83
Askep Hipertensi Jumat, 28 Oktober 2011 Contoh Askep Hipertensi ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN SISTEM KARDIOVASKULER ( HIPERTENSI) Di RUANG LUKAS B.1 RS PALANG BIRU GOMBONG Di Susun Oleh : Muhammad Kosim 09. 066 AKADEMI PERAWATAN SERULINGMAS MAOS – CILACAP 2011

Askep Hipertensi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Hipertensi.docx

Askep Hipertensi

Jumat, 28 Oktober 2011

Contoh Askep Hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.SDENGAN SISTEM KARDIOVASKULER ( HIPERTENSI)

Di RUANG LUKAS B.1RS PALANG BIRU GOMBONG

 

Di Susun Oleh :Muhammad Kosim

09. 066

AKADEMI PERAWATAN

SERULINGMASMAOS –

CILACAP2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.SDENGAN SISTEM KARDIOVASKULER ( HIPERTENSI)

Di RUANG LUKAS B.1

Page 2: Askep Hipertensi.docx

RS PALANG BIRU GOMBONG

A.    PENGKAJIAN1. Identitas a. Identitas Pasien

Nama : Ny. SUmur : 81 TahunJenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamStatus : MenikahPendidikan : SMPPekerjaan : SwastaSuku : JawaAlamat : Kradenan Rt 02/Rw 01 GombongDiagnosa Medis : HHD ( Hipertensi Heart Disease)No. RM : 104888Tanggal masuk RS : 13 Januari 2011 Jam 16.00Tanggal / Waktu pengkajian : 14 Januari 2011 Jam 08.00

b.Identitas Penanggung JawabNama : Ny. EUmur : 33 tahunPekerjaan : SwastaAlamat : Kradenan Rt 02/Rw 01Hubungan dengan pasien : anak

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Pasien merasa sering sakit kepala ( pusing)

b. Keluhan tambahan

Pasien mengatakan badanya terasa lemas dan sakit pinggang

c. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke IGD pada tanggal 13 Januari 2011 jam 16.00 WIB dengan diantar keluarganya,

pasien mengatakan kepalanya sakit, badanya lemas dan pinggang terasa sakit, keluarga pasien

mengatakan bahwa sebelum di bawa ke RS pasien jatuh saat ke kamar mandi.

d. Riwayat penyakit dahulu

Page 3: Askep Hipertensi.docx

Pasien sudah lama menderita hipertensi, dan sering mengeluh sakit kepala, tetapi belum sampai

di rawat di RS.

e. Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular dan hanya mempunyai penyakit menurun

yaitu hipertensi, keluarga pasien mengatakan ada salah satu anggota keluarganya yang memiliki

penyakit hipertensi.

3. Pengkajian Saat Ini

a.       Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan tahu tentang pentingnya kesehatan sehingga apabila ada salah satu

keluarganya yang sakit langsung dibawa ke RS.

b.      Pola nutrisi

a.       Sebelum sakit

1)      Makan : 3 x 1 sehari (Nasi, sayur, lauk) habis 1 porsi

2)      Minum : 6 – 7 gelas sehari (air putih dan teh)

b.      Selama sakit

1)      Makan : 2 x 1 sehari, diit BKRG dari RS, habis ½ porsi

2)      Minum : 5 – 6 gelas ukuran 200 cc, infus ± 900 CC jenis RI.

c.       Pola Eliminasi

1)      Sebelum sakit

a)      BAB normal ± 2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning.

b)      BAK normal ± 6-8 kali sehari, warna kekuning – kuningan

2)      Selama Sakit

a)      BAB cair ± 1-2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning, bau khas.

b)      BAK cair ± 6-8 kali sehari, bau khas.

Page 4: Askep Hipertensi.docx

d.      Pola aktivitas dan latihan

1) Sebelum sakit

2) Selama sakit

Kemampuan Perawatan Diri

0 1 2 3 40:

Keterangan:Mandiri

Makan/ Minum √ 1:2:

Dibantu alatDibantu oranglain

Mandi √

Torleting √3:

Dibantu orang lain dan alat

Berpakaian √Mobilitas di tempat tidur √Berpindah √ 4: Tergantung

TotalAmbulasi √

e.       Pola Tidur dan Istirahat

1)      Sebelum sakit

Pasien mengatakan sebelum sakit tidur 7-8 jam / hari

2)         Selama sakit

Pasien hanya tidur 3-5 jam / hari karena sering pusing

f.       Pola Persepsual

(Penglihatan, Pendengaran, Pengecapan, Sensasi)

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4Makan/ Minum √Mandi √Torleting √Berpakaian √Mobilitas di tempat tidur √Berpindah √Ambulasi/ Rom √

Page 5: Askep Hipertensi.docx

1)      Sebelum sakit

a)      Pendengaran pasien sudah agak terganggu karena sudah tua

b)      Penglihatan pasien sudah kabur

c)      Pengecapan pasien masih baik

d)     Sensasi pasien masih baik

2)      Selama sakit

a)      Pendengaran pasien sudah agak terganggu karena sudah tua

b)      Penglihatan pasien sudah kabur

c)      Pengecapan pasien kurang baik karena bibir pasien terasa pahit

d)     Sensasi pasien masih baik

g.      Pola Persepsi Diri

1)      Sebelum sakit

a)      Kecemasan : Tidak ada kecemasan atau kegelisahan

b)      Konsep Diri : -

2)      Selama sakit

a)      Klien terlihat lemah dan pucat

b)      Tingkat kecemasan klien dapat dilihat saat pasien akan dilakukan tindakan keperawatan, sering

bertanya sesuatu tentang penyakitnya

h.      Pola Seksual dan Reproduksi

1)      Sebelum sakit

Pasien sudah menopouse

2)      Selama sakit

Pasien tidak memiliki gairah seksual

i.        Pola Peran Hubungan

1)      Komunikasi : Dalam berkomunikasi pasien berkomunikasi baik dengan keluarganya.

Page 6: Askep Hipertensi.docx

2)      Hubungan dengan orang lain : Pasien bersosialisasi baik dengan lingkungan dan keluarganya,

terbukti banyak saudara ataupun kerabat yang menjenguknya.

3)      Kemampuan keuangan : Keluarga pasien dapat digolongkan dalam kelompok sosial kelas

menengah.

j.        Pola Managemen Kopping dan Stress

1)      Sebelum sakit

Pasien mengatakan senang bergaul dengan warga sekitar

2)      Selama sakit

Pasien terlihat jenuh karena ruang gerak pasien diabatasi.

k.      Sistem nilai keyakinan.

1)      Sebelum sakit

Pasien mengatakan beragama islam dan rajin beribadah

2)      Selama sakit

Pasien tidak melaksanakan ibadah sholat seperti biasanya karena penyakitnya, tetapi pasien

selalu berdoa untuk kesembuhanya.

