Upload
nikkonikko
View
77
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
analitik tentang rokok
Citation preview
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
MEROKOK
(Studi Analitik Observasional di Dusun Mangundadi, Desa Krinjing Kecamatan
Kajoran Magelang)
Karya Tulis Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan kepaniteraan klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Oleh :
1. Muaziroh (01.208.5719)2. Nikko Sukmabuana (01.208.5733)3. R. Adhytia Pradiartha (01.208.5749)4. Sekartika Dien Aspuri (01.208.5780)5. Tyas Anggraini (01.208.5800)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Merokok merupakan salah satu fenomena gaya hidup pada orang masa
kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki
jawaban sendiri. Ada yang merasa bebas, dapat menghilangkan stress,
memperbaiki memori, mengurangi kecemasan, mengurangi rasa lapar,
memperbaiki konsentrasi dan bisa pula orang merokok sebagai ekspresi
perlawanan dan pemberontakan (Stefanus, 2002). Merokok pada anak muda
dengan kemauan sendiri disebabkan ingin menunjukkan bahwa ia telah
dewasa atau merasa lebih tua dengan merokok. Sifat gengsi dari pemakai
rokok dan agar kelihatan hebat atau gagah juga awal dari rasa ingin mencoba
(Budi, 2006). Kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat dapat
menyebabkan bertambahnya jumlah penderita akibat merokok. Pengetahuan
tentang merokok merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan
pengindraan melalui panca inderanya terhadap merokok dari kemampuan
seseorang dalam kemampuan merespon stimulus dari panca indranya.
(Notoatmojo, 2003). Belum dilakukan penelitian mengenai hubungan
pengetahuan dan perilaku merokok di Dusun Mangundadi Desa Krinjing
Organisasi kesehatan sedunia World Health Organization ( WHO )
tahun 2010 menyatakan bahwa rokok adalah penyebab kematian tiga juta
penduduk dunia setiap tahunnya. Survai di kota besar di Indonesia, yakni di
Jakarta, Bekasi, Medan yang dilakukan oleh Aditama sebagai bagian dari
survai WHO dan CDC (Atlanta) dan juga diselenggarakan lebih dari 100
negara di dunia, diperoleh data bahwa di Jakarta menunjukkan sebanyak
64,8 persen dan 9,8 persen wanita dengan usia di atas 13 tahun adalah
perokok. Bahkan pada kelompok remaja sebanyak 49 persen pelajar pria dan
8,8 persen wanita di Jakarta sudah merokok. Sebagian perokok tahu bahwa
merokok tidak baik untuk kesehatan dan lingkungannya, namun mereka
memerlukan rokok dengan berbagai alasan. Dari soal diterima oleh
lingkungannya, pergaulannya, sampai merasa tidak gagah dan modern tanpa
rokok (Depkes, 2003).
Kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat dapat menyebabkan
bertambahnya jumlah penderita akibat merokok. Pengetahuan tentang
merokok merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan pengindraan
melalui panca inderanya terhadap merokok dari kemampuan seseorang
dalam kemampuan merespon stimulus dari panca indranya. Pengetahuan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan dan pengalaman.
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap sesuatu yang
datang dari luar sedangkan pengetahuan diperoleh oleh faktor pengalaman
yaitu beberapa banyak pengalaman yang telah diperoleh individu akan
memperoleh informasi tentang suatu hal (Notoatmojo, 2003). Perilaku
merokok akibat kurangnya pengetahuan tentang merokok. Perilaku merokok
adalah perilaku yang kompleks, yang diawali dan berlanjut yang disebabkan
oleh beberapa variabel yang berbeda. Awal perilaku merokok pada
umumnya diawali pada saat usia yang masih muda (Smet, 2004). Kebiasaan
merokok masyarakat berawal dari adanya tekanan sosial misalnya
dinyatakan bukan sebagai teman atau anggota kelompok jika tidak merokok.
Ketagihan terhadap rokok pada umumnya disebabkan oleh intepretasi
terhadap efek yang segera dirasakan ketika individu merokok (Loeksono dan
Wismanto, 2009).
