Kategori Pemahaman CRI Termodifikasi ................................................. 15
Tabel 2.5 Kategori Pemahaman Konsep Four-Tier Diagnostic Test ........................ 16
Tabel 2.6 Massa Jenis Beberapa Zat Umum ............................................................ 19
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Test CRI Termodifikasi ............................................ 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Test FTMC ............................................................... 36
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Instrumen ................................................................. 38
Tabel 3.4 Daya Pembeda......................................................................................... 39
Tabel 4.1 Hasil Uji Homogenitas ............................................................................ 46
Tabel 4.2 Miskonsepsi yang Teridentifikasi ............................................................ 60
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Pemetaan Instrumen Test Diagnostik Identifikasi Miskonsepsi............ 70
Lampiran 2: Instrumen Uji Coba dan Indikator Three-Tier Fluida Statis ................. 71
Lampiran 3: Validitas Instrumen ........................................................................... 100
Lampiran 4: Rekapitulasi Validitas dengan CVI .................................................... 110
Lampiran 5: Rekapitulasi Analisis Butir Soal ........................................................ 111
Lampiran 6: Hasil Uji Homogenitas ...................................................................... 112
Lampiran 7: Soal dan Jawaban Instrumen Soal CRI Termodifikasi Fluid Statis ..... 113
Lampiran 8: Soal dan Jawaban Instrument Soal FTMC Fluid Statis....................... 127
Lampiran 9: Kombinasi Jawaban Siswa dengan Instrumen FTMC ........................ 146
Lampiran 10: Kombinasi Jawaban Siswa dengan Instrumen CRI Termodifikasi .... 147
Lampiran 11: Perhitungan Persentase untuk Setiap Kategori Pemahaman Siswa ... 148
Lampiran 12: Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 150
Lampiran 13: Uji Referensi ................................................................................... 151
Lampiran 14: Daftar Riwayat Hidup ..................................................................... 157
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar dalam
hidupnya. Proses belajar ini mengakibatkan seseorang memperoleh ilmu pengetahuan
baru dari apa yang telah dipelajarinya, dan sains merupakan salah satunya. Untuk
memecahkan masalah dalam pembelajaran sains, seperti fisika dibutuhkan
pembentukan pemahaman konsep. Akan tetapi dalam memecahkan masalah dalam
fisika siswa lebih cenderung terpusat dengan rumus dalam memecahkan masalah
daripada berusaha untuk mengkonstruksi pemahaman konsep.1
Siswa yang belajar di sekolah tidak dapat diibaratkan sebagai kertas kosong.
Setiap siswa memiliki pengalaman yang luas yang membentuk pengetahuan ilmiah
masing-masing ketika mereka datang ke sekolah untuk belajar. Fenomena yang dialami
oleh siswa dan objek-objek yang ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari
merupakan sebuah konsep.2 Penafsiran dari suatu konsep oleh seseorang dapat disebut
dengan konsepsi, dan penafsiran konsep antara satu orang dengan orang lainnya
sangatlah mungkin berbeda-beda. Banyak konsep dalam fisika sudah memiliki arti
yang jelas dan telah disepakati oleh ilmuwan, akan tetapi dalam praktiknya masih
ditemukan beberapa siswa yang menafsirkan konsep yang kurang tepat. 3 Fisika
merupakan pelajaran yang menggunakan pola pikir induktif dengan mengkaji
fenomena alam yang terjadi di sekitar kita. Hal inilah yang membuat miskonsepsi akan
1 Woei Hung and David H. Jonassen, ‘Conceptual Understanding of Causal Reasoning in Physics’,
International Journal of Science Education, 28.13 (2006), 1601–21
<https://doi.org/10.1080/09500690600560902>. 2 Jeanne E. Ormrod, Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, (Jakarta:
Erlangga, 2009), h. 327 3 Yuyu R. Tayubi, ‘Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of
Response Index (CRI)’, Jurnal UPI, 24.3 (2005), 4–9.
2
lebih mudah terjadi pada siswa karena setiap siswa memiliki pengalamannya sendiri
tentang fenomena alam di sekitar mereka.4
David Hammer mendefinisikan miskonsepsi sebagai suatu konsepsi atau struktur
kognitif yang melekat dengan kuat dan stabil dibenak siswa yang sebenarnya
menyimpang dari konsepsi yang dikemukakan para ahli, yang dapat menyesatkan para
siswa dalam memahami fenomena alamiah dan melakukan eksplanasi ilmiah5 Seperti
yang dikatakan oleh Halloun dan Hestenes, mereka menyatakan bahwa "miskonsepsi
akal sehat bukan kesalahan yang dapat dianggap sepele".6 Dengan adanya miskonsepsi
pada siswa dapat mempengaruhi studi mereka selanjutnya dan miskonsepsi yang telah
dimiliki siswa dapat melekat pada siswa sebagai landasan pemikiran dalam
mempelajari konsep selanjutnya.
Miskonsepsi dapat terjadi pada semua bidang sains, seperti: fisika, biologi, kimia,
dan astronomi. Dalam bidang fisika, miskonsepsi dapat terjadi di semua subbidang
fisika, seperti, mekanika, termodinamika, optika, bunyi dan gelombang, listrik dan
magnet, dan fisika modern. Salah satu miskonsepsi yang terdapat pada konsep
mekanika yaitu fluida statis.7 Konsep fluida statis banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari dan siswa sering berhubungan langsung dalam aktivitas siswa. Hal ini dapat
membawa dampak miskonsepsi pada siswa jika konsepsi dan pemahaman melalui
pengalaman yang diperoleh para siswa hanya sepotong-sepotong. 8 Dalam bidang
mekanika khusunya pada materi fluida statis, masih terdapat banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi.9
4 Anisa Matinu Saifullah and Universitas Negeri Malang, ‘Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas X Pada Materi Fluida Statis Dengan Instrumen Diagnostik Three-Tier’, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran,
23.April (2016), 20–26. 5 Tayubi, loc. cit. 6 Mary Stein, dkk, “A Study of Common Beliefs and Misconceptions in Physical Science”, Journal of
Elementary Science Education, vol. 20, no. 2, spring 2008. h. 1. 7 Mantari Harniyati, dkk, “Remediasi Miskonsepsi Siswa pada Fluida Statis Menggunakan Pembelajaran
Predict, Observe, dan Explain di SMA”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, vol. 4, no. 11, 2015. 8 Saifullah, op. cit. h. 21. 9 Arida Pratiwi, “Pembelajaran dengan Praktikum Sederhana untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa pada
Materi Fluida Statis di Kelas XI SMA Negeri 2 Tuban”, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, vol. 2, no. 3,
2013.
3
Beberapa sarana untuk menyelesaikan miskonsepsi tidak sesuai atau tidak
berhasil, karena letak miskonsepsi yang belum diketahui, sehingga cara yang ditempuh
tidak tepat. Oleh karena itu, mencari letak miskonsepsi menjadi unsur penting sebelum
menentukan cara mengatasinya. Menurut Paul Suparno, pengulangan materi yang
sering dilakukan saat remediasi merupakan tindakan yang kurang tepat untuk
mengatasi miskonsepsi. 10 Oleh karena itu miskonsepsi perlu diidentifikasi sedini
mungkin. Identifikasi miskonsepsi diperlukan untuk mengembangkan strategi
pembentukan konsep yang benar pada masing-masing siswa. Beberapa cara yang dapat
digunakan untuk mengetahui miskonsepsi pada siswa yaitu dengan tes diagnostik
tertulis, penyajian peta konsep, dan wawancara.11
Beberapa metode untuk mengidentifikasi miskonsepsi dan membedakan paham
konsep dan tidak pahamnnya konsep yaitu dengan menggunakan tes diagnostik. Tes
diagnostik yang sering digunakan yaitu four tier diagnostic test dan tes diagnostik CRI
Termodifikasi. Tes diagnostik CRI merupakan metode yang dikembangkan oleh
Saleem Hasan yang berupa ukuran tingkat keyakinan siswa dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan. 12 Dengan metode ini siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan dan berdasarkan petunjuk dalam mengarjakan soal siswa
diminta menjawab setiap pilihan alternatif jawaban pada masing-masing soal serta
mengisi derajat keyakinan CRI yang telah diberikan. Dari hasil jawaban siswa dan
derajat keyakinan CRI ini dapat dianalisis antara siswa yang mengalami miskonsepsi
dan siswa yang tidak paham konsep. Metode CRI kemudian dikembangkan oleh
Aliefman Hakim pada tahun 2012 dengan memberikan alasan terbuka pada instrumen
tes. Pemberian alasan ini disebabkan karena jika hanya menggunakan metode CRI
10 Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan konsep Pendidikan Fisika (Jakarta: Grasindo, 2013) 11 Dewi Murni, “Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa pada Konsep Substansi Genetika Menggunakan
Certainty of Response Index (CRI)”, Prisiding Semirata , vol. 1, no.1, September 2013 12 Saleem Hasan, Diola Bagayoko, and Ella L Kelley, ‘Misconceptions and the Certainty of Response
Index (CRI)’, Physics Education, 34.5 (2002), 294–99 <https://doi.org/10.1088/0031-9120/34/5/304>.
4
banyak siswa Indonesia yang merasa kurang yakin pada jawaban mereka sehingga
mendapatkan nilai CRI yang rendah.13
Four-tier diagnostic test merupakan pengembangan dari Three-tier diagnostic
test yang dikembangkan pada tahun 2009. Pada metode four-tier ini ditambahkan
pilihan tingkat keyakinan dalam memilih jawaban dan alasan. Pada tingkat pertama
diberikan soal dengan empat pilihan jawaban pengecoh dan satu kunci jawaban. Pada
tingkat kedua diberikan pilihan tingkat keyakinan siswa. Pada tingkat ketiga diberikan
empat pilihan alasan. Pada tingkat keempat diberikan pilihan keyakinan dari alasan
yang telah dipilih.14
Walaupun metode four-tier telah ada sejak tahun 2009 dan dikembangkan oleh
Caleon yang merupakan pengembangan dari three-tier, akan tetapi masih terdapat
beberapa peneliti yang menggunakan three-tier dalam bentuk CRI Termodifikasi yang
dikembangkan oleh Aliefman Hakim pada tahun 2012. Beberapa peneliti yang
menggunkan metode CRI termodifikasi yaitu Iwan Permana Suwarna pada tahun 2013,
Dhika Amelia pada tahun 2014, Maesyarah pada tahun 2015, Dian Apriliyani pada
tahun 2016, Anita Yuza Rahayu pada tahun 2019, dan Idayanti pada tahun 2019. CRI
Termodifikasi yang telah dikembangkan oleh Aliefman Hakim memiliki
pengkategorian tingkat pemahaman siswa yang sedikit berbeda dengan tingkat
pengkategorian three-tier sebelumnya.
Mencari letak miskonsepsi sangatlah penting oleh karena itu dibutuhkan
instrumen untuk mengidentifikasi miskonsepsi. Terdapat beberapa metode untuk
mengidentifikasi miskonsepsi dan dua metode yang banyak digunakan yaitu metode
CRI termodifikasi dan four-tier multiple choice test. Berdasarkan pada uraian di atas
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian perbandingan antara dua metode yang
13 Aliefman Hakim, Liliasari, and Asep Kadarohman, ‘Student Concept Understanding of Natural
Products Chemistry in Primary and Secondary Metabolites Using the Data Collecting Technique of
Modified CRI’, International Online Journal of Educational Sciences, 4.3 (2012), 544–53. 14 Fitri Nurul Sholihat, dkk, “Identifikasi Miskonsepsi dan Penyebab Miskonsepsi Siswa Menggunakan
Four-Tier Diagnostic Test pada Sub-Materi Fluida Dinamik: Azas Kontinuitas”. JPPPF, Vol 3, No 2,
2017.
5
telah diuraikan terhadap hasil identifikasi miskonsepsi yang dialami oleh siswa dan
sebagai pertimbangan metode yang sesuai bagi guru untuk digunakan dalam
mengidentifikasi miskonsepsi pada konsep fluida statis. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa pada
Konsep Fluida Statis dengan Menggunakan Certainty of Response Index
Termodifikasi dan Four-Tier Multiple Choice Test”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Prakonsep yang salah yang dimiliki siswa dapat menyebabkan miskonsepsi.
2. Diperlukan alat yang dapat mengidentifikasi antara siswa yang mengalami
miskonsepsi dengan siswa yang tidak paham konsep.
3. Pendidik perlu mengetahui letak miskonsepsi yang ada pada siswa sehingga dapat
memberikan tindak lanjut dengan tindakan yang tepat.
4. Belum ada penelitian mengenai perbandingan Four-tier dengan CRI Termodifikasi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar yang diukur hanya mencakup aspek kognitif berdasarkan Taksonomi
Bloom yang direvisi oleh Anderson dan Krathwohl pada tingkat C2, C3, dan C4.
2. Analisis miskonsepsi menggunakan metode CRI termodifikasi dan four-tier
multiple choice test.
3. Perbandingan yang dianalisis adalah persentase hasil identifikasi miskonsepsi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah penelitian
adalah:
6
1. Berapa besar persentase tingkat miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada konsep
fluida statis dengan menggunakan metode CRI termodifikasi?
2. Berapa besar persentase tingkat miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada konsep
fluida statis dengan menggunakan metode four-tier multiple choice test?
3. Bagaimana perbandingan hasil identifikasi miskonsepsi siswa dengan
menggunakan metode CRI termodifikasi dan four-tier multiple choice test?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui persentase tingkat miskonsepsi yang dialami siswa dalam konsep fluida
statis dengan metode CRI termodifikasi.
2. Mengetahui persentase tingkat miskonsepsi yang dialami siswa dalam konsep fluida
statis dengan metode four-tier multiple choice test.
3. Mengetahui perbandingan hasil identifikasi miskonsepsi dengan metode CRI
termodifikasi dan four-tier multiple choice test.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi siswa, dengan teridentifikasinya miskonsepsi diharapkan siswa dapat
memperbaiki miskonsepsi yang mungkin terjadi pada diri siswa sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan mengembangkan alat
evaluasi yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa, dan untuk mengetahui
pada konsep apa saja yang dialami oleh siswa.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengalaman dalam menganalisa
problematika dalam dunia pendidikan dan dapat menemukan solusi masalah
tersebut.
7
4. Bagi pembaca, menjadi informasi referensi untuk penelitian selanjutnya atau
sebagai pertimbangan metode yang praktis untuk memecahkan masalah dalam
proses pembelajaran terkait miskonsepsi.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Konsep
Konsep adalah cara mengelompokkan dan mengkategorikan secara mental berbagai
macam objek atau peristiwa yang mirip dalam hal tertentu. Konsep meningkatkan
pemikiran kita dalam beberapa cara. Salah satunya konsep mengurangi kompleksitas
dunia, dan mengklasifikasik objek atau peristiwa yang sama membuat kehidupan lebih
sederhana dan mudah dipahami.15 Sedangkan menurut Ausubel konsep merupakan
benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri khas dan yang terwakili
dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol.16 Karena setiap orang memiliki
pengalaman yang berbeda-beda maka penafsiran setiap orang terhadap banyak konsep
mungkin berbeda-beda.
Para ahli psikologi mengemukakan bahwa suatu konsep mungkin saja dipelajari
sebagai serangkaian fitur suatu prototipe, serangkaian eksemplar, atau kombinasi
ketiganya:17
1) Konsep sebagai serangkaian fitur yang dimiliki bersama
Mempelajari suatu konsep melibatkan berbagai fitur-fitur yang mencirikan anggota
suatu kategori konsep. Hal ini mencakup karakteristik yang ada di semua anggota
kategori dan fitur-fitur yang berkorelasi dengan konsep tersebut. Seseorang terkadang
dapat terkecoh dengan fitur-fitur yang sebenarnya hanya berkorelasi pada konsep dan
bukan fitur pendefinisi suatu konsep, terutama apabila fitur-fitur yang lain itu terlihat
lebih nyata daripada fitur-fitur yang sebenarnya. Oleh karena itu, memberikan definisi
sangat membantu saat konsep bersifat abstrak dan tidak mudah dilihat.
2) Konsep sebagai prototipe
15 Ormrod, loc. cit. 16 Tayubi, op. cit., h. 5 17 Ormrod, op. cit., h.329-331
9
Ketika siswa membentuk prototipe suatu konsep, mereka bisa membandingkan
objek dengan peristiwa baru dengan prototipe yang mereka bentuk untuk menentukan
keanggotaan konsep. Objek yang mirip dengan prototipe lebih mudah diidentifikasi
sebagai contoh konsep dan sebaliknya, objek yang berbeda dengan prototipe
diidentifikasi sebagai bukan contoh.
3) Konsep sebagai rangkaian eksemplar
Dalam mengetahui suatu konsep umumnya mungkin tergantung pada mengetahui
berbagai contoh atau eksemplar dari konsep tersebut. Eksemplar memberikan siswa
pemahaman mengenai variabilitas yang mudah mereka lihat pada setiap kategori objek
atau peristiwa. Siswa biasanya mempelajari konsep dengan lebih efektif apabila diberi
berbagai macam contoh dibandingkan hanya satu atau dua contoh saja.
2. Miskonsepsi
Definisi Miskonsepsi
Miskonsepsi adalah konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau
pengertian yang diterima oleh pakar dalam bidang itu. Konsep awal atau intuisi yang
tidak sesuai bisa terdapat dalam semua bidang sains seperti biologi, kimia, dan terutama
pada bidang fisika.18 Menurut David Hammer miskonsepsi dapat dipandang sebagai
suatu konsepsi atau struktur kognitif yang melekat dengan kuat dan stabil di benak
siswa yang sebenarnya menyimpang dari konsepsi yang dikemukakan para ahli.19
Sedangkan menurut Brown miskonsepsi didefinisikan sebagai suatu pandangan yang
naif atau suatu gagasan yang tidak cocok dengan pengertian ilmiah yang sekarang di
terima.20
18 Suparno, op. cit., h. 4 19 Tayubi, loc. cit. 20 Winny Liliawati dan Taufik Ramlan Ramalis, “Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA dengan
Menggunakan CRI (Certainty of Response Index) dalam Upaya Perbaikan Urutan Pemberian Materi
IPBA pada KTSP”, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA, Mei 2009,
h. 160
10
Menurut The National Research Council (NRC) terdapat lima tipe miskonsepsi
yang dapat menghambat pembelajaran:21
1) Prakonsepsi
2) Kepercayaan
3) Kesalahpahaman konsep
4) Miskonsepsi karena bahasa daerah
5) Miskonsepsi faktual
Penyebab Miskonsepsi
Miskonsepsi dapat berasal dari siswa sendiri dari guru yang menyampaikan konsep
yang keliru, metode mengajar yang kurang tepat dan penyebab lainnya. Penyebab dari
adanya miskonsepsi adalah sebagai berikut: 22
1) Miskonsepsi dari sudut filsafat konstruktivisme
Secara filosofis terjadinya miskonsepsi pada siswa dapat dijelaskan dengan filsafat
konstruktivisme. Filsafat konstruktivisme secara singkat nyatakan bahwa pengetahuan
itu dibentuk (konstruksi) oleh siswa sendiri dalam kontak dengan lingkungan tantangan
dan bahan yang dipelajari. Oleh karena siswa sendiri yang mengkonstruksi, dapat saja
terjadi siswa telah melakukan konstruksi itu sejak awal sebelum mereka mendapatkan
pelajaran formal tentang bahan tertentu.
2) Siswa
Miskonsepsi dalam bidang fisika paling banyak berasal dari diri siswa sendiri.
Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal antara
lain, prakonsepsi atau konsep awal siswa, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik,
reasoning yang tidak lengkap atau salah intuisi yang salah, tahap perkembangan
kognitif siswa, kemampuan siswa, dan minat belajar siswa
3) Guru/Pengajar
21 Julia Gooding dan Bill Metz, From Misconception to Conceptual Change: Tips for identifying and
overcoming student’s misconception (Pennsylvania: The Science Teacher, 2011), h. 36 22 Suparno, op. cit., h 30-50
11
Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang dibawa oleh guru
fisika. Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan fisika secara tidak benar
akan menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi. Beberapa guru fisika sendiri tidak
memahami konsep fisika dengan baik sehingga salah pengertian ini diteruskan kepada
siswa.
4) Buku Teks
Buku teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi, baik itu karena bahasanya sulit
atau karena penjelasannya tidak benar miskonsepsi tetap diteruskan. Para peneliti
menemukan bahwa beberapa miskonsepsi datang dari buku teks. Kurangnya gambar
dalam buku juga merupakan penyebab terjadinya miskonsepsi.
5) Konteks
Kesalahan konteks dapat berupa pengalaman yang dimiliki siswa, bahasa sehari-
hari pada lingkungan siswa, penjelasan orang tua atau orang lain yang keliru, dan media
sosial yang biasa dipakai siswa.
6) Metode Mengajar
Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang menekankan satu
segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun membantu siswa menangkap
bahan tetapi sering mempunyai dampak jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa.
Maka guru perlu kritis dengan metode yang digunakan dan tidak membatasi diri dengan
satu metode saja.
