19
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah upaya pembangunan yang dilakukan, tidak jarang hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dikarenakan pembangunan yang dilaksanakan hanya berusaha untuk mencapai pertumbuhan produk domestik bruto yang tinggi tanpa memperhatikan faktor lain, sehingga permasalahan yang timbul akibat kesalahan upaya pembangunan yang dilakukan adalah tingkat kemiskinan yang tinggi, distribusi pendapatan yang tidak merata yang berdampak pada kesenjangan sosial dan ekonomi yang terlalu besar serta permasalahan pertumbuhan produk domestik bruto itu sendiri (Widodo, 2006: 6). Menurut Todaro dan Smith (2011: 18), pembangunan haruslah dipandang sebagai proses multidimensi yang melibatkan berbagai perubahan mendasar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan lembaga nasional serta percepatan pertumbuhan, pengurangan ketimpangan, dan penanggulangan kemiskinan. Pada intinya, pembangunan haruslah mencerminkan perubahan sistem sosial secara total sesuai dengan berbagai kebutuhan dasar, serta upaya mengubah kondisi kehidupan dari yang dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik. Kemiskinan adalah orang-orang miskin yang hidup dalam keadaan kurang nutrisi dan kesehatan yang buruk, sedikit mengenal aksara atau buta sama sekali, hidup di wilayah-wilayah yang lingkungannya buruk, kurang terwakili secara politis, terpinggirkan secara sosial, dan berusaha memperoleh penghasilan yang minim disebuah pertanian kecil dan marginal (atau sebagai buruh tani harian) atau tinggal di perkampungan kumuh perkotaan (Todaro dan Smith, 2011: 250). ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014 NURUL HABIBI Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah upaya pembangunan yang dilakukan, tidak jarang hasil yang

diperoleh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dikarenakan

pembangunan yang dilaksanakan hanya berusaha untuk mencapai pertumbuhan

produk domestik bruto yang tinggi tanpa memperhatikan faktor lain, sehingga

permasalahan yang timbul akibat kesalahan upaya pembangunan yang dilakukan

adalah tingkat kemiskinan yang tinggi, distribusi pendapatan yang tidak merata

yang berdampak pada kesenjangan sosial dan ekonomi yang terlalu besar serta

permasalahan pertumbuhan produk domestik bruto itu sendiri (Widodo, 2006: 6).

Menurut Todaro dan Smith (2011: 18), pembangunan haruslah dipandang

sebagai proses multidimensi yang melibatkan berbagai perubahan mendasar

dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan lembaga nasional serta percepatan

pertumbuhan, pengurangan ketimpangan, dan penanggulangan kemiskinan. Pada

intinya, pembangunan haruslah mencerminkan perubahan sistem sosial secara

total sesuai dengan berbagai kebutuhan dasar, serta upaya mengubah kondisi

kehidupan dari yang dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik.

Kemiskinan adalah orang-orang miskin yang hidup dalam keadaan kurang

nutrisi dan kesehatan yang buruk, sedikit mengenal aksara atau buta sama sekali,

hidup di wilayah-wilayah yang lingkungannya buruk, kurang terwakili secara

politis, terpinggirkan secara sosial, dan berusaha memperoleh penghasilan yang

minim disebuah pertanian kecil dan marginal (atau sebagai buruh tani harian) atau

tinggal di perkampungan kumuh perkotaan (Todaro dan Smith, 2011: 250).

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

2

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi berbagai faktor yang

saling berkaitan antara lain: tingkat pendapatan masyarakat, pengangguran,

kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender,

dan lokasi lingkungan.

Sharp, et al. (1996 dalam Kuncoro, 2010: 69), mengidentifikasi penyebab

kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro, kemiskinan

muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang

menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya

memiliki sumberdaya dalam jumlah terbatas dan kualitas rendah. Kedua,

kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia.

Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktifitasnya rendah, yang

pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kulitas sumber daya manusia ini

karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi,

atau karena keturunan. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam

modal.

Pada saat ini, rata-rata pemerintah daerah dalam menempatkan prioritas

pembangunan lebih banyak tertarik kepada pembangunan yang sifatnya hanya

meningkatkan pendapatan daerah. Jika hal ini terus berlangsung, tanpa

memperhatikan pembangunan manusia itu sendiri, akan berdambak buruk bagi

pembangunan daerah tersebut dikarenakan minimnya sumber daya manusia yang

memadai. Dalam perencanaan pembangunan daerah, yang sangat perlu

diperhatikan adalah sumber daya manusia yang handal di daerah, karena sumber

daya manusia menjadi elemen utama bagi sukses tidaknya pelaksanaan

pembangunan daerah.

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

3

Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang

memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan

kehidupan yang produktif. Akan tetapi yang sering menjadi pertanyaan adalah

menyangkut ukuran yang dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan

daerah untuk melihat seberapa besar pembangunan manusia telah berhasil

dilaksanakan? Oleh sebab itu, perlu adanya pengukuran-pengukuran terhadap

pencapaian pembangunan manusia itu sendiri.

Dalam mengukur pencapaian pembangunan manusia ada tiga hal yang

dianggap paling penting, yaitu sehat dan berumur panjang, berpendidikan, dan

akses sumberdaya yang dapat memenuhi standar hidup layak. Untuk mengukur

ketiga hal tersebut, digunakan indeks komposit berdasarkan tiga parameter yang

kemudian dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI)

muncul sebagai kritikan dan sekaligus perbaikan terhadap penggunaan angka

pendapatan per kapita sebagai ukuran kemakmuran masyarakat yang hanya

terfokus pada aspek ekonomi saja, tetapi juga mengukur aspek sosial seperti

tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi kelemahan

ini muncul angka IPM yang merupakan indeks dari kombinasi tiga unsur penting

kemakmuran masyarakat, yaitu daya beli (pendapatan), pendidikan dan kesehatan

masyarakat (Sjafrizal, 2015: 166).

Dengan demikian, manfaat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam

perencanaan pembangunan daerah adalah sebagai alat ukur pemantauan status

pembangunan manusia. Karena, IPM sangat sensitif terhadap perubahan yang

sedang terjadi. Seperti pada saat krisis ekonomi yang pernah dialami di Indonesia,

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

4

yang mana nilai IPM turun sebagai akibat menurunnya tingkat pendapatan

sehingga tingginya angka kemiskinan. Oleh karena itu, IPM adalah sebagai data

strategis yang digunakan Pemerintah sebagai ukuran kinerja pembangunan,

karena IPM merupakan indikator penting dalam mengukur keberhasilan

membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).

Jika angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) semakin tinggi, maka ini

menunjukkan bahwa meningkatnya kualitas hidup manusia (masyarakat/

penduduk) yang didasari dari umur panjang dan hidup sehat. Juga menunjukkan

pendidikan yang semakin tinggi didasari pengetahuan dan juga menunjukkan

peningkatan dalam memenuhi kehidupan yang layak.

Semakin tinggi ketiga dimensi IPM tersebut, maka semuanya ini akan

berdampak terhadap meningkatnya produktivitas kerja masyarakat sehingga

masyarakat akan memperoleh pendapatan yang meningkat, yang pada akhirnya

masyarakat tersebut akan dapat keluar dari lingkaran kemiskinan. Akan tetapi,

jika sebaliknya menunjukkan angka IPM yang rendah, akan berdampak rendahnya

produktivitas kerja masyarakat. Karena produktivitas yang rendah akan

mengakibatkan rendahnya perolehan pendapatan, sehingga dengan rendahnya

pendapatan menyebabkan tingginya angka kemiskinan.

Dalam perencanaan pembangunan daerah, diperlukan data statistik yang

dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan dan evaluasi pembangunan. Salah satu

data statistik yang sangat diperlukan adalah Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Karena, PDRB merupakan salah satu indikator penting yang dapat

mengetahui kondisi ekonomi disuatu daerah dalam suatu periode tertentu. Dengan

adanya data tersebut dapat digunakan pemerintah untuk pengambil kebijaksanaan

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

5

dalam perencanaan dan evaluasi sehingga pembangunan tidak salah arah. Angka

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sangat diperlukan oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), karena selain dapat dipakai

sebagai bahan analisis perencanaan pembangunan juga merupakan barometer

untuk mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

Widodo (2006: 78) menjelaskan bahwa Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah (Value Added) yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan

jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku (nominal) digunakan untuk melihat

pergeseran struktur ekonomi, PDRB nominal menunjukkan pendapatan yang

memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatu daerah serta

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga

yang berlaku pada setiap tahunnya. PDRB atas harga konstan (riil) digunakan

untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi rill secara keseluruhan/setiap sektor dari

tahun ketahun, di mana faktor perubahan harga telah dikeluarkan. PDRB riil

menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga

yang berlaku pada satu waktu tertentu sebagai tahun dasar, sehingga Data pada

PDRB rill ini lebih menggambarkan perkembangan produksi rill barang dan jasa

yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi daerah tersebut.

PDRB per kapita adalah nilai dari hasil pembagian PDRB dengan jumlah

penduduk. Semakin tinggi PDRB per kapita suatu daerah, maka semakin besar

pula potensi sumber penerimaan daerah, dikarenakan semakin besar pendapatan

masyarakat pada periode tertentu yang berarti akan meningkatkan total nilai

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

6

barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian. Hal ini akan

memicu terjadinya peningkatan pendapatan yang diterima oleh masyarakat serta

kesejahteraan dalam masyarakat semakin tinggi yang akan menyebabkan

terjadinya penurunan tingkat kemiskinan.

Menurut Todaro dan Smith (2011: 16), pembangunan biasa diartikan sebagai

upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita)

yang berkelanjutan agar negara dapat memperbanyak output yang lebih cepat

dibandingkan laju pertumbuhan penduduk. Pencapaian pertumbuhan ekonomi

yang tinggi merupakan salah satu tujuan utama dari pembangunan suatu negara.

Dalam jangka waktu panjang, pembangunan diharapkan dapat mampu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga dapat mengurangi kemiskinan.

Peningkatan kualitas manusia sebagai agen produktif harus menjadi tujuan

utama dari setiap kebijakan pembangunan, karena kualitas manusia yang

meningkat merupakan prasyarat utama dalam proses produksi untuk terwujudnya

masyarakat industrial. Akan tetapi, masalah yang selalu muncul mengenai

pembangunan manusia itu sendiri salah satunya adalah pengangguran.

Pengangguran adalah masalah makroekonomi yang mempengaruhi manusia

secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat. Bagi kebanyakan

orang, kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan

psikologis (Mankiw, 2007: 154).

Pengangguran merupakan suatu masalah yang sulit untuk diatasi dalam

pembangunan daerah, meskipun pertumbuhan ekonomi relatif tinggi dan terus

meningkat ternyata tidak secara otomatis mengurangi pengangguran, demikian

pula alokasi anggaran untuk sektor pendidikan dan peningkatan keterampilan

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

7

angkatan kerja. Pengangguran bisa disebabkan oleh bertambahnya angkatan kerja

baru yang terjadi tiap tahunnya, sementara itu penyerapan tenaga kerja tidak

bertambah. Hal ini berarti, semakin tinggi jumlah pengangguran maka akan

meningkatkan jumlah penduduk miskin.

Seers (1969 dalam Arsyad, 2010: 358), menjelaskan bahwa kemiskinan,

pengangguran dan ketidakmerataan merupakan tiga hal yang menjadi isu

mendasar dalam pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, apabila ketiga hal ini

semakin menurun, dalam artian kinerjanya semakin baik berarti pembangunan

ekonomi sedang terjadi di wilayah tersebut. Namun sebaliknya, jika satu atau dua

dari tiga masalah tersebut ternyata kinerja semakin memburuk, berarti belum

dapat dikatakan bahwa terjadi pembangunan ekonomi di wilayah tersebut,

sekalipun pendapatan per kapita mengalami kenaikan sebesar dua kali lipat.

Permasalahan kemiskinan dalam pembangunan sangat sering dijumpai

dihampir seluruh negara di dunia. Salah satu negara kaya di dunia yaitu Amerika

Serikat (AS) yang tergolong negara maju masih terdapat jutaan orang yang

tergolong miskin (Kuncoro, 2010: 57). Kemiskinan membawa dampak negatif

yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah sosial sehingga menjadi

penghambat keberhasilan pembangunan dalam suatu wilayah atau negara.

Dengan disepakati oleh 189 negara anggota PBB di tahun 2000, termasuk

Indonesia, menyetujui program Millennium Development Goals (MDGs) yaitu

seperangkat delapan tujuan. Salah satu sasaran dari program MDGs adalah

mengentaskan kemiskinan dan kelaparan. Seluruh negara yang tergabung dalam

anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyadari sifat multidimensi dari

pembangunan dan penanggulangan kemiskinan, sehingga sangat perlu dilakukan

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

8

komitmen dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan mencapai tujuan

pembangunan manusia pada tahun 2015 (Todaro dan Smith, 2011: 28).

Tahun 1998 jumlah penduduk miskin di indonesia tercatat sebanyak 49,5 juta

orang (24,23 persen) dari jumlah populasi. Tingginya angka kemiskinan tersebut

dikarenakan krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997 yang

berakibatkan melonjaknya harga-harga kebutuhan sehingga berdampak

meningkatnya penduduk miskin. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Indonesia berhasil mengurangi penduduk miskin menjadi 27,73 juta orang (10,96

persen) pada September 2014.

Penurunan tingkat kemiskinan tersebut tidak terlepas dari upaya pemerintah

dalam mengentaskan kemiskinan dengan melalui berbagai kebijakan dan program

yang diterapkan oleh berbagai elemen, baik itu oleh pemerintah pusat maupun

daerah. Dengan mendukung kelancaran pelaksanaan program guna mempercepat

penanggulangan kemiskinan, pemerintah telah membentuk Tim Nasional

Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang didasarkan pada

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Program

Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Kebijakan presiden tersebut dikeluarkan

untuk mendukung pencapaian visi dan misi SBY-Boediono untuk menurunkan

kemiskinan hingga 8-10 persen pada akhir tahun 2014.

Pada saat ini kebijakan tersebut telah berubah dan ditetapkan oleh Presiden

RI Joko Widodo menjadi Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 166

Tahun 2014 tentang Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. TNP2K

merupakan tim lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan di tingkat pusat

untuk melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan. Pada tingkat daerah

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

9

dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi dan

Kabupaten/Kota.

Perkembangan angka kemiskinan di Indonesia selama periode tahun 2010-

2014 menunjukkan penurunan angka kemiskinan, dapat dilihat jumlah dan

persentase penduduk miskin yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin

di Indonesia Tahun 2010-2014

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Persentase Penduduk Miskin

(%)

2010

2011

2012

2013

2014

31,023,400

30,018,930

28,594,600

28,553,930

27,727,778

13,33

12,49

11,66

11,47

10,96

Sumber: BPS Indonesia, 2010-2014 (diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di indonesia

cenderung menurun selama periode 2010-2014. Pada tahun 2010 persentase

penduduk miskin tercatat sebanyak 13,33 persen (31,023,400 jiwa), dan pada

tahun 2011 jumlah penduduk miskin menurun sebesar 1,004,470 jiwa dari tahun

2010, sedangkan tahun 2012 jumlah penduduk miskin juga menurun sebesar

1,424,330 jiwa dari tahun 2011, pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin

menurun sebesar 40,670 jiwa dari tahun 2012, pada tahun 2014 jumlah penduduk

miskin menurun sebesar 826,152 jiwa dari tahun 2013.

Meskipun tingkat kemiskinan tersebut mengalami penurunan, pada

kenyataannya kemiskinan di indonesia masih saja ada sampai dengan saat ini,

yang dikarenakan penangganan kemiskinan bukanlah hal yang mudah untuk

diatasi dalam masa jangka pendek, sehingga perlu waktu dan formula yang tepat

untuk memutus rantai kemiskinan yang ada. Secara umum kemiskinan merupakan

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

10

masalah yang masih ditangani oleh pemerintah Indonesia, namun kemiskinan

bukan hanya menjadi masalah nasional tetapi juga menjadi masalah setiap

provinsi di daerah-daerah, salah satunya Provinsi Riau. Jumlah dan persentase

penduduk miskin di Provinsi Riau, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

1.2 di bawah ini.

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin

di Provinsi Riau Tahun 2010-2014

Tahun Jumlah Penduduk Miskin

(Jiwa) Persentase Penduduk Miskin (%)

2010

2011

2012

2013

2014

500,300

482,050

481,300

522,530

498,280

8,65

8,47

8,05

8,42

7,99

Sumber: BPS Indonesia, 2010-2014 (diolah)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin

Provinsi Riau sebesar 500,300 jiwa (8,65 persen). Selanjutnya tahun 2011

mengalami penurunan menjadi 482,050 jiwa (8,47 persen), dan kemudian

mengalami sedikit penurunan pada tahun 2012 menjadi 481,300 jiwa (8,05

persen), namun pada tahun 2013 mengalami kenaikan jumlah penduduk miskin

sebesar 41,230 jiwa menjadi 522,530 jiwa (8,42 persen), dan pada tahun 2014

akhirnya mengalami penurunan sebesar 24,250 jiwa menjadi 498,280 jiwa (7,99

persen).

