Upload
hipmmastunpatti
View
275
Download
26
Embed Size (px)
Citation preview
Askep Hipertensi
Jumat, 28 Oktober 2011
Contoh Askep Hipertensi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.SDENGAN SISTEM KARDIOVASKULER ( HIPERTENSI)
Di RUANG LUKAS B.1RS PALANG BIRU GOMBONG
Di Susun Oleh :Muhammad Kosim
09. 066
AKADEMI PERAWATAN
SERULINGMASMAOS –
CILACAP2011
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.SDENGAN SISTEM KARDIOVASKULER ( HIPERTENSI)
Di RUANG LUKAS B.1
RS PALANG BIRU GOMBONG
A. PENGKAJIAN1. Identitas a. Identitas Pasien
Nama : Ny. SUmur : 81 TahunJenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamStatus : MenikahPendidikan : SMPPekerjaan : SwastaSuku : JawaAlamat : Kradenan Rt 02/Rw 01 GombongDiagnosa Medis : HHD ( Hipertensi Heart Disease)No. RM : 104888Tanggal masuk RS : 13 Januari 2011 Jam 16.00Tanggal / Waktu pengkajian : 14 Januari 2011 Jam 08.00
b.Identitas Penanggung JawabNama : Ny. EUmur : 33 tahunPekerjaan : SwastaAlamat : Kradenan Rt 02/Rw 01Hubungan dengan pasien : anak
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien merasa sering sakit kepala ( pusing)
b. Keluhan tambahan
Pasien mengatakan badanya terasa lemas dan sakit pinggang
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD pada tanggal 13 Januari 2011 jam 16.00 WIB dengan diantar keluarganya,
pasien mengatakan kepalanya sakit, badanya lemas dan pinggang terasa sakit, keluarga pasien
mengatakan bahwa sebelum di bawa ke RS pasien jatuh saat ke kamar mandi.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pasien sudah lama menderita hipertensi, dan sering mengeluh sakit kepala, tetapi belum sampai
di rawat di RS.
e. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular dan hanya mempunyai penyakit menurun
yaitu hipertensi, keluarga pasien mengatakan ada salah satu anggota keluarganya yang memiliki
penyakit hipertensi.
3. Pengkajian Saat Ini
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan tahu tentang pentingnya kesehatan sehingga apabila ada salah satu
keluarganya yang sakit langsung dibawa ke RS.
b. Pola nutrisi
a. Sebelum sakit
1) Makan : 3 x 1 sehari (Nasi, sayur, lauk) habis 1 porsi
2) Minum : 6 – 7 gelas sehari (air putih dan teh)
b. Selama sakit
1) Makan : 2 x 1 sehari, diit BKRG dari RS, habis ½ porsi
2) Minum : 5 – 6 gelas ukuran 200 cc, infus ± 900 CC jenis RI.
c. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit
a) BAB normal ± 2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning.
b) BAK normal ± 6-8 kali sehari, warna kekuning – kuningan
2) Selama Sakit
a) BAB cair ± 1-2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning, bau khas.
b) BAK cair ± 6-8 kali sehari, bau khas.
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Sebelum sakit
2) Selama sakit
Kemampuan Perawatan Diri
0 1 2 3 40:
Keterangan:Mandiri
Makan/ Minum √ 1:2:
Dibantu alatDibantu oranglain
Mandi √
Torleting √3:
Dibantu orang lain dan alat
Berpakaian √Mobilitas di tempat tidur √Berpindah √ 4: Tergantung
TotalAmbulasi √
e. Pola Tidur dan Istirahat
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur 7-8 jam / hari
2) Selama sakit
Pasien hanya tidur 3-5 jam / hari karena sering pusing
f. Pola Persepsual
(Penglihatan, Pendengaran, Pengecapan, Sensasi)
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4Makan/ Minum √Mandi √Torleting √Berpakaian √Mobilitas di tempat tidur √Berpindah √Ambulasi/ Rom √
1) Sebelum sakit
a) Pendengaran pasien sudah agak terganggu karena sudah tua
b) Penglihatan pasien sudah kabur
c) Pengecapan pasien masih baik
d) Sensasi pasien masih baik
2) Selama sakit
a) Pendengaran pasien sudah agak terganggu karena sudah tua
b) Penglihatan pasien sudah kabur
c) Pengecapan pasien kurang baik karena bibir pasien terasa pahit
d) Sensasi pasien masih baik
g. Pola Persepsi Diri
1) Sebelum sakit
a) Kecemasan : Tidak ada kecemasan atau kegelisahan
b) Konsep Diri : -
2) Selama sakit
a) Klien terlihat lemah dan pucat
b) Tingkat kecemasan klien dapat dilihat saat pasien akan dilakukan tindakan keperawatan, sering
bertanya sesuatu tentang penyakitnya
h. Pola Seksual dan Reproduksi
1) Sebelum sakit
Pasien sudah menopouse
2) Selama sakit
Pasien tidak memiliki gairah seksual
i. Pola Peran Hubungan
1) Komunikasi : Dalam berkomunikasi pasien berkomunikasi baik dengan keluarganya.
2) Hubungan dengan orang lain : Pasien bersosialisasi baik dengan lingkungan dan keluarganya,
terbukti banyak saudara ataupun kerabat yang menjenguknya.
3) Kemampuan keuangan : Keluarga pasien dapat digolongkan dalam kelompok sosial kelas
menengah.
j. Pola Managemen Kopping dan Stress
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan senang bergaul dengan warga sekitar
2) Selama sakit
Pasien terlihat jenuh karena ruang gerak pasien diabatasi.
k. Sistem nilai keyakinan.
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan beragama islam dan rajin beribadah
2) Selama sakit
Pasien tidak melaksanakan ibadah sholat seperti biasanya karena penyakitnya, tetapi pasien
selalu berdoa untuk kesembuhanya.
