24
1 BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul 1. Judul Dalam penelitian ini, penulis memilih judul “DINAMIKA WIRAUSAHA DALAM PROSES PENGEMBANGAN USAHA”. Dengan judul tersebut penulis ingin menyampaikan atau menggambarkan tentang semangat pemuda di dalam dunia wirausaha. Dalam penelitian ini, dijelaskan apa yang dimaksud dengan pemuda dan apa yang menjadi dasar seorang pemuda memilih menekuni dunia usaha. Penelitian ini juga menjelaskan tentang bagaimana para pemuda tersebut memulai usahanya sampai mereka dapat mengembangkan usahanya, apa yang menjadi motivasi di dalam mereka melakukan usaha tersebut. 2. Aktualitas Di dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2009 mengatakan bahwa pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan di dalam rentang usia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Pemuda adalah seseorang yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang kuat yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, dan memiliki semangat yang tinggi. Pemuda berperan penting di dalam pembangunan Negara Indonesia, karena pemuda memiliki ide-ide yang segar untuk digunakan di dalam perubahan. Pemuda juga merupakan masa depan bangsa, karena dengan adanya pemuda yang berkualitas, maka ada harapan yang lebih baik kedepannya bagi sebuah Negara. Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

  • Upload
    lehuong

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

1. Judul

Dalam penelitian ini, penulis memilih judul “DINAMIKA WIRAUSAHA DALAM

PROSES PENGEMBANGAN USAHA”. Dengan judul tersebut penulis ingin menyampaikan

atau menggambarkan tentang semangat pemuda di dalam dunia wirausaha. Dalam penelitian ini,

dijelaskan apa yang dimaksud dengan pemuda dan apa yang menjadi dasar seorang pemuda

memilih menekuni dunia usaha. Penelitian ini juga menjelaskan tentang bagaimana para pemuda

tersebut memulai usahanya sampai mereka dapat mengembangkan usahanya, apa yang menjadi

motivasi di dalam mereka melakukan usaha tersebut.

2. Aktualitas

Di dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2009 mengatakan bahwa pemuda adalah

warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan di

dalam rentang usia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Pemuda adalah seseorang yang

berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang kuat yaitu revolusioner, optimis, berpikiran

maju, dan memiliki semangat yang tinggi. Pemuda berperan penting di dalam pembangunan

Negara Indonesia, karena pemuda memiliki ide-ide yang segar untuk digunakan di dalam

perubahan. Pemuda juga merupakan masa depan bangsa, karena dengan adanya pemuda yang

berkualitas, maka ada harapan yang lebih baik kedepannya bagi sebuah Negara. Pengembangan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

 

jiwa kewirausahaan di dalam diri pemuda merupakan salah satu kegiatan pengembangan potensi

keterampilan dan kemandirian berusaha. Pemuda dengan berwirausaha beberapa tahun

belakangan ini menjadi trend di kalangan anak muda. Rasa ingin tahu yang besar di dalam diri

seorang pemuda, membuat mereka menjadi pribadi yang kuat dan khas. Rasa ingin tahu yang

besar tersebut mereka terapkan di dalam dunia wirausaha. Mulai dari hanya sekedar ingin

mencoba-coba dunia usaha, sampai dengan mereka yang akhirnya memutuskan untuk menekuni

dunia tersebut. Hal ini membawa dampak positif bagi pemuda dan Negara. Karena selain

pemuda dapat mandiri, tidak bergantung bekerja dengan orang lain, mereka juga dapat membuka

lapangan pekerjaan untuk orang lain. Dan dampak positif bagi Negara adalah, dapat

berkurangnya jumlah pengangguran, dan angka kesejahteraan dapat meningkat. Di dalam

penelitian ini, akan dibahas tentang semangat yang ada di dalam diri para pemuda di DIY

(Daerah Istimewa Yogyakarta). Semangat jatuh bangun mereka di dalam merintis sebuah usaha

sampai pada akhirnya para pemuda tersebut dapat mengembangkan usahanya dan bermanfaat

bagi banyak orang.

3. Orisinalitas

Ada beberapa penelitian yang terkait dengan wirausaha muda,

diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Skripsi yang berjudul “Mahasiswa dan Wirausaha (Studi tentang dinamika mahasiswa

S-1 UGM yang berwirausaha dan faktor-faktor yang mempengaruhi untuk berwirausaha)”.

Penelitian ini disusun oleh Andhy Surya Hapsara, mahasiswa Sosiologi UGM angkatan 2001.

Meskipun penelitian ini sama-sama membahas tentang wirausaha muda, tetapi fokus dalam

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

 

penelitian ini berbeda, penelitian ini memfokuskan kepada faktor-faktor yang mendorong

seorang mahasiswa S-1 melakukan kegiatan wirausaha.

B. Skripsi yang berjudul ”Dari Solidaritas Menuju Pengembangan Usaha Anggota

HIJABERS COMMUNITY Yogyakarta”. Penelitian ini disusun oleh Windaningrum Distyavi,

mahasiswi pembangunan sosial dan kesejahteraan (PSdK) UGM angkatan 2008. Penelitian ini

sama-sama membahas tentang kewirausahaan, tetapi fokus penelitian ini lebih kepada solidaritas

yang ada di dalam sebuah komunitas sehingga memunculkan adanya pengembangan usaha

diantara anggotanya.

4. Relevansi dengan Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan

Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) memiliki beberapa konsentrasi

jurusan, yaitu Kebijakan Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan CSR (Corporate Social

Responbility). Penelitian ini memiliki fokus tentang pemuda dan dinamika proses pengembangan

usaha mereka. Serta spirit yang ada di balik pengembangan usaha pengusaha muda tersebut.

Dimana seorang pemuda yang dianggap memiliki semangat yang tinggi, serta pengaruh besar di

dalam perubahan ini dapat membangun usahanya dan dapat meningkatkan taraf kehidupannya.

