39
Askep Retino Blastoma Askep retinoblastoma - Askep retinoblastoma berikut ini adalah askep retinoblastoma teman-teman dapat mendowload dan mengcopynya silahkan menuju menu askep-askep untuk pilihan askep lainnya untuk askep dengan klien retino blastoma silahkan baca di bawah ini cek it dot ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN RETINOBLASTOMA I. ANATOMI FISIOLOGI RETINA Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian anterior berakhir pada ora serata, di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1 – 2 mm yang berperan penting untuk tajam penglihatan. Di tengah makula lutea terdapat bercak mengkilap yang merupakan reflek fovea. Kira-kira 3 mm ke arah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang di tengahnya agak melekuk dinamakan eksvakasi foali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk ke dalam bola mata di tengah papil saraf optik. Retina meluas ke depan hampir mencapai badan siliaris. Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel batang (rods) dan sel kerucut (cones), yang merupakan reseptor penglihatan, ditambah 4 jenis neuron: 1. Sel bipolar 2. Sel ganglion 3. Sel horizontal 4. Sel amakrin

Askep Retino Blastoma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Retino Blastoma

Askep Retino Blastoma

Askep retinoblastoma - Askep retinoblastoma berikut ini adalah askep retinoblastoma teman-teman dapat mendowload dan mengcopynya silahkan menuju menu askep-askep untuk pilihan askep lainnya untuk askep dengan klien retino blastoma silahkan baca di bawah ini cek it dotASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN RETINOBLASTOMA

I.      ANATOMI FISIOLOGI RETINA

Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian anterior berakhir pada ora serata, di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1 – 2 mm yang  berperan  penting  untuk  tajam penglihatan.  Di  tengah  makula  lutea  terdapat bercak mengkilap yang merupakan reflek fovea. Kira-kira 3 mm ke arah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik,  yang  di  tengahnya  agak  melekuk  dinamakan  eksvakasi  foali.  Arteri  retina sentral bersama venanya masuk ke dalam bola mata di tengah papil saraf optik.

Retina meluas ke depan hampir mencapai badan siliaris. Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel batang (rods) dan sel kerucut (cones), yang merupakan reseptor penglihatan, ditambah 4 jenis neuron:

1.   Sel bipolar

2.   Sel ganglion

3.   Sel horizontal

4.   Sel amakrin

Karena lapisan saraf pada retina disatukan bersama-sama oleh sel-sel glia yang disebut sel muller. Tonjolan-tonjolan dari sel-sel ini membentuk membran pembatas dalam di permukaan dalam retina dan membran pembatas luar di lapisan reseptor.

Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan:

1.   Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.

2.   Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.

3.   Lapis nukleus, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.

Page 2: Askep Retino Blastoma

Ketiga lapis di atas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.

4.   Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.

5.   Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel muller lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.

6.   Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aseluler merupakan tempat sinaps sel tripolar, sel amakrin dengan sel ganglion.

7.   Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

8.   Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.

9.   Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.

Warna  retina  biasanya  jingga  dan  kadang-kadang  pucat  pada  anemia  dan iskemia dan merah pada hyperemia.

Untuk  melihat  fungsi  retina  maka  dilakukan  pemeriksaan  subjektif  retina seperti: tajam penglihatan, penglihatan warna, dan lapang pandangan. Pemeriksaan objektif adalah:

-     Elektroretino-gram (ERG)

-     Elektro-okulogram (EOG)

-     Visual Evoked Respons (VER)

•     Fungsi Retina

Fungsi  retina  pada  dasarnya  adalah  menerima  bayangan  visual  yang dikirim  ke  otak.  Bagian  sentral  retina  atau  daerah  makula  mengandung  lebih banyak fotoreseptor kerucut daripada bagian perifer retina.

-     Sel kerucut (cones) yang berjumlah 7 juta dan paling banyak di region fovea, berfungsi  untuk  sensasi  yang  nyata  (penglihatan  yang  paling  tajam)  dan penglihatan warna.

-     Sel batang (rods) untuk sensasi yang sama-samar pada waktu malam atau cahaya  remang.  Sel  ini  mengandung  pigmen  visual  ungu  yang  disebut rhodopsin.

•     Komponen-komponen Retina

Page 3: Askep Retino Blastoma

II.    PENGERTIAN

Retinoblastoma adalah tumor retina yang terdiri atas sel neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan merupakan tumor ganas retina pad anak.

40  %  penderita  retinoblastoma  merupakan  penyakit  herediten.  Retinoblastoma merupakan tumor yang bersifat autosomal dominan dan merupakan tumor embrional.

Sebagian besar penderita dengan retinoblastoma aktif ditemukan pada usia 3 tahun, sedang bila terdapat binokuler biasanya terdapat pada usia lebih muda atau 10 bulan.

Retinoblastoma dapat ditemukan dalam bentuk yang regresi terutama pada anak-anak.

Pada saat terakhir ini terlihat kenaikan jumlah anak menderita retinoblastoma di Indonesia. Kenaikan insiden tumor ini mungkin sekali akibat sudah meningkatnya penerangan  akan  tumor  pada  anak,  sehingga  prang  tua  penderita  lebih  cepat memeriksakan mata anaknya.