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

11

Sumber: BPS Indonesia, 2007-2014 (diolah)

Gambar 1.1 Tingkat Kemiskinan Provinsi di Pulau Sumatera

Tahun 2010-2014 (persen)

Perbandingan rata-rata tingkat kemiskinan di Indonesia selama periode tahun

2010-2014 dengan Provinsi Riau, dapat dilihat pada Gambar 1.2 berikut.

2010 2011 2012 2013 2014

Aceh 20.98 19.57 18.58 17.72 16.98

Sumut 11.31 11.33 10.41 10.39 9.85

Sumbar 9.5 9.04 8.00 7.56 6.89

Riau 8.65 8.47 8.05 8.42 7.99

Jambi 8.34 8.65 8.28 8.42 8.39

Sumsel 15.47 14.24 13.48 14.06 13.62

Bengkulu 18.3 17.5 17.51 17.75 17.09

Lampung 18.94 16.93 15.65 14.39 14.21

Kep.B.Belitung 6.51 5.75 5.37 5.25 4.97

Kep.Riau 8.05 7.40 6.83 6.35 6.40

0

5

10

15

20

25

Tin

gkat

Kem

iski

nan

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

12

Sumber: BPS Indonesia, 2007-2014 (diolah)

Gambar 1.2 Tingkat Kemiskinan Provinsi Riau di Indonesia

Tahun 2010-2014 (persen)

Gambar 1.2 di atas terlihat bahwa Provinsi Riau pada tahun 2010 tingkat

kemiskinannya sebesar 8,65 persen (500,300 jiwa), dengan rata-rata tingkat

kemiskinan di Indonesia sebesar 13,33 persen. Tahun 2014 tingkat kemiskinan

Provinsi Riau menurun menjadi 7,99 persen, namun hampir mendekati dengan

rata-rata tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 10,96 persen.

Berdasarkan data yang telah ditunjukan di atas secara umum dari periode

tahun 2010 hingga tahun 2014 persentase penduduk miskin di Provinsi Riau

menunjukkan tren yang menurun. Akan tetapi, masalah kemiskinan adalah

masalah serius sehingga harus diperhatikan oleh pihak-pihak terkait khusus

Pemerintah Provinsi Riau, karena kemiskinan yang ada di Provinsi Riau tentu saja

merupakan suatu masalah yang tidak bisa dibiarkan begitu saja dan harus tetap

13,3312,49

11,66 11,4710,96

8,65 8,478,05 8,42

7,99

0

2

4

6

8

10

12

14

2010 2011 2012 2013 2014

INDONESIA Penduduk Miskin di Riau

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

13

ditanggulangi. Ibarat api yang masih kecil kalau dibiarkan akan membesar dan

membahayakan, ada asap tentu ada apinya.

Meskipun tugas untuk menuntaskan kemiskinan itu sulit, tetapi bukan hal

yang mustahil jika kita bertekad melakukannya. Seperti yang dikemukakan James

Speth (direktur eksekutif UNDP) dalam Todaro dan Smith (2011: 308),

“kemiskinan bukan lagi tidak dapat dihindari. Dunia ini memiliki sumber daya

material dan alam, pengetahuan, serta orang-orang untuk mewujudkan dunia yang

bebas dari kemiskinan dalam waktu kurang dari satu generasi. Ini bukanlah

idealisme yang tidak berdasar, tetapi tujuan yang praktis dan dapat dicapai”.

Oleh karena itu, pemerintah Provinsi Riau harus berkerja keras terkait

dengan delapan sasaran pembangunan (Milinium Development Goals-MDGs)

yang harus dicapai oleh Indonesia, di mana salah satu poinnya adalah mengenai

pengentasan kemiskinan. Mengingat untuk mencapai hal tersebut diperlukan

upaya penanggulangan kemiskinan yang bukan merupakan hal yang mudah untuk

dilaksanakan.

Melalui penelitian ini, peneliti ingin menjawab pertanyaan tersebut dengan

menganalisis seberapa jauh faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap

tingkat kemiskinan di Provinsi Riau yaitu kualitas hidup manusia yang

dicerminkan dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) per kapita dan pengangguran. Hal ini dilakukan agar

dapat memberikan kontribusi sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi

pembuat kebijakan dalam menanggulangi masalah kemiskinan. Oleh karena itu,

judul penelitian yang dipilih yaitu “Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

14

Manusia (IPM), PDRB per kapita, dan Pengangguran Terhadap Tingkat

Kemiskinan Di Provinsi Riau 2010-2014”.