Dengan demikian, penelitian ini memiliki relevansi dengan jurusan PSdK dalam konsentrasi

pemberdayaan masyarakat.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

 

B. Latar Belakang

Pemuda adalah seseorang yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang

kuat yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, dan memiliki semangat yang tinggi. Di dalam

Undang-undang nomor 40 tahun 2009 disebutkan bahwa ketentuan umum pemuda adalah warga

negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia

16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Menurut Tjiptoherijanto (1996) di dalam buku

karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan, pemuda ditinjau secara

dimensi sosio-politik dimana pemuda dipandang sebagai generasi penerus bangsa dan agen

pembaharuan. Pemuda juga sangat memiliki peran di dalam perubahan, perubahan menjadi suatu

indikator yang penting di dalam masyarakat. Pemuda dianggap mampu membawa perubahan itu

di dalam masyarakat. Contoh kecil pemuda berperan dalam perubahan, ketika peristiwa

penyusunan naskah proklamasi di Rengasdengklok. Pemuda dipandang menggunakan dimensi

sosio-demografis. Dimensi sosio-demografis ini menyangkut aspek kuantitas dan kualitas dari

generasi muda sehingga menjadi potensi sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa ini.

Pemuda dipandang menggunakan dimensi sosio-psikologis, pertumbuhan biologis (usia) selalu

diikuti dengan pertumbuhan sosial psikologis. Ketika pemuda berusia 15-24 tahun akan

mengalami berbagai benturan di dalam pencarian jatidirinya. Perbedaan pandangan yang dianut

orangtua dan lingkungan, seringkali memicu adanya gejolak antara golongan pemuda dan

orangtua. Peran pemerintah diantaranya adalah menanamkan berbagai nilai positif di dalam diri

pemuda dan menjadikan kelompok ini sebagai kekuatan atau modal pembangunan yang tangguh

dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Sebagai kelompok usia yang energik dan

produktif, keberhasilan menanamkan etos kerja yang tinggi dan moral yang baik akan

menjadikan pemuda sebagai tenaga kerja yang berkualitas, produktif, dan handal.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

 

Di balik etos kerja yang tinggi ada semangat di dalam diri seseorang. Semangat atau

motivasi untuk berprestasi tersebut merupakan prasyarat universal pertumbuhan ekonomi.

Motivasi untuk berprestasi adalah perjuangan untuk mencapai sukses dengan cara berupaya

sendiri dalam situasi yang membutuhkan penilaian pelaksanaan pekerjaan seseorang dalam

kaitannya dengan standar keunggulan. Menurut McClelland, masyarakat dengan motivasi untuk

berprestasi tinggi akan menghasilkan usahawan yang lebih giat dan selanjutnya akan

menghasilkan perkembangan ekonomi yang lebih cepat (Sztompka, 1993). Motivasi ini

melahirkan pemikiran seseorang di dalam hidup untuk berkompetisi, berlomba-lomba

melahirkan hal positif, menemukan penemuan-penemuan baru di dalam usahanya. Penemuan-

penemuan baru yang dinilai berbeda dengan yang lain akan dianggap langka. Sesuatu yang

dianggap langka, akan terlihat lebih menarik. Maka seseorang akan terus berusaha mencari hal

langka tersebut. Sehingga dapat diibaratkan seseorang mau membayar mahal untuk sesuatu yang

langka. Hal ini bisa menjadi peluang yang baik, ketika seseorang memulai usaha.

Modal dan investasi juga berpengaruh di dalam keberhasilan usaha, walaupun

penyediaan modal dan investasi bukanlah pengaruh utama di dalam berjalannya sebuah usaha.

Banyak fakta mengatakan, dengan modal yang minim seseorang mampu memajukan usahanya

dan dapat berkembang, yang sangat diperlukan di dalam melakukan usaha adalah semangat dan

tekad yang kuat. Semangat dan tekad yang kuat di dalam berwirausaha juga didasari makin

sempitnya lapangan kerja yang tersedia. Makin tingginya tingkat pendidikan seseorang, maka

makin tinggi pula pendapatan yang akan ia terima. Pemuda yang memiliki pendidikan tinggi,

mereka lebih cepat diterima oleh perusahaan-perusahaan multinasional. Anggapan ini sangat

mempengaruhi pasar kerja sekarang, kesempatan kerja lebih terbuka lebar untuk mereka yang

berpendidikan tinggi dibanding mereka yang berpendidikan rendah. Namun jika lulusan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

 

pendidikan tinggi terus meningkat, maka kesempatan kerja yang ada menjadi terbatas sehingga

sulit untuk menyerap lulusan tersebut.

Pada bulan Agustus 2012 Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tingkat pengangguran

terbuka lulusan Universitas di Indonesia mencapai 438,210 orang. Jumlah ini turun bila

dibandingkan dengan bulan Agustus tahun 2011, yang tercatat sebanyak 492,343 (bps.go.id).

Penurunan ini disebabkan karena ada empat hal yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi

pengangguran, yaitu peningkatan kualitas SDM dengan membangun kompetensi, pembangunan

sistem pendidikan, memfasilitasi tumbuh dan berfungsinya mekanisme bursa kerja (job fair) dan

memprakarsai program pengembangan kewirausahaan. Tetapi hal ini belum dianggap maksimal

di dalam mengatasi jumlah pengangguran, karena penyerapan tenaga kerja di sektor formal

masih sangat minim. Jika pengangguran tidak segera ditangani oleh pemerintah, maka yang akan

terjadi pertama adalah daya beli sebagian anggota masyarakat sangat rendah dan mereka tidak

mungkin memuaskan berbagai jenis kebutuhannya dengan membeli berbagai produk yang

dipasarkan. Kedua, makin tinggi tingkat pengangguran maka makin lebar kesenjangan ekonomi

masyarakat. Apabila tidak diatasi dengan cara efektif dapat menjurus kepada kecemburuan dan

ketegangan sosial. Jika kecemburuan dan ketegangan sosial meningkat sangat mungkin

ketertiban dan keamanan masyarakat terganggu. Hal itu dapat mempengaruhi kelancaran roda

perekonomian nasional (Siagian, 1996).

Di sinilah sebenarnya pemuda didorong untuk tetap kreatif dan inovatif, dengan

terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan yang ada sedangkan tuntutan hidup mereka semakin

meningkat, mereka dituntut untuk dapat terus menghasilkan sesuatu. Kemandirian di dalam diri

individu sudah menjadi sebuah tuntutan karena keterbatasan jumlah lapangan kerja yang

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

 

mendesak para individu agar tetap mandiri. Kini sudah marak seorang wirausaha yang memulai

usahanya sejak usia muda, banyak faktor yang mendorong mereka untuk melakukan kegiatan

ekonomi tersebut. Contohnya faktor dorongan dari keluarga, seseorang memulai usahanya sejak

dini karena meneruskan usaha milik orangtuanya. Orangtua yang memiliki latar belakang

wiraswasta biasanya mengarahkan anaknya untuk meneruskan usahanya agar dapat terus

berkembang dan tidak padam. Ada juga mereka yang membuka usaha karena ingin mencari

status sosialnya di dalam masyarakat, mereka ingin diakui di dalam masyarakat sebagai seorang

pengusaha. Bagi dunia usaha, tuntutan masyarakat agar harkat dan martabatnya diakui dan

dihargai oleh masyarkat lainnya merupakan sebuah tantangan yang nyata. Dewasa ini sering

terdengar ungkapan bahwa berkarya tidak boleh lagi dipandang semata-mata untuk mencari

nafkah, melainkan sebagai instrumen untuk menyatakan harkat dan martabat seseorang. Menurut

pandangan ini membuka lapangan pekerjaan merupakan upaya seseorang untuk menghilangkan

atau paling sedikit mengurangi ketergantungan pada orang lain dalam pemenuhan berbagai

kebutuhan tanpa orang lain itu menerima balas jasa dari yang bersangkutan (Siagian, 1996).

Enterpreneurship atau kewirausahaan memiliki fungsi makro dan mikro. Fungsi makro

dari kewirausahaan adalah sebagai penggerak, pengendali dan pendorong perkembangan bangsa.

Kemudian fungsi mikro dari kewirausahaan adalah sebagai innovator dan planner. Yang

dimaksudkan innovator adalah menemukan dan menciptakan sebuah produk baru atau memiliki

temuan baru, sehingga memunculkan sebuah wawasan baru. Sedangkan yang dimaksud dengan

Planner adalah merencanakan strategi, wawasan atau gambaran korporasi. Pandangan mengenai

sektor informal, adalah pandangan evolusioner, yang dimaksud dengan evolusioner adalah sektor

informal dipandang gejala positif sebagai wadah berkumpulnya kewirausahaan atau

kewiraswastaan dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi, pelengkap atau penunjang

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

 

sumber potensi perkembangan ekonomi. Ada beberapa peran dari sektor informal ini, yaitu

menyediakan barang dan jasa bagi sektor formal, menciptakan peluang kerja bagi penduduk

miskin, diyakini dapat berkembang menjadi sektor formal seiring dengan perkembangan jaman.

Maka, ketika sebuah usaha baru dibangun oleh seorang pengusaha, setidaknya di dalam benak

mereka terdapat pemikiran tentang penciptaan lapangan kerja. Hal itu merupakan pemikiran

dalam skala yang besar. Sedangkan dalam skala kecil, usaha yang diciptakan itu, paling tidak

merupakan perwujudan kemandirian agar tidak menjadi beban orang lain.

Kegiatan ekonomi yang ada di beberapa wilayah sangat beragam, antara lain mulai

menjamurnya usaha-usaha mikro yang digeluti sebagian anak muda. Mulai dari bisnis online

yang berskala kecil hingga bisnis berskala besar dan berbadan hukum. Semangat dan tekad

mereka dalam melakukan usaha tentunya sangat bervariasi. Mulai dari usaha untuk pemenuhan

kebutuhan sampai sebatas dorongan untuk melanjutkan bisnis keluarga. Sangat menarik memang

ketika kita berbicara tentang wirausaha dan anak muda, di tengah-tengah kondisi ekonomi yang

serba sulit, tidak menutup kemungkinan seorang anak muda memiliki usaha. Mereka memiliki

semangat yang sama di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dunia usaha merupakan dunia

yang digemari oleh anak muda, karena mereka bebas untuk menyalurkan aspirasi, tidak

terkungkung birokrasi dan dapat memajukan ekonomi Indonesia.

Kini pemerintah dan beberapa instansi terkait mulai menggalakkan kesadaran anak muda

di dalam berwirausaha. Salah satu contohnya di kota Semarang, Bank Indonesia Semarang

mendorong pemuda di Semarang untuk berwirausaha. Wirausahawan tersebut tergabung dalam

Jaringan Rumah Usaha (JRU), mereka memulai usaha dalam skala kecil bermodal Rp 1 juta per

orang. Para wirausaha ini juga membuktikan, usaha mereka bisa berhasil mengingat Kota

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

 

Semarang punya potensi kota jasa dan bisnis. Ada pun usaha mandiri yang banyak dipilih

mereka meliputi percetakan, desain grafis, percetakan, butik, usaha kerajinan, desain kertas serta

unit-unit usaha kerajinan lainnya (dimuat dalam kompas.com diakses pada tanggal 04 April 2013

pukul 09.00). Di Yogyakarta selain tempat berkumpulnya para pelajar, di sana juga banyak

tercetus ide-ide untuk berwirausaha. Ide-ide ini awalnya muncul dari para mahasiswa yang ingin

memiliki penghasilan tambahan saat masih kuliah. Beberapa diantaranya berlanjut setelah

mereka lulus kuliah dan menjadi sebuah mata pencaharian. Jenis usaha tersebut juga beragam,

mulai dari sektor penyediaan jasa sampai bidang kuliner.

Salah satu contoh bidang yang diminati pengusaha muda adalah bidang usaha penyediaan

jasa. Karena bidang penyediaan jasa dianggap bidang yang dapat terus berkembang dan tidak

akan redup. Bidang usaha penyediaan jasa yang ada di Yogyakarta beragam, contohnya usaha

bengkel di Jalan Jogja-Wates yang digeluti seorang pemuda bergelar sarjana ekonomi. Pemuda

ini setelah lulus dari pendidikan sarjananya, ia meneruskan salah satu unit bisnis milik

keluarganya. Di sini keluarga sangat berperan dominan untuk mendorong pemuda ini

berwirausaha. Kemudian contoh lain latar belakang keluarga sangat berperan di dalam jalannya

sebuah bisnis, bisnis turun temurun Gudeg Bu Tjitro yang kini sudah dikelola oleh generasi ke-

empat dari keluarga Tjitro. Kemudian tiga orang wanita muda memiliki usaha butik yang

dikelola bersama. Dengan latar belakang pendidikan mereka yang berbeda-beda, mereka mampu

memanajemen butiknya dengan cara membagi tugas. Dan yang terakhir seorang wanita bermodal

keberanian membangun usaha butik hanya dengan modal minim dan berasal dari tabungannya

sendiri, latar belakang keluarga bukan dari keluarga yang berkecimpung di dunia usaha. Tetapi

keluarga sangat mendukung penuh apa yang menjadi pilihan wanita ini.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

10 

 

Tentunya untuk membangun beragam jenis usaha tersebut tidaklah mudah, adanya

pasang surut dalam menjalankan bisnis mereka adalah proses yang harus mereka jalani.

Beragamnya jenis usaha tentunya akan memberikan cerita pencapaian keberhasilan yang

berbeda-beda. Masing-masing pengusaha dengan jenis usaha yang berbeda-beda tentunya

memiliki keunikan tersendiri di dalam menjalani usaha dan cara mereka menghadapi masalah-

masalah yang muncul ketika mereka membangun usahanya hingga dapat berkembang.

Keberagaman cerita di balik pengembangan usaha mereka untuk mengetahui pola keberhasilan

para pengusaha muda tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan pertanyaan berikut sebagai fokus

permasalahan dalam penelitian ini: Bagaimana dinamika wirausaha dalam proses pengembangan

usahanya?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana seorang pengusaha muda

memaknai keberhasilannya di dalam pengembangan usaha. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjelaskan tentang spirit dan latar belakang serta dinamika para pengusaha muda tersebut di

dalam membangun dan mengembangkan usahanya hingga seperti saat ini.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

11 

 

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan tentang dinamika seorang wirausahawan

muda di dalam proses pengembangan usahanya.

E. Tinjauan Pustaka

1. Pemuda

Pemuda merupakan bagian dari suatu komunitas masyarakat yang tentu saja berinteraksi

dengan lingkungannya. Segala tindakan, tingkah laku maupun minat mereka terhadap sesuatu

memiliki faktor-faktor yang melatarbelakanginya atau yang mempengaruhinya, segala tindakan

yang dilakukan mempunyai tujuan, baik itu tujuan untuk dirinya sendiri maupun untuk orang

lain. Di dalam Undang-undang no 40 tahun 2009 disebutkan bahwa ketentuan umum pemuda

adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan

yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Kepemudaan adalah berbagai hal

yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, dan cita-cita pemuda.

Pembangunan kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis,

bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan,

kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peran aktif pemuda sebagai

agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan:

a. Pendidikan politik dan demokratisasi

b. Sumberdaya ekonomi

c. Kepedulian terhadap masyarakat

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

12 

 

d. Ilmu pengetahuan dan teknologi

e. Olahraga, seni, dan budaya

f. Kepedulian terhadap lingkungan hidup

g. Pendidikan kewirausahaan

h. Kepemimpinan dan kepeloporan pemuda

Pengembangan kewirausahaan pemuda merupakan salah satu kegiatan pengembangan

potensi keterampilan dan kemandirian berusaha. Kepemudaan dan kewirausahaan merupakan

dua hal yang berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut tercermin dari penjabaran

Undang-undang no 40 tahun 2009 tentang pemuda. Pemerintah banyak mengaitkan pemuda

dengan bidang kewirausahaan, dengan adanya jiwa kewirausahaan di dalam diri pemuda maka

jiwa kemandirian diharapkan dapat tumbuh. Yang dimaksud dengan kemandirian di sini adalah,

pemuda tidak hanya bergantung pada sektor formal namun juga dapat mengembangkan

kreativitasnya pada sektor informal seperti kewirausahaan.

2. Kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, berdaya,

bercipta, berkarsa, dan bersahaja serta berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan.

Menurut Fadel Muhammad (1992) di dalam bukunya yang berjudul Industrialisasi dan

wiraswasta, wirausaha dapat dilihat dari berbagai macam sudut pandang. Mulai dari sudut

pandang yang mengatakan bahwa pengusaha sebagai seseorang yang berani mengambil resiko

dan ada juga yang memandang pengusaha sebagai seseorang yang berfokus pada peluang, bukan

pada resiko. Dan ada juga yang membantah keduanya, dan mengatakan bahwa wirausaha

bukanlah pengambil resiko, melainkan penentu resiko. Dari berbagai macam sudut pandang

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

13 

 

tersebut menghasilkan sebuah persepsi baru tentang wirausaha. Tujuh karakteristik tentang

wirausaha ini adalah:

a. Kepemimpinan: Memiliki orientasi hubungan personel dan orientasi terhadap tujuan dan

sasaran yang tinggi. Efektifitas kepemimpinannya pun relatif tinggi. Mereka senantiasa

tampil hangat, mendorong pengembangan diri bawahannya, dan senantiasa konsentrasi pada

tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

b. Inovasi: Seorang pengusaha memiliki inovasi, inovasi yang dimaksud bukanlah sesuatu

temuan yang luar biasa. Tetapi suatu temuan strategi dimana sumber daya ekonomi yang

tersedia di lingkungan produktivitas rendah ke lingkungan produktivitas tinggi dan mendapat

hasil yang lebih besar. Lingkungan produktivitas yang rendah, merupakan tempat

tersembunyinya peluang dalam realitas sosial ekonomi masyarakat. Karena itu, sebagai

innovator seorang pengusaha senantiasa merasakan adanya peluang. Sehingga ketika seorang

pengusaha merasakan ada suatu persoalan yang singgah di masyarakat, dengan

mengandalkan kemampuannya ia akan mencoba mengatasi permasalahan tersebut, dan

menjadi sebuah peluang usaha baginya. Dengan kata lain terjadi inovasi yang merangsang

daya kreativitas.

c. Cara pengambilan keputusan: Dalam hal ini menurut para ahli kedokteran mutakhir, terdapat

perbedaan signifikan antara fungsi otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berfungsi menganalisis

atau menjawab pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana. Otak kanan berfungsi

menciptakan atau melakukan pemikiran kreatif, tanpa didahului suatu argumentasi. Otak kiri

dan otak kanan senatiasa digunakan secara bersama-sama. Tetapi, setiap orang akan berbeda

tekanan pemakaian kedua otak itu. Ada yang cenderung didominasi otak kiri, dan sebaliknya.

Pengusaha adalah mereka yang cenderung didominasi oleh otak kanan. Dan itulah yang

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

14 

 

mendorong bekerjanya intuisi dan inisiatif seorang pengusaha, yang seakan-akan memiliki

indera keenam.

d. Sikap tanggap terhadap perubahan: Seorang pengusaha bereaksi positif terhadap perubahan.

Artinya, tanggap terhadap perubahan, dan karenanya memiliki perilaku menghadapi

perubahan. Sikap tanggap pengusaha terhadap perubahan relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan yang lainnya. Terutama ketika mengantisipasi perubahan yang mempengaruhi tujuan

dan sasaran.

e. Bekerja dengan cerdas: Seorang pengusaha melakukan kegiatan-kegiatannya dengan gaya

yang smart dalam pengertian pekerja keras. Itu menandakan cara kerja yang efisien dan

efektif, atau dengan kata lain bekerja secara ekonomis dengan mencapai hasil maksimal.

f. Memiliki visi masa depan: Seorang pengusaha senantiasa dimasa depan. Dalam kaitan ini,

visi pada hakikatnya merupakan pencerminan komitmen-kompetensi-konsistensi. Yaitu,

bahwa seorang pengusaha senantiasa setia pada komitmennya dengan melakukan kegiatan-

kegiatan yang hanya ada kompetensinya pada pengembangan dirinya. Dengan demikian

pengusaha senantiasa tampil konsisten.

g. Memiliki sikap terhadap resiko yang ada: Seorang pengusaha adalah mereka yang ketika

menetapkan sebuah keputusan, telah memahami secara sadar resiko yang akan ia hadapi,

dalam arti resiko itu sudah dibatasi dan terukur. Kemudian dengan inovasi demi inovasi,

kemungkinan munculnya resiko itu diperkecil. Maka dalam pengertian itu, inovasi

merupakan usaha yang kreatif untuk memperkecil kemungkinan terjadinya resiko.

Sebagaimana tertulis dalam teori Weber tentang spirit kapitalisme, masyarakat kapitalis

memandang manusia terutama sebagai pekerja dan tidak peduli apapun yang menjadi pekerjaan

mereka, dan inilah yang disebut dengan vocational ethics yang merupakan tingkah laku yang

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

15 

 

menonjol dari spirit kapitalisme. Dalam pandangan Weber, kapitalisme merupakan tipe ideal dari

sistem ekonomi modern. Weber melontarkan spirit baru dalam kapitalisme berupa sebuah etos

kerja yang sistematik yang didorong oleh sebuah perilaku etis dalam menghadapi dunia. Weber

menuangkan pemikirannya tentang kapitalisme itu dalam karyanya The Protestant Ethic and the

spirit of capitalism (1958). Di dalamnya Weber menegaskan bahwa kapitalisme bukan produk

dari faktor ekonomi tetapi juga produk dari faktor di luar ekonomi. Faktor di luar ekonomi

tersebut adalah, jenis atau karakteristik pemahaman masyarakat atas agama. Karakteristik

pemahaman agama kalangan Protestan menurut Weber melahirkan etika yang tidak dimiliki

kelompok agama lain yang mendorong tumbuhnya semangat kapitalisme. Dalam hal ini Weber

mencoba mengamati dan mencari penjelasan mengenai kelebihan yang dimiliki pemeluk

Protestan. Ada data yang dijumpai Weber saat itu bahwa para pemeluk Kristen Protestan

memiliki pendidikan dan etos kerja yang bisa dijadikan modal untuk memasuki dunia industri

dan komersial, lebih tinggi dibanding pemeluk agama Katholik di Eropa, menurut Weber hal ini

dipengaruhi oleh karakteristik intrinsic dari pemahaman keagamaan mereka. Orang-orang

Katholik dinilai cenderung memilih kehidupan yang lebih tenang, tidak terlalu menganggap

mendesak untuk memperoleh sesuatu. Mereka lebih cenderung untuk memilih kehidupan yang

nyaman meski dengan penghasilan kecil, daripada memilih kehidupan yang penuh resiko, meski

dengan begitu member peluang lebih untuk memperoleh kehormatan dan kekayaan. Bahkan

kemudian muncul istilah, mana yang lebih bagus “makan enak atau tidur nyenyak”. Dalam kasus

ini orang Protestan memilih untuk makan enak, sedangkan orang Katholik memilih untuk tidur

nyenyak. Menurut Weber, etika Protestan mengajarkan bahwa bekerja keras merupakan calling

atau panggilan suci bagi kehidupan manusia. Berlaku hemat dengan cara menggunakan hasil

kerjanya tidak untuk bersenang-senang maupun untuk upacara-upacara keagamaan (Maliki,

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

16 

 

2012). Dari etika mengejar uang sebanyak mungkin bukan semata untuk kehidupan spontan dan

bersenang-senang, tetapi untuk dimasa yang akan datang.

Kaitannya teori ini dengan konsep kewirausahaan adalah adanya etos kerja tinggi yang

dicontohkan oleh Weber di dalam penganut agama Protestan yang harus dimiliki oleh seseorang

yang ingin membuka usaha. Weber juga menerangkan bahwa bekerja bukan untuk kehidupan

spontan, tetapi untuk masa yang akan datang. Sehingga di dalam diri seorang pengusaha harus

memiliki tujuan atau planning masa depan. Di dalam pengembangan usaha, spirit ini sangat

diperlukan oleh seorang pengusaha. Karena spirit ini mengajarkan dengan bekerja sekeras

mungkin, maka hasil yang didapatkan akan lebih dari apapun.

3. Motivasi Berprestasi

Selain usaha yang dijalankan, ada aspek lain yang diperlukan dalam berwirausaha, yaitu

motivasi dalam menjalankan usaha tersebut. Motivasi adalah daya pendorong yang

mengakibatkan seseorang mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau

keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai hal yang menjadi

tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan. Motivasi

berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri

seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Menurut

David McCleland, inti dari teori motivasi terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa

pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari bahwa setiap orang

memiliki tiga jenis kebutuhan. Yaitu need for achievement (nAch), need for power (nPo), need

for affiliation (nAff).

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

17 

 

Need for achievement didefinisikan sebagai kebutuhan akan prestasi, dorongan untuk

melebihi, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil. Kebutuhan untuk

berhasil biasanya tercermin pada adanya dorongan untuk meraih kemajuan dan mencapai

prestasi sesuai standar yang ditetapkan. Seseorang dengan nAch yang besar adalah orang yang

berusaha berbuat sesuatu, misalnya dalam penyelesaian tugas yang dipercayakan kepadanya,

lebih baik dibanding dengan orang lain. Untuk itu seseorang dengan nAch yang besar biasanya

berusaha menemukan situasi untuk dia dapat menunjukkan keunggulannya, seperti dalam

pengambilan keputusan dan melakukan sesuatu yang dapat memberikan kepadanya umpan balik

dengan segera tentang hasil yang dicapai (Siagian, 1995).

Need for power didefinisikan sebagai keinginan untuk membuat individu lain berperilaku

sedemikian rupa (dorongan untuk mengatur). Menurut teori ini, kebutuhan akan kekuasaan

menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Penelitian

dan pengalaman menunjukkan setiap orang ingin berpengaruh terhadap orang lain dengan siapa

ia berinteraksi. Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini. Pertama, adanya

seseorang yang mempunyai kebutuhan berpengaruh pada orang lain. Kedua, orang lain terhadap

siapa pengaruh itu digunakan. Ketiga, persepsi ketergantungan antara seseorang dengan orang

lain. Setiap kali seseorang bergantung pada orang lain untuk sesuatu hal, pengaruh orang kepada

orang lain tersebut sudah berarti terpenuhinya nPo orang yang bersangkutan. Semakin besar

tingkat ketergantungan orang lain pada seseorang semakin besar pula pengaruh orang tersebut

pada pihak lain itu (Siagian, 1995).

Need for affiliation didefinisikan sebagai keinginan untuk menjalin suatu hubungan antar

personal yang ramah dan akrab. Need for affiliation merupakan kebutuhan nyata setiap manusia

terlepas dari kedudukan, jabatan, dan pekerjaan. Artinya, kebutuhan tersebut bukan hanya

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

18 

 

kebutuhan mereka yang menduduki jabatan manajerial. Kebutuhan akan afiliasi umumnya

tercermin pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat dalam interaksi seseorang dengan

orang lain. Kebutuhan akan afiliasi biasanya diusahakan agar terpenuhi melalui kerjasama

dengan orang lain. Berarti guna pencapaian kebutuhan tersebut suasana persaingan akan

dihindari sejauh mungkin. Meskipun demikian tetap perlu diingat bahwa sampai sejauh mana

seseorang bersedia bekerja sama dengan orang lain dalam kehidupannya tetap diwarnai oleh

persepsi tentang apa yang diperoleh dari kerjasama tersebut (Siagian, 1995).

Menurut McClelland, ketiga kebutuhan tersebut merupakan motivasi yang kuat dalam

setiap individu. Masing-masing kebutuhan tersebut mempengaruhi seseorang, sehingga orang

yang memiliki motivasi kekuasaan yang tinggi berbeda dengan orang memiliki motivasi yang

rendah.

4. Dinamika Proses Pengembangan

Dinamika sosial adalah penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi di dalam

fakta-fakta sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Dinamika sosial meliputi

pembahasan tentang pengendalian sosial, mobilitas, penyimpangan, dan perubahan sosial.

Semua konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisis proses-proses dinamika

perubahan masyarakat dan kebudayaan meliputi sebagai berikut:

a. Difusi: yaitu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan sejarah keseluruh dunia

bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok - kelompok manusia di muka

bumi.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

19 

 

b. Akulturasi: yaitu proses sosial yang timbul bila bertemu suatu kebudayaan tertentu

dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur kebudayaan

asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri.

c. Inovasi atau penemuan: yaitu suatu proses pembaruan dan penggunaan sumber alam,

energi, modal, dan teknologi yang menyebabkan timbul produksi yang baru.

Penemuan unsur baru di masyarakat baik berupa alat baru dan ide baru disebut

discovery. Discovery akan menjadi inovasi kalau masyarakat sudah mengakui,

menerima, dan menerapkan penemuan baru tersebut.

d. Sosialisasi: yaitu proses seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya

belajar pola-pola tindakan berinteraksi dengan segala macam individu sekelilingnya

yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang ada dalam kehidupan sehari-

hari.

e. Enkulturasi (pembudayaan): yaitu proses seorang individu dalam mempelajari dan

menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan

peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses enkulturasi sejak kecil

sudah dimulai dalam alam pikiran warga suatu masyarakat. Mula-mula dari orang-

orang di dalam lingkungan keluarganya, kemudian dari teman-teman bermain.

Dengan berkali-kali meniru, tindakannya menjadi suatu pola yang mantap dan norma

yang mengatur tindakannya dibudayakan (Ruswanto, 2012).

Dari konsep dinamika sosial yang dijabarkan di atas, akan dikaitkan dengan konsep

bidang kewirausahaan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

20 

 

a. Difusi: Masuknya saudagar Arab dan Cina ke Indonesia membawa budaya berdagang.

Sehingga masyarakat yang ada di Indonesia mengenal budaya berdagang lebih baik

daripada sebelumnya.

b. Akulturasi: Masyarakat Indonesia dan saudagar asing (Arab dan Cina) memiliki budaya

berdagang yang berbeda. Tetapi masyarakat Indonesia lambat laun dapat menerima

kebudayaan berdagang asing dan dapat memadukan dengan kebudayaan yang ada.

c. Inovasi: Suatu penemuan baru di dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi peluang

atau ide bisnis seorang pengusaha. Yang kemudian penemuan tersebut dapat diterima di

masyarakat dan menjadi sesuatu yang dicari karena berbeda.

d. Sosialisasi: Lahirnya seorang anak di lingkungan keluarga yang memiliki latar belakang

berwirausaha, membuat anak tersebut memiliki wawasan yang lebih tentang dunia usaha.

Serta penanaman nilai-nilai tentang wirausaha dan dorongan dari keluarga untuk anak

tersebut terjun ke dalam dunia usaha. Sehingga sosialisasi dianggap cukup berperan di

dalam diri seorang pengusaha.

e. Enkulturasi: Seseorang yang terlahir dari keluarga yang bergerak pada bidang usaha,

sejak kecil sudah diberikan pemahaman oleh orang tuanya tentang adat istiadat

berdagang di dalam lingkungan keluarganya. Serta penanaman nilai-nilai dan norma-

norma atau aturan tidak tertulis tentang berdagang ia dapatkan sejak kecil karena

lingkungan yang mendukung. Sehingga pemahaman tentang berdagang menjadikan anak

tersebut mengenal pola yang ada di dalam perdagangan.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

21 

 

Dinamika pengembangan usaha adalah perjalanan tentang proses pengembangan usaha

yang dialami oleh seorang pengusaha. Dinamika pengembangan usaha dapat juga disebut

sebagai perubahan yang terjadi di dalam pengembangan sebuah usaha yang prosesnya

berlangsung secara cepat maupun lambat. Dinamika proses pengembangan usaha merupakan

perjalanan yang di dalamnya terdapat latar belakang terbentuknya usaha tersebut, pasang surut

usaha, sampai pada usaha tersebut dapat berkembang dan menjadi sebuah inovasi atau temuan

baru. Semua yang ada di dalam dinamika proses pengembangan usaha akan digunakan sebagai

sumber data. Ditetapkan empat tahapan pengusaha melakukan pengembangan usahanya.

Tahapan tersebut adalah: inovasi (innovation), triggering event , implementasi (implementation),

pertumbuhan atau pengembangan (growth).

PERSONAL PERSONAL SOSIOLOGICAL PERSONAL ORGANIZATI n-Achievement Risk taking Networks Enterpreneur Team Internal control Job dissatisfaction Team Leader Strategy Ambiguity tol Job loss Parents Manager Structure Risk taking Education Family Commitment Culture Personal values Age Role models Vision Products Education Gender Experience Commitment

INNOVATION TRIGGERING EVENT IMPLEMENTATION GROWTH

ENVIRONMENT ENVIRONMENT ENVIRONMENT Opportunities Competition Role models Resources Competitors Creativity Incubator Customers

Government policy Suppliers Investors Bankers Lawyers Resources Government policy

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

22 

 

Bagan tersebut merupakan sebuah dinamika perjalanan dimana seorang pengusaha

melakukan proses usahanya. Tahapan pertama yaitu inovasi yang kemudian mendatangkan sebuah

kejadian yang membuat seorang pengusaha ingin mendirikan sebuah usaha dan merealisasikannya

dengan implementasi. Kemudian dengan banyaknya pengaruh usaha itu tumbuh dan berkembang.

Dinamika proses pengusaha di dalam melakukan pengembangan usahanya, pertama yang

mempengaruhi sebuah inovasi di dalam sebuah usaha adalah dari diri sendiri atau personal yaitu n-

Ach, internal control, ambiguity tol, risk taking, personal values, education, experience. Kemudian

dari lingkungan sekitar yaitu opportunities (kesempatan), role models (panutan), creativity

(kreativitas). Data yang ditemukan di lapangan menyebutkan bahwa inovasi dipengaruhi oleh n-Ach

yang tinggi dan pendidikan atau education. Pengaruh dari lingkungan yaitu opportunities

(kesempatan) dan role models (panutan), dari keempat informan sebagian besar memiliki latar

belakang keluarga seorang pengusaha, sehingga terbukanya kesempatan untuk meneruskan usaha

tersebut dan adanya yang mereka jadikan sebagai panutan di dalam mendirikan sebuah usaha.

