29
Teori Askep Bronchopneumonia 1. PENGKAJIAN a. Identitas. Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak dapat mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain itu daya tahan tubuh yang menurun akibat KEP, penyakit menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang tidak sempurna. b. Riwayat Keperawatan. Keluhan utama. Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare.atau diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah. Riwayat penyakit sekarang. Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi. Riwayat penyakit dahulu. Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun. Riwayat kesehatan keluarga.

Teori Askep

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fgfgfggffffg

Citation preview

Teori Askep Bronchopneumonia1. PENGKAJIAN

a. Identitas.

Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita

pneumonia berulang atau tidak dapat mengatasi penyakit ini

dengan sempurna. Selain itu daya tahan tubuh yang menurun

akibat KEP, penyakit menahun,  trauma pada paru, anesthesia,

aspirasi dan pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.

b. Riwayat Keperawatan.

Keluhan utama.

Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal,

diserai pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung

dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare.atau diare, tinja

berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.

Riwayat penyakit sekarang.

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran

pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat

naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang

karena demam yang tinggi.

Riwayat penyakit dahulu.

Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun

menurun.

Riwayat kesehatan keluarga.

Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran

pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang

lainnya.

c. Riwayat kesehatan lingkungan.

Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada

musim hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan

dan kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak

menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu

ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok.

Imunisasi.

Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk

mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah

karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk

melawan infeksi sekunder.

d. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

Nutrisi.

Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein =

MEP).

e. Pemeriksaan persistem.

Sistem kardiovaskuler.

Takikardi, iritability.

Sistem pernapasan.

Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas,

pernapasan cuping hdidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk

produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris,

pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi

redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum/sekret.

Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak

dan pilek.

Sistem pencernaan.

Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun,

lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama,

mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian

makanan/cairan personde.

Sistem eliminasi.

Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin

belum memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi

dehidrasi (ringan sampai berat).

Sistem saraf.

Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus

pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.

Sistem lokomotor/muskuloskeletal.

Tonus otot menurun, lemah secara umum,

Sistem endokrin.

Tidak ada kelainan.

Sistem integumen.

Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat,

akral hangat, kulit kering.

Sistem penginderaan.

Tidak ada kelainan.

2. Diagnosa Keperawatan  Yang Mungkin Muncul1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, perubahan pola nafas,

kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mukus

pada paru dn ketidak efektifan batuk.

2. Hipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan infeksi virus.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara pemasukan dan pengeluaran oksigen.

4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan yang berlebihan dampak dari usaha peningkatan proses

bernafas.

5. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya

informasi mengenai proses penyakit dan perawatan di rumah.

3. Rencana Keperawatan1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, perubahan pola nafas,

kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan produksi mukus

pada paru dn ketidak efektifan batuk.

Tujuan : Bersihkan jalan nafas, pola nafas, perubahan pola nafas,

kerusakan pertukaran gas efektif dengan kriteria pernafsan spontan

suara nafas Vesikuler, frekuensi pernafasan normal (30-60 X/menit

pada bayi dan 15-30 X/menit pada anak). Tidak sesak dan tidak

sianosis, batuk spontan, AGD normal (Pa O2 80 – 100 dan CO2 35

– 45).

Intervensi

a. Lakukan Auskultasi Suara 2 – 4 Jam

R/ mengetahui obstruksi pada saluran nafas dan manifestainya

pada suara nafas.

b. Berikan posisi kepala lebih tinggi dari posisi badan dan kaki.

R/ penurunan diafragma dapat membantu ekspansi paru lebih

maximal.

c. Latih dan anjurkan klien untuk batuk lebih efektif

R/ batuk merupakan mekanisme alamiah untuk mengeluarkan

benda asing dari saluran nafas dengan baik dan benar.

d. Ubah posisi klien sesering mungkin tiap 2 jam

R/ Posisi klien yang tetap secara terus menerus dapat

mengakibatkan akumulasi sekret dan cairan pada lobus yang

berada di bagian bawah.

e. Lakukan suction bila perlu

R/ peningkatan mucus/lendir di saluran nafas dapat menyumbat

jalan nafas.

f. Monitor tanda vital tiap 4 jam

R/ peningkatan frekwensi nafas mengindikasikan tingkat

keparahan.

g. Lakukan kolaborasi pemberian O2

R/ kebutuhan oksigen yang masuk ke tubuh dapat dibantu

dengan tambahan oksigen yang diberikan.

h. Lakukan pemijatan dinding dada dan perut serta pemberian

nebulizer hati. Hati pada anak yang sesak dan suhu tubuh yang

tinggi.

