BAB I&2 lapkas bedah app

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    1/32

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    2/32

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Anatomi, Histologi, dan Embriologi A!ndi"s

    Appendiks pertama kali tampak saat perkembangan embriologi minggu ke

    delapan yaitu bagian ujung dari  protuberans sekum. ada saat antenatal dan

     postnatal , pertumbuhan dari sekum yang berlebih akan menjadi appendiks yang

    akan berpindah dari medial menuju katup ileocaecal . (-angman, %##%.

    ambar 1. /mbriolgi Appendiks

    Appendiks merupakan suatu organ limfoid seperti tonsil, payer patch (analog

    dengan 0ursa abricus membentuk produk immunoglobulin. Appendiks adalah

    suatu struktur kecil, berbentuk seperti tabung yang berkait menempel pada bagian

    a"al dari sekum. angkalnya terletak pada posteromedial caecum. ada

    !leocaecal junction terdapat valvula ileocecalis (Bauhini)  dan pada pangkal

    appendiks terdapat valvula appendicularis (Gerlachi). Apendiks pada orang

    de"asa panjangnya berkisar 29 cm, dengan 3ariasi panjang 1)# cm. ariasi

    diameter luar diantara ) dan 5 mm, diameter lumen berkisar 1) mm (-iang et al,

    %#14 . -umennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal.

    Appendiks terletak di kuadran kanan ba"ah abdomen. 6epatnya di ileosecum dan

    merupakan pertemuan ketiga taenia coli (taenia libera, taenia colica, dan taenia

    omentum.

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    3/32

    3

    Apendiks terletak di regio iliaka de7tra dan pangkal diproyeksikan ke

    dinding anterior abdomen pada titik sepertiga ba"ah garis yang meghubungkan

    spina iliaka anterior superior dan umbilikus (titik 'c 0urney (Snell, %##2.

    ambar %. Anatomi Appendiks

    Appendiks 3ermiformis disangga oleh mesoapendiks (mesenteriolum yang

     bergabung dengan mesenterium usus halus pada daerah ileum terminale.

    'esenteriolum berisi a. Apendikularis (cabang a.ileocolica. 8rificiumnya terletak 

    %,$ cm dari katup ileocecal. 'esoapendiknya merupakan jaringan lemak yang

    mempunyai pembuluh appendiceal dan terkadang juga memiliki limfonodi kecil

    (Snell, %##2.

    Struktur apendiks mirip dengan usus mempunyai 4 lapisan yaitu mukosa,

    submukosa, muskularis eksternapropria (otot longitudinal dan sirkuler dan

    serosa. Appendiks mungkin tidak terlihat karena adanya membran :ackson yang

    merupakan lapisan peritoneum yang menyebar dari bagian lateral abdomen ke

    ileum terminal, menutup caecum dan appendiks. -apisan submukosa terdiri dari

     jaringan ikat dan jaringan elastic membentuk jaringan saraf, pembuluh darah dan

    lymphe. Antara 'ukosa dan submukosa terdapat lymphonodes. 'ukosa terdiri

    dari satu lapis collumnar epithelium dan terdiri dari kantong yang disebut crypta

    lieberkuhn. Dinding dalam sama dan berhubungan dengan sekum (inner circular 

    layer. Dinding luar (outer longitudinal muscle dilapisi oleh pertemuan ketiga

    taenia colli pada pertemuan caecum dan apendiks. 6aenia anterior digunakan

    sebagai pegangan untuk mencari appendiks (artner, %##%.

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    4/32

    4

    ambar ). ;istologi Apendiks

    ada bayi, appendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan

    menyempit kearah ujungnya. &eadaan ini mungkin menjadi sebab rendahnya

    insiden appendisitis pada usia itu. ada 2$< kasus, apendiks terletak 

    intraperitoneal. &edudukan itu memungkinkan appendiks bergerak dan ruang

    geraknya bergantung pada panjang mesoapendiks penggantungnya. ada kasus

    selebihnya, apendiks terletak retroperitoneal, yaitu di belakang sekum, di

     belakang kolon asendens, atau ditepi lateral kolon asendens. ejala klinis

    apendisitis ditentukan oleh letak appendiks (artner, %##%.

    Appendiks dipersarafi oleh parasimpatis dan simpatis. ersarafan parasimpatis

     berasal dari cabang ner3us 3agus yang mengikuti arteri mesenterika superior dan

    arteri appendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari ner3us thorakalis

    =. 8leh karena itu, nyeri 3iseral pada appendisitis bermula di sekitar umbilikus

    (Snell, %##2.

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    5/32

    5

    ambar 4. Anatomi Appendiks

    erdarahannya meliputi arteri appedicularis cabang arteri caecalis posterior 

    dan 3ena apendicularis yang mengalirkan darahnya ke 3ena caecalis posterior.

    (Snell, %##2

    ambar $. erdarahan sekum dan appendik 

    2.2. #isiologi

    Appendiks menghasilkan lendir 1% ml perhari. -endir itu normalnya

    dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. ;ambatan aliran

    lendir di muara appendiks tampaknya berperan pada patogenesis appendisitis.

    Dinding appendiks terdiri dari jaringan lymphe yang merupakan bagian dari

    sistem imun dalam pembuatan antibodi. !mmunoglobulin sekretoar yang

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    6/32

    6

    dihasilkan oleh A-6 (gut associated lymphoid tissue yang terdapat di sepanjang

    saluran cerna termasuk appendiks, ialah !gA. !munoglobulin itu sangat efektif 

    sebagai pelindung terhadap infeksi. >amun demikian, pengangkatan appendiks

    tidak mempengaruhi system imun tubuh karena jumlah jaringan limfonodi disini

    kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh

    tubuh (Sjamsuhidayat dan de :ong, %##4.

    2.$. J!nis Posisi A!ndi"s (artner, %##%.

    a. ?etrocaecal * intraperitoneal atau retroperitoneal@ appendiks berputar ke

    atas ke belakang caecum

     b. el3ic descenden * appendiks menggantung ke arah pel3is minor 

    c. aracolica * appendiks terletak hori+ontal di belakang caecum

    d. romontorik * ujung appendiks menunjuk ke arah promontorium sacri

    e. ?etrocolic * appendiks berada di belakang kolon ascenden dan

     biasanya retroperitoneal.

    f. Antecaecal * appendiks berada di depan caecum.

    g. reileal * appendiks didepan ileum terminalis

    h. ost ileal * appendiks di belakang ileum terminalis

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    7/32

    7

    ambar 2. osisi Appendiks

    2.%. D!&inisi

    Apendisitis adalah inflamasi dari apendiks, dimana apendisitis akut

    merupakan penyebab operasi emergensi abdonimal. !nfeksi ini bisa

    mengakibatkan pernanahan. 0ila infeksi bertambah parah, apendiks itu bisa

     pecah. Apendisitis merupakan perdangan dinding dalam apendiks 3ermiformis

    yang menyebar ke bagian lain (Sjamsuhidayat dan de :ong, %##4.

    2.'. Eid!miologi

    ?esiko dengan bertambahnya usia perkembangan kejadian apendisitis

    untuk lakilaki 5,2< dan "anita 2,

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    8/32

    8

    kelahiran sampai anak tersebut berumur 4 tahun. &ejadian Apendisitis meningkat

    menjadi %$ kasus per 1#.### anak per tahunnya antara umur 1# dan umur 1

    tahun di Amerika Serikat. Apabila dirataratakan, maka didapatkan kejadian

    apendisitis 1,1 kasus per 1### orang per tahun nya di Amerika Serikat (?ichard

    /, %##4.

    2.(. Etiologi (uyton, %##2.

    1. aktor sumbatan (obstruksi

    aktor obstruksi merupakan faktor terpenting terjadinya apendisitis (9#

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    9/32

    9

    lebih tinggi dari negara yang pola makannya banyak serat. >amun saat

    sekarang, kejadiannya terbalik. 0angsa kulit putih telah merubah pola makan

    mereka ke pola makan tinggi serat. :ustru negara berkembang yang dulunya

    memiliki tinggi serat kini beralih ke pola makan rendah serat, memiliki resiko

    apendisitis yang lebih tinggi.

    2.). Patog!n!sis

    /tiologi dan patogenesis dari apendisitis tidak sepenuhnya diketahui.

    8bstruksi dari lumen fekalit atau hypertropi jaringan limfoid menjadi penyebab

    faktor akut apendisitis (-iang et al, %#14. 8bstruksi lumen yang tertutupdisebabkan oleh hambatan pada bagian proksimalnya dan berlanjut pada

     peningkatan sekresi mukus oleh appendiks. 8bstruksi tersebut menyebabkan

    mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. 'akin lama mukus

    tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding appendiks mempunyai

    keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan intralumen. eningkatan

    tekanan intraluminal dapat menyebabkan terjadinya oklusi arteria terminalis (end

    artery apendikularis. &apasitas lumen appendiks normal hanya sekitar #,1 ml.

    :ika sekresi sekitar #,$ dapat meningkatkan tekanan intalumen sekitar 2# cm;%8.

    (rice dan Cilson, %##2.

    6ekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan appendiks

    mengalami hipoksia, menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan in3asi

     bakteri. !nfeksi menyebabkan pembengkakan appendiks bertambah (edema dan

    semakin iskemik karena terjadi trombosis pembuluh darah intramural (dinding

    appendiks. ada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri

    epigastrium.

    atologi apendisitis ini dapat dimulai di mukosa dan kemudian melibatkan

    seluruh lapisan dinding apendiks dalam "aktu %445 jam pertama. 0ila sekresi

    mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. ;al tersebut akan

    menyebabkan obstruksi 3ena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus

    dinding. eradangan timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga

    menimbulkan nyeri didaerah kanan ba"ah. &eadaan ini disebut dengan

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    10/32

    10

    apendisitis supuratif akut. 0ila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark 

    dinding appendiks yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan

    apendisitis gangrenosa. 0ila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi

    apendisitis perforasi.

    Apendikularis infiltrat merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulai di

    mukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding appendiks dalam "aktu %445

     jam pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses

    radang dengan menutup appendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa

    sehingga terbentuk massa periapendikular. Didalamnya dapat terjadi nekrosis

     jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. :ika tidak terbentuk abses,

    apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk 

    selanjutnya akan mengurai diri secara lambat.

    ada anakanak, karena omentum lebih pendek dan appendiks lebih panjang,

    dinding appendiks lebih tipis. &eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan

    tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada

    orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah.

    &ecepatan rentetan peristi"a tersebut tergantung pada 3irulensi

    mikroorganisme, daya tahan tubuh, fibrosis pada dinding appendiks, omentum,

    usus yang lain, peritoneum parietale dan juga organ lain seperti 3esika urinaria,

    uterus tuba, mencoba membatasi dan melokalisir proses peradangan ini. 0ila

     proses melokalisir ini belum selesai dan sudah terjadi perforasi maka akan timbul

     peritonitis. Calaupun proses melokalisir sudah selesai tetapi masih belum cukup

    kuat menahan tahanan atau tegangan dalam ca3um abdominalis, oleh karena itu

     penderita harus benarbenar istirahat (bedrest .

    Appendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan

    membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan

    sekitarnya. erlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang di perut kanan

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    11/32

    11

     ba"ah. ada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan

    mengalami eksaserbasi akut (?i"anto, %##4@ uyton, %##2.

    2.*. Klasi&i"asi A!ndisitis

    Adapun klasifikasi apendisitis berdasarkan klinikopatologis adalah sebagai

     berikut (Sjamsuhidayat dan de :ong C, %##4*

    1. A!ndisitis a"+t

    a A!ndisitis a"+t s!d!r-ana /atarr-al a!ndi/itis

    roses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa disebabkan

    obstruksi. Sekresi mukosa menumpuk dalam lumen appendiks dan terjadi

     peningkatan tekanan dalam lumen yang mengganggu aliran limfe, mukosa

    appendiks jadi menebal, edema, dan kemerahan. ejala dia"ali dengan rasa nyeri

    di daerah umbilikus, mual, muntah, anoreksia, malaise, dan demam ringan. ada

    apendisitis kataral terjadi leukositosis dan appendiks terlihat normal, hiperemia,

    edema, dan tidak ada eksudat serosa.

    b. A!ndisitis A"+t P+r+l!nta (Supurative Appendicitis)

    6ekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan

    terbendungnya aliran 3ena pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis.

    &eadaan ini memperberat iskemia dan edema pada apendiks. 'ikroorganisme

    yang ada di usus besar berin3asi ke dalam dinding appendiks menimbulkan

    infeksi serosa sehingga serosa menjadi suram karena dilapisi eksudat dan fibrin.

    ada appendiks dan mesoappendiks terjadi edema, hiperemia, dan di dalam lumen

    terdapat eksudat fibrinopurulen. Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal

    seperti nyeri tekan, nyeri lepas di titik 'c 0urney, defans muskuler, dan nyeri

     pada gerak aktif dan pasif. >yeri dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh

     perut disertai dengan tandatanda peritonitis umum.

    /. A!ndisitis A"+t 0angr!nosa

    0ila tekanan dalam lumen terus bertambah, aliran darah arteri mulai terganggu

    sehingga terjadi infrak dan ganggren. Selain didapatkan tandatanda supuratif,

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    12/32

    12

    appendiks mengalami gangren pada bagian tertentu. Dinding appendiks ber"arna

    ungu, hijau keabuan atau merah kehitaman. ada apendisitis akut gangrenosa

    terdapat mikroperforasi dan kenaikan cairan peritoneal yang purulen.

    2. A!ndisitis In&iltrat

    Apendisitis infiltrat adalah proses radang appendiks yang penyebarannya

    dapat dibatasi oleh omentum, usus halus, sekum, kolon dan peritoneum sehingga

    membentuk gumpalan massa flegmon yang melekat erat satu dengan yang

    lainnya.

    $. A!ndisitis Abs!s

    Apendisitis abses terjadi bila massa lokal yang terbentuk berisi nanah (pus,

     biasanya di fossa iliaka kanan, lateral dari sekum, retrocaecal, subcaecal, dan

     pelvic.

    %. A!ndisitis P!r&orasi

    Apendisitis perforasi adalah pecahnya appendiks yang sudah gangren yang

    menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis

    umum. ada dinding appendiks tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan

    nekrotik.

    '. A!ndisitis Kronis

    Apendisitis kronis merupakan lanjutan apendisitis akut supuratif sebagai

     proses radang yang persisten akibat infeksi mikroorganisme dengan 3irulensi

    rendah, khususnya obstruksi parsial terhadap lumen. Diagnosa apendisitis kronis

     baru dapat ditegakkan jika ada ri"ayat serangan nyeri berulang di perut kanan

     ba"ah lebih dari dua minggu, radang kronik appendiks secara makroskopik dan

    mikroskopik. Secara histologis, dinding appendiks menebal, sub mukosa dan

    muskularis propia mengalami fibrosis. 6erdapat infiltrasi sel radang limfosit dan

    eosinofil pada sub mukosa, muskularis propia, dan serosa. embuluh darah serosa

    tampak dilatasi.

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    13/32

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    14/32

    14

    ariasi anatomik dari apendiks memperlihatkan gejala nyeri yang berbeda

    menurut lokasinya (-iang et al, %#14. Apendiks yang terletak retrosekal

    retroperitoneal, tanda nyeri perut kanan ba"ah tidak begitu jelas dan tidak ada

    rangsangan peritoneal karena apendiks terlindungi oleh sekum. ?asa nyeri

    lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri timbul saat berjalan karena kontraksi

    otot polos psoas mayor yang menegang dari dorsal. Apendiks yang terletak di

     pel3is akan menimbulkan rangsangan sigmoid dan rektum sehingga pristaltik 

    meningkat dan pengosongan rektum menjadi lebih cepat serta berulang

    (?i"anto dkk, %##4.

    ambar 5. ariasi lokasi Appendiks

    %. 'ualmuntah biasanya pada fase a"al.

    ). >afsu makan menurun.

    4. 8bstipasi dan diare pada anakanak.

    $. Demam, terjadi bila sudah ada komplikasi, bila belum ada komplikasi

     biasanya tubuh belum panas. Suhu biasanya berkisar ),$)5,$ E

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    15/32

    15

    6abel 1. 6anda dan gejala apendisitis

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    16/32

    16

    Kelainan Patologi Keluhan dan Tanda

    Peradangan awal

    Apenditis mukosa

    Radang di seluruh

    ete!alan dinding

    Apendisitis komplet radang

    Peritoneum parietale

    appendiks

    Radang alat"#aringan $ang

    %enempel pada appendiks

    Per&orasi

    Pendindingan (Infltrat)

     'idak !erhasil

    (erhasil

    urang enak ulu hati"daerah

    pusat)

    mungkin kolik

    n$eri tekan kanan !awah

    *rangsangan automik+

    n$eri sentral pindah ke kanan

    !awah)

    mual dan muntah

    rangsangan peritoneum lokal

    *somatik+

    n$eri pada gerak akti& dan

    pasi&)

    de&ans muskuler lokal

    genitalia interna) ureter) m,

    psoas) kantung kemih) rektum

    demam sedang) takikardia)

    mulai toksik) leukositosis

    demam tinggi) dehidrasi)

    s$ok) toksik

    massa perut kanan !awah)

    keadaan

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    17/32

    17

    ada orang berusia lanjut gejalanya juga sering samarsamar saja, tidak 

     jarang terlambat diagnosis. Akibatnya lebih dari separuh penderita baru dapat

    didiagnosis setelah perforasi. ada kehamilan, keluhan utama apendisitis adalah

    nyeri perut, mual, dan muntah. Fang perlu diperhatikan ialah, pada kehamilan

    trimester pertama sering juga terjadi mual dan muntah. ada kehamilan lanjut

    sekum dengan appendiks terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak 

    dirasakan di perut kanan ba"ah tetapi lebih ke regio lumbal kanan (Sjamsuhidayat

    dan de :ong C, %##4.

    2.13 P!m!ri"saan #isi" (Sjamsuhidayat dan de :ong C, %##4.

    1. !nspeksi

    &adang sudah terlihat "aktu penderita berjalan sambil bungkuk dan

    memegang perut. enderita tampak kesakitan. ada inspeksi perut tidak 

    ditemukan gambaran spesifik. &embung sering terlihat pada penderita dengan

    komplikasi perforasi. enonjolan perut kanan ba"ah bisa dilihat pada massa

    atau abses appendikuler.

    %. Auskultasi

    eristaltik usus sering normal. eristaltik dapat hilang karena ileus paralitik 

     pada peritonitis generalisata akibat apendisitis perforata.

    ). alpasi

    Dengan palpasi di daerah titik 'c. 0urney didapatkan tandatanda peritonitis

    lokal yaitu*

    a >yeri tekan di 'c. 0urney

     b >yeri lepas

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    18/32

    18

    c  Defans muscular  lokal. Defans muscular  menunjukkan adanya rangsangan

     peritoneum parietal.

    d ada appendiks letak retroperitoneal , defans muscular  mungkin tidak ada,

    yang ada nyeri pinggang. 6anda nyeri rangsangan peritoneum tidak 

    langsung

    e >yeri tekan kanan ba"ah pada tekanan kiri (?o3sing Sign

    f >yeri kanan ba"ah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (0lumberg

    Sign

    g >yeri kanan ba"ah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam, berjalan,

     batuk, mengedan.

    4. emeriksaan lainnya

    emeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih

    ditujukan untuk mengetahui letak apendiks. Gji psoas dilakukan dengan

    rangsangan m. psoas le"at hiperekstensi atau fleksi aktif. 0ila appendiks yang

    meradang menempel di m.psoas, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri.

    Eara pemeriksaannya adalah timbulnya nyeri pada saat paha kanan pasien

    diekstensikan. asien dimiringkan ke kiri. emeriksa meluruskan paha kanan

     pasien, pada saat itu ada hambatan pada pinggul pangkal paha kanan. Dasar 

    anatomi dari tes psoas. Appendiks yang mengalami peradangan kontak dengan

    otot psoas yang meregang saat dilakukan manu3er (pemeriksaan.

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    19/32

    19

    ambar 9. 6es psoas

    ambar 1#. Apendiks yang mengalami peradangan kontak dengan otot psoas

    yang meregang

    Gji obturator digunakan untuk melihat apakah appendiks yang meradang

    kontak dengan m.obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil.

    6es 8bturator dilakukan dengan rotasi kedalam secara pasif saat paha pasien

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    20/32

    20

    difleksikan. emeriksa menggerakkan tungkai ba"ah kelateral, pada saat itu

    ada tahanan pada sisi samping dari lutut (tanda bintang, menghasilkan rotasi

    femur kedalam. Dasar Anatomi dari tes obturator yaitu peradangan apendiks

    di pel3is yang kontak dengan otot obturator internus yang meregang saat

    dilakukan manu3er. ada apendisitis pel3ika akan menimbulkan nyeri.

    ambar 11. 6es obturator 

    ambar 1%. Apendiks yang mengalami peradangan kontak dengan otot obturator 

    internus yang meregang

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    21/32

    21

    2.12 P!m!ri"saan P!n+nang (Sch"art+, %#14

    emeriksaan -aboratorium

    a emeriksaan darah * akan didapatkan leukositosis pada kebanyakan kasus

    apendisitis akut terutama pada kasus dengan komplikasi, Ereaktif protein

    meningkat. ada appendicular infiltrat, -/D akan meningkat.

     b emeriksaan urin * untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di

    dalam urin. emeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan

    diagnosis banding seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang

    mempunyai gejala klinis yang hampir sama dengan appendisitis.

    %. Abdominal =?ay

    Digunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendisitis.

    emeriksaan ini dilakukan terutama pada anakanak.

    ambar 1). &alsifikasi yang disebabkan oleh fekalit

    (appendicolith

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    22/32

    22

    ). GS

    0ila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan

    GS, terutama pada "anita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan GS

    dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan

    ektopik, adnecitis dan sebagainya.

    4. Appendikogram

    Apendikogram dilakukan dengan cara pemberian kontras 0aS84  serbuk 

    halus yang diencerkan dengan perbandingan 1*) secara peroral dan diminum

    sebelum pemeriksaan kurang lebih 51# jam untuk anakanak atau 1#1% jam

    untuk de"asa. Appendikogram memiliki sensiti3itas dan tingkat akurasi yang

    tinggi sebagai metode diagnostik untuk menegakkan diagnosis apendisitis

    kronis. Dimana akan tampak pelebaranpenebalan dinding mukosa appendiks,

    disertai penyempitan lumen hingga sumbatan usus oleh fekalit.

    ambar 14. Appendikogram

    $. E6scan

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    23/32

    23

    Dapat menunjukkan tandatanda dari appendisitis. Selain itu juga dapat

    menunjukkan komplikasi dari appendisitis seperti bila terjadi abses.

    A(

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    24/32

    24

    ambar 1$. E6scan abdomen* A. >ormal apendiks * adanya pengisian udara

    dengan ujung lumen yang buntu, 0. Apendisitis akut * dilatasi struktur tubular 

    dengan pengisian udara yang sedikit.

    2. -aparoskopi

    Suatu tindakan dengan menggunakan kamera  fiber optic yang

    dimasukan dalam abdomen, appendiks dapat di3isualisasikan secara

    langsung. 6ehnik ini dilakukan di ba"ah pengaruh anestesi umum. 0ila

     pada saat melakukan tindakan ini didapatkan peradangan pada appendiks

    maka pada saat itu juga dapat langsung dilakukan pengangkatan

    appendiks.

    ambar 12. -aparoskopi appendiks

    2.1$ Sist!m S"oring Unt+" Diagnosis A!ndisitis

    6elah banyak dikemukakan cara untuk menurunkan insidensi apendiktomi negatif,

    salah satunya adalah dengan instrumen skor Al3arado. Skor Al3arado adalah

    sistem skoring sederhana yang bisa dilakukan dengan mudah, cepat dan kurang

    in3asif. Alfredo Al3arado tahun 1952 membuat sistem skor yang didasarkan pada

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    25/32

    25

    tiga geala , tiga tanda dan dua temuan laboratorium . &lasifikasi ini berdasarkan

     pada temuan preoperasi dan untuk menilai derajat keparahan apendisitis. Sistem

    skor Al3arado digambarkan pada tabel berikut* 

    Tab!l 2.S"or Al4arado

    Gejala Poin

    -$eri !erpindah 1

    Anoreksia 1

    %ual.muntah 1

    -$eri &ossa iliaka kanan 2

    -$eri lepas 1

    Peningkatan suhu > 37,30C 1

     Julah leukosit > !0"!03#$ 2

     Julah neutrofl > 7%& 1

     'otal skor 10

    &eterangan Al3arado score *

    a Dinyatakan apendisitis akut bila H point

     b 'odified Al3arado score (&alan et al tanpa obser3asi of ;ematogram*

    1 I 4 dipertimbangkan apendisitis akut

      $ I 2 possible apendisitis tidak perlu operasi

      I 9 apendisitis akut perlu pembedahan

    c enanganan berdasarkan skor Al3arado*

    1 I 4 * obser3asi

    $ I 2 * antibiotik 

    I 1# * operasi dini

    2.1% Diagnosis Banding Sch"art+, %#14.

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    26/32

    26

    1. astroenteritis

    ada gastroenteritis, mualmuntah dan diare mendahului rasa sakit. Sakit perut

    lebih ringan dan tidak berbatas tegas. ;iperperistaltik sering ditemukan. anas

    dan leukositosis kurang menonjol dibandingkan dengan appendisitis.

    2. -imfadenitis mesenterica

    0iasanya didahului oleh enteritis atau gastroenteritis. Ditandai dengan nyeri

     perut yang samarsamar terutama disebelah kanan, dan disertai dengan

     perasaan mualmuntah.

    $. !leitis akut

    0erkaitan dengan diare dan sering kali ri"ayat kronis, tetapi tidak jarang

    anore7ia, mual, muntah. :ika ditemukan pada laparotomi, appendiktomi

    insidental diindikasikan utntuk menghilangkan gejala yang membingungkan.

    4.  Dengue !emorrhagic "ever (D!")

    ada penyakit ini pemeriksaan darah terdapat trombositopeni, leukopeni,

    rumple leed (J, hematokrit meningkat.

    $. eradangan pel3is

    6uba fallopi kanan dan o3arium terletak dekat appendiks. ?adang kedua organ

    ini sering bersamaan sehingga disebut salpingoooforitis atau adnecitis. Gntuk 

    menegakkan diagnosis penyakit ini didapatkan ri"ayat kontak se7ual. Suhu

     biasanya lebih tinggi daripada appendisitis dan nyeri perut bagian ba"ah lebih

    difus. 0iasanya disertai dengan keputihan. ada colok 3aginal jika uterus

    diayunkan maka akan terasa nyeri.

    2. &ehamilan ektopik  

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    27/32

    27

    Ada ri"ayat terhambat menstruasi dengan keluhan yang tidak menentu. :ika

    terjadi ruptur tuba atau abortus di luar rahim dengan perdarahan akan timbul

    nyeri yang mendadak difus di daerah pel3is dan mungkin akan terjadi syok 

    hipo3olemik. ada pemeriksaan colok 3agina didapatkan nyeri dan penonjolan

    di ca3um Douglas, dan pada kuldosentesis akan didapatkan darah.

    . Di3erticulitis

    'eskipun di3erculitis biasanya terletak di perut bagian kiri, tetapi kadang

    kadang dapat juga terjadi di sebelah kanan. :ika terjadi peradangan dan ruptur  pada di3erticulum gejala klinis akan sukar dibedakan dengan gejalagejala

    appendisitis

    5. 0atu ureter atau batu ginjal

    Adanya ri"ayat kolik dari pinggang ke perut menjalar ke inguinal kanan

    merupakan gambaran yang khas. ;ematuria sering ditemukan. oto polos

    abdomen atau urografi intra3ena dapat memastikan penyakit tersebut.

    2.1' Tatala"sana (Sch"art+, %#14

    6indakan penatalaksanaan paling tepat dan pilihan yang baik apabila

    diagnosis klinis sudah jelas adalah apendektomi. asien yang diagnosisnya tidak 

     jelas sebaiknya dilakukan obser3asi terlebih dulu. emeriksaan laboratorium dan

     pencitraan bisa dilakukan bila dalam obser3asi masih terdapat keraguan.

    enatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita apendisitis meliputi

     penanggulangan konser3atif dan operasi.

    6erapi konser3atif pada periapendikular infiltrat*

    1. 6otal bed rest posisi fa"ler agar pus terkumpul di ca3um douglassi.

    %. Diet lunak bubur saring

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    28/32

    28

    ). Antibiotika parenteral dalam dosis tinggi, antibiotik kombinasi yang aktif 

    terhadap kuman aerob dan anaerob. 0aru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 

    25 minggu kemudian, dilakukan apendiktomi. &alau sudah terjadi abses,

    dianjurkan drainase saja dan apendiktomi dikerjakan setelah 25 minggu

    kemudian. :ika ternyata tidak ada keluhan atau gejala apapun, dan pemeriksaan

     jasmani dan laboratorium tidak menunjukkan tanda radang atau abses, dapat

    dipertimbangkan membatalkan tindakan bedah.

    Analgesik diberikan hanya kalau perlu saja. 8bser3asi suhu dan nadi.

    0iasanya 45 jam gejala akan mereda. 0ila gejala menghebat, tandanya terjadi

     perforasi maka harus dipertimbangkan appendiktomy. 0atas dari massa

    hendaknya diberi tanda (demografi setiap hari. 0iasanya pada hari ke $ massa

    mulai mengecil dan terlokalisir. 0ila massa tidak juga mengecil, tandanya telah

    terbentuk abses dan massa harus segera dibuka dan didrainase.

    0ila dalam 51% minggu masih terdapat tandatanda infiltrat atau tidak ada

     perbaikan, operasi tetap dilakukan. embedahannya adalah dengan appendiktomi,

    yang dapat dicapai melalui insisi 'c 0urney. 6indakan pembedahan pada kasus

    apendisitis akut dengan penyulit peritonitis berupa apendektomi yang dicapai

    melalui laparotomi. -apisan kulit yang dibuka pada Appendektomi *

    1. Eutis 2. '8!

    %. Sub cutis . '. 6rans3ersus

    ). ascia Scarfae 5. ascia trans3ersalis

    4. ascia Eamfer 9. re eritoneum

    $. Aponeurosis '8/ 1#. eritoneum

    aris insisi pada appendektomi (Sch"art+, %#14*

    a. !nsisi ridiron

    !nsisi ridiron pada titik 'c0urney. aris insisi parallel dengan otot oblikuus

    eksternal, mele"ati titik 'c0urney yaitu 1) lateral garis yang

    menghubungkan spina liaka anterior superior kanan dan umbilikus.

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    29/32

    29

    ambar 1. !nsisi ridiron

     b.  #an$ transverse incision

    !nsisi dilakukan pada % cm di ba"ah pusat, insisi trans3ersal pada garis

    mikla3ikulamidinguinal. 'empunyai keuntungan kosmetik yang lebih baik dari

     pada insisi gridiron.

    ambar 15. #an$ transverse incision

    c. !nsisi paramedian kanan ba"ah

    !nsisi 3ertikal paralel dengan midline, %,$ cm di ba"ah umbilikus sampai di

    atas pubis.

    ambar 19. !nsisi paramedian

    kanan ba"ah

    d. #o% midline &ncision

    Dilakukan jika apendisitis sudah terjadi perforasi dan terjadi peritonitis umum.

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    30/32

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    31/32

  • 8/18/2019 BAB I&2 lapkas bedah app

    32/32

    32

    Abses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus. 6eraba massa lunak 

    di kuadran kanan ba"ah atau daerah pel3is. 'assa ini mulamula berupa

    flegmon dan berkembang menjadi rongga yang mengandung pus. ;al ini

    terjadi bila appendicitis gangren atau mikroperforasi ditutupi oleh omentum.

    2. P!r&orasi

    erforasi adalah pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri

    menyebar ke rongga perut. erforasi jarang terjadi dalam 1% jam pertama

    sejak a"al sakit, tetapi meningkat tajam sesudah %4 jam. erforasi dapat

    diketahui praoperatif pada #< kasus dengan gambaran klinis yang timbul

    lebih dari )2 jam sejak sakit, panas lebih dari )5,$#E, tampak toksik, nyeri

    tekan seluruh perut, dan leukositosis terutama  polymorphonuclear ('>.

    erforasi, baik berupa perforasi bebas maupun mikroperforasi dapat

    menyebabkan peritonitis.

    ). P!ritonitis

    eritonitis adalah peradangan peritoneum, merupakan komplikasi berbahaya

    yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. 0ila infeksi tersebar luas

     pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis umum.

    Akti3itas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus meregang,

    dan hilangnya cairan elektrolit mengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan

    sirkulasi, dan oligouria. eritonitis disertai rasa sakit perut yang semakin

    hebat, muntah, nyeri abdomen, demam, dan leukositosis.

    2.1*. Prognosis (-iang et al, %#14

    Dengan diagnosis yang akurat serta pembedahan tingkat mortalitas danmorbiditas penyakit ini sangat kecil. &eterlambatan diagnosis akan meningkatkan

    morbiditas dan mortalitas bila terjadi komplikasi. Serangan berulang dapat terjadi

     bila appendiks tidak diangkat.