Upload
donhan
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Relevan
Penelitian relevan dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis Berita
dengan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) pada Siwa Kelas VIII F SMP Negeri 3 Sokaraja Tahun Pelajaran 2012-
2013” oleh Yuyun Sutyaningrum (2013) merupakan jenis penelitian tindakan kelas.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan teknik nontes. Permasalahan
yang terjadi, yaitu siswa masih merasa kesulitan dalam hal menulis seperti
menyusun kalimat menjadi paragraf, serta masih ada siswa yang bermain sendiri,
mengobrol dengan teman sebangku pada saat proses kegiatan belajar berlangsung.
Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan menulis berita
siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Sokaraja. Hal ini ditunjukan dari nilai yang
diperoleh siswa dari siklus I sampai siklus II. Siklus I nilai terendah 59 menjadi 73
pada siklus II, nilai tertinggi pada siklus I 95 dan pada siklus II nilai tertinggi sama
yaitu 95. Rata-rata pada siklus I 79 meningkat menjadi 88 pada siklus II.
Persamaan penelitian Yuyun dengan penelitian ini adalah sama dalam
penggunaan model pembelajaran, yakni sama-sama menggunakan model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Perbedaan
antara kedua penelitian ini terletak pada objek penelitiannya. Objek penelitian
Yuyun adalah kemampuan menulis berita, sedangkan objek dalam penelitian ini
adalah kemampuan menulis teks ulasan.
7
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
8
B. Kemampuan Menulis Teks Ulasan
1. Pengertian Menulis
Menurut Tarigan (2008: 3, 22), menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak
bertatap muka. Menulis ialah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut dengan memahami bahasa dan
gambaran grafik itu. Selain itu, menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif.
Menurut Dalman (2014: 4, 7), menulis adalah proses penyampaian pikiran, angan-
angan, perasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna. Proses
menulis atau mengarang melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri atas tahap
prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk mempersiapkan sebuah tulisan, yang terdiri dari kegiatan
memilih topik, tujuan, dan sasaran karangan, mengumpulkan bahan, serta menyusun
kerangka. Fase penulisan kegiatan pengembangan butir demi butir atau ide demi ide
ke dalam sebuah tulisan yang runtut, logis, dan enak dibaca. Fase pascapenulisan
yaitu proses penyuntingan dan perbaikan yang dilakukan berkali-kali untuk
memperoleh sebuah karangan yang sesuai dengan harapan penulisnya.
Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman, 2014 : 4), menulis merupakan
suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Menurut Nurgiyantoro (2013: 425), menulis merupakan
aktivitas aktif produktif/ aktivitas menghasilkan bahasa. Menulis adalah aktivitas
mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas pertama menekankan
unsur bahasa, sedangkan yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
9
menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya,
walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur kompetensi berbahasa, juga
harus mempertimbangkan ketepatan bahasa yaitu, konteks dan isi. Iskandarwassid
dan Sunendar (2009: 248), menulis merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat
aktif dan produktif.
Dari beberapa pengertian menulis menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan
bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis ialah mengungkapkan ide/gagasan,
penyampaian pesan (informasi), pikiran, angan-angan, dan perasaan dalam bentuk
lambang/tanda/tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Selain itu, menulis merupakan kegiatan aktif produktif. Mengungkapkan
ide/gagasan, penyampaian pesan (informasi), pikiran, angan-angan, dan perasaan
dalam bentuk lambang/tanda/tulisan melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri
atas tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Tahap prapenulisan
merupakan tahapan persiapan, dalam tahap ini penulis memilih topik, tujuan,
mengumpulkan bahan, serta menyusun kerangka. Tahap penulisan merupakan tahap
penulisan, penulis mengembangkan gagasan atau ide ke dalam sebuah tulisan yang
runtut, logis, dan bermakna. Tahap pascapenulisan, pada tahap ini penulis
menyunting dan merevisi tulisan.
