29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keracunan dapat terjadi karena banyak hal, salah satunya disebabkan oleh bahan kimia. Banyak bahan kimia yang dilarang, ditambahkan ke dalam makanan akan menyebabkan keracunan (Yuliarti, 2007). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.1168 tahun 1999 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 722 tahun 1988, ada beberapa bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan antara lain Asam borat, formalin, dietilpirokarbonat, kalium klorat (Menteri Kesehatan, 1999). Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia (Casarett and Doulls, 1995). Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera pada organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan lingkungan dikenal istilah toksikologi lingkungan dan ekotoksikologi. Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir sama maknanya ini sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan

BAB I PRINT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sgd

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANGKeracunan dapat terjadi karena banyak hal, salah satunya disebabkan oleh bahan kimia. Banyak bahan kimia yang dilarang, ditambahkan ke dalam makanan akan menyebabkan keracunan (Yuliarti, 2007). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.1168 tahun 1999 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 722 tahun 1988, ada beberapa bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan antara lain Asam borat, formalin, dietilpirokarbonat, kalium klorat (Menteri Kesehatan, 1999). Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia (Casarett and Doulls, 1995). Selain itu toksikologi juga mempelajari jelas/kerusakan/ cedera pada organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan lingkungan dikenal istilah toksikologi lingkungan dan ekotoksikologi.Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir sama maknanya ini sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan (Cassaret, 2000) dan Ekotoksikologi adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik pada mahluk hidup, khususnya populasi dan komunitas termasuk ekosistem, termasuk jalan masuknya agen dan interaksi dengan lingkungan (Butler, 1978).Dengan demikian ekotoksikologi merupakan bagian dari toksikologi lingkungan.Kebutuhan akan toksikologi lingkungan meningkat ditinjau dari :Proses Modernisasi yang akan menaikan konsumsi sehingga produksi juga harus meningkat, dengan demikian industrialisasi dan penggunaan energi akan meningkat yang tentunya akan meningkatkan resiko toksikologis.Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi yang akan menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang meningkat. Buangan ini tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang mengakibatkan resiko pencemaran, sehingga resiko toksikologi juga akan meningkat.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 SKENARIO PUTUS ASAT. S 21 tahun, dibawa keluarganya ke UGD RS pendidikan UNIZAR dengan keluhan muntah hebat sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarga penderita mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum cairan pemutih pakain sebanyak satu gelas belimbing, dalam percobaan bunuh diri karena masalah keluarga. Penderita muntah 5 kali sebanyak 1 gelas tiap muntah, dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau menyengat. Penderita merasakan nyeri uluh hati dan sesak nafas, penurunan kesadaran tidak ada, kejang tidak ada. Pemeriksaan fisik : keadaaan umum; kesadaran somnolen, tampak sakit berat TD : 80/60 mmHg, Nadi : 124x/ menit, regular , RR : 28x/menit, T : 36,5 0 C, pupil mata miosis dengan reflek cahaya (+/+). Apa yang harus anda lakukan ?

2.2 TERMINOLOGI 2.2.1 kesadaran somnolen Somnolen adalah (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.2.2.2 Pupil mata miosisMiosis adalah suatu keadaan dimana pupilmengalami konstriksi. Miosis dapatdisebabkan oleh obat tertentu dan bahan kimia, serta didapatkan pada keadaan patologis(penyakit tertentu). Pupil yang mengalami miosis yang Ekstrim disebut "PintpointsPupil". Sedangkan mata yang mengalami miosis disebut "Miotics"

2.3 PERMASALAHAN2.3.1 Jenis racun apa yang di minum oleh pasien ?Jenis racun yang diminum oleh korban pada scenario adalah natrium hipoklorit Natrium hipoklorit ialah suatu senyawa kimia dengan rumusNaOCl. Larutan natrium hipoklorit, umumnya dikenal sebagai pemutih atauclorox, adalah seringkali digunakan sebagai penawar infeksi (desinfektan) atau bahan pemutih. Nama lain natrium hipoklorit ialah natrium klorat(I).Adapun sifat-sifat Natrium hipoklorit adalah: Rumus molekul: NaOCl Berat molekul: 74,44 gr/mol Penampilan: Zat padat putih Densitas: 1,11 gr/cm3 Titik lebur: 18 oC, 64 F, 291K (pentahidrat) Titik didih: 101 C, 214 F, 374 K (terurai) Keasaman (pKa): 29,3 gr/100mL (0 C)

2.3.2 mekanisme muntah pada pasien ?

