129
i ANALISIS PEMANTAUAN OUTCOME PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI MADRASAH TSANAWIYAH GRESIK T E S I S UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR MAGISTER KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN Oleh: LUQMAN HAKIM NIM 03370003 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2007

ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ANALISIS

Citation preview

Page 1: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

i

ANALISIS PEMANTAUAN OUTCOME PROGRAM

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)

DI MADRASAH TSANAWIYAH GRESIK

T E S I S

UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN

MEMPEROLEH GELAR MAGISTER KEBIJAKAN DAN

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

Oleh:

LUQMAN HAKIM

NIM 03370003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2007

Page 2: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

ii

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PEMANTAUAN OUTCOME PROGRAM

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)

DIMADRASAH TSANAWIYAH GRESIK

Yang diajukan oleh LUQMAN HAKIM

03370003

Telah disetujui oleh: Pembimbing Utama, Drs. Dwi Priyo Utomo, M.Pd. Tanggal 5 Juni 2007 Pembimbing Pendamping, Dra. Yuni Pantiwati, MM. Tanggal 7 Juni 2007

Page 3: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

iii

TESIS

Dipersiapkan dan disusun oleh

LUQMAN HAKIM

03370003

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 9 Juni 2007

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Pembimbing Utama, Anggota Dewan Penguji,

Dr. Dwi Priyo Utomo, M.Pd. Dr. Yus Mochamad Cholilly, M.Si

Pembimbing Pendamping, Anggota Dewan Penguji lain,

Dra. Yuni Pantiwati, MM. Drs. Rohmad Widodo, M.Si

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan

Tanggal 9 Juni 2007

Dr. Achmad Habib, MA.

Direktur Program Pascasarjana

Page 4: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

iv

PERNYATAANPERNYATAANPERNYATAANPERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam

daftar pustaka

Gresik, 9 Juni 2007

Luqman Hakim

Page 5: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Wahai orang-orang yang beriman, mintalan pertolongan (kepada allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Wahai anakku yang kusayang, ketahuilah, bahwa dunia ini bagaikan lautan

yang dalam, banyak manusia yang karam di dalamnya. Jika engkau ingin

selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang

bernama taqwa, isinya iman, dan layarnya adalah tawakkal kepada Allah

(Nasihat Luqman Al Hakim)

Persembahan

Dengan iringan doa kupersembahkan

Tesis ini sebagai tanda baktiku kepada

orang tua, mertua, istriku tercinta, dan

anak-anakku

Page 6: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

dengan judul “Analisis Pemantauan Outcome Program Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) Di Madrasah Tsanawiyah Gresik”, yang merupakan salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kebijakan Pendidikan di Program

Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, oleh

karena itu pasti ada kesalahan dan kekurangan disana-sini. demikian pula dengan

tesis ini, oleh karena itu, akan merupakan sebuah kebanggaan bagi penulis apabila

ada kritik maupun saran-saran yang membangun bagi penulis yang akan penulis

gunakan di kemudian hari sebagai bekal menuju kesempurnaan. Tanpa bermaksud

untuk menghindarkan diri, bagaimanapun juga pertanggungjawaban intelektual dalam

bentuk sajian-sajian yang tertulis dalam tesis ini memang harus dijalani.

Selanjutnya berkaitan dengan proses pengkajian, penyelidikan, pengujian

hingga penjilidan tesis tentunya banyak pihak yang ter/dilibatkan entah itu dalam

bingkai kebahagian atau juga dalam bentuk kesedihan. Karena itu, pada kesempatan

ini penulis dengan rasa hormat dan memberikan penghargaan yang setulus-tulusnya

serta mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayah dan Ibu yang telah mencurahkan cinta kasihnya dan perhatian pada saya

yang tidak mungkin akan terbalaskan. Mertua, Istri tercinta dan anak-anakku.

2. Bapak Drs. Muhadjir Effendy, M.Ap, selaku rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Achmad Habib, MA., selaku direktur Pascasrjana yang telah

memberikan kesempatan penulis belajar di Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Dr.Dwi Priyo Utomo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Magister Kebijakan

dan Pengembangan Pendidikan dan juga sebagai pembimbing utama atas

Page 7: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

vii

segala semangat, bimbingan, dukungan dan visinya yang sangat memacu saya

saat ini dan selamanya serta meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya.

5. Dra. Yuni Pantiwati, MM, selaku pembimbing pendamping atas segala

bantuan, perhatian, arahan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan

serta masukan–masukan selama penyusunan tesis ini dari awal hingga akhir.

6. Bapak Kepala MTS Negeri Gresik sekalligus ketua KKM MTs Negeri dan

Swasta beserta selulruh dewan guru dan staf karyawan di MTS negeri Gresik.

7. Bapak Kepala MTS Masyhudiyah Gresik beserta selulruh dewan guru dan

staf karyawan di MTS Masyhudiyah Gresik.

8. Sesepuh pinisepuh Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan

angkatan I, sebagai teman diskusi yang banyak memberikan masukan kepada

penulis yang bantu membantu dalam pengetikan.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu, dan

telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala jasa,

kebaikan serta bantuan yang telah diberikan dengan tulus ikhlas kepada penulis.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi seluruh pembaca.

Malang, 9 Juni 2007

Penulis,

Luqman Hakim

Page 8: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................i

Halaman Persetujuan....................................................................................... ii

Pernyataan........................................................................................................iv

Motto dan Persembahan...................................................................................v

Kata Pengantar.................................................................................................vi

Daftar isi ....................................................................................................... viii

Daftar Tabel .................................................................................................... x

Daftar Gambar.................................................................................................xi

Daftar Lampiran ............................................................................................. xii

Abstrak............................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

E. Penegasan Istilah ............................................................................. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................ 12

A. Pendidikan Sebagai Sistem ............................................................ 13

B. Landasan Hukum PKPS-BBM........................................................ 20

C. Gambaran Umum Bantuan Operasional Sekolah............................ 22

1. Pengertian BOS ......................................................................... 22

2. Tujuan BOS................................................................................ 25

3. Penyerapan dan Pemanfaatan Dana .......................................... 25

4. Mekanisme Pelaksanaan BOS .................................................. 26

5. Monitoring, Evaluasi, dan Penanganan Pengaduan .................. 27

6. Prosedur Pelaporan BOS........................................................... 29

D. Monitoring Dan Evaluasi ............................................................... 30

Page 9: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

ix

E. Prosedur Pemantauan dan Kebijakan Pendidikan ........................... 32

1. Pemantauan kebijakan pendidikan. ........................................... 32

2. Evaluasi kebijakan pendidikan. ................................................. 36

F. Pengukuran Kinerja Outcome.......................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 48

A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian............................................. 49

B. Kehadiran Peneliti ............................................................................ 50

C. Lokasi Penelitian .............................................................................. 51

D. Data dan Sumber Data...................................................................... 52

E. Variabel dan Indikator ...................................................................... 53

F. Metode Pengumpulan Data............................................................... 54

G. Analisis Data Penelitian ................................................................... 56

H. Pengecekan Keabsahan Data............................................................ 61

I. Tahap-tahap Penelitian ...................................................................... 64

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ....................................67

A. Paparan Data ................................................................................... 67

1. Gambaran Umum di Kabupaten Gresik ..................................... 67

2. Paparan Data Hasil UAN MTs di Kab. Gresik .........................69

3. Papan Data Jumlah Siswa yang Mendaftar dan Diterima di

MTs Kab. Gresik ........................................................................ 70

4. Paparan Data Jumlah Siswa Yang Putus Sekolah di MTS

Kab. Gresik ................................................................................. 71

5. Paparan Data Partisipasi Masarakat ............................................ 72

B. Pembahasan ...................................................................................... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 91

A. Kesimpulan ..................................................................................... 91

B. Saran-saran ......................................................................................92

Daftar Pustaka ................................................................................................ 93

Lampiran-lampiran

Page 10: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

x

Daftar Tabel

Tabel 3.1 : Variabel dan Indikator untuk Mengetahui Outcome BOS........... 53

Tabel 4.1 : Hasil UAN MTs. Di Kabupater Gresik........................................ 69

Tabel 4.2 : Jumlah Siswa yng mendaftar dan diterima di MTS .................... 61

Tabel 4.3 : Jumlah Siswa yang Drop Out ...................................................... 72

Tabel 4.4 : Ringkasan Paparan Data Wawancara dengan Kepala Sekolah.... 73

Tabel 4.5 : Ringkasan Paparan Data Wawancara dengan Komite Sekolah... 77

Tabel 4.6 : Ringkasan Paparan Data Wawancara dengan Wali murid .......... 80

Page 11: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

xi

Daftar Gambar

Gambar 2.1 : Model Sistem Terbuka ............................................................. 14

Gambar 2.2 : Sistem Pendidikan.................................................................... 15

Gambar 3.1 : Qualitative Analysis As A Circular Process ............................ 56

Gambar 3.2 : Qualitative Analysis As An Interactive Spiral ......................... 58

Gambar 3.3 : Model Interaksi Analisis Data.................................................. 59

Page 12: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

xii

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Pedoman Dokementasi ............................................................... 98

Lampiran 2 Pedoman Wawancara MTs Negeri ............................................. 84

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Mts Masyhudiyah ................................... 85

Page 13: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

xiii

ABSTRAK

Luqman Hakim, 03370003. “Analisis Pemantauan Outcome Program Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) Di Madrasah Tsanawiyah Gresik”. Program

Studi Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan. Universitas

Muhammadiyah Malang. Drs. Dwi Priyo Utomo, M.Pd.1)

, Dra. Yuni

Pantiwati, MM. 2)

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang selama ini diberikan kepada

siswa SD/MI dan SMP/MTS ternyata mempunyai dampak positif dan juga dampak

negatif. Untuk itu perlu di lihat outcome dari program BOS tersebut, agar dapat

diketahui tingkat keberhasilan dari program itu, serta dapat diambil langkah-langkah

kebijakan dan pengembangan guna perbaikan dari program tersebut.

Penelitian ini berjudul “Analisis Pemantauan Outcome Program Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) Di Madrasah Tsanawiyah Gresik” yang mempunyai

tujuan untuk mengetahui outcome dari program BOS yang indikatornya dapat

diketahui dari; Nilai Hasil Ujian Nasional (UAN), jumlah siswa yang mendaftar dan

yang diterima, angka putus sekolahatau Droop out (DO), serta partisipasi masarakat

terhadap lembaga pendidikan (MTS) dimana para siswanya menerima dana BOS.

Pendekatan penelitian yang dipergunakan adalah kwalitatif. Dengan metode

pencarian data secara dokumentasi dan wawancara. Sampel yang digunakan untuk

penelitian adalah seluruh sekolah MTs negeri dan swasta di Kabupaten Gresik, yang

datanya kami ambil dari ketua dan pengurus KKM Kabupaten Gresik. Sedang untuk

mengetahui partisipasi masarakat diambil sekolah sampling yang diwakili oleh dua

lembaga yaitu; MTs Negeri Gresik dan MTs Masyhudiyah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum outcome BOS sudah

baik, akan tetapi untuk partisipasi masarakat ada kecendrungan makin menurun. Ini

terjadi karena para pembuat kebijakan di hadapkan pada persoalan untuk

menuntaskan wajib belajar tetapi disisi lain tuntutan mutu pendidikan harus

ditingkatkan dan ini membutuhkan biaya yang cukup besar.

Upaya perbaikan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan program BOS

sangat diperlukan oleh para pembuat kebijakan guna lebih sempurnaya program ini.

Page 14: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

xiv

ABSTRACT

Luqman Hakim, 03370003. Education Planning at Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Malang 1 (Based, Strategy, and Implementation). Post Graduet, Policy and

Educational Development. Muhammadiyah University of Malang. Drs. Dwi

Priyo Utomo, M.Pd.1)

. Drs. Hartono, M.Pd. 2)

Keyword: Planning, Educational Planning, Strategy, implementation, Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Malang 1

A good planning is very needed and important in education institution.

Because it can be effect the education progress run well, school will develop it, and

the purpose of the education will be achieve.

Beside education basic is neded, in education planning will also strategy to

determine to way that will be taken in order to face the problem that faced to achive

the purpose that has been planned. Than that education planning should be

implementated in education institution (school) as programs.

The purpose oh this research: (1) to know how the basic of education planning

in Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1, (2) to know how the strategy of Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Malang 1, and (3) to know how to implement the education

palnning in Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1.

This research used descriptive qualitative approach that belong to field

research, to collect the data in this research to writer use observation, interview, and

documentation.

The result of this research showed that the planning of education basic that

used as the basic in determining the planning of educational basic in Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Malang 1 consist of; law basic (ideology basic, constitutional basic,

and operational basic). The spesific basic such as vision and mission of Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Malang 1, the religion basic dalil Al qur’an that involves the

important of education. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1 makes education

planning used SWOT analysis, such as strength, weakness, oportunity, and threat.

Well, education strategy planning consist of stability strategy, expansion strategy,

refrenchment strategy, and combination strategy. The implementation of education

planning is done preparation steps, action, monitoring, implementation of the

program, and evaluation or assesment after the implementation.

Page 15: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, kemudian disusul

dengan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom menunjukkan

adanya kemauan politik pemerintah pusat untuk mengurangi sentralisasi

kekuasaan yang berlebihan di masa lampau.

UU No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional

(Propenas), dinyatakan bahwa dunia pendidikan di Indonesia menghadapi

tantangan besar, di antaranya adalah sejalan dengan diberlakukannya otonomi

daerah, maka sistem pendidikan nasional dituntut untuk melakukan perubahan

dan penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih

demokratis, memperhatikan keberagaman kebutuhan/keadaan daerah, sekolah dan

peserta didik serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat (Depdiknas,

2003).

Otonomi di bidang pendidikan dipahami sebagai pemberian kewenangan

yang luas, nyata dan bertanggung jawab secara profesional untuk mengambil

Page 16: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

2

prakarsa dan merumuskan perencanaan pendidikan secara partisipatif, koordinatif

dengan memberdayakan segenap potensi sumber daya perencanaan yang dimiliki,

dalam hal ini berkenaan dengan keberadaan unit perencanaan pada struktur

organisasi dinas pendidikan (Depdiknas, 2002). Sejalan dengan hal tersebut, yang

dimaksud dengan otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan (Sonhadji, 2003).

Implikasi nyata diberlakukannya otonomi daerah di bidang pendidikan

antara lain terjadinya perubahan struktur dan fungsi kelembagaan dinas pendidi-

kan dengan segala perangkat di dalamnya termasuk unit perencanaan. Perubahan

tersebut jelas berdampak pada harmonisasi kerja, manajemen dan cara pembuatan

keputusan kebijakan pendidikan. Proses perubahan paradigma pendidikan secara

nyata telah dimulai sejak berlangsungnya reformasi sebagai suatu proses

perubahan, pembaharuan atau perbaikan yang menyeluruh dan berlangsung secara

bertahap, konstitusional, institusional dan demokratis sebagai suatu upaya menuju

perbaikan kegiatan yang dirasa tidak relevan lagi dengan kondisi dan tuntutan

yang berkembang.

Munculnya kebijakan pendidikan pada tahun 2004 yang berupa program

subsidi biaya minimal untuk pendidikan (PSBMP) dalam bentuk Bantuan

Kesejahtran Murid (BKM) dan dilanjutkan dengan program pegurangan subsidi

bahan bakar minyak (PKPS-BBM) yang merealokasikan sebagian dananya untuk

Page 17: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

3

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang mulai dilaksanakan pada Juli 2005.

Program yang diberikan untuk sekolah-sekolah tingkat SD dan SMP ini

dimaksudkan untuk mengurangi beban masyarakat, khususnya masyarakat

miskin, dalam membiayai pendidikan setelah harga BBM meningkat. Berbeda

dengan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM (PKPS-BBM) bidang

Pendidikan sebelumnya yang diberikan dalam bentuk beasiswa (Bantuan Khusus

Murid – BKM) kepada siswa yang dianggap miskin, BOS diberikan kepada

sekolah. Dana BOS dialokasikan berdasarkan jumlah murid Khusus untuk

wilayah Kabupaten Gresik ada tambahan dana BOS Pendamping dari Pemerintah

kabupaten Gresik sebesar Rp.12.500/siswa/bulan yang mulai diberikan pada

tahun 2006.

Beberapa alasan mendasar lahirnya program Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi

“kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasakan

kemerdekaan...”

2. Amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2, sebagai berikut; (1) setiap warga

negara berhak mendapatkan pendidikan, (2) setiap warga negara wajib

mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Page 18: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

4

3. Sedangkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal

5, ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang

sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, dan pasal 11, ayat (1)

menyatakan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan

dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu

bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”. Dalam konteks ini, pada

prinsipnya program BOS dicetuskan sebagai upaya untuk meningkatkan akses

masyarakat, khususnya siswa dari keluarga miskin atau kurang mampu,

terhadap pendidikan yang berkualitas dalam rangka penuntasan wajib belajar

sembilan tahun.

4. Sebagai sarana penting dalam upaya mempercepat pengentasan wajib belajar

9 tahun.

5. Diharapkan tidak ada siswa miskin yang putus sekolah karena alasan biaya

pendidikan. Diharapkan semua lulusan SD/MI dapat melanjutkan ke

SMP/MTs.

Berdasarkan alasan-alasan di atas, lahirnya program BOS dapat

disimpulkan oleh adanya kekhawatiran bahwa peningkatan harga BBM, yang

mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, juga akan berdampak negatif

terhadap akses masyarakat miskin untuk mendapat pendidikan serta menghambat

pencapaian wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Lebih lanjut, terdapat dualisme pandangan mengenai tujuan utama

Program BOS. Di satu sisi ada pandangan bahwa program ditujukan untuk

Page 19: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

5

menyediakan sekolah gratis bagi semua anak yang bersekolah di tingkat SD dan

SMP karena semua rakyat mempunyai hak yang sama untuk mendapat

pendidikan. Di sisi lain ada pandangan bahwa program ini ditujukan untuk

memberikan subsidi bagi siswa miskin, karena mereka mempunyai akses yang

lebih kecil untuk mendapat pendidikan. Perbedaan pandangan ini tercermin dalam

tujuan program yang secara eksplisit dituliskan dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan

bantuan operasional sekolah yang tertulis dalam Buku Panduan versi 2005,

sebagaimana berikut.

”Program bantuan Operasional Sekolah (BOS) bertujuan untuk

memberikan bantuan kepada sekolah dalam rangka membebaskan

iuran siswa, tetapi sekolah tetap dapat mempertahankan mutu

pelayanan pendidikan kepada masyarakat”.

Tujuan Program BOS menurut Buku Panduan 2006:

”Program bantuan Opearsional sekolah (BOS) bertujuan untuk

membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan

meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh

layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam

rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun”.

Melalui program ini, pemerintah pusat memberikan dana ke sekolah-

sekolah setingkat SD dan SMP yang bersedia memenuhi ketentuan yang telah

ditetapkan dalam persyaratan peserta program. Sekolah yang dicakup dalam

program ini adalah SD/MI/SDLB/Salafiyah setingkat SD dan

SMP/MTS/SMPLB/Salafiyah setingkat SMP, baik negeri maupun swasta.

Program ini mulai dilaksanakan pada Juli 2005 bersamaan dengan awal tahun

ajaran (TA) 2005/2006. Tetapi sebelum itu ada program PKPS-BBM ( Program

Page 20: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

6

Kebijakan Pengurangan Subsidi – Bahan Bakar Minyak ) dengan BKM nya dan

PSBMP ( Program Subsidi Biaya Pendidikan Minimal ) yang dilaksanakan pada

tahun 2002-2004.

Menurut Dyer (Smith, 2003) bahwa jika kebijakan dilaksanakan dengan

benar, dengan sendirinya akan menghasilkan resistansi yang kuat dan hasil di luar

perkiraan. Hal ini berhubungan dengan pandangan bahwa pelaksanaan kebijakan

merupakan suatu hal yang memegang peranan penting dalam siklus kebijakan.

Pendapat ini memberikan petunjuk bahwa impelementasi kebijakan kebijakan

bagi setiap organisasi merupakan hal yang sangat mendasar, yang perlu

diperhatikan dengan serius oleh para pembuat kebijakan (policy maker).

Latar belakang yang dikemukakan di atas memberikan indikasi bahwa

pelaksanaan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), khususnya

pemantauan dan evaluasi masih menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan

dan kenyataan yang dialami oleh dunia pendidikan selama ini, sehingga perlu

dilakukan pengkajian secara mendalam melalui penelitian ilmiah. Kegiatan

penelitian dalam rangka penulisan tesis ini merupakan salah satu wujud nyata

keikutsertaan peneliti dalam mengkaji fenomena yang terjadi dalam dunia

pendidikan terutama menyangkut proses pelaksanaan produk kebijakan

pendidikan di sekolah.

Berdasarkan pada alasan-alasan tersebut, maka penelitian tentang

Kebijakan Pendidikan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terutama

menyangkut pemantauan dan evaluasinya dalam kaitannya dengan outcome

Page 21: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

7

pendidikan masih sangat aktual sehingga menarik untuk diteliti. Untuk itu,

permasalahan tersebut, sangat relevan dan layak untuk diteliti secara ilmiah

sehingga dijadikan fokus utama dalam penelitian ini.

Bertolak dari latar belakang yang diuraikan di muka, peneliti bermaksud

mengkaji tentang outcome program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dengan

asumsi bahwa jika pemantauan dan evaluasi BOS dilakukan melalui prosedur

yang jelas dan berdasarkan data empirik serta mengacu pada teori dan konsep

yang kuat, maka dengan sendirinya produk kebijakan tersebut (BOS) diyakini

memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah dan masyarakat.

B. Fokus Penelitian

Bertolak dari uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

fokus penelitian, yakni pemantauan dan evaluasi kebijakan pelaksanaan program

Bantuan Operasional Sekolah (BOS), terutama tentang outcome sesudah

menerima dana BOS di Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Gresik. Adapun fokus

penelitian yang dimaksud adalah sebagi berikut;

1. Bagaimana deskripsi hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) Madrasah

Tsanawiyah di Kabupaten Gresik?

2. Bagaimana deskripsi jumlah siswa yang mendaftar dan yang diterima di

Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Gresik?

3. Bagaimana deskripsi siswa putus sekolah/Drop Out (DO) Madrasah

Tsanawiyah di Kabupaten Gresik?

Page 22: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

8

4. Bagaimana deskripsi partisipasi masyarakat terhadap Madrasah Tsanawiyah

sesudah menerima dana BOS di Kabupaten Gresik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur outcome setelah menerima

program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Adapun secara rinci sesuai dengan

fokus penelitian di atas adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) Madrasah Tsanawiyah di

Kabupaten Gresik.

2. Mendeskripsikan jumlah siswa yang mendaftar Madrasah Tsanawiyah di

Kabupaten Gresik.

3. Mendeskripsikan siswa putus sekolah/Drop Out (DO) Madrasah Tsanawiyah

di Kabupaten Gresik.

4. Mendeskripsikan partisipasi masyarakat terhadap madrasah Tsanawiyah di

Kabupaten Gresik.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat memberikan manfaat yang

berarti bagi beberapa kepentingan, di antaranya:

1. Pengembangan ilmu kebijakan pendidikan terutama berkenaan dengan

masalah prosedur pemantauan dan evaluasi kebijakan pendidikan pada di

Page 23: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

9

Kabupaten Gresik, yang memberikan implikasi praktis bagi penyelenggaraan

pendidikan di sekolah-sekolah, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai

secara efisien, efektif dan produktif.

2. Madrasah Tsanawiyah, terutama yang berkaitan dengan prosedur pemantauan

dan evaluasi kebijakan pendidikan dalam hal ini Bantuan Operasional Sekolah

(BOS), sehingga menampilkan produk kebijakan yang dapat diadaptasikan,

dapat dikerjakan, dapat diukur dan dapat bersaing. Dan pada gilirannya

berdampak pada peningkatan mutu pendidikan untuk menjawab tuntutan dan

kebutuhan sekolah dan masyarakat (stakeholders).

3. Peneliti, untuk memperluas wawasan, pengetahuan dan ketrampilan dalam

kaitan dengan pemantauan dan evaluasi kebijakan pendidikan untuk

melengkapi peneliti selaku praktisi pendidikan yang bergelut di bidang

pendidikan dasar.

E. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi persepsi yang beragam tentang istilah yang dijadikan

fokus dalam penelitian ini, maka diberikan batasan dalam bentuk definisi

konseptual, sebagai berikut:

1. Kebijakan adalah suatu keputusan yang dibuat oleh seorang atau sekelompok

orang pelaku pendidikan dalam usaha memilih alternatif untuk memecahkan

masalah guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 24: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

10

2. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah salah satu program pendidikan

yang diperoleh dari program pengurangan subsidi BBM yang diberikan

kepada siswa-siswi sekolah dasar/madrsah ibtidaiyah dan sekolah menengah

pertama/madrsah tsanawiyah dan di hitung persiswa/i.

3. Pemantauan kebijakan adalah prosedur analisis kebijakan guna menghasilkan

informasi tentang penyebab dan konsekuensi dari kebijakan-kebijakan publik.

Pemantauan memungkinkan analis untuk menjelaskan hubungan operasi

program kebijakan dan hasil-hasilnya (Dunn, 2000).

4. Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah unit pelaksana kegiatan persekolahan di

tingkat satuan pendidikan dasar yang bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan kegiatan pendidikan di bawah nauangan departemen agama

kabupaten.

5. Output pendidikan adalah hasil atau akibat dari adanya proses pendidikan,

baik proses manajerial maupun proses pengajaran merupakan kinerja sekolah

(Suryadi, 1999). Output pendidikan salah satunya dapat dilhat dari hasil

UAN/UN.

6. Outcome pendidikan adalah hasil pendidikan yang tidak secara langsung

dapat diketahui setelah proses pendidikan selesai. Untuk mengetahui outcome

pendidikan perlu ditunggu beberapa periode waktu tertentu setelah lulusan

pendidikan terjun ke dalam masyarakat, dunia kerja, atau setelah menempuh

pendidikan lebih lanjut. Dampak pendidikan selalu dikaitkan secara eksternal

Page 25: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

11

dengan sistem-sistem lain, seperti sistem ekonomi, ketenagakerjaan, sosial-

budaya, dan politik (Djohar, 2003).

7. Outcame BOS terkait dengan tujuan dari program BOS yaitu tercapainya

program wajib belajar sembilan tahun dan mutu pendidikan yang baik (out put

pendidikan) setelah beberapa kali program tersebut dilaksanakan. Sedangkan

outcome dalam penelitian ini adalah: (1) Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN),

(2) Jumlah siswa yang mendaftar dan yang diterima, (3) Angka Putus

sekolah/Drop Out (DO), dan (4) Partisipasi masyarakat. Untuk APK dan APH

diabaikan

Page 26: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Sebelum dilakukan pembahasan dan penelitian lebih lanjut, ada beberapa

konsep dan kerangka berpikir yang perlu dikembangkan menggunakan basis teori

pendukung, agar bila memungkinkan maka hasil temuan dan analisis data dari

penelitian ini dapat dirumuskan menjadi suatu konsep pemikiran baru yang berangkat

dari konsep pemikiran atau teori tertentu yang sudah ada, atau setidaknya bersifat

menguatkannya. Bagian ini memuat kajian pustaka pilihan yang menurut peneliti

dapat mendukung pokok pikiran penelitian.

Hal-hal yang memerlukan dukungan teori meliputi : (1) landasan berpikir

yang digunakan sebagai sarana untuk membangun kerangka penelitian, mengingat

objek penelitiannya difokuskan pada salah satu bagian dari sistem pendidikan

Madrasah Tsanawiyah (MTS) tertentu khususnya mengenai dampak kebijakan

pemerintah dalam BOS; (2) produk kebijakan pemerintah tentang PKPS-BBM di

bidang pendidikan khususnya BOS; (3) Gambaran umum BOS, prinsip industri yang

tidak bisa lepas dari kegiatan investasi, menjadikan pendidikan sebagai suatu kegiatan

investasi SDM. Karena kegiatan BOS tidak terlepas dari tujuan diadakannya BOS,

mekanisme pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan pelaporan (akuntabilitas); (4)

teori yang menjelaskan pengertian pemantauan dan evaluasi; dan (5) teori yang

menjelaskan pemantauan dan evaluasi program Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Page 27: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

13

dan (6) pengukuran kinerja outcome. Teori ini digunakan karena penelitian ini

dibatasi pada outcome pendidikan sebagai dampak kebijakan pemerintah tentang

Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

A. Pendidikan Sebagai Sistem

Menurut Tatang M. Amirin (1992), sistem dapat didefinisikan sebagai

suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau terorganisir yang saling

berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem

merupakan suatu kesatuan yang berstruktur. Kesatuan tersebut terdiri dari

sejumlah komponen yang berpengaruh, dan masing-masing komponen

mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi

struktur, yaitu mengarah pada pencapaian tujuan dari sistem.

Komponen-komponen yang menunjang sistem meliputi : (1) Masukan

mentah (raw input), (2) Masukan instrumental (instrumental input), dan (3)

Masukan lingkungan (environmental input). Komponen-komponen penunjang

sistem yang disebut sebagai model terbuka tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut.

Page 28: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

14

Gambar 2.1 Model Sistem Terbuka (Sumber: Tirtarahardja & Sula, 2000:60)

Gambar 2.1 disebut sebagai model sistem terbuka karena model tersebut

menggambarkan model sistem pada umumnya yang berlaku atau digunakan di

berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.

Suatu komponen dapat berubah menjadi sistem, apabila komponen

tersebut dilihat secara tersendiri sehingga terdiri dari sejumlah subsistem. Jadi

sistem dapat dilihat dalam ruang lingkup mikro dan makro. Pendidikan sebagai

suatu sistem juga terdiri dari sejumlah komponen, yang oleh Toffler (dalam

Tirtarahardja, 2000) dianalogikan sebagai sebuah pabrik dengan komponen

penunjang yang meliputi :

a. Masukan mentah (raw input), yaitu siswa baru yang akan diproses menjadi

lulusan (output);

b. Masukan instrumental (instrumental input) yang memungkinkan

dilaksanakannya pemrosesan masukan mentah menjadi lulusan, terdiri dari

INSTRUMENTAL INPUT

PROSES

ENVIROMENTAL INPUT

RAW INPUT OUTPUT

Outcome

Page 29: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

15

guru dan tenaga non guru, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran,

prasarana dan sarana;

c. Masukan lingkungan (environmental input) yang secara langsung maupun

tidak langsung berpengaruh terhadap berperannya masukan instrumental

dalam pemrosesan masukan mentah, meliputi corak budaya, kondisi sosial,

ekonomi, kependudukan, situasi politik, dan keamanan.

Apabila sistem tersebut dirinci, maka akan tampak seperti gambar berikut:

Gambar 2.2 Sistem Pendidikan (Sumber: Tirtarahardja, 2000:61)

Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.2 diatas, lulusan (output)

pendidikan juga menjadi bagian dari sistem pendidikan. Karena hasil proses

PROSES PENDIDIKAN

Tenaga guru dan

Non guru

Kurikulum Prasarana dan

Sarana

Administrasi Anggaran/BOS

Sosial Budaya Kependudukan Politik

Keamanan Ekonomi

SISWA LULUSAN

PUTUS

SEKOLAH

Page 30: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

16

pendidikan tidak hanya berupa output melainkan juga outcome, maka studi

mengenai lulusan yang dipandang sebagai outcome proses pendidikan dapat

dilakukan sepanjang masih dalam koridor sistem pendidikan.

Hasil pendidikan adalah suatu dimensi pendidikan yang tidak mungkin

atau tidak boleh dikendalikan oleh para pengambil keputusan atau pengelola

pendidikan (Suryadi, 1999). Hasil pendidikan adalah akibat dari adanya proses

pendidikan, baik proses manajerial maupun proses pengajaran. Hasil pendidikan

secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keluaran pendidikan

(educational output), dan dampak pendidikan (educational outcome). Keluaran

pendidikan adalah hasil yang secara langsung dapat dicapai setelah

berlangsungnya suatu sistem pendidikan pada suatu jenis atau jenjang pendidikan

tertentu.

Keluaran pendidikan selalu dikaitkan secara internal di dalam sistem

pendidikan itu sendiri yang dapat diketahui melalui pengukuran, baik pengukuran

langsung maupun tidak langsung. Keluaran pendidikan sebagai hasil pengukuran

langsung antara lain adalah jumlah lulusan, jumlah lulusan yang melanjutkan

sekolah, dan sejenisnya. Sedangkan hasil dari pengukuran tidak langsung adalah

nilai ujian akhir. Kedua jenis keluaran pendidikan tersebut sangat penting diukur

untuk mengetahui apakah sistem pendidikan secara internal berjalan efisien atau

tidak.

Page 31: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

17

Dampak pendidikan adalah hasil pendidikan yang tidak secara langsung

dapat diketahui setelah proses pendidikan selesai. Untuk mengetahui dampak

pendidikan perlu ditunggu beberapa periode waktu tertentu setelah lulusan

pendidikan terjun ke dalam masyarakat, dunia kerja, atau setelah menempuh

pendidikan lebih lanjut. Dampak pendidikan selalu dikaitkan secara eksternal

dengan sistem-sistem lain, seperti sistem ekonomi, ketenagakerjaan, sosial-

budaya, dan politik.

Pembahasan mengenai outcome pendidikan, salah satunya didasarkan

pada kompetensi lulusan masing-masing jenjang pendidikan. Dalam sistem

pendidikan kita, kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan tidak dijabarkan

dengan jelas, sehingga hampir semua sekolah, penyelenggaraan pendidikan hanya

diorientasikan kepada Nilai Evaluasi Akhir (Djohar, 2003).

Tiap jenjang pendidikan memiliki kedudukannya masing-masing terhadap

kebutuhan masyarakat. Taman kanak-kanak memiliki kedudukan dianjurkan,

artinya anak-anak usia TK apabila kondusif di suatu daerah, maka dianjurkan

untuk mengikuti pendidikan di TK. SD dan SLTP sebagai pendidikan dasar

memiliki kedudukan wajib belajar, artinya anak-anak usia SD dan SLTP

diwajibkan untuk mengikuti pendidikan dasar. SLTA memiliki kedudukan

didorong, artinya apabila orang tua memiliki kekuatan ekonomi dan anak

memiliki kekuatan intelejensi memadai, maka orang tua memiliki tanggung jawab

moral untuk mendorong anaknya mengikuti pendidikan di jenjang SLTA.

Page 32: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

18

Perguruan tinggi memiliki kedudukan diberi kesempatan, artinya kesempatan ini

dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang memiliki dorongan belajar tinggi dan

telah mencapai tingkat individu belajar, dengan sendirinya disertai kekuatan

ekonomi untuk mendukung pemanfaatan kesempatan itu.

Berdasarkan PP.27/1990, pendidikan di TK bertujuan “membantu

meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, daya

cipta …” dan seterusnya. Meskipun tidak jelas kompetensi apa yang diharapkan,

tetapi bila diperhatikan dari kedudukannya, maka anak yang telah menyelesaikan

pendidikan TK diharapkan memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan dasar,

dari segi keterampilan sosial, keterampilan fisik dan reaksi emosional. Begitu

juga pada pendidikan dasar, PP.28/1990 tidak menjelaskan kompetensi yang

diharapkan dari lulusannya. Dalam peraturan tersebut hanya dijelaskan tujuannya

yaitu untuk “memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk

mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga

negara dan umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti

pendidikan menengah”.

Sesuai kompetensi yang dimiliki serta tujuan pendidikan, pendidikan dasar

(SD dan SLTP) memang tidak mempersiapkan lulusannya untuk bekerja,

melainkan untuk memberi bekal bagi pendidikan selanjutnya pada jenjang yang

lebih tinggi. Tetapi kenyataannya banyak anak usia sekolah tidak dapat

melanjutkan pendidikannya dikarenakan masalah ekonomi, lebih-lebih setelah

Page 33: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

19

kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Sehingga pemerintah mengeluarkan

Program Kebijakan Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM)

bidang pendidikan diantaranya adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Lahirnya program BOS dilatar belakangi oleh adanya kekhawatiran bahwa

peningkatan harga BBM, yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat,

juga akan berdampak negatif terhadap akses masyarakat miskin untuk mendapat

pendidikan serta menghambat pencapaian wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Sedangkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5,

ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama

untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, dan pasal 11, ayat (1) menyatakan

“Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan

kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi

setiap warga negara tanpa diskriminasi”.

Dalam konteks ini, pada prinsipnya program BOS dicetuskan sebagai

upaya untuk meningkatkan akses masyarakat, khususnya siswa dari keluarga

miskin atau kurang mampu, terhadap pendidikan yang berkualitas dalam rangka

penuntasan wajib belajar sembilan tahun. Namun dalam perencanaan program

terdapat dualisme pandangan mengenai tujuan utama Program BOS. Di satu sisi

ada pandangan bahwa program ditujukan untuk menyediakan sekolah gratis bagi

semua anak yang bersekolah di tingkat SD dan SMP karena semua rakyat

mempunyai hak yang sama untuk mendapat pendidikan, dimana program ini

Page 34: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

20

ditujukan untuk memberikan subsidi bagi siswa miskin, karena mereka

mempunyai akses yang lebih kecil untuk mendapat pendidikan. Disisi lain

tantangan globalisasi melahirkan tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang

butuh biaya besar.

B. Landasan Hukum PKPS-BBM

Landasan hukum dalam pelaksanaan Program Kebijakan Pengurangan

Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) bidang pendidikan didasarkan pada

perundang-undangan yang berlaku. Perundang-undangan yang dimaksud antara

lain:

1. Pasal 4 ayat 1 UUD 1945

2. Undang-Undang No. 17 Tahun 1965 tentang pembentukan Badan

pemeriksaan keuangan.

3. Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999.

4. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

5. Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Bendaharawan wajib

memungut Pajak Penghasilan.

6. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

7. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

8. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Page 35: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

21

9. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan, Pengelolaan,

dan Tanggungjawab Keuangan Negara.

10. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

11. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

12. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1998.

13. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1998.

14. Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawbaan Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan

Tugas Pembantuan.

15. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan dan

Kewenangan Proponsi sebagai Daerah Otonom.

16. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

17. Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2000. tentang Perubahan Tarif Biaya

Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang dikenai Biaya

Materai.

18. Keputusan Menteri Pendiidkan dan Kebudayaan Kepmen/ 036/U/1995

tentang pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Daasar.

Page 36: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

22

19. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan

pendidikan dan Komite Sekolah.

20. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 060/U/2002 tentang Pedoman

Pendirian Sekolah.

21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 tentang Buku

Teks Pelajaran.

22. Keputusan Mendiknas No. 053/U/2001 tentang Pedoman Penyusunan

Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang

Pendidikan Dasar dan Menengah.

C. Gambaran Umum Bantuan Operasional Sekolah

1. Pengertian BOS

Agar pelaksanaan program PKPS-BBM dan masyarakat memahami

program BOS dengan benar, maka sebaiknya dipahami tentang definisi biaya

pendidikan dan terminologi BOS.

Biaya Satuan Pendidikan (BSP) adalah besarnya biaya yang

diperlukan rata-rata tiap siswa tiap tahun, sehigga mampu menunjang proses

belajar mengajar sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Dilihat dari cara penggunaanya, BSP dibedakan menjadi BSP investasi dan

BSP Operasional.

BSP investasi adalah biaya yang dikeluarkan per siswa per tahun

untuk menyediyakan sumber daya yang tidak habis pakai yang digunakan

Page 37: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

23

dalam waktu lebih dari satu tahun, misalnya untuk pengadaan tanah,

bangunan, buku, alat peraga, media, perabot dan alat kantor. Sedang BSP

operasional adalah biaya yang dikeluarkan persiswa per tahun untuk

menyediyakan sumber daya pendidikan habis pakai yang digunakan satu

tahun tau kurang. BSP operasional mencakup biaya operasional dan biaya non

operasional (Departemen Agama. 2006).

Biaya operasional meliputi biaya untuk kesejahtraan (honor kelebihan

jam mengajar, guru tidak tetap, pegawai tidak tetap, uang lembur dan

pengembangan profesi guru, msawarah guru mata pelajaran, musawarah kerja

kepala sekolah, kelompok kerja kepala sekolah, kelompok kerja guru, dan

lain-lain). Biaya non operasional adalah biaya untuk menunjang kegiatan

belajar mengajar (KBM) evaluasi penilaian, perawatan/pemeliharaan, daya

dan jasa, pembinaan kesiswaan, rumah tangga sekolah dan supervisi. Bantuan

operasional sekolah (BOS) yang dimaksud dalam PKPS-BBM bidang

pendidikan ini secara konsep mencakup komponen untuk biaya operasional

dan non operasional hasil studi badan penelitian dan pengembangan

departemen pendidikan nasional (Balitbang Depdiknas), namun karena biaya

satuan yang digunakan adalah biaya rata-rata nasional maka penggunan BOS

dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam

biaya personil dan biaya investasi. Secara detail beberapa jenis kegiatan yang

boleh dibiayai oleh dana BOS sangat banyak namun diperioritaskan untuk

biaya operasional non personil bagi sekolah.

Page 38: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

24

Dilihat dari sejarahnya, pada tahun 2004 muncul sebuah kebijakan

berupa program subsidi biaya minimal untuk pendidikan (PSBMP) dalam

bentuk Bantuan Kesejahtran Murid (BKM) dan dilanjutkan dengan program

pegurangan subsidi bahan bakar minyak (PKPS-BBM) yang merealokasikan

sebagian dananya untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang mulai

dilaksanakan pada Juli 2005. Program yang diberikan untuk sekolah-sekolah

tingkat SD dan SMP ini, dimaksudkan untuk mengurangi beban masyarakat,

khususnya masyarakat miskin, dalam membiayai pendidikan setelah harga

BBM meningkat. Berbeda dengan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi

BBM (PKPS-BBM) bidang Pendidikan sebelumnya yang diberikan dalam

bentuk beasiswa Bantuan Khusus Murid (BKM) kepada siswa yang dianggap

miskin, BOS diberikan kepada sekolah. Dana BOS dialokasikan berdasarkan

jumlah murid, dengan dengan jumlah Rp. 324.500 per murid per tahun untuk

tingkat SMP. Alokasi APBN untuk dana BOS periode Juli–Desember 2005

sebesar 5,136 trilyun rupiah, yaitu meningkat sekitar delapan kali lipat

dibanding anggaran BKM untuk SD dan SMP periode Januari-Juni 2005

(Istijoso, 2006). Pada tahun pelajaran 2006 periode (Juli-Desember 2006)

dana BOS untuk tingkat SMP/MTs periode (Juli-Desember 2006) sebesar Rp.

165.000/siswa/6 bulan, sedang untuk priode (Januari-Juni 2007) Rp.

177.000/siswa/6 bulan. Disamping itu ada dana BOS buku yang pada tahun

2006 sebesar Rp. 20.000 dan pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp. 22.000

untuk siswa SD/MI/SMP/MTs.

Page 39: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

25

Walaupun demikian karena biaya pendidikan sangat besar, maka dana

dari pusat masih dirasakan sangat kurang seiring dengan tuntutan peningkatan

mutu pendidikan. Oleh karena itu Pemerintah daerah dan partisipasi

masarakat sangat diharapkan guna keberhasilan pencapaian tujuan

pendidikan.

2. Tujuan BOS

Tujuan Program BOS menurut Buku Petunjuk Pelaksanaan

2005:”Program bantuan Operasional Sekolah (BOS) bertujuan untuk

memberikan bantuan kepada sekolah dalam rangka membebaskan iuran

siswa,tetapi sekolah tetap dapat mempertahankan mutu pelayanan pendidikan

kepada masyarakat”. Sedangkan tujuan program BOS menurut Buku

Panduan 2006:”Program bantuan Opearsional sekolah (BOS) bertujuan

untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan

meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan

pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan

wajib belajar 9 tahun”

3. Penyerapan dan Pemanfaatan Dana

Umumnya penyaluran dana telah dilakukan sesuai dengan alur yang

ditetapkan dalam juklak. Kebijakan untuk menyalurkan dana BOS langsung

ke rekening sekolah juga dinilai cukup tepat karena pada umumnya berjalan

lancar dan dana diterima secara utuh. Namun keterlambatan penyaluran dana,

bahkan pada semester 2 Tapel.2005/2006, membuat banyak sekolah

Page 40: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

26

mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya dan

menunda pembayaran guru honor atau terpaksa berhutang ke berbagai pihak.

Selain itu, terdapat beberapa perbedaan mekanisme penyaluran dana BOS,

cara penunjukan lembaga penyalur dan kebijakan lain berkenaan dengan

pengaturan rekening sekolah, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja

penyaluran dana. Di kebanyakan propinsi penunjukan lembaga penyalur tidak

dilakukan secara terbuka. Di beberapa propinsi, penunjukan lembaga penyalur

dan pembatasan tempat rekening sekolah, yang tidak mempertimbangkan

kemudahan layanan dan aksesibilitas sekolah, cenderung menambah beban

biaya dan waktu bagi sekolah dalam mencairkan dana.

4. Mekanisme Pelaksanaan BOS

Ada beberapa persoalan dalam pengelolaan dana BOS oleh sekolah,

khususnya berkaitan dengan kapasitas sekolah dalam penyusunan Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), pengaturan

pengambilan dana dari rekening sekolah, penggunaan dana, dan

ketidakjelasan aturan mengenai bunga bank dan pembayaran pajak. Pada

beberapa sekolah, peran kepala sekolah dalam memutuskan penggunaan dana

BOS dan penyusunan RAPBS sangat dominan. Di beberapa propinsi satuan

kerja membuat persyaratan tambahan untuk pencairan dana dari rekening

sekolah, di luar juklak dan juknis, dengan alasan perlunya pengawasan.

Persyaratan tersebut dalam pelaksanaanya menambah birokrasi prosedur

pemanfaatan dana BOS oleh sekolah. Selain itu, banyak sekolah menghadapi

Page 41: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

27

masalah ketidakjelasan ketentuan tentang bunga tabungan dan rumitnya

prosedur pembayaran pajak atas penggunaan dana BOS.

Penilaian berbagai pihak terhadap ketentuan 11 jenis penggunaan dana

berbeda-beda, namun umumnya menganggap ketentuan tersebut cenderung

terlalu sempit (terbatas) karena tidak dapat mengakomodasi seluruh

kebutuhan masing-masing sekolah. Oleh karenanya, realisasi penggunaan

dana BOS tidak selalu sesuai dengan RAPBS dan ketentuan 11 jenis

penggunaan menurut juklak 2005 atau 2006. Berdasarkan laporan

pertanggungjawaban dana BOS di sekolah-sekolah sampel, realisasi

penggunaan dana BOS yang terbesar adalah untuk pembayaran honor guru,

kegiatan belajar mengajar, pembelian alat tulis kantor, dan pembelian buku

pelajaran pokok.

5. Monitoring, Evaluasi, dan Penanganan Pengaduan

Secara umum terdapat beberapa kelemahan dalam sistem dan

pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) yang telah dibangun untuk

mengamankan program BOS. Kualitas pelaksanaan monev internal masih

dipertanyakan dan lebih terkesan dilaksanakan sebagai formalitas saja.

Sedangkan monev eksternal justru terlalu terbuka sehingga dapat dilakukan

oleh terlalu banyak pihak, termasuk pihak-pihak yang kurang kompeten dan

kurang bertanggungjawab. Disamping itu juga belum ada suatu sistem yang

dapat mensinergikan monev internal dan eksternal agar hasilnya dapat secara

efektif mengawal dan memberi masukan untuk perbaikan program secara

Page 42: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

28

berkelanjutan. Banyak pihak mempertanyakan efektivitas kegiatan monev

internal maupun eksternal, karena minimnya umpan balik yang dapat

memperbaiki pelaksanaan program. Bahkan, di beberapa daerah kegiatan

monev justru dimanfaatkan untuk mengambil keuntungan pribadi pihak-pihak

yang tidak bertanggungjawab.

Kelemahan dalam sistem monitoring dan evaluasi juga berdampak

pada lemahnya sistem penanganan pengaduan, yang menjadi salah satu tugas

monev internal dan eksternal. Sistem penerimaan dan penanganan pengaduan

masih belum terorganisir dengan baik, walaupun banyak pihak yang telah ikut

berperanserta. Kurang efektifnya sistem penanganan pengaduan antara lain

disebabkan kurangnya sosialisasi mengenai saluran pengaduan, statusnya

yang melekat pada satker dapat menimbulkan konflik kepentingan, dan

sulitnya mengakses fasilitas email dan telepon yang tersedia. Akibatnya,

jumlah pengaduan mengenai pelaksanaan program BOS tergolong sedikit.

Pengungkapan dugaan penyimpangan pelaksanaan program lebih

banyak disampaikan oleh media lokal dan lembaga swadaya masyarakat,

tanpa ada jaminan pelaksanaan tindak lanjutnya. Selain oleh unit satker,

penanganan pengaduan di beberapa daerah juga mendapat perhatian dari

instansi lain, seperti DPRD dan Bawasda. Umumnya penyelesaiannya

dilakukan oleh lembaga tempat mengadu, tetapi baik pengaduan maupun

proses penanganannya tidak didokumentasikan secara tertulis. Format-format

pendokumentasian pengaduan tidak digunakan.

Page 43: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

29

6. Prosedur Pelaporan BOS

Umumnya laporan yang sudah ada adalah: laporan penerima bantuan,

khususnya mengenai pengalokasian dana dan data jumlah siswa serta jumlah

sekolah penerima BOS, dan laporan persiapan program yang meliputi

kegiatan-kegiatan dalam rangka sosialisasi. Laporan hasil monitoring dan

evaluasi dan laporan penggunaan/pemanfaatan bantuan dari kabupaten/kota ke

propinsi belum ada. Pelaporan penggunaan dana dilakukan secara berjenjang

dari sekolah ke Satker Kabupaten/Kota, dan rekapitulasinya diserahkan ke

Satker Propinsi. Untuk madrasah, laporan harus dikirim ke Satker

Kabupaten/Kota dan ke Kantor Departemen Agama. Cara ini dinilai

mengurangi arti kesepakatan pendekatan joint management antara Dinas

Pendidikan dan jajaran Departemen Agama dalam pengelolaan program. Pada

umumnya sekolah mengalami kesulitan dalam penyusunan laporan

pertanggungjawaban penggunaan dana, karena keterbatasan kemampuan dan

fasilitas serta adanya upaya untuk mengatur agar laporan penggunaan sesuai

dengan ketentuan penggunaan dana dalam juklak. Di hampir semua sekolah

laporan pertanggungjawaban penggunaan dana hanya disampaikan ke satker

kabupaten/kota tanpa disampaikan kepada orang tua murid, sehingga

mengabaikan unsur transparansi dan akuntabilitas kepada publik.

Page 44: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

30

D. Monitoring dan Evaluasi

Agar program PKPS BBM dapat berjalan dengan baik, maka perlu

dilakukan monitoring dan evaluasi (monev). Melalui kegiatan monev dapat

diketahui sejauh mana pelaksanaan program PKPS BBM hususnya program

dibidang pendidikan (BOS) berjalan sesuai dengan yang direncanakan, apa yang

telah dikerjakan, apa yang tidak/belulm dikerjakan, hambatan apa yang terjadi

dan mengapa hal tersubut dapat terjadi, serta upaya apa yang perlu dilakukan

untuk mengatasi hal tersebut.

Monitoring adalah suatu upaya pengumpulan informasi tentang

kenyataan pelaksanaan program dalam rangka membantu mengelola program

untuk menjawab segala pertanyaan berkaitan dengan kegiatan yang dilakuakn.

hasil dari monitoring ini digunakan sebagai bahan dalam menyususn laporan

pelaksanaan program, disamping juga sebagai masukan mengevaluasi program.

Evaluasi adalah suatu upaya untuk melakukan analisis dan penilaian

terhadap pelaksanaan suatu program berdasarkan pada informasi yang diperoleh

dari hasil monitoring maupun dari sumber lain. Analisa dan penilaian yang

dimaksud meliputi

a. Apakah program tersebut diperlukan, atau perlu disempur-nakan/diperbaruhi.

?

b. Apakah sesuai dengan sasaran.?

Page 45: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

31

c. Apakah pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan. Evaluasi juga

mencakup rekomendasi perubahan yang harus dilakukan untuk perbaikan

program.?

Misi monitoring dan evaluasi adalah untuk membantu meningkatkan

kwalitas pelayanan masarakat. Dengan demikian, monitoring dan evaluasi dalam

PKPS BBM bertujuan sebagai ”feed back” dalam rangka membantu mengelola

program dalam mengurai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dan

pelaksanaan program, dan untuk menyempurnakan pelaksaan program yang

masih belum dikerjakan, serta sebagai masukan dalam perencanaan program di

masa yang akan datang.

Selain itu dengan adanya monev diharapkan dapat meningkatkan

motivasi semangat transparansi dan akuntabilitas, serta memacu peningkatan

kwalitas personil disemua tingkat (pusat, propensi, kabupaten/kota, dan sekolah)

Pada dasarnya monev terhadap suatu program dapat dilaksanakan secara

mandiri oleh pengelola program, atau dilaksanakan oleh fihak luar. Monitoring

dan evaluasi yang dilakukan secara mandiri oleh pengelola program (internal),

lebih berfungsi sebagai pembinaan dan untuk evaluasi diri. Sedang monitoring

dan evaluasi yang dilakuakan oleh pihak luar lebih berfungsi sebagai pengawasan

dan menjamian akuntabilitas program (Buku Panduan BOS, 2006)

1. Internal Monitoring dan Evaluasi

Internal monev dilaksanakan oleh pelaksana program diberbagai tingkatan

sebagai berikut:

Page 46: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

32

a. Di Tingkat Pusat

Penanggung jawab Monev adalah satker PKPS-BBM Pusat, yang dalam

pelaksanaanya dibantu oleh Seksi Monev dan Penyelesaian Masalah

Tingkat Pusat.

b. Di Tingkat propensi

Penanggung jawab Monev adalah satker PKPS BBM Propensi yang dalam

pelaksanaanya dibantu oleh Seksi Monevdan Penyelesaian Maslah

Tingkat Propensi.

c. Di Tingkat Kabupaten/Kota

penanggung jawab Monev adalah Manager PKPS_BBM kab./Kota, yang

dalam pelaksanaanya dibantu oleh Seksi Monev Dan Penyelesaian

Masalah Tingkat Kabupaten/Kota.

2. Eksternal Monitoring dan Evaluasi.

Eksternal monitoring dan evaluasi PKPS-BBM ini dapat dilakukan oleh

berbagai pihak sebagai berikut: Instansi pengawasan : BPK, BPKP,

Inspektorat Jendral, dan Bawasda

E. Prosedur Pemantauan dan Kebijakan Pendidikan

1. Pemantauan kebijakan pendidikan.

Pemantauan merupakan prosedur analisis kebijakan yang digunakan

untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari kebijakan publik.

Karena memungkinkan analis mendeskripsikan hubungan antara operasi

Page 47: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

33

program kebijakan dan hasilnya, maka pemantauan merupakan sumber

informasi utama tentang implementasi kebijakan. Pemantauan sebagai cara

untuk membuat pernyataan yang sifatnya penjelasan tentang tindakan

kebijakan di waktu lalu maupun sekarang ini. Pemantauan terutama

bermaksud untuk menetapkan premis faktual tentang kebijakan publik.

Pemantauan menghasilkan kesimpulan yang jelas selama dan setelah

kebijakan diadopsi serta diimplementasikan (Dunn, 2000).

Sehubungan dengan implementasi kebijakan pendidikan tentang

Program BOS Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten gresik, maka pemantauan

merupakan sumber informasi utama tentang implementasi kebijakan

Departemen Pendidikan Kabupaten, dan sebagai cara untuk membuat

pernyataan yang sifatnya penjelasan tentang tindakan kebijakan pendidikan di

waktu lalu dan sekarang ini, dan bermaksud untuk menetapkan premis faktual

tentang kebijakan Departemen Agama Kabupaten, dan pada gilirannya

menghasilkan kesimpulan yang jelas selama dan setelah kebijakan pendidikan

itu dterapkan.

(1) Fungsi Pemantauan

Dalam pelaksanaannya, menurut Dunn (2000) pemantauan setidaknya

berfungsi dalam hal:

Page 48: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

34

(a) Kepatuhan, artinya bermanfaat untuk menentukan apakah tindakan

dari para administrator program, staf dan pelaku lain sesuai dengan

standar dan prosedur yang telah ditetapkan.

(b) Pemeriksaan, artinya membantu menentukan apakah sumber daya dan

pelayanan yang dimaksudkan untuk kelompok sasaran maupun

konsumen tertentu memang telah sampai kepada mereka.

(c) Akuntansi, artinya menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk

mela-kukan akuntansi atas perubahan sosial yang terjadi setelah

dilaksanakan-nya sejumlah kebijakan pendidikan dari waktu ke waktu.

(d) Eksplanasi, artinya menghimpun informasi yang dapat menjelaskan

mengapa hasil-hasil kebijakan pendidikan dan program berbeda.

(2) Pendekatan Pemantauan

Di samping fungsi pemantauan tersebut, pemantauan dapat dipilah

menjadi lima pendekatan, sebagai berikut: Pertama, setiap pendekatan

pemantauan kebijakan pendidikan berupaya untuk memantau hasil

kebijakan pendidikan yang relevan. Kedua, setiap pendekatan pemantauan

kebijakan pendidikan adalah berfokus pada tujuan yang hendak dicapai.

Ketiga, setiap pendekatan pemantauan kebijakan pendidikan berorientasi

pada perubahan. Keempat, setiap pendekatan pemantauan kebijakan

pendidikan memungkinkan klasifikasi silang atas keluaran dan dampak

dengan variabel lain, termasuk variabel yang dipakai untuk meman-tau

Page 49: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

35

masukan serta proses kebijakan pendidikan. Kelima, setiap pendekatan

peman-tauan kebijakan pendidikan mengukur tindakan dan hasil kebijakan

pendidikan secara obyektif maupun subyektif (Dunn, 2000; Turang,

2001).

(3) Teknik Pemantauan

Kegiatan pemantauan berkenaan dengan proses implementasi kebijakan

pendidikan dilakukan dengan teknik-teknik tertentu. Menurut Turang

(2001) bahwa teknik-teknik pemantauan meliputi:

(a) Survei Sosial, teknik ini menggunakan angket atau kuesioner yang

diedarkan kepada seluruh pelaku kebijakan pendidikan dan masyarakat

sekitarnya. Selain kuesioner juga digunakan teknik wawancara dan

observasi pelaksanaan kebijakan pendidikan. Ketiga teknik ini saling

melengkapi se-hingga data yang diperoleh benar-benar meyakinkan.

(b) Studi Kasus, teknik ini ditujukan pada suatu kasus yang terjadi akibat

pelaksanaan kebijakan pendidikan pada suatu wilayah tertentu.

(c) Studi Dokumentasi, teknik ini ditujukan pada sejumlah dokumen

kebijakan pendidikan, dan laporan hasil pelaksanaan kebijakan

pendidikan.

(d) Kaji-Tindak, teknik ini digunakan untuk memantau hasil pemecahan

suatu masalah dengan suatu tindakan kebijakan pendidikan.

Page 50: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

36

2. Evaluasi kebijakan pendidikan.

Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen pendidikan yang

dilakukan untuk mengetahui sejauhmana tujuan telah tercapai. Evaluasi dalam

rangka tindakan kebijakan pendidikan memberikan gambaran yang dinamik

mengenai keadaan seperti apa adanya sebagai titik keberangkatan, dan

antisipasi terhadap keadaan yang diinginkan sebagai titik pencapaian. Kondisi

obyektif pada saat evaluasi dilakukan selalu dimaknai berdasarkan analisis

dan rumusan kebijakan pendidikan.

Dye (dalam Turang, 2001) mengemukakan bahwa evaluasi kebijakan

dimaksudkan mempelajari konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Evaluasi

kebijakan adalah penilaian efektivitas yang menyeluruh daripada suatu

program dalam men-capai sasaran-sasarannya. Dalam mengevaluasi kebijakan

diperlukan indikator-indikator kinerja kebijakan, hasil capaian (output) dan

hasil perolehan (outcome) serta dampak terhadap para pelaksana dan

lingkungannya.

Menurut Supandi dan Sanusi (1988) evaluasi kebijakan secara

sederhana dapat diartikan sebagai upaya analisis nilai dari fakta-fakta

kebijakan. Evaluasi bukan sekedar mengumpulkan data tentang sesuatu, tetapi

harus mampu menun-jukkan sesuatu itu mempunyai harga atau nilai

dibandingkan dengan kriteria atau acuan yang menjadi pegangan. Evaluasi

Page 51: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

37

kebijakan itu bukan hal yang mudah, tetapi menuntut kehati-hatian dan

kecermatan dalam rancangannya.

Evaluasi merupakan persoalan fakta dan logika dan lebih penting dari

yang terpenting. Evaluasi terutama menekankan pada penciptaan premis-

premis nilai yang diperlukan untuk menghasilkan informasi mengenai kinerja

kebijakan. Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran

(appraisal, pemberian angka (rating), dan penilaian (assessment), kata-kata

yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan

nilainya (Dunn, 2000). Ini berarti, ketika hasil kebijakan pendidikan pada

kenyataannya memiliki nilai, hal ini disebabkan karena hasil kebijakan

tersebut memberi sumbangan yang positif terhadap tujuan atau sasaran yang

hendak dicapai, dan dapat dikatakan bahwa kebijakan pendidikan telah

mencapai tingkat kinerja yang bermakna, yang berarti bahwa masalah

kebijakan pendidikan telah dibuat secara jelas dan atau teratasi.

a. Sifat Evaluasi Kebijakan Pendidikan

Dalam melakukan evaluasi kebijakan pendidikan hendaknya

didasarkan atas karakteristik evaluasi. Ada empat karakteristik evaluasi

kebijakan menurut pendapat Dunn (2000), yakni:

(1) Berfokus pada nilai. Evaluasi sebagai usaha untuk menentukan manfaat

kebijakan pendidikan dan mencakup prosedur untuk mengevaluasi tujuan

dan sasaran kebijakan itu sendiri.

Page 52: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

38

(2) Interdependensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi kebijakan pendidikan ter-

gantung baik “fakta” maupun “nilai”. Untuk menyatakan bahwa kebijakan

pendidikan telah mencapai tingkat kinerja yang tinggi atau rendah, harus

didukung oleh bukti bahwa hasil-hasil kebijakan pendidikan secara aktual

merupakan konsekuensi dari tindakan-tindakan yang dilakukan untuk me-

mecahkan masalah pendidikan.

(3) Orientasi Masa Kini dan Masa Depan. Evaluasi bersifat retrospektif yang

setelah tindakan-tindakan kebijakan pendidikan dilakukan, dan prospektif

yang dibuat sebelum tindakan kebijakan pendidikan dilakukan.

(4) Dualitas Nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi kebijakan

pendidikan memiliki kualitas ganda, karena dipandang sebagai tujuan dan

se-kaligus cara, yang dapat dianggap sebagai intrinsik karena diperlukan

bagi dirinya, dan ekstrinsik karena mempengaruhi pencapaian tujuan-

tujuan lain.

b. Fungsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan

Pelaksanaan evaluasi kebijakan pendidikan hendaknya mengacu pada

fungsi-fungsi evaluasi. Ada tiga fungsi utama evaluasi kebijakan yang

dikemukan oleh Dunn (2000), sebagai berikut: Pertama, evaluasi memberi

informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu

seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui

tindakan stakeholders. Artinya, seberapa jauh tujuan-tujuan atau target

Page 53: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

39

kebijakan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, evaluasi memberi

sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari

pemilihan tujuan dan target yang akan dicapai melalui kebijakan pendidikan

yang telah diputuskan. Ketiga, evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi

metode-metode analisis kebijakan lainnya. Di samping itu, evaluasi dapat

pula memberi sumbangan pada revisi atau kebijakan baru sesuai dengan

hasil evaluasi tersebut.

c. Pendekatan Evaluasi Kebijakan Pendidikan

Terdapat tiga bentuk pendekatan evaluasi menurut Dunn (2000), yang dapat

digunakan dalam evaluasi kebijakan pendidikan. Ketiga pendekatan evaluasi

yang dimaksud adalah: (1) Evaluasi semu, menggunakan metode deskriptif

untuk menghasilkan informasi yang valid tentang hasil kebijakan

pendidikan, dengan asumsi bahwa ukuran manfaat atau nilai terbukti dengan

sendirinya atau tidak kontroversial, (2) Evaluasi formal, menggunakan

metode deskriptif untuk meng-hasilkan informasi yang terpercaya dan valid

mengenai hasil kebijakan pendidikan secara formal diumumkan sebagai

tujuan program kebijakan dengan asumsi bahwa tujuan dan sasaran dari

pembuat kebijakan pendidikan dan administrator yang secara resmi

diumumkan merupakan ukuran yang tepat dari manfaat atau nilai, (3)

Evaluasi keputusan teoritis, menggunakan metode deskriptif untuk

menghasilkan informasi terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan

Page 54: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

40

pendidikan yang secara eksplisit diinginkan oleh berbagai pelaku kebijakan

pendidikan, dengan asumsi bahwa tujuan dan sasaran dari berbagai pelaku

yang diumumkan secara formal ataupun diam-diam merupakan ukuran yang

tepat dari manfaat atau nilai.

d. Jenis-jenis Evaluasi Kebijakan Pendidikan

Nachmias (dalam Supandi & Sanusi, 1988) membedakan evaluasi

kebijakan itu menjadi dua jenis, yaitu: Pertama, evaluasi proses yang

berkenaan dengan masalah sampai di manakah suatu kebijakan dilaksanakan

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Kedua, evaluasi dampak yang

berkenaan dengan masalah berapa jauh suatu kebijakan itu menyebabkan

perubahan sehubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan.Sedangkan

Anderson (dalam Supandi & Sanusi, 1988). membedakan evaluasi kebijakan

ke dalam tiga jenis, yakni: Pertama, impresionistik jika penilaian kebijakan

didasarkan atas bukti-bukti yang fragmentaris atau anekdotal dan

dipengaruhi oleh ideologi, kepentingan diri atau kriteria penilaian lainnya.

Kedua, operasional jika penilaian kebijakan itu dipusatkan kepada masalah-

masalah penerapannya. Ketiga, sistematik jika penilaian kebijakan itu

dirancang secara sistematik dan obyektif dan mengukur seberapa jauh

program itu telah mencapai tujuan yang ditetapkan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan dikaitkan dengan hasil

pengamatan, peneliti berkesimpulan bahwa prosedur pemantauan dan evaluasi

Page 55: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

41

kebijakan pendidiakan dilakukan melalui tahapan berikut ini: (a) mengadakan

observasi, (b) mengadakan wawancara, (c) pemeriksaan dokumen, (d) pengisian

kuesioner, dan (e) pelaporan. Kegiatan observasi dilakukan guna menggali

berbagai fenomena yang berkembang dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan.

Kegiatan wawancara dilakukan guna memperoleh kejelasan informasi yang

terkait dengan pelaksanaan kebijakan pendidikan. Pemeriksaan dokumen

dilakukan untuk memperoleh informasi tertulis berkenaan dengan pelaksanaan

kebijakan pendidikan yang telah dicapai. Pelaporan dimaksudkan memberikan

informasi baik lisan maupun tertulis tentang hasil-hasil capaian pelaksanaan

kebijakan pen-didikan kepada pihak yang berkepentingan dalam hal ini pembuat

kebijakan.

Bertolak dari teori yang telah dipaparkan di muka peneliti berkesimpulan

bahwa prosedur pemantauan dan evaluasi kebijakan pendidikan kaitannya dengan

implementasi kebijakan pendididkan tentang program Bantuan Operasional

Sekolah sebagai alat untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan,

memperoleh informasi hasil-hasil yang telah dicapai sementara dan sesudah

pelaksanaan kebijakan. Topik-topik kajian teori memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap permasalahan dalam penelitian ini, karena kajiannya telah

disesuaikan dengan fokus penelitian.

F. Pengukuran Kinerja Outcome

Kinerja adalah prestasi atau kemampuan kerja yang dapat dicapai. Untuk

mengukur kinerja suatu program diperlukan indikator-indikator yang sesuai yang

Page 56: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

42

disebut indikator kinerja. Unutk menilai PKPS-BBM (BOS), kriteria yang

digunakan adalah keberhasilan pengelola program dalam melaksanakan semua

kegiatan ditinjau dari aspek input, proses, output, dan outcome, serta impact

(Buku Panduan BOS, 2006).

Idealnya, sebelum menetapkan indikator perlu didaftar semua indikator

yang mampu menjelaskan kinerja PKPS-BBM. Mengingat penelitian ini hanya

dibatasi pada outcome, maka yang menjadi indikator kinerja PKPS-BBM menurut

Buku Panduan BOS (2006), adalah sebagai berikut.

1. Ujian Akhir Nasional (UAN)

Menurut Mardapi dkk. (2002) UAN merupakan salah satu bentuk

evaluasi hasil belajar yang dilakukan setelah peserta didik mengikuti proses

pembelajaran dalam satu jenjang pendidikan. Evaluasi pada dasarnya

bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang multi dimensi.

Ada unsur kognitif, afektif. dan psikomotorik.

Pada tahun ajaran 2003/2004 Ebtanas diganti UAN. SK Mendiknas

No. 114/2001 tentang penilaian hasil belajar secara nasional. dan SK

Mendiknas No.0153/2003 yang memutuskan bahwa penilaian akhir belajar

siswa SMP/ MTs dan SMA/SMK berupa ujian akhir nasional.Tujuan UAN

menurut Badrun KW (2003) adalah untuk : (1) mengukur pencapaian hasil

belajar siswa, (2) mengukur mutu pendidikan tingkat nasional, propinsi,

kabupaten/kota, dan sekolah, (3) mempertanggungjawabkan penyelenggaraan

Page 57: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

43

pendidikan secara nasional, propinsi, kabupaten/kota, sekolah, dan kepada

masyarakat.

2. Jumlah siswa yang mendaftar

Jumlah siswa yang mendaftar atau angka pendaftaran siswa Baru

(APBS) adalah angka yang menunjukkan berapa jumlah siswa baru yang

mendaftar dibandingkan dengan 100 orang siswa yang diterima (Depdiknas,

2001). Untuk menghitung APK dengan menggunakan rumus berikut.

APSB= %100xditerimayangsiswaJumlah

pelajarantahunawalpadamendaftaryangsiswaJumlah

3. Putus sekolah/Drop Out (DO)

Drop Out (DO) atau Angka Putus Sekolah (APS) adalah jumlah siswa

yang putus sekolah (tidak melanjutkan sekolah ke kelas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan 100 orang siswa di sekolah (Depdiknas, 2001). Untuk

menghitung APK dengan menggunakan rumus berikut.

APS = %100/

xsekolahkelasdiyangsiswaJumlah

sekolahputusyangsiswaJumlah

4. Partisipasi masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan dikaitkan dengan

penggunaan istilah komite sekolah. Sebagaimana tertuang dalam

Kepmendiknas No. 044/U/2002, Komite Sekolah sebagai stakeholder dapat

memainkan peranannya (1) sebagai pemberi pertimbangan terhadap

kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh kepala sekolah, hal ini dapat

Page 58: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

44

diterjemahkan bahwa Komite Sekolah merupakan mitra kerja Kepala Sekolah

dalam menentukan dan memutuskan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh

oleh sekolah ke depan dengan memberikan gambaran objektif, kondisi

sekolah melalui evaluasi diri, sehingga program sekolah akan di dukung oleh

masyarakat. (2) sebagai pendukung kebijakan yang berupa finansial,

pemikiran, dan tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan, hal ini dapat

diartikan bahwa jika stekeholders telah dilibatkan dalam pengambilan

keputusan dalam musyawarah besar tingkat satuan sekolah, transparansi

penyelenggaraan sekolah sudah jelas, maka keikutsertaan masyarakat dalam

memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki sekolah akan dapat diwujutkan

dalam bentuk partisipasi aktif baik berupa finansial material, maupun berupa

moril spritual sebagai wujud nyata kepedulian masyarakat dan rasa memiliki

yang dalam terhadap pendidikan, justru hal ini yang akan memperkuat posisi

sekolah menghadapi tantangan mutu pendidikan. Berikutnya (3) sebagai

pengontrol dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi, hal ini dapat

diartikan bahwa komite sekolah sebagai wakil masyarakat dapat berfungsi

sebagai ”pengawas internal” terhadap pelaksanaan program sekolah, sehingga

kendala-kendala yang memungkinkan menghambat program sekolah dapat

diantisipasi lebih dini, dan (4) sebagai mediator antara pihak

sekolah/pemerintah dengan masyarakat, hal ini dapat terjadi apabila pihak

sekolah dan komite sekolah sudah terjalin hubungan yang harmonis dalam arti

Page 59: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

45

bahwa visi, misi, dan tujuan yang dibawa oleh komite sekolah secara

transparan disampaikan kepada berbagai pihak (seperti : pemerintah kota/

kabupaten, tokoh-tokoh masyarakat, para alumni yang telah berhasil,

pengusaha-pengusaha, industri, pihak legislatif, dan aparat pemerintah

lainnya) adalah visi, misi, dan tujuan yang sudah instan untuk kepentingan

penyelenggaraan pendidikan semata yang mengarah kepada peningkatan mutu

pendidikan.

Dalam Penelitian hubungan komete sekolah dengan peran serta

masarakat sangat penting. Bab XV pasal 54, UU No. 20 Th. 2003

menyatakan bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi

perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan

organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu

pelayanan pendidikan (Pasal 54 Ayat 1). Bahkan pada Pasal 55 Ayat (1)

disebutkan bahwa masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis

masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan kekhasan

agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat.

Masyarakat dapat berperan serta dalam meningkatkan mutu

pendidikan melalui organisasi atau wadah yang disebut Dewan Pendidikan

dan Komite Sekolah/Madrasah. Bidang peran serta tersebut meliputi

perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan (Pasal 56 Ayat

Page 60: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

46

1). Ayat 2 menyebutkan bahwa Dewan Pendidikan sebagai lembaga mandiri

dibentuk dan berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan

dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan

prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat Nasional, Provinsi, dan

Kabupaten/Kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkhi. Komite

Sekolah/Madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam

meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan,

arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasara, serta pengawasan

pendidikan pada tingkat satuan pendidikan (Pasal 56 Ayat 3).

Undang-Undang kita telah mengakomodasi peran komite sekolah

dalam Komite Sekolah sebagai perwujudan peran serta masyarakat untuk turut

memberikan turut berperan serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Di

setiap sekolah telah terbentuk dukungan kepada sekolah dalam meningkatkan

kualitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan. Namun, mereka masih

berjuang khusus untuk sekolahnya masing-masing. Belum ada wadah

koordinatif yang mempertemukan antara Komite Sekolah satu dengan Komite

sekolah yang lain.

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003, peranan Komite

Sekolah/Madrasah adalah:

1. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan

Page 61: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

47

2. Memberikan pertimbangan kepada satuan pendidikan

3. Memberikan arahan dan dukungan tenaga kepada satuan pendidikan

4. Memberikan sarana dan prasarana pendidikan kepada satuan pendidikan

5. Memberikan pengawasan pendidikan kepada tingkat satuan pendidikan

Pada Keputusan Menteri Diknas No. 044/U/2002 itu juga ditetapkan fungsi

Komite Sekolah adalah sebagai berikut:

1. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

2. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/ organisasi/ dunia

usaha/ dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan

pendidikan yang bermutu.

3. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai

kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

4. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan

pendidikan mengenai:

a. Kebijakan dan program pendidikan

b. RAPBS

c. Kriteria kinerja satuan pendidikan

d. Kriteria tenaga pendidikan

e. Kriteria fasilitas pendidikan

Page 62: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

48

5. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan

guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.

6. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan

pendidikan di satuan pendidikan.

7. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,

penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

Page 63: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

49

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini berturut-turut diuraikan hal-hal sebagai berikut: (1) Pendekatan

dan Rancangan penelitian; (2) Kehadiran peneliti; (3) Lokasi Penelitian, (4) Data dan

sumber data, (5) Variabel dan indikator, (6) Prosedur Pengumpulan Data penelitian;

(7) Analisis Data penelitian; (8) Pengecekan Keabsahan Data penelitian; dan (9)

Tahap-tahap Penelitian.

A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih

karena yang ingin dipaparkan oleh peneliti bukan hanya terbatas pada terbuktinya

suatu hipotesis oleh suatu angka signifikansi hasil uji tertentu, melainkan suatu

interpretasi data dan deskripsi mendalam terhadap suatu fenomena yang berkaitan

dengan fokus penelitian, untuk mencari makna dibalik suatu keadaan yang sedang

berlangsung dan menggambarkan realitas yang kompleks. Desain penelitian

dengan pendekatan kualitatif dianggap lebih sesuai karena bersifat umum,

fleksibel, berkembang dan tampil dalam proses penelitian (Nasution, 1988).

Penelitian ini menggunakan rancangan berupa studi kasus yang dilakukan

pada MTS di Kabupaten Gresik yaitu kajian yang rinci dan mendalam atas satu

Page 64: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

50

kasus terutama masalah outcome program BOS sesudah menerima dana BOS,

sehingga dapat diketahui outcome dari kebijakan tersebut.

B. Kehadiran Peneliti

Pada penelitian studi kasus ini, peneliti lebih banyak untuk melakukan

pengumpulan data (dokumentasi) dan wawancara terkait masalah outcome BOS

yang meliputi: (1) Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN), (2) Jumlah siswa yang

mendaftar, (3) Putus sekolah/Drop Out (DO), dan (4) Partisipasi masyarakat,

selama belangsungnya penelitian. Teknik Wawancara digunakan hanya untuk

melengkapi data pada outcome terutama mengenai partisipasi masyarakat.

Sedangkan peran peneliti adalah sebagai partisipan aktif untuk

pengumpulan data dengan teknik wawancara, dan partisipan pasif pada saat

melakukan observasi dan menganalisis dokumen yang didapat pada saat turun di

lapangan.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebelum memasuki latar

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan awal sebelum memasuki lapangan, peneliti melakukan survei di

lokasi penelitian untuk memperoleh gambaran umum tentang aktivitas

implementasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

2. Kegiatan selanjutnya peneliti menghadap ke kepala madrasah untuk

menyampaikan maksud kedatangan sambil menyerahkan surat permohonan

Page 65: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

51

ijin penelitian dari Direktur PPs UMM, kemudian meminta ijin secara formal

untuk melakukan penelitian.

3. Melakukan pengamatan lapangan untuk memahami latar penelitian yang

sesungguhnya.

4. Melakukan pertemuan dengan informan kunci untuk membuat jadwal

kegiatan penelitian yang disepakati bersama, namun sifatnya tentatif sebab

bisa berubah sesuai situasi dan kondisi yang berkembang.

5. Selanjutnya peneliti terjun ke lapangan untuk melakukan pengumpulan data

berdasarkan jadwal yang telah disepakati oleh peneliti dengan informan

penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi MTs Negeri dan swasta

di Kabupaten Gresik dengan bidang kajian utamanya adalah masalah outcome

Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Selain itu penelitian juga ditetapkan di

sekolah sampling yaitu 1 (satu) Madrasah Tsanawiyah Negeri dan 1 (satu)

Madrasah Tsanawiyah swasta. Madrasah Tsanawiyah Negeri yang dimaksud

adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri Metatu yang berada di Kecamatan Benjeng

Kabupaten Gresik, sedangkan madrasah Tsanawiyah swasta yang diambil sebagai

sekolah sampling adalah Madrasah Tsanawiyah Masyhudiyah yang berada di

Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik.

Page 66: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

52

D. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian kualitatif merupakan hasil dari kegiatan

pengumpulan data baik dengan teknik dokumentasi, wawancara, dan kuisioner.

Untuk kegiatan analisis dokumen, peneliti lebih banyak menggunakan data

kuantitatif, yang berupa dokumen dan data statistik resmi. Data diambil 3 tahun

yaitu sejak program ini berjalan (mulai Juli 2004 yang waktu itu bernama PSBMP

dengan BKM-nya) hingga sekarang (berubah nama menjadi PKPS-BBM dengan

program BOS). Data yang dikumpulkan antara lain meliputi data mengenai: (1)

Ujian Akhir Nasional (UAN), (2) Jumlah siswa yang mendaftar, (3) Putus

sekolah/Drop Out (DO), dan (4) Partisipasi masyarakat. Data dari hasil dokumen

bersumber dari Departemen Agama Kabupaten Gresik, beberapa Kepala Sekolah

Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Gresik; Kelompok Kerja Madrasah (KKM),

dan beberapa sekolah sampel.

Data hasil wawancara dan kuisoner diperoleh dari sekolah samplel yang

terdiri dari kepala sekolah, guru, wali siswa, dan komite sekolah yang diharapkan

dapat memberikan informasi yang diperlukan selama penelitian. Informan

tersebut dipilih dalam kapasitasnya untuk memberikan data pelengkap dari

dokumen sehingga dapat dipantau kebijakan outcome program Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) khususnya partisipasi masyarakatnya.

Page 67: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

53

E. Variabel dan Indikator

Variabel dan indikator yang menjadi fokus dari penelitian (analisis sistem

pendidikan) ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 : Variabel dan indikator untuk mengetahui outcome BOS

Aspek Variabel Indikator Sumber

data

Metode

Pengumpulan

Data

Frekuensi

Pengumpulan

Data

Persentase

kelulusan

KKM/

Depag Dokumentasi 3 tahun

UAN Rata-rata

nilai UAN KKM/

Depag Dokumentasi 3 tahun

Jumlah

pendaftar KKM/

Depag Dokumentasi 3 tahun Pendaftaran

dan

Penerimaan Jumlah yang

diterima KKM/

Depag Dokumentasi 3 tahun

Jumlah

siswa KKM/

Depag Dokumentasi 3 tahun

DO Jumlah

siswa putus

sekolah

KKM/

Depag Dokumentasi 3 tahun

Sumbangan

barang

Sekolah

sampel Wawancara 3 tahun

Sumbangan

tenaga Sekolah

sampel Wawancara 3 tahun

Sumbangan

dana Sekolah

sampel Wawancara 3 tahun

Sumbangan

pemikiran Sekolah

sampel Wawancara 3 tahun

OUTCOME

Partisipasi

masyarakat

Sumbangan

moral Sekolah

sampel Wawancara 3 tahun

Sumber: (Buku Panduan BOS, 2006 yang telah dimodifikasi)

Page 68: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

54

Sedangkan untuk variabel APK dan AMP diabaikan dengan alasan sudah

terwakili oleh aspek indikator yang lain, mengingat obyek yang diteliti hanya

lingkup madrasah.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, teknik pengumpulan data utama

yang dipilih oleh peneliti adalah teknik dokumentasi. Teknik ini dipilih sebab data

yang hendak diperoleh bersumber dari Kelompok Kerja Madrasah (KKM) dan

dari sekolah sampling (MTs Negeri Gresik dan MTs Masyhudiyah). Untuk

melengkapi data hasil dokumentasi peneliti menggunakan teknik wawancara yang

berhubungan dengan pemantauan kebijakan outcome program BOS khsususnya

partisipasi masyarakat.

Jadi, prosedur pengumpulan data penelitian dilakukan melalui teknik yang

lazim digunakan dalam penelitian kualitatif menurut Mantja (1998) adalah

dokumentasi dan wawancara.

1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan dokumen utama yang dikaji dalam penelitian

ini berupa dokumen dan data dari Kelompok Kerja Madrasah (KKM), dan

beberapa sekolah sampel (Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Gresik). Data

yang dikumpulkan antara lain meliputi data mengenai: (1) Ujian Akhir

Nasional (UAN), (2) Jumlah siswa yang mendaftar, (3) Putus sekolah/Drop

Out (DO), dan (4) Partisipasi masyarakat.

Page 69: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

55

Secara rinci data-data tersebut di atas di dapat dari berikut:

1. Data yang dikumpulkan dari Kelompok Kerja Madrasah (KKM) antara

lain meliputi: (1) Ujian Akhir Nasional (UAN), (2) Jumlah siswa yang

mendaftar, dan (3) (Putus sekolah/Drop Out (DO),

2. Data yang dikumpulkan dari sekolah sampling adalah partisipasi

masyarakat.

2. Wawancara Mendalam (indepth interviewing)

Peneliti melakukan wawancara untuk melengkapi teknik dokumentasi

tentang pemantauan kebijakan outcome program Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) khususnya partisipasi masyarakat.

Mengingat penelitian ini adalah pemantauan kebijakan outcome

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) khususnya adalah partisipasi masyarakat,

maka fokus wawancara dalam penelitian ini adalah: (1) Sumbangan

masyarakat dalam bentuk barang, (2) Sumbangan masyarakat dalam bentuk

tenaga, (3) Sumbangan masyarakat dalam bentuk saran, (4) Sumbangan

masyarakat dalam bentuk moral.

Dalam wawancara diharapkan dapat menjawab pertanyaan tentang

bagaimana pembayaran SPP sebelum dan sesudah menerima BOS, apakah

sekolah masih menetapkan tarikan lain (pungutan) selain dari SPP, apakah

sekolah sudah tertib dalam melaksanakan RAPBS, khsusnya jika dibandingkan

Page 70: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

56

dengan sebelum menerima BOS . Adapun yang menjadi informan kunci

penelitian guna pengambilan data di atas adalah komite sekolah atau wali

siswa, kepala sekolah, dan bendahara sekolah sekolah sampling.

G. Analisis Data Penelitian

Analisis data yang digunakan adalah amenggunakan the constant

comparative method. Metode komparatif konstan ini dimaksudkan adalah

rangkaian tahapan-tahapan yang berlangsung secara serempak dan analisisnya

senantiasa berbalik ke tahap pengumpulan data.

Dalam Penelitian ini, peneliti akan mengkomparasikan temuan-temuan

yang terdapat pada fokus penelitian untuk memperoleh gambaran persamaan dan

perbedaan tentang pemantauan kebijakan outcome program Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) pendidikan selama 3 tahun sesudah menerima dana BOS yang

difokuskan pada empat pertanyaan penelitian yang meliputi: (1) Bagaimana

deskripsi hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten

Gresik?, (2) Bagaimana deskripsi jumlah siswa yang mendaftar Madrasah

Tsanawiyah di Kabupaten Gresik?, (3) Bagaimana deskripsi siswa putus

sekolah/Drop Out (DO) Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Gresik?, dan (4)

Bagaimana deskripsi partisipasi masyarakat Madrasah Tsanawiyah sebelum dan

sesudah menerima dana BOS di Kabupaten Gresik?

Page 71: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

57

Mengingat penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi sebagai data

utama, maka kegiatan pengumpulan data dan analisis data dapat berlangsung

secara serempak atau simultan. Analisis data pada fokus penelitian satu sampai

dengan enam menggunakan dua model seperti dikemukakan oleh Dey, Marshall,

Gretchen, dan Mulyana (dalam Rahardjo, 2003) memperlihatkan dua model

analisis penelitian kualitatif, yakni: (1) qualitative analysis as a circular process,

dan (2) qualitative analysis as a interactive spiral. Kedua model tersebut

memperkuat bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung selama

proses penelitian itu terjadi. Model pertama dapat dilihat pada gambar di bawah

ini:

Gambar 3.1. Qualitative analysis as a circular process

Sumber: Diadopsi dari Pendapat Dey (dalam Rahardjo, 2003). Metoda Riset

Kualitatif. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Page 72: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

58

Model ini memberi petunjuk bahwa analisis data dalam penelitian

kualitatif tidak lepas dari tiga kegiatan yang saling terkait satu dengan yang lain.

Setelah data terkumpul dideskripsikan kemudian diklasifikasikan selanjutnya

dihubung-hubungkan. Kegiatan ini bisa berlangsung secara berulang hingga

menemukan hasil akhir yang dijadikan sebagai temuan penelitian. Sedangkan

model kedua dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.2 Qualitative analysis as an interactive spiral

Sumber: Diadopsi dari Pendapat Dey (dalam Rahardjo, 2003). Metode

Riset Kualitatif. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Page 73: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

59

Penyajian

Pengumpulan

Penarikan

Kesimpulan :

Temuan

Sementara

Reduksi

Penarikan

Kesimpulan Akhir

Sebagai Temuan

Penelitian

Sedangkan data yang berhubungan dengan pemantauan kebijakan

outcome program BOS tentang partsisipasi masyarakat menggunakan teknik

wawancara, maka analisis data dikembangkan dari model interaksi menurut Miles

dan Huberman (1992). Model tersebut sebagaimana gambar berikut ini:

Gambar 3.3. Model Interaksi Analisis Data

Sumber: Diadaptasi dari model Miles & Huberman, (1992:23) Qualitative

Data Analysis. Beverly Hills: Sage Publications, Inc.

Page 74: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

60

Reduksi data yang dimaksud dalam penelitian ini hanya dibatasi pada data

yang berasal dari sekolah sampling yaitu berupa data partisipasi masyarakat.

Reduksi data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk memilih,

menyederhanakan, mengabstraksi sekaligus mentransformasi data lapangan ke

dalam format yang telah disiapkan baik format catatan lapangan hasil observasi,

format catatan lapangan hasil wawancara, dan format catatan lapangan hasil studi

dokumentasi.

Penyajian data, merupakan suatu cara untuk memaparkan data secara

rinci dan sistematis setelah dianalisis ke dalam format yang disiapkan untuk itu.

Namun data yang disajikan ini masih dalam bentuk sementara untuk kepentingan

peneliti dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut secara cermat hingga diperoleh

tingkat keabsahannya. Jika ternyata data yang disajikan telah teruji kebenarannya

dan telah sesuai, maka dapat dilanjutkan pada tahap penarikan kesimpulan-

kesimpulan se-mentara. Namun jika ternya data yang disajikan belum sesuai,

maka konsekuensi-nya belum dapat ditarik kesimpulan, melainkan dilakukan

reduksi kembali bahkan tidak menutup kemungkinan untuk menjaring data baru.

Penarikan kesimpulan/temuan sementara, sejak awal proses pengumpulan

data di lapangan peneliti dimungkinkan untuk menarik kesimpulan. Pada saat

peneliti memberi arti atau memaknai data-data yang diperoleh baik melalui

observasi, wawancara maupun studi dokumentasi berarti peneliti telah menarik

Page 75: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

61

kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan ini masih bersifat sementara, sebab pada

awalnya belum jelas, dan masih berpeluang untuk berubah sesuai kondisi yang

berkem-bang di lapangan.

Melakukan verifikasi, setelah dilakukan reduksi data secara berulang dan

diperoleh kesesuaian dengan penyajian data, kemudian kesimpulan-kesimpulan

sementara disempurnakan melalui verifikasi, maka dapat ditarik kesimpulan akhir

yang merupakan temuan-temuan penelitian.

Penarikan kesimpulan/temuan akhir, setelah temuan-temuan sementara

dilakukan verifikasi melalui teknik-teknik pengecekan keabsahan temuan

penelitian, selanjut dirumuskan simpulan temuan-temuan yang merupakan hasil-

hasil penelitian, kemudian diabstraksikan ke dalam proposisi-proposisi.

H. Pengecekan Keabsahan Temuan

Ada empat kriteria yang dijadikan dasar agar diperoleh temuan-temuan

yang meyakinkan, sebagai berikut: kredibilitas, transferabilitas, dipendabilitas,

dan konfirmabilitas (Lincoln & Guba, 1985; Nasution, 1998; Irfan, dkk., 2001;

dan Moleong, 2002).

1. Kredibilitas

Agar diperoleh temuan-temuan yang dapat dijamin tingkat

keterpercayaan-nya, maka peneliti berupaya dengan menempuh cara yang

Page 76: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

62

disarankan oleh Lincoln dan Guba (1985) dan Moleong, (2002), sebagai

berikut:

a. Perpanjangan waktu penelitian. Cara ini dilakukan oleh peneliti dengan

maksud untuk meyakinkan bahwa temuan yang diperoleh benar-benar telah

memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.

b. Melakukan observasi secara tekun. Cara ini dilakukan oleh peneliti secara

terus menerus terhadap subjek untuk mempertajam dan memperdalam

pemahaman peneliti tentang data yang diperoleh melalui peristiwa yang

terjadi. Observasi peneliti lakukan bersamaan dengan pengumpulan data

melalui wawancara dengan mengamati keadaan prasarana dan sarana

perkantoran dan aktivitas kantor, terutama yang dilakukan oleh informan

kunci.

c. Pengujian melalui trianggulasi. Cara ini dilakukan oleh peneliti sebagai

upaya untuk membandingkan dan mengecek derajat keterpercayaan temu-

an melalui trianggulasi sumber dan peneliti. Trianggulasi sumber peneliti

lakukan dengan membandingkan temuan-temuan yang diperoleh dalam

penelitian ini dengan sumber-sumber lain untuk permasalahan sejenis

melalui buku-buku dan hasil-hasil penelitian yang mengkaji tentang

kebijakan pendidikan.

d. Pengecekan anggota/ member check. Cara ini dilakukan oleh peneliti

dengan mendatangi setiap informan untuk memeriksa secara bersama

Page 77: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

63

temuan yang telah dirumuskan guna menyamakan persepsi terhadap

temuan yang diperoleh..

e. Diskusi dengan teman sejawat/peer debriefing. Cara ini dilakukan oleh

peneliti dengan maksud untuk mendapatkan kesamaan pendapat dan

penafsiran mengenai temuan-temuan yang diperoleh melalui penelitian ini.

2. Transferabilitas

Mendeskripsikan secara rinci dan sistematis temuan-temuan yang

dipeoleh di lapangan ke dalam format yang telah disiapkan. Cara ini dilakukan

oleh peneliti dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang

temuan-temuan dalam penelitian ini, sehingga peneliti dan para pembimbing

serta pem-baca lainnya tidak meragukannya.

3. Dipendabilitas

Pemeriksaan kualitas proses penelitian. Cara ini dilakukan oleh peneliti

dengan maksud untuk mengetahui sejauhmana kualitas proses penelitian yang

di-kerjakan oleh peneliti mulai dari mengkonseptualisasi penelitian, menjaring

data penelitian, mengadakan interpretasi temuan-temuan penelitian hingga

pada pelaporan hasil penelitian.

4. Konfirmabilitas

Pemeriksaan hasil penelitian. Cara ini dilakukan oleh peneliti untuk

melihat tingkat kesesuaian antara temuan-temuan dengan data yang telah

Page 78: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

64

terkumpul sebagai pendukung. Jika hasilnya menunjukkan ada kesesuaian,

maka dengan sendirinya temuan-temuan tersebut dapat diterima, namun jika

ternyata tidak ada kesesuaian, maka temuan tersebut dengan sendirinya gugur.

Konsekuensinya adalah peneliti harus turun lapangan untuk memperoleh data

yang sesungguhnya. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah memeriksa

kembali data lapangan baik catatan lapangan maupun data yang telah

direduksi, kemudian mencocokkan data tersebut dengan temuan-temuan yang

telah dirumuskan. Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa antara data

lapangan dengan temuan-temuan penelitian ada kesesuaian.

I. Tahap-tahap Penelitian

Menurut Nasution (1988), tahap-tahap penelitian kualitatif meliputi: (a)

tahap persiapan atau orientasi, (b) tahap eksplorasi, (c) tahap pengecekan hasil atau

temuan dan penulisan laporan hasil penelitian. Sedangkan menurut Moleong

(2002), tahap-tahap penelitian kualitatif dilakukan melalui: (1) tahap pra lapangan,

(2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap analisis data, dan (4) tahap pelaporan hasil

penelitian. Kedua pendapat ini pada dasarnya ada kesesuaian dalam penerapannya

sehingga peneliti akan mengkaitkan kedua pendapat tersebut dalam penelitian ini.

Pertama, tahap persiapan atau orientasi terkait dengan tahap pra lapangan.

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari isu-isu aktual, unik dan

menarik dalam lingkup kebijakan pendidikan, kemudian dirumuskan ide-ide pokok

yang dikembangkan dalam mengajukan judul penelitian dengan mengacu pada

Page 79: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

65

telaah pustaka yang relevan. Selanjutnya dikembangkan dalam penulisan proposal

penelitian dengan mengkaji sejumlah sumber pendukung yang diperlukan, dan di-

lengkapi dengan studi pendahuluan terhadap subjek penelitian untuk memperoleh

informasi umum. Kegiatan ini diakhiri dengan berkonsultasi pada dosen-dosen

pembimbing guna mendapatkan saran-saran perbaikan dan persetujuan proposal

yang diajukan peneliti.

Kedua, tahap eksplorasi terkait dengan tahap pekerjaan lapangan. Kegiatan

yang dilakukan oleh peneliti diawali dengan mengurus perijinan pada pihak-pihak

terkait sebagai dasar mengadakan studi lapangan, melakukan eksplorasi terhadap

subjek penelitian dengan cara mengamati, mewawancarai dan studi dokumentasi.

Kemudian mengadakan telaah pustaka lebih intensif guna memantapkan fokus

penelitian yang telah ditetapkan terlebih dahulu, melakukan diskusi dengan pihak-

pihak terkait untuk memperoleh masukan yang berarti bagi proses penelitian,

berkonsultasi secara intensif dengan para dosen pembimbing guna mendapatkan

ara-han demi kelancaran proses penelitian mulai dari penjaringan data, analisis

data hingga penulisan laporan penelitian.

Ketiga, tahap analisis data, pengecekan temuan dan penulisan laporan hasil

penelitian. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah memeriksa kembali

paparan data dan temuan penelitian sebelum membuat laporan akhir penelitian.

Jika hasilnya telah mantap dan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan, kemudian

dilanjutkan dengan penulisan laporan penelitian dan diakhiri dengan pelaporan

Page 80: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

66

hasil penelitian kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk diajukan sebagai

bahan ujian tesis untuk mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan studi.

Melalui tahap-tahap penelitian tersebut, peneliti berkeyakinan bahwa

proses penelitian ini akan berjalan dengan baik, lancar dan pada gilirannya akan

diperoleh hasil-hasil penelitian sesuai harapan yang kemudian dipaparkan dalam

penulisan tesis.

Page 81: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

67

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. PAPARAN DATA

1. Gambaran Umum MTs di Kabupaten Gresik

Madrasah Tsanawiyah (MTs) termasuk lembaga pendidikan yang

setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berciri khas ke-

Islaman. Berbeda dengan SMP yang berada dibawah naungan Diknas,

lembaga ini berada di bawah naungan Departemen Agama (Depag).

Di lihat dari proses kegiatan belajar mengajarnya, madrasah

Tsanawiyah menggunakan kurikulum yang sama dengan sekolah menengah

pertama, hanya saja pada kurikulum di madrasah Tsanawiyah ada tambahan

pelajaran agama seperti pelajaran aqidah ahlak, alquran hadis, bahasa arab,

dan lain-lain.

Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Gresik berjumlah 118 buah

madrasah, yang terdiri atas 1 (satu) madrasah negeri dan 117 (seratus tujuh

belas) madrasah swasta. Semua madrasah Tsanawiyah tersebut tersebar

diwilayah Kabupaten Gresik mulai dari Kecamatan Kebomas sampai dengan

kecamatan Sangkapura yang berada di wilayah pulau Bawean.

Untuk meningkatkan kinerja dan komunikasi antar madrasah

Tsanawiyah, dibentuklah KKM (Kelompok Kerja Madrasah) dengan tujuan

Page 82: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

68

memudahkan hubungan antar sekolah dengan sekolah, atau antara sekolah

dengan pihak Departemen Agama.

Kelompok kerja madrasah di kota Gresik di pimpin oleh satu ketua

KKM, wakil ketua, satu sekretaris, dan tiga bendahara. Semua pengurus KKM

adalah kepala sekolah yang berada di kota Gresik.

Pada Tahun 2004 pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan

pemberian bantuan kepada seluruh siswa SMP/MTs yang berupa Program

Subsidi Biaya Minimal Pendidikan (PSBMP) yang berupa Bantuan

Kesejahtran Murid (BKM) dimana semua siswa mendapat bantuan biaya

minimal untuk pendidikan sebesar Rp. 12.000/siswa/bulan. Kemudian pada

bulan Juli 2005 pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengubah PSBMP

menjadi PKPS-BBM (Program Kebijakan Pengurangan Subsidi Bahan Bakar

Minyak) yang kemudian diikuti dengan pengubahan nama BKM menjadi

BOS.

Madrasah Tsanawiyah di kabupaten Gresik, baik madrasah

Tsanawiyah negeri atau Tsanawiyah swasta, mereka semua menerima dana

bantuan operasional sekolah (BOS). Jumlah dana BOS yang diterima

madrasah Tsnawiayah negeri atau madrasah Tsnawiyah swasta adalah sama

yaitu Rp. 27.000/siswa/bulan.

Pada tahun pelajaran 2006 periode (Juli-Desember 2006) dana BOS

untuk tingkat SMP/MTs sebesar Rp. 165.000/siswa/6 bulan dan untuk priode

(Januari-Juni 2007) Rp. 177.000/siswa/6 bulan. Disamping itu ada dana BOS

Page 83: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

69

buku yang pada tahun 2006 sebesar Rp. 20.000/siswa/tahun dan pada tahun

2007 meningkat menjadi Rp. 22.000/siswa/tahun.

Di Kabupaten Gresik ada tambahan dana BOS pendampin yang

diberikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Gresik kepada seluruh siswa

SMP/MTs sebesar Rp.12.500/siswa/bulan yang mulai diberikan pada tahun

2006 hingga sekarang.

Pada madrasah Tsanawiyah negeri dana BOS banyak dipakai untuk

membiayai kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan, PBM, dll. sedang

pada madrasah Tsanawiyah swasta dana BOS banyak habis dipakai untuk

membiayai gaji guru dan karyawan.

2. Paparan Data Hasil UAN MTs. Kabupaten Gresik

Pelaksanaan ujian nasional madrasah Tsawaiyah di Kota Gresik sama

tiga tahun terahir sama dengan ujian nasional lain di wilayah Indonesia. Tiga

mata pelajaran yang diujikan adalah; matematika, bahasa indonesia, dan

bahasa inggris. Untuk lebih jelasnya kita lihat tabel sebagai berikut;

Tabel 4.1

Hasil UAN MTs. Negeri dan swasta se-Kabupaten Gresik

Jumlah Tahun Ajaran Indikator

2004-2005 2005-2006 2006-2007

Persentase kelulusan

99,77 %

99,85 % 99,91 %

Rata-rata nilai UAN B. Indo = 6,20

Mmt = 6,21

B. Ing. = 5,25

B. Indo = 7,20

Mmt = 6,41

B. Ing. = 5,25

B. Indo = 7,80

Mmt = 6,75

B. Ing. = 6,01

Sumber: (KKM MTs Kab. Gresik, 2007)

Page 84: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

70

Pada tabel di atas terlihat bahwa dengan adanya program BOS,

persentase kelulusan rata-rata nilai UAN MTs Kabupaten Gresik mengalami

peningkatan. Hal ini terlihat pada tahun ajaran 2004-2005 persentase

kelulusan 99,77% dan tahun ajaran 2005-2006 sebanyak 99,85%, sedangkan

persentase kelulusan rata-rata nilai UAN tahun ajaran 2006-2007 sebanyak

99,91.

Nilai rata-rata yang diperoleh selama ujian terdapat peningkatan yang

cukup berarti yakni dari 5,887 tahun 2004-2005 menjadi 6,287 pada tahun

2005-2006. Standar kelulusan yang ditetapkan, mulai dari minimal 4,00 pada

tahun 2004-2005 dinaikan menjadi 4,25 pada tahun 2005-2006 dari skala 10.

3. Paparan Data Jumlah Siswa yang mendaftar dan yang diterima di MTs

Kabupaten Gresik.

Madrasah Tsanawiyah di kota Gresik, baik madrsah Tsanawiyah

negeri atau madrasah Tsanawiyah swasta setiap tahun menerima murid baru.

Semua madrasah Tsanawiyah melakukan pendaftaran, menyeleksi serta

menentukan siswa yang diterima. Data jumlah siswa yang mendaftar dan yang

diterima kemudian di serahkan ke KKM sebagai arsip. Secara lengkap jumlah

daftar siswa yang mendaftar dan diterima di madrasah Tsanawiayah

kabupaten Gresik adalah sebagai berikut;

Page 85: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

71

Tabel 4.2

Jumlah Siswa yang mendaftar dan yang diterima

di MTs negeri dan swasta se-Kabupaten Gresik

Jumlah Tahun Ajaran Indikator

2004-2005 2005-2006 2006-2007

Jumlah pendaftar 6882 6927 7092

Jumlah yang diterima 6631 6750 6923

Sumber: (KKM Kab. Gresik tahun, 2007)

Pada tabel di atas terlihat bahwa setelah adanya program BOS,

persentase jumlah pendaftar yang diterima di MTs Kabupaten Gresik

mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada tahun ajaran 2004-2005

persentase jumlah pendaftar yang diterima 6631, tahun ajaran 2005-2006

sebanyak 6750, sedangkan persentase jumlah siswa yang diterima pada tahun

ajaran 2006-2007 sebanyak 6923.

4. Paparan Data Jumlah Siswa Putus Sekolah di MTS. Kabupaten Gresik.

Setelah dana BOS di berikan oleh pemerintah maka Madrasah

Tsanawiyah di Kabupaten Gresik mengalami penurunan jumlah siswa yang

putus sekolah. Secara lengkap data siswa yang putus sekolah adalah sebagai

berikut;

Page 86: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

72

Tabel 4.3

Jumlah Siswa Drop Out di MTS. Negeri dan swasta se-Kabupaten Gresik

Jumlah Tahun Ajaran Indikator

2004-2005 2005-2006 2006-2007

Jumlah siswa 6631 6750 6923

Jumlah siswa

putus sekolah 27 18 16

Persentase 0,42% 0,27 % 0,23%

Sumber: (KKM Kab. Gresik, 2007)

Pada tabel di atas terlihat bahwa dengan adanya program BOS,

persentase jumlah siswa yang putus sekolah mengalami penurunan. Hal ini

terlihat pada tahun ajaran 2004-2005 jumlah siswa yang putus sekolah

sebanyak 27 (0,42%), tahun ajaran 2005-2006 sebanyak 18 (0.27%), dan

tahun ajaran 2006-2007 sebanyak 16 (0,23%).

5. Partisipasi Masyarakat

a. Paparan Data Wawancara Dengan Kepala Sekolah.

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan kepala sekolah MTs Negeri

dan MTs swasta (Masyhudiyah), dapat di rangkum sebagai berikut;

Page 87: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

73

Tabel 4.4

Ringkasan Paparan Data Wawancara Dengan Kepala Sekolah.

Uraian Jawaban

No Pertanyaan Kepala MTs

Negeri

Kepala MTs

Masyhudiyah

1.

2.

3.

4.

5.

Apakah RAPBS dapat dilaksanakan

dengan baik terutama sesudah

diterimanya dana BOS?

Apakah sekolah menarik sumbangan

lain di luar SPP bila ada kegiatan yang

insidental terutama setelah

diterimanya dana BOS?

Bagaimana gambaran pembayaran

SPP siswa 3 tahun sebelum dan

sesudah menerima program BOS?

Apakah wali murid sering memberi

pertimbangan/masukan guna kemajuan

sekolah, terutama setelah diterimanya

dana BOS?

Jika Ya. Bentuk

pertimbangan/masukan/rekomendasi

apa yang pernah diberikan oleh wali

murid kepada sekolah terutama setelah

diterimanya dana BOS?

Dapat. RAPBS

dapat dilaksa-

nakan dengan

baik setelah

adanya dana

BOS

Tidak. Tidak

menerik

sumbangan lain

karena dana

BOS sebenarnya

sudah cukup

Sebelum ada

BOS

pembayaran

agak terlambat.

Tetapi sesudah

menerima BOS

pembayaran

siswa lebih

lancar

Ya. Kadang-

kadang ada tapi

jumlahnya kecil.

Pertimbangan

agar sarana dan

prasarana terus

di tambah

Dapat. Tapi agak

tersendat-sendat.

Bila dana BOS

terlambat atau ada

siswa yang telat

membayar SPP

maka operasional

sekolah terganggu

Ya. Karena dana

BOS tidak cukup

Sesudah

menerima BOS

pembayaran SPP

siswa lebih lancar

dibandingkan

dengan sebelum

adanyadan BOS

Tidak pernah.

Mereka tidak

pernah memberi

masukan apapun

-

Page 88: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

74

6.

7.

8.

9.

Dalam setiap kegiatan yang

melibatkan wali murid apakah mereka

selalu hadir di kegiatan tersebut?

Berapa persen kira-kira yang hadir

dlm kegitan tersebut?

Berapa persen wali murid yang

menyumbang berupa barang kepada

sekolah, terutama setelah diterimanya

dana BOS?

Bentuk sumbangan barang apa yang

pernah diberikan oleh wali murid

kepada sekolah, berupa apa, dan

berapa jumlahnya, terutama setelah

diterimanya dana BOS?

Berapa persen wali murid yang

menyumbang berupa uang kepada

sekolah, terutama setelah diterimanya

dana BOS?

Hadir, Kira-kira

90 %, seperti

saat

pengambilan

rapor

0 % . tidak ada

Tidak ada. Tidak

ada sama sekali

yang

menyumbang.

0 %. Tidak ada

satupun wali

murid yang

menyumbangkan

dana BOS atau

yang lain kepada

sekolah.

Mungkin karena

mereka dari

Sebagian, kira-

kira 60 - 80 %

seperti ketika

mengambil rapor

0 % . mereka tidak

pernah

menyumbang

sama sekali.

Mungkin

beranggapan

setelah ada BOS

sekolah menjadi

gratis

Tidak ada. Mereka

juga tidak pernah

menyumbang

barang apaun

kepada sekolah

walaupun tahu

sekolah sedang

membangun

gedung baru.

0 %. mereka tidak

pernah

menyumbang

dana sama sekali.

Mungkin mereka

beranggapan

setelah ada dana

BOS berarti

sekolah gratis

Page 89: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

75

10.

11.

Dalam pembuatan dan perumusan

program kerja sekolah dan RAPBS

apakah pihak sekolah mengajak serta

anggota komite sekolah terutama

setelah diterimanya dana BOS?

Apakah menurut Bapak, wali murid

sudah sangat mendukung semua

program dan kebijakan yang

ditetapkan sekolah?

warga menengah

kebawah atau

karena kurang

perhatianya

terhadap dunia

pendidikan.

Ya. Kami selalu

mengundang

mereka dalam

rapat awal tahun

untuk membuat

dan merumuskan

RAPBS tetapi

mereka tidak

semuanya hadir.

Atau kalu hadir

mereka

cenderung pasif

saja.

Sebagian besar

Ya. Tapi

partisipasinya

masih kurang,

terutama dalam

kesadaran dan

kebersamaan

untuk

meningkatkan

mutu sekolah.

Ya. Kadang-

kadang hadir atau

sebagian kecil

yang hadir

Belum. Mereka

belum sepenuhnya

Mendukung

program sekolah,

sehingg kemajuan

sekolah ini

menjadi agak

lambat

Sumber: (Kep. MTs Negeri dan Kep. MTs. Masyhudiyah Kab. Gresik, 2007)

Page 90: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

76

Dari data di atas dapat diketahui bahwa sekolah swasta masih menarik

biaya SPP lagi ke siswa, sementara sekolah negeri tidak sama sekali.

Sementara sumbangan lain yang berupa uang atau barang yang diberikan

kepada sekolah hampir tidak ada (0%). Menurut kepala sekolah para wali

murid jarang memberi saran kepada sekolah guna peningkatan mutu

pendidikan.

Pengurus komite sekolah negeri hadir, pada kegiatan rapat atau

pembuatan RAPBS, sedang pada sekolah swasta sebagian kecil pengurus

komite yang hadir ketika di ajakrapat membahas RAPBS.

Untuk kegiatan yang melibatkan wali murid sekolah negeri yang hadir

90 %, sedang sekolah swasta hanya 60 – 80 %.

b. Paparan Data Wawancara Dengan komite sekolah.

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan komite sekolah MTs Negeri

dan MTs swasta (Masyhudiyah), dapat di rangkum sebagai berikut;

Page 91: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

77

Tabel 4.5

Ringkasan Paparan Data Wawancara Dengan Pengurus Komite Sekolah.

Uraian Jawaban

No Pertanyaan Komite MTs

Negeri

Komite MTs

Masyhudiyah

1.

2.

3.

4.

Selama Bapak

menjadi pengurus

komite sekolah,

apakah Bapak

pernah memberi

masukan kepada

sekolah terutama

3 tahun sesudah

diterimanya dana

BOS?

Bapak selalu

hadir dalam rapat

dan perumusan

program kerja

sekolah atau

pembuatan

RAPBS?

Menurut Bapak,

apakah sekolah

sudah

melaksanakan

RAPBS dengan

baik, terutama

sesudah

diterimanya dana

BOS?

Menurut Bapak

Pernah. beberapa kali.

Kadang-kadang kadang

kadang tidak. Tergantung

dari kesempatan dan

kesibukan pekerjaan yang

saya alami

Sudah, Buktinya tidak

menarik biaya lagi. Berarti

sudah bagus. Walupun ada

sarana dan prasara dan

belum punya

Tidak perlu. Karena dana

Pernah. Hanya 2 kali

mungkin

Kadang-kadang hadir

tetapi banyak tidak

hadirnya karena saya

seorang pengusaha agak

yang sibuk.

Sudah. Buktinya tarikan

biaya SPP hanya sedikit.

Jadi RABPS sudah jalan

Page 92: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

78

5.

6.

7.

apakah masih

perlu

tarikan/tambahan

biaya dari wali

murid setelah

diterimanya dana

BOS?

Apakah Bapak

pernah memberi

saran-saran

kepada sekolah?

Jika Ya. Tolong

tulislah saran-

saran yang

pernah Bapak

berikan tersebut

(Jika Tidak,

kosongi isian

ini).

Apakah Bapak

pernah memberi

dukungan moral

kepada sekolah

ini?

BOS sudah cukup. Tetapi

memang sarana dan

prasaran sekolah masih

sangat kurang karena tidak

ada dana.

Kadang-kadang pernah

Hendaknya kepala sekolah

melaksanakan program

yang telah ditentukan dan

membangun sarana dan

prasarana lebi lengkap.

Pernah.

Masih perlu sekali,

karena biaya operasional

sekolah tiap tahun lebih

besar dari dana BOS

yang diterima.

Tidak

-

Pernah. ada kegitan

sesekali saya datang

Page 93: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

79

8.

9.

10.

Jika Ya. tulis

bentuk dukungan

moral tersebut.

(Jika Tidak,

kosongi isian ini)

Apakah Komite

sekolah

mempunyai

program kerja

komite?

Jika Ya. Tolong

tuliskan secara

singkat program

kerja komite

sekolah itu.

(Jika Tidak,

kosongi isian ini)

Supaya meningkatkan

sarana prasarana

Punya. Yaitu program

kerja komite yang

dibuatkan kepala sekolah

- Mewadahi dan

menyalurkan aspirasi

bersama masarakat

untuk melahirkan

kebijakan operasional.

- Menciptakan suasana

kondusif transparan,

akuntabilitas, dalam

pelayan pendidikan yang

bermutu.

Supaya meningkatkan

kwalitas pendidikan

Tidak punya. Kami tidak

punya program kerja

komite sekolah. Tapi

kami ikuti saja program

kerja kepala sekolah

-

Sumber: (Komite. MTs Negeri dan Komite. MTs. Masyhudiyah

Kab. Gresik, 2007)

Dari data diatas diketahui bahwa komite sekolah negeri pernah

memberi masukan dan saran. Mereka juga punya program kerja komite

Page 94: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

80

sekolah, sementara pada sekolah swasta tidak mempunyai program kerja

komite sekolah.

Menurut pengurus komite sekolah negeri, sekolah tidak perlu menarik

biaya lagi kesiswa karena sudah ada dana BOS, sementara di sekolah swasta

masih diperlukan tarikan tambahan biaya kepada siswa.

c. Paparan Data Wawancara Dengan Wali Murid.

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan wali murid MTs Negeri dan

MTs swasta (Masyhudiyah), dapat di rangkum sebagai berikut:

Tabel 4.6

Ringkasan Paparan Data Wawancara Dengan Wali Murid

Uraian Jawaban

No Pertanyaan Wali Murid MTs

Negeri

Wali Murid MTs

Masyhudiyah

1.

2.

Apakah

Bapak/Ibu Wali

murid pernah

diundang rapat

ke sekolah untuk

membicarakan

dana BOS

Dari mana

Bapak/Ibu tahu

tentang dana

BOS

Pernah

Sekolah, TV, Radio,koran

koran, teman-teman, dan

lain-lain

Tidak pernah. Dulu tahun

2005 pernah ada

undangan tapi saya tidak

datang

Dari TV, radio, tetangga

Page 95: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

81

3.

4.

5.

6.

7.

Apa yang

Bapak/Ibu

ketahuhui tentang

dana BOS

Setelah di

berikan dana

BOS. Apakah

Bapak pernah

memberi

sumbangan

kepada sekolah?

Jika Ya. Berupa

apakah

sumbangan itu

dan berapa

besarnya.(Jika

Tidak.Kosongi

isian ini).

Apakah Bapak

pernah memberi

dukungan moral

pada sekolah ini?

Sebutkan bentuk

dukungan moral

yang telah Bapak

berikan kepada

sekolah ini,

terutama setelah

diterimanya dana

BOS. (Jika

Tidak, kosongi

isian ini).

Dana bantuan untuk

menggeratiskan SPP siswa,

sehingga kami tidak usah

bayar sekolah lagi seperti

dulu.

Tidak pernah

-

Kadang-kadang

Mendukung semua semua

program dan kebijakan

yang ditetapkan madrasah.

Sekolah gratis/tidak usah

bayar SPP lagi. karena

biaya sekolah sudah

ditanggung sepenuhnya

oleh pemerintah karena

adanya dana BOS

Tidak pernah . Kami

tidak pernah memberi

sumbangan kepada

sekolah. Kan sudah ada

dana BOS.

-

Kadang-kadang. Bila ada

acara lomba kami nonton

Semoga dana BOS selalu

lanca, sehingga dapat

membantu proses belajar.

Page 96: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

82

8.

9.

10.

11.

12.

Walaupun sudah

ada program

BOS, apakah

masih ada tarikan

diluar biaya SPP

untuk membiayai

operasional

sekolah?

Apakah Bapak

pernah memberi

saran-saran

kepada sekolah?

Jika Ya. Tulislah

saran-saran

tersebut untuk

sekolah ini. (Jika

Tidak, kosongi

isian ini)

Apakah Bapak

tahu tentang

program kerja

sekolah dan

RAPBS?

Bagaimana

pendapat Bapak

tentang program

kerja sekolah,

terutama setelah

diterima program

BOS di lembaga

ini.

Tidak ada sama sekali

Tidak

Tidak tahu. Apa itu

RAPBS ya....?

Baik-baik saja. Buktinya

kami tidak ditarik biaya

lagi

Ada Besarnya Rp. 8000

per bulan

Tidak

Tidak tahu. Apa itu

RAPBS ya.... apa tarikan

biaya SPP?

Tidak tahu

Sumber: (Wali murid. MTs Negeri dan MTs. Masyhudiyah

Kab. Gresik, 2007)

Page 97: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

83

Dari data diatas dapat dilihat bahwa sekolah negeri sudah pernah

melakukan sosialisasi BOS sedang sekolah swasta belum. informasi BOS ke

wali murid pada sekoalah swasta diperoleh dari luar sekolah.

Para wali murid mengganggap bahwa setelah sekolah mendapatkan

dana BOS maka semua menjadi gratis, Sehingga mereka tidak pernah lagi

menyumbang ke sekolah baik berupa dana, tenaga.

Disekolah negeri tidak ditarik biaya lagi setelah diterimanya dana

BOS, tetapi disekolah MTs swasta ternyata masih ditarik biaya SPP lagi.

Saran, usul atau pertimbangan kepada sekolah juga tidak pernah

mereka berikan, hanya ketika ada kegiatan lomba sekolah mereka

mendukungnya (dukungan moral). Mereka juga tidak tahu tentang RAPBS

yang merupakan landasan dalam mewujutkan program sekolah.

B. PEMBAHASAN

Semenjak subsidi BBM dikurangi dan dialihkan untuk program yang

lain, pemerintah merancang mekanisme transfer subsidi untuk bidang

Pendidikan dan Kesehatan. Maka, lahirlah kebijakan BOS yang ditujukan

untuk mengurangi biaya pendidikan yang ditanggung orang tua murid.

Keberhasilan program ini tergantung dari pengetahuan orang tua murid akan

dana BOS.

Setelah di keluarkan kebijakan pemerintah tentang pemberian dana

operasional sekolah untuk siswa madrasah Tsanawiyah, maka persentase

Page 98: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

84

kelulusan rata-rata nilai UAN MTs Kabupaten Gresik mengalami

peningkatan. Hal ini terlihat pada tahun ajaran 2004-2005 persentase

kelulusan 99,77% dan tahun ajaran 2005-2006 sebanyak 99,85% sedangkan

persentase kelulusan rata-rata nilai UAN tahun ajaran 2006-2007 belum

terlihat, mengingat Nilai Ujian Nasional (UAN) belum pengumuman

kelulusan pada saat penelitian berlangsungDari kelulusan yang cenderung

menngkat tersebut maka dapat di katkan bahwa indikator program BOS untuk

kelulusan dapat dikatan berhasil.

Untuk nilai rata-rata yang diperoleh selama ujian nasional juga

mengalami peningkatan yang cukup berarti yakni dari 5,887 tahun 2004-2005

menjadi 6,287 pada tahun 2005-2006. Standar kelulusan yang ditetapkan,

mulai dari minimal 4,00 pada tahun 2004-2005 dinaikan menjadi 4,25 pada

tahun 2005-2006 dari skala 10. tetapi siswa dapat mengalami peningkatan

nilai UAN yang menandakan berhasilnya program BOS. Siswa madrasah

Tsanawiyah yang mengalami peningkatan nilai ujian nasional disebabkan

karena adanyaa tambahan pendanaan dari program BOS. Secara umum,

Program BOS sangat membantu penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar

di sekolah, dan dalam batas-batas tertentu telah mengurangi beban biaya

pendidikan yang ditangung orang tua murid..

Untuk jumlah siswa yang mendaftar dan diterima di sekolah

Tsanawiyah ternyata mengalami peningkatan yang berarti. Setelah adanya

Page 99: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

85

program BOS, jumlah pendaftar yang ingin bersekolah di MTs Kabupaten

Gresik mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada tahun ajaran 2004-2005

jumlah pendaftar yang diterima 6631, tahun ajaran 2005-2006 sebanyak 6750,

sedangkan jumlah siswa yang diterima pada tahun ajaran 2006-2007

sebanyak 6923. Ini juga bisa diartikan minat untuk melanjutkan ke madrasah

Tsanawiyah semakin tinggi setelah program BOS di laksanakan.

Sedangkan untuk siswa yang putus sekolah atau droop out siswa di

madrasah Tsanawiyah mengalami penurunan yang cukup tajam. Penurunan

jumlah siswa yang putus sekolah dikarenakan terbantunya kebutuan biaya

sekolah oleh adanya dana BOS. Kondisi diatas menandakan bahwa program

BOS dapat berhasil dengan baik karena satu tujuan program BOS adalah

membebaskan biaya pendididkan bagi siswa yang tidak mampu dan

meringankan biaya sekolah bagi siswa yang lain sehingga mereka

memperoleh layanan pendidikan dasar yan lebih bermutu dalam rangka

menuntaskan wajib belajar 9 tahun.

Data penelitian hasil wawancara menunjukkan bahwa hanya sebagian

kecil saja orang tua murid yang mengetahui kebijakan pemerintah mengenai

dana BOS. Kebanyakan orang tua mengetahui sumber informasi kebijakan

BOS berasal dari lingkungan luar sekolah. Ini menandakan sosialisasi secara

langsung oleh kepala sekolah dan guru untuk menginformasikan keberadaan

program BOS masih belum merata.

Page 100: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

86

Akibatnya partisipasi orang tua menjadi sangat menurun. Ini dapat dilihat dari

tidak adanya sumbangan dari wali murid baik yang berupa saran, barang atau

jasa.

Wali Murid juga cenderung pasif terhadap sekolah. Mereka

mempunyai anggapan bahwa setelah di berikanya dana BOS berarti semua

biaya pendidikan disekolah tersebut sudah gratis, pada hal kalau kita mau

meningkatkan mutu pendidikan maka partisipasi orang tua baik berupa

sumbangan dana, tenaga dan pikiran mutlak diperlukan. Dana BOS hanya

cukupuntuk membiayai kebutuhan minimal pendidikan, sementara untuk

peningkatan mutu masih membutuhkan dana yang lebih besar lagi. Disini

diharapkan semua fihak untuk lebih berperan aktif dalam membantu sekolah.

Adanya dualisme pandangan mengenai tujuan BOS pada buku

panduan versi tahun 2005 dan 2006 yang menyebabkan menurunya parti-

sipasi masarakat terhadap dunia pendidikan. Para orang tua sudah terlanjur

beranggapan bahwa siswa yang bersekolah di tinggkat SD/MI atau SMP/MTs

dibebaskan dari semua biaya pendidikan. Kondisi ini menyulitkan sekolah-

sekolah swasta yang kebutuhan pembiayaanya lebih besar dibandingkan

dengan sekolah negeri. Hal ini di akibatkan pada sekolah negeri gaji guru

sudah di tanggung oleh pusat sedang disekolah swasta harus ditanggung

sendiri.

Dalam Juklak BOS PKPM-BBM dijelaskan bahwa sekolah yang

mendapatkan dana BOS tidak dibolehkan memungut beberapa pungutan

Page 101: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

87

seperti yang formulir pendaftaran masuk sekolah, uang buku pelajaran pokok

dan buku penunjang untuk perpustakaan, uang pemeliharaan sekolah, uang

ujian, uang ulangan umum bersana dan ulangan umum harian, honor guru dan

tenaga kependidikan honorer dan kegiatan kesiswaan dari murid yang ada

disekolahnya. Kondisi diatas dapat dilaksanakan hanya pada sekolah negeri

saja, sedang pada sekolah swasta RAPBS sebagian besar dikuluarkan untuk

membiayai gaji guru.

Walaupun demikian, kajian ini juga menemukan beberapa

permasalahan yang cenderung mengurangi peran serta partisipasi masarakat

atau menyebabkan kurang optimalnya manfaat program bagi peningkatan

akses masyarakat, khususnya dari golongan non miskin, terhadap pendidikan

yang berkualitas. Ini terlihat dari kurangnya peranan komite sekolah dan

tidak adanya program kerja komite atau tidak berjalanya program kerja

komite.

Tidak dilibatkanya komite sekolah dan wali murid dalam pembuatan

RAPBS merupakan salah satu indikator menurunya partisipasi masarakat.

Begitu pentingya RAPBS dalam sekolah karena RAPBS merupakan acuan

keberhasilan tujuan belajar serta pencapaian visi dan misi sekolah. Akibatnya

para orang tua cenderung menjadi pasif. Ini terlihat dari tidak adanya

sumbangan sama sekali terhadap sekolah, baik sumbangan berupa saran,

barang atau dukungan moral kepada sekolah

Page 102: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

88

Hasil kajian ini juga memperlihatkan posisi strategis sekolah sebagai

ujung tombak pelaksanaan program, sehingga peningkatan kapasitas

kelembagaan sekolah, baik dalam bidang administrasi maupun mekanisme

kontrol internal (check and balances) juga akan sangat menentukan efektivitas

program. Komite sekolah yang ada di kota Gresik belum berjalan secara

efektif. Dibeberapa sekolah swasta bahkan peran komite sekolah tidak

berjalan dengan baik. Dari data yang kami peroleh, para pengurus komite

sekolah hanya dibentuk secara formalitas belaka, padahal sebenarnya mereka

mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan dan

mengembangkan mutu pendidikan. Di Madrasah Tsanawiyah swasta, komite

sekolah cuma menjadi “stempel” dari kepentingan pengelola sekolah. Komite

sekolah di madrsah Tsanawiyah swasta tidak mempunyai program kerja

komite yang jelas, tidak tahu tugas dan fungsi komite, tidak secara aktif

memberikan saran dan sumbangan guna peningkatan mutu pendidikan.

Karena komite sekolah swasta tidak dilibatkan dalam proses pembuatan

RAPBS maka komite sekolah sebagai wakil dari wali murid, menjadi pasif

dan orang tua siswa menjadi tidak punya partisipasi aktif dalam

pengembangkan mutu pendidikan.

Komite sekolah di madrasah Tsanawiyah negeri di kabupaten Gresik

lebih baik dari komite sekolah madrasah Tsanawiyah swasta. Ini terlihat dari

sudah adanya program kerja komite. Tetapi meskipun demikian mereka masih

belum berfungsi secara optimal. Ini terlihat ketika sekolah sedang membuat

Page 103: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

89

RAPBS, partisipasi mereka masih sangat kurang. Mereka hanya kadang-

kadang hadir atau kadang-kadang saja memberi pertimbangan dan saran.

Dengan mempertimbangkan manfaat yang telah terwujud dan potensi

manfaat program di masa depan, disarankan agar Program BOS terus

dilanjutkan dengan berbagai penyempurnaan konseptual dan teknis. Saran-

saran untuk penyempurnaan teknis dalam berbagai tahapan pelaksanaan

program sangat diperlukan khususnya berkaitan dengan: (i) perdebatan antara

“sekolah gratis” dan “subsidi bagi siswa miskin”, dan (ii) mekanisme

pelaksanaan program dari pusat ke daerah.

Secara kopseptual, Program BOS yang dilaksanakan saat ini berupaya

untuk meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pendidikan dengan

cara membebaskan biaya pendidikan. Untuk melaksanakan maksud tersebut,

dibuat ketentuan bahwa sekolah yang iurannya lebih kecil dibanding dana

BOS harus membebaskan iurannya, sedangkan yang lebih tinggi masih boleh

menarik iuran.

Jika dikaitkan dengan mandat UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 5 dan

Pasal 11 ketentuan ini cenderung bertentangan dengan UU tersebut karena

“memaksakan” adanya perbedaan penyediaan biaya antar sekolah. Secara

langsung ketentuan ini akan berdampak pada adanya diskriminasi atau

perbedaan mutu pelayanan antar sekolah. Hal ini diperburuk lagi dengan

adanya anggapan bahwa seolah-olah sekolah yang membebaskan uang

sekolah, atau melaksanakan “sekolah gratis”, tidak boleh melakukan pungutan

Page 104: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

90

apapun juga dan tidak memerlukan bantuan dari pihak lain (di luar

pemerintah). Padahal dana yang diberikan melalui program BOS tidak

akan mencukupi untuk memberikan pelayanan pendidikan yang berkwalitas

dan bermutu, karena dana BOS hanya dihitung berdasarkan kebutuhan

minimal pendidikan.

Page 105: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai ujian akhir nasional (UAN) siswa penerima BOS di Kabupaten Gresik

terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

2. Jumlah siswa yang mendaftar dan yang diterima di Madrasah Tsanawiyah di

Kabupaten Gresik mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

3. Ada penurunan angka siswa yang putus sekolah (drop out) dari tahun ke

tahun.

4. Partisipasi orang tua dan masarakat terutama melalui komite sekolah ternyata

mengalami penurunan. Ini dapat dilihat dari semakin sedikitnya sumbangan

yang bisa diberikan kepada sekolah, baik yang berupa dana, saran dan tenaga.

B. Saran-saran

Berdasarkan dari temuan hasil penelitian ini, maka disarankan beberapa

hal yang perlu mendapat perhatian terutama dari para pelaku pendidikan, yang

antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Pengelola Sekolah

a. Perlu peningkatkan partisipasi masarakat melalui pemberdayaan komite

sekolah dan seluruh pengelola sekolah agar tercipta peningkatan mutu

pendidikan.

Page 106: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

92

b. Dalam pembuatan dan penyusunan RAPBS sendaknya melibatkan semua

unsur pendidkan termasuk komite sekolah sehingga semua program

sekolah mendapat dukungan dari masarakat.

2. Bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan

a. Program BOS yang sudah dilaksanakan hendaknya dapat terus

dilanjutkan tetapi tetap dengan mempertimbangkan upaya peningkatan

partisipasi masarakat.

b. Petunjuk teknis tentang pengunaan dana Program BOS hendaknya lebih

disempurnakan sehingga tercipta partisipasi yang tinggi masalah

pendidikan dan pendanaan dari masarakat tetapi tetap berkeadilan sosial.

Page 107: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

93

DAFTAR PUSTAKA

Badrun, Dkk. (2003). Deteksi Bias Pada Soal UAN SLTP. Laporan Penelitian,

Yogyakarta : Lembaga Penelitian UNY

Bogdan, R.C., & Biklen, S.K., 1982. Qualitative Research For Education: An

Introduction to Theory and Methodes. Needham Heights, MA: Allyn

Bacon, Inc.

Bogdan, R.C., 1992. Pengantar Penelitian Kualitatif. (Alih Bahasa: Arief

Furchan). Surabaya: Usaha Nasional.

Depdiknas & Depag, 2006. Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun. Jakarta: Depdiknas.

Dunn, W. William, 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Isdijoso, W., 2006. Kajian Cepat PKPS-BBM Pendidikan Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) 2005. Malang: Lembaga Penelitian Semeru.

Islamy, M. Irfan. 2000. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta:

Bumi Aksara.

Irfan, M.I., Suryono, A., Nirman, U., & Kertahadi., 2001. Metodologi Penelitian

Administrasi. Malang: UM Press.

Jalal, F., & Supriadi D., (Ed.). 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks

Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Lengkong, J.S.J., 2004. Strategi Perbaikan Sekolah Berdasarkan Perspektif Guru

(Studi Multi-Kasus Pada Tiga SLTP Di Kabupaten Minahasa. Disertasi,

Tidak Dipublikasikan, PPs UM.

Lincoln, Y.S., & Guba, E.G., 1985. Naturalistic Inquiry. London: Sage

Publications.

Page 108: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

94

Mantja, W. 2003. Etnografi: Disain Penelitian dan Manajemen Pendidikan.

Malang: Wineka Media.

Mantja, W., 2002. Manajemen Pendidikan Dan Supervisi Pengajaran (Kumpulan

Karya Tulis Terpublikasi). Malang: Wineka Media.

Mardapi, D. 2000. Peningkatan Kualitas Pendidikan yang Berkelanjutan.

Makalah seminar. Jakarta: Puslitbang Sisjian Depdiknas.

Marshall, J., & Peters, M., (Ed.). 1999. Educational Policy.Northampton,

Massachusetts, USA: Edward Elgar Publishing, Inc.

Marshall, C., Mitchell, D., & Wirt F., 1989. Culture and Educational Policy in the

American States. New York: The Falmer Press.

Miles, M.B., & Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis. Beverly Hills:

Sage Publications, Inc.

Miles, .M.B., & Huberman, A.M. 1992. Analisa Data Kualitatif. (Penerjemah:

Rohidi, R. T.). Jakarta: UI-Press.

Mulyana, D. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

dan Ilmu Sosial Lainnya. 2001. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik – Kualitatif. 1988. Bandung: Tarsito

Patton, C.V., & Sawicki, D.S., 1986. Basic Methodes of Policy Analysis and

Planning. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, Inc.

Patton, M.Q., 1990. Qualitatif Evaluation and Research Methods. Newbury Park:

CA Sage Publication.

Patton, Q.M., 1987. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods.

Beverly Hills: Sage Publication.

Rahardjo, M.P., 2003. Metoda Riset Kualitatif. Universitas Kristen Satya

Wacana, Salatiga.

Seidman, I.E., 1991. Interviewing As Qualitative Research: A Guide for

Researchers in Education and the Social Sciences. New York: Teachers

College Press.

Sonhadji K.H.H.A., 1995. Misi, Strategi, dan Kendala Penelitian Kualitatif.

Makalah dalam Lokakarya. LP-IKIP Malang.

Page 109: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

95

Sonhadji K.H.H.A., 1996. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data dalam

Penelitian Kualitatif. Dalam Arifin. Penelitian Kualitatif. Malang:

Kalimasada Press.

Spradley, P.J., 1980. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and

Winston.

Susetyo, B. 2006. BOS (Bantan Operasional Sekolah) dan Penuntasan Wajar 9

Tahun. Buletin Pelangi Pendiidkan. Edisi IV/April 2006.

Suryadi, A. 1999. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan : Isu, Teori, dan

Aplikasi. Jakarta: Balai Pustaka

Turang, J., 2001. Pengembangan Kebijakan Pendidikan Dan Sosio-Ekonomi

Tingkat Kabupaten/Kota. Universitas Negeri Manado.

Turang, J., 2002. Pengembangan Kebijakan Pendidikan Tingkat Kabupaten/Kota.

Tomohon: Yayasan Mapalus Matuari Minaesa (YM3).

Wahab, Solihin Abdul. 1997. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi

Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Perundang-Undangan dan Peraturan Pemerintah:

Pasal 4 ayat 1 UUD 1945

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta:

Sinar Grafika.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999. Tentang Perimbangan Keuangan antara

Pusat dan Pemerintahan Daerah. Jakarta: Sinar Grafika.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta,

Depdiknas.

Undang-Undang No. 17 Tahun 1965 tentang pembentukan Badan pemeriksaan

keuangan.

Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999.

Page 110: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

96

Undnag-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

Undnag-Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Bendaharawan wajib memungut Pajak

Penghasilan.

Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Unang-Undand No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Undang-Undnag No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan, Pengelolaan, dan

Tanggungjawab Keuangan Negara.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Udnang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1998.

Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1998.

Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawbaan Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan.

Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan dan Kewenangan

Proponsi sebagai Daerah Otonom.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2000. tentang Perubahan Tarif Biaya Materai dan

Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang dikenai Biaya Materai.

Keputusan Menteri Pendiidkan dan Kebudayaan Kepmen/ 036/U/1995 tentang

pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Daasar.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan pendidikan

dan Komite Sekolah.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian

Sekolah.

Page 111: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

97

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks

Pelajaran.

Keputusan Mendiknas No. 053/U/2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar

Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Page 112: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

98

Lampiran 1

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA DOKUMENTASI,NILAI

UN, JUMLAH PENDAFTAR DAN PENERIMAAN, SISWA-

SISWI YANG DROUP OUT TAHUN 2004-2005

Aspek Variabel Indikator Sumber

data Jumlah Keterangan

Persentase

kelulusan

KKM/

Depag

99,77 %

Yang tidak

lulus 13 siswa

Jumlah

peserta =

5602

Lulus = 5589

UAN

Rata-rata nilai

UAN

KKM/

Depag

B. Indo = 6,20

Mmt = 6,21

B. Ing. = 5,25

Rata-rata 3

mapel. =

5,88

Jumlah

pendaftar

KKM/

Depag 6682

Pendaftaran

dan

Penerimaan

Jumlah yang

diterima

KKM/

Depag 6631

Jumlah siswa

KKM/

Depag 6631

DO

Jumlah siswa

putus sekolah

KKM/

Depag 27 0, 42 %

Page 113: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

99

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA DOKUMENTASI,NILAI

UN, JUMLAH PENDAFTAR DAN PENERIMAAN, SISWA-

SISWI YANG DROUP OUT TAHUN 2005-2006

Aspek Variabel Indikator Sumber

data Jumlah Keterangan

Persentase

kelulusan

KKM/

Depag 99,85 %

Jumlah

peserta =

6128

Lulus =

6118 UAN

Rata-rata nilai

UAN

KKM/

Depag

B. Indo = 7,20

Mmt = 6,41

B. Ing. = 5,25

6,63

Jumlah

pendaftar

KKM/

Depag 6927

Pendaftaran

dan

Penerimaan

Jumlah yang

diterima

KKM/

Depag 6750

Jumlah siswa

KKM/

Depag 6750

DO

Jumlah siswa

putus sekolah

KKM/

Depag 18 0,27 %

Page 114: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

100

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA DOKUMENTASI,NILAI

UN, JUMLAH PENDAFTAR DAN PENERIMAAN, SISWA-

SISWI YANG DROUP OUT TAHUN 2006-2007

Aspek Variabel Indikator Sumber

data Jumlah Keterangan

Persentase

kelulusan

KKM/

Depag

Jumlah

peserta =

6464

Lulus =

UAN

Rata-rata nilai

UAN

KKM/

Depag

Jumlah

pendaftar

KKM/

Depag 7092

Pendaftaran

dan

Penerimaan

Jumlah yang

diterima

KKM/

Depag 6923

Jumlah siswa

KKM/

Depag 6923

DO

Jumlah siswa

putus sekolah

KKM/

Depag 16

Data diambil

sampai

bulan

Januari 2007

Page 115: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

101

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK KEPALA SEKOLAH

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan :

Lokasi :

Tanggal :

1. Apakah RAPBS dapat dilaksanakan dengan baik terutama sesudah

diterimanya dana BOS?

2.Apakah sekolah menarik sumbangan lain di luar SPP bila ada kegiatan yang

insidental terutama setelah diterimanya dana BOS?

3.Bagaimana gambaran pembayaran SPP siswa 3 tahun sebelum dan sesudah

menerima program BOS?

4.Apakah wali murid sering memberi pertimbangan/masukan guna kemajuan

sekolah, terutama setelah diterimanya dana BOS?

5.Jika Ya. Bentuk pertimbangan/masukan/rekomendasi apa yang pernah diberikan

oleh wali murid kepada sekolah terutama setelah diterimanya dana BOS?

6.Dalam setiap kegiatan yang melibatkan wali murid apakan mereka selalu hadir

di kegiatan tersebut? Berapa persen kira-kira yang hadir dlm kegitan

tersebut?

7.Berapa persen wali murid yang menyumbang berupa barang kepada sekolah,

terutama setelah diterimanya dana BOS?

8.Bentuk sumbangan barang apa yang pernah diberikan oleh wali murid kepada

sekolah, berupa apa, dan berapa jumlahnya, terutama setelah diterimanya dana

BOS?

9.Berapa persen wali murid yang menyumbang berupa uang kepada sekolah,

terutama setelah diterimanya dana BOS?

Page 116: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

102

10. Dalam pembuatan dan perumusan program kerja sekolah dan RAPBS apakah

pihak sekolah mengajak serta anggota komite sekolah terutama setelah

diterimanya dana BOS?

11. Apakah menurut Bapak, wali murid sudah sangat mendukung semua program

dan kebijakan yang ditetapkan sekolah?

Page 117: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

103

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK KEPALA SEKOLAH

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan : Kepala MTs Negeri Gresik/ h. Abd. Munif M. Pd

Lokasi : Jln. Raya metatu Gresik

Tanggal : 9 April 2007

1. Dapat.

2. Tidak menerik sumbangan lain

3. Sebelum ada BOS pembayaran agak terlambat. Tetappi sesudah menerima

BOS pembayaran siswa lebih lancar

4. Ya. Kadang-kadang

5. pertimbangan agar sarana dan prasarana terus di tambah

6. Hadir, Kira-kira 90 %

7. 0 % . tidak ada

8. Tidak ada

9. 0 %

10. Ya.

11. Sebagian besar Ya. Tapi partisipasinya masih kurang, terutama dalam

kesadaran dan kebersamaan untuk meningkatkan mutu sekolah.

Page 118: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

104

PEDOMAN WAWANCARA

(UNTUK KOMITE MADRASAH)

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan : komite MTs negeri/ Mujtahid M. Pd

Lokasi : Jln. Raya metatu Gresik

Tanggal : 9 April 2007

1. Selama Bapak menjadi pengurus komite sekolah, apakah Bapak pernah

memberi masukan kepada sekolah terutama 3 tahun sesudah diterimanya

dana BOS?

.............................................................................................................................

.......................................................................................................... ...............

2. Apakah Bapak selalu hadir dalam rapat dan perumusan program kerja sekolah

atau pembuatan RAPBS?

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

3. Menurut Bapak, apakah sekolah sudah melaksanakan RAPBS dengan baik,

terutama sesudah diterimanya dana BOS?

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

4. Menurut Bapak apakah masih perlu tarikan/tambahan biaya dari wali murid

setelah diterimanya dana BOS?

.............................................................................................................................

5. Apakah Bapak pernah memberi saran-saran kepada sekolah?

.............................................................................................................................

6. Jika Ya. Tolong tulislah saran-saran yang pernah Bapak berikan tersebut (Jika

Tidak, kosongi isian ini).

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

7. Apakah Bapak pernah memberi dukungan moral kepada sekolah ini?

.............................................................................................................................

8. Jika Ya. tulis bentuk dukungan moral tersebut. (Jika Tidak, kosongi isian ini)

.........................................................................................................

.........................................................................................................

9. Apakah Komete sekolah mempunyai program kerja komite?

.........................................................................................................

.........................................................................................................

10. Jika Ya. Tolong tuliskan secara singkat program kerja komite sekolah itu.

Page 119: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

105

PEDOMAN WAWANCARA

(UNTUK KOMITE MADRASAH)

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan : komite MTs negeri/ Mujtahid M. Pd

Lokasi : Jln. Raya metatu Gresik

Tanggal : 9 April 2007

1. Pernah

2. Kadang-kadang

3. Sudah

4. Tidak perlu

5. Kadang-kadang

6. Hendaknya kepala sekolah melaksanakan program yang telah ditentukan.

7. Pernah

8. Supaya meningkatkan sarana prasarana

9. Punya

10. - Mewadahi dan menyalurkan aspirasi bersama masarakat untuk melahirkan

kebijakan operasional.

- Menciptakan suasana kondusif transparan, akuntabilitas, dalam pelayan

pendidikan yang bermutu.

Page 120: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

106

PEDOMAN WAWANCARA

(UNTUK WALI MURID)

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan : Wali murid MTs negeri Kls VIII / Sunarto

Lokasi : MTs negeri Gresik

Tanggal : 7 april 2007

1. Setelah di berikan dana BOS. Apakah Bapak pernah memberi sumbangan

kepada sekolah?

......................................................................................................................

2. Jika Ya. Berupa apakah sumbangan itu dan berapa besarnya.(Jika Tidak.

Kosongi isian ini).

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

3. Apakah Bapak pernah memberi dukungan moral pada sekolah ini?

..........................................................................................................

4. Sebutkan bentuk dukungan moral yang telah Bapak berikan kepada sekolah

ini. Terutama setelah diterimanya dana BOS. (Jika Tidak, kosongi isian ini).

..........................................................................................................................

......................................................................................................... ................

..........................................................................................................................

5. Walaupun sudah ada program BOS, apakah masih ada tarikan diluar biaya

SPP untuk membiayai operasional sekolah?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

6. Apakah Bapak pernah memberi saran-saran kepada sekolah ?

..................................................................................................

7. Jika Ya. Tulislah saran-saran tersebut untuk sekolah ini. (Jika Tidak, kosongi

isian ini)

......................................................................................................... ...............

......................................................................................................... ...............

8. Apakah Bapak tahu tentang program kerja sekolah dan RAPBS?

Page 121: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

107

.........................................................................................................

9. Bagaimana pendapat Bapak tentang program kerja sekolah, terutama setelah

diterima program BOS di lembaga ini.

..........................................................................................................................

......................................................................................................... ................

PEDOMAN WAWANCARA

(UNTUK WALI MURID)

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan : Wali murid MTs negeri Kls VIII / Sunarto

Lokasi : MTs negeri

Tanggal : 7 april 2007

1. Tidak pernah

2. -

3. Kadang-kadang

4. Mendukung semua semua program dan kebijakan yang ditetapkan madrasah.

5. Tidak

6. Tidak

7. –

8. Tidak

9. Baik

Page 122: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

108

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK KEPALA SEKOLAH

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan :

Lokasi :

Tanggal :

1. Apakah RAPBS dapat dilaksanakan dengan baik terutama sesudah

diterimanya dana BOS?

2.Apakah sekolah menarik sumbangan lain di luar SPP bila ada kegiatan yang

insidental terutama setelah diterimanya dana BOS?

3.Bagaimana gambaran pembayaran SPP siswa 3 tahun sebelum dan sesudah

menerima program BOS?

4.Apakah wali murid sering memberi pertimbangan/masukan guna kemajuan

sekolah, terutama setelah diterimanya dana BOS?

5.Jika Ya. Bentuk pertimbangan/masukan/rekomendasi apa yang pernah diberikan

oleh wali murid kepada sekolah terutama setelah diterimanya dana BOS?

6.Dalam setiap kegiatan yang melibatkan wali murid apakan mereka selalu hadir

di kegiatan tersebut? Berapa persen kira-kira yang hadir dlm kegitan

tersebut?

7.Berapa persen wali murid yang menyumbang berupa barang kepada sekolah,

terutama setelah diterimanya dana BOS?

8.Bentuk sumbangan barang apa yang pernah diberikan oleh wali murid kepada

sekolah, berupa apa, dan berapa jumlahnya, terutama setelah diterimanya dana

BOS?

9.Berapa persen wali murid yang menyumbang berupa uang kepada sekolah,

terutama setelah diterimanya dana BOS?

Page 123: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

109

10. Dalam pembuatan dan perumusan program kerja sekolah dan RAPBS apakah

pihak sekolah mengajak serta anggota komite sekolah terutama setelah

diterimanya dana BOS?

11. Apakah menurut Bapak, wali murid sudah sangat mendukung semua program

dan kebijakan yang ditetapkan sekolah?

Page 124: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

110

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK KEPALA SEKOLAH

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan : Kepala MTs Masyhudiyah Gresik/ H. Aunur Rohim

Lokasi : Jln. Sunan Giri 18 F Gresik

Tanggal : 5 April 2007

1. Dapat. Tapi agak tersendat-sendat

2. Ya

3. Sesudah menerima BOS pembayaran siswa lebih lancar

4. Tidak

5.

6. Sebagian, Kira-kira 60 %

7. 0 % .

8. Tidak ada

9. 0 %

10. Ya. Sebagian kecil yang hadir

11. Ya. Mendukung program sekolah

Page 125: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

111

PEDOMAN WAWANCARA

(UNTUK KOMITE MADRASAH)

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan : Wali Murid MTs masyhudiyah Kls. VIII/Nur Asia W

Lokasi : Jln. Sunan Giri 18 F Gresik

Tanggal : 7 April 2007

1. Selama Bapak menjadi pengurus komite sekolah, apakah Bapak pernah

memberi masukan kepada sekolah terutama 3 tahun sesudah diterimanya

dana BOS?

.............................................................................................................................

...................................................................................................... .....................

2. Apakah Bapak selalu hadir dalam rapat dan perumusan program kerja sekolah

atau pembuatan RAPBS?

....................................................................................................... .....................

.............................................................................................................................

3. Menurut Bapak, apakah sekolah sudah melaksanakan RAPBS dengan baik,

terutama sesudah diterimanya dana BOS?

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

4. Menurut Bapak apakah masih perlu tarikan/tambahan biaya dari wali murid

setelah diterimanya dana BOS?

.............................................................................................................................

5. Apakah Bapak pernah memberi saran-saran kepada sekolah?

.............................................................................................................................

6. Jika Ya. Tolong tulislah saran-saran yang pernah Bapak berikan tersebut (Jika

Tidak, kosongi isian ini).

.............................................................................................................................

..................................................................................................... ......................

7. Apakah Bapak pernah memberi dukungan moral kepada sekolah ini?

.............................................................................................................................

8. Jika Ya. tulis bentuk dukungan moral tersebut. (Jika Tidak, kosongi isian ini)

.........................................................................................................

.........................................................................................................

9. Apakah Komete sekolah mempunyai program kerja komite?

.........................................................................................................

.........................................................................................................

10. Jika Ya. Tolong tuliskan secara singkat program kerja komite sekolah itu.

Page 126: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

112

PEDOMAN WAWANCARA

(UNTUK KOMITE MADRASAH)

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan : Wali Murid MTs masyhudiyah Kls. VIII/Nur Asia W

Lokasi : Jln. Sunan Giri 18 F Gresik

Tanggal : 7 April 2007

1. Pernah

2. Kadang-kadang

3. Sudah

4. Masih perlu

5. Tidak

6. -

7. Pernah

8. Supaya meningkatkan kwalitas pendidikan

9. Tidak punya

10. -

.

Page 127: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

113

PEDOMAN WAWANCARA

(UNTUK WALI MURID)

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan :

Lokasi :

Tanggal :

1. Setelah di berikan dana BOS. Apakah Bapak pernah memberi sumbangan

kepada sekolah?

......................................................................................................................

2. Jika Ya. Berupa apakah sumbangan itu dan berapa besarnya.(Jika Tidak.

Kosongi isian ini).

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

3. Apakah Bapak pernah memberi dukungan moral pada sekolah ini?

..........................................................................................................

10. Sebutkan bentuk dukungan moral yang telah Bapak berikan kepada sekolah

ini. Terutama setelah diterimanya dana BOS. (Jika Tidak, kosongi isian ini).

..........................................................................................................................

......................................................................................................... ................

..........................................................................................................................

11. Walaupun sudah ada program BOS, apakah masih ada tarikan diluar biaya

SPP untuk membiayai operasional sekolah?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

12. Apakah Bapak pernah memberi saran-saran kepada sekolah ?

..................................................................................................

13. Jika Ya. Tulislah saran-saran tersebut untuk sekolah ini. (Jika Tidak, kosongi

isian ini)

......................................................................................................... ...............

......................................................................................................... ...............

Page 128: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

114

14. Apakah Bapak tahu tentang program kerja sekolah dan RAPBS?

.........................................................................................................

15. Bagaimana pendapat Bapak tentang program kerja sekolah, terutama setelah

diterima program BOS di lembaga ini.

..........................................................................................................................

......................................................................................................... ................

PEDOMAN WAWANCARA

(UNTUK WALI MURID)

Peneliti : Luqman Hakim

Sumber Data/Informan : Wali murid MTs Masyhudiyah Kls. VIII / M. Toyib

Lokasi : MTs Masyhudiyah Gresik

Tanggal : 6 April 2007

1. Tidak pernah

2. -

3. Kadang-kadang

4. Semoga dana BOS selalu lanca, sehingga dapat membantu proses belajar.

5. Ada

6. Tidak

7. –

8. Tidak

9. tidak tahu

Page 129: ANALISIS PEMANTAUA PROGRAM

115