Menulis terutama dalam menulis karangan memiliki tujuan. Tujuan menulis
menurut Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 25-26) dibagi menjadi tujuh macam.
Tujuan-tujuan penulisan tersebut adalah:
a. assignment purpose (tujuan penugasan), penulis hanya menulis sesuatu karena
ditugaskan atau bukan kemampuan sendiri.
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
10
b. altruistic purpose (tujuan altruistik), penulis bertujuan untuk menyenangkan
pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, menolong pembaca
memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya.
c. persuasive purpose (tujuan persuasif), bertujuan untuk meyakinkan pembaca
akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
d. informational purpose (tujuan informasi), bertujuan memberi informasi atau
keterangan kepada pembaca.
e. self-exspressive purpose (tujuan pernyataan diri), bertujuan untuk
memperkenalkan atau menyatakan diri (pengarang) kepada pembaca.
f. creative purpose (tujuan kreatif), tujuan dari tulisan ini erat hubugannya dengan
tujuan pernyataan diri. Akan tetapi tujuan kreatif di sini melebihi pernyataan diri,
dan melibatkan dirinya dengan sesuatu keinginan untuk mencapai norma artistik,
atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang di dalamnya bertujuan mencapai
nilai-nilai arstistik dan nilai-nilai kesenian.
g. problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah), bertujuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin mejelaskan, menjernihkan,
menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya
sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.
Agar maksud dan tujuan penulis tercapai, maka penulis harus mengetahui ciri-
ciri tulisan yang baik. Menurut Adelstein dan Pival (dalam Tarigan, 2008:6-7), ciri-
ciri tulisan yang baik antara lain:
a. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada
yang serasi.
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
11
b. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-bahan
yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.
c. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas
dan tidak samar-samar.
d. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis secara
meyakinkan.
e. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik naskah
tulisan yang pertama serta memperbaikinya.
f. Tulisan yank baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau
manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan dan tanda-baca secara seksama,
memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat
sebelum menyajikannya kepada para pembaca.
Akhadiah dkk (1988: 2), mengemukakan ciri-ciri tulisan yang baik diantaranya
bermakna, jelas/lugas, kesatuan yang bulat, singkat dan padat, serta memenuhi
kaidah bahasa. Dari kedua pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
tulisan yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tulisan yang baik mempergunakan nada yang serasi.
b. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-bahan
yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.
c. Tulisan yang baik menggunakan bahasa yang jelas dan tidak samar-samar.
d. Tulisan yang baik hendaknya meyakinkan pembaca.
e. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik naskah
tulisan yang pertama serta memperbaikinya.
f. Tulisan yang baik hendaknya mempergunakan ejaan dan tanda baca secara
seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-
kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca.
g. Tulisan yang baik hendaknya singkat dan padat.
h. Tulisan yang baik hendaknya bermakna.
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
12
2. Pengertian Teks Ulasan
Menurut Mahsun (2014: 1, 2), teks adalah satuan bahasa yang digunakan
sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara tulisan maupun tulis dengan
strukur lengkap. Berdasarkan definisi tersebut, ciri teks wujudnya dapat berupa
bahasa yang dituturkan atau dituliskan, atau juga bentuk dari sarana lain yang
digunakan untuk menyatakan buah pikiran atau ide. Teks digunakan untuk
pernyataan kegiatan sosial dengan struktur berpikir yang lengkap, maka setiap teks
dalam kurikulum 2013 memiliki struktur tersendiri. Tujuan sosial yang hendak
dicapai manusia dalam kehidupan beragam. Dari tujuan yang beragam tersebut, akan
memunculkan beragam jenis teks dan tentunya dengan struktur teks atau struktur
berpikir yang beragam.
Teks dalam kurikulum 2013 tidak dapat dilepaskan dari gendre. Genre
merujuk pada nilai atau norma kultural yang direalisasikan dalam suatu proses
sosial. Dengan demikian, genre dapat didefinisikan sebagai jenis teks yang berfungsi
sebagai rujukan agar teks yang dibuat lebih efektif, baik dari segi ketepatan tujuan,
ketepatan pemilihan dan penyusunan elemen teks, dan ketepatan dalam penggunaan
unsur tata bahasa (Mahsun, 2014: 3). Secara umum, teks dalam kurikulum 2013
diklasifikasikan atas teks mikro dan teks makro. Teks mikro atau teks tunggal
merupakan jenis teks yang dipelajari pada siswa SD sampai menengah, sedangkan
teks makro atau teks majemuk merupakan teks yang dipelajari pada tingkat
akademik. Teks makro atau majemuk merupakan teks yang kompleks dengan
struktur yang lebih besar dan tersegmentasi ke dalam bagian-bagian yang dapat
berupa bab, subbab, seksi atau subseksi (Mahsun, 2014: 15). Teks makro dapat
diklasifikasika atas dua jenis yaitu teks majemuk yang faktual dan fiksional. Contoh
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
13
teks makro atau teks majemuk faktual : usul penelitian (proposal), skripsi, tesis,
laporan penelitian, artikel, dan lain-lain. Teks mikro digolongkan ke dalam dua
kelompok besar, yaitu teks yang termasuk genre sastra dan genre non sastra. Teks
yang termasuk dalam genre sastra dikategorikan ke dalam genre cerita, sedangkan
teks genre non sastra dikategorikan ke dalam genre faktual dan tanggapan. Teks
yang termasuk dalam genre cerita diantaranya: anekdot, cerpen, fabel,
biografi/otobiografi, pantun, dan syair. Teks yang termasuk dalam genre faktual
diantaranya: deskripsi, laporan, berita, surat, laporan buku/ulasan, dan prosedur,
sedangka teks yang termasuk genre tanggapan diantaranya: negosiasi, wawancara,
label, eksplanasi, pidato, eksposisi, diskusi dan ulasan.
Ulasan adalah istilah yang digunakan untuk menilai baik tidaknya sebuah
buku. Dalam hal ini, yang dinilai adalah keunggulan dan kelemahan buku (baik fiksi
maupun nonfiksi). Menurut Waluyo ( 2014: 106), teks ulasan (review text) disebut
juga teks resensi, resensi merupakan teks yang berisi pertimbangan atau ulasan
tentang sebuah buku. Resensi berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja revidere
atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Menurut Afirin
dan Tasai (2008: 235), resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai
sebuah karya atau buku, komentar seorang penulis atas sebuah karya, baik buku,
film, karya seni. Suhandang (dalam Sudarman, 2008 : 220), mendefinisikan resensi
dengan meggunakan istilah review, yaitu suatu tinjauan terhadap karya seni dan
sastra. Resensi berupa pendapat atau pandangan terhadap segala aspek yang
terkandung dalam buku tersebut. Menurut Hornby (dalam Sudarman, 2008 : 220),
mengidentifikasi resensi sebagai laporan tertulis tentang isi buku yang diterbitkan
atau dipublikasikan paling akhir. Buku-buku yang cukup lama terbit, dapat diresensi
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
14
kembali, jika buku tersebut dianggap penting dan ada korelasi (sebab akibat) dengan
wacana-wacana aktual yang sedang diperbincangkan banyak orang. Sudarman (2008
: 221), resensi merupakan memberikan penilaian secara objektif, terhadap karya
orang lain untuk dipublikasikan, baik karya itu dalam bentuk buku, seni, pagelaran,
musik, dan lain sebagainya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpilkan bahwa teks ulasan sama
halnya dengan resensi. Teks ulasan/resensi dalam bahasa inggris disebut review text.
Teks ulasan/resensi/review text ialah pertimbangan atau menimbang-nimbang,
mengulas, pembicaraan, memeriksa, menilai, mengomentari, dan meninjau suatu
karya/buku. Teks ulasan/resensi/review text berupa pendapat atau pandangan penulis
terhadap segala aspek yang terkandung dalam buku/karya dan kemudian
dipublikasikan. Mengulas tidak hanya buku fiksi atau nonfiksi, dapat juga berupa
laporan, film, lukisan, pagelaran, musik, dan lain sebagainya.
Tujuan teks ulasan adalah untuk menginformasikan isi buku tentang yang
ditulis dan dibahas kepada pembaca. Tujuan mengulas buku/karya adalah untuk
menginformasikan kepada pembaca agar tertarik untuk membeli atau membaca dan
sebagai bahan pertimbangan dalam memilih atau membeli buku. Menurut Samad
(1997 : 2), tujuan penulisan resensi meliputi tujuan, antara lain: (a) memberikan
informasi atau pemahaman yang komprehensif (bersifat mampu
menangkap/menerima dengan baik) yang ada dalam sebuah buku, (b) mengajak
pembaca untuk memikirkan dan mendiskusikan tentang problema yang muncuk
dalam sebuah buku, (c) memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku
tersebut pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak, (d) menjawab
pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit seperti: siapa
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
15
pengarangnya, mengapa ia menulis buku itu, bagaimana hubungannya dengan buku-
buku sejenis karya penarang yang sama, dan bagaimana hubungannya dengan buku
sejenis karya pengarang lain, (e) bagi segolongan pembaca resensi untuk:
mendapatkan bimbingan dalam memilih buku, setelah membaca resensi berminat
untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi, tidak ada
waktu untuk membaca buku kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber
informasi. Berdasarkan pendapat Samad tersebut, ada empat hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang peresensi buku, yaitu : (a) informasi yang disampaikan
haruslah jelas, (b) mampu mengajak pembaca untuk bersikap kritis terhadap hasil
resensi, (c) hasil resensi harus bersifat persuasuf (membujuk), dan (d) memiliki
sikap kreatif dalam meresensi buku. Arifin dan Tasai (2008: 236), tujuan menulis
resensi yaitu, (a) penulis resensi untuk menjembatani keinginan atau selera penulis
kepada pembacanya, (b) penulis ingin menyampaikan informasi kepada pembaca
apakah buku atau hasil karya yang diresensi layak mendapat sambutan masyarakat
atau tidak, (c) penulis resensi berupanya memotivasi pembacanya untuk membaca
buku tersebut secara langsung, (d) penulis resensi dapat mengkritik, mengoreksi,
atau memperlihatkan kualitas baik kelebihan maupun kekurangannya, dan (e)
penulis resensi mengharapkan honorium atau imbalan dari media cetak yang
memuat resensinya, baik majalah maupun surat kabar.
Dari beberapa tujuan menulis teks ulasan/resensi menurut para ahli, maka
dapat disimpulkan tujuan menulis teks ulasan/resensi adalah:
a. menginformasikan,
b. mengajak pembaca untuk membaca buku atau karya yang ditulis oleh penulis ,
c. untuk menjembatani keinginan atau selera penulis kepada pembacanya,
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
16
d. memotivasi pembacanya untuk membaca buku secara langsung,
e. mengkritik, mengoreksi, atau memperlihatkan kualitas baik kelebihan maupun
kekurangannya, dan
f. untuk mendapat honorium atau imbalan dari media cetak yang memuat
resensinya, baik majalah maupun surat kabar.
Menurut Waluyo (2014: 128), teks ulasan memiliki beberapa jenis ulasan yang
digolongkan berdasarkan objek yang diulas diantaranya: (a) ulasan buku dibedakan
menjadi dua jenis yaitu buku sastra misalnya roman, novel, cerpen, dongeng, dan
puisi dan buku nonsastra yang membahas topik faktual dan tidak bersifat imajinatif
misalnya, buku biografi, esai ilmiah, jurnal, buku pengetahuan dan sebagainya. (b)
ulasan film adalah teks ulasan yang mengulas tentang film dan sejenisnya misalnya,
serial televisi, sinetron dan sebagainya. (c) ulasan pementasan adalah teks ulasan
yang mengulas tentang kegiatan yang dipentaskan misalnya, teater, pentas musik,
pentas tari, wayang dan sebagainya. (d) ulasan karya seni adalah teks ulasan yang
mengulas tentang bentuk-bentuk karya seni misalnya, lukisan, karya seni ukir, karya
seni pahat, karya seni dekorasi dan sebagainya.
Teks dalam kurikurum 2013 memiliki struktur dan unsur kebahasaan
tersendiri, begitu juga teks ulasan. Teks ulasan memiliki struktur dan unsur
kebahasaan. Menurut Kemendikbud (2014: 123), struktur teks ulasan terdiri atas
empat bagian yaitu: (a) orientasi, berisi gambaran umum karya/buku yang akan
diulas, misalnya gambaran umum karya yang akan diulas berupa nama, kegunaan
dan sebagainya, (b) tafsiran, berisi pandangan atau penjelasan mengenai karya/buku
yang diulas secara singkat, (c) evaluasi, bagian evaluasi penulis menilai karya
(kelebihan dan kekurangan), penampilan, dan produksi. Bagian evaluasi juga berisi
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
17
gambaran tentang detail suatu karya yang diulas, dan (d) rangkuman, bagian
rangkuman berisi simpulan karya tersebut. Selain struktur, teks ulasan memiliki
unsur kebahasan. Menurut Kemendikbud (2014: 123), unsur kebahasaan teks ulasan
diantaranya: (a) kata sifat sikap, (b) kata kerja, (c) kata benda, (d) metafora, (e)
kalimat (kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat), dan (f) kata
rujukan.
Menurut Samad (1997: 6), langkah-langkah menulis teks ulasan (resensi)
sebagai berikut:
a. pengenalan terhadap buku yang akan diresensi,
b. membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti,
c. menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan
bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data,
d. membuat sinopsis atau intisari dari buku yang diresensi,
e. menentukan sikap dan menilai hal-hal yang berkenaan dengan organisasi
penulisan, bobot ide, aspek bahasanya, dan aspek tekniknya,
f. mengoreksi dan merevisi.
Menurut Arifin dan Tasai (2008: 238), langkah-langkah menulis teks ulasan
(resensi) sebuah karya memiliki beberapa tahapan, yaitu (a) mengamati suatu karya,
(b) membaca isi suatu karya, (c) membuat ringkasan, dan (d) memaparkan isi dan
mutu suatu karya. Kemendikbud (2014 : 138), langkah-langkah menulis teks ulasan
yaitu : (a) membaca karya yang akan diulas dengan cermat, (b) menulis hal-hal
penting, (c) mengembangkan kalimat hingga menjadi paragraf, (d) menuliskan
pendapat tentang karya, buku, film, dll yang akan diulas, dan (e) menuliskan judul,
pengarang, penerbit, jumlah halaman dan harga.
Dari beberapa langkah menulis teks ulasan yang dikemukakan oleh beberapa
ahli, maka dapat disimpulkan langkah-langkah menulis teks ulasan (resensi) adalah:
a. pengenalan terhadap buku atau karya yang akan diulas,
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
18
b. mengamati buku atau karya yang akan diulas,
c. membaca buku atau karya yang akan diulas dengan cermat dan teliti,
d. menandai bagian penting/kutipan yang dijadikan data,
e. mencatat ide pokok/gagasan pada selembar kertas,
f. menilai kelebihan dan kekurangan (memaparkan isi dan mutu) buku atau karya,
g. membuat ringkasan dengan mengembangkan gagasan menjadi sebuah paragraf,
h. menyusun/menulis teks ulasan sesuai dengan struktur teks berdasarkan fakta yang
diperoleh,
i. mengoreksi dan merevisi.
C. Model Pembelajaran (CIRC) Cooperative Integrated Reading and
Composition
1. Pengertian Model Pembelajaran CIRC
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penyebab rendahnya prestasi
belajar Bahasa Indonesia di SMP adalah karena guru menggunakan model mengajar
yang tidak sesuai dengan materi pelajaran dan biasanya guru hanya mengejar materi
yang diajarkan sehingga siswa sulit untuk memahami atau menguasai konsep materi
pelajaran. Model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam kegiatan
belajar mengajar sehari-hari kurang memberi motivasi siswa, sehingga siswa kurang
antusias dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar
menulis. Seorang guru atau pengajar membutuhkan kejeniusan khusus dalam hal
memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah satu
model pembelejaran yang telah dicoba oleh Steven dan Slavin adalah model
pembelajaran Cooperative Integrated Read and Composition (CIRC). Cooperative
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
19
Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan salah satu tipe model
pembelajaran cooperative learning. Tipe CIRC dalam model pembelajaran
kooperatif merupakan tipe pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan
siswa. CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan
menulis. Model pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran menyeluruh
dengan cara membaca dan menulis yang melibatkan kerja sama murid dalam satu
kelompok dan keberhasilan kelompok tergantung pada kesuksesan masing-masing
individu dalam kelompok. Artinya, setiap individu bertanggung jawab atas tugas
yang diberikan oleh anggota kelompok dan berperan penting untuk keberhasilan
kelompok.
Tujuan utama CIRC adalah untuk membantu pemahaman siswa dalam
mempelajari bacaan dengan menggnakan tim kooperatif. Selain tujuan utama, model
pembelajaran CIRC juga memiliki tujuan dalam proses pembelajaran menulis dan
seni berbahasa yaitu untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa yang
melibatkan kehadiran teman satu kelas (Slavin, 2005: 203, 204). Model
pembelajaran CIRC dalam pembelajaran menulis, siswa diharapkan memahami
bacaan, baik dengan melalui kegiatan-kegiatan dalam proses menulis maupun
dengan kemampuan memahami bacaan yang baru dipelajari dalam pembelajaran
menulis.
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terdiri dari tiga
unsur penting, yaitu: kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran
memahami bacaan, seni berbahasa dan menulis terpadu. Semua kegiatan mengikuti
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
20
siklus reguler yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan independent,
pra penilaian teman, latihan tambahan, dan tes (Slavin, 2005: 204). Unsur utama
dari model pembelajaran CIRC menurut Slavin (2005: 205-212) adalah sebagai
berikut:
a. Kelompok Membaca (teams)
Para siswa dibagi ke dalam kelompok yang ditentukan oleh guru berdasarkan
tingkat kemampuan membaca.
b. Tim (placement test)
Setiap anggota tim menerima poin berdasarkan kinerja individual pada kegiatan
pembelajaran sebelumnya.
c. Kegiatan–Kegiatan yang Berhubungan dengan Cerita (student creative)
Tim diberikan tugas yang berkaitan dengan bacaan.
d. Pemeriksaan oleh Pasangan (team study)
Setelah menyelesaikan kegiatan, guru dan siswa saling memeriksa dan
memberikan bantuan kepada tim yang membutuhkan.
e. Tes (team scorer and team recognition)
Tim (kelompok) diberikan tes pemahaman terhadap cerita, kemudian guru
memberikan skor terhadap hasil kerja tim dan memberikan penghargaan bagi tim
yang berhasil secara cermerlang.
f. Pengajaran Langsung dalam Memahami Bacaan (teaching group)
Pengajaran langsung dalam khusus memahami bacaan. Guru memberikan materi
sesuai dengan materi memahami bacaan.
g. Seni Berbahasa dan Menulis Terintegrasi (facts test)
Pada kegiatan ini menekankan pada proses menulis di mana para siswa menulis
sesuai topik yang dipilih dan kemampuan menulis paragraf.
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
21
h. Membaca Independen dan Buku Laporan (whole-class unit)
Para siswa diminta untuk mengulas kembali materi yang diajarkan pada akhir
pembelajaran.
Menurut Suprijono (2009: 130), langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe CIRC yaitu, (a) siswa diarahkan untuk membentuk kelompok yang
anggotanya 4 orang yang secara heterogen, (b) siswa menerima wacana/kliping
sesuai dengan topik, (c) siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide
pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas, (d) siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok, (e) siswa dan guru
membuat kesimpulan bersama,dan (f) penutup. Menurut Taniredja, dkk (2012: 112),
langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) yaitu, (a) membenuk kelompok yang anggotanya 4 orang
secara heterogen, (b) guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik
pmbelajaran, (c) siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok
dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas,
(d) mempresentasikan/membacakan hasil kelompok, dan (e) guru membuat
kesimpulan bersama, (f) penutup.
Dari kedua langkah-langkah model pembelajaran di atas, dapat disimpulkan
bahwa langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) adalah :
a. membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang secara heterogen,
b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran,
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
22
c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menentukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas,
d. Siswa mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok,
e. Guru bersama siswa membuat kesimpulan bersama, dan
f. penutup.
2. Ciri-Ciri Model Pembelajaran CIRC
Pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition) yang dirancang khusus untuk pembelajaran membaca dan menulis.
Untuk membedakan model pembelajaran CIRC dengan model pembelajaran
kooperatif lainnya, berikut disampaikan beberapa ciri-ciri dari CIRC adalah:
a. berkelompok,
b. tanggung jawab tugas kelompok merupakan bagian tanggung jawab individu,
c. saling membacakan teks/bacaan yang diberikan oleh guru,
d. penghargaan lebih mengarah pada kelompok dari pada individu, dan
e. setiap anggota kelompok berhak untuk sukses.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Demikian
halnya dengan model pembelajaran koopertif tipe CIRC. Kelebihan model
pembelajaran CIRC yang diungkapkan oleh Suyitno (dalam Widyasari, 2013:3)
antara lain: (a) CIRC amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
menyelesaikan soal pemecahan masalah, (b) dominasi guru dalam pembelajaran
berkurang, (c) siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena belajar dalam
kelompok, (d) para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek
pekerjaannya, (e) membantu siswa yang lemah, dan (f) meningkatkan hasil belajar,
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
23
khususnya dalam menyelesaikan soal bacaan dan keterampilan menulis. Kekurangan
model pembelajaran CIRC diantaranya membutuhkan waktu yang tidak sedikit
dalam pelaksanaannya. Waktu tersebut digunakan pada saat diskusi. Selain itu,
sulitnya mengatur kelas untuk kondusif sehingga suasana kelas cenderung ramai.
Oleh karena itu, guru harus pandai dalam mengatur waktu yang ada dan menguasai
kondisi kelas agar pelaksanaan pembelajaran menggunakan model ini dapat berjalan
dengan baik (Widyasari, 2013:3).
D. Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Model Pembelajaran CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition)
Pembelajaran menulis yang diajarkan pada siswa kelas VIII salah satunya
adalah menulis teks ulasan. Materi menulis teks ulasan merupakan materi kurikulum
2013, diharapkan siswa mampu mengungkapkan ide gagasan mengenai suatu buku,
film, atau karya sastra meliputi kelebihan dan kekuranganny. Pada kurikulum 2013,
kesesuaian isi dengan struktur teks yang sudah ditentukan meliputi: orientasi,
tafsiran, evaluasi, dan rangkuman. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kemampuan siswa menulis teks ulasan yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran. Model pembelajaran digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajaran kepada siswa. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran menulis teks ulasan adalah model pembelajaran CIRC
(Cooperative Integrated Reasing and Composition).
Pada pembelajaran menulis teks ulasan/resensi dengan mendasarkan pada
prinsip penggunaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reasing and
Composition) menurut Slavin (2005: 205-212), langkah-langkah model
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
24
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam
pembelajaran menulis teks ulasan sebagai berikut:
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyuruh ketua
kelas untuk memimpin doa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
2. Guru menanyaakan kondisi siswa dan mencatat siswa yang tidak masuk.
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator pencapaian.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran menulis teks ulasan.
5. Guru memberi pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan kepada siswa.
6. Guru menyampaikan keterkaitan pengetahuan siswa dengan materi yang akan
dipelajari.
7. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang teks
ulasan.
8. Guru menginstruksikan model pembelajaran yang akan digunakan dalam
menulis teks ulasan dengan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).
9. Guru mengingatkan kembali pelajaran mengenai teks ulasan yang telah
dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya.
10. Guru memberikan materi tentang menulis teks ulasan.
11. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang
belum dipahami.
12. Guru membagi siswa dalam kelompok yang masing-masing beranggotakan 4
orang (mengadopsi komponen teams).
13. Guru mengumumkan hasil menulis teks ulasan pada pembelajaran sebelumnya
(mengadopsi komponen placement test).
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
25
14. Guru memberikan soal yang berkaitan dengan teks bacaan (mengadopsi
komponen student creative).
15. Guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan
(mengadopsi komponen team study).
16. Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menganggapi.
17. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang mendapat nilai terbaik
(mengadopsi komponen team scorer and team recognition).
18. Guru memberikan materi singkat sebelum memberikan tugas individu kepada
siswa (mengadopsi komponen teaching group).
19. Guru memberikan tugas individu menulis teks ulasan (mengadopsi komponen
facts test).
20. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran (mengadopsi
komponen whole-class unit).
21. Penutup.
E. Kerangka Berpikir
Kemampuan menulis teks ulasan siswa kelas VIII D SMP Negeri 2
Purwokerto masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, faktor tersebut
berasal dari siswa itu sendiri maupun dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Siswa kurang termotivasi dan kurang antusias dalam pembelajaran menulis teks
ulasan. Selain itu, penggunaan metode dalam pembelajaran merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh. Selama ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
26
menggunakan metode atau model pembelajaran yang konvensional, artinya guru
dalam menggunakan metode atau model pembelajaran kurang memberikan motivasi
dan antusias siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada
kompetensi dasar menulis.
Pembelajaran menulis teks ulasan dilakukan sebagai sarana untuk
meningkatkan keterampilan menulis teks ulasan dengan struktur teks yang tepat,
menentukan gagasan utama dan menggungunakan bahasa yang efektif. Karena
permasalahan yang dihadapi oleh kebanyakan guru adalah cara mengatasi rendahnya
keterampilan siswa dalam menulis. Sebagai upaya meningkatkan keterampilan
menulis khususnya menulis teks ulasan, guru harus mempuyai pengetahuan dalam
pembelajaran yaitu tentang model pembelajaran yang tepat. Peneliti dalam hal ini
sebagai guru menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) untuk meingkatkan keterampilan menulis teks ulasan pada
siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Purwokerto. Dengan model pembelajaran ini,
materi yang diajarkan akan mudah dan ditangkap oleh siswa karena dalam
pembelajaran ini siswa akan bekerja sama dan saling berbagi ilmu. Model
pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) diharapkan
dapat membuat proses pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan
kemampuan menulis siswa dalam menulis teks ulasan.
F. Hipotesis Tindakan
Berbagai tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan dapat
membawa perubahan dalam peningkatan kemampuan menulis teks ulasan pada
siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Purwokerto. Hipotesis tindakan dalam penelitian
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15
27
ini yaitu melalui model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) kemampuan menulis teks ulasan pada siswa kelas VIII D SMP
Negeri 2 Purwokerto tahun pelajaran 2014-2015 dapat meningkat.
Peningkatan Kemampuan Menulis..., Efa Kurniasih, FKIP UMP, 15