4. Pemeriksaan Fisik1.      Pemeriksaan umuma.       Keadaan umum : cukupb.      Kesadaran : composmetisc.       Tanda-tanda vital : - TD : 220/100 mmHg

- N : 87 x/menit - S : 36,60 C - R : 23 x/menit

2. Pemeriksaan Head To Toea.       Kepala : mesochepalb.      Rambut : bersih, beruban dan potongan pendekc.       Mata : reflek terhadap cahaya baikd.      Hidung : bersih, tidak ada polip

Page 7: Askep Hipertensi.docx

e.       Telinga : simetris, bersih tidak ada serumenf.       Mulut dan gigi : mulut bersih, kemampuan bicara baikg.      Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroidh.      Torak

Inspeksi : Bentuk simetris, bergerak dengan mudah saat respirasi

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Perkusi diatas permukaan paru dalam keadaan normal

Auskultasi : Paru-paru dalam keadaan normal, yaitu terdapat 3 tipe suara : 1)

Bronchial

2)        Bronchovaskuler

3)        Vaskuler

i.     Abdomen

Inspeksi : Simetris

Auskulturasi : Bising usus 22 x /menit

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Timpani

j.        Genetalia : berjenis kelamin Perempuan, dan terpasang DCk.      Kulit : bersih, turgor jelekl.        Ekstremitas : - atas : kekuatan otot lemah, tangan kanan

terpasang infuse RL 20 Tpm - bawah : tidak ada edema

5. Pemeriksaan Penunjang

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 17 Januari 2011

Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Normal

GDS

Creatinin

HB

Leukosit

Eosonofil

Eritrosit

Hematokrit

Trombosit

106

1,0

13,7

6,800

2,00

3,60

30,00

172,00

mg/dl

mg/dl

gr %

/mk

%

juta/ml

%

ribu/ml

< 200

0,5 – 0, 9

12 – 14

400 – 11000

1,00 – 3,00

4,60 – 5,50

31,00 – 45,00

150,00 – 450,00

Page 8: Askep Hipertensi.docx

Pemeriksaan EKG tanggal 17 januari

Kesimpulan

-          OMI anterior

-          VES

Terapi Farmakologis

-          Meloxilam 2x7,5 mg

-          Captopril 2x2,5 mg

-          Monacto 2x1/2 tab

-          CPG 1x1 tab

-          Ospal 1x1 tab

-          Cefotaxime 2x1 gram

-          Torasic 2x1 amp

B. Analisa Data

NO Data Problem Etiologi

Page 9: Askep Hipertensi.docx

1.

2.

3.

DS : pasien mengatakan kepalnya terasa sakit dan lehernya terasa kaku DO : -pasien terlihat menahan nyeri -skala nyeri 7

DS : pasien mengatakan pandanganya terlihat kabur da berkunang-kunang saat berdiri dan berjalanDO : pasien terlihat sempoyongan saat berjalan dan selalu berpegangan

DS : pasien mengatakan badannya terasa lemas dan susah untuk melakukan aktivitasnya secara mandiriDO : - pasien terlihat bedres -Pasien terlihat dibantu orang lain saat melakukan aktivitas karena lelah

Nyeri akut

Resiko injuri

Intoleransi aktivitas

Peningkatan tekanan vaskuler serebral

Gangguan fungsi penglihatan

Penurunan cardiac output

C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan vaskuler cerebral ditandai dengan pasien mengatakan kepalnya terasa sakit, pasien terlihat menahan nyeri, skala nyeri 7.2. Resiko injuri berhubungan dengan gangguan penglihatan ditandai dengan pasien mengatakan pandanganya terlihat kabur da berkunang-kunang saat berdiri dan berjalan.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan cardiac output ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemas dan susah untuk melakukan aktivitasnya secara mandiri, Pasien terlihat dibantu orang lain saat melakukan aktivitas

E. Intervensi1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan vaskuler cerebral ditandai dengan pasien mengatakan kepalnya terasa sakit, pasien terlihat menahan nyeri, skala nyeri 7.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada

pasien dapat berkurang, dengan kriteria hasil:

-pasien mengatakan tidak sakit kepala lagi

-sakit kepala terkontrol

1. Berikan kompres dingin pada dahi

Page 10: Askep Hipertensi.docx

R : tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan memperlambat resspon simpatis

efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya

2. Minimalkan aktivitass vasokontriksi yang menyebabkan peningkatan sakit kepala

R : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya

peningkatan vaskuler serebral

3. Anjurkan pasien untuk tirah baring selama fase akut

R : meminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi

4. Jelaskan penyebab nyeri dan lama nyeri bila di ketahui

R : meningkatkan pengetahuan

5. Kolaborasi pemberian analgetik

R: analgetik menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf

simpatis.

2. Resiko injuri berhubungan dengan gangguan penglihatan ditandai dengan pasien mengatakan

pandanganya terlihat kabur da berkunang-kunang saat berdiri dan berjalan.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko injuri

dapat berkurang dengan criteria hasil:

-pasien mampu mengidentifikasi faktor – faktor yang meningkatkan kemungkinan cidera

-menunjukan prilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan melindungi diri dari cidera

-pasien tidak mengalami injuri / jatuh

-pasien akan mengubah lingkungan sesuai indikassi meningkatkan kenyamanan

1. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, dan orang lain

R : memberikan peningkatan kenyamanan dan mengurangi resiko injuri

Page 11: Askep Hipertensi.docx

2. Pertahankan tirah baring ketat dalam posisi terlentang yang ditentukan

R : untuk memungkinkan viterus human bekerja sebagai kekuatan memotifasi untuk mengontrol

perdarahan.

3. Anjurkan pasien untuk mengistirahatkan mata agar tidak lelah

R : mengurangi resiko perlukaan / pembuluh darah retina yang akan menyebabkan menurunnya

penglihatan.

4. Modifikasi lingkungan sekitar pasien

R : meningkatkan rasa nyaman,

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan cardiac output ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemas dan susah untuk melakukan aktivitasnya secara mandiri, Pasien terlihat dibantu orang lain saat melakukan aktivitasTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien dapat

melakukan aktivitasnya sendiri dengan kriteria hasil

-meningkatnya energi untuk melakukan aktivitas

-menurunnya gejala – gejala intoleransi aktivitas

1. Berikan dorongan untuk aktivitas / perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi, berikan bantuan

sesuai kebutuhan

R : kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba – tiba, memberikan

bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.

2. Instruksikan pasien tentang tekhnik penghematan energy

R : tekhnik menghemat energy mengurangi penggunaan energy, dan juga membantu

kesimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

Page 12: Askep Hipertensi.docx

3. Beri jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu istirahat sepanjang siang

dan sore

R : istirahat memungkinkan penghematan energy

4. Kolaborasi pemberian obat digixin

R : pemberian digoxin untuk memperkuat kerja jantung.

F. Implementasi

Hari/

Tanggal

Dx Implementasi Respon Paraf

14.01.2011O8.00

I

I

I,II,III

II

Mengkaji keluhan pasien

Mengkaji nyeri pasien

Mengobservasi KU pasien

-Meorientasikan linkingan kepada

- pasien mengeluh kepala pusing dan leher kaku.

-P: peningkatan tekanan vaskuler Q: nyeri seperti di remas R: di kepala S:7 T:saat bergerak dan berjalan- KU pasien cukup

- pasien mulai mengenal

Page 13: Askep Hipertensi.docx

11.00

15-01-2011

14.00

14.30

15.30

16.00

20.00

21.00

III

I

II

I.II.III

I

II

I

II

pasien-Mempertahankan tirah baring keteat dalam posisi berbaring

Mendorang pasien untuk melakukan aktivitas mandiriMemberi injeksiCetorolax 2X1 gramTorasix 2X1 amp

Mengukur TTV

-Mengobservasi keadaan umum pasien

-,Mengkaji skala nyeri- member kompres air dingin

-Mempertahankan klien pada posisiTerlentang.

-Menganjurkan pasien untuk tetap istirahat untuk menghemat energi’

-Melatih pasien tehnik relaksasi dan distraksi

-Mengatur posisi klien pada posisi nyaman-Memberi obat analgesic

-Mengajurkan pasien untuk mengistirahatkan mata

lingkungan - pasien istirahat dalam

posisi terlentang

- pasien memahami

Obat masuk melalui IV

TD: 200/100 mmHgN: 86x/mntR: 23x/mntS: 36,7 C

-Pasien lemas dan masih berbaring di tempat tidur.-skala nyeri 6-Pasioen kooperatif saat di lakukan kompres dingin-pasien tidur terlentang

-pasien memahami anjuran yang di brikan

-pasien dapat melakukan tehnik menghilangkan nyeri-pasien nyaman pda posisi tidur-pasien mendapat obat analgesic-pasien mulai istarahat

Page 14: Askep Hipertensi.docx

16-01-201114.00

14.30

15.30

I

III

I

I,II,III

II

I

-,Mengkaji skala nyeri dengan skala 4-Mengobservasi KU pasien

-Mempertahankan klien pada posisi Terlentang.

-Membantu ROM pada pasien’-Melatih pasien tehnik relaksasi dan distraksi

- minimalkan aktivitas yang menyebabkan nyeri- member obat analgetik

- mengukur TTV

-Mengajurkan pasien untuk istirahat-Mengkaji nyeri pasien skala

-pasien Nampak lebih rileks-KU cukup

-pasien tidur dalam posisi terlentang

-pasien berlatih ROM

-pasien bias melakukan tekhnik menghilangkjan rasa nyeri-pasien kooperatif

-pasien mendapat analgetik-TD :180/70mmHg-N : 87x/m-S :36,5-R : 24x/m-pasien istirahat-pasien sudah tidak nyeri

G. Evaluasi

Tanggal/jam

DX Catatan perkembangan Paraf

16/01/2011 I

II

III

S: Pasien mengatakan kepelanya sakit seperti diremas-remasa saat berjalanO: Pasien terlihat menahan nyeri Skala nyeri 7A: Masalah nyeri belum teratasiP : lanjutkan intervensi 1,5

S: pasien mengatakan pandangannya kaburdan berkunang-kunangO: Pasien masih terbaring ditempat tidurA:Masalah resiko injuri belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1,4

S: Pasien mengatakan lemas dan belum bisa melakukan ak tifitas secara mandiriO: Masalah intolenransi aktifitas belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1,4

Page 15: Askep Hipertensi.docx

17/01/2011

18/01/2011

I

II

III

I

II

III

S: Pasien mengatakan kepelanya sakit sudah berkurangO: Pasien terlihat sudah lebih rileks Skala nyeri 7A: Masalah nyeri teratasi sebagianP : lanjutkan intervensi 1,2 dan 3

S: pasien mengatakan pandangannya masih kabur dan berkunang-kunangO: Pasien terlihat sempoyonganA:Masalah resiko injuri belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1,4

S : Pasien mengatakan sudah tidak terlalu lemas dan bisa melakukan aktifitas seperti duduk dan minumO: Pasien sudah Nampak bertenagaA: Masalah intolenransi aktifitas teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi 1,2

S : Pasien mengatakan sudah tidak pusingO: Pasien sudah Nampak lebih rileksA: Masalah nyeri akut pada pasien dapat teratasiP: Hentikan intervensi

S: Pasien mengatakan pandangannya berkunang-kunang ketika berdiri terlalu lamaO: Pasien lebih tenang jika dalam posisi tidurA: Masalah resiko injuri teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi 1 – 4

S: Pasien mengatakan badanya masih lemasO: Pasien terlihat tiduran dan masih dibantu keluarganyaA: Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi 1, 2

Page 16: Askep Hipertensi.docx

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T

DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI di RUANG IGD

RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI

OLEH :

PARAMITA SHOLINA

11.01.16.32

Page 17: Askep Hipertensi.docx

PRODI D III KEPERAWATAN STIKES AN-NUR

PURWODADI

Tahun 2012

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A.    PENGERTIAN

Oksigenasi adlah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ( O² ) keadaan

tubuh serta menghembuskan karbondioksida ( CO² ) sebagai hasil sisa oksidasi.(Tarwoto,2004)

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan

metabolisme sel tubuh

Pernafasan adalah peristiwa penghirupan udara luar yang mengandung O² dan pengeluaran

udara yang mengandung CO² sebagai sisa oksiasi yang keluar dari tubuh.

(Evelyn, 2001)

B.     ETIOLOGI

1.      Penyempitan jalan nafas

2.      Kerusakan jalan nafas

3.      Kerusakan organ paru

4.      Inflamasi jalan nafas

Page 18: Askep Hipertensi.docx

5.      Tersumbatnya jalan nafas adanya secret

6.      Pelengketasi jalan nafas

(Doengoes, 1992)

C.     TANDA DAN GEJALA

     Tanda

        Menggunakan alat Bantu bila diperlukan

        Kesulitan berbicara

        Irama tidak teratur

        Cepat dan dalam

        Sianosis

        Hipoksia

     Gejala

        Ketidakmampuan bernafas

        Pusing

        Kesulitan bernafas

        Nyeri dada

        Sesak nafas

D.    ANATOMI FISIOLOGI

Organ-organ Pernafasan

a. Rongga hidung (vestibulum)

Pintu utama dalam pernafasan, terdapat rambut-rambut yang berfungsi menyaring debu dan

kotoran yang masuk ke hidung juga terdapat membrane mukosa yang berfungsi menyesuaikan

udara yang masuk dengan kelembaban dalam paru-paru.

b.Faring (tekak)

Pipa berotot yang dari dasar tengkorak sampai persambungan dengan eksofagus pada ketinggian

tulang rawan krikoid dan dibagi 3 yaitu orofaring, nasofaring, laringo faring.

Page 19: Askep Hipertensi.docx

c. Laring (tenggorokan)

Saluran udara yang berdekatan dengan saluran pencernaan, sebagai pembentukan-pembentukan

suara terletak dibagian terendah, faring yang memisahkan dari kolumna vertebra dengan setinggi

vertebra dan masuk ke vertebra dibawahnya.

d.      Trakea

Terbentuk dari 2 belahan trachea pada ketinggian kira-kira vertebra trakhealis ke lima dan

bercabang menjadi dua bronkhus, trachea dilapisi oleh selaput lendir yaitu epithelium bersilia

dan sel cangkir.

e. Bronkus

Terbentuk dari belahan trachea pada ketinggian kira-kira vertebra torakhalis yang dilapisi jenis

sel yang sama. Bronkhus terbentuk dari 2 bagian bronkus kanan-kiri. Bronchus kiri lebih panjang

daripada bronkus kanan.

f. Alveoli (kantong udara)

Bronchus terminalis termasuk kedalam saluran yang lain disebut vestibulum alveoli terdiri satu

sel tunggal epithelium pipih yang berbentuk bulat seperti buah anggur.

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG

  Rontgent Thorax

  Tes fungsi paru

  Tes sputum

  EKG

  AGD

F.      PENATALAKSANAAN

Medis

Page 20: Askep Hipertensi.docx

Untuk mengetahui adanya gangguan pada organ paru maka dilakukan foto roentgen, lab, sputum

dll. Untuk di analisis jika ditemukan abnormalitas, digunakan terapi obat bronkodilator,

pemasangan oksigen.

Keperawatan

Salah satu yang menyebabkan gangguan masalah oksigenasi adalah adanya gangguan sumbatan

pada jalan nafas untuk itu dilakuakan tindakan keperawatan. Seperti melatih nafas dalam dan

batuk efektif dan menganjurkan klien untuk minum air hangat, posisi semi fowler.

(Potter,2005)

G.    FOKUS PENGKAJIAN

a.       Kaji TTV terutama RR

b.      Kaji adanya sumbatan jalan nafas

c.       Kaji adanya masalah pertukaran gas

d.      Kaji riwayat kesehatan dahulu

e.       Kaji adanya gangguan pola nafas

f.       Kaji pemeriksaan fisik focus thoraks

(Potter, 2005)

H.    GANGGUAN dalam OKSIGENASI

                                                             Apneu

Henti nafas beberapa saat

                                                            Respiratory Arrest

Henti nafas seterusnya. Tidak berfungsinya organ paru dalam aktifitasnya sebagai organ

pernafasan.

                                                             Hiperventilasi

Pernafasan irama cepat dan dalam dengan meningkatnya inspirasi menghirup O² dan ekspirasi

pengeluaran CO².

Page 21: Askep Hipertensi.docx

                                                            Hipoventilasi

Pernafasan irama lambat dan dangkal, cenderung CO² dipertahankan.

                                                             Chynes stokes

Irama pernafasan tidak teratur dari intensitas cepat semakin lama- semakin lambat.

                                                            Kusmaul

Mirip hiperventilasi biasanya terdapat pada pasien dengan ketoa cidosis

                                                            Biot

Mirip hipoventilasi tetapi dengan irama yang tidak teratur.

                                                            Orthopneu

Pola nafas teratur baik secara berdiri maupun duduk.

                                                             Dypneu

Sulit bernafas/asma.

                                                             Eapneu

Pola pernafasan dan irama teratur.

                                                            Hyperneu

Pola nafas cepat dalam, normal saat olahraga.

I. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI

Obstruksi/sumbatan jalan nafas atau gangguan pernafasan dapat mempengaruhi system

organ lain terutama system kardiovaskuler misalnya aritmia dan takhikardi.

J. FOKUS INTERVENSI (dongoes 2000)

a)                  Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d

a.       Penumpukan secret

b.      Kerusakan jalan nafas

Page 22: Askep Hipertensi.docx

c.       Pembentukan dedsu

d.      Inflamasi trachea bronchial

e.       Penyempitan jalan nafas

Intervensi

a.       Kaji frekwensi/ kedalaman pernafasan

b.      Auskultasi paru catat adanya wheezing dan ronkhi

c.       Suction (bila di indikasikan)

d.      Latih nafas dalam dan batuk efektif

e.       Sarankan klien minum air hangat

f.       Kolaborasi

−   Foto Rontgent

−   Pemberian bronkodilator (Aminophilin)

−   Fisiotherapi dada (IR, clupping,dll)

b)                 Kerusakan pertukaran gas b/d

a.       Kerusakan membran alveoli-kapiler

b.      Hipoventilasi

c.       Perubahan kapasitas pembawa oksigen darah

Intervensi

a.       Monitor TTV fokus RR

b.      Kaji frekwensi pernafasan

c.       Awasi jika ada perubahan warna kulit dan membrane mukosa

d.      Auskultasi catat area jika adanya bunyi tambahan

e.       Lab. AGD

f.       Awasi tingkat kesadaran

g.      Kolaborasi pemberian O² dan obat brbronkodilator

Page 23: Askep Hipertensi.docx

BAB II

TINJAUAN KASUS

A.PENGKAJIAN

Pengkajian ini dilakukan paada hari rabu tanggal 21 juli 2010 jam 08.10 di ruang Gathutkaca

Rumah sakit Permata Bunda Purwodadi dengan auto dan alloanamnesa

1.Identitas klien

Nama :Ny,D

Umur :50th

Agama :islam

Alamat :Nambuhan, 03/03 Purwodadi

Pendidikan :SD

Pekerjaan :Tani

Page 24: Askep Hipertensi.docx

Tanggal masuk :minggu,19 juli 2010

No.Register :14.30.06

Dx.masuk :Asma bronkhial

2.Identits penanggung jawab

Nama :Tn,P S

Umur :54th

Alamat :Nambuhan,03/03 Purwodadi

Agama :islam

Pekerjaan :Tani

Hub.dng keluarga:Suami

B.Riwayat kesehatan

a.Keluhan utama:

Kien merasakan sesak nafas perut kembung

b.Riwayat kesehatan sekarang

datang ke rumah sakit permata bunda diantar oleh suami,diterima IGD klien terpasang infuse

20tpm,terpasang dower kateter,O2 3 l/menit setelah stabil pasien dipindahkan keruang gathutkaca

untuk dilakukan perawatan lebih lanjut

c)                  Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan sudah pernah mondok di RS Permata Bunda dengan kolik abdomen sekitar 12

tahun yang lalu. Klien tidak punya indikasi penyakit menular seperti TBC.

d)                 Riwayat kesehatan keluarga

Didalam keluarga tidak ada anggota yang menderita riwayat batuk lama tidak sembuh,

diabetes,hipertensi.

PENGKAJIAN FUNGSIONAL MENURUT VIRGINIA HENDERSON

1.      Kebutuhan Nafas

Sebelum sakit : klien bernafas dengan irama teratur tanpa ditemukan

Page 25: Askep Hipertensi.docx

gangguan.

Selama sakit : klien mengeluh sesak nafas, keluar keringat dingin dan

klien merasa lemas dengan RR 12x/menit dan terpasang

kanul O² : 3l/menit.

2.      Kebutuhan Nutrisi dan Metabolisme

Sebelum sakit : klien makan 3x/hari habis 1 porsi dengan komposisi nasi,

lauk, dan sayuran dan minum 1½ – 2Ltr/hari atau 10 gelas.

Selama sakit : klien jarang makan karena menjalani program puasa untuk

menunjang pemeriksaan lanjutan adapun klien makan

habis ½ porsi dengan komposisi bubur, sayur, lauk dan

minum 2-5 x @ 3 sendok makan.

3.      Kebutuhan Eliminasi

Sebelum sakit : klien BAB 1x/hari konsisten setiap pagi, dengan tekstur

lembek, bau khas, warna kuning, tidak ada darah maupun

lendir, BAK lancar dengan frekwensi 3-4 x/hari @ 50 cc.

Selama sakit : klien belum BAB kira-kira 3 hari sejak dirawat, BAK @

500 cc 3-4x dengan kriteria kuning pekat, tidak ada flatus.

4.      Kebutuhan Keseimbangan Gerak

Sebelum sakit : klien dapat beraktifitas dengan maksimal secara mandiri.

Selama sakit : klien kurang mampu melakukan aktifitas adapun untuk

aktifitas berjalan klien dibantu anggota keluarga.

5.      Kebutuhan Istirahat Tidur

Sebelum sakit : klien dapat beristirahat nyenyak dengan frekwensi 6-8 jam

pada malam hari.

Selama sakit : klien istirahat tidur kurang nyenyak karena keadaan ruang.

Selama 4-6 jam pada malam hari dan 1-2 jam selama 2-3x

pada siang hari.

6.      Kebutuhan Mempertahankan Suhu Tubuh

Sebelum sakit : saat suhu dirasa dingin klien memilih pakaian tebal atau

memakai tambahan kain selimut menjelang istirahat.

Page 26: Askep Hipertensi.docx

Selama sakit : klien merasa gerah pada ruang perawatan, klien memakai

kain tipis dengan dibantu keluarga untuk membantu

memberikan kipasan.

7.      Kebutuhan Personal Hyegien

Sebelum sakit : klien mandi 2x/hari dengan gosok gigi secara

mandiridengan keramas 2 hari sekali atau bila perlu.

Selama sakit : klien stiap pagi disibin dengan air hangat, bila perlu sore

hari tanpa gosok gigi dengan bantuan perawat atau

keluarga.

8.      Kebutuhan komunikasi

Sebelum sakit : klien dapat berkomunikasi dengan keluarga dan orang

disekitar dengan verbal, artikulasi jelas, dan intensitas kuat.

Selama sakit : klien dapat berkomunikasi dengan keluarga dan perawat

dengan verbal, artikulasi jelas, dan intensitas lemah.

9.      Kebutuhan Spiritual

Sebelum sakit : klien menjalankan ibadah, rutin sholat 5 waktu adpun

tambahan setiap hari kamis mengikuti acara pembacaan

surat yasin dan pengajian.

Selama sakit : klien berdoa dalam hati meminta kesembuhan pada Tuhan

agar cepat diperkenankan pulang.

10.  Kebutuhan Berpakaian

Sebelum sakit : klien memakai pakaian sesuai dengan kebutuhan sendiri.

Selama sakit : klien memakai baju terusan dengan bahan kain tipis.

11.  Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Sebelum sakit : klien merasa nyaman, tinggal dirumah sendiri dengan

ditemani suami.

Selama sakit : klien merasa aman dan nyaman diruang perawatan karena

percaya dengan perawatan yang diberikan untuk menunjang

kesembuhan.

12.  Kebutuhan kerja

Page 27: Askep Hipertensi.docx

Sebelum sakit : klien setiap pagi hingga hari pergi ke ladang atau sawah

untuk melakukan aktifitas cocok tanam.

Selama sakit : klien tidak bias menjalankan rutinitas melakukan pekerjaan

karena dirawat.

13.  Kebutuhan rekreasi

Sebelum sakit : untuk menhilanhkan kejenuhan klien sering melihat acara

televisi atau pergi bergaul dengan tetangga.

Selam sakit : klien sering menghilangkan kebosanan dengan bercanda

dengan orang sekitar terutama pada cucu jika dating

menjenguk.

14.  Kebutuhan belajar

Klien setiap ada waktu selalu menyempatkan berkomunikasi dengan tetangga untuk saling

bertukar pengalaman terutama masalah pertanian.

PEMEnRIKSAAN FISIK

1.      Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : composmentis E : 3 V : 5 M : 6

2.      Tanda-Tanda Vital

TD : 130/70 mmHg

RR : 28x/menit

N : 80x/menit

S : 37˚C

3.      Tinggi : 150 cm

Berat badan : 74 kg

4.      Kepala

Bentuk : simetris, mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada lesi.

Rambut : bergelombang, ada uban, kotor, tidak ada ketombe.

Mulut : tidak ditemukan stomatitis, Halitosis, gigi molar dekstra inferior

Page 28: Askep Hipertensi.docx

carries, kotor, tidak ada indikasi pembesaran tonsil, ovula sejajar.

Mata : konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, pupil mengecil dengan

rangsang cahaya, otot mata aktif segala arah, fungsi penglihatan

masih jelas terhadap obyek.

Hidung : simetris, silia lebat, ada penumpukan secret, dapat membedakan

bau, tidak ada sumbatan.

Leher : fungsi menelan cukup bagus, tidak ditemukan indikasi

pembesaran tyroid dan saluran limfe.

5.      Dada

Paru-paru

I : simetris, retraksi iga costa aktif inspirasi ekspirasi.

P: vokal premitus, kanan lebih kuat getarannya dari kiri.

P: sonor

A: ditemukan bunyi wheezing pada percabangan bronkus, tidak ditemukan

ronkhi.

Jantung

I : ictus cordis tidak tampak

P: ictus cordis teraba pada ICS 5

7P: pekak

A: vesikuler

6.      Abdomen

I: tampak mengembang

A: peristaltic 17x/menit

P: nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri dan kanan bawah

P: hypertympani

7.      Genetalia

Kotor, terpasang Dower Cateter

8.      Anus

Tidak ada benjolan

9.      Ektremitas

Page 29: Askep Hipertensi.docx

Superior : tangan kiri terpasang infus, dapat bergerak bebas tidak defarmis,

tidak ditemukan lesi atau oedema.

Inferior : dapat bergerak bebas, terkadang paruh waktu lemas, tidak ada

oedema, lesi, dan varises tidak deformis.

10.  Kuku dan Kulit

Warna kulit sawo matang, turgor baik, tidak ada indikasi dehidrasi, tidak

sianosis, kuku kotor, panjang, warna cerah, CRT < 3 detik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG 21 Juli 2010

Pemeriksaan Hasil Satuan Harga normal

HEMATOLOGI

Hemaglobin

Eritrosit

Leukosit

B BS 1 jam

B BS 2 jam

Trombosit

Gol. Darah

Rhesus

Basofil

Basonofil

Batang

Segment

Monosit

12,2

5,370,000

15900

60

110

474,000

B

+

0

0

0

90

3

g/dl

mm³

mm³

mm³

mm³

mm³

%

%

%

%

%

L : 14-18

4,5-6,5 jt

4000-10000

L : 1-7

L : 1-7

150000-450000

A B AB O RH+

D : 0-1 A : 0-1

D : 2-3 A : 1,5

D : 3,5 A : 3-5

D : 35-70 A : 35-50

D : 25-40 A : 5-40

Page 30: Askep Hipertensi.docx

Limfosit 7 % D : 2-6 A : 1-6

KIMIA KLINIK

GDS

Cholesterol

Trygliserol

CA+

K+

Na+

159,4

103,4

114,8

1,12

3,12

131,6

mg/dl

mg/dl

mg/dl

mmol/l

mmol/l

mmol/l

< 180

< 200

40-165

1,1-1,4

3,6-5,5

135-155

RADIOLOGI

BNO 2 posisi meteorismus

THERAPY

Infus RL 20 tpm

Kalmox 3x1 gr

Corhdex 3x1 ampul (1=2ml)

Lapibal 2x1 vial

Alinamin-F 2x1 ampul

Ozid 2x1 ampul

Page 31: Askep Hipertensi.docx

ANALISA DATA

Nama : Ny. D No.Reg : 14.30.06

Umur : 50 th Dx masuk : Asma bronkhiale

No Hari/tanggal Data fokus Etiologi Problem Paraf

Rabu, 21 juli

2010

Jam 08.30

DS: klien

mengatakan sesak

nafas

DO: RR 28x/menit,

ada wheezing, pada

percabangan

bronchus O²

3L/menit.

DS:klien

mengatakan perut

kembung

DO: Tampak perut

pasien

mengembung, ada

penumpukan udara

pada abdomen yang

berlebih, perkusi

hypertympani.

Wajah pasien

tampak tegang.

Penyempitan

jalan nafas.

Kurangnya

pengetahuan

tentang

penyakit

Tidak

efektifnya

bersihan jalan

nafas.

Ansietas

Page 32: Askep Hipertensi.docx

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny. D No.Reg : 14.30.06

Umur : 50 Th Dx masuk : Asma bronchial

No Hari/tanggal Diagnosa keperawatan Tanggal teratasi Paraf

Rabu, 21

Juli 2010

08.30

Tidak efektifnya bersihan jalan

nafas b/d penyempitan jalan nafas

23 Juli 2010

Jam 09.05

Page 33: Askep Hipertensi.docx

RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Ny. D No.Reg : 14.30.06

Umur : 50 Th Dx medis : Asma bronkhial

No. RP Hari/tanggal Tujuan Intervensi Rasional Paraf

I Rabu, 21

Juli 2010

Jam 08.30

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2x24

jam

diharapkan

gangguan

pernafasan

klien

berkurang.

KH:

Klien tidak

mengeluh

sesak.

RR dalam

rentang

normal 16-

24x/menit.

a.       Monitor TTV

b.      Batasi

aktifitas

c.       Longgarkan

pakaian

d.      Anjurkan

minum air

hangat

a.       Mengetahui

perkembangan klien

Fokus Respiratory

Rirage

b.       Aktifitas maksimal

dapat mempengaruhi

pola nafas klien.

c.       Membantu peroleh

kenyamanan klien

d.      Air hangat

diharapkan

memperlebar saluran

nafas

e.       Diharapkan obat-

obatan dapat

membantu perbaikan

Page 34: Askep Hipertensi.docx

e.       Kolaborasi,

pemberian

kanul O²,

pemberian

obat

bronkodilator

f.       Posisi

semifowler

jalan nafas.

f.        Menstabilkan jalan

nafas, terutama paru-

paru tidak tertekan

thoraks.

RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Ny. D No.Reg : 14.30.06

Umur : 50 th Dx masuk : Asma bronkial

No.RP Hari/tanggal Tujuan Intervensi Rasional Paraf

II Rabu, 21

Juli

Jam 08.30

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2x24jam

udara dalam

abdomen bias

berkurang.

KH:

   Klien tidak

mengeluh

kembung

   Klien bisa flatus

a.       Alih baring

b.      Kolaborasi

medis pasang

NGT

c.       Injeksi therapy

obat Alinamin-

F 2x1 ampul,

a. Berpindah-pindah

dalam posisi

diharapkan udara

bisa keluar lewat

anus/flatus.

b.Diharapkan bisa

mengurangi udara

dalam abdomen

dialirkan melalui

selang

c. Untuk membantu

klien

mempermudah

Page 35: Askep Hipertensi.docx

flatus

CATATAN KEPERAWATAN

Nama : Ny.D No.Reg : 14.30.06

Umur : 50 Th Dx medis : Asma bronkhial

No. Hari/tanggal Tindakan Respon hasil Paraf

I Rabu, 21 Juli

2010

Jam 08.30

(pagi)

Kamis, 22Juli

2010

Jam 08.30

− TTV

− Kaji pernafasan

− Pemasangan NGT

− Injeksi ozid 2ml IV

Alinamin-F 2ml IV

−  TTV

−   TD: 110/80 mmHg

N: 88x/menit

S: 36C

RR: 26x/menit

−   Klien tetap merasa sesak

tetapi sudah berkurang

−   Untuk mengurangi

kembung

− TD: 110/90 mmHg

N: 90x/menit

S: 36,6C

RR: 28x/menit

Page 36: Askep Hipertensi.docx

(pagi)

−  Kaji pernafasan

−  Berikan posisi semi

fowler

−  Berikan minum air

hangat 5 sendok makan

− Klien kembali merasa

sesak

− Setelah 10 menit pola

nafas mulai stabil RR:

25x/menit

− Klien merasa pernafasan

sedikit lancer

CATATAN KEPERAWATAN

Nama: Ny. D No.Reg : 143006

Umur: 50Th Dx Medis : Asma bronkial

No Hari/tanggal Tindakan Respon Hasil Paraf

Jumat, 23

Juli 2010

Jam 10.00

(pagi)

−   Injeksi Alinamin-

F 2ml IV, ozid

2ml IV

−   NGT up

−   O² up

−    Setelah 25 menit klien flatus

−    Klien sudah boleh makan

bubur

−    Klien sudah tidak merasakan

sesak

Page 37: Askep Hipertensi.docx

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. D No. Reg : 14.30.06

Umur : 50 Th Dx medis : Asma bronkial

No. Hari/tanggal Evaluasi Paraf

II Sabtu, 24 Juli

2010

Jam 08.30

(pagi)

Sabtu, 24 Juli

2010

Jam 08.30

(pagi)

S : klien sudah tidak mengeluhkan sesak

nafas.

O:Tampak dari ekspresi klien menunjukan

tidak sesak nafas, RR 20x/menit

A: Masalah teratasi semua

P : Hentikan intervensi

S: Klien sudah merasakan tidak kembung

O: perut klien sudah mengempis, perkusi

tympani

A: Masalah teratasi semua

P: hentikan intervensi

Page 38: Askep Hipertensi.docx

ASKEP Diare

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan masalah

masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada

anak di negara berkembang.

Page 39: Askep Hipertensi.docx

Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk

tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)

Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya.

Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di RS dapat ditekan menjadi

kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar

60 juta kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah anak

dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh

kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk.

Untuk itu saya tertarik membuat Asuhan Keperawatan Kepada Ny.’’S’’ umur 23 tahun dengan

Gastroenteritis di Balai Pengobatan “AS SYIFA” Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan Keperawatan

nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny.”S” dengan

Gastroenteritis atau diare.

1.2.2 Tujuan khusus

1)      Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien Ny.”S”.

2)      Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.

1.3 Metode pembahasan

1.3.1 Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan kasus nyata pada

klien dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan “ AS SYIFA “ Desa Warukulon Pucuk

Lamongan.

1.3.2 cara mendapatkan data :

1)      Wawancara langsung dengan pasien atau keluarga pasien

2)      Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fiisik

1.3.3 Studi Kepustakaan

Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus yang dialami.

1.4 Sistematika Penulisan

Page 40: Askep Hipertensi.docx

BAB 1 : Pendahuluan

BAB 2 : Tinjauan Pustaka

BAB 3 : Tinjauan Kasus

BAB 4 : Penutupsss

DAFTAR PUSTAKA

Daftar isi

Kata pengantar..................................................................................................................................iDaftar isi..........................................................................................................................................iiBAB 1PENDAHULUANBAB 2TINJAUAN PUSTAKABAB 3TINJAUAN KASUS3.1    PENGKAJIAN3.2 ANALISA DATA3.3  DIAGNOSA KEPERAWATAN3.4  INTERVENSI

Page 41: Askep Hipertensi.docx

3.5  IMPLEMENTASI KEPERAWATAN3.6  EVALUASI KEPERAWATANBAB 4PENUTUP4.1 Kesimpulan4.2 Kritik dan SaranDAFTAR PUSTAKA

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk

tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan

oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wang’s, 1995)

2.2 Etiologi

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :

a) Faktor infeksi

Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama

diare meliputi :

1)      Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas

2)      Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll

3)      Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia,

trimonas hominis), Jamur (candida albacus)

Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA),

Bronco pneumonia, dan sebagainya.

b) Faktor Malabsorbsi

Page 42: Askep Hipertensi.docx

1)      Malabsorbsi karbohidrat

2)      Malabsorbsi Lema

c) Faktor Makanan

Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

2.3 Patogenesis

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.

1)      Gangguan asmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan

tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit

kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk

mengeluarkan sehingga timbul diare.

2)      Gangguan sekresi

Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi peningkatan

sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

3)      Gangguan motilitas usus

Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan

sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan,

sehingga timbul diare juga.

2.4 Penggolongan Diare

2.4.1 Diare Akut

Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7

atau 14 hari.

a)      Penularan

1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi

2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)

b)      Penyebab

1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel mukosa

Page 43: Askep Hipertensi.docx

2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme

c)      Manifestasi klinis

Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi dan menyebabkan

pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena kekurangan cairan.

2.4.2 Diare Kronik

Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2 minggu bagi bayi

dan anak.

2.5 Patofisiologi

Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan proses

mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi pertukaran air dan

elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.

2.6 Komplikasi

Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai

komplikasi sebagai berikut :

a) Dehidrasi

b) Renjatan hipofolomi

c) Hipokalemi

d) Hipoglikemi

e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik

f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)

2.7 Pengobatan

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau

tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain

(gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).

1) Obat anti sekres

a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg

b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr

Page 44: Askep Hipertensi.docx

2) Obat spasmolitik

Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare akut

lagi.

3) Antibiotik

Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan

tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA,

faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)

2.8 Penatalaksanaan

2.8.1 Medik

Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan) dan obat-

obatan.

Pemberian cairan

Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan

umum.

1) Cairan per oral

Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa cairan yang

berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur

6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering

disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya

air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.

2) Cairan parental

Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung pada berat

ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat

badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)

Page 45: Askep Hipertensi.docx

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1    PENGKAJIAN

MRS : 02 Mei 2013 Jam : 18.00 WIB

No Ruangan : 5

Pengkajian tanggal : 03 Mei 2013 Jam : 16.00 WIB

A.Identitas Pasien

Nama pasien : Ny.” S “

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 23 Tahun

Alamat : Ds.Waru kulon pucuk

Agama : islam

Pekerjaa : Swasta

Suku bangsa : Jawa

Diagnosa medic : Gastroenteritis

Yang bertanggung jawab

Nama : Tn. “ F “

Page 46: Askep Hipertensi.docx

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Ds. Waru Kulon Pucuk

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Hub. Dengan pasien : Ayah

B. Riwayat Kesehatan

I. Keluhan Utama

Saat MRS : Demam, diare, disertai muntah

Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam, disertai

muntah.

II. Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning kehijauan

bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Balai Pengobatan AS

SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.

III. Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna

kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.

IV. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti yang

di alami klien.

V. Riwayat Sosial

Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan

ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.

C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare

Kesadaran : composmentis

TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt

Pemeriksaan Head to toe

a.           Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih.

Page 47: Askep Hipertensi.docx

b.           Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata

cowong.

c.           Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.

d.          Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada

polip.

e.           Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen.

f.            Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena

jugularis, tidak ada kaku kuduk.

g.      Dada

Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak

ada retraksi otot bantu pernapasan.

Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan

Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes

Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.

h.      Perut

Inspeksi : simetris

Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt

Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik

Perkusi : Hipertimpan,perut kembung

      Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri

gerak.

      Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemerahan

      Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.

      Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.

D. Pengkajian Fungsional Gordon

1.      Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka

akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

2.      Pola nutrisi dan metabolik

Page 48: Askep Hipertensi.docx

Makan : Ny. “ S “ tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit diare mau

menghabiskan 1 porsi makan.

Minum : Ny. “ S “ minumnya tidak terlalu banyak.

3.      Pola Eliminasi

BAK :5x/hari

BAB :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir

4.      Pola aktifitas dan latihan

Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan

5.      Pola istirahat tidur

Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur

6.      Pola persepsi sensoris dan kognitif

Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya

7.      Pola hubungan dengan orang lain

Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya

8.      Pola reproduksi / seksual

Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia

9.      Pola persepsi diri dan konsep diri

Klien ingin sembuh dengan cepat

10.  Pola mekanisme koping

Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan

11.  Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah SWT.

  Pemeriksaa Serologi/ Imunologi

Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Tes widal

-O - (Negatif) Negatif

-H 1/80 Negatif

-PA - (Negatif) Negatif

-PB -(Negatif) Negatif

Page 49: Askep Hipertensi.docx

Therapy :

1.      Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.

2.      Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik

3.      Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus

4.      Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.

3.2 ANALISA DATA

Nama pasien : Ny. “S” No. Ruangan : 5

Umur : 23 tahun

Data Masalah keperawatan Etiologi

DS : klien mengatan berak

kuning kehijauan

bercampur lendir

DO : Turgor kulit menurun,

mulut kering, malas makan

Gangguan keseimbangan

cairan

Output yang berlebihan

DS : Pasien mengatakan

bahwa mengalami perut

kembung

DO : setelah dilakukan

perkusi diketahui klien

distensi, klien tampak

menahan kesakitan.

Gangguan rasa nyaman

(nyeri)

Hiperperistaltik

Page 50: Askep Hipertensi.docx

Peristaltik : 40x/ menit

Skala nyeri :

P : sebelum dan sesudah

BAB

Q : nyeri seperti teremas

R : pada regio epigastrium

S : skala nyeri 5

T : sering

DS : klien mengatakan

bahwa klien BAB berkali-

kali

DO :klien tampak lemas,

mata cowong.

Gangguan pola eliminasi

BAB

Infeksi bakteri

3.3  DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan

2.      Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik

3.      Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri

3.4  INTERVENSI

No.

DxTujuan dan KH Intervensi Rasional

1 Setelah Dilakukan

Tindakan Keperawatan

2x24 Jam dengan

1.        pantau tanda kekurangan

cairan

2.        observasi/catat hasil intake

1.      Menentukan intervensi

selanjutnya

2.      Mengetahui keseimbangan

Page 51: Askep Hipertensi.docx

Tujuan : volume cairan

dan elektrolit dalam

tubuh seimbang

(kurangnya cairan dan

elektrolit terpenuhi)

Dengan KH :

        Turgor kulit cepat

kembali.

        Mata kembali normal

        Membran mukosa

basah

        Intake output seimbang

output cairan

3.        anjurkan klien untuk banyak

minum

4.        jelaskan pada ibu tanda

kekurangan cairan

5.        berikan terapi sesuai advis :

        Infus RL 15 tpm

cairan

3.      Mengurangi kehilangan cairan

4.      Meningkatkan partisipasi dalam

perawatan

5.      mengganti cairan yang keluar

dan mengatasi diare

2 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

2x24 jam dengan

Tujuan : rasa nyaman

terpenuhi, klien

terbebas dari distensi

abdomen dengan KH :

        Klien tidak

menyeringai kesakitan.

        Klien mengungkapkan

verbal (-)

        Wajah rileks

        Skala nyeri 0-3

1.      Teliti keluhan nyeri, cacat

intensitasnya (dengan skala0-

10).

2.      Anjurkan klien untuk

menghindari allergen

3.      Lakukan kompres hangat

pada daerah perut

4.      Kolaborasi

        Berikan obat sesuai indikasi

        Steroid oral, IV, & inhalasi

        Analgesik : injeksi novalgin

3x1 amp (500mg/ml)

        Antasida dan ulkus : injeksi

ulsikur 3x1 amp (200mg/

2ml)

1.      Identifikasi karakteristik nyeri &

factor yang berhubungan

merupakan suatu hal yang amat

penting untuk memilih

intervensi yang cocok & untuk

mengevaluasi ke efektifan dari

terapi yang diberikan.

2.      Mengurangi bertambah beratnya

penyakit.

3.      Dengan kompres hangat,

distensi abdomen akan

mengalami relaksasi, pada kasus

peradangan akut/peritonitis akan

menyebabkan penyebaran

infeksi.

4.      Kortikosteroid untuk mencegah

reaksi alergi.

5.      Analgesik untuk mengurangi

nyeri.

Page 52: Askep Hipertensi.docx

3 Setelah Dilakukan

Tindakan Keperawatan

2x24 Jam dengan

Tujuan : Konsistensi

BAB lembek, frekwensi

1 kali perhari dengan

KH :

        Tanda vital dalam

batas normal (N: 120-

60 x/mnt, S; 36-37,50 c,

RR : < 40 x/mnt )

        Leukosit : 4000 –

11.000

        Hitung jenis leukosit :

1-3/2-6/50-70/20-80/2-

8

1.      Mengobservasi TTV

2.      Jelaskan pada pasien tentang

penyebab dari diarenya

3.      Pantau leukosit setiap hari

4.      Kaji pola eliminasi klien

setiap hari

5.      Kolaborasi

-       Konsul ahli gizi untuk

memberikan diet sesuai

kebutuhan klien.

-       Antibiotik: cefotaxime 3x1

amp (500mg/ml)

1.      kehilangan cairan yang aktif

secar terus menerus akan

mempengaruhi TTV

2        Klien dapat mengetahui

penyebab dari diarenya.

3        Berguna untuk mengetahui

penyembuhan infeksi

4        Untuk mengetahui konsistensi

dan frekuensi BAB

5        Metode makan dan kebutuhan

kalori didasarkan pada

kebutuhan.

3.5  IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. “ S “ No.ruangan : 5

Umur : 23 tahun

TGL/

JAM

NO.

DxIMPLEMENTASI RESPON PS TTD

Jumat,

03/5/13

16.00

1,2,3         Mengkaji keluhan pasien

        Mengobservasi TTV setiap 8

jam

DS : Klien mengatakan bahwa

BAB berkali-kali, muntah,

dan perut kembung.

DO : Turgor kulit menurun,

mulut kering, mata cowong, dan

menahan kesakitan

TD = 80/50 mmHg, S = 390 C,

N= 112, tampak lemah ,RR

Page 53: Askep Hipertensi.docx

16.15

16.25

21.00

Sabtu,04/5/13

06.30

07.30

1

1,2

1,2

1,3

2,3

        Menentukan tanda-tanda

kekurangan cairan

        Memasang infus RL 15 tpm

Memberikan obat:

       Injeksi Novalgin 1 amp

       Injeksi Ulsikur 1 amp

       Injeksi Cefotaxime 1 amp

        Menganjurkan untuk klien

banyak minum

        Menganjurkan klien untuk

istirahat dan melakukan

kompres hangat pada daerah

perut

        Mengobservasi TTV

        Mengganti infus RL 15 tpm

        Mengkaji pola eliminasi klien

Memberikan obat:

       Injeksi Novalgin 1 amp

       Injeksi Ulsikur 1 amp

       Injeksi Cefotaxime 1 amp

Observasi/catat hasil intake

22x/mnt

DS : klien mengatakan akan

minum yang banyak

DO :Turgor kulit berkurang,

mukosa mulut kering,disertai

muntah.

DS : expesi wajah klien sedikit

rileks

DO : keluarga kooperatif,dan

akan memberikan banyak minum

agar klien tidak dehidrasi

DS : -

DO : Ny. “ S “ keluarga

kooperatif

DS : -

DO : TD = 100/70, S = 380, N =

100x/mnt, RR = 20x/mnt

DS : -

DO : Keluarga kooperatif

Page 54: Askep Hipertensi.docx

08.50

11.30

14.00

Minggu,

05/5/13

06.00

06.30

08.00

1,3

1,2

3,2

1,2,3

3

1,3

output cairan

Menganjurkan makan dalam

porsi sedikit tapi sering.

        Menyuruh pasien banyak

minum agar tidak dehidrasi

        Jelaskan pada keluarga tanda-

tanda kekurangan cairan

Memberikan obat:

       Injeksi Dexa 1 amp

       Injeksi Ulsikur 1 amp

       Injeksi Cefotaxime 1 amp

        Mengopservasi TTV

        Mengganti cairan infus + drip

Neurobio

Menganjurkan makan dalam

porsi dikit tapi sering

Mengopservasi tanda tanda

dehidrasi

Memberikan obat

DS : Klien mengatakan akan

makan dalam porsi kecil tapi

sering.

DO : Keluarga kooperatif

DS : pasien mengatakan akan

minum sesering mungkin

DO : Ny. “S” keluarga

kooperatif

DS : -

DO : Ny. “ S “ keluarga

kooperatif

DS : -

DO : TD = 100/70, S = 370, N =

100x/mnt, RR = 22x/mnt

DS : klien mengatakan akan

makan dalam porsi kecil tapi

sering.

DO : keluarga kooperatif

DS : -

DO : Turgor kulis sedikit

membaik , mukusa mulut lembab,

muntah berkurang,diare

berkurang.

Page 55: Askep Hipertensi.docx

08.30

10.00

2,3

3

       Injeksi Ulsikur 1 amp

       Injeksi Cefotaxime 1 amp

Observasi leukosit

DS :pasien mengatakan nyeri

saat disuntik

DO : Obat masuk tidak ada

tanda alergi

DS : -

DO : Leukosit : 8600/mm3

Hitung jenis leukosit : 1-3/2-

6/50-70/20-80/2-8

3.6  EVALUASI KEPERAWATAN

No

.

Dx

Hari/tgl Catatan Perkembangan TTD

Page 56: Askep Hipertensi.docx

1.

2.

3.

Jumat,03/5/2013 S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas

O : - Klien masih tampak lemas

        Aktifitas klien masih dibantu keluarganya

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit

O : - Kien tampak menyeringai kesaklitan

        Klien terus memegangi perutnya

        Skala nyeri 3

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan

S : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah

mulai berkurang 2x/hari, masih merasa mual tapi tidak

sampai muntah.

O : - klien BAB 2x/hari

- Turgor kulit kembali < 1 detik

- Mata tidak cowong

- Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi

makannya

- Klien tidak muntah

A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian

P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan

        Kaji intak output cairan setiap 8 jam

        Pantau tanda-tanda dehidrasi

1. Sabtu,04/5/2013 S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih sehat

O : - Klien tampak lebih sehat

        Klien lebih mandiri dalam melakukan aktifitasnya

        Turgor kulit < 1 detik kembali

        Mata tidak cowong

Page 57: Askep Hipertensi.docx

2.

3.

        Mukosa mulut tidak kering

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya sedikit

berkurang

O : Klien menyeringai menahan sakit, skala nyeri 2

A : Masalah tertasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah lembek 1-2/hari

mual sudah berkurang, tidak muntah lagi.

O : - Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit lunak

        Klien menghabiskan makanannya

        Klien tidak muntah

        Turgor kulit kembali < 1 detik

        Mata tidak cowong

        Mukosa mulut tidak kering

        Klien minum 1000cc/hari

A : Masalah teratasi sebagaian

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

1. Minggu,

05/5/2013

S: Klien mengatakan bahwa perutnya sudah tidak sakit

O : - Skala nyeri 0

        Klien tidak menyeringai kesakitan

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak merasa mual dan

muntah, konsistensi BAB lunak.

O : - Klien BAB dengan konsistensi lunak

Page 58: Askep Hipertensi.docx

2.

        Klien tidak merasa mual dan muntah

        Klien menghabiskan porsi makannya dan minum kurang

lebih 1500cc/hari

        Jumlah leukosit normal

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Gastroenteritis didapatkan

kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan

Page 59: Askep Hipertensi.docx

obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang

menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan pengkajian pada Ny. “S “

didapatkan diagnosa bahwa Ny. “S “ degan Gastroenteritis dengan masalah gangguan

keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit.

Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam

penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah

implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. “S “ menunjukkan suatu kemajuan yaitu frekwensi

BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan integritas kulit yang lebih

parah tidak terjadi.

4.2 Kritik dan Saran

Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan askep

yang akan datang. Terima kasih

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta

Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart

Page 60: Askep Hipertensi.docx

Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta

Page 61: Askep Hipertensi.docx