III.  PENYEBAB

Retinoblastoma  terjadi  karena  kehilangan  kedua  kromosom  dari  satu  alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13g14. Bisa karena mutasi atau diturunkan.

Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa ini dapat timbul karena kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan sel. Mutasi dalam sebuah sel benih akan ditransmisikan kepada turunan sel tersebut. Sejumlah faktor, termasuk virus, zat kimia, sinar ultraviolet, dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi. Mutasi kerapkali mengenai sel somatic dan kemudian diteruskan kepada generasi sel berikutnya dalam suatu generasi.

IV.  PATOFISIOLOGI

Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intraokuler yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat terjadi unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediten yang diwariskan melalui kromosom.

Massa  tumor  dapat  tumbuh  ke  dalam  vitreous  (endofilik)  dan  tumbuh menembus keluar lapisan retina atau ke ruang sub retina (endofilik). Kadang-kadang tumor berkembang difus.

Pertumbuhan  endofilik  lebih  umum  terjadi.  Tumor  endofilik  timbul  dari lapisan inti dalam lapisan serabut saraf dan lapisan ganglion retina. Tipe eksofilik timbul dari lapisan inti luar dan dapat terlihat seperti ablasio retina yang solid.

Page 4: Askep Retino Blastoma

Perluasan  retina  okuler  ke  dalam  tumor  vitreous  dapat  terjadi  pada  tipe endofilik dan dapat timbul sebaran metastase lewat spatium subretina atau melalui tumor vitreous. Selain itu tumor dapat meluas lewat infiltrasi pada lamina cribrosa langsung ke nervus optikus dengan perluasan ke lapisan koroid dapat ditemukan infiltrasi vena-vena pada daerah tersebut disertai metastasis hematogen ke tulang dan sumsung tulang.

Tumor mata ini, terbagi atas IV stadium, masing-masing:

•     Stadium I: menunjukkan tumor masih terbatas pada retina (stadium tenang)

•     Stadium II: tumor terbatas pada bola mata.

•     Stadium III: terdapat perluasan ekstra okuler regional, baik yang melampaui ujung nervus optikus yang dipotong saat enuklasi.

•     Stadium IV: ditemukan metastase jauh ke dalam otak.

Pada  beberapa  kasus  terjadi  penyembuhan  secara  spontan,  sering  terjadi perubahan degeneratif, diikuti nekrosis dan klasifikasi. Pasien yang selamat memiliki kemungkinan 50 % menurunkan anak dengan retinoblastoma.

V.    TANDA DAN GEJALA

1.   Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan.

2.   Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris yang tidak normal.

3.   Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis.

4.   Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata.

5.   Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat.

6.   Tajam penglihatan sangat menurun.

7.   Nyeri

8.   Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atasnya.

Page 5: Askep Retino Blastoma

VI.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

-     Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan metastase ke luar misalnya dengan gejala proptosis bola mata.

-     Elektroretino-gram (ERG), berguna untuk menilai kerusakan luas pada retina.

-     Elektro-okulogram (EOG)

-     Visual  Evoked  Respons  (VER),  berguna  untuk  mengetahui  adanya  perbedaan rangsangan yang sampai ke korteks sehingga dapat diketahui adanya gangguan rangsangan/penglihatan pada seseorang.

VII. PENATALAKSANAAN

Semua tujuan terapi adalah merusak tumor dan mempertahankan penglihatan yang  memungkinkan  tanpa  membahayakan  hidup.  Terapi  primer  retinoblastoma unilateral biasanya enuklasi, kendatipun pada kasus-kasus tertentu, alternatif seperti krioterapi, fotokoagulan atau radiasi dapat dipertimbangkan.

•     Bila  tumor  masih  terbatas  intraokuler,  pengobatan  dini  mempunyai  prognosis yang baik, tergantung dari letak, besar dan tebal.

•     Pada  tumor  yang  masih  intraokuler  dapat  dilakukan  krioterapi,  fotokoagulasi laser, atau kombinasi sitostatik dan fotokoagulasi laser untuk mempertahankan visus.

•     Pada  tumor  intraokuler  yang  sudah  mencapai  seluruh  vitreous  dan  visus  nol, dilakukan enuklasi.

•     Bila  tumor  telah  keluar  bulbus  okuli,  tapi  masih  terbatas  di  rongga  orbita, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi, dan kemoterapi.

Pasien  harus  terus  dievaluasi  seumur  hidup  karena  20  –  90  %  pasien retinoblastoma bilateral akan menderita tumor ganas primer, terutama osteosarkoma.

VIII. PROGNOSIS

Tumor  mempunyai  prognosis  baik  bila  ditemukan  dini  dan  intraokuler. Prognosis  sangat  buruk  bila  sudah  tersebar  ekstra  ocular  pada  saat  pemeriksaan pertama. Tumor dapat masuk ke dalam otak melalui saraf optik yang terkena infiltrasi sel tumor.

Page 6: Askep Retino Blastoma

ASUHAN KEPERAWATAN

I.      Pengkajian

A.    Pengkajian yang penting untuk retinoblastoma

1.   Sejak kapan sakit mata dirasakan

Penting untuk mengetahui perkembangan penyakitnya, dan sejauhmana perhatian klien dan keluarganya terhadap masalah yang dialami. Retinoblastoma mempunyai prognosis baik bila ditemukan dini.

