41
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEROKOK (Studi Analitik Observasional di Dusun Mangundadi, Desa Krinjing Kecamatan Kajoran Magelang) Karya Tulis Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Oleh : 1. Muaziroh (01.208.5719) 2. Nikko Sukmabuana (01.208.5733) 3. R. Adhytia Pradiartha (01.208.5749) 4. Sekartika Dien Aspuri (01.208.5780) 5. Tyas Anggraini (01.208.5800) FAKULTAS KEDOKTERAN

analitik rokok

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analitik tentang rokok

Citation preview

Page 1: analitik rokok

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU

MEROKOK

(Studi Analitik Observasional di Dusun Mangundadi, Desa Krinjing Kecamatan

Kajoran Magelang)

Karya Tulis Ilmiah

Untuk memenuhi sebagian persyaratan kepaniteraan klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Oleh :

1. Muaziroh (01.208.5719)2. Nikko Sukmabuana (01.208.5733)3. R. Adhytia Pradiartha (01.208.5749)4. Sekartika Dien Aspuri (01.208.5780)5. Tyas Anggraini (01.208.5800)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2013

Page 2: analitik rokok

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Merokok merupakan salah satu fenomena gaya hidup pada orang masa

kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki

jawaban sendiri. Ada yang merasa bebas, dapat menghilangkan stress,

memperbaiki memori, mengurangi kecemasan, mengurangi rasa lapar,

memperbaiki konsentrasi dan bisa pula orang merokok sebagai ekspresi

perlawanan dan pemberontakan (Stefanus, 2002). Merokok pada anak muda

dengan kemauan sendiri disebabkan ingin menunjukkan bahwa ia telah

dewasa atau merasa lebih tua dengan merokok. Sifat gengsi dari pemakai

rokok dan agar kelihatan hebat atau gagah juga awal dari rasa ingin mencoba

(Budi, 2006). Kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat dapat

menyebabkan bertambahnya jumlah penderita akibat merokok. Pengetahuan

tentang merokok merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan

pengindraan melalui panca inderanya terhadap merokok dari kemampuan

seseorang dalam kemampuan merespon stimulus dari panca indranya.

(Notoatmojo, 2003). Belum dilakukan penelitian mengenai hubungan

pengetahuan dan perilaku merokok di Dusun Mangundadi Desa Krinjing

Organisasi kesehatan sedunia World Health Organization ( WHO )

tahun 2010 menyatakan bahwa rokok adalah penyebab kematian tiga juta

Page 3: analitik rokok

penduduk dunia setiap tahunnya. Survai di kota besar di Indonesia, yakni di

Jakarta, Bekasi, Medan yang dilakukan oleh Aditama sebagai bagian dari

survai WHO dan CDC (Atlanta) dan juga diselenggarakan lebih dari 100

negara di dunia, diperoleh data bahwa di Jakarta menunjukkan sebanyak

64,8 persen dan 9,8 persen wanita dengan usia di atas 13 tahun adalah

perokok. Bahkan pada kelompok remaja sebanyak 49 persen pelajar pria dan

8,8 persen wanita di Jakarta sudah merokok. Sebagian perokok tahu bahwa

merokok tidak baik untuk kesehatan dan lingkungannya, namun mereka

memerlukan rokok dengan berbagai alasan. Dari soal diterima oleh

lingkungannya, pergaulannya, sampai merasa tidak gagah dan modern tanpa

rokok (Depkes, 2003). 

Kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat dapat menyebabkan

bertambahnya jumlah penderita akibat merokok. Pengetahuan tentang

merokok merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan pengindraan

melalui panca inderanya terhadap merokok dari kemampuan seseorang

dalam kemampuan merespon stimulus dari panca indranya. Pengetahuan

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan dan pengalaman.

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap sesuatu yang

datang dari luar sedangkan pengetahuan diperoleh oleh faktor pengalaman

yaitu beberapa banyak pengalaman yang telah diperoleh individu akan

memperoleh informasi tentang suatu hal (Notoatmojo, 2003). Perilaku

merokok akibat kurangnya pengetahuan tentang merokok. Perilaku merokok

Page 4: analitik rokok

adalah perilaku yang kompleks, yang diawali dan berlanjut yang disebabkan

oleh beberapa variabel yang berbeda. Awal perilaku merokok pada

umumnya diawali pada saat usia yang masih muda (Smet, 2004). Kebiasaan

merokok masyarakat berawal dari adanya tekanan sosial misalnya

dinyatakan bukan sebagai teman atau anggota kelompok jika tidak merokok.