R/ getaran dan pemijatan membantu melepaskan sekret yang

menempel pada dinding saluran nafas, nebulizer merangkang

batuk efektif klien.

i. Berikan obat ekspektoran, broncodilator, mukolitik dan

pemeriksaan penunjang.

R/ pelebaran saluran nafas, sekret yang mudah keluar akan

mempermudah klien bernafas, deteksi sejauh mana kebutuhan

O2 dapat diberikan dengan pemeriksaan penunjang.

2. Hipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan infeksi virus

Tujuan : Suhu tubuh dan tanda vital dalam batas normal dengan

kriteria suhu tubuh normal 365 – 375 o C (bayi) 36-37 (anak) nadi

normal 120 140 X/menit (bayi) 100-120 X/menit (anak) Respirasi

normal 30-60 X/ment (bayi) 30-40X/menit (anak).

Intervensi :

a. Monitor suhu tubuh tiap 2-4 Jam

R/ perubahan suhu tubuh dapat mengetahui adanya infeksi.

b. Berikan kompres hangat

R/ kompres hangat menurunkan panas dengan cara konduksi

yaitu kontak langsung dengan obyek.

c. Berikan antipiretik, analgetik sesuai program dokter

R/ menurunkan panas di pusat hepotalamus.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara pemasukan dan pengeluaran oksigen

Tujuan :    klien mampu meningkatkan aktivitas fisiknya dengan

kriteria mampu melaksanakan aktifitas ringan dan mampu

mempertahankan gerak.

Intervensi

a. Rencanakan periode istirahat sering pada klien untuk

penghematan energi.

R/ istirahat yang cukup dapat mengembalikan tenaga klien

secara bertahap dan mencegah pengeluaran yang berlebihan.

b. Ciptakan lingkungan yang tenang tanpa stress

R/ Lingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman

pada klien

c.Ubah posisi secara bertahap dan tingkatkan aktivitas sesuai

toleransi

R/ membantu mobilisasi secara bertahap

d. Sertakan orang tua dalam meningkatkan kebutuhan istirahat

R/ istirahat tidur lebih efektif dengan peran serta orang tua.

4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan yang berlebihan dampak dari usaha peningkatan proses

bernafas.

Tujuan :    volume cairan tubuh sumbang antara intake dan output

dengan kriteria kebutuhan cairan terpenuhi, urine normal, turgor

kulit baik dan membran mukosa lembab, tidak demam.

Intervensi :

a. Tingkatkan frekwensi pemasukan cairan melalui oral

R/ Membantu mengencerkan sekresi pernafasan dan

mencegah status cairan tubuh.

b. Libatkan orang tua dalam menemukan cara untuk memenuhi

kebutuhan cairan.

c. Monitor pengeluaran urine tiap 8 jam

R/ mengetahui perbandingan antara pemasukan dan

pengeluaran cairan.

d. Berikan cairan infus sesuai program dokter

R/ memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit

e. Kolaborasi tentang pemberian antipiretik

R/ mencegah timbulnya demam

5. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya

informasi mengenai proses penyakit dan perawatan di rumah.

Tujuan :    Secara verbal keluarga dapat menjelaskan proses

penyakit, penyebab dan penyegahan penyakit dengan kriteria

keluarga menunjukkan pemahaman menganai instruksi evaluasi

dan mengatakan rencana keperawatan untuk istirahat cairan diet

dan perawatan evaluasi.

Intervensi :

a. Berikan penjelasan pada keluarga tentang perlunya istirahat

R/ Meminimalkan gerak sehingga klien tidak kelelahan

b. Jelaskan perlunya diet bergizi sesuai dengan usia dan cairan

tambahan

R/ Diet bergizi dapat menimbilkan kebutuhan nutrisi klien

terpenuhi

c. Diskusikan tanda dan gejala distres pernafasan

R/ keluarga mengetahui lebih dini gejala distres pernafasan

d. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan keperawatan yang

akan dilakukan

R/ Keluarga dapat melakukannya.

e. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan keperawatan yang

akan dilakukan.

