10
ASUHAN KEPERAWATAN SIROSIS HEPATIS Definisi : Adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai dengan dodul. Etiologi : Belum jelas Faktor penyebab : Alkoholik Infeksi Malnutrisi Kongesti Dll Klasifikasi : 1. Morfologi: a. Mikronoduler – Adanya septa tipis. b. Makronoduler – Sirosis pasca necrotic. c. Campuran sirosis mikro dan makro noduler. 2. Fungsional: a. Kegagalan hati (Keluhan lemah, BB Menurun Dll). b. Hipertensi portal terjadi : - Meningkatnya resistensi portal akibat fibrosis.

ASKEP SIROSIS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP SIROSIS

ASUHAN KEPERAWATANSIROSIS HEPATIS

Definisi :

Adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya

pembentukan jaringan ikat disertai dengan dodul.

Etiologi :

Belum jelas

Faktor penyebab :

Alkoholik

Infeksi

Malnutrisi

Kongesti

Dll

Klasifikasi :

1. Morfologi:

a. Mikronoduler – Adanya septa tipis.

b. Makronoduler – Sirosis pasca necrotic.

c. Campuran sirosis mikro dan makro noduler.

2. Fungsional:

a. Kegagalan hati (Keluhan lemah, BB Menurun Dll).

b. Hipertensi portal terjadi :

- Meningkatnya resistensi portal akibat fibrosis.

- Meningkatnya aliran portal akibat distorsi hati.

ANATOMI HATI

berat hati 1500 gram.

Metabolisme hati menghasilkan panas 20 %.

Mendapat peredaran darah dari Arteri hepatica dan Vena porta.

Page 2: ASKEP SIROSIS

Fungsi hati

- Mensintesa sebagian besar protein plasma, metabolisme Asam amino, Lemak,

KH, Alkohol, Obat-obatan dan membuat getah Empedu.

- Menyimpan Vit B 12 untuk kebutuhan selama 1 sampai dengan 3 Tahun dan

Vit A, D, E, K.

- Menyimpan Trigliserida sebagai cadangan Energi

Susunan Empedu :

Hati menghasilkan Empedu 1 Liter / hari. Volume ini menyusut 10 sampai

dengan 20 % setelah dipekatkan di kandung empedu.

Garam Empedu :

Asam – asam Empedu yaitu asam Kholat dan Kenodioksikolat disintesa dari

kolesterol.

Sintesa terjadi pada sel hati dengan penggabungan Taurine Garam Na.

90 % Garam Empedu yang terkonjugasi diserap secara aktif di dalam Ileum

dan selanjutnya di bawa ke hati.

10 % Garam Empedu lolos ke usus besar, lalu dipecah oleh bakteri menjadi

Tinja.

Page 3: ASKEP SIROSIS

Patofisiologi

Radang hati Gejala Gastro Intestinal

Necrosis hati Nyeri Nausea, Vomit Disfungsi Instestinal - Flatulensi Anoreksia - Konstipasi Penurunan BB Kelemahan Hypoglikemi

Penurunan Metabolisme ( KH, Lemak, Prot)

Tek. Vena Portal:- Ascites Penurunan Metabolisme Bilirubin- Hidrothoraks - Bilirubinemia (Icterus)- Splenomegali Leukopeni - Berkurangnya Empedu Pd

Thrombositopeni sal cerna Shgg Feses mjd pucat. Anemia - Meningkatnya Birobilinogen, - Edema Shgg urine mjd gelap.

Tek Vena Meningkat : Penurunan Metabolisme hormon : - Hemostasisvasculer - Impotensi (Dilatasi vena kepala, - Ginekomasti Tubuh bag atas/bawah) - Gangguan Haid - Varises esophagus - Hilangnya rambut - Haemoroid - Spider nevi - Edema - Eritema palmaris

- Edema

Kegagalan hati total Enchephalopati hepatica

Koma hepatikum

KematianManifestasi klinik

Disebakan oleh satu/ lebuh macam kegagalan :

a. Kegagalan parenchim hati

b. Hipertensi portal

c. Enchelopalophaty

d. Ascites

Page 4: ASKEP SIROSIS

Keluhan subyektif :

- Tiad ada nafsu makan, mual, perut terasa tidak enak, cepat lelah.

- Keluhan awal : Kembung

- Tahap lanjut : Icterus dan urine gelap.

Keluhan Obyektif :

a. Hati – Kadang terasa keras/ tumpul

b. Limpa – Pembesaran pada limpa

c. Perut – Sirkulasi kolateral pada dinding perut dan ascites.

d. Manifestasi ekstra abdominal :

- Spider nervi pada bagian atas

- Eritema palmaris

- Ginekomasti dan atropi testis

- Haemoroid

- Mimisan

Pemeriksaan Laboratorium

Protrombin time memanjang

Kadar albumin rendah

Peningkatan gamma globulin G.

Urobillin feces meningkat (n = 90 – 280 mg/hari).

Urobillin urine meninglkat (n = 0,1 – 1,0 erlich u/dl).

Kadar bilirubin direk dan indirek meningkat.

(Direk n = 0,1 – 0,3 mg/dl. Indirek n = 0,2 – 0,8 mg/dl).

Pemeriksaan penunjang lain :

- Radiologi

- Esofagoskopi

- Ultrasonografi

Prognosis :

a. Adanya ikterik menetap.

b. Ascites refrakter memerlukan diuretic dosis besar.

Page 5: ASKEP SIROSIS

c. Kadara labumin rendah. /< 2,5 g % (n = 3.2 – 4,5 g %).

d. Orgam hati mengecil.

e. Perdarahan – Varises esophagus.

f. Kesadaran menurun

g. Komplikasi neurologis.

h. Kadar protrombin rendah.

i. Kadar Na+ darah < 120 meq/l.

Komplikasi

1. Haematemesis – melena

2. Koma hepatic.

Penatalaksanaan :

1. Sirosis hati :

a. Istirahat samapai ada perbaikan ikterus, ascites.

b. Diet rendah protein (DH III).

c. Pemberian antibiotika.

d. Memperbaiki keadaan gizi.

e. Pemberian Roborantia

2. Ascites dan Edema

a. Bed rest , dirt rendah garm 500 mg/hari, cairan dibatasi 1 lt/hari, ukur

kadar Elektrolit serum, timbang BB.

b. Kolaborasi Spirolakton 100 mg/ hari, KCL 50 mg/hari.

c. Dalam pemberian diuretic harus hati-hati untuk keadaan hipokalemi.

Pengkajian data

1. Istirahat/aktivitas

DS : Kelemahan, Fatique.

DO: Menurunkan massa otot.

2. Sirkulasi :

DS : Riwayat ganggguan kongesti (CHF), Penyakit rematik, jantung, kanker

(Malfungsi hati akibat gagl hati).

DO : Hipertensi / hipotensi

- Disritmia, suara jantung tambahan

- Distensi vena juguler, dan vena abdomen.

3. Eliminasi :

Page 6: ASKEP SIROSIS

DS : - Flatulensi

- Diare/konstipas

DO : Distensi abdominal.

Menurunya suara pencernaan

Urin pekat

Feses seperti dempul, melena.

4.Makana/minum

DS : Anoreksia

DO : Penurunan BB, Edema.

Kulit kering, turgor jelek.

Joundice, Spider angiomos.

5. Neurosensori

DS : Depresi mental

DO : Berbicara tidak jelas

Hepatik enchelopati.

6. Nyeri/kenyamanan

DS : Kembung, pruriyus

DO : Tingkah laku membingungkan

7. Respirasi

DS : Dyspnoe

DO : Tachypnoe

Terbatasnya ekspirasi dada.

8. Sexualitas

DS : Gangguan menstruasi

DO : Atropi testis, Ginekomasti, Rambut rontok

9. Pengetahuan

DS : Riwayat pemakaian alcohol yang lama.

Riwayat penyakit empedu, hepatitis, pemakaian obat yang merusak

fungsi hati, dll.

Page 7: ASKEP SIROSIS

DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anorksia,

gangguan metabolisme protein,lemak,glukosa dan gangguan penyimpanan

Vitamin

b. Perubahan volume cairan tubuh, berhubungan dengan malnitrisi, kelebihan

sodium/ intake cairan.

c. Resiko ketidak efektifan pola nafas berhubungna dengan ascites,

menurunya ekspansi paru.

d. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan

sirkulasi atau status metabolic.

e. Resiko terjadi perdarahan yang berhubungan dengan riwayat darah yang

abnormal, hipertensi portal.

f. kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi

yang didapat.

IMPEMENTASI

Dianosa keperawatan 1.

a. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnoe, nausea.

b. Anjurkan untuk istirahat sebelum makan.

c. Beri makanan dengan jumlah kecil tapi sring.

d. Batasi minum.

e. Beri makanan rendah Protein dan kalori.

f. Monitor hasil Lab : kadar glukosa, albumin, protein total dan kadar amoniak.

g. Kolaborasi obat – obatan sesuai indikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Pengarapen, Tarigan, (1998). Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid I, Edisi ketiga :

Balai penernit FKUI. Jakarta

Carpenito. L.J (2001). Buku saku diagnosa keperawatan, Edisi 8. EGC. Jakarta

Sylvia A. Prince, (1995). Patofisiologi konsep klinis proses penyakit, Edisi 4, Buku

1. EGC. Jakarta

Doengoes M.E. (2000). Rencana Asuhan keperawatan. EGC. Jakarta