1.2 Keaslian Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh dari Indeks Pembangunan Manusia

(IPM), PDRB per kapita, dan pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di

Provinsi Riau. Sebagai pembanding, maka akan diuraikan beberapa penelitian

yang relevan dengan penelitian ini.

Tabel 1.3 Penelitian Terkait IPM, PDRB Per Kapita, dan Pengangguran

terhadap Tingkat Kemiskinan

No Peneliti Topik/Lokasi Metoda Hasil Penelitian

1 Aqrawal

(2008)

Analisis hubungan

antara pertumbuhan

ekonomi dan

pengurangan

kemiskinan di

Kazakhstan,

2000-2003

Regresi data

panel

Tingkat pertumbuhan

ekonomi yang tinggi, dan

peningkatan pengeluaran

pemerintah pada sektor

sosial (jaminan sosial,

pendidikan dan kesehatan)

memberikan kontribusi

yang signifikan terhadap

pengurangan kemiskinan.

2 Iradian

(2005)

Dampak

pertumbuhan,

ketimpangan, dan

pengeluaran

pemerintah (sektor

sosial dan

infrastruktur)

terhadap

pengentasan

kemiskinan di

82 negara,

1965-2003

Regresi data

panel

Pertumbuhan ekonomi dan

pengeluaran pemerintah

berhubungan secara negatif

dan signifikan terhadap

kemiskinan, sedangkan

distribusi pendapatan

berhubungan secara positif

dan signifikan terhadap

kemiskinan.

3 Roemer

dan Gugerty

(1997)

Hubungan

pertumbuhan

ekonomi terhadap

pengentasan

kemiskinan di

26 negara

Analisis

perbandingan

Meningkatnya

pertumbuhan PDB per

kapita merupakan kekuatan

dalam mengurangi

kemiskinan.

4 Aiyedogbon

dan

Ohwofasa

(2012)

Kemiskinan dan

pengangguran di

Nigeria,

1987-2011

Regresi data

panel

Pengangguran, kontribusi

sektor pertanian, jasa

terhadap PDB dan

pertumbuhan penduduk

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

15

berpengaruh secara positif

dan signifikan kecuali

sektor pertanian yang tidak

signifikan terhadap tingkat

kemiskinan. Kontribusi

sektor industri dan inflasi

berpengaruh negatif dan

signifikan kecuali inflasi.

5 Grammy

dan

Assane

(2006)

Hubungan antara

distribusi

pendapatan dan

pertumbuhan

ekonomi dalam

mengurangi

kemiskinan di

60 negara sedang

berkembang,

1970-1998

Model Initial,

Augmented,

and Modified

Augmented

Peningkatan distribusi

pendapatan merupakan

kunci pengentasan

kemiskinan. Pertumbuhan

disertai dengan

peningkatan distribusi

bekerja lebih baik daripada

pertumbuhan dan distribusi

sendiri.

6 Jha

(2003)

Dampak

Pengeluaran Publik

untuk pendidikan

dan kesehatan pada

Kemiskinan di

India,

1957-1997

Regresi data

panel

Pengeluaran pembangunan,

kesehatan dan pendidikan

berpengaruh dalam

pengurangan kemiskinan,

sementara pendapatan per

kapita tidak signifikan

berpengaruh terhadap

kemiskinan.

7 Christina

Wieser

(2011)

Faktor-faktor

penentu perubahan

tingkat kemiskinan

65 negara

berkembang,

1983-2009

Ordinary

Least Square

(OLS)

Pertumbuhan GDP per

kapita merupakan salah

satu kontributor penting

dan signifikan terhadap

kemiskinan terutama dalam

jangka panjang dan untuk

Negara-negara

berpenghasilan rendah.

8 Ghosh

(2011)

Dampak

pertumbuhan

ekonomi dan IPM di

rasio kemiskinan

untuk 16 negara

bagian India,

2004-2005

Regresi

sederhana

dengan data

cross section

Dampak dari pertumbuhan

ekonomi dan Indeks

Pembangunan Manusia

yang meningkat

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

menurunnya tingkat

kemiskinan.

9 Widodo,

Waridin dan

Kodoatie

(2011)

Pengaruh

pengeluaran

pemerintah di sektor

pendidikan dan

kesehatan terhadap

pengentasan

kemiskinan di

Jawa Tengah,

2007-2008

Moderated

Regression

Analysis

(MRA)

IPM dan persentase jumlah

miskin di kabupaten / kota

menunjukkan tren positif.