R/ menghindari kesalah pahaman dalam tindakan dan

membantu peran aktif keluarga.

f. Ajarkan nama antibiotik dan antibiotik, dosis waktu

pemberian dan tujuan serta efek sampingnya pada keluarga.

R/ Keluarga dapat memberikan obat yang tepat sesuai

kondisi klien.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Aplikasi Asuhan keperawatan pada anak dengan dianosa Bronchopneumonia

Pengkajian

Dilaksanakan Tanggal : 30 Januari 2002

Ruang : Mawar

No.Bed : 1

1. Biodata

Nama : An. Ah

Umur : 4 bulan

Jenis Kelamin : laki-laki

Suku : Madura/ Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Tambak Asri Daka 15Surabaya

Pendidikan : -

Status perkawinan : Belum menikah

Tanggal MRS : 28 Januari 2002

No.Registrasi : 10127239

Diagnosa Medis : Bronkopneumonia + Diare Akut dan Dehidrasi

Sedang

Keluarga yang bisa dihubungi

Nama : Tn. D (SD)

Ny. S (SD)

Pekerjaan :-

Alamat : Tambak Asri Daka 15Surabaya

Hubungan Keluarga : Ayah dan ibu

2. Riwayat Keperawatan.

a. Keluhan utama.

Orang tua pasien mengatakan anaknya sesak dan malas minum

ASI, waktu tidak tentu, pencetus mungkin pilek dan kadang-kadang

batuk.

b. Riwayat penyakit sekarang.

Sejak tanggal 22 Januari 2002 batuk, pilek, malas minum, dan

panas tinggi. mencret 3 kali/hari. Sejak tanggal 27 muntah 4 kali,

diare/mencret bercampur lendir 5 X/hari. Karena keadaan anak

makin memburuk oleh orang tua dibawa ke IRD dan selanjutnya

dianjurkan untuk MRS.

c. Riwayat penyakit dahulu.

Tidak pernah menderita penyakit infeksi.

d. Riwayat kesehatan keluarga.

Paman pasien menderita asma.

e. Riwayat persalinan.

Lahir dibantu oleh dukun, normal dan langsung menangis.

f. Imunisasi.

Pasien belum pernah mendapat imunisasi. Tidak pernah dibawa ke

posyandu atau pelayanan kesehatan lainnya. Menurut orang tua

anaknya biarpun tidak dibawa pelayanan kesehatan baru kali ini

menderita sakit. Orang tua belum memahami pentingnya anak

diimunisasi.

g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

Anak berkembang sesuai dengan anak lain seusia dia.

h. Nutrisi.

Anak sejak lahir sampai sekarang hanya diberi ASI. Tetapi sejak

tanggal 22 Januari 2002 anak malas minum ASI dan rewel, BB 5,6

kg.

3.Pemeriksaan fisik.

a. Sistem kardiovaskuler.

Bunyi jantung normal, S1 dan S2 tunggal, HR 140 X/menit.

b. Sistem pernapasan.

Orang tua mengatakan anak sesak tanggal 27 Januari 2002 malas

minum ASI karena batuk dan pilek, sesak napas dan tidak bisa

mengeluarkan sekret. Inspeksi : sesak, RR 50 X/menit, retraksi

subcostal dan intracosta. Auskultasi : ronki dan whizeeng pada

paru kanan dan kiri. Palpasi : vokal resonan menurun. Perkusi

sonor.

c. Sistem pencernaan.

Abdomen supel, bising usus normal 20 X/menit, orang tua

mengatakan saat ini anak tidak mencret, tetapi malas minum ASI,

membrane mukosa mulut kering. Orang tua mengatakan belum

mengetahui cara pemberian ASI atau PASI personde.

d. Sistem eliminasi.

BAB encer 1 kali tadi pagi.

e. Sistem muskuloskeletal.

Lemah, tangan terpasang infuse dan spalk.

f. Sistem integumen.

Turgor kulit menurun, hangat, suhu 3720C, pucat, capillary refill

lambat.

g. Sistem endokrin.