Minumpemutihpakaian

masukkelambung

mengiritasilesi di lambung

memacu peristaltic lambungdansekresiHCl

mengirimrangsangankesarafsensorik

aferen,kepusatmuntah

Muntah hebatkehilangancairandanelektrolit (Na + K)

2.3.3 Penyebab nyeri uluh hati pada pasien ?Mekanisme racun masuk ke dalam tubuh, akan mengikat ACHE kemudian menhhibisi ACHE dan terjadi akumulasi ACH kemudian akan mengikat reseptor muskarinik sehingga akan mengakibatkanbrespon parasimpatis yang akan memacu gerakan peristaltic lambung sehingga meningkatkan sekresi HCL atau asam, lambung yang akan menyebabkan terjadinya nyeri ulu hatiBahan yang diminum oleh pasien pad scenario adalah natrium hipoklorit. Natrium hipoklorit ini bersifat korosif atau melukai, sehingga apabila seseorang menelan bahan tersebut maka akan menyebabkan perlukaan mulai dari mulut, rongga mulut, faring, laring esophagus dan lambung bahkan jika sampai hingga usus halus juga dapat rusak dan diserap tubuh. Selain melukai natrium hipoklorit juga dapat menyebabkan perforasi lambung, yang akan berakibat pada perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang ada dilambung dan akan mengakibatkan syok pada pasien keracunan zat ini.2.3.4 Jelaskan efek bagi tubuh jika meminum pemutih (natrium hipoklorit) ? Efek utama bagi tubuh keracunan adalah gangguan pengelihatan, gangguan pernafasan dan hiperaktif gastrointestinal.EfekGejala

1. Muskarinik Salvias, lacrimasi, urinasi dan diare Kejang perut Nausea dan vomitus Bradikardi Miosis Berkeringat

2. Nikotinik Pegal-pegal, lemah Tremor Paralysis Dyspnea Tahkikardia

3. System sarap pusat Bingung, gelisah, insomnia, Sakit kepala Emosi tidak stabil Bicara terbata-bata Kelemahan umum Convulsi Depresi respirasi dan gangguan jantung Koma

2.3.5 Definisi intoksikasi dan racun ?Racun adalah sesuatu yang bila masuk kedalam tubuh kita menyebabkan keadaan tidak sehat dan bisa membahayakan jiwa ( Ircham Machfoed, dkk ,2012:87). Racun dapat berupa obat yang diminum dengan dosis yang berlebihan, seperti misalnya obat penghilang rasa nyeri dan pusing yang banyak dijual ditoko obat bebas, obat tidur dan lain-lainnya. Bisa juga zat-zat kimia seperti obat pemati serangga, cairan pembersih rumah tangga atau terkena serangan gigitan ular, serangga, atau terhisap gas-gas melalui paru-paru, pestisida yang terserap melalui pori-pori kulit dan lain-lain.Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya kesehatan.Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen kedaruratan dating karena masalah toksik.

2.3.6 Bahan-bahan beracun dan golongan racun ?Dalam sebuah buku forensik medis yang ditulis oleh JL Casper, racun diklasifikasikan menjadi 5 golongan, yaitu:a.Racun iritan, yaitu racun yang menimbulkan iritasi dan radang. Contohnya asam mineral, fungi beracun, dan preparasi arsenik.b.Racun penyebab hiperemia, racun narkotik, yang terbukti dapat berakibat fatal pada otak, paru-paru, dan jantung. Contohnya opium, tembakau, konium, dogitalis, dan lain lain.c.Racun yang melumpuhkan saraf, dengan meracuni darah, organ pusat saraf dapat lumpuh dan menimbulkan akibat yang fatal seperti kematian tiba-tiba. Contohnya asam hidrosianat, sianida seng, dankloroform.d.Racun yang menyebabkanmarasmus, biasanya bersifat kronis dan dapat berakibat fatal bagi kesehatan secara perlahan. Contohnya bismut putih, asap timbal, merkuri, dan arsenik.e.Racun yang menyebabkan infeksi (racun septik), dapat berupa racun makanan yang pada keadaan tertentu menimbulkan sakit Pyaemia (atau pyemia) dan tipus pada hewan ternak.Bahan toksik dapat diklasifikasikan berdasarkan :Organ tujuan : ginjal, hati, system hematopoitik, dllPenggunaan : peptisida, pelarut, food additive, dllSumber : tumbuhan dan hewanEfek yang ditimbulkan : kanker, mutasi, dllBentuk fisik : gas, cair, debu, dllLabel kegunaan : bahan peledak, oksidator, dllSusunan kimia : amino aromatis, halogen, hidrokarbon, dllPotensi racun : organofosfat, lebih toksik daripada karbamatUntuk dapat diterima dalam spektrum agen toksik, suatu bahan tidak hanya ditinjau dari satu macam klasifiksi saja, tetapi dapat pula ditinjau dari beberapa kombinasi dan beberapa faktor lain. Klasifikasi bahan toksik dapat dibagi secara kimiawi, biologi dan karakteristik paparan yang bermanfaat untuk pengobatan.

