bab 2 - bj

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tinjauan Umum Tentang ASIII.1.1. Pengertian ASIASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan putih berupa emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mamae ibu melalui proses laktasi yang berguna sebagai makanan bagi bayinya.5,6ASI merupakan makanan alamiah dan makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang baru dilahirkannya. Komposisinya sesuai untuk pertumbuhan bayi selama 6 bulan pertama. ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindarkan bayi dari berbagai penyakit.7ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia ataupun susu yang berasal dari hewan seperti susu sapi, susu kerbau, atau susu kambing. Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh ahli gizi diseluruh dunia. Tidak satupun susu buatan manusia (susu formula) dapat menggantikan perlindungan kekebalan tubuh seorang bayi.2II.1.2. Produksi ASIPayudara wanita dirancang untuk memproduksi ASI. Pada tiap payudara terdapat sekitar 20 lobus (lobe), dan setiap lobus memiliki sistem saluran (duct system). Saluran utama bercabang menjadi saluran-saluran kecil yang berakhir pada sekelompok sel-sel yang memproduksi susu, disebut alveoli. Saluran melebar menjadi penyimpanan susu dan bertemu pada puting susu.5Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu, yaitu refleks prolaktin dan refleks let down.51. Refleks prolaktinMenjelang akhir kehamilan, hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum. Karena aktivitas prolaktin dihambat oleh hormon estrogen dan progesteron yang memang kadarnya tinggi, jumlah kolostrum terbatas. Setelah melahirkan, sehubungan dengan lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum, maka estrogen dan progestron sangat berkurang, ditambah lagi dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang payudara (areola mammae), akan merangsang ujung-ujung syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medula spinalis dan mesensephalon. Hipotalamus merangsang pengeluaran faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai masa penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak tapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu kedua sampai ketiga.5Jika bayi lapar atau haus dan dia menyusu lebih sering dan lebih lama, maka ibu akan memproduksi ASI lebih banyak. Jika ibu ingin meningkatkan produksi ASI, maka dia harus membiarkan bayi menyusu lebih sering dan lebih lama untuk beberapa hari. Jika bayi sedikit menyusu karena telah mengkonsumsi makanan atau minuman lain, atau karena ibu jauh dari bayi untuk beberapa waktu atau ibu ingin menyimpan ASI-nya, maka payudara akan memproduksi sedikit ASI. Prolaktin lebih banyak diproduksi saat malam hari sehingga menyusui saat malam hari membantu mempertahankan produksi ASI.52. Refleks let downBersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise posterior) yang kemudian dikeluarkannya oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang selanjutnya akan mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi. Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan memikirkan untuk menyusui bayi. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat refleks let down adalah stres seperti keadaan bingung atau pikiran kacau, takut, dan cemas.5Pemberian ASI pertama harus dimulai di ruang persalinan. Ibu dan bayi harus diselimuti agar tetap hangat. Biarkan ibu mendekap bayinya dan bayi akan segera mengisap payudara ibu karena ini adalah saat terbaik bagi bayi untuk belajar mengisap. Pada usia 20-30 menit, refleks isap bayi sangat kuat. Isapan pertama merangsang produksi oksitosin yang membantu menghentikan pendarahan setelah persalinan. Selain itu bayi juga akan mendapatkan kolostrum yang sangat bermanfaat baginya. Jam-jam pertama adalah saat terpenting menjalin ikatan antara ibu dan anak. Menyusui segera setelah melahirkan akan membuat ibu mencintai dan merawat bayinya. Ibu akan lebih mudah menyusui untuk jangka waktu yang lama. Bila terjadi keterlambatan, walaupun hanya beberapa jam, proses menyusui menjadi lebih sering gagal. Pemberian ASI pertama bagi bayi tidak dimaksudkan untuk pemberian makan awal, tetapi lebih pada pengenalan.5II.1.3. Jenis ASIAir susu ibu menurut stadium laktasi (masa mengeluran air susu) dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :1. KolostrumKolostrum merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding dengan susu matur (ASI yang keluar pada hari ke-14 sampai seterusnya). Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Kolostrum disekresikan oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari keempat atau hari ketujuh. Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah. Pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan, tidak jarang kita mendengar seorang ibu baru mengatakan, ASI saya belum keluar. Meskipun ASI yang keluar pada hari pertama sedikit, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari.7,8Walaupun ASI yang keluar sedikit, bayi tetap disusukan karena isapan bayi akan merangsang ujung saraf di daerah punting susu dan di bawah daerah yang berwarna kecoklatan (areola). Rangsangan isapan bayi akan mengirimkan sinyal ke bagian depan kelenjar hipofisis di otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon prolaktin ini akan merangsang sel-sel di pabrik susu untuk membuat ASI.7Selain itu, isapan bayi juga akan merangsang bagian belakang kelenjar hipofisis untuk membuat hormon oksitosin. Hormon oksitosin akan menyebabkan sel-sel otot yang mengelilingi pabrik susu mengerut atau berkontraksi sehingga ASI terdorong keluar dari pabrik ASI dan mengalir melalui saluran susu ke dalam gudang susu yang terdapat di bawah areola. Volume kolostrum berkisar 150-300 ml/24 jam.7Keuntungan kolostrum yaitu :71) Merupakan suatu pencahar yang ideal untuk membersihkan selaput usus bayi yang baru lahir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.2) Kadar protein terutama globulin (Gamma Globulin) tinggi sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.3) Mengandung zat anti infeksi (antibodi) 10-17 kali, sehingga mampu melindungi tubuh dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan.4) Mengandung vitamin A yang sangat tinggi.Menyusui sebaiknya dilakukan segera setelah bayi lahir, dan setelah itu setiap kali bayi menginginkannya. Beberapa alasan agar ibu menyusui bayinya segera setelah lahir sebagai berikut : 71) Menyusui bayi akan memberikan kepuasan dan ketenangan pada ibu.2) Hisapan air susu akan mempercepat proses kembalinya uterus (rahim) ibu ke ukuran normal serta mengurangi perdarahan setelah melahirkan, karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk konstriksi atau penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan cepat berhenti.3) Bayi yang disusui segera setelah lahir (60 menit setelah lahir) jarang menderita infeksi dan keadaan gizinya dalam tahun pertama usianya jauh lebih baik dibandingkan bayi yang terlambat diberi ASI.4) Produksi ASI akan lebih lancar (Merangsang produksi ASI).2. ASI Transisi (Peralihan)ASI transisi diproduksi pada hari keempat atau ketujuh sampai hari kesepuluh atau keempat belas. Pada masa ini kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak serta volumenya semakin meningkat.53. ASI Matur.ASI matur merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke-14 dan seterusnya dengan komposisi yang relatif konstan. Pada ibu yang sehat dan memiliki jumlah ASI yang cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik bagi bayi sampai umur enam bulan.5II.1.4. Volume ASISelama beberapa bulan terakhir masa kehamilan sering terdapat produksi kolostrum susu ibu. Setelah lahir, pada waktu bayi mulai mengisap maka suplai air susu meningkat dengan cepat. Pada keadaan normal, sekitar 100 ml tersedia pada hari ke-2 dan meningkat menjadi 500 ml pada minggu ke-2. Produksi ASI yang paling efektif biasanya dicapai pada 10-14 hari setelah melahirkan. Selama beberapa bulan selanjutnya, bayi yang sehat mengkonsumsi sekitar 700-800 ml per 24 jam. Namun demikian konsumsi bayi bervariasi antara yang satu dengan yang lainnya, ada yang mengkonsumsi 600 ml atau kurang dan ada pula yang lebih bahkan sampai 1 liter selama 24 jam meskipun keduanya memiliki laju pertumbuhan yang sama.5Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu berkisar antara 500-700 ml per hari pada 6 bulan pertama usia bayi, 400-600 ml pada 6 bulan ke-2 dan 300-500 ml pada tahun ke-2 usia anak.5II.1.5. Komposisi ASI1. ASI sebagai nutrisiASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar. ASI sebagai makan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.1Mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak, maka jelas bahwa ASI merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan pertumbuhan otak. Sementara itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan.1Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal, dengan komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI juga mengandung nutrient khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal, antara lain :1a. LemakSumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5% - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecahkan menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. Kadar kolesterol ASI lebih tinggi daripada susu tapi sehingga bayi yang mendapat ASI seharusnya kadar kolesterol darah lebih tinggi, tetapi ternyata penelitian Osborn membuktikan bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita jantung koroner pada usia muda. Diperkirakan bahwa pada masa bayi diperlukan kolesterol pada kadar tertentu untuk merangsang pembentukan enzim protektif yang membuat metabolisme kolesterol menjadi efektif pada masa usia dewasa.1b. KarbohidratKarbohidrat utama dalam ASI adalah laktose, yang kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Laktose mudah dipecah menjadi glukose dan galaktose dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak lahir. Laktose mempunyai manfaat lain yaitu mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidus.1c. ProteinProtein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0,9% sampai 60% diantaranya adalah whey yang lebih mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi). Selain mudah dicerna, dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenarnya sistin dan taurin dapat diperoleh dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi baru lahir penguraian tirosin ini belum ada.1d. Garam dan MineralGinjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik, sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dari mineral yang rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding susu ASI, tetapi kadar fosfornya jauh lebih tinggi, sehingga menggangu penyerapan kalsium dan magnesium.1ASI dan susu sapi mengandung zat besi dalam kadar yang tidak terlalu tinggi, tetapi zat besi dalam ASI mudah diserap. Dalam badan bayi terdapat cadangan zat besi, di samping itu ada zat besi yang berasal dari eritrosit yang dipecah, bila ditambah dengan zat besi yang berasal dari ASI maka bayi akan mendapat cukup zat besi sampai usia 6 bulan. Seng diperlukan untuk tumbuh kembang, sistem imunitas dan mencegah penyakit penyakit tertentu seperti akrodermatitis enteropatika (penyakit yang mengenai kulit dan sistem pencernaan dan dapat berakibat fatal). Bayi yang mendapatkan ASI cukup mendapatkan seng, sehingga terhindar dari penyakit ini.1e. VitaminASI cukup untuk mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembentukan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah cukup dan mudah diserap. Dalam ASI juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam kolostrum.1f. MineralASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan.1Tabel II.1Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi Per 100 Gram7GiziKolostrum (1-5 hr)(100 gr)Susu

ASI (100 gr)Susu Sapi (100 gr)

Energi (Kal) 587765

Protein (g) 2,71,13,5

Lemak (g) 2,94,03,5

Karbohidrat (g) 5,39,54,9

Kalsium (mg) 3133118

Fosfor (mg) 141493

Besi (mg) 0,090,1-

Vit A (SI) 296240140

Thiamin (mg) 0,0150,010,03

Riboflavin (mg) 0,0290,040,17

Niacin (mg) 0,0750,20,1

Asam Askorbat 4,451

2. ASI sebagai zat protektifBayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin (zat kekebalan dalam tubuh) dari ibunya melalui plasenta. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Pada usia bayi 9 -12 bulan tubuh bayi baru dapat membuat zat kekebalan sendiri yang cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif. Sedangkan apabila yang dibentuk oleh tubuh bayi tersebut belum tercukupi maka akan terjadilah kesenjangan zat kekebalan pada tubuh bayi tersebut.1Kesenjangan ini akan hilang atau berkurang apabila bayi tersebut diberi ASI, karena ASI merupakan suatu cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang berfungsi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, bakteri, virus, parasit, dan jamur. Bayi yang mendapat ASI biasanya lebih jarang menderita suatu penyakit karena adanya zat protektif dalam ASI.1Adapun yang termasuk zat protektif tersebut adalah :a. Laktobasilus BifidusLaktobasilus bifidus berfungsi mengubah laktose menjadi asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E Coli yang sering menyebabkan diare pada bayi, shigela dan jamur. Laktobasilus Bifidus mudah tumbuh cepat dalam susu bayi ,terutama bayi yang mendapatkan ASI, karena ASI mengandung polisakarida yang berkaitan dengan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan Laktobasilus Bifidus. Susu sapi tidak mengandung faktor ini.1b. LaktoferinLaktoferin adalah protein yang berkaitan dengan zat besi. Konsentrasinya dalam ASI sebesar 100 mg/100 ml tertinggi diantara semua cairan biologis. Dengan mengikat zat besi, maka laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman tertentu, yaitu stafilokokus dan Escheda Coli yang juga memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya.1c. LisozimLisozim adalah enzim yang dapat mernecah dinding bakteri. Konsentrasinya dalam ASI sebesar 29-39 mg/100 ml, lisozim merupakan konsentrasi terbesar di dalam cairan ekstraselular. Kadar lisozim ASI 300 kali lebih tinggi dibanding susu sapi. Lisozim stabil didalam cairan dengan pH rendah seperti cairan lambung, sehingga masih banyak dijumpai lisozim dalam tinja bayi.1d. Komplemen C3 dan C4Kedua komplemen ini walaupun kadarnya dalarn ASI rendah, mempunyai daya opsinik, anafilatoksik, dan kemotaktik yang berbeda bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga terdapat dalam ASI.1e. Faktor Anti streptokokusDalam ASI terdapat anti streptokokus yang melindungi bayi terhadap infeksi kuman tersebut.1f. AntibodiSecara elektroforetik, kromatrografik, dan radio immunoassay terbukti bahwa ASI terutama kolostrum mengandung imunoglobulin, yaitu secretory IgA (SigA), IgE, IgM, dan IgG. Dan semua imunoglobulin tersebut yang terbanyak adalah IgA, Antibodi dalam ASI dapat bertahan di dalam saluran pencernaan bayi karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan membuat lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri patogen dan entero virus masuk ke dalam mukosa usus.1Dalam tinja bayi yang mendapatkan ASI terdapat antibodi terhadap bakteri Escheria coli yang rendah. Di dalam ASI kecuali antibodi terhadap enterotoksin E. coli, terbukti adanya antibodi terhadap Salmonella thipy, Shigela dan antibodi terhadap virus seperti rotavirus, polio, campak. Antibodi terhadap rotrovirus tinggi dalam kolostrum yang kemudian turun pada minggu pertama sampai umur 2 tahun. Dalam ASI juga didapat antigen terhadap Helicobacter jejuni, yang merupakan penyebab terjadinya diare. Kadarnya dalam kolostrum cukup tinggi dan akan menurun pada usia bayi 1 bulan dan menetap selama menyusui.1g. Immunitas SelulerASI mengandung sel-sel. Sebagian besar (90%) sel tersebut berupa makrofag yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikro organisme, membentuk C3 dan C4, lisozim, laktoferin. Sisanya (10%) terdiri dari limfosit B dan T. Angka leukosit pada kolostrum kira-kira 5000/ml, setara dengan angka leukosit darah tepi, tetapi komposisinya berbeda karena hampir semuanya berupa polimorfonukler dan mononuklear.1Dengan meningkatnya volume ASI angka leukositosis menurun menjadi 2000/ml. Walaupun demikian kapasitas anti bakterinya sama sepanjang stadium laktasi. Konsentrasi faktor anti infeksi tinggi dalam kolostrum. Kadar SigA, laktoferin, lisozim, dan sel makrofag, neutrofil dan limfosit lebih tinggi pada ASI premature dibanding ASI matur. Perbedaan status gizi ibu tidak mempengaruhi konsentrasi faktor infeksi dalam ASI.1h. Tidak menimbulkan alergiPada bayi baru lahir sistem IgE belurn sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi ini.1II.1.6. Manfaat ASIPemberian ASI mempunyai manfaat yang besar, baik bagi ibu, bagi bayi, bagi negara hingga bagi lingkungan.1. Manfaat Pemberian ASI Pada BayiASI sebagai nutrisi yaitu sumber gizi yang sangat ideal, komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan yang sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya.9ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi yaitu merupakan cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit diare , juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi lainnya. 9ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan karena dalam ASI terkandung nutrien- nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi antara lain. Taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI. Laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat dalam susu sapi. Asam Lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega 3, Omega 6), merupakan asam lemak utama dari ASI yang terdapat sedikit dalam susu sapi. 9ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang karena bayi yang sering berada dalam dekapan ibu akan merasa kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian dan percaya diri dan dasar spiritual yang baik. 92. Manfaat ASI bagi IbuMengurangi perdarahan setelah melahirkan, apabila bayi segera disusui setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadi perdarahan setelah melahirkan akan berkurang, karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan oksitosin yang berguna untuk menutup pembuluh darah sehingga perdarahan cepat berhenti. 9Mengurangi terjadinya anemia karena kekurangan zat besi akibat perdarahan. Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan alat kontrasepsi yang aman, mudah dan cukup berhasil. Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. 9Lebih cepat langsing kembali karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil, sehingga berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil. Mengurangi kemungkinan menderita kanker pada ibu yang memberikan ASI eksklusif. 9Lebih ekonomis dan mudah karena menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan dan persiapan untuk pembuatan susu formula. 93. Manfaat ASI bagi NegaraPenghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui serta biaya menyiapkan susu. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah, mencret, dan sakit saluran nafas. Penghematan obat- obat, tenaga dan sarana kesehatan. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun Negara. 94. Manfaat ASI bagi LingkunganASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di udara. Dengan hanya memberi ASI manusia tidak memerlukan kaleng susu, karton dan kertas pembungkus, botol plastik dan karet. ASI tidak menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap 9II.1.7. Langkah-langkah Menyusui yang BenarLangkah-langkah menyusui yang benar, yaitu :11. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan areola payudara. Cara ini bermanfaat sebagai disinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.2. Posisi MenyusuiAda berbagi macam posisi menyusui, yang biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu paska oprasi sesar, bayi diletakan disamping kepala ibu dengan kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara memegang bola, dimana kedua bayi disusui bersamaan kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak.3. Bayi diletakkan menghadap perut dan payudara ibu.a. lbu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.b. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah d&n bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.d. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.f. lbu menatap bayi dengan kasih sayang.4. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang dibawah , jangan -menekan puting susu atau areola payudaranya saja.5. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting refleks) dengan cara :a. Menyentuh pipi dengan puting susu.b. Menyentuh sisi mulut bayi.6. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayia. Usahakan sebagian areola payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada dilangit-langit dan. lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola payudara. Posisi yang salah, yaltu apabila hanya menghisap pada puting susu saja akan mengakibatkan masukan ASI tidak adekuat dan puting susu lecet.b. Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang/disanggah lagi.7. Melepas isapan bayi setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya.Cara melepas isapan bayi:a. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut.b. Dagu bayi ditekan ke bawah.c. Setelah selesai menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan disekitar kalang payudara, biarkan kering dengan sendirinya.8. Menyendawakan BayiTujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui Cara menyendawakan bayi:a. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan- lahan.b. Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan.9. Untuk mengetahui bayi telah menyusui dengan tehnik yang benar dapat dilihat dengan :a. Bayi tampak tenangb. Badan bayi menempel pada badan ibu.c. Mulut bayi terbuka lebar.d. Dagu menempel pada payudara ibu.e. Sebagian besar areola payudara masuk ke dalam mulut bayi,f. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri.h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.i. Kepala tidak menengadah.II.1.8. Lama dan Frekuensi MenyusuiSebaiknya menyusui bayi secara tidak dijadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, dsb) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.1Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tidak dijadwal sangat berguna karena dengan sering disusukan akan memacu produksi ASI, dan juga dapat mendukung keberhasilan menunda kehamilan. Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka setiap kali menyusukan harus dengan kedua payudara dan diusahakan sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik1

II.2. Tinjauan Umum Tentang ASI EksklusifII.2.1. Pengertian ASI EksklusifASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubuk susu, biskuit, bubur nasi dan tim.1Memberikan ASI secara eksklusif berarti keuntungan untuk semua, bayi akan lebih sehat, cerdas, dan berkepribadian baik, ibu akan lebih sehat dan menarik, perusahaan, lingkungan dan masyarakat pun akan lebih mendapat keuntungan. ASI eksklusif telah terbukti menjadi sumber nutrisi terbaik untuk bayi terutarna yang berumur kurang dari 6 bulan.1Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.10II.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI EksklusifPemberian ASI pada bayi erat kaitannya dengan keputusan yang dibuat oleh ibu. Selama ini ibu merupakan figur utama dalam keputusan untuk memberikan ASI atau tidak pada bayinya. Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun dari faktor dari luar diri ibu.2Faktor-faktor dari dalam diri ibu atau faktor internal antara lain pengetahuan ibu mengenai proses laktasi, pendidikan, motivasi, sikap, pekerjaan ibu, dan kondisi kesehatan ibu. Sementara itu, faktor dari luar diri ibu atau faktor eksternal antara lain sosial ekonomi, tata laksana rumah sakit, kondisi kesehatan bayi, pengaruh iklan susu formula yang intensif, keyakinan keliru yang berkembang di masyarakat dan kurangnya penerangan dan dukungan terhadap ibu dari tenaga kesehatan atau petugas penolong persalinan maupun orang-orang terdekat ibu seperti ibu, mertua, suami, dan lain-lain. 21. Faktor internala. PengetahuanPengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 2Pengetahuan ibu tentang ASI merupakan salah satu faktor yang penting dalam kesuksesan proses menyusui. Tingkat pengetahuan, pendidikan, status kerja ibu, dan jumlah anak dalam keluarga berpengaruh positif pada frekuensi dan pola pemberian ASI. 2b. PendidikanTingkat pendidikan dan akses ibu terhadap media masa juga mempengaruhi pengambilan keputusan, dimana semakin tinggi pendidikan semakin besar peluang untuk memberikan ASI eksklusif. Sebaliknya akses terhadap media berpengaruh negatif terhadap pemberian ASI, dimana semakin tinggi akses ibu pada media semakin tinggi peluang untuk tidak memberikan ASI eksklusif. 2Tingkat pendidikan formal yang tinggi memang dapat membentuk nilai-nilai progresif pada diri seseorang, terutama dalam menerima hal-hal baru, termasuk pentingnya pemberian ASI secara eksklusif pada bayi. Namun karena sebagian besar ibu dengan pendidikan tinggi bekerja di luar rumah, bayi akan ditinggalkan di rumah di bawah asuhan nenek, mertua atau orang lain yang kemungkinan masih mewarisi nilai-nilai lama dalam pemberian makan pada bayi. Dengan demikian, tingkat pendidikan yang cukup tinggi pada wanita di pedesaan tidaklah menjadi jaminan bahwa mereka akan meninggalkan tradisi atau kebiasaan yang salah dalam memberi makan pada bayi, selama lingkungan sosial di tempat tinggal tidak mendukung ke arah tersebut. 2c. MotivasiMotivasi merupakan salah satu mekanisme bagaimana perilaku terbentuk dan mengalami proses perubahan. Motivasi berarti dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang secara sadar atau tidak sadar sehingga membuat orang berperilaku untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhannya. 2Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya menyusui anaknya, terutama sebelum melahirkan. Apabila nilai menyusui hendak ditingkatkan pada masyarakat, maka pengertian tentang menyusui harus ditanamkan pada anak-anak gadis sejak usia muda, bahwa menyusui anak merupakan bagian dari tugas biologi seorang ibu. Di daerah perkotaan, sasaran yang harus diberi pendidikan adalah para gadis remaja. Di daerah pedesaan, pendidikan harus diarahkan untuk tujuan mencegah kekurangan gizi dan diare. 2d. SikapSelain pengaruh pengetahuan tentang ASI, pendidikan dan motivasi ibu, faktor lain yang dapat berpengaruh adalah sikap ibu terhadap ASI. Menurut Notoatmodjo (2003), sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. 2e. PekerjaanSalah satu alasan yang paling sering dikemukakan bila ibu tidak menyusui adalah kerena mereka harus bekerja. Wanita selalu bekerja, terutama pada usia subur, sehingga selalu menjadi masalah untuk mencari cara merawat bayi. Bekerja bukan hanya berarti pekerjaan yang dibayar dan dilakukan di kantor, tapi bisa juga berarti bekerja di ladang, bagi masyarakat di pedesaan. 2Pada Pekan ASI Sedunia tahun 1993 diperingati dengan tema Tempat Kerja Sayang Bayi (Mother Friendly Workplace), menunjukkan bahwa adanya perhatian dunia terhadap peran ganda ibu menyusui dan bekerja. Salah satu kebijakan dan strategi Departemen Kesehatan RI tentang Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) pekerja wanita adalah mengupayakan fasilitas yang mendukung PP-ASI bagi ibu yang menyusui di tempat kerja dengan menyediakan sarana ruang memerah ASI, menyediakan perlengkapan untuk memerah dan menyimpan ASI, menyediakan materi penyuluhan ASI, dan memberikan penyuluhan. 2f. Kondisi kesehatan ibuKondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Pada keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama sekali, misalnya dokter melarang ibu untuk menyusui karena sedang menderita penyakit yang dapat membahayakan ibu atau bayinya, seperti ibu menderita sakit jantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus berat, ibu sedang dirawat di Rumah Sakit atau ibu meninggal dunia. 22. Faktor eksternala. Perubahan sosial budaya 1) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya. Kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi dalam segala bidang kerja dan di kebutuhan masyarakat menyebabkan turunnya kesediaan menyusui dan lamanya menyusui.112) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol. Persepsi masyarakatkan gaya hidup mewah membawa dampak menurutnya kesediaan menyusui. Bahkan adanya pandangan bagi kalangan terentu bahwa susu botol sangat cocok buat bayi dan terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang selalu mau meniru orang lain, atau tanya untuk prestise. 113) Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. Budaya modern dan perilaku masyarakat yang meniru negara barat mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih air susu buatan sebagai jalan keluarnya. 9b. Faktor psikologis 1) Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan. Padahal setiap ibu yang mempunyai bayi selalu mengubah payudara, walaupun menyusui atau tidak menyusui. 112) Tekanan batin. Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi sehingga dapat mendesak ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama menyusui, bahkan mengurangi menyusui. 11c. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat dan cara pemanfaatannya. 11d. Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI. Peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan distribusi susu buatan menimbulkan tumbuhnya kesediaan menyusui dan lamanya baik di desa dan perkotaan. Distibusi, iklan dan promosi susu buatan berlangsung terus dan bahkan meningkat titik hanya di televisi, radio dan surat kabar melainkan juga ditempat-tempat praktek swasta dan klinik-klinik kesehatan masyarakat di Indonesia. 11e. Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu formula. Penyediaan susu bubuk di Puskesmas disertai pandangan untuk meningkatkan gizi bayi, seringkali menyebabkan salah arah dan meningkatkan pemberian susu botol. 11Prornosi ASI yang efektif haruslah dimulai pada profesi kedokteran, meliputi pendidikan di sekolah-sekolah kedokteran yang menekankan pentingnya ASI. 11f. Faktor pengelolaan laktasi di ruang bersalinUntuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau sedini mungkin setelah lahir. Namun tidak semua persalinan berjalan normal dan tidak semua dapat dilaksanakan menyusui dini. 11Ada beberapa persalinan yang terpaksa tidak dapat berjalan lancar dan terpaksa dilakukan dengan tindakan persalinan misalnya seksio sesaria. Dengan mengingat hal diatas, pengelolaan laktasi dapat dikelompokkan 2 cara, yaitu persalinan normal dan persalinan dengan tindakan. 111) Persalinan normal Pada persalinan normal, ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Oleh karena itu, dapat segera dilaksanakan menyusui dini. Hal tersebut perlu oleh karena menyusui dini mempunyai beberapa manfaat baik terhadap ibu maupun terhadap bayi. Bayi disusukan ke kedua puting ibu secara bergantian. Setelah jalan nafasnya dibersihkan, usahakan menyusui sedini mungkin dan tidak melebihi waktu lewat jam sesudah lahir. 112) Persalinan dengan tindakan Dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian masalah : a) Persalinan dengan tindakan narkosa misalnya seksio sesaria menyusui dini perlu ditunda sampai pasien sadar, karena ASI pada ibu dan tindakan ini mempunyai efek terhadap bayi. Misalnya bayi menjadi mengantuk sehingga malas menyusu. Sebaiknya sesudah ibu sadar ditanyakan dahulu untuk menyusui bayinya pada saat tersebut. 11b) Persalinan dengan tindakan tanpa narkosa. Persalinan dengan tindakan tanpa narkosa yang kemungkinan mempunyai pengaruh pada bayi. Dalam hal ini bayi tidak dapat menyusui secara aktif, oleh karena itu ASI diberi secara aktif pasif yaitu dengan pipet/sendok. Walaupun demikian bila keadaan bayi memungkinkan untuk diangkat menyusui dini dapat dilakukan seperti biasa. Pendapat daripada ahli-ahli kesehatan dan kebiasaan rumah-rumah sakit mempunyai dampak terhadap pendapat para ibu tentang alternatif pemberian susu kepada bayi. Terutama bagi ibu-ibu yang melahirkan perlu diberi penyuluhan tentang cara-cara pemberian ASI yang menjamin kelancaran produksi ASI sejak bayi lahir. 11g. Faktor lain Ada beberapa bagian keadaan yang tidak memungkinkan ibu untuk menyusui bayinya walaupun produksinya cukup, seperti : 161) Berhubungan dengan kesehatan seperti adanya penyakit yang diderita sehingga dilarang oleh dokter untuk menyusui, yang dianggap baik untuk kepentingan ibu (seperti : gagal jantung, Hb rendah) 2) Masih seringnya dijumpai di rumah sakit (rumah sakit bersalin) pada hari pertama kelahiran oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya, walaupun sebagian besar daripada ibu-ibu yang melahirkan di kamar mereka sendiri, hampir setengah dari bayi mereka diberi susu buatan atau larutan glukosa. II.2.3. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi BayiManfaat pemberian ASI sangat banyak antara lain:1. Sebagai Nutrisi Terbaik.ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya. ASI adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan tata laksana menyusui yang tepat dan benar, produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai makanan tunggal bagi bayi normal sampai dengan usia 6 bulan. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan atau daya tahan tubuh dari ibunya melalui plasenta. Tetapi kadar zat tersebut akan cepat menurun setelah kelahiran bayi. Sedangkan kemampuan bayi membantu daya tahan tubuhnya sendiri menjadi lambat, selanjutnya akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan tersebut dapat diatasi apabila bayi diberi ASI sebab ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, dan jamur.52. Tidak mudah tercemarASI steril dan tidak mudah tercemar, sedangkan susu formula mudah dan sering tercemar bakteri, terutama bila ibu kurang mengetahui cara pembuatan susu formula yang benar dan baik. 53. Melindungi bayi dari infeksiASI mengandung berbagai antibodi terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur dan parasit yang menyerang manusia. 54. Mudah dicernaASI mudah dicerna, sedangkan susu sapi sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pencerna. 55. Menghindarkan bayi dari alergiBayi yang diberi susu sapi terlalu dini mungkin menderita lebih banyak masalah alergi, misalnya asma dan alergi. 5

II.3. Tinjauan Umum Tentang Susu FormulaII.3.1. Pengertian Susu FormulaSusu formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI. Alasan dipakainya susu sapi sebagai bahan dasar mungkin oleh banyaknya susu yang dapat dihasilkan oleh peternak.12Susu sapi murni atau bentuk modifikasinya merupakan dasar pada kebanyakan formula, walaupun susu lain dan pengganti susu tersedia untuk bayi yang tidak dapat mentoleransinya. Sterilisasi dan pendinginan formula sangat mengurangi morbiditas dan mortalitas infeksi gastrointestinal.13II.3.2. Keunggulan ASI Dibanding Susu FormulaKeunggulan ASI dibanding susu formula, yaitu :141. ASI lebih efisien karena tidak perlu menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb.2. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harusmembawa banyak perlengkapan seperti botol, dot, kaleng susu formula, air panas, dsb.3. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya4. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu formula dan perlengkapannya5. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril6. ASI tidak akan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong, ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tidak pernah basi dan ibu tidak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui.7. KomposisiASI ideal untuk bayi8. Para dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi9. ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas.10. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi. II.3.3. Bahaya Pemberian Susu FormulaPemberian susu formula sebenarnya tidak efektif dan efisien karena susu formula cenderung diberikan tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya misalnya lebih encer atau lebih tidak terjamin kebersihannya. Bahaya dari pemberian susu botol dapat mengakibatkan :11. Meningkatkan morbiditas diare karena kuman dan monoliasis mulut yang meningkat sebagai akibat dari pengolahan air dan sterilisasi yang kurang baik.2. Terjadi marasmus pada bayi karena kesalahan dalam penakaran susu akibat dari pendidikan dan keadaan sosial ekonomi yang kurang, mengingat pemberian susu botol akan mempengaruhi proses pengeluaran ASI dan akhirnya dapat menghentikan produksi ASI itu sendiri.