180
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RANGKAIAN TANAMAN HIAS KREATIF PADA CREATIVE SHOPDI DESA BABAKAN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI ACH. FIRMAN WAHYUDI H34062879 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

RANGKAIAN TANAMAN HIAS KREATIF PADA

“CREATIVE SHOP” DI DESA BABAKAN,

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

ACH. FIRMAN WAHYUDI

H34062879

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

RINGKASAN

ACH. FIRMAN WAHYUDI. Analisis Strategi Pengembangan Usaha

Rangkaian Tanaman Hias Kreatif pada “Creative Shop” di Desa Babakan,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan LUSI

FAUSIA).

Salah satu komoditas hortikultura yang telah membuktikan kontribusinya

terhadap PDB Indonesia adalah tanaman hias. Dengan semakin berkembangnya

fungsi tanaman hias, berbagai karya inovasi dan kreativitas dilakukan dengan

merangkaikan tanaman dengan produk pertanian yang lain sehingga lebih menarik

dan kreatif serta menambah kontribusi dalam pengembangan ekonomi kreatif di

Indonesia. Industri kreatif berbasis pertanian perlu dikembangkan karena

Indonesia memiliki sumberdaya terbarukan yang melimpah. Pertanian di masa

yang akan datang dituntut untuk lebih kreatif dan ramah terhadap lingkungan

dengan harga jual produk yang kompetitif. Selain itu, kreativitas dalam bidang

pertanian diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian, alternatif

lapangan kerja, dan pendapatan rumah tangga. Dalam rangka menjawab tantangan

tersebut, maka berdirilah Cresh (Creative Shop) sebagai sebuah usaha yang

bertujuan meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian.

Cresh merupakan toko khusus yang menyediakan produk-produk kreatif

dan inovatif berbasis pertanian terutama tanaman hias. Berbagai kendala yang

dihadapi oleh Cresh meliputi produksi yang dilakukan belum mampu memenuhi

permintaan yang semakin meningkat, masih terbatasnya SDM produksi yang

mampu menciptakan rangkaian tanaman hias kreatif, dan jaringan distribusi yang

selama ini berjalan dalam usaha Cresh ini belum begitu optimal. Seiring dengan

berkembangnya trend ekonomi kreatif dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

produk yang ramah lingkungan, Cresh berpeluang untuk menjadi usaha yang

besar di masa yang akan datang. Oleh karena itu, Cresh harus mampu

mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan perusahaan baik kekuatan, kelemahan,

peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam

merumuskan strategi pengembangan usaha. Metode pengolahan dan analisis data

terdiri dari analisis deskriptif dan analisis formulasi strategi. Adapun alat bantu

analisis yang digunakan adalah matriks IFE dan matriks EFE untuk analisis

lingkungan perusahaan, matriks IE untuk memetakan posisi perusahaan, matriks

SWOT untuk merumuskan strategi, dan matriks QSP dan Arsitektur Strategik

untuk memilih alternatif strategi berdasarkan prioritas.

Faktor-faktor lingkungan internal Cresh terdiri atas kekuatan dan

kelemahan. Kekuatan yang dimiliki Cresh antara lain: (1) Pengorganisasian kerja

berjalan dengan baik, (3) Sistem kontrol dan perhatian yang baik antar tim

manajemen, (3) Dikelola oleh mahasiswa yang berkompeten di bidangnya,

semangat bekerja keras, dan kreatif, (4) Memiliki jaringan yang luas dan

hubungan kerjasama dengan beberapa pihak, (5) Harga terjangkau sesuai dengan

segmentasi pasar, (6) Promosi melalui teknologi informasi, (7) Memiliki banyak

variasi produk yang dipasarkan, (8) Memiliki permodalan usaha yang baik,

(9) Memproduksi produk yang unik, berkualitas, kreatif, dan inovatif, (10) Letak

Cresh dekat dengan bahan baku dan konsumen. Kelemahan yang dimiliki oleh

Cresh antara lain: (1) Belum memiliki badan hukum usaha, (2) Belum adanya

Page 3: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

standar dan SOP yang jelas dan tertulis terkait sistem kerja, (3) Belum adanya

pelanggan yang kontinu, (4) Belum memiliki jaringan distribusi yang baik,

(5) Belum memiliki tempat sendiri dengan nama Cresh untuk dijadikan toko dan

display produk, (6) Pencatatan keuangan masih kurang rapih Cresh memiliki

bahan baku yang mudah rusak dan tidak stabil, (8) Kapasitas produksi masih

terbatas dan belum mampu memenuhi kebutuhan pasar, (9) Kurangnya SDM yang

memiliki keahlian untuk membuat produk kreatif, (10) Penelitian dan

pengembangan yang dilakukan masih terbatas.

Faktor-faktor lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Cresh terdiri dari

peluang dan ancaman. Peluang yang dihadapi oleh Cresh adalah (1) Pertumbuhan

ekonomi masyarakat yang baik, (2) Harga BBM yang stabil, (3) Trend ekonomi

kreatif yang semakin meningkat, (4) Kesadaran masyarakat akan pentingnya

produk ramah lingkungan semakin meningkat, (5) Berkembangnya social

entrepreneurship, (6) Banyak hobies yang antusias pada jenis tanaman hias baru

dan lucu, (7) Tradisi saling memberi yang berkembang di Indonesia,

(8) Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan sumberdaya lokal,

(9) Kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan industri kreatif,

(10) Kebijakan pemerintah untuk pengembangan UMKM, (11) Perkembangan

Teknologi produksi, komunikasi, informasi, dan transportasi. Ancaman yang

dihadapi oleh Cresh adalah (1) Peningkatan Tingkat Inflasi, (2) Adanya random

fluctuation pada harga produk-produk pertanian, (3) Kurangnya kepeduliaan

masyarakat untuk menjaga dan merawat tanaman, (4) Sulitnya mendapatkan hak

paten produk, (5) Adanya pesaing yang bergerak di bidang rangkaian tanaman

hias kreatif, (6) Adanya produk sejenis atau produk substitusi.

Hasil Matriks IE menunjukkan posisi Cresh berada pada sel II yang

memberi rekomendasi untuk tumbuh dan berkembang. Strategi yang paling sesuai

dengan Cresh adalah strategi intensif yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar,

dan pengembangan produk serta strategi integratif yaitu integrasi ke belakang,

integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. Matriks SWOT menghasilkan

sembilan alternatif strategi, kemudian melalui matriks QSP diperoleh prioritas

strategi yang sebaiknya dilaksanakan Cresh, yaitu (1) Membangun mitra kerja

sama yang kontinu dalam hal penyediaan input, sumber modal, pemasaran

produk, dan penelitian dan pengembangan dalam usaha pengembangan produk,

(2) Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang berkelanjutan untuk

tetap bisa memenuhi kebutuhan konsumen akan produk yang kreatif dan

berkualitas, (3) Membangun jaringan distribusi produk dalam menjangkau

segmentasi pasar yang lebih luas, (4) Membuat hak paten produk-produk Cresh

untuk menjaga identitas produk Cresh, (5) Mencari tempat yang tetap dan

strategis untuk display dan penjualan produk sebagai branding Cresh sebagai toko

rangkaian tanaman hias kreatif, (6) Merekrut SDM yang potensial dan kreatif

untuk produksi, pemasaran, dan pendistribusian produk, (7) Membuat SOP yang

jelas dan tertulis terkait sistem kerja, pengelolaan keuangan, proses produksi,

perawatan produk, dan proses pendistribusian produk, (8) Mempromosikan

produk melalui kampanye peduli lingkungan kepada masyarakat untuk menjaga

dan merawat tanaman, (9) Membuat perizinan badan hukum usaha. Selanjutnya

dengan menggunakan Arsitektur Strategik, Cresh dapat menerapkan semua

strategi tersebut yang diterjemahkan dalam bentuk program kegiatan berdasarkan

prioritas waktu pelaksanaannya untuk mengembangkan usahanya.

Page 4: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

RANGKAIAN TANAMAN HIAS KREATIF PADA

“CREATIVE SHOP” DI DESA BABAKAN,

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ACH. FIRMAN WAHYUDI

H34062879

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 5: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Rangkaian

Tanaman Hias Kreatif Pada “Creative Shop” di Desa

Babakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Nama : Ach. Firman Wahyudi

NIM : H34062879

Disetujui,

Pembimbing

Ir. Lusi Fausia, M.Ec

NIP. 19600321 198601 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

Page 6: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi

Pengembangan Usaha Rangkaian Tanaman Hias Kreatif Pada “Creative Shop” di

Desa Babakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat“ adalah karya sendiri dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2011

Ach. Firman Wahyudi

NIM. H34062879

Page 7: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pamekasan Madura Jawa Timur pada tanggal 2

Oktober 1987. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan

Bapak Moh. Fadal dan Ibunda Siti Amina. Penulis menyelesaikan pendidikan

dasar di SD Negeri Kolpajung 1 Pamekasan pada tahun 2000. Kemudian

pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2003 di SLTP Negeri 2

Pamekasan. Selanjutnya Pendidikan menengah atas diselesaikan di SMA Negeri 1

Pamekasan pada tahun 2006. Penulis melanjutkan ke pendidikan tinggi di Institut

Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2006 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk

(USMI) IPB. Penulis kuliah di Mayor Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen IPB dan Minor Matematika Keuangan dan Aktuaria.

Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan

organisasi intra dan ekstra kampus. Pada periode tahun 2006-2007 penulis aktif

sebagai Kepala Biro Kebijakan Publik BEM KM IPB dan Staf Departemen

Perekonomian LDK DKM Alhurriyah. Kemudian pada periode tahun 2007-2008

penulis aktif sebagai Presiden BEM Beastudi Etos Bogor, Wakil Ketua LDF

FORMASI FEM IPB, Wakil Ketua OMDA GASISMA, Kepala Departemen EO

FRESH Agribisnis IPB, dan Staf Kebijakan Nasional BEM KM IPB. Pada

Periode 2008-2009 penulis aktif sebagai Ketua Umum LDF FORMASI FEM IPB

dan Ketua Leadership Community Beastudi Etos Bogor. Selanjutnya pada tahun

2009-2010 beliau terpilih sebagai Presiden Mahasiswa IPB, Anggota Majelis

Amanat IPB, Koordinator Pusat Isu Pangan BEM Seluruh Indonesia, dan terakhir

terpilih sebagai Koordinator Wilayah Jabodetabek-Banten BEM SI. Penulis

bersama teman-temannya berwirausaha menjalankan aktivitas bisnis produk

pertanian kreatif dengan nama usahanya “Creative Shop”.

Selain aktif dan berprestasi dalam bidang organisasi, penulis juga

berprestasi dalam bidang lainnya, diantaranya Juara III FEM Economic

Competition, Delegasi IPB dalam Pelatihan Bela Negara Pemuda Nasional

MENPORA RI, Sampoerna Best Student, Peraih Program Mahasiswa Wirausaha

DPKHA IPB, Mahasiswa Berprestasi FEM dan salah satu mahasiswa berprestasi

IPB, peraih beasiswa Prestasi Beastudi Etos, Beasiswa Indosat, Beasiwa Bank

Exim, Beasiswa Korea Exchange Bank, dan lain-lain.

Page 8: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi

Pengembangan Usaha Rangkaian Tanaman Hias Kreatif pada “Creative

Shop” di Desa Babakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Shalawat dan salam

senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun

hasanah dan pemimpin terbaik bagi umat manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi internal dan eksternal

Cresh, menganalisis peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang dimiliki

Cresh, serta merumuskan strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi Cresh

agar dapat tumbuh, bertahan dalam menghadapi persaingan, dan berkembang

menjadi lebih besar.

Skripsi ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat kepada

semua pihak, baik peneliti, pengelola, dan pembaca. Penulis menyadari masih

banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini dan penyusunan skripsi

ini. Namun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat

sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terkait.

Bogor, Februari 2011

Ach. Firman Wahyudi

Page 9: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan

hidayah-Nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama

dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penyelesaian skripsi tidak terlepas dari bantuan, motivasi, doa, dan kerjasama dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan moral dan mendidik

penulis agar selalu menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat.

2. Ir. Lusi Fausia, MEc selaku dosen pembimbing skripsi atas segala bimbingan,

masukan, koreksi, dan bantuan selama pra, pelaksanaan, hingga setelah

pelaksanaan skripsi ini.

3. Ir. Lukman Mohammad Baga, MAE dan Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku

dosen penguji pada sidang penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya

serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Tim Pengelola Creative Shop, Desty Dwi Sulistyowati, Rico Juni Artanto,

Desi Agustiani, dan Ratih Pusparani, yang telah memberikan informasi dan

menjadi responden dalam penelitian ini, serta dukungan moral dan bantuannya

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Teman-teman BPH BEM KM IPB Generasi Inspirasi, Achmad Deni, Evi

Mariani, Widia Sulistyowati, Febriastuti, Tika Novalian, Afticha Fauzana,

beserta para pimpinan dan staf BEM KM IPB atas kerja keras dan

dukungannya selama menjalankan amanah, semoga menjadi karya terindah

dalam hidup kita dan semoga kontribusinya bermanfaat bagi IPB dan

Indonesia.

6. Teman-teman Pendamping Beastudi Etos Bogor dan Etoser Bogor Angkatan

41, 42, 43, 44, 45, 46, dan 47 yang telah banyak memberikan inspirasi,

motivasi, dukungan dan kontribusinya selama penulis menyelesaikan studi di

IPB.

7. Teman-teman seperjuangan di IPB dan terutama mahasiswa Departemen

Agribisnis FEM IPB yang telah banyak memberikan dukungan dan

kontribusinya selama ini.

Page 10: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

8. Seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis yang telah banyak membantu

penulis selama ini.

9. Teman-teman BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang telah bersama-sama

penulis berjuang dan berkontribusi selama ini, semoga perjuangan ini menjadi

catatan emas untuk Indonesia yang lebih baik.

10. Teman-teman Gatoters (Achmad Deni, Bayu, Dimas, Vandra, Ipung, Syaiful

Bahri, Eri, dan Kiki) yang telah bersama-sama menuntut ilmu dimanapun dan

kapanpun, semoga kebersamaan kita menjadi kisah terindah yang terukir

sebagai pemuda yang sedang membangun peradaban.

11. Semua pihak yang telah bersedia membantu penulis semasa penulis

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

Terima kasih banyak.

Bogor, Februari 2011

Ach. Firman Wahyudi

Page 11: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ vii

I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1. Latar Belakang................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ......................................................... 7

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 9

1.4. Manfaat Penelitian .......................................................... 10

1.5. Ruang Lingkup ........................................................... .... 10

II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 11

2.1. Tanaman Hias .................................................................. 11

2.1.1. Definisi Tanaman Hias ....................................... 11

2.1.2. Jenis Tanaman Hias Berdasarkan

Panjang Harinya .................................................. 11

2.1.3. Karakteristik Tanaman Hias ............................... 12

2.1.4. Daya Tarik dan Peran Tanaman Hias ............... .. 13

2.2. Strategi dan Klasifikasinya ............................................. 14

2.2.1. Pengertian Strategi ............................................... 14

2.2.2. Klasifikasi Strategi .............................................. 16

2.3. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ............... 20

2.4. Ekonomi Kreatif ............................................................. 21

2.5. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................... 22

III KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................... 25

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................... 25

3.1.1. Konsep Manajemen Strategis ............................. 25

3.1.2. Hirarki Strategi .................................................... 27

3.1.3. Strategi Pengembangan Usaha ........................... 27

3.1.4. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ..................... 28

3.1.5 Formulasi Strategi ............................................ .. 30

3.1.6. Analisis Lingkungan Perusahaan ......................... 30

3.1.6.1. Lingkungan Internal .............................. 30

3.1.5.2. Lingkungan Eksternal ........................... 32

3.1.6. Matriks Internal-Eksternal (I-E) ......................... 34

3.1.7. Analisis Stenghts, Weakness, Opportunity,

and Threats (SWOT) .......................................... 35

3.1.8. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif

(QSPM) ............................................................... 35

3.1.9 Arsitektur Strategi................................................ 36

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................ 37

IV METODE PENELITIAN ......................................................... 41

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 41

4.2. Metode Penentuan Sampel ............................................. 41

Page 12: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

iv

4.3. Desain Penelitian ............................................................ 41

4.4. Data dan Instrumentasi ................................................... 42

4.5. Metode Pengumpulan Data ............................................ 42

4.6. Metode Pengolahan Data ................................................. 42

4.6.1. Analisis Deskriptif ............................................... 42

4.6.2. Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi .............. 43

4.6.2.1. Tahap Masukan (Input Stage) ................ 43

4.6.2.2. Tahap Pencocokan (Matching Stage) .... 47

4.6.2.3. Tahap Keputusan (Decision Stage) ....... 50

4.6.2.4 Arsitektur Strategi.................................... 51

V GAMBARAN UMUM USAHA ................................................ 53

5.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha .................................. 53

5.2. Visi, Misi dan Tujuan Usaha ........................................... 55

5.3. Lokasi Usaha ................................................................. 56

5.4. Struktur Organisasi Usaha ............................................... 56

VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA ...................................... 58

6.1. Analisis Lingkungan Internal ......................................... 58

6.1.1. Manajemen ......................................................... 58

6.1.2. Pemasaran ........................................................... 61

6.1.3. Keuangan/Akuntansi ........................................... 68

6.1.4. Produksi .............................................................. 69

6.1.5. Penelitian dan Pengembangan ............................ 71

6.1.6. Sistem Informasi Manajemen ............................. 72

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal ....................................... 72

6.2.1. Kekuatan Ekonomi ............................................. 73

6.2.2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis

dan Lingkungan .................................................. 76

6.2.3. Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum ......... 79

6.2.4. Kekuatan Teknologi ............................................ 81

6.2.5. Kekuatan Kompetitif .......................................... 83

VII FORMULASI STRATEGI ...................................................... 89

7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan ................ 89

7.2. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman ..................... 95

7.3. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ........ 102

7.4. Analisis Matriks External Factor Evaluation (EFE) ...... 105

7.5. Analisis Matriks Internal-External (I-E) ........................ 108

7.6. Analisis Matriks SWOT ................................................. 110

7.7. Analisis QSPM (Quantitive Strategic Planning Matrix). 117

7.8 Langkah-langkah Arsitektur Strategi............................... 119

7.8.1 Analisis visi, misi, dan tujuan Cresh................... 119

7.8.2 Industry Foresight............................................... 120

7.8.3 Strategic Challenge (Tantangan Organisasi)....... 120

7.8.4 Sasaran Perusahaan.............................................. 122

7.8.5 Strategi Prioritas Pengembangan Cresh .............. 122

7.8.6 Rancangan Arsitektur Strategik........................... 126

Page 13: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

v

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 130

8.1. Kesimpulan ..................................................................... 130

8.2. Saran ............................................................................... 131

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 132

LAMPIRAN .......................................................................................... 134

Page 14: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku

Periode 2004-2008 ..................................................................... 2

2. Produksi Tanaman Hias di Indonesia di Indonesia

Tahun 2004-2008 ....................................................................... 3

3. Rata-rata Pertumbuhan PDB Sektoral Indonesia

Tahun 2003-2006 ....................................................................... 6

4. Format Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal ...................... 44

5. Format Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal ................... 46

6. Format Matriks SWOT ................................................................ 49

7. Format Matriks QSP (QSPM) .................................................... 50

8. Tugas Tim Pengelola Cresh ....................................................... 57

9. PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Berlaku dan

Harga Konstan pada Tahun 2005-2007 (Jutaan Rupiah).............. 74

10. Faktor-Faktor Lingkungan Internal ............................................ 89

11. Faktor-Faktor Lingkungan eksternal .......................................... 96

12. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ................................. 103

13. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) .............................. 106

14. Keselarasan Strategi Hasil Matriks SWOT dan Matriks IE......... 117

15. Matriks QSPM.............................................................................. 118

16. Rekomendasi Strategi Prioritas Pengembangan Cresh................ 123

17. Plot-Plot Strategi Prioritas dan Program Kegiatan Cresh............ 124

Page 15: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Grafik Pergerakan Jumlah Produksi Tanaman Hias .................. 4

2. Grafik Penjualan Produk Cresh Bulan Februari- Juli 2009.......... 8

3. Model Strategi Generik Menurut Porter .................................... 16

4. Transformasi Perekonomian Dunia menurut Alvin Toffler ....... 22

5. Model Komprehensif Manajemen Strategis .............................. 26

6. Model Lima Kekuatan Porter ..................................................... 33

7. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan

Usaha Creative Shop .................................................................. 40

8. Format Matriks I-E ...................................................................... 48

9. Tahapan Perancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Cresh. 52

10. Struktur Organisasi Cresh .......................................................... 56

11. Produk-produk Cresh ................................................................. 65

12. Saluran distribusi Cresh ............................................................... 67

13. Persiapan Pembuatan Tanobi .................................................... 70

14. Pemasukan media tanaman ......................................................... 71

15. Penataan tanaman dan penambahan aksen ................................. 71

16. Penyiraman dan Kontrol Kualitas .............................................. 71

17. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor atas dasar

Harga Konstan 2005-2007 .......................................................... 73

18. Matriks I-E Usaha Cresh ............................................................ 108

19. Arsitektur Strategi Pengembangan Cresh 2011-2013.................. 129

Page 16: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Daftar Referensi Skripsi Terdahulu.............................................. 135

2. Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia

Tahun 2005- 2010 ...................................................................... 138

3. Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia Tahun 2010 .......... 139

4. Analisis SWOT............................................................................. 140

5. Hasil Form Kuisoner Faktor-Faktor Internal .............................. 142

6. Form Kuisoner Faktor-Faktor Eksternal...................................... 149

7. Form Kuisioner Penentuan Attractivenes Score.......................... 155

8. Katalog Harga Produk-produk Cresh.......................................... 160

9. Dokumentasi Penelitian................................................................ 164

Page 17: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam mendukung

perekonomian Indonesia, terutama sebagai penyedia bahan pangan, sandang dan

papan bagi segenap penduduk, serta penghasil komoditas ekspor nonmigas untuk

menarik devisa. Lebih dari itu, mata pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia

bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian yang sangat prospektif bagi

Indonesia karena komoditasnya dinilai baik untuk mengisi kebutuhan pasar

domestik maupun internasional adalah hortikultura. Hortikultura memiliki potensi

permintaan pasar yang besar dan nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat

dari proyeksi Departemen Pertanian tentang ekspor komoditas hortikultura pada

2009 yaitu sebesar 411,51 juta dolar AS atau mengalami peningkatan 13,31

persen dari pencapaian tahun 20081.

Kemajuan perekonomian, pendidikan, peningkatan pemenuhan untuk

kesehatan dan lingkungan menyebabkan permintaan produk hortikultura semakin

meningkat. Hal ini didukung oleh fungsi utama tanaman hortikultura yang bukan

hanya sebagai bahan pangan tetapi juga terkait dengan kesehatan dan lingkungan.

Fungsi ini dapat dibagi menjadi empat yaitu : (1) Fungsi Penyediaan Pangan,

terutama dalam hal penyediaan vitamin, mineral, serat, energi dan senyawa lain

untuk pemenuhan gizi; (2) Fungsi Ekonomi, pada umumnya komoditas

hortikultura mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, sumber pendapatan tunai

petani, perdagangan, perindustrian, dan lain-lain; (3) Fungsi Kesehatan, bahwa

buah, sayur dan terutama biofarmaka dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati penyakit-penyakit tidak menular; (4) Fungsi Sosial Budaya, sebagai

unsur keindahan/kenyamanan lingkungan, upacara-upacara, pariwisata dan lain-

lain2. Disamping itu keragaman karakteristik lahan dan agroklimat serta sebaran

wilayah yang luas memungkinkan wilayah Indonesia digunakan untuk

pengembangan hortikultura tropis dan sub tropis.

1 Ekspor Hortikultura Diproyeksikan 411,52 juta Dolar AS. 12 Maret 2009

www.hortikultura.deptan.go.id (Diakses tanggal 14 Desember 2010) 2 Pengembangan Komoditas Hortikultura pada Tahun 2008. 1 Februari 2008

www.hortikultura.deptan.go.id (Diakses tanggal 14 Desember 2010)

Page 18: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

2

Kontribusi komoditas hortikultura secara nasional terhadap pembentukan

Produk Domestik Bruto (PDB) memperlihatkan kecenderungan yang terus

meningkat, selama tahun 2008 menunjukkan peningkatan sebesar 4,55 persen

dibandingkan tahun sebelumnya. Jika tahun 2007 kontribusinya terhadap PDB

sebesar Rp 76,79 triliun, maka pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp 80,29

triliun, atau peningkatannya sebesar 4,55 persen dalam waktu satu tahun3.

Peranan PDB menjadi salah satu indikator ekonomi makro yang cukup

penting guna mengetahui peranan dan kontribusi yang diberikan komoditas

hortikultura terhadap pendapatan nasional. Menurut penjelasan Dirjen

Hortikultura Achmad Dimyati (2010), peningkatan PDB sebesar itu tercapai

karena terjadinya peningkatan produksi di berbagai sentra produksi dan kawasan

hortikultura, meningkatnya luas areal produksi dan areal panen, serta nilai

ekonomi dan nilai tambah produk hortikultura yang cukup tinggi dibandingkan

komoditas lainnya, sehingga berpengaruh positif pada peningkatan PDB. Pada

Tabel 1 di bawah ini diperlihatkan PDB dari masing-masing kelompok komoditas

hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, biofarmaka, dan tanaman

hias.

Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura berdasarkan Harga Berlaku Periode 2004-2008

No Kelompok

Komoditas

Nilai PDB (Milyar Rp.)

2004 2005 2006 2007 2008

1 Buah-buahan 30.765 31.694 35.448 42.362 42.660

2 Sayuran 20.749 22.630 24.694 25.587 27.423

3 Biofarmaka 722 2.806 3.762 4.105 4.118

4 Tanaman Hias 4.609 4.662 4.734 4.741 6.091

Total Hortikultura 56.844 61.792 68.639 76.795 80.292

Sumber : Deptan, 2009

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa masing-masing komoditas

hortikultura seperti buah-buahan, sayuran, biofarmaka, dan tanaman hias

mengalami peningkatan dari tahun 2004-2008. Rata-rata nilai PDB hortikultura

3 Sinar Tani – Membangun Kemandirian Agribisnis. Kontribusi terhadap PDB. 21 Desember

2009. www.sinartani.com (Diakses tanggal 14 Desember 2010)

Page 19: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

3

pada tahun 2004 sampai dengan 2008 sebesar 9.075%. Dengan demikian,

subsektor hortikultura memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sehingga

dapat berkontribusi positif bagi kemajuan perekonomian Indonesia.

Salah satu komoditas hortikultura yang telah membuktikan kontribusinya

terhadap PDB Indonesia adalah tanaman hias. Kecenderungan peningkatan nilai

PDB tanaman hias memiliki kolerasi positif dengan peningkatan PDB hortikultura

dan mengindikasikan bahwa tanaman hias memiliki potensi untuk terus

dikembangkan. Hal tersebut terlihat dari perkembangan nilai PDB yang berasal

dari tanaman hias dari tahun 2004 hingga 2008. Pada tahun 2004 nilai PDB

tanaman hias adalah sebesar Rp 4.609 milyar dan terus meningkat hingga

mencapai Rp 6.091 milyar di tahun 2008.

Peningkatan kontribusi tanaman hias ini antara lain dikarenakan adanya

peningkatan jumlah produksi tanaman hias di Indonesia, baik yang berasal dari

bunga potong, daun potong, bunga pot dan taman, maupun bunga tabur. Tabel 2

memperlihatkan produksi tanaman hias di Indonesia dari tahun 2004 hingga 2008.

Tabel 2. Produksi Tanaman Hias di Indonesia Tahun 2004-2008

Komoditi Produksi (Unit)

2004 2005 2006 2007 2008

Bunga

Potong 158.522.843 173.240.364 166.645.684 179.374.218 205.564.659

Daun

Potong 1.082.596 1.131.621 905.039 2.041.962 12.018.794

Bunga Pot

dan

Taman

530.325 751.505 986.340 1.171.768 11.159.352

Bunga

Tabur 29.313.103 22.552.537 24.795.996 15.775.751 20.388.119

Total 189.448.867 197.676.027 193.333.059 198.363.699 249.130.924

Sumber: Data BPS, diolah melalui Ditjen Hortikultura (2008)

Secara umum, produksi tanaman hias tersebut mengalami peningkatan dari

tahun 2004 hingga 2008. Peningkatan jumlah produksi terbesar terjadi pada tahun

2008. Jumlah produksi bunga potong meningkat dari 179.374.218 unit menjadi

205.564.659 unit, yaitu meningkat sebesar 14,6 persen. Sama halnya dengan

bunga potong, jumlah produksi daun potong pun meningkat dari 2.041.962 unit

menjadi 12.018.794 unit dengan peningkatan sebesar 488,6 persen. Peningkatan

Page 20: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

4

yang sangat besar terjadi pada tanaman bunga pot dan taman yang meningkat dari

1.171.768 unit pada tahun 2007 menjadi 11.159.352 unit atau setara dengan 852,4

persen. Bunga tabur pun turut mengalami peningkatan di tahun 2008 dari

15.775.751 unit menjadi 20.388.119 unit atau sebesar 25,6 persen. Grafik

pergerakan jumlah produksi tanaman hias di Indonesia tahun 2004 hingga 2008

dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Grafik Pergerakan Jumlah Produksi Tanaman Hias Sumber: Data BPS, diolah melalui Ditjen Hortikultura (2008)

Berbagai komoditi tanaman hias tersebut diproduksi di beberapa daerah di

Indonesia, salah satunya adalah Jawa Barat. Dari 22 wilayah kabupaten dan kota

di Propinsi Jawa Barat terdapat beberapa daerah sentra produksi tanaman hias,

yaitu Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Kabupaten dan Kota Bogor, Cianjur,

Depok dan Sukabumi. Kegiatan usaha tanaman hias dilakukan di berbagai daerah

dengan melibatkan keluarga kecil maupun pengusaha.

Tanaman hias banyak dimanfaatkan untuk menyemarakkan berbagai

acara, seperti selamatan kelahiran, perkawinan, dan kematian. Bahkan di beberapa

daerah, tanaman hias digunakan untuk acara keagamaan. Seiring dengan

masuknya pengaruh peradaban barat, penggunaan tanaman hias semakin

meningkat. Kini tanaman hias banyak dibutuhkan untuk memperindah lingkungan

sekitar, termasuk dekorasi ruangan dan halaman rumah. Bahkan pemanfaatan

tanaman hias telah berkembang menjadi sarana komunikasi personal untuk

menyatakan rasa duka maupun suka kepada teman dan kerabat karib.

Dengan semakin berkembangnya fungsi tanaman hias ini, berbagai karya

inovasi dilakukan dengan merangkaikan tanaman hias dengan produk pertanian

yang lain sehingga lebih menarik dan kreatif. Hal ini juga bermanfaat untuk

meningkatkan nilai tambah produk pertanian yang lain sehingga memunculkan

0

100.000.000

200.000.000

300.000.000

2004 2005 2006 2007 2008

Bunga Potong

Daun Potong

Bunga Pot dan Taman

Bunga Tabur

Page 21: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

5

rangkaian tanaman hias kreatif dengan berbagai macam karya inovasi. Dengan

demikian produk-produk yang dihasilkan dapat menambah kontribusi dalam

pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

Ekonomi kreatif adalah kumpulan aktivitas ekonomi berbasis pengetahuan

(knowledge based economic activities) yang secara intensif menggunakan

kreativitas dan inovasi sebagai primary input-nya untuk menghasilkan berbagai

produk dan jasa yang menghasilkan nilai tambah (Rajasa 2008). Ekonomi kreatif

memiliki berbagai sektor yang disebut industri kreatif. Industri kreatif adalah

industri-industri yang berbasis kreativitas, keterampilan dan talenta yang memiliki

potensi peningkatan kesejahteraan serta penciptaan tenaga kerja dengan cara

menciptakan dan mengeksploitasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Ekonomi kreatif memiliki sektor yang disebut industri kreatif. Terdapat 14

subsektor yang merupakan industri berbasis kreativitas yaitu periklanan,

arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fashion, video, film dan

fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan

percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio, riset dan

pengembangan.

Data Departemen Perdagangan RI (2007) menunjukkan bahwa walaupun

industri kreatif hanya berada pada peringkat sembilan dalam hal rata-rata

persentase PDB terhadap total PDB nasional 2002-2006 namun industri kreatif

memiliki tren yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan PDB

sektoral industri kreatif memiliki rata-rata sebesar 4,84 persen pada tahun 2002-

2006. Pertumbuhan PDB terbesar terjadi pada tahun 2006 sebesar 7,28 persen.

Pada tahun tersebut pertumbuhan PDB indsutri kreatif lebih besar daripada rata-

rata pertumbuhan PDB nasional tahun 2006 yang hanya mencapai 5,48 persen.

Rata-rata pertumbuhan PDB Sektoral Indonesia ditunjukkan oleh Tabel 3.

Page 22: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

6

Tabel 3. Rata-rata Pertumbuhan PDB Sektoral Indonesia Tahun 2003-2006 (%)

No Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006

Rata-

rata

1

Pengangkutan dan

komunikasi 12,19 13,38 12,97 13,64 13,05

2 Bangunan 6,10 7,49 7,42 8,97 7,49

3

Perdagangan, hotel, dan

restoran 5,45 5,70 8,38 6,13 6,42

4

Keuangan, real estate

dan jasa perusahaan 4,79 7,31 6,73 5,72 6,14

5

Listrik, gas, dan air

bersih 4,87 5,30 6,30 5,87 5,58

6 Industri pengolahan 6,14 6,68 5,19 4,11 5,53

7

Jasa

kemasyarakatan/Public

Services 4,18 5,32 5,40 6,47 5,34

8 Industri kreatif 4,93 5,73 1,41 7,28 4,84

9

Pertanian, peternakan,

kehutanan, dan

perikanan 3,79 2,82 2,66 0,98 3,06

10

Pertambangan dan

penggalian -1,37 -4,48 3,11 2,21 0,13

Pertumbuhan Nilai PDB

Industri Kreatif 4,78 5,03 5,68 5,48 5,24 Sumber: Departemen Perdagangan RI (2007)

Pengembangan industri kreatif secara tidak langsung juga akan

merangsang perkembangan produk-produk pertanian sebagai salah satu sumber

bahan baku industri kreatif. Selain itu peran industri kreatif juga dapat

dioptimalkan sebagai pengembangan ekonomi pedesaan. Melalui pengembangan

industri kreatif diharapkan perbaikan perekonomian tidak hanya berorientasi pada

pertumbuhan ekonomi namun juga mengarah pada distribusi pendapatan di

kalangan masyarakat.

Industri kreatif berbasis pertanian perlu dikembangkan karena Indonesia

memiliki sumberdaya terbarukan yang melimpah. Pertanian merupakan salah satu

tumpuan hidup sebagian besar masyarakat Indonesia. Sektor pertanian memegang

peran penting dalam perekonomian negara. Pada masa krisis ekonomi, hanya

sektor pertanian yang mampu bertahan dan masih dapat tumbuh. Namun, di masa

yang akan datang, perubahan gaya hidup dan cara pandang masyarakat terhadap

pertanian akan berubah. Hal ini tampak dari berkurangnya minat generasi muda

Page 23: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

7

untuk menekuni bidang pertanian. Untuk mencegah kejenuhan terhadap pertanian

diperlukan kreativitas untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian, alternatif

lapangan kerja, dan pendapatan rumah tangga (Setiawan 2008).

Pertanian di masa yang akan datang dituntut untuk lebih kreatif dan ramah

terhadap lingkungan dengan harga jual produk yang kompetitif. Langkah awal

pengembangan usaha industri kreatif berbasis pertanian adalah dengan

membentuk mindset kreatif sejak dini. Salah satu cara pembentukan mindset

kreatif dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan yang merangsang kreativitas,

salah satunya dengan menghadirkan produk rangkaian tanaman hias kreatif yang

dapat menambah nilai tambah pertanian. Dalam menjawab tantangan tersebut,

maka didirikanlah Cresh (Creative Shop) yaitu sebuah toko khusus yang menjual

produk rangakaian tanaman hias kreatif.

Cresh diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran dan pendekatan

minat anak-anak, remaja, dan dewasa terhadap pertanian, menjadi sarana

memunculkan kreativitas terutama produk pertanian, serta mampu membentuk

mindset baru pertanian yang lebih baik. Pendirian Cresh difokuskan pada

pengembangan produk rangkaian tanaman hias kreatif dengan cara meningkatkan

nilai tambah produk-produk pertanian, khususnya tanaman hias dengan kreativitas

dan inovasi, baik tampilan fisik, kemasan, atribut, maupun promosinya.

1.2. Perumusan Masalah

Cresh (Creative Shop) merupakan toko khusus yang menyediakan produk-

produk kreatif dan inovatif berbasis pertanian, terutama tanaman hias. Pendirian

Cresh memiliki tujuan untuk meningkatkan citra produk-produk pertanian supaya

lebih bernilai ekonomis tinggi. Cresh selain sebagai toko juga diharapkan dapat

menjadi wadah generasi muda Indonesia untuk berbagi ilmu tentang pertanian.

Bagi masyarakat Cresh memberikan alternatif rangkaian tanaman unik juga

dapat dijadikan pilihan usaha masyarakat yang diharapkan mampu mengurangi

jumlah pengangguran yang ada di Indonesia dengan melibatkan dan

memberdayakan masyarakat sekitar. Sebagai usaha yang menunjang ekonomi

kreatif Indonesia, Cresh nantinya diharapkan mampu menjadi bagian dari industri

kreatif Indonesia sehingga mampu menjadi salah satu solusi terhadap

permasalahan ekonomi bangsa. Dengan demikian, Cresh harus memiliki strategi

Page 24: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

8

yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif maupun komparatif agar dapat

bertahan dalam persaingan industri pertanian kreatif serta mampu meningkatkan

kelas dari pengusaha kecil menjadi pengusaha kelas menengah bahkan tergolong

dalam kelas besar.

Berbagai kendala yang dihadapi oleh Cresh meliputi produksi yang

dilakukan belum mampu memenuhi permintaan yang semakin meningkat.

Gambar 2 memperlihatkan grafik penjualan Cresh dari bulan Februari- Juli 2009

yang mengindikasikan permintaan terhadap produk-produk Cresh semakin

meningkat.

Seiring dengan berkembangnya trend ekonomi kreatif dan kesadaran

Gambar 2. Grafik Penjualan Produk Cresh Bulan Februari- Juli 2009 Sumber: Cresh ( 2010)

Berdasarkan analisis gambar di atas, dapat kita ketahui bahwa penjualan

Cresh pada bulan Maret mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pada

bulan maret tersebut jumlah produksi produk-produk Cresh terbatas. Terbatasnya

jumlah produksi Cresh disebabkan karena masih terbatasnya SDM produksi yang

mampu menciptakan rangakaian tanaman hias kreatif padahal permintaan terus

meningkat. Hal ini berimplikasi pada jumlah produksi Cresh belum mampu

memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat sehingga ada gap

antara permintaan dan penawaran terhadap produk-produk Cresh.

Selanjutnya masalah yang dihadapi oleh Cresh adalah jaringan distribusi

yang selama ini berjalan dalam usaha Cresh ini belum begitu optimal dalam

pelaksanaannya. Hal ini disebabkan karena produk-produk Cresh sangat sulit

untuk didistribusikan ke luar daerah Jabodetabek mengingat produk-produk Cresh

sangat rentan terhadap goncangan dan mudah rusak apabila terkena bantingan .

Page 25: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

9

Selain itu, retailer yang merupakan agen atau counter belum terkelola dengan baik

dan retailer yang selama ini ada pun tidak tetap karena masih terbatas pada

kepentingan-kepentingan sesaat seperti ketika ada event-event tertentu dimana

produk-produk Cresh dijadikan produk untuk menambah dana usaha organisasi.