Dari uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai
hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok khususnya di
Dusun Mangundadi, Desa Krinjing Kecamatan Kajora Magelang
1.2. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok
pada masyarakat Dusun Mangundadi Desa Krinjing Kecamatan Kajoran
tahun 2013?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku
merokok pada masyarakat Dusun Mangundadi Desa Krinjing
Kecamatan Kajoran tahun 2013.
1.3.2. Tujuan khusus
1.3.2.1. Mengetahui tingkat pengetahuan merokok di kalangan
masyarakat Dusun Mangundadi Desa Krinjing Kecamatan
Kajoran tahun 2013.
1.3.2.2. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
perilaku merokok pada masyarakat Dusun Mangundadi Desa
Krinjing Kecamatan Kajoran tahun 2013.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Menambah ilmu terutama dalam bidang kesehatan yang berhubungan
dengan tingkat pengetahuan merokok dengan perilaku merokok pada
masyarakat Dusun Mangundadi Desa Krinjing Kecamatan Kajoran
tahun 2013.
1.4.2. Dari hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa kedokteran dapat
mencegah atau menghilangkan perilaku merokok yang dilakukannya
karena bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh rokok sangat buruk bagi
kesehatan.
1.4.3. Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan riset sehingga
akan terpacu untuk meningkatkan potensi diri sehubungan dengan
penanggulangan perilaku merokok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rokok
2.1.1.Definisi
Rokok adalah olahan tembakau terbungkus daun nipah atau kertas
termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
nikotiana tabakum, nikotiana rusticadan spesies lainnya yang terkandung
nikotin dan tar dengan atau bahan tambahan. Rokok merupakan salah satu
produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 4.000
bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain tar, nikotin, karbon
monoksida, benzopyrin, amonia, arsenikum. Diantara sekian banyak zat
yang berbaya ini, ada 3 yang paling penting yakni tar, nikotin dan karbon
monoksida karena dapat menimbulkan kanker paru, bronkhitis menahun,
kanker mulut rahim, kanker pankreas, kanker kandung kemih, kanker
ginjal, kanker perut, kanker hati, kanker darah, penyakit jantung koroner,
stroke, impotensi, gangguan kehamilan dan janin (Abu Umar, 2005).
Merokok adalah menghisap asap dari tembakau yang dibakar, masuk
kedalam tubuh dan menghembuskannya kembali (Amstrong, 2002).
Merokok adalah membakar rokok sebagian asapnya dihisap masuk
kedalam tubuh dan sebagian tersebar ke lingkungannya (Ahmad, 2002).
2.1.2. Bahan-Bahan dalam Rokok
2.1.2.1. Tar
Tar adalah senyawa polinuklir hidro karbon aromatika
karsinogenik, bertanggung jawab atas tumbuhnya sel kanker dalam
tubuh pecandu rokok (Abu Umar, 2005).
2.1.2.2. Nikotin
Nikotin yang memiliki formula kimia C10H14N2, adalah bahan
cairan berminyak beracun yang tidak berwarna kadang kekuningan
dan merupakan salah satu racun paling keras yang kita kenal
(Wauren, 1997 & Amstrong 1995). Nikotin mengganggu sistem saraf
simpatik dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard.
Nikotin mengandung zat adiktif yang membuat orang menjadi
kecanduan dan sulit menghilangkan kebiasaan merokok. Efek nikotin
menyebabkan rangsangan terhadap hormone catecholamine /
merangsang pelepasan adrenalin sehingga bersifat memacu jantung
dan tekanan darah serta menyebabkan gangguan irama jantung, juga
mengganggu kerja saraf otak dan banyak bagian tubuh lainnya, Hal
ini sama seperti yang dituliskan oleh Abu Umar, (2005). Nikotin
yang terkandung dalam rokok dan tembakau pipa mengerutkan arteri.
Hal ini akan mengurangi darah yang mengalir ke seluruh tubuh.
Peran nikotin inilah yang menjadi salah satu alasan utama mengapa
orang-orang yang merokok mudah terkena serangan jantung. Ini
karena koroner arteri yang mensuplai darah ke jantung akan
mengerut. Dengan cara sama, nikotin mengurangi darah yang
mengalir ke penis. Tentu saja anda tidak akan terkena serangan penis,
namun mungkin akan menjadi impoten bila aliran darah yang
terhambat cukup parah (Mark Ragg, 2003).
2.1.2.3. Karbon Monoksida
Karbon Monoksida merupakan gas beracun dalam asap yang
dikeluarkan oleh mobil (Amstrong, 1995). Karbon monoksida ini
mengikat hemoglobin dalam darah dan membuat oksigen tereliminasi
akibatnya karbon monoksida dapat mengikat reduced hemoglobin
yang biasanya mengangkut oksigen dalam butir-butir darah merah.
Sehingga daya angkut darah untuk membawa atau mengantarkan
oksigen pada jaringan tubuh menjadi kurang. Itu sebabnya seseorang
akan merasakan sesak nafas atau terengah-engah pada waktu
melakukan suatu pekerjaan yang berat. Sehingga jantung akan
dipaksa bekerja atau memompa darahnya lebih keras atau cepat ke
selurh tubuh. Hal ini menyebabkan seseorang akan mempunyai
resiko tekanan darahnya meningkat. Disamping itu juga dapat terjadi
kelainan pada pembuluh darahnya (Abu Umar, 2005).
2.1.2.4. Benzopyrene
Benzopyrene adalah suatu unsur dari tar dalam tembakau.
Benzopyrene terjadi pada waktu dibakar juga menyebabkan kanker
(Wauran, 1997).
2.1.2.5. Amonia
Amonia merupakan bahan kimia yang dipakai dalam bubuk
pembersih rumah tangga dan bahan peledak. Amonia adalah sejenis
gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen, zat ini
sangat tajam baunya dan merangsang. Amonia ini sangat mudah
memasuki sel-sel tubuh (Tiandrasa, 1991).
2.1.2.6. Arsenikum
Sejenis unsur kimia yang biasa digunakan untuk membunuh
serangga (Abu Umar, 2005).
2.2. Kategori Perokok
Ada 2 jenis perokok yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif
adalah seseorang secara aktif merokok, sedangkan perokok pasif adalah
seseorang yang sebenarnya tidak merokok, namun karena ada orang lain yang
merokok di dekatnya, akhirnya ia pun terpaksa menghisap asap rokoknya.
Pengelompokkan perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setiap
harinya, menurut Santoso, (2009) yaitu :
1. Perokok aktif adalah seseorang yang memberi dan merokok.
2. Perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok, tetapi sering berada
dalam ruangan yang dicemari asap rokok atau seseorang yang berada di dekat
orang lain yang sedang merokok, dan ia pun terpaksa menghisap asap
rokoknya.
Sedangkan untuk klasifikasi tipe perokok menurut Smet (2004) adalah
sebagai berikut :
1. Perokok berat yaitu apabila menghisap 15 batang rokok atau lebih dalam
sehari.
2. Perokok sedang yaitu apabila menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.
3. Perokok ringan yaitu apabila menghisap 1-4 batang rokok setiap hari.
2.3. Kondisi Akibat Merokok
Merokok menimbulkan banyak penyakit terhadap kesehatan manusia,
kondisi akibat merokok antara lain :
2.3.1. Penyakit Jantung Koroner
Merokok terbukti merupakan faktor resiko terbesar untuk mati
mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4
kali pada perokok di bandingkan dengan bukan perokok. Keadaan
jantung dan paru-paru mereka yang merokok tidak akan dapat bekerja
secara efisien sehingga mereka mempunyai resiko tinggi terhadap PJK,
Stroke, Bronkhitis yang kronis bahkan juga kanker. Resiko ini
meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang di hisap.
Penelitian menunjukkan bahwa resiko merokok bekerja sinergis dengan
faktor-faktor lain seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang
tinggi terhadap tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa resiko kematian
akibat PJK berkurang 50 % ketika tahun pertama sesudah rokok di
hentikan (Soeharto, 2004).
2.3.2. Trombosis Koroner
Trombosis Koroner terjadi bilamana bekuan darah menutup salah
satu pembuluh darah utama yang memasok darah. Pada pasien jantung,
jumlah oksigen yang mencapai ke otot jantung tidak mencukupi. Karena
asap rokok, kadar karbon monoksida di dalam darah akan meningkat, dan
memotong jumlah suplai oksigen (Soeharto, 2004).
2.3.3. Kanker
Dalam daftar badan kesehatan dunia ( WHO ) penyakit kanker
masuk dalam urutan teratas dari kelompok. Hal ini dapat dimengerti
karena penyakit ini merupakan penyakit yang paling mematikan di dunia.
Kalau di dunia menempati urutan kedua setelah penyakit jantung.
Sedangkan di Indonesia, kanker masuk urutan keenam sebagai penyebab
kematian. Resiko terjadinya kanker bagi perokok 1 pak (20 batang rokok)
setiap hari memiliki kemampuan sejumlah 25 kali lebih besar dari pada
yang tidak merokok (Sitepoe, 1993).
2.3.4. Bronkhitis
Pada dasarnya penyakit ini timbul karena cabang-cabang batang
tenggorokan mengalami peradangan. Penyakit bronkhitis dapat berdiri
sendiri dan dapat pula merupakan penyakit penyulit ( komplikasi ) atau
tambahan dari berbagai jenis penyakit lainnya, misal influenza, batuk
rejan typhus, dan sebagainya.
2.4. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan
terhadap objek tertentu (Notoatmojo,2003). Pengetahuan mempunyai enam
tingkatan, yaitu :
2.4.1. Tahu
Tahu diartikan mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Dalam pengetahuan ini termasuk mengingat kembali
sesuatu hal spesifik dari seluruh hal yang dipelajari dan diterima.
Sehingga pengetahuan merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
2.4.2. Memahami
Memahami diartikan suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
secara benar. Orang yang paham terhadap materi harus mampu
menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpulkan.
2.4.3. Aplikasi
Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang
sebenarnya.Aplikasi ini dapat diartikan penggunaan metode, rumus dan
prinsip dalam konteks atau situasi lain.
2.4.4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang
lain. Kemampuan analisa dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan, membedakan dan mengelompokkan.
2.4.5. Sintesis
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Misalnya dapat menyusun, merencanakan terhadap suatu teori
yang sudah ada. Bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang tersedia.
2.4.6. Evaluasi
Evaluasi menunjuk pada kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmojo, 2003).
2.5. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan
2.5.1. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin tinggi pula
tingkat pengetahuan. Bila pendidikannya tinggi maka akan cepat dalam
memahami pengetahuan yang baru.
2.5.2. Sosial ekonomi
Sosial ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, jika ekonomi
seseorang baik maka pendidikan akan baik juga.
2.5.3. Lingkungan
Lingkungan yang paling berpengaruh besar bagi seseorang adalah
keluarga. Dalam lingkungan masyarakat antar warga terjadi
transformasi pengetahuan dari satu dengan yang lainnya.
2.5.4. Sumber informasi
Sumber informasi dapat merangsang pengetahuan. Seseorang
menerima informasi tersebut akan mempunyai persepsi dan pandangan
yang berbeda dengan orang lain, sehingga akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan. Jadi baik atau buruknya pengetahuan seseorang tergantung
kemampuan seseorang dalam perhatian, pemahaman dan penerimaan
terhadap info yang diterima.
2.5.5. Pengalaman
Dengan pengalaman yang diperolehnya, individu akan mem-
peroleh informasi tentang suatu hal.
2.6. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku
Tingkat pengetahuan mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan
perilaku terhadap suatu tindakan yang di lakukan. Dengan pengetahuan akan
menimbulkan kesadaran seseorang melakukan perilaku yang sesuai dengan
pengetahuan yang di miliki. Perilaku yang di lakukan akan membawa dampak
yang baik bagi orang itu sendiri karena perilaku yang di lakukan didasari oleh
kesadaran mereka sendiri bukan dari paksaan orang lain.
Seseorang yang memiliki pengetahuan yang di peroleh dari proses belajar
baik secara informal maupun formal akan menimbulkan kesadaran dan akan di
ekspresikan dengan perilaku yang nyata. Dengan pengetahuan yang di
milikinya seseorang mampu mengerti cara, manfaat dan kerugian dari suatu
tindakan yang dilakukannya. Seperti pada mahasiswa yang mempunyai
pengetahuan tentang merokok akan melakukan perilaku terhadap bahaya dari
merokok itu sendiri.
Penelitian tentang pengetahuan merokok pernah dilakukan oleh Prasetyo
(2007), judulnya ”Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Merokok
Di Kalangan Mahasiswa Keperawatan. Dengan jumlah 54 responden (100%)
bahwa lulusan S1 keperawatan terdapat 10 responden (18,5%) memiliki
pengetahuan rendah, 27 responden (50%) memiliki pengetahuan sedang dan 17
responden (31,5%) memiliki pengetahuan tinggi dalam beberapa kategori
tingkat pengetahuan tentang merokok yang benar. Sehingga tingkat pendidikan
dan pengetahuan sangat berhubungan dengan perilaku merokok pada
mahasiswa.
2.7. Kerangka Teori
2.8. Kerangka Konsep
2.9. Hipotesis
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok.
Tingkat Pengetahuan
Perilaku Merokok
Faktor-faktor yang mempengaruhi :PendidikanSosial EkonomiLingkunganSumber informasiPengalaman
Pengetahuan
Kesadaran Akan Kesehatan
Perilaku Sehat Perilaku Tidak Sehat
Perilaku Merokok
Perokok Aktif Perokok Pasif
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan
penelitian cross sectional.
3.2. Variabel dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel
3.2.1.2. Variabel terikat : Perilaku Merokok
3.2.2.2. Variabel bebas : Tingkat Pengetahuan
3.2.2. Definisi Operasional
3.2.1.1. Perilaku Merokok
Perilaku Merokok adalah tingkah laku seseorang yang
dimulai dengan membakar sebatang rokok yang terdiri dari
bahan baku kertas, tembakau, cengkeh dimana terkandung
nikotin dan tar.
Skala Nominal
3.2.2.2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Skala Ordinal
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah warga dusun Mangundadi,
desa Krinjing Kecamatan Kajoran Magelang.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
rumus Lameshow et al (1997) sebagai berikut :
Jumlah sampel yang harus di ambil adalah 54 orang.
3.3.3. Kriteria Inklusi
- Bertempat tinggal di dusun Mangundadi, desa Krinjing
Kecamatan Kajoran Magelang
- Responden berusia 15-49 tahun
- Bersedia menjadi responden
3.3.4. Kriteria Eksklusi
- Responden sedang tidak berada di dusun Mangundadi, desa
Krinjing pada saat pengisian kuesioner
- Responden yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap
3.4. Instrumen Penelitian dan Bahan Penelitian
3.4.1. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data pada penelitian di bawah ini adalah :
a. Kuesioner
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
penduduk dusun Mangundadi, desa Krinjing dengan metode
wawancara yang menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan mengenai
pengetahuan merokok. Daftar pertanyaan sudah tersusun dengan baik
dimana responden dapat langsung memberikan jawaban.
3.5. Cara Penelitian
a. Persiapan
Persiapan penelitian di mulai dengan perumusan masalah, studi
pustaka, menentukan populasi dan sampel rancangan penelitian, serta
merancang teknik pengumpulan data.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan meminta ijin untuk melakukan
penelitian di dusun Mangundadi, desa Krinjing Kecamatan Kajoran sesuai
dengan prosedur. Kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya
diberikan kepada responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Kuesioner ini langsung diisi dan dikumpulkan pada peneliti sesaat
setelah diberikan.
c. Pengolahan dan Analisis Data
Mengolah data hasil penelitian dengan komputerisasi menggunakan
program SPSS 13.0 window’s.
3.6. Tempat dan Waktu
3.6.1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di dusun Mangundadi, desa Krinjing
Kecamatan Kajoran Magelang.
3.6.2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013
3.7. Analisa Data
Data yang terkumpul akan dianalisis melalui proses tahapan pengolahan
data yang mencakup kegiatan berikut.
