31
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management Supply chain management berawal dari kegiatan supply chain management militer yang memiliki peran dalam menentukan kemenangan perang, khususnya pada Perang Dunia II. Ketika jaman perang berlalu, supply chain management dimanfaatkan untuk membatu proses pengiriman barang. Dalam hal ini terjadi kerjasama antara perusahaan pengiriman dengan gudang, dan pihak ketiga ambil bagian dalam mengatur kerjasama ini. Perkembangan selanjutnya, pada era globalisasi mulai banyak perusahaan yang mencari cara bagaimana menurunkan biaya produksi. Banyak perusahaan multinasional memindahkan pabrik ke negara-negara dengan upah buruh murah. Indonesia dan beberapa kawasan di Asia adalah contohnya. Di sini tampak bahwa peranan supply chain management memegang peranan yang lebih penting lagi. Perkembangan supply chain management didukung dengan perkembangan teknologi informasi pada tahun 1980-an. Beberapa faktor, antara lain harga komputer yang semakin terjangkau, kecepatan komputer

BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

  • Upload
    vukhanh

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Supply Chain Management

Supply chain management berawal dari kegiatan supply chain

management militer yang memiliki peran dalam menentukan kemenangan

perang, khususnya pada Perang Dunia II.

Ketika jaman perang berlalu, supply chain management dimanfaatkan

untuk membatu proses pengiriman barang. Dalam hal ini terjadi kerjasama

antara perusahaan pengiriman dengan gudang, dan pihak ketiga ambil bagian

dalam mengatur kerjasama ini.

Perkembangan selanjutnya, pada era globalisasi mulai banyak

perusahaan yang mencari cara bagaimana menurunkan biaya produksi.

Banyak perusahaan multinasional memindahkan pabrik ke negara-negara

dengan upah buruh murah. Indonesia dan beberapa kawasan di Asia adalah

contohnya. Di sini tampak bahwa peranan supply chain management

memegang peranan yang lebih penting lagi.

Perkembangan supply chain management didukung dengan

perkembangan teknologi informasi pada tahun 1980-an. Beberapa faktor,

antara lain harga komputer yang semakin terjangkau, kecepatan komputer

Page 2: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

7

yang semakin baik, semakin luasnya penggunaan internet, serta bandwidth

yang semakin murah, membuat orang semakin mudah berkomunikasi dan

berkolaborasi dengan cara yang semakin efisien. Penerapan teknologi

informasi yang semakin luas ini menekan kesalahan manusia, menekan biaya

produksi, dan meningkatkan kualitas sampai pada tingkat yang signifikan.

Supply Chain Management pada akhirnya berkembang menjadi satu

bidang ilmu, dengan pendekatan sistem yang terintegrasi, yang meliputi

gudang penyimpanan, transporasi, inventory, pemesanan barang, dan jumlah

barang. Kelima komponen tersebut harus dioptimalisasi secara keseluruhan.

2.1.1 Pengertian Supply Chain Management

Definisi Supply Chain Management oleh The Council of Logistics

Management :

“Supply Chain Mangement is the systematic, strategic coordination of

the traditional business functions within a particular company and

across businesses within the supply chain for the purpose of improving

the long-term performance of the individual company and the supply

chain as a whole.”

Menurut Schroeder, supply chain management adalah sebuah proses

bisnis dan informasi yang berulang yang menyediakan produk atau layanan

dari pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian kepada

konsumen.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

8

Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto, supply chain

management adalah suatu sistem organisasi menyalurkan barang produksi dan

jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari

berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang

sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyalur

barang tersebut.

Dari beberapa definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

supply chain management merupakan pengelolaan berbagai kegiatan dalam

rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi sehingga

menjadi produk setengah jadi, kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan

dengan pengiriman ke konsumen melalui sistem distribusi. Kegiatan-kegiatan

tersebut mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan penting

lainnya yang berhubungan dengan supplier dan distributor.

Adapun tujuan dari supply chain adalah untuk memaksimalkan

hubungan potensial antara setiap bagian di dalam rantai supply chain dengan

maksud untuk memberikan hasil atau produk yang terbaik kepada konsumen

dan mengurangi biaya-biaya pada produk akhir. Pada akhirnya, tujuan yang

hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai

yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001, page 5). Rantai suplai

yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh

rantai suplai tersebut. Di dalam mencapai tujuan-tujuan supply chain tersebut,

maka diperlukan suatu pengembangan kompetensi supply chain secara

Page 4: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

9

menyeluruh. Di dalam perspekstif supply chain management, ada tiga tipe

dasar dari kompetensi di dalam supply chain, yaitu :

1. Distinc, hal ini berhubungan dengan kompetensi yang menjamin adanya

unit bisnis yang unik sebagai keuntungan yang kompetitif.

2. Qualifying, hal ini berhubungan dengan persaingan kebutuhan di market

tertentu, seperti sertifikasi ISO-9000.

3. Basic, berhubungan dengan keperluan dalam mengejar kemampuan untuk

mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan langsung dengan

produk, misalnya pembayaran rekening telpon perusahaan. (Pires, Silvio,

Aravechia, dan Carlos, 2001)

 

2.1.2 Input dan Output Proses Supply Chain

Input proses supply chain meliputi sumber daya alam, manusia,

financial, dan sumber informasi. Perencana supply chain merencanakan,

melaksanakan, dan mengendalikan input ini ke dalam berbagai bentuk,

meliputi bahan mentah, barang setengah jadi, serta barang siap pakai.

Output proses supply chain meliputi keuntungan kompetitif untuk

organisasi, hasil dari orientasi pemasaran dan keefisienan serta keefektifan

operasional, pemanfaatan waktu dan tempat, dan perpindahan yang efisien ke

pelanggan. Output lainnya terjadi ketika pelayanan supply chain bercampur

sedemikian rupa sehingga menjadi aset milik organisasi.

 

Page 5: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

10

2.1.3 Aktivitas Supply Chain Management

Menurut Miranda (2001), aktivitas-aktivitas utama supply chain

management ada 13, yaitu :

1. Customer Service (Pelayanan Pelanggan)

2. Demand Forecasting (Peramalan Permintaan )

3. Inventory Management (Manajemen Persediaan)

4. Logistics Communication (Komunikasi Supply Chain Management)

5. Material Handling (Penanganan Material)

6. Order Processing (Proses Pemesanan)

7. Packaging (Pengemasan)

8. Dukungan Komponen dan Jasa

9. Pemilihan Lokasi dan Gudang

10. Procurement (Pengadaan Barang)

11. Reverse Logistics

12. Transportation

13. Gudang dan Penyimpanan

 

2.1.3.1 Customer Service (Pelayanan Pelanggan)

Customer service adalah salah satu aspek supply chain management

yang berkaitan antara pembeli, penjual, dan pihak ketiga. Yang menjadi ujung

tombak dari customer service suatu perusahaan adalah sumber daya manusia,

baik dari segi kemampuan kerja maupun pengalamannya.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

11

Suatu proses yang berlangsung di antara pembeli, penjual, dan pihak

ketiga yang menghasilkan suatu nilai tambah untuk pertukaran produk atau

jasa dalam jangka waktu pendek seperti transaksi tunggal, ataupun jangka

panjang seperti hubungan berdasarkan kontrak. Nilai tambah ini juga terbagi

dalam masing-masing kelompok transaksi atau kontrak, yang dalam keadaan

lebih baik pada penyelesaian transaksi dibandingkan sebelum transaksi.

Dengan demikian, customer service merupakan proses penyediaan

keuntungan nilai tambah yang penting pada supply chain secara efektif.

 

2.1.3.2 Demand Forecasting (Peramalan Permintaan)

Peramalan adalah suatu seni atau ilmu membuat suatu proyek

mengenai kebutuhan yang akan datang dan bagaimana kondisi pada saat itu.

Bila ingin mendapatkan informasi mengenai peramalan secara berkala harus

digunakan teknik khusus untuk meramalkan permintaan yang akan datang dan

kondisi pasar. (Chopra, 2001)

Ramalan permintaan supply chain management yang akan datang

menentukan berapa banyak dari tiap barang yang diproduksi perusahaan yang

harus diangkut ke berbagai pasar. Selain itu, supply chain management harus

mengetahui dimana asalnya permintaan sehingga dapat menempatkan dan

menyimpan produk dengan jumlah yang tepat setiap area pasar. Perkiraan

akurat tentang permintaan yang akan datang memungkinkan supply chain

management untuk menyediakan sumber (anggaran belanja) pada aktivitas-

Page 7: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

12

aktivitas yang akan melayani permintaan tersebut. Pengambilan keputusan

tanpa keyakinan akan menjadi kurang optimal, karena sangatlah sulit untuk

menyediakan sumber-sumber diantara aktivitas supply chain management

tanpa mengetahui jenis produk dan jasa yang akan diperlukan. Untuk itu,

sangatlah penting bagi organisasi untuk menjalankan beberapa tipe peramalan

permintaan dan mendiskusikan hasil tersebut dengan bagian pemasaran,

produksi, dan departemen supply chain management. Software komputer,

analisis trend, perkiraan pokok penjualan, ataupun metode lain, dapat

membantu pembuatan ramalan yang diperlukan.

 

2.1.3.3 Inventory Management (Manajemen Persediaan)

Aktivitas pengendalian persediaan (invetory control activity) bersifat

kritis karena membutuhkan dukungan financial atau pemeliharaan persediaan

produk yang cukup untuk mempertemukan kebutuhan pelanggan dengan

kebutuhan produksi. Bahan baku dan komponennya, WIP (work in process)

dan persediaan barang jadi, semuanya menghabiskan ruang fisik, waktu kerja,

dan modal. Uang yang diinvestasikan pada persediaan tidak tersedia untuk

dipergunakan.

Alasan pengadaan persediaan dalam perusahaan antara lain :

a. Memungkinkan perusahaan mencapai skala ekonomi.

b. Menyeimbangkan persediaan dan permintaan.

c. Memungkinkan spesialisasi produk.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

13

d. Melindungi ketidakpastian permintaan dan siklus pemesanan.

2.1.3.4 Logistics Communication (Komunikasi Supply Chain

Management)

Sukses dalam lingkungan bisnis jaman ini membutuhkan manajemen

sistem komunikasi yang kompleks. Komunikasi yang efektif harus

berlangsung dalam:

a. Organisasi, suppliers, dan pelanggan.

b. Fungsi utama dalam organisasi, seperti supply chain management,

perekayasaan, keuangan, pemasaran, dan produksi.

c. Ketiga belas aktivitas lainnya.

d. Berbagai jenis aspek dari tiap aktivitas supply chain management, seperti

koordinasi gudang material, WIP, dan barang akhir.

e. Berbagai anggota kegiatan supply chain management lain, seperti

pelanggan, atau penyedia sekunder yang secara tidak langsung

berhubungan dengan perusahaan.

 

2.1.3.5 Material Handling (Penanganan Material)

Penanganan material berhubungan dengan setiap aspek gerakan atau

aliran bahan baku, bahan setengah jadi, dan barang jadi dalam pabrik atau

gudang. Tujuan penanganan material adalah:

Page 9: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

14

a. Menyederhanankan dan menghapuskan sistem penanganan material

apapun yang memungkinkan.

b. Meminimalkan jarak tempuh.

c. Meminimalkan barang setengah jadi.

d. Menyediakan aliran bebas yang serentak dari bottleneck.

e. Meminimalkan kerugian akibat pembuangan, kerusakan dan pencurian.

Perusahaan mengeluarkan biaya setiap saat dilakukan penanganan

barang. Bila dirasakan penanganan tidak memberikan nilai bagi setiap produk,

seharusnya dibuat seminimum mungkin. Untuk barang-barang dengan nilai

unit yang rendah, proporsi biaya penanganan material untuk biaya total

produk merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan. Dengan

analisis material yang cepat, manajemen material dapat menyimpan sejumlah

yang berarti bagi organisasi.

 

2.1.3.6 Order Processing (Proses Pemesanan)

Komponen-komponen proses pemesanan terbagi ke dalam 3 kelompok

sebagai berikut:

a. Elemen Operasional (Operational Elements)

Meliputi pemasukan pesanan atau perubahan pesanan, penjadwalan,

persiapan pengiriman pesanan dan pemfakturan.

b. Elemen Komunikasi (Communication Elements)

Page 10: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

15

Meliputi modifikasi pesanan, status penyelidikan pesanan, peniruan dan

percepatan pesanan, koreksi kesalahan, dan permintaan informasi produk.

c. Kredit dan Elemen Pengumpulan (Credit and Collection Elements)

Meliputi pemeriksaan kredit dan proses penerimaan atau pengumpulan

rekening.

 

2.1.3.7 Packaging (Pengemasan)

Fungsi dari proses pengemasan memiliki peran ganda, yaitu:

a. Melindungi produk dari kerusakan ketika akan disimpan atau diangkat.

b. Pengemasan yang pantas dapat memudahkan penyimpanan serta

pemindahan produk, sehingga mengurangi biaya penanganan material.

 

2.1.3.8 Parts and Service Support (Komponen-komponen dan

Pelayanan Pendukung)

Salah satu aktivitas pemasaran perusahaan adalah memberikan

pelayanan pasca penjualan kepada pelanggan, seperti penyediaan bagian-

bagian pengganti ketika produk rusak atau tidak berfungsi sebagaimana

mestinya.

 

 

 

Page 11: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

16

2.1.3.9 Plant and Warehouse Site Selection (Seleksi Lokasi

Pabrik dan Tempat Penyimpanan)

Pergudangan merupakan bagian integral dari semua sistem supply

chain management yang berperan penting dalam melayani pelanggan dengan

total biaya seminimum mungkin. Gudang juga merupakan jaringan primer

diantara produsen dan pelanggan yang digunakan untuk menyimpan

persediaan selama seluruh bagian proses supply chain management berjalan.

Terdapat dua tipe dasar persediaan, yaitu:

a. Bahan mentah, komponen-komponen dan bagian-bagiannya (persediaan

fisik).

b. Barang jadi akhir (distribusi fisik).

 

2.1.3.10 Purchasing and Procurement (Pembelian dan

Pengadaan Barang)

Istilah purchasing dan procurement sering tertukar, meskipun berbeda

pelaksanaannya. Purchasing pada umumnya berhubungan dengan pembelian

aktual material dan segala aktivitas yang berhubungan dengan proses

pembelian. Sedangkan aktivitas procurement dikenal sebagai process-oriented

dan strategic.

Tujuan dari purchasing:

a. Memberikan aliran material, persediaan, dan pelayanan yang

berkesinambungan yang dibutuhkan unutk menjalankan organisasi.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

17

b. Meminimalkan investasi persediaan dan kerugian.

c. Menjaga dan memperbaiki kualitas.

d. Menemukan dan mengembangkan keinginan supplier.

e. Menstandarisasi di mana kemungkinan barang dibeli.

f. Pembelian barang yang diperlukan dan pelayanan pada tingkat total biaya

terendah.

g. Mengembangkan posisi organisasi ynag kompetitif.

h. Mencapai keharmonisan, hubungan kerja yang produktif dengan area

fungsional lainnya dalam organisasi.

i. Menyempurnakan sasaran pembelian pada kemungkinana tingkat biaya

administrasi terendah.

 

2.1.3.11 Reverse Logistics

Penanganan barang-barang retur, baik berupa salvage dan scrap

disposal, merupakan bagian dari proses yang berkaitan erat dengan reverse

logistics, dan juga merupakan komponen supply chain management yang

memerlukan perhatian lebih. Apalagi pelanggan menuntut kebijaksaan retur

yang lebih fleksibel yang lebih berhubungan dengqan proses daur ulang dan

lingkungan hidup. Barang-barang diretur disa diakibatkan karena kerusakan

produk, kadaluarsa, kesalahan pengiriman, dan alasan lainnya.

 

 

Page 13: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

18

2.1.3.12 Transportation (Tansportasi)

Fungsi transportasi berhubungan dengan bagian dalam dan luar

departemen supply chain management. Dengan bagian financial (freight

bills/biaya pengiriman), engineering (pengemasan, transportasi peralatan),

manajemen persediaan (bahan baku, komponen, gudang barang jadi), hukum

(kontrak gudang dan alat angkut), produksi (pengiriman tepat waktu),

purchasing (pemilihan supplier), marketing/sales (standar pelayanan

pelanggan), receiving (klaim, dokumentasi), dan pergudangan (supply

peralatan dan penjadwalan).

Mode transportasi merupakan bagian utama dalam perpindahan

produk dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Perusahaan dapat memilih mode

transportasi dari 6 mode transportasi yang tersedia:

a. Air : mode transportasi paling mahal tapi paling cepat.

b. Truck : mode transportasi relatif cepat, tidak mahal dengan fleksibilitas

tinggi.

c. Rail : mode transoprtasi yang tidak mahal, biasanya digunakan untuk

pengiriman dalam jumlah sangat besar.

d. Ship : mode transportasi terlambat namun biasanya sering digunakan

karena mode ini merupakan satu-satunya pilihan untuk pengiriman ke

luar pulau.

e. Pipeline : biasa digunakan untuk mengalirkan minyak atau udara.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

19

f. Electronic transportation : mode transportasi terbaru elektronik melalui

internet.

 

2.1.3.13 Warehouse and Storage (Pergudangan dan

Penyimpanan)

Produk harus disimpan dalam pabrik atau pada suatu tempat sebelum

dijual. Semakin besar waktu antara produksi dan konsumsi, semakin besar

pula tingkat atau jumlah persediaan yang dibutuhkan. Aktivitas pergudangan

dan penyimpanan meliputi keputusan mengenai apakah fasilitas penyimpanan

seharusnya milik sendiri dikontrakkan atau disewakan, perencanaan dan

perancangan fasilitas penyimpanan, pertimbangan produk gabungan (seperti

apakah produk seharusnya disimpan), prosedur pengamanan dan pemeliharaan

pelatihan personalia dan pengukuran produktvitas.

 

2.2 Kualitas

Di bawah ini dijelaskan mengenai pengertian kualitas dari sisi

memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan biaya yang kompetitif, variasi,

dimensi-dimensi kualitas dan biaya kualitas.

 

2.2.1 Pengertian Kualitas

Kualitas atau mutu suatu barang atau jasa selalu menjadi patokan

penilaian bagi konsumen untuk menentukan apakah ia akan menggunakan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

20

produk atau jasa dari perusahaan tesebut. Kualitas dapat dipandang dari

berbagai sudut pandang yang berbeda. Garvin (1989) berdasarkan

pengalamannya menyimpulkan pandangan mengenai kualitas produk ke

dalam delapan bagian yang disebutnya sebagai delapan dimensi, yaitu kualitas

(performance), keistimewaan produk (features), kehandalan (reliability),

kesesuaian (conformance), keawetan (durability), kegunaan (serviceability),

estetika (aesthics), dan kualitas yang dipersepsikan (perceived quality). A.V.

Feigenbaum mengatakan bahwa mutu produk dan jasa dapat diidentifikasikan

sebagai “keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran,

rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan yang memuat produk dan jasa yang

digunakan dapat memenuhi harapan-harapan pelanggan”.

Sementara itu, pendapat-pendapat yang diungkapkan oleh ahli kualitas

juga memberikan pengaruh normatif terhadap pengertian mengenai kualitas.

Misalnya Deming, menyatakan kualitas sebagai kesesuaian (conformance),

Juran menyatakannya sebagai kemampuan untuk digunakan (fitness for use),

atau kerugian yang diberikan kepada masyarakat (lost imparted to society)

oleh Taguchi.

Adanya berbagai pendapat mengenai kualitas seperti yang disebutkan

di atas mempunyai pengaruh dalam berbagai bidang. Orang sering

mempunyai kesan yang salah mengenai kualitas dan kemudian

menterjemahkan kualitas sebagai efek atau indikator yang tidak selalu

berhubungan secara langsung dengan kualitas itu sendiri. Misalnya sebagai

harga, biaya, pangsa pasar, kemampulabaan, dan produktivitas. Karena itu,

Page 16: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

21

untuk mendapatkan kesamaan pengertian, The International Standard

Organization mendefinisikan kualitas sebagai berikut :

Kualitas adalah totalitas dari keistimewaan dan karakteristik suatu produk

atau jasa yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memenuhi

kebutuhan konsumen baik yang tersirat maupun yang tersurat.

 

2.2.2 Kualitas Proses Supply chain management

Byrne dan Markham (1991) mengatakan bahwa kualitas dalam proses

supply chain management berarti memenuhi keinginan dan harapan pelanggan

dalam hal-hal sebagai berikut :

a. Kemudahan penempatan order dan transmisi order.

b. Keakuratan, kelengkapan, dan ketidakrusakan order.

c. Ketepatan waktu dan kecepatan respon para pendukung penjualan.

d. Keakuratan, ketepatan waktu penyampaian informasi di antara fungsi-

fungsi bisnis yang ada dan dengan bagian eksternal untuk mendukung

perencanaan, manajemen, dan pengambilan keputusan untuk aktivitas-

aktivitas yang ada di atas.

 

2.2.3 Teknik Pengukuran

Menurut Byrne dan Markham (1991), pada dasarnya pengukuran dapat

digunakan untuk :

1. Memfasilitasi komunikasi

Page 17: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

22

Pengukuran membantu menetapkan suatu definisi mengenai suatu hal

sehingga semua bagian dapat bekerja berdasarkan suatu dasar pengertian

yang sama. Penyeleksian dan definisi pengukuran pada dasarnya sangat

penting. Misalnya, sangat tidak berguna bila kita membicarakan tentang

kualitas ketepatan waktu kecuali bila perusahaan dan pelanggannya setuju

mengenai pengertian ketepatan waktu sebenarnya.

2. Mengidentifikasi bagian-bagian yang memerlukan perbaikan

Orang cenderung membandingkan kegiatan-kegiatan mereka. Orang ingin

mengetahui apakah mereka telah melakukan hal yang lebih baik dari

tahun kemarin atau apakah biaya yang dikeluarkan sekarang telah

memenuhi anggaran? Atau apakah kita sudah membuat pelanggan

bahagia? Kebanyakan para profesional tidak puas dengan jawaban ya atau

tidak saja. Mereke menginginkan suatu pengukuran yang akan

memberitahu seberapa baik kegiatan mereka dibandingkan dengan tahun

yang lalu, seberapa besar mereka memenuhi kuota mereka, seberapa jauh

hasil kompetisi mereka, melalui seberapa besar memenuhi anggaran, dan

seberapa bahagianya pelanggan mereka. Apabila jawaban dari pertanyaan

di atas tidak sesuai dengan harapan manager, pengukuran membantu

untuk mengidentifikasi bagian yang memerlukan perbaikan.

3. Mengumpulkan data-data untuk membantu kita untuk mengerti tentang

masalah tertentu

Dengan hanya mengetahui seberapa besar, seberapa banyak dan seberapa

jauh, belumlah cukup untuk mengkoreksi suatu masalah atau membuat

Page 18: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

23

suatu perbaikan. Untuk mengerti suau permasalahan terkadang diperlukan

data-data yang melihat ke belakang mengenai apa yang terjadi dan

mengapa ini terjadi.

4. Mengevaluasi alternatif-alternatif

Pengukuran membantu dalam mengevaluasi alternatif-alternatif untuk

perbaikan dengan menyediakan suatu pengertian objektif dari

perbandingan.

5. Mencari kemungkinan pencapaian target

Ketika perusahaan memilih suatu alternatif dan mengimplementasikan

perbaikan, pengukuran memegang peranan penting untuk mengukur

kemungkinan pencapaian target.

6. Mengkuantifikasi dan memberikan laporan hasil perbaikan

Pengukuran merupakan faktor yang sangat diperlukan dalam

mengkuantifikasi dan memberikan laporan hasil perbaikan. Untuk

beberapa perusahaan, proses kualitas dan perbaikan produktivitas

merupakan investasi utama dalam hal manjemen waktu, komitmen, dan

pendukung. Kegiatan perbaikan memerlukan beberapa tingkat investasi.

Dengan memiliki pengukuran untuk mengkuantifikasi hasil, manajemen

dapat mengidentifikasi keuntungan dari investasi ini.

   

 

 

 

Page 19: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

24

2.3 Pengukuran Kualitas Supply Chain

Sejak beberapa tahun terakhir ini, isu mengenai penilaian kualitas

menarik perhatian sejumlah perusahaan di dunia. Akan tetapi, kebanyakan

studi-studi yang ada hanya difokuskan pada kualitas proses manufacturing

dan diasosiasikan dengan indikator keuangan. Dengan semakin pesatnya

perkembangan industri dunia, maka penting adanya pengembangan dari

konsep penilaian kualitas di bidang supply chain management. Di dalam

bidang ini, konsep-konsep seperti partnership, outsourcing, vendor managed

inventory, dan lain sebagainya diperlukan untuk membantu di dalam

pengukuran suatu kualitas supply chain. (Pires, Silvio, Aravechia, dan Carlos,

2001)

Ukuran kualitas merupakan suatu nilai atau karakteristik untuk

mengukur suatu output atau hasil. Pengukuran kualitas di dalam supply chain

sangat penting dilakukan di industri-industri yang ingin meningkatkan

kompetensinya sebagai industri yang kuat. Industri-industri pada umumnya

melakukan pengukuran kualitas terhadap supply chain nya dengan tujuan

untuk mengurangi biaya-biaya, memenuhi customer satisfaction, dan

meningkatkan keuntungan mereka. (Klapper dan Vivar, 1999)

Sebagian besar perusahaan-perusahaan tidak mempunyai pandangan

yang luas mengenai kualitas supply chain sehingga sulit melakukan

perbaikan-perbaikan yang diperlukan bagi perusahaannya. Di dalam

pengukuran kualitas terdiri dari dua bagian utama, yaitu pengukuran kualitas

Page 20: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

25

itu sendiri dan analisa terhadap hasil pengukuran kualitas. Pengukuran

kualitas dan analisanya dapat digunakan untuk :

‐ Memberi pandangan yang luas dalam proses supply chain dan cara-cara

perbaikannya.

‐ Memberi pandangan mengenai permintaan di dalam proses supply chain.

‐ Pengontrol biaya.

‐ Pengontrol kualitas.

‐ Menentukan level dan pengontrol dari pelayanan terhadap konsumen.

(Trienekens dan Hvolby, 2000)

Pengukur kualitas supply chain harus mengandung indikator-indikator.

Indikator tersebut sebaiknya harus berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut :

‐ Aspek-aspek apa saja yang harus diukur?

‐ Bagaimana mengukur aspek-aspek tersebut?

‐ Bagaimana menggunakan hasil pengukuran itu untuk menganalisa,

memperbaiki, dan mengontrol kualitas rantai produktivitas?

Di dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, bukanlah merupakan

tugas yang mudah. Banyak indikator-indikator yang harus disiapkan dan

perlu menggunakan ukuran-ukuran yang disesuaikan dengan kondisi

perusahaan.

Ada beberapa sifat yang harus dipenuhi oleh indikator, yaitu :

‐ Universality (bersifat umum dan mudah diukur).

Page 21: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

26

‐ Measurability (menjamin bahwa data-data yang diperlukan memang

dapat diukur).

‐ Consistency (menjamin konsistensi pengukuran).

(Pires, Silvio, Aravechia, dan Carlos, 2001)

 

2.3.1 Supply Chain Operators Reference (SCOR) Model

Salah satu metode pengukuran kualitas supply chain adalah Supply

Chain Operations Reference (SCOR) Model , yang dikembangkan oleh suatu

lembaga profesional, yaitu Supply Chain Council (SCC). Process Reference

Model merupakan proses untuk mendapatkan suatu kerangka (framework)

pengukuran yang terintegrasi. (Supply Chain Council,2001)

SCOR Model merupakan suatu cara sebuah perusahaan untuk

mengkomunikasikan sebuah kerangka yang menjelaskan mengenai supply

chain secara detail, mendefinisikan, dan mengkategorikan proses-proses yang

membangun sebuah supply chain. Selain itu SCOR Model juga membangun

metriks-metriks pengukuran yang diperlukan dalam pengukuran kualitas

supply chain. (Klapper dan Vivar, 1999). Adapun bentuk dari supply chain

yang digambarkan oleh SCOR Model adalah :

Page 22: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

27

Gambar 2.1 : Supply Chain Model

Sumber : Supply-Chain Council, www.supply-chain.org

Ada lima ruang lingkup dari proses SCOR, yaitu :

a. PLAN, yaitu proses-proses yang berkaitan dengan keseimbangan

antara permintaan aktual dengan apa yang telah direncanakan.

b. SOURCE, yaitu proses-proses yang berkaitan dengan pembelian

material atau bahan baku untuk memenuhi permintaan yang ada.

c. MAKE, yaitu proses-proses yang berhubungan dengan proses

transformasi bahan baku menjadi produk setengah jadi maupun

produk jadi untuk memenuhi permintaan yang ada.

d. DELIVER, yaitu proses-proses yang berkaitan dengan persediaan

barang jadi, termasuk didalamnya mengenai manajemen transportasi,

warehouse yang semuanya itu untuk memenuhi permintaan

konsumen.

e. RETURN, yaitu proses-proses yang berkaitan dengan proses

pengembalian produk karena alas an tertentu, misalnya karena

Page 23: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

28

produk tidak sesuai dengan permintaan konsumen, dan lain

sebagainya.

Di dalam SCOR Model dibagi menjadi level-level untuk melakukan

kualitasnya. Di dalam level satu SCOR Model dimunculkan setiap aspek yang

akan diukur, misalnya realibility, responsiveness, flexibility, cost, dan assets.

Dari masing-masing aspek itu, di dalamnya terdapat metriks-metriks

pengukuran yang akan diukur. Adapun contoh-contoh metriks yang ada di

dalam metode SCOR Model adalah sebagai berikut :

A. Aspek Reliability

1. Delivery performance, yaitu jumlah produk yang diterima tepat pada

waktunya.

2. Inventory inaccurancy, yaitu besarnya penyimpangan antara jumlah

fisik persediaan yang ada di gudang dengan catatan / dokumentasi

yang ada.

3. Defect rate, yaitu tingkat pengembalian material cacat yang

dikembalikan ke supplier.

B. Aspek Responsiveness

1. Planning Cycle Time, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyusun

jadwal produksi.

2. Source Item Responsiveness, yaitu waktu yang dibutuhkan supplier

untuk memenuhi kebutuhan perusahaan apabila terjadi peningkatan

jumlah jenis material tertentu dari permintaan awal suatu order.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

29

C. Aspek Flexibility

1. Minimum Order Quantity, yaitu jumlah unit minimum yang bisa

dipenuhi supplier dalam setiap kali order.

2. Make Volume Flexibility, yaitu prosentase peningkatan yang dapat

dpenuhi oleh produksi dalam kurun waktu tertentu.

D. Aspek Cost

1. Defect Cost, yaitu biaya yang digunakan untuk menggantikan produk

cacat.

2. Machine Maintenance Cost, yaitu biaya perawatan mesin-mesin

industry.

E. Aspek Assets

1. Payment Term, yaitu rata-rata selisih waktu antara permintaan material

dengan waktu pembayaran ke supplier.

2. Cash-to-cash cycle Time, yaitu waktu dari perusahaan mengeluarkan

uang untuk pembelian material sampai dengan perusahaan menerima

uang pembayaran dari konsumen.

Level dua dari SCOR, digambarkan mengenai mapping supply chain

perusahaan yang akan diukur kualitasnya. Sedangkan untuk level tiganya,

setiap komponen yang ada di-mapping level dua, di-breakdown sehingga

mendapatkan sesuatu yang detail dari komponen-komponen tersebut. Pada

level tiga juga sudah mulai dilakukan penentuan parameter dari setiap metriks

dan komponen yang akan diukur. (Supply Chain Council)

Page 25: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

30

 

2.4 Perancangan Strategi Supply Chain Management

(Supply Chain Design Strategy)

Marshall Fisher membuat suatu kerangka kerja (frame work) yang

dapat membantu manajer perusahaan untuk memahami ciri-ciri dari

permintaan (demand) akan produk mereka dan menyesuaikan supply chain

management untuk memenuhi permintaan tersebut.

Fisher menyebutkan bahwa suatu produk dapat dikategorikan sebagai

produk fungsional atau produk inovatif dan setiap kategori produk

membutuhkan manajemen supply chain management yang berbeda.

  

2.4.1 Permintaan dan Penawaran

1. Produk (Permintaan) Fungsional

Merupakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dasar, bersifat

stabil dan tidak banyak berubah sepanjang waktu, mempunyai permintaan

yang lebih mudah diprediksi dan siklus hidup yang panjang (long life

cycle) dan tersedia di banyak outlet penjualan, seperti toko grosir dan

SPBU.

Sifat produk ini yang stabil membuat terjadinya kompetisi dengan

tingkat margin keuntungan yang rendah.

Menurut Fisher, ciri-ciri produk fungsional adalah sebagai berikut :

• Product life cycle lebih dari dua tahun.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

31

• Contribution margin yang rendah ( lima hingga 20 persen).

• Variasi produk yang rendah (hanya sepuluh sampai 20 macam

variasi produk).

• Kesalahan (error) dalam peramalan permintaan sebesar 10

persen.

• Lead time dari waktu pemesanan hingga produksi

membutuhkan waktu enam bulan hingga satu tahun.

2. Produk (Permintaan) Inovatif

Merupakan produk yang dibuat dengan inovasi teknologi dan

design yang lebih tinggi, dengan tingkat variasi produk yang tinggi, yang

dapat menghasilkan profit margin yang lebih besar. Produk inovatif ini

dapat membuat alasan tambahan bagi konsumen untuk membeli produk

tersebut. Produk inovatif mempunyai life cycle yang singkat (hanya

beberapa bulan), karena dengan inovasi teknologi dan design yang selalu

terjadi membuat perusahaan harus selalu membuat produk yang baru.

Menurut Hau Lee, perbedaan antara produk fungsional dan produk

inovatif adalah sebagai berikut :

Page 27: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

32

Demand Characteristics Supply Characteristic

Functional Innovative Stable Envolving Low demand uncertainty High demand uncertainty Less breakdowns Vulnerable to breakdowns More predictable demand Difficult to forecast Stable and higher yields Variable and lower yields Stable demand Variable demand Less quality problems Potential quality problems Long product life Short selling season More supply sources Limited supply sources Low inventory cost High inventory cost Reliable suppliers Unreliable suppliers Low profit margin High profit margin Less process changes More process changes

Low product variety High product variety Less capacity constraints

Potential capacity constrained

Higher volume Low volume Easier to change over Difficult to change over Low stockout cost High stockout cost Flexible Inflexible Low obsolescence High obsolescence Dependable lead times Variable lead time

Tabel 2.1 : Demand and Supply Uncertainty Characteristics

Sumber : Operations Management : For Competitive, 2001

Hau Lee berpendapat bahwa produk inovatif dan fungsional

mencerminkan karakteristik permintaan (demand) akan suatu produk, dan

sisi supply juga merupakan faktor yang mempengaruhi strategi supply

chain management. Pada sisi supply, ada dua macam karakteristik yaitu

proses penawaran yang stabil (stable supply process) dan proses

penawaran yang berkembang (evolving supply process).

 

3. Proses Penawaran yang stabil

Merupakan proses penawaran dimana proses manufaktur dan

teknologi yang digunakan sudah matang (mature) dan supplier sudah

Page 28: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

33

jelas. Proses manufaktur pada umumnya sudah terotomatisasi, tingkat

kompleksitas dalam proses manufaktur rendah dan supplier bahan baku

lebih banyak.

4. Proses Penawaran yang berkembang

Merupakan proses penawaran dimana proses manufaktur dan

teknologi yang digunakan masih dalam tahap pengembangan dan berubah

dengan cepat. Supplier bahan baku masih terbatas baik dari sisi

pengalaman maupun dalam memasok bahan baku. Proses manufaktur

membutuhkan banyak penyesuaian dan perubahan.

Berdasarkan kategori permintaan dan penawaran di atas, maka

dapat dibuat matriks permintaan dan penawaran sebagai berikut :

Demand Uncertainty

Low (Functional Products) High (Innovative

Products)

Supp

ly U

ncer

tain

ty

Low (Stable Process) Grocery, basic apparel, food, oil and gas

Fashion apparel, computers, popular music

Efficient Supply Chain Responsive Supply Chain

High (Envolving Process)

Hydroelectric power, some food produce

Telecom, high-end computers, semiconductor

Risk-Hedging Supply Chain Agile Supply Chain

Tabel 2.2 : Hau Lee’s Uncertainty Framework

Sumber : Operations Management : For Competitive, 2001

 

Page 29: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

34

2.4.2 Strategi Supply Chain Management

Menurut Lee, ada empat macam strategi supply chain management

berdasarkan karakteristik permintaan dan penawaran.

1. Efficient Supply Chain (Supply Chain Management yang Efisien )

Merupakan supply chain management yang menggunakan strategi dengan

tujuan mencapai tingkat efisiensi biaya tertinggi. Untuk mencapai tingkat

efisiensi tersebut, aktivitas yang bersifat non value added harus

dihilangkan, teknik / strategi harus dijalankan untuk mendapatkan

kapasitas optimal di dalam produksi dan distribusi, dan membangun

jaringan informasi untuk memastikan terjadinya perpindahan informasi

dengan efektif, efisien, dan akurat.

2. Risk Hedging Supply Chain (Supply Chain Management yang

Membatasi Resiko)

Merupakan supply chain management yang menggunakan strategi dengan

tujuan mengumpulkan dan menyebarkan sumber daya di dalam aliran

barang sehingga resiko terjadinya gangguan dapat diperkecil.

Jika hanya mengandalkan satu macam supply source dan terjadi suatu

resiko gangguan, maka akan mengganggu keseluruhan proses produksi.

Namun, jika perusahaan menggunakan lebih dari satu supply source atau

alternatif supply source, maka resiko terjadinya gangguan akan

diperkecil.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

35

Teknologi informasi menjadi key success factor, mengingat informasi

real time pada inventory dan demand (permintaan) akan memberikan

keuntungan berupa efektivitas dan efisiensi pengaturan dan pengiriman

barang di antara perusahaan-perusahaan yang saling menyimpan supply

source di inventory.

3. Responsive Supply Chain (Supply Chain Management yang

Responsif)

Merupakan supply chain management yang menggunakan strategi dengan

tujuan membuat perusahaan menjadi responsif dan fleksible terhadap

tantangan yang ada serta dapat menjawab kebutuhan konsumen dengan

diversifikasi produk. Untuk dapat menjadi bersifat responsif, suatu

perusahaan menggunakan sistem produksi build to order dan proses

produksi yang customized dalam jumlah besar untuk dapat memenuhi

kebutuhan konsumen yang spesifik.

4. Agile Supply Chain (Supply Chain Management yang Tangkas)

Merupakan supply chain management yang menggunakan strategi dengan

tujuan menjadi responsif dan fleksible terhadap kebutuhan konsumen, dan

menghadapi resiko kekurangan supply source atau gangguan proses

produksi dengan melakukan pooling inventory / pengumpulan persediaan

dan sumber daya lainnya.

Intinya, supply chain management ini menggabungkan strategi dari

supply chain management responsif dan supply chain management

pembatas resiko. Supply chain management ini disebut tangkas karena

Page 31: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-172.pdf · 2009-09-30 · Rantai ini juga merupakan jaringan dari ... mengerjakan tugas-tugas yang tidak berhubungan

36

mampu menjadi responsif terhadap perubahan, diversifikasi dan

ketidakpastian permintaan konsumen, sambil meminimalkan terjadinya

resiko gangguan proses produksi akibat kurangnya supply source.