2.3.7 Tanda khas dari keracunan ?Karakteristik Warna Urin

Warna urinPenyebab

Hijau/biruMetilin biru

Kuning-merahRifampisin, besi (Fe)

Coklat tuaFenol, kresol

Butiran keputihanPrimidon

CoklatMio/haemoglobinuria

Karakteristik Bau Racun

BauPenyebab

AsetonIsopropil alkohol. Aseton

AlmondSianida

Bawang putihAsenik, selenium, talium

Telur busukHidrogen sulfida, Merkaptan.

2.3.8 Management setiap racun ?

2.3.8.1 Keracunan Asam / Basa Kuat (Asam Klorida, Asam Sulfat, Asam Cuka Pekat, Natrium Hidroksida, Kalium Hidroksida). Dapat mengenai kulit, mata atau ditelan. Gejala : nyeri perut, muntah dan diare. Tindakan : Keracunan pada kulit dan mata :irigasi dengan air mengalirberi antibiotik dan antiinflamasi. Keracunan ditelan / tertelan :asam kuat dinetralisir dengan antasidabasa kuat dinetralisir dengan sari buah atau cukajangan bilas lambung atau tindakan emesisberi antibiotik dan antiinflamasi (Kortikosteroid iv selama 4-7 hari, kemudian dosis diturunkan 10-20 hari)

2.3.8.2 Keracunan Alkohol / Minuman KerasGejala : emosi labil, kulit memerah, muntah, depresi pernafasan, stupor sampai koma. Tindakan : Bilas lambung dengan air Beri kopi pahit Infus glukosa : mencegah hipoglikemia.

2.3.8.3 Keracunan ArsenikumGejala : mulut kering, kulit merah, rasa tercekik, sakit menelan, kolik usus, muntah, diare, perdarahan, oliguri, syok. Tindakan : Bilas lambung dengan Natrium karbonat/sorbitol Atasi syok dan gangguan elektrolit Beri BAL (4-5 Kg/BB) setiap 4 jam selama 24 jam pertama. Hari kedua sampai ketiga setiap 6 jam (dosis sama). Hari keempat s/d ke sepuluh dosis diturunkan.

2.3.8.4 Keracunan Tempe BongkrekGejala : mengantuk, nyeri perut, berkeringat, dyspneu, spasme otot, vertigo sampai koma. Tindakan : terapi simptomatik.Keracunan Makanan Kaleng (Botulisme)Gejala : gangguan penglihatan, reflek pupil (-), disartri, disfagi, kelemahan otot lurik, tidak ada gangguan pencernaan dan kesadaran. Tindakan : Bilas lambung dengan norit Beri ATS 10.000 unit. Ber Fenobarbital 3 x 30-60 mg / oral.

2.3.8.5 Keracunan IkanGejala : panas sekitar mulut, rasa tebal pada anggota badan, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri sendi, pruritus, demam, paralisa otot pernafasan. Tindakan : Emesis, bilas lambung dan beri pencahar.

2.3.8.6 Keracunan JamurGejala : air mata, ludah dan keringat berlebihan, mata miosis, muntah, diare, nyeri perut, kejang, dehidrasi, syok sampai koma. Tindakan : Emesis, bilas lambung dan beri pencahar. Injeksi Sulfas Atropin 1 mg / 1-2 jam Infus Glukosa.

2.3.8.7 Keracunan JengkolGejala : kolik ureter, hematuria, oliguria anuria, muncul gejala Uremia. Tindakan : Infus Natrium bikarbonat Natrium bicarbonat tablet : 4 x 2 gr/hari. Dikerjakan sistoskopi & kateterisasi ureter, kateter setinggi mungkin untuk mengeluarkan kristal yang menyumbat, dilanjutkan dengan ureter dengan lar. Natrium bikarbonat untuk melarutkan kristal.

2.3.8.8 Keracunan SingkongGejala : Mual, nyeri kepala, mengantuk, hipotensi, takikardi, dispneu, kejang, koma (cepat meninggal dalam waktu 1-15 menit). Tindakan : Beri 10 cc Na Nitrit 5 % iv dalam 3 menit Beri 50 cc Na Thiosulfat 25 % iv dalam 10 menit.

2.3.8.9 Keracunan Marihuana / GanjaGejala : halusinasi, mulut kering, mata midriasis. Tindakan : simptomatik, biasanya sadar setelah dalam 24 jam pertama.

2.3.8.10 Keracunan FormalinGejala : Inhalasi : iritasi mata, hidung dan saluran nafas, spasme laring, gejala bronchitis dan pneumonia. Kulit : iritasi, nekrosis, dermatitis. Ditelan/tertelan : nyeri perut, mual, muntah, hematemesis, hematuria, syok, koma, gagal nafas.- Tindakan : bilas lambung dengan larutan amonia 0,2 %, kemudian diberi minum norit / air susu

2.3.8.11 Keracunan BarbituratGejala : mengantuk, hiporefleksi, bula, hipotensi, delirium, depresi pernafasan, syok sampai koma. Tindakan : Jangan lakukan emesis atau bilas lambung Bila sadar beri kopi pahit secukupnya Bila depresi pernafasan, beri amphetamin 4-10 mg intra muskular.

2.3.8.12 Keracunan AmfetaminGejala : mulut kering, hiperaktif, anoreksia, takikardi, aritmia, psikosis, kegagalan pernafasan dan sirkulasi. Tindakan : Bilas lambung Klorpromazin 0,5-1 mg/kg BB, dapat diulang tiap 30 menit Kurangi rangsangan luar (sinar, bunyi)

2.3.8.13 Keracunan Aminopirin (Antalgin)Gejala : gelisah, kelainan kulit, laborat : agranolositosis. Tindakan : Beri antihistamin im/iv Beri epinefrin 1 %o 0,3 cc sub kutan.

2.3.8.14 Keracunan Digitalis (Digoxin)Gejala : anoreksia, mual, diare, nadi lambat, aritmia dan hipotensi. Tindakan: Propranolol KCl iv

2.3.8.15 Keracunan Insektisida Gol.Organofosfat (Diazinon, Malathion)Gejala : mual, muntah, nyeri perut, hipersalivasi, nyeri kepala, mata miosis, kekacauanmental, bronchokonstriksi, hipotensi, depresi pernafasan dan kejang. Tindakan : Atropin 2 mg tiap 15 menit sampai pupil melebar Jangan diberi morfin dan aminophilin.

2.3.8.16 Keracunan Insektisida Gol.(Endrin, DDT)Gejala : muntah, parestesi, tremor, kejang, edem paru, vebrilasi s/d kegagalan ventrikel, koma. Tindakan : Jangan gunakan epinefrin Bilas lambung hati-hati Beri pencahar Beri Kalsium glukonat 10 % 10 cc iv pelan-pelan.

2.3.8.17 Keracunan Senyawa Hidrokarbon (Minyak Tanah, Bensin)Gejala : Inhalasi : nyeri kepala, mual, lemah, dispneu, depresi pernafasan Ditelan/tertelan : muntah, diare, sangat berbahaya bila terjadi aspirasi (masuk paru)- Tindakan : Jangan lakukan emesis Bilas lambung hati-hati Beri pencahar Depresi pernafasan : Kafein 200-500 mg im Pengawasan : kemungkinan edem paru.

2.3.8.18 Keracunan Karbon Mono-oksida (CO)Gejala : kulit dan mukosa tampak merah terang, nyeri dan pusing kepala, dispneu, pupil midriasis, kejang, depresi pernafasan sampai koma. Tindakan: Pasang O2 bertekanan Jangan gunakan stimulant Pengawasan : kemungkinan edem otak

2.3.8.19 Keracunan Narkotika (Heroin, Morfin, Kodein)Gejala : mual, muntah, pusing, klulit dingin, pupil miosis, pernafasan dangkal sampai koma. Tindakan : Jangan lakukan emesis Beri Nalokson 0,4 mg iv tiap 5 menit (atau Nalorpin 0,1 mg/Kg BB.Obat terpilih Nalokson (dosis maximal 10 mg), karena tidak mendepresi pernafasan, memperbaiki kesadaran, hanya punya efek samping emetik.Karenanya pada penderita koma tindakan preventif untuk aspirasi harus disiapkan.2.3.9 Penatalaksanaan Umum kasus keracunan ? Prinsip: 1) Mencegah/ menghentikan penyerapan racun. 2) Mengeluarkan racun yang telah diserap. 3) Pengobatan simtomatik. 4) Pengobatan spesifik dan antidotum.

Yang mana dari keempat hal tersebut yang paling penting, berbeda-beda pada setiap kasus, oleh karena itu urutan di atas bukanlah menyatakan urutan tindakan yang pasti, melainkan berubah-ubah tergantung mana yang lebih darurat. 1) Menentukan sumber dan tipe keracunan makanan. 2) Kumpulkan makanan, isi lambung, muntah, serum dan feses untuk pemeriksaan. 3) Pantau tanda-tanda vital terus menerus a) Kaji pernafasan, TD, sensori, tekanan vena sentral dan aktivitas otot. b) Timbang BB pasien untuk perbandingan.

4) Dukungan sistem pernafasan. 5) Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. 6) Koreksi dan kontrol hipoglikemia. 7) Kontrol mual

Untuk mencegah/ menghentiukan penyerapan racun: 1) Bila racun ditelan a) Encerkan racun yang ada dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya. Cairan yang dapat dipakai: air biasa, susu dan/ telur mentah, activated char coal (Norit) 2 sendok teh penuh dalam 1 gelas air, universal antidot terdiri dari: (2 bagian activated charcoal dapat diganti dengan roti yang dibakar hangus), 1 bagian asam tanat (dapat diganti dengan teh pekat), 1 bagian Mgo (dapat diganti dengan antisida). b) Kosongkan lambung Efektif bila dilakukan dalam 4 jam setelah racun ditelan. Emesis, dilakukan dengan cara: - Mekanik: dengan merangsang dinding farings dengan jari dapat dikombinasi dengan pemberian emetik. - Obat-obatan (air garam/ mustard pekat, apomorfin, CuSo4, ZnSo4.).

Kontra indikasi: - Keracunan zat korosif asam/ basa kuat, fenol, striknin. - Keracunan senyawa hidrokarbon, minyak tanah, bensin. - Penurunan kesadaran. - Kejang.

Bilas lambung Cara: - Penderita telungkup dengan kepala dan bahu lebih rendah. - Pasang mouth gag dan bila terdapat penurunan kesadaran atau bahaya aspirasi iritan dan dipasang cuffed endotracheal tube. - Gunakan pipa lambung yang cukup besar. - Cairan pembilas yang dapat digunakan: air, kalium permanganat, asam asetat/ sitrat 5%, natrium bikarbonat 5%, laruytan activated charcoal (Norit). - Bilas dengan cairan pembilas yang hangat 250 ml setiap kali sampai kira-kira 20 kali cairan yang terakhir dimasukkan ditinggalkan saja dalam lambung.

Kontraindikasi: - Keracunan zat korosif. - Kejang. Bilas usus besar dengan: - Pencahar: Natrium sulfat/ magnesium sulfat 20 gr dalam 200 ml air, untuk anak 3-4 gr dalam 200 ml air peroral. - Klisma: air sabun/ gliserin perektal.

2) Bila racun melalui melalui kulit/ mata :a) Pakaian yang terkena kontaminasi dilepas. b) Cuci/ bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun dapat digunakan asam cuka encer atau natrium bikarbonat encer untuk netralisasi basa atau asam kuat. c) Perhatikan jangan sampai penolong ikut terkontaminasi.

3) Bila racun melalui inhalasi :a) Pindahkan penderita ke tempat yang aman. b) Pernafasan buatan untuk mengeluarkan udara beracun yang terhisap.

4) Bila racun melalui suntikan :a) Pasang tornikuet proksimal tempat suntikan, juga agar denyut arteri bagian distal masih teraba dan lepaskan selama 1 menit setiap 15 menit. b) Beri efinefrin 1/100 dengan dosis 0,3-0,4 mg/IM atau kompres dingin di tempat suntikan.

Untuk mengeluarkan racun yang telah diserap: 1) Forced diuresis a) Furosemid (lasix) 40 mg IV. b) Larutan manitol mula-mula 50 ml larutan 25% IV, diikuti dengan infus larutan 5-10% dengan kecepatan 5-10 ml/menit. 2) Dialisa: hemodialisa atau dialisa peritoneal. 3) Exchange transfusion.

Pengobatan simtomatik: 1) Fungsi pernafasan dan sirkulasi: a) Berikan resusitasi bila perlu b) Edema laring diatasi dengan (epinefrin 1/100 0,3 mg Sk, JR). c) Akeotomi d) Edema paru diatasi dengan (O2, deksametason). e) Cegah dan atasi syok dan hipotensi.

2) Fungsi susunan saraf pusat: a) Bil;a terdapat gejala penekanan (depresi) tidak perlu dioberi obat stimulan atau analgetik, kecuali bila disebabkan oleh keracunan narkotik. b) Bila terdapat gejala rangsangan (stimulasi) berikan diazepam atau fenobarbital. c) Edema otak diatasi dengan manitol atau dexametason.

3) Nyeri: berikan a) Salisilat (aspirin) b) Kodein. c) Meperidin (pethidine).2.3.10 Antidotum setiap racun ? Tidak semua racun memiliki antidotum, kurang dari 10 % dari racun yang ada penawarnya atau antidotum. Berikut adalah table bahan beracun beserta antidotumnya :Bahan racunAnti dotum

Kimia

SianidaNitrit (sodium/amil nitrit)

Methanol/etilen glikolEtanol.

TimbalEDTA

Merkuri D-penisilamine

ArsenicumAsam 2,3-dimercaptosuksinat

Na hipokloritNatrium tiosulfat

TaliumPotassium ferric

OrganofosfatSulfas athropine

Fe (besi)Desferrioxamine

Obat

AmphetamineLorazepam

DigoxinFab fragmen (antibodispesifik)

IsoniazidePiridoksin

OpioidNalokson

ParasetamolN-asetilsistein, metionin

WarfarinVitamin k1./ FFP

Propanolol Isoproterenol, adrenalin, glucagon.

Racun alam

Datura/kecubungFisotigmin salisilat

Amanita phaloidesSalibinin

OleanderKolestiramin

Racun binatang

ScorpionAntivenin (polivalen)

Ubur-uburAntivenom

UlarberbisaSABU

Makanan

JengkolNa Bikarbonat

Toxin Mikroba

BotulinumAntitoksin tipe A, B, E.

2.3.11 Penanganan pada pasien scenario ?1. Stabilisasi Dengan prinsip A, B, C Airway : bebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara Breathing : penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberi pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida dengan cara pemberian oksigenasi, hindari obat-obatan depresan saluran nafas karena pasien mengalami sesak nafas, kemudian kita beri respirator jika terjadi gagal nafas yang berat Circulation : Karena psien muntah-muntah banyak sehingga menyebabkan pasien pada scenario mengalami dehidrasi dan pasien sudah mengalami syok kita pasang infuse dextrose 5% 2. Eliminasi Kubah lambung. Efektif bila diberikan dalam 4 jam setelah keracunan Anti dotum

BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULANBerdasarkan pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa pasien pada scenario meminum racun pemutih pakaian dimna kandungan dari pemutih pakaian adalah natrium hipoklorit yang bersifat korosif.Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada keracunansangatlah penting. Dalam melakukan perawatan dan penanganankeracunanatau pertolongan pertama terlebih dahulu kita harus mengetahuijenis dan macamnya yaitu dapat dilihat dari gejala-gejala yang timbul pada korban,kemudianmelakukan pertolongan pertama sesuai dengan jenis keracunan yang dialami.Ada beberapa jeniskeracunan yang sering terjadi di Indonesia yaitu keracunan makanan, keracunan gas, keracunan zat kimia. Yang harus di tangani secara benar.

3.2 SaranDisarankan kepada pembaca untuk memahami mengenai cara dan teknik pertolongan terhadap korbankeracunan, karena hal ini sangat penting,jikasalahatau terlambatdalam memberikan pertolongan maka akan mencelakakan orang lain atau justru dirikita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Alifia, U, 2008.Apa Itu Narkotika dan Napza. Semarang: PT Bengawan Ilmu. Braunwald, Eugene et al. 2008. Harrisons Priciples of Intenal Medicine. The McGraw-Hill Companies.USA Cotton dan Wilkinson . 2009 . Kimia Anorganik Dasar . Jakarta : UI-Press Darmono . 2009 . Farmasi Forensik dan Toksikologi . Jakarta : UI-Press Munim Idries, Abdul. 2008.Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam ProsesPenyidikan. Jakarta: Sagung Seto. Munim Idries. 1997.Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bina Rupa Aksara Sudoyo Aru W, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta