Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Peneliti terdahulu melakukan penelitian sejenis dilakukan oleh
Kurniawati, Eris Tri (2013). Pada penelitian tersebut membahas dan mengkaji
dengan metode deskriptif Kualitatif tentang pengaruh positif terhadap
variabel terikat yang ditunjukkan melalui nilai R2 (R- Squared) adalah sebesar
21,08% mengingat bahwa variabel bebas dalam penelitian ini bukan
merupakan produk utama dari bank yang mempengaruhi laba bersih sehingga
sisanya sebesar 78,92% variabel laba bersih akan dijelaskan oleh variabel-
variabel yang lain yang tidak di bahas dalam penelitian yang telah di teliti
oleh peneliti.
Dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan metode penelitian
Deskriptif Kualitatif yakni suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data-data
yang dikumpul selama peneliti secara sistematis mengenai fakta- fakta dan
sifat-sifat dari objek yang diteliti menggunakan hubungan antar variabel yang
terlihat di dalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan
literatur – literatur yang berhubungan, di mana data resebut akan dihitung
secara statistik dengan tujuan untuk menhuji hipotesis yang ada. Nazir
(2003:71).
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti data primer dan data
sekunder . data sekunder merupakan data dan tersusun secara sistematis serta
merupakan hasil penelitian atau rangkuman dari dokumen-dokumen
perusahaan yang telah disajikan , laporan tahunan, buku, majalah, surat kabar,
6
makalah, dan situs web . data primer diperoleh untuk memberikan
gambaran tentang mekanisme pelasanaan transaksi gadai (rahn) produk emas
melalui teknik observasi dan wawancara.
Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh positif signifikan
antara fee Rahn terhadap laba bersih perseroan Bank Syariah Mandiri Tbk.
Fee based income Bank syariah Mandiri yang bersumber dari gadai emas
memberikan kontribusi yang posistif signifikan pada laba bersih perseroan
secara keseluruhan.
Peneliti yang dilakukan oleh Nawawi (2017). Tujuan dalam penelitian
tersebut adalah untuk mengetahui konsep gadai menurut hukum islam,
pelaksanaan gadai emas pada BNI syariah, dan mekanisme penjualan saat
jatuh tempo. Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris dengan
analisa data Kualitatif.
Peneliti selanjutnya di lakukan oleh Kholifah. Tujuan dari penulisan
dari peneliti adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan sistem dan
prosedur gadai yang berlaku di PT. Bank Mega Syariah dan PT. Bank BNI
Syariah dan untuk mengetahui dan menganalisa penerapan kebijakan Bank
Indoensia mengenai gadai emas pada bank tersebut. Metode yang digunakan
peneliti adalah metode Deskriptif.
Dalam penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis, keduanya memiliki kesamaan yakni dengan membahas tentang Gadai
Emas yang ada di Perbankan Syariah. Dan dalam metode penelitian metode
Deskriptif Kualitatif dan pengambilan data yang digunakan yakni data
sekunder dan data primer.
7
Peneliti yang dilakukan peneliti terdahulu berbeda dengan peneliti yang
sekarang berbeda. Peneliti sebelumnya membahas tentang bagaimana konsep
gadai hukum menurut hukum islam dan bagaimana pengaruh keuntungan
gadai emas terhadap laba yang diperoleh perbankan. Alat analisis yang
digunakan oleh peneliti saat ini yakni dengan menggunakan metode
wawancara. Dan yang paling jelas perbedaannya dala penelitian terdahulu
dengan penelitian saat ini adalah bagaimana prosedur dalam produk Qardh
Beragunan Emas pada BRISyariah Kantor cabang malang dari prosedur
pembukaan Qardh agunan Emas sampai selelsainya pelunasan / Jatuh tempo
dan apa saja kendala yang dihadapi nasabah ketika Qardh beragunan Emas
tidak dapat terealisasi pada saat jatuh tempo.
B. Jenis Bank
Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara
lain Kasmir(2008: 34-39) :
1. Jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari :
a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Lumbung Desa
g. Bank Pegawai
h. Dan Bank Lainnya
8
keluarnya Undang-undang RI. Nomor Tahun 1998 maka jenis perbankan
terdiri dari :
a. Bank Umum.
Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan Usaha secara
Konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh
wilayah. Bank Umum sering disebut bank komersil.
b. Bank Pengkreditan Rakyat.
Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
Dimana Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsinya
menjadi Bank Umum sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung
Desa, dan Bank Pegawai menjadi Bank Pengkreditan Rakyat (BPR).
2. Dilihat dari Segi kepemilikannya :
a. Bank milik pemerintah
Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah
sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah juga.
Contoh bank milik pemerintah antara lain :
-Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
9
-Bank rakyat Indonesia (BRI)
-Bank Tabungan Negara (BTN)
b. Bank Milik Swasta Nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula
pembagian keuntungannya untuk keuntungan swastanya juga. Contoh
bank swasta antara lain :
a. Bank Muamalat
b. Bank Central Asia
c. Bank Bumi Puttra
d. Bank Danamon
e. Bank Duta
f. Bank Lippo
g. Bank Nusa Internasional
h. Bank Niaga
i. Bank Universal
j. Bank Internasional Indonesia.
c. Bank milik koperasi
Kepemilikan saham- saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang
berdasarkan hukum koperasi. Contohnya : Bank umum koperasi
Indonesia.
10
d. Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik
milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki
oleh pihak luar negeri. Contohnya :
a. Deutsche Bank
b. American Express Bank
c. Bank of America
d. Bank of Tokyo
e. Hongkong Bank
f. Dan lain-lain
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh
warga negara Indonesia. Contohnya seperti :
a. Bank Merincorp
b. Bank sakura swadarma
c. Inter Pacifik Bank
d. Ing Bank
e. Dan lain-lain
C. Kelembagaan Bank Syariah
Soemitra (2009:67-72). Bank Syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi
juga memiliki orientasi pencapaian kesejahteraan. Secara fundamental
terdapat beberapa karakteristik bank syariah :
11
1. Penghapusan riba.
2. Pelayanan kepada kepentingan publik dan merealisasikan sasaran sosio-
ekonomi islam.
3. Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bank
komersial dan bank investasi.
4. Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati-hati terhadap
permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada penyertaan modal,
karena bank komersial syariah menerapkan profit and loss sharing dalam
konsinyasi, ventura, bisnis, atau industri.
5. Bagi hasil cendrung mempererat hubungan antara bank syariah dan
pengusaha.
6. Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi kesulitan
likuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen pasar uang antar bank
syariah dank instrumen bank sentral berbasis syariah.
Oleh karena itu, maka secara struktural dan sistem pengawasannya
berbeda dari konvensional. Pengawasan perbankan islam mencakup dua
hal, yaitu pertama pengawasan dari aspek keuangan, kepatuhan perbankan
secara umum, dan prinsip kehati-hatian bank. Kedua pengawasan prinsip
syariah dalam kegiatan operasional bank. Secara struktural kepengurusan
bank syariah terdiri dari Dewan Komisaris dan direksi dan wajib memiliki
Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi kegiatan bank
syariah
.
12
1. Kelembagaan Bank Umum Syariah
Aturan bank umum syariah pasca diterbitkannya UU No. 21 Tahun 2008
tentang perbankan syariah adalah PBI No. 11/3/PBI/2009 tantang Bank
Umum Syariah (BUS). Dalam PBI ini dijelaskan bahwa proses pendirian
Bank Syariah dilakukan melalui persetujuan prinsip , yaitu persetujuan
untuk melakukan kegiatan usaha bank setelah persiapan pendirian bank
pada persetujuan prinsip terpenuhi. Modal yang disetor untuk mendirikan
Bank Umum Syariah adalah sebesar Rp 1 triliun dan bagi pendirian yang
melalui spin off dari Bank Umum yang memiliki UUS sebesar Rp 500
miliar. BUS dapat didirikan oleh WNI dan/nesia yang bermitra WNA
atau badan hukum asing . BUS dibentuk dengan badan hukum perseroan
terbatas.
Untuk mendirikan bank syariah , baik bank umum syariah maupun
BPRS harus mendapatkan persetujuan prinsip dan izin usaha yang
diajuakn oleh pendiri bank kepada Bank Indonesia yang akan diproses
oleh Dewan Gubernur BI U.P Biro Perbankan Syariah . Agar izin usaha
Bank syariah diperboleh terlebih dahulu harus dipenuhi persyaratan
sekurang-kurangnya tentang : susunan organisasi dan kepengurusan;
permodalan; kepemilikan; keahlian dibidang perbankan syariah; dan
kelayakan usaha sebagaimana diatur dakam peraturan Bank Indonesia.
Dokumen yang wajib dilampirkan dalam permohonan persetujuan
prinsip adalah :
a. Rancanagna akta pendirian badan hukum Bank Syariah termasuk
rancangan anggaran dasar.
13
b. Data kepemilikan. Bagi badan hukum PT dan PD berupadaftar calon
pemegang saham berikut rincian besarnya masing-masing.
Sedangkan bagi badan hukum koperasi berupa daftar calon anggota
berikut rincian jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib serta
daftar hibah.
c. Daftar calon anggota dewan komisaris, direksi dan dewan pengawas
syariah disertai dokumen yang dipersyaratkan berupa identitas diri,
riwayat hidup, surat pernyataan pribadiyang menyatakan tidak
pernah melakukan tindakan tercela di bidang perbankan, keuangan
dan usaha lain dan/atau tidak pernah dihukum karena terbukti
melakukan tindak pidana kejahatan.
d. Rencana susunan organisasi.
e. Rencana kerja untuk tahun pertama yang memuat :
f. Hasil penelaahan mengenai peluang pasar dan potensi ekonomi.
g. Rencana kegiatan usaha yang mencangkup penghimpunan dan
penyaluran dana.
h. Rencana kebutuhan pegawai.
i. Proyeksi arus kas bulanan selama 12 bulan serta proyeksi neraca
dan perhitungan laba rugi.
f. Fotokopi bilyet deposito atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia
qq salah satu calon pemilik pendirian bank syariah dengan
mencantumkan keterangan bahwa pencairannya hanya dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Dewan
Gubernur BI.
14
g. Sumber pernayataan dari calon pemegang saham / anggota tentang
sumber modal disetor.
Apabila tahap permohonan persetujuan prinsip diterima dilanjutkan
dengan permohonan izin usaha yang dilampiri :
a. Akta pendirian bank syariah termasuk anggaran dasar yang telah
disahkan oleh instasi berwenang.
b. Daftar pemegang saham / anggota disertai dokumen yang
dipersyaratkan berupa identitas diri, riwayat hidup, surat pernyataan
pribadi yang menyatakan tidak pernah melakukan tindakantercela
dibidang perbankan, keuangan, dan usaha lain dan/ atau tidak pernah
dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana kejahatan.
c. Daftar calon anggota dewan komisaris, direksi, dan dewan pengawas
syariah disertai dokumen yang dipersyaratkan berupa identitas diri,
riwayat hidup, surat pernyataan pribadi yang menyatakan tidak
pernah melakukan tindakantercela dibidang perbankan, keuangan,
dan usaha lain dan/ atau tidak pernah dihukum karena terbukti
melakukan tindak pidana kejahatan.
d. Susunan organisasi serta sistem dan prosedur termasuk susunan
personalia.
e. Fotokopi bilyet deposito atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia
qq salah satu calon pemilik pendirian bank syariah dengan
mencantumkan keterangan bahwa pencairannya hanya dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Dewan
Gubernur BI.
15
f. Bukti Kesiapan Operasional Berupa :
- Daftar Aktiva tetap dan inventaris.
- Bukti penggguasaan berupa bukti kepemilikan atau perjanjian
sewa menyewa gedung kantor.
- Foto gedung kantor dan tata letak ruangan.
- Contoh formulir/ warkat yang akan digunakan untu operasional
bank syariah.
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Tanda Daftar Perusahaan
(TDP).
g. Surat Pernyataandari pemegang saham / anggota tentang sumber
modal disetor.
h. Surat pernyataan dari anggota dewan komisaris mengenai tidak
merangkapi jabatan melebihi ketentuan yang berlaku.
i. Surat pernyataan dari anggota direksi mengenai tidak merangkap
jabatan melebihi ketentuan yang berlaku.
j. Surat pernyataan dari anggota direksi mengenai tidak adanya
hubungan keluarga dengan dewan komisaris dengan anggota diserksi
lainnya.
Sedangkan bagi bank umum konvensional yang ingin melakukan
konversi menjadi bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah diatur dalam PBI No.8/3/PBI/2006
bahwa perubahan kegiatan bank umum konvensional menjadi bank
umum yang melaksanakan kegiatanusaha berdasarkan prinsip
syariah harus dengan izin gubernur BI dengan mencantumkan
16
rencana perubahan tersebut dalam rencana bisnis bank. Apabila izin
perubahan tersebut disetujui, maka bank tersebut wajib
mencantumkan secara jelas kata “Syariah” sesudah kata “Bank”
pada nama dan dilarang melakukan usaha secara konvensional.
2. Kelembagaan Unit Usaha Syariah
Unit Usaha Syariah wajib dibentuk oleh bank yang akan melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah di kantor pusat bank yang
berfungsi sebagai kantor induk dari cabang syariah dan/ atau unit syariah.
Unit usaha syariah memiliki tugas antara lain :
a. Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah
dan/ atau unit syariah.
b. Menempatkan dan mengelola dana yang bersumber dari kantor
cabang syariah dan/ atau unit syariah.
c. Menerima dan menatausahakan laporan keuangan dari kantor cabang
syariah dan/ atau Unit syariah.
d. Melakukan kegiatan lain sebagai kantor induk dari kantor cabang
syariah atau unit syariah.
Kantor cabang syariah dapat dibuka dengan seizin gubernur BI oleh
bank yang telah membuka unit usaha syariah. Pembukaan kantor cabang
syariah dapat dilakukan dengan :
a. Membuka kantor cabang syariah yang baru.
b. Mengubah kegiatan usaha kantor cabang yang melakukan kegiatan
usaha secara konvensional menjadi kantor cabang syariah.
17
c. Meningkatkan status kantor di bawah kantor cabang menjadi kantor
cabang syariah.
Pemberian izin untuk ketiga poin diatas dilalkukan dalam dua
tahapan yaitu pertama persetujuan prinsip yang merupakan
persetujuan untuk melakukan persiapan pembukaan kantor cabang
syariah, dan kedua izin pembukaan kantor cabang syariah.
d. Mengubah kegiatan usaha kantor cabang yang sebelumnya telah
membuka unit syariah menjadi kantor cabang syariah.
e. Meningkatkan status kantor cabang pembantu yang sebelumnya
telah membuka unit syariah.
f. Membuka kantor cabang syariah baru yang berasal dari unit syariah
dari kantor cabang dan/ atau kantor cabang pembantu dimana usaha
unit syariah sebelumnya berbeda. Pemberian izin mulai dari poin
empat diatas dilakukan secara langsung melalui izin pembukaan
kantor cabang syariah.
Banyak yang memiliki kantor cabang syariah dan unit syariah wajib
memiliki pencatatan dan pembukaan tersendiri untuk kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah dan menyusun laporan keuangan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah.
D. Pengertian Bank Syariah
Ada beberapa Deskripsi mengenai pengertian Perbankan Syariah menurut
para ahli diantaranya :
18
Menurut Usman (2012:33), Bank Islam atau Bank Syariah adalah badan
usaha yang fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan
penyalur dana kepada masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegiatan
usahanya berdasarkan kepada hukum Islam atau prinsip syariah sebagaimana
yang diatur dalam Al-Qyur’an dan Al-Hadist
Menurut UU No. 21 Tahun 2008, Pengertian perbankan syariah
menurut UU No.28 Tahun 2008 adalah segala sesuatu yang berkaitan bank
syariah dan unit syariah yang mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, hingga
proses pelaksanaan kegiatan usahanya
Bank syariah merupakan bank yang menjalankan aktivitas usahanya dengan
menggunanakan landasan prinsip-prinsip syariah yang terdiri dari BUS (Bank
Umum Syariah), BPRS (Bank Pengkreditan Rakyat Syariah), dan UUS (Unit
Usaha Syariah).
Dapat disimpulkan bahwa Pengertian dari perbankan syariah yakni
Lembaga Keungan perbankan yang diawasi oleh Dewan pengawas syariah
yang memperjual belikan barang dan jasa dengan prinsip saling tolong
menolong dengan berpedoman dengan syariat-syariat islam yakni dengan
berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Hadist.
E. Produk-Produk pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah
1. Simpanan
e. Tabungan Faedah PT. BRISyariah
19
Tabungan yang tersedia pada PT. BRISyariah yang merukapan tempat
penyimpanan dana nasabah secara perorangan dalam transaksi yang
dapat dilakukan sehari-hari.
f. Tabungan Haji PT. BRISyariah
Tabungan yang di khususkan kepada Jamaah haji untuk maksud
memenuhi kebutuhan Biaya Perjalanan Jamaah Haji (BPIH). Pada
tabungan haji ini menggunakan akad dengan prinsip bagi hasil yang
sesuai dengan prisnip syariah.
g. Tabungan Impian PT. BRISyariah
Tabungan impian ini merukapan tabungan jangka panjang untuk
mewujudkan impian nasabah seperti Liburan, Belanja, Kurban, Mobil
dan lain sebagainya . nasabah dapat melakukan penyetoran setiap
bulan.
h. Simpanan Pelajar (Sim Pel) PT. BRISyariah
Simpanan Pelajar ini untuk siswa, yang dimana tabungan ini telah
diterbitkan di berbagai Bank yang ada di Indonesia dengan
persyaratan yang mudah dalam pembukaan rekeningnya. Pada
tabungan ini bertujuan edukasi dan inklusi untuk mengajak siswa
untuk menabung sejak dini.
i. Giro Faedah Mudharabah PT. BRISyariah
Merupakan simpanan investasi dana nasabah pada PT. BRISyariah
dengan menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah yang penarikannya
dapat dilakukan sesuai kesepakatan dengan menggunakan cek, bilyet
20
giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan
pemindahbukuan
j. Deposito PT. BRISyariah
Merupakan produk simpanan yang berjangka dengan menggunakan
Akad Bagi hasil sesuai dengan prinsip syariah bagi nasabah
perorangan maupun perusahaan yang memberikan keuntungan yang
maksimal.
2. Pembiayaan
a. KPR PT. BRISyariah
Merupakan Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan
untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan hunian
dengan mengunakan prinsip jual beli (Murabahah) atau sewa
menyewa (Ijahrah) dimana pembayarannya secara angsuran dengan
jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap
bulan.
b. KPR Sejahtera PT. BRISyariah
Merupakan Produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah (KPR iB) yang
diterbitkan Bank PT. BRISyariah untuk pembiayaan rumah dengan
dukungan bantuan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan
(FLPP) kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam
rangka pemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari pengembang
(develover).
21
c. Pembiayaan Umrah PT. BRISyariah
Merupakan produk pembiayaan umrah yang mewujudkan keinginan
nasabah untuk menyempurnakan niat beribadah dan berziarah ke
Baitullah.
d. KMG Purna PT. BRISyariah
Merupakan Kepemilikan Multi Guna fasilitas pembiayaan yang
diberikan kepada para pensiunan untuk memenuhi sebagian atau
keseluruhan kebutuhan paket barang atau jasa dengan menggunakan
prinsip jual beli (murabahah) atau sewa menyewa (ijarah) dimana
pembayarannya secara angsuran dengan jumlah angsuran yang telah
ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan.
e. KMG Pra-Purna PT. BRISyariah
fasilitas pembiayaan kepada para PNS aktif yang akan memasuki
masa pensiunan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan
kebutuhan paket barang atau jasa dengan menggunakan prinsip jual
beli (murabahah) atau sewa menyewa (ijarah) dimana
pembayarannya secara angsuran dengan jumlah angsuran yang telah
ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan sampai memasuki masa
pensiunan.
f. KMG PT. BRISyariah
Kepemilikan Multi Guna Pembiayaan yang diberikan khusus kepada
karyawan untuk memenuhi segala kebutuhan (barang/jasa) yang
bersifat konsumtif dengan cara yang mudah.
22
g. Qardh Beragunan Emas
Pembiayaan dengan agunan berupa emas, dimana emas yang
diagunkan disimpan dan dipelihara oleh PT. BRISyariah selama
jangka waktu tertentu dengan membayar biaya penyimpanan dan
pemeliharaan atas emas.
h. Mikro PT. BRISyariah
pembiayaan mikro PT. BRISyariah menggunakan akad Murabahah
(jual beli), dengan tujuan pembiayaan untuk modal kerja, investasi
dan konsumsi .setinggi-tingginya 50 % dari tujuan produktif nasabah.
i. Pembiayaan Modal Kerja PT. BRISyariah
Pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk
membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan prinsip-
prinsip syariah. Pembiayaan modal kerja merupakan salah satu atau
kombinasi dari pembiayaan likuiditas (cash financing), pembiayaan
piutang (receivables financing), dan pembiayaan persediaan
(inventory financing).
j. Pembiayaan Investasi Syariah
Pembiayaan investasi adalah pembiayaan jangka menengah atau
jangka panjang untuk pembelian barang modal berdasarkan prinsip-
prinsip syariah. Akad yang digunakan dapat berupa Akad Jual-Beli
(Murabahah), Akad Sewa-Beli (Ijaroh Muntahiyya Bittamlik), dan
atau akad lain yang bersesuaian dengan kebutuhan nasabah dan skema
pembiayaan.
23
k. Pembiayaan SME > Rp 500 Juta PT. BRISyariah
Pembiayaan investasi yang diberikan kepada Nasabah untuk
pembelian kendaraan roda empat atau lebih yang digunakan untuk
penunjang kegiatan usaha dan untuk pembelian tempat usaha untuk
kegiatan produktif.
l. Pembiayaan SME Rp 200- Rp 500 Juta PT. BRISyariah
Pembiayaan SME 500 BRIS iB merupakan fasilitas pembiayaan yang
diberikan oleh Bank PT. BRISyariah kepada Nasabah dengan
menggunakan konsep pembiayaan Murabahah maupun Ijarah
Muntahiyya Bit Tamlik (IMBT), dimana Bank memberikan Fasilitas
Pembiayaan kepada Nasabah untuk tujuan Modal Kerja maupun
Investasi yang sesuai dengan Prinsip Syariah.
3. Jasa Perbankan Lainnya
a. E-Banking PT. BRISyariah
(1) SMS Banking
SMSBanking PT. BRISyariah adalah fasilitas layanan perbankan
bagi Nasabah Tabungan BRIS yang memudahkan Nasabah untuk
melakukan isi ulang pulsa, bayar tagihan, transfer sampai dengan
pembayaran Zakat, Infaq, dan Shodaqah.
(2) Mobile Banking
Mobile PT. BRISyariah adalah layanan yang memungkinkan
Nasabah memperoleh informasi perbankan dan melakukan
komunikasi serta transaksi perbankan melalui perangkat yang
bersifat mobile seperti telepon seluler atau handphone
24
menggunakan media menu pada aplikasi mobileBRIS dengan
menggunakan media jaringan internet pada handphone yang
dikombinasikan dengan media Short Message Service (SMS)
secara aman dan mudah.
(3) Internet Banking
Adalah fasilitas dengan layanan transaksi perbankan melalui
jaringan internet yang dapat diakses selama 24 jam kapanpun dan
dimanapun Nasabah berada menggunakan Personal Computer,
Laptop, Notebook ataupun smartphone.
(4) Cash Management System
CMS PT. BRISyariah iB sebagai layanan elektronik yang
menyajikan layanan berupa transaksi finansial, antara lain transfer
antar rekening PT. BRISyariah atau ke rekening bank lain,
electronic payroll systems, pembayaran tagihan hingga sistem
laporan pembayaran dan non fi¬nansial (informasi saldo, laporan
historis transaksi, dan download sebagai media penyajian laporan
keuangan).
(5) E-Form PT. BRISyariah
Untuk membuka rekening Tabungan Faedah di PT. BRISyariah
cukup melakukan input data Anda di website PT. BRISyariah
kemudian datang ke Cabang PT. BRISyariah terdekat lalu akan di
proses pembukaan rekening.
25
b. Employee Benefit Program (EmBP)
Adalah program kerjasama dengan suatu perusahaan yang dituangkan
dalam Master Agreement berupa pemberian fasilitas pembiayaan
langsung kepada Karyawan atau karyawati dari perusahaan yang
memenuhi kriteria Bank PT. BRISyariah, dengan persyaratan yang
relative mudah bagi Karyawan atau karyawati.
F. Pembiayaan Berdasarkan Akad Qardh
Qardh adalah akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan
bahwa nasabah wajib mengembalikan pokok pinjaman yang
diterimanya pada waktu yang telah disepakati baik secara sekaligus
maupun secara cicilan. Landasan syariah akad Qardh adalah Fatwa
DSN MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2000 tentang Qardh. Soemitra (2009:
84).
Kata Qardh ini kemudian diadopsi menjadi cerdo (romawi), Credit
( Inggris), dan Kredit (Indonesia). Objek dari pinjaman Qardh
biasanya adalah uang atau alat tukar lainnya yang merupakan transaksi
pinjaman murni tanpa bunga ketika peminjam mendapatkan uang tunai
dari pemilik dana dan hanya wajib mengembalikan pokok utang pada
waktu tertentu di masa yang akan datang. Peminjam atas prakarsa
sendiri dapat mengembalikan lebih besar sebagai ucapan terimakasih.
a. Rukun dan Syarat dari akad Qardh yang di kemukakan oleh
Ascarya (2012:48) yaitu :
(1) Rukun
26
(a) Adanya Peminjam dan Pemberi akad
(b) Adanya objek akad atau Qardh (dana)
(c) Adanya tujuan yaitu ‘iwad atau countervalue berupa
pinjaman tanpa imbalan (pinjam Rp X,- dikembalikan
Rp X,-) dan,
(d) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul
(2) Syarat
(a) Kerelaan antara kedua belah pihak antara peminjam dan
pemberi peminjam.
(b) Dana digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal.
b. Fitur dan mekanisme Akad Qardh Soemitra (2009:85) :
(1) Bnak bertindak sebagai penyedia dana untuk memberikan
pinjaman (Qardh) kepada nasabah berdasarkan kesepakatan.
(2) Bank dilarang dengan alasan apa pun untuk meminta
pengembalian pinjaman melebihi dari jumlah nominal yang
sesuai akad.
(3) Bank dilarang untuk membebankan biaya apapun atas
penyaluran pembiayaan atas dasar Qardh, kecuali biaya
administrasi dalam batas kewajaran.
(4) Pengambilan jumlah pembiayaan atas dasar Qardh, harus
dilakukan oleh nasabah pada waktu yang telah disepakati.
(5) Dalam hal nasabah digolongkan mampu namun tidak
mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada
27
waktu yang telah disepakati, maka bank dapat memberikan
sanksi sesuai syariah dalam rangka pembinaan nasabah.
G. Macam-Macam Qardh
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No/ 14/7/DPbS Qardh terdiri
dari dua macam yakni :
1. Akakad Qardh yang berdiri sendiri dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Pembiayaan digunakan untuk tujuan sosial dan bukan untuk
mendapatkan keuntungan
b. Sumber dana dapat berasal dari bagian modal, keuntungan yang
disisihkan, dan atau zakat , infak, sdekah, dan tidak boleh
menggunakan dana pihak ke tiga.
c. Jumlah pinjaman wajib dikembalikan pada waktu yang telah
disepakati.
d. Tidak boleh dipersyaratkan adanya imbalan dalam bentuk apapun
e. Nasabah dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela
selama tidak diperjanjikan dalam akad.
f. Nasabah dapat dikenakan biaya administrasi.
2. Akad Qardh yang dilakukan bersama dengan transaksi lain yang
menggunakan akad-akad mu’awadhah (pertukaran dan dapat bersifat
komersial) dalam produk yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan, dapat dilakukan antara lain dalam produk rahn emas,
pembiayaan pengurusan haji, pengalihan hutang, syariah charge card,
syariah card, dan anjak piutang syariah.
28