2.   Riwayat trauma sebelum atau sesudah ada keluhan

Trauma dapat memberikan kerusakan pada seluruh lapis kelopak ataupun bola  mata.  Trauma  sebelumnya  dapat  juga  memberikan  kelainan  pada  mata tersebut sebelum meminta pertolongan.

3.   Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama sebelumnya

Retinoblastoma  bersifat  herediter  yang  diwariskan  melalui  kromosom, protein  yang  selamat  memiliki  kemungkinan  50  %  menurunkan  anak  dengan retinoblastoma.

4.   Apakah pasien merasakan adanya perubahan dalam matanya.

Retinoblastoma dapat menyebabkan bola mata menjadi besar.

5.   Apakah ada keluhan lain yang menyertai

Keluhan  sakit  kepala  merupakan  keluhan  paling  sering  diberikan  oleh penderita. Adanya keluhan pada organ lain juga bisa diakibatkan oleh tumor yang bermetastase.

6.   Penyakit mata sebelumnya

Kadang-kadang  dengan  mengetahui  riwayat  penyakit  mata  sebelumnya akan  dapat  menerangkan  tambahan  gejala-gejala  penyakit  yang  dikeluhkan penderita.

7.   Penyakit lain yang sedang diderita

Bila sedang menderita penyakit lain dengan keadaan yang buruk, dapat pula memperburuk keadaan klien

8.   Usia penderita

Page 7: Askep Retino Blastoma

Dikenal    beberapa   jenis    penyakit   yang    terjadi   pada   usia    tertentu. Retinoblastoma  umumnya  ditemukan  pada  anak-anak,  terutama  pada  usia  di bawah 5 tahun.

9.   Riwayat Psikologi

a.   Reaksi pasien dana keluarganya terhadap gangguan penglihatan yang dialami pasien: cemas, takut, gelisah, sering menangis, sering bertanya.

b.   Mekanisme koping

10. Pemeriksaan Fisik Umum

Diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya keadaan umum yang dapat merupakan penyebab penyakit mata yang sedang diderita.

11. Pemeriksaan Khusus Mata

a.   Pemeriksaan tajam penglihatan

Pada retinoblastoma, tumor dapat menyebar luas di dalam bola mata sehingga  dapat  merusak  semua  organ  di  mata  yang  menyebabkan  tajam penglihatan sangat menurun.

b.   Pemeriksaan gerakan bola mata

Pembesaran tumor dalam rongga mata akan menekan saraf dan bahkan dapat merusak saraf tersebut dan apabila mengenai saraf III, IV, dan VI maka akan menyebabkan mata juling.

c.   Pemeriksaan susunan mata luar dan lakrimal

Pemeriksaan dimulai dari kelopak mata, sistem lakrimal, konjungtiva, kornea,   bilik   mata   depan,   iris,   lensa   dan   pupil.   Pada   retinoblastoma didapatkan:

-     Leukokoria

Yaitu reflek pupil yang berwarna putih.

-     Hipopion

Yaitu terdapatnya nanah di bilik mata depan.

-     Hifema

Yaitu terdapatnya darah di bilik mata depan

Page 8: Askep Retino Blastoma

-     Uveitis

d.   Pemeriksaan Pupil

Leukokoria (refleks pupil yang berwarna putih) merupakan keluhan dan   gejala   yang    paling          sering    ditemukan         pada      penderita      dengan retinoblastoma.

e.   Pemeriksaan funduskopi

Menggunakan  oftalmoskopi  untuk  pemeriksaan  media,  papil  saraf optik, dan retina. Refleksi tak ada (atau gelap) akibat perdarahan yang banyak dalam badan kaca.

f.    Pemeriksaan tekanan bola mata

Pertumbuhan tumor ke dalam bola mata menyebabkan tekanan bola mata meningkat.

B.     Pengelompokan Data

•     Data Subjektif

-     Mengeluh nyeri pada mata

-     Sulit melihat dengan jelas

-     Mengeluh sakit kepala

-     Merasa takut

•     Data Objektif

-     Mata juling (strabismus)

-     Mata merah

-     Bola mata besar

-     Aktivitas kurang

-     Tekanan bola mata meningkat

-     Gelisah

-     Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

Page 9: Askep Retino Blastoma

-     Tajam penglihatan menurun

-     Sering menangis

-     Keluarga sering bertanya

-     Ekspresi meringis

-     Tak akurat mengikuti instruksi

-     Keluarga nampak murung

-     Keluarga nampak gelisah

-     Pertanyaan/pernyataan keluarga salah konsepsi

II.     Diagnosa Keperawatan

1.   Gangguan    rasa    nyaman     nyeri    sehubungan     dengan    proses    penyakitnya

(kompresi/dekstruksi jaringan saraf, inflamasi), ditandai dengan:

-     Keluhan nyeri

-     Aktivitas kurang (distraksi/perilaku berhati-hati)

-     Gelisah (respons autonomik)

-     Sering menangis

-     Keluhan sakit kepala

-     Ekspresi meringis

2.   Gangguan    persepsi     sensorik     penglihatan     sehubungan    dengan    gangguan penerimaan sensori dari organ penerima, ditandai dengan:

-     Menurunnya ketajaman penglihatan

-     Mata juling (strabismus)

-     Mata merah

-     Bola mata membesar

Page 10: Askep Retino Blastoma

-     Tekanan bola mata meningkat

-     Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

3.   Gangguan rasa aman cemas, sehubungan dengan:

-     Perubahan status kesehatan

-     Adanya nyeri

-     Kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan

Ditandai dengan:

-     Merasa takut

-     Gelisah

-     Sering menangis

-     Sering bertanya

4.   Resiko  tinggi  cedera,  sehubungan  dengan  keterbatasan  lapang  pandang  yang ditandai dengan:

-     Menurunnya ketajaman penglihatan

-     Mata juling (strabismus)

-     Tekanan bola mata meningkat

-     Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

5.   Kurangnya  pengetahuan  keluarga  sehubungan  dengan  kurangnya  informasi mengenai penyakit anaknya yang ditandai dengan:

-     Tak akurat mengikuti instruksi

-     Keluarga nampak murung

-     Keluarga nampak gelisah

-     Pertanyaan/pernyataan keluarga salah konsepsiDAFTAR PUSTAKA

Page 11: Askep Retino Blastoma

Doenges, Marilynn, E., et. al., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan  dan  Pendokumentasian  Perawatan  Pasien,  Edisi  3,  EGC, Jakarta.

Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta.

Mansjoer, A., et. al. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Cetakan IV, Media Aekulapius. FK-UI, Jakarta.

KONSEP MEDIK RETINO BLASTOMA

A. Pengertian

Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari neuroretina (sel

kerucut sel batang) atau sel glia yang bersifat ganas. Merupakan tumor ganas

intraokuler yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia dibawah lima tahun.

Tumor berasal dari jaringan retina embrional. Dapat terjadi unilateral (70%) dan

bilateral (30%). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediter yang diwariskan

melalui kromosom.

Massa tumor diretina dapat tumbuh kedalam vitreus (endofitik) dan tumbuh

menembus keluar (eksofitik). Pada beberapa kasus terjadi penyembuhan secara

spontan. Sering terjadi perubahan degeneratif, diikuti nekrosis dan kalsifikasi. Pasien

yang selamat memiliki kemungkinan 50% menurunkan anak dengan retinoblastoma.

Pewarisan ke saudara sebesar 4-7%.

B. Etiologi

Terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominant

protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14. Bisa karena mutasi atau

Page 12: Askep Retino Blastoma

diturunkan. Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya

cenderung diturunkan. Kanker bisa menyerang salah satu mata yang bersifat somatic

maupun kedua mata yang merupakan kelainan yang diturunkan secara autosom

dominant. Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalu saraf

penglihatan/nervus optikus).

C. Patofisiologi

Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor

yang semakin membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda

peradangan vitreus yang menyerupai endoftalmitis. Jika sel-sel tumor terlepas dan

masuk ke segmen anterior mata, akan menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan

berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis

dengan invasi tumor melalui; nervus optikus ke otak, sclera ke jaringan orbita dan

sinus paranasal, dan metastasis jauh kesumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada

fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol ke badan kaca.

Dipermukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris tidak normal.

Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikuler dan submandibula serta

secara hematogen ke sumsum tulang dan visera , terutama hati.

D. Klasifikasi

1. Golongan I

Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter papil.

Terdapat pada atau dibelakang ekuator

Prognosis sangat baik

2. Golongan II

Satu atau beberapa tumor berukuran 4-10 diameter papil

Page 13: Askep Retino Blastoma

Prognosis baik

3. Golongan III

Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter papil

Prognosis meragukan

4. Golongan IV

Tumor multiple sampai ora serata

Prognisis tidak baik

5. Golongan V

Setengah retina terkena benih di badan kaca

Prognosis buruk

Terdapat tiga stadium dalam retinoblastoma :

• Stadium tenang

Pupil lebar, dipupil tampak refleks kuning yang disebut “automatic cats eye”.

• Stadium glaukoma

Oleh karena tumor menjadi besar, menyebabkan tekanan intraokular meninggi.

• Stadium ekstraokuler

Tumor menjadi lebih besar, bola mata memebesar menyebabakan eksoftalmus

kemudian dapt pecah kedepan sampai keluar dari rongga orbita disertai nekrose

diatasnya

E. Manifestasi Klinis

Page 14: Askep Retino Blastoma

Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. Bila letak

tumor dimakula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin

membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan di vitreus

(Vitreous seeding) yang menyerupai endoftalmitis. Bila sel-sel tumor terlepas dan

masuk ke segmen anterior mata , akan menyebabkan glaucoma atau tanda-tanda

peradangan berupa hipopion atau hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan

metastasis dengan invasi tumor melalui nervus optikus ke otak, melalui sclera ke

jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh ke sumsum tulang melalui

pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat menonjol

kebadan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris

tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikular dan

submandibula dan, hematogen, ke sumsum tulang dan visera, terutama hati.

F. Diagnosis Banding

Fibroplasia retrolental, displasia retina , endoftalmitis nematoda, katarak, dan ablasi

retina.

G. Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan

metastasis ke luar, misalnya dengan gejala proptosis bola mata.

H. Penatalaksanaan

Jika satu mata yang terserang, pengobatan bergantung pada kalsifikasi tumor:

1. Golongan I dan II dengan pengobatan local (radiasi, cryotherapy, fotokoagulasi

laser). Kadang-kadang digabung dengan kemoterapi.

2. Jika tumor besar (golongan IV dan V) mata harus dienukleasi segera. Mata tidak

terkena dilakukan radiasi sinar X dan kemoterapi.

Page 15: Askep Retino Blastoma

Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreus dan visus nol, dilakukan

enukleasi. Jika tumor telah keluar kebulbus okuli tetapi masih terbatas di rongga

orbita, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi dan kemoterapi. Klien harus terus

dievaluasi seumur hidup karena 20-90% klien retinoblastoma bilateral akan menderita

tumor ganas primer, terutama osteosarkoma.

KONSEP KEPERAWATAN reti

A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas klien meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, alamat,

tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan diagnosa

medis.

b. Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, usia, pendidikan,

pekerjaan/sumber penghasilan, agama, dan alamat.

c. Identitas saudara kandung meliputi nama, usia, jenis kelamin, hubungan dengan

klien, dan status kesehatan.

2. Keluhan utama

Keluhan dapat berupa perubahan persepsi penglihatan, demam, kurang nafsu

makan, gelisah, cengeng, nyeri pada luka post operasi, terjadi infeksi pada luka

post op, serta perawatan dan pengobatan lanjutan dari tindakan operasi.

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Page 16: Askep Retino Blastoma

Gejala awal yang muncul pada anak. Bisa berupa bintik putih pada mata

tepatnya pada retina, terjadi pembesaran, mata merah dan besar.

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan Kemungkinan memakan

makanan/minuman yang terkontaminasi, infeksi ditempat lain misal:

pernapasan.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan dalam keluarga, misalnya ada

anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama.

4. Pemberian Sistem

a. Aktivitas

Gejala: kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan

aktivitas biasanya.

Tanda: kelelahan otot.

Peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.

b. Sirkulasi

Gejala: palpitasi.

Tanda: takikardi, mur-mur jantung.

Kulit, membran mukosa pucat.

Defisit saraf kranial dan/atau tanda perdarahan cerebral.

c. Eliminasi

Page 17: Askep Retino Blastoma

Gejala: diare; nyeri tekan perianal, nyeri.

Darah merah terang pada tisu, feses hitam.

Darah pada urine, penurunan haluaran urine.

d. Integritas ego

Gejala: perasaan tak berdaya/tak ada harapan.

Tanda: depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah, mudah terangsang.

Perubahan alam perasaan, kacau.

e. Makanan/cairan

Gejala: kehilangan nafsu makan, anoreksia, muntah.

Perubahan rasa/penyimpangan rasa.

Penurunan berat badan.

f. Neurosensori

Gejala: kurang/penurunan koordinasi.

Perubahan alam perasaan, kacau, disorientasi, ukuran konsisten.

Pusing, kebas, kesemutan parastesi.

Tanda: otot mudah terangsang, aktivitas kejang.

g. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala: nyeri orbital, sakit kepala, nyeri tulang/sendi, nyeri tekan sternal, kram

otot.

Page 18: Askep Retino Blastoma

Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah, fokus, pada diri sendiri.

h. Pernapasan

Gejala: napas pendek dengan kerja minimal.

Tanda: dispnea, takipnea, batuk.

Gemericik, ronki.

Penurunan bayi napas.

i. Keamanan

Gejala: riwayat infeksi saat ini/dahulu, jatuh..

Gangguan penglihatan/kerusakan.

Perdarahan spontan tak terkontrol dengan trauma minimal.

Tanda: demam, infeksi.

Kemerahan, purpura, perdarahan retinal, perdarahan gusi, atau epistaksis.

Pembesaran nodus limfe, limpa, atau hati (sehubungan dengan invasi

jaringan)

Papil edema dan eksoftalmus.

j. Seksualitas

Gejala: perubahan libido.

Perubahan aliran menstruasi, menoragia.

Lipopren.

Page 19: Askep Retino Blastoma

k. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala: riwayat terpajan pada kimiawi, mis; benzene, fenilbutazon, dan

kloramfenikol(kadar ionisasi radiasi berlebihan, pengobatan

kemoterapi sebelumnya, khususnya agen pengkilat.

Gangguan kromosom, contoh sindrom down atau anemia franconi

aplastik.

Diposkan oleh nining di 18.47

Home › Askep - Askep › Askep Retinoblastoma

Askep Retinoblastoma

Askep retinoblastoma - Askep retinoblastoma berikut ini adalah askep retinoblastoma teman-teman dapat mendowload dan mengcopynya silahkan menuju menu askep-askep untuk pilihan askep lainnya untuk askep dengan klien retino blastoma silahkan baca di bawah ini cek it dotASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN RETINOBLASTOMA

I.      ANATOMI FISIOLOGI RETINA

Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas penyebaran daripada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan koroid. Bagian anterior berakhir pada ora serata, di bagian retina yang letaknya sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira berdiameter 1 – 2 mm yang  berperan  penting  untuk  tajam penglihatan.  Di  tengah  makula  lutea  terdapat bercak mengkilap yang merupakan reflek fovea. Kira-kira 3 mm ke arah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah bulat putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik,  yang  di  tengahnya  agak  melekuk  dinamakan  eksvakasi  foali.  Arteri  retina sentral bersama venanya masuk ke dalam bola mata di tengah papil saraf optik.

Retina meluas ke depan hampir mencapai badan siliaris. Struktur ini tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel batang (rods) dan sel kerucut (cones), yang merupakan reseptor penglihatan, ditambah 4 jenis neuron:

1.   Sel bipolar

Page 20: Askep Retino Blastoma

2.   Sel ganglion

3.   Sel horizontal

4.   Sel amakrin

Karena lapisan saraf pada retina disatukan bersama-sama oleh sel-sel glia yang disebut sel muller. Tonjolan-tonjolan dari sel-sel ini membentuk membran pembatas dalam di permukaan dalam retina dan membran pembatas luar di lapisan reseptor.

Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina, dan terdiri atas lapisan:

1.   Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.

2.   Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.

3.   Lapis nukleus, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.

Ketiga lapis di atas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.

4.   Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.

5.   Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel muller lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.

6.   Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aseluler merupakan tempat sinaps sel tripolar, sel amakrin dengan sel ganglion.

7.   Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua.

8.   Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arah saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.

9.   Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan kaca.

Warna  retina  biasanya  jingga  dan  kadang-kadang  pucat  pada  anemia  dan iskemia dan merah pada hyperemia.

Untuk  melihat  fungsi  retina  maka  dilakukan  pemeriksaan  subjektif  retina seperti: tajam penglihatan, penglihatan warna, dan lapang pandangan. Pemeriksaan objektif adalah:

-     Elektroretino-gram (ERG)

Page 21: Askep Retino Blastoma

-     Elektro-okulogram (EOG)

-     Visual Evoked Respons (VER)

•     Fungsi Retina

Fungsi  retina  pada  dasarnya  adalah  menerima  bayangan  visual  yang dikirim  ke  otak.  Bagian  sentral  retina  atau  daerah  makula  mengandung  lebih banyak fotoreseptor kerucut daripada bagian perifer retina.

-     Sel kerucut (cones) yang berjumlah 7 juta dan paling banyak di region fovea, berfungsi  untuk  sensasi  yang  nyata  (penglihatan  yang  paling  tajam)  dan penglihatan warna.

-     Sel batang (rods) untuk sensasi yang sama-samar pada waktu malam atau cahaya  remang.  Sel  ini  mengandung  pigmen  visual  ungu  yang  disebut rhodopsin.

•     Komponen-komponen Retina

II.    PENGERTIAN

Retinoblastoma adalah tumor retina yang terdiri atas sel neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan merupakan tumor ganas retina pad anak.

40  %  penderita  retinoblastoma  merupakan  penyakit  herediten.  Retinoblastoma merupakan tumor yang bersifat autosomal dominan dan merupakan tumor embrional.

Sebagian besar penderita dengan retinoblastoma aktif ditemukan pada usia 3 tahun, sedang bila terdapat binokuler biasanya terdapat pada usia lebih muda atau 10 bulan.

Retinoblastoma dapat ditemukan dalam bentuk yang regresi terutama pada anak-anak.

Pada saat terakhir ini terlihat kenaikan jumlah anak menderita retinoblastoma di Indonesia. Kenaikan insiden tumor ini mungkin sekali akibat sudah meningkatnya penerangan  akan  tumor  pada  anak,  sehingga  prang  tua  penderita  lebih  cepat memeriksakan mata anaknya.

III.  PENYEBAB

Retinoblastoma  terjadi  karena  kehilangan  kedua  kromosom  dari  satu  alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13g14. Bisa karena mutasi atau diturunkan.

Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa ini dapat timbul

Page 22: Askep Retino Blastoma

karena kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan sel. Mutasi dalam sebuah sel benih akan ditransmisikan kepada turunan sel tersebut. Sejumlah faktor, termasuk virus, zat kimia, sinar ultraviolet, dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi. Mutasi kerapkali mengenai sel somatic dan kemudian diteruskan kepada generasi sel berikutnya dalam suatu generasi.

IV.  PATOFISIOLOGI

Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intraokuler yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat terjadi unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediten yang diwariskan melalui kromosom.

Massa  tumor  dapat  tumbuh  ke  dalam  vitreous  (endofilik)  dan  tumbuh menembus keluar lapisan retina atau ke ruang sub retina (endofilik). Kadang-kadang tumor berkembang difus.

Pertumbuhan  endofilik  lebih  umum  terjadi.  Tumor  endofilik  timbul  dari lapisan inti dalam lapisan serabut saraf dan lapisan ganglion retina. Tipe eksofilik timbul dari lapisan inti luar dan dapat terlihat seperti ablasio retina yang solid.

Perluasan  retina  okuler  ke  dalam  tumor  vitreous  dapat  terjadi  pada  tipe endofilik dan dapat timbul sebaran metastase lewat spatium subretina atau melalui tumor vitreous. Selain itu tumor dapat meluas lewat infiltrasi pada lamina cribrosa langsung ke nervus optikus dengan perluasan ke lapisan koroid dapat ditemukan infiltrasi vena-vena pada daerah tersebut disertai metastasis hematogen ke tulang dan sumsung tulang.

Tumor mata ini, terbagi atas IV stadium, masing-masing:

•     Stadium I: menunjukkan tumor masih terbatas pada retina (stadium tenang)

•     Stadium II: tumor terbatas pada bola mata.

•     Stadium III: terdapat perluasan ekstra okuler regional, baik yang melampaui ujung nervus optikus yang dipotong saat enuklasi.

•     Stadium IV: ditemukan metastase jauh ke dalam otak.

Pada  beberapa  kasus  terjadi  penyembuhan  secara  spontan,  sering  terjadi perubahan degeneratif, diikuti nekrosis dan klasifikasi. Pasien yang selamat memiliki kemungkinan 50 % menurunkan anak dengan retinoblastoma.

V.    TANDA DAN GEJALA

1.   Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan.

Page 23: Askep Retino Blastoma

2.   Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris yang tidak normal.

3.   Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis.

4.   Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata.

5.   Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat.

6.   Tajam penglihatan sangat menurun.

7.   Nyeri

8.   Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atasnya.

VI.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

-     Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan terutama untuk pasien dengan metastase ke luar misalnya dengan gejala proptosis bola mata.

-     Elektroretino-gram (ERG), berguna untuk menilai kerusakan luas pada retina.

-     Elektro-okulogram (EOG)

-     Visual  Evoked  Respons  (VER),  berguna  untuk  mengetahui  adanya  perbedaan rangsangan yang sampai ke korteks sehingga dapat diketahui adanya gangguan rangsangan/penglihatan pada seseorang.

VII. PENATALAKSANAAN

Semua tujuan terapi adalah merusak tumor dan mempertahankan penglihatan yang  memungkinkan  tanpa  membahayakan  hidup.  Terapi  primer  retinoblastoma unilateral biasanya enuklasi, kendatipun pada kasus-kasus tertentu, alternatif seperti krioterapi, fotokoagulan atau radiasi dapat dipertimbangkan.

•     Bila  tumor  masih  terbatas  intraokuler,  pengobatan  dini  mempunyai  prognosis yang baik, tergantung dari letak, besar dan tebal.

Page 24: Askep Retino Blastoma

•     Pada  tumor  yang  masih  intraokuler  dapat  dilakukan  krioterapi,  fotokoagulasi laser, atau kombinasi sitostatik dan fotokoagulasi laser untuk mempertahankan visus.

•     Pada  tumor  intraokuler  yang  sudah  mencapai  seluruh  vitreous  dan  visus  nol, dilakukan enuklasi.

•     Bila  tumor  telah  keluar  bulbus  okuli,  tapi  masih  terbatas  di  rongga  orbita, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi, dan kemoterapi.

Pasien  harus  terus  dievaluasi  seumur  hidup  karena  20  –  90  %  pasien retinoblastoma bilateral akan menderita tumor ganas primer, terutama osteosarkoma.

VIII. PROGNOSIS

Tumor  mempunyai  prognosis  baik  bila  ditemukan  dini  dan  intraokuler. Prognosis  sangat  buruk  bila  sudah  tersebar  ekstra  ocular  pada  saat  pemeriksaan pertama. Tumor dapat masuk ke dalam otak melalui saraf optik yang terkena infiltrasi sel tumor.

ASUHAN KEPERAWATAN

I.      Pengkajian

A.    Pengkajian yang penting untuk retinoblastoma

1.   Sejak kapan sakit mata dirasakan

Penting untuk mengetahui perkembangan penyakitnya, dan sejauhmana perhatian klien dan keluarganya terhadap masalah yang dialami. Retinoblastoma mempunyai prognosis baik bila ditemukan dini.

2.   Riwayat trauma sebelum atau sesudah ada keluhan

Trauma dapat memberikan kerusakan pada seluruh lapis kelopak ataupun bola  mata.  Trauma  sebelumnya  dapat  juga  memberikan  kelainan  pada  mata tersebut sebelum meminta pertolongan.

3.   Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama sebelumnya

Retinoblastoma  bersifat  herediter  yang  diwariskan  melalui  kromosom, protein  yang  selamat  memiliki  kemungkinan  50  %  menurunkan  anak  dengan retinoblastoma.

4.   Apakah pasien merasakan adanya perubahan dalam matanya.

Page 25: Askep Retino Blastoma

Retinoblastoma dapat menyebabkan bola mata menjadi besar.

5.   Apakah ada keluhan lain yang menyertai

Keluhan  sakit  kepala  merupakan  keluhan  paling  sering  diberikan  oleh penderita. Adanya keluhan pada organ lain juga bisa diakibatkan oleh tumor yang bermetastase.

6.   Penyakit mata sebelumnya

Kadang-kadang  dengan  mengetahui  riwayat  penyakit  mata  sebelumnya akan  dapat  menerangkan  tambahan  gejala-gejala  penyakit  yang  dikeluhkan penderita.

7.   Penyakit lain yang sedang diderita

Bila sedang menderita penyakit lain dengan keadaan yang buruk, dapat pula memperburuk keadaan klien

8.   Usia penderita

Dikenal    beberapa   jenis    penyakit   yang    terjadi   pada   usia    tertentu. Retinoblastoma  umumnya  ditemukan  pada  anak-anak,  terutama  pada  usia  di bawah 5 tahun.

9.   Riwayat Psikologi

a.   Reaksi pasien dana keluarganya terhadap gangguan penglihatan yang dialami pasien: cemas, takut, gelisah, sering menangis, sering bertanya.

b.   Mekanisme koping

10. Pemeriksaan Fisik Umum

Diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya keadaan umum yang dapat merupakan penyebab penyakit mata yang sedang diderita.

11. Pemeriksaan Khusus Mata

a.   Pemeriksaan tajam penglihatan

Pada retinoblastoma, tumor dapat menyebar luas di dalam bola mata sehingga  dapat  merusak  semua  organ  di  mata  yang  menyebabkan  tajam penglihatan sangat menurun.

b.   Pemeriksaan gerakan bola mata

Pembesaran tumor dalam rongga mata akan menekan saraf dan bahkan dapat merusak

Page 26: Askep Retino Blastoma

saraf tersebut dan apabila mengenai saraf III, IV, dan VI maka akan menyebabkan mata juling.

c.   Pemeriksaan susunan mata luar dan lakrimal

Pemeriksaan dimulai dari kelopak mata, sistem lakrimal, konjungtiva, kornea,   bilik   mata   depan,   iris,   lensa   dan   pupil.   Pada   retinoblastoma didapatkan:

-     Leukokoria

Yaitu reflek pupil yang berwarna putih.

-     Hipopion

Yaitu terdapatnya nanah di bilik mata depan.

-     Hifema

Yaitu terdapatnya darah di bilik mata depan

-     Uveitis

d.   Pemeriksaan Pupil

Leukokoria (refleks pupil yang berwarna putih) merupakan keluhan dan   gejala   yang    paling          sering    ditemukan         pada      penderita      dengan retinoblastoma.

e.   Pemeriksaan funduskopi

Menggunakan  oftalmoskopi  untuk  pemeriksaan  media,  papil  saraf optik, dan retina. Refleksi tak ada (atau gelap) akibat perdarahan yang banyak dalam badan kaca.

f.    Pemeriksaan tekanan bola mata

Pertumbuhan tumor ke dalam bola mata menyebabkan tekanan bola mata meningkat.

B.     Pengelompokan Data

•     Data Subjektif

-     Mengeluh nyeri pada mata

-     Sulit melihat dengan jelas

Page 27: Askep Retino Blastoma

-     Mengeluh sakit kepala

-     Merasa takut

•     Data Objektif

-     Mata juling (strabismus)

-     Mata merah

-     Bola mata besar

-     Aktivitas kurang

-     Tekanan bola mata meningkat

-     Gelisah

-     Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

-     Tajam penglihatan menurun

-     Sering menangis

-     Keluarga sering bertanya

-     Ekspresi meringis

-     Tak akurat mengikuti instruksi

-     Keluarga nampak murung

-     Keluarga nampak gelisah

-     Pertanyaan/pernyataan keluarga salah konsepsi

II.     Diagnosa Keperawatan

1.   Gangguan    rasa    nyaman     nyeri    sehubungan     dengan    proses    penyakitnya

(kompresi/dekstruksi jaringan saraf, inflamasi), ditandai dengan:

-     Keluhan nyeri

Page 28: Askep Retino Blastoma

-     Aktivitas kurang (distraksi/perilaku berhati-hati)

-     Gelisah (respons autonomik)

-     Sering menangis

-     Keluhan sakit kepala

-     Ekspresi meringis

2.   Gangguan    persepsi     sensorik     penglihatan     sehubungan    dengan    gangguan penerimaan sensori dari organ penerima, ditandai dengan:

-     Menurunnya ketajaman penglihatan

-     Mata juling (strabismus)

-     Mata merah

-     Bola mata membesar

-     Tekanan bola mata meningkat

-     Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

3.   Gangguan rasa aman cemas, sehubungan dengan:

-     Perubahan status kesehatan

-     Adanya nyeri

-     Kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan

Ditandai dengan:

-     Merasa takut

-     Gelisah

-     Sering menangis

-     Sering bertanya

4.   Resiko  tinggi  cedera,  sehubungan  dengan  keterbatasan  lapang  pandang  yang ditandai dengan:

Page 29: Askep Retino Blastoma

-     Menurunnya ketajaman penglihatan

-     Mata juling (strabismus)

-     Tekanan bola mata meningkat

-     Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)

5.   Kurangnya  pengetahuan  keluarga  sehubungan  dengan  kurangnya  informasi mengenai penyakit anaknya yang ditandai dengan:

-     Tak akurat mengikuti instruksi

-     Keluarga nampak murung

-     Keluarga nampak gelisah

-     Pertanyaan/pernyataan keluarga salah konsepsiDAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn, E., et. al., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan  dan  Pendokumentasian  Perawatan  Pasien,  Edisi  3,  EGC, Jakarta.

Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta.

Mansjoer, A., et. al. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Cetakan IV, Media Aekulapius. FK-UI, Jakarta.