3
Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena larutan iodium yang berwarna khas dapat hilang pada titik akhir titrasi hingga titik akhir tercapai. Tetapi pengamatan titik akhir titrasi akan lebih mudah dengan penambahan larutan kanji sebagai indikator, karena amilum akan membentuk kompleks dengan I 2 yang berwarna biru sangat jelas. Penambahan amilum harus pada saat mendekati titik akhir titrasi. Hal ini dilakukan agar amilum tidak membungkus I 2 yang menyebabkan sukar lepas kembali, dan ini akan menyebabkan warna biru sukar hilang, sehingga titik akhir titrasi tidak terlihat tajam. (2) Indikator kanji merupakan indikator yang sangat lazim digunakan, namun indikator kanji yang digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji mudah terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat larutan indikator yang tahan lama hendaknya dilakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet. Pengawet yang biasa digunakan adalah merkurium (II) iodida, asam borat atau asam formiat. Kepekatan indikator juga berkurang dengan naiknya temperatur dan oleh beberapa bahan organik seperti metil dan etil alkohol. (3) Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan pemanasan ( 70ºC) untuk memperceepat reaksi. Pada awal reaksi titrasi, warna merah mantap untuk beberapa saat yang menandakan reaksi berlangsung lambat. Pada pembuatan titran selanjutnya, warna merah hilang makin cepat karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi Selanjutnya titran ddapat ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir titrasi tercapai yaitu sampai pada tetesan dimana warna merah menjadi warna merah jambu. (Harjadi,W.1990) Meskipun KMnO 4 dapat diperoleh dalam keadaan murni, tetapi larutan titernya tidak dapat dibuat langsung dengan menimbang seksama. Ini disebabkan waktu dilarutkan dalam air, ia akan bereaksi dengan pengotoran yang mungkin ada dalam air atau pada

analitik 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia analitik

Citation preview

Page 1: analitik 4

Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari luar karena larutan iodium yang berwarna

khas dapat hilang pada titik akhir titrasi hingga titik akhir tercapai. Tetapi pengamatan

titik akhir titrasi akan lebih mudah dengan penambahan larutan kanji sebagai indikator,

karena amilum akan membentuk kompleks dengan I2yang berwarna biru sangat jelas.

Penambahan amilum harus pada saat mendekati titik akhir titrasi. Hal ini dilakukan agar

amilum tidak membungkus I2 yang menyebabkan sukar lepas kembali, dan ini akan

menyebabkan warna biru sukar hilang, sehingga titik akhir titrasi tidak terlihat tajam. (2)

Indikator kanji merupakan indikator yang sangat lazim digunakan, namun indikator kanji

yang digunakan harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji

mudah terurai oleh bakteri sehingga untuk membuat larutan indikator yang tahan lama

hendaknya dilakukan sterilisasi atau penambahan suatu pengawet. Pengawet yang

biasa digunakan adalah merkurium (II) iodida, asam borat atau asam formiat.

Kepekatan indikator juga berkurang dengan naiknya temperatur dan oleh beberapa

bahan organik seperti metil dan etil alkohol. (3)

Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan pemanasan ( 70ºC) untuk memperceepat reaksi. Pada awal reaksi titrasi, warna merah mantap untuk beberapa saat yang menandakan reaksi berlangsung lambat. Pada pembuatan titran selanjutnya, warna merah hilang makin cepat karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi Selanjutnya titran ddapat ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir titrasi tercapai yaitu sampai pada tetesan dimana warna merah menjadi warna merah jambu. (Harjadi,W.1990)

Meskipun KMnO4 dapat diperoleh dalam keadaan murni, tetapi larutan titernya tidak dapat dibuat langsung dengan menimbang seksama. Ini disebabkan waktu dilarutkan dalam air, ia akan bereaksi dengan pengotoran yang mungkin ada dalam air atau pada dinding waddah. Karena itu mula-mula dibuat larutan kira-kira sama dengan yang kemudian dibakukan, misalnya dengan menggunakan natrium oksalat. Larutan permanganate yang akan disimpan dibuat dengan pemanasan kemudian disaring dengan glasswall, krus atau penyaring asbes. Bila larutan ini akan dipakai hanya untuk hari itu saja, maka pemanasan ini tidak perlu..

Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan endapan MnO2 yang dapat mempercepat penguraian larutan. Sejumlah baku primer tersedia untuk pembakuan larutan kalium permanganate antara lain asam oksalat dihidrat dan natrium oksalat. Larutan permanganate apabila larutan encer tidak stabil karena adanya reaksi berikut :

     4 KMn   + 2H2O                4 MnO2 + 4 OH- + 3O2

1. Rivai, H., (1995), “Asas Pemeriksaan Kimia”, Universitas Indonesia

Press, Jakarta,

Page 2: analitik 4

2. Wunas, J., Said, S., (1986), “Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif”<

UNHAS, Makassar, 122-123

3. Underwood, A.L., day, RA., (1993), “Analisa Kimia Kuantitatif”, Edisi V,

Alih Bahasa : R. Soedonro, Erlangga, Surabaya, 302-304w

4. Roth, J., Blaschke, G., (1988), “Analisa Farmasi”, UGM Press,

Yogyakarta, 271-279.

5. Dirjen POM, (1979), “Farmakope Indonesia”, edisi III, Departemen

Kesehatan RI., Jakarta, 143, 581, 587, 714

6. Dirjen POM, (1994), “Farmakope Indonesia”, edisi IV, Depatemen

Kesehatan RI., JakartaHarjadi, W. 1993. lmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Erlangga

 Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC Buku Kedoktean 

Iodium hanya sedikit sekali larut dalam air (0,00134 mol/liter pada 25oC), namun sangat mudah larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. Iodium membentuk kompleks triiodida dengan iodida, dengan tetapan keseimbangan 710 pada 25oC. Penambahan KI untuk menurunkan keatsirian dari iod, dan biasanya ditambahkan KI 3-4 % dalam larutan 0,1 N dan kemudian wadahnya disumbat baik-baik dan menggunakan botol yang berwarna gelap untuk menghindari penguraian HIO oleh cahaya            matahari. (3)