Tabel 2.1 Penyebab Miskonsepsi Siswa
Sebab Utama Sebab Khusus
Siswa
• Prakonsepsi
• Pemikiran asosiatif
• Pemikiran humanistik
• Reasoning yang tidak lengkap/salah
• Intuisi yang salah
• Tahap perkembangan kognitif siswa
• Kemampuan siswa
• Minat belajar siswa
Guru/pengajar • Tidak menguasai bahan dan tidak kompeten
12
• Bukan lulusan dari bidang ilmu fisika
• Tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ide
• Relasi guru-siswa tidak baik
Buku Teks
• Penjelasan keliru
• Salah tulis, terutama dalam rumus
• Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi bagi
siswa
• Siswa tidak tahu membaca buku teks
• Buku fiksi sains kadang-kadang konsepnya menyimpang
demi menarik pembaca
• Kartun sering memuat miskonsepsi
Konteks
• Pengalaman siswa
• Bahasa sehari-hari berbeda
• Teman diskusi yang salah
• Keyakinan dan agama
• Penjelasan orang tua/orang lain yang keliru
• Konteks hidup siswa (TV, radio, film yang keliru)
• Perasan senang/tidak senang; bebas atau tertekan
Cara
Mengajar
• Hanya berisi ceramah dan menulis
• Langsung ke dalam bentuk matematika
• Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa
• Tidak mengoreksi PR yang salah
• Model analogi
• Model praktikum
• Model diskusi
• Model demonstrasi yang sempit
• Non-multiple intelligences
Dari miskonsepsi yang terdapat pada siswa maka diperlukan cara mengatasi
miskonsepsi pada siswa. Secara garis besar langkah yang digunakan untuk membantu
mengatasi miskonsepsi adalah:23
1) Mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa
2) Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut
3) Mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi
23 ibid, h. 56
13
Untuk mengatasi miskonsepsi, The National Research Council (NRC) memberikan
tips yaitu:24
1) Antisipasi miskonsepsi yang paling umum pada materi pelajaran dan kemungkinan
miskonsepsi lainnya.
2) Meyakinkan siswa untuk menguji kerangkap konseptual mereka dengan berdiskusi
dengan siswa lain atau dengan alat uji yang lain.
3) Pikirkan cara untuk menunjukan miskonsepsi umum yang dialami siswa melalui
demonstrasi dan praktikum.
4) Sering mengingatkan kembali miskonsepsi yang umum terjadi pada siswa.
5) Selalu menilai dan menilai kembali kebenaran konsep siswa.
3. CRI Termodifikasi
CRI Termodifikasi merupakan tes yang dikembangkan oleh Aliefman Hakim yang
berawal dari CRI test yang dikembangkan oleh Saleem Hasan. Certainty of Response
Index adalah ukuran tingkat keyakinan responden dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan.25 Metode CRI merupakan metode yang dikembangkan oleh Saleem Hasan
yang berupa ukuran tingkat keyakinan siswa dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan. 26 Dengan metode ini siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan dan berdasarkan petunjuk dalam mengarjakan soal siswa diminta menjawab
setiap pilihan alternatif jawaban pada masing-masing soal serta mengisi derajat
keyakinan CRI yang telah diberikan. Dalam metode ini terdapat dua tingkatan yaitu
tingkat pertanyaan dengan jawaban berupa pilihan ganda dan tingkat kedua yaitu
tingkat keyakinan siswa atas jawabnnya dengan skala CRI. Berikut merupakan skala
dalam CRI27:
24 Gooding op cit. h.36 25 Deni Hafizah, dkk, Analisis Miskonsepsi Siswa melalui Tes Multiple Choice menggunakan Certainty
of Response Index Pada mata Pelajaran Fisika MAN 1 Bukittinggi, Jurnal Pendidikan MIPA
Edusainstika, Vol 1 No 1 Januari 2014, h.100 26 Hasan, loc. cit. 27 Liliawati, op. cit., h. 161
14
Tabel 2.2 Skala CRI
Skala
CRI Kriteria
0 (Totally Guessed Answer) Jika menjawab soal 100% ditebak
1 (Almost Guessed) Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara
75% – 99%
2 (Not Sure) Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara 50%
– 74%
3 (Sure) Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara 25% –
49%
4 (Almost Certain) Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara
1% – 24%
5 (Certain) Jika dalam menjawab soal tidak ada unsur tebakan sama sekali
(0%)
Dari hasil jawaban siswa dan derajat keyakinan CRI pada Tabel 2.2 kemudian dapat
dianalisis antara siswa yang mengalami miskonsepsi dan siswa yang tidak paham
konsep, dengan tabel berikut:
Tabel 2.3 Ketentuan Pengkategorian CRI
Kriteria Jawaban CRI Rendah (<2,5) CRI Tinggi (>2,5)
Jawaban Benar
Jawaban benar tetapi CRI
rendah berarti tidak
paham konsep (lucky
guess)
Jawaban benar dan CRI
tinggi berarti menguasai
konsep dengan baik
Jawaban Salah
Jawaban salah dan CRI
rendah berarti tidak
paham konsep
Jawaban salah tapi CRI
tinggi berarti terjadi
miskonsepsi
Metode CRI kemudian dikembangkan oleh Aliefman Hakim dengan memberikan
alasan terbuka pada instrumen tes yang digunakan. Pemberian alasan ini disebabkan
karena jika hanya menggunakan metode CRI banyak siswa yang merasa kurang yakin
pada jawaban mereka sehingga mendapatkan nilai CRI yang rendah. Dengan nilai CRI
yang rendah terdapat siswa yang sebenarnya paham konsep akan tetapi memiliki
keyakinan yang rendah menjadi termasuk dalam kategori siswa yang tidak paham
konsep. Oleh karena itu ditambahkanlah alasan berupa uraian terbuka atas jawaban
15
siswa. Berdasarkan penelitian dari Aliefman Hakim tingkat pemahaman siswa
dikategorikan sebagai berikut:28
Tabel 2.4 Kategori Pemahaman CRI Termodifikasi
Jawaban Alasan Skala CRI Deskripsi
Benar Benar > 2.5 Paham konsep dengan baik
Benar Benar < 2.5 Paham konsep tapi tidak
yakin dengan jawaban
Benar Salah > 2.5 Miskonsepsi
Benar Salah < 2.5 Tidak paham konsep
Salah Benar > 2.5 Miskonsepsi
Salah Benar < 2.5 Tidak paham konsep
Salah Salah > 2.5 Miskonsepsi
Salah Salah < 2.5 Tidak paham konsep
CRI termodifikasi mengizinkan siswa untuk memberikan alasan dalam bentuk
uraian, jadi walaupun siswa memiliki skala CRI yang rendah, jika siswa tersebut dapat
menjawab alasan dengan benar, siswa dapat dikategorikan sebagai paham konsep tapi
tidak yakin dengan jawaban.29
4. Four-Tier Diagnostic Test
Sebelum dikembangkannya four-tier test, terdapat beberapa tes bertingkat lainnya
yaitu two-tier dan three-tier test yang telah berkembang dan banyak diterapkan oleh
peneliti. Seiring dengan banyaknya peneliti yang menerapkan tes tersebut, terdapat
banyak pengembangan dan pengujian yang dilakukan oleh peneliti lainnya.
Two-tier pertama dikembangkan dan dipublikasikan oleh Treagust pada tahun 1986.
Tes ini memiliki dua tingkatan yaitu tingkat pertama berupa pertanyaan dengan
jawaban berupa pilihan ganda dan tingkat kedua yaitu berupa alasan atas jawaban yang
28 Hakim, loc. cit. 29 Ibid, h. 551
16
berupa pilihan ganda. Menurut Kelley tes ini masih memiliki kelamahan yaitu tidak
bisa membedakan miskonsepsi dengan tidak paham konsep.30
Kekurangan yang terdapat pada two-tier kemudian dilengkapi dengan
pengembangan three-tier dengan menambahkan tingkat ketiga yaitu berupa tingkat
keyakinan atas jawaban dan alasan pada tingkat sebelumnya. Kelebihan dari tes ini
yaitu dapat membedakan miskonsepsi dengan tidak paham konsep. Akan tetapi three-
tier masih memiliki kekurangan yaitu tidak diketahui apakah keyakinan pada tingkat
ketiga digunakan untuk mengetahui keyakinan siswa pada tingkat pertama, tingkat
kedua, atau keduanya.31
Four-tier diagnostic test merupakan pengembangan dari three-tier test yang
dikembangkan oleh Caleon. Pada metode four-tier ini ditambahkan pilihan tingkat
keyakinan dalam memilih jawaban dan alasan. Pada tingkat pertama diberikan soal
dengan jawaban berupa pilihan ganda. Pada tingkat kedua diberikan pilihan tingkat
keyakinan siswa. Pada tingkat ketiga diberikan alasan berupa pilihan ganda. Pada
tingkat keempat diberikan pilihan keyakinan dari alasan yang telah dipilih.32
Tabel 2.5 Kategori Pemahaman Konsep Four-Tier Diagnostic Test
Kategori
Kombinasi Jawaban
Jawaban
Tingkat
Keyakinan
Jawaban
Alasan
Tingkat
Keyakinan
Alasan
Paham Konsep Benar Yakin Benar Yakin
Tidak Paham
Konsep
Benar Tidak Benar Tidak
Benar Yakin Benar Tidak
Benar Tidak Benar Yakin
Benar Tidak Salah Tidak
Salah Tidak Benar Tidak
Salah Tidak Salah Tidak
30 Gurel, Eryilmaz, dan McDermott., A Review and Comparison of Diagnostik Instruments to Identify
Students Misconception in Science, Eurasia Journal of Mthematics, Science & Technology Education,
2015, h.995-998. 31 Gurel, op. cit., h. 551-552 32 Qisthi Fariyani, Ani Rusilowati, dan Sugianto, Pengembangan Four-tier Diagnostic Test Untuk
Mengungkapkan Miskonsepsi Fisika Siswa SMA Kelas X, Journal of Innovative Science Education,
2015, h.43
17
Benar Yakin Salah Tidak
Salah Tidak Benar Yakin
Miskonsepsi
Benar Tidak Salah Yakin
Benar Yakin Salah Yakin
Salah Yakin Benar Tidak
Salah Yakin Benar Yakin
Salah Yakin Salah Tidak
Salah Tidak Salah Yakin
Salah Yakin Salah Yakin
Keunggulan yang dimiliki tes diagnostik four-tier bagi guru yaitu:33
1) Dapat membedakan tingkat keyakinan jawaban dan tingkat keyakinan alasan yang
dipilih siswa sehingga dapat menggali lebih dalam tetantang kekuatan pemahaman
konsep siswa.
2) Dapat mendiagnosis miskonsepsi yang dialami siswa lebih dalam.
3) Dapat menentukan bagian-bagian materi yang memerlukan penekanan lebih.
4) Dapat merencanakan pembelajaran yang lebih baik untuk membantu mengurangi
miskonsepsi siswa.
5. Fluida Statis
Kompetensi Dasar
1.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statis dalam kehidupan sehari-hari
33 Qisthi Fariyani, Ani Rusilowati, dan Sugianto, Pengembangan Four-tier Diagnostic Test Untuk
Mengungkapkan Miskonsepsi Fisika Siswa SMA Kelas X, Journal of Innovative Science Education,
2015. h. 42
18
Peta Konsep
Gambar 2.1 Peta Konsep Fluida Statis
Fluida
Tiga keadaan umum atau fase dari materi yang dapat berwujud padat cair atau gas
Benda padat mempertahankan bentuk dan ukuran yang tetap bahkan jika sebuah gaya
diberikan pada sebuah benda padat benda tersebut tidak langsung berubah bentuk atau
volume nya. Benda cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap melainkan
mengambil bentuk yang ditempatinya, benda cair tidak langsung dapat ditekan dan
perubahan volume yang cukup signifikan terjadi jika diberikan gaya yang besar. Gas
tidak memiliki bentuk atau volume yang tetap dan akan menyebar untuk memenuhi
tempatnya. Karena zat cair dan gas tidak mempertahankan bentuk yang tetap, keduanya
memiliki kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian keduanya dikatakan sebagai
zat yang dapat mengalir atau fluida.34
34 Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 324
FLUIDA STATIS Viskositas memiliki Tegangan
Permukaan
Kapilaritas
terdapat
Tekanan Hidrostatis
memiliki
Hukum Pascal Hukum Archimedes
memenuhi
Tekanan ruang
tertutup Gaya angkat
menyatakan menyatakan
Dongkrak Hidrolik Kapal Selam
penerapannya penerapannya
Ketinggian
Massa jenis
Gravitasi
dipengaruhi
19
Densitas (Massa Jenis)
Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan adalah densitas (massa jenis)-nya.
Bahan yang homogen seperti es atau besi, memiliki densitas yang sama pada setiap
bagiannya. Massa Jenis, 𝜌 , sebuah benda didefinisikan sebagai massa per satuan
volume:
𝜌 =𝑚
𝑉 (2.1)
di mana 𝑚 adalah massa benda dan 𝑉 merupakan volumenya. Densitas merupakan
sifat khas dari suatu zat murni. Benda-benda yang terbuat dari unsur murni seperti emas
murni bisa memiliki berbagai ukuran atau massa tetapi densitas akan sama untuk
keseluruhannya.35 Densitas suatu bahan, tidak sama pada setiap bagiannya. Contohnya
adalah atmosfer bumi (yang semakin tinggi akan semakin kecil densitasnya) dan lautan
(yang semakin dalam akan semakin besar densitasnya). Untuk bahan-bahan ini,
persamaan di atas memperlihatkan densitas rata-rata. Secara umum, densitas bahan
tergantung pada faktor lingkungan seperti suhu dan tekanan.36
Tabel 2.6 Massa Jenis Beberapa Zat Umum
Zat Densitas (kg/m3) Zat Densitas (kg/m3)
Udara (1 atm, 20° C) 1,20 Besi, baja 7,8 × 103
Ethanol 0,81 × 103 Kuningan 8,6 × 103
Benzena 0,90 × 103 Tembaga 8,9 × 103
Es 0,92 × 103 Perak 10,5 × 103
Air 1,00 × 103 Timbal 11,3 × 103
Air laut 1,03 × 103 Raksa 13,6 × 103
Darah 1,06 × 103 Emas 19,3 × 103
Gliserin 1,26 × 103 Platinum 21,4 × 103
Beton 2 × 103 Bintang neutron 1018
Aluminium 2,7 × 103
35 ibid, h. 325 36 Hugh D. Young dan Roger A. Freedman, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Erlangga,
2002), h. 424
20
Mengukur massa jenis merupakan teknik analisis yang penting. Sebagai contoh, kita
dapat menentukan kondisi muatan aki dengan mengukur densitas elektrolitnya, yakni
larutan asam sulfat. Saat baterai mengeluarkan muatannya, asam sulfat (H2SO4)
bercampur dengan timbal dalam lempengan baterai untuk membentuk timbal sulfat
(PbSO4) yang tidak dapat larut dalam air, konsentrasi larutan akan berkurang. Densitas
berkurang dari sekitar 1,30 × 103 kg/m3 saat muatan penuh sampai sekitar 1,15 × 103
kg/m3 saat baterai telah mengeluarkan muatannya.37
Tekanan pada Fluida
Konsep tekanan terutama sangat berguna untuk membahas fluida dari fakta
eksperimental fluida yang ditempatkan di dalam suatu tempat akan mengerjakan gaya
pada tempat-tempat yang tersentuh olehnya. Misalkan air ditempatkan dalam gelas
maka air menekan bidang-bidang gelas yang bersentuhan dengannya.38
Ketika fluida (baik cair maupun gas) berada dalam keadaan tenang, fluida akan
memberikan gaya yang tegak lurus ke seluruh permukaan kontaknya, seperti dinding
bejana atau benda yang tercelup dalam fluida. Ini merupakan gaya yang Anda rasakan
menekan kaki Anda, ketika Anda menjuntaikannya ke dalam klam renang.
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, di mana gaya 𝐹 dipahami
bekerja tegak lurus terhadap permukaan 𝐴:
tekanan = 𝑃 =𝐹
𝐴 (2.2)
Satuan SI untuk tekanan adalah N/m2. Satuan ini mempunyai nama resmi pascal
(Pa), 1 Pa = 1 N/m2. 39
Besar tekanan zat cair dengan massa jenis yang serba sama pada satu titik yang
berada di kedalaman ℎ di bawah permukaan zat cair dirumuskan sebagai berikut:
𝑃 = 𝜌𝑔ℎ (2.3)
37 Ibid, h.425 38 Sutrisno, dan Sitti Ahmiarti, Fisika Dasar I (Mekanika, Fluida, dan Gelombang), (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007), h. 231 39 Giancoli, op. cit., h. 326
21
𝑃 = Tekanan hidrostatis fluida (N/m2)
𝜌 = Massa jenis fluida (kg/m3)
𝑔 = Gravitasi (m/s2)
ℎ = Kedalaman fluida diukur dari suatu bidang acuan (m)
Dengan demikian tekanan berbanding lurus dengan massa jenis zat cair dan dengan
kedalaman di dalam zat cair. Besar tekanan yang dihasilkan oleh fluida setinggi ℎ,
diukur darinpermukaannya dikenal sebagai tekanan hidrostatis. Persamaan ini berlaku
untuk fluida yang massa jenisnya konstan dan tidak berubah terhadap kedalaman yaitu
jika benda tersebut tidak dapat ditekan.40
Prinsip Pascal
Prinsip Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada fluida dalam suatu
tempat akan menambah tekanan keseluruhan dengan besar yang sama.41 Persamaan
prinsip Pascal adalah sebagai berikut:
𝑃𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝑃𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 (2.4)
atau
𝐹𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝐴𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟=
𝐹𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
𝐴𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 (2.5)
𝑃 = Tekanan (N/m2)
𝐹 = Gaya yang diberikan (N)
𝐴 = Luas permukaan (m2)
Manfaat prinsip Pascal banyak digunakan pada dongkrak, alat pengangkut mobil,
meja-meja operasi rumah sakit, dan sebaginya.
Tekanan Pada Suatu Kedalaman
Umumnya di permukaan fluida bekerja tekanan udara luar. Tekanan udara luar
harus ditambahkan bila anda ingin menghitung tekanan pada suatu kedalaman tertentu
40 Sutrisno, op. cit., h. 233 41 Giancoli, op. cit., h.329-330
22
dari permukaan fluida. Dengan demikian tekanan didalam fluida pada suatu kedalaman
ℎ yang diukur dari permukaannya di mana-mana sama dan yang dirumuskan dengan:
𝑃 = 𝑃𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 + 𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠
𝑃 = 𝑃0 + 𝜌𝑔ℎ (2.6)
𝑃 = Tekanan pada kedalaman ℎ diukur dari permukaan fluida
𝑃0 = Tekanan udara luar 1 atm = 76 cmHg
𝜌𝑔ℎ = Tekanan hidrostatis fluida setinggi ℎ
Tekanan atmosfir bumi sebagaimana setiap fluida berubah terhadap kedalaman.
Pada permukaan laut rata-rata tekanan atmosfir adalah 1,013 × 105 N/m2. Nilai ini
digunakan untuk mendefinisikan satuan tekanan lain yang sering dipergunakan.
1 atm = 1,013 × 105 N/m2 = 101,3 kPa
Satuan tekanan lain yang sering digunakan adalah bar yang didefinisikan 1 bar =
1,00 × 105 N/m2 = 100 kPa.42
Gaya Apung dan Prinsip Archimedes
Gaya apung terjadi karena tekanan pada fluida bertambah terhadap kedalaman.
Dengan demikian tekanan ke atas pada permukaan bawah benda yang dibenamkan
lebih besar dari tekanan ke bawah pada permukaan atasnya. Dengan 𝐹1 sebagai gaya
yang disebabkan oleh tekanan dari bagian atas dan 𝐹2 sebagai gaya ke atas yang
diberikan oleh fluida pada bagian bawah. Maka gaya total yang disebabkan fluida, yang
merupakan gaya apung, 𝐹𝐵 bekerja ke atas dengan besar:
𝐹𝐵 = 𝐹2 − 𝐹1
= 𝜌𝐹𝑔𝐴(ℎ2 − ℎ1)
= 𝜌𝐹𝑔𝐴ℎ
= 𝜌𝐹𝑔𝑉
(2.7)
42 Sutrisno, op. cit., h. 234
23
Karena 𝜌𝐹 adalah massa jenis fluida, maka hasil kali 𝜌𝐹𝑔𝑉 = 𝑚𝐹𝑔 merupakan
berat fluida yang mempunyai volume yang sama dengan wadah fluida. Dengan
demikian gaya apung pada silinder sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Hasil
ini valid tidak peduli bagaimanapun bentuk benda. Hal ini merupakan penemuan
Archimedes dan disebut sebagai prinsip Archimedes.
Prinsip Archimedes yaitu gaya apung yang bekerja pada benda yang dimasukkan
dalam fluida sama dengan berat benda yang dipindahkan.
𝐹𝐵 = 𝑤 (2.8)
dimana 𝐹𝐵 adalah gaya apung dan 𝑤 adalah berat benda.43
Mengapung, Melayang, dan Tenggelam
Bila benda dicelupkan ke dalam zat cair maka ada tiga kemungkinan yang akan
dialami oleh benda, yaitu mengapung, melayang, atau tenggelam seperti gambar
berikut
Gambar 2.2 Keadaan Benda Terapung, Melayang, dan Tenggelam
Benda dikatakan mengapung di dalam zat cair, bila sebagian benda tercelup di
dalam zat cair dan sebagian lagi muncul di udara. Syarat suatu benda mengapung dalam
zat cair, bila massa jenis rata-rata benda lebih kecil daripada massa jenis fluida 𝜌𝑏 <
𝜌𝑓 .
43 Giancoli, op. cit., h. 333-334
24
Benda dikatakan melayang di dalam zat cair, bila benda berada di antara permukaan
dan dasar bidang. Syarat suatu benda mengapung dalam zat cair, bila massa jenis rata-
rata benda sama dengan massa jenis fluida 𝜌𝑏 = 𝜌𝑓 .
Benda dikatakan tenggelam dalam zat cair, bila benda tersebut berada dalam bidang
dasar tempat fluida. Syarat suatu benda tenggelam dalam zat cair, jika massa jenis rata-
rata benda lebih besar daripada massa jenis fluida 𝜌𝑏 > 𝜌𝑓 .44
Tegangan Permukaan dan Kapilaritas
Permukaan zat cair dapat berperilaku seakan-akan mengalami tegangan, dan
tegangan ini, yang bekerja sejajar dengan permukaan, muncul dari gaya tarik antar
molekul. Efek inilah yang disebut tegangan permukaan. Contoh dari tegangan
permukaan yaitu, jarum baja dapat diapungkan di permukaan air walaupun massa
jenisnya lebih besar dari air.
Pada tabung dengan diameter yang sangat kecil, zat cair tampak naik atau turun
relative terhadap tingkat zat cair yang mengelilinginya. Fenomena ini disebut
kapilaritas. Naik atau turunnya zat cair pada tabung kapiler disebut kapilaritas. Apakah
zat cair naik atau turun bergantung pada kekuatan relatif gaya adhesi dan kohesinya.
Gejala kapiler dalam kehidupan sehari-hari terdapat antara lain:
1) Pada minyak naik melalui sumbu lampu minyak tanah
2) Dinding-dinding rumah bahasa pada musim hujan
3) Air tanah naik melalui pembuluh kayu
Kenapa air membasahi dinding sedangkan raksa tidak membasahi dinding? Hal ini
dapat diterangkan dengan memperhatikan gaya tarik menarik antar partikel partikel.
Gaya tarik menarik antara partikel-partikel zat yang sejenis disebut kohesi sedangkan
gaya tarik menarik antara partikel-partikel zat tidak sejenis disebut adhesi. Kohesi dan
adhesi mempunyai peranan penting dalam pembentukan permukaan zat cair.45
44 Sutrisno, op. cit., h. 242-243 45 Ibid, h. 244
25
6. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan terkait penelitian ini, diantaranya:
1. Saleem Hasan, Diola Bagayoko, Ella Kelley (1999) dalam penelitiannya yang
berjudul “Misconception and Certainty of Response Index” bermaksud untuk
mengembangkan metode yang bermanfaat untuk membedakan kurangnya
pemahaman konsep dari miskonsepsi. 46 Hasil penelitian mereka membuktikan
metode CRI efektif dan efisien untuk dijadikan sebagai alat diagnostik miskonsepsi,
sebagai alat untuk mezznilai keefektifan cara mengajar saat pre atau post test.
2. Yuyu R. Tayubi (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Identifikasi
Miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response
Index (CRI)” menyatakan bahwa miskonsepsi atau kekeliruan konsepsi merupakan
fenomena yang hingga kini menjadi momok dalam pengajaran fisika maupun sains
lainnya, karena keberadaannya dipercaya dapat menghambat pada proses asimilasi
pengetahuan-pengetahuan baru pada benak siswa. 47 Hasil penelitiannya dengan
menggunakan CRI yaitu, penggunaan CRI cukup ampuh dalam pembelajaran fisika
untuk membedakan siswa yang mengalami miskonsepsi dan tidak paham konsep.
3. Dian Aprilyani, Susriyati Mahanal, Lia Yuliati (2016) dalam penelitiannya yang
berjudul “Penerapan CRI Termodifikasi untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa”
menyatakan bahwa miskonsepsi sering menghambat efektifitas pembelajaran dan
mempengaruhi pembelajaran berikutnya sehingga menyebabkan miskonsepsi
berantai pada konsep-konsep selanjutnya. Pada penelitiannya mereka menggunakan
teknik CRI termodifikasi dengan mengharuskan siswa untuk menulis alasan selain
dengan tingkat keyakinan untuk mengidentifikasi miskonsepsi.48
46 Saleem Hasan, dkk, “Misconceptions and The Certainty of Response Index (CRI)”, Journal of Phys.
Educ., vol. 5, 1999. 47 Yuyu R. Tayubi, “Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-konsep Fisika Menggunakan Certainty of
Response Index (CRI)” Jurnal Mimbar Pendidikan, vol. 3, no. 3, 2005 48 Dian Aprilyani, dkk, “Penerapan Teknik CRI Termodifikasi untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Siswa”, Prosiding Seminar Nasional II Universitas Muhammadiyah Malang, Maret 2016
26
4. Anisa Matinu Saifullah, Wartono, dan Sugiyanto (2016) dalam penelitiannya yang
berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas X pada Materi Fluida Statis dengan
Instrumen Diagnostik Three-Tier” menyatakan bahwa sebagian besar siswa dalam
satu kelas masih lemah dalam penguasaan konsep, mengalami miskonsepsi, dan
bahkan tidak memiliki konsepsi setelah pembelajaran terhadap materi fisika. Hasil
penelitian mereka menunjukan bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi dan
bahkan tidak memiliki konsepsi pada materi fluida statis masih cukup besar sekitar
34,6% dan siswa yang memiliki miskonsepsi sekitar 44,3%.49
5. Mary Stein, Timothy G., dan Charles R.(2008) dalam penelitiannya yang berjudul
“A Study of Common Beliefs and Misconception in Physical Science” menyatakan
bahwa asumsi yang tidak tepat dari pengalaman seseorang pada suatu konsep sains
merupakan alasan utama dari salahnya pemahaman konsep seseorang. Dalam
penelitiannya, mereka menggunakan instrumen tes benar atau salah untuk menilai
pemahaman siswa pada konsep dasar sains. Mereka memberikan saran kepada
pengajar sains untuk menerapkan teknik ini sebelum pembelajaran untuk dapat
mengidentifikasi pengetahuan sains siswa, dan mengetahui miskonsepsi apa yang
paling banyak terdapat pada siswa.50
6. Aliefman Hakim, Liliasari, dan Asep Kadarohman (2012) dalam penelitiannya yang
berjudul “Student Concept Understanding of Natural Product Chemistry in Primary
and Secondary Metabolites Using the Data Collecting Technique of Modified CRI”,
menyatakan bahwa banyak siswa di Indonesia yang cenderung memiliki tingkat
keyakinan yang rendah terhadap jawaban mereka walaupun sebenarnya mereka
memahami konsep. Untuk mengatasi hal ini Hakim menambahkan uraian terbuka
49 Anisa Matinu Saifullah and Universitas Negeri Malang, ‘Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas X Pada
Materi Fluida Statis Dengan Instrumen Diagnostik Three-Tier’, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran,
23.April (2016), 20–26. 50 Mary Stein, dkk, “A Study of Common Beliefs and Misconceptions in Physical Science”, Journal of
Elementary Science Education, vol. 20, no. 2, spring 2008.
27
sebagai alasan atas jawaban yang telah dipilih siswa dalam soal pilihan ganda untuk
mengkategorikan tingkat pemahaman siswa.51
7. Qisthi Fariyani, Ani Rusilowati, Sugianto (2015) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengembangan Four-Tier Dianostic Test untuk Mengungkap Miskonsepsi Fisika
Siswa SMA Kelas X”, berdasarkan hasil penelitian mereka dengan menggunakan
four-tier dianostic test mengidentifikasi sebesar 83% siswa mengalami miskonsepsi
pada konsep pemantulan baur.
51 Aliefman Hakim dkk, “Student Concept Understanding of Natural Product Chemistry in Primary and
Secondary Metabolites Using the Data Collecting Technique of Modified CRI”, International Online
Journal of Educational Sciences, vol. 3, no. 4, 2012.
28
B. Kerangka Pikir
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjelaskan fenomena-fenomena
alam yang terjadi di sekitar kita. Setiap siswa memiliki pengalamannya sendiri
terhadap fenomena alam yang terjadi di sekitarnya oleh karena itu pemahaman konsep
setiap orang dapat berbeda-beda. Pengalaman yang siswa dapat dari kehidupan sehari-
hari dapat mempengaruhi pemahaman konsep siswa saat pembelajaran ataupun setelah
pembelajaran, dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi.
Miskonsepsi yang dialami siswa dapat melekat pada siswa sebagai landasan
pemikiran dalam mempelajari konsep selanjutnya. Oleh karena itu, miskonsepsi harus
segera diidentifikasi. Terdapat banyak cara atau metode untuk mengidentifikasi
miskonsepsi, salah satunya adalah dengan melakukan tes diagnostik. Terdapat beragam
metode tes diagnostik untuk mengidentifikasi miskonsepsi, dua diantaranya yang
paling banyak digunakan yaitu, tes diagnostik Four-tier Multiple Choice (FTMC) dan
tes diagnostik CRI Termodifikasi. FTMC merupakan tes diagnostik dengan empat
tingkatan dengan jawaban berupa pilihan ganda pada tingkat pertama dan tingkat ketiga
atau tingkat alasan, sedangkan CRI Termodifikasi merupakan tes diagnostik dengan
tiga tingkatan yaitu berupa pilihan ganda pada tingkat pertama, alasan dalam bentuk
uraian pada tingkat kedua, dan tingkat keyakinan pada tingkat ketiga.
FTMC adalah pengembangan dari Three-tier diagnostic test yang dimana CRI
Termodifikasi termasuk ke dalamnya karena CRI Termodifikasi memiliki tiga
tingkatan. Akan tetapi CRI Termodifikasi memiliki pengkategorian tingkat
pemahaman siswa yang berbeda dengan Three-tier dan penelitian mengenai
perbandingan antara kedua metode tersebut belum pernah dilakukan. Berdasarkan hal
tersebut, dilakukan perbandingan hasil identifikasi miskonsepsi dengan menggunakan
kedua metode sebagai pertimbangan metode yang sesuai untuk digunakan dalam
mengidentifikasi miskonsepsi pada konsep fluida statis.
29
Fisika merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman
konsep
Siswa memiliki tingkat pemahaman konsep yang beragam sehingga
terdapat kemungkinan siswa mengalami miskonsepsi
Diperlukan alat evaluasi untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi
pada siswa
Terdapat beragam alat evaluasi untuk mengidentifikasi miskonsepsi
siswa
Metode four-tier
multiple choice test
(FTMC) dengan empat
tingkatan dan tingkat
alasan berupa pilihan
ganda
Membandingkan hasil identifikasi miskonsepsi dengan
menggunakan metode CRI Termodifikasi dan FTMC
Metode CRI
Termodifikasi dengan
tiga tingkatan dan
tingkat alasan berupa
uraian
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMAN 29 Jakarta. Penelitian dilaksanakan pada semester
ganjil tahun ajaran 2019/2020 dan pengambilan data dilakukan pada tanggal 8
November 2019.
B. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Metode penelitian deskriptif mengkaji bentuk aktivitas karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Penelitian
ini merupakan salah satu bentuk dari penelitian kuantitatif dan boleh dikatakan sebagai
penelitian kuantitatif yang paling dasar. Penelitian deskriptif juga dapat ditujukan
untuk mengadakan mengadakan kajian yang bersifat kualitatif.52 Penelitian deskriptif
bertujuan untuk mencari informasi faktual, mengidentifikasi masalah dan praktek-
praktek yang telah dan sedang berlangsung, membuat komparasi dan evaluasi, dan
mengetahui apa yang dikerjakan orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang
sama. 53 Pada penelitian ini, metode deskriptif yang dilakukan yaitu membuat
komparasi. Hasil identifikasi miskonsepsi dengan kedua metode dibandingkan
persentasenya dan kemudian dideskripsikan jumlah siswa yang mengalami
miskonsepsi dan miskonsepsi yang teridentifikasi.
52 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
h. 72. 53 Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat: QUANTUM TEACHING, 2006), h.63.
31
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 29 Jakarta. Teknik
sampel yang akan digunakan untuk mengambil sampel pada penelitian ini adalah
purposive sampling dimana sampel yang digunakan adalah dua kelas yang homogen
dan telah mempelajari fluida statis.
D. Prosedur Penelitian
Gambar 3.1 Bagan Tahapan Penelitian
Penyusunan
Instrumen
- Tahap Persiapan
• Studi literatur miskonsepsi dan tes diagnostik
• Pengkajian konsep fluida statis
• Uji homogenitas
- Tahap Penyusunan Instrumen Tes Two-tier
Pilihan Ganda untuk FTMC dan CRI
Termodifikasi
- Tahap Penyusunan Instrumen Tes FTMC dan
CRI Termodifikasi
Pengambilan
Data
- Tahap Pelaksanaan Tes Diagnostik dan
Pengumpulan Data
• Test dilakukan pada dua kelas yang homogen
Pengaolahan
Data
- Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data
• Mengkategorikan pemahaman siswa
• Uji hipotesis
32
Berdasarkan bagan tahapan penelitian pada Gambar 3.1, prosedur penelitian untuk
mengidentifikasi miskonsepsi dengan metode FTMC dan CRI Termodifikasi dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini persiapan dilakukan dengan studi literatur mengenai miskonsepsi dan
metode tes diagnostik yang akan digunakan. Metode yang digunakan yaitu four-tier
multiple choice (FTMC) dan CRI Termodifikasi. Setelah itu dilakukan juga pengkajian
konsep fluida statis pada mata pelajaran fisika untuk kelas XI IPA. Kemudian
dilakukan uji homogenitas berdasarkan nilai siswa.
2) Tahap Penyusunan Instrumen Tes Tingkat Pertama dan Tingkat Ketiga untuk FTMC
Pada tahap ini dilakukan penyusunan instrumen tes berupa soal pilihan ganda
dengan alasan terbuka untuk metode FTMC dan CRI Termodifikasi. Instrumen yang
telah disusun akan digunakan untuk menentukan tingkatan ketiga yaitu tingkat alasan
untuk FTMC. Setelah penyusunan dilakukan, selanjutnya instrumen didiskusikan dan
disetujui oleh dosen pembimbing untuk validasi oleh ahli.
3) Tahap Penyusunan Instrumen FTMC dan CRI Termodifikasi
Soal-soal yang valid menurut ahli selanjutnya diujikan ke siswa non sampel untuk
menentukan validitas, taraf kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas soal. Setelah
diujikan ke siswa hasilnya kemudian dianalisis dengan menggunakan ANATES v4.
Soal-soal yang valid berdasarkan hasil analisis ANATES digunakan sebagai tingkat
pertama untuk instrumen CRI Termodifikasi dan FTMC. Soal yang valid juga
digunakan untuk menyusun instrumen FTMC pada tingkat ketiga sebagai pilihan
alasan, dan kemudian disusun tingkat kedua dan keempat sebagai tingkat keyakinan.
Setelah instrumen tersusun, kemudian instrumen didiskusikan kembali dengan dosen
pembimbing untuk disetujui sebagai instrumen untuk mengidentifikasi miskonsepsi
siswa.
4) Tahap Pelaksanaan Tes Diagnostik dan Pengumpulan Data
Pada tahap ini instrumen diujikan ke dua kelas yang homogen pada kelas XI MIPA
yang telah mempelajari konsep fluida statis. Instrumen FTMC diujikan ke kelas XI
33
MIPA 4 dan Instrumen CRI Termodifikasi diujikan ke kelas XI MIPA 1. Pemilihan
kelas untuk pengambilan data dilakukan atas saran dari guru.
5) Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data
Setelah mendapatkan data, kemudian kombinasi jawaban siswa dikategorikan
berdasarkan tingkat pemahaman siswa menjadi paham konsep, miskonsepsi, dan tidak
paham konsep berdasarkan instrumen yang diujikan dan disajikan dalam bentuk
persentase. Kemudian dilakukan uji hipotesis untuk melihat apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara metode FTMC dan CRI Termodifikasi dalam mengidentifikasi
miskonsepsi.
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini akan digunakan dua instrumen yang akan digunakan untuk
memperoleh data, yaitu:
1. Tes Diagnostik CRI Termodifikasi
Pada CRI Termodifikasi, soal pilihan ganda dilengkapi dengan metode CRI
(Certainty of Response Index). Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk
menganalisis siswa yang mengalami miskonsepsi, dan untuk membedakan dengan
siswa yang tidak paham konsep. Setelah siswa menjawab soal, kemudian siswa diminta
untuk memberikan alasan dalam bentuk uraian berdasarkan dari pilihan yang dijawab
siswa dalam tingkat pertama dan kemudian memilih tingkat keyakinan atas jawaban
siswa. Berikut kerangka soal instrumen tes diagnostik CRI Termodifikasi:
Pertanyaan/Tingkat jawaban
Seorang penyelam A menyelam ke dalam sebuah danau di daerah pegunungan. Dia
menyelam sejauh 2 meter dari permukaan air. Pada waktu yang sama seorang
penyelam B menyelam ke laut sejauh 2 meter dari permukaan air. Berdasarkan
pernyataan di atas perbandingan besar tekanan hidrostatis yang dialami oleh kedua
penyelam adalah ....
A. PA > PB
B. PA ≥ PB
C. PA = PB
34
D. PA < PB
E. PA ≤ PB
Tingkat Alasan
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu pahami!
..............................................................................................................................
Tingkat Keyakinan
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4 5
Gambar 3.2 Kerangka Soal Tes Diagnostik CRI Termodifikasi
Instrumen tes yang digunakan disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) dan
indikator pembelajaran dari silabus kurikulum K-13 revisi. Berikut kisi-kisi instrument
tes diagnostik CRI Termodifikasi:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Test CRI Termodifikasi
Indikator Pembelajaran Aspek Kognitif
Jumlah C2 C3 C4
Menyelidiki hukum utama
hidrostatis 2 1, 3** 3
Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan hidrostatis 4**, 5 6** 3
Penerapan Hukum Pascal 9 7**, 8** 3
Menganalisis Hukum Archimedes 10*, 11**,
12** 14 13* 5
Menerapkan konsep terapung,
melayang, dan tenggelam 19 17*, 18** 15**, 16 5
Menerapkan Hukum Archimedes
pada kehidupan sehari-hari
20**, 21*,
22, 23 24 5
Mengidentifikasi peristiwa yang
berkaitan dengan tegangan
permukaan dalam kehidupan sehari-
hari
26 25** 2
Menerapkan konsep kapilaritas 27** 28** 2
Menyelidiki viskositas pada fluida 29** 30** 2
Total 15 12 3 30
Soal yang digunakan 4, 11, 12,
20, 27, 29
3, 6, 7, 8,
18, 25, 28,
30
15 15
*) : Soal yang valid
35
**) : Soal yang digunakan
2. Tes Diagnostik Four-Tier Multiple Choice
Pada Four-Tier Multiple Choice, tes menggunakan soal pilihan ganda dengan empat
tingkatan. Tingkat pertama berupa soal pilihan ganda sebagai jawaban soal, tingkat
kedua berupa tingkat keyakinan dari jawaban pada tingkat pertama, tingkat ketiga
berupa soal pilihan ganda sebagai alasan dari menjawab soal pada tingkat pertama, dan
tingkat keempat berupa tingkat keyakinan dari alasan yang telah dipilih oleh siswa.
Berikut kerangka soal instrumen tes diagnostik FTMC:
Pertanyaan/Tingkat jawaban (Tier 1/Tingkat pertama)
Seorang penyelam A menyelam ke dalam sebuah danau di daerah pegunungan. Dia
menyelam sejauh 2 meter dari permukaan air. Pada waktu yang sama seorang
penyelam B menyelam ke laut sejauh 2 meter dari permukaan air. Berdasarkan
pernyataan di atas perbandingan besar tekanan hidrostatis yang dialami oleh kedua
penyelam adalah ....
A. PA > PB
B. PA ≥ PB
C. PA = PB
D. PA < PB
E. PA ≤ PB
Tingkat keyakinan jawaban (Tier 2/Tingkat kedua)
Apakah kamu yakin dengan jawabanmu?
A. Ya
B. Tidak
Tingkat alasan (Tier 3/Tingkat ketiga)
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Massa jenis air laut dan air danau sama
B. Laut memiliki volume yang jauh lebih besar dibandingkan dengan danau
C. Penyelam A dan B menyelam pada kedalaman yang sama dan waktu yang sama
D. Air laut memiliki massa jenis yang lebih besar dari air danau dan tekanan atmosfer
di permukaan laut lebih besar daripada di pegunungan
36
E. Laut mempunyai tekanan hidrostatis yang lebih besar dibanding danau karena
danau mempunya arus yang lebih tenang dan kedalaman yang lebih sedikit
dibanding laut
Tingkat keyakinan alasan (Tier 4/Tingkat keempat)
Apakah kamu yakin dengan alasanmu?