Ketagihan terhadap rokok pada umumnya disebabkan oleh intepretasi

terhadap efek yang segera dirasakan ketika individu merokok (Loeksono dan

Wismanto, 2009).

Dari uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai

hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok khususnya di

Dusun Mangundadi, Desa Krinjing Kecamatan Kajora Magelang

1.2. Perumusan Masalah

Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok

pada masyarakat Dusun Mangundadi Desa Krinjing Kecamatan Kajoran

tahun 2013?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku

merokok pada masyarakat Dusun Mangundadi Desa Krinjing

Kecamatan Kajoran tahun 2013.

Page 5: analitik rokok

1.3.2. Tujuan khusus

1.3.2.1. Mengetahui tingkat pengetahuan merokok di kalangan

masyarakat Dusun Mangundadi Desa Krinjing Kecamatan

Kajoran tahun 2013.

1.3.2.2. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

perilaku merokok pada masyarakat Dusun Mangundadi Desa

Krinjing Kecamatan Kajoran tahun 2013.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Menambah ilmu terutama dalam bidang kesehatan yang berhubungan

dengan tingkat pengetahuan merokok dengan perilaku merokok pada

masyarakat Dusun Mangundadi Desa Krinjing Kecamatan Kajoran

tahun 2013.

1.4.2. Dari hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa kedokteran dapat

mencegah atau menghilangkan perilaku merokok yang dilakukannya

karena bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh rokok sangat buruk bagi

kesehatan.

1.4.3. Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan riset sehingga

akan terpacu untuk meningkatkan potensi diri sehubungan dengan

penanggulangan perilaku merokok.

Page 6: analitik rokok

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rokok

2.1.1.Definisi

Rokok adalah olahan tembakau terbungkus daun nipah atau kertas

termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman

nikotiana tabakum, nikotiana rusticadan spesies lainnya yang terkandung

nikotin dan tar dengan atau bahan tambahan. Rokok merupakan salah satu

produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 4.000

bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain tar, nikotin, karbon

monoksida, benzopyrin, amonia, arsenikum. Diantara sekian banyak zat

yang berbaya ini, ada 3 yang paling penting yakni tar, nikotin dan karbon

monoksida karena dapat menimbulkan kanker paru, bronkhitis menahun,

kanker mulut rahim, kanker pankreas, kanker kandung kemih, kanker

ginjal, kanker perut, kanker hati, kanker darah, penyakit jantung koroner,

stroke, impotensi, gangguan kehamilan dan janin (Abu Umar, 2005).

Merokok adalah menghisap asap dari tembakau yang dibakar, masuk

kedalam tubuh dan menghembuskannya kembali (Amstrong, 2002).

Page 7: analitik rokok

Merokok adalah membakar rokok sebagian asapnya dihisap masuk

kedalam tubuh dan sebagian tersebar ke lingkungannya (Ahmad, 2002).

2.1.2. Bahan-Bahan dalam Rokok

2.1.2.1. Tar

Tar adalah senyawa polinuklir hidro karbon aromatika

karsinogenik, bertanggung jawab atas tumbuhnya sel kanker dalam

tubuh pecandu rokok (Abu Umar, 2005).

2.1.2.2. Nikotin

Nikotin yang memiliki formula kimia C10H14N2, adalah bahan

cairan berminyak beracun yang tidak berwarna kadang kekuningan

dan merupakan salah satu racun paling keras yang kita kenal

(Wauren, 1997 & Amstrong 1995). Nikotin mengganggu sistem saraf

simpatik dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard.

Nikotin mengandung zat adiktif yang membuat orang menjadi

kecanduan dan sulit menghilangkan kebiasaan merokok. Efek nikotin

menyebabkan rangsangan terhadap hormone catecholamine /

merangsang pelepasan adrenalin sehingga bersifat memacu jantung

dan tekanan darah serta menyebabkan gangguan irama jantung, juga

mengganggu kerja saraf otak dan banyak bagian tubuh lainnya, Hal

ini sama seperti yang dituliskan oleh Abu Umar, (2005). Nikotin

yang terkandung dalam rokok dan tembakau pipa mengerutkan arteri.

Page 8: analitik rokok

Hal ini akan mengurangi darah yang mengalir ke seluruh tubuh.

Peran nikotin inilah yang menjadi salah satu alasan utama mengapa

orang-orang yang merokok mudah terkena serangan jantung. Ini

karena koroner arteri yang mensuplai darah ke jantung akan

mengerut. Dengan cara sama, nikotin mengurangi darah yang

mengalir ke penis. Tentu saja anda tidak akan terkena serangan penis,

namun mungkin akan menjadi impoten bila aliran darah yang

terhambat cukup parah (Mark Ragg, 2003).

2.1.2.3. Karbon Monoksida

Karbon Monoksida merupakan gas beracun dalam asap yang

dikeluarkan oleh mobil (Amstrong, 1995). Karbon monoksida ini

mengikat hemoglobin dalam darah dan membuat oksigen tereliminasi

akibatnya karbon monoksida dapat mengikat reduced hemoglobin

yang biasanya mengangkut oksigen dalam butir-butir darah merah.

Sehingga daya angkut darah untuk membawa atau mengantarkan

oksigen pada jaringan tubuh menjadi kurang. Itu sebabnya seseorang

akan merasakan sesak nafas atau terengah-engah pada waktu

melakukan suatu pekerjaan yang berat. Sehingga jantung akan

dipaksa bekerja atau memompa darahnya lebih keras atau cepat ke

selurh tubuh. Hal ini menyebabkan seseorang akan mempunyai

resiko tekanan darahnya meningkat. Disamping itu juga dapat terjadi

kelainan pada pembuluh darahnya (Abu Umar, 2005).

Page 9: analitik rokok

2.1.2.4. Benzopyrene

Benzopyrene adalah suatu unsur dari tar dalam tembakau.

Benzopyrene terjadi pada waktu dibakar juga menyebabkan kanker

(Wauran, 1997).

2.1.2.5. Amonia

Amonia merupakan bahan kimia yang dipakai dalam bubuk

pembersih rumah tangga dan bahan peledak. Amonia adalah sejenis

gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen, zat ini

sangat tajam baunya dan merangsang. Amonia ini sangat mudah

memasuki sel-sel tubuh (Tiandrasa, 1991).

2.1.2.6. Arsenikum

Sejenis unsur kimia yang biasa digunakan untuk membunuh

serangga (Abu Umar, 2005).

2.2. Kategori Perokok

Ada 2 jenis perokok yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif

adalah seseorang secara aktif merokok, sedangkan perokok pasif adalah

seseorang yang sebenarnya tidak merokok, namun karena ada orang lain yang

merokok di dekatnya, akhirnya ia pun terpaksa menghisap asap rokoknya.

Page 10: analitik rokok

Pengelompokkan perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setiap

harinya, menurut Santoso, (2009) yaitu :

1. Perokok aktif adalah seseorang yang memberi dan merokok.

2. Perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok, tetapi sering berada

dalam ruangan yang dicemari asap rokok atau seseorang yang berada di dekat

orang lain yang sedang merokok, dan ia pun terpaksa menghisap asap

rokoknya.

Sedangkan untuk klasifikasi tipe perokok menurut Smet (2004) adalah

sebagai berikut :

1. Perokok berat yaitu apabila menghisap 15 batang rokok atau lebih dalam

sehari.

2. Perokok sedang yaitu apabila menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.

3. Perokok ringan yaitu apabila menghisap 1-4 batang rokok setiap hari.

2.3. Kondisi Akibat Merokok

Merokok menimbulkan banyak penyakit terhadap kesehatan manusia,

kondisi akibat merokok antara lain :

2.3.1. Penyakit Jantung Koroner

Merokok terbukti merupakan faktor resiko terbesar untuk mati

mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4

kali pada perokok di bandingkan dengan bukan perokok. Keadaan

jantung dan paru-paru mereka yang merokok tidak akan dapat bekerja

secara efisien sehingga mereka mempunyai resiko tinggi terhadap PJK,

Page 11: analitik rokok

Stroke, Bronkhitis yang kronis bahkan juga kanker. Resiko ini

meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang di hisap.

Penelitian menunjukkan bahwa resiko merokok bekerja sinergis dengan

faktor-faktor lain seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang

tinggi terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa resiko kematian

akibat PJK berkurang 50 % ketika tahun pertama sesudah rokok di

hentikan (Soeharto, 2004).

2.3.2. Trombosis Koroner

Trombosis Koroner terjadi bilamana bekuan darah menutup salah

satu pembuluh darah utama yang memasok darah. Pada pasien jantung,

jumlah oksigen yang mencapai ke otot jantung tidak mencukupi. Karena

asap rokok, kadar karbon monoksida di dalam darah akan meningkat, dan

memotong jumlah suplai oksigen (Soeharto, 2004).

2.3.3. Kanker

Dalam daftar badan kesehatan dunia ( WHO ) penyakit kanker

masuk dalam urutan teratas dari kelompok. Hal ini dapat dimengerti

karena penyakit ini merupakan penyakit yang paling mematikan di dunia.

Kalau di dunia menempati urutan kedua setelah penyakit jantung.

Sedangkan di Indonesia, kanker masuk urutan keenam sebagai penyebab

kematian. Resiko terjadinya kanker bagi perokok 1 pak (20 batang rokok)

setiap hari memiliki kemampuan sejumlah 25 kali lebih besar dari pada

yang tidak merokok (Sitepoe, 1993).

Page 12: analitik rokok

2.3.4. Bronkhitis

Pada dasarnya penyakit ini timbul karena cabang-cabang batang

tenggorokan mengalami peradangan. Penyakit bronkhitis dapat berdiri

sendiri dan dapat pula merupakan penyakit penyulit ( komplikasi ) atau

tambahan dari berbagai jenis penyakit lainnya, misal influenza, batuk

rejan typhus, dan sebagainya.

2.4. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan

terhadap objek tertentu (Notoatmojo,2003). Pengetahuan mempunyai enam

tingkatan, yaitu :

2.4.1. Tahu

Tahu diartikan mengingat materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Dalam pengetahuan ini termasuk mengingat kembali

sesuatu hal spesifik dari seluruh hal yang dipelajari dan diterima.

Sehingga pengetahuan merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

2.4.2. Memahami

Memahami diartikan suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

secara benar. Orang yang paham terhadap materi harus mampu

menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpulkan.

2.4.3. Aplikasi

Page 13: analitik rokok

Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang

sebenarnya.Aplikasi ini dapat diartikan penggunaan metode, rumus dan

prinsip dalam konteks atau situasi lain.

2.4.4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang

lain. Kemampuan analisa dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan, membedakan dan mengelompokkan.

2.4.5. Sintesis

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Misalnya dapat menyusun, merencanakan terhadap suatu teori

yang sudah ada. Bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang tersedia.

2.4.6. Evaluasi

Evaluasi menunjuk pada kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmojo, 2003).

Page 14: analitik rokok

2.5. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan

2.5.1. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin tinggi pula

tingkat pengetahuan. Bila pendidikannya tinggi maka akan cepat dalam

memahami pengetahuan yang baru.

2.5.2. Sosial ekonomi

Sosial ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, jika ekonomi

seseorang baik maka pendidikan akan baik juga.

2.5.3. Lingkungan

Lingkungan yang paling berpengaruh besar bagi seseorang adalah

keluarga. Dalam lingkungan masyarakat antar warga terjadi

transformasi pengetahuan dari satu dengan yang lainnya.

2.5.4. Sumber informasi

Sumber informasi dapat merangsang pengetahuan. Seseorang

menerima informasi tersebut akan mempunyai persepsi dan pandangan

yang berbeda dengan orang lain, sehingga akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan. Jadi baik atau buruknya pengetahuan seseorang tergantung

kemampuan seseorang dalam perhatian, pemahaman dan penerimaan

terhadap info yang diterima.

2.5.5. Pengalaman

Page 15: analitik rokok

Dengan pengalaman yang diperolehnya, individu akan mem-

peroleh informasi tentang suatu hal.

2.6. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku

Tingkat pengetahuan mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan

perilaku terhadap suatu tindakan yang di lakukan. Dengan pengetahuan akan

menimbulkan kesadaran seseorang melakukan perilaku yang sesuai dengan

pengetahuan yang di miliki. Perilaku yang di lakukan akan membawa dampak

yang baik bagi orang itu sendiri karena perilaku yang di lakukan didasari oleh

kesadaran mereka sendiri bukan dari paksaan orang lain.

Seseorang yang memiliki pengetahuan yang di peroleh dari proses belajar

baik secara informal maupun formal akan menimbulkan kesadaran dan akan di

ekspresikan dengan perilaku yang nyata. Dengan pengetahuan yang di

milikinya seseorang mampu mengerti cara, manfaat dan kerugian dari suatu

tindakan yang dilakukannya. Seperti pada mahasiswa yang mempunyai

pengetahuan tentang merokok akan melakukan perilaku terhadap bahaya dari

merokok itu sendiri.

Penelitian tentang pengetahuan merokok pernah dilakukan oleh Prasetyo

(2007), judulnya ”Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Merokok

Di Kalangan Mahasiswa Keperawatan. Dengan jumlah 54 responden (100%)

bahwa lulusan S1 keperawatan terdapat 10 responden (18,5%) memiliki

pengetahuan rendah, 27 responden (50%) memiliki pengetahuan sedang dan 17

responden (31,5%) memiliki pengetahuan tinggi dalam beberapa kategori

Page 16: analitik rokok

tingkat pengetahuan tentang merokok yang benar. Sehingga tingkat pendidikan

dan pengetahuan sangat berhubungan dengan perilaku merokok pada

mahasiswa.

2.7. Kerangka Teori

2.8. Kerangka Konsep

2.9. Hipotesis

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok.

Tingkat Pengetahuan

Perilaku Merokok

Faktor-faktor yang mempengaruhi :PendidikanSosial EkonomiLingkunganSumber informasiPengalaman

Pengetahuan

Kesadaran Akan Kesehatan

Perilaku Sehat Perilaku Tidak Sehat

Perilaku Merokok

Perokok Aktif Perokok Pasif

Page 17: analitik rokok

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan

penelitian cross sectional.

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel

3.2.1.2. Variabel terikat : Perilaku Merokok

3.2.2.2. Variabel bebas : Tingkat Pengetahuan

3.2.2. Definisi Operasional

3.2.1.1. Perilaku Merokok

Perilaku Merokok adalah tingkah laku seseorang yang

dimulai dengan membakar sebatang rokok yang terdiri dari

bahan baku kertas, tembakau, cengkeh dimana terkandung

nikotin dan tar.

Skala Nominal

3.2.2.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Skala Ordinal

Page 18: analitik rokok

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah warga dusun Mangundadi,

desa Krinjing Kecamatan Kajoran Magelang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

rumus Lameshow et al (1997) sebagai berikut :

Jumlah sampel yang harus di ambil adalah 54 orang.

3.3.3. Kriteria Inklusi

- Bertempat tinggal di dusun Mangundadi, desa Krinjing

Kecamatan Kajoran Magelang

- Responden berusia 15-49 tahun

- Bersedia menjadi responden

3.3.4. Kriteria Eksklusi

- Responden sedang tidak berada di dusun Mangundadi, desa

Krinjing pada saat pengisian kuesioner

- Responden yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap

3.4. Instrumen Penelitian dan Bahan Penelitian

3.4.1. Metode Pengambilan Data

Page 19: analitik rokok

Metode pengambilan data pada penelitian di bawah ini adalah :

a. Kuesioner

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

penduduk dusun Mangundadi, desa Krinjing dengan metode

wawancara yang menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan mengenai

pengetahuan merokok. Daftar pertanyaan sudah tersusun dengan baik

dimana responden dapat langsung memberikan jawaban.

3.5. Cara Penelitian

a. Persiapan

Persiapan penelitian di mulai dengan perumusan masalah, studi

pustaka, menentukan populasi dan sampel rancangan penelitian, serta

merancang teknik pengumpulan data.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan meminta ijin untuk melakukan

penelitian di dusun Mangundadi, desa Krinjing Kecamatan Kajoran sesuai

dengan prosedur. Kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya

diberikan kepada responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi. Kuesioner ini langsung diisi dan dikumpulkan pada peneliti sesaat

setelah diberikan.

c. Pengolahan dan Analisis Data

Page 20: analitik rokok

Mengolah data hasil penelitian dengan komputerisasi menggunakan

program SPSS 13.0 window’s.

3.6. Tempat dan Waktu

3.6.1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di dusun Mangundadi, desa Krinjing

Kecamatan Kajoran Magelang.

3.6.2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013

3.7. Analisa Data

Data yang terkumpul akan dianalisis melalui proses tahapan pengolahan

data yang mencakup kegiatan berikut.

1. Editing, data yang sudah dikumpulkan dilakukan pengecekan kembali untuk

menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya pertanyaan yang belum

terisi.

2. Coding, data yang ada dikategorikan, diberi kode tertentu sesuai dengan

kriteria yang ada pada daftar pertanyaan.

3. Entry data, pemasukkan data ke program.

4. Tabulating, data dikelompokkan sesuai dengan sifat yang dimiliki dan

dipindahkan ke dalam suatu tabel.

5. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan

terhadap data yang sudah masuk.

Page 21: analitik rokok

Pada penelitian ini, analisis data dilakukan melalui tahap penyuntingan

dan memasukkan data ke komputer. Penyuntingan data dilakukan terhadap

semua data yang telah dikumpulkan dan bertujuan untuk menilai

kelengkapan dan kebenaran data yang dibutuhkan. Data diolah

menggunakan program SPSS 13.0 window’s.

Page 22: analitik rokok

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1.1. Kondisi Geografis

Dusun Mangundadi adalah salah satu dari 5 dusun

dari desa Krinjing di Kecamatan Kajoran Kabupaten

Magelang. Luas wilayah desa133 Ha. Desa Krinjing terdiri

dari 8 Rukun Warga (RW) dan 17 Rukun Tetangga (RT) dan

memiliki batas-batas sebagai berikut.

Utara : Desa Sukosari Kecamatan Bandongan

Timur : Desa Prajeksari Kecamatan Kajoran

Selatan : Desa Jogomulyo Kecamatan Kajoran

Barat : Desa Bawang Kecamatan Kajoran

4.1.1.2. Keadaan Demografis

a. Jumlah penduduk

Komposisi umur menurut kelompok jenis kelamin didusun

Mangundadi, Desa Krinjing dengan jumlah 210

penduduk laki-laki dan 115 penduduk perempuan

Page 23: analitik rokok

Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Mangundadi dengan populasi seluruh

warga Dusun Mangundadi, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang sejumlah

325 orang. Sampel dipilih secara simple random sampling dari populasi dan

didapatkan 54 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, seperti yang

terlihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1.Pengambilan Sampel Penelitian pada wargaDusun Mangundadi Maret 2013

Dari populasi sejumlah 325jiwa, sebanyak 54 jiwa dipilih menjadi sampel

melalui simple random sampling.

4.1.1.Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel penelitian didapat dengan berbagai karakteristik jenis kelamin,

tingkat pengetahuan dan perilaku merokok.

Page 24: analitik rokok

Tabel 4.1.Karakteristik Sampel Menurut Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid PercentCumulative

PercentValid Perempuan 26 48.1 48.1 48.1

Laki-laki 28 51.9 51.9 100.0

Total 54 100.0 100.0

Sumber dari: Data Survei Kesehatan Dusun Mangundadi Maret 2013

4.1.2.Distribusi Kebiasaan Membersihkan Sarang Laba-laba

Berdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa25 warga tidak

membersihkan sarang laba-laba(30,1%), dan 58 warga membersihkan sarang

laba-laba (69,9%). Distribusi frekuensi membuka jendela menurut pada

Gambar 4.2.

Merokok 25

Tidak Merokok 29

Page 25: analitik rokok

Gambar 4.2.Distribusi Penduduk yang Membersihkan Sarang Laba-laba

4.1.3.Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Merokok

Untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku

merokok maka dilakukan tabel silang antara data kebiasaan tingkat

pengetahuan dengan perilaku merokok, seperti yang terlihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3. Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Merokok

Merokok

TotalYA TIDAKTingkatPengetahuan Rendah 13 0 13

Sedang 10 4 14

Tinggi 2 25 27Total 25 29 54

Page 26: analitik rokok

Nilai significancy yang diperoleh dengan uji Lambda untuk nilai perilaku

merokok yaitu 0,000 (p<0,05).

4.1. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok. Penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Safitiri dan Keman (2007), yang menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan antara kebersihan langit-langit rumah dengan

kejadian ISPA pada balita penghuninya.

Page 27: analitik rokok

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan

Perilaku Merokok Studi Analitik Observasional di Dusun Mangundadi, Desa

Krinjing Kecamatan Kajoran Magelang”, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada hubungan bermakna antara tingkat

5.2. SARAN

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian diasa adalah

sebagai berikut :