1. Editing, data yang sudah dikumpulkan dilakukan pengecekan kembali untuk
menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya pertanyaan yang belum
terisi.
2. Coding, data yang ada dikategorikan, diberi kode tertentu sesuai dengan
kriteria yang ada pada daftar pertanyaan.
3. Entry data, pemasukkan data ke program.
4. Tabulating, data dikelompokkan sesuai dengan sifat yang dimiliki dan
dipindahkan ke dalam suatu tabel.
5. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan
terhadap data yang sudah masuk.
Pada penelitian ini, analisis data dilakukan melalui tahap penyuntingan
dan memasukkan data ke komputer. Penyuntingan data dilakukan terhadap
semua data yang telah dikumpulkan dan bertujuan untuk menilai
kelengkapan dan kebenaran data yang dibutuhkan. Data diolah
menggunakan program SPSS 13.0 window’s.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1.1. Kondisi Geografis
Dusun Mangundadi adalah salah satu dari 5 dusun
dari desa Krinjing di Kecamatan Kajoran Kabupaten
Magelang. Luas wilayah desa133 Ha. Desa Krinjing terdiri
dari 8 Rukun Warga (RW) dan 17 Rukun Tetangga (RT) dan
memiliki batas-batas sebagai berikut.
Utara : Desa Sukosari Kecamatan Bandongan
Timur : Desa Prajeksari Kecamatan Kajoran
Selatan : Desa Jogomulyo Kecamatan Kajoran
Barat : Desa Bawang Kecamatan Kajoran
4.1.1.2. Keadaan Demografis
a. Jumlah penduduk
Komposisi umur menurut kelompok jenis kelamin didusun
Mangundadi, Desa Krinjing dengan jumlah 210
penduduk laki-laki dan 115 penduduk perempuan
Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan di Dusun Mangundadi dengan populasi seluruh
warga Dusun Mangundadi, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang sejumlah
325 orang. Sampel dipilih secara simple random sampling dari populasi dan
didapatkan 54 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, seperti yang
terlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1.Pengambilan Sampel Penelitian pada wargaDusun Mangundadi Maret 2013
Dari populasi sejumlah 325jiwa, sebanyak 54 jiwa dipilih menjadi sampel
melalui simple random sampling.
4.1.1.Karakteristik Sampel Penelitian
Sampel penelitian didapat dengan berbagai karakteristik jenis kelamin,
tingkat pengetahuan dan perilaku merokok.
Tabel 4.1.Karakteristik Sampel Menurut Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid PercentCumulative
PercentValid Perempuan 26 48.1 48.1 48.1
Laki-laki 28 51.9 51.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
Sumber dari: Data Survei Kesehatan Dusun Mangundadi Maret 2013
4.1.2.Distribusi Kebiasaan Membersihkan Sarang Laba-laba
Berdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa25 warga tidak
membersihkan sarang laba-laba(30,1%), dan 58 warga membersihkan sarang
laba-laba (69,9%). Distribusi frekuensi membuka jendela menurut pada
Gambar 4.2.
Merokok 25
Tidak Merokok 29
Gambar 4.2.Distribusi Penduduk yang Membersihkan Sarang Laba-laba
4.1.3.Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Merokok
Untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku
merokok maka dilakukan tabel silang antara data kebiasaan tingkat
pengetahuan dengan perilaku merokok, seperti yang terlihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3. Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Merokok
Merokok
TotalYA TIDAKTingkatPengetahuan Rendah 13 0 13
Sedang 10 4 14
Tinggi 2 25 27Total 25 29 54
Nilai significancy yang diperoleh dengan uji Lambda untuk nilai perilaku
merokok yaitu 0,000 (p<0,05).
4.1. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan dengan perilaku merokok. Penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Safitiri dan Keman (2007), yang menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara kebersihan langit-langit rumah dengan
kejadian ISPA pada balita penghuninya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan
Perilaku Merokok Studi Analitik Observasional di Dusun Mangundadi, Desa
Krinjing Kecamatan Kajoran Magelang”, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ada hubungan bermakna antara tingkat
5.2. SARAN
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian diasa adalah
sebagai berikut :