A. Ya
B. Tidak
Gambar 3.3 Kerangka Soal Tes Diagnostik FTMC
Instrumen tes yang digunakan disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) dan
indikator pembelajaran dari silabus kurikulum K-13 revisi. Berikut kisi-kisi instrument
tes diagnostik FTMC:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Test FTMC
Indikator Pembelajaran Aspek Kognitif
Jumlah C2 C3 C4
Menyelidiki hukum utama
hidrostatis 2 1, 3** 3
Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan hidrostatis 4**, 5 6** 3
Penerapan Hukum Pascal 9 7**, 8** 3
Menganalisis Hukum Archimedes 10*, 11**,
12** 14 13* 5
Menerapkan konsep terapung,
melayang, dan tenggelam 19 17*, 18** 15**, 16 5
Menerapkan Hukum Archimedes
pada kehidupan sehari-hari
20**, 21*,
22, 23 24 5
Mengidentifikasi peristiwa yang
berkaitan dengan tegangan
permukaan dalam kehidupan sehari-
hari
26 25** 2
Menerapkan konsep kapilaritas 27** 28** 2
Menyelidiki viskositas pada fluida 29** 30** 2
Total 15 12 3 30
Soal yang digunakan 4, 11, 12,
20, 27, 29
3, 6, 7, 8,
18, 25, 28,
30
15 15
*) : Soal yang valid
**) : Soal yang digunakan
37
F. Validitas Instrumen
Tes yang akan digunakan untuk mengukur miskonsepsi dikalibrasikan terlebih
dahulu dengan menggunakan beberapa uji berikut:
1. Uji Validitas
Validitas merupakan uji yang digunakan untuk menentukan sebuah tes dapat
mengukur apa yang hendak diukur.54 Analisis validasi instrumen tes dilakukan dengan
menggunakan metode Content Validity Ratio (CVR). CVR merupakan sebuah metode
untuk mengukur kesepakatan diantara penilai atau ahli tentang pentingnya sebuah item
tertentu. Setelah mendapatkan tanggapan dari ahli atau validator, kemudian hasil
tanggapan diolah dengan menggunakan persamaan yang digunakan dalam Lawshe
CVR:55
𝐶𝑉𝑅 =𝑛𝑒 − (𝑁 2⁄ )
𝑁 2⁄ (3.1)
𝑛𝑒 = jumlah responden yang menyatakan valid
N = total respon
Setelah didapatkan nilai rata-rata dari CVR, selanjutnya nilai CVR dihitung nilai
CVI yang merupakan rata-rata dari nilai CVR untuk seluruh komponen butir soal:
𝐶𝑉𝐼 =𝐶𝑉𝑅
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 (3.2)
G. Analisis Butir Soal
1. Uji Reliabilitas
Reabilitas berasal dari kata reliability yang berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Pada penelitian ini untuk melihat tingkat reliabilitas
instrumen dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:56
54 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015) h.80. 55 Hendriyadi, Validitas Isi: Tahap Awal Pengembangan Kuisioner, Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis
(JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT Vol. 2 No. 2, 2017, h.173. 56 Arikunto, op. cit. h.115.
38
𝑟11 = [𝑛
𝑛 − 1] [
𝑆2 − Σ𝑝𝑞
𝑆2] (3.3)
Keterangan:
𝑟11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
𝑝 = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
𝑞 = Proporsi subjek yang menjawab item salah
𝑛 = Banyak item
Σ𝑝𝑞 = Jumlah hasil perkalian p dan q
𝑆2 = Standar deviasi dari tes
Hasil dari uji reliabilitas kemudian dikategorikan berdasarkan kriteria pada tabel
berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,80 < 𝛼 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < 𝛼 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < 𝛼 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < 𝛼 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝛼 ≤ 0,20 Sangat Rendah
Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software
ANATES.
2. Daya Pembeda
Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan kelompok siswa yang
berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Rumus daya pembeda adalah
sebagai berikut:57
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 (3.4)
Keterangan:
57 Arikunto, op. cit., h. 228
39
𝐷 = Indeks daya pembeda
𝐵𝐴 = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas
𝐵𝐵 = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah
𝐽𝐴 = Jumlah peserta tes kelompok atas
𝐽𝐵 = Jumlah peserta tes kelompok bawah
𝑃𝐴 = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
𝑃𝐵 = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Setelah didapatkan nilai daya pembedanya kemudian daya pembeda soal ditentukan
berdasarkan kriteria pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Daya Pembeda
Rentang Nilai DB Kategori
< 0,00 Drop
0,00 ≤ 𝐷𝐵 < 0,20 Buruk
0,20 ≤ 𝐷𝐵 < 0,40 Cukup
0,40 ≤ 𝐷𝐵 < 0,70 Baik
0,70 ≤ 𝐷𝐵 < 1,00 Baik Sekali
Uji daya pembeda pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software ANATES.
3. Tingkat Kesukaran
Taraf sukar butir adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.58 Persamaan
yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran adalah:59
𝑃 =B
𝐽𝑆 (3.5)
Keterangan:
𝑃 = Indeks kesukaran
𝐵 = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar
58 Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 176 59 Arikunto, op. cit., h.223
40
𝐽𝑆 = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Uji tingkat kesukaran pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software
ANATES.
H. Analisis Data
1. Uji Prasyarat
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel homogen atau tidak.
Uji homogenitas dilakukan dengan cara Scheffe (ANOVA- 1 jalan) yang dapat
dipergunakan untuk banyaknya data setiap kelompok tidak sama dan populasi
induknya boleh tidak normal. Uji ini dirumuskan sebagai berikut60:
𝐹𝐻𝑖𝑡 =𝑅𝐽𝐾(𝐴)
𝑅𝐽𝐾(𝐷) (3.6)
Keterangan:
RJK(A) = rata-rata jumlah kuadrat antar kelompok
RJK(D) = rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok
Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS. Jika
nilai dari hasil analisis pada tabel Test of Homogenitiy of Variance diperoleh Sig. >
0,05 maka data homogen.61
2. Instrumen Tes
CRI Termodifikasi
Hasil dari jawaban siswa diidentifikasi berdasarkan jawaban siswa pada setiap
tingkatan dan akan menghasilkan kombinasi jawaban. Kemudian kombinasi jawaban
akan dikategorikan menjadi empat yaitu, miskonsepsi, tidak paham konsep, paham
konsep, dan paham konsep tapi tidak yakin dengan jawaban, sesuai dengan Tabel 2.4.
60 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), h. 159 61 Ibid, h. 170
41
Setelah mengkategorikan tingkat pemahaman siswa, kemudian dibuat persentase
tingkat pemahaman siswa dalam kategori paham konsep, tidak paham konsep, dan
miskonsepsi menggunakan rumus berikut:
𝑃 =𝑓
𝑁× 100% (3.7)
Keterangan:
𝑓 = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
𝑁 = Jumlah frekuensi
𝑃 = Angka persentase
Kategori paham konsep dan paham konsep tapi tidak yakin dengan jawaban
dimasukan menjadi satu kategori yaitu kategori paham konsep.
Four-Tier Multiple Choice
Pada four-tier multiple choice untuk mengkategorikan siswa yang mengalami
miskonsepsi, tidak paham konsep, dan paham konsep dapat menggunakan Tabel 2.5
sesuai dengan kombinasi jawaban yang dipilih siswa pada setiap tingkatan soal.
Setelah mengkategorikan tingkat pemahaman siswa, kemudian dibuat persentase
tingkat pemahaman siswa dalam kategori paham konsep, tidak paham konsep, dan
miskonsepsi menggunakan persamaan (3.7).
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang diperoleh dari dua hasil tes
diagnostik yang telah dilakukan yaitu menggunakan four-tier multiple choice test
(FTMC) dan CRI Termodifikasi. Pada kedua tes diagnostik ini soal yang diujikan
berjumlah 15 butir soal dalam konsep fluida statis dan diujikan ke dua kelas yang
homogen. Kedua tes diagnostik menggunakan soal yang sama yang disusun dengan
urutan nomor yang sama.
Hasil penelitian yang telah didapat kemudian diolah dengan masing-masing metode
identifikasi pada tes diagnostik yang diujikan dan akan didapatkan hasil data berupa
kategori tingkat pemahaman siswa yaitu paham konsep, miskonsepsi, dan tidak paham
konsep. Data dibuat persentasenya secara keseluruhan pada tiap kategori tingkat
pemahaman siswa. Kemudian data dari kedua tes diagnostik pada tingkat pemahaman
miskonsep yang terdapat pada setiap butir soal dibandingkan apakah terdapat
perbedaan yang signifikan.
1. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa dengan FTMC
Setelah dilakukan tes diagnostik, jawaban siswa kemudian dikelompokan ke dalam
tiga kategori tingkat pemahaman yaitu, paham konsep, miskonsepsi dan tidak paham
konsep. Setelah dikelompokan didapat persentasenya berdasarakan data tersebut.
Berikut disajikan persentase data dalam bentuk grafik.
43
Gambar 4.1 Persentase Pemahaman Siswa dengan FTMC
Berdasarkan Gambar 4.1 di atas terlihat grafik persentase tingkat pemahaman siswa
dengan menggunakan FTMC pada tiap butir soal. Berdasarkan grafik persentase siswa
yang mengalami miskonsepsi cukup banyak yaitu sebesar 54%. Persentase siswa yang
paham konsep sebesar 29%, dan persentase siswa yang tidak paham konsep sebesar
17%.
2. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa dengan CRI Termodifikasi
Setelah dilakukan tes diagnostik, jawaban siswa kemudian dikelompokan ke dalam
tiga kategori tingkat pemahaman yaitu, paham konsep, miskonsepsi dan tidak paham
konsep. Setelah dikelompokan didapat persentasenya berdasarakan data tersebut.
Berikut disajikan persentase data dalam bentuk grafik
Gambar 4.2 Persentase Pemahaman Siswa dengan CRI Termodifikasi
Paham Konsep
29%
Miskonsepsi54%
Tidak Paham Konsep
17%
Paham Konsep
24%
Miskonsepsi54%
Tidak Paham Konsep
22%
44
Berdasarkan Gambar 4.2 di atas terlihat grafik persentase tingkat pemahaman siswa
dengan menggunakan CRI Termodifikasi pada tiap butir soal. Pada metode ini kategori
paham konsep terbagi dua yaitu paham konsep dengan baik dan paham konsep tapi
tidak yakin dengan jawaban. Berdasarkan grafik persentase siswa yang mengalami
miskonsepsi cukup banyak yaitu sebesar 54%. Persentase siswa yang paham konsep
sebesar 24%, dan persentase siswa yang tidak paham konsep sebesar 22%.
3. Persentase Miskonsepsi pada Tiap Butir Soal
Pada tiap butir soal terdapat jumlah miskonsepsi yang berbeda pada kedua tes
diagnostik yang telah dilakukan. Dalam Instrumen ini soal terbagi menjadi 5 subkonsep
sebagai berikut:
a. Butir soal nomor 1, 2, dan 3 merupakan soal untuk subkonsep Hukum utama
hidrostatis.
b. Butir soal nomor 4 dan 5 merupakan soal untuk subkonsep Hukum Pascal.
c. Butir soal nomor 6, 7, 8, 9, dan 10 merupakan soal untuk subkonsep Hukum
Archimedes.
d. Butir soal nomor 11, 12, dan 13 merupakan soal untuk subkonsep Tegangan
permukaan dan kapilaritas.
e. Butir soal nomor 14 dan 15 merupakan soal untuk subkonsep Viskositas.
Berikut disajikan persentase miskonsepsi dalam bentuk grafik:
45
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi Siswa dengan CRI Termodifikasi dan
FTMC
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas terlihat grafik jumlah siswa yang mengalami
miskonsepsi pada tiap butir soal. Berdasarkan grafik dengan menggunakan FTMC
miskonsepsi terbanyak berada pada soal nomor 6 dengan besar miskonsepsi 83%,
sedangkan dengan menggunakan CRI Termodifikasi miskonsepsi terbanyak terdapat
pada soal nomor 1 dengan besar miskonsepsi 90%. Dari setiap soal dalam subkonsep
terdapat setidaknya satu soal yang dimana siswa mengalami miskonsepsi yang tinggi.
B. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan menggunakan hasil ulangan harian siswa pada konsep
fluida statis. Uji homogenitas dilakukan menggunakan One Way ANOVA dengan
bantuan SPSS. Kriteria hasil kesimpulan uji homogenitas yaitu jika nilai signifikan atau
Sig. < 0,05 maka dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih kelompok populasi data
adalah tidak homogen, dan jika nilai signifikan atau Sig. > 0,05 maka dikatakan bahwa
varians dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah homogen. Berikut tabel hasil
pengujian dengan menggunakan SPSS
90%
53%
7%
73%
47%
63%
33%
70%
63%
77%83%
57%
27%
63%
7%
70%
33% 30% 33%27%
83%
37%
63%
53%
80% 80%
63%57%
80%
17%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
CRI Termodifikasi 4-Tier
46
Tabel 4.1 Hasil Uji Homogenitas
Keterangan Nilai
Sig. 0,337
Kesimpulan Sampel Homogen
Berdasarkan Tabel 4.1, nilai Signifikasi atau Sig. sebesar 0,337 dan menunjukkan
bahwa Sig. > 0,05 maka hal ini berarti bahwa kedua sampel homogen.
C. Pembahasan
Penelitian dilakukan di SMAN 29 Jakarta dengan sampel kelas XI MIPA 1 dan XI
MIPA 4 dengan masing-masing jumlah sampel adalah 30 siswa, kedua sampel yang
digunakan dalam penelitian ini bersifat homogen. Konsep yang digunakan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi siswa yaitu fluida statis. Instrument tes diagnostik yang
digunakan ada dua jenis yaitu CRI Termodifikasi dan FTMC. Hasil yang didapat
berupa persentase tingkat pemahaman siswa dalam setiap butir soal. Berdasarkan hasil
yang diperoleh dengan menggunakan FTMC didapat persentase siswa yang mengalami
miskonsepsi secara keseluruhan sebesar 54%, persentase siswa yang paham konsep
sebesar 29%, dan persentase siswa yang tidak paham konsep sebesar 17%. Berdasarkan
hasil yang diperoleh dengan menggunakan CRI Termodifikasi persentase siswa yang
mengalami miskonsepsi sebesar 54%, persentase siswa yang paham konsep sebesar
24%, dan persentase siswa yang tidak paham konsep sebesar 22%. Berdasarkan kedua
hasil tersebut persentase miskonsepsi dengan menggunakan kedua metode sama besar
yaitu 54%. Persentase miskonsepsi siswa secara keseluruhan mencakup konsep fluida
statis termasuk ke dalam kategori sedang.
Instrumen yang digunakan pada kedua metode untuk mengidentifikasi miskonsepsi
terdiri dari 15 soal yang mecakup 5 subkonsep dalam konsep fluida statis. Pada
beberapa butir soal yang diujikan terdapat perbedaan tingkat persentase miskonsepsi
yang dialami oleh siswa seperti yang terdapat dalam Gambar 4.3.
47
1. Subkonsep Hukum Utama Hidrostatis
Hukum utama hidrostatis membahas tentang tekanan dalam fluida diam yang
disebut tekanan hidrostatis. Konsep tekanan berguna dalam membahas fluida. Di setiap
titik pada fluida yang diam, besarnya tekanan dari seluruh arah tetap sama. Berdasarkan
rumus 𝑃 = 𝜌𝑔ℎ diketahui tekanan hidrostatis berbanding lurus dengan massa jenis zat
cair dan dengan kedalaman di dalam zat cair. Pada umumnya, tekanan pada kedalaman
yang sama dalam zat cair yang serba sama adalah sama.62
Berdasarkan hasil penelitian, miskonsepsi tertinggi yang teridentifikasi pada
subkonsep ini terdapat pada soal nomor 1 dengan menggunakan CRI Termodifikasi
yaitu sebesar 90%. Berikut butir soal nomor 1 pada subkonsep hukum utama
hidrostatis:
1. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah kubus yang sangat kecil diletakan ke dalam air yang diam seperti
pada gambar di atas. Dalam keadaan diam gaya yang diterima oleh kubus
tersebut ditunjukan oleh nomor ....
A. 1
B. 2
C. 1 dan 2
D. 3, 4, 5, dan 6
E. 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
62 Giancoli, op. cit. h. 326
48
Tingkat keyakinan jawabanmu?
1 2 3 4 5 6
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Kubus menerima gaya gravitasi dari atas
B. Fluida memberikan tekanan ke semua arah
C. Hanya ketinggian yang mempengaruhi kubus
D. Dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya apung
E. Dipengaruhi oleh gaya berat dan gaya apung ke atas
Tingkat keyakinan alasanmu?
1 2 3 4 5 6
Gambar 4.4 Butir Soal Nomor 1
Pada soal nomor 1 dengan menggunakan metode CRI Termodifikasi terdapat 90%
atau terdapat sebanyak 27 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi dengan
sebagian besar siswa salah dalam memilih jawaban soal dan alasan akan tetapi mereka
yakin dengan jawaban dan alasan yang mereka berikan. Dengan menggunakan metode
FTMC terdapat 70% atau terdapat sebanyak 21 siswa yang teridentifikasi mengalami
miskonsepi. Sebagian besar siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi baik
dengan FTMC maupun CRI Termodifikasi menganggap bahwa benda yang berada
dalam fluida yang diam hanya mendapat gaya dari atas dan bawah saja yang berupa
gaya gravitasi dan gaya apung. Pada soal ini siswa tidak memperhatikan kemungkinan
adanya gaya dari air yang membuat kubus tetap diam dalam air. Diamnya kubus di
dalam juga diakibatkan oleh adanya gaya yang diberikan air ke seluruh arah dengan
besar yang sama pada satu titik. Pada soal nomor 1 tingkat miskonsepsi yang
teridentifikasi dengan menggunakan kedua metode termasuk dalam tingkat tinggi.
Pada soal nomor 2 dengan CRI Termodifikasi, teridentifikasi sebesar 53% atau 16
orang siswa mengalami miskonsepsi, sedangkan miskonsepsi yang teridentifikasi
dengan FTMC sebesar 33% atau 10 orang siswa. Berdasarkan hasil identifikasi,
terdapat beragam miskonsepsi yang dialami siswa. Dengan metode FTMC sebagian
49
besar siswa yang mengalami miskonsepsi memilih alasan pada opsi E yaitu karena laut
mempunyai tekanan hidrostatis yang lebih besar dibanding danau karena danau
mempunyai arus yang lebih tenang dan kedalaman yang lebih sedikit dibanding laut.
Sedangkan dengan metode CRI Termodifikasi pada bagian alasan sebagian besar siswa
menjawab, karena air laut mengandung garam maka benda dapat mengapung dan
bahkan ada yang mengibaratkan dengan laut mati yang mengandung kadar garam yang
sangat tinggi. Pada soal nomor 2 miskonsepsi yang teridentifikasi dengan
menggunakan kedua metode termasuk tingkat sedang.
Pada soal nomor 3 dengan CRI Termodifikasi, teridentifikasi sebesar 7% atau 2
orang siswa yang mengalami miskonsepsi, sedangkan miskonsepsi yang teridentifikasi
dengan FTMC sebesar 30% atau 9 orang siswa. Miskonsepsi yang teridentifikasi
dengan menggunakan FTMC pada soal ini yaitu, masih terdapat siswa yang memilih
alasan bahwa volume fluida mempengaruhi besar tekanan hidrostatis, selain itu siswa
juga beranggapan bahwa dasar wadah sebagai acuan besarnya tekanan hidrostatis.
Dengan CRI Termodifikasi, semua siswa menjawab tingkat alasan dengan benar, akan
tetapi masih terdapat siswa yang salah dalam memilih grafik pada tingkat jawaban.
Pada soal nomor 3 miskonsepsi yang teridentifikasi dengan menggunakan kedua
metode termasuk tingkat rendah.
2. Subkonsep Hukum Pascal
Prinsip Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada fluida dalam suatu
tempat akan menambah tekanan keseluruhan dengan besar yang sama. Salah satu
contoh penerapannya yaitu lift hidrolik. Pada lift hidrolik nilai Fkeluar/Fmasuk disebut
keuntungan mekanik lift hidrolik. Sebagai contoh, jika luas piston keluaran 20 kali lipat
luas silinder masukan, maka gaya keluar dikalikan dengan faktor 20, berarti gaya 200
lb dapat mengangkat mobil 4000 lb.63
63 Giancoli, op. cit. h. 330
50
Berdasarkan hasil penelitian, miskonsepsi tertinggi yang teridentifikasi pada
subkonsep ini terdapat pada soal nomor 4 dengan menggunakan CRI Termodifikasi
yaitu sebesar 73%. Berikut butir soal nomor 4 pada subkonsep hukum Pascal:
4. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah mobil dengan berat 10000 N diletakkan pada sebuah pengungkit
hidrolik seperti pada gambar. Luas penampang pada piston A2 sebesar lima
kalinya dari luas penampang pada piston A1. Jika pada piston A1 diberikan
gaya sebesar 2000 N, yang akan terjadi pada mobil tersebut adalah .....
A. Piston tidak mengangkat mobil
B. Piston A2 akan naik dan mengangkat mobil
C. Piston A1 akan naik dan mengangkat mobil
D. Piston A1 akan naik dan mobil tidak terangkat
E. Piston A2 akan turun dan tidak mengangkat mobil
Tingkat keyakinan jawabanmu?
1 2 3 4 5 6
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Gaya pada piston 1 tidak cukup untuk mengangkat mobil
B. Tekanan pada piston 2 lebih kecil sehingga mobil tidak dapat terangkat
C. Perbandingan tekanan pada piston 1 dengan tekanan pada piston 2 sama
besar sehingga mobil dapat terangkat
51
D. Perbandingan gaya pada piston 1 dengan gaya pada piston 2 sama besar
sehingga mobil tidak dapat terangkat
E. Perbandingan tekanan antara piston 1 dengan piston 2 tidak sama besar
sehingga piston 2 tidak dapat mengangkat mobil
Tingkat keyakinan alasanmu?
1 2 3 4 5 6
Gambar 4.5 Butir Soal Nomor 4
Pada soal nomor 4, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 73% atau
sebanyak 22 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan, dengan
menggunakan FTMC terdapat 33% atau 10 siswa yang teridentifikasi mengalami
miskonsepsi. Sebagian besar miskonsepsi yang dialami oleh siswa sama yaitu, karena
besarnya gaya yang dihasilkan pada piston 2 sama dengan berat mobil di atasnya maka
mobil tidak akan terangkat. Pada sebuah lift hidrolik nilai Fkeluar/Fmasuk disebut
keuntungan mekanik lift hidrolik dan jika besarnya Fmasuk sama dengan besarnya berat
benda pada piston 2 maka benda dapat terangkat. Dengan menggunakan CRI
Termodifikasi miskonsepsi yang teridentifikasi termasuk dalam tingkat yang tinggi.
Sedangkan dengan FTMC termasuk dalam tingkatan sedang.
Pada soal nomor 5, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 47% atau 14
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan dengan FTMC terdapat
sekitar 27% atau 8 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sebagian besar
siswa yang mengalami miskonsepsi beranggapan bahwa luas pada piston 1 harus lebih
besar daripada luas pada piston 2 agar piston 2 dapat menghasilkan gaya yang besar.
Dengan menggunakan CRI Termodifikasi miskonsepsi yang teridentifikasi termasuk
ke dalam tingkatan sedang. Sedangkan dengan FTMC termasuk ke dalam tingkatan
rendah.
52
3. Subkonsep Hukum Archimedes
Prinsip Archimedes berbunyi “gaya apung yang bekerja pada benda yang
dimasukkan dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Gaya apung
terjadi karena tekanan pada fluida bertambah terhadap kedalaman. Dengan demikian
tekanan ke atas pada permukaan bawah benda yang dibenamkan lebih besar dari
tekanan ke bawah pada permukaan atasnya, oleh karena itu didapat persamaan gaya
apung yaitu, 𝐹 = 𝜌𝐹𝑔𝐴(ℎ2 − ℎ1) atau 𝐹 = 𝜌𝐹𝑔𝑉.64
Berdasarkan hasil penelitian, miskonsepsi tertinggi yang teridentifikasi dalam
subkonsep ini terdapat pada soal nomor 6 dengan menggunakan metode FTMC yaitu
sebesar 83%. Berikut butir soal nomor 6 dari subkonsep hukum Archimedes:
6. Perhatikan gambar berikut!
Benda A bervolume V dan bermassa M, dan benda B bervolume 2V dan
bermassa 1M. Kedua benda tersebut dimasukan ke dalam gelas berisi air.
Pada benda A seluruh bagian benda tenggelam ke dalam air, sedangkan pada
benda B hanya setengah bagiannya saja yang tenggelam dalam air.
Perbandingan gaya apung pada benda A dan benda B adalah ....
A. 1:1
B. 1:2
C. 2:1
D. 1:3
E. 3:1
Tingkat keyakinan jawabanmu?
64 Giancoli, op. cit.h. 333
53
1 2 3 4 5 6
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Massa jenis benda A dan B sama
B. Volume benda B lebih besar dari benda A
C. Semakin besar volume benda maka akan semakin besar gaya apungnya
D. Semakin besar massa jenis benda maka akan semakin besar gaya
apungnya
E. Benda A tercelup seluruhnya dan benda B tercelup sebagian sehingga
menghasilkan gaya apung yang sama
Tingkat keyakinan alasanmu?
1 2 3 4 5 6
Gambar 4.6 Butir Soal Nomor 6
Pada soal nomor 6, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 63% atau 19
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan dengan menggunakan
FTMC terdapat 83% atau 25 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Siswa
yang mengalami miskonsepsi sebagian besar salah dalam memilih jawaban pada
tingkat jawaban dan alasan, baik dengan CRI Termodifikasi ataupun FTMC.
Miskonsepsi yang dialami siswa yaitu, siswa menganggap bahwa semakin besar
volume suatu benda maka akan semakin besar gaya apungnya tanpa memperhatikan
berapa besar volume benda yang tercelup ke dalam suatu fluida. Pada soal nomor 6
miskonsepsi yang teridentifikasi dengan menggunakan kedua metode termasuk tingkat
tinggi.
Pada soal nomor 7, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 33% atau 10
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan dengan menggunakan
FTMC terdapat 37% atau 11 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi.
Dengan menggunakan FTMC sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi
menjawab tingkat jawaban dengan benar, namun salah dalam tingkat alasan.
Miskonsepsi yang dialami siswa pada soal ini yaitu, siswa menganggap bahwa semakin
54
besar massa jenis benda maka akan semakin besar gaya apungnya. Pada soal nomor 7
miskonsepsi yang teridentifikasi dengan menggunakan kedua metode termasuk tingkat
tinggi.
Pada soal nomor 8, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 70% atau 21
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan dengan menggunakan
FTMC terdapat 63% atau 19 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi.
Dengan FTMC, pada tingkat jawaban semua siswa yang mengalami miskonsepsi
menjawab pilihan yang salah walaupun terdapat beberapa siswa yang menjawab benar
pada tingkat alasan. Dengan CRI Termodifikasi sebagian besar siswa menjawab salah
pada tingkat jawaban dan alasan akan tetapi mereka yakin dengan jawaban mereka.
Miskonsepsi yang teridentifikasi dengan FTMC yaitu, siswa masih beranggapan bahwa
massa mempengaruhi keadaan minyak, air, dan es batu jika dimasukkan ke dalam satu
wadah. Sedangkan dengan CRI Termodifikasi, sebagian besar siswa beralasan karena
air dan es batu tidak bisa bersatu dengan minyak sehingga sebagian besar siswa tidak
memilih opsi A dan B pada tingkat jawaban. Pada soal nomor 7 miskonsepsi yang
teridentifikasi dengan menggunakan kedua metode termasuk tingkat tinggi.
Pada soal nomor 9, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 63% atau 19
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan dengan menggunakan
FTMC terdapat 53% atau 16 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Dalam
soal ini alasan yang diberikan siswa sangat beragam sehingga minkonsepsi yang terjadi
sangat beragam juga. Berdasarkan hasil identifikasi miskonsepsi, siswa masih
beranggapan bahwa massa, volume, kedalaman, dan luas penampang fluida
mempengaruhi gaya apung yang dialami oleh sebuah benda. Pada soal ini dengan
menggunakan CRI Termodifikasi miskonsepsi yang teridentifikasi termasuk ke dalam
tingkatan tinggi. Sedangkan dengan FTMC termasuk ke dalam tingkatan sedang.
Pada soal nomor 10, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 77% atau 23
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan dengan menggunakan
FTMC terdapat 80% atau 24 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi.
Sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi memberikan jawaban yang salah
55
pada tingkat jawaban dan alasan, akan tetapi mereka yakin dengan jawaban mereka.
Miskonsepsi yang dialami oleh sebagian besar siswa dalam soal ini yaitu, siswa masih
beranggapan bahwa benda dengan massa yang lebih besar membuat benda menjadi
tenggelam walaupun massa jenisnya sama. Pada soal nomor 7 miskonsepsi yang
teridentifikasi dengan menggunakan kedua metode termasuk tingkat tinggi.
4. Subkonsep Tegangan Permukaan dan Kapilaritas
Permukaan zat cair dapat berperilaku seakan-akan mengalami tegangan, dan
tegangan ini, yang bekerja sejajar dengan permukaan, muncul dari gaya tarik antar
molekul. Efek inilah yang disebut tegangan permukaan. Contoh dari teganga
permukaan yaitu, jarum baja dapat diapungkan di permukaan air walaupun massa
jenisnya lebih besar dari air. Naik atau turunnya zat cair pada tabung kapiler disebut
kapilaritas. Apakah zat cair naik atau turun bergantung pada kekuatan relatif gaya
adhesi dan kohesinya.65
Berdasarkan hasil penelitian, miskonsepsi tertinggi yang teridentifikasi pada
subkonsep ini terdapat pada soal nomor 11 dengan menggunakan CRI Termodifikasi
yaitu sebesar 83%. Berikut butir soal nomor 11 pada subkonsep tegangan pemukaan
dan kapilaritas:
11. Sebuah silet dengan massa jenis sebesar 7900 kg/m3 diletakkan perlahan
secara horizontal di atas permukaan air dengan massa jenis 1000 kg/m3.
Yang terjadi pada silet tersebut adalah ....
A. B. C.
65 Giancoli, op. cit. h. 353
56
D. E.
Tingkat keyakinan jawabanmu?
1 2 3 4 5 6
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Massa air lebih besar daripada silet
B. Massa silet lebih besar daripada air
C. Massa jenis silet jauh lebih besar daripada air
D. Air memiliki volume yang lebih besar daripada silet
E. Tegangan permukaan air membuat silet tidak tenggelam
Tingkat keyakinan alasanmu?
1 2 3 4 5 6
Gambar 4.7 Butir Soal Nomor 11
Pada soal nomor 11, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 83% atau 25
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan dengan menggunakan
FTMC terdapat 80% atau 24 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kedua metode sebagian besar siswa
salah dalam tingkat jawaban dan tingkat alasan. Dengan menggunakan kedua metode
sebagian besar siswa memilih opsi E dalam tingkat jawaban. Miskonsepsi yang dialami
oleh sebagian besar siswa dalam soal ini yaitu, siswa beranggapan bahwa massa jenis
silet yang lebih besar dari air membuat silet tenggelam ke dasar air. Pada soal ini,
dengan menggunakan CRI Termodifikasi siswa yang teridentifikasi paham konsep
berjumlah 0, sedangkan dengan menggunakan FTMC terdapat 3 siswa yang
teridentifikasi paham konsep. Hal ini terjadi mungkin disebabkan karena dengan
menggunakan FTMC siswa dapat melihat alasan pada opsi E yaitu terdapat tegangan
permukaan pada air, sehingga siswa memilih opsi tersebut. Sedangkan pada CRI
Termodifikasi siswa diharuskan untuk menuliskan sendiri alasan mereka tanpa adanya
57
opsi alasan. Pada soal nomor 11 miskonsepsi yang teridentifikasi dengan menggunakan
kedua metode termasuk tingkat tinggi.
Pada soal nomor 12, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 57% atau 17
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan dengan menggunakan
FTMC terdapat 63% atau 19 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi
menjawab benar pada tingkat jawaban dan salah dalam tingkat alasan, namun yakin
dengan jawaban dan alasan mereka. Miskonsepsi yang teridentifikasi dialami siswa
yaitu, siswa beranggapan bahwa kapilaritas merupakan peristiwa terserapnya cairan
oleh bahan. Pada soal ini dengan menggunakan CRI Termodifikasi miskonsepsi yang
teridentifikasi termasuk ke dalam tingkatan sedang. Sedangkan dengan FTMC
termasuk ke dalam tingkatan tinggi.
Pada soal nomor 13, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 27% atau 8
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan dengan menggunakan
FTMC terdapat 57% atau 17 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Pada
soal nomor 13 sebagian besar siswa menjawab salah pada tingkat jawaban dan alasan.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan CRI Termodifikasi sebagian besar
siswa tidak yakin dengan jawaban mereka dan masuk ke dalam kriteria tidak paham
konsep, sedangkan dengan menggunakan FTMC sebagian besar siswa yakin dengan
jawaban mereka. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar siswa belum memahami
konsep adhesi dan kohesi sehingga terjadi miskonsepsi pada soal ini. Pada soal ini
dengan menggunakan CRI Termodifikasi miskonsepsi yang teridentifikasi termasuk ke
dalam tingkatan rendah. Sedangkan dengan FTMC termasuk ke dalam tingkatan
sedang.
5. Subkonsep Viskositas
Suatu fluida memiliki gesekan internal yang besarnya teretentu yang disebut
viskositas. Viskositas ada pada zat cair maupun gas, dan pada intinya merupakan gaya
58
gesekan antara lapisan-lapisan yang saling bersisian pada fluida saat lapisan-lapisan
tersebut bergerak melewati lainnya.66
Berdasarkan hasil penelitian, miskonsepsi tertinggi yang teridentifikasi pada
subkonsep ini terdapat pada soal nomor 14 dengan menggunakan FTMC yaitu sebesar
80%. Berikut butir soal nomor 14 pada subkonsep viskositas:
14. Perhatikan gambar berikut!
Jika kelereng dijatuhkan ke dalam wadah berisi oli, perubahan kecepatan
yang akan dialami oleh kelereng tersebut saat di dalam oli adalah ....
A. Konstan
B. Dipercepat
C. Diperlambat
D. Dipercepat lalu konstan
E. Diperlambat lalu konstan
Tingkat keyakinan jawabanmu?
1 2 3 4 5 6
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Oli yang licin membuat benda terus bergerak dipercepat hingga ke dasar
wadah
B. Gaya gravitasi membuat benda terus bergerak dipercepat hingga ke dasar
wadah
66 Giancoli, op. cit. h. 347
59
C. Oli yang kental membuat benda terus bergerak diperlambat hingga ke
dasar wadah
D. Gaya gesek dan gaya apung dalam cairan membuat benda bergerak
dengan kecepatan konstan
E. Benda dipercepat oleh gaya gravitasi kemudian gaya gesek dan gaya
apung dalam cairan membuat benda bergerak dengan kecepatan konstan
Tingkat keyakinan alasanmu?
1 2 3 4 5 6
Gambar 4.8 Butir Soal Nomor 14
Pada soal nomor 14, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 63% atau 19
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan dengan menggunakan
FTMC terdapat 80% atau 24 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi.
Berdasarkan hasil penelitian pada soal ini siswa yang mengalami miskonsepsi sebagian
besar salah dalam menjawab tingkat jawaban dan alasan. Dengan menggunakan FTMC
sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi yakin dengan jawaban yang mereka
pilih. Sebagian besar siswa yang mengalami miskonsepsi baik dengan FTMC maupun
CRI Termodifikasi memilih opsi jawaban C dan E yaitu kelereng akan diperlambat,
alasan dari jawaban mereka yakni karena oli merupakan cairan yang kental. Pada suatu
benda yang terjatuh ke dalam fluida akan terjadi suatu hal yang disebut dengan
kecepatan terminal dimana benda akan bergerak konstan pada saat benda berada pada
keadaan seimbang. Pada saat benda jatuh ke dalam fluida, gaya gravitasi akan membuat
benda bergerak dipercepat. Namun, ketika kecepatan bertambah maka gaya stoke atau
gaya gesek juga akan bertembah sampai benda akan berada pada keadaan seimbang.
Pada soal nomor 14 miskonsepsi yang teridentifikasi dengan menggunakan kedua
metode termasuk tingkat tinggi.
Pada soal nomor 15, dengan menggunakan CRI Termodifikasi terdapat 7% atau 2
siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi. Sedangkan dengan menggunakan
FTMC terdapat 17% atau 5 siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi.
60
6. Perbandingan Metode FTMC dengan CRI Termodifikasi
Berdasarkan hasil identifikasi, dengan menggunakan FTMC teridentifikasi
sebanyak 27 miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Sedangkan dengan menggunakan
CRI Termodifikasi teridentifikasi sebanyak 29 miskonsepsi yang dialami oleh siswa.
Sebagian besar miskonsepsi yang teridentifikasi dengan menggunakan kedua metode
adalah sama. Persentase miskonsepsi yang teridentifikasi dengan menggunakan kedua
metode adalah sama yaitu sebesar 54% dan termasuk ke dalam kategori sedang.
Dalam mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada CRI Termodifikasi, diperlukan
analisis yang mendalam pada alasan yang telah dituliskan oleh siswa untuk menyatakan
bahwa siswa mengalami miskonsepsi dan mengetahui miskonsepsi siswa. Dengan
menggunakan FTMC, perlu dilakukan penngkajian miskonsepsi dalam tahap persiapan,
terutama dalam membuat pilihan jawaban dengan cara pengkajian materi dan
wawancara kepada siswa yang mengalami miskonsepsi. Hasil yang tidak signifikan
yang didapatkan pada kedua tes ini yaitu karena diperlukan tahap persiapan yang lebih
untuk mengetahui miskonsepsi yang terdapat pada siswa dan dibutuhkan pemahaman
konsep yang kuat dalam menganalisisnya. Wawancara pun perlu dilakukan baik
sebelum dan sesudah dilakukannya tes diagnostik untuk mengetahui lebih dalam
miskonsepsi yang dialami oleh siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, dengan menggunakan metode CRI Termodifikasi
terdapat beberapa siswa yang tidak mengisi alasan, selain itu terdapat juga siswa yang
memberikan alasan dengan kalimat seperti “tidak mengerti” dan “hanya menebak”.
Siswa yang tidak mengisi alasan seperti ini biasanya memilih tingkat keyakinan yang
rendah dan masuk ke dalam kategori tidak paham konsep.
Pada setiap butir soal, siswa memiliki alasan yang beragam atas jawaban yang telah
mereka pilih. Berikut tabel alasan dari jawaban siswa:
Tabel 4.2 Miskonsepsi yang Teridentifikasi
Nomor
Soal Subkonsep FTMC CRI Termodifikasi
61
1
Hukum
Utama
Hidrostatis
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
C E 15
- Benda di dalam air hanya
dipengaruhi oleh gaya
gravitasi dan gaya apung
yaitu dari bagian atas dan
bagian bawah
- Benda di dalam air
hanya menerima gaya
dan tekanan dari atas
dan bawah
- Benda dalam air
menerima gaya gravitasi
ke arah bawah dan gaya
angkat ke arah atas
2
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
D E 5
B D 2
C C 2
- Laut lebih dalam dari
danau sehingga memiliki
tekanan yang lebih besar.
- Penyelam A dan B
menyelam pada
kedalaman yang sama dan
waktu yang sama sehingga
tekanan yang dialami oleh
keduanya sama
- Laut lebih luas
permukaannya dan
memiliki volume lebih
banyak daripada danau
sehingga tekanannya
lebih besar
- Air laut mengandung
garam yang membuat
benda dapat mengapung
- Penyelam berada pada
kedalaman yang sama
sehingga tekanan
hidrostatisnya sama
3
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
E C 3
E A 3
- Semakin dekat jarak
benda dengan dasar
semakin besar tekanannya
- Semakin besar volume
benda semakin kecil
tekanannya
- Kesalahan dalam
membaca grafik
4
Hukum
Pascal
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
A D 4
A A 4
- Perbandingan gaya pada
piston 1 dengan gaya pada
- Tekanan pada piston 1
dan piston 2 sama
sehingga mobil tidak
terangkat
- Gaya yang dihasilkan
sama dengan berat
62
piston 2 sama besar
sehingga mobil tidak
dapat terangkat
- Gaya pada piston 1 tidak
cukup untuk mengangkat
mobil
beban sehingga tidak
terangkat
5
Jawaban Alasan Jumlah
SIswa
D E 3
E A 2
- Luas penampang pada
piston 2 harus lebih kecil
daripada penampang pada
piston 1 untuk
menghasilkan gaya yang
lebih besar pada piston 2
- Semakin kecil luas
penampangnya maka akan
semakin besar gayanya
- Semakin besar luas pada
piston 1 semakin besar
gaya yang akan
dihasilkan pada piston 2
- Luas penampang yang
sama pada kedua piston
memberikan gaya yang
terbesar
6
Hukum
Archimedes
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
B C 6
C B 6
C D 6
C C 4
- Semakin besar volume
benda maka akan semakin
besar gaya apungnya
- Semakin besar massa jenis
benda maka akan semakin
besar gaya apungnya
- Massa benda sama
sehingga volume yang
mempengaruhi
perbandingan
- Semakin besar volume
dan luas penampang
benda, maka akan
semakin besar gaya
apungnya
- Semakin besar massa
jenis benda semakin
besar massa jenisnya
7
Jawaban Alasan Jumlah
SIswa
A A 10
B D 4
- Semakin dalam suatu
benda maka akan semakin
kecil gaya apungnya
- Semakin kecil gaya
berat benda maka
kondisinya akan
mengapung
63
- Semakin besar massa jenis
fluida maka akan semakin
besar gaya apungnya
8
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
D D 8
E D 4
B D 4
- Siswa tahu bahwa
semakin besar massa jenis
maka akan semakin
tenggelam, akan tetapi
masih terdapat siswa yang
salah dalam mengurutkan
besar massa jenis benda
dalam soal
- Minyak dan air tidak
dapat Bersatu, dan es
terbuat dari air yang
dibekukan maka es tidak
akan menyatu dengan
minyak
- Massa jenis air > massa
jenis minyak > massa
jenis es
9
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
B C 4
E E 4
A A 3
D A 3
- Volume air laut lebih
besar dari air sungai dan
sungai lebih dangkal dari
laut sehingga saat kapal
berada di laut kapal akan
lebih tenggelam
- Massa jenis air laut lebih
besar daripada air sungai,
sehingga kapal lebih
mengapung saat berada di
laut
- Sungai lebih dangkal dari
laut
- Luas penampang laut
lebih besar sehingga
benda menjadi lebih
tenggelam
- Tekanan hidrostatis air
sungai lebih besar dari
air laut
- Air garam dapat
mengangkat suatu benda
10
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
A A 16
B A 3
- Balok kayu dengan
massa yang besar akan
tenggelam
64
- Massa balok kayu yang
lebih besar walaupun
massa jenisnya sama,
membuat balok dengan
massa lebih besar akan
tenggelam
11
Tegangan
Permukaan
dan
Kapilaritas
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
E C 24
- Massa jenis silet jauh lebih
besar daripada air,
sehingga silet tenggelam
- Massa jenis silet lebih
besar dari massa jenis
air sehingga silet
tenggelam
12
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
D C 12
E B 4
- Gejala kapilaritas terjadi
karena naiknya carian
akibat terhisap oleh bahan
- Gejala kapilaritas terjadi
karena naiknya cairan dari
bawah ke atas
- Kapilaritas merupakan
peristiwa terserapnya air
- Kapilaritas merupakan
naik turunnya zat cair
13
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
D C 7
C B 4
- (D) Kohesi merkuri lebih
besar daripada adhesi
merkuri dengan pipa; (C)
Adhesi yang lebih kuat
pada zat cair membuat
cairan lebih turun pada
pipa kapiler
- (C) Tekanan hidrostatik
merkuri lebih besar
daripada air; (B) Massa
jenis merkuri lebih besar
- Kohesi air dengan
tabung lebih besar
sehingga air menjadi
lebih naik dibandingkan
dengan merkuri
- Tekanan yang diberikan
pada merkuri terlihat
lebih besar
65
daripada air sehingga
tekanannya lebih besar
14
Viskositas
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
C C 19
E E 4
- Oli yang kental membuat
benda terus bergerak
diperlambat hingga ke
dasar wadah
- Saat jatuh ke dalam cairan,
benda akan bergerak
diperlambat lalu konstan
- Oli yang licin
menyebabkan benda
jatuh dipercepat
- Oli yang kental akan
memperlambat benda
jatuh ke dalamnya
- Tidak ada gaya lain
yang mempengaruhi
benda sehingga konstan
15
Jawaban Alasan Jumlah
Siswa
A A 4
D B 2
A B 2
- Massa mempengaruhi
cepat jatuhnya benda
dalam cairan
- Semakin besar massa jenis
benda semakin besar gaya
apungnya
- Menggunakan kelereng
dengan massa yang
lebih besar pada zat
yang sama untuk
mengetahui pengaruh
besarnya viskositas
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai
perbandingan hasil identifikasi miskonsepsi antara FTMC dan CRI Termdifikasi, dapat
disimpulkan:
1. Miskonsepsi yang teridentifikasi pada konsep fluida statis dengan menggunakan
FTMC sebesar 54%, paham konsep 29%, dan tidak paham konsep sebesar 17%,
miskonsepsi yang teridentifikasi termasuk dalam kategori sedang.
2. Miskonsepsi yang teridentifikasi pada konsep fluida statis dengan menggunakan
CRI Termodifikasi sebesar 54%, paham konsep 24%, dan tidak paham konsep
sebesar 22%, miskonsepsi yang teridentifikasi termasuk dalam kategori sedang.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil identifikasi miskonsepsi dengan
menggunakan FTMC dan CRI Termodifikasi.
4. Perbedaan yang tidak signifikan pada hasil penelitian dikarenakan oleh kurangnya
tahap persiapan dalam membuat instrumen.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan untuk
penelitian selanjutnya yaitu:
1. Perlu dilakukan wawancara terhadap siswa yang mengalami miskonsepsi untuk
mengetahui lebih dalam pemahaman siswa.
2. Memperbanyak jumlah sampel agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.
3. Perlu melakukan tahap-tahap persiapan yang lebih untuk melakukan tes diagnostik
identifikasi miskonsepsi pada siswa.
4. Gaya pada soal nomor 4 diubah menjadi tekanan berdasarkan pada Hukum Pascal.
67
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
Aprilyani, Dian, dkk. Penerapan Teknik CRI Termodifikasi untuk Mengidentifikasi
Miskonsepsi Siswa. Prosiding Seminar Nasional II Universitas Muhammadiyah
Malang. 2016.
Fariyani, Qisthi, dkk. Pengenbangan Four-tier Diagnostic Test untuk Mengungkap
Miskonsepsi Fisika Siswa SMA Kelas X. Journal of Innovative Science
Education. 2015.
Giancoli, Douglas C. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga, 2000.
Gooding, Julia dan Bill Metz. From Misconception to Conceptual Change: Tips for
identifying and overcoming student’s misconception. Pennsylvania: The Science
Teacher. 2015.
Gurel, Derya Kaltakci, ddk. A Review and Comparison of Diagnostik Instruments to
Identify Students Misconception in Science, Eurasia Journal of Mthematics,
Science & Technology Education, 2015
Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: QUANTUM TEACHING. 2006.
Hafizah, Deni, dkk. Analisis Miskonsepsi Siswa melalui Tes Multiple Choice
menggunakan Certainty of Response Index Pada mata Pelajaran Fisika MAN 1
Bukittinggi. Jurnal Pendidikan MIPA Edusainstika. 2014.
Hakim, Aliefman, dkk. Student Concept Understanding of Natural Products Chemistry
in Primary and Secondary Metabolites Using the Data Collecting Technique of
Modified CRI. International Online Journal of Educational Sciences.2012.
Harniyati, Mantari, dkk. Remediasi Miskonsepsi Siswa pada Fluida Statis
Menggunakan Pembelajaran Predict, Observe, dan Explain di SMA. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran. 2015.
Hasan, Saleem, dkk. Misconceptions and the Certainty of Response Index (CRI).
Physics Education. 2002.
68
Hendriyadi. Validitas Isi: Tahap Awal Pengembangan Kuisioner. Jurnal Riset
Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT. 2017.
Hung, Woei dan David H. Jonassen. Conceptual Understanding of Causal Reasoning
in Physics. International Journal of Science Education. 2006.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2015.
Liliawati, Winny dan Taufik Ramlan. Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA dengan
Menggunakan CRI (Certainty of Response Index) dalam Upaya Perbaikan
Urutan Pemberian Materi IPBA pada KTSP. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. 2009.
Murni, Dewi. Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa pada Konsep Substansi Genetika
Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Prisiding Semirata. 2013.
Omrod, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang.
Jakarta: Erlangga, 2009.
Pratiwi, Arida dan Wasis. Pembelajaran dengan Praktikum Sederhana untuk Mereduksi
Miskonsepsi Siswa pada Materi Fluida Statis di Kelas XI SMA Negeri 2 Tuban.
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. 2013.
Saifullah, Anisa Matinu, dkk. Universitas Negeri Malang, ‘Identifikasi Miskonsepsi
Siswa Kelas X Pada Materi Fluida Statis Dengan Instrumen Diagnostik Three-
Tier. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 2016.
Sholihat, Fitri N., dkk. Identifikasi Miskonsepsi dan Penyebab Miskonsepsi Siswa
Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test pada Sub-Materi Fluida Dinamik: Azas
Kontinuitas. JPPPF. 2017.
Stein, Mary, dkk. A Study of Common Beliefs and Misconceptions in Physical Science.
Journal of Elementary Science Education. 2008.
Sudaryono. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Sutrisno, Fisika Dasar I (Mekanika, Fluida, & Gelombang). Jakarta: UIN Jakarta Press,
2017.
Tayubi, Yuyu R. Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan
Certainty of Response Index (CRI). Jurnal UPI. 2005.
69
Wartono, dkk. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas X pada Materi Fluida Statis
dengan Instrumen Diagnostik Three-Tier. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.
2016.
Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Jakarta:
Erlangga. 2002.
70
Lampiran 1: Pemetaan Instrumen Test Diagnostik Identifikasi Miskonsepsi
No. Sub Materi Indikator Pembelajaran Waktu Pengerjaan
Soal Jumlah Soal
1 Hukum utama
hidrostatis
Menyelidiki hukum utama
hidrostatis
2 JP x 45 menit = 90
menit
@ 1 soal = 6 menit
Jumlah soal = 90
6 = 15
soal
Jumlah soal 2
8× 15 soal = 3 soal Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan hidrostatis
2 Hukum Pascal Penerapan hukum Pascal Jumlah soal
1
8× 15 soal = 2 soal
3 Hukum Archimedes
Menganalisis hukum Archimedes
Jumlah soal 3
8× 15 soal = 5 soal
Menerapkan Hukum Archimedes
pada kehidupan sehari-hari
Menerapkan konsep terapung,
melayang, dan tenggelam
4
Tegangan
permukaan,
kapilaritas
Mengidentifikasi peristiwa yang
berkaitan dengan tegangan
permukaan dalam kehidupan sehari-
hari
Jumlah soal 2
8× 15 soal = 3 soal
Menerapkan konsep kapilaritas
5 Viskositas Menyelidiki viskositas pada fluida Jumlah soal
1
8× 15 soal = 2 soal
Total Soal 15
71
Lampiran 2: Instumen Uji Coba dan Indikator Three-Tier Fluida Statis
Mata Pelajaran : Fisika Bentuk Soal : PG dan Uraian
Kelas/Semester : XI/1 Waktu : 3 menit x 30 soal
Tahun Ajaran : 2019/2020 Jumlah Butir Soal : 30
Indikator KKO Indikator Soal No.
Soal Soal Jawaban
Tingkat
Kognitif
Menyelidiki
hukum utama
hidrostatis
Menentukan Disajikan gambar
berupa Pipa U
yang diisi dengan
air dan minyak.
Siswa diminta
untuk menentukan
besar tekanan
hidrostatis pada
setiap titik
1 Perhatikan gambar berikut!
Apabila pipa U diisi dengan air dan minyak,
maka pernyataan berikut yang benar
adalah ....
A. Tekanan hidrostatis pada titik
A=B=C=D
B. Tekanan hidrostatis pada titik A=B
dan C≠D
C. Tekanan hidrostatis pada titik A=C,
dan B=D
B. Tekanan
hidrostatis
pada titik
A=B dan
C≠D
C3
72
D. Tekanan hidrostatis pada titik A=B
dan C=D
E. Tekanan hidrostatis pada titik
A=B=C, dan titik A, B, dan C ≠ D
Tuliskan alasanmu!
Menentukan Disajikan soal
dengan 5 pilihan
jawaban berupa
gambar bejana
berhubungan
dengan bentuk
yang berbeda.
Siswa diminta
untuk menentukan
ketinggian air
dalam bejana
yang benar
2 Perhatikan gambar-gambar berikut!
1
2
3
4
5
Terdapat tiga buah wadah yang saling
berhubungan yang berisi air seperti pada
gambar di atas. Setiap wadah memiliki
bentuk yang berbeda-beda. Berdasarkan
B. 2
C2
73
gambar-gambar di atas ketinggian air dalam
wadah adalah ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Tuliskan alasanmu!
Menentukan Disajikan gambar
berupa sebuah
kubus yang
dimasukan ke
wadah berisi air.
Siswa diminta
untuk
menunjukan arah
gaya yang
diterima oleh
kubus
3 Perhatikan gambar berikut!
Sebuah kubus yang kecil diletakan ke dalam
air yang diam seperti pada gambar di atas.
Gaya yang diterima oleh kubus tersebut
ditunjukan oleh nomor ....
A. 1
B. 2
C. 1 dan 2
D. 3, 4, 5, dan 6
E. Semuanya C3
74
E. Semuanya
Tuliskan alasanmu!
Mengidentifi
kasi faktor-
faktor yang
mempengaru
hi tekanan
hidrostatis
Membandingk
an
Disajikan
pernyataan
mengenai
kegiatan
menyelam di dua
tempat berbeda.
Siswa diminta
untuk
membandingkan
besar tekanan
hidrostatis di dua
tempat dengan
ketinggian yang
berbeda
4 Seorang penyelam A menyelam ke dalam
sebuah danau di daerah pegunungan. Dia
menyelam sejauh 2 meter dari permukaan air.
Pada waktu yang sama seorang penyelam B
menyelam ke laut sejauh 2 meter dari
permukaan air. Berdasarkan pernyataan di
atas perbandingan besar tekanan hidrostatis
yang dialami oleh kedua penyelam adalah ....
A. PA > PB
B. PA ≥ PB
C. PA = PB
D. PA < PB
E. PA ≤ PB
Tuliskan alasanmu!
D. PA < PB C2
75
Memperkiraka
n
Disajikan
pernyataan
mengenai
kegiatan
menyelam. Siswa
diminta untuk.
Memperkirakan
besar tekanan
hidrostatik saat
menyelam
5 Semakin dalam seorang penyelam menyelam
ke dalam air maka ....
A. Semakin besar tekanan hidrostatik
yang dialaminya
B. Semakin kecil tekanan hidrostatik
yang dialaminya
C. Semakin besar gaya angkat yang
dialaminya
D. Semakin kecil gaya angkat yang
dialaminya
E. Semakin besar gaya gravitasi yang
dialaminya
Tuliskan alasanmu!
A. Semakin
besar tekanan
hidrostatik
yang
dialaminya
C2
Menentukan Disajikan lima
buah grafik
hubungan antara
tekanan terhadap
kedalaman. Siswa
diminta untuk
menentukan
grafik hubungan
6 Perhatikan grafik berikut!
1
2
E. 5 C3
76
antara tekanan
terhadap
kedalaman yang
benar
3 4
5
Dari kelima grafik di atas, grafik yang
menggambarkan hubungan tekanan
hidrostatis terhadap kedalaman adalah ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Tuliskan alasanmu!
Penerapan
Hukum
Pascal
Meramalkan Disajikan gambar
berupa mobil
yang akan
diangkat oleh
pengungkit
7 Perhatikan gambar berikut! C. Piston
tidak
bergerak
C3
77
hidrolik. Siswa
diminta untuk
meramalkan apa
yang akan terjadi
pada mobil jika
diberikan gaya
pada salah satu
piston
Sebuah mobil bermassa 1000 kg diletakkan
pada sebuah pengungkit hidrolik seperti pada
gambar. Luas penampang pada piston A2
sebesar lima kalinya dari luas penampang
pada piston A1. Jika pada piston A1 diberikan
gaya sebesar 2000 N, yang terjadi pada mobil
tersebut adalah ....
A. Piston A2 akan naik sedikit
B. Piston A2 akan naik cukup tinggi
C. Piston tidak bergerak
D. Piston A1 akan naik sedikit
E. Piston A1 akan naik cukup tinggi
Tuliskan alasanmu!
Menentukan Disajikan gambar
lima buah
8 Perhatikan gambar berikut! E. 5 C3
78
pengungkit
hidrolik dengan
bentuk yang
berbeda-beda.
Siswa diminta
untuk menentukan
pengungkit mana
yang dapat
menghasilkan
gaya terbesar
Berdasarkan gambar di atas, gaya terbesar
yang akan dihasilkan pada piston A2 (piston
A1 diberikan gaya yang sama) terdapat pada
pengungkit nomor ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Tuliskan alasanmu!
79
Mengelompok
an
Disajikan
sembilan buah
gambar. Siswa
diminta untuk
mengelompokan
gambar-gambar
yang merupakan
penerapan konsep
hukum pascal
9 Perhatikan gambar-gambar berikut!
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dari gambar-gambar di atas, yang termasuk
dalam penerapan hukum Pascal adalah ....
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3, dan 9
C. 2, 3, dan 6
D. 4, 5, dan 8
C. 1, 3, dan 9 C2
80
E. 6, 7, dan 9
Tuliskan alasanmu!
Menganalisis
Hukum
Archimedes
Membandingk
an
Disajikan gambar
berupa tiga buah
keadaan kapal
selam di dalam
air. Siswa diminta
untuk
membandingkan
besarnya gaya
angkat yang
dialami oleh
ketiga kapal selam
10 Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar tersebut, besarnya gaya
angkat yang diterima oleh setiap kapal selam,
jika kapal selam identik adalah ....
A. F1<F2<F3
B. F1>F2>F3
C. F1=F2=F3
D. F1<F2=F3
E. F1>F2=F3
Tuliskan alasanmu!
D. F1<F2=F3
C2
81
Membandingk
an
Disajikan gambar
berupa dua buah
gabus dengan
volume dan massa
yang berbeda
dimasukan ke air.
Siswa diminta
untuk
membandingkan
besarnya gaya
angkat yang
dialami dua buah
benda tersebut
11 Perhatikan gambar berikut!
Benda A bervolume V dan bermassa M, dan
benda B bervolume 2V dan bermassa 2M.
Kedua benda tersebut dimasukan ke dalam
gelas berisi air. Pada benda A seluruh bagian
benda tenggelam ke dalam air, sedangkan
pada benda B hanya setengah bagiannya saja
yang tenggelam dalam air. Perbandingan
gaya angkat pada benda A dan benda B
adalah ....
A. 1:1
B. 1:2
C. 2:1
D. 1:3
E. 3:1
A. 1:1 C2
82
Tuliskan alasanmu!
Membandingk
an
Disajikan gambar
berupa keadaan
dua buah apel
dalam wadah
berisi cairan
dengan massa
jenis yang
berbeda. Siswa
diminta untuk
membandingkan
besarnya gaya
angkat yang
dialami oleh apel
12 Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukan keadaan apel
dalam sebuah wadah berisi cairan dengan
massa jenis yang berbeda. Berdasarkan
gambar tersebut besar gaya angkat yang
dialami oleh apel B jika dibandingkan oleh
apel A adalah ....
A. Lebih besar
B. Lebih kecil
C. Sama
D. Jauh lebih besar
E. Jauh lebih kecil
Tuliskan alasanmu!
C. Sama C2
83
Menganalisis Disajikan tabel
berisi data nama
benda, bentuk
benda, massa, dan
volume. Siswa
diminta untuk
menganalisis
benda yang
memiliki gaya
apung terbesar
berdasarkan data
dari tabel
13 Perhatikan tabel berikut!
Benda Bentuk Massa
(g)
Volume
(cm3)
A Bola 6 2
B Kubus 4 4
C Balok 5 2
D Kerucut 1 1
E Tabung 5 4
F Tidak
beraturan 4 3
Berdasarkan tabel di atas, benda yang
memiliki gaya apung terbesar saat dimasukan
ke dalam air adalah ....
A. FA, FB, FC
B. FA, FC, FE
C. FB, FE, FF
D. FC, FD, FF
E. FD, FE, FF
C. FB, FE, FF C4
84
Tuliskan alasanmu!
Menentukan Disajikan lima
buah grafik
hubungan antara
gaya angkat
dengan kedalam.
Siswa diminta
untuk menentukan
grafik hubungan
antara gaya
angkat terhadap
kedalaman yang
benar
14 Perhatikan grafik berikut!
1
2
3
4
5
E. 5 C3
85
Dari kelima grafik di atas, grafik yang
menggambarkan hubungan gaya apung
terhadap kedalaman pada benda yang sedang
tenggelam adalah ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Tuliskan alasanmu!
Menerapkan
konsep
terapung,
melayang,
dan
tenggelam
Menganalisis Disajikan tabel
berisi data jenis
benda, massa, dan
volume. Siswa
diminta untuk
menganalisis
posisi ketiga
benda jika
dimasukan ke
15 Perhatikan tabel berikut!
Benda Massa
(kg)
Volume
(m3)
Warna
pada
gambar
Air 1 1/1000
Es 0,23 25/1000
Minya
k 0,4 5/1000
A.
C4
86
dalam satu wadah
berdasarkan tabel
Jika es dan minyak dimasukan ke dalam air,
maka kondisi minyak, air, dan es adalah ....
A.
D.
B.
E.
C.
Tuliskan alasanmu!
Menganalisis Disajikan tabel
berisi data nama
cairan, dan massa
16 Perhatikan tabel berikut!
Nama
Cairan
Massa Jenis
(g/cm3)
Warna pada
gambar A.
C4
87
jenis. Siswa
diminta untuk
menganalisis
keadaan ketiga
cairan jika
dimasukan ke
dalam satu wadah
berdasarkan data
dari tabel
Air 1
Minyak 0,8
Merkuri 13,5
Jika ketiga cairan tersebut memiliki volume
yang sama. Saat ketiga cairan tersebut
dimasukan ke dalam gelas, keadaan ketiga
cairan tersebut menjadi ....
A. D.
B.
E.
C.
Tuliskan alasanmu!
88
Menentukan Disajikan gambar
berupa sebuah
telur yang
tenggelam saat
dimasukan ke
dalam air. Siswa
diminta untuk
menentukan
variabel yang
dapat
mempengaruhi
keadaan telur
tersebut
17 Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar, telur terlihat tenggelam
di dasar wadah berisi air. Untuk membuat
telur mengapung ke permukaan air, maka hal
yang harus dilakukan adalah ....
A. Memperluas bentuk bejana
B. Menambah tinggi bejana
C. Menambahkan minyak goreng
kedalam bejana
D. Menggunakan zat cair dengan massa
jenis yang lebih besar daripada telur
E. Menambahkan sabun deterjen ke
dalam bejana
Tuliskan alasanmu!
D.
Menggunaka
n zat cair
dengan massa
jenis yang
lebih besar
daripada telur
C3
89
Meramalkan Disajikan gambar
berupa sebuah
kapal yang sedang
berlayar di sungai.
Siswa diminta
untuk
meramalkan batas
yang akan dikenai
air saat kapal
berlayar di laut
18 Perhatikan gambar berikut!
Keadaan kapal pada gambar merupakan
keadaan saat kapal sedang berlayar di sungai.
Jika pada saat berlayar di sungai air mengenai
batas 2, maka pada saat kapal berlayar di laut
air akan mengenai batas ....
A. > 2
B. ≥ 2
C. 2
D. < 2
E. ≤ 2
Tuliskan alasanmu!
D. < 2 C3
Memprediksi Disajikan sebuah
pernyataan,
plastik yang diisi
19 Sebuah kantong plastik berisi penuh air
bermassa 1 kg dimasukan ke dalam kolam
D. Terapung
sebagian
C2
90
penuh air yang
dimasukan ke
kolam. Siswa
diminta untuk
memprediksi
keadaan plastik
tersebut saat
berada di kolam
yang massa jenisnya 1g/cm3. Maka kantong
plastik itu akan ....
A. Melayang
B. Plastik pecah
C. Tenggelam ke dasar
D. Terapung sebagian
E. Terapung seluruhnya
Tuliskan alasanmu!
Menerapkan
Hukum
Archimedes
pada
kehidupan
sehari-hari
Memprediksi Disajikan gambar
berupa dua buah
balok kayu
dengan massa
yang berbeda.
Balok kayu
kemudian
dimasukan ke
dalam wadah
berisi air. Siswa
diminta untuk
20 Perhatikan gambar berikut!
Balok kayu A bermassa 500 gram dan balok
kayu B bermassa 2000 gram. Jika balok kayu
A dan B sejenis, maka kondisi balok kayu B
saat dimasukan ke dalam air adalah ....
A. D.
D.
C2
91
memprediksi
posisi balok kayu
dalam air B. E.
C.
Tuliskan alasanmu!
Memprediksi Disajikan gambar
berupa sebuah
balok kayu yang
ditimbang saat di
udara dan di air.
Siswa diminta
untuk
memprediksi
berat benda dalam
air jika diketahui
21 Perhatikan gambar berikut!
Berat balok yang diukur saat berada di udara
(Fu) adalah 5 N. Berat balok saat diukur di
dalam air (Fa) adalah ....
A. Fa < 5
B. Fa ≤ 5
C. Fa = 5
D. Fa > 5
E. Fa ≥ 5
A. Fa < 5
C2
92
berat benda di
udara
Tuliskan alasanmu!
Mengidentifika
si
Diberikan
pernyataan
mengenai balon
cuaca. Siswa
diminta untuk
mengidentifikasi
konsep apa yang
terjadi pada balon
cuaca saat terbang
ke stratosfer
22 Balon cuaca merupakan balon yang berisi gas
seperti helium dan hidrogen yang digunakan
oleh beberapa stasiun meteorologi dan dapat
terbang sampai ke stratosfer. Konsep yang
digunakan pada balon ini didasarkan pada
prinsip ....
A. Boyle
B. Pascal
C. Archimedes
D. Hidrostatik
E. Kapilaritas
Tuliskan alasanmu!
C.
Archimedes
C2
Mengelompok
an
Disajikan gambar
keadaan lima
buah telur yang
dimasukan ke
dalam air. Siswa
23 Perhatikan gambar berikut!
D. 2, 4, dan 5 C2
93
diminta untuk
mengelompokan
telur yang busuk
berdasarkan
gambar
Telur yang mulai membusuk akan
menghasilkan gas di dalamnya. Berdasarkan
gambar, telur yang busuk atau tidak dapat
dikonsumsi adalah telur ....
A. 1, 4, dan 5
B. 1, 3, dan 4
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 4, dan 5
E. 3, 4, dan 5
Tuliskan alasanmu!
Menentukan Disajikan gambar
berupa fenomena
iceberg di laut.
Siswa diminta
untuk menentuka
faktor yang
mempengaruhi
peritiwa tersebut
24 Perhatikan gambar berikut!
Faktor yang menyebabkan terjadinya
fenomena tersebut adalah ....
A. Suhu air laut yang dingin
B. Gaya gravitasi yang kecil
E. Perbedaan
massa jenis es
dan air laut
C3
94
C. Massa es lebih kecil dari air laut
D. Air laut yang mengandung garam
E. Perbedaan massa jenis es dan air laut
Tuliskan alasanmu!
Mengidentifi
kasi
peristiwa
yang
berkaitan
dengan
tegangan
permukaan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Meramalkan Disajikan
pernyataan berupa
silet yang
dimasukan ke air
secara horizontal.
Siswa diminta
untuk
meramalkan
keadaan silet saat
diletakan ke
dalam air
25 Sebuah silet dengan massa jenis sebesar 7900
kg/m3 diletakkan secara horizontal di atas
permukaan air dengan massa jenis 1000
kg/m3. Yang terjadi pada silet tersebut
adalah ....
A. D.
B. E.
C.
Tuliskan alasanmu!
A.
C3
95
Mengelompok
an
Disajikan lima
gambar keadaan
benda di air.
Siswa diminta
untuk
mengelompokan
gambar yang
terdapat konsep
tegangan
permukaan
26 Perhatikan gambar berikut!
1
2
3
4
5
Dari lima gambar di atas, contoh tegangan
permukaan terdapat pada nomor ....
A. 1, 2, dan 4
B. 1, 3, dan 5
B. 1, 3, dan 5 C2
96
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 3, dan 5
E. 3, 4, dan 5
Tuliskan alasanmu!
Menerapkan
konsep
kapilaritas
Mengidentifika
si
Disajikan empat
pernyataan
keadaan pada zat
cair. Siswa
diminta untuk
mengidentifikasi
pernyataan yang
merupakan contoh
dari kapilaritas
27 Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Naiknya air dari akar pohon ke daun
2) Naiknya air pada sedotan saat minum
3) Naiknya minyak tanah pada sumbu
kompor
4) Meresapnya air saat bersentuhan
dengan tisu
Berdasarkan pernyataan diatas yang
merupakan contoh dari gejala kapilaritas
terdapat pada pernyataan nomor ....
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 1, 2, dan 3
D. 1, 3, dan 4
E. 2, 3, dan 4
Tuliskan alasanmu!
D. 1, 3, dan 4 C2
97
Menentukan Disajikan gambar
berupa air dan
merkuri pada pipa
kapiler yang
berbeda. Siswa
diminta untuk
menentukan
faktor terjadinya
kapilaritas pada
gambar tersebut
28 Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar, permukaan air dan
merkuri tidak berada pada ketinggian yang
sama. Hal yang menyebabkan terjadi
peristiwa tersebut adalah ....
A. Gaya gravitasi pada merkuri lebih
besar daripada air
B. Kohesi air dengan pipa lebih besar
daripada merkuri dengan pipa
C. Kohesi merkuri dengan pipa lebih
besar daripada air dengan pipa
D. Adhesi air lebih kecil daripada
kohesinya
E. Tekanan hidrostatik merkuri lebih
besar daripada air
Tuliskan alasanmu!
C. Kohesi
merkuri
dengan pipa
lebih besar
daripada air
dengan pipa
C3
98
Menyelidiki
viskositas
pada fluida
Memprediksi Disajikan gambar
berupa kelereng
yang akan
dijatuhkan ke
dalam wadah
berisi oli. Siswa
diminta untuk
memprediksi
bagaimana
perubahan
kecepatan
kelereng tersebut
29 Perhatikan gambar berikut!
Jika kelereng dijatuhkan ke dalam wadah
berisi oli, perubahan kecepatan yang akan
dialami oleh kelereng tersebut adalah ....
A. Konstan
B. Diperlambat
C. Diperlambat
D. Dipercepat lalu konstan
E. Diperlambat lalu konstan
Tuliskan alasanmu!
E.
Diperlambat
lalu konstan
C2
Menentukan Diberikan kasus
seorang siswa
yang melakukan
percobaan
viskositas. Siswa
30 Seorang siswa melakukan percobaan tentang
viskositas dengan menjatuhkan sebuah
kelereng kedalam wadah berisi minyak.
Untuk mengetahui pengaruh viskositas
terhadap kecepatan jatuhnya kelereng dalam
D.
Menjatuhkan
kelereng yang
sama ke zat
C3
99
diminta untuk
menentukan
variabel yang
mempengaruhi
kecepatan
jatuhnya benda
dalam zat cair
zat cair, maka kegiatan lain yang harus
dilakukan siswa adalah ....
A. Menjatuhkan kelereng dengan ukuran
berbeda ke dalam zat cair yang sama
B. Menjatuhkan tiga buah kelereng yang
identik ke dalam zat cair yang sama
secara bersamaan
C. Menggunakan kelereng dengan
massa yang lebih besar
D. Menjatuhkan kelereng yang sama ke
zat cair yang berbeda
E. Menggunakan kelereng dengan
volume yang lebih besar
Tuliskan alasanmu!
cair yang
berbeda
100
Lampiran 3: Validitas Instrumen oleh Ahli
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
Lampiran 4: Rekapitulasi Validitas dengan CVI
No. Bahasa Materi Konstruk
1 1 1 1
2 1 1 1
3 1 1 1
4 1 1 1
5 1 1 1
6 1 1 1
7 1 1 0.93
8 1 1 1
9 1 1 1
10 1 1 1
11 1 1 1
12 1 1 1
13 1 1 0.71
14 1 1 1
15 1 1 0.86
16 1 1 0.86
17 1 1 0.86
18 1 1 1
19 1 1 1
20 1 1 1
21 1 1 1
22 1 1 1
23 1 1 1
24 1 1 1
25 1 1 1
26 1 1 1
27 1 1 1
28 1 1 1
29 1 1 1
30 1 1 1
∑CVR 30 30 29.21
CVI 1 1 0.97
111
Lampiran 5: Rekapitulasi Analisis Butir Soal
112
Lampiran 6: Hasil Uji Homogenitas
Nilai UH Fluida Statis Siswa
No. MIPA 1 MIPA 4
1 80 28
2 75 90
3 75 63
4 73 73
5 75 78
6 90 78
7 88 73
8 88 83
9 60 68
10 65 90
11 50 75
12 90 70
13 78 68
14 70 98
15 78 93
16 85 90
17 80 88
18 73 88
19 45 63
20 90 93
21 55 95
22 95 80
23 100 93
24 75 28
25 80 38
26 58 70
27 60 25
28 38 63
29 65 85
30 100 70
Rerata 74.46667 73.23333
Test of Homogeneity of Variances
Hasil Belajar Siswa
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.936 1 58 .337
113
Lampiran 7: Soal dan Jawaban Instrumen Soal CRI Termodifikasi Fluid Statis
Mata Pelajaran : Fisika Bentuk Soal : PG
Kelas/Semester : XI/1 Waktu : 90 menit
Tahun Ajaran : 2019/2020 Jumlah Butir Soal : 15
Indikator KKO Indikator Soal No.
Soal Soal
Kunci
Jawaban
Tingkat
Kognitif
Menyelid
iki hukum
utama
hidrostati
s
Menent
ukan
Disajikan
gambar berupa
sebuah kubus
yang dimasukan
ke wadah berisi
air. Siswa
diminta untuk
menunjukan
arah gaya yang
diterima oleh
kubus
1 Perhatikan gambar berikut!
Sebuah kubus yang kecil diletakan ke dalam air yang
diam seperti pada gambar di atas. Gaya yang diterima
oleh kubus tersebut ditunjukan oleh nomor ....
F. 1
G. 2
H. 1 dan 2
I. 3, 4, 5, dan 6
J. 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Jawaban: E
Fluida
memberikan
tekanan ke
semua arah
C3
114
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
Mengiden
tifikasi
faktor-
faktor
yang
mempeng
aruhi
tekanan
hidrostati
s
Memba
ndingka
n
Disajikan
pernyataan
mengenai
kegiatan
menyelam di
dua tempat
berbeda. Siswa
diminta untuk
membandingka
n besar tekanan
hidrostatis di
dua tempat
dengan
ketinggian yang
berbeda
2 Seorang penyelam A menyelam ke dalam sebuah danau
di daerah pegunungan. Dia menyelam sejauh 2 meter
dari permukaan air. Pada waktu yang sama seorang
penyelam B menyelam ke laut sejauh 2 meter dari
permukaan air. Berdasarkan pernyataan di atas
perbandingan besar tekanan hidrostatis yang dialami
oleh kedua penyelam adalah ....
F. PA > PB
G. PA ≥ PB
H. PA = PB
I. PA < PB
J. PA ≤ PB
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
Jawaban: D
Air laut
memiliki
massa jenis
yang lebih
besar dari air
danau dan
tekanan
atmosfer di
permukaan
laut lebih
besar
daripada di
pegunungan
C2
Menent
ukan
Disajikan lima
buah grafik
hubungan antara
tekanan
terhadap
kedalaman.
Siswa diminta
untuk
menentukan
3 Perhatikan grafik berikut!
1
2
Jawaban: E
Semakin
dalam benda
dari
permukaan
air maka
semakin
besar
tekanannya
C3
115
grafik hubungan
antara tekanan
terhadap
kedalaman yang
benar
3
4
5
Dari kelima grafik di atas, grafik yang menggambarkan
hubungan tekanan hidrostatis terhadap kedalaman
adalah ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
116
Penerapa
n Hukum
Pascal
Merama
lkan
Disajikan
gambar berupa
mobil yang akan
diangkat oleh
pengungkit
hidrolik. Siswa
diminta untuk
meramalkan apa
yang akan
terjadi pada
mobil jika
diberikan gaya
pada salah satu
piston
4 Perhatikan gambar berikut!
Sebuah mobil dengan berat 10000 N diletakkan pada
sebuah pengungkit hidrolik seperti pada gambar. Luas
penampang pada piston A2 sebesar lima kalinya dari
luas penampang pada piston A1. Jika pada piston A1
diberikan gaya sebesar 2000 N, yang akan terjadi
adalah .....
A. Piston tidak mengangkat mobil
B. Piston A2 akan naik dan mengangkat mobil
C. Piston A1 akan naik dan mengangkat mobil
D. Piston A1 akan naik dan mobil tidak terangkat
E. Piston A2 akan turun dan tidak mengangkat mobil
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
Jawaban: B
Perbandingan
tekanan pada
piston 1
dengan gaya
pada piston 2
sama besar
sehingga
mobil dapat
terangkat
C3
117
Menent
ukan
Disajikan
gambar lima
buah pengungkit
hidrolik dengan
bentuk yang
berbeda-beda.
Siswa diminta
untuk
menentukan
pengungkit
mana yang dapat
menghasilkan
gaya terbesar
5 Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar di atas, gaya terbesar yang akan
dihasilkan pada piston dengan penampang A2 jika pada
piston berpenampang A1 diberikan gaya, terdapat pada
pengungkit hidrolik nomor ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
Jawaban: E
Semakin
besar luas
penampang
pada piston 2
dibandingkan
dengan piston
1 maka
semakin
besar gaya
yang akan
dihasilkan
C3
Menganal
isis
Hukum
Memba
ndingka
n
Disajikan
gambar berupa
dua buah gabus
6 Perhatikan gambar berikut! Jawaban: A
Besar volume
yang tercelup
C2
118
Archimed
es
dengan volume
dan massa yang
berbeda
dimasukan ke
air. Siswa
diminta untuk
membandingka
n besarnya gaya
angkat yang
dialami dua
buah benda
tersebut
Benda A bervolume V dan bermassa M, dan benda B
bervolume 2V dan bermassa 1M. Kedua benda tersebut
dimasukan ke dalam gelas berisi air. Pada benda A
seluruh bagian benda tenggelam ke dalam air,
sedangkan pada benda B hanya setengah bagiannya saja
yang tenggelam dalam air. Perbandingan gaya apung
pada benda A dan benda B adalah ....
A. 1:1
B. 1:2
C. 2:1
D. 1:3
E. 3:1
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
pada kedua
benda sama
sehingga
menghasilkan
gaya apung
yang sama
Memba
ndingka
n
Disajikan
gambar berupa
keadaan dua
buah apel dalam
wadah berisi
7 Perhatikan gambar berikut!
Jawaban: A
Semakin
besar massa
jenis fluida
maka akan
C3
119
cairan dengan
massa jenis yang
berbeda. Siswa
diminta untuk
membandingka
n besarnya gaya
angkat yang
dialami oleh
apel
Gambar di atas menunjukan keadaan apel dalam wadah
berisi cairan dengan massa jenis yang berbeda.
Berdasarkan gambar tersebut besar gaya apung yang
dialami oleh kedua apel tersebut adalah ....
A. FA > FB
B. FA ≥ FB
C. FA = FB
D. FA < FB
E. FA ≤ FB
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
semakin
besar gaya
apung yang
dihasilkan
Menerapk
an konsep
terapung,
melayang
, dan
tenggela
m
Mengan
alisis
Disajikan tabel
berisi data jenis
benda, massa,
dan volume.
Siswa diminta
untuk
menganalisis
posisi ketiga
benda jika
dimasukan ke
dalam satu
8 Perhatikan tabel berikut!
Benda Massa
(kg)
Volume
(m3)
Warna pada
gambar
Air 1 1/1000
Es 0,23 25/1000
Jawaban: A
Semakin
besar massa
jenis maka
akan semakin
tenggelam
C4
120
wadah
berdasarkan
tabel Minyak 0,4 5/1000
Jika es dan minyak dimasukan ke dalam air, maka
kondisi minyak, air, dan es adalah ....
A. B. C.
D. E.
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
Mempre
diksi
Disajikan
sebuah
pernyataan,
plastik yang
diisi penuh air
yang dimasukan
ke kolam. Siswa
diminta untuk
memprediksi
9 Perhatikan gambar berikut! Jawban: D
Massa jenis
air laut lebih
besar
daripada air
sungai
C3
121
keadaan plastik
tersebut saat
berada di kolam
Keadaan kapal pada gambar merupakan keadaan saat
kapal sedang berlayar di sungai. Jika pada saat berlayar
di sungai air mengenai batas 2, maka pada saat kapal
berlayar di laut, air akan mengenai batas ....
A. > 2
B. ≥ 2
C. 2
D. < 2
E. ≤ 2
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
Menerapk
an
Hukum
Archimed
es pada
kehidupa
Mempre
diksi
Disajikan
gambar berupa
dua buah balok
kayu dengan
massa yang
berbeda. Balok
10 Perhatikan gambar berikut! Jawaban: D
Balok A dan
B memiliki
massa jenis
yang sama,
sehingga
C2
122
n sehari-
hari
kayu kemudian
dimasukan ke
dalam wadah
berisi air. Siswa
diminta untuk
memprediksi
posisi balok
kayu dalam air
Balok kayu A bermassa 500 gram dan balok kayu B
bermassa 2000 gram. Saat dimasukan ke dalam air
volume balok A yang mengapung hanya setengahnya.
Jika balok kayu A dan B sejenis, maka kondisi balok
kayu B saat dimasukan kedalam air adalah ....
A. B. C.
D. E.
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
keadaaan
kedua balok
akan sama
saat
dimasukkan
ke air
123
Mengiden
tifikasi
peristiwa
yang
berkaitan
dengan
tegangan
permukaa
n dalam
kehidupa
n sehari-
hari
Merama
lkan
Disajikan
pernyataan
berupa silet
yang dimasukan
ke air secara
horizontal.
Siswa diminta
untuk
meramalkan
keadaan silet
saat diletakan ke
dalam air
11 Sebuah silet dengan massa jenis sebesar 7900 kg/m3
diletakkan perlahan secara horizontal di atas permukaan
air dengan massa jenis 1000 kg/m3. Yang terjadi pada
silet tersebut adalah ....
A. B. C.
D. E.
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
Jawaban: A
Tegangan
permukaan
air membuat
silet tidak
tenggelam
C3
Menerapk
an konsep
kapilarita
s
Mengid
entifikas
i
Disajikan empat
pernyataan
keadaan pada
zat cair. Siswa
diminta untuk
mengidentifikas
i pernyataan
yang merupakan
contoh dari
kapilaritas
12 Perhatikan pernyataan dibawah ini!
1) Naiknya air dari akar pohon ke daun
2) Naiknya air pada sedotan saat minum
3) Naiknya minyak tanah pada sumbu kompor
4) Meresapnya air saat bersentuhan dengan tisu
Berdasarkan pernyataan diatas yang merupakan
contoh dari gejala kapilaritas terdapat pada pernyataan
nomor....
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
Jawaban: D
Gejala
kapilaritas
terjadi karena
naiknya
cairan pada
celah kapiler
C2
124
C. 1, 2, dan 3
D. 1, 3, dan 4
E. 2, 3, dan 4
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
Menent
ukan
Disajikan
gambar berupa
air dan merkuri
pada pipa
kapiler yang
berbeda. Siswa
diminta untuk
menentukan
faktor terjadinya
kapilaritas pada
gambar tersebut
13 Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar, permukaan air dan merkuri tidak
berada pada ketinggian yang sama. Hal yang
menyebabkan terjadi peristiwa tersebut adalah ....
A. Adhesi air lebih kecil daripada kohesinya
B. Gaya gravitasi pada merkuri lebih besar daripada
air
C. Tekanan hidrostatik merkuri lebih besar daripada
air
D. Adhesi merkuri dengan pipa lebih kecil daripada
air dengan pipa
E. Kohesi air dengan pipa lebih besar daripada
merkuri dengan pipa
Jawaban: D
Kohesi yang
lebih kuat
daripada
adhesi pada
suatu cairan
membuat
cairan lebih
turun pada
pipa kapiler
C3
125
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
Menyelid
iki
viskositas
pada
fluida
Mempre
diksi
Disajikan
gambar berupa
kelereng yang
akan dijatuhkan
ke dalam wadah
berisi oli. Siswa
diminta untuk
memprediksi
bagaimana
perubahan
kecepatan
kelereng
tersebut
14 Perhatikan gambar berikut!
Jika kelereng dijatuhkan ke dalam wadah berisi oli,
perubahan kecepatan yang akan dialami oleh kelereng
tersebut saat di dalam oli adalah ....
A. Konstan
B. Dipercepat
C. Diperlambat
D. Dipercepat lalu konstan
E. Diperlambat lalu konstan
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
Jawaban: D
Benda
dipercepat
oleh gaya
gravitasi
kemudian
gaya gesek
dan gaya
apung dalam
cairan
membuat
benda
bergerak
dengan
kecepatan
konstan
C2
126
Menent
ukan
Diberikan kasus
seorang siswa
yang melakukan
percobaan
viskositas.
Siswa diminta
untuk
menentukan
variabel yang
mempengaruhi
kecepatan
jatuhnya benda
dalam zat cair
15 Seorang siswa melakukan percobaan tentang viskositas
dengan menjatuhkan sebuah kelereng kedalam wadah
berisi minyak. Untuk mengetahui pengaruh besarnya
viskositas terhadap kecepatan jatuhnya benda dalam zat
cair, maka kegiatan lain yang harus dilakukan siswa
adalah ....
A. Menggunakan kelereng dengan massa yang lebih
besar
B. Menggunakan kelereng dengan volume yang lebih
besar
C. Menjatuhkan dua kelereng yang sama ke zat cair
yang sama
D. Menjatuhkan kelereng yang sama ke zat cair yang
berbeda viskositasnya
E. Menjatuhkan kelereng dengan ukuran berbeda ke
dalam zat cair yang sama
Tuliskan alasanmu berdasarkan konsep yang kamu
pahami!
....................................................................................
Tingkat keyakinan: 0 1 2 3 4
5
Jawaban: D
Semakin
kecil
viskositas
semakin
cepat benda
jatuh dan
semakin
besar
viskositas
semakin
lambat benda
jatuh
C3
127
Lampiran 8: Soal dan Jawaban Instrumen Soal FTMC Fluid Statis
Mata Pelajaran : Fisika Bentuk Soal : PG
Kelas/Semester : XI/1 Waktu : 90 menit
Tahun Ajaran : 2019/2020 Jumlah Butir Soal : 15
Indikator KKO Indikator
Soal
No.
Soal Soal Kunci Jawaban
Tingkat
Kognitif
Menyelidiki
hukum utama
hidrostatis
Menent
ukan
Disajikan
gambar
berupa
sebuah kubus
yang
dimasukan ke
wadah berisi
air. Siswa
diminta untuk
menunjukan
arah gaya
yang diterima
oleh kubus
1 Perhatikan gambar berikut!
Sebuah kubus yang kecil diletakan ke dalam
air yang diam seperti pada gambar di atas.
Gaya yang diterima oleh kubus tersebut
ditunjukan oleh nomor ....
A. 1
B. 2
C. 1 dan 2
D. 3, 4, 5, dan 6
E. 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Kubus menerima gaya gravitasi dari atas
B. Fluida memberikan tekanan ke semua
arah
Jawa
ban
Alasa
n
E B
C3
128
C. Hanya ketinggian yang mempengaruhi
kubus
D. Dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya
apung
E. Dipengaruhi oleh gaya berat dan gaya
apung ke atas
Mengidentifi
kasi faktor-
faktor yang
mempengaru
hi tekanan
hidrostatis
Memba
ndingka
n
Disajikan
pernyataan
mengenai
kegiatan
menyelam di
dua tempat
berbeda.
Siswa
diminta untuk
membanding
kan besar
tekanan
hidrostatis di
dua tempat
dengan
ketinggian
yang berbeda
2 Seorang penyelam A menyelam ke dalam
sebuah danau di daerah pegunungan. Dia
menyelam sejauh 2 meter dari permukaan air.
Pada waktu yang sama seorang penyelam B
menyelam ke laut sejauh 2 meter dari
permukaan air. Berdasarkan pernyataan di
atas perbandingan besar tekanan hidrostatis
yang dialami oleh kedua penyelam adalah ....
A. PA > PB
B. PA ≥ PB
C. PA = PB
D. PA < PB
E. PA ≤ PB
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Massa jenis air laut dan air danau sama
B. Laut memiliki volume yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan danau
C. Penyelam A dan B menyelam pada
kedalaman yang sama dan waktu yang
sama
D. Air laut memiliki massa jenis yang lebih
besar dari air danau dan tekanan atmosfer
Jawa
ban
Alasa
n
D D
C2
129
di permukaan laut lebih besar daripada di
pegunungan
E. Laut mempunyai tekanan hidrostatis yang
lebih besar dibanding danau karena danau
mempunya arus yang lebih tenang dan
kedalaman yang lebih sedikit dibanding
laut
Menent
ukan
Disajikan
lima buah
grafik
hubungan
antara
tekanan
terhadap
kedalaman.
Siswa
diminta untuk
menentukan
grafik
hubungan
antara
tekanan
terhadap
kedalaman
yang benar
3 Perhatikan grafik berikut!
1
2
3
4
Jawa
ban
Alasa
n
E D
C3
130
5
Dari kelima grafik di atas, grafik yang
menggambarkan hubungan tekanan
hidrostatis terhadap kedalaman adalah ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Semakin besar volume benda semakin
kecil tekanannya
B. Semakin besar massa jenis zat semakin
besar tekanannya
C. Semakin dekat jarak benda dengan dasar
semakin besar tekanannya
D. Semakin dalam benda dari permukaan air
maka semakin besar tekanannya
E. Semakin dekat benda dengan permukaan
air maka semakin besar tekanannya
Penerapan
Hukum
Pascal
Meram
alkan
Disajikan
gambar
berupa mobil
yang akan
diangkat oleh
pengungkit
hidrolik.
Siswa
4 Perhatikan gambar berikut!
Jawa
ban
Alasa
n
B C
C3
131
diminta untuk
meramalkan
apa yang akan
terjadi pada
mobil jika
diberikan
gaya pada
salah satu
piston
Sebuah mobil dengan berat 10000 N
diletakkan pada sebuah pengungkit hidrolik
seperti pada gambar. Luas penampang pada
piston A2 sebesar lima kalinya dari luas
penampang pada piston A1. Jika pada piston
A1 diberikan gaya sebesar 2000 N, yang akan
terjadi adalah .....
A. Piston tidak mengangkat mobil
B. Piston A2 akan naik dan mengangkat
mobil
C. Piston A1 akan naik dan mengangkat
mobil
D. Piston A1 akan naik dan mobil tidak
terangkat
E. Piston A2 akan turun dan tidak
mengangkat mobil
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
132
A. Gaya pada piston 1 tidak cukup untuk
mengangkat mobil
B. Tekanan pada piston 2 lebih kecil
sehingga mobil tidak dapat terangkat
C. Perbandingan tekanan pada piston 1
dengan tekanan pada piston 2 sama besar
sehingga mobil dapat terangkat
D. Perbandingan gaya pada piston 1 dengan
gaya pada piston 2 sama besar sehingga
mobil tidak dapat terangkat
E. Perbandingan tekanan antara piston 1
dengan piston 2 tidak sama besar
sehingga piston 2 tidak dapat mengangkat
mobil
Menent
ukan
Disajikan
gambar lima
buah
pengungkit
hidrolik
dengan
bentuk yang
berbeda-
beda. Siswa
diminta untuk
menentukan
pengungkit
mana yang
dapat
5 Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar di atas, gaya terbesar
yang akan dihasilkan pada piston dengan
penampang A2 jika pada piston
Jawa
ban
Alasa
n
E D
C3
133
menghasilkan
gaya terbesar
berpenampang A1 diberikan gaya, terdapat
pada pengungkit hidrolik nomor ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Semakin kecil luas penampangnya maka
akan semakin besar gayanya
B. Semakin banyak volume fluidanya maka
semakin besar gaya yang dihasilkan
C. Gaya dari piston 1 yang berpenampang
lebih besar akan memberikan gaya yang
lebih besar ke piston 2
D. Semakin besar luas penampang pada
piston 2 dibandingkan dengan piston 1
maka semakin besar gaya yang akan
dihasilkan
E. Luas penampang pada piston 2 harus
lebih kecil daripada penampang pada
piston 1 untuk menghasilkan gaya yang
lebih besar pada piston 2
Menganalisis
Hukum
Archimedes
Memba
ndingka
n
Disajikan
gambar
berupa dua
buah gabus
dengan
6 Perhatikan gambar berikut!
Jawa
ban
Alasa
n
A E
C2
134
volume dan
massa yang
berbeda
dimasukan ke
air. Siswa
diminta untuk
membanding
kan besarnya
gaya angkat
yang dialami
dua buah
benda
tersebut
Benda A bervolume V dan bermassa M, dan
benda B bervolume 2V dan bermassa 1M.
Kedua benda tersebut dimasukan ke dalam
gelas berisi air. Pada benda A seluruh bagian
benda tenggelam ke dalam air, sedangkan
pada benda B hanya setengah bagiannya saja
yang tenggelam dalam air. Perbandingan
gaya apung pada benda A dan benda B
adalah ....
A. 1:1
B. 1:2
C. 2:1
D. 1:3
E. 3:1
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Massa jenis benda A dan B sama
B. Volume benda B lebih besar dari benda
A
C. Semakin besar volume benda maka
akan semakin besar gaya apungnya
D. Semakin besar massa jenis benda maka
akan semakin besar gaya apungnya
135
E. Benda A tercelup seluruhnya dan benda
B tercelup sebagian sehingga
menghasilkan gaya apung yang sama
Memba
ndingka
n
Disajikan
gambar
berupa
keadaan dua
buah apel
dalam wadah
berisi cairan
dengan massa
jenis yang
berbeda.
Siswa
diminta untuk
membanding
kan besarnya
gaya angkat
yang dialami
oleh apel
7 Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukan keadaan apel
dalam wadah berisi cairan dengan massa
jenis yang berbeda. B\
erdasarkan gambar tersebut besar gaya apung
yang dialami oleh kedua apel tersebut
adalah ....
A. FA > FB
B. FA ≥ FB
C. FA = FB
D. FA < FB
E. FA ≤ FB
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Semakin dalam suatu benda maka akan
semakin kecil gaya apungnya
B. Semakin dalam suatu benda maka akan
semakin besar gaya apungnya
C. Semakin besar volume benda maka akan
semakin besar gaya apungnya
Jawa
ban
Alasa
n
A D
C3
136
D. Semakin besar massa jenis fluida maka
akan semakin besar gaya apungnya
E. Semakin besar massa jenis benda maka
akan semakin besar gaya apungnya
Menerapkan
konsep
terapung,
melayang,
dan
tenggelam
Menga
nalisis
Disajikan
tabel berisi
data jenis
benda, massa,
dan volume.
Siswa
diminta untuk
menganalisis
posisi ketiga
benda jika
dimasukan ke
dalam satu
wadah
berdasarkan
tabel
8 Perhatikan tabel berikut!
Jika es dan minyak dimasukan ke dalam air,
maka kondisi minyak, air, dan es adalah ....
A.
B.
C.
Benda Massa
(kg)
Volume
(m3)
Warna pada
gambar
Air 1 1/1000
Es 0,23 2,5/1000
Minyak 0,4 5/1000
Jawa
ban
Alasa
n
A D
C4
137
D.
E.
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Es mengapung di atas minyak karena
lebih ringan
B. Semakin besar massa maka akan
semakin tenggelam
C. Semakin besar volume maka akan
semakin tenggelam
D. Semakin besar massa jenis maka akan
semakin tenggelam
E. Es melayang di dalam air karena sama-
sama tersusun dari senyawa H2O
Mempr
ediksi
Disajikan
sebuah
pernyataan,
plastik yang
diisi penuh
air yang
dimasukan ke
kolam. Siswa
diminta untuk
memprediksi
keadaan
plastik
9 Perhatikan gambar berikut!
Jawaba
n
Alasa
n
D E
C3
138
tersebut saat
berada di
kolam
Keadaan kapal pada gambar merupakan
keadaan saat kapal sedang berlayar di sungai.
Jika pada saat berlayar di sungai air mengenai
batas 2, maka pada saat kapal berlayar di laut,
air akan mengenai batas ....
A. > 2
B. ≥ 2
C. 2
D. < 2
E. ≤ 2
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Sungai lebih dangkal dari laut
B. Massa jenis air sungai dan air laut sama
C. Volume air laut lebih besar dari air sungai
D. Massa air sungai lebih kecil daripada air
laut
E. Massa jenis air laut lebih besar daripada
air sungai
Menerapkan
Hukum
Archimedes
pada
kehidupan
sehari-hari
Mempr
ediksi
Disajikan
gambar
berupa dua
buah balok
kayu dengan
massa yang
berbeda.
Balok kayu
kemudian
dimasukan ke
10 Perhatikan gambar berikut!
Jawa
ban
Alasa
n
D D
C2
139
dalam wadah
berisi air.
Siswa
diminta untuk
memprediksi
posisi balok
kayu dalam
air
Balok kayu A bermassa 500 gram dan balok
kayu B bermassa 2000 gram. Saat dimasukan
ke dalam air volume balok A yang
mengapung hanya setengahnya. Jika balok
kayu A dan B sejenis, maka kondisi balok
kayu B saat dimasukan kedalam air adalah ....
A.
B.
C.
D.
E.
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Massa balok B lebih besar
B. Volume balok B lebih besar
C. Massa jenis air lebih kecil dari pada
balok B
D. Balok A dan B memiliki massa jenis
yang sama
E. Volume air lebih besar daripada volume
balok B
Mengidentifi
kasi
peristiwa
Meram
alkan
Disajikan
pernyataan
berupa silet
11 Sebuah silet dengan massa jenis sebesar 7900
kg/m3 diletakkan perlahan secara horizontal
di atas permukaan air dengan massa jenis
Jawa
ban
Alasa
n
C3
140
yang
berkaitan
dengan
tegangan
permukaan
dalam
kehidupan
sehari-hari
yang
dimasukan ke
air secara
horizontal.
Siswa
diminta untuk
meramalkan
keadaan silet
saat diletakan
ke dalam air
1000 kg/m3. Yang terjadi pada silet tersebut
adalah ....
A.
B.
C.
D.
E.
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Massa air lebih besar daripada silet
B. Massa silet lebih besar daripada air
C. Massa jenis silet jauh lebih besar
daripada air
D. Air memiliki volume yang lebih besar
daripada silet
E. Tegangan permukaan air membuat silet
tidak tenggelam
A E
Menerapkan
konsep
kapilaritas
Mengid
entifika
si
Disajikan
empat
pernyataan
keadaan pada
zat cair.
Siswa
diminta untuk
12 Perhatikan pernyataan dibawah ini!
1) Naiknya air dari akar pohon ke daun
2) Naiknya air pada sedotan saat minum
3) Naiknya minyak tanah pada sumbu
kompor
Jawa
ban
Alasa
n
D A
C2
141
mengidentifi
kasi
pernyataan
yang
merupakan
contoh dari
kapilaritas
4) Meresapnya air saat bersentuhan dengan
tisu
Berdasarkan pernyataan diatas yang
merupakan contoh dari gejala kapilaritas
terdapat pada pernyataan nomor....
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 1, 2, dan 3
D. 1, 3, dan 4
E. 2, 3, dan 4
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Gejala kapilaritas terjadi karena naiknya
cairan pada pipa kapiler
B. Gejala kapilaritas terjadi karena naiknya
cairan dari bawah ke atas
C. Gejala kapilaritas terjadi karena naiknya
carian akibat terhisap oleh bahan
D. Gejala kapilaritas terjadi karena naiknya
cairan akibat perbedaan tekanan
E. Gejala kapilaritas terjadi karena naiknya
cairan akibat adanya gaya apung oleh
cairan
Menent
ukan
Disajikan
gambar
berupa air dan
merkuri pada
pipa kapiler
yang berbeda.
13 Perhatikan gambar berikut!
Jawa
ban
Alasa
n
D E
C3
142
Siswa
diminta untuk
menentukan
faktor
terjadinya
kapilaritas
pada gambar
tersebut Berdasarkan gambar, permukaan air dan
merkuri tidak berada pada ketinggian yang
sama. Hal yang menyebabkan terjadi
peristiwa tersebut adalah ....
A. Adhesi air lebih kecil daripada kohesinya
B. Gaya gravitasi pada merkuri lebih besar
daripada air
C. Tekanan hidrostatik merkuri lebih besar
daripada air
D. Adhesi merkuri dengan pipa lebih kecil
daripada air dengan pipa
E. Kohesi air dengan pipa lebih besar
daripada merkuri dengan pipa
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Air memiliki gaya apung yang lebih
besar daripada merkuri
B. Massa jenis merkuri lebih besar
daripada air sehingga tekanannya lebih
besar
C. Adhesi yang lebih kuat pada zat cair
membuat cairan lebih turun pada pipa
kapiler
143
D. Kohesi yang lebih lemah daripada
kohesi pada zat cair membuat cairan
lebih turun pada pipa kapiler
E. Kohesi yang lebih kuat daripada adhesi
pada suatu cairan membuat cairan lebih
turun pada pipa kapiler
Menyelidiki
viskositas
pada fluida
Mempr
ediksi
Disajikan
gambar
berupa
kelereng yang
akan
dijatuhkan ke
dalam wadah
berisi oli.
Siswa
diminta untuk
memprediksi
bagaimana
perubahan
kecepatan
kelereng
tersebut
14 Perhatikan gambar berikut!
Jika kelereng dijatuhkan ke dalam wadah
berisi oli, perubahan kecepatan yang akan
dialami oleh kelereng tersebut saat di dalam
oli adalah ....
A. Konstan
B. Dipercepat
C. Diperlambat
D. Dipercepat lalu konstan
E. Diperlambat lalu konstan
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
Jawa
ban
Alasa
n
D E
C2
144
A. Oli yang licin membuat benda terus
bergerak dipercepat hingga ke dasar
wadah
B. Gaya gravitasi membuat benda terus
bergerak dipercepat hingga ke dasar
wadah
C. Oli yang kental membuat benda terus
bergerak diperlambat hingga ke dasar
wadah
D. Gaya gesek dan gaya apung dalam cairan
membuat benda bergerak dengan
kecepatan konstan
E. Benda dipercepat oleh gaya gravitasi
kemudian gaya gesek dan gaya apung
dalam cairan membuat benda bergerak
dengan kecepatan konstan
Menent
ukan
Diberikan
kasus seorang
siswa yang
melakukan
percobaan
viskositas.
Siswa
diminta untuk
menentukan
variabel yang
mempengaru
hi kecepatan
15 Seorang siswa melakukan percobaan tentang
viskositas dengan menjatuhkan sebuah
kelereng kedalam wadah berisi minyak.
Untuk mengetahui pengaruh besarnya
viskositas terhadap kecepatan jatuhnya benda
dalam zat cair, maka kegiatan lain yang harus
dilakukan siswa adalah ....
A. Menggunakan kelereng dengan massa
yang lebih besar
B. Menggunakan kelereng dengan volume
yang lebih besar
Jawa
ban
Alasa
n
D D
C3
145
jatuhnya
benda dalam
zat cair
C. Menjatuhkan dua kelereng yang sama ke
zat cair yang sama
D. Menjatuhkan kelereng yang sama ke zat
cair yang berbeda viskositasnya
E. Menjatuhkan kelereng dengan ukuran
berbeda ke dalam zat cair yang sama
Alasanmu terhadap pilihan jawaban:
A. Massa mempengaruhi cepat jatuhnya
benda
B. Semakin besar massa jenis benda
semakin besar gaya apungnya
C. Semakin besar massa benda semakin
besar tekanan hidrostatisnya
D. Semakin kecil viskositas semakin cepat
benda jatuh dan semakin besar
viskositas semakin lambat benda jatuh
E. Semakin besar viskositas semakin cepat
benda jatuh dan semakin kecil viskositas
semakin lambat benda jatuh
146
Lampiran 9: Kombinasi Jawaban Siswa dengan Instrumen FTMC
Keterangan:
P : Paham Konsep
M : Miskonsepsi
TP : Tidak Paham Konsep
147
Lampiran 10: Kombinasi Jawaban Siswa dengan Instrumen CRI Termodifikasi
Keterangan:
P+ : Paham dengan baik TP : Tidak Paham Konsep
P- : Paham, tapi tidak yakin
M : Miskonsepsi
148
Lampiran 11: Perhitungan Persentase untuk Setiap Kategori Pemahaman Siswa
Perhitungan Persentase untuk Setiap Kategori Pemahaman Siswa dengan FTMC
Jumlah
Soal
Jumlah
Jawaban
Responden
Kategori
Paham Konsep Tidak Paham
Konsep Miskonsepsi
f % f % f %
15 soal 900 129 29 79 17 242 54
Subkonsep Butir
Soal
Kategori
Paham Konsep Tidak Paham
Konsep Miskonsepsi
f % f % f %
Hukum
utama
hidrostatis
1 5 17 4 13 21 70
2 12 40 8 27 10 33
3 18 60 3 10 9 30
Hukum
Pascal
4 17 57 3 10 10 33
5 19 63 3 10 8 27
Hukum
Archimedes
6 2 7 3 10 25 83
7 11 37 8 27 11 37
8 9 30 2 7 19 63
9 9 30 5 17 16 53
10 5 17 1 3 24 80
Tegangan
permukaan
dan
kapilaritas
11 3 10 3 10 24 80
12 2 7 9 30 19 63
13 0 0 13 43 17 57
Viskositas 14 2 7 4 13 24 80
15 15 50 10 33 5 17
149
Perhitungan Persentase untuk Setiap Kategori Pemahaman Siswa dengan CRI
Termodifikasi
Jumlah
Soal
Jumlah
Jawaban
Responden
Kategori
Paham Konsep Tidak Paham
Konsep Miskonsepsi
f % f % f %
15 soal 900 109 24 97 22 244 54
Subkonsep Butir
Soal
Kategori
Paham Konsep Tidak Paham
Konsep Miskonsepsi
f % f % f %
Hukum
utama
hidrostatis
1 3 10 0 0 27 90
2 12 40 2 7 16 53
3 27 90 1 3 2 7
Hukum
Pascal
4 6 20 2 7 22 73
5 15 50 1 3 14 47
Hukum
Archimedes
6 1 3 10 33 19 63
7 16 53 4 13 10 33
8 5 17 4 13 21 70
9 6 20 5 17 19 63
10 1 3 6 20 23 77
Tegangan
permukaan
dan
kapilaritas
11 0 0 5 17 25 83
12 4 13 9 30 17 57
13 2 7 20 67 8 27
Viskositas 14 1 3 10 33 19 63
15 10 33 18 60 2 6
150
Lampiran 12: Surat Keterangan Penelitian
151
Lampiran 13: Uji Referensi
152
153
154
155
156
157
Lampiran 14: Daftar Riwayat Hidup
FATIH IMTIYAZ. Anak pertama dari dua bersaudara pasangan
Hanafi dan Khodijah. Lahir di Jakarta pada tanggal 24 Januari
1998 dan bertempat tinggal di Jalan Pulo Kemuning I RT 004
RW 015, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
E-mail: [email protected]
Riwayat Pendidikan. Jenjang Pendidikan yang telah ditempuh penulis yaitu SDI Al-
Ikhlas Kemandoran lulus pada tahun 2009, SMP Negeri 48 Jakarta lulus pada tahun
2012, SMA Negeri 29 Jakarta lulus pada tahun 2015. Penulis tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Tadris Fisika pada tahun 2015 melalui jalur
mandiri.