Tidak ada kelainan.

h. Sistem reproduksi dan genitalia.

Tidak ada luka pada genitalia, belum sirkumsisi.

i. Sistem persarafan.

Kesadaran compos mentis.

4.Pemeriksaan diagnostik dan hasil.

a. Tanggal 29-1-2002

WBC 10,6 K/uL Hb 9,3 g/dl

Lymfosit 7,0 % Hct 22,9 %

Granulosit 3,6 % G RBC 4,15 m/uL

MCV 72,0 fL MCH 22,4 pg

MCHC 31,1 g/dl.

b.  Tanggal 19-01-2002

X-ray dada, kesimpulan : bronkopneumonia.

5. Pengobatan/therapi.

Dekstrosa 5 % ½

NaCl 0,225 % 350 cc/24 jam

Ampisilin 3 X 225 mg/iv

Cloksasilin 3 X 110 mg/iv

Nebulizer dan fisioterapi dada

Oskigen 2 L/menit

ASI/PASI 8 X 20 cc per sonde.

ANALISA DATA

Nama Pasien : An. Ah

No Rekam Medik : 10127239

Ruang Rawat : Mawar

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 Ds: Orang tua mengatakan

anak sesak tanggal 27

Januari 2002 karena batuk

dan pilek, sesak napas dan

tidak bisa mengeluarkan

sekret.

Do: sesak, RR 50 X/menit,

batuk dan pilek, terdengar

suara ronki dan whizeeng

pada paru kanan dan kiri,

vokal resonan menurun,

perkusi terdengar suara

sonor.

Ketidakefektifan

bersihan jalan

nafas

Adanya suara

nafas tambahan

2. Ds: Orang tua pasien

mengatakan pasien tidak

mau minum ASI dan tidak

minum apapun.

Do: membrane mukosa

mulut kering, pucat, nadi

140x/menit, turgor kulit

menurun, terlihat lemah.

Resiko

kekurangan

volume cairan

Intake cairan

yang adekuat

3. Ds: Ibu pasien mengatakan Defisiensi Keterbatasan

anaknya tidak pernah diberi

imunisasi sama sekali sejak

lahir sampai sekarang

Do: Orang tua pasien terlihat

bingung karena tidak

mengetahui penyakit

tersebut dan tentang

imunisasi.

pengetahuan kognitif

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. Ah

No Rekam Medik : 10127239

Ruang Rawat : Mawar

No. Diagnosa Keperawatan TTD1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan adanya suara nafas tambahan.

Ds: Orang tua mengatakan anak sesak tanggal 27

Januari 2002 karena batuk dan pilek, sesak napas

dan tidak bisa mengeluarkan sekret.

Do: sesak, RR 50 X/menit, batuk dan pilek, terdengar

suara ronki dan whizeeng pada paru kanan dan kiri,

vokal resonan menurun, perkusi terdengar suara

sonor.

2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Intake cairan yang adekuat.

Ds: Orang tua pasien mengatakan pasien tidak mau

minum ASI dan tidak minum apapun.

Do: membrane mukosa mulut kering, pucat, nadi

140x/menit, turgor kulit menurun, terlihat lemah.

3. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.

Ds: Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah diberi

imunisasi sama sekali sejak lahir sampai sekarang

Do: Orang tua pasien terlihat bingung karena tidak mengetahui penyakit tersebut dan tentang imunisasi.

INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. Ah

No Rekam Medik : 10127239

Ruang Rawat : Mawar

Tgl No

DX

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Perencanaan Rasional TTD

30/01

/2002

I Ketidakefektifan

bersihan jalan

nafas

berhubungan

dengan adanya

suara nafas

tambahan.

Bersihkan jalan

nafas dapat

terpenuhi

setelah

dilakukan

tindakan

2x8jam dengan

kriteria hasil

pernafasan

spontan,suara

nafas

Vesikuler,

frekuensi

pernafasan

normal (30-60

X/menit pada

bayi dan 15-30

X/menit pada

anak). Tidak

sesak dan

tidak sianosis,

batuk spontan,

AGD normal

(Pa O2 80 –

100 dan CO2

35 – 45).

1.Observasi TTV

2.Berikan posisi kepala lebih tinggi dari posisi badan dan kaki

3.Lakukan fisioterapi dada dan pemberian nebulizer

4.Kaloborasi dengan tim medis dalam pemberian oksigen

5.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian suction

6.Kaloborasi dengan tim medis dalam pemberian obat:

Dekstrosa 5 %

½ NaCl 0,225

% 350 cc/24

jam

Ampisilin 3 X

1.peningkatan frekwensi nafas mengindikasikan tingkat keparahan.

2.Penurunan diafragma dapat membantu ekspansi paru lebih maximal.

3. getaran dan pemijatan membantu melepaskan sekret yang menempel pada dinding saluran nafas, nebulizer merangkang batuk efektif klien.

4. kebutuhan oksigen yang masuk ke tubuh dapat dibantu dengan tambahan oksigen yang diberikan.

5.peningkatan

225 mg/iv

Cloksasilin 3 X

110 mg/iv

mucus/lendir di saluran nafas dapat menyumbat jalan nafas.

6. pelebaran

saluran nafas,

sekret yang

mudah keluar

akan

mempermuda

h klien

bernafas,

deteksi sejauh

mana

kebutuhan O2

dapat

diberikan

dengan

pemeriksaan

penunjang.

30/01

/2002

II. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Intake cairan yang adekuat.

volume cairan

tubuh

seimbang

antara intake

dan output

setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

2X8jam

dengan kriteria:

kebutuhan

cairan

terpenuhi,

urine normal,

turgor kulit baik

dan membran

mukosa

1.Observasi TTV

2.Observasi intake dan output pasien

3.Anjurkan ibu memberikan ASI sedikit demi sedikit tapi sering

4.Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan parenteral (infus)

5.Kolaborasi

tentang

pemberian

1. peningkatan frekwensi nafas mengindikasikan tingkat keparahan.

2. mengetahui perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran cairan.

3.Membantu mengencerkan sekresi pernafasan dan mencegah status cairan tubuh.

lembab, tidak

demam.

nutrisi melalui

enteral

4. memenuhi

kebutuhan

cairan dan

elektrolit

5. mencegah

timbulnya

demam

30/01/

2002III Defisiensi

pengetahuan

berhubungan

dengan

keterbatasan

kognitif

Secara verbal

keluarga

dapat

menjelaskan

pentingnya

imunisasi,

kriteria

keluarga

menunjukkan

pemahaman

menganai

instruksi

evaluasi dan

mengatakan

rencana

keperawatan

untuk istirahat

cairan diet

dan

perawatan

evaluasi.

1.Berikan pengetahuan tentang pentingnya imunisasi

2.Berikan

penjelasan

pada keluarga

tentang

perlunya

istirahat

3.Jelaskan

perlunya diet

bergizi sesuai

dengan usia

dan cairan

tambahan

4.Diskusikan

tanda dan

gejala distres

pernafasan

5.Libatkan

keluarga dalam

setiap tindakan

keperawatan

yang akan

dilakukan.

1.Imunisasi sangat penting untuk kekebalan tubuh.

2

.Meminimalka

n gerak

sehingga klien

tidak

kelelahan.

3.Diet bergizi

dapat

menimbilkan

kebutuhan

nutrisi klien

terpenuhi.

4.keluarga

mengetahui

lebih dini

gejala distres

pernafasan.

5.menghindari

kesalahpaham

an dalam

tindakan dan

membantu

peran aktif

keluarga.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. Ah

No Rekam Medik : 10127239

Ruang Rawat : Mawar

No. TGL/Jam No.DX Implementasi TTD1.

2.

3.

30/01/200207.30

08.0009.00

10.30

11.0013.00

30/01/200207.30

08.00

10.00

11.00

13.00

30/01/200207.30

I

II

III

1. Mengukur tanda tanda vital pasien

N: 140 x/menit

S: 37oc

Rr: 50 x/menit

2.Memberikan posisi kepala lebih tinggi dari kaki

3.Melakukan vibrasi, clapping dan memberikan

nebulizer

4.Memberikan oksigen pada pasien 2 liter per

menit

5.Melakukan saction pada pasien

6.Kolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian obat

Ampisilin 225 mg/iv

Cloksasilin 110 mg/iv

Dekstrosa 5 % ½ NaCl 0,225 % 350 cc/24

jam

1. Mengukur tanda-tanda vital

N: 140 x/menit

S: 37oc

Rr: 50 x/menit

2. Mengobservasi intake dan output pasien

3. menganjurkan ibu memberikan ASI pada pasien sedikit demi sedikit tapi sering.

4. Memberikan cairan infus Nacl 10tts/menit

5. Meberikan nutrisi sonde melalui NGT

1. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya imunisasi

2.Memberikan penjelasan pada keluarga tentang

08.00

10.00

11.00

13.00

perlunya istirahat.

3. Memberikan penjelaskan tentang perlunya diet bergizi sesuai dengan usia dan cairan tambahan

4. Menjelaskan tanda dan gejala distres pernafasan pada keluarga.

5.Mengajak ibu dan ayah untuk mendampingi

pasien saat dilakukan tindakan.

4

5.

6.

31/01/200207.30

08.0009.00

10.30

11.0013.00

31/01/200207.30

08.00

10.00

11.00

13.00

31/01/200207.30

I

II

III

1. Mengukur tanda tanda vital pasien

N: 140 x/menit

S: 37oc

Rr: 50 x/menit

2.Memberikan posisi kepala lebih tinggi dari kaki

3.Melakukan vibrasi, clapping dan memberikan

nebulizer

4.Memberikan oksigen pada pasien 2 liter per

menit

5.Melakukan saction pada pasien

6.Kolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian obat

Ampisilin 225 mg/iv

Cloksasilin 110 mg/iv

Dekstrosa 5 % ½ NaCl 0,225 % 350 cc/24

jam

1. Mengukur tanda-tanda vital

N: 140 x/menit

S: 37oc

Rr: 50 x/menit

2. Mengobservasi intake dan output pasien

3. menganjurkan ibu memberikan ASI pada pasien sedikit demi sedikit tapi sering.

4. Memberikan cairan infus Nacl 10tts/menit

5. Meberikan nutrisi sonde melalui NGT

1. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya imunisasi

2.Memberikan penjelasan pada keluarga tentang

08.00

10.00

11.00

13.00

perlunya istirahat.

3. Memberikan penjelaskan tentang perlunya diet bergizi sesuai dengan usia dan cairan tambahan

4. Menjelaskan tanda dan gejala distres pernafasan pada keluarga.

5.Mengajak ibu dan ayah untuk mendampingi

pasien saat dilakukan tindakan.

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. Ah

No Rekam Medik : 10127239

Ruang Rawat : Mawar

TGL No.Dx Jam Evaluasi TTD30/01/2002

30/01/2002

30/01/2002

I

II

III

14.00

14.00

14.00

S : ibu pasien mengatakan pasien sudah tidak terlalu sesak tapi masih batuk dan pilek.

O : RR 30x/menit ,batuk dan pilek, terdengar suara tambahan wheezing dan ronchi

A : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6

S : Ibu pasien mengatakan pasien sudah mau minum sedikit-sedikit.

O : Bibir sudah tidak kering, turgor kulit <1 detik, sudah tidak pucat.

A : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5

S :Ibu pasien mengatakan sedikit memahami tentang pentingnya imunisasi.

O :Ibu pasien sudah mampu menjelaskan bahaya anak tidak di imunisasi

A : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan Intervensi

31/01/2002

31/01/2002

I

II

14.00

14.00

S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak sesak dan sudah tidak batuk ataupun pilek ,sudah tidak terdengar suara wheezing dan ronchi.

O : RR 30x/menit, sudah tidak terdengar suara tambahan, sudah tidak ada sekrer.

A : Masalah teratasiP : Hentikan intervensi

S: Ibu pasien mengatakan pasien

30/01/ 2002 III 14.00

sudah mau minum asi seperti biasanya.

O: Bibir sudah tidak kering, turgor kulit <1 detik, wajah sudah tidak pucat.

A: Masalah teratasiP : Hentikan intervensi

S: Ibu pasien mengatakan sudah memahami pentingnya imunisasi

O: Ibu pasien sudah bisa menjeleskan tentang bahaya dan manfaat dari imunisasi

A: Masalah teratasiP: Hentikan intervensi