2
BAB I PENDAHULUAN Benda asing di esofagus adalah salah satu masalah umum yang sering dihadapi oleh dokter THT. Pada dewasa hal ini sering terjadi pada pasien dengan gangguan jiwa, retardasi mental, atau pada keadaan tertelan benda asing secara tiba- tiba. Secara anatomi esofagus terbagi menjadi dua sfingter, yaitu sfingter krikofaring atau sfingter atas esofagus dan sfingter diafragmatika atau sfingter bawah esofagus. Pada kasus benda asing di saluran makan, selain gigi palsu, benda asing juga dapat berupa tulang ikan, tulang ayam, koin, gigi palsu, daging, dan lain- lain. Gejala klinis benda asing di esofagus yang terbanyak berupa keluhan odinofagi dan diikuti dengan keluhan lain seperti sukar menelan, rasa tersedak, muntah, perubahan suara, atau bisa terjadi tanpa adanya keluhan (asimptomatis ). Penanganan benda asing di esofagus tergantung dari beberapa faktor diantaranya yaitu; lokasi dari benda asing, ukuran dari benda asing,dan lamanya benda asing berada didalam esofagus. Rigid esofagoskop merupakan pilihan pertama untuk penanganan benda asing di esofagus. Penanganan gigi palsu di esofagus merupakan hal yang sulit dilakukan, dengan tenaga ahli yang berpengalaman dan kehati-hatian dalam melakukannya untuk menghindari komplikasi yang dapat terjadi pasca tindakan. Pasca ekstraksi benda asing di

BAB I case tht

Embed Size (px)

DESCRIPTION

abc

Citation preview

Page 1: BAB I case tht

BAB I

PENDAHULUAN

Benda asing di esofagus adalah salah satu masalah umum yang sering dihadapi oleh

dokter THT. Pada dewasa hal ini sering terjadi pada pasien dengan gangguan jiwa,

retardasi mental, atau pada keadaan tertelan benda asing secara tiba- tiba. Secara anatomi

esofagus terbagi menjadi dua sfingter, yaitu sfingter krikofaring atau sfingter atas

esofagus dan sfingter diafragmatika atau sfingter bawah esofagus.

Pada kasus benda asing di saluran makan, selain gigi palsu, benda asing juga dapat

berupa tulang ikan, tulang ayam, koin, gigi palsu, daging, dan lain- lain. Gejala klinis

benda asing di esofagus yang terbanyak berupa keluhan odinofagi dan diikuti dengan

keluhan lain seperti sukar menelan, rasa tersedak, muntah, perubahan suara, atau bisa

terjadi tanpa adanya keluhan (asimptomatis ).

Penanganan benda asing di esofagus tergantung dari beberapa faktor diantaranya

yaitu; lokasi dari benda asing, ukuran dari benda asing,dan lamanya benda asing berada

didalam esofagus. Rigid esofagoskop merupakan pilihan pertama untuk penanganan

benda asing di esofagus. Penanganan gigi palsu di esofagus merupakan hal yang sulit

dilakukan, dengan tenaga ahli yang berpengalaman dan kehati-hatian dalam

melakukannya untuk menghindari komplikasi yang dapat terjadi pasca tindakan. Pasca

ekstraksi benda asing di esofagus untuk mengatasi trauma pada mukosa esofagus dapat

kita lakukan terapi konservatif berupa pemasangan nasogastric tube, antibiotika spektrum

luas, kortikosteroid dan analgetik untuk satu minggu pasca tindakan operatif. Tertelan

gigi palsu dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan seperti laserasi mukosa

esofagus, nekrosis esofagus, striktura esofagus, mediastinitis, pneumotorak, pneumo

mediastinum, dan komplikasi lainnya.