4. Pemeriksaan Fisik1. Pemeriksaan umuma. Keadaan umum : cukupb. Kesadaran : composmetisc. Tanda-tanda vital : - TD : 220/100 mmHg
- N : 87 x/menit - S : 36,60 C - R : 23 x/menit
2. Pemeriksaan Head To Toea. Kepala : mesochepalb. Rambut : bersih, beruban dan potongan pendekc. Mata : reflek terhadap cahaya baikd. Hidung : bersih, tidak ada polip
e. Telinga : simetris, bersih tidak ada serumenf. Mulut dan gigi : mulut bersih, kemampuan bicara baikg. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroidh. Torak
Inspeksi : Bentuk simetris, bergerak dengan mudah saat respirasi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Perkusi diatas permukaan paru dalam keadaan normal
Auskultasi : Paru-paru dalam keadaan normal, yaitu terdapat 3 tipe suara : 1)
Bronchial
2) Bronchovaskuler
3) Vaskuler
i. Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskulturasi : Bising usus 22 x /menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
j. Genetalia : berjenis kelamin Perempuan, dan terpasang DCk. Kulit : bersih, turgor jelekl. Ekstremitas : - atas : kekuatan otot lemah, tangan kanan
terpasang infuse RL 20 Tpm - bawah : tidak ada edema
5. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 17 Januari 2011
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Normal
GDS
Creatinin
HB
Leukosit
Eosonofil
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
106
1,0
13,7
6,800
2,00
3,60
30,00
172,00
mg/dl
mg/dl
gr %
/mk
%
juta/ml
%
ribu/ml
< 200
0,5 – 0, 9
12 – 14
400 – 11000
1,00 – 3,00
4,60 – 5,50
31,00 – 45,00
150,00 – 450,00
Pemeriksaan EKG tanggal 17 januari
Kesimpulan
- OMI anterior
- VES
Terapi Farmakologis
- Meloxilam 2x7,5 mg
- Captopril 2x2,5 mg
- Monacto 2x1/2 tab
- CPG 1x1 tab
- Ospal 1x1 tab
- Cefotaxime 2x1 gram
- Torasic 2x1 amp
B. Analisa Data
NO Data Problem Etiologi
1.
2.
3.
DS : pasien mengatakan kepalnya terasa sakit dan lehernya terasa kaku DO : -pasien terlihat menahan nyeri -skala nyeri 7
DS : pasien mengatakan pandanganya terlihat kabur da berkunang-kunang saat berdiri dan berjalanDO : pasien terlihat sempoyongan saat berjalan dan selalu berpegangan
DS : pasien mengatakan badannya terasa lemas dan susah untuk melakukan aktivitasnya secara mandiriDO : - pasien terlihat bedres -Pasien terlihat dibantu orang lain saat melakukan aktivitas karena lelah
Nyeri akut
Resiko injuri
Intoleransi aktivitas
Peningkatan tekanan vaskuler serebral
Gangguan fungsi penglihatan
Penurunan cardiac output
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan vaskuler cerebral ditandai dengan pasien mengatakan kepalnya terasa sakit, pasien terlihat menahan nyeri, skala nyeri 7.2. Resiko injuri berhubungan dengan gangguan penglihatan ditandai dengan pasien mengatakan pandanganya terlihat kabur da berkunang-kunang saat berdiri dan berjalan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan cardiac output ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemas dan susah untuk melakukan aktivitasnya secara mandiri, Pasien terlihat dibantu orang lain saat melakukan aktivitas
E. Intervensi1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan vaskuler cerebral ditandai dengan pasien mengatakan kepalnya terasa sakit, pasien terlihat menahan nyeri, skala nyeri 7.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada
pasien dapat berkurang, dengan kriteria hasil:
-pasien mengatakan tidak sakit kepala lagi
-sakit kepala terkontrol
1. Berikan kompres dingin pada dahi
R : tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan memperlambat resspon simpatis
efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya
2. Minimalkan aktivitass vasokontriksi yang menyebabkan peningkatan sakit kepala
R : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya
peningkatan vaskuler serebral
3. Anjurkan pasien untuk tirah baring selama fase akut
R : meminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi
4. Jelaskan penyebab nyeri dan lama nyeri bila di ketahui
R : meningkatkan pengetahuan
5. Kolaborasi pemberian analgetik
R: analgetik menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf
simpatis.
2. Resiko injuri berhubungan dengan gangguan penglihatan ditandai dengan pasien mengatakan
pandanganya terlihat kabur da berkunang-kunang saat berdiri dan berjalan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko injuri
dapat berkurang dengan criteria hasil:
-pasien mampu mengidentifikasi faktor – faktor yang meningkatkan kemungkinan cidera
-menunjukan prilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan melindungi diri dari cidera
-pasien tidak mengalami injuri / jatuh
-pasien akan mengubah lingkungan sesuai indikassi meningkatkan kenyamanan
1. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, dan orang lain
R : memberikan peningkatan kenyamanan dan mengurangi resiko injuri
2. Pertahankan tirah baring ketat dalam posisi terlentang yang ditentukan
R : untuk memungkinkan viterus human bekerja sebagai kekuatan memotifasi untuk mengontrol
perdarahan.
3. Anjurkan pasien untuk mengistirahatkan mata agar tidak lelah
R : mengurangi resiko perlukaan / pembuluh darah retina yang akan menyebabkan menurunnya
penglihatan.
4. Modifikasi lingkungan sekitar pasien
R : meningkatkan rasa nyaman,
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan cardiac output ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemas dan susah untuk melakukan aktivitasnya secara mandiri, Pasien terlihat dibantu orang lain saat melakukan aktivitasTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien dapat
melakukan aktivitasnya sendiri dengan kriteria hasil
-meningkatnya energi untuk melakukan aktivitas
-menurunnya gejala – gejala intoleransi aktivitas
1. Berikan dorongan untuk aktivitas / perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi, berikan bantuan
sesuai kebutuhan
R : kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba – tiba, memberikan
bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.
2. Instruksikan pasien tentang tekhnik penghematan energy
R : tekhnik menghemat energy mengurangi penggunaan energy, dan juga membantu
kesimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
3. Beri jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu istirahat sepanjang siang
dan sore
R : istirahat memungkinkan penghematan energy
4. Kolaborasi pemberian obat digixin
R : pemberian digoxin untuk memperkuat kerja jantung.
F. Implementasi
Hari/
Tanggal
Dx Implementasi Respon Paraf
14.01.2011O8.00
I
I
I,II,III
II
Mengkaji keluhan pasien
Mengkaji nyeri pasien
Mengobservasi KU pasien
-Meorientasikan linkingan kepada
- pasien mengeluh kepala pusing dan leher kaku.
-P: peningkatan tekanan vaskuler Q: nyeri seperti di remas R: di kepala S:7 T:saat bergerak dan berjalan- KU pasien cukup
- pasien mulai mengenal
11.00
15-01-2011
14.00
14.30
15.30
16.00
20.00
21.00
III
I
II
I.II.III
I
II
I
II
pasien-Mempertahankan tirah baring keteat dalam posisi berbaring
Mendorang pasien untuk melakukan aktivitas mandiriMemberi injeksiCetorolax 2X1 gramTorasix 2X1 amp
Mengukur TTV
-Mengobservasi keadaan umum pasien
-,Mengkaji skala nyeri- member kompres air dingin
-Mempertahankan klien pada posisiTerlentang.
