8
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masa kini yang condong ke arah barat, penuh dengan mobilitas tinggi dan sedentary lifestyle yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit yang berhubungan dengan pola hidup. Pola hidup tersebut dari perubahan perilaku konsumsi makanan, mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi kolesterol dan kalori. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya berbagai macam penyakit salah satunya ialah hiperkolesterolemia atau tingginya kadar kolesterol dalam darah. Makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh sebaiknya diimbangi dengan makanan yang mengandung banyak serat dan antioksidan yang banyak terkandung di dalam buah-buahan dan sayuran (Utami, 2016). Indonesia saat ini mengalami masalah kesehatan, terutama hiperkolesterolemia yang merupakan faktor resiko dari penyakit jantung koroner. Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kolesterol dalam tubuh melebihi kadar normal dalam darah. Nilai normal kolesterol yaitu kurang dari 200 mg/dl. Kadar kolesterol yang berlebihan akan mengendap pada saluran peredaran darah sehingga terjadi penyempitan pada saluran pembuluh darah tersebut dan mengganggu sistem peredaran darah normal (aterosklerosis). Hiperkolesterolemia menyebabkan kematian terbanyak di dunia. Hal ini dianggap sebagai faktor resiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/45740/2/BAB I.pdf · Puskesmas Kecamatan Sumberbaru karena pada tahun 2012 terdapat satu kasus kematian akibat penyakit jantung

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perubahan gaya hidup masa kini yang condong ke arah barat, penuh dengan

    mobilitas tinggi dan sedentary lifestyle yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit

    yang berhubungan dengan pola hidup. Pola hidup tersebut dari perubahan perilaku

    konsumsi makanan, mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang

    mengandung tinggi kolesterol dan kalori. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya

    berbagai macam penyakit salah satunya ialah hiperkolesterolemia atau tingginya

    kadar kolesterol dalam darah. Makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh

    sebaiknya diimbangi dengan makanan yang mengandung banyak serat dan

    antioksidan yang banyak terkandung di dalam buah-buahan dan sayuran (Utami,

    2016).

    Indonesia saat ini mengalami masalah kesehatan, terutama

    hiperkolesterolemia yang merupakan faktor resiko dari penyakit jantung koroner.

    Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kolesterol dalam tubuh

    melebihi kadar normal dalam darah. Nilai normal kolesterol yaitu kurang dari 200

    mg/dl. Kadar kolesterol yang berlebihan akan mengendap pada saluran peredaran

    darah sehingga terjadi penyempitan pada saluran pembuluh darah tersebut dan

    mengganggu sistem peredaran darah normal (aterosklerosis). Hiperkolesterolemia

    menyebabkan kematian terbanyak di dunia. Hal ini dianggap sebagai faktor resiko

  • 2

    mayor pada penyakit jantung koroner yang menyebabkan lebih dari empat juta

    kematian di dunia setiap tahunnya (Sulistyaningsih et al, 2015).

    Hiperkolesterolemia umumnya lebih banyak ditemukan pada laki-laki

    dibandingkan perempuan. Data yang dihimpun oleh WHO pada tahun 2013

    menunjukkan bahwa hiperkolesterolemia pada laki-laki di Indonesia lebih tinggi

    yaitu 37,2% dibandingkan dengan perempuan yang hanya 32,8% dan diperkirakan

    sekitar 35% penduduk Indonesia memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari batas

    normal yang baik untuk kesehatan. Penyebab hiperkolesterolemia antara lain

    kelebihan berat badan, faktor genetik, faktor usia, kebiasaan merokok, penurunan

    kadar esterogen pada wanita yang telah menopause, dan gaya hidup masyarakat

    yang mulai berubah seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, dan kurang

    mengkonsumsi asupan serat. Hiperkolesterolemia dapat menyebabkan dampak

    negatif jika tidak dilakukan adanya pengaturan pola makan yang sehat dan

    seimbang, dampak negatif tersebut antara lain peningkatan risiko aterosklerosis,

    penyakit kardiovaskular, dan peningkatan profil lipid (Setiawan et al, 2016).

    World Health Organization (2012) menunjukkan 17,5 juta orang di seluruh

    dunia meninggal karena penyakit jantung koroner yang diakibatkan oleh

    hiperkolesterolemia atau sebesar 31% dari jumlah total kematian diseluruh dunia.

    Penyakit jantung koroner dan stroke menempati urutan pertama dan penyebab

    kematian diseluruh dunia (Kemenkes RI, 2017). Jumlah penderita

    hiperkolesterolemia di Indonesia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan

    akan terjadi peningkatan sesuai dengan bertambahnya usia hingga 15,5% pada

    kelompok usia 55-64 tahun. Di Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan

  • 3

    tentang penyakit hiperkolesterolemia masih sangat rendah, hal ini terjadi karena

    perilaku konsumsi makanan yang berlemak dan berkolesterol yang dapat memicu

    terjadinya peningkatan kolesterol (Rahmi et al, 2017).

    Meningkatnya kasus penyakit jantung koroner yang diakibatkan oleh

    hiperkolesterolemia menjadi masalah kesehatan utama yang cukup besar di negara

    maju maupun berkembang. Penanggulangan dan pencegahan hiperkolesterolemia

    telah dilakukan berbagai upaya seperti pemerintah Indonesia melakukan

    penanganan dan pencegahan penyakit tidak menular berdasarkan peraturan Mentri

    Kesehatan dalam melaksanakan penanggulangan dan penyakit jantung dan stroke.

    Kementrian Kesehatan telah melakukan upaya dalam melakukan pencegahan dan

    pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, upaya tersebut diantaranya

    adalah melakukan Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin

    beraktifitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola

    stress (CERDIK). Selain itu, para tenaga kesehatan mengimbau juga kepada

    masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kadar kolesterol dan pengukuran

    tekanan darah rutin minimal sekali dalam setahun di Fasilitas Pelayanan

    Kesehatan/Posbindu PTM (Kemenkes RI, 2017).

    Ada beberapa faktor yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol,

    diantaranya adalah mengurangi asupan lemak dan kolesterol, olahraga teratur,

    mengurangi kebiasaan merokok, dan memilih makanan yang dapat menurunkan

    kolesterol. Pemilihan bahan pangan merupakan alternatif yang tepat dalam

    penatalaksanaan hiperkolesterolemia. Pengetahuan dalam memilih makanan untuk

    dikonsumsi sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya hiperkolesterolemia.

  • 4

    Dengan memilih makanan yang tepat sebelum dikonsumsi dapat membantu pasien

    untuk merubah perilaku yang buruk menjadi lebih baik (misalnya memilih makanan

    yang tidak mengandung lemak atau kolesterol) (Sulistyaningsih et al, 2015).

    Fenomena perilaku mengkonsumsi makanan yang salah dapat memicu

    hiperkolesterolemia yang terjadi di daerah terpencil Indonesia masih sering terjadi,

    hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana

    mencegah hiperkolesterolemia. Salah satu daerah yang masyarakatnya masih kurang

    dalam menjaga pola makannya adalah masyarakat di Desa Yosorati, Kabupaten

    Jember. Masyarakat yang memiliki hiperkolesterolemia mengetahui bahwa ia

    memiliki riwayat penyakit tersebut tetapi masih mengkonsumsi makanan yang

    dapat memicu atau menambah kadar kolesterolnya. Permasalahan tersebut

    memungkinkan terjadinya beberapa kasus kematian pada setiap tahunnya.

    Mayoritas tingkat pendidikan masyarakat di Desa Yosorati yaitu lulusan SD

    sedangkan mayoritas mata pencarian sebagai petani.

    Didasarkan pada hasil wawancara pada salah satu petugas kesehatan di Desa

    Yosorati, mengatakan bahwa pada tahun 2012 telah dilaksanakan pelatihan oleh

    Kepala Puskesmas Kecamatan Sumberbaru tentang cara mengatasi

    hiperkolesterolemia dengan memilih makanan yang baik dan benar untuk

    dikonsumsi sehari-hari. Pelatihan tersebut dilaksanakan atas dasar inisiatif Kepala

    Puskesmas Kecamatan Sumberbaru karena pada tahun 2012 terdapat satu kasus

    kematian akibat penyakit jantung koroner yang salah satunya disebabkan karena

    hiperkolesterolemia di Desa Yosorati, hal tersebut telah di anggap sebagai kejadian

    luar biasa meskipun hanya satu kasus saja setiap tahunnya. Tenaga kesehatan di

  • 5

    Desa Yosorati selalu memberikan arahan kepada masyarakat terkait permasalahan

    menjaga pola makan hingga memilih makanan untuk dikonsumsi sehari-hari yang

    baik dan benar. Arahan tersebut dilakukan dengan cara memberikan edukasi

    kepada masyarakat saat berkunjung ke posyandu lansia untuk memeriksa atau

    mengecek kadar kolesterol. Saat berkunjung kerumah warga, petugas kesehatan

    masih menemukan warga yang tidak menjaga pola makannya dengan

    mengkonsumsi makanan yang dapat memicu hiperkolesterolemia, seperti makanan

    dengan tinggi lemak, kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik yang kurang.

    Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti menggunakan metode penelitian

    deskriptif kualitatif. Metode ini dapat menjelaskan perilaku dan pengalaman yang

    dialami oleh masyarakat, sehingga peneliti dapat mengetahui jenis asupan makanan

    yang dikonsumsi oleh orang yang mengalami hiperkolesterolemia, serta gejala yang

    dirasakan setelah mengkonsumsi makanan tersebut. Penggunaan metode deskriptif

    kualitatif dapat memberikan kemudahan untuk membantu melakukan pengkajian

    yang tepat dan metode yang digunakan akan lebih fleksibel untuk mendapatkan

    kondisi yang sebenernya dari kebiasaan seseorang dalam mengkonsumsi makanan

    yang mengalami hiperkolesterolemia di Desa Yosorati.

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana perilaku konsumsi

    makanan pada penderita hiperkolesterolemia?

  • 6

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku konsumsi

    makanan pada penderita hiperkolesterolemia.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    a. Memberikan pengetahuan tentang gambaran perilaku konsumsi makanan

    dengan kejadian hiperkolesterolemia.

    b. Memberikan bahan referensi penelitian-penelitian berikutnya dengan topik

    yang lebih mendalam tentang solusi dari gambaran yang telah diuraikan

    dalam penelitian ini.

    1.4.2 Manfaat Klinis

    a. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang alasan masyarakat dalam

    pemilihan makanan untuk dikonsumsi dengan baik.

    b. Memberikan informasi dan pengetahuan sebagai acuan untuk dilaksanakan

    penelitian selanjutnya tentang intervensi yang tepat untuk mengubah perilaku

    masyarakat dalam mengkonsumsi makanan dengan baik dan benar untuk

    orang yang mengalami hiperkolesterolemia.

    1.5 Keaslian Penelitian

    a. Nur Asiah Rahmi, M. Zen Rahfiludin & Dina Rahayuning Pangestuti (2017)

    dengan judul Hubungan Kebiasaan Konsumsi Masakan Padang dengan Kadar

    Kolesterol (Studi pada Paguyuban Ikatan Mahasiswa Minang Angkatan 2015 di

    Semarang). Desain penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan pendekatan

  • 7

    cross sectional, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan

    menggunakan rumus Lemeshow dan terdapat kriteria inklusi, serta instrumen

    yang digunakan berupa kuisioner.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah desain penelitian,

    serta tempat dan partisipan yang di ambil. Pada penelitian ini desain penelitian

    yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, partisipan

    yang di ambil adalah ibu dengan hiperkolesterolemia yang melakukan kegiatan

    memasak untuk dikonsumsi sehari-hari di desa Yosorati, Kabupaten Jember.

    b. Alodiea Yoeantafara & Santi Martini (2017) dengan judul Pengaruh Pola Makan

    terhadap Kadar Kolesterol Total di Puskesmas Mulyorejo. Tujuan dari penelitian

    ini adalah untuk mengetahui pola makan tinggi lemak dan serat dengan kadar

    kolesterol total. Desain penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan

    pendekatan case control, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan

    menggunakan metode simple random sampling dengan menggunakan nomor undian

    hingga mendapatkan jumlah yang sesuai dengan besar sampel yang dibutuhkan,

    dan instrumen yang dipakai berupa kuesioner.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah desain penelitian,

    serta tempat dan partisipan yang di ambil. Pada penelitian ini desain penelitian

    yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, partisipan

    yang di ambil adalah ibu dengan hiperkolesterolemia yang melakukan kegiatan

    memasak untuk dikonsumsi sehari-hari di desa Yosorati, Kabupaten Jember.

    c. Tunggul Waloya, Rimbawan & Nuri Andarwulan (2013) dengan judul Hubungan

    antara Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol Darah

  • 8

    Pria dan Wanita Dewasa di Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk

    mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar kolesterol darah yang

    meliputi asupan lemak, karbohidrat, protein, kolesterol, asupan serat pangan,

    aktivitas fisik dan jenis kelamin. Desain penelitian ini menggunakan kuantitatif

    dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data sampel menggunakan 4 jenis

    data: aktivitas fisik, status gizi, kadar kolesterol darah total, dan konsumsi pangan,

    dan instrument yang digunakan ialah kuesioner.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah desain penelitian,

    serta tempat dan partisipan yang di ambil. Pada penelitian ini desain penelitian

    yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, partisipan

    yang di ambil adalah ibu dengan hiperkolesterolemia yang melakukan kegiatan

    memasak untuk dikonsumsi sehari-hari di desa Yosorati, Kabupaten Jember.