Dimana selain mempengaruhi inovasi, juga mempengaruhi triggering event atau kejadian yang

membuat seseorang ingin melakukan sebuah usaha. Pengaruh lainnya dari diri sendiri atau personal

yaitu berani mengambil resiko (risk taking), ketidak puasan terhadap pekerjaan (job dissatisfaction),

kehilangan pekerjaan (job loss), pendidikan (education), umur (age), gender, komitmen. Kemudian

pengaruh dari lingkungan kompetisi (competition), sumber daya (resources), incubator, dan

kebijakan pemerintah (government policy). Adapun pengaruh sosiologis yaitu jaringan (network),

team, orangtua, keluarga, dan panutan (role models). Data yang ditemukan di lapangan, orangtua

merupakan panutan yang cukup kuat bagi mereka. Kemudian kinerja sebuah team sangat

mempengaruhi berjalannya sebuah usaha. Setelah seorang pengusaha melalui tahapan triggering

event, kemudian adanya implementasi atau merealisasikan rencana-rencananya. Adapun yang

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

23 

 

mempengaruhi dari dalam diri sendiri yaitu jiwa pengusaha, jiwa pemimpin, jiwa manager atau

dorongan untuk mengatur, berkomitmen, dan memiliki visi. Data di lapangan menunjukkan bahwa

dorongan untuk mengatur orang lain di dalam diri seorang pengusaha merupakan motivasi di dalam

memenuhi kebutuhannya.

. Pengaruh sosiologis juga masih mempengaruhi di dalam implementasi dan pengaruh

lingkungan yaitu kompetisi (competition), sumber daya (resources), incubator, dan kebijakan

pemerintah (government policy). Selain itu pengaruh lingkungan yang lainnya yaitu pesaing

(competitors), customer, suplier, investor, perbankan, badan hukum, sumber daya (resources),

dan kebijakan pemerintah. Tahap implementasi dapat disebut juga sebagai tahapan rintisan dan

pemantapan yaitu tahap awal seorang pengusaha memulai usahanya. Tahap ini dapat dikatakan

sebagai salah satu tahapan yang cukup sulit. Pada tahapan ini, seorang pengusaha harus mampu

melihat peluang-peluang usaha yang ada di pasar saat itu. Selain membutuhkan keberanian,

kekreativitasan seseorang sangat diuji pada tahapan ini. Kegagalan dan kebosanan merupakan

hal yang sering dijumpai pada tahapan ini. Sering kali pengusaha berputus asa sehingga

usahanya berhenti. Tetapi ketika seorang pengusaha mampu melewati tahapan ini, maka

perjalanan selanjutnya akan dirasa lebih mudah. Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika

merintis sebuah usaha adalah bidang atau jenis usaha yang akan dipilih harus benar-benar

dikuasai, dan tempat usaha merupakan bagian yang penting. Dalam tahapan ini pengusaha harus

menentukan bentuk usaha dan jenis kepemilikannya serta mengenal lingkungan usaha yang akan

mereka geluti nantinya. Apabila hal-hal di atas dapat terpenuhi, maka akan membantu seorang

pengusaha untuk bertahan.

Jika pengusaha sudah dapat melalui tahap rintisan, maka akan memasuki tahap

pemantapan. Kesulitan pada tahapan ini berbeda dengan tahapan yang pertama. Di sini

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul “DINAMIKA ...etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64481/potongan/S1-2013...karangan beliau yang berjudul Dinamika Sosial Pemuda di Perkotaan,

24 

 

pengusaha tersebut berperang dangan pilihan-pilihan yang sulit, terutama dalam

mempertahankan cashflow. Bagaimana menjaga keseimbangan input dan output serta menjaga

stamina dan semangat para partner dan karyawan. Dalam tahapan ini, pengusaha sudah memiliki

rencana-rencana pengembangan usahanya yang nantinya akan mereka realisasikan. Mereka

melakukan pemantapan rencana-rencana apa saja yang nantinya akan mereka kembangkan di

dalam usahanya. Yang nantinya mereka harapkan setelah adanya pengembangan usaha, usaha

dapat berjalan tanpa kehadiran pengusaha secara operasional. Sistem sudah berjalan, dan rencana

selanjutnya adalah mengekspansi pasar keluar.

Setelah tahapan realisasi usaha tersebut, pengusaha akan melalui tahapan terakhir yaitu

pengembangan atau pertumbuhan, pengaruh dari dalam diri sendiri yaitu jiwa pengusaha, jiwa

pemimpin, jiwa manager atau dorongan untuk mengatur, berkomitmen, dan memiliki visi.

Sedangkan pengaruh dari kelompok atau organisasi yaitu team, strategi, struktur, budaya,

produk. Pengaruh dari lingkungan yaitu pesaing (competitors), customer, suplier, investor,

perbankan, badan hukum, sumber daya (resources), dan kebijakan pemerintah. Di dalam tahap

pengembangan, dengan sistem yang sudah berjalan maka pengusaha atau owner kehadiran secara

fisik sudah tidak lagi diperlukan di lapangan. Mereka dapat mengendalikan usahanya tanpa harus

berada di lapangan. Dan mereka juga dapat mengekspansi usahanya keluar atau mereka juga

dapat membuka usaha jenis baru dari hasil keuntungan pengembangan usaha yang sebelumnya.

Maka pengusaha dianggap sudah dapat melakukan pengembangan usahanya ketika, semua

sistem yang ada di dalam usaha tersebut sudah berjalan stabil dan terdapat perubahan dari tahap

rintisan, pemantapan, dan pengembangan.