10
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HEMOROID A PENGERTIAN Hemoroid atau wasir merupakan varises vena pada anus /rektum akibat penekanan yang berlebihan pada vena di daerah anus (gambar) Klasifikasi hemoroid : 1 Hemoroid interna (H I ) Terjadi varises pada vena hemoroidalis superior dan media dan letaknya didalam atau diatas spingter. Diklasifikasikan dalam tiga derajat : Derajat I : Varisesnya tidak menonjol keluar anus dan hanya dapat ditemukan dengan protoskopi, tampak sebagai pembengkakan globular kemerahan Derajat II : Dapat terjadi prolapsus melaui anus setelah defekasi, dapat mengecil secara spontan atau dapat di reduksi (dikembalikan ke dalam) secara normal Derajat III : Dapat terjadi prolapsus secara permanen. 2 Hemoroid Ekterna (H E) Terjadi varises vena hemoroidalis inferior dan letaknya dibawah/luar spingter. Di klasifikasikan sebagai H E akut dan H E kronik. Akut : nampak bengkak, kebiru-biruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri dan diobati dengan “kompres duduk panas, analgesik, bahkan anastesi lokal untuk menyangkut trombus. Kronik : Berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah

Askep Hemoroid I

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Hemoroid I

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN HEMOROID

A PENGERTIAN

Hemoroid atau wasir merupakan varises vena pada anus /rektum akibat

penekanan yang berlebihan pada vena di daerah anus (gambar)

Klasifikasi hemoroid :

1 Hemoroid interna (H I )

Terjadi varises pada vena hemoroidalis superior dan media dan letaknya

didalam atau diatas spingter. Diklasifikasikan dalam tiga derajat :

Derajat I : Varisesnya tidak menonjol keluar anus dan hanya

dapat ditemukan dengan protoskopi, tampak sebagai

pembengkakan globular kemerahan

Derajat II : Dapat terjadi prolapsus melaui anus setelah defekasi,

dapat mengecil secara spontan atau dapat di reduksi

(dikembalikan ke dalam) secara normal

Derajat III : Dapat terjadi prolapsus secara permanen.

2 Hemoroid Ekterna (H E)

Terjadi varises vena hemoroidalis inferior dan letaknya dibawah/luar

spingter. Di klasifikasikan sebagai H E akut dan H E kronik.

Akut : nampak bengkak, kebiru-biruan pada pinggir anus dan

sebenarnya merupakan hematoma. Bentuk ini sangat nyeri dan

gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri

dan diobati dengan “kompres duduk panas, analgesik, bahkan

anastesi lokal untuk menyangkut trombus.

Kronik : Berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan

penyambung dan sedikit pembuluh darah

Page 2: Askep Hemoroid I

PATOFISIOLOGI

Aliran vena balik terganggu

Tekanan perifer meningkat – pelebaran vena anus (hemoroid)

Kehamilan Berdiri dan duduk

terlalu lama

Konstipasi dan

mengedan dalam

jangaka yang lama

Kongesti vena plexsus

Hipertensi portal

(sirosis hepatis)

Sering

angkat

beban berat

Hemoroid

internaHemoroid

Ekterna

Perdarahan saat

BAB dan tanpa

nyeri (karena

pada daerah ini

tidak ada

serabut nyeri)

Anemia

defisiensi

Besi

Bengkak, kebiru-

biruan pada

anus dan jarang

berdarah, sakit

kecuali terjadi

robekan vena

Jika ada bekuan

darah

Trombosis

Peradangan,

edema dan nyeri

Page 3: Askep Hemoroid I

MANIFESTASI KLINIK

- Hemoroid ekternal tampak seperti segumpal jaringan pada daerah anus

yang berwarna merah kebiru-biruan atau merah muda

- Hemoroid internal terpalpasi saat rectal touche

- Pasien mengeluh nyeri dan berdarah khususnya saat defekasi

- Gatal-gatal khususnya pada hemoroid ekternal

- Bisa terjadi trombus

TINDAKAN MEDIK

Pengobatan ditujukan untuk mengurangi tekanan pada perineum dan

mengurangi nyeri dan atai gatal-gatal.

- Jika gejalanya akut :

Diit rendah serat untuk cegah iritasi dan memberi kesempatan luka lecet

untuk sembuh.

- Pengobatan yang lazim

Diit tinggi serat, obat-obat pelembut feses dan laxantia diberikan untuk

mencegah konstipasi dan mengedan.

- Gejala dapat dikurangi dengan batasi kegiatan, rendam hangat, beri obat

anasthesi lokal (yang berisi benzocaine), cream anti peradangan

(biasanya yang berisi steroid).

Hygiene yang baik penting untuk cegah infeksi. Hemoroid bisa dikurangi

tetapi gejala akut bisa kambuh. Kalau dengan pengobatan konservatif

tidak ada respon maka operasi hemoroidectomy diperlukan.

Hemoroidectomy adalah suatu jenis operasi eksisi hemoroid dan sering

dilakukan pada pasien rawat jalan. Beberapa cara operasi yang digunakan

meliputi :

1. injeksi. Untuk hemoroid tahapan awal injeksi vena hemoroidal dengan

cairan iritan merangsang fibrosus dan atrofi dengan menimbulkan sedikit

rasa tidak enak.

Page 4: Askep Hemoroid I

2. Mengikat arteri hemoroidalis yang dilakukan hanya pada internal

hemoroid. Karena pada hemoroid ekternal akan menyebabkan nyeri yang

hebat.

3. Koagulasi infrared. Radiasi infrared digunakan pada nadi hemoroid yang

alat fibreoptik yang menyebabkan koagulasi dan terlepas.

Ketiga intervensi tersebut diatas paling sering digunakan dan dapat dilakukan

pada pasien rawat jalan. Tetapi jika hemoroid tidak dapat diatasi maka

therapy hemoroidectomy mengikat dan eksisi hemoroid diperlukan. Apalagi

bila sudah terjadi trombosis maka prosedur operasi segera dilakukan

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN

Sirkulasi : Takikardi

Eliminasi :

Gelaja : Konstipasi

Tanda : Perdarahan saat BAB

Nyeri/Kenyamanan :

Gelaja : Nyeri dan gatal pada daerah anus dan bisa

terjadi trombus.

Tanda : Prilaku berhati-hati, duduk menggunakan

bantalan karet untuk mengurangi tekananan

pada area

Pernapasan : Takipnea

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Sebelum operasi1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri dan gatal b.d Pelebaran pada vena

hemoroidalis (Hemoroid )

2. Gangguan Pola eliminasi : Konstipasi b.d Intake cairan yang kurang, diit

rendah serat, kurang aktifitas.

3. Cemas ; tindakan pembedahan b.d Kurang pengetahuan tentang

perawatan pasca bedah

Page 5: Askep Hemoroid I

Sesudah operasi1 Nyeri b.d Luka pembedahan

2 Kerusakan integritas kulit b.d luka pembedahan

3 Resti Infeksi b.d terpapar terhadap mikroorganisme

PERENCANAAN dan PELAKSANAAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN I

Gangguan rasa nyaman : Nyeri dan gatal b.d Pelebaran pada vena

hemoroidalis (Hemoroid )

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan mempertahankan kenyamanannya selama perawatan

Kriteria Evaluasi :

Dalam 1-2 jam intervensi penghilangan nyeri, persepsi subjektif pasien

tentang nyeri menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator

obyektif, seperti meringis (tidak ada/menurun), tidak mengeluh gatal-gatal.

Intervensi Keperawatan

1 Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan skala nyeri

dengan pasien dari 0 (tidak ada nyeri_ - 10 (nyeri paling buruk).

2. Kolaborasi therapi dengan pemberian, dan analgesik sesuai program.

3. Kompres duduk /mandi duduk panas untuk mengurangi pembengkakan

4. Gunakan bantalan karet berbentuk cincin untuk mengurangi penekanan

pada area

5. Ajarkan teknik untuk pernapasan dalam untuk menurunkan stress dan

membantu relaks otot yang tegang.

6. Ciptakan lingkungan yang tenang untuk mengurangi stress

DIAGNOSA KEPERAWATAN II

Gangguan Pola eliminasi : Konstipasi b.d Intake cairan yang kurang, diit

rendah serat, kurang aktifitas

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan mempertahankan pola eliminasi yang normal selama perawatan

Page 6: Askep Hemoroid I

Kriteria Evaluasi :

Dalam 1-24 jam intervensi klien dapat BAB, tidak merasa takut dan sakit saat

BAB, dapat menyebutkan tujuan dari pemberian enema gliserin

1 Kaji pola eliminasi klien

2 Anjurkan pasien untuk diet tinggi serat (sayur dan buah-buahan segar)

dan banyak minum air (2 –3 liter perhari)

3 Jelaskan pada pasien tujuan diberikan enema gliserin pada pasien

dengan konstipasi

4 Anjurkan pada pasien untuk beraktifitas seperti jalan dll

5 Kolaborasi therapi pelunak feses (laxantia) untuk memudahkan

penyerapan air dan lemak dalam feses.

DIAGNOSA KEPERAWATAN III

Cemas ; tindakan pembedahan b.d Kurang pengetahuan tentang perawatan

pasca bedah

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan mengurangi tingkat kecemasanya selama perawatan

Kriteria Evaluasi :

Pasien mengungkapkan pengetahuan tentang perawatan pasca pembedahan

termasuk dan mendemostrasikan latihan pascaoprasi dan menggunakan alat

sebelum preosedur pembedahan atau pada kedaruratan selama periode

pascaoperasi segera.

Intervensi keperawatan

Persiapan mental dan persiapan fisik

Mental :

1. Beri jaminan pada pasien bahwa akan diperhatikan privacynya sehingga

tidak perlu malu

2. Jelaskan tentang nyeri post-op dan tindakan yang akan dilakukan

3. Kaji pemahaman pasien tentang perawatan pasca oprasi (hemoroidektomi

dan insisi drainage).

4. Jelaskan tentang cara mandi duduk panas dan anjurkan agar setelah 1-2

hari pembedahan

Page 7: Askep Hemoroid I

5. Anjurkan pada pada pasien agar daerah anal tetap kering dan bersih setiap

kali BAB dan BAK

6. Jelaskan aktifitas, latihan, dan kewaspadaan pascaoperasi. Izinkan pasien

kembali menyebutkan hal-hal sebagai berikut :

• Hindari mengedan yang lama dan hindari kontipasi

• Hindari duduk yang terlalu lama

• Makan-makanan yang tinggi serat dan banyak minum dll

7. Sebelum pasien pulang, ajarkan tentang aktifitas yang yang dilakukan :

Meningkatkan aktifitas secara bertahap, menghindari secara bertahap

sesuai toleransi, menghindari mengangkat beban ( > 5 kg ), menghindari

mengemudi mobil ( sering selama 4 – 6 mgg )

8. Berikan waktu pada pasien untuk mengajukan pertanyaan dan

mengekspresikan perasaan ansietas : bersikap menenangkan dan

mendukung.

Fisik :

9. Jelaskan pada pasien tentang periapan fisik meliputi :persiapan usus yang

meliputi pemberian supositoria atau enema untuk membersihkan rectum.

Puasakan pasien 8 jam pre operasi dan dilakukan pencukuran

Sesudah operasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN I

Nyeri b.d Luka pembedahan

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan mempertahankan kenyamananya selama perawatan

Kriteria Evaluasi :

Dalam 1-2 jam intervensi penghilangan nyeri, persepsi subjektif pasien

tentang nyeri menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator

obyektif, seperti tidak meringis, wajah dan posisi tubuh relaks, luka operasi,

tidak ada tanda –tanda infeksi

Page 8: Askep Hemoroid I

Intervensi Keperawatan

1 Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan skala nyeri

dengan pasien dari 0 (tidak ada nyeri_ - 10 (nyeri paling buruk). Beri

2 Beri posisi tidur nyaman dan duduk menggunakan bantalan karet agar

mengurangi penekanan pada area.

3 Kolaborasi therapi analgesik sesuai program.

4 Ajarkan cara mengulangi nyeri :

- Mengalihkan perhatian

- Relaksasi

5 Mobilisasi bertahap

6 Lakukan program medik

7 Mandi hangat setekah BAB untuk jaga area anal tetap bersih dan

mengurangi nyeri

8 Ciptakan lingkungan yang tenang

DIAGNOSA KEPERAWATAN II

Kerusakan integritas kulit b.d luka pembedahan

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan mempertahankan integritas kulit yang normal selama perawatan

Kriteria Evaluasi

Luka insisi sembuh tanpa ada tanda-tanda infeksi

Intervensi Keperawatan

1 Pantau luka pembedahan dari tanda –tanda peradangan : demam,

kemerahan, bengkak, dan cairan yang keluar terhadap warna, jumlah dan

karakteristik

2 Observasi tampon: yang diangkat hari pertama setelah operasi

3 Rawat luka secara steril dan jaga area anal tetap bersih tiap kali BAB

4 Beri makanan berkualitas atau dukung pasien untuk makan yang

bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan

5 Beri atibiotik sesuai program medik

Page 9: Askep Hemoroid I

DIAGNOSA KEPERAWATAN III

Resti Infeksi b.d terpapar terhadap mikroorganisme

Hasil yang diharapkan :

Pasien bebas dari infeksi

Kriteria Evaluasi

dibuktikan dengan suhu normal (36 –37,2 derajat celcius), Nadi : 100 x/mnt,

TD : 120/80 mmHg: Pernapasan 12-20 x/mnt dengan pola dan kedalaman

normal (eupnea) : tidak bengkak, tidak nyeri dan gatal serta area anal bersih.

Intervensi Keperawatan

1 Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri dan gunakan skala nyeri

(1-10)

2 Kontrol TV terhadap peningkatan suhu, peningkatan frekwensi nadi,

hipotensi dan pernapasan dangkal/cepat: Konsul dokter tentang temuan

bermakna.

3 Bila konstipasi terjadi pascaoprasi, dokter dapat memberikan

laksatif/pelunak setiap jam setelah hari ketiga. (enema harus seijin dokter

setelah beberapa minggu setelah pembedahan).

4 Ajarkan pasien tentang perawatan insisi pascaoprasi, serta perawatan

tampon jika pasien pulang dengan alat itu.

5 Berikan instruksi tentang antibiotik yang diresepkan bila pasien

dipulangkan dengan obat ini.

D EVALUASI

Untuk Diagnosa I, II, III dan IV sebagai standar evaluasinya adalah dengan

berpatokan pada kriteria evaluasi masing-masing diagnosa dengan

menggunakan ; S O A P /S O A P I E R

Page 10: Askep Hemoroid I

PENDIDIKAN PASIEN-KELUARGA DAN RENCANA PENULANGAN

Berikan pasien dan orang terdekat informasi verbal dan tertulis mengenai

hal berikut :

1. Anjurkan untuk diet tinggi serat dan minum air banyak 6-8 gls /hari serta

pelunak tinja dan olah raga secara teratur

2. Perawatan area anal agar tetap bersih dan kering setiap kali BAB ,

termasuk penggantian balutan

3. Antisipasi Indikator-indikator infeksi : demam, mengigil, nyeri insisi,

kemerahan, bengkak dan keluar drainase purulent

4. Hindari konstipasi dan mengedan

5. Mandi duduk panas dianjurkan 1-2 minggu setelah pembedahan untuk

memberi kenyamanan dan mengurangi pembengkakan

6. Menggunakan bantalan karet untuk mengurangi tekanan pada area

anal

7. Gunakan obat dengan tepat sesuai instruksi

8. Pentingnya cek up ke dokter untuk mencegah masalah lebih lanjut.