Artinya, peningkatan

pengeluaran pemerintah

pada sektor pendidikan dan

kesehatan diikuti oleh tidak

hanya peningkatan IPM

tetapi juga oleh penurunan

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

16

persentase penduduk

miskin.

10 Rusdarti dan

Sebayang

(2013)

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi

Tingkat Kemiskinan

di Jawa Tengah,

2006-2007

Ordinary

Least Square

(OLS)

PDRB berpengaruh negatif

dan signifikan,

pengangguran tidak

berpengaruh terhadap

tingkat kemiskinan dan

belanja publik berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap tingkat

kemiskinan.

Dengan mengkaji hasil penelitian, penelitian ini sudah pernah dilakukan

sebelumnya. Penelitian ini mempunyai persamaan pada alat analisis yang

digunakan yaitu analisis regresi data panel, sedangkan perbedaan dari penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya adalah (1) lokasi dan waktu penelitian adalah

Provinsi Riau dengan waktu penelitian pada tahun 2010-2014; (2) variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Pembangunan

Manusia (IPM), PDRB per kapita, dan Pengangguran.

1.3 Rumusan Masalah

Dengan latar belakang bahwa persentase penduduknya miskin di Provinsi

Riau tergolong relatif tinggi apabila dibandingkan dengan daerah-daerah lain

tetangga seperti Sumatera Barat dan Kepulauan Riau. Untuk mengurangi

persentase penduduk miskin secara ilmiah diperlukan penelitian terlebih dahulu

dengan melakukan penelitian faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan

di Provinsi Riau yaitu Indeks Pembanguan Manusia (IPM), PDRB per kapita dan

Pengangguran.

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

17

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk

menjawab permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap tingkat

kemiskinan di Provinsi Riau tahun 2010-2014?

2. Bagaimana pengaruh PDRB per kapita terhadap tingkat kemiskinan di

Provinsi Riau tahun 2010-2014?

3. Bagaimana pengaruh pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi

Riau tahun 2010-2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut.

1. Menganalisis pengaruh dari variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM),

terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Riau dengan data empiris tahun

2010-2014.

2. PDRB per kapita, terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Riau dengan data

empiris tahun 2010-2014.

3. Pengangguran terbuka, terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Riau dengan

data empiris tahun 2010-2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai

berikut.

1. Dapat digunakan sebagai sumber masukan kepada pemerintah Provinsi Riau

dalam hal membuat program dan kebijakan pemerintah yang terkait dengan

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

18

pembangunan daerah khusus dalam hal pengurangan tingkat kemiskinan di

Provinsi Riau.

2. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan bahan belajar bagi mahasiswa

Magister Ekonomika Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada.

3. Sebagai masukan bagi peneliti-peneliti yang lain dengan tipe penelitian

sejenis.

1.7 Lingkup Penelitian

Penelitian ini memilih lokasi penelitian di Provinsi Riau. Instansi yang

menjadi tujuan utama untuk melengkapi kebutuhan data penelitian adalah Badan

Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau. Data tersebut digunakan untuk melihat

gambaran jumlah Indeks Pembangunan Manusia (IPM), PDRB per kapita, dan

Pengangguran, serta tingkat kemiskinan di Provinsi Riau.

1.8 Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, keaslian penelitian, rumusan

penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup

penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan pustaka, berisikan landasan

teori, kajian terhadap penelitian terdahulu, hipotesis dan kerangka penelitian. Bab

III Metode Penelitian, berisikan desain penelitian, metode pengumpulan data,

definisi operasional tiap variabel yang diteliti, dan metode analisis data. Bab IV

Analisis, berisi tentang uraian deskripsi data yang diperoleh dalam penelitian,

hasil alat analisis penelitian, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan. Bab V

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/106223/potongan/S2-2016-375625...muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang menimbulkan

19

Simpulan dan Saran, memuat simpulan penelitian sesuai dengan rumusan dan

pertanyaan penelitian, memaparkan implikasi atau rekomendasi, keterbatasan

penelitian yang telah dilakukan, dan bagi peneliti berikutnya untuk topik

penelitian yang sejenis.

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, PDRB PER KAPITA, DANPENGANGGURAN TERHADAP TINGKATKEMISKINAN DI PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2014NURUL HABIBIUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/