3
Dukungan Menyusui Eksklusif di Kec. Karangan Kabupaten Trenggalek Menurut WHO/UNICEF, cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. ASI adalah makanan yang sangat penting dan bergizi seimbang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang balita. Setiap bayi berhak mendapatkan ASI. Oleh karena itu, pemerintah menerbitkan PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif dan SKB 3 Menteri tentang pemberian ASI Eksklusif di tempat kerja. Memberikan ASI secara Eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan. Pemberian ASI secara Eksklusif tersebut sangat penting untuk menunjang kesehatan bayi dan meningkatkan kekebalan bayi terhadap berbagai macam penyakit. Asi memiliki zat gizi lengkap, mudah dicerna, diserap secara efesien, melindungi terhadap infeksi dan tidak menyebabkan alergi pada bayi. Selain itu, keuntungan pemberian ASI pada ibu dapat membantu menunda kehamilan baru, melindungi kesehatan ibu (mengurangi kemungkinan kanker payudara), rahim ibu kembali keukuran sebelum hamil dan mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan. Cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan di tingkat Kabupaten pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari 37,49% pada tahun 2011 dan 48,06% pada tahun 2012 menjadi 55,69%. Hal tersebut dapat menjadi sebuah prestasi apabila pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif tersebut tidak putus di tengah jalan pada bulan berikutnya (bulan di luar waktu survey). Pada kenyataannya cakupan ASI Eksklusif (E6) yang benar-benar mendapatkan ASI saja selama 6 bulan hanya mencapai 15,7%. Kesenjangan sebanyak 39,99% antara cakupan ASI Eksklusif proses (E0-E5) dan ASI Eksklusif E6 tersebut menandakan banyaknya bayi yang gagal dalam proses ASI Eksklusif di tengah jalan. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat mengganggu keberhasilan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Diantaranya pengetahuan orang tua, pengasuh dan keluarga mengenai cara menyusui yang benar, cara memerah dan menyimpan ASI perah, dan mitos yang masih kerap kali dijumpai di masyarakat dalam memberikan MP- ASI dini maupun prelactal feeding (makanan yang diberikan pertama kali setelah lahir sebelum mulai menyusui), anggapan bahwa ASI saja tidak akan cukup untuk bayi, pada kenyataannya volume lambung bayi pada saat lahir hanya sebesar kelereng. Jadi justru tidak akan muat untuk sebuah pisang ambon atau kepok yang biasanya dilotek untuk bayi. Selain itu, kegagalan dalam memberikan ASI secara Eksklusif juga disebabkan karena ibu bekerja di luar rumah. Apalagi kebijakan cuti melahirkan hanya sampai 3 bulan saja. Sehingga ibu bayi yang bekerja di luar rumah kesulitan dalam memberikan ASI secara Eksklusif. Namun, hal tersebut kini tidak akan jadi masalah lagi karena ibu pekerja yang menyusui kini telah mendapatkan perlindungan dari pemerintah dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bersama 3 (tiga) Menteri (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan) Tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja. Tujuan Peraturan Bersama tersebut adalah : PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK DINAS KESEHATAN Jl. Dr. Soetomo No 4 Trenggalek 0355 791270 www.dinkestrenggalek.net

Asi Esklusif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asi

Citation preview

Page 1: Asi Esklusif

Bidang Kesga dan Gizi

Dukungan Menyusui Eksklusif di Kec. Karangan Kabupaten Trenggalek

Menurut WHO/UNICEF, cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar

adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan dan meneruskan

menyusui anak sampai umur 24 bulan. ASI adalah makanan yang sangat penting dan bergizi

seimbang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang balita. Setiap bayi berhak

mendapatkan ASI. Oleh karena itu, pemerintah menerbitkan PP No. 33 Tahun 2012 tentang

Pemberian ASI Eksklusif dan SKB 3 Menteri tentang pemberian ASI Eksklusif di tempat

kerja. Memberikan ASI secara Eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja kepada bayi

sejak lahir hingga usia 6 bulan. Pemberian ASI secara Eksklusif tersebut sangat penting

untuk menunjang kesehatan bayi dan meningkatkan kekebalan bayi terhadap berbagai

macam penyakit. Asi memiliki zat gizi lengkap, mudah dicerna, diserap secara efesien,

melindungi terhadap infeksi dan tidak menyebabkan alergi pada bayi. Selain itu,

keuntungan pemberian ASI pada ibu dapat membantu menunda kehamilan baru, melindungi

kesehatan ibu (mengurangi kemungkinan kanker payudara), rahim ibu kembali keukuran

sebelum hamil dan mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan.

Cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan di tingkat Kabupaten

pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari 37,49% pada tahun 2011 dan 48,06% pada

tahun 2012 menjadi 55,69%. Hal tersebut dapat menjadi sebuah prestasi apabila

pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif tersebut tidak putus di tengah jalan pada bulan

berikutnya (bulan di luar waktu survey). Pada kenyataannya cakupan ASI Eksklusif (E6)

yang benar-benar mendapatkan ASI saja selama 6 bulan hanya mencapai 15,7%.

Kesenjangan sebanyak 39,99% antara cakupan ASI Eksklusif proses (E0-E5) dan ASI

Eksklusif E6 tersebut menandakan banyaknya bayi yang gagal dalam proses ASI Eksklusif

di tengah jalan. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat mengganggu

keberhasilan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Diantaranya pengetahuan orang tua,

pengasuh dan keluarga mengenai cara menyusui yang benar, cara memerah dan menyimpan

ASI perah, dan mitos yang masih kerap kali dijumpai di masyarakat dalam memberikan MP-

ASI dini maupun prelactal feeding (makanan yang diberikan pertama kali setelah lahir

sebelum mulai menyusui), anggapan bahwa ASI saja tidak akan cukup untuk bayi, pada

kenyataannya volume lambung bayi pada saat lahir hanya sebesar kelereng. Jadi justru

tidak akan muat untuk sebuah pisang ambon atau kepok yang biasanya dilotek untuk bayi.

Selain itu, kegagalan dalam memberikan ASI secara Eksklusif juga disebabkan karena ibu

bekerja di luar rumah. Apalagi kebijakan cuti melahirkan hanya sampai 3 bulan saja.

Sehingga ibu bayi yang bekerja di luar rumah kesulitan dalam memberikan ASI secara

Eksklusif. Namun, hal tersebut kini tidak akan jadi masalah lagi karena ibu pekerja yang

menyusui kini telah mendapatkan perlindungan dari pemerintah dengan diterbitkannya

Surat Keputusan Bersama 3 (tiga) Menteri (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan) Tahun 2008 tentang

Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja. Tujuan

Peraturan Bersama tersebut adalah :

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

DINAS KESEHATAN Jl. Dr. Soetomo No 4 Trenggalek

0355 791270 www.dinkestrenggalek.net

Page 2: Asi Esklusif

Bidang Kesga dan Gizi

Memberi kesempatan kepada pekerja perempuan untuk memberikan atau memerah

ASI selama waktu kerja dan menyimpan ASI perah untuk diberikan kepada anaknya;

Memenuhi hak pekerja perempuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anaknya

Memenuhi hak anak untuk mendapatkan ASI guna meningkatnkan gizi dan kekebalan

anak

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung keberhasilan ibu dalam

memberikan ASI secara Eksklusif diantaranya dukungan dari lingkungan, keluarga maupun

masyarakat terhadap keberhasilan menyusui secara Eksklusif, pemahaman ibu bahwa zat

gizi ASI sudah sangat lengkap, sedangkan susu formula bayi dibuat sedemikian rupa

sehingga kandungan gizinya menyerupai ASI. Susu formula hanya untuk bayi dengan

kebutuhan khusus. Kepercayaan diri ibu pun harus dibangun terutama keyakinan bahwa

bentuk payudara dan bentuk puting sama sekali tidak mempengaruhi produksi ASI. Selain

itu ibu harus paham dan tahu bagaimana cara memerah ASI, cara menyimpan ASI dan

memperbanyak/ mempertahankan produksi ASInya. Semakin sering ibu menyusui, semakin

banyak ASI yang diproduksi dan sebaliknya. Saat produksi ASI sedang banyak-banyaknya

ASI dapat diperah dan simpan dalam wadah tertutup rapat. Dalam kemasan tertutup rapat,

ASI dapat bertahan selama 6-8 jam pada suhu ruangan, selama 24 jam dalam refrigerator,

selama 3 bulan dalam freezer 2 pintu, sedangkan dalam Freezer 1 pintu dapat bertahan

selama 2 minggu.

Cara menyimpan ASI yang baik dan benar :

1. Masukan ASI dalam kantung plastik polietilen (misal plastik gula); atau wadah

plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin,

gelas, cangkir keramik, botol kaca.

2. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan (disposable) maupun plastik

styrofoam.

3. Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.

4. Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan.

Lingkungan ibu menyusui juga mempengaruhi keberhasilan ibu dalam menyusui. Oleh

karena itu di kabupaten trenggalek juga diadakan kegiatan berupa pembentukan KP-ASI

(Kelompok Pendukung Air Susu Ibu) dan Kelas ASI. KP-ASI merupakan sekelompok orang

yang peduli terhadap pemberian ASI

kepada bayi yang beranggotakan laki-

laki dan perempuan baik dari

masyarakat umum, tokoh masyarakat,

tokoh agama, dan sebagainya. KP-ASI

di Kabupaten Trenggalek mulai

dilaksanakan di Desa Salamrejo Kec.

Karangan Kabupaten Trenggalek

Dari sebelah kiri : Kabid Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Camat Kecamatan Karangan, Kasi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Timur, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Karangan, Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek,

Kepala Puskesmas Karangan

Page 3: Asi Esklusif

Bidang Kesga dan Gizi

dengan sejumlah pendukung dari Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga), Kepala Desa, Camat, Bidan Desa, Perawat Desa, Komandan Koramil, Kapolsek dan

masyarakat umum.

Kegiatan KP-ASI tersebut kemudian

ditindak lanjuti dengan pembentukan Kelas

ASI. Kelas ASI bertujuan untuk membina

dan memberikan pendidikan kepada sasaran

(ibu hamil trimester akhir dan ibu menyusui)

mengenai pemberian ASI dan mengupas

tuntas semua permasalahan yang dihadapi di

masyarakat dalam pemberian ASI pada

bayinya. Kelas ASI tersebut dilaksanakan

dengan metode FGD (Focus Group Discussion). Dengan demikian, tidak akan ada lagi

halangan bagi ibu pekerja (wanita karir) untuk memberikan ASI secara Eksklusif kepada

bayinya.

KP ASI dan Kelas ASI salah satu desa di Kecamatan Karangan tepatnya di desa

Salamrejo berhasil menyabet juara 3 se Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2013. Prestasi

tersebut merupakan bukti kepedulian yang nyata dari berbagai sektor dalam rangka

mendukung keberhasilan menyusui Eksklusif di wilayah kerjanya. Hal tersebut tak lepas

dari kerja keras kader, bidan desa dan seluruh aspek masyarakat yang sangat peduli

terhadap keberhasilan menyusui secara eksklusif.

Tim Penyusun

Bidang Kesga dan Gizi