4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akne vulgaris (AV) adalah salah satu penyakit inflamasi kron folikel polisebasea pada kulit yang disebabkan oleh peningkatan sekresi s dan penyumbatan folikel, ditandai dengan timbulnya komedo, papula, pustul nodul, dan skar. 1,2,3,6 enyakit ini tidak fatal, namun !ukup merisaukan k dapat mengurangi rasa per!aya diri, kerentanan terhadap depresi, penarika kegelisahan, dan meningkatkan risiko bunuh diri. ",#,6 $tiologi dari AV belum diketahui se!ara pasti, namun diduga bah%a AV merupakan penyakit multifaktorial yang manifestasi klinisnya dipengaruhi berbagai faktor seperti hormon, kosmetik, makanan, stress. 1,",6,& 'elain itu, terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan patogenesis terbentuknya A perubahan pola keratisisasi pada folikel, peningkatan sekresi sebum, peni pertumbuhan umlahflora folikel Propionibacterium acnes (P. acne),dan inflamasi. 2,",6,&,* ada umumnya AV terdapat pada masa rema a, meskipun kadang+kadang dapat menetap sampai dekade ketiga atau bahkan pada usia yang lebih lan u ada %anita, akne berkembang lebih a%al dari pada pria,yaitu pada saat premenarke. ",#,* esi a%al akne mungkin terlihat pada usia &+* tahun dan kuran lebih #-+6- terdapat pada usia rema a. un!ak insiden pada %anita di ump pada usia 1"+1/ tahun sedangkan pada pria antara usia 16+1* tahun. 'elain umunya lebih banyak ter adi pada laki+laki dibandingkan dengan %a rentang usia 1#+"" tahun yaitu 3" pada laki+laki dan 2/ p 0iketahui pula bah%a ras riental ( epang, ina, 4orea) lebih arang men AV dibanding dengan ras 4aukasia ($ropa dan Amerika). ",1- 'ebuah survei di ka%asan Asia 5enggara diketahui terdapat sebesar 2- hingga "- k enurut !atatan kelompok studi dermatologi kosmetika 7ndonesia, menun ukk terdapat 23,6 penderita akne di tahun 2--2 dan 23,& di tahun 2--3. 11 1

BAB I Revisian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skripsi

Citation preview

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Akne vulgaris (AV) adalah salah satu penyakit inflamasi kronik dari folikel polisebasea pada kulit yang disebabkan oleh peningkatan sekresi sebum dan penyumbatan folikel, ditandai dengan timbulnya komedo, papula, pustula, nodul, dan skar.

1

,2,3,6 Penyakit ini tidak fatal, namun cukup merisaukan karena dapat mengurangi rasa percaya diri, kerentanan terhadap depresi, penarikan sosial, kegelisahan, dan meningkatkan risiko bunuh diri.4,5,6Etiologi dari AV belum diketahui secara pasti, namun diduga bahwa AV merupakan penyakit multifaktorial yang manifestasi klinisnya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti hormon, kosmetik, makanan, stress.1,4,6,8 Selain itu, terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan patogenesis terbentuknya AV, yaitu: perubahan pola keratisisasi pada folikel, peningkatan sekresi sebum, peningkatan pertumbuhan jumlah flora folikel Propionibacterium acnes (P. acne), dan inflamasi.2,4,6,8,9

Pada umumnya AV terdapat pada masa remaja, meskipun kadang-kadang dapat menetap sampai dekade ketiga atau bahkan pada usia yang lebih lanjut. Pada wanita, akne berkembang lebih awal dari pada pria, yaitu pada saat premenarke.4,5,9 Lesi awal akne mungkin terlihat pada usia 8-9 tahun dan kurang lebih 50-60% terdapat pada usia remaja. Puncak insiden pada wanita dijumpai pada usia 14-17 tahun sedangkan pada pria antara usia 16-19 tahun. Selain itu, AV umunya lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita pada rentang usia 15-44 tahun yaitu 34 % pada laki-laki dan 27 % pada wanita. Diketahui pula bahwa ras Oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang menderita AV dibanding dengan ras Kaukasia (Eropa dan Amerika).4,10 Sebuah survei di kawasan Asia Tenggara diketahui terdapat sebesar 20 hingga 40% kasus AV. Menurut catatan kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia, menunjukkan terdapat 23,6 % penderita akne di tahun 2002 dan 23,8 % di tahun 2003.11Acne vulgaris menjadi masalah pada hampir semua remaja, AV biasanya disebabkan oleh peningkatan hormon seks, terutama hormon androgen yang meningkat selama masa pubertas, androgen memiliki peran penting terhadap pertumbuhan kelenjar polisebasea dan peningkatan produksi sebum juga diduga berpengaruh terhadap hiperkeratisisasi folikel pada AV.2,6 Makanan secara tidak langsung mempengaruhi terhadap timbulnya AV. Kandungan makanan tinggi lemak merupakan sumber penting yang dibutuhkan sebagai substrat untuk sintesis dari lipid sebasea dan berpengaruh terdapat pembentukan hormon androgen.12 Begitu pula penggunaan kosmetik secara terus menerus dalam jangka waktu lama dapat menjadi salah satu faktor risiko terbentuknya AV. Kosmetik dapat menyebabkan timbulnya akne, karena bahan yang digunakan bersifat komodegenik, seperti lanolin, petrolatum, dan bahan kimia murni (butyl stearate dan laurit alcohol).6,10 Sedangkan untuk beberapa penderita, stress dan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne, tetapi mekanismenya belum diketahui, akan tetapi diduga dapat menyebabkan peningkatan kadar hormon androgen.6Menurut Depkes, masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (1014 tahun), masa remaja penengahan (1417 tahun) dan masa remaja akhir (1719 tahun), Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial).13Timbulnya AV puncaknya terjadi pada usia remaja maka mahasiswa akan diambil sebagai perwakilan pada usia remaja. Mahasiswa menurut monks dkk, mahasiswa dalam perkembanganya berada pada kategori remaja akhir yang berada dalam rentan usia 18-21 tahun.14 Sehingga pada usia tersebut banyak terjadi perubahan secara biologis yang dapat mencetuskan AV.13Akne vulgaris merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor, akan tetapi belum diketahui secara pasti penyebab utama yang mempengaruhi secara signifikan akan terjadinya AV.5,6,8 Berdasarkan uraian diatas, maka penulis sangat tertarik untuk mengetahui hubungan antara hormonal, diet, penggunaan kosmetik, dan stres dengan kejadian AV pada mahasiswa fakultas kedokteran UNISBA 2013.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat hubungan antara hormonal dengan timbulnya AV pada mahasiswa fakultas kedokteran UNISBA 2013 ?

2. Apakah terdapat hubungan antara penggunaan kosmetik dengan timbulnya AV pada mahasiswa fakultas kedokteran UNISBA 2013 ?

3. Apakah terdapat hubungan antara makanan dengan timbulnya AV pada mahasiswa fakultas kedokteran UNISBA 2013 ?

4. Apakah terdapat hubungan antara stres dengan timbulnya AV pada mahasiswa fakultas kedokteran UNISBA 2013 ?

5. Apakah etiologi yang paling mempengaruhi timbulnya AV pada mahasiswa fakultas kedokteran UNISBA 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan timbulnya AV dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya hubungan antara hormonal dengan timbulnya AV pada mahasiswa fakultas kedokteran UNISBA 2013.

2. Diketahuinya hubungan antara penggunaan kosmetik dengan timbulnya AV pada mahasiswa fakultas kedokteran UNISBA 2013.

3. Diketahuinya hubungan antara mengkonsumsi makanan dengan timbulnya AV pada mahasiswa fakultas kedokteran UNISBA 2013.

4. Diketahuinya hubungan antara stres dengan timbulnya AV pada mahasiswa fakultas kedokteran UNISBA 2013

5. Diketahuinya etiologi yang paling berperan terhadap timbulnya AV pada mahasiswa fakultas kedokteran UNISBA 2013.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai AV dan faktor apa saja yang mempengaruhinya.1.4.2 Aspek Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan informasi mengenai hubungan AV dan faktor apa saja yang mempengaruhinya

1