Seiring dengan berkembangnya trend ekonomi kreatif dan kesadaran

masyarakat akan pentingnya produk yang ramah lingkungan, Cresh berpeluang

untuk menjadi usaha yang besar di masa yang akan datang. Hal ini juga akan

membuka kesempatan bagi pengusaha dan pendatang baru dalam usaha rangkaian

tanaman hias kreatif. Oleh karena itu, Cresh harus mampu memiliki keunggulan

kompetitif dan keunggulan komparatif sehingga dapat menjadi usaha yang besar

dan mampu bersaing dengan usaha yang lain.

Untuk mencapai keunggulan kompetitif, Cresh harus mengetahui peluang,

ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang dimilikinya. Selain itu, Cresh juga harus

mampu membaca pola reaksi organisasi terhadap pengusaha lain. Oleh karena itu,

proses perumusan strategi sangat diperlukan Cresh untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Dari permasalahan internal dan eksternal yang dihadapi Cresh, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal Cresh?

2. Apa saja yang menjadi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan Cresh?

3. Rumusan strategi pengembangan bisnis apa yang tepat untuk diterapkan oleh

Cresh?

1.3. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1) Menganalisis kondisi kondisi lingkungan internal dan eksternal Cresh.

2) Mengidentifikasi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang dimiliki

oleh Cresh.

3) Merumuskan strategi pengembangan bisnis yang tepat untuk diterapkan oleh

Cresh.

Page 26: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

10

1.4. Manfaat

Berdasarkan perumusan masalah dan juga tujuan dari penelitian yang telah

dituliskan sebelumnya, maka diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi banyak

pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bentuk

pengaplikasian berbagai ilmu yang telah didapatkan selama masa kuliah dan

mampu melatih kemampuan, terutama mengenai strategi pengembangan

usaha, sehingga dapat diterapkan dalam usaha bisnis yang nyata.

2) Bagi pengelola, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta

bahan pertimbangan dalam membuat keputusan tentang strategi

pengembangan bisnis.

3) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

tambahan informasi dan literatur untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian dengan topik studi strategi pengembangan bisnis ini dilakukan

untuk menganalisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman hias kreatif

pada Cresh di Desa Babakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan

dengan ruang lingkup kegiatan produksi rangkaian tanaman hias kreatif,

pengelolaan sumber daya manusia termasuk di dalamnya pengelolaan tenaga

kerja, pengelolaan keuangan dan administrasi, serta kegiatan pemasaran.

Analisis yang dilakukan adalah analisis yang terbatas pada formulasi

strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman hias kreatif pada Cresh. Alat

analisis yang digunakan yaitu internal factor evaluation (IFE) dan ekternal factor

evaluation (EFE), matriks internal-eksternal (I-E), matriks SWOT, QSPM, dan

Arsitektur strategik. Meskipun memiliki beberapa batasan, namun diharapkan

penelitian ini tetap memiliki esensi yang sesuai dan menghasilkan kesimpulan

yang akurat dan bermanfaat besar bagi banyak pihak.

Page 27: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Hias

2.1.1. Definisi Tanaman Hias

Tanaman hias merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bersifat

non pangan dan digolongkan sebagai florikultura bersama dengan bunga potong.

Tanaman hias adalah tanaman yang mempunyai nilai kehidupan baik karena

bentuk, warna daun, tajuk, maupun bunganya, sering digunakan sebagai penghias

pekarangan atau ruangan di rumah-rumah atau gedung perkantoran4.

Berdasarkan kamus pertanian umum, tanaman hias didefinisikan sebagai

tanaman yang memiliki nilai estetika. Tanaman hias menunjukkan hal-hal yang

identik dengan keindahan lingkungan, penghantar keceriaan/kebahagiaan,

penyejuk dan perbaikan mutu lingkungan, penghantar ketertiban, keterbudayaan

(civility) dan keberadaban, pemicu kedamaian, serta persaudaraan dan

keramahtamahan. Rahardi, et al. (1997) berpendapat bahwa tanaman hias

merupakan tanaman yang mempunyai nilai keindahan dan daya tarik tertentu,

serta mempunyai nilai ekonomis untuk keperluan hiasan di dalam dan di luar

ruangan.

Tanaman hias dapat ditanam pada areal yang relatif sempit, mempunyai

nilai ekonomi yang tinggi dan diterima masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari,

komoditi ini dibudidayakan untuk dinikmati keindahannya. Tanaman ini

digunakan sebagai komponen utama untuk menghijaukan maupun mempercantik

taman maupun sebagai tanaman hias dalam pot yang ditempatkan di meja ataupun

digantung di areal rumah, ruang perkantoran, maupun apartemen. Tanaman hias

akan membuat suasana sekitar rumah menjadi lebih hijau dan memperindah

ruangan.

2.1.2 Jenis tanaman hias berdasarkan panjang harinya

a. Tanaman hias hari panjang, yaitu tanaman hias yang proses pembungaannya

terjadi bila memperoleh penyinaran lebih dari 14 jam sehari. Contohnya adalah

spathiphyllum dan anthurium.

4 http://www.deptan.go.id/pusdatin/statistik/konsep_definisi.htm [diakses 2 Mei 2008]

Page 28: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

12

b. Tanaman hias hari pendek, yaitu tanaman hias yang proses pembungaannya

terjadi dengan penyinaran kurang dari 12 jam sehari, contohnya adalah krisan.

c. Tanaman hias netral, yaitu tanaman hias yang proses pembungaannya tidak

dipengaruhi oleh lama tidaknya penyinaran. Contohnya kembang sepatu dan

alamanda.

Pengelompokan dapat pula berdasarkan sifat komersial yang dimilikinya.

Pengelompokan menurut Rahardi et al. (1997) ini ditinjau dari nilai ekonomi

yang tinggi dan daya jual tanaman hias yang terbagi dalam tujuh golongan, yaitu:

1. Tanaman anggrek yang dijual dalam bentuk tanaman dewasa, bibit anggrek,

dan anggrek botolan;

2. Bunga potong, di pasaran dapat dikelompokkan menjadi bunga potong anggrek

dan non anggrek;

3. Tanaman hias pot, dibedakan menjadi tanaman hias dalam ruangan (indoor)

dan di luar ruangan (outdoor);

4. Tanaman hias hidroponik;

5. Bonsai, yaitu tanaman hias dengan ukuran yang kerdil;

6. Bunga kering;

7. Bunga tabur.

2.1.3 Karakteristik tanaman hias

Produk tanaman hortikultura pada umumnya mudah rusak (perishible) dan

dibutuhkan dalam bentuk segar, serta harganya sering berfluktuasi sangat tajam

antar waktu dan antar lokasi. Oleh karena itu penanganan hortikultura harus

benar-benar sinkron terhadap tiga aspek, diantaranya aspek produksi, distribusi,

dan konsumsi yang sesuai dengan karakteristiknya yang dapat berbeda pada setiap

jenis produk. Begitu pula dengan tanaman hias sebagai produk hortikultura,

pemahaman karakteristik tanaman hias diperlukan untuk penanganan yang baik,

mulai dari budidaya sampai dengan pemasaran agar kualitas tanaman hias tetap

baik sehingga berharga jual tinggi.

Tanaman hias yang bersifat komersial pada umumnya mempunyai

karakteristik sebagai berikut (Rahardi et al. 1997):

Page 29: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

13

1. Tidak tergantung musim

Tanaman hias dapat ditanam dan dipanen kapan saja sesuai dengan umur

panennya. Selain itu, keberadaan tanaman hias di pasaran tidak mengalami

kelangkaan.

2. Perputaran modalnya cepat

Tanaman hias mempunyai perputaran modal yang cepat karena berumur

pendek, selang waktu antara tanam dan panen tidak lama, dan produknya cepat

terjual.

3. Mudah rusak dan berisiko tinggi

Sifat ini merupakan sifat fisik produk tanaman hias. Tanaman hias mudah

rusak oleh kesalahan perlakuan fisik selama pemanenan atau pengangkutan.

Oleh karena itu, produk tanaman hias merupakan produk yang berisiko tinggi.

2.1.4 Daya tarik dan peran tanaman hias

Pada umumnya pemilihan jenis tanaman hias adalah karena penampilan

aneka ragam warna daunnya. Selain itu, dapat juga karena penampakan tajuk,

bentuk daun, dan teksturnya. Banyak masyarakat memelihara tanaman hias daun

dengan alasan kemudahannya dalam perawatan, persyaratan tumbuhnya ringan,

dan tahan lebih lama dibandingkan dengan tanaman hias bunga.

Berbagai macam tanaman hias umumnya ditanam untuk menghijaukan

dan mempercantik taman maupun sebagai tanaman hias dalam pot yang

ditempatkan di meja atau areal sekitar rumah, perkantoran, hotel, restoran, dan

apartemen. Tanaman hias yang ditanam di lingkungan sekitar rumah atau taman

adalah jenis tanaman yang mempunyai keindahan pada daun selain

kemampuannya untuk berbunga. Sementara itu, tanaman hias yang ditanam dalam

pot umumnya dipilih dari jenis yang mempunyai kemampuan berbunga dan dapat

sebagai penghias ruangan (Endah 2007).

Keberadaan tanaman hias dalam taman akan membuat suasana menjadi

lebih hijau, memperindah komposisi warna lingkungan sekitar, serta membuat

lebih semarak. Sedangkan tanaman hias dalam ruangan secara alami dapat

memerangi “Sick Building Syndrome”, dimana tanaman tersebut berguna untuk

membersihkan udara di dalam ruangan dengan kemampuannya dalam menyerap

zat-zat berbahaya di udara dalam ruangan. Keindahan tanaman hias dalam

Page 30: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

14

ruangan menimbulkan gairah dan semangat dalam bekerja. Selain hal tersebut,

tanaman hias digunakan sebagai salah satu komponen dalam dekorasi ruangan

untuk acara-acara tertentu seperti acara perkawinan, seminar, rapat, pameran, atau

berbagai acara seremonial maupun non seremonial (Endah 2007).

Menurut Rukmana (1997), secara umum fungsi tanaman hias antara lain:

1. Keindahan (estetis)

Tanaman yang diatur menurut suatu komposisi yang dapat membuahkan rasa

indah dan puas pada orang yang memandangnya. Perangkaian tanaman hias

yang baik dapat digunakan sebagai penyaluran jiwa seni dan mengubah mood

terhadap orang yang memandangnya.

2. Stabilitator atau pemelihara lingkungan

Pencemaran lingkungan telah terjadi di mana-mana. Keberadaan tanaman hias

di sekitar kita dapat meredam suara, menyaring debu, menyerap gas-gas

berbahaya, memelihara suhu dan kelembaban. Tanaman hias juga dapat

menimbulkan udara yang sejuk dan nyaman walaupun udara bebas sebenarnya

sangat terik.

3. Pendidikan (edukatif)

Tanaman dapat menimbulkan rasa cinta pada alam dan membentuk watak

seseorang. Hal ini dapat diterapkan pada penataan taman di sekolah-sekolah.

4. Pemelihara lingkungan (higienis)

Keindahan tanaman hias dapat menumbuhkan rasa puas, tenteram, dan tenang

sehingga memelihara kesehatan jiwa manusia. Dalam proses asimisasi,

tanaman menghasilkan oksigen dari zat asam arang ke udara sehingga udara

menjadi segar kembali.

2.2. Strategi dan Klasifikasinya

2.2.1 Pengertian Strategi

Menurut David (2006), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka

panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi,

pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi,

dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan

keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah

yang besar. Selain itu, strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan

Page 31: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

15

multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal

yang dihadapi perusahaan.

Tjipto (1997) menyatakan bahwa strategi dapat dilihat dari dua perspektif.

Persepektif pertama, strategi adalah apa yang ingin dilakukan (intends to do),

program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan

mengimplementasikan misinya. Hal ini bermakna bahwa manajer memainkan

peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi.

Perspektif kedua, strategi merupakan apa yang organisasi akhirnya lakukan

(eventually does), artinya pola tanggapan atau respon organisasi terhadap

lingkungannya sepanjang waktu. Purwanto (2007) mengemukakan bahwa strategi

menjadi suatu kerangka yang fundamental tempat suatu organisasi akan mampu

menyatakan kontinuitasnya yang vital, sementara pada saat yang bersamaan ia

akan memiliki kekuatan untuk menyesuaikan terhadap lingkungan yang selalu

berubah.

Yoshida (2006) mengemukakan bahwa strategi merupakan cara-cara yang

digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian

segala keunggulan organisasi dalam menghadapi tantangan dan ancaman potensial

untuk dihadapi di masa datang oleh organisasi yang bersangkutan. Selain itu, Hax

dan Majluf, diacu dalam Yoshida (2006) menyatakan bahwa strategi yang

komprehensif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Strategi bersifat koheren, menyatu dan menunjukan pola keputusan yang

integratif.

2. Strategi menentukan dan menyatakan secara tersurat arah organisasi terutama

dalam hal tujuan jangka panjang, program-program kegiatan yang akan

dilakukan dan prioritas alokasi sumberdaya.

3. Strategi digunakan untuk memilih bisnis apa yang akan dimasuki oleh

organisasi saat ini atau yang akan ditekuni oleh organisasi tersebut di masa

yang akan datang.

4. Strategi merupakan usaha organisasi untuk mencapai keunggulan jangka

panjang secara terus menerus dalam setiap bisnis yang dimasukinya dan dari

ancaman yang berasal dari lingkungan bisnis yang dihadapinya.

Page 32: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

16

5. Strategi menentukan kontribusi natural ekonomi dan non ekonomis bagi para

stakeholders yang bersangkutan.

2.2.2. Klasifikasi Strategi

Berdasarkan teori manajemen strategi maka strategi perusahaan dapat

diklasifikasikan atas dasar tingkatan tugas, yaitu strategi generik (generic

strategy), strategi utama atau strategi induk (grand strategy), dan strategi

fungsional. Menurut Porter (1991) mengemukakan bahwa terdapat model

startegik generik yang dapat diterapkan oleh suatu organisasi.

Kepemimpinan

Biaya Menyeluruh

(Cost Leadership)

Diferensiasi

(Differentiation)

Fokus Biaya

Fokus Diferensiasi

Gambar 3. Model Strategi Generik Menurut Porter Sumber : Porter, Tahun 1991

1. Strategi kepemimpinan biaya menyeluruh (Cost Leadership)

Strategi bersaing biaya rendah ditujukan untuk mencapai sasaran pasar di

keseluruhan industri. Strategi ini memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas

skala yang efisien, pengurangan harga secara gencar, pengendalian biaya dan

overhead yang ketat, penghindaran pelanggan yang marginal, dan minimisasi

biaya dalam bidang-bidang seperti litbang, pelayanan armada penjualan,

periklanan, dan lain-lain. Dengan memiliki posisi biaya rendah

memungkinkan perusahaan untuk tetap mendapat laba pada masa-masa

persaingan ketat. Selain itu, pangsa pasarnya yang tinggi memungkinkan

memberikan kekuatan penawaran yang menguntungkan terhadap pemasoknya

Page 33: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

17

karena perusahaan membeli dalam jumlah besar. Oleh karena iu, harga yang

murah berfungsi sebagai hambatan pesaing untuk masuk ke dalam industri dan

hanya sedikit yang dapat menandingi keunggulan biaya memimpin.

2. Strategi Diferensiasi (Diferentiation)

Strategi ini diarahkan kepada pasar luas dan melibatkan penciptaan sebuah

produk baru yang dirasakan oleh keseluruhan industri sebagai hal yang unik.

Pendekatan untuk melakukan diferensiasi dapat bermacam-macam bentuknya,

yaitu citra rancangan atau merek, teknologi, keistimewaan, atau ciri khas,

pelayanan pelanggan, jaringan penyalur, dan lain-lain. Jika penerapan strategi

diferensiasi tercapai maka strategi ini merupakan strategi aktif untuk

mendapatkan laba di atas rata-rata dalam suatu bisnis karena adanya loyalitas

merek dari pelanggan akan membuat sensitivitas konsumen terhadap harga

menjadi lebih rendah. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan berfunsi sebagai

penghalang masuk industri karena perusahaan-perusahaan baru harus

mengembangkan kompetensi tersendiri untuk membedakan produk mereka

melalui cara-cara tertentu.

3. Strategi Fokus Biaya

Strategi fokus dibangun untuk melayani target tertentu secara spesifik.

Strategis fokus biaya mencari keunggulan biaya pada segmen sasarannya dan

didasarkan atas pemikiran bahwa perusahaan dapat melayani target

strategisnya yang sempit secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing yang

bersaing lebih luas.

4. Strategi Fokus Diferensiasi

Strategi fokus diferensiasi berkonsentrasi pada kelompok pembeli, segmen lini

produk, atau pasar geografis tertentu dimana segmen sasaran tersebut harus

memiliki salah satu pembeli dengan kebutuhan tidak lazim atau sistem

produksi dan penyaluran yang melayani pasar berbeda dari pesaing lainnya.

Menurut David (2006) strategi generik dibagi menjadi empat, yaitu

strategi integrasi vertikal, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi

defensif. Strategi alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan dapat

dikelompokkan melalui dua belas tindakan, yaitu integrasi ke depan, integrasi ke

belakang, integrasi horisontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar,

Page 34: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

18

pengembangan produk, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat,

diversifikasi horisontal, retrenchment, divestasi, dan likuidasi.

1) Strategi Integrasi Vertikal

Strategi integrasi vertikal merupakan suatu strategi yang memungkinkan

perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan atau

pesaing, misalnya melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri.

Strategi ini dibagi menjadi tiga, yaitu :

a) Strategi Integrasi ke Depan (Forward Strategy)

Strategi ini melibatkan akusisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas

distributor atau pengecer.

b) Startegi Integrasi ke Belakang (Backward Strategy)

Strategi ini merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau

meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Intergrasi ke belakang

sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan,

terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

c) Strategi Integrasi Horisontal

Integrasi horisontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau

meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan

2) Strategi Intensif

Strategi intensif biasanya digunakan perusahaan ketika posisi kompetitif

perusahaan dengan produk yang ada saat ini akan membaik. Strategi ini

memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan

perusahaan melalui produk yang ada. Strategi ini dibagi menjadi tiga, di

antaranya :

a) Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration)

Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk/ jasa saat

ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasara termasuk

meningkatkan jumlah tenaga penjual, jumlah belanja iklan, menawarkan

promosi penjualan yang ekstensif, atau meningkatkan usia publisitas.

b) Strategi Pengembangan Pasar (Market Development)

Strategi ini melibatkan perkenalan produk yang ada saat ini ke area

geografi yang baru

Page 35: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

19

c) Startegi Pengembangan Produk (Product Development)

Strategi ini merupakan strategi yang mencari peningkatan penjualan

dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/ jasa saat ini.

Pengembangan porduk biasanya melibatkan biaya penelitian dan

pengembangan yang besar.

3) Strategi Diversifikasi

Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk baru. Strategi ini kurang

begitu populer, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkatan kesulitan

manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda.

Terdapat tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu :

a) Strategi Konsentrik

Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa

baru yang masih berhubungan. Tujuan strategi ini ialah untuk membuat

produk baru yang berhubungan dengan pasar yang sama

b) Strategi Horizontal

Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa

baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini

adalah menambah produk baru yang tidak berhubungan untuk memuaskan

pelanggan yang sama.

c) Strategi Konglomerat

Strategi ini dilakukan perusahaan dengan cara menambah produk atau jasa

baru yang tidak berkaitan dengan produk atau jasa lama. Tujuan strategi

ini adalah menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk

pasar yang berbeda.

4) Strategi Defensif

Strategi ini dibagi menjadi tiga, yaitu strategi retrenchment, divestasi, dan

likuidasi.

a) Strategi Retrenchment

Strategi ini terjadi ketika suatu organisasi mengelompokan ulang melalui

pengurangan aset dan biaya untuk membalikan penjualan dan laba yang

menurun.

Page 36: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

20

b) Strategi Divestasi

Strategi ini dilakukan dengan menjual satu divisi atau bagian dari suatu

organisasi yang bertujkuan menigkatkan modal untuk akuisisi strategis

atau investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari

keseluruhan startegi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan

yang tidak menguntungkan, membutuhkan banyak modal, atau yang tidak

cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya.

c) Strategi Likuidasi

Strategi ini dilakukan dengan menjual seluruh aset perusahaan baik secara

terpisah-pisah atau sepotong-potong untuk nilai riilnya. Strategi ini

bertujuan untuk menutup perusahaan.

2.3. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki beberapa

pengertian dan kriteria yang berbeda satu dengan yang lainnya. Beberapa lembaga

ataupun undang-undang memiliki perbedaan dalam mendefinisikan dan

memberikan kriteria tentang UMKM. Berdasarkan undang-undang terbaru, yaitu

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah menyatakan bahwa kriteria dari masing-masing usaha

tersebut adalah sebagi berikut:

1) Usaha Mikro

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

2) Usaha Kecil

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah).

Page 37: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

21

3) Usaha Menengah

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Berbeda dengan pernyataan pemerintah di dalam undang-undang tentang

UMKM tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan UMKM

berdasarkan pada jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Jumlah tenaga kerja yang

harus dipenuhi oleh masing-masing usaha adalah sebagai berikut:

1) Usaha mikro sebanyak empat orang

2) Usaha kecil sebanyak lima sampai sembilan orang

3) Usaha menengah sebanyak 20-99 orang

4) Usaha besar sebanyak lebih dari 100 orang

2.4. Ekonomi Kreatif

Ekonomi Kreatif merupakan era ekonomi baru yang mengintensifkan

informasi dan kreativitas dengan mengandalkan pada ide dan stock of knowledge

dari SDM sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Struktur

perekonomian dunia mengalami transformasi dengan cepat seiring dengan

pertumbuhan ekonomi, dari berbasis SDA ke berbasis SDM, dari era pertanian ke

era industri dan informasi. Alvin Toffler dalam Departemen Perdagangan (2008)

dalam teorinya melakukan pembagian gelombang peradaban ekonomi kedalam

tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian.

Kedua, gelombang ekonomi industri, dan yang ketiga adalah gelombang ekonomi

informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat inilah merupakan

gelombang ekonomi kreatif yang berorientasi pada ide dan gagasan kreatif.

Page 38: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

22

Gambar 4. Transformasi Perekonomian Dunia menurut Alvin Toffler (1980) Sumber: Departemen Perdagangan (2008)

Menurut Paul Romer (1993), ide adalah barang ekonomi yang sangat

penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di kebanyakan model-model

ekonomi. Di dunia dengan keterbatasan fisik ini, adanya penemuan ide-ide besar

bersamaan dengan penemuan jutaan ide-ide kecil-lah yang membuat ekonomi

tetap tumbuh. Ide adalah instruksi yang membuat kita mengkombinasikan sumber

daya fisik yang penyusunannya terbatas menjadi lebih bernilai. Romer juga

berpendapat bahwa suatu negara miskin karena masyarakatnya tidak mempunyai

akses pada ide yang digunakan dalam perindustrian nasional untuk menghasilkan

nilai ekonomi.

Howkins (2001) dalam bukunya “The Creative Economy” menemukan

kehadiran gelombang ekonomi kreatif setelah menyadari pertama kali pada tahun

1996 ekspor karya hak cipta Amerika Serikat mempunyai nilai penjualan sebesar

US$ 60,18 miliar yang jauh melampaui ekspor sektor lainnya seperti otomotif,

pertanian, dan pesawat. Menurut Howkins (2001) ekonomi baru telah muncul

seputar industri kreatif yang dikendalikan oleh hukum kekayaan intelektual seperti

paten, hak cipta, merek, royalti, dan desain. Ekonomi kreatif merupakan

pengembangan konsep berdasarkan aset kreatif yang berpotensi meningkatkan

pertumbuhan ekonomi (Dos Santos 2007).

2.5. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai topik strategi pengembangan usaha telah banyak

dilakukan sebelumnya. Pada umumnya tujuan peneliti-peneliti yang mengkaji

topik penelitian mengenai strategi pengembangan usaha adalah untuk

menganalisis kondisi internal dan eksternal suatu perusahaan/organisasi,

menganalisis peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan suatu

Page 39: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

23

perusahaan/organisasi, merumuskan strategi terbaik untuk perusahaan/ organisasi

yang diteliti. Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai penelitian tentang

tanaman hias atau penelitian mengenai strategi pengembangan usaha.

Beberapa peneliti itu di antaranya adalah Rani Anggraeni (2010) mengenai

Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias Tropis Pada CV Bunga Indah Farm

Kabupaten Sukabumi; Elva (2010) mengenai Perencanaan Strategi Pengembangan

Pasar Tanaman Hias Bromelia Melalui Pendekatan Arsitektur Strategi (Studi

Kasus: Usaha Ciapus Bromel, Desa Taman Sari, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor); Agung Wibowo (2009) mengenai Analisis Kinerja dan

Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Sepatu di Kabupaten Bogor (Studi

Kasus pada CV. Anugerah Jaya, Desa Suka Makmur, Kecamatan Ciomas);

Mohammad Ikhsan (2009) mengenai strategi pengembangan usaha peternakan

domba Agrifarm Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor,

Jawa Barat; Nurhadi (2008) mengenai Analisis Strategi Pengembangan Usaha

Tanaman Hias Pada PT Kusuma Floracipta, Taman Anggrek, Ragunan, Jakarta;

Rozak Ade mengenai Analisis Strategi Pengembangan Usaha “Elsari Brownies &

Bakery” Kota Bogor Jawa Barat. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 10.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang terkait langsung

dengan topik strategi pengembangan usaha yakni terletak pada objek kajian,

tempat penelitian, alat analisis, dan hasil penelitian. Adapun persamaannya

terletak pada tujuan penelitian dalam menganalisis kondisi internal dan eksternal

perusahaan/organisasi, menganalisis peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan

suatu perusahaan/organisasi, serta merumuskan alternatif strategi bagi perusahaan

berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut. Dalam melakukan

penelitian dibutuhkan analisa terhadap penelitian terdahulu sebagai referensi

untuk menggambarkan dan menyimpulkan sesuatu yang terkait dengan penelitian

strategi pengembangan usaha yang dilakukan. Analisa menunjukkan bahwa

penelitian yang dilakukan memiliki kecenderungan hasil yang sama dalam

menentukan strategi pengembangan yang dilakukan. Seperti pada penelitian

Nurhadi (2008), Ikhsan (2009), dan Rozak Ade (2010) menunjukkan analisis

strategi dengan menggunakan analisis matriks IE menghasilkan kecenderungan

sel yang sama yaitu pada sel V matriks IE, sehingga secara umum strategi yang

Page 40: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

24

diterapkan perusahaan atau organisasi adalah strategi untuk bertahan dan

memelihara. Sedangkan pada penelitian Rani Anggraeni (2010) hasil matriks IE

berada pada sel II (tumbuh dan membangun) sehingga strategi yang dapat

diterapkan adalah strategi intensif. Penelitian Elva (2010) yang menggunakan

analisis SWOT dan arsitektur strategi terdapat tujuh strategi yang diterapkan

meliputi pengembangan spesifikasi produk, revitalisasi promosi, penambahan

kapasitas, memperbaiki manajemen, penetapan harga produk yang kompetitif,

sosialisasi produk, dan menjalin kerjasama dengan pihak terkait, sedangkan

arsitektur strategi mencakup program-program pengembangan yang bersifat

kontinu dan bertahap. Penelitian Agung Wibowo (2009) yang menggunakan alat

analisis Pendapatan Usaha, ROI dan R/C, serta analisis SWOT menunjukkan

keuntungan pengrajin sangat dipengaruhi volume produksi dengan ROI 19,71

persen dan R/C sebesar 1,15 per tahun mengindikasikan rata-rata imbang

penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan sebesar 1,15. Strategi yang

dapat dijalankan pun perlu mendapat dukungan dari pemerintah mulai dari

fasilitas kebutuhan modal, ketersediaan bahan baku dan pemasarannya.

Dengan mempelajari penelitian sebelumnya diharapkan peneliti memiliki

gambaran bagaimana hasil penelitian yang dilakukan untuk menganalisis strategi

pengembangan usaha rangkaian tanaman hias kreatif pada “Creative Shop” yang

diharapkan dapat membantu Cresh mengetahui kekuatan dan kelemahannya,

memanfaatkan peluang, meminimalisir ancaman, mencapai tujuan dan

memperoleh keuntungan. Dalam menganalisis strategi pengembangan ini

dilakukan pengumpulan input dengan menganalisis lingkungan internal dan

eksternal perusahaan/organisasi.

Penyusunan alternatif strategi menggunakan integrasi matriks IE dan

matriks SWOT untuk merangsang pengembangan strategi yang akan diterapkan

dalam perusahaan atau organisasi yang diteliti. Setelah itu pemilihan strategi

bisnis terbaik dilakukan menggunakan matriks QSP dan Arsitektur strategik

sehingga Cresh mampu menerapkan strategi bisnis terbaik.

Page 41: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Konsep Manajemen Strategis

Manajemen strategi merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan dalam

sebuah organisasi perusahaan. Dengan menerapkan manajemen strategi organisasi

perusahaan akan mampu mengendalikan serta menentukan sendiri nasib

keberlangsungan usahanya. Manfaat lain dari manajemen strategi bagi perusahaan

yaitu membantu organisasi perusahaan dalam merumuskan strategi-strategi yang

lebih baik melalui pendekatan yang lebih sistematis, logis, dan rasional untuk

menentukan pilihan-pilihan strategis. Sebagian besar manajer, baik ditingkat

corporate maupun pada tingkat teknis atau fungsional merasakan bahwa

penggunaan konsep manajemen strategis dapat mengurangi ketidakpastian dan

semakin kompleksnya masalah dalam dunia bisnis. Oleh karena itu dibutuhkan

suatu strategi manajemen untuk dapat mengintegrasikan fungsi-fungsi manajemen

dalam perusahaan agar dapat berkembang.

Pearce dan Robinson (1997) menyebutkan manajemen strategis

didefinisikan sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan

perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang

untuk mencapai sasaran perusahaan. Manajemen strategi merupakan seni dan ilmu

untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas

fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Tujuan dari

manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru

yang berbeda untuk masa mendatang. Manajemen strategis terdiri dari tiga tahap

yaitu : (1) formulasi strategi (2) implementasi strategi dan (3) tahap evaluasi

strategi. Dalam rangka meformulasikan strategi, langkah-langkah yang harus

dilakukan berupa (1) Pengembangan visi dan misi perusahaan,

(2) Mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, (3) Menentukan

kekuatan dan kelemahan internal, (4) Menetapkan tujuan jangka panjang,

(5) Merumuskan strategi alternatif serta (6) Memilih strategi tertentu yang akan

dilaksanakan (David 2006).

Menurut David (2002) manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai

seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan

Page 42: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

26

mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu

mencapai objektifnya. Sebagai suatu proses, pelaksanaan manajemen strategi

terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1) Tahapan perumusan strategi; 2) Tahapan

implementasi strategi; 3) Tahapan evaluasi Strategi.

Gambar 5. Model Komprehensif Manajemen Startegis Sumber : David (2009)

Pada Gambar 5, menunjukkan bahwa proses manajemen strategi meliputi

tiga tahap, yaitu:

1. Formulasi Strategi

Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi

perusahaan, mengidentifikasi peluang dan ancaman ekternal serta kekuatan

dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, membuat

sejumlah alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu untuk dijalankan.

2. Implementasi Strategi

Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasaran

tahunan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga

perumusan strategi dapat dilaksanakan. Termasuk pengembangan budaya

yang mendukung, penciptaan struktur yang efektif, pengarahan strategi

Melakukan

Audit

Eksternal

Melakukan

Audit

Internal

Membuat

Pernyataan

Visi dan

Misi

Menetap

kan

Tujuan

Jangka

Panjang

Merumus

kan,

Mengeva

luasi, dan

Memilih

Strategi

Impleme

ntasi

Startegi

Isu-Isu

Manajem

en

Implement

asi Strategi

Isu-Isu

Pemasaran

Keuangan,

Akuntansi,

Penelitian,

dan

Pengemban

gan, Sistem

Informasi

Manajemen

Mengukur

dan

Mengevalu

asi Kinerja

Formulasi

Strategi

Implementasi

Strategi

Evaluasi

Strategi

Page 43: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

27

pemasaran, penyiapan anggaran, pemanfaatan sistem informasi, serta

menghubungkan kompensasi karyawan dengan kinerja.

3. Evaluasi Strategi

Evaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi. Di dalam

tahap ini akan mengevaluasi hasil pelaksanaan dan strategi yang telah

dirumuskan dalam mencapai tujuan perusahaan. Tiga kekuatan pokok dalam

evaluasi strategi adalah : 1) Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan

internal berdasarkan strategi yang telah ada, 2) Mengukur kinerja,

3) Melakukan tindakan korektif.

3.1.2. Hirarki Strategi

Manajemen strategi merupakan suatu aktifitas yang dijalankan oleh

seluruh level manajemen dalam perusahaan. Ditinjau dari tugas dan fungsinya,

manajemen strategi membentuk sebuah hirarki. Pearce dan Robinson (1997)

membagi strategi menjadi tiga tingkatan, antara lain:

1. Strategi tingkat korporasi yang disusun berdasarkan sasaran dan strategi

jangka panjang yang mencakup bidang fungsional. Manajer pada tingkat

korporasi berusaha memnfaatkan kompetensi perusahaan dengan

menerapakan portofolio bisnis dan mengembangkan rencana.

2. Strategi tingkat bisnis yang menerjemahkan rumusan arah dan keinginan di

tingkat korporasi ke dalam sasaran dan strategi yang nyata untuk masing-

masing divisi. Para manajer pada tingkat bisnis menentukan bagaimanan

perusahaan akan bersaing di arena pasar produk tertentu.

3. Strategi tingkat fungsional yang disusun berdasarkan sasaran tahunan dan

strategi jangka pendek di tingkat fungsional. Strategi fungsional ini lebih

bersifat operasional, karena akan langsung diimplementasikan oleh fungsi-

fungsi manajemen yang berada pada tingkat bawah.

3.1.3. Strategi Pengembangan Usaha

Strategi bisnis berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan

untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam bisnis utamanya. Pentingnya

keputusan strategi berkaitan dengan sumberdaya perusahaan. Sebagaimana kita

ketahui bahwa strategi memberikan stabilitas arah dan orientasi yang konsisten

Page 44: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

28

dengan memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Strategi yang berhasil pada umumnya dengan mengombinasikan beberapa hal

berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan yaitu:

1) Sasaran Sederhana Jangka Panjang

Setiap strategi bisnis harus merupakan kejelasan dari sasaran, jika tidak

strategi tidak dapat memberikan stabilitas dan kesatuan arah perusahaan.

Sasaran ini harus jelas dan konsisten serta tetap berorientasi pada tanggung

jawab terhadap pemegang saham, para pegawai, dan konsumen.

2) Analisis Lingkungan Persaingan

Kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari konsumen

dapat berpengaruh pada penentuan posisi pasar. Kemampuan dalam

memahami lingkungan bisnis ini dapat berupa pemahaman tentang penilaian

pasar saham, pandangan terhadap potensi kemungkinan akuisisi serta

kemampuan dalam mengidentifikasi dan memotivasi sumberdaya manusia

perusahaan.

3) Penilaian Sumberdaya yang Objektif

Kesadaran akan kondisi sumberdaya dan kemampuan perusahaan, termasuk

reputasi yang berhubungan dengan nama perusahaan dan merek produk,

kemampuan untuk memotivasi pegawai, keefektifan dalam menangani

kemitraan dengan para pemasok, serta kemampuan dalam menangani dan

mengendalikan mutu produk.

4) Penerapan yang Efektif

Strategi yang paling tepat bagi perusahaan mungkin tidak akan berguna jika

tidak diterapkan secara efektif. Penerapan strategi yang efektif memrlukan

pembentukan kepemimpinan, struktur organisasi dan sistem manajemen yang

mampu memegang komitmen dengan baik serta koordinasi seluruh pegawai

dan mobilisasi sumberdaya sebagai pelengkap strategi.

3.1.4. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Visi perusahaan merupakan cita-cita yang ingin dicapai yang ada dalam

benak pendiri perusahaan dan mewakili seluruh anggota perusahaan (Umar 2001).

Pernyataan visi menjawab pertanyaan “Kita ingin seperti apa?” atau “Kita ingin

kemana?”. Visi diperlukan agar selama dalam masa keberlangsungan organisasi

Page 45: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

29

perusahaan semua komponen terkait memiliki arah dan pegangan dalam

menjalankan perusahaan. Visi diperlukan untuk memotivasi tenaga kerja secara

efektif. Visi bersama antara manajer dan karyawan menciptakan perhatian

bersama yang dapat mengangkat pekerja dari kebosanan kerja dan menempatkan

mereka ke dunia baru yang penuh peluang dan tantangan (David 2006). Beberapa

karakteristik visi yaitu: (1) diciptakan melalui konsensus; (2) bentuk citra atau

gambaran ideal dimasa datang; (3) menggambarkan sesuatu yang mungkin, tidak

perlu harus dapat diperkirakan; (4) membrikan arah dan fokus; (5) mempengaruhi

orang menuju misi; dan (6) tidak memiliki batas waktu.

Setelah menentukan visi, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah

membuat misi. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar menjadi

mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staff perusahaan (Umar 2001). Visi yang

tertulis inilah yang dikenal sebagai misi. King dan Cleland dalam Pearce dan

Robinson (1997) sasaran dari misi adalah : (1) memastikan kesamaan tujuan

(purpose) dalam organisasi; (2) menjadi landasan untuk memotivasi pemanfaatan

sumber daya organisasi; (3) mengembangkan landasan, atau standar untuk

pengalokasian sumber daya organisasi; (4) menetapkan warna umum iklim

organisasi, misalnya mengisyaratkan operasi yang bersifat bisnis (businesslike

operation); (5) berfungsi sebagai titik fokus bagi mereka yang sepakat dengan

tujuan umum (purpose) dan arah organisasi dan menghalangi mereka yang tidak

sepakat dengan itu agar tidak lagi melibatkan diri dengan kegiatan-kegiatan

organisasi; (6) memudahkan penerjemahan sasaran dan tujuan ke dalam suatu

struktur kerja yang mencakup penetapan tugas kepada elemen-elemen yang

bertanggung jawab dalam organisasi; (7) menegaskan tujuan umum (purpose)

organisasi dan pewujudan tujuan-tujuan umum ini menjadi tujuan yang lebih

spesifik sedemikian hingga parameter biaya, waktu, dan kinerja dapat ditetapkan

dan dikendalikan.

Tujuan perusahaan merupakan pernyataan kualitatif mengenai keadaan

atau hasil yang ingin dicapai dimasa datang. Pearce dan Robinson (1997)

menyatakan bahwa ada tiga tujuan ekonomis yang memedomani arah strategis

dari hampir semua organisasi bisnis yaitu ; (1) kelangsungan hidup;

Page 46: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

30

(2) pertumbuhan; (3) profitabilitas. Sedangkan Meisafitri (2008) menyatakan

defenisi tujuan sebagai suatu pengukur proses pengubahan sumber yang terdiri

dari tiga elemen, yaitu : (1) atribut yang dipilih untuk mengukur efisiensi; (2)

ukuran atau skala untuk mengukur atribut; (3) sasaran yaitu nilai tertentu pada

skala yang ingin dicari untuk dicapai perusahaan.

3.1.5. Formulasi Strategi

Dalam menetapkan formulasi strategi pengembangan usaha, pihak

perusahaan harus mengetahui latar belakang dan permasalahan utama yang

terjadi. Apabila hal ini dapat teridentifikasi dengan jelas maka proses penerapan

strategi pengembangan usaha tersebut akan berjalan dengan baik. Setidaknya

langkah awal dalam proses menuju terpecahnya masalah sudah dilakukan dengan

baik.

3.1.6. Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis lingkungan diperlukan dalam rangka menilai lingkungan

organisasi secara keseluruhan, yaitu meliputi faktor-faktor yang berada di dalam

(internal) dan di luar (eksternal) maupun perusahaan yang dapat mempengaruhi

kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3.1.6.1. Lingkungan Internal

Lingkungan internal perusahaan merupakan lingkungan organisasi yang

berada dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung

dan khusus pada perusahaan. Analisis lingkungan internal mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan (Pearce

dan Robinson 1997). Tidak satu pun perusahaan yang sama kuat atau lemah di

semua bidang (David 2002). Lingkungan internal perusahaan merupakan faktor-

faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari intern

perusahaan.

Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan

lain relatif terhadap pesaimg dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin

dilayani oleh perusahaan. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam

sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas secara serius menghambat kinerja

Page 47: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

31

efektif perusahaan. (Pearce dan Robinson 1997). Faktor-faktor internal

perusahaan pada umumnya dibagi atas faktor: 1) Manajemen, 2) Sumberdaya

manusia, 3) Produksi dan operasi, 4) Pemasaran dan distribusi, 5) Permodalan dan

keuangan, serta 6) Penelitian dan pengembangan (David 2009).

a. Manajemen

Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang

mecakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia, dan

keuangan. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar, yaitu

perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, dan penyusunan staf.

b. Pemasaran

Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, menciptakan, dan

memenuhi kebutuhan, dan keinginan pelanggan akan produk. Terdapat tujuh

fungsi dasar pemasaran, yaitu: (1) analisis pelanggan, (2) menjual produk,

(3) merencanakan produk dan jasa, (4) menetapkan harga, (5) distribusi,

(6) riset pemasaran, (7) analisis peluang.

c. Keuangan

Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing

perusahaan dan daya tarik bagi investor. Menetapkan kekuatan dan kelemahan

keuangan amat penting untuk merumuskan strategi secara efektif.

d. Produksi dan Operasi

Fungsi produksi terdiri atas aktivitas mengubah masukan menjadi barang dan

jasa. Manajemen produksi dan operasi menangani masukan perubahan dan

keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar.

e. Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Istilah Litbang digunakan untuk menggambarkan beragam kegiatan. Dalam

beberapa institusi, para ilmuan melakukan penelitian dan pengembangan dasar

di laboratorium dan berkonsentrasi pada masalah teoritis. Sementara di

perusahaan, para ahli melakukan pengembangan produk dengan berkonsntrasi

pada peningkatan kualitas produk.

f. Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informasi Manajemen (SIM) bertujuan untuk meningkatkan kinerja

perusahaan dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. SIM

Page 48: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

32

yang efektif berusaha mengumpulkan, memberi kode, menyimpan,

mensintesa, dan menyajikan informasi database, sehingga dapat

melaksanakan kegiatan operasional dan menyusun strategi yang tepat.

3.1.6.2. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari semua keadaan dan kekuatan

yang mempengaruhi pilihan (opsi) strateginya dan menentukan situasi pesaingnya.

Model manajemen strategi memperlihatkan lingkungan eksternal ini sebagai tiga

segmen yang berinteraksi : 1) lingkungan operasional; 2) Industri; 3) lingkungan

yang jauh. (Pearce dan Robinshon 1997)

Manajemen strategis eksternal terkadang disebut pemindaian lingkungan

atau analisis industri. Audit eksternal berfokus pada upaya identifikasi atau

evaluasi tren dan kejadian yang berada di luar kendali suatu perusahaan. Audit

eksternal dapat mengungkap peluang-peluang dan ancaman-ancaman besar yang

dihadapi suatu organisasi. Tujuan audit eksternal adalah untuk mengembangkan

sebuah daftar dari peluang yang dapat menguntungkan perusahaan dan ancaman

yang harus dihindari. Kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi: (1) kekuatan

ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan; (3) kekuatan

politik, pemerintahan, dan hukum; (4) kekuatan teknologi; dan (5) kekuatan

kompetitif.

a) Kekuatan ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim

berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk

pula iklim berbisnis.. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam

menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah siklus bisnis,

ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan

jasa, produktivitas, dan tenaga kerja.

b) Kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan

Kondisi sosial masyarakat yang berubah-ubah dapat mempengaruhi

perusahaan. Aspek kondisi sosial seperti sikap, gaya hidup, adat-istiadat, dan

kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, sebagai yang

dikembangkan misalnya dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius,

pendidikan dan etnis.

Page 49: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

33

c) Kekuatan politik, pemerintah dan hukum

Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi

para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan

berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal

utama yang perlu diperhatikan dari faktor politik adalah undang-undang

tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar

negeri, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang keamanan dan kesehatan

kerja, dan sistem perpajakan.

d) Kekuatan teknologi

Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik di

bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Teknologi

tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru, tetapi juga meliputi cara-

cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu

pekerjaan.

e) Kekuatan Kompetitif (Analisis Lingkungan Industri)

Model lima kekuatan porter tentang analisis kompetitif adalah pendekatan

yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak

industri. Menurut Porter, Persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai

kombinasi atas lima kekuatan yaitu kemungkinan masuknya pesaing baru,

kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok, kekuatan tawar-menawar

pembeli/konsumen, tekanan dari produk subtitusi, dan persaingan antar

perusahaan sejenis.

Gambar 6. Model Lima Kekuatan Porter Sumber: David (2009)

Potensi Pengembangan Produk-

Produk Pengganti

Persaingan antar Perusahaan

Saingan

Potensi Masuknya

Pesaing Baru

Daya Tawar

Pemasok

Daya Tawar

Konsumen

Page 50: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

34

3.1.7. Matriks Internal-Eksternal (I-E)

Matriks I-E menggunakan parameter yang meliputi parameter kekuatan

internal dan pengaruh eksternal perusahaan yang masing-masing akan

dididentifikasi ke dalam elemen eksternal dan internal melalui matriks Eksternal

Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE). Tujuan

penggunaan matriks I-E adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat

perusahaan yang lebuh detail (Rangkuti 2000).

Menurut David (2004), tujuan melakukan audit eksternal dalam suatu

matriks EFE adalah untuk mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat

dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang harus dihindari. Audit eksternal

tersebut meliputi aspek ekonomi, sosial budaya, politik, pemerintah, teknologi,

persaingan, dan konsumen.

Sementara audit internal dalam matriks I-E dilakukan dengan

mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan

dibidang-bidang fungsional, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/

akunting, produksi/ operasi, pendidikan dan pengembangan dan sistem informasi

komputer (David 2004).

Pengembangan kedua matriks tersebut menghasilkan matriks internal-

eksternal (I-E) yang menghasilkan sembilan macam sel yang diperlihatkan

kombinasi total nilai terboboti dari matriks IFE-EFE. Tetapi, pada prinsipnya

kesembilan sel dapat dikelompokan menjadi tiga strategi utama yang memiliki

implikasi strategi yang berbeda.

Pertama, Growth Strategy, dapat disebut tumbuh dan bina. Divisi ini

berbeda dengan sel I, II, atau IV. Dalam hal ini perusahaan biasanya mengejar

pertumbuhan dalam keuntungan,pangsa pasar, dan tujuan primer lain. Strategi

Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk).

Kedua, Stability Strategy, dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan

pelihara. Divis ini berada pada sel III, V, VII. Perusahaan menerapkan strategi

tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Tujuannya relatif dipensif ,

yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit.

Ketiga, Retrechment Strategy, dapat pula disebut strategi panen atau

divestasi. Divisi ini mesuak ke dalam sel VI, VII, IX. Pada saat kelangsungan

Page 51: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

35

hidup perusahaan terancam dan tidak lagi dapat bersaing secara efektif. Seringkali

strategi ini menekankan pada penghematan.

3.1.7. Analisis Strenghts, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT)

Menurut Rangkuti (2000), SWOT merupakan singkatan dari Strenghts

(Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats

(Ancaman). Kekuatan dapat dijelaskan sebagai sisi positif organisasi yang dapat

membimbing ke arah peluang yang lebih luas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk

pengembangan. Kelemahan adalah setiap kekurangan di dalam hal keahlian dan

sumberdaya perusahaan. Adapun cara untuk mengatasi berbagai kelemahan ini

antara lain dengan pengambil alihan, penggabungan atau pelatihan dan

pengembangan.

Peluang kesempatan menggambarkan peristiwa-peristiwa di lingkungan

luar dimana memungkinkan organisasi mendapat keuntungan. Hal ini timbul dari

perubahan-perubahan teknologi, pasar, dan produk, perundang-undangan dan

sebagainya. Ancaman adalah bahaya atau atau masalah yang dapat

menghancurkan kedudukan organisasi. Contohnya, peluncuran produk baru,

pesaing, perubahan standar keamanan, perubahan model, atau permasalahan yang

timbul dari pemasok dan pelanggan.

3.1.8. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitaif (QSPM)

Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning

Matrix-QSPM). QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk

mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan

kunci internal dan eksternal yang telah diindentifikasi sebelumnya (David 2006).

QSPM menggunakan input dari analisis tahap pertama, yaitu matriks IFE

dan EFE serta input dari hasil pencocokan pada tahap kedua, misalnya matriks IE

atau matriks SWOT untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi.

Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi

berdasarkan sejauh mana faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal

dimanfaatkan atau diperbaiki. Daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam

satu set alternatif dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatif dari masing-

masing faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal.

Page 52: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

36

Rangkuti (2003) menyatakan kelebihan QSPM antara lain : (1) strategi

dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan, (2) tidak ada batas untuk jumlah

strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus, (3) alat ini mengharuskan

ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait ke

dalam proses keputusan dan (4) mengembangkan QSPM membuat faktor-faktor

kunci lebih kecil kemungkinannya terabaikan atau diberi bobot secara tidak

sesuai. Sedangkan kekurangan QSPM antara lain adalah : (1) proses ini selalu

memerlukan penilaian intuitif dan asumsi yang diperhitungkan, (2) memberi

peringkat dan nilai daya tarik mengharuskan keputusan subyektif, walaupun

demikian prosesnya harus menggunakan informasi obyektif, dan (3) konsep ini

hanya dapat sebaik informasi yang diperlukan dan analisis penjodohan menjadi

landasannya.

3.1.9. Arsitektur Strategi

Menurut Yoshida (2006), arsitektur strategik merupakan pendekatan yang

lebih fleksibel dalam melakukan perencanaan strategik sekaligus sebagai solusi

untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang amat cepat. Lebih jauh lagi

Yoshida (2006) menyatakan bahwa arsitektur strategi tersebut dibuat sebagai

suatu rancangan peta strategi yang bermanfaat bagi perusahaan untuk

merumuskan strateginya ke dalam kanvas (blue print) rencana organisasi untuk

meraih visi dan misinya dalam bentangan waktu yang telah ditentukan.

Organisasi yang akan menerapkan pendekatan arsitektur strategik ini

terlebih dahulu merumuskan visi dan misi organisasi, menganalisis lingkungan

internal dan eksternal, mengidentifikasi dan menggambarkan industri yang akan

atau yang telah dimasukinya lengkap dengan gambaran masa depan industri

(industry foresight), serta merumuskan tantangan dan sasaran organisasi. Berikut

ini penjelasan lebih lanjut mengenai industry foresight, tantangan (strategic

challenge), dan sasaran.

a. Industry Foresight

Menurut Hamel dan Prahald (1995) diacu dalam Yoshida (2006), industry

foresight merupakan suatu asumsi terbaik yang disepakati bersama tentang masa

depan suatu asumsi terbaik yang disepakati bersama tentang masa depan suatu

industri atau perusahaan maupun organisasi yang diperlukan untuk menunjang

Page 53: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

37

evolusi bisnis tersebut. Industry foresight ini memberikan gambaran tentang hal-

hal yang potensial dalam organisasi untuk dikembangkan di masa depan dan

memungkinkan organisasi tersebut untuk mengambil posisi sebagai pemimpin.

b. Tantangan Organisasi (Strategic Challenge)

Tantangan organisasi adalah sarana atau tata cara operasional yang harus

dimiliki dan diaplikasikan oleh organisasi untuk memperoleh keunggulan-

keunggulan bersaing baru secara bertahap. Tantangan pun seringkali diartikan

sebagai tujuan jangka pendek suatu organisasi (Yoshida 2006).

c. Sasaran Organisasi

Menurut Yoshida (2006), sasaran merupakan tujuan organisasi yang

dikuantifikasikan dengan baik. Sasaran ini dibuat dalam rangka memudahkan

organisasi dalam mencapai tujuannya, baik tujuan jangka panjang maupun jangka

pendek.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini dimulai dari hal yang

paling mendasar yang harus diketahui yaitu visi, misi dan tujuan yang dicita-

citakan oleh sang pendiri perusahaan. Ekplorasi visi, misi dan tujuan digali dari

sang pendiri sekaligus pengelola Cresh saat ini yaitu Desty Dwi Sulistyowati

melalui proses wawancara langsung. Selain visi, misi, dan tujuan perusahaan data

yang digali adalah sejarah usaha, kegiatan perusahaan, keadaaan lingkungan

internal dan eksternal perusahaan. Khusus penggalian informasi kegiatan dan

keadaan internal perusahaan wawancara juga dilakukan kepada pengelola Cresh

yang lain yaitu Ach. Firman Wahyudi, Desi Agustiani, Ratih Pusparani, dan Rico

Juni Artanto.

Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, sebuah organisasi perusahaan

seringkali menghadapai suatu permsalahan, begitu juga dengan Cresh. Cresh

sebagai usaha rangkaian tanaman hias kreatif memiliki beberapa permasalahan

yang dihadapi dalam menjalankan aktivitas usahanya. Permasalahan yang

dihadapi meliputi produksi yang dilakukan masih terbatas dan belum mampu

memenuhi permintaan yang semakin meningkat, terbatasnya SDM produksi yang

mampu berkreasi membuat rangakaian tanaman hias kreatif, dan belum memiliki

Jaringan distribusi yang baik dalam penjualan produknya.

Page 54: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

38

Visi Cresh adalah menjadi sentra usaha rangkaian tanaman hias kreatif

Indonesia. Sedangkan misinya adalah menjalin hubungan kemitraaan strategis

dengan seluruh stakeholder dalam pengembangan usaha Cresh, meningkatkan

ketersediaan produk yang unik dan berkualitas,harga yang terjangkau, dan

menjamin kontinuitas produk, menanamkan pendidikan dini kepada anak-anak

dan masyarakat untuk mencintai dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan,

menjadi toko produk khas pertanian kreatif berbasis ilmu, kreatifitas, inovasi, dan

kemandirian, meningkatkan semangat berwirausaha generasi muda dalam

menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat dengan berbasiskan pertanian.

Dengan kekuatan visi, misi, serta potensi yang dimiliki oleh Cresh, usaha

rangkaian tanaman hias kreatifini memiliki peluang yang bisa dikembangkan

untuk menjadi usaha yang besar dan mampu mencapai tujuannya dengan

menerapkan strategi pengembangan usaha yang tepat.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu metode analisis

yang mampu memberikan beberapa alternatif strategi terbaik yang bisa dilakukan

dalam pengembangan Cresh. Dalam merumuskan strategi pengembangan yang

dilakukan peneliti menggunakan landasan teori yang dikemukakan oleh David

(2006) yaitu terdapat tiga tahapan analisis yang bisa dilakukan dalam

mengembangkan strategi. Tahapan tersebut meliputi tahap input, tahap

pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan. Tahap input merupakan tahapan

dengan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap suatu organisasi

dalam menjalankan usahanya. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal dan

faktor eksternal organisasi.

Analisis faktor internal perusahaan meliputi faktor-faktor yang

mempengaruhi organisasi dari dalam organisasi tersebut. Faktor internal yang

dapat dianalisis yakni manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi, produksi dan

operasi, riset dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Selanjutnya

hasil analisa faktor internal tersebut kemudian dianalisis faktor-faktor mana saja

yang merupakan kekuatan dan kelemahan organisasi. Setelah mengetahui faktor

kekuatan dan kelemahan tersebut langkah selanjutnya adalah

memformulasikannya ke dalam matriks IFE.

Page 55: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

39

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan

organisasi dari luar organisasi tersebut. Hal yang dapat dianalisa dari faktor

eksternal yakni lingkungan umum dan lingkungan industri. Lingkungan umum

meliputi sosioekonomi (ekonomi, sosial, demografi, dan iklim), teknologi, dan

pemerintah. Sedangkan lingkungan industri meliputi persaingan antar perusahaan,

masuknya pesaing baru, produk substitusi, kekuatan tawar menawar penjual/

pemasok, dan kekuatan tawar menawar pembeli/ konsumen. Analisa terhadap

faktor eksternal tersebut kemudian diidentifikasi mana yang termasuk ancaman

dan peluang bagi organisasi, untuk diformulasikan ke dalam matriks EFE.

Hasil dari matriks IFE dan EFE kemudian digambarkan dalam matrik I-E

untuk diperoleh posisi perusahaan saat ini, sehingga dapat diketahui strategi

alternatif mana saja yang digunakan dengan kondisi organisasi saat ini. Sedangkan

analisis SWOT berfungsi untuk merumuskan alternatif strategi sebagai hasil

analisis dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang menghasilkan

alternatif strategi SO (kekuatan-peluang), ST (kekuatan-ancaman), WO

(kelemahan-peluang), WT (kelemahan-ancaman).

Langkah terakhir adalah pengambilan keputusan untuk menentukan

strategi yang paling tepat dari semua alternatif strategi yang ada. Pengambilan

keputusan ini menggunakan alat analisis yaitu berupa matriks perencanaan strategi

kuantitatif (Quantitave Strategic Planning Matrix-QSPM) dan Arsitektur

strategik. Strategi alternatif terbaik yang dihasilkan dipetakan berdasarkan waktu

pelaksanaannya dan tetap berlandaskan pada visi dan misi dari Cresh sehingga

tidak terjadi penyimpangan tujuan yang akan dicapai oleh Cresh sebagai usaha

rangakaian tanaman hias kreatif.

Adapun kerangka pemikiran operasional penelitian dapat dilihat pada

Gambar 7.

Page 56: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

40

Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Cresh

Cresh (Creative Shop)

Identifikasi Permasalahan :

1. Produksi yang dilakukan masih terbatas dan belum mampu

memenuhi permintaan yang semakin meningkat

2. Terbatasnya SDM produksi yang mampu berkreasi membuat

produk pertanian kreatif

3. Belum memiliki Jaringan distribusi yang baik dalam

penjualan produknya.

Visi dan Misi Organisasi

Strategi Pengembangan Usaha

Tahap 1: Tahap Input

Analisis Lingkungan Internal

melalui Matriks IFE

Analisis Lingkungan Eksternal

melalui Matriks EFE

Manajemen

Keuangan/ akuntansi

Produksi dan operasi

Pemasaran

Riset dan pengembangan

Sistem Informasi

Manajemen

Lingkungan Umum :

Sosioekonomi, Teknologi,

Pemerintahan

Lingkungan Industri :

Persaingan dan masuknya

pesaing baru, produk substitusi

kekuatan tawar menawar baik

antar penjual/ pemasok dan

pembeli/ konsumen

Tahap 2: Tahap Pencocokan

Matriks I-E Analisis SWOT

Tahap 3: Keputusan

Matriks QSP, Arsitektur Strategi

Strategi Bisnis Prioritas

Page 57: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Cresh yang merupakan usaha rangkaian

tanaman hias kreatif di Desa Babakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan

lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) mengingat Cresh merupakan usaha

rangkaian tanaman hias kreatif yang masih baru serta masih dalam tahap

berkembang sehingga membutuhkan strategi-strategi yang tepat untuk mencapai

tujuan usahanya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai

Desember 2010.

4.2. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan responden dilakukan dengan cara purposive sampling

yaitu penentuan dengan cara sengaja dengan pertimbangan bahwa responden

adalah pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. Responden pada penelitian ini

adalah pihak-pihak internal Cresh yang berjumlah lima orang, yaitu pemilik

sekaligus pengelola usaha Cresh dengan bobot suara yang juga sama dalam

menentukan keputusan.

4.3. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan pelaksanaan penelitian yang

dilakukan. Desain penelitian menunjukan cara menggunakan variabel-variabel

secara efisien dan ekonomis. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif dan metode kasus. Metode deskriptif adalah

pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat terhadap status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran dan suatu kelas

peristiwa.

Tujuan metode deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran,

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat,

hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan metode studi kasus

merupakan prosedur dan teknik penelitian tentang subjek yang diteliti berupa

individu, lembaga, kelompok atau pun masyarakat untuk memperoleh gambaran

secara rinci tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus.

Page 58: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

42

Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Cresh yang merupakan

usaha rangkaian tanaman hias kreatif di Desa Babakan, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat.

4.4. Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data

kuantitatif yang diperoleh dalam organisasi maupun dari luar organisasi. Data

kualitatif diantaranya meliputi sejarah dan perkembangan usaha, visi, misi, tujuan

usaha, dan manajemen organisasi dalam menjalankan kegiatan usaha. Data

kuantitatif diantaranya meliputi jumlah dan kapasitas produksi dan jumlah tim

pengelola Cresh. Bentuk data yang digunakan adalah data primer dan data

sekunder. Data primer meliputi data yang diperoleh melalui observasi dan

wawancara secara langsung kepada pihak pengelola Cresh, sedangkan data

sekunder diperoleh dari data-data organisasi, artikel, literatur, dari instasi-instansi

yang terkait dengan topik penelitian.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara wawancara langsung

dan mendalam (depth interview) kepada responden yang merupakan pengelola

Cresh, serta observasi langsung kepada obyek penelitian. Data lainnya diperoleh

melalui studi penelusuran literatur.

4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh diolah dengan metode pengolahan data

secara kualitatif dan kuantitatif, kemudian dianalisis lebih lanjut untuk menyusun

sasaran yang merupakan prioritas bagi perusahaan dengan beberapa pendekatan

guna mendapatkan alternatif strategi perusahaan. Metode pengolahan dan analisis

data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis formulasi strategi. Adapun alat

bantu analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks faktor

internal-eksternal (matriks IE), matriks SWOT, dan matriks QSP.

4.6.1. Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif melalui metode kasus dilakukan

untuk mendeskripsikan gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah dan

Page 59: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

43

perkembangan perusahaan; visi, misi dan tujuan perusahaan; lokasi perusahaan;

dan struktur organisasi perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk menunjukkan

kondisi real perusahaan.

4.6.2. Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi

Mengacu pada David, proses perumusan strategi didasarkan pada kerangka

tiga tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan (input stage), tahap

pencocokan (matching stage), dan tahap keputusan (decision stage). Analisis tiga

tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis

lingkungan internal dan eksternal (IFE dan EFE), analisis IE, analisis SWOT, dan

analisis QSPM.

4.6.2.1. Tahap Masukan (Input Stage)

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah melakukan analisis lingkungan

internal dan eksternal perusahaan melalui matriks IFE dan EFE. Evaluasi faktor

internal (Internal Factor Evaluation) digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor

internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap

penting. Tahap masukan meliputi:

a) Analisis Lingkungan Internal

Analisis internal bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan

perusahaan dari aspek pemasaran, riset dan pengembangan, operasional

produksi, keuangan, dan sumberdaya manusia. Hasil dari analisis lingkungan

internal kemudian diolah dengan menggunakan matriks IFE. Matrik IFE

digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Berikut ini adalah

tahapan kerjanya :

i) Identifikasi faktor internal perusahaan, kemudian dilakukan dengan

wawancara atau diskusi dengan responden terpilih dengan menetukan

apakah faktor-faktor tersebut telah sesuai dengan kondisi internal

perusahaan saat ini.

ii) Penentuan bobot pada analisis internal perusahaan dilakukan dengan cara

mengajukan pertanyaan kepada responden terpilih dengan menggunakan

Page 60: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

44

metode paired comparison. Untuk menentukan bobot setiap variabel

menggunakan skala 1, 2, dan 3.

1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator

vertikal

2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator

vertikal

3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator

Vertikal

Tabel 4. Format Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal

Faktor Strategi

Internal A B C D ... Total Bobot

A

B

C

D

...

Total Sumber : Kinnear dan Taylor (2001)

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap

vairabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan

rumus :

Keterangan :

αi = bobot variable ke -i

Xi = nilai variable ke -i

i = 1, 2, 3, …

n = jumlah variable

Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0

(sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan

kepada masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-

masing faktor mengidentifikasi tingkat penting dari relatif dari faktor

terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa memandang

apakah faktor kunci itu adalah kekuatan dan kelemahan internal, faktor

yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja perusahaan

αi n

i = 1

=

Xi

Page 61: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

45

harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus

sama dengan 1,0.

iii) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor yang

mengindikasikan apakah faktor tersebut menunujukan kelemahan utama

(peringkat = 1) atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor

(peringkat = 3) atau kekuatan utama (peringkat = 4). Perhatikan bahwa

kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4, dan kelemahan harus

mendapat peringkat 1 atau 2. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan,

dimana bobot dilangkah dua adalah berdasarkan industri.

iv) Nilai dari pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada tiap

faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk

memperoleh total skor pembobotan. Total skor pembobotan akan

berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. jika total skor

pembobotan IFE 3,0-4,0 berarti kondisi internal perusahaan tinggi atau

kuat, kemudian jika 2,0-2,99 berarti kondisi internal perusahaan rata-rata

atau sedang dan jika 1,0-1,99 berarti kondisi internal perusahaan rendah

atau lemah.

b) Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi ancaman dan peluang

yang mungkin dihadapi oleh perusahaan. Analisis lingkungan eksternal dapat

dilihat dari lingkungan umum dan lingkungan industri. Lingkungan umum

terdiri dari sosioekonomi (ekonomi, sosial, demografi, iklim) teknologi dan

pemerintahan. Lingkungan industri terdiri dari kekuatan persaingan dalam

industri, kekuatan kemungkinan masuknya pendatang baru, kekuatan tawar

menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pemebeli, dan potensi

pengembangan produk substitusi. Dari analisis lingkungan eksternal ini

kemudian diolah dengan menggunakan matriks EFE. Matriks EFE digunakan

untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan dalam lingkungan

eksternal perusahaan. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh

secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Berikut ini

adalah tahapan kerjanya :

Page 62: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

46

i) Identifikasi faktor eksternal perusahaan, kemudian dilakukan wawancara

atau diskusi dengan responden terpilih untuk menentukan apakah faktor-

faktor tersebut telah sesuai dengan kondisi eksternal perusahaan saat ini.

ii) Penentuan bobot pada analisis eksternal perusahaan dilakukan dengan

cara mengajukan pertanyaan kepada responden terpilih dengan

menggunakan metode paired comparation. Untuk menentukan bobot

setiap variabel menggunakan skala 1, 2, dan 3.

1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator

vertikal

2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator

vertikal

3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Tabel 5. Format Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal

Faktor Strategi

Eksternal A B C D ... Total Bobot

A

B

C

D

...

Total Sumber : Kinnear dan taylor (2001)

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap

vairabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan

rumus :

Keterangan :

αi = bobot variable ke -i

Xi = nilai variable ke -i

i = 1, 2, 3, …

n = jumlah variable

Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0

(sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan

kepada masing-masing faktor untuk mengidentifikasikan tingkat penting

relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri.

αi n

i = 1

=

Xi

Page 63: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

47

Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah peluang dan ancaman,

faktor yag dianggap memiliki pengaruh yang paling besar dalam kinerja

perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh

bobot harus sama dengan 1,0.

iii) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor peluang atau

ancaman, yaitu :

1 = Sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau

mengatasi ancaman tersebut rendah

2 = Rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi

ancaman tersebut sedang (respon sama dengan rata-rata)

3 = Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi

ancaman tersebut di atas rata-rata

4 = Sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih dan mengatasi

ancaman tersebut superior

iv) Nilai dari pembobotan kemudian dikalikan dengan peringkat pada tiap

faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk

memperoleh total skor pembobotan. Total skor pembobotan akan

berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor

pembobotan EFE 3,0-4,0, berarti perusahaan merespon kuat terhadap

peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, kemudian jika

2,0-2,99 berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan

ancaman yang ada dan 1,0-1,99 berarti perusahaan tidak dapat merespon

peluang dan ancaman yang ada.

4.6.2.2. Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap pencocokan merupakan tahapan untuk menghasilkan alternatif

strategi yang layak dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal yang

telah dihasilkan pada tahap input. Pada tahap pencocokan ini digunakan alat

analisis matriks IE dan SWOT.

a) Matriks Internal-Eksternal (I-E)

Matriks I-E menggunakan parameter kekuatan internal dan pngaruh eksternal

perusahaan yang masig-masing diidentifikasi dalam element eksternal dan

internal melalui matriks IFE dan EFE. Tujuan penggunaan matriks I-E adalah

Page 64: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

48

untuk memperoleh stratei bisnis ditingkat perusahaan yang lebih detail

(Rangkuti, 2000).

Menurut David (2006) matriks I-E didasari pada dua dimensi kunci yaitu total

rat-rata tertimbang IFE pada sumbe x dan total rata-rata tertimbang EFE pada

sumbu y. Pada sumbu x matriks I-E, total rata-rata tertimbang dari 1,0 hinggi

1,99 dianggap rendah ; nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah menengah ; dan nilai

dari 3,0-4,0 adalah tinggi.

Gambar 8. Format Matriks I-E Sumber: David (2006)

Dari sembilan sel matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang

memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, sel I, II, IV digambarkan

sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif (penitrasi pasar,

pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi

ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi

paling sesuai untuk diterapkan. Kedua, sel II, V, VII digambarkan sebagai

jaga dan pertahankan; penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah

dua strategi yang umum digunakan untuk tipe sel ini. Ketiga, sel VI, VII,

IX adalah tuai atau divestasi yaitu usaha memperkecil atau mengurangi

usaha.

c) Matriks SWOT

Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (Matriks SWOT)

merupakan alat yang penting untuk membantu manajer mengembangkan

empat tipe strategi, yaitu SO (Strengths-Opportunities), WO (Weaknesses-

Kuat

II I III

IV

IX VIII VII

VI V

3,0

1,0

2,0

3,0

4,0 1,0 2,0

TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE

TO

TA

L R

AT

A-R

AT

A

TE

RT

IMB

AN

G E

FE

Rata-rata Lemah

Tinggi

Menengah

Rendah

Page 65: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

49

Opportunities), ST (Strengths-Threats), dan WT (Weaknesses-Threats).

Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan

peluang eksternal. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan

internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST menggunakan

kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari

ancaman eksternal. Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada

pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT terdapat pada Tabel 6.

Menurut David (2006) untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan

langkah yang harus dilakukan, yaitu :

1. Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan

2. Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan

3. Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan

4. Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan

5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

strategi SO dalam sel yang ditentukan

6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan

mencatat strategi WO dalam sel yang ditentukan

7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan

mencatat strategi ST dalam sel yang ditentukan

8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan

mencatat strategi WT dalam sel yang ditentukan

Tabel 6. Format Matriks SWOT

Sumber : David (2006)

Kekuatan (Strengths-S)

Kekuatan-kekuatan internal

perusahaan

Kelemahan (Weakness-W)

Kelemahan-kelemaan

internal perusahaan

Peluang (Opportunities-O)

Peluang-peluang eksternal

perusahaan

Strategi SO

Gunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Strategi WO

Atasi kelemahan dengan

memanfaatkan peluang

Ancaman (Threats-T)

Ancaman-ancaman eksternal

perusahaan

Strategi ST

Gunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman

Strategi WT

Meminimalkan kelemahan

dan hindari ancaman

Analisis Internal

Analisis Eksternal

Page 66: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

50

4.6.2.3. Tahap Keputusan (Decision Stage)

Setelah beberapa alternatif strategi dihasilkan dari tahap pencocokan maka

langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah tahap keputusan. Menurut David

(2006) terdapat satu teknik yang dapat digunakan untuk merumuskan alternatif

strategi mana yang terbaik. Teknik ini adalah Matriks Perencanaan Strategi

Kuantitatif (Quantitative Strategy Planning Matrix - QSPM). QSPM

menggunakan input dari analisis tahap satu dan hasil pencocokan dari analisis

tahap dua untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi. QSPM

adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif

strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan kunci

eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Tabel 7. Format Matriks QSP (QSPM)

Faktor

kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan

-

-

Kelemahan

-

-

Peluang

-

-

Ancaman

-

-

Total

Sumber : David (2006)

Berikut ini merupakan enam langkah yang dibutuhkan untuk mengembangkan

QSPM.

1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal

kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus diambil

secara langsung dari matriks EFE dan IFE. Minimum sepuluh faktor strategis

eksternal dan sepuluh faktor strategis internal harus dimasukkan dalam QSPM.

Page 67: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

51

2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor strategis internal dan eksternal.

Bobot tersebut sama dengan yang ada pada IFE dan EFE.

3. Mengevaluasi matriks SWOT dan mengidentifikasi alternatif-alternatif strategi

yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan.

4. Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness - AS). Nilai Daya Tarik

ditentukan dengan mengevaluasi masing-masing faktor strategis internal atau

eksternal. Nilai Daya Tarik adalah, 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 =

cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.

5. Menghitung Total Nilai Daya Tarik (Total Attractiveness Score - TAS). Total

Nilai Daya Tarik didefinisikan sebagai produk dari pengalian bobot (langkah

dua) dengan Nilai Daya Tarik (langkah empat) dalam masing-masing baris.

Total Nilai Daya Tarik mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing

alternatif strategi dengan hanya mempertimbangkan pengaruh faktor

keberhasilan kunci internal atau eksternal yang terdekat. Semakin tinggi Total

Nilai Daya Tarik, semakin menarik alternatif strategi tersebut.

6. Menghitung penjumlahan Total Nilai Daya Tarik dengan menambahkan Total

Nilai Daya Traik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM.

Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS) menunjukkan strategi mana yang

paling menarik dari setiap set alternatif. Nilai STAS yang paling tinggi berarti

strategi tersebut yang paling layak diaplikasikan dalam perusahaan.

4.6.2.4 Arsitektur Strategi

Dalam penelitian ini, input bagi arsitektur strategik diperoleh dari hasil

identifikasi visi, misi, dan tujuan perusahaan, tantangan yang merupakan titik

fokus dari hasil analisis lingkungan perusahaan, sasaran yang bersifat kuantitatif,

dan alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis matriks SWOT yang

kemudian dijabarkan dengan lebih rinci ke dalam program-program untuk

diimplementasikan dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu yang digunakan

dalam arsitektur strategik tidak memiliki standar baku tertentu, hanya disesuaikan

dengan kebijakan maupun keputusan perusahaan dalam mencapai tujuan

perusahaan.

Page 68: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

52

Rentang waktu yang digunakan Cresh untuk mengimplementasikan arsitektur

strategi adalah selama tiga tahun. Pemilihan rentang waktu tersebut

mempertimbangkan kondisi Cresh yang diperoleh dari pemilik Cresh dan

disesuaikan dengan rencana strategis, visi, misi, dan tujuan Cresh. Tahapan dalam

perancangan arsitektur strategi pengembangan Cresh dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 9. Tahapan Perancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Cresh

Analisis

Lingkungan Internal

Analisis Lingkungan

Eksternal

IFE EFE

Matriks SWOT

Arsitektur Strategik

Tantangan dan

sasaran

Visi, Misi, Tujuan

Cresh

Rekomendasi

program

Page 69: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

V GAMBARAN UMUM USAHA

5.1. Sejarah dan Perkembangan Usaha

Cresh (Creative Shop) merupakan toko khusus yang menyediakan produk-

produk kreatif dan inovatif berbasis pertanian terutama rangkaian tanaman hias.

Cresh didirikan pada tahun 2009 oleh mahasiswa Departemen Agronomi dan

Hortikultura yaitu Desty Dwi Sulistyowati. Inisiasi pembentukan Cresh berawal

dari ide untuk memberikan solusi terhadap permasalahan pemanasan global yang

menjadi masalah krusial akhir-akhir ini yang salah satunya disebabkan oleh

berkurangnya ruang terbuka hijau (khususnya di kota-kota besar), sehingga

diperlikan solusi untuk memanfaatkan lahan sempit khususnya untuk membuat

taman dalam ruangan. Selain itu adanya keprihatinan terhadap kurangnya

pengetahuan terkait pertanian, alam dan lingkungannya, serta ide untuk membuat

wadah dan sarana berwirausaha dan pengembangan jiwa entrepreneur bagi

mahasiswa maupun masyarakat.

Ide tersebut akhirnya diterjemahkan dalam karya mahasiswa melalui

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Direktorat

Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti). Setelah melalui proses seleksi akhirnya PKM

didanai dikti. Seiring dengan banyaknya produk dan karya mahasiswa yang

kreatif, inovatif, dan berprospek tinggi tetapi tidak ada keberlanjutannya karena

pemasaran yang kurang tersalurkan sehingga diperlukan sebuah wadah yang dapat

mengumpulkan produk tersebut dalam satu tempat yang strategis dan

memasarkannya secara luas. Akhirnya tercetuslah ide untuk membuat Cresh

(Creative Shop), yaitu toko khusus yang menyediakan produk-produk kreatif dan

inovatif berbasis pertanian. Produk yang ditawarkan sebagian besar adalah hasil

karya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh

Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti). Contoh produk pertanian hasil PKM

yang dipasarkan di cresh antara lain Boneka Horta, Midori (Miniature Doll in

Agribouquet), Tanobi (Tanaman Ornamental Ubi), Terratrash (Terrarium in

Trash), botashi, dan lain-lain.

Pendirian Cresh memiliki tujuan untuk meningkatkan citra produk-produk

pertanian supaya lebih bernilai ekonomis tinggi. Cresh selain sebagai toko juga

dapat dijadikan sarana mengasah kreativitas generasi muda untuk

Page 70: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

54

mengembangkan kepedulian mereka terhadap lingkungan dan pertanian.

Pengunjung toko tidak hanya akan menjumpai produk-rangkaian tanaman hias

kreatifyang dijual tetapi juga dapat mengikuti pelatihan-pelatihan pembuatan

produk-produk kreatif pertanian serta aneka lomba yang ditawarkan. Dengan

demikian, Cresh membantu orang tua untuk memberikan hiburan sekaligus

edukasi kepada putera-puteri mereka untuk lebih mengenali dan mencintai alam di

sekitarnya, serta pertanian pada khususnya. Pendapatan dan keuntungan dari

usaha ini berasal dari penjualan produk dan jasa pelatihan serta aneka lomba yang

diselenggarakan oleh manajemen Cresh.

Cresh bagi masyarakat dapat memberikan alternatif rangkaian tanaman

unik serta dapat dijadikan pilihan usaha masyarakat yang diharapkan mampu

mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia dengan melibatkan dan

memberdayakan masyarakat sekitar. Keberadaan Cresh diharapkan dapat

memberikan manfaat kepada semua pihak, baik untuk mahasiswa, penanam

modal, pelaku usaha, dan lingkungan masyarakat.

Tim Pengelola Cresh saat ini ada lima orang, yaitu Desty Dwi

Sulistyowati, Ach. Firman Wahyudi, Desi Agustina, Ratih Pusparani, dan Rico

Juni Artanto. Dengan latar belakang pendidikan dan kompetensi yang berbeda

antar tim pengelola Cresh membuat Cresh semakin berkembang sampai sekarang.

Dengan banyaknya permintaan akan produk dari Cresh ini, maka tim pengelola

Cresh semakin optimis untuk terus mengembangkan usahanya. Peningkatan

kapasitas produksi terus diusahakan salah satunya dengan berusaha mencari

tambahan modal, SDM produksi untuk memproduksi produk kreatif, dan

menjalin kerjasama dengan beberapa pihak untuk pengembangan usahanya. Cresh

pada bulan April tahun 2009 memperoleh bantuan dana lewat Program

Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) yang diselenggarakan oleh

Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni Institut Pertanian Bogor

(DPKHA IPB) sebesar enam belas juta rupiah.

Sampai saat ini Cresh belum memiliki surat izin usaha perdagangan

(SIUP). Demikian juga dengan surat izin tempat usaha (SITU) belum dimiliki

oleh Cresh dikarenakan prosedur yang agak sulit dan dananya masih disiapkan.

Ke depan diharapkan Cresh sudah memiliki SIUP dan SITU dengan beberapa

Page 71: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

55

persiapan yang sekarang sudah disiapkan. Namun saat ini Cresh telah memiliki

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dikarenakan salah satu syarat menerima dana

bantuan Program Pembinaan Kewirausahaan mahasiswa (PPKM) harus memiliki

NPWP sehingga saat ini Cresh juga telah menunaikan kawajibannya sebagai

warga negara yaitu dengan membayar pajak ke Dirjen Pajak Republik Indonesia..

5.2. Visi dan Misi Usaha

Visi dan misi suatu organisasi merupakan suatau kendaraan efektif untuk

menjaga hubungan komunikasi pihak manajemen, antar anggota serta para

stakeholder yang memiliki kepentingan dalam kegiatan organsasi tersebut.

Manfaat terbesar dari dua pernyataan ini dapat dijadikan sebagai alat manajemen

strategis yang berasal dari spesifikasi mereka terhadap tujuan akhir organisasi.

Visi adalah suatu pernyataan singkat yang merupakan tujuan jangka

panjang suatu organisasi yang mampu menggambarkan bentuk atau jatidiri dari

organisasi yang dijalankan. Sedangkan misi merupakan suatu deklarasi sikap dan

pandangan. Misi yang baik memungkinkan penciptaan dan pengembangan

beragam tujuan dan strategi alternatif tanpa kemudian menghambat kreativitas

manajemen. Selain itu pernyataan misi perlu luas agar dapat secara efektif

merekonsiliasi perbedaan dikalangan, dan menarik bagi para pemangku

kepentingan (stakeholders), yaitu individu-individu dan kelompok-kelompok

individu yang memiliki kepentingan atau tuntutan khusus pada organisasi atau

perusahaan.

Visi Cresh adalah menjadi sentra usaha rangakaian tanaman hias kreatif di

Indonesia. Visi besar ini diterjemahkan dalam beberapa misi untuk bisa mencapai

visi tersebut. Misi Cresh adalah menjalin hubungan kemitraaan strategis dengan

seluruh stakeholder dalam pengembangan usaha Cresh, meningkatkan

ketersediaan produk yang unik dan berkualitas,harga yang terjangkau, dan

menjamin kontinuitas produk, menanamkan pendidikan dini kepada anak-anak

dan masyarakat untuk mencintai dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan,

menjadi toko produk khas pertanian kreatif berbasis ilmu, kreatifitas, inovasi, dan

kemandirian, meningkatkan semangat berwirausaha generasi muda dalam

menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat dengan berbasiskan pertanian.

Page 72: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

56

5.3. Lokasi Usaha

Lokasi utama Cresh terletak di desa Babakan, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat. Tempat pemasaran Cresh selama ini bertempat di Bogor, tepatnya di

Indoflower Nursery, sebuah laboratorium entrepreneurship untuk mahasiswa

Departemen Agronomi dan Hortikultura. Tempat di Indoflower Nursery diperoleh

atas kerja sama yang telah terjalin dan sebagai bentuk dukungan dari Departemen

Agronomi dan Hortikultura IPB kepada mahasiswa yang berwirausaha. Akan

tetapi, karena IFN mengalami kendala dalam manajemen perusahaannya, maka

Tim Pengelola Cresh berpikir kreatif dan mencari solusi tempat pemasaran

lainnya. Tempat lain tersebut dimaksudkan agar Cresh lebih mandiri dalam

mengembangkan usahanya. Solusi kreatif yang didapatkan yaitu dengan

menghadirkan Cresh di setiap pameran dan bazaar (toko berjalan) dan terus

mencari alternatif tempat pengganti IFN.

5.4. Struktur Organisasi Usaha

Struktur organisasi yang dimiliki oleh Cresh seperti yang terlihat pada

Gambar 10. Struktur organisasi sebenarnya juga dapat menjadi gambaran tipe

organisasi yang digunakan oleh perusahaan. Struktur organisasi Cresh dapat

digambarkan sebagai berikut

Gambar 10. Struktur Organisasi Cresh Sumber: Cresh (2010)

Secara umum tugas dari masing-masing pengelola Cresh dapat dijabarkan

dalam Tabel 8 berikut.

Operasional

Produksi

Administrasi

dan Keuangan

Promosi dan

Pemasaran

Penelitian dan

Pengembangan

Pimpinan Usaha

Page 73: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

57

Tabel 8 . Tugas Tim Pengelola Cresh.

Jabatan Uraian Tugas

Pimpinan Usaha

(Desty Dwi

Sulistyowati)

Bertanggung jawab secara keseluruhan atas kegiatan

perusahaan.

Pemasaran dan

Promosi

(Ach. Firman

Wahyudi)

Mempunyai tugas pokok menjalin kerjasama dengan

berbagai pihak yang mendukung kelancaran usaha dan

bertanggung jawab terhadap target pasar dan jaringan usaha,

serta bertanggung jawab dalam memberikan citra yang baik

di mata konsumen.

Operasional

Produksi

(Desi Agustiani)

Merancang inovasi – inovasi baru dalam bidang produksi,

mengontrol kuantitas dan kualitas produk yang di

kumpulkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,

serta bertanggung jawab memenuhi kebutuhan para

konsumen.

Penelitian dan

Pengembangan

(Rico Juni

Artanto)

Menentukan cara-cara atau dorongan untuk merangsang

para konsumen untuk membeli. Merancang inovasi –

inovasi baru dalam bidang pemasaran, peka mamahami

kebutuhan konsumen, kemudian mengembangkan inovasi

tersebut untuk pengembangan usaha.

Administrasi dan

Keuangan

(Ratih Pusparani)

Mempunyai tugas pokok mengatur administrasi dan

bertanggung jawab terhadap pengelolaan semua arus biaya

yang keluar masuk keuangan perusahaan Sumber: Cresh (2010)

Sebagai sebuah organisasi usaha yang masih berkembang, dalam

pelaksanaan tugas disesuaikan dengan kebutuhan, pelaksanaannya pun

disesuaikan dengan kesanggupan masing-masing anggota, contohnya pada

kegiatan pelatihan, apabila hanya ada satu atau dua orang dari anggota tim yang

bisa menjadi pemateri dalam pelatihan, maka tugas anggota tim yang lain untuk

menyiapkan materi dan bahan-bahan untuk pelatihan tersebut. Demikian pula

pada kegiatan pameran dan bazaar, seluruh anggota tim secara bergiliran

mendapat kesempatan untuk menjaga stand, mempromosikan dan menjual

produk.

Page 74: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

58

VI ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan

dalam manajemen strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan

perusahaan. Lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan internal dan

lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal sendiri terbagi lagi menjadi dua

bagian yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri.

6.1. Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam perusahaan

serta berpengaruh langsung terhadap arah dan tindakan perusahaan. Analisis

lingkungan internal organisasi adalah analisis berdasarkan faktor-faktor yang

berasal dari dalam organisasi dan umumnya dapat dikendalikan oleh manajemen

organisasi. Analisis lingkungan internal organisasi digunakan untuk mengetahui

kemampuan organisasi dalam mencapai kinerja dan mampu mengungguli para

pesaing (competitor). Dalam menganalisis lingkungan internal organisasi perlu

memperhatikan beberapa bidang/ fungsional organisasi yang meliputi manajemen,

pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan serta

sistem informasi manajemen.

6.1.1. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas pokok yaitu, perencanaan,

pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan pengontrolan atau

pengendalian (David, 2009).

6.1.1.1. Perencanaan

Dalam tahap proses manajemen strategi perencanaan termasuk pada tahap

perumusan strategi. Perencanaan terdiri atas semua aktivitas manajerial yang

terkait dengan persiapan di masa depan. Pekerjaan spesifik mencakup peramalan,

penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan

tujuan. Perencanaan memampukan organisasi untuk mempertimbangkan berbagai

faktor yang relevan dan berfokus pada sesuatu yang terpenting. Perencanaan

membantu memastikan organisasi siap untuk semua kemungkinan yang masuk

akal serta untuk semua perubahan yang akan dibutuhkan.

Page 75: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

59

Kegiatan perencanaan Cresh meliputi perencanaan produksi dan

pemasaran. Perencanaan produksi dilakukan untuk melihat kebutuhan input yang

dibutuhkan oleh Cresh meliputi wadah tanaman (keranjang, pot, gelas, botol, dan

akuarium), media tanam (arang sekam, kompos, cocopeat, zeolit, dan spagnum

moss), tanaman (tanaman sekulen, kaktus, ubi-ubian, dan tanaman hias lain), dan

ornamen penghias produk yang harus dibeli dalam waktu satu bulan. Selain itu,

perencanaan produksi ditujukan untuk melihat berapa jumlah produk yang akan

diproduksi untuk memenuhi permintaan konsumen. Perencanaan produksi yang

dilakukan Cresh dapat dikatakan cukup baik hanya saja masih dilakukan tidak

kontinu mnyesuaikan dengan permintaan konsumen

Selain perencanaan produksi, perusahaan pun melakukan perencanaan

pemasaran. Tim pengelola selalu berusaha untuk mencari informasi terkait tempat

yang bisa dijadikan display produk untuk dipasarkan dan selalu mencari informasi

terkait bazar dan pameran untuk memasarkan produk. Berbagai rencana juga

dilakukan untuk memperluas pangsa pasar produk dari Cresh.

6.1.1.2. Pengorganisasian

Pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang

menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Dalam manajemen

strategis pengorganisasian termasuk pada tahap penerapan strategi. Tujuan

pengorganisasian ini adalah untuk mencapai usaha terkoordinasi dengan

mendefinisikan hubungan pekerjaan dan otoritas. Fungsi pengorganisasian dalam

manajemen dibedakan dalam tiga aktivitas yaitu, memecah tugas ke dalam

pekerjaan (spesialisasi pekerjaan), mengkombinasi pekerjaan untuk membentuk

depertemen (departementalisasi), dan mendelegasikan otoritas.

Struktur organisasi Cresh dapat dilihat pada Gambar 10 (Bab V).

Walaupun sudah ada departemenisasi dan spesialisasi, namun dalam pelaksanaan

tugasnya masih sering disesuaikan dengan situasi dan kondisi dan kemampuan

dari masing-masing pengelola mengingat semua tim pengelola masih menjadi

mahasiswa yang disibukkan dengan kuliah dan praktikum. Namun demikian,

dalam rangka pengorganisasian tugas, pengelola Cresh selalu bertemu dan rapat

minimal dua minggu sekali untuk pembagian tugas, misalnya untuk persiapan

bazar, pelatihan, dan perencanaan produksi.

Page 76: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

60

6.1.1.3. Pemberian Motivasi Anggota

Pemberian motivasi dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi

orang untuk mencapai tujuan tertentu. Pemberian motivasi termasuk pada tahap

penerapan strategi dalam manajemen strategis. Pemotivasian melibatkan usaha

yang diarahkan untuk membentuk perilaku manusia. Fungsi motivasi dalam

manajemen mencakup empat komponen utama meliputi: kepemimpinan,

dinamika kelompok, komunikasi dan perubahan organisasi.

Pemotivasian yang dilakukan Cresh adalah masing-masing tim pengelola

Cresh saling memotivasi dan menguatkan satu sama lain, yaitu dengan adanya

sms motivasi dan setiap ada rapat tim pengelola Cresh selalu diawali dengan kata-

kata penyemangat yang selalu dihubungkan dengan visi, misi, dan tujuan

perusahaan sehingga tim pengelola selalu bersemangat untuk memajukan Cresh.

6.1.1.4. Pengelolaan Anggota

Aktivitas pengelolaan anggota memainkan peran penting dalam usaha

implementasi strategi, karena pengelolaan anggota difokuskan pada manajemen

sumber daya manusia yang terlibat dalam manajemen strategis. Kegiatan

pengelolaan anggota terkait dengan perekrutan, koordinasi, pelatihan, dan

pemberhentian.

Pengelolaan anggota yang dilakukan Cresh dimulai dengan perekrutan

anggota yang nanti akan membantu memajukan Cresh. Anggota Cresh ada yang

tetap dan ada yang kondisional. Perekrutan anggota didasarkan pada kompetensi

untuk membuat rangkaian tanaman hias kreatif dan memiliki tujuan yang sama

untuk meningkatkan nilai tambah terhadap produk-produk pertanian. Setelah

anggota sudah masuk ke Cresh, maka anggota diberikan pelatihan dan pembinaan

agar sesuai dengan budaya organisasi yang ada di Cresh dan kompetensi untuk

membuat rangkaian tanaman hias kreatif semakin meningkat sehingga nantinya

bisa semakin membuat Cresh semakin berkembang. Akan tetapi berdasarkan

laporan dari pengelola Cresh, ternyata walaupun membutuhkan tenaga kerja

sebagai upaya pemberdayaan masyarakat akan tetapi sangat kesulitan untuk

mencari karyawan yang memiliki kompetensi seperti yang diharapkan yaitu

mampu membuat rangakaian tanaman hias kreatif.

Page 77: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

61

6.1.1.5. Pengendalian/ Kontrol

Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan

untuk memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan.

Pengendalian/ kontrol dimulai dari pemilihan input, proses produksi, sampai pada

distribusi produk sehingga bisa sampai kepada konsumen. Semua tim pengelola

bertanggung jawab untuk memastikan semua kegiatan tersebut berjalan dengan

baik.

Pengendalian dalam pemilihan input dilakukan pada pemilihan pemasok

bahan baku dan jenis bahan bakunya untuk keperluan produksi. Pengontrolan

proses produksi dan output hasil produksi dilakukan kontinu terutama oleh bagian

operasional produksi untuk memastikan produk sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan sehingga tujuan untuk bisa menghasilkan produk yang berkualitas bisa

tercapai. Selanjutnya pengendalian dilakukan dalam pendistribusian produk

Cresh. Hal ini dilakukan mengingat produk yang dihasilkan Cresh sangat rentan

dengan goncangan dan perlakuan yang tidak sesuai sehingga diharapkan produk

bisa sampai kepada konsumen dalam keadaan baik dan segar.

6.1.2. Pemasaran

Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi,

menciptakan, serta memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan atas barang

dan jasa. Aspek pemasaran terkait dengan komponen-komponen strategi

pemasaran seperti segmenting, targeting, dan positioning. Selain itu analisa aspek

pemasaran juga mencakup tentang bauran pemasaran yang digunakan oleh

perusahaan.

1) Analisa Segmenting, Targeting, dan Positioning

a) Segmentasi Pasar (Segmenting)

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk

kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2005). Cresh

merupakan toko khusus yang menjual rangkaian tanaman hias kreatif yang

memiliki segi edukasi. Produk-produk Cresh memiliki segmentasi pasar

untuk anak-anak, remaja, dan dewasa.

Page 78: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

62

Kelompok Anak-Anak

Produk-produk Cresh ini bertujuan untuk memperkenalkan pertanian

sejak dini kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan.

Tujuannya supaya anak-anak lebih mengenal lingkungan, belajar

mencintai lingkungan, belajar merawat dan mencintai tanaman. Untuk

segmentasi anak-anak ini, Cresh melakukan pelatihan dan pembinaan di

sekolah-sekolah dasar yang memiliki nilai edukasi untuk menanamkan

kecintaan anak-anak terhadap pertanian, khususnya tanaman hias.

Kelompok Remaja

Produk-produk Cresh ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas

remaja, pengenalan bahwa industri kreatif dari produk pertanian

memiliki masa depan yang cerah sehingga remaja pun nantinya sebagai

penerus bangsa peduli dengan pertanian. Untuk segmentasi remaja ini,

Cresh berusaha untuk memberikan pelatihan-pelatihan pembuatan

produk kreatif berbasis pertanian dan menghadirkan produk-produk

Cresh yang kreatif, unik, dan ramah lingkungan yang bisa dijadikan

souvenir untuk acara-acara di kampus atau di masyarakat.

Kelompok Dewasa

Cresh mencoba untuk menghadirkan rangkaian tanaman hias yang unik

dan kreatif serta ramah lingkungan. Banyak hobies terutama kalangan

dewasa yang sangat menyukai produk-produk yang kreatif dan inovatif.

Untuk segmentasi kelompok dewasa, Cresh menghadirkan produk yang

bisa dijadikan hiasan di ruang tamu dan souvenir untuk acara-acara di

masyarakat seperti misalnya pernikahan, selamatan, dan lain-lain.

b) Targeting

Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar

yang akan dimasuki. Setelah menetapkan segmentasi pasar perusahaan

maka dilakukan identifikasi dan seleksi pasar sasaran. Target utama

pemasaran produk Cresh adalah anak-anak, remaja, dan dewasa di

Wilayah Jabodetabek.Dalam perkembangannya nanti diharapkan Cresh

dapat membuka cabang di berbagai daerah di Indonesia.

Page 79: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

63

c) Positioning

Positioning bertujuan untuk menempatkan posisi produk di mata

konsumen sehingga produk perusahaan dapat dipandang berbeda dengan

produk-produk lainnya. Pelanggan melihat Cresh sebagai toko yang

menjual produk khas pertanian, khususnya tanaman hias yang berkualitas

dengan kemasan menarik, harga bersaing, serta memiliki inovasi-inovasi

dalam meningkatkan nilai jual produk pertanian. Toko ini selain menjual

produk secara retail juga menyediakan jasa pelatihan ke sekolah-sekolah.

Tren pemasaran produk diarahkan pada kepedulian untuk mencintai

lingkungan dan slogan back to nature. Cresh memposisikan usaha sebagai

pusat penjualan rangkaian tanaman hias kreatif di Indonesia.

2) Analisa Bauran Pemasaran

Pemasaran terkait erat dengan bauran pemasaran, yaitu aspek produk, harga,

distribusi dan promosi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai masing-

masing bauran pemasaran pada perusahaan Cresh.

a) Produk (Product)

Produk yang ditawarkan di Cresh adalah horta, midori, tanobi,

boneka kaktus, terra trash, dish plant, terrarium, hydrogel. Midori yaitu

sebuah rangkaian tanaman yang berfungsi sebagai bouquet dengan

desainnya yang praktis dan juga menarik sehingga cocok diberikan sebagai

souvenir atau tanda mata kepada teman, kerabat, atau sahabat. Midori juga

dapat menjadi media pembelajaran bagi anak-anak untuk mulai mencintai

bidang pertanian sejak dini. Elemen midori yang paling diunggulkan selain

kehadiran tanaman utama adalah adanya kreasi umbi dan rimpang yang

dijadikan boneka hias sebagai inovasi untuk menambah nilai artifisial dari

rangkaian tanaman.

Tanobi merupakan akronim dari Tanaman Ornamental Ubi.

Konsep utama tanobi tercipta karena ubi jalar merupakan salah satu

tanaman yang memiliki keanekaragaman varietas yang tinggi. Inovasi

dilakukan dengan merubah penampilan ubi jalar dari tanaman pangan

menjadi tanaman hias yang unik. Hal ini dilakukan untuk menarik

Page 80: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

64

perhatian anak-anak yang melihatnya sehingga menimbulkan

keingintahuan dan membangkitkan kreativitas mereka untuk mencobanya.

Terra trash adalah produk pengembangan dari Midori dan Tanobi

dimana inovasi produk dilakukan melalui pemanfaatan barang-barang

bekas seperti sampah botol plastik dan kaleng minuman untuk dijadikan

pot-pot tanaman. Hal ini dapat merangsang kreativitas anak-anak untuk

mengembangkan imajinasi mereka dalam membuat sesuatu yang baru dan

bermanfaat.

Hydrogel adalah produk yang memudahkan sistem penanaman

tanpa tanah. Bahan hydrogel dapat menyimpan 400 kali berat air dan

bahannya mengandung beberapa unsur hara. Bogel (Bola hidrojel) adalah

hydrogel unik yang tersedia dalam tiga bentuk yakni amorf (tidak

beraturan), ball (bulat), dan square (kotak). Hydrogel sangat cocok sebagai

sarana pembelajaran kepada anak-anak tentang inovasi produk pertanian

tentang media tanam selain tanah. Anak-anak juga dapat

mengkombinasikan secara kreatif bentuk dan warna hydrogel tersebut

dengan tanaman yang mereka sukai tanaman yang biasa terlihat lebih

estetik dan menarik.

Horta adalah mainan edukatif berupa boneka dari serbuk kayu yang

bagian atasnya ditumbuhi rumput yang menyerupai rambut. Rumput yang

tumbuh di atas kepala boneka adalah keunggulan dari produk ini karena

unik dan terlihat lucu. Horta dapat menarik perhatian banyak orang, bagi

anak-anak produk ini sangat edukatif sebagai media pembelajaran cara

merawat tanaman secara sederhana.

Boneka kaktus merupakan tanaman kaktus yang dikreasikan

dengan memanfaatkan bentuknya yang unik kemudian dikemas

menyerupai boneka dengan menambahkan aksen mata dan mulut serta

aksesoris penunjang lainnya.

Terrarium adalah seni budaya tanaman hias dalam wadah atau

bejana kaca tembus pandang sehingga keindahannya dapat dinikmati

sebagai elemen dekoratif di dalam ruang. Teknik memadukan beraneka

tanaman dengan aksesorinya memerlukan suatu imajinasi dan kreatifitas.

Page 81: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

65

Dish plant merupakan cara mengemas tanaman agar lebih menarik

dengan penataan di dalam wadah seperti piring atau cawan dari gerabah

atau keramik sehingga dapat menjadi taman mini yang dapat diletakkan di

dalam ruangan. Membuat dish plant juga dapat menjadi objek yang

menggembirakan bagi anak-anak. Dengan bebasnya, anak-anak dapat

mengembangkan imajinasi membuat taman impian masing-masing.

Dish Plant Boneka Horta Terrarium

Midori Hydrogel Tanobi

Gambar 11. Produk-Produk Cresh

b) Harga (Price)

Harga merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran

yang menghasilkan penerimaan bagi perusahaan. Terdapat lima pemegang

kepentingan utama yang mempengaruhi keputusan penetapan harga

(pricing) yaitu konsumen, pemerintah, pemasok, distributor dan pesaing.

Menurut Umar (1999), penetapan harga yang dilakukan perusahaan pada

umumnya didasarkan pada empat pendekatan, antara lain (1) Berdasarkan

biaya, yaitu dengan memberikan atau menambahkan suatu mark up baku

untuk labanya; (2) Analisis pulang pokok, yaitu penggunaan konsep bagan

pulang-pokok yang menunjukkan total biaya dan jumlah pendapatan yang

diharapkan pada berbagai tingkat volume penjualan sehingga titik potong

antara kedua kurva merupakan volume pulang pokok; (3) Berdasarkan

Page 82: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

66

persepsi pembeli, yaitu melakukan survei untuk harga barang yang sama

oleh beberapa penjual yang ditanyakan langsung kepada konsumen; dan

(4) Berdasarkan persaingan, yaitu penetapan harga yang dilakukan setelah

meneliti harga yang ditetapkan oleh para pesaing dekatnya. Produk-produk

Cresh dijual dengan harga sesuai tipe , dengan perincian biaya dapat

dilihat pada lampiran 3.

c) Distribusi (Place)

Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah

perusahaan untuk menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan produk

yang dipasarkannya kepada konsumen. Distribusi mencakup pergudangan,

saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi toko peritel, teritori penjualan,

tingkat dan lokasi persediaan, alat transportasi, penjual partai besar dan

peritel. Saat ini banyak produsen yang tidak menjual produknya langsung

kepada konsumen.

Berbagai organisasi pemasaran bertindak sebagai perantara,

mereka memiliki berbagai nama seperti penjual partai besar, peritel,

broker, fasilitator, agen, vendor atau distributor. Menurut Umar (1999),

biasanya hampir sebagian besar perusahaan atau seorang produsen

menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produknya dengan

cara membangun saluran distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang

saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang

memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau

dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.

Saat ini Cresh belum memiliki jaringan distribusi yang baik.

Jaringan distribusi yang dimiliki tidak bertahan lama karena belum adanya

pelanggan yang kontinu untuk pembelian produk-produk Cresh. Selama

ini jalur distribusi produk Cresh melalui dua pola saluran. Saluran

distribusi tersebut digunakan Cresh untuk mengantarkan produknya

hingga ke tangan konsumen akhir. Saluran pertama, produk dari produsen

melalui retailer yang ada diteruskan ke konsumen akhir. Sedangkan

saluran ke dua adalah aliran produk langsung dari produsen kepada

Page 83: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

67

konsumen akhir. Kedua saluran distribusi tersebut dapat dilihat pada

Gambar 12.

Gambar 12. Saluran distribusi Cresh

Jalur distribusi ini belum begitu optimal dalam perjalanannya. Hal

ini disebabkan retailer yang merupakan agen atau counter belum terkelola

dengan baik dan retailer yang selama ini ada pun tidak kontinu karena

masih terbatas pada kepentingan-kepentingan sementara seperti event-

event tertentu untuk acara-acara kelembagaan kampus. Hal ini merupakan

kelemahan bagi Cresh dalam proses distribusi produk-produk Cresh

sehingga menyebabkan penjualan produknya tidak lancar dan kontinu.

d) Promosi (Promotion)

Menurut Umar (1999), pemasaran tidak hanya membicarakan

produk, harga dan pendistribusian produk, tetapi juga mengkomunikasikan

produk ini kepada masyarakat agar produk dikenal dan akhirnya

melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Menurut Tjiptono (2008),

promosi merupakan suatu bentuk aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan.

Strategi promosi yang dilakukan Cresh dalam memasarkan

produknya adalah:

a. Direct Selling Product

Cresh mendatangi langsung pasar tempat berkumpulnya para pelaku

pasar, sehingga jual beli langsung terjadi. Direct selling yang

dilakukan dengan menjual produk pada envent-event tertentu seperti

bazar, ekspo, pameran, pasar rakyat untuk menjemput bola dan lebih

memperkenalkan produk

PRODUSEN

KONSUMEN AKHIR

RETAILER

Page 84: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

68

b. Internet

Promosi dan pengenalan produk secara lebih luas dilakukan melalui

internet. Cresh memiliki email, weblog, dan facebook. Adapaun Email

Cresh yaitu [email protected], Weblognya midoricresh.

Multiply.com, dan facebooknya Cresh (Creative Shop).

c. Penawaran pelatihan ke sekolah-sekolah

Pelatihan yang ditawarkan berupa pelatihan kreasi pembuatan midori,

tanobi, terra trash, terrarium, dish plant. Pelatihan dapat dilakukan di

sekolah masing-masing atau juga bisa dilakukan di Indo Flower

Nursery.

d. Membuat katalog, brosur, leaflet, ex-banner

Katalog dibuat untuk mempermudah konsumen melihat detail produk,

mengenai tipe dan harganya. Brosur dan leaflet diperbanyak sebagai

sarana promosi kepada konsumen secara luas. Ex-banner dibuat

sebagai sarana promosi ditempat umum dengan harapan dapat menjadi

daya tarik konsumen.

e. Kerja sama dengan pihak lain

Untuk meluaskan pasar, Cresh dapat bekerjasama dengan lembaga

atau independent dalam membantu penjualan produk. Sistem

kerjasamanya adalah dengan konsinyasi dan atau sistem jual putus.

6.1.3. Keuangan/ Akuntansi

Kondisi keuangan seringkali dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik

pada posisi kompetitif perusahaan atau organisasi serta daya tariknya untuk

investor. Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi sangat

penting untuk merumuskan strategi secara efektif. Keberhasilan suatu perusahaan

secara umum dinilai dari sistem keuangan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut,

semakin bagus sistem keuangannya maka semakin bagus pula penilaian terhadap

perusahaan. Salah satu bagian dari sistem keuangan adalah sumber modal. Modal

yang dimiliki oleh Cresh berasal dari dana yang didapatkan dari Program

Kreativitas Mahasiswa, Lomba-lomba ide bisnis, dan Program Mahasiswa

wirausaha. Selain itu sistem keuangan yang dimiliki oleh Cresh masih

menggunakan sistem keuangan yang sederhana, masih berupa garis besar

Page 85: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

69

mengenai penerimaan dan pengeluaran perusahaan, belum berupa sistem

akuntansi yang terkomputerisasi. Meski demikian pencatatan sudah dilakukan

secara terpisah dengan keuangan pribadi. Pembukaan rekening khusus untuk

mencatat alur keluar masuk kas sudah dilakukan sehingga semua transaksi dapat

dilihat dan dipertanggungjawabkan.

6.1.4. Produksi

Kegiatan produksi/operasi yang dilakukan Cresh mencakup penyediaan

bahan baku, proses produksi, serta pengemasan dan pengepakan produk.

1. Penyediaan bahan baku produksi

Bahan baku yang digunakan oleh Cresh meliputi wadah tanaman

(keranjang, pot, gelas, botol, dan akuarium), media tanam (arang sekam, kompos,

cocopeat, zeolit, dan spagnum moss), tanaman (tanaman sekulen, kaktus, ubi-

ubian, dan tanaman hias lain), dan ornamen penghias produk. Proses pembelian

bahan baku produksi dilakukan sendiri dengan mendatangi para suplier. Hal ini

dilakukan supaya didapatkan barang yang sesuai dengan kualitas yang diinginkan.

Bahan baku wadah tanaman seperti keranjang diperoleh dari toko keranjang di

Cikini. Media tanam diperoleh dari toko-toko di Bogor. Bahan baku tanaman

seperti tanaman sukulen dan kaktus diperoleh dari Lembang Bandung. Sedangkan

rumput-rumputan, ubi-ubian, dan tanaman hias lain diperoleh dari Ciapus Bogor.

selanjutnya ornamen penghias produk diperoleh dari Pasar Anyar Bogor.

2. Proses produksi

Tahap-tahap proses produksi antara lain penyiapan input produksi, cara

pembuatan yang terdiri dari persiapan wadah tanaman, pemasukan media

tanaman, penataan tanaman, penambahan aksen, dan kontrol kualitas.

a. Persiapan wadah tanaman. Wadah tanaman dapat berupa keranjang, pot,

gelas, botol, akuarium disesuaikan dangan model rangkaian yang akan dibuat

kemudian hias wadah tanaman dengan pita, dan hiasan lainnya.

b. Masukkan media tanam berupa campuran arang sekam, kompos, dan

cocopeat dengan perbandingan 1:1:1 ke dalam wadah tanaman dengan atau

Page 86: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

70

tanpa urutan. Masukkan media tanam sedikit demi sedikit sambil menata

tanaman.

c. Konsep penataan tanaman menggunakan prinsip desain dan disesuaikan

dengan selera konsumen. Penggunaan tanaman berukuran mini dan media

diusahakan serapih dan sebersih mungkin sehingga memerlukan peralatan

yang mendukung. Jika tanaman sudah tertata dengan baik, permukaan media

ditutup dengan zeolit dan spagnum moss agar lebih rapi untuk menambah

artistik ditambahkan batu-batuan, dan hiasan lainnya.

d. Pada rangkaian tanaman dapat ditambahkan aksen umbi sebagai boneka hias,

kartu ucapan, elemen hiasan yang yang terkesan natural misalnya

penggunaan biji-bijian, herbarium paku-pakuan, bunga liar yang dikeringkan

dan sebagainya tetapi tetap mempertahankan desain yang eksklusif. dapat

terlihat unik dan mempunyai nilai ekonomi yang dapat meningkatkan daya

tarik dan nilai jual.

e. Kontrol kualitas, setelah rangkaian tanaman selesai semprot dengan air

menggunakan handsprayer kemudian perlu ditambahkan label cara perawatan

supaya mempermudahkan konsumen merawat rangkaian tanaman setelah itu

dilakukan pengecekan untuk mengontol kualitas rangkaian tanaman sebelum

didistribusikan ke konsumen.

Alur Proses Produksi Tanobi (Tanaman Ornamental Ubi)

Gambar 13. Persiapan Pembuatan Tanobi

Page 87: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

71

Gambar 14. Pemasukan media tanaman

Gambar 15. Penataan tanaman dan penambahan aksen

Gambar 16. Penyiraman dan Kontrol Kualitas

3. Pengemasan dan Pengepakan

Pengemasan, permukaan media dilapisi dengan menggunakan plastik

wrapping untuk mempermudah pendistribusian dan mencegah kerusakan. Untuk

hasil yang maksimal rangkaian tanaman didiamkan selama 1 minggu sebelum

dipasarkan sebagai masa adaptasi. Pengepakan dapat dilakukan dengan berbagai

cara antara lain menggunakan kertas gulung, mika, dan kardus.

6.1.5. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu instrumen penting

dalam pengembangan Cresh. Sebagai usaha rangakaian tanaman hias kreatif,

Page 88: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

72

menuntut pengelola Cresh untuk terus berusaha melakukan penelitian dan

pengembangan dalam inovasi produknya. Penelitian yang sudah dilakukan oleh

Cresh yang pertama berjudul “Aplikasi Paclobutrazol terhadap Ubijalar (Ipomoea

batatas (L). Lam) untuk Tanaman Hias” dan penelitian kedua berjudul “Aplikasi

Pelapisan Lilin Lebah untuk Menjaga Kesegaran Boneka Hias Ubijalar (Ipomoea

batatas (L). Lam) dalam Pot.”. Pengelola Cersh memanfaatkan kesempatan

selama menjadi mhasiswa dengan membuat proposal PKM untuk membiayai

penelitian ini. Akan tetapi, sampai sejauh ini penelitian masih terbatas. Penelitian

lebih lanjut belum dilakukan disebabkan karena SDM untuk meneliti terbatas dan

terkendala biaya penelitian.

6.1.6. Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen berkaitan dengan upaya suatu organisasi

dalam mengumpulkan data dan informasi yang kemudian diolah untuk dapat di

implementasikan dan dijadikan sebagai informasi tambahan dalam penetapan

pengambilan keputusan. Pengelolaan sistem informasi manajemen akan lebih

efektif jika menggunaan sofware dan hardware dengan beragam analisis dan basis

data. Sistem informasi manajemen (SIM) menerima bahan mentah dari evaluasi

internal dan eksternal dari suatu organisasi. SIM mengumpulkan data tentang

pemasaran, keuangan, produksi, dan yang berhubungan dengan karyawan secara

internal, serta faktor sosial, budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik,

peraturan pemerintah, teknologi, dan kompetitif secara eksternal. Data

diintegrasikan dalam cara yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan

keputusan manajerial.

Sebagai usaha yang masih berkembang, saat ini Cresh belum memiliki

SIM. Informasi mengenai lingkungan internal maupun eksternalnya masih kurang

dikelola dengan baik. Sebagai contoh, Cresh belum memiliki data-data tentang

perusahaan yang dikelola dengan menggunakan sistem komputerisasi yang dapat

menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan manjerial.

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi kecenderungan serta kejadian yang berada diluar kontrol

Page 89: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

73

perusahaan. Analisis lingkungan eksternal berfokus pada penentuan faktor-faktor

kunci yang menjadi ancaman dan peluang bagi Cresh. Lingkungan eksternal yang

mampu mempengaruhi pengembangan usaha organisasi atau perusahaan meliputi

kekuatan ekonomi; kekuatan politik pemerintahan dan hukum; kondisi sosial,

budaya, demografi dan lingkungan; kekuatan teknologi; dan lingkungan

persaingan industri.

6.2.1. Kekuatan Ekonomi

Kekuatan ekonomi yang mampu menjadi peluang dan ancaman Cresh

meliputi:

1) Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dari tahun ke tahun ditunjukan dengan

nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan.

Pertumbuhan ekonomi memiliki dampak yang cukup berpengaruh terhadap

berjalannya aktivitas usaha Cresh. Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh adanya

peningkatan nilai PDRB Kabupaten Bogor dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Bogor atas dasar harga konstan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 17 .

Gambar 17. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor atas dasar harga konstan

2005-2007 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2008)

Sementara itu, laju perubahan PDRB Kabupaten Bogor atas dasar harga

konstan pada tahun 2007 menunjukkan kondisi ekonomi masyarakat Kabupaten

Bogor yang lebih baik. Pada tahun 2005 dan 2006 nilai PDRB Kabupaten Bogor

secara berturut-turut adalah 25.056.365,22 dan 26.546.186,63. Kondisi ini

Page 90: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

74

mengindikasikan bahwa Kabupaten Bogor mengalami perbaikan perekonomian

yang ditandai dengan peningkatan nilai PDRB. Adapun PDRB Kabupaten Bogor

atas dasar harga berlaku dan harga konstan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan

pada Tahun 2005-2007 (Jutaan Rupiah)

Tahun PDRB atas dasar harga berlaku PDRB atas dasar harga konstan

2005 38.182.119,78 25.056.365,22

2006 44.792.697,77 26.546.186,63

2007 50.700.213,37 28.150.616,07

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2008)

Dengan adanya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang baik

membuat masyarakat Bogor memiliki daya beli yang tinggi. Hal ini bisa dijadikan

peluang oleh Cresh untuk memasarkan produknya.

2) Tingkat Inflasi

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Desember 2009 angka

inflasi mencapai 2.78 persen dimana angka tersebut merupakan angka terendah

dalam satu dekade terakhir, dengan Indeks Harga Konsemen 117.03. Berita

Statistik BPS Indonesia Desember 2009 pun menunjukan terdapat lima kelompok

dari enam kelompok mengalami inflasi, kelompok tertinggi terjadi pada kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 7.81 persen, disusul

kelompok sandang 6.00 persen, kelompok kesehatan dan pendidikan dan rekreasi

& olahraga mencapai 3.89 persen, kelompok bahan makanan 3.88 persen dan

kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1.83 persen,

sementara kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami

deflasi sebesar -3.67 persen.

Data BPS 2010 menunjukan angka inflasi Indonesia hingga Oktober 2010

mencapai 5.35 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 123.29, kemudian

data Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari kelompok pertanian pada tahun

2009 rata-rata IHPB mencapai 209 persen sedangkan data IHPB hingga Juli 2010

rata-rata mencapai 226 persen. Hal ini menunjukan angka inflasi kembali

mengalami peningkatan, diikuti dengan tingkat daya beli masyarakat yang juga

mengalami peningkatan serta angka tingkat perdagangan besar mengalami

Page 91: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

75

peningkatan. (lampiran 2 dan 3). Dengan adanya peningkatan tingkat inflasi

berpengaruh terhadap harga produk-produk Cresh.

3) Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

Harga BBM merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam

penganggaran biaya operasional Cresh karena berdampak juga pada besar

kecilnya biaya yang dikeluarkan. Selain itu harga BBM yang berkorelasi dengan

besar kecilnya biaya transportasi sangat mempengaruhi harga produk Cresh.

Harga BBM pada tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008.

Turunnya harga BBM ini tercermin dari Peraturan Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral. Permen No. 41 Tahun 2008 menetapkan bahwa harga jual eceran

Bensin Premium dan Minyak Solar (Gas Oil) untuk Usaha Kecil, Usaha

Perikanan, Transportasi dan Pelayanan Umum untuk setiap liter adalah Bensin

Premium Rp. 5.000,- dan Minyak Solar Rp. 4.800,-. Sedangkan Permen No. 1

Tahun 2009 menetapkan harga jual per liter Bensin Premium Rp. 4.500,- dan

Minyak Solar Rp. 4.500,-.

Pada tahun 2010 didasarkan pada siaran pers Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) No: 30/HUMAS

KESDM/2010 tanggal 13 Juni 2010 dan No. 52/ HUMAS KESDM/2010 tanggal

13 Oktober 2010 bahwa ketentuan mengenai Harga Jual Eceran Bahan Bakar

Minyak Jenis Minyak Tanah (Kerosene), Bensin Premium dan Minyak Solar (Gas

Oil) untuk Keperluan Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha Perikanan,

Transportasi dan Pelayanan Umum tidak mengalami perubahan. harga jual eceran

BBM tertentu, yaitu Bensin Premium, Minyak Solar (Gas Oil) dan Minyak Tanah

(Kerosene) dinyatakan tidak berubah dan tetap mengacu kepada Peraturan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 tahun 2009, tanggal 12

Januari 2009 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Tanah

(Kerosene), Bensin Premium dan Minyak Solar (Gas Oil) untuk Keperluan

Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha Perikanan, Transportasi dan Pelayanan

Umum, yaitu untuk Bensin Premium sebesar Rp. 4.500,- (empat ribu lima ratus

rupiah) per liter, Minyak Solar (Gas Oil) sebesar Rp. 4.500,- (empat ribu lima

ratus rupiah) per liter dan Minyak Tanah (Kerosene) sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu

lima ratus ribu rupiah) per liter. Adanya kestabilan harga BBM bisa dijadikan

Page 92: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

76

peluang oleh Cresh untuk menjangkau segmentasi pasar yang lebih luas

mengingat dalam proses pembelian input maupun penjualan produk

membutuhkan BBM.

6.2.2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan mempunyai dampak

besar terhadap produk, jasa, pasar dan pelanggan. Faktor sosial terpusat pada nilai

dan sikap orang, pelanggan dan karyawan yang mempengaruhi strategi

perusahaan. Nilai-nilai ini terwujud ke dalam perubahan gaya gidup yang

mempengaruhi permintaan terhadap produk ataupun cara perusahaan berhubungan

dengan karyawan. Nilai sosial budaya memiliki kecenderungan untuk

mempengaruhi gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat akan suatu produk.

1) Social Entrpereneurship semakin berkembang

Social Entrepreneurship akhir-akhir ini menjadi makin populer

terutama setelah salah satu tokohnya Dr. Muhammad Yunus, pendiri

Grameen Bank di Bangladesh mendapatkan hadiah Nobel untuk perdamaian

tahun 2006. Sesungguhnya Social Entrepreneurship sudah dikenal ratusan

tahun yang lalu diawali antara lain oleh Florence Nightingale (pendiri sekolah

perawat pertama) dan Robert Owen (pendiri koperasi).

Pengertian sederhana dari Social Entrepreneur adalah seseorang

yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan

entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial (social change),

terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan

(healthcare). Jika business entrepreneurs mengukur keberhasilan dari kinerja

keuangannya (keuntungan ataupun pendapatan) maka social entrepreneur

keberhasilannya diukur dari manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.

Dari berbagai pengertian tersebut maka Social Entrepreneur

sesungguhnya adalah agen perubahan (change agent) yang mampu untuk :

a) Melaksanakan cita-cita mengubah dan memperbaiki nilai-nilai sosial

b) Menemu kenali berbagai peluang untuk melakukan perbaikan

c) Selalu melibatkan diri dalam proses inovasi, adaptasi, pembelajaran yang

terus menerus

Page 93: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

77

d) Bertindak tanpa menghiraukan berbagai hambatan atau keterbatasan yang

dihadapinya

e) Memiliki akuntabilitas dalam mempertanggungjawabkan hasil yang

dicapainya, kepada masyarakat.

Yang menggembirakan bahwa akhir-akhir ini adalah terjadinya

pergeseran social entrepreneurship yang semula dianggap merupakan

kegiatan ”non-profit” (antara lain melalui kegiatan amal) menjadi kegiatan

yang berorientasi bisnis (entrepreneurial private-sector business activities).

Keberhasilan legendaris dari Grameen Bank dan Grameen Phone di

Bangladesh adalah salah satu contoh terjadinya pergeseran orientasi dalam

menjalankan program social entrepereneurship. Hal ini menjadi daya tarik

bagi dunia bisnis untuk turut serta dalam kegiatan social entrepreneurship,

karena ternyata dapat menghasilkankeuntungan finansial.

Social Entreprenuers makin berperan dalam pembangunan

ekonomi karena ternyata mampu memberikan daya cipta nilai–nilai sosial

maupun ekonomi, yakni :

a) Menciptakan kesempatan kerja

b) Melakukan inovasi dan kreasi baru terhadap produksi barang ataupun

c) jasa yang dibutuhkan masyarakat

d) Menjadi modal sosial

e) Peningkatan Kesetaraan (equity promotion)

Hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi Cresh yang

menggunakan konsep pemberdayaan dalam setiap aktivitas bisnisnya. Cresh

memberdayakan para petani ubi dan tanaman untuk memasok kebutuhan

Cresh akan ubi dan tanaman. Selain itu, pemberdayaan pengrajian keranjang

juga dilakukan. Selanjutnya Cresh juga memberdayakan masyarakat untuk

bisa membuat rangkaian tanaman hias kreatifmelalui pelatihan-pelatihan

pembuatan rangakaian tanaman hias kreatif.

2) Budaya saling memberi

Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim sangat dianjurkan

untuk saling membantu dan mengasihi satu sama lain. Hal ini tercermin dari

keadaran masyarakat untuk saling memberi satu sama lain. Budaya saling

Page 94: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

78

memberi ini yang berkembang di masyarakat ternyata menjadi peluang bagi

Cresh untuk menyediakan souvenir yang unik atau produk kreatif berbasiskan

pertanian sebagai cindera mata atau ungkapan rasa kasih sayang dan terima

kasih dari seseorang ke orang yang lain.

3) Kesadaran masyarakat akan produk ramah lingkungan

Faktor sosial budaya mempengaruhi suatu usaha karena selalu

terjadi perubahan sebagai akibat dari upaya individu ataupun sekelompok

orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian dan

penyesuaian diri terhadap lingkungan. Gerakan kembali ke alam untuk

mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dan peduli terhadap lingkungan

belakangan ini mulai berkembang di Indonesia. Kedekatan informasi

lingkungan dengan pengalaman sehari-hari menjadi penting karena akan

mampu menjadi cara pandang yang bisa dipakai setiap hari menjadi cara

bertindak yang lebih peduli kepada lingkungan termasuk terhadap kesehatan

diri sendiri. Direktur Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Republik

Indonesia (APIKRI), Amir Panzuri (2010) mengatakan Produk kerajinan

yang berbahan baku ramah lingkungan masih tetap disukai oleh pasar ekspor,

sehingga dapat menjadi peluang besar bagi para perajin Indonesia. Produk

kerajinan yang ramah lingkungan adalah yang bahan bakunya dari alami yang

bisa dikembangkan dan selalu bisa terbarukan, bukan dari bahan baku bahan

tambang yang untuk memperolehnya bisa merusak lingkungan dan juga

bukan bahan baku dari barang yang langka dan tidak bisa terbarukan.

Dengan semakin berkembangnya gerakan kembali ke alam di

Indonesia, menjadi peluang yang besar bagi Cresh untuk menawarkan

produknya yang berbahan baku dari alam yang bisa dikembangkan dan bisa

terbarukan. Dengan demikian, produk Cresh yang unik dan kreatif serta

memanfaatkan produk yang tidak bernilai sehingga bernilai tinggi juga

merupakan hal yang bisa membuat Cresh bisa disukai oleh masyarakat karena

produknya yang turut berpartisipasi memelihara kelestarian lingkungan.

Page 95: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

79

6.2.3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum

Stabilitas politik dan hukum merupakan aspek penting yang

mempengaruhi iklim usaha di suatu negara. Politik dan hukum berhubungan

langsung dengan keamanan dan stabilitas pemerintahan suatu negara. Keadaan

politik dan keamanan yang tidak stabil akan memberikan dampak negatif terhadap

keberlangsungan suatu usaha. Pelaku usaha akan merasa khawatir terhadap

keberlangsungan usahanya. Kondisi ini juga berlaku sebaliknya. Beberapa

kebijakan dan peraturan pemerintah yang memiliki pengaruh terhadap

perkembangan Cresh antara lain sebagai berikut.

1) Pengembangan ekonomi kreatif Indonesia

Evolusi Ekonomi Kreatif Pergeseran dari Era Pertanian lalu Era

Industrialisasi, disusul oleh era informasi yang disertai dengan banyaknya

penemuan baru di bidang teknologi infokom serta globalisasi ekonomi, telah

menggiring peradaban manusia kedalam suatu arena interaksi sosial baru

yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Industrialisasi telah

menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang lebih murah

dan lebih efisien. Negara-negara maju mulai menyadari bahwa saat ini

mereka tidak bisa mengandalkan supremasi dibidang industri lagi, tetapi

mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif, sehingga kemudian

pada tahun 1990- an dimulailah era ekonomi baru yang mengintensifkan

informasi dan kreativitas, yang populer disebut ekonomi kreatif yang

digerakkan oleh sektor industri yang disebut industri kreatif.

Industri kreatif adalah bagian tak terpisahkan dari ekonomi kreatif.

Republik Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif, yang berfokus pada

penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat dan

kreativitas sebagai kekayaan intelektual, adalah harapan bagi ekonomi

Indonesia untuk bangkit, bersaing dan meraih keunggulan dalam ekonomi

global. ekonomi kreatif ini juga diharapkan dapat menjawab tantangan seperti

isu global warming, pemanfaatan energi yang terbarukan, deforestasi, dan

pengurangan emisi karbon, karena arah pengembangan industri kreatif ini

akan menuju pola industri ramah lingkungan dan penciptaan nilai tambah

produk dan jasa yang berasal dari intelektualitas sumber daya insani yang

Page 96: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

80

dimiliki oleh Indonesia, dimana intelektualitas sumber daya insani merupakan

sumber daya yang terbarukan. Untuk mengembangkan ekonomi kreatif ini,

diyakini bahwa kolaborasi antara berbagai aktor yang berperan dalam industri

kreatif yaitu Cendekiawan (Intellectuals), Bisnis (Business) dan Pemerintah

(Government) menjadi mutlak dan merupakan prasyarat mendasar. Tanpa

kolaborasi antara elemen I-B-G ini, maka dikhawatirkan bahwa

pengembangan ekonomi kreatif tidak berjalan selaras, efisien dan saling

tumpang-tindih. Hal ini karena setiap aktor memiliki peran yang signifikan,

namun juga memerlukan kontribusi dari aktor lainnya.

Sebagai langkah nyata dan komitmen pemerintah untuk

mengembangkan ekonomi kreatif Indonesia 2025, maka pemerintah telah

melakukan kajian awal untuk memetakan kontribusi ekonomi dari industri

kreatif yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif. Hal ini kemudian

ditindaklanjuti dengan pembuatan Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif

2009-2015 serta Rencana Pengembangan 14 Subsektor Industri Kreatif 2009-

2015, dan selanjutnya setiap departemen teknis terkait akan membuat rencana

kerja berupa program dan kegiatan nyata (rencana aksi) yang akan dilakukan

untuk mengembangkan sektor industri kreatif ini. Dengan adanya komitmen

pemerintah untuk pengembangan ekonomi kreatif ini menjadi peluang yang

baik bagi Cresh yang sangat konsen untuk mengembangkan produk-

rangakaian tanaman hias kreatif.

2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah

Pembinaan dan pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh

pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan

bantuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan UMKM agar

dapat berkembang serta mampu menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

Sedangkan pemberdayaan yang dimaksudkan disini adalah usaha yang

dilakukan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam bentuk

penumbuhan iklim usaha, pembinaan dan pengembangan. Tujuan dari

pemberdayaan ini adalah untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional

yang seimbang, berkembang dan berkeadilan serta untuk menumbuhkan dan

Page 97: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

81

mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh dan

mandiri serta juga meningkatkan peranannya dalam pembangunan daerah,

penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi,

dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Pemerintah pusat dan daerah serta BUMN wajib untuk

menyediakan pembiayaan kepada UMKM dalam bentuk pemberian

pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya. Selain itu juga

dituntut untuk memfasilitasi dan mendorong peningkatan pembiayaan modal

kerja dan investasi melalui perluasan sumber dan pola pembiayaan, akses

terhadap pasar modal, dan lembaga pembiayaan lainnya serta

mengembangkan lembaga penjamin kredit, dan meningkatkan fungsi lembaga

penjamin ekspor. Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan dalam rangka

memperoleh pinjaman untuk mengembangkan usahanya.

3) Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Percepatan Pengembangan

Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM serta Nota Kesepahaman Bersama

antara Pemerintah, Perbankan dan Perusahaan Penjamin

Sesuai dengan kebijakan tersebut, maka pemerintah telah

meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan fasilitas

penjaminan kredit dari pemerintah melalui PT Asuransi Kredit Indonesia (PT

Askrindo) dan Perum Sarana Pengembangan Usaha. Adapun bank pelaksana

yang menyalurkan KUR ini adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank

Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Mandiri, Bank

Syariah Mandiri dan Bank Bukopin. KUR merupakan fasilitas pembiayaan

yang dapat diakses oleh UMKM dan koperasi terutama yang memiliki usaha

yang layak namun mempunyai kendala dalam hal agunan. Oleh karena itu,

dengan adanya program KUR dapat menjadi peluang bagi pelaku UMKM

seperti Cresh untuk mendapatkan tambahan modal dengan persyaratan yang

cukup mudah guna mengembangkan usahanya.

6.2.4. Kekuatan Teknologi

Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan

bagi siapa saja termasuk para pelaku usaha yang hendak mengembangkan

Page 98: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

82

usahanya. Kemudahan-kemudahan tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yaitu

aspek produksi dan aspek pemasaran.

1) Perkembangan teknologi pada aspek produksi

Dalam proses pembuatan produk-produk Cresh yang memerlukan

keterampilan dan kreativitas, perkembangan teknologi bukanlah dilihat dari

mesin-mesin yang digunakan karena dalam proses pembuatannya tidak

membutuhkan mesin melainkan keterampilan seseorang. Perkembangan

teknologi yang ada pada Cresh dalam memproduksi produknya yaitu

teknologi metode pengaplikasian zat pengatur tumbuh (paclobutrazol) pada

ubi yang akan dirangkai agar tajuk ubi tersebut lebih seragam. Hal ini

menjadi peluang bagi Cresh untuk menghasilkan produk-produk yang kreatif

dan berkualitas.

2) Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran

Perkembangan teknologi tidak hanya terjadi pada aspek produksi

saja melainkan juga pada aspek pemasaran. Hal ini karena adanya

perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi, informasi dan

transportasi. Degan adanya perkembangan teknologi dalam bidang

telekomunikasi seperti telepon maupun hand phone maka akan

mempermudah komunikasi antar bagian di dalam perusahaan, antara pelaku

usaha dengan pemasok bahan baku maupun antara pelaku usaha dengan

pelanggan ketika melakukan pemesanan produk. Sedangkan perkembangan

teknologi informasi sangat terlihat dari menjamurnya berbagai macam media

yang dapat digunakan sebagi sarana promosi penjualan produk. Media-media

tersebut meliputi surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, spanduk,

baliho, sticker, radio, televisi, pesan singkat serta internet yang sudah mulai

menjadi kebutuhan pokok sebagian masyarakat di kota-kota besar.

Selama beberapa tahun cukup banyak perkembangan yang terjadi

di bidang teknologi transportasi misalnya perkembangan teknologi kendaraan

bermotor yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar yang dapat

menghemat biaya perusahaan. Selain itu, hadirnya jasa pengiriman barang via

darat, laut dan udara akan mempermudah dan mempercepat pendistribusian

Page 99: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

83

produk dari produsen kepada konsumen di berbagai wilayah di Indonesia

maupun mancanegara sehingga dapat membantu proses pemasaran

perusahaan. Kesemua hal ini juga menjadi peluang bagi Cresh untuk

menambah kapasitas produksinya.

6.2.5. Kekuatan Kompetitif

Industri didefinisikan sebagai kelompok perusahaan yang menghasilkan

produk yang saling menggantikan (close substitutions). Lingkungan industri

merupakan lingkungan yang berada di sekitar usaha yang memiliki pengaruh

langsung terhadap operasional usaha. Menurut Porter (1997), hakikat persaingan

suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, yaitu persaingan

antarperusahaan sejenis, kemungkinan masuknya pesaing baru, potensi

pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok dan

kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen.

1) Persaingan Antarperusahaan Sejenis

Persaingan yang terjadi dalam suatu industri merupakan sebuah hal

yang wajar, karena dengan adanya persaingan maka para pelaku usaha diajak

untuk berfikir kreatif dan inovatif dalam menempatkan produknya di mata

konsumen dan berusaha agar produknya dapat diterima oleh pasar. Dalam

sebagian besar industri, perusahaan saling tergantung. Persaingan yang

digerakkan oleh satu perusahaan dapat dipastikan mempengaruhi para

pesaingnya, dan mungkin menyebabkan pembalasan dan usaha-usaha

perlawanan. Hal ini juga berlaku untuk Cresh dalam industri rangakaian

tanaman hias kreatif. Walaupun sampai saat ini Cresh belum memiliki

pesaing yang banyak yang konsen menjual rangakaian tanaman hias kreatif,

namun Cresh harus tetap meningkatkan kualitas produknya.

Secara umum persaingan yang terjadi dalam industri rangkaian

tanaman hias kreatifadalah persaingan pangsa pasar, produk dan harga.

Persaingan pangsa pasar terjadi jika jumlah pelaku usaha rangkaian tanaman

hias kreatifyang beroperasi semakin banyak sehingga para pelaku usaha harus

jeli dan berhati-hati dalam menentukan target pasar serta wilayah

pemasarannya. Persaingan produk terjadi karena setiap produsen berlomba-

Page 100: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

84

lomba untuk membuat produk yang dapat diterima dengan baik oleh

konsumen baik melalui kualitas produknya. Oleh karenanya, produsen harus

mampu melihat selera dan perilaku konsumen tentang produk seperti apa

yang diminati oleh konsumen saat ini. Disamping itu terjadi pula persaingan

harga produk dimana setiap perusahaan mencoba memberikan harga yang

dapat dijangkau oleh konsumen. Biasanya dalam persaingan harga ini

produsen menyesuaikan dengan mutu produk dan target pasar yang dituju.

Pesaing yang ada di pasar saat ini adalah kios horta untuk produk

boneka horta, Saung langka untuk tanaman hias, Erik kaktus untuk kaktus,

dan Rumah Bunga Rizal untuk kaktus dan tanaman hias. Cresh yang

merupakan toko khusus yang menjual rangakaian tanaman hias kreatif,

memiliki variasi produk yang banyak dan berkualitas. Cresh menawarkan

berbagai macam rangkaian tanaman hias kreatiftidak seperti pesaing yang

lainnya yang hanya fokus menjual satu produk saja, misalnya kaktus atau

tanaman. Dengan semakin banyaknya variasi produk ini Cresh mampu

menjadi pelopor toko khusus yang menjual produk-rangakaian tanaman hias

kreatif.

2) Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru

Keberadaan suatu industri pasti tidak akan lepas dari ancaman

masuknya pendatang baru yang dapat berimplikasi terhadap kondisi

persaingan perusahaan yang telah ada sebelumnya, misalnya dalam hal

perebutan pangsa pasar maupun perebutan input produksi seperti bahan baku

dan tenaga kerja. Ancaman masuknya pendatang baru sangat bergantung pada

kemampuan pendatang baru untuk menghadapi hambatan masuk (barriers to

entry) ke dalam industri. Menurut Porter (1997) terdapat enam faktor

hambatan masuk dari pendatang baru ke dalam suatu industri, yaitu skala

ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok,

akses ke saluran distribusi, biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala,

dan kebijakan pemerintah.

a) Skala Ekonomi

Untuk mendirikan usaha rangkaian tanaman hias kreatif tidak

diharuskan untuk beroperasi pada skala usaha yang besar. Hal ini

Page 101: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

85

dikarenakan setiap orang dapat memulai usaha pada skala manapun mulai

dari skala rumah tangga yang hanya mengandalkan pesanan hingga skala

besar yang sudah memiliki pangsa pasar yang banyak. Namun dengan

skala usaha yang kecil, pendatang baru akan kesulitan apabila berhadapan

dengan perusahaan besar yang telah mencapai skala ekonomi. Hal ini

berhubungan dengan besarnya keuntungan yang diperoleh. Perusahaan

dengan skala kecil akan memperoleh keuntungan yang lebih sedikit

apabila dibandingkan dengan perusahaan besar karena biaya yang

dikeluarkan untuk setiap produknya cenderung lebih besar.

b) Diferensiasi Produk

Pada umumnya produk yang dihasilkan oleh perusahaan rangkaian

tanaman hias kreatif yang ada secara sekarang cenderung fokus pada satu

produk unggulannya. Cresh memiliki variasi produk yang banyak

sehingga mampu bersaing dengan yang lain. Pendatang baru harus

memiliki diferensiasi pada produknya untuk dapat menarik minat

konsumen ataupun membuat konsumen produk lain beralih ke produknya.

c) Kebutuhan Modal

Untuk mendirikan usaha rangkaian tanaman hias kreatif tidak harus

memiliki modal yang besar. Yang dibutuhkan adalah keterampilan dan

kreativitas dalam pembuatan produk yang kreatif. Dengan keterampilan

yang baik dan peralatan yang sederhana seseorang dapat mulai membuat

rangkaian tanaman hias kreatifdengan skala kecil. Namun apabila ingin

memproduksi dalam jumlah besar dan merebut pangsa pasar perusahaan

yang sudah ada sebelumnya pendatang baru tersebut harus memiliki

permodalan yang cukup besar.

d) Biaya Beralih Pemasok

Untuk dapat membuat perusahaan rangkaian tanaman hias kreatif

yang telah ada beralih ke pemasok lainnya pendatang baru tidak perlu

mengeluarkan biaya yang cukup besar. Hal ini dikarenakan bahan baku

yang digunakan pada produksi rangkaian tanaman hias kreatif merupakan

bahan baku yang mudah didapat. Hal ini merupakan ancaman bagi

Page 102: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

86

perusahaan yang telah ada karena pendatang baru mudah untuk masuk ke

dalam industri.

e) Akses ke Saluran Distribusi

Pada industri rangakaian tanaman hias kreatif, perusahaan-

perusahaan yang telah mapan memiliki saluran distribusi sendiri untuk

memasarkan produknya sehingga pendatang baru mungkin akan kesulitan

dalam memasuki saluran yang ada. Sedangkan untuk membangun saluran

distribusi yang baru, pendatang baru harus mengeluarkan biaya yang

tidaklah sedikit karena membutuhkan waktu dan usaha yang besar untuk

menggeser produk pesaing dari saluran distribusi yang dimilikinya. Namun

apabila pendatang baru memiliki produk dengan kualitas yang sama atau

bahkan lebih baik namun dengan harga yang lebih terjangkau akan

memungkinkan pendatang baru tersebut masuk ke dalam saluran distribusi

yang telah ada dan merebut pasar pesaing-pesaingnya sehingga dapat

menjadi ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Cresh yang belum

memiliki saluran distribusi yang baik, hal ini menjadi ancaman yang berarti

bagi Cresh.

f) Biaya Tidak Menguntungkan Terlepas dari Skala

Perusahaan rangkaian tanaman hias kreatifyang sudah mapan

mungkin memiliki keunggulan yang tidak mudah ditiru oleh pendatang

baru. Keunggulan tersebut dapat berupa pengetahuan tentang pembuatan

produk yang lebih baik maupun lokasi yang strategis dan sudah dikenal

oleh masyarakat atau konsumen. Selain itu keunggulan biaya juga berasal

dari pengaruh kurva pengalaman (experience curve). Perusahaan yang telah

memulai usahanya lebih dahulu pastinya telah melalui proses pembelajaran

yang cukup lama sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan berupa

efisiensi biaya dan waktu dalam proses produksinya sehingga mampu

menghasilkan produk yang relatif murah dibanding pendatang baru.

g) Kebijakan Pemerintah

Pemerintah dapat memberikan penghalang masuk ke suatu industri

dengan menetapkan persyaratan lisensi dan membatasi akses kepada bahan

baku. Namun hal ini tidak terjadi pada industri rangakaian tanaman hias

Page 103: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

87

kreatif. Bahan baku untuk industri ini merupakan barang yang bebas

diperdagangkan dan bisa diperoleh dimana saja, bahkan kebijakan-

kebijakan pemerintah cenderung mendukung tumbuhnya industri-industri

kecil dan memberikan kemudahan dalam pendiriannya.

3) Potensi Pengembangan Produk Substitusi

Produk pengganti (substitusi) adalah produk yang memiliki fungsi

sama dengan produk perusahaan dan dapat mempengaruhi produk perusahaan

selama di pasar. Keberadaan produk substitusi dapat menjadi ancaman bagi

suatu perusahaan jika produk substitusi tersebut memiliki harga yang lebih

murah namun memiliki kualitas yang sama dengan poduk perusahaan atau

bahkan bisa lebih baik. Oleh karena itu faktor harga jual dan mutu produk

sering digunakan oleh pelaku usaha sebagai alat dalam menghadapi

keberadaan produk substitusi. Pada industri rangakaian tanaman hias kreatif,

produk yang dapat digolongkan sebagai produk substitusi antara lain adalah

terrarium, displant, hidrogel, tanaman hias, dan souvenir. Tingginya

keberadaan produk substitusi Cresh dengan berbagai macam bentuk, harga

dan kualitas dapat memberikan ancaman bagi Cresh sebagai salah satu

produsen rangakaian tanaman hias kreatif. Meskipun keberadaan produk

substitusi tersebut sangatlah tinggi, namun keputusan pembelian tergantung

oleh konsumen yang memiliki kebebasan untuk memilih produk yang sesuai

dengan seleranya.

4) Kekuatan Tawar-Menawar Penjual/Pemasok

Kekuatan penawaran pemasok dapat mempengaruhi intensitas

persaingan dalam suatu industri ketika terdapat sejumlah pemasok tetapi

hanya ada sedikit subtitusi yang bagus untuk bahan bakunya dan biaya

penggantiannya pun sangat tinggi. Bagi Cresh, keberadaan pemasok bahan

baku seperti tanaman hias, wadah tanaman, ornamen, dan media tanam

sangatlah penting terhadap keberlangsungan proses produksi. Sampai saat ini

Cresh tidak menghadapi biaya peralihan yang tinggi untuk berpindah ke

pemasok lain apabila bahan baku yang dipasok dari pemasok tersebut tidak

memenuhi standar perusahaan baik dari segi harga, kualitas maupun

Page 104: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

88

kuantitasnya. Akan tetapi seringkali apabila Cresh tidak membuat kemitraan,

pemasok bahan baku Cresh sudah tidak lagi memproduksi bahan baku yang

sesuai dengan yang diinginkan oleh Cresh. Hal ini bisa menjadi ancaman bagi

Cresh yang produknya mempunyai standar tertentu setiap jenisnya.

5) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli/Konsumen

Kekuatan penawaran pembeli (konsumen) dapat dikatakan cukup

kuat ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, konsumen

membeli dalam jumlah banyak, produk yang dibeli standar (tidak

terdeferensiasi) dan ketika pembeli menghadapi biaya peralihan yang kecil

untuk berpindah ke produsen lain. Konsumen Cresh dapat dikatakan memiliki

kekuatan penawaran yang tidak cukup kuat karena konsumen belum besar

jumlahnya dan konsumen belum membeli dalam jumlah banyak.

Page 105: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

89

VII FORMULASI STRATEGI

7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan

Identifikasi kekuatan dan kelemahan Cresh didasarkan pada hasil analisis

lingkungan internalnya. Berikut rincian beberapa faktor lingkungan internal yang

menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Cresh.

Tabel 10. Faktor-Faktor Lingkungan Internal

Faktor Kekuatan Kelemahan

Manajemen

1. Pengorganisasian kerja

berjalan dengan baik

2. Sistem kontrol dan

perhatian yang baik antar

tim manajemen

3. Dikelola oleh mahasiswa

yang berkompeten di

bidangnya, semangat

bekerja keras, dan kreatif

1. Belum memiliki badan

hukum usaha

2. Belum adanya standar dan

SOP yang tertulis terkait

sistem kerja

Pemasaran

4. Memiliki jaringan

pemasaran yang luas dan

hubungan kerjasama

dengan beberapa pihak

5. Harga terjangkau sesuai

dengan segmentasi pasar

6. Promosi melalui teknologi

informasi

7. Memiliki banyak variasi

produk yang dipasarkan

3. Belum adanya pelanggan

yang tetap

4. Belum memiliki jaringan

distribusi yang baik

5. Belum memiliki tempat

sendiri dengan nama Cresh

untuk dijadikan toko dan

display produk

Keuangan/Akuntansi

8. Memiliki permodalan

usaha yang baik

6. Pencatatan keuangan masih

kurang rapih dan teratur

Produksi/Operasi

9. Memproduksi produk yang

unik, berkualitas, kreatif,

dan inovatif

10. Letak Cresh dekat dengan

bahan baku dan konsumen

7. Cresh memiliki bahan baku

yang mudah rusak dan tidak

stabil

8. Kapasitas produksi masih

terbatas dan belum mampu

memenuhi kebutuhan pasar.

9. Kurangnya SDM produksi

yang memiliki keahlian

untuk membuat produk

kreatif

Penelitian dan

Pengembangan

10. Penelitian dan

pengembangan yang

dilakukan masih terbatas

Page 106: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

90

Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan bagi Cresh yaitu :

1. Pengorganisasian kerja berjalan dengan baik

Pengorganisasian kerja yang dilakukan oleh Cresh telah berjalan

sebagaimana mestinya. Hal ini dibuktikan dengan telah terbentuknya struktur

organisasi, serta pembagian kerja yang jelas pada masing-masing bidang, yaitu

pimpinan usaha, operasional produksi, administrasi keuangan, promosi dan

pemasaran, dan penelitian dan pengembangan. Sebagai usaha yang baru dan

masih berkembang, dalam pelaksanaan tugas disesuaikan dengan kebutuhan,

pelaksanaannya pun disesuaikan dengan kesanggupan masing-masing anggota.

Artinya tidak hanya fokus dalam satu bidang saja, ketika ada kebutuhan di bidang

yang lain, maka pengelola dari bidang yang lain turut senantiasa membantu

sehingga suasana kebersamaannya terjalin.

2. Sistem kontrol dan perhatian yang baik antar tim manajemen

Harta terpenting dalam sebuah organisasi itu adalah SDM yang ada di

dalam organisasi tersebut. Cresh menerapkan pola perhatian yang baik dalam

menjalankan perusahaan. Masing-masing tim pengelola mengontrol dan

membeikan perhatian kepada yang lainnnya. Dengan adanya sistem kontrol dan

perhatian yang baik ini, diharapkan masing-masing tim memiliki semangat yang

sama dalam mengembangkan usaha Cresh. Hal ini dilakukan karena tim pengelola

Cresh ini masih berstatus mahasiswa yang masih disibukkan dengan kegiatan

perkuliahan dan praktikum di kampus sehingga harus ada yang memastikan tugas

dari masing-masing tim itu berjalan dengan baik.

3. Dikelola oleh mahasiswa yang berkompeten di bidangnya, semangat bekerja

keras, dan kreatif

Salah satu kelebihan Cresh adalah dikelola oleh mahasiswa yang

berkompeten di bidangnya, mau bekerja keras, dan kreatif. Hal ini memiliki

kekuatan tersendiri. Tim pengelola Cresh berlatar belakang pendidikan yang

berbeda dan saling menopang, yaitu agronomi dan hortikultura, agribisnis, dan

kedokteran hewan. Selain itu, latar belakang keluarga yang hampir sama yang

membuat tim pengelola harus mandiri sejak kuliah, maka semangat untuk

Page 107: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

91

menghasilkan uang sendiri untuk membiayai sendiri kuliahnya membuat tim

pengelola Cresh semangat bekerja keras. Selain itu, kecintaan akan tanaman dan

produk kreatif, membuat tim pengelola memiliki ide kraetif dan inovatif dalam

pengembangan usaha Cresh.

4. Memiliki jaringan pemasaran yang luas dan hubungan kerjasama dengan

beberapa pihak

Tim pengelola Cresh merupakan aktivis kampus yang aktif dalam dunia

kelembagaan mahasiswa di kampus. Kelembagaan ini dimanfaatkan oleh mereka

dalam memperluas jaringan pemasaran produk-produk Cresh. Setiap ada

kesempatan dalam sebuah pertemuan selalu digunakan untuk mempromosikan

produk Cresh. Hal ini membuat Cresh memiliki jaringan pemasaran yang banyak.

Selain itu dengan banyaknya jaringan yang dimilki, Cresh mampu membuat

kerjasama dengan beberapa pihak dalam mengembangkan usahanya, seperti

Indoflower Nursery (IFN), Direktorat Pengembangan Kerjasama dan Hubungan

Alumni (DPKHA), Beastudi Etos, dan lain-lain (lampiran 2).

5. Harga terjangkau sesuai dengan segmentasi pasar

Harga produk Cresh disesuaikan dengan segmentasi pasar sehingga mudah

dijangkau oleh semua kalangan. Untuk mahasiswa biasanya lebih murah

disesuaikan dengan kemampuannya dan ada juga yang bisa memesan sesuai

dengan kemampuan untuk membelinya. Hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi

Cresh yang memenuhi kebutuhan konsumen akan produk kreatif dengan harga

yang terjangkau.

6. Promosi melalui teknologi informasi

Sebagai usaha yang baru dan masih berkembang maka dituntut untuk

memperkuat sistem promosi. Apalagi ditambah dengan produk yang ditawarkan

Cresh adalah produk yang baru di mata konsumen. Oleh karena itu, promosi yang

dilakukan Cresh tidak hanya melalui pamflet, leaflet, dari mulut ke mulut, akan

tetapi juga promosi jga dilakukan dengan teknologi informasi, seperti web,

facebook, dan lain-lain. Dengan demikian, produk Cresh dapat diketahui oleh

konsumen dan bisa melihat langsung produk-produk yang ditawarkan oleh Cresh.

Page 108: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

92

7. Memiliki banyak variasi produk yang dipasarkan

Cresh menawarkan beraneka produk yang kreatif. Produk-produk tersebut

disesuaikan dengan keinginan konsumen. Konsumen bisa langsung memilih

sendiri produk yang ingin dibelinya. Cresh selalu siap untuk membuatkan produk

yang sesuai dengan kebutuhan konsumen yang tentunya sesuai dengan apa yang

ditawarkan oleh Cresh. Penambahan aksesoris-aksesoris untuk membuat produk

lebih indah dan cantik bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

8. Memiliki permodalan usaha yang baik

Modal adalah salah satu elemen yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk

mengembangkan usahanya. Cresh memiliki sumber permodalan yang baik.

Dengan kemampuan dan kompetensinya dan sekaligus memanfaatkan posisinya

sebagai seorang mahasiswa, pengelola Cresh mendapatkan dana dari Program

Kreativitas Mahasiswa, Program Pengembangan kreativitas Mahasiswa, lomba-

lomba ide bisnis, dan lain-lain. Hal ini membantu Cresh untuk senantiasa

menambah modal dalam rangka pengembangan usaha.

9. Memproduksi produk unik, berkualitas, kreatif, dan inovatif

Keunggulan yang dimiliki Cresh yang paling utama adalah produknya

yang inovatif dan kreatif. Produk yang ditawarkan Cresh merupakan produk yang

baru dan sangat berbeda dengan produk yang sudah ada sebelumnya. Produk

Cresh senantiasa memadukan antara ilmu, seni, dan kreativitas sehingga mampu

menghasilkan produk yang unik, kreatif, inovatif, dan berkualitas sesuai dengan

kebutuhan konsumen.

10. Letak Cresh Dekat dengan Bahan Baku dan Konsumen

Letak yang strategis merupakan salah satu faktor yang penting dalam

meningkatkan efisiensi kerja baik dari sisi waktu dan biaya.Letak Cresh yang

berada dekat dengan sumber bahan baku memberikan kemudahan bagi Cresh

untuk mengakses dan mendapatkan bahan baku dari pemasok. Selain itu, Cresh

juga dekat dengan konsumen yaitu berada dalam lingkungan kampus yang

sebagian besar konsumennya adalah mahasiswa. Rencana ke depan Cresh akan

menghadirkan produknya langsung di depan konsumen tidak hanya di kalangan

Page 109: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

93

mahasiswa, tetapi masyarakat luas yaitu dengan konsep toko yang merupakan

pusat rangakaian tanaman hias kreatif.

Faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan bagi Cresh yaitu :

1. Belum memiliki badan hukum usaha

Badan Hukum Usaha diperlukan oleh sebuah usaha sebagai legalitas

usahanya. Kepemilikan badan hukum usaha juga dapat mempermudah suatu

perusahaan untuk mendapatkan bantuan modal dalam bentuk hibah maupun

pinjaman yang lebih besar. Sampai saat ini Cresh belum memiliki Badan Hukum

Usaha sehingga masih menjadi kendala ketika akan menjalin kerjasama dengan

beberapa pihak baik dengan pemasok bahan baku, sumber modal, maupun dengan

distributor atau pelanggan.

2. Belum adanya SOP yang jelas dan tertulis terkait sistem kerja

Standart Operational Prosedure (SOP) secara tertulis dibutuhkan oleh

sebuah perusahaan untuk mempermudah langkah-langkah sistem kerja secara

teknis. Dengan adanya SOP kerja tim akan lebih terarah dan produk yang

dihasilkan memiliki standar kualitas yang baik.

3. Belum adanya pelanggan yang tetap

Pelanggan yang tetap dapat dijadikan sebagai parameter keberlangsungan

usaha. Hal ini yang kemudian menjadi alasan produksi tidak kontinu karena

disesuaikan ketika ada pesanan. Saat ini Cresh belum memiliki pelanggan yang

memesan rangkaian tanaman hias kreatifsecara berkala. Komitmen Cresh akan

terus meningkatkan promosi dan menjalin hubungan dengan konsumen sehingga

harapan untuk mendapatkan pelanggan yang kontinyu dapat tercapai.

4. Belum memiliki jaringan distribusi yang baik

Rangkaian tanaman hias kreatifmerupakan salah satu komoditas agribisnis

yang memiliki sifat mudah rusak dan membutuhkan tempat. Oleh sebab itu

dibutuhkan penanganan yang tepat dalam proses pendistribusian hingga sampai

ke tangan konsumen. Sampai saat ini Cresh belum menemukan jasa ekspedisi

terbaik yang dapat memberikan jaminan rangkaian tanaman hias kreatifdapat

sampai ke tangan konsumen dengan aman.

Page 110: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

94

5. Belum memiliki tempat sendiri dengan nama cresh untuk dijadikan toko dan

display produk

Salah satu teknik pemasaran yang efektif adalah dengan mempunyai toko,

sehingga dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk dan

mendapatkan informasi terpusat dan terpadu mengenai rangakaian tanaman hias

kreatif. Sampai saat ini Cresh belum memiliki toko sendiri karena terkendala

belum mendapatkan tempat yang strategis dan belum memiliki tambahan modal

yang cukup untuk menyewa ruangan sebagai toko, sehingga saat ini cresh masih

berpusat di Kostan Wisma Puri Fikriyah yang berfungsi sebagai nursery, tempat

produksi hingga display produk.

6. Pencatatan keuangan masih kurang rapi dan teratur

Pencatatan keuangan dapat dijadikan sebagai parameter perkembangan

usaha. Dari sebuah laporan keuangan dapat dilihat rugi laba perusahaaan tersebut

dan neraca keuangan yang dapat dijasikan acuan untuk pengambilan keputusan

berikutnya. Pembukuan di Cresh masih sangat sederhana dengan mengumpulkan

bukti transaksi dan mencatat setiap transaksi kedalam log jurnal keuangan

bulanan, lalu selanjutnya setiap akhir bulan dilakukan pempostingan hingga ke

dalam neraca lajur sehingga dapat diketahui jumlah saldo, laba rugi dan neraca

pada bulan tersebut. Walaupun demikian, pencatatan keuangan Cresh sampai saat

ini masih kurang rapi dan teratur.

7. Cresh memiliki bahan baku yang mudah rusak dan tidak stabil

Bahan baku utama dalam pembuatan rangkaian tanaman hias kreatifadalah

tanaman hias. Pertumbuhan tanaman hias tersebut sangat dipengaruhi faktor

lingkungan tumbuh. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung dapat

mengganggu kestabilan ketersediaan tanaman. Selain itu, ketersediaan wadah

rangkaian tanaman juga tidak stabil, seperti keranjang yang ketersediaannya selalu

mengikuti tren yang berkembang sehingga tidak ada standarisasi model keranjang

Cresh.

Page 111: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

95

8. Kapasitas produksi masih terbatas dan belum mampu memenuhi kebutuhan

pasar

Cresh saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan pasar yang terus

meningkat. Keterbatasan kapasitas produksi disebabkan oleh belum adanya

perluasan wilayah produksi dan keterbatasan tenaga ahli penelitian.

9. Kurangnya SDM produksi yang memiliki keahlian untuk membuat produk

kreatif

Pengembangan usaha rangkaian tanaman hias kreatifini memerlukan

kreativitas, imajinasi, dan keahlian untuk membuatnya. Sehingga dibutuhkan

seleksi terlebih dahulu untuk menyaring calon pegawai di Cresh khususnya pada

bagian produksi. Hal ini menjadi kelemahan bagi Cresh untuk mendapatkan SDM

produksi Cresh karena dibutuhkan orang yang memiliki kreativitas dan

kompetensi untuk membuat produk Cresh.

10. Penelitian dan Pengembangan yang dilakukan masih terbatas

Bagian penelitian dan pengembangan dalam suatu usaha merupakan

faktor yang penting dalam menjaga keberlangsungan usaha. Penelitan dapat

dilakukan dalam berbagai aspek seperti peningkatan kualitas produk, analisa

pasar, studi kesukaan konsumen, dan teknik pengembangan pemasaran. Cresh

telah melakukan dua kali penelitian untuk meningkatkan kualitas produk yakni

penelitian pertama berjudul “Aplikasi Paclobutrazol terhadap Ubijalar (Ipomoea

batatas (L). Lam) untuk Tanaman Hias” dan penelitian kedua berjudul “Aplikasi

Pelapisan Lilin Lebah untuk Menjaga Kesegaran Boneka Hias Ubijalar (Ipomoea

batatas (L). Lam) dalam Pot.” Penelitian ini mendapatkan hibah dari DIKTI dalam

kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa. Penelitian dan pengembangan spek yag

lain belum dilakukan karena terkendala SDM dan pendanaan.

7.2. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman

Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan, maka

diperoleh beberapa faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan

ancaman bagi Cresh.

Page 112: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

96

Tabel 11. Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal

Faktor Peluang Ancaman

Ekonomi

1. Pertumbuhan ekonomi

masyarakat yang baik.

2. Harga BBM yang stabil.

3. Trend ekonomi kreatif

yang semakin berkembang

1. Peningkatan Tingkat

Inflasi

2. Adanya random fluctuation

pada harga produk-produk

pertanian

Sosial, Budaya,

Demografi, dan

Lingkungan

4. Kesadaran masyarakat

akan pentingnya produk

ramah lingkungan.

5. Berkembangnya social

entrepreneur

6. Banyak hobies yang

antusias pada jenis

tanaman hias baru dan

lucu

7. Tradisi saling memberi

yang berkembang di

Indonesia

8. Kesadaran masyarakat

akan pentingnya

pemanfaatan sumber daya

lokal

3. Kurangnya kepeduliaan

masyarakat untuk menjaga

dan merawat tanaman

Politik, Pemerintah,

dan Hukum

9. Kebijakan pemerintah

yang mendukung

perkembangan industri

kreatif

10. Kebijakan pemerintah

untuk pengembangan

UMKM

4. Sulitnya mendapatkan hak

paten produk

Teknologi

11. Perkembangan Teknologi

produksi, komunikasi,

informasi, dan transportasi

-

Kompetitif

5. Adanya pesaing yang

bergerak di bidang

rangakaian tanaman hias

kreatif.

6. Adanya produk sejenis

atau produk substitusi.

Faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang bagi Cresh yaitu :

1. Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang baik

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dari tahun ke tahun ditunjukan dengan

nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor tahun 2007 terjadi

pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh adanya peningkatan nilai PDRB

Bogor dan pertumbuhan ekonomi Bogor atas dasar harga konstan. Sementara itu,

Page 113: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

97

laju perubahan PDRB Kabupaten Bogor atas dasar harga konstan pada tahun 2007

menunjukkan kondisi ekonomi masyarakat Kabupaten Bogor yang lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang terjadi saat ini dapat dijadikan peluang

dalam mengembangkan Cresh.

2. Harga BBM yang stabil

Perkembangan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2010 dapat

dikatakan stabil. Hal ini didasarkan pada siaran pers Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) No: 30/HUMAS

KESDM/2010 tanggal 13 Juni 2010 dan No. 52/ HUMAS KESDM/2010 tanggal

13 Oktober 2010 bahwa ketentuan mengenai Harga Jual Eceran Bahan Bakar

Minyak Jenis Minyak Tanah (Kerosene), Bensin Premium dan Minyak Solar (Gas

Oil) untuk Keperluan Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha Perikanan, Transportasi

dan Pelayanan Umum tidak mengalami perubahan.

Harga jual eceran BBM tertentu, yaitu Bensin Premium, Minyak Solar

(Gas Oil) dan Minyak Tanah (Kerosene) dinyatakan tidak berubah dan tetap

mengacu kepada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1

tahun 2009, tanggal 12 Januari 2009 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar

Minyak Jenis Minyak Tanah (Kerosene), Bensin Premium dan Minyak Solar (Gas

Oil) untuk Keperluan Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha Perikanan, Transportasi

dan Pelayanan Umum, yaitu untuk Bensin Premium sebesar Rp. 4.500,- (empat

ribu lima ratus rupiah) per liter, Minyak Solar (Gas Oil) sebesar Rp. 4.500,-

(empat ribu lima ratus rupiah) per liter dan Minyak Tanah (Kerosene) sebesar Rp.

2.500,- (dua ribu lima ratus ribu rupiah) per liter. Kondisi tersebut dapat dijadikan

peluang untuk bisa mengefisienkan biaya produksi Cresh.

3. Trend Ekonomi kreatif yang semakin berkembang

Ekonomi kreatif adalah kumpulan aktivitas ekonomi berbasis pengetahuan

(knowledge based economic activities) yang secara intensif menggunakan

kreativitas dan inovasi sebagai primary input-nya untuk menghasilkan berbagai

produk dan jasa yang menghasilkan nilai tambah. Republik Indonesia menyadari

bahwa ekonomi kreatif, yang berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan

mengandalkan keahlian, bakat dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual,

Page 114: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

98

adalah harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit, bersaing dan meraih

keunggulan dalam ekonomi global. Ekonomi kreatif ini juga diharapkan dapat

menjawab tantangan seperti isu global warming, pemanfaatan energi yang

terbarukan, deforestasi, dan pengurangan emisi karbon, karena arah

pengembangan industri kreatif ini akan menuju pola industri ramah lingkungan

dan penciptaan nilai tambah produk dan jasa yang berasal dari intelektualitas

sumber daya insani yang dimiliki oleh Indonesia, dimana intelektualitas sumber

daya insani merupakan sumber daya yang terbarukan. Hal ini menjadi peluang

bagi Cresh untuk selalu menciptakan rangkaian tanaman hias kreatifdalam

menjawab tantangan perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia.

4. Kesadaran masyarakat akan pentingnya produk ramah lingkungan semakin

meningkat.

Isu pemanasan global yang menjadi isu hangat di dunia maupun di

Indonesia membuat masyarakat sadar untuk selalu menjaga lingkungannya. Hal

ini membuat masyarakat mencari produk-produk yang ramah lingkungan. Cresh

yang menawarkan produk-rangkaian tanaman hias kreatifyang berpartisipasi

memelihara kelestarian lingkungan bisa memanfaatkan peluang adanya isu

pemanasan global untuk mengembangkan usahanya.

5. Berkembangnya social entrepreneurship

Cresh yang merupakan usaha Mikro kecil dan menengah yang

menawarkan produk-rangkaian tanaman hias kreatifmembutuhkan SDM untuk

menjalankan usahanya. Cresh dengan bahan dasar produknya dari produk

pertanian sangat berkaitan dengan petani. Salah satu yang dilakukan Cresh untuk

mendapatkan bahan baku produknya yaitu dengan memberdayakan petani ubi di

wilayah Ciampea dan petani tanaman. Selain itu, Cresh memberdayakan pengrajin

bambu untuk keranjang dan memberdayakan masyarakat sekitar dalam pembuatan

produknya. Hal ini mampu untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi

masyarakat dengan cara memberdayakan mereka terutama para petani. Hal ini

menjadi peluang yang sangat baik bagi Cresh mengingat adanya perkembangan

social entrepreneur di Indonesia.

Page 115: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

99

6. Banyak hobies yang antusias pada jenis tanaman hias baru dan lucu

Tanaman hias yang salah satunya berfungsi untuk memperindah ruangan

membuat masyarakat semakin cinta akan tanaman hias. Apalagi di kota-kota besar

yang sedikit sekali ruang terbuka hijau menjadi peluang tersendiri bagi Cresh

untuk senantiasa menawarkan produk kepada konsumen. Banyaknya hobies yang

antusias pada jenis tanaman hias baru dan lucu bisa memacu Cresh untuk selalu

menghadirkan inovasi-inovasi produk pertanian yang bisa memnuhi kebutuhan

konsumen akan produk yang unik dan lucu.

7. Tradisi saling memberi yang berkembang di Indonesia

Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama islam yang

dianjurkan untuk saling memberi dan berbagi, serta saling tolong menolong. Hal

ini juga menjadi peluang bagi Cresh yang menawarkan produk-produk kreatif

agar produknya dapat dijadikan souvenir yang bisa diberikan kepada orang lain

sebagai hadiah, baik hadiah untuk memperingati ulang tahun, memperingati

momentum hari besar, kenang-kenangan pembicara, maupun ungkapan rasa hati

seseorang.

8. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan sumberdaya lokal

Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan sumberdaya lokal

dalam menciptakan sebuah produk bisa menjadi peluang bagi Cresh untuk

berkembang. Hal ini didasarkan bahwa produk-produk Cresh menggunakan bahan

baku berbasis sumberdaya lokal seperti tanaman hias, ubi, keranang, dan lain-lain.

Selain itu, salah satu produk Cresh yaitu Terra trash memanfaatkan sampah botol

plastik dengan merangkainya dengan tanaman. Hal ini menjadi peluang bagi

Cresh karena memanfaatkan sampah yang tidak berguna dan menjadi masalah

bagi masyarakat menjadi produk yang bernilai jual.

9. Kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan ekonomi kreatif

Pemerintah sangat mendukung perkembangan industri kreatif karena

besarnya kontribusi industri kreatif terhadap produk domestik Bruto. Sebagai

langkah nyata dan komitmen pemerintah untuk mengembangkan ekonomi kreatif

Indonesia 2025, maka pemerintah telah melakukan kajian awal untuk memetakan

Page 116: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

100

kontribusi ekonomi dari industri kreatif yang merupakan bagian dari ekonomi

kreatif. Hal ini, kemudian ditindaklanjuti dengan pembuatan ‚Rencana

Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 serta ‚Rencana Pengembangan 14

Subsektor Industri Kreatif 2009-2015, dan akhirnya diharapkan setiap departemen

teknis terkait akan membuat rencana kerja berupa program dan kegiatan nyata

(rencana aksi) yang akan dilakukan untuk mengembangkan sektor industri kreatif

ini. Dengan adanya komitmen pemerintah untuk pengembangan ekonomi kreatif

ini menjadi peluang yang baik bagi Cresh yang sangat konsen untuk

mengembangkan produk-rangakaian tanaman hias kreatif.

10. Kebijakan pemerintah untuk pengembangan UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah semakin hari semakin berkembang

karena usaha ini yang menopang bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai

langkah nyata pemerintah untuk pengembangan UMKM, maka dikeluarkanlah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah dengan. Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melakukan

pembinaan, bimbingan dan bantuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

kemampuan UMKM agar dapat berkembang serta mampu menjadi usaha yang

tangguh dan mandiri. Selain itu kebijakan pemerintah untuk mengembangkan

UMKM yaitu dikeluarkannya Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang

Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM serta Nota

Kesepahaman Bersama antara Pemerintah, Perbankan dan Perusahaan Penjamin

konomi akan tumbuh ketika UMKM bisa di jalankan. Kebijakan Pemerintah ini

menjadi peluang bagi Cresh sebagai usaha UMKM untuk mengembangkan

usahanya.

11. Perkembangan Teknologi produksi, komunikasi, informasi, dan transportasi

Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini dapat dijadikan peluang bagi

para pelaku usaha tidak terkecuali usaha Cresh. Berbagai alat dan mesin produksi,

komunikasi, informasi, dan transportasi telah mengantarkan produk barang dan

jasa sehingga bisa dinikmati oleh konsumen. Sebagai contoh penggunaan internet

yang mampu mengakses informasi sesuai yang kita inginkan. Perkembangan

teknologi produksi, komunikasi, informasi, dan transportasi menjadi peluang bagi

Page 117: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

101

Cresh untuk bisa menghasilkan produk yang unik dan berkualitas serta dapat

dinikmati oleh konsumen.

Faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi Cresh yaitu :

1. Peningkatan Tingkat Inflasi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2010 hingga bulan Oktober

tingkat inflasi Indonesia mencapai 5.35 persen. Kondisi ini menunjukan terjadi

peningkatan yang cukup tinggi, dimana tahun sebelumnya pada tahun 2009

tingkat inflasi mencapai 2.79 persen. Beberapa kelompok yang mencapai tingkat

inflasi tertinggi meliputi kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau, disusul

oleh kelompok sandang, kelompok kesehatan, pendidikan dan rekreasi, kemudian

perumahan, air, listrik dan gas serta kelompok bahan makanan. Kondisi ini akan

mengancam keberlangsungan usaha ternak sapi perah karena akan meningkatkan

biaya produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha ternaknya.

2. Adanya random fluctuation pada harga produk-produk pertanian

Karakteristik produk-produk pertanian salah satunya adalah bervariasinya

harga produk-produk pertanian. Hal ini menjadi ancaman juga bagi Cresh karena

bahan baku semua produk-produk Cresh adalah produk pertanian sehingga ketika

bahan pertanian yang menjadi bahan baku Cresh mengalami kenaikan harga maka

otomatis harga produk Cresh juga akan naik. Cresh harus mampu menyesuaikan

harga dengan kondisi yang ada.

3. Kurangnya kepeduliaan masyarakat untuk menjaga dan merawat tanaman

Banyak kita dapatkan kepedulian masyarakat untuk menjaga dan merawat

tanaman semakin menurun yang disebabka karena kesibukan, kurang pahamnya

tentang perawatan tanaman, dan lain-lain. Dengan demikian, ini menjadi acaman

bagi Cresh yang sebagian besar produknya adalah produk –produk yang

membutuhkan perhatian dan perlakuan yang baik.

4. Sulitnya mendapatkan hak paten produk

Terlalu banyaknya persyaratan yang harus disipakan untuk memperoleh

hak paten menyebabkan Cresh sampai sekarang belum mendapatkan hak paten.

Hak paten ini sangat penting untuk dimiliki oleh Cresh untuk melindungi identitas

Page 118: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

102

produk-produk Cresh sehingga produk Cresh terjamin mngingat produk-produk

Cresh adalah produk kreatif.

5. Adanya pesaing yang bergerak di bidang rangkaian tanaman hias kreatif

Adanya Kios horta yang menjual boneka horta, Saung langka yang

menjual produk-produk kaktus, Erik kaktus yang menjual kaktus kreatif, dan

rumah Bunga Rizal yang menual tanaman-tanaman hias menjadi ancaman bagi

Cresh karena semua usaha tersebut menjadi pesaing bagi Cresh. Hal ini harus

membuat Cresh selalu meningkatkan kualitas dan kreativitas produknya sehingga

konsumen tetap tertarik untuk membeli produk-produk Cresh.

6. Adanya produk sejenis atau produk substitusi

Pada industri rangakaian tanaman hias kreatif, produk yang dapat

digolongkan sebagai produk substitusi antara lain adalah terrarium, displant,

hidrogel, tanaman hias, dan souvenir. Tingginya keberadaan produk substitusi

Cresh dengan berbagai macam bentuk, harga dan kualitas dapat memberikan

ancaman bagi Cresh sebagai salah satu produsen rangakaian tanaman hias kreatif.

Meskipun keberadaan produk substitusi tersebut sangatlah tinggi, namun

keputusan pembelian tergantung oleh konsumen yang memiliki kebebasan untuk

memilih produk yang sesuai dengan seleranya sehingga Cresh harus selalu

meningkatkan kualitasnya.

11.2. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Matriks IFE disusun setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor internal

yang meliputi kekuatan dan kelemahan Cresh. Hasil matriks IFE dapat dilihat

pada Tabel 12. Total skor faktor strategis internal adalah 2.5657. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa Cresh berada pada rata-rata dalam kekuatan internal secara

keseluruhan. Adapun skor total untuk kekuatan adalah 1,7313 dan skor total untuk

kelemahan adalah 0,8343. Nilai akhir skor total kekuatan yang lebih besar dari

kelemahan menunjukkan bahwa dalam mengembangkan usaha Cresh telah

mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahannya.

Page 119: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

103

Tabel 12. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

No. Faktor-Faktor Strategis Internal Rating

Rata-Rata

Bobot

Rata-Rata

Skor

Total

Kekuatan

1 Pengorganisasian kerja berjalan dengan baik 3.8 0.05468 0.2078

2 Sistem kontrol dan perhatian yang baik antar

tim manajemen

3.8 0.04601 0.1748

3 Dikelola oleh mahasiswa yang berkompeten

di bidangnya, semangat bekerja keras, dan

kreatif

3.8 0.05519 0.2097

4 Memiliki jaringan yang luas dan hubungan

kerjasama dengan beberapa pihak

3.6 0.04652 0.1675

5 Harga terjangkau sesuai dengan segmentasi

pasar

3.2 0.04836 0.1548

6 Promosi melalui teknologi informasi 3 0.05179 0.1554

7 Memiliki banyak variasi produk yang

dipasarkan

3.4 0.04127 0.1403

8 Memiliki permodalan usaha yang baik 3.8 0.04889 0.1858

9 Memproduksi produk yang unik, berkualitas,

kreatif, dan inovatif

4 0.0465 0.186

10 Letak Cresh dekat dengan bahan baku dan

konsumen

3.4 0.0439 0.1493

Total Kekuatan 1.7313

Kelemahan

11 Belum memiliki badan hukum usaha 1.8 0.04944 0.089

12 Belum adanya standar dan SOP yang jelas

dan tertulis terkait sistem kerja

1.4 0.05731 0.0802

13 Belum adanya pelanggan yang kontinu 1.8 0.04837 0.0871

14 Belum memiliki jaringan distribusi yang

baik

1.6 0.05311 0.085

15 Belum memiliki tempat sendiri dengan nama

Cresh untuk dijadikan toko dan display

produk

1.4 0.05128 0.0718

16 Pencatatan keuangan masih kurang rapih dan

teratur

1.8 0.05312 0.0956

17 Cresh memiliki bahan baku yang mudah

rusak dan tidak stabil

1.6 0.04812 0.077

18 Kapasitas produksi masih terbatas dan belum

mampu memenuhi kebutuhan pasar

1.6 0.05284 0.0845

19 Kurangnya SDM yang memiliki keahlian

untuk membuat produk kreatif

1.4 0.05441 0.0762

20 Penelitian dan pengembangan yang

dilakukan masih terbatas

1.8 0.0489 0.088

Total Kelemahan 0.8344

2.5657

Page 120: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

104

Berdasarkan Tabel 12 Matrik IFE, kekuatan terbesar Cresh adalah

Dikelola oleh mahasiswa yang berkompeten di bidangnya, semangat bekerja

keras, dan kreatif dengan skor total mencapai 0,2097. Harta tertpenting dalam

sebuah organisasi adalah sumberdaya manusia yang ada di sana. Cresh memiliki

SDM pengelola yang kompeten di bidangnya dan memiliki semangat yang kuat

untuk maju, suka bekerja keras, dan yang terpenting lagi memiliiki daya

kreativitas dan inovasi yang tinggi. Seperti kita ketahui, banyak usaha-usaha

mahasiswa yang tutup hanya karena SDM pengelola yang tidak memiliki

kompetensi yang cukup baik dalam mengelola usaha.

Tim pengelola Cresh memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda

dan memiliki keahlian masing-masing, yaitu Desty Dwi Sulistyowati dari

Departemen Agronomi dan Hortikultura dan sekarang sedang menempuh S2nya

sebagai pimpinan usaha, Ach. Firman Wahyudi dari Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai Manajer Promosi dan Pemasaran, Desi

Agustiani dari Departemen Agronomi dan Hortikultura sebagai Manajer

Operasional Produksi. Ratih Pusparani dari Departemen Agronomi dan

Hortikultura sebagai Manajer keuangan, dan yang terakhir Rico Juni Artanto dari

Fakultas Kedokteran Hewan. Selain itu, ada beberapa anak SMA dan mahasiswa

IPB lainnya yang dengan kompetensi yang bagus turut ambil bagian dalam

memajukan Cresh karena sama-sama memiliki keinginan untuk memajukan

pertanian dengan menampilkan produk-produk pertanian yang kreatif sehingga

nantinya akan bakal banyak orang yang tertarik dengan dunia pertanian.

Tim pengelola Cresh jika ditinjau dari latar belakang keluarganya, hampir

semuanya termasuk dalam golongan menengah dan selama kuliah sudah bisa

membiayai sendiri uang kuliahnya sehingga adanya perasaan senasib ini membuat

tim pengelola Cresh semakin memiliki semangat untuk memajukan Cresh yang

nantinya bisa memberikan tambahan dana untuk biaya kuliahnya. Selain itu,

semua tim pengelola Cresh adalah aktivis-aktivis kampus IPB sehingga mereka

memiliki pengetahuan yang luas, jaringan yang banyak, dan pengalaman yang

bagus. Kelebihan-kelebihan ini mampu mereka manfaatkan untuk

mengembangkan dan memajukan Cresh ke depan untuk mencapai visinya yaitu

Cresh sebagai sentra rangkaian tanaman hias kreatifIndonesia.

Page 121: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

105

Selanjutnya kelemahan terbesar untuk Cresh adalah belum memiliki

tempat sendiri dengan nama Cresh untuk dijadikan toko dan display produk

dengan skor total mencapai 0,0718. Adanya tempat untuk dijadikan toko dan

display produk dengan branding nama Cresh memang sangat diperlukan. Selama

ini Cresh hanya memanfaatkan kontrakan Ibu desty sebagi pimpinan usaha

sebagai tempat produksi dan penyimpanan produk sehingga konsumen agak

kesulitan untuk mengakses produk-produk Cresh. Selain kontrakan yang biasa

dipakai untuk display dan menyimpan produk, Cresh biasa menghadirkan produk-

produknya di pameran-pameran yang ada di kampus IPB. Hal ini juga menjadi

kendala bagi konsumen karena konsumen hanya bisa melihat produk-produk

Cresh di pameran yang pelaksaaannya tidak kontinu. Dengan demikian Cresh

belum memiliki branding yang kuat di benak konsumen karena memang tidak

adanya tempat khusus yang mana konsumen bisa langsung melihat, membeli dan

mengakses produk-produk Cresh yang bisa dikatakan baru untuk rangkaian

tanaman hias kreatifhasil karya mahasiswa IPB.

11.3. Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Matriks EFE dihasilkan melalui pembobotan dan pemberian peringkat

pada faktor-faktor eksternal kunci. Dari hasil tersebut diperoleh skor bobot rata-

rata dari masing-masing faktor eksternal kunci. Selanjutnya Matriks EFE dapat

dilihat pada Tabel 13.

Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan total skor faktor strategis eksternal

adalah 3,0830. Adapun skor total untuk peluang adalah 2,1126 dan skor total

untuk ancaman adalah 0,9705. Nilai tersebut menunjukkan usaha Cresh mampu

memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada dengan cukup baik.

Nilai tersebut juga menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang

cukup tinggi terhadap faktor peluang dan respon yang sebaliknya terhadap faktor

ancaman.

Page 122: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

106

Tabel 13 . Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

No. Faktor-Faktor Strategis Eksternal Rating

Rata-Rata

Bobot

Rata-Rata

Skor

Total

Peluang

1

Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang

baik. 3.4 0.06288 0.21379

2 Harga BBM yang stabil. 2.4 0.05334 0.12801

3

Trend ekonomi kreatif yang semakin

meningkat 3.8 0.05847 0.22217

4

Kesadaran masyarakat akan pentingnya

produk ramah lingkungan semakin

meningkat. 3.6 0.05699 0.20516

5

Pemberdayaan masyarakat sekitar

terutama petani 3.6 0.05736 0.20651

6

Banyak hobies yang antusias pada jenis

tanaman hias baru dan lucu 3.2 0.05663 0.18121

7

Tradisi saling memberi yang berkembang

di Indonesia 2.8 0.05406 0.15135

8

Cresh berpartisipasi memelihara

kelestarian lingkungan 3.2 0.05993 0.19178

9

Kebijakan pemerintah yang mendukung

perkembangan industri kreatif 3.2 0.0592 0.18945

10

Kebijakan pemerintah untuk

pengembangan UMKM 3.4 0.06215 0.2113

11

Perkembangan Teknologi produksi,

komunikasi, informasi, dan transportasi 3.6 0.05884 0.21183

Total Peluang 2.11256

Ancaman

12 Peningkatan Tingkat Inflasi 1.4 0.05703 0.07984

13 Adanya random fluctuation pada harga

produk-produk pertanian 2.6 0.05519 0.1435

14 Kurangnya kepeduliaan masyarakat

untuk menjaga dan merawat tanaman 2.8 0.06878 0.19258

15 Sulitnya mendapatkan hak paten produk 2.8 0.06181 0.17306

16 Adanya pendatang baru yang cukup

besar 2.6 0.05371 0.13966

17 Adanya produk sejenis atau produk

substitusi yang akan muncul 3.8 0.06364 0.24183

Total Ancaman 0.97046

3.08302

Matriks EFE menunjukan bahwa peluang terbesar Cresh adalah Trend

ekonomi kreatif yang semakin meningkat dengan skor total mencapai 0,2222.

Ekonomi Kreatif merupakan era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi

dan kreativitas dengan mengandalkan pada ide dan stock of knowledge dari SDM

Page 123: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

107

sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Struktur

perekonomian dunia mengalami transformasi dengan cepat seiring dengan

pertumbuhan ekonomi, dari berbasis SDA ke berbasis SDM, dari era pertanian ke

era industri dan informasi. Alvin Toffler (1980) dalam teorinya melakukan

pembagian gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang

pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi

industri, dan yang ketiga adalah gelombang ekonomi informasi. Kemudian

diprediksikan gelombang keempat inilah merupakan gelombang ekonomi kreatif

yang berorientasi pada ide dan gagasan kreatif.

Cresh menghadirkan produk-produk pertanian yang kreatif untuk

merespon tantangan gelombang peradaban ekonomi kreatif yang memanfaatkan

dan mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan pada ide dan

stock of knowledge dari SDM sebagai faktor produksi utama. Semua produk-

produk Cresh adalah hasil dari ide dan kreativitas untk menciptakan produk-

produk yang kreatif dan inovatif. Di Indonesia, ekonomi kreatif yang memilii

wasilah yaitu industri kreatif mulai bergeliat naik karena Inodonesia melihat

peluang ke depan bahwa ekonomi akan dikuasai oleh orang-orang yang kreatif.

Hal ini menjadi peluang yang sangat besar bagi Cresh untuk maju dengan

menawawrkan produk-produk yang kreatif yang bernilai jual tinggi.

Ancaman terbesar dari usaha Cresh adalah Adanya produk sejenis atau

produk substitusi yang akan muncul dengan skor total mencapai 0,2418.

Banyaknya hasil karya mahasiswa yang kreatif dan inovatif tidak menutup

kemungkinan akan adanya produk yang sejenis yang sama dengan produk-produk

Cresh yang akan muncul. Selain itu, adanya produk substitusi dari produk-produk

Cresh seperti terrarium, bunga potong, kaktus, dan lain-lain bisa menggantikan

posisi produk-produk Cresh di hati konsumen. Ini semua merupakan ancaman

bagi kemajuan Cresh mengingat Cresh sampai saat ini belum memiliki paten dan

memang tidak adanya hambatan masuk ke pasar produk pertanian sehingga

siapapun boleh masuk ke dalam pasar. Hal ini memicu semangat tim pengelola

Cresh untuk selalu menghadirkan produk yang kreatif dan inovatif sesuai

keinginan konsumen dengan tetap menjamin kontinuitas dan kualitas produknya.

Page 124: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

108

11.4. Analisis Matriks Internal-Eksternal (I-E)

Dengan menggabungkan hasil analisis matriks IFE dan EFE, maka akan

diperoleh matriks IE yang menunjukan kondisi internal dan eksternal Cresh. Total

skor IFE adalah 2,5657 yang menggambarkan bahwa usaha Cresh berada pada

kondisi internal rata-rata, dan total skor EFE adalah 3.0830 yang menggambarkan

bahwa Cresh berada dalam kondisi eksternal tinggi.

Gambar 18. Matriks I-E Creative Shop (Cresh)

Pada Matriks IE ditunjukkan bahwa posisi Cresh berada pada sel II yang

artinya tumbuh dan kembangkan. Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi

intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau

integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).

Strategi penetrasi pasar adalah berusaha mencari pangsa pasar yang lebih besar

untuk produk atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya-upaya

pemasaran yang lebih baik. Strategi pengembangan pasar adalah memperkenalkan

produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru. Selanjutnya strategi

pengembangan produk adalah mengupayakan peningkatan penjualan melalui

perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru.

Sebagai usaha yang baru tumbuh dan masih berkembang, Cresh bisa

menerapkan strategi intensif yang meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar,

dan pengembangan produk atau integratif yang meliputi integrasi ke belakang,

integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. Jadi strategi Intensif pertama yang

Kuat Sedang Lemah 3.0 – 4.0 2.0 – 2.99 1.0 – 1.99

Tinggi

Sedang

Rendah

3.0 – 4.0

2.0 – 2.99

1.0 – 1.99

3.0

4.0

2.0

1.0

3.0

1.0

2.0

Page 125: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

109

bisa diterapkan dalam pengembangan usaha Cresh adalah penetrasi pasar yaitu

dengan mencari pangsa pasar yang lebih besar melalui upaya pemasaran yang

lebih baik mengingat Cresh adalah usaha yang baru dan saat ini pasar belum jenuh

dengan produk-produk yang ada. Selain itu, permintaan pasar yang semakin

meningkat akan produk-produk Cresh menjadi peluang bagi Cresh untuk

melakukan upaya pemasaran yang lebih baik sehingga ke depan pangsa pasar

Cresh semakin banyak dan luas.

Selanjutnya strategi kedua yang bisa diterapkan oleh Cresh adalah

pengembangan pasar. Hal ini perlu dilakukan untuk memperkenalkan produk

Cresh kepada konsumen di wilayah geografis yang baru sehingga dapat dikenal

dan dinikmati oleh konsumen di wilayah yang lain untuk memperluas pasar.

Strategi yang ketiga yang dapat dilakukan adalah pengembangan produk yaitu

Cresh berusaha untuk selalu meningkatkan penjualan dengan perbaikan-perbaikan

produknya atau melakukan pengembangan produk. Hal ini sangat sesuai

mengingat semua produk Cresh adalah produk yang kreatif dan inovatif sehingga

upaya pengembangan produk mutlak untuk dilakukan.

Strategi integratif yang bisa dilakukan oleh Cresh adalah strategi integrasi

ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. Strategi-strategi ini bisa

dilakukan dengan melakukan kepemilikan atau kendali yang cukup besar atas

pemasok, distributor, dan pesaing. Strategi integrasi ke belakang bisa dilakukan

Cresh dengan melakukan hubungan kemitraan dan kerja sama dalam hal

penyediaan input produk-produk Cresh sehingga pasokan input bisa kontinu dan

Cresh bisa memiliki pengaruh besar atas pemasok. Strategi integrasi ke depan bisa

dilakukan Cresh dengan cara memperluas jaringan pemasaran dan memperbaiki

jalur distribusi sekaligus menambah distibutor dalam upaya memaksimalkan

penjualan produk-produk Cresh. Selanjutnya strategi integrasi horizontal bisa

dilakukan Cresh dengan cara berusaha menciptakan produk-produk berkualitas

dan kreatif untuk tetap menarik konsumen dan bisa mengungguli pesaing lainnya.

Matriks IE digunakan untuk menghasilkan gambaran strategi secara umum

yang dapat dilakukan tanpa menghubungkannya dengan kekuatan dan kelemahan

perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Agar diperoleh

strategi yang lebih spesifik maka digunakan matriks SWOT yang dibuat dengan

Page 126: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

110

melihat faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga grand

strategy yang dihasilkan matriks IE dapat disesuaikan dengan kondisi internal dan

eksternal perusahaan saat ini. SWOT dapat digunakan oleh perusahaan untuk

melengkapi matriks IE melalui alternatif-alternatif strategi yang lebih spesifik.

Dengan kata lain strategi yang akan diperoleh melalui matriks SWOT dirumuskan

berdasarkan pada pengembangan dari matriks IE.

11.5. Analisis Matriks SWOT

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh

melalui analisis internal dan eskternal Cresh, maka dapat diformulasikan

alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT (Lampiran 8). Beberapa

alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh Cresh antara lain adalah:

1) Strategi S-O (Strengths - Opportunities)

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal Cresh untuk

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapkan pada

perusahaan yakni sebagai berikut :

a) Membuat SOP yang jelas dan tertulis terkait sistem kerja, pengelolaan

keuangan, proses produksi, perawatan produk, dan proses pendistribusian

produk (S1, S2, S3, S4, S9, O4, O6, O8, O11).

Kekuatan perusahaan seperti pengorganisasian kerja berjalan

dengan baik, sistem kontrol dan perhatian yang baik antar tim manajemen ,

dikelola oleh mahasiswa yang berkompeten di bidangnya, semangat

bekerja keras, dan kreatif dapat dimanfaatkan perusahaan untuk

menangkap peluang-peluang seperti kesadaran masyarakat akan

pentingnya produk ramah lingkungan semakin meningkat, banyak hobies

yang antusias pada jenis tanaman hias baru dan lucu, Cresh berpartisipasi

memelihara kelestarian lingkungan, dan perkembangan teknologi

produksi, komunikasi, informasi, dan transportasi. SOP yang jelas dan

tertulis terkait sistem kerja, pengelolaan keuangan, proses produksi,

perawatan produk, dan proses pendistribusian produk dalam hal ini sangat

penting untuk Cresh untuk bisa menjadi usaha yang baik dan profesional.

Selama ini walaupun pengelolaan secara organisasi sudah cukup baik

namun terkait sistem kerja belum begitu profesional seperti proses

Page 127: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

111

perekrutan, pelatihan-pelatihan, dan belum adanya punishment and reward

dalam pengelolaannya.

Selain itu, pencatatan keuangan yang masih kurang rapih dan

teratur karena memang selama ini belum adanya standarisasi pengelolaan

keuangan sehingga masih banyak catatan-catatan keuangan yang masih

terpisah dan belum dikumpulkan jadi satu. Proses produksi untuk

menghasilkan produk yang kreatif dan berkualitas membutuhkan

standarisasi dalam proses produksinya seperti tata cara pembuatan,

perawatan dan lain-lain sehingga nantinya produk yang dihasilkan sesuai

dengan yang diharapkan. Selanjutnya yang perlu untuk dibuat SOP yang

jelas dan tertulis adalah perawatan dan pendistribusian produk. Hal ini

penting karena produk-produk Cresh adalah produk pertanian yang cepat

busuk dan sangat rentan dengan goncangan maupun perlakuan yang tidak

sesuai. Ketika sudah dibuat SOP mengenai perawatan dan pendistribusian

produk-produk Cresh maka diharapkan produk-produk Cresh bisa

dinikmati oleh konsumen dalam keadaan baik dan segar sesuai dengan

harapan konsumen.

b) Membangun mitra kerja sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

sumber modal, pemasaran produk, dan penelitian dan pengembangan

dalam usaha pengembangan produk (S3, S4, S6, S8, S9, S10, O1, O3, O4,

O5, O6, O7, O8, O9, O10, O11).

Dalam rangka mencapai misi Cresh untuk menyediakan rangkaian

tanaman hias kreatif yang unik, lucu, berkualitas, dan kontinu, Cresh perlu

menjamin dalam hal ketersediaan input sesuai yang dibutuhkan, sumber

modal untuk pengembangan usahanya, menjamin produk bisa dinikmati

konsumen dengan strategi pemasaran yang baik, dan terus berusaha

melakukan penelitian dan pengembangan usaha sehingga bisa menjadi

usaha yang besar dan profesional. Hal ini bisa dilakukan dengan menjalin

kerjasama dengan beberapa pihak misalnya dengan pemasok seperti

pemasok wadah tanaman, media tanam, tanaman, dan ornamen penghias

produk untuk kontinuitas bahan baku, kerja sama dengan investor seperti

DPKHA IPB maupun lembaga keuangan untuk peningkatan modal usaha,

Page 128: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

112

kerjasama dengan distributor untuk penyaluran dan pemasaran produk, dan

kerjasama dengan lembaga-lembaga atau instansi terkait seperti LPPM

IPB untuk proses penelitian dan pengembangan usaha Cresh. Dengan

demikian diharapkan Cresh mampu menjadi usaha yang besar dan

mampu memenuhi permintaan konsumen yang meningkat akan produk-

rangkaian tanaman hias kreatifyang unik, lucu, kontinu, dan berkualitas.

2) Strategi W-O (Weaknesses - Opportunities)

Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan

dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi W-O yang dapat diterapkan

oleh Cresh adalah sebagai berikut:

a) Membuat perizinan badan hukum usaha (W1, W3, W4, O1, O3, O8, O10,

O11)

Peluang-peluang seperti pertumbuhan ekonomi masyarakat yang

baik, trend ekonomi kreatif yang semakin meningkat, Cresh berpartisipasi

memelihara kelestarian lingkungan, kebijakan pemerintah untuk

pengembangan UMKM, perkembangan teknologi produksi, komunikasi,

informasi, dan transportasi dapat dimanfaatkan perusahaan untuk

mengatasi kelemahan perusahaan seperti belum memiliki badan hukum

usaha, belum adanya pelanggan yang kontinu, dan belum memiliki

jaringan distribusi yang baik. Strategi yang dapat dilakukan untuk

mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan membuat perizinan badan

hukum usaha. Hal ini sangat penting bagi Cresh untuk mengembangkan

usahanya.

Badan hukum usaha sangat bermanfaat bagi Cresh dalam rangka

menjalin kerjasama dengan beberapa pihak baik untuk kerjasama dalam

mendapatkan bahan baku dari pemasok, kerjasama pemasaran, dan

kerjasama penelitian dan pengembangan usaha. Hal ini untuk memperkuat

bargaining position Cresh atau sebagai bentuk legalisasi Cresh sehingga

pihak-pihak yang nantinya bekerja sama dengan Cresh bisa lebih percaya.

Dengan demikian, kelemahan-kelemahan Cresh yang meliputi belum

adanya pelanggan yang kontinu dan belum memiliki jaringan distribusi

yang baik dapat diatasi ketika Cresh mampu bekerjasama dengan pihak-

Page 129: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

113

pihak terkait yang tentunya dalam kerjasama tersebut ada surat izin usaha

sehingga pihak-pihak terkait yakin dalam program kerjasama tersebut bisa

menguntungkan kedua belah pihak.

b) Merekrut SDM yang potensial dan kreatif untuk produksi, pemasaran, dan

pendistribusian produk (W3, W4, W5, W8, W9, O1, O3, O4, O5, O6, O7,

O8, O9, O10, O11).

Saat ini perusahaan belum mampu memenuhi kebutuhan pasar

akan produk-rangakaian tanaman hias kreatif. Hal ini disebabkan karena

kurangnya SDM yang potensial dan kreatif yang mampu untuk

memproduksi produk yang kreatif dan inovatif mengingat untuk

memproduksi produk-produk Cresh dibutuhkan keterampilan dan

kreativitas yang tinggi. Selain kekurangan SDM produksi, Cresh ke depan

diharapakan mampu merekrut SDM yang potensial dan memiliki

kompetensi yang bagus untuk memasarkan dan mendistribusikan produk.

Dengan adanya SDM yang potensial dan kreatif untuk produksi,

pemasaran, dan pendistribusian produk diharapkan Cresh mampu

memproduksi produk-produk kreatif dengan kontinu serta mampu

memasarkan dan mendistribusikannya sehingga Cresh mampu memenuhi

permintaan pasar yang semakin meningkat. .

c) Membangun jaringan distribusi produk dalam menjangkau segmentasi

pasar yang lebih luas (W3, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5, O6, O9, O10,

O11).

Saat ini perusahaan memiliki kelemahan belum memiliki jaringan

distribusi produk yang baik. Selain itu, Cresh karena kapasitas

produksinya masih terbatas maka belum mampu menjangkau segmentasi

pasar yang lebih luas baik untuk anak-anak, remaja, maupun dewasa.

Dengan peluang yang ada perusahaan dapat membangun jaringan

distribusi produk dan membuka segmentasi pasar yang lebih luas. Strategi

yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan integrasi ke depan yaitu

dengan peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer dengan cara

kerja sama dalam pendistribusian produk dan memastikan distribusi

produk bisa berjalan lancar. Hal ini nantinya Cresh akan memiliki jaringan

Page 130: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

114

distribusi yang baik dan bisa memastikan produk bisa dinikmati oleh

konsumen. Selain itu strategi pengembangan pasar perlu dilakukan dengan

cara memperkenalkan produk-produk Cresh ke wilayah geografis yang

baru di luar jabodetabek dalam rangka memperluas pasar bagi Cresh.

d) Mencari tempat yang tetap dan strategis untuk display dan penjualan

produk sebagai branding Cresh sebagai toko rangkaian tanaman hias

kreatif (W5, W8, O3, O4, O5, O6, O7, O9, O10, O11).

Salah satu kelemahan Cresh saat ini adalah belum memiliki tempat

yang tetap untuk display dan penjualan produk sebagai branding cresh

sebagai toko rangakaian tanaman hias kreatif. Hal ini membuat Cresh

harus mencari-cari tempat untuk display dan memasarkan produknya. Cara

yang sering dilakukan oleh Cresh adalah dengan menitipkan produknya di

toko-toko tanaman dan menghadirkan produk-produk Cresh di pameran-

pameran baik di lingkungan kampus IPB maupun di luar kampus. Hal ini

akhirnya konsumen tidak dapat mengakses dengan leluasa untuk

mendapatkan produk –produk Cresh karena harus mendatangi tempat

penjualan tanaman yang di sana bukan hanya produk-produk Cresh yang

dibutuhkannya atau konsumen harus mendatangi pameran-pameran yang

biasanya pameran tidak selalu kontinu. Oleh karena itu, untuk bisa

mengahadirkan produk-rangkaian tanaman hias kreatifkepada konsumen

maka Cresh diharapkan memiliki tempat yang tetap dan strategis untuk

display dan penjualan produk sebagai branding Cresh sebagai toko

rangakaian tanaman hias kreatif.

3) Strategi S-T (Strengths - Treaths)

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Beberapa strategi

S-T yang dapat dijalankan Cresh adalah:

a) Membuat hak paten produk-produk Cresh untuk menjaga identitas produk

Cresh (S3, S4, S6, S7, S8, S9, T4, T5, T6).

Sebagai usaha yang menawarkan produk-produk kreatif dan

inovatif seperti rangkaian tanaman hias yang berbentuk boneka lucu

dengan segala pernak-perniknya, Cresh ke depan diharapkan memiliki hak

Page 131: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

115

paten untuk menjaga identitas produknya. Hal ini didasarkan lebih kepada

banyaknya pesaing dan adanya produk yang sejenis yang akan muncul

karena memang tidak ada hambatan yang berarti untuk masuk ke dalam

pasar. Di satu sisi Cresh diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan

kuantitasnya dalam memnuhi kebutuhan konsumen, tapi di sisi lain untuk

menjaga identitas produknya yang kreatif diharapkan Cresh memiliki hak

paten atas produknya sehingga Cresh bisa menjadi perusahaan yang besar

dan mampu menjadi pemain utama dalam industri rangakaian tanaman

hias kreatif.

b) Mempromosikan produk melalui kampanye peduli lingkungan kepada

masyarakat untuk menjaga dan merawat tanaman (S3, S4, S5, S6, S7, S8,

S9, S10, T3) (Strategi 8/S8).

Adanya isu tentang pemanasan global dan kerusakan lingkungan

membuat masyarakat sadar dan peduli akan pentingnya menjaga

kelestraian lingkungan. Hal ini bisa dimanfaatkan Cresh untuk bisa lebih

menggencarkan kegiatan promosinya akan produk-produk Cresh yang

ramah lingkungan dan berpartisipasi dalam memelihara lingkungan. Selain

itu, banyak juga fenomena saat ini yang terjadi yaitu kurangnya

kepeduliaan masyarakat untuk menjaga dan merawat tanaman. Sehingga

strategi yang bisa dilakukan untuk hal ini adalah dengan mempromosikan

produk Cresh melalui kampanye peduli lingkungan kepada masyarakat

untuk menjaga dan merawat tanaman Dengan demikian diharapkan

mampu menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga dan merawat

tanaman dan lingkungan untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Hal

ini juga bisa dijadikan peluang untuk menawarkan produk-produk Cresh

yang ramah lingkungan.

4) Strategi W-T (Weaknesses - Treaths )

Strategi W-T adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan

internal yang dimiliki dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Strategi W-T

yang dapat dijalankan Cresh adalah :

Page 132: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

116

a) Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang berkelanjutan

untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan konsumen akan produk yang

berkualitas dan kreatif (W8, W10, T5, T6).

Cresh sebagai usaha yang menawarkan produk-rangkaian tanaman

hias kreatif diharapkan selalu melakukan inovasi-inovasi dalam produk

dan usahanya. Hal ini sangat penting agar Cresh mampu memenuhi

kebutuhan sesuai yang diinginkan oleh konsumen serta Cresh mampu

bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang lain. Agar Cresh selalu

senantiasa sesuai dengan dinamika pasar maka penelitian dan

pengembangan mutlak dilakukan. Strategi yang bisa dilakukan adalah

dengan merespon pasar dengan melakukan penelitian dan pengembangan

produk yang berkelanjutan untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan

konsumen akan produk yang berkualitas dan kreatif. Adapun untuk

penelitian lebih lanjut diharapakan dilakukan penelituian untuk menjaga

daya tahan produk Cresh agar tidak mudah rusak dan tetap segar, serta

untuk menjaga produk-produk Cresh agar tetap utuh dalam proses

pendistribusiannya.

Berdasarkan hasil analisis SWOT terdapat sembilan strategi yang bisa

dilakukan Cresh dalam pengembangan usahanya. Strategi-strategi ini selaras

dengan strategi yang dihasilkan dari matriks IE yang meliputi strategi intensif

(penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) dan strategi

integrasi (Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal).

Tabel 14 berikut menunjukkan keselarasan strategi antara hasil dari matriks IE

dan matriks SWOT.

Page 133: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

117

Tabel 14. Keselarasan Strategi Hasil Matriks SWOT dan Matriks IE

No Strategi Hasil Matriks SWOT Strategi Hasil Matriks IE

1. Membuat SOP yang jelas dan tertulis terkait sistem

kerja, pengelolaan keuangan, proses produksi,

perawatan produk, dan proses pendistribusian

produk

Strategi integrasi horizontal

dan pengembangan produk

2. Membangun mitra kerja sama yang kontinu dalam

hal penyediaan input, sumber modal, pemasaran

produk, dan penelitian dan pengembangan dalam

usaha pengembangan produk

Strategi integrasi ke

belakang, integrasi ke

depan, pengembangan

produk, dan penetrasi pasar

3. Membuat perizinan badan hukum usaha Strategi integrasi horizontal

4. Merekrut SDM yang potensial dan kreatif untuk

produksi, pemasaran, dan pendistribusian produk

Strategi integrasi ke

belakang, pengembangan

produk, penetrasi pasar, dan

pengembangan pasar

5. Membangun jaringan distribusi produk dalam

menjangkau segmentasi pasar yang lebih luas

Strategi penetrasi pasar dan

pengembangan pasar

6. Mencari tempat yang tetap dan strategis untuk

display dan penjualan produk sebagai branding

Cresh sebagai toko rangkaian tanaman hias kreatif

Strategi integrasi horizontal

dan penetrasi pasar

7. Membuat hak paten produk-produk Cresh untuk

menjaga identitas produk Cresh

Strategi integrasi horizontal

dan pengembangan produk

8. Mempromosikan produk melalui kampanye peduli

lingkungan kepada masyarakat untuk menjaga

dan merawat tanaman

Strategi penetrasi pasar dan

pengembangan pasar

9. Melakukan penelitian dan pengembangan produk

yang berkelanjutan untuk tetap bisa memenuhi

kebutuhan konsumen akan produk yang berkualitas

dan kreatif

Strategi pengembangan

produk

7.7. Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui tahap pencocokan,

yaitu dengan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT, maka tahap terakhir

dari penelitian ini adalah pemilihan prioritas strategi yang akan dijalankan.

Adapun alat analisis yang digunakan pada tahap pengambilan keputusan ini

adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning

Matrix-QSPM).

Secara teoritis, QSPM digunakan untuk menentukan daya tarik relatif dari

berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal

dimanfaatkan atau diperbaiki. Nilai AS (Attractiveness Score) menunjukkan daya

tarik masing-masing strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal

perusahaan. Nilai AS diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada dua

Page 134: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

118

responden yaitu pimpinan usaha dan manajer operasional produksi sebagai

pemegang keputusan tertinggi pada perusahaan.

Nilai AS kemudian dirata-ratakan. Nilai AS rata-rata tersebut kemudian

dikalikan dengan bobot rata-rata yang diperoleh dari IFE dan EFE sehingga

menghasilkan nilai TAS (Total Attractiveness Scores). Kemudian dilanjutkan

perhitungan nilai STAS (Sum Total Attractiveness Scores) yakni dengan

menjumlahkan nilai TAS pada setiap faktor internal dan eksternal. Berdasarkan

hasil analisis QSPM, diperoleh prioritas dalam memilih alternatif strategi yang

dapat diterapkan Cresh dimulai dari nilai tertinggi yang dapat dilihat pada Tabel

15. Hasil dari analisis matrik QSP pada menunjukkan bahwa strategi Membangun

mitra kerja sama yang kontinu dalam hal penyediaan input, sumber modal,

pemasaran produk, dan penelitian dan pengembangan dalam usaha pengembangan

produk menempati prioritas utama dengan total nilai daya tarik (TAS) 6,360. Hal

ini selaras dengan hasil pemetaan matrik IE yang memposisikan Cresh pada posisi

tumbuh dan berkembang dengan strategi intensif yang meliputi penetrasi pasar,

pengembangan pasar, dan pengembangan produk dan strategi integrasi yang

meliputi integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal.

Tabel 15. Matriks QSPM

Strategi STAS

S2 Membangun mitra kerja sama yang kontinu dalam hal penyediaan input, sumber

modal, pemasaran produk, dan penelitian dan pengembangan dalam usaha

pengembangan produk

6,36

S9 Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang berkelanjutan untuk tetap

bisa memenuhi kebutuhan konsumen akan produk yang berkualitas dan kreatif

6,351

S5 Membangun jaringan distribusi produk dalam menjangkau segmentasi pasar yang

lebih luas

6,237

S7 Membuat hak paten produk-produk Cresh untuk menjaga identitas produk Cresh 6,227

S6 Mencari tempat yang tetap dan strategis untuk display dan penjualan produk

sebagai branding Cresh sebagai toko rangakaian tanaman hias kreatif

6,054

S4 Merekrut SDM yang potensial dan kreatif untuk produksi, pemasaran, dan

pendistribusian produk

6,035

S1 Membuat SOP yang jelas dan tertulis terkait sistem kerja, pengelolaan keuangan,

proses produksi, perawatan produk, dan proses pendistribusian produk

5,858

S8 Mempromosikan produk melalui kampanye peduli lingkungan kepada masyarakat

untuk menjaga dan merawat tanaman

5,856

S3 Membuat perizinan badan hukum usaha 5,845

Hasil perhitungan matrik QSP menunjukkan bahwa Cresh harus

melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk serta

Page 135: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

119

strategi integrasi dengan membangun mitra kerja sama yang kontinu dalam hal

penyediaan input, sumber modal, pemasaran produk, dan penelitian dan

pengembangan dalam usaha pengembangan produk. Namun hal ini juga bukan

berarti bahwa satu-satunya strategi yang dapat dilaksanakan oleh Cresh, akan

tetapi strategi yang lain dapat dilaksanakan untuk pengembangan Cresh.

Berdasarkan matriks QSPM, secara berurutan prioritas strategi yang dapat

dilaksanakan adalah membangun mitra kerja sama yang kontinu dalam hal

penyediaan input, sumber modal, pemasaran produk, dan penelitian dan

pengembangan dalam usaha pengembangan produk, melakukan penelitian dan

pengembangan produk yang berkelanjutan untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan

konsumen akan produk yang berkualitas dan kreatif, membangun jaringan

distribusi produk dalam menjangkau segmentasi pasar yang lebih luas, membuat

hak paten produk-produk Cresh untuk menjaga identitas produk Cresh, mencari

tempat yang tetap dan strategis untuk display dan penjualan produk sebagai

branding Cresh sebagai toko rangkaian tanaman hias kreatifmembuat SOP yang

jelas dan tertulis terkait sistem kerja, pengelolaan keuangan, proses produksi,

perawatan produk, dan proses pendistribusian produk, mempromosikan produk

melalui kampanye peduli lingkungan kepada masyarakat untuk menjaga dan

merawat tanaman, dan membuat perizinan badan hukum usaha. Semua strategi ini

dapat diterapkan oleh Cresh untuk pengembangan usahanya.

7.8. Langkah-Langkah Arsitektur Strategi

7.8.1 Analisis Visi, Misi, dan Tujuan Cresh

Cresh sebagai usaha rangkaian tanaman hias kreatif yang masih baru dan

berkembang memiliki visi “Menjadi sentra usaha rangakaian tanaman hias kreatif

di Indonesia. Adapun misinya adalah menjalin hubungan kemitraaan strategis

dengan seluruh stakeholder dalam pengembangan usaha Cresh, meningkatkan

ketersediaan produk yang unik dan berkualitas,harga yang terjangkau, dan

menjamin kontinuitas produk, menanamkan pendidikan dini kepada anak-anak

dan masyarakat untuk mencintai dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan,

menjadi toko produk khas pertanian kreatif berbasis ilmu, kreatifitas, inovasi, dan

kemandirian, meningkatkan semangat berwirausaha generasi muda dalam

menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat dengan berbasiskan pertanian.

Page 136: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

120

Perumusan visi usaha merupakan suatu gambaran keinginan atau cita-cita

masa depan yang ada dalam benak pendiri sekaligus pemilik perusahaan yang

menunjukkan ke arah mana perusahaan tersebut akan dibawa. Berdasarkan

analisis visi dan misi, Cresh memiliki cita-cita untuk menjadi pusat rangkaian

tanaman hias kreatif di Indonesia. Hal ini dapat dicapai dengan beberapa misinya

terutama terkait dengan jalinan kerjasama dengan pihak lain, selalu menyediakan

produk yang unik, berkualitas, dan harga terjangkau, penanaman pendidikan

pertanian dan lingkungan, toko yang berbasis ilmu dan kreativitas, serta melatih

jiwa wirausaha generasi muda.

7.8.2. Industry Foresight

Industry foresight memberikan gambaran tentang hal-hal yang potensial

dalam perusahaan (organisasi) untuk dikembangkan di masa depan dan

memungkinan perusahaan tersebut untuk mengambil posisi sebagai pemimpin.

Gambaran mengenai industri rangkaian tanaman hias kreatif pada masa yang

akan datang diperoleh dari pemilik Cresh, yaitu bahwa hortikultura terutama

tanaman hias memiliki peluang dan prospek yang sangat baik untuk

dikembangkan. Dengan semakin berkembangnya fungsi tanaman hias dan seiring

berkembangnya peradaban, berbagai karya inovasi dilakukan dengan

merangkaikan tanaman hias dengan produk pertanian yang lain sehingga lebih

menarik dan kreatif. Hal ini juga bermanfaat untuk meningkatkan nilai tambah

produk pertanian yang lain sehingga memunculkan rangkaian tanaman hias kreatif

dengan berbagai macam karya inovasi. Indonesia yang memiliki kekayaan

sumberdaya alam yang luar biasa menjadi peluang yang sangat baik untuk

mengembangkan rangkaian tanaman hias kreatif ini, apalagi didukung dengan

kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri kreatif. Dengan demikian,

Cresh bisa tampil untuk memimpin pasar dalam penyediaan produk-produk

pertanian kreatif terutama tanaman hias.

7.8.3. Strategic Challenge (Tantangan Organisasi)

Tantangan organisasi diperoleh dengan melihat hasil analisis lingkungan

internal perusahaan dan visi misi Cresh. Hal ini diharapkan mampu membuat

Page 137: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

121

program-program untuk menghadapi tantangan tersebut. Tantangan bagi

pengembangan usaha Cresh antara lain:

a. Menyediakan dan menjamin kontinuitas produk-produk Cresh

Tantangan ini merupakan salah satu titik fokus yang harus diperhatikan

oleh Cresh mengingat Cresh merupakan usaha rangkaian tanaman hias kreatif

yang unik, berkualitas, dan kreatif tetapi masih belum bisa memenuhi permintaan

pasar yang semakin meningkat dan masih kesulitan mendapatkan orang –orang

yang kreatif untuk membuat produk-produk Cresh. Tantangan Cresh untuk

menyediakan dan menjamin kontinuitas produk-produk Cresh ini merupakan

salah satu dari misi Cresh.

b. Peningkatan jaringan distribusi pemasaran

Cresh dalam mengembangkan usahanya mengalami kendala dalam

distribusi pemasarannya. Sampai sekarang Cresh hanya memiliki dua jalur

distribusi. Selain itu, jaringan distribusi yang ada belum maksimal. Tantangan

untuk meningkatkan jaringan distribusi pemasaran ini selaras dengan tujuan untuk

menyediakan produk-produk Cresh kepada konsumen.

c. Memperkuat bargaining position dan branding Cresh sebagai usaha

rangkaian tanaman hias kreatif Hal ini merupakan tantangan terkait aspek pengenalan konsumen terhadap

produk-produk Cresh dan aksesibilitas, serta penguatan posisi Cresh sebagai

usaha rangkaian tanaman hias kreatif. Cresh harus mempunyai branding tersendiri

di mata konsumen yang menyediakan produk-produk pertanian kreatif terutama

tanaman hias. Selain itu, dari sisi aspek legal yang dalam hal ini adalah status izin

usaha, Cresh harus memiliki surat izin usaha sehingga aspek-aspek yang lain yang

sangat membutuhkan kelegalan akan usaha Cresh ini bisa teratasi dan

mendapatkan kepercayaan dari stakeholder terkait yang ingin bekerjasama dengan

Cresh.

d. Peningkatan jaringan distribusi pemasaran

Untuk menjamin ketersediaan produk-produk Cresha bagi konsumen,

maka dibutuhkan jaringan pemasaran yang dapat membantu Cresh untuk

mendekatkan produk-produk Cresh kepada konsumen. Peningkatan jaringan

distribusi pemasaran merupakan tantangan bagi Cresh untuk meningkatkan

penjualan dan memperluas wilayah pemasarannya.

Page 138: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

122

7.8.4. Sasaran Perusahaan

Sasaran perusahaan merupakan tujuan yang terkuantifikasi. Sasaran Cresh

dibuat berdasarkan tantangan yang dihadapi yang kemudian dikuantifikasikan.

Secara umum, sasaran yang ingin dicapai Cresh adalah meningkatkan total nilai

penjualan produknya sebesar 40 persen. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai

dari tantangan yang dihadapi antara lain adalah ketersediaan produk-produk

Cresh secara kontinu, tersedianya minimal tiga distributor yang telah dikenal oleh

masyarakat Jabodetabek, memiliki surat izin usaha, media, dan outlet sebagai

branding produk-produk Cresh, serta adanya peraturan yang jelas dan tertulis

terkait sistem kerja, pengelolaan keuangan, proses produksi, perawatan produk,

dan proses pendistribusian produk.

7.8.5. Strategi Prioritas Pengembangan Cresh

Alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dijabarkan menjadi

beberapa rekomendasi program kegiatan yang akan membantu Cresh dalam

mencapai sasarannya, terutama sasaran umum perusahaan. Program-program

tersebut menggambarkan langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh oleh

Cresh dalam kegiatan pengembangan usahanya. Program-program yang dimaksud

dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 139: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Tabel 16. Rekomendasi Strategi Prioritas Pengembangan Cresh

No. Tantangan Sasaran Strategi Program Prioritas Penanggung Jawab

1. Menyediakan dan

menjamin kontinuitas

produk-produk Cresh

Ketersediaan produk-produk

Cresh secara kontinu Membangun mitra kerja sama yang kontinu dalam hal

penyediaan input, sumber modal, pemasaran produk,

dan penelitian dan pengembangan dalam usaha

pengembangan produk.

Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang

berkelanjutan untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan

konsumen akan produk yang berkualitas dan kreatif.

Membuat hak paten produk-produk Cresh untuk

menjaga identitas produk Cresh.

Merekrut SDM yang potensial dan kreatif untuk

produksi, pemasaran, dan pendistribusian produk.

Pemilik Usaha, Manajer

Produksi, Manajer Riset

dan Pengembangan

2. Meningkatkan jaringan

distribusi pemasaran

Tersedianya minimal tiga

distributor yang telah dikenal

oleh masyarakat

Jabodetabek.

Membangun jaringan distribusi produk dalam

menjangkau segmentasi pasar yang lebih luas.

Pemilik Perusahaan dan

Manajer Promosi dan

Pemasaran

3. Memperkuat bargaining

position pemasaran dan

branding Cresh sebagai

usaha rangkaian tanaman

hias kreatif

Memiliki surat izin usaha,

media promosi, dan outlet

sebagai branding produk-

produk Cresh

Mencari tempat yang tetap dan strategis untuk display

dan penjualan produk sebagai branding Cresh sebagai

toko rangakaian tanaman hias kreatif.

Mempromosikan produk melalui kampanye peduli

lingkungan kepada masyarakat untuk menjaga dan

merawat tanaman.

Membuat perizinan badan hukum usaha.

Pemilik Perusahaan,

Manajer Promosi dan

Pemasaran, dan

Manajer administrasi

dan keuangan

4. Perbaikan sistem

manajemen organisasi

Adanya peraturan yang jelas

dan tertulis terkait sistem

kerja, pengelolaan keuangan,

proses produksi, perawatan

produk, dan proses

pendistribusian produk

Membuat SOP yang jelas dan tertulis terkait sistem

kerja, pengelolaan keuangan, proses produksi,

perawatan produk, dan proses pendistribusian produk.

Tim manajemen Cresh

Page 140: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

124

Tabel 17. Plot-Plot Strategi Prioritas dan Program Kegiatan Cresh Periode 2011-2013

No Strategi Prioritas

Program Kegiatan

Periode (tahun)

2011 2012 2013

1.

Membuat SOP yang jelas

dan tertulis terkait sistem

kerja, pengelolaan keuangan,

proses produksi, perawatan

produk, dan proses

pendistribusian produk.

Membuat SOP tertulis tentang perekrutan karyawan, pelatihan dan pembinaan,

job desk, dan punishment and reward.

Mengadakan pelatihan pengelolaan keuangan dan membuat aturan

pengelolaannya.

Membuat aturan dan standarisasi produksi mulai penyiapan input (wadah

tanaman, media tanam, tanaman, dan ornamen penghias produk), tata cara

pembuatan produk, perawatan, dan pendistribusiannya.

2. Membangun mitra kerja

sama yang kontinu dalam hal

penyediaan input, sumber

modal, pemasaran produk,

dan penelitian dan

pengembangan dalam usaha

pengembangan produk.

Menyiapkan berkas-berkas dan perlengkapan seperti contoh standarisasi bahan

baku untuk pemasok, proposal bisnis untuk investor, kesepakatan pemasaran

untuk distributor, dan tujuan penelitian untuk lembaga penelitian.

Melakukan kerja sama/kemitraan dengan pemasok bahan baku (wadah tanaman,

media tanam, tanaman, dan ornamen penghias produk), investor (CDA IPB

maupun lembaga keuangan), distributor (toko-toko tanaman atau kerajinan di

Jabodetabek), dan lembaga penelitiaan (LPPM IPB).

3.

Membuat perizinan badan

hukum usaha.

Menyiapkan kelengkapan berkas-berkas perizinan usaha (surat izin dari

kelurahan, profil bisnis, persiapan status usaha, dan lain-lain).

Mengurus proses perizinan badan hukum usaha ke kelurahan, dinas terkait,dan

Kementerian UKM dan Koperasi.

4. Merekrut SDM yang

potensial dan kreatif untuk

produksi, pemasaran,dan

pendistribusian produk.

Mencari SDM dari masyarakat sekitar untuk direkrut menjadi pegawai dan

diberikan pelatihan daan pembinaan untuk membuat produk-produk kreatif.

Mencari agen-agen pemasaran, penjualan, dan distributor produk-produk Cresh.

5.

Membangun jaringan

distribusi produk dalam

menjangkau segmentasi

pasar yang lebih luas.

Melakukan kerja sama dengan distributor-distributor baik di Jabodetabek maupun

di luar Jabodetabek.

Page 141: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

125

6. Mencari tempat yang tetap

dan strategis untuk display

dan penjualan produk

sebagai branding Cresh

sebagai toko rangakaian

tanaman hias kreatif.

Mencari tempat yang strategis untuk tempat display produk yang dekat dengan

konsumen.

Memperkuat promosi penjualan produk-produk Cresh terutama untuk wilayah

Jabodetabek.

7. Membuat hak paten produk-

produk Cresh untuk menjaga

identitas produk Cresh

Mempersiapkan berkas-berkas dan perlengkapan dalam pembuatan hak paten.

Meminta petunjuk dan arahan paten dari LPPM IPB.

8. Mempromosikan produk

melalui kampanye peduli

lingkungan kepada

masyarakat untuk menjaga

dan merawat tanaman

Mencari dan membuat momentum seperti hari bumi, air, dan momen-momen

pelestarian lingkungan lainnya untuk menghimbau masyarakat agar menjaga

tanaman dan lingkungan sekaligus mempromosikan Cresh sebagai produk yang

ramah lingkungan.

Membuat brosur, pamflet, stiker, dan media kampanye lainnya untuk semakin

menggencarkan kegiatan promosi.

9. Melakukan penelitian dan

pengembangan produk yang

berkelanjutan untuk tetap

bisa memenuhi kebutuhan

konsumen akan produk yang

berkualitas dan kreatif

Membuat daftar evaluasi dan kebutuhan akan pengembangan Cresh dari hasil

survey, pengamatan, atau pengalaman, serta membuat rekomendasi penelitian

untuk pengembangan usaha Cresh.

Melakukan kerja sama dengan pihak lembaga penelitian Seperti LPPM atau

dengan membuat PKM penelitian untuk proses penelitian terutama dalam hal

penjagaan produk agar tidak mudah rusak, pengemasan produk, dan

pendistribusianya

Page 142: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

7.8.6. Rancangan Arsitektur Strategik

Rancangan arsitektur strategik pengembangan Cresh merupakan peta

strategi yang dibuat untuk menghadapi tantangan dalam mencapai sasaran usaha.

Setelah melalui serangkaian tahap dalam perancangan arsitektur strategik,

selanjutnya strategi program kegiatan yang dihasilkan dibentangkan ke dalam

rentang waktu tiga tahun yang dimulai sejak Februari 2011 sampai tahun 2013.

Rentang waktu ini termasuk ke dalam jangka menengah dan ditetapkan

berdasarkan hasil diskusi dengan tim manajemen Cresh terkait dengan

pengimplementasian dan realisasi dari program-program yang telah dirancang.

Selain itu, kondisi internal dan eksternal Cresh pun menjadi salah satu

pertimbangan dalam menentukan rentang waktu tersebut.

Sumbu X (horizontal) menggambarkan rentang waktu (framework of time)

yang dibutuhkan Cresh untuk mengimplementasikan program-program kerjanya,

sedangkan sumbu Y (vertikal) merupakan program-program kerja yang

direkomendasikan untuk meraih sasaran umum perusahaan. Tanda panah putus-

putus diagonal dari kiri bawah ke kanan atas menunjukkan langkah-langkah yang

akan dilalui Cresh untuk mewujudkan sasarannya di tahun 2013.

Dalam pelaksanaannya, strategi prioritas yang telah diformulasikan

meliputi membuat SOP yang jelas dan tertulis terkait sistem kerja, pengelolaan

keuangan, proses produksi, perawatan produk, dan proses pendistribusian

produk, membangun mitra kerja sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

sumber modal, pemasaran produk, dan penelitian dan pengembangan dalam usaha

pengembangan produk, membuat perizinan badan hukum usaha, merekrut SDM

yang potensial dan kreatif untuk produksi, pemasaran, dan pendistribusian produk,

membangun jaringan distribusi produk dalam menjangkau segmentasi pasar yang

lebih luas, mencari tempat yang tetap dan strategis untuk display dan penjualan

produk sebagai branding Cresh sebagai toko rangakaian tanaman hias kreatif,

membuat hak paten produk-produk Cresh untuk menjaga identitas produk Cresh,

mempromosikan produk melalui kampanye peduli lingkungan kepada masyarakat

untuk menjaga dan merawat tanaman, melakukan penelitian dan pengembangan

produk yang berkelanjutan untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan konsumen akan

produk yang berkualitas dan kreatif.

Page 143: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

127

Strategi yang telah diformulasikan diterjemahkan dalam bentuk program

kegiatan yang meliputi:

1. Membuat SOP tertulis tentang perekrutan karyawan, pelatihan dan

pembinaan, job desk, dan punishment and reward.

2. Mengadakan pelatihan pengelolaan keuangan dan membuat aturan

pengelolaannya.

3. Membuat aturan dan standarisasi produksi mulai penyiapan input (wadah

tanaman, media tanam, tanaman, dan ornamen penghias produk), tata cara

pembuatan produk, perawatan, dan pendistribusiannya.

4. Menyiapkan berkas-berkas dan perlengkapan seperti contoh standarisasi

bahan baku untuk pemasok, proposal bisnis untuk investor, kesepakatan

pemasaran untuk distributor, dan tujuan penelitian untuk lembaga penelitian.

5. Melakukan kerja sama/kemitraan dengan pemasok bahan baku (wadah

tanaman, media tanam, tanaman, dan ornamen penghias produk), investor

(CDA IPB maupun lembaga keuangan), distributor (toko-toko tanaman atau

kerajinan di Jabodetabek), dan lembaga penelitiaan (LPPM IPB).

6. Menyiapkan kelengkapan berkas-berkas perizinan usaha (surat izin dari

kelurahan, profil bisnis, persiapan status usaha, dan lain-lain).

7. Mengurus proses perizinan badan hukum usaha ke kelurahan, dinas

terkait,dan Kementerian UKM dan Koperasi.

8. Mencari SDM dari masyarakat sekitar untuk direkrut menjadi pegawai dan

diberikan pelatihan/pembinaan untuk membuat produk-produk kreatif.

9. Mencari agen-agen pemasaran, penjualan, dan distributor produk-produk

Cresh.

10. Melakukan kerja sama dengan distributor-distributor baik di Jabodetabek

maupun di luar Jabodetabek.

11. Mencari tempat yang strategis untuk tempat display produk yang dekat

dengan konsumen.

12. Memperkuat promosi penjualan produk-produk Cresh terutama untuk wilayah

Jabodetabek.

13. Mempersiapkan berkas-berkas dan perlengkapan dalam pembuatan hak paten.

14. Meminta petunjuk dan arahan untuk proses pembuatan paten dari LPPM IPB.

Page 144: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

128

15. Mencari dan membuat momentum seperti hari bumi, air, dan momen-momen

pelestarian lingkungan lainnya untuk menghimbau masyarakat agar menjaga

tanaman dan lingkungan sekaligus mempromosikan Cresh sebagai produk

yang ramah lingkungan.

16. Membuat brosur, pamflet, stiker, dan media kampanye lainnya untuk semakin

menggencarkan kegiatan promosi.

17. Membuat daftar evaluasi dan kebutuhan akan pengembangan Cresh dari hasil

survey, pengamatan, atau pengalaman, serta membuat rekomendasi penelitian

untuk pengembangan usaha Cresh.

18. Melakukan kerja sama dengan pihak lembaga penelitian Seperti LPPM atau

dengan membuat PKM penelitian untuk proses penelitian terutama dalam hal

penjagaan produk agar tidak mudah rusak, pengemasan produk, dan

pendistribusianya.

Strategi prioritas dan program kegiatan berdasarkan arsitektur strategik

menunjukkan bahwa semua strategi hasil analisis SWOT bisa diimplementasikan

hanya saja ada perbedaan waktu dalam pelaksanaannya. Strategi yang dilakukan

didasarkan pada prioritas waktu dalam proses pengerjaaannya sehingga secara

bertahap tujuan Cresh bisa tercapai sehingga usaha rangkaian tanaman hias kreatif

bisa berkembang menjadi usaha yang besar. Strategi dalam rentang waktu yang

dimulai dari Bulan Februari 2011 sampai 2013 diterjemahkan dalam peta

Arsitektur Strategi Pengembangan Cresh, Seperti pada Gambar berikut ini.

Page 145: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Gambar 19. Arsitektur Strategi Pengembangan Cresh 2011-2013

Y

X

2011 2012 2013

Tantangan yang Dihadapi:

1. Menyediakan dan menjamin kontinuitas produk-produk Cresh.

2. Meningkatkan jaringan distribusi pemasaran.

3. Memperkuat bargaining position pemasaran dan branding Cresh sebagai usaha rangkaian tanaman hias kreatif.

4. Perbaikan sistem manajemen organisasi

Pembuatan SOP

yang jelas dan

tertulis

Pembuatan Surat

Izin Usaha

Perekrutan SDM

Potensial dan

Kreatif

Pembangunan

Mitra Kerja sama

Pencarian tempat

strategis untuk

display produk

Promosi produk

melalui kampanye

peduli lingkungan Pembuatan hak

paten produk-

produk Cresh

Peningkatan Total

Nilai Penjualan

Sebesar 40%

Penelitian dan

Pengembangan

Produk

Pembangunan

Jaringan

Distribusi

Page 146: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Faktor-faktor lingkungan internal perusahaan Cresh terdiri atas kekuatan

dan kelemahan. Berdasarkan hasil analisis, Cresh memiliki 10 kekuatan dan 10

kelemahan. Kekuatan utama Cresh adalah “Dikelola oleh mahasiswa yang

berkompeten di bidangnya, semangat bekerja keras, dan kreatif” dengan nilai skor

0,2097, sedangkan kelemahan utama Cresh adalah “belum memiliki tempat

sendiri dengan nama Cresh untuk dijadikan toko dan display produk” dengan nilai

skor sebesar 0,0718. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Cresh

terdiri dari peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil analisis, Cresh memiliki 11

peluang dan 6 ancaman dalam menjalankan usahanya. Peluang utama Cresh

adalah “Trend ekonomi kreatif yang semakin meningkat” dengan nilai skor

0,2222, sedangkan ancaman utama Cresh adalah “Adanya produk sejenis atau

produk substitusi yang akan muncul” dengan nilai skor sebesar 0,2418.

Hasil Matriks IE menunjukkan posisi Cresh berada pada sel II yang

memberi rekomendasi untuk tumbuh dan kembangkan. Strategi yang paling sesuai

dengan Cresh adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan

pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan,

dan integrasi horizontal). Matriks SWOT menghasilkan sembilan alternatif

strategi, lalu kemudian melalui matriks QSP diperoleh prioritas strategi yang

sebaiknya dilaksanakan Cresh yaitu (1) Membangun mitra kerja sama yang

kontinu dalam hal penyediaan input, sumber modal, pemasaran produk, dan

penelitian dan pengembangan dalam usaha pengembangan produk ,

(2) Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang berkelanjutan untuk

tetap bisa memenuhi kebutuhan konsumen akan produk yang kreatif dan

berkualitas, (3) Membangun jaringan distribusi produk dalam menjangkau

segmentasi pasar yang lebih luas , (4) Membuat hak paten produk-produk Cresh

untuk menjaga identitas produk Cresh, (5) Mencari tempat yang tetap dan

strategis untuk display dan penjualan produk sebagai branding Cresh sebagai toko

rangkaian tanaman hias kreatif, (6) Merekrut SDM yang potensial dan kreatif

untuk produksi, pemasaran, dan pendistribusian produk, (7) Membuat SOP yang

Page 147: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

131

jelas dan tertulis terkait sistem kerja, pengelolaan keuangan, proses produksi,

perawatan produk, dan proses pendistribusian produk, (8) Mempromosikan

produk melalui kampanye peduli lingkungan kepada masyarakat untuk menjaga

dan merawat tanaman, (9) Membuat perizinan badan hukum usaha. Semua

strategi ini dapat diterapkan oleh Cresh berdasarkan waktu pelakasanaannya,

sehingga digunakanlah arsitektur strategik yang menghasilkan strategi-strategi

pengembangan Cresh yang bisa diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan

rencana strategis, visi, misi, dan tujuan Cresh dalam pengembangan usahanya.

8.2. Saran

1. Sebaiknya Cresh dapat mengimplementasikan strategi pengembangan usaha

prioritas sesuai dengan hasil arsitektur strategik dimana semua strategi hasil

analisis SWOT semuanya diimplementasikan dan diselaraskan dengan

rencana strategis, visi, misi, dan tujuan Cresh.

2. Cresh harus berani melakukan terobosan-terobosan yang bersifat agresif

dalam rangka melakukan pengembangan usaha baik itu berupa penetrasi

pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk maupun pengamanan

sektor hulu, hilir, dan pesaing.

3. Cresh sebaiknya melakukan pelatihan-pelatihan dan pembinaan bagi

masyarakat agar semakin banyak calon-calon tenaga kerja nantinya sekaligus

untuk memberdayakan masyarakat.

4. Cresh sebaiknya melakukan ekspansi untuk jalur distribusi dan memastikan

jalur distribusi tersebut berjalan dengan baik sehingga nantinya produk bisa

sampai kepada konsumen.

Page 148: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

132

DAFTAR PUSTAKA

Ade, R. 2010. Analisis Strategi Pengembangan Usaha “Elsari Brownies &

Bakery” Kota Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Anggraeni, R. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias Tropis Pada

CV Bunga Indah Farm Kabupaten Sukabumi [skripsi]. Bogor. Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2008. PDRB Kabupaten Bogor

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan pada Tahun 2005-2007.

Bogor: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor.

---------.2008b. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor atas dasar harga konstan

2005-2007. Bogor: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor.

David FR. 2002. Manajemen Strategi : Konsep-konsep. Edisi Ketujuh. Jakarta:

PT. Prehillindo

David FR. 2004. Manajemen Strategi : Konsep-konsep. Edis Kesembilan. Jakarta:

PT. Prehillindo

David FR. 2006. Strategic Management. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat

David FR. 2009. Strategic Management. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat

Dharmanti, R. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada Primer

Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) Kota Bogor

[Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Bogor

Departemen Perdagangan. 2007. Industri Kreatif Indonesia DepDag RI.

http://industrikreatif-depdag.blogspot.com/2007/10/studi-mappingindustri-

kreatif.html. [7 April 2008]

Elva. 2010. Perencanaan Strategi Pengembangan Pasar Tanaman Hias Bromelia

Melalui Pendekatan Arsitektur Strategi (Studi Kasus: Usaha Ciapus

Bromel, Desa Taman Sari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor)

[skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Ikhsan, M. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Domba Agrifarm

Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

[skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Page 149: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

133

Meisafitri A. 2008. Strategi Pengembangan PG Trangkil PT Kebon Agung Pati,

Jawa Tengah [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Nurhadi. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias Pada PT

Kusuma Floracipta, Taman Anggrek, Ragunan, Jakarta [skripsi]. Bogor.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Pearce, J A & Robinson B. 1997. Manajemen Strategi: Formulasi Implementasi

dan Pengendalian. Jilid 1. Jakarta. PT. Bina Rupa Aksara.

Porter, M.E. 1991. "Towards a Dynamic Theory of Strategy", Strategic

Management Journal, 12. Winter Special Issue. pp. 95-117.

Purwanto, I. 2007. Manajemen Strategis. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Rajasa, M. Hatta. 1998. Menggagas Sumber Daya Manusia Kreatif Dalam

Membangun Bangsa di Masa Depan. http://www.setneg.go.id [12 April 2008]

Rangkuti. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi

Konesp Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Tjipto, F. 1997. Startegi Pemasaran. (edisi 2). Jakarta: Andi

Wibowo, Agung. 2009. Analisis Kinerja dan Strategi Pengembangan Usaha

Kerajinan Sepatu di Kabupaten Bogor (Studi Kasus pada CV. Anugerah

Jaya, Desa Suka Makmur, Kecamatan Ciomas) [skripsi]. Bogor. Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Yoshida, D T. 2006. Arsitektur Strategi. Jakarta: PT. Gramedia

Page 150: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

134

LAMPIRAN

Page 151: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Lampiran 1. Daftar Referensi Skripsi Peneliti Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Tujuan Metode/ Alat Analisis Hasil Analisis

1.

Elva (2010)

Perencanaan Strategi

Pengembangan Pasar

Tanaman Hias Bromelia

Melalui Pendekatan Arsitektur

Strategi (Studi Kasus: Usaha

Ciapus Bromel, Desa Taman

Sari, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor)

Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan

internal dan eksternal yang mempengaruhi

kondisi usaha Ciapus Bromel.

Merumuskan strategi pengembangan

pasar Ciapus Bromel dan memplotkan

program dari strategi yang telah

dirumuskan ke dalam bentangan arsitektur.

Analisis SWOT

Arsitektur Strategi

Berdasarkan analisis analisis

SWOT terdapat tujuh

strategi yang diterapkan

meliputi pengembangan

spesifikasi produk,

revitalisasi promosi,

penambahan kapasitas,

memperbaiki manajemen,

penetapan harga produk

yang kompetitif, sosialisasi

produk, dan menjalin

kerjasama dengan pihak

terkait, sedangkan arsitektur

strategi encakup program-

program pengembangan

yang bersifat kontinu dan

bertahap

2.

Rani Anggraeni

(2010)

Strategi Pengembangan Usaha

Tanaman Hias Tropis Pada

CV Bunga Indah Farm

Kabupaten Sukabumi

Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan

eksternal yang mempengaruhi usaha

tanaman hias tropis di CV Bunga Indah

Farm

Merumuskan alternatif strategi yang paling

sesuai dan penting bagi pengembangan

usaha tanaman hias tropis pada CV Bungan

Indah Farm setelah dilakukan

pengembangan varietas dan pembukaan

lokasi perusahaan baru oleh perusahaan

Analisis IFE dan

EFE

Matriks IE

Matriks SPACE

Analisis SWOT

Matriks QSP

Analisis matriks SPACE

menunjukan perusahaan

pada posisi aggresive,

perusahaan dalam posisi

kekuatan internal dan

eksternal yang positif,

sedangkan pada matriks IE

berada pada sel II (tumbuh

dan membangun) strategi

yang dapat diterapkan

adalah strategi intensif,

sedangkan prioritas utama

strategi yang diterapkan

Page 152: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

adalah mengoptimalkan

skala produksi, dan kualitas

produk yang disesuaikan

dengan selera pasar

3.

Agung Wibowo

(2009)

Analisis Kinerja dan Strategi

Pengembangan Usaha

Kerajinan Sepatu di

Kabupaten Bogor (Studi

Kasus pada CV. Anugerah

Jaya, Desa Suka Makmur,

Kecamatan Ciomas)

Menganalisis karakteristik usaha kerajinan

sepatu di Kabupaten Bogor

Menganalisis kinerja usaha kerajinan

sepatu di Kabupaten Bogor

Menganalisis strategi pengembangan usaha

kerajinan sepatu di Kabupaten Bogor

Analisis Pendapatan

Usaha, ROI dan

rasio R/C

Analisis SWOT

Analisis menunjukan

keuntungan pengrajin sangat

dipengaruhi volume

produksi dengan ROI 19,71

persen dan rasio R/C

sebesar 1,15 per tahun

mengindikasikan rata-rata

imbang penerimaan untuk

setiap rupiah yang

dikeluarkan sebesar 1,15.

strtegi yang dapat

dijalankan pun perlu

mendapat dukungan dari

pemerintah mulai dari

fasilitas kebutuhan modal,

ketersediaan bahan baku

dan pemasarannya

4.

Mohammad

Ikhsan (2009)

Strategi Pengembangan Usaha

Peternakan Domba Agrifarm

Desa Cihideung Udik

Kecamatan Ciampea,

Kabupaten Bogor, jawa Barat

Menganalisis lingkungan internal dan

eksternal usaha ternakdomba Agrifarm

Merumuskan strategi pengembangan bisnis

ushaternak domba agrifarm

Analisis IFE dan

EFE

Matriks IE

Analisis SWOT

Matriks QSP

Analisis matriks IE

menunjukan bahwa usaha

peternakan domba Agri

Farm berada pada kuadran

sel ke V atau berada pada

posisi pelihara dan

pertahankan. Sedangkan

prioritas strategi yang

disarankan adalah menjalin

kontrak kerjasama dengan

pengusaha aqiqah lainnya

Page 153: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

5. Nurhadi

(2008)

Analisis Strategi

Pengembangan Usaha

Tanaman Hias Pada PT

Kusuma Floracipta, Taman

Anggrek, Ragunan, Jakarta

Menganalisis lingkungan internal dan

eksternal usaha Tanaman Hias Pada PT

Kusuma Floracipta

Merumuskan strategi alternatif

pengembangan bisnis pada PT Kusuma

Floracipta

Menyusun strategi bisnis berdasarkan

prioritasnya

Analisis IFE dan

EFE

Matriks IE

Analisis SWOT

Matriks QSP

Analisis matriks IE

menempatkan PT. Kusuma

Floracipta pada posisi

kuadran V (Hold and

maintain) dengan strategi

yang cocok digunakan

adalah pengembangan

produk dan penetrasi pasar.

Sedangkan strategi yang

terbaik adalah

meningkatkan kerjasama

dan hubungan baik dengan

pelanggan.

6. Rozak Ade

(2010)

Analisis Strategi

Pengembangan Usaha “Elsari

Brownies & Bakery” Kota

Bogor Jawa Barat

Mengidentifikasi kondisi lingkungan

internal perusahaan EBB, yang terdiri dari

kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Mengidentifikasi kondisi lingkungan

eksternal perusahaan EBB, meliputi

peluang dan ancaman.

Merumuskan strategi pengembangan usaha

yang tepat bagi EBB.

Analisis IFE dan

EFE

Matriks IE

Analisis SWOT

Matriks QSP

Matriks IE menunjukkan

posisi EBB berada pada sel

V yang memberi

rekomendasi untuk menjaga

dan mempertahankan.

Strategi yang paling sesuai

dengan EBB adalah strategi

intensif yaitu penetrasi

pasar dan pengembangan

produk. Sedangkan strategi

terbaik sebaiknya

dilaksanakan adalah

memperbaiki sistem

manajemen perusahaan

untuk mengatasi kelemahan

sumberdaya perusahaan

Page 154: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Lampiran 2. Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia,

2005, 2006, 2007, Jan-Mei 2008 ( 2002=100 ), Juni - Desember 2008, 2009, 2010 ( 2007 = 100 )

Bulan 2005 2006 2007 2008 2009 2010

IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi

Januari 118.53 1.43 138.72 1.36 147.41 1.04 158.26 1.77 113.78 -0.07 118.01 0.84

Februari 118.33 -0.17 139.53 0.58 148.32 0.62 159.29 0.65 114.02 0.21 118.36 0.30

Maret 120.59 1.91 139.57 0.03 148.67 0.24 160.81 0.95 114.27 0.22 118.19 -0.14

April 121.00 0.34 139.64 0.05 148.43 -0.16 161.73 0.57 113.92 -0.31 118.37 0.15

Mei 121.25 0.21 140.16 0.37 148.58 0.10 164.01 1.41 113.97 0.04 118.71 0.29

Juni 121.86 0.50 140.79 0.45 148.92 0.23 110.08*) 2.46*) 114.10 0.11 119.86 0.97

Juli 122.81 0.78 141.42 0.45 149.99 0.72 111.59 1.37 114.61 0.45 121.74 1.57

Agustus 123.48 0.55 141.88 0.33 151.11 0.75 112.16 0.51 115.25 0.56 122.67 0.76

September 124.33 0.69 142.42 0.38 152.32 0.80 113.25 0.97 116.46 1.05 123.21 0.44

Oktober 135.15 8.70 143.65 0.86 153.53 0.79 113.76 0.45 116.68 0.19 123.29 0.06

November 136.92 1.31 144.14 0.34 153.81 0.18 113.90 0.12 116.65 -0.03

Desember 136.86 -0.04 145.89 1.21 155.50 1.10 113.86 -0.04 117.03 0.33

Tingkat Inflasi 17.11 6.6 6.59 11.06 2.78 5.35

*) Sejak Juni 2008, IHK didasarkan pada pola konsumsi pada survei biaya hidup di 66 kota tahun 2007 (2007=100)

Page 155: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Lampiran 3. Indeks Harga Perdagangan Besar

Indeks Harga Perdagangan Besar (2005=100) Indonesia, 2010

Kelompok Komoditi Rata- Rata

(Desember ’09)

2010 Rata-rata

(Juli ’10) Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1. Pertanian (37) 209 222 224 224 225 225 229 233 226

2. Pertambangan dan Penggalian (7) 206 210 210 211 211 212 212 212 211

3. Industri (176) 165 169 170 170 170 171 171 172 170

4. Impor (48) 157 160 158 158 161 161 159 159 159

5. Total Expor (46) 134 135 135 135 138 139 139 137 137

a. Expor Non Migas (44) 142 139 139 139 140 143 144 143 141

b. Expor Migas (2) 108 125 122 121 129 128 121 117 123

Indeks Umum (314) 163 167 167 168 169 170 170 170 169

Indeks Umum Tanpa Ekspor Migas (312) 166 170 170 170 171 172 173 173 171

Indeks Umum Tanpa Ekspor (268) 171 177 177 177 178 179 179 180 178

Indeks Umum Tanpa Impor (266) 164 169 169 170 171 171 172 172 171

Indeks Umum Tanpa Impor dan Ekspor Migas (264) 168 172 173 173 173 174 176 176 174

Indeks Umum Tanpa Impor dan Ekspor (220) 175 182 182 183 183 183 185 186 183

Page 156: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Lampiran 4. Analisis SWOT

Internal

Eksternal

Kekuatan (S) 1. Pengorganisasian kerja berjalan dengan baik (S1)

2. Sistem kontrol dan perhatian yang baik antar tim

manajemen (S2)

3. Dikelola oleh mahasiswa yang berkompeten di

bidangnya, semangat bekerja keras, dan kreatif

(S3)

4. Memiliki jaringan yang luas dan hubungan

kerjasama dengan beberapa pihak (S4)

5. Harga terjangkau sesuai dengan segmentasi pasar

(S5)

6. Promosi melalui teknologi informasi (S6)

7. Memiliki banyak variasi produk yang dipasarkan

(S7)

8. Memiliki permodalan usaha yang baik (S8)

9. Memproduksi produk yang unik, berkualitas,

kreatif, dan inovatif (S9)

10. Letak Cresh dekat dengan bahan baku dan

konsumen (S10)

Kelemahan (W)

1. Belum memiliki badan hukum usaha (W1)

2. Belum adanya standar dan SOP yang jelas

dan tertulis terkait sistem kerja (W2)

3. Belum adanya pelanggan yang kontinu (W3)

4. Belum memiliki jaringan distribusi yang baik

(W4)

5. Belum memiliki tempat sendiri dengan nama

Cresh untuk dijadikan toko dan display

produk (W5)

6. Pencatatan keuangan masih kurang rapih dan

teratur (W6)

7. Cresh memiliki bahan baku yang mudah

rusak dan tidak stabil(W7)

8. Kapasitas produksi masih terbatas dan belum

mampu memenuhi kebutuhan pasar (W8)

9. Kurangnya SDM yang memiliki keahlian

untuk membuat produk kreatif (W9)

10. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan

masih terbatas (W10)

Peluang (O)

1. Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang baik (O1)

2. Harga BBM yang stabil (O2)

3. Trend ekonomi kreatif yang semakin berkembang

(O3)

4. Kesadaran masyarakat akan pentingnya produk

ramah lingkungan semakin meningkat (O4)

5. Berkembangnya social entrepreneurship (O5)

6. Banyak hobies yang antusias pada jenis tanaman

hias baru dan lucu (O6)

7. Tradisi saling memberi yang berkembang di

Indonesia (O7)

8. Kesadaran masyarakat akan pentingnya

Strategi S-O

(S1) = Membuat SOP yang jelas dan tertulis terkait

sistem kerja, pengelolaan keuangan, proses produksi,

perawatan produk, dan proses pendistribusian produk

(S1, S2, S3, S4, S9, O4, O6, O8, O11)

(S2) = Membangun mitra kerja sama yang kontinu

dalam hal penyediaan input, sumber modal,

pemasaran produk, dan penelitian dan pengembangan

dalam usaha pengembangan produk (S3, S4, S6, S8,

S9, S10, O1, O3, O4, O5, O6, O7, O8, O9, O10,

O11)

Strategi W-O (S3) = Membuat perizinan badan hukum usaha

(W1, W3, W4, O1, O3, O8, O10, O11)

(S4) = Merekrut SDM yang potensial dan kreatif

untuk produksi, pemasaran, dan pendistribusian

produk (W3, W4, W5, W8, W9, O1, O3, O4, O5,

O6, O7, O8, O9, O10, O11)

(S5) = Membangun jaringan distribusi produk

dalam menjangkau segmentasi pasar yang lebih

luas (W3, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5, O6, O9,

O10, O11)

(S6) = Mencari tempat yang tetap dan strategis

untuk display dan penjualan produk sebagai

Page 157: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

pemanfaatan sumberdaya lokal (O8)

9. Kebijakan pemerintah yang mendukung

perkembangan industri kreatif (O9)

10. Kebijakan pemerintah untuk pengembangan

UMKM (O10)

11. Perkembangan Teknologi produksi, komunikasi,

informasi, dan transportasi (O11)

branding Cresh sebagai toko produk pertanian

kreatif (W5, W8, O3, O4, O5, O6, O7, O9, O10,

O11)

Ancaman (T)

1. Peningkatan Tingkat Inflasi (T1)

2. Adanya random fluctuation pada harga produk-

produk pertanian (T2)

3. Kurangnya kepeduliaan masyarakat untuk

menjaga dan merawat tanaman (T3)

4. Sulitnya mendapatkan hak paten produk (T4)

5. Adanya pendatang baru yang cukup besar (T5)

6. Adanya produk sejenis atau produk substitusi

yang akan muncul (T6)

Strategi S-T

(S7) = Membuat hak paten produk-produk Cresh

untuk menjaga identitas produk Cresh (S3, S4, S6, S7,

S8, S9, T4, T5, T6)

(S8) = Mempromosikan produk melalui kampanye

peduli lingkungan kepada masyarakat untuk menjaga

dan merawat tanaman (S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9,

S10, T3)

Strategi W-T

(S9) = Melakukan penelitian dan pengembangan

produk yang berkelanjutan untuk tetap bisa

memenuhi kebutuhan konsumen akan produk

yang berkualitas dan kreatif (W8, W10, T5, T6)

Page 158: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Lampiran 5. Form Kuisoner Faktor-Faktor Internal

KUESIONER

Penentuan Faktor-Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Pembobotan Faktor-Faktor Internal

Penentuan Peringkat Faktor-Faktor Internal

Kuisoner ini digunakan sebagai Bahan Penyusunan Skripsi

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Rangkaian Tanaman Hias Kreatif Pada

“Creative Shop” Di Desa Babakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Oleh :

Ach. Firman Wahyudi

H34062879

Program Sarjana Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

2010

Page 159: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Nama Responden : Hari/ Tanggal :

Jabatan :

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR INTERNAL

(KEKUATAN DAN ANCAMAN)

Tujuan :

Menentukan faktor-faktor startegis yang akan dimasukan ke dalam kelompok kekuatan

dan kelemahan dalam strategi pengembangan usaha produk pertanian kreatif pada

“Creative Shop” di desa babakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Petunujuk Pengisian :

1. Berikan Tanda (x ) pada kolom kekuatan pada tabel berikut ini, apabila faktor-faktor

tersebut menjadi kekuatan dalam penelitian ini

2. Berikan Tanda (x ) pada kolom kelemahan pada tabel berikut ini, apabila faktor-

faktor tersebut menjadi kelemahan dalam penelitian ini

Tabel . Faktor-Faktor Internal Strategis

No.

Faktor-Faktor Strategis Internal

Kekuatan Kelemahan

1 Pengorganisasian kerja berjalan dengan baik,

2

Sistem kontrol dan perhatian yang baik antar sesama

tim manajemen

3

Dikelola oleh mahasiswa yang berkompeten di

bidangnya, semangat bekerja keras, dan kreatif

4 Belum memiliki badan hukum usaha

5

Belum adanya standar dan SOP yang jelas terkait sistem

kerja

6

Memiliki jaringan pemasaran yang luas dan hubungan

kerjasama dengan beberapa pihak

7 Belum adanya pelanggan yang kontinu

8 Harga terjangkau sesuai dengan segmentasi pasar

9 Promosi melalui teknologi informasi

10 Memiliki banyak variasi produk yang dipasarkan

11 Memiliki permodalan usaha yang baik

12 Belum memiliki jaringan distribusi yang baik

13

Belum memiliki tempat sendiri dengan nama Cresh

untuk dijadikan toko dan display produk

14

Memproduksi produk yang unik, berkualitas, kreatif,

dan inovatif

15 Letak Cresh dekat dengan bahan baku dan konsumen

Page 160: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

16

Kurangnya SDM yang memiliki keahlian untuk

membuat produk kreatif

17 Pencatatan keuangan masih kurang rapih dan teratur

18

Cresh memiliki bahan baku yang mudah rusak dan tidak

stabil

19

Kapasitas produksi masih terbatas dan belum mampu

memenuhi kebutuhan pasar

20

Penelitian dan pengembangan dilakukan tidak

berkelanjutan

PEMBOBOTAN FAKTOR-FAKTOR INTERNAL

(KEKUATAN DAN KELEMAHAN)

Tujuan :

Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor internal mengenai tingkat

kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam strategi pengembangan usaha Creative

Shop. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap

seberapa besar faktor strategi tersebut menentukan strategi pengembangan usaha Creative

Shop.

Petunjuk Pengisian :

1. Pemberian Nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua

faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap strategi

pengembangan usaha Creative Shop.

2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang

digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator

3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator

Catatan :

Matriks perbandingan berpasangan untuk faktor internal yang akan diisi oleh Bapak/ Ibu

responden ada pada halaman berikutnya.

Page 161: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Strategis Internal

Faktor

Strategis

Internal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Xi

Bobot

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Page 162: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Keterangan :

1 Pengorganisasian kerja berjalan dengan baik,

2 Sistem kontrol dan perhatian yang baik antar sesama tim manajemen

3

Dikelola oleh mahasiswa yang berkompeten di bidangnya, semangat bekerja keras,

dan kreatif

4 Belum memiliki badan hukum usaha

5 Belum adanya standar dan SOP yang jelas terkait sistem kerja

6

Memiliki jaringan pemasaran yang luas dan hubungan kerjasama dengan beberapa

pihak

7 Belum adanya pasar yang kontinu

8 Harga terjangkau sesuai dengan segmentasi pasar

9 Promosi melalui teknologi informasi

10 Memiliki banyak variasi produk yang dipasarkan

11 Memiliki permodalan usaha yang baik

12 Belum memiliki jaringan distribusi yang baik

13

Belum memiliki tempat sendiri dengan nama Cresh untuk dijadikan toko dan display

produk

14 Memproduksi produk yang unik, berkualitas, kreatif, dan inovatif

15 Letak Cresh dekat dengan bahan baku dan konsumen

16 Kurangnya SDM yang memiliki keahlian untuk membuat produk kreatif

17 Pencatatan keuangan masih sederhana

18 Cresh memiliki bahan baku yang mudah rusak dan tidak stabil

19 Kapasitas produksi masih terbatas dan belum mampu memenuhi kebutuhan pasar

20 Penelitian dan pengembangan dilakukan tidak kontinu

PENENTUAN PERINGKAT (RATING) FAKTOR-FAKTOR INTERNAL

Petujuk Umum :

1. Dalam pengisisan kuesioner ini, responden diharapakan secara langsung

(tidak menunda) untuk menghindarai terjadinya inkonsistensi jawaban

2. Penentuan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor internal, baik faktor

kekuatan dan kelemahan harus konsisten dengan tabel sebelumnya.

Tujuan :

Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh masing-

masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor internal ini

terdiri dari faktor kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor kelemahan yang

mungkin dapat diatasi dalam upaya strategis pengembangan usaha Creative Shop.

Page 163: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Petunjuk Pengisisan :

1. Pemberian nilai pada seberapa besar pengaruh faktor kekuatan yang dapat

dimanfaatkan dalam strategi pengembangan usaha Creative Shop

2. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor kekuatan dan

kelemahan dalam strategi pengembangan usaha Creative Shop, berikut ini

dengan menggunakan tanda (x ) pada penelitian Bapak/ Ibu.

3. Penentuan nilai rating berdasarkan keterangan berikut :

Tabel 23. Identitas Kepentingan dalam penentuan nilai rating

Identitas Kepentingan Definisi Nilai

4 Jika faktor tersebut berpengaruh sangat besar

(kekuatan utama) bagi perusahaan

3 Jika faktor tersebut berpengaruh besar

(kekuatan kecil) bagi perusahaan

2 Jika faktor tersebut kuranng berpengaruh

(kelemahan) bagi perusahaan

1 Jika faktor tersebut sangat kurang berpengaruh

(kelemahan besar) bagi perusahaan

Menurut Bapak/ Ibu bagaimanan kondisi strategi pengembangan usaha

Creative Shop, terhadap faktor-faktor berikut :

Tabel 24. Penentuan Peringkat (Rating) Faktor Internal Strategis

No. Faktor-Faktor Internal Strategis Peringkat

1 2 3 4

1 Pengorganisasian kerja berjalan dengan baik,

2

Sistem kontrol dan perhatian yang baik antar

sesama tim manajemen

3

Dikelola oleh mahasiswa yang berkompeten di

bidangnya, semangat bekerja keras, dan kreatif

4 Belum memiliki badan hukum usaha

5

Belum adanya standar dan SOP yang jelas terkait

sistem kerja

6

Memiliki jaringan pemasaran yang luas dan

hubungan kerjasama dengan beberapa pihak

7 Belum adanya pasar yang kontinu

8 Harga terjangkau sesuai dengan segmentasi pasar

Page 164: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

9 Promosi melalui teknologi informasi

10 Memiliki banyak variasi produk yang dipasarkan

11 Memiliki permodalan usaha yang baik

12 Belum memiliki jaringan distribusi yang baik

13

Belum memiliki tempat sendiri dengan nama

Cresh untuk dijadikan toko dan display produk

14

Memproduksi produk yang unik, berkualitas,

kreatif, dan inovatif

15

Letak Cresh dekat dengan bahan baku dan

konsumen

16

Kurangnya SDM yang memiliki keahlian untuk

membuat produk kreatif

17 Pencatatan keuangan masih sederhana

18

Cresh memiliki bahan baku yang mudah rusak

dan tidak stabil

19

Kapasitas produksi masih terbatas dan belum

mampu memenuhi kebutuhan pasar

20

Penelitian dan pengembangan dilakukan tidak

kontinu

Page 165: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

149

Lampiran 6. Form Kuisoner Faktor-Faktor Eksternal

KUESIONER

Penentuan Faktor-Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)

Pembobotan Faktor-Faktor Eksternal

Penentuan Peringkat Faktor-Faktor Eksternal

Kuisoner ini digunakan sebagai Bahan Penyusunan Skripsi

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Rangkaian Tanaman Hias Kreatif Pada

“Creative Shop” di Desa Babakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Oleh :

Ach. Firman Wahyudi

H34062879

Program Sarjana Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

2010

Page 166: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

150

Nama Responden : Hari/ Tanggal :

Jabatan :

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL

(PELUANG DAN ANCAMAN)

Tujuan :

Menentukan faktor-faktor startegis yang akan dimasukan dalam kelompok peluang dan

ancaman dalam strategi pengembangan usaha produk pertanian kreatif pada “Creative

Shop” di desa babakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Petunujuk Pengisian :

1. Berikan Tanda (x ) pada kolom peluang pada tabel berikut ini, apabila faktor-

faktor tersebut menjadi peluang dalam penelitian ini

2. Berikan Tanda (x ) pada kolom ancaman pada tabel berikut ini, apabila faktor-

faktor tersebut menjadi ancaman dalam penelitian ini

Tabel . Faktor-Faktor Strategis Eksternal

No. Faktor-Faktor Strategis Eksternal Peluang Ancaman

1 Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang baik.

2 Harga BBM yang stabil.

3 Trend ekonomi kreatif yang semakin berkembang

4

Kesadaran masyarakat akan pentingnya produk

ramah lingkungan semakin meningkat.

5 Berkembangnya social entrepreneurship

6 Peningkatan Tingkat Inflasi.

7 Banyak hobies yang antusias pada jenis tanaman hias

baru dan lucu

8 Adanya random fluctuation pada harga produk-

produk pertanian

9 Tradisi saling memberi yang berkembang di

Indonesia

10 Kebijakan pemerintah yang mendukung

perkembangan industri kreatif

11 Kurangnya kepeduliaan masyarakat untuk menjaga

dan merawat tanaman

12 Kebijakan pemerintah untuk pengembangan UMKM

13 Sulitnya mendapatkan hak paten produk

14 Perkembangan Teknologi produksi, komunikasi,

informasi, dan transportasi

Page 167: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

151

15 Adanya pendatang baru yang cukup besar

16 Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan

sumberdaya local

17 Adanya produk sejenis atau produk substitusi yang

akan muncul

PEMBOBOTAN FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL

(PELUANG DAN ANCAMAN)

Tujuan :

Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor eksternal mengenai tingkat

kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam strategi pengembangan usaha Creative

Shop. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap

seberapa besar faktor strategi tersebut menentukan strategi pengembangan usaha

Creative Shop.

Petunjuk Pengisian :

1. Pemberian Nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua

faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap strategi

pengembangan usaha Creative Shop.

2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang

digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Catatan :

Matriks perbandingan berpasangan untuk faktor eksternal yang akan diisi oleh Bapak/

Ibu responden ada pada halaman berikutnya.

Page 168: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

152

Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Strategis Eksternal

Faktor

Strategis

Eksternal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Total Xi Bobot

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Page 169: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

Keterangan :

1 = Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang baik.

2 = Harga BBM yang stabil.

3 = Trend ekonomi kreatif yang semakin berkembang

4 = Kesadaran masyarakat akan pentingnya produk ramah lingkungan semakin

meningkat.

5 = Berkembangnya social entrepreneurship

6 = Peningkatan Tingkat Inflasi.

7 = Banyak hobies yang antusias pada jenis tanaman hias baru dan lucu

8 = Adanya random fluctuation pada harga produk-produk pertanian

9 = Tradisi saling memberi yang berkembang di Indonesia

10 = Kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan industri kreatif

11 = Kurangnya kepeduliaan masyarakat untuk menjaga dan merawat tanaman

12 = Kebijakan pemerintah untuk pengembangan UMKM

13 = Sulitnya mendapatkan hak paten produk

14 = Perkembangan Teknologi produksi, komunikasi, informasi, dan

transportasi

15 = Adanya pendatang baru yang cukup besar

16 = Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan sumberdaya lokal

17 = Adanya produk sejenis atau produk substitusi yang akan muncul

PENENTUAN PERINGKAT (RATING) FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL

Petujuk Umum :

1. Dalam pengisisan kuesioner ini, responden diharapakan secara langsung

(tidak menunda) untuk menghindarai terjadinya inkonsistensi jawaban

2. Penentuan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor eksternal, baik

faktor peluang dan ancaman harus konsisten dengan tabel sebelumnya.

Tujuan :

Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh masing-

masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor eksternal ini

terdiri dari faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang

mungkin dapat diatasi dalam upaya strategis pengembangan usaha Creative Shop.

Petunjuk Pengisisan :

1. Pemberian nilai pada seberapa besar pengaruh faktor kekuatan yang dapat

dimanfaatkan dalam strategi pengembangan usaha Creative Shop.

2. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor peluang dan

ancaman dalam strategi pengembangan usaha Creative Shop, berikut ini

dengan menggunakan tanda (x) pada penelitian Bapak/ Ibu.

3. Penentuan nilai rating berdasarkan keterangan berikut :

Page 170: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

154

Tabel . Identitas Kepentingan dalam penentuan nilai rating

Identitas Kepentingan Definisi Nilai

4 Jika faktor tersebut berpengaruh sangat besar

(peluang utama) bagi perusahaan

3 Jika faktor tersebut berpengaruh besar (peluang

kecil) bagi perusahaan

2 Jika faktor tersebut kuranng berpengaruh

(ancaman biasa) bagi perusahaan

1 Jika faktor tersebut sangat kurang berpengaruh

(ancaman besar) bagi perusahaan

Menurut Bapak/ Ibu bagaimanan kondisi strategi pengembangan usaha

Creative Shop terhadap faktor-faktor berikut :

Tabel . Penentuan Peringkat (Rating) Faktor Strategis Eksternal

No. Faktor Strategis Eksternal Peringkat

1 2 3 4

1 Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang baik.

2 Harga BBM yang stabil.

3 Trend ekonomi kreatif yang semakin meningkat

4

Kesadaran masyarakat akan pentingnya produk ramah

lingkungan semakin meningkat.

5 Pemberdayaan masyarakat sekitar terutama petani

6 Peningkatan Tingkat Inflasi.

7 Banyak hobies yang antusias pada jenis tanaman hias

baru dan lucu

8 Adanya random fluctuation pada harga produk-produk

pertanian

9 Tradisi saling memberi yang berkembang di Indonesia

10 Kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan

industri kreatif

11 Ketertarikan masyarakat untuk menjaga dan merawat

tanaman semakin menurun

12 Kebijakan pemerintah untuk pengembangan UMKM

13 Sulitnya mendapatkan hak paten produk

14 Perkembangan Teknologi produksi, komunikasi,

informasi, dan transportasi

15 Adanya pendatang baru yang cukup besar

16 Banyaknya pilihan pemasok bahan baku produksi

17 Adanya produk sejenis atau produk substitusi yang

akan muncul

Page 171: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

155

Lampiran 7. Form Kuisoner Penentuan Attractiveness Score

KUESIONER

Penentuan Attractiveness Score

Alternatif Strategi Pengambangan Usaha Creative Shop

Kuisioner ini digunakan sebagai Bahan Penyusunan Skripsi

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Produk Pertanian Kreatif pada

Creative Shop di Desa Babakan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Oleh :

Ach. Firman Wahyudi

H34062879

Program Sarjana Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

2010

Page 172: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

156

Nama Responden : Hari/ Tanggal :

Jabatan :

PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE

Petunjuk Umum:

Di bawah ini terdapat alternatif strategi hasil dari matriks SWOT

berdasarkan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah

dirumuskan sebelumnya.

Tujuan:

Menentukan daya tarik setiap strategi berkaitan dengan faktor-faktor

internal dan eksternal yang telah dirumuskan sehingga dapat dicari prioritas

strategi menggunakan matriks QSP.

Petunjuk Pengisian:

Berikan tanda (√) pada strategi-strategi berikut yang menarik menurut

Ibu/Bapak.

Strategi Menarik Tidak

Menarik

ST 1

Membuat SOP yang jelas dan tertulis terkait sistem kerja,

pengelolaan keuangan, proses produksi, perawatan produk,

dan proses pendistribusian produk

V

ST 2

Membangun mitra kerja sama yang kontinu dalam hal

penyediaan input, sumber modal, pemasaran produk, dan

penelitian dan pengembangan dalam usaha pengembangan

produk

V

ST 3 Membuat perizinan badan hukum usaha V

ST 4 Merekrut SDM yang potensial dan kreatif untuk produksi,

pemasaran, dan pendistribusian produk V

ST 5 Membangun jaringan distribusi produk yang baik dalam

memenuhi segmentasi pasar yang lebih luas V

ST 6

Mencari tempat yang tetap sebagai tempat display dan

penjualan produk untuk branding Cresh sebagai toko produk

pertanian kreatif

V

ST 7 Membuat hak paten produk-produk Cresh untuk menjaga

identitas produk Cresh V

ST 8

Mempromosikan produk melalui kampanye peduli

lingkungan kepada masyarakat untuk menjaga dan merawat

tanaman

V

ST 9

Melakukan penelitian dan pengembangan usaha yang

berkelanjutan untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan

konsumen akan produk yang berkualitas dan kreatif

V

Page 173: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

157

Apakah faktor internal dan eksternal kunci berpengaruh terhadap alternatif strategi

yang ada. Jika jawabannya „Tidak‟, maka kolom AS tidak perlu di isi. Jika

jawabanya Ya, maka kolom AS di isi dengan ketentuan berikut:

4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif dengan

alternatif yang lain.

3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif dengan

alternatif yang lain.

2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif dengan

alternatif yang lain.

1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif dengan

alternatif yang lain.

No Faktor-faktor Strategis ST

1

ST

2

ST

3

ST

4

ST

5

ST

6

ST

7

ST

8 ST

9

Kekuatan (Internal)

1 Pengorganisasian kerja berjalan

dengan baik

2 Sistem kontrol dan perhatian

yang baik antar tim manajemen

3

Dikelola oleh mahasiswa yang

berkompeten di bidangnya,

semangat bekerja keras, dan

kreatif

4

Memiliki jaringan yang luas dan

hubungan kerjasama dengan

beberapa pihak

5 Harga terjangkau sesuai dengan

segmentasi pasar

6 Promosi melalui teknologi

informasi

7 Memiliki banyak variasi produk

yang dipasarkan

8 Memiliki permodalan usaha yang

baik

9 Memproduksi produk yang unik,

berkualitas, kreatif, dan inovatif

10 Letak Cresh dekat dengan bahan

baku dan konsumen

Kelemahan (Internal)

1 Belum memiliki badan hukum

usaha

Page 174: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

158

2

Belum adanya standar dan SOP

yang jelas dan tertulis terkait

sistem kerja

3 Belum adanya pelanggan yang

kontinu

4 Belum memiliki jaringan

distribusi yang baik

5

Belum memiliki tempat sendiri

dengan nama Cresh untuk

dijadikan toko dan display

produk

6 Pencatatan keuangan masih

kurang rapih dan teratur

7 Cresh memiliki bahan baku yang

mudah rusak dan tidak stabil

8

Kapasitas produksi masih

terbatas dan belum mampu

memenuhi kebutuhan pasar

9

Kurangnya SDM yang memiliki

keahlian untuk membuat produk

kreatif

10 Penelitian dan pengembangan

yang dilakukan masih terbatas

Peluang (Eksternal)

1 Pertumbuhan ekonomi

masyarakat yang baik.

2 Harga BBM yang stabil.

3 Trend ekonomi kreatif yang

semakin meningkat

4

Kesadaran masyarakat akan

pentingnya produk ramah

lingkungan semakin meningkat.

5 Pemberdayaan masyarakat

sekitar terutama petani

6

Banyak hobies yang antusias

pada jenis tanaman hias baru dan

lucu

7 Tradisi saling memberi yang

berkembang di Indonesia

8 Cresh berpartisipasi memelihara

kelestarian lingkungan

9

Kebijakan pemerintah yang

mendukung perkembangan

industri kreatif

Page 175: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

159

10 Kebijakan pemerintah untuk

pengembangan UMKM

11

Perkembangan Teknologi

produksi, komunikasi, informasi,

dan transportasi

Ancaman (Eksternal)

1 Peningkatan Tingkat Inflasi

2 Adanya random fluctuation pada

harga produk-produk pertanian

3

Kurangnya kepeduliaan

masyarakat untuk menjaga dan

merawat tanaman

4 Sulitnya mendapatkan hak paten

produk

5 Adanya pendatang baru yang

cukup besar

6

Adanya produk sejenis atau

produk substitusi yang akan

muncul

......................, ................................ 2010

(...............................................................)

Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama dan partisipasi

Bapak/Ibu dalam pengisian kuisioner penelitian ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Page 176: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

160

Lampiran 8. Katalog Harga Produk-produk Cresh

GAMBAR

TIPE

KLASIFIKASI

Boneka Kaktus

Diameter pot 10 cm RP. 20.000

Midori

RP. 35.000

Midori

Diameter 15,5 cm RP. 35.000

Terra Trash

Model Standing Lost RP. 20.000

Terra Trash

Model slepping beauty RP. 20.000

Terra Trash

Model Jinny in the bottle RP. 25.000

Tanobi d=12cm

RP. 30.000

Tanobi d=12cm

RP. 25.000

Tanobi d=15cm

RP. 35.000

Tanobi Kotak

RP. 35.000

Tanobi

Pot gantung RP. 30.000

Tanobi Gelas

Rp. 30.000

Hydrogel

Bulat RP. 10.000

Hydrogel

Kotak RP. 10.000

Hydrogel

Amorf RP. 8.000

Page 177: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

161

KATALOG CRESH

GAMBAR

TIPE

KLASIFIKASI

Horta Kodok Tinggi 11 cm RP. 17.000

Horta Sapi

Tinggi 11 cm RP. 17.000

Horta Kucing Tinggi 11 cm RP. 17.000

Horta Babi

Tinggi 11 cm RP. 17.000

Horta Panda

Tinggi 12 cm dan 8 cm RP. 15.000 dan RP.

10.000

Horta Kura-kura

Tinggi 6 cm dan 5 cm RP. 15.000 dan RP.

10.000

Horta Platipus Tinggi 10 cm RP. 14.000

Horta Cup

Tinggi 12 cm RP. 12.000

Horta Monyet Tinggi 12 cm RP. 17.000

Potty Kelinci RP. 17.000

Potty Sapi RP. 17.000

Potty Beruang

RP. 17.000

Page 178: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

162

KATALOG CRESH BOTASHI

Botashi Kaktus Merah Satuan: Rp 25.000 Grosir: Rp 15.250

Botashi Sukulen Kombinasi Satuan: Rp 20.000

Grosir: Rp 13.000

Botashi Sukulaen 1 Satuan: Rp 15.000

Grosir: Rp 11.500

Botashi Sukulen Rosa

Satuan: Rp 15.000 Grosir: Rp 11.500

Botashi Sukulen Kubis

Satuan: Rp 20.000 Grosir: Rp 13.000

Botashi Sukulen Cemara

Satuan: Rp 15.000 Grosir: Rp 11.500

Botashi Miss Universe Satuan: Rp 15.000 Grosir: Rp 11.500

Botashi Sukulen 2 Satuan:Rp 15.000 Grosir: Rp 11.500

Botashi Sukulen 3 Satuan: Rp 15.000 Grosir: Rp 11.500

Botashi Landak Satuan: Rp 25.000 Grosir: Rp 15.250

Botashi Sukulen 4 Satuan: Rp 15.000

Grosir: Rp 11.500

Botashi Hoya Satuan: Rp 25.000 Grosir: Rp 21.250

Page 179: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

163

Botashi Mickey Satuan: Rp 25.000 Grosir: Rp15.250

Botashi Kaktus Putih Satuan: Rp 20.000 Grosir: Rp 13.000

Botashi Kaktus Satuan: Rp 15.000

Grosir: 11. 500

Botashi Gurita Satuan: Rp 15.000 Grosir: Rp 11.500

Botashi Kura-kura Satuan: Rp 15.000 Grosir: Rp 11.500

Botashi Sympson Satuan: Rp 15.000 Grosir: Rp 11.500

Catatan:

* Botashi: Harga Grosir berlaku untuk pemesanan minimal 50

item dengan jenis yang sama Misalkan: order 50 item botashi

Kura-kura

* Ongkos kirim ditanggung oleh pemesan

Page 180: Analisis strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman ... · peluang maupun ancaman yang dapat dimanfaatkan oleh Cresh dalam ... sama yang kontinu dalam hal penyediaan input,

164

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitiaan