29
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MASALAH SOSIAL 2.1.1 Pengertian Masalah Sosial Masalah Sosial adalah suatu yang ketidak sesuaian antara unsur- unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau menghambat terpenuhnya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Permasalahan sosial dibedakan menjadi dua macam yaitu antara masalah masyarakat (scientific or societal problems ) dengan problema sosial (amelioratavie or social problems ). Yang pertama tentang menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat. a. Sedangkan yang kedua meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkanya. Pada dasarnya, masalah sosial menyangkut nilai- nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan, karena menyangkut tata kelakukan yang immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Sebab itu masalah–masalah sosial tak akan mungkin tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. (Soekanto Soerjono,1990:401).

BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

  • Upload
    ngotram

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MASALAH SOSIAL

2.1.1 Pengertian Masalah Sosial

Masalah Sosial adalah suatu yang ketidak sesuaian antara unsur-

unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan

kelompok sosial. Atau menghambat terpenuhnya keinginan-keinginan

pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan

kepincangan ikatan sosial. Permasalahan sosial dibedakan menjadi dua

macam yaitu antara masalah masyarakat (scientific or societal problems

) dengan problema sosial (amelioratavie or social problems ). Yang

pertama tentang menyangkut analisis tentang macam-macam gejala

kehidupan masyarakat.

a. Sedangkan yang kedua meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat

dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk

menghilangkanya. Pada dasarnya, masalah sosial menyangkut nilai-

nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan, karena

menyangkut tata kelakukan yang immoral, berlawanan dengan hukum

dan bersifat merusak. Sebab itu masalah–masalah sosial tak akan

mungkin tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat

mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.

(Soekanto Soerjono,1990:401).

Page 2: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

10

2.1.2 Sebab-sebab terjadinya Masalah Sosial

b. Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia

atau kelompok sosail yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis,

biologis, biopsikologis dan kebudayaan.setiapa masyarakat

mempunyai norma yang bersangkut-paut dengan kesejahteraan,

kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta penyusaain diri

indivindu atau kelompok sosial. Penyimpangan-penyimpangan

terhadap norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang

merupakan masalah sosial.( Soekanto Soerjono,1990:401).

2.1.3 Macam-Macam Masalah Sosial

c. Masalah sosial dianggap sebagai masalah masyrakat tergantung dari

sistem nilai sosial masyarkat terserbut adapun beberapa masalah sosial

yang di hadapi masyarakt-masyarakat pada umumnya sama yaitu :

(Soekanto Soerjono,1990:416).

Kemiskinan

Kejabatan

Disorganisasi Keluarga

Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern

Peperangan

Pelanggaran Terhadap Norma-norma Masyarakat

Masalah Kpendudukan

Masalah Lingkungan Hidup

Birokrasi

Page 3: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

11

A Kemiskinan diartikan sebagai sesuatu keadaan di mana seseorang tidak

sanngup untuk memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan

kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun

fisiknya dalam kelompok tersebut.(Soekanto Soerjono,1990:406).

B Peperangan mukin merupakan masalah sosial paling sulit dipecahkan

sepanjang sejarah kehidupan manusia. Masalah peperangan berbeda

dengan masalah sosial lainnya karena menyangkut beberapa masyarakat

sekaligus,sehingga memerlukan kerja sama internasional yang hingga kini

belum berkembang dengan baik.(Soekanto Soerjono,1990:416).

C Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan

makanan, kelaparan salah satu bentuk ekstrem dari nafsu makan normal.

Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan

gizi yang dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka

waktu yang relatif lama, biasanya karena kemiskinan, konflik politik,

maupun kekeringan cuaca. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kelaparan)

2.2 Komunikasi Massa

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal

dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata

communis yang berarti sama. Sedangkan secara paradigmatis komunikasi

adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain

untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku,

baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Effendy,

1992:5).

Page 4: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

12

Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial, melainkan

dalam konteks atau situasi tertentu. Kategori berdasarkan tingkat (level)

paling lazim digunakan untuk melihat konteks komunikasi, dimulai dari

komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit hingga

komunikasi yang melibatkan jumlah peserta paling banyak. Terdapat tingkat

komunikasi yang disepakati banyak pakar, yaitu (Mulyana,2007 : 80) :

1. Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) adalah

komunikasi dengan diri-sendiri. Contohnya berpikir. Komunikasi ini

merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam

konteks-konteks lainnya.

2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) adalah

kominkasi antara orang-orang secara tatap-muka, yang

memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara

langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.

3. Komunikasi Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai

tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

tujuan bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu sama

lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok

tersebut.

4. Komunikasi Public (public communication) adalah komunikasi antara

seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang

tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga

disebut pidato, ceramah, atau kuliah umum.

Page 5: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

13

5. Komunikasi Organisasi (organizational communication) terjadi dalam

suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung

dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.

6. Komunikasi Massa (mass communication) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau

elektronik (radio, televise), berbiaya relative mahal, yang dikelola

oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan

kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym,

dan heterogen.

2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa berasal dari perkembangan kata media of mass

communication (media komunikasi massa). Nurudin (2007, 11-12)

Josep A. Devito mengemukakan : Pertama, komunikasi massa adalah

komunukasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar

biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunukasi yang

disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual.

2.2.2 Ciri – ciri Komunikasi Massa

Ciri–ciri komunikasi massa yang diungkapkan Nurudin dalam

bukunya pengantar Komunikasi Massa (Nurudin, 2007:19) yaitu:

1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga.

Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu

sama lain dalam sebuah lembaga

Page 6: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

14

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat hiterogen.

Artinya, penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis

kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam,

memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula, namun

mereka adalah komunikan televisi

3. Pesannya bersifat umum.

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu

orang atau satu kelompok msyarakat tertentu, pesannya ditujukan

pada khalayak yang plural

4. Komunikasinya berlangsung satu arah.

Jadi,komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi

konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau

tidak langsung (delayed feedback).

5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses

penyebaran pesan-pesannya, serempak berarti khalayak bisa

menikmati media massa tersebut hampir bersamaan.

6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis.

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan

kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan

teknis, yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik

(mekanik atau elektronik).

7. Komunikasi massa dikontrol oleh Gatekeeper.

Page 7: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

15

Gatekeeper sering disebut dengan penapis informasi/ palang pintu/

penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam

penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini

berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,

menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang

disebarkan lebih mudah dipahami.

2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Federick C.

Whitney: yangdikutip oleh Nurudin (2007:64), antara lain:

1. To inform (menginformasikan).

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat

dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk

mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang

disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi

memberikan informasi disamping fungsi-fungsi yang lain.

2. To entertaint (memberi hiburan).

Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang

paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi lain. Setelah

kelelahan dengan aktivitas masing-masing, ketika waktu istirahat

kemungkinan besar mereka menjadikan film sebagai media hiburan

sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga.

3. To persuade (membujuk).

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat

pada editorial, features, iklan, artikel. Khalayak dapat terpengaruh

Page 8: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

16

oleh iklan yang ditayangkan televisi. Fungsi persuasif komunikasi

massa tidak kalah penting dengan fungsi informasi dan hiburan.

Banyak bentuk tulisan, film, berita yang kalau diperhatikan sekilas

hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara jeli ternyata

terdapat fungsi persuasi.

4. Transmission of the culture (transmisi budaya).

Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa

yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi

budaya tidak dapat dielakan selalu hadir dalam berbagai bentuk

komunikasi yang mempunyai dampak penerimaan individu.

5. Mendorong kohesi social.

Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya, media

massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain,

media massa merangsang masyarakat untuk memikiirkan dirinya

bahwa bercerai-berai bukan keadaan yang baik bagi kehidupan

mereka.

6. Pengawasan.

Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan.

Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi

mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi

pengawasan dibagi menjadi 2, yakni warning or beware

surveillance atau pengawasan peringatan dan instrumental

surveillance atau pengawasan instrumental.

7. Korelasi.

Page 9: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

17

Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan

bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya.

Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai

penghhubung antara berbagai komponen masyarakat.

8. Pewarisan sosial

Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik,

baik yang menyangkut pendididkan formal maupun informal yang

mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan,

nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi

berikutnya.

9. Melawan kekuasaan dan kekuatan represif.

Dalam kurun waktu lama, komunikasi massa dipahami secara linier

memerankan fungsi fungsi klasik seperti yang diungkapkan

sebelumnya. Hal yang dilupakan banyak orang adalah bahwa

komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan

kekuasaan represif. Komunikasi massa berperan memberikan

informasi, tettapi informasi yang diungkapkannya ternyata

mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan.

Memang diakui bahwa komunikasi massa juga berperan untuk

memperkuat kekuasaan, tetpai juga bisa sebaliknya.

10. Menggugat hubungan trikotomi.

Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang

antara tiga pihak. Dalam hal kajian komunikasi hubungan trikotomi

melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini

Page 10: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

18

dianggap tidak pernah mencapai sepakat karena perbedaan

kepentingan masing-masing pihak. Hubungan trikotomi tersebut

tidak demokratis. Di sinilah komunikasi massa memiliki tugas

penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil

tersebut.

2.3 Media Massa

Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media

adalah organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya

atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam

masyarakat. Media juga diartikan alat yang digunakan oleh komunikator

untuk menyampaikan, meneruskan atau menyebarkan pesannya agar dapat

sampai kepada komunikan (khalayak).

Media massa menurut Kuswandi (1996 :110) adalah: “Sarana

komunikasi dalam kehidupan manusia yang memunyai kemampuan untuk

mengungkapkan aspirasi antar manusia secara universal berbagai isi

pesan.” Cangara (1998:122) menjelaskan tentang definisi media, yakni :

“Media massa adalah alat yang di gunakan dalam penyampaian pesan dari

sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat

komunikasi mekanis seperti surat kabar, televisi, radio dan film.”

Media tersebut sangatlah banyak ragam dan bentuknya. Media

massa terbagi menjadi dua seperti yang dikatakan Kuswandi (1996: 98)

yaitu:

1. Media massa cetak : surat kabar, majalah, dll.

2. Media elektronik : radio, televisi, film.

Page 11: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

19

Penjelasan di atas sudah jelas bahwa media massa berfungsi sebagai

media informasi, mendidik, menghibur, serta mempengaruhi khalayak

dalam berbagai kehidupan sehari-hari masyarakat.

Pesan pada komunikasi massa sudah pasti mempunyai efek yang

sangat signifikan pada masyarakat luas. Beberapa efek pesan komunikasi

massa menurut Ardianto (2007: 52-57) yaitu: a) Efek Kognitif; b) Efek

Afektif; c) Efek Behavorial.

Efek kognirtif yaitu efek yang timbul pada diri komunikan yang

sifatnya informatif bagi dirinya. Efek afektif ini berpengaruh lebih tinggi

dari efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar

memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak

diharpakan dapat merasakn perasaan ibu, terharu, sedih, gembira, marah,

dan sebagainya. Efek behavorial merupakan akibat yang timbul pada diri

khalayak dalam bentuk perlaku, tindakan atau kegiatan.

2.4 Film

2.4.1 Pengertian Film

Film merupakan media campuran dari media audio dan visual,

karena film merupakan medium audio visual, suarapun mengambil

peranan di dalamnya, apakah itu suara manusia (dialog, monolog),

suara music atau hanya sound effect. Suara manusia tentu karena

pelaku-pelaku film adalah manusia.Sedangkan music dibutuhkan untuk

memperkuat irama film (Eneste, 1991).

Page 12: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

20

Berbagai teknologi dan unsur-unsur kesenian digabungkan

dalam pembuatan film seperti seni rupa, teater, sastra, arsitektur hingga

music. Film pertama kali lahir di pertengahan kedua abad 19, dibuat

dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar bahkan oleh

percikan rokok sekalipun.Sejalan dengan waktu, para ahli berlomba-

lomba untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah

diproduksi dan enak ditonton (Effendy, 2014: 10).

Di zaman sekarang ini, film merupakan salah satu hiburan yang

dapat diakses dengan mudah. Masyarakat sudah tidak asing lagi

menonton film, baik di televise, bioskop, maupun melalui media-media

tradisional seperti layar tancap. Masyarakat bisa setiap hari menonton

film lebih dari satu judul film, ini dikarenakan kecanggihan teknologi

sudah semakin maju.Berbagai macam film sudah beredar di

masyarakat, dari mulai film documenter yang berkaitan dengan sejarah,

hingga film-film animasi untuk anak-anak, tinggal bagaimana

masyarakat bisa memilih tontonan film yang sesuai dengan seleranya.

Dalam Undang-Undang No. 08 tahun 1992 dan Rancangan

Undang-undang yang disusun oleh BP2N (Badan Penyehatan Perfilman

Nasional). Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan

media komunikasi audio visual yang dibuat berdasarkan asa

sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video dan atau

bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan

ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya,

dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau

Page 13: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

21

ditayangkan dengan system proyeksi mekanik, elektronik, dan system

lainnya.

2.4.2 Film Sebagai Media Komunikasi

Sebelum membahas film sebagai media komunikasi massa, kita

harus mengetahui terlebih dahulu apa itu komunikasi massa.

Komunikaasi massa adalah proses penciptaan makna bersama antara

media massa dan khalayaknya. (Baran, 2012: 7). Film dikatakan

sebagai media komunikasi massa karena merupakan bentuk komunikasi

yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan

komunikator dan komunikan secara massal, dalam arti berjumlah

banyak, tersebar dimana-mana, khalayaknya heterogen dan anonym,

dan menimbulkan efek tertentu.

Film mampu menjangkau populasi dalam jumlah besar dengan

cepat, bahkan di wilayah pedesaan. Sebagai media massa, film

merupakan bagian dari respon terhadap penemuan waktu luang, waktu

libur dari kerja, dan jawaban atas tuntutan untuk cara menghabiskan

waktu luang keluarga yang sifatnya terjangkau (Mcquail, 2011).

Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh

terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio

visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara,

film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Pesan film sebagai

media komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi

film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup

berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.

Page 14: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

22

Film pertama kali dibuat di Indonesia pada tahun 1927 bukan

oleh orang Indonesia, tetapi oleh orang kulit putih yang bernama F.

Carli dan Kruger yang awalnya sibuk dengan alat-alat fotografi,

kemudian tertarik membuat film di Bandung (Said, 1991: 17). Dewasa

ini terdapat berbagai ragam film, meskipun cara pendekatannya

berbeda-beda, semua film dapat dikatakan mempunyai satu sasaran,

yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan-muatan masalah yang

dikandung. Selain itu, film dapat dirancang untuk melayani keperluan

publik terbatas maupun publik seluas-luasnya.

Pada dasaranya film dapat dikelompokkan ke dalam dua

pembagian dasar, yaitu kategori film cerita dan non cerita. Pendapat

lain menggolongkan menjadi film fiksi dan non fiksi. Film cerita adalah

film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang, dan dimainkan

oleh aktor dan aktris.Pada dasarnya film cerita bersifat komersial,

artinya dipertunjukkan di bioskop dengan harga karcis tertentu atau

diputar di televisi dengan dukungan sponsor iklan tertentu.Film non

cerita adalah film yang mengambil kenyataan sebagai subyeknya, yaitu

merekam kenyataan yang terjadi dalam kehidupan manusia tanpa

adanya rekayasa.

Dalam perkembangannya, film cerita dan non cerita saling

mempengaruhi dan melahirkan berbagai jenis film yang memiliki ciri,

gaya dan corak masing-masing. Film cerita agar tetap diminati

penonton harus tanggap terhadap perkembangan zaman, artinya

ceritanya harus lebih baik, penggarapannya harus professional dengan

Page 15: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

23

teknik penyuntingan yang semakin canggih sehingga penonton tidak

merasa dibohongi dengan trik-trik tertentu bahkan seolah-olah justru

penonton yang menjadi aktor/aktris di film tersebut.

Dalam pembuatan film cerita diperlukan proses pemikiran dan

proses teknis, yaitu berupa pencarian ide, gagasan atau cerita yang

digarap, sedangkan proses teknis berupa keterampilan untuk

mewujudkan segala ide, gagasan atau cerita menjadi film yang siap

ditonton.

2.4.3 Film Sebagai Media Massa

Film sebagai media massa yang merupakan sebuah bentuk

seni selain bertujuan untuk dinikmati, juga merupakan media yang

efektif penyadaran terhadap masyarakat. Budiono (2004:21) dalam

Menafsir Buruan Cium Gue mengemukakan bahwa” Film adalah

mredia komunikasi seseorang atau sekelompok orng yang bermaksud

menyampaikan pesan dan makna tertentu kepada para penonton melalui

rrangkaian gambar atau dasar skenario”.

Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen

sosial, hingga membuat para ahli sepakat bahwa film memiliki potensi

untuk mempengaruhi penontonnya. Sejak itu, merebahkan berbagai

penelitian yang melihat dampak film terhadap masyarakat. Film

umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu termasuk

berbagai sistem tanda yang bekerjasama dengan baik dalam upaya

mencapai efek yang diharpkan. Sobur (2009:127-128) berpendapat

bahwa “ Yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara ;

Page 16: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

24

kata yang diucapkan ditambah denga suara-suara lain yang mengiri

gambar-gambar dan musik fil”

Film merupakan suatu makna, sedang gambar merupakan

bahasanya. Bahasa merupakan suatu sistem yang sistematis dan

sistemis. Dalam bahasa terdapat subsitem-fonologi, gramatika, dan

leksikon-dunia bunyi dan dunia makna yang bertemu dan membentuk

struktur. Di antara keduanya itu terdapatlah konteks yang

mempengaruhi keserasian sistem suatu bahasa. Konteks yaitu unsur di

luar bahasa yang kemudian dikaji dalam pragmatik ini.

Film sementara itu adalah merupakan suarty media

komunikasi massa yang digunakan bukan hanya sekedar sarana hiburan

saja, melainkan dapat juga digunakan sebagai sarana penerangan dan

pendidikan. Seperti yang diungkapkan Effendy (2003:209) yang

menjelaskan bahwa “ Film juga banyak digunakan sebagai alat bantu

untuk memberikan suatu penjelasan, baik dari gambar maupun

suaranya, ataupun dalam segi atur ceritanya”. Film merupakan suatu

makna, sebagai alat bantu untuk memberikan suatu penjelasan, sedang

gambar merupakan bahasanya. Bahasa merupakan suatu sistem yang

sistematis dan sistemis.

2.4.4 Jenis –jenis ( genre film )

Genre merupakan istilah yang digunakan untuk

mengalifirasikan teks –teks media ke dalam kelompok- kelompok

terntu dengan karakteristik sejenis.Sebuah gendre dalam film biasanya

ditetapkan setelah beberapa film nyang mewakili genre itu sukses dan

Page 17: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

25

berekmbang menjadi trend.Semua genre akan mengalami pasang-surut

dan berkembangnya tidak selalau popiler sepanjang masa.Variasi genre

sendri jumlahnya bisa mencapai ratusan,namun biasanya sebuah film

tetap memiliki satu atau dua genre yang dominan ( Pratista,2008:11) .

Berikut adalah klarifikasi genre film menurut Himawan Pratista

dalam bukunya memahami film ( Pratista,2008:13).

1. Film Aksi.

Film-film bergenre aksi berhubungan dengan adegan-adegan aksi fisik

seru, menegangkan, berbahaya, nonstop dengan tempo cerita yang

cepat. Film-film aksi umunya berisi adegan kejar-mengejar,

perkelahian, temnak-menembak, balapan, berpacu dengan waktu,

ledakan, serta aksi-aksi fisik lainya. Film-film aksi umunya

menggunakan karakter laki-laki sebagai tokoh utama dan sasaran

penonton pun biasanya ditujukan untuk kaum pria.

2. Film Drama.

Film-film drama umunya berhubungan dengan tema, cerita, setting,

karakter, serta suasananya yang memotret kehidupan nyata. Kisahnya

sering kali menggugah emosi, dramatic, dan mampu menguras air mata

penontonya. Tema umumnya mengangkat isu social baik skala besar

(masyarakat) maupun skala kecil (keluarga) seperti ketidak adilan,

kekerasan, diskriminasi, rasisme, ketidak harmonisan, penyakit,

kemiskinan, polotik, dan sebagainya.

Genre roman, melodrama, biografi merupakan pengembangan

langsung dari genre drama. Film-film drama umumnya bisa ditonton

Page 18: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

26

oleh semua kalangan namun sering kali juga membidik kalangan

penonton tertentu seperti keluarga, remaja, dan anak-anak.

3. Epic / Film Sejarah.

Genre ini umumnya mengambil tema periode masa silam (sejarah),

berdasarkan cerita mengenai tokoh pahlawan yang benar-benar ada

pada kejadian masa lalu, atau peristiwa tokoh besar yang menjadi

mitos. Film bergenre ini sering kali menggunakan setting mewah dan

megah, ratusan hingga ribuan figuran. Film epic sejarah juga sering

menyajikan aksi pertempuran skala besar yang berlangsung lama.

Genre biografi merupakan pengembangan dari genre epic sejarah.

4. Film Fantasi.

Film fantasi berhubungan dengan tempat, peristiwa, serta karakter

yang tidak nyata. Film fantasi berhubungan dengan unsure magis,

mitos, negeri dongeng, imajinasi, halusinasi, serta alam mimpi. Film

fantasi juga terkadang berhubungan dengan aspek religi, seperti Tuhan

atau malaikat yang turun ke bumi, campur tangan kekuatan ilahi,

surge dan neraka, dll.

5. Film Ilmiah.

Film fiksi ilmiah berhubungan dengan masa depan, perjalan angkasa

luar, percobaan ilmiah, penjelajahan waktu, invasi, dan kehancuran

bumi. Fiksi ilmiah sering kali berhubungan dengan teknologi serta

kekuatan yang berada diluar jangkauan teknologi masa kini. Film fiksi

ilmiah juga biasanya berhubungan dengan karakter non manusia,

seperti makhluk asing, robot, monster, hewan purba, dan sebagainya.

Page 19: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

27

6. Film Horor.

Film horror memiliki tujuan utama memberikan efek rasa takut,

kejutan, serta terror yang mendalam bagi penontonya. Film horror

umunya menggunakan karakter-karakter antagonis non-manusia yang

berwujud fisik menyeramkan. Pelaku terror bisa berwujud manusia,

makhluk gaib, monster, hingga makhluk asing. Film horror biasanya

berkombinasi dengan genre supernatural.

7. Film Komedi.

Komedi boleh jadi merupakan genre yang paling popular di antara

semua genre lainnya sejak era silam. Komedi adalah jenis film yang

tujuanya memancing tawa penontonnya. Film komedi juga biasanya

selalu berakhir dengan penyelesaian cerita yang memuaskan

penontonya (happy ending). Film komedi secara umum dibagi

menjadi dua jenis yakni, komedi situasi (unsure komedi menyatu

dengan cerita serta komedi), dan komedi lawakan (unsure komedi

bergantung pada figure comedian).

8. Film Kriminal/Kejahatan/Gangster.

Film-film criminal dan gangster berhubungan dengan aksi-aksi

criminal seperti, perampokan bank, pencurian, pemerasan, perjudian,

pembunuhan, persaingan antar kelompok, serta aksi kelompok bawah

tanah yang bekerja diluar system hokum. Genre ini juga sering

menampilkan perseteruan antara pelaku criminal dengan penegak

hukum. Tidak seperti film aksi, film-film criminal dan gangster sering

menampilkan adegan aksi kekerasan yang tidak manusiawi (sadis).

Page 20: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

28

9. Musik.

Genre musical adalah film yang mengkombinasi unsure music, lagu,

tari, serta gerak. Lagu-lagu tarian biasanya mendominasi sepanjang

film dan biasanya menyatu dengan cerita. Cerita film musical

umumnya berkisah ringan seperti percintaan, kesuksesan, serta

populeritas.

10. Petualangan (Adventure)

Film petualangan berkisah tentang perjalanan, eksplorasi, atau

ekspedisi ke suatu wilayah asing yang belum pernah tersentuh. Film-

film petualangan selalu menyajikan panorama alam eksotis seperti

hutan rimba, pegunungan, savanna, gurun pasir, lautan, serta pulau

terpencil. Film petualangan sering kali berkombinasi dengan genre

aksi, epic sejarah, fantasi, fiksi ilmiah.

11. Perang

Genre perang mengkat tema kengerian serta terror yang ditimbulkan

oleh aksi perang. Film perang umunya menampilkan adegan pertempuran

seru baik di darat, laut dan udara. Film perang biasanya memperlihatkan

kegigihan, perjuangan, dan pengornan para tentara dalam melawan musuh.

Film perang juga kadang digunakan sebagai media propaganda anti perang

melalui isu-isu seputar moral serta kehancuran akibat perang.

12. Western

Western adalah sebuah genre orisinil milik Amerika. Tema film

western umunya seputar konflik antara pihak baik dan jahat. Setting

Page 21: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

29

seringkali menampilkan kota kecil, bar, padang gersang, sungai, rel

kerata api.

Menurut Effendy, (2003:210-215) menjelaskan bahwa didalam film terdiri

dari jenis-jenis berikut:

a. Film Cerita (Story Film)

b. Film Berita (news reef)

c. Film Dokumenter (Documentary)

d. Film Kartun (Cartoon Movie).

Film cerita adalah jenis film yang mengandung suatu cerita, yaitu yang

lazim dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dengan para bintang film

yang tenar. Film cerita adalah film yang menyajikan kepada publik sebuah

cerita, sebagai cerita harus mengangandung unsur-unsur yang dapat

menyentuh rasa manusia. Film berita atau new rreel adalah film mengenai

fakta peristiwa yang benar-benar terjadi. Film dokumenter biasanya

diputar di kampus-kampus, sekolah, ruang-ruang pertemuan pabrik-pabrik

dan bangsal-bangsal lainnya.Tetapi dengan adanya televisi dan televisi

kabel film dokumenter yang hanya bisa di lihat oleh publik terbatas kini

bisa di tonton oleh banyak orang.

2.4.5 Film Dokumenter

Film merupakan salah satu media penyampai pesan kepada

khalayak. Sebuah film merupakan representasi dari budaya yang ada di

sekitar masyarakat sehari-hari. Film dokumenter ialah film yang dapat

menyampaikan pesan faktual kepada khalayaknya. Salah satu bentuk

dari pesan adalah kritik. Kritik muncul akibat danya tindakan sosial

Page 22: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

30

yang menyimpang dari nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.

Tindakan kritik bisa digunakan dalam berbagai cara, seperti

demonstrasi massa, pertunjukkan seni, karya sastra, lirik lagu, hingga

melalui film dokumenter yang memiliki sifat aktualitas yang tinggi.

Grierson (dalam Hayward, 2006:106) mengatakan bahwa film

dokumenter dan sejarah merupakan media informasi, edukasi, dan

propaganda untuk menyampaikan realitas yang ada kepada masyarakat.

Film dokumenter lebih bisa menampilkan realitas yang tidak mengada-

ngada dan bisa menangkap kenyataan keseharian dari sebuah objek.

Willard Van Dyke yakni seorang dokumentarian Amerika memaparkan

bahwa dokumenter adalah sebuah film yang dimaksudkan untuk

membawa perubahan kepada audiens, merubah pemahaman mereka,

sikap mereka, dan mungkin tindakan mereka (dalam Ellis, 1989: 6).

Dyke percaya bahwa dokumenter bukan hanya sebuah catatan

yang merekam kebenaran, tetapi dari kebenaran tersebut membawa

perubahan di tingkat masyarakat.

Di Indonesia, film dokumenter masih berada di posisi pinggiran

dalam medan media audio-visual di Indonesia. Dalam festival film yang

didanai oleh pemerintah, Festival Film Indonesia (FFI), film

dokumenter ditempatkan pada kategori program yang tidak bergengsi

dibandingkan program film fiksi. Banyak programer televisi Indonesia

juga melihat dokumenter sebagai genre yang ”terbatas” dan sangat sulit

mendapatkan penonton dibandingkkan sinetron atau acara-acara

infotainment (Irawanto, 2011: 184).

Page 23: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

31

Irawanto (2011: 188) menyatakan bahwa dalam film

dokumenter kita dapat menemukan beragam perspektif tentang hidup

keseharian orang-orang yang terpinggirkan. Masyarakat terpinggirkan

juga identik dengan masyarakat kecil atau kaum marginal. Film

dokumenter menggambarkan kaum marginal dijadikan sebagai target

emosi penonton. Kaum marjinal adalah kelompok yang kecil dalam

masyarakat atau bisa dikatakan masyarakat pra-sejahtera (Sjafudian,

2009).

Kelompok ini hadir akibat dari hasil interaksi manusia dan

proses pembangunan yang melahirkan kaum-kaum marjinal. Kelompok

marginal mencakup orang yang mengalami satu atau lebih dimensi

penyingkiran, diskriminasi atau eksploitasi di dalam kehidupan sosial,

ekonomi, dan politik kota. Tim Kerja Stakeholders City Development

Strategy mengkategorikan delapan kelompok kaum marginal adalah

pedagang kaki lima, komunitas pasar tradisional, pengemudi becak,

pemukim liar ,penata parkir, penyandang cacat, pemulung, dan musisi

jalanan (pengamen) (Sjafudian, 2009).

Film dokumenter memiliki ranah film festival, salah satunya

adalah Festival Film Dokumenter Yogyakarta. Festival Film

Dokumenter (FFD) adalah salah satu wadah bagi genre film

dokumenter. FFD merupakan salah satu bentuk perkembangan dunia

dokumenter di Indonesia. Festival film bergenre dokumenter pertama di

Asia Tenggara ini dimulai sejak tahun 2002. Fokus dalam FFD ini ialah

subjek marginal yang direfeleksinkan dalam slogan “merekam yang

Page 24: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

32

tersisa, mencari yang tersembunyi, menemukan kearifan semesta”

(FFD, 2015). Melalui FFD inilah titik temu antara penikmat dan

pencipta film dokumenter.

Film adalah media yang ampuh dalam melancarkan kritik sosial

(Imanjaya, 2005). Eric Sasono menganggap ada dua argumen dalam

melihat film sebagai kritik sosial. Pertama, film punya peluang

menyumbangkan sesuatu bagi masyarakatnya. Tanggungjawab film

sebagai media dan wahana ekspresi tetap ada dan pesan yang

disampaikan dengan baik tetap bisa menghibur. Kedua, dalam konteks

produksi yang mahal, tanggungjawab film menjadi lebih nyaring lagi.

Jika media film digunakan semata-mata untuk bersenang-senang dan

tidak mampu menangkap sedikit banyak hal yang menjadi elan di

masyarakat, tentulah ini merupakan pemborosan (Kompas, 2005).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk

mengangkat pesan dalam film dokumenter. Penelitian ini akan

mengupas makna kritik terhadap masalah sosial yang disampaikan

oleh subjek film dalam film dokumenter.

2.4.6 Kritik Sosial

Semua kemajuan lahir dari kritik, karena tanpa kritik, bangsa

manusia tidak akan mungkin bisa mencapai hasil yang kini dicapainya

itu. Banyak orang berbicara mengenai kritik, baik dalam arti positif

maupun negatif. Kritik adalah sesuatu yang tabu dalam kebudayaan

tradisionil. Kritik adalah sesuatu bentuk kebebasan yang mesti

“disesuaikan dengan situasi dan kondisi” pada masa kebudayaan

Page 25: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

33

transisi ini. Sementara itu, Muladi menilai, “Dinegara berkembang,

kritik sering dilihat sebagai sesuatu yang tidak loyal (disloyality).

Padahal, masyarakat yang maju, kritik justru merupakan sesuatu yang

penting, sebagai masukan agar sistem politik menjadi lebih baik”

(Sobur, 2001:194).

Orang memuji kritik sebagai nilai dasar bangsa manusia,

sebagai dasar untuk pandangan yang penuh harapan bagi masa depan.

Namun orang juga menentang kritik sebagai perusakan yang tidak

sopan, sebagai penyergapan terhadap nilai- nilai suci. Apakah termasuk

memuji atau menetang, kebanyakan orang tidak menyadari tentang

hakikat kritik, sifat kritik dan persyaratan-persyaratan kritik.

Kritik berasal dari bahasa yunani yaitu krinein yang berarti

memisahkan, memerinci. Dalam kenyataan tersebut, manusia

membuat pemisahan dan perincian antara nilai dan bukan nilai, arti

dan bukan arti, baik dan jelek. Jadi kritik suatu penilaian terhadap

kenyataan dalam sorotan norma.

Dalam buku berjudul Mens en Kritiek. Kwant (1975:12)

menuliskan bahwa kritik menentukan nilai suatu kenyataan yang

dihadapinya. Dalam melontarkan kritik, tidak cukup hanya mengetahui

kenyataan yang ada, namun orang yang melancarkan kritik harus

berusaha menentukan apakah yang dihadapinya itu benar-benar seperti

yang seharusnya. Oleh karenanya,orang tersebut harus mengetahui

sebelumnya bagaimana seharusnya (Kwant, 1975:90).

Page 26: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

34

Bentuk kritik dapat dibedakan dalam dua macam yaitu: kritik

positif dan kritik negatif. Kritik negatif artinya sikap kritis yang

kesimpulannya tidak menyetujui, biasanya kritik negatif lebih banyak

dibanding kritik positif, sementara kritik positif artinya

suatupenilaian terhadap suatu yang mempunyai kesimpulan menyetujui.

Kepekaan sosial atau social sensitivity, merupakan inti suatu

kritik sosial. Menurut Susanto (1977:5), kritik sosial biasanya

dihubungkan dengan perlunya situasi ideal dan perilaku ideal (ideal

conduct). Suatu kritikan selalu menginginkan perubahan, hingga kritik

selalu berorientasi ke masa depan. Oleh karena itu suatu kritik perlu

dilandasi data dan pengetahuan yang tepat, yaitu agar prediksi tentang

masalah dalam bermasyarakat jadi tepat, setepat mungkin.

Kritik sosial yang murni kurang didasarkan pada peneropongan

kepentingan diri saja, melainkan justru menitikberatkan dan mengajak

khalayak untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dalam

masyarakat. Suatu media kritik sosial karenanya didasarkan pada rasa

tanggung jawab atau pengontrol bahwa manusia sama-sama

bertanggung jawab atas perkembangan lingkungan sosialnya. Kritik

sosial antara lain sebagai control terhadap jalannya sebuah sistem sosial

atau merupakan proses bermasyarakat, dalam kontek inilah kritik sosial

merupakan salah satu faktor penting dalam memelihara sistem sosial.

Adanya kritik dalam suatu masyarakat, mencerminkan

perubahan yang sedang dialami oleh masyarakat itu (Susanto,

1985:106). Jika suatu kritik sosial ingin memenuhi fungsinya dengan

Page 27: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

35

efektif, harus memenuhi beberapa langkah dan syarat. Kritik sosial

sebagai pendapat pribadi, tidak terorganisir, akan hilang lenyap dalam

saingan pendapat.

Ternyata kritik sosial juga perlu melembagakan diri menemukan

saluran-saluran yang dapat lebih menjelaskan, memfokuskan,

memerinci dan merumuskan dalamlangkah-langkah operasional

mengenai apa yang akan diusulkan untuk diperbaiki. Kritik sosial perlu

juga melepaskan diri dari ikatan-ikatan komunal maupun kepentingan

pribadi. Data dan lingkungan lebih luas diperlukan oleh suatu kritik

untuk dapat berperan dan berpengaruh. Mengingat bahwa suatu kritik

sosial bukan lagi merupakan suatu “milik pribadi”. Sekali ia disebarkan

di masyarakat, maka mau tidak mau efektifitas kritik sosial akan sangat

melekat.

2.4.7 Film Sebagai Kritik Sosial

Film selain berfungsi sebagai media hiburan, juga dapat

dimanfaatkan sebagai media kritik. Karena bagaimanapun juga, film

tetap memuat ideologi pembuatnya. Film sebagai ideologi jelas memiliki

konteks yang berbeda daripada film sebagai sebuah produk hiburan.

Akan tetapi, sangat terbuka kemungkinan bagi film sebagai “komoditi

hiburan” untuk tetap bersifat “ideologis”, karena pada dasarnya sebuah

film secara otomatis pasti memuat gagasan pemikiran para pembuatnya

baik secara implisit maupun eksplisit.

Page 28: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

36

Film tidak dapat dipungkiri mampu merekam suatu zaman,

kondisi masyarakat tertentu ataupun kode-kode budaya saat film tersebut

diproduksi sekalipun ia tidak pernah diarahkan serta dimaksudkan

untuk hal itu. Hal ini senada dengan apa yang dituturkan Ron

Mottram dalam Shofa (2013) dalam tulisannya “Cinema and

Communication”: “Films reflects the cultural codes of society ini which

they are produced” Melalui film pun kita mampu membaca tampilan

wajah suatu bangsa, belajar mengenai banyak hal dalam konteks

kehidupan bahkan mampu mencandra mentalitas suatu bangsa.

Sebagai contoh, film Gie (2005) yang menurut Sasono (2005)

dalam tulisannya yang dimuat di harian Kompas, Minggu 17 Juli 2005,

berbicara tentang kondisi bangsa saat itu. Film seakan mengingatkan

bahwa masih banyak agenda bangsa yang belum selesai dan masih

dibutuhkan kaum intelektual yang setia pada pikiran lurus. Dengan

tegas film ini memposisikan diri dalam konteks kepolitikan tahun

1960-an serta refleksinya pada kehidupan Indonesia kontemporer.

Sebagai kritik sosial, film mengungkapkan sebuah kondisi sosial

masyarakat yang terkait dengan nilai-nilai yang dianut ataupun nilai-nilai

yang menjadi pedoman. Film hadir dengan berbagai latar belakang. Ia

merupakan sebentuk seni sekaligus praktik sosial, yang memuat berbagai

unsur, baik sosial, politik, budaya, psikologi, serta estetis film, dimana

kesemua unsur tersebut berada dalam hubungan yang dinamis. Oleh

karena itu, jelas bahwa film tidaklah hanya menampilkan ulang akan

suatu gambaran realitas. Ia tidak hanya merepresentasikan, merefleksikan

Page 29: BAB II 2.1 MASALAH SOSIALeprints.umm.ac.id/41018/3/BAB 2.pdfDisorganisasi Keluarga Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern ... Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah

37

atau sekedar cermin realitas melainkan melakukan konstruksi pula

terhadap realitas.