-Menganjurkan pasien untuk tetap istirahat untuk menghemat energi’
-Melatih pasien tehnik relaksasi dan distraksi
-Mengatur posisi klien pada posisi nyaman-Memberi obat analgesic
-Mengajurkan pasien untuk mengistirahatkan mata
lingkungan - pasien istirahat dalam
posisi terlentang
- pasien memahami
Obat masuk melalui IV
TD: 200/100 mmHgN: 86x/mntR: 23x/mntS: 36,7 C
-Pasien lemas dan masih berbaring di tempat tidur.-skala nyeri 6-Pasioen kooperatif saat di lakukan kompres dingin-pasien tidur terlentang
-pasien memahami anjuran yang di brikan
-pasien dapat melakukan tehnik menghilangkan nyeri-pasien nyaman pda posisi tidur-pasien mendapat obat analgesic-pasien mulai istarahat
16-01-201114.00
14.30
15.30
I
III
I
I,II,III
II
I
-,Mengkaji skala nyeri dengan skala 4-Mengobservasi KU pasien
-Mempertahankan klien pada posisi Terlentang.
-Membantu ROM pada pasien’-Melatih pasien tehnik relaksasi dan distraksi
- minimalkan aktivitas yang menyebabkan nyeri- member obat analgetik
- mengukur TTV
-Mengajurkan pasien untuk istirahat-Mengkaji nyeri pasien skala
-pasien Nampak lebih rileks-KU cukup
-pasien tidur dalam posisi terlentang
-pasien berlatih ROM
-pasien bias melakukan tekhnik menghilangkjan rasa nyeri-pasien kooperatif
-pasien mendapat analgetik-TD :180/70mmHg-N : 87x/m-S :36,5-R : 24x/m-pasien istirahat-pasien sudah tidak nyeri
G. Evaluasi
Tanggal/jam
DX Catatan perkembangan Paraf
16/01/2011 I
II
III
S: Pasien mengatakan kepelanya sakit seperti diremas-remasa saat berjalanO: Pasien terlihat menahan nyeri Skala nyeri 7A: Masalah nyeri belum teratasiP : lanjutkan intervensi 1,5
S: pasien mengatakan pandangannya kaburdan berkunang-kunangO: Pasien masih terbaring ditempat tidurA:Masalah resiko injuri belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1,4
S: Pasien mengatakan lemas dan belum bisa melakukan ak tifitas secara mandiriO: Masalah intolenransi aktifitas belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1,4
17/01/2011
18/01/2011
I
II
III
I
II
III
S: Pasien mengatakan kepelanya sakit sudah berkurangO: Pasien terlihat sudah lebih rileks Skala nyeri 7A: Masalah nyeri teratasi sebagianP : lanjutkan intervensi 1,2 dan 3
S: pasien mengatakan pandangannya masih kabur dan berkunang-kunangO: Pasien terlihat sempoyonganA:Masalah resiko injuri belum teratasiP: Lanjutkan intervensi 1,4
S : Pasien mengatakan sudah tidak terlalu lemas dan bisa melakukan aktifitas seperti duduk dan minumO: Pasien sudah Nampak bertenagaA: Masalah intolenransi aktifitas teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi 1,2
S : Pasien mengatakan sudah tidak pusingO: Pasien sudah Nampak lebih rileksA: Masalah nyeri akut pada pasien dapat teratasiP: Hentikan intervensi
S: Pasien mengatakan pandangannya berkunang-kunang ketika berdiri terlalu lamaO: Pasien lebih tenang jika dalam posisi tidurA: Masalah resiko injuri teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi 1 – 4
S: Pasien mengatakan badanya masih lemasO: Pasien terlihat tiduran dan masih dibantu keluarganyaA: Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi 1, 2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T
DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI di RUANG IGD
RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI
OLEH :
PARAMITA SHOLINA
11.01.16.32
PRODI D III KEPERAWATAN STIKES AN-NUR
PURWODADI
Tahun 2012
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Oksigenasi adlah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ( O² ) keadaan
tubuh serta menghembuskan karbondioksida ( CO² ) sebagai hasil sisa oksidasi.(Tarwoto,2004)
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh
Pernafasan adalah peristiwa penghirupan udara luar yang mengandung O² dan pengeluaran
udara yang mengandung CO² sebagai sisa oksiasi yang keluar dari tubuh.
(Evelyn, 2001)
B. ETIOLOGI
1. Penyempitan jalan nafas
2. Kerusakan jalan nafas
3. Kerusakan organ paru
4. Inflamasi jalan nafas
5. Tersumbatnya jalan nafas adanya secret
6. Pelengketasi jalan nafas
(Doengoes, 1992)
C. TANDA DAN GEJALA
Tanda
Menggunakan alat Bantu bila diperlukan
Kesulitan berbicara
Irama tidak teratur
Cepat dan dalam
Sianosis
Hipoksia
Gejala
Ketidakmampuan bernafas
Pusing
Kesulitan bernafas
Nyeri dada
Sesak nafas
D. ANATOMI FISIOLOGI
Organ-organ Pernafasan
a. Rongga hidung (vestibulum)
Pintu utama dalam pernafasan, terdapat rambut-rambut yang berfungsi menyaring debu dan
kotoran yang masuk ke hidung juga terdapat membrane mukosa yang berfungsi menyesuaikan
udara yang masuk dengan kelembaban dalam paru-paru.
b.Faring (tekak)
Pipa berotot yang dari dasar tengkorak sampai persambungan dengan eksofagus pada ketinggian
tulang rawan krikoid dan dibagi 3 yaitu orofaring, nasofaring, laringo faring.
c. Laring (tenggorokan)
Saluran udara yang berdekatan dengan saluran pencernaan, sebagai pembentukan-pembentukan
suara terletak dibagian terendah, faring yang memisahkan dari kolumna vertebra dengan setinggi
vertebra dan masuk ke vertebra dibawahnya.
d. Trakea
Terbentuk dari 2 belahan trachea pada ketinggian kira-kira vertebra trakhealis ke lima dan
bercabang menjadi dua bronkhus, trachea dilapisi oleh selaput lendir yaitu epithelium bersilia
dan sel cangkir.
e. Bronkus
Terbentuk dari belahan trachea pada ketinggian kira-kira vertebra torakhalis yang dilapisi jenis
sel yang sama. Bronkhus terbentuk dari 2 bagian bronkus kanan-kiri. Bronchus kiri lebih panjang
daripada bronkus kanan.
f. Alveoli (kantong udara)
Bronchus terminalis termasuk kedalam saluran yang lain disebut vestibulum alveoli terdiri satu
sel tunggal epithelium pipih yang berbentuk bulat seperti buah anggur.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgent Thorax
Tes fungsi paru
Tes sputum
EKG
AGD
F. PENATALAKSANAAN
Medis
Untuk mengetahui adanya gangguan pada organ paru maka dilakukan foto roentgen, lab, sputum
dll. Untuk di analisis jika ditemukan abnormalitas, digunakan terapi obat bronkodilator,
pemasangan oksigen.
Keperawatan
Salah satu yang menyebabkan gangguan masalah oksigenasi adalah adanya gangguan sumbatan
pada jalan nafas untuk itu dilakuakan tindakan keperawatan. Seperti melatih nafas dalam dan
batuk efektif dan menganjurkan klien untuk minum air hangat, posisi semi fowler.
(Potter,2005)
G. FOKUS PENGKAJIAN
a. Kaji TTV terutama RR
b. Kaji adanya sumbatan jalan nafas
c. Kaji adanya masalah pertukaran gas
d. Kaji riwayat kesehatan dahulu
e. Kaji adanya gangguan pola nafas
f. Kaji pemeriksaan fisik focus thoraks
(Potter, 2005)
H. GANGGUAN dalam OKSIGENASI
Apneu
Henti nafas beberapa saat
Respiratory Arrest
Henti nafas seterusnya. Tidak berfungsinya organ paru dalam aktifitasnya sebagai organ
pernafasan.
Hiperventilasi
Pernafasan irama cepat dan dalam dengan meningkatnya inspirasi menghirup O² dan ekspirasi
pengeluaran CO².
Hipoventilasi
Pernafasan irama lambat dan dangkal, cenderung CO² dipertahankan.
Chynes stokes
Irama pernafasan tidak teratur dari intensitas cepat semakin lama- semakin lambat.
Kusmaul
Mirip hiperventilasi biasanya terdapat pada pasien dengan ketoa cidosis
Biot
Mirip hipoventilasi tetapi dengan irama yang tidak teratur.
Orthopneu
Pola nafas teratur baik secara berdiri maupun duduk.
Dypneu
Sulit bernafas/asma.
Eapneu
Pola pernafasan dan irama teratur.
Hyperneu
Pola nafas cepat dalam, normal saat olahraga.
I. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI
Obstruksi/sumbatan jalan nafas atau gangguan pernafasan dapat mempengaruhi system
organ lain terutama system kardiovaskuler misalnya aritmia dan takhikardi.
J. FOKUS INTERVENSI (dongoes 2000)
a) Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b/d
a. Penumpukan secret
b. Kerusakan jalan nafas
c. Pembentukan dedsu
d. Inflamasi trachea bronchial
e. Penyempitan jalan nafas
Intervensi
a. Kaji frekwensi/ kedalaman pernafasan
b. Auskultasi paru catat adanya wheezing dan ronkhi
c. Suction (bila di indikasikan)
d. Latih nafas dalam dan batuk efektif
e. Sarankan klien minum air hangat
f. Kolaborasi
− Foto Rontgent
− Pemberian bronkodilator (Aminophilin)
− Fisiotherapi dada (IR, clupping,dll)
b) Kerusakan pertukaran gas b/d
a. Kerusakan membran alveoli-kapiler
b. Hipoventilasi
c. Perubahan kapasitas pembawa oksigen darah
Intervensi
a. Monitor TTV fokus RR
b. Kaji frekwensi pernafasan
c. Awasi jika ada perubahan warna kulit dan membrane mukosa
d. Auskultasi catat area jika adanya bunyi tambahan
e. Lab. AGD
f. Awasi tingkat kesadaran
g. Kolaborasi pemberian O² dan obat brbronkodilator
BAB II
TINJAUAN KASUS
A.PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan paada hari rabu tanggal 21 juli 2010 jam 08.10 di ruang Gathutkaca
Rumah sakit Permata Bunda Purwodadi dengan auto dan alloanamnesa
1.Identitas klien
Nama :Ny,D
Umur :50th
Agama :islam
Alamat :Nambuhan, 03/03 Purwodadi
Pendidikan :SD
Pekerjaan :Tani
Tanggal masuk :minggu,19 juli 2010
No.Register :14.30.06
Dx.masuk :Asma bronkhial
2.Identits penanggung jawab
Nama :Tn,P S
Umur :54th
Alamat :Nambuhan,03/03 Purwodadi
Agama :islam
Pekerjaan :Tani
Hub.dng keluarga:Suami
B.Riwayat kesehatan
a.Keluhan utama:
Kien merasakan sesak nafas perut kembung
b.Riwayat kesehatan sekarang
datang ke rumah sakit permata bunda diantar oleh suami,diterima IGD klien terpasang infuse
20tpm,terpasang dower kateter,O2 3 l/menit setelah stabil pasien dipindahkan keruang gathutkaca
untuk dilakukan perawatan lebih lanjut
c) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan sudah pernah mondok di RS Permata Bunda dengan kolik abdomen sekitar 12
tahun yang lalu. Klien tidak punya indikasi penyakit menular seperti TBC.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Didalam keluarga tidak ada anggota yang menderita riwayat batuk lama tidak sembuh,
diabetes,hipertensi.
PENGKAJIAN FUNGSIONAL MENURUT VIRGINIA HENDERSON
1. Kebutuhan Nafas
Sebelum sakit : klien bernafas dengan irama teratur tanpa ditemukan
gangguan.
Selama sakit : klien mengeluh sesak nafas, keluar keringat dingin dan
klien merasa lemas dengan RR 12x/menit dan terpasang
kanul O² : 3l/menit.
2. Kebutuhan Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum sakit : klien makan 3x/hari habis 1 porsi dengan komposisi nasi,
lauk, dan sayuran dan minum 1½ – 2Ltr/hari atau 10 gelas.
Selama sakit : klien jarang makan karena menjalani program puasa untuk
menunjang pemeriksaan lanjutan adapun klien makan
habis ½ porsi dengan komposisi bubur, sayur, lauk dan
minum 2-5 x @ 3 sendok makan.
3. Kebutuhan Eliminasi
Sebelum sakit : klien BAB 1x/hari konsisten setiap pagi, dengan tekstur
lembek, bau khas, warna kuning, tidak ada darah maupun
lendir, BAK lancar dengan frekwensi 3-4 x/hari @ 50 cc.
Selama sakit : klien belum BAB kira-kira 3 hari sejak dirawat, BAK @
500 cc 3-4x dengan kriteria kuning pekat, tidak ada flatus.
4. Kebutuhan Keseimbangan Gerak
Sebelum sakit : klien dapat beraktifitas dengan maksimal secara mandiri.
Selama sakit : klien kurang mampu melakukan aktifitas adapun untuk
aktifitas berjalan klien dibantu anggota keluarga.
5. Kebutuhan Istirahat Tidur
Sebelum sakit : klien dapat beristirahat nyenyak dengan frekwensi 6-8 jam
pada malam hari.
Selama sakit : klien istirahat tidur kurang nyenyak karena keadaan ruang.
Selama 4-6 jam pada malam hari dan 1-2 jam selama 2-3x
pada siang hari.
6. Kebutuhan Mempertahankan Suhu Tubuh
Sebelum sakit : saat suhu dirasa dingin klien memilih pakaian tebal atau
memakai tambahan kain selimut menjelang istirahat.
Selama sakit : klien merasa gerah pada ruang perawatan, klien memakai
kain tipis dengan dibantu keluarga untuk membantu
memberikan kipasan.
7. Kebutuhan Personal Hyegien
Sebelum sakit : klien mandi 2x/hari dengan gosok gigi secara
mandiridengan keramas 2 hari sekali atau bila perlu.
Selama sakit : klien stiap pagi disibin dengan air hangat, bila perlu sore
hari tanpa gosok gigi dengan bantuan perawat atau
keluarga.
8. Kebutuhan komunikasi
Sebelum sakit : klien dapat berkomunikasi dengan keluarga dan orang
disekitar dengan verbal, artikulasi jelas, dan intensitas kuat.
Selama sakit : klien dapat berkomunikasi dengan keluarga dan perawat
dengan verbal, artikulasi jelas, dan intensitas lemah.
9. Kebutuhan Spiritual
Sebelum sakit : klien menjalankan ibadah, rutin sholat 5 waktu adpun
tambahan setiap hari kamis mengikuti acara pembacaan
surat yasin dan pengajian.
Selama sakit : klien berdoa dalam hati meminta kesembuhan pada Tuhan
agar cepat diperkenankan pulang.
10. Kebutuhan Berpakaian
Sebelum sakit : klien memakai pakaian sesuai dengan kebutuhan sendiri.
Selama sakit : klien memakai baju terusan dengan bahan kain tipis.
11. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : klien merasa nyaman, tinggal dirumah sendiri dengan
ditemani suami.
Selama sakit : klien merasa aman dan nyaman diruang perawatan karena
percaya dengan perawatan yang diberikan untuk menunjang
kesembuhan.
12. Kebutuhan kerja
Sebelum sakit : klien setiap pagi hingga hari pergi ke ladang atau sawah
untuk melakukan aktifitas cocok tanam.
Selama sakit : klien tidak bias menjalankan rutinitas melakukan pekerjaan
karena dirawat.
13. Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit : untuk menhilanhkan kejenuhan klien sering melihat acara
televisi atau pergi bergaul dengan tetangga.
Selam sakit : klien sering menghilangkan kebosanan dengan bercanda
dengan orang sekitar terutama pada cucu jika dating
menjenguk.
14. Kebutuhan belajar
Klien setiap ada waktu selalu menyempatkan berkomunikasi dengan tetangga untuk saling
bertukar pengalaman terutama masalah pertanian.
PEMEnRIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : composmentis E : 3 V : 5 M : 6
2. Tanda-Tanda Vital
TD : 130/70 mmHg
RR : 28x/menit
N : 80x/menit
S : 37˚C
3. Tinggi : 150 cm
Berat badan : 74 kg
4. Kepala
Bentuk : simetris, mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada lesi.
Rambut : bergelombang, ada uban, kotor, tidak ada ketombe.
Mulut : tidak ditemukan stomatitis, Halitosis, gigi molar dekstra inferior
carries, kotor, tidak ada indikasi pembesaran tonsil, ovula sejajar.
Mata : konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, pupil mengecil dengan
rangsang cahaya, otot mata aktif segala arah, fungsi penglihatan
masih jelas terhadap obyek.
Hidung : simetris, silia lebat, ada penumpukan secret, dapat membedakan
bau, tidak ada sumbatan.
Leher : fungsi menelan cukup bagus, tidak ditemukan indikasi
pembesaran tyroid dan saluran limfe.
5. Dada
Paru-paru
I : simetris, retraksi iga costa aktif inspirasi ekspirasi.
P: vokal premitus, kanan lebih kuat getarannya dari kiri.
P: sonor
A: ditemukan bunyi wheezing pada percabangan bronkus, tidak ditemukan
ronkhi.
Jantung
I : ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis teraba pada ICS 5
7P: pekak
A: vesikuler
6. Abdomen
I: tampak mengembang
A: peristaltic 17x/menit
P: nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri dan kanan bawah
P: hypertympani
7. Genetalia
Kotor, terpasang Dower Cateter
8. Anus
Tidak ada benjolan
9. Ektremitas
Superior : tangan kiri terpasang infus, dapat bergerak bebas tidak defarmis,
tidak ditemukan lesi atau oedema.
Inferior : dapat bergerak bebas, terkadang paruh waktu lemas, tidak ada
oedema, lesi, dan varises tidak deformis.
10. Kuku dan Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor baik, tidak ada indikasi dehidrasi, tidak
sianosis, kuku kotor, panjang, warna cerah, CRT < 3 detik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG 21 Juli 2010
Pemeriksaan Hasil Satuan Harga normal
HEMATOLOGI
Hemaglobin
Eritrosit
Leukosit
B BS 1 jam
B BS 2 jam
Trombosit
Gol. Darah
Rhesus
Basofil
Basonofil
Batang
Segment
Monosit
12,2
5,370,000
15900
60
110
474,000
B
+
0
0
0
90
3
g/dl
mm³
mm³
mm³
mm³
mm³
%
%
%
%
%
L : 14-18
4,5-6,5 jt
4000-10000
L : 1-7
L : 1-7
150000-450000
A B AB O RH+
D : 0-1 A : 0-1
D : 2-3 A : 1,5
D : 3,5 A : 3-5
D : 35-70 A : 35-50
D : 25-40 A : 5-40
Limfosit 7 % D : 2-6 A : 1-6
KIMIA KLINIK
GDS
Cholesterol
Trygliserol
CA+
K+
Na+
159,4
103,4
114,8
1,12
3,12
131,6
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mmol/l
mmol/l
mmol/l
< 180
< 200
40-165
1,1-1,4
3,6-5,5
135-155
RADIOLOGI
BNO 2 posisi meteorismus
THERAPY
Infus RL 20 tpm
Kalmox 3x1 gr
Corhdex 3x1 ampul (1=2ml)
Lapibal 2x1 vial
Alinamin-F 2x1 ampul
Ozid 2x1 ampul
ANALISA DATA
Nama : Ny. D No.Reg : 14.30.06
Umur : 50 th Dx masuk : Asma bronkhiale
No Hari/tanggal Data fokus Etiologi Problem Paraf
Rabu, 21 juli
2010
Jam 08.30
DS: klien
mengatakan sesak
nafas
DO: RR 28x/menit,
ada wheezing, pada
percabangan
bronchus O²
3L/menit.
DS:klien
mengatakan perut
kembung
DO: Tampak perut
pasien
mengembung, ada
penumpukan udara
pada abdomen yang
berlebih, perkusi
hypertympani.
Wajah pasien
tampak tegang.
Penyempitan
jalan nafas.
Kurangnya
pengetahuan
tentang
penyakit
Tidak
efektifnya
bersihan jalan
nafas.
Ansietas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny. D No.Reg : 14.30.06
Umur : 50 Th Dx masuk : Asma bronchial
No Hari/tanggal Diagnosa keperawatan Tanggal teratasi Paraf
Rabu, 21
Juli 2010
08.30
Tidak efektifnya bersihan jalan
nafas b/d penyempitan jalan nafas
23 Juli 2010
Jam 09.05
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. D No.Reg : 14.30.06
Umur : 50 Th Dx medis : Asma bronkhial
No. RP Hari/tanggal Tujuan Intervensi Rasional Paraf
I Rabu, 21
Juli 2010
Jam 08.30
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2x24
jam
diharapkan
gangguan
pernafasan
klien
berkurang.
KH:
Klien tidak
mengeluh
sesak.
RR dalam
rentang
normal 16-
24x/menit.
a. Monitor TTV
b. Batasi
aktifitas
c. Longgarkan
pakaian
d. Anjurkan
minum air
hangat
a. Mengetahui
perkembangan klien
Fokus Respiratory
Rirage
b. Aktifitas maksimal
dapat mempengaruhi
pola nafas klien.
c. Membantu peroleh
kenyamanan klien
d. Air hangat
diharapkan
memperlebar saluran
nafas
e. Diharapkan obat-
obatan dapat
membantu perbaikan
e. Kolaborasi,
pemberian
kanul O²,
pemberian
obat
bronkodilator
f. Posisi
semifowler
jalan nafas.
f. Menstabilkan jalan
nafas, terutama paru-
paru tidak tertekan
thoraks.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. D No.Reg : 14.30.06
Umur : 50 th Dx masuk : Asma bronkial
No.RP Hari/tanggal Tujuan Intervensi Rasional Paraf
II Rabu, 21
Juli
Jam 08.30
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2x24jam
udara dalam
abdomen bias
berkurang.
KH:
Klien tidak
mengeluh
kembung
Klien bisa flatus
a. Alih baring
b. Kolaborasi
medis pasang
NGT
c. Injeksi therapy
obat Alinamin-
F 2x1 ampul,
a. Berpindah-pindah
dalam posisi
diharapkan udara
bisa keluar lewat
anus/flatus.
b.Diharapkan bisa
mengurangi udara
dalam abdomen
dialirkan melalui
selang
c. Untuk membantu
klien
mempermudah
flatus
CATATAN KEPERAWATAN
Nama : Ny.D No.Reg : 14.30.06
Umur : 50 Th Dx medis : Asma bronkhial
No. Hari/tanggal Tindakan Respon hasil Paraf
I Rabu, 21 Juli
2010
Jam 08.30
(pagi)
Kamis, 22Juli
2010
Jam 08.30
− TTV
− Kaji pernafasan
− Pemasangan NGT
− Injeksi ozid 2ml IV
Alinamin-F 2ml IV
− TTV
− TD: 110/80 mmHg
N: 88x/menit
S: 36C
RR: 26x/menit
− Klien tetap merasa sesak
tetapi sudah berkurang
− Untuk mengurangi
kembung
− TD: 110/90 mmHg
N: 90x/menit
S: 36,6C
RR: 28x/menit
(pagi)
− Kaji pernafasan
− Berikan posisi semi
fowler
− Berikan minum air
hangat 5 sendok makan
− Klien kembali merasa
sesak
− Setelah 10 menit pola
nafas mulai stabil RR:
25x/menit
− Klien merasa pernafasan
sedikit lancer
CATATAN KEPERAWATAN
Nama: Ny. D No.Reg : 143006
Umur: 50Th Dx Medis : Asma bronkial
No Hari/tanggal Tindakan Respon Hasil Paraf
Jumat, 23
Juli 2010
Jam 10.00
(pagi)
− Injeksi Alinamin-
F 2ml IV, ozid
2ml IV
− NGT up
− O² up
− Setelah 25 menit klien flatus
− Klien sudah boleh makan
bubur
− Klien sudah tidak merasakan
sesak
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. D No. Reg : 14.30.06
Umur : 50 Th Dx medis : Asma bronkial
No. Hari/tanggal Evaluasi Paraf
II Sabtu, 24 Juli
2010
Jam 08.30
(pagi)
Sabtu, 24 Juli
2010
Jam 08.30
(pagi)
S : klien sudah tidak mengeluhkan sesak
nafas.
O:Tampak dari ekspresi klien menunjukan
tidak sesak nafas, RR 20x/menit
A: Masalah teratasi semua
P : Hentikan intervensi
S: Klien sudah merasakan tidak kembung
O: perut klien sudah mengempis, perkusi
tympani
A: Masalah teratasi semua
P: hentikan intervensi
ASKEP Diare
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan masalah
masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada
anak di negara berkembang.
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya.
Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di RS dapat ditekan menjadi
kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar
60 juta kejadian setiap tahunnya. Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah anak
dibawah umur 5 tahun (kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh
kedalam dehidrasi dan apabila tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk.
Untuk itu saya tertarik membuat Asuhan Keperawatan Kepada Ny.’’S’’ umur 23 tahun dengan
Gastroenteritis di Balai Pengobatan “AS SYIFA” Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan Keperawatan
nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny.”S” dengan
Gastroenteritis atau diare.
1.2.2 Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien Ny.”S”.
2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.
1.3 Metode pembahasan
1.3.1 Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan kasus nyata pada
klien dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan “ AS SYIFA “ Desa Warukulon Pucuk
Lamongan.
1.3.2 cara mendapatkan data :
1) Wawancara langsung dengan pasien atau keluarga pasien
2) Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fiisik
1.3.3 Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus yang dialami.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
BAB 2 : Tinjauan Pustaka
BAB 3 : Tinjauan Kasus
BAB 4 : Penutupsss
DAFTAR PUSTAKA
Daftar isi
Kata pengantar..................................................................................................................................iDaftar isi..........................................................................................................................................iiBAB 1PENDAHULUANBAB 2TINJAUAN PUSTAKABAB 3TINJAUAN KASUS3.1 PENGKAJIAN3.2 ANALISA DATA3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN3.4 INTERVENSI
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN3.6 EVALUASI KEPERAWATANBAB 4PENUTUP4.1 Kesimpulan4.2 Kritik dan SaranDAFTAR PUSTAKA
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wang’s, 1995)
2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare meliputi :
1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
2) Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll
3) Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia,
trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA),
Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
2.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
1) Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan
tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkan sehingga timbul diare.
2) Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan,
sehingga timbul diare juga.
2.4 Penggolongan Diare
2.4.1 Diare Akut
Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7
atau 14 hari.
a) Penularan
1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi
2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)
b) Penyebab
1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel mukosa
2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme
c) Manifestasi klinis
Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi dan menyebabkan
pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena kekurangan cairan.
2.4.2 Diare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2 minggu bagi bayi
dan anak.
2.5 Patofisiologi
Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan proses
mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi pertukaran air dan
elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
2.6 Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut :
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipofolomi
c) Hipokalemi
d) Hipoglikemi
e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)
2.7 Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau
tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain
(gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1) Obat anti sekres
a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare akut
lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA,
faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan) dan obat-
obatan.
Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan
umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa cairan yang
berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur
6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1 formula lengkap sering
disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya
air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung pada berat
ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur dan berat
badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
MRS : 02 Mei 2013 Jam : 18.00 WIB
No Ruangan : 5
Pengkajian tanggal : 03 Mei 2013 Jam : 16.00 WIB
A.Identitas Pasien
Nama pasien : Ny.” S “
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 23 Tahun
Alamat : Ds.Waru kulon pucuk
Agama : islam
Pekerjaa : Swasta
Suku bangsa : Jawa
Diagnosa medic : Gastroenteritis
Yang bertanggung jawab
Nama : Tn. “ F “
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Waru Kulon Pucuk
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Hub. Dengan pasien : Ayah
B. Riwayat Kesehatan
I. Keluhan Utama
Saat MRS : Demam, diare, disertai muntah
Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam, disertai
muntah.
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning kehijauan
bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Balai Pengobatan AS
SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
III. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna
kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti yang
di alami klien.
V. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan
ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt
Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih.
b. Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata
cowong.
c. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
d. Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip.
e. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk.
g. Dada
Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak
ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
h. Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi : Hipertimpan,perut kembung
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri
gerak.
Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemerahan
Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.
D. Pengkajian Fungsional Gordon
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka
akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Ny. “ S “ tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit diare mau
menghabiskan 1 porsi makan.
Minum : Ny. “ S “ minumnya tidak terlalu banyak.
3. Pola Eliminasi
BAK :5x/hari
BAB :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir
4. Pola aktifitas dan latihan
Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan
5. Pola istirahat tidur
Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur
6. Pola persepsi sensoris dan kognitif
Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya
7. Pola hubungan dengan orang lain
Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya
8. Pola reproduksi / seksual
Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia
9. Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin sembuh dengan cepat
10. Pola mekanisme koping
Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan
11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah SWT.
Pemeriksaa Serologi/ Imunologi
Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Tes widal
-O - (Negatif) Negatif
-H 1/80 Negatif
-PA - (Negatif) Negatif
-PB -(Negatif) Negatif
Therapy :
1. Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2. Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
3. Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
4. Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.
3.2 ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. “S” No. Ruangan : 5
Umur : 23 tahun
Data Masalah keperawatan Etiologi
DS : klien mengatan berak
kuning kehijauan
bercampur lendir
DO : Turgor kulit menurun,
mulut kering, malas makan
Gangguan keseimbangan
cairan
Output yang berlebihan
DS : Pasien mengatakan
bahwa mengalami perut
kembung
DO : setelah dilakukan
perkusi diketahui klien
distensi, klien tampak
menahan kesakitan.
Gangguan rasa nyaman
(nyeri)
Hiperperistaltik
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P : sebelum dan sesudah
BAB
Q : nyeri seperti teremas
R : pada regio epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
DS : klien mengatakan
bahwa klien BAB berkali-
kali
DO :klien tampak lemas,
mata cowong.
Gangguan pola eliminasi
BAB
Infeksi bakteri
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan
2. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik
3. Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri
3.4 INTERVENSI
No.
DxTujuan dan KH Intervensi Rasional
1 Setelah Dilakukan
Tindakan Keperawatan
2x24 Jam dengan
1. pantau tanda kekurangan
cairan
2. observasi/catat hasil intake
1. Menentukan intervensi
selanjutnya
2. Mengetahui keseimbangan
Tujuan : volume cairan
dan elektrolit dalam
tubuh seimbang
(kurangnya cairan dan
elektrolit terpenuhi)
Dengan KH :
Turgor kulit cepat
kembali.
Mata kembali normal
Membran mukosa
basah
Intake output seimbang
output cairan
3. anjurkan klien untuk banyak
minum
4. jelaskan pada ibu tanda
kekurangan cairan
5. berikan terapi sesuai advis :
Infus RL 15 tpm
cairan
3. Mengurangi kehilangan cairan
4. Meningkatkan partisipasi dalam
perawatan
5. mengganti cairan yang keluar
dan mengatasi diare
2 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
2x24 jam dengan
Tujuan : rasa nyaman
terpenuhi, klien
terbebas dari distensi
abdomen dengan KH :
Klien tidak
menyeringai kesakitan.
Klien mengungkapkan
verbal (-)
Wajah rileks
Skala nyeri 0-3
1. Teliti keluhan nyeri, cacat
intensitasnya (dengan skala0-
10).
2. Anjurkan klien untuk
menghindari allergen
3. Lakukan kompres hangat
pada daerah perut
4. Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi
Steroid oral, IV, & inhalasi
Analgesik : injeksi novalgin
3x1 amp (500mg/ml)
Antasida dan ulkus : injeksi
ulsikur 3x1 amp (200mg/
2ml)
1. Identifikasi karakteristik nyeri &
factor yang berhubungan
merupakan suatu hal yang amat
penting untuk memilih
intervensi yang cocok & untuk
mengevaluasi ke efektifan dari
terapi yang diberikan.
2. Mengurangi bertambah beratnya
penyakit.
3. Dengan kompres hangat,
distensi abdomen akan
mengalami relaksasi, pada kasus
peradangan akut/peritonitis akan
menyebabkan penyebaran
infeksi.
4. Kortikosteroid untuk mencegah
reaksi alergi.
5. Analgesik untuk mengurangi
nyeri.
3 Setelah Dilakukan
Tindakan Keperawatan
2x24 Jam dengan
Tujuan : Konsistensi
BAB lembek, frekwensi
1 kali perhari dengan
KH :
Tanda vital dalam
batas normal (N: 120-
60 x/mnt, S; 36-37,50 c,
RR : < 40 x/mnt )
Leukosit : 4000 –
11.000
Hitung jenis leukosit :
1-3/2-6/50-70/20-80/2-
8
1. Mengobservasi TTV
2. Jelaskan pada pasien tentang
penyebab dari diarenya
3. Pantau leukosit setiap hari
4. Kaji pola eliminasi klien
setiap hari
5. Kolaborasi
- Konsul ahli gizi untuk
memberikan diet sesuai
kebutuhan klien.
- Antibiotik: cefotaxime 3x1
amp (500mg/ml)
1. kehilangan cairan yang aktif
secar terus menerus akan
mempengaruhi TTV
2 Klien dapat mengetahui
penyebab dari diarenya.
3 Berguna untuk mengetahui
penyembuhan infeksi
4 Untuk mengetahui konsistensi
dan frekuensi BAB
5 Metode makan dan kebutuhan
kalori didasarkan pada
kebutuhan.
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. “ S “ No.ruangan : 5
Umur : 23 tahun
TGL/
JAM
NO.
DxIMPLEMENTASI RESPON PS TTD
Jumat,
03/5/13
16.00
1,2,3 Mengkaji keluhan pasien
Mengobservasi TTV setiap 8
jam
DS : Klien mengatakan bahwa
BAB berkali-kali, muntah,
dan perut kembung.
DO : Turgor kulit menurun,
mulut kering, mata cowong, dan
menahan kesakitan
TD = 80/50 mmHg, S = 390 C,
N= 112, tampak lemah ,RR
16.15
16.25
21.00
Sabtu,04/5/13
06.30
07.30
1
1,2
1,2
1,3
2,3
Menentukan tanda-tanda
kekurangan cairan
Memasang infus RL 15 tpm
Memberikan obat:
Injeksi Novalgin 1 amp
Injeksi Ulsikur 1 amp
Injeksi Cefotaxime 1 amp
Menganjurkan untuk klien
banyak minum
Menganjurkan klien untuk
istirahat dan melakukan
kompres hangat pada daerah
perut
Mengobservasi TTV
Mengganti infus RL 15 tpm
Mengkaji pola eliminasi klien
Memberikan obat:
Injeksi Novalgin 1 amp
Injeksi Ulsikur 1 amp
Injeksi Cefotaxime 1 amp
Observasi/catat hasil intake
22x/mnt
DS : klien mengatakan akan
minum yang banyak
DO :Turgor kulit berkurang,
mukosa mulut kering,disertai
muntah.
DS : expesi wajah klien sedikit
rileks
DO : keluarga kooperatif,dan
akan memberikan banyak minum
agar klien tidak dehidrasi
DS : -
DO : Ny. “ S “ keluarga
kooperatif
DS : -
DO : TD = 100/70, S = 380, N =
100x/mnt, RR = 20x/mnt
DS : -
DO : Keluarga kooperatif
08.50
11.30
14.00
Minggu,
05/5/13
06.00
06.30
08.00
1,3
1,2
3,2
1,2,3
3
1,3
output cairan
Menganjurkan makan dalam
porsi sedikit tapi sering.
Menyuruh pasien banyak
minum agar tidak dehidrasi
Jelaskan pada keluarga tanda-
tanda kekurangan cairan
Memberikan obat:
Injeksi Dexa 1 amp
Injeksi Ulsikur 1 amp
Injeksi Cefotaxime 1 amp
Mengopservasi TTV
Mengganti cairan infus + drip
Neurobio
Menganjurkan makan dalam
porsi dikit tapi sering
Mengopservasi tanda tanda
dehidrasi
Memberikan obat
DS : Klien mengatakan akan
makan dalam porsi kecil tapi
sering.
DO : Keluarga kooperatif
DS : pasien mengatakan akan
minum sesering mungkin
DO : Ny. “S” keluarga
kooperatif
DS : -
DO : Ny. “ S “ keluarga
kooperatif
DS : -
DO : TD = 100/70, S = 370, N =
100x/mnt, RR = 22x/mnt
DS : klien mengatakan akan
makan dalam porsi kecil tapi
sering.
DO : keluarga kooperatif
DS : -
DO : Turgor kulis sedikit
membaik , mukusa mulut lembab,
muntah berkurang,diare
berkurang.
08.30
10.00
2,3
3
Injeksi Ulsikur 1 amp
Injeksi Cefotaxime 1 amp
Observasi leukosit
DS :pasien mengatakan nyeri
saat disuntik
DO : Obat masuk tidak ada
tanda alergi
DS : -
DO : Leukosit : 8600/mm3
Hitung jenis leukosit : 1-3/2-
6/50-70/20-80/2-8
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
No
.
Dx
Hari/tgl Catatan Perkembangan TTD
1.
2.
3.
Jumat,03/5/2013 S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas
O : - Klien masih tampak lemas
Aktifitas klien masih dibantu keluarganya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit
O : - Kien tampak menyeringai kesaklitan
Klien terus memegangi perutnya
Skala nyeri 3
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan
S : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah
mulai berkurang 2x/hari, masih merasa mual tapi tidak
sampai muntah.
O : - klien BAB 2x/hari
- Turgor kulit kembali < 1 detik
- Mata tidak cowong
- Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi
makannya
- Klien tidak muntah
A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan
Kaji intak output cairan setiap 8 jam
Pantau tanda-tanda dehidrasi
1. Sabtu,04/5/2013 S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih sehat
O : - Klien tampak lebih sehat
Klien lebih mandiri dalam melakukan aktifitasnya
Turgor kulit < 1 detik kembali
Mata tidak cowong
2.
3.
Mukosa mulut tidak kering
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya sedikit
berkurang
O : Klien menyeringai menahan sakit, skala nyeri 2
A : Masalah tertasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah lembek 1-2/hari
mual sudah berkurang, tidak muntah lagi.
O : - Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit lunak
Klien menghabiskan makanannya
Klien tidak muntah
Turgor kulit kembali < 1 detik
Mata tidak cowong
Mukosa mulut tidak kering
Klien minum 1000cc/hari
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
1. Minggu,
05/5/2013
S: Klien mengatakan bahwa perutnya sudah tidak sakit
O : - Skala nyeri 0
Klien tidak menyeringai kesakitan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak merasa mual dan
muntah, konsistensi BAB lunak.
O : - Klien BAB dengan konsistensi lunak
2.
Klien tidak merasa mual dan muntah
Klien menghabiskan porsi makannya dan minum kurang
lebih 1500cc/hari
Jumlah leukosit normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Gastroenteritis didapatkan
kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan
obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang
menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan pengkajian pada Ny. “S “
didapatkan diagnosa bahwa Ny. “S “ degan Gastroenteritis dengan masalah gangguan
keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit.
Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam
penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah
implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. “S “ menunjukkan suatu kemajuan yaitu frekwensi
BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan integritas kulit yang lebih
parah tidak terjadi.
4.2 Kritik dan Saran
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan askep
yang akan datang. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart
Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta