Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Remaja
2.1.1 Definisi Remaja
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence berasal dari bahasa latin
adolescene yang artinya tumbuh untuk mencapai kematangan (Yudrik, 2011).
Remaja adalah kelompok penduduk yang berusia 10-19 tahun. Pertumbuhan dan
perkembangan selama masa remaja dibagi dalam tiga tahap, yaitu remaja awal (usia
11-14 tahun), remaja pertengahan (usia 14-17 tahun), dan remaja akhir (usia 17-20
tahun). Mereka ada yang berada di dalam sekolah (berbasis sekolah) dan di dalam
kelompok masyarakat (berbasis masyarakat). Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memberikan batasan mengenai siapa remaja secara konseptual. Ada tiga kriteria
yang digunakan yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi (Wulandari, 2014).
2.1.2 Ciri – Ciri Remaja
Menurut (Yudrik, 2011) masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada
masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis.
Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja yang sekaligus sebagai
ciri – ciri remaja yaitu :
1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal
yang dikenal sebagai masa strom dan stress. Peningkatan emosional ini
merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada
masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan
tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda pada masa
– masa sebelumnya. Pada fase ini banyak tuntutan dan tekanan yang
ditujukan kepada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi
bertingkah laku seperti anak – aanak, mereka harus lebih mandiri dan
bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab akan terbentuk
seiring berjalannya waktu dan akan tampak jelas pada remaja akhir yang
duduk di awal – awal masa kuliah di perguruan tinggi
6
2. Perubahan yang cepat secara fisik juga disertai dengan kematangan
seksual. Terkadang perubahan ini membuat remajatidak yakin akan diri
dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara
cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan dan
sitstem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat
badan, dan porsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja
3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungannya
dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal – hal yang menarik
bagi dirinya dibawa dari masa kanak – kanak digantikan dengan hal
menarik yang baru lebih matang. Perubahan juga terjadi dalam
hubungannya dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya
dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan
jenis dan dengan orang dewasa
4. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada masa
kanak – kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa
5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan
yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi
lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan serta
meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab
itu
2.1.3 Karakteristik Remaja
Menurut (Fillah fithra, 2014) Fase Remaja dengan berbagai perubahannya dapat
dibedakan dalam 3 kategori berdasarkan karakteristiknya, yaitu :
1. Remaja Awal (Early adolescence)
Pada tahap ini, remaja mengalami keheranan akan perubahan yang terjadi
pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang menyertai perubahan – perubahan
itu. Mereka mengembangkan pikiran baru, kepekaan dan mudah tertarik
pada lawan jenis. Kepekaan yang berlebihan ini ditambah dengan
berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan remaja awal ini sulit
mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.
Karakteristik remaja awal antara lain :
a. Perhatian pada bentuk tubuh dan citra tubuh
7
b. Kepercayaan dan menghargai orang dewasa
c. Kekawatiran pada hubungan dengan teman sebaya
d. Mencoba sesuatu yang dapat membuat dirinya terlihat lebih baik atau
mengubah citra tubuh mereka
e. Ketidakstabilan perasaan dan emosi
2. Remaja Tengah (Middle Adolescence)
Pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman. Mereka sangat nyaman
jika mempunyai banyak teman di sekelilingnya. Ada kecenderungan
narcistic, yaitu mencintai diri sendiri dengan menyukai teman-teman yang
punya sifat sama dengan rdirinya.
Karakteristik remaja tengah antara lain :
a. Meniptakan citra tubuh
b. Sangat besar dipengaruhi oleh teman sebayanya
c. Tidak mudah percaya pada orang dewasa
d. Menganggap kebebasan menjadi sangat penting, misalnya : jarang lagi
makan bersama keluarga
e. Lebih suka mendengarkan kata – kata teman sebayanya daripada orang
tua atau orang dewasa lainnya
3. Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini merupakan masa konsodalisasi menuju periode dewasa dan
ditandai dengan beberapa hal, antara lain minat yang makin mantap
terhadap fungsi – fungsi intelektual, egonya mencari kesempatan untuk
bersatu dengan orang lain dan pengalaman – pengalaman baru, mulai
menyeimbangkan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
Karakteristik remaja akhir yaitu :
a. Berorientasi pada masa depan dan membuat rencana
b. Meningkatnya kebebasan
c. Konsisten pada nilai – nilai dan kepercayaan
d. Mengembangkan hubungan yang lebih dekat atau tetap
2.1.4 Kebutuhan Nutrisi Pada Remaja Sesuai Dengan Usia
Menurut (jafar, 2012) kebutuhan Nutrisi Pada Remaja sesuai dengan usia
sebagai berikut :
8
a. Anak remaja usia 13 – 15 tahun
1. Kebutuhan zat gizi makro
- Energi : laki – laki 2475 kkal san perempuan 2125 kkal
- Protein : laki – laki 72 gr dan perempuan 69 gr
- Lemak : laki – laki 83 gr dan perempuan 71 gr
- Karbohidrat : laki – laki 340 gr dan perempuan 292 gr
- Serat : laki – laki 35 gr dan perempuan 30 gr
- Air : laki – laki dan perempuan 2000 ml
2. Kebutuhan zat gizi mikro
- Vitamin A : laki – laki san perempuan 600 mcg
- Vitamin D : laki – laki dan perempuan 15 mcg
- Vitamin E : laki – laki 12 mcg dan perempuan 15 mcg
- Vitamin K : laki – laki dan perempuan 55 mcg
- Vitamin B12 : laki – laki dan perempuan 2,4 mcg
- Vitamin C : laki – laki 75 mg dan perempuan 65 mg
- Kalsium : laki – laki dan perempuan 1200 mg
- Fosfor : laki – laki dan perempuan 1200 mg
- Natrium : laki – laki dan perempuan 1500 mg
- Kalium : laki – laki 4700 mg dan perempuan 4500 mg
- Besi : laki – laki 19 mg dan perempuan 26 mg
- Iodium : laki – laki dan perempuan 150 mcg
- Seng : laki – laki 18 mg dan perempuan 16 mg
b. Anak remaja usia 16 – 18 tahun
1. Kebutuhan zat gizi makro
- Energi : laki – laki 2676 kkal san perempuan 2125 kkal
- Protein : laki – laki 66 gr dan perempuan 59 gr
- Lemak : laki – laki 89 gr dan perempuan 71 gr
- Karbohidrat : laki – laki 368 gr dan perempuan 292 gr
- Serat : laki – laki 37 gr dan perempuan 30 gr
- Air : laki – laki 2200 ml dan perempuan 2100 ml
2. Kebutuhan zat gizi mikro
- Vitamin A : laki – laki san perempuan 600 mcg
9
- Vitamin D : laki – laki dan perempuan 15 mcg
- Vitamin E : laki – laki dan perempuan 15 mcg
- Vitamin K : laki – laki dan perempuan 55 mcg
- Vitamin B12 : laki – laki dan perempuan 2,4 mcg
- Vitamin C : laki – laki 90 mg dan perempuan 75 mg
- Kalsium : laki – laki dan perempuan 1200 mg
- Fosfor : laki – laki dan perempuan 1200 mg
- Natrium : laki – laki dan perempuan 1500 mg
- Kalium : laki – laki dan perempuan 4700 mg
- Besi : laki – laki 15 mg dan perempuan 26 mg
- Iodium : laki – laki dan perempuan 150 mcg
- Seng : laki – laki 17 mg dan perempuan 14 mg
2.2 Definisi Obesitas
Obesitas atau yang biasa disebut dengan kegemukan adalah suatu keadaan
dimana seseorang kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak
tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk
menyimpan energi sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya. Rata – rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan
pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah
sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh
lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah
kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas (Indra, 2013).
2.2.1 Epidemiologi Obesitas di Indonesia
Data tentang obesitas di indonesia belum bisa menggambarkan pravalensi
obesitas seluruh penduduk, akan tetapi data obesitas pada orang dewasa yang
tinggal di ibukota propinsi seluruh indonesia cukup menjadi perhatian. Survei
nasional yang dilakukan pada tahun 2008 di seluruh propinsi Indonesia
menunjukkan bahwa 8,1% penduduk laki – laki dewasa (≥18 tahun) mengalami
overweight (BMI 25-27) dan 6,8% mengalami obesitas. Pada kelompok umur 40-
49 tahun overweight maupun obesitas mencapai puncaknya yaitu masing – masing
24,4% dan 23% pada laki – laki dan 30,4% dan 43 % pada wanita (Depkes, 2009).
10
Pravalensi nasional obesitas sentral pada penduduk umur ≥15 tahun adalah
18,8%. Sebanyak 17 provinsi mempunyai pravalensi obesitas sentral pada
penduduk umur ≥15 tahun diatas pravalensi nasional, yaitu Sumatera Utara,
Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Timur, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. Sedangkan
berdasarkan perbedaan menurut jenis kelamin menunjukkan, bahwa pravalensi
nasional obesitas umum pada laki – laki umur ≥ 15 tahun adalah 13,9%. Sedangkan
prevalensi nasional obesitas umum pada perempuan umur ≥ 15 tahun adalah 23,8%
(Depkes, 2009).
2.2.2 Klasifikasi Obesitas
Klasifikasi obesitas dapat dibedakan berdasarkan distribusi jaringan lemak,
yaitu :
- Apple-shapedd body (distribusi jaringan lemak lebih banyak di bagian dada
dan pinggang)
- Pear-shapped body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian
panggul dan paha) (Retno, 2013)
Terdapat klasifikasi obesitas berdasarkan kriteria obesitas untuk kawasan Asia
pasifik. Kriteria ini berdasarkan meta-analisis beberapa kelompok etinik yang
berbeda, dengan konsentrasi lemak tubuh, usia dan gender yang sama,
menunjukkan etnis Amerika berkulit hitam memiliki IMT lebih tinggi 4,5 kg/m2
dibandingkan dengan etnis kaukasia. Sebaliknya, nilai IMT bangsa Cina, Ethiopia,
Indonesia dan Thailand masing – masing adalah 1.9, 4.6, 3.2 dan 2.9 kg/m2 lebih
rendah daripada etnis kaukasia. Hal ini memperlihatkan adanya nilai ambang batas
IMT untuk obesitas yang spesifik untuk populasi tertentu.
Manifestasi klinik obesitas secara umum, antara lain :
- wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap
- leher relatif pendek
- dada membusung dengan payudara membesar
11
- pada anak laki – laki : Burried penis, gynaeconastia
- pubertas dinigenu valgum (tungkai bentuk x) dengan kedua pangkal paha
bagian dalam dalim menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan
laserasi kulit (sugondo, 2009).
a) Obesitas tipe apple shaped
Obesitas tipe apple shaped atau yang lebih dikenal sebagai android obesity
merupakan obesitas dengan distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian
atas (upper body obesity) yaitu pinggang dan rongga perut, sehingga tubuh
cenderung menyerupai buah apel. Obesitas tubuh bagian merupakan
dominasi penimbunan lemak tubuh di trunkal. Terdapat beberapa
kompratemen jaringan lemak pada trunkal, yairu trunkal subkutaneus yang
merupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan
retoperitoneal.
Obesitas tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan dipria, oleh karena itu
obesitas ini disebut sebagai android obesity. Tipe obesitas ini berhubungan
lebih kuat dengan diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskuler daripada
obesitas tubuh bagian bawah (sugianti, 2009).
b) Obesitas tipe pear shaped
Obesitas ini, distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian panggul dan
paha, sehingga tubuh menyerupai buah pir. Obesitas tubuh bagian bawah
merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio
gluteofemora. Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga
sering disebut gynoid obesity. Resiko terhadap penyakit pada tipe ini
umumnya kecil. Pada obesitas tipe apple shaped, lemak banyak simpan
pada bagian pinggang dan rongga perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih
tinggi dibandingkan dengan tipe menyerupai buah pear karena sel – sel
lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan lemaknya ke dalam pembuluh
darah dibandingkan dengan sel – sel lemak ditempat lain atau perifer
(Adam, 2009)
2.2.3 Dampak Obesitas
Menurut (Atikah, 2010) 0besitas dapat menyebabkan berbagai masalah
oertopedik, termasuk nyeri punggung bagian bawah dan memperburuk
12
osteoarthiritis (terutama di daerah pinggul, lutut, danpergelangan kaki). Seseorang
yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit
dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat lebih banyak. Sering juga ditemukan
oedema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) didaerah tungkai dan
pergelangan kaki. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit
menahun antara lain :
1. Diabetes tipe 2 ( timbul pada masa remaja)
2. Tekanan darah tinggi ( Hipertensi)
3. Stroke
4. Serangan jantung ( infrak miokardium)
5. Gagal jantung
6. Kanker ( jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus
besar)
7. Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
8. Gout dan arthritis
9. Osteoastritis
10. Tidur apneu (kegagalan bernafas secara normal ketika sedang tidur
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
11. Sindroma pickwickian ( obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi
dan ngantuk)
2.3 Definisi Diet
Diet adalah program penghilang asupan makanan apapun dengan tujuan
mengurangi berat badan (arthur, 2010). Menurut (persagi, 2009) diet memiliki arti
sebagai peraturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang,
dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperoleh dengan jumlah tertentu untuk
tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan atau penurunan berat badan dengan
mengatur pola makan dan membatasi makanan yang masuk ke dalam tubuh. Oleh
karena itu diet dapat di defenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola
makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan idaeal.
13
2.3.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Diet
Menurut (Pipit Festi, 2018) ada beberapa alasan seseorang melakukan diet,
berikut ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi remaja melakukan diet :
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya materi penyusun badan dan
bagian –bagiannya. Fase ini dimulai dari dalam kandungan sampai usia
remaja. Kebutuhan nutrisi sangat penting untuk prtumbuhan tubuh agar
terbentuk tulang, otot yang kuat, cadangan lemak yang cukup untuk
melindungi tubuh dan organ – organnya. Perkembangan motorik pada anak
dan remaja merangsang anak dan remaja untuk mulai kritis dalam meilih
makanan.
b. Umur
Pada usia muda diperlukan untuk pertumbuhan. Semakin tua, kebutuhan
energi dan nutrisi lainnya mulai berkurang. Setelah usia 20 tahun proses
metabolisme berangsur – angsur turun secara teratur dan kebutuhan nutrisi
menurun. Mulai umur 20 tahun kebutuhan nutrisi laki – laki dan perempuan
mulai dibedakan.
c. Kadar Lemak Tinggi
Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program diet
untuk menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak
merupakan zat gizi yang akan disimpan di dalam kulit sebagai cadangan
energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi peningkatan masa tubuh,
proses metabolisme juga akan cenderung lebih berat dilakukan oleh tubuh.
d. Hasrat diri
Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau
menurunkan masa tubuh agar sesuai dengan rentang normal IMT (Indeks
Massa Tubuh). Hasrat diri untuk melakukan diet biasanya dilakukan oleh
remaja, model atau artis untuk menjaga bentuk tubuhnya.
e. Tekanan Darah
Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan –
pantangan untuk makanan tertentu agar tekanan kembali menjadi normal.\
14
f. Media Massa
Media massa yang mucul dimana – mana memberikan gambaran ideal
mengenai figure wanita dan laki – laki yang dapat mempengaruhi remaja
melakukan diet. Media massa menjadi pengaruh kuat dalam budaya sosial.
Para remaja lebih banyak menghabiskan waktunya dengan menonton
televisi dan kebanyakan orang dewasa membaca surat kabar harian majalah.
Perilaku diet remaja dapat dipengaruhi oleh pengaruh luar, seperti media
televisi, internet, dan majalah yang sering menggambarkan orang lebih
dekat dengan tipe tubuh yang ideal.
g. Pola Makan
Jika seseorang memiliki pola makan tidak teratur, seseorang tersebut akan
berusaha kembali mengatur pola makannya dengan cara melakukan diet.
h. Gangguan Penyakit
Seseorang yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna, diabetes dan
lainnya akan melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak
memperparah gangguan tersebut.
i. Trend
Kebutuhan zat gizi antara laki – laki dan perempuan berbeda. Perbedaan ini
disebabkan karena jaringan lemak pada perempuan cenderung lebih tinggi
dari pada laki – laki. Sedangkan laki – laki cenderung lebih banyak memiliki
jaringan otot. Hal ini menyebabkan lean body mass laki – laki menjadi lebih
tinggi dari pada perempuan (Sulistyoningsih, 2011)
Diet lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan dengan laki – laki
disebabkan proporsi lemak tubuh pada wanita lebih tinggi dan banyak
tersimpan didaerah panggul dibandingkan pria yang tersimpan diperut
(Anggraini, 2012). perempuan lebih cenderung mengalami peningkatan
penyimpanan lemak. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecenderungan
perempuan terhadap asupan makan sumber krbohidrat yang lebih banyak
sebelum masa pubertas, sementara keenderungan laki – laki mengkonsumsi
makanan kaya protein. Kebutuhan gizi anak laki – laki berbeda dengan anak
perempuan dan biasanya lebih tinggi karena anak laki – laki memiliki
aktivitas fisik yang lebih tinggi (sari, 2011)
15
Hasil penelitian sartika, 2011 menyatakan bahwa Remaja usia 15-22 tahun,
laki – laki memiliki resiko obesitas sebesar 1,4 kali dibandingkan
perempuan. Hal ini disebabkan kemungkinan wanita lebih sering
membatasi makanan yang dikonsumsi untuk mendapatkan tubuh idaman
mereka yaitu tinggi langsing.
2.3.2 Dampak Negatif dari diet yang salah
Menurut (Linda & Ahmad, 2019) dampak dari diet yang salah, yaitu :
a. Mudah lelah dan gampang marah
Dengan asupan makanan yang sangat sedikit. Energi yang diperoleh oleh
tubuh tentu juga sangat sedikit sehingga tubuh merasa lelah. Keadaan ini
diperburuk oleh kadar gula darah yang terlalu rendah, sehingga semakin
mudah lelah dan marah.
b. Gangguan pencernaan
Untuk mencerna makanan, tubuh memerlukan serat dan air yang cukup.
Keduanya didapat dari sayur-sayuran, buah-buahan dan biji-bijian. Jika
melakukan diet ketat, asupan makanan tersebut akan ikut terpangkas.
Akhirnya, akan mengalami masalah masalah pencernaan, seperti sembelit
dan kembung. Selain itu, kandung empedu juga akan terganggu dan jika
dibiarkan bisa berbentuk batu empedu.
c. Dehidrasi
Harapan diet ketat hanyala ilusi karena setiap berat badan yang hilang
adalah cairan, bukan lemak. Hal itu disebabkan simpanan karbohidrat yang
merupakan sumber energi yang akan terbakar terlebih dahulu dari lemak.
Simpanan karbohidrat disebut sebagai gilkogen. Terletak dihati dan otot.
Pembakaran gilkogen selalu disertai dengan keluarnya cairan tubuh
sehingga pembakaran gilkogen berlebihan akibat dari diet ketat akan
mengalami dehidrasi. Gejala dehidrasi akan membuat merasa pusing, sakit
kepala, kelelahan dan bisa membuat jatuh pingsan.
d. Penurunan Metabolisme
Massa otot yang sedikit akan menurunkan metabolisme di dalam tubuh.
Artinya, melakukan diet ketat hanya membakar sedikit kalori daripada
berjalan dan berolahraga. Jika melakukan diet ketat, metabolisme tubuh
16
akan menurun secara drastis. Ketika berhenti diet, proses tersebut tidak
segara meningkat ke taraf normal.
e. Resiko bagi otak
Diet ketat bisa menurunkan kerja otak dan mengganggu fungsi kognitif,
selain itu menjadi lebih rentan terhadap depresi akibat kurangnya asupan
gizi dan karbohidrat
f. Efek yoyo
Istilah ini mengacu pada peningkatan kembali berat badan setelah diet
dihentikan. Peristiwa ini terjadi pada orang – orang yang memangkas
kebutuhan kalori harian secara drastis karena menerapkan pola diet yang
salah. Efek yoyo sering bermula dari kebiasaan diet ketat yang tidak
memperlihatkan kebutuhan kalori tubuh. Diet ini memang terlihat
membuahkan hasil yang nyata, tetapi setelah diet dihentikan berat badan
akan kembali naik bahkan hingga melebihi keadaan semula.
g. Berkurangnya massa otot
Tubuh yang kekurangan gizi, terutama protein, tidak mampu mendukung
aktifitas dengan baik. Akibatnya, ketika dipaksa untuk beraktivitas, tubuh
terpaksa mengambil cadangan energi dari otot sehingga massa otot
menyusut. Otot yang mengecil menjadikan tubuh lebih sukar membakar
kalori melalui aktivitas fisik. Berat badan menjadi lebih sulit diturunkan,
tubuh terlihat menggelambir akibat komposisi lemak dan otot yang tidak
seimbang.
h. Timbulnya selulit
Timbulnya selulit bisa menurunkan kepercayaan diri. Selulit muncul karena
kulit kehilangan kelenturan kaibat ukuran tubuh yang menyusut terlalu
cepat. Selulit biasanya muncul di paha, perut, pantat dan lengan.
i. Kerontokan rambut
Kerontokan rambut bisa menjadi dampak diet yang tidak sehat.
Penyebabnya adalah kekurangan asupan gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan folikel rambut dan pembentukan sel-sel kulit kepala.
17
j. Gusi berdarah dan kulit kering
Diet ketat menjadikan asupan buah-buahan dan sayur-sayuran turut
berkurang. Salah satu yang dikeluhkan adalah gusi berdarah. Hal ini
disebabkan oleh kekurangan asupan vitamin C. Kekurangan vitamin C bisa
membuat kulitmu terlihat kering dan kusam.
k. Gangguan makan
Diet tidak sehat juga sering menimbulkan gangguan makan seperti bulmia
dan anoreksia. Dua jenis ganguan makan ini biasanya muncul karena pelaku
diet merasa terbebani untuk mempertahankan berat badan agar tidak
kembali naik. Akibatnya, mereka menjadi lebih terpaku pada berat badan
daripada kondisi kesehatan dan komposisi tubuh secara keseluruhan. Jika
tidak segera ditangani, bulmia dan anoreksia dapat mengakibatkan
malanutrisi dan bahkan kematian.
2.3.3 kategori diet
Menurut (michael J. Gibney & petro Wolmarans, 2009) diet dibagi menjadi
dua ketgori, yaitu :
1. Diet Kuantitatif
Diet kuantitatif merupakan diet yang berpedoman pada jumlah asupan
nutrisi yang dimasukkan ke dalam tubuh. Dalam diet tersebut terdapat
aturan mengenai banyaknya takaran – takaran nutrisi yang boleh
ataupun tidak boleh dicerna oleh tubuh. Sebagai contoh, dalam keadaan
normal, asupan kalori ( berdasarkan angka kecukupan gizi) yang
dibutuhkan oleh manusia 55-60% berasal dari karbohidrat, 25-30%
berasal dari lemak, dan 15% berasal dari protein.
2. Diet kualitatif
Berbeda dengan diet kuantitatif, diet tersebut tidak berdasarkan kualitas
atau mutu suatu asupan yang akan dimasukkan ke dalam tubuh.
Contohnya adalah mengganti menu makanan yang kurang lengkap
kandungan gizinya dengan makanan yang lebih lengkap kandungan
giziny, serta disesuaikan dengan keadaan. Misalnya, memilih makan
nasi merah saat sarapan di pagi hari di bandingi nasi putih, serta memilih
roti gandum dibandingi roti putih.
18
2.3.4 Jenis – jenis Diet
Menurut (Staizher, 2012) jenis – jenis diet terbagi menjadi 3 kategori :
a. Diet Sehat
Diet sehat adalah penerunan berat badan yang dilakukan dengan jalan
perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat, seperti mengubah pola makan
dengan mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah lemak,
menambah aktifitas fisik secara wajar.
Diet sehat dapat dilakukan dengan cara mengurangi masukan kalori ke
dalam tubuh namun tetap menjaga pola makan yang di anjurkan oleh
pedoman gizi seimbang.
Adapun pola makan sehat yang dianjurkan agar seseorang senantiasa
mendapatkan nutrisi yang seimbang bagi tubuh mereka adalah :
1. Berbagai macam variasi dari buah - buahan dan sayur - sayuran
sebaiknya dikonsumsi paling sedikit 5 porsi sehari.
2. Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat sebaiknya
dikonsumsi, khususnya yang mengandung serat tinggi seperti roti,
pasta, sereal, dan kentang. Di indonesia, karbohidrat lebih umum
dikonsumsi dalam bentuk nasi, roti, mie, kentang sebagai makanan
pokok yang dimakan setiap hari.
3. Daging, ikan, dan sejenisnya di konsumsi dalam jumlah sedang dan
lebih dianjurkan untuk memilih yang rendah lemak
4. Susu dan produk – produk olahan dari susu sebaiknya dikonsumsi
dalam jumlah sedang dan mengandung kadar lemak yang rendah
5. Cemilan dan makanan yang mengandung gula seperti keripik
kentang, permen, dan minuman yang mengandung gula sebaiknya
dikonsumsi dalam jumlah kecil dan jarang (Elga, 2009)
b. Diet tidak sehat
Diet tidak sehat adalah penurunan berat badan yang dilakukan dengan
melakukan perilaku – perilaku yang membahayakan kesehatan, seperti
berpuasa atau melewatkan waktu makan dengan sengaja, penggunaan obat
– obat penurunan berat badan, menahan nafsu makan atau laxative serta
muntah dengan sengaja.
19
c. Diet ekstrim
Diet ekstrim sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh karena pada umumnya
menggunakan produk untuk mempercepat penurunan berat badan, seperti
penggunaan pil pelangsing, pil diet, pil nafsu makan dengan perilaku
kesehatan buruk misalnya dengan memuntahkan dengan sengaja, olahraga
yang berlebihan.
2.3.5 Bentuk – Bentuk Diet
Menurut (Linda & Ahmad, 2019) ada berbagai bentuk – bentuk diet yang sering
terjadi pada remaja, yaitu :
a) Diet Nasi putih
Diet ini merupakan diet yang cukup banyak dilakukan oleh banyak orang.
Diet ini dijalankan dengan cara tidak mengonsumsi nasi putih. Nasi putih
memiliki kadar kalori cukup tinggi yang bisa memicu terjadinya obesitas
dan penyakit diabetes. Sebagai gantinya, biasanya diet nasi ini dilakukan
hanya mengonsumsi makanan selain nasi putih. Penggantinya bisa didapat
dari makanan yang mengandung karbohidrat lainnya seperti jagung, kentan
dan nasi merah. Semua itu memiliki karbohidrat lebih rendah dari pada nasi
putih.
b) Diet Nasi Merah
Diet nasi merah disarankan untuk mengkonsumsi nasi merah dan
dikombinasikan dengan bahan makanan lain, namun diutamakan adalah
dada ayam. Diet yang ditujukan untuk mengurangi berat badan atau
mengecilkan tubuh ini juga dikenal aturan makan lebih sering ketimbang
biasanya. Normal makan sehari 3 kali, maka bila menjalani diet nasi merah,
makannya 5-6 kali sehari.
c) Diet GM (General Motors)
Diet ini dilakukan dengan cara memperbanyak minum air mineral dan
menghindari alkohol. Kemudian minum susu kedelai minimal 3 gelas, dan
makan buah pisang sebanyak 8 buah. Diet ini harus menghindari nasi, gula,
dan garam. Diet ini mampu menurunkan berat badan hingga 6-9 kilogram
dalam seminggu.
20
d) Diet Makanan Tanpa Rasa
Diet ini dinilai paling membuahkan hasil untuk menurunkan berat badan.
Makan makanan yang tanpa rasa tentunya membuat nafsu makan akan
berkurang. Sehingga kita akan makan secukupnya atau makan dalam porsi
yang tidak berlebihan. Diet ini hanya memakan makanan yang tidak
dibumbui dan tidak ada makanan yang digoreng.
e) Diet ketofastosis
Diet ini dilakukan dengan cara menghindari makanan karbohidrat, tinggi
lemak, dan protein. Dalam waktu 6-12 jam, apabila mengalami fase ketosis
atau ketika tubuh tidak ada lagi asupan karbohidrat (glukosa) sebagai
sumber makanan untuk diproses menjadi energi. Diet ini banyak ditemukan
makanan yang mengandung hewani, seperti ayam, daging sapi, ikan, keju,
susu, telur, dan lainnya.
f) Diet Katogenik
Diet ini di khususkan bagi penderita epilepsi. Diet katogenik ini dianjurkan
mengonsumsi banyak lemak, sedikit protein dan karbohidrat. Disarankan
makanan berlemak tinggi seperti es krim, daging, telur, sosis, udang, tuna,
mayonnaise dan makanan yang rendah karbohidrat tetapi tinggi
lemak.SDiet ini dianjurkan menghindari makanan yang mengandung gula
dan zat tepung, seperti buah – buahan, sayur – sayuran, roti dan pasta.
g) Diet rendah lemak
Buah – buahan dan sayuran adalah makanan rendah lemak. Bila
menjalankan diet ini, maka makanan yang harus dikonsumsi adalah rendah
lemak. Namun bukan berarti tidak mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak sama sekali. Tetap harus mengkonsumsi makanan
mengandung lemak untuk menambah energi, namun dalam kadar yang tidak
banyak. Diet ini harus menghindari makanan yang mengandung lemak
jenuh. Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh adalah makanan
yang digoreng dengan banyak minyak atau lebih dikenal dengan gorengan.
h) Diet OCD (Obesessive Combuzier’s Diet)
Jenis diet OCD jika pada permulaan menjalankan diet, boleh makan selama
kurun waktu 8 jam dan diperbolehkan memakan apapun yang kamu suka.
21
Setelah beberapa hari kemudian, waktu makan tersebut akan berkurang 6
jam atau 4 jam saja. Di luar waktu makan tersebut, kita akan berpuasa dan
hanya boleh minum air putih saja.
i) Diet 5 : 2
Diet ini bisa memakan apa saja dalam 5 hari setiap minggunya. Diet ini
dikenal bukan hanya menurunkan berat badan semata, namun juga bisa
memberikan dampak positif bagi kesehatan, seperti melindungi otak dari
resiko penyakit alzaimer dan Demensia, meningkatkan usia hidup dan
lainnya. Diet ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga
memiliki kekebalan terhadap berbagai jenis penyakit yang menyerang.
Diet 5:2 dijalankan dengan makan seperti biasanya tanpa perlu berpantang
apapun. Namun dalam seminggu biasanya makan selama 5 hari saja
sedangkan 2 hari lainnya untuk berpuasa.
j) Diet dukan
Diet ini mengonsumsi makanan tinggi protein. Diet ini dijalankan dengan
cara mengubah menu makanan, dimana makanan yang dikonsumsi
memiliki kadar protein yang tinggi dan menekan konsumsi karbohidrat dan
lemak. Tingginya protein ini akan menimbulkan rasa kenyang yang lebih
lama. Dalam menjalankan diet dukan kita bisa memilih 100 menu yang telah
ditetapkan dan dianggap sesuai dengan diet ini. 100 menu terdiri dari 72
sumber hewani dan 28 sumber nabati.
Dalam diet ini kita bisa makan sebanyak yang di inginkan selama masih
sesuai dalam 200 menu makanan tersebut. Diet ini bisa menurunkan berat
badan yang signifikan mencapai 3 kg hingga 4,5 kg dalam 5 hari pertama.
Diet dukan memiliki efek samping yaitu hilangnya massa otot serta cairan
dalam jumlah banyak akibat penurunan berat badan yang cepat. Jika
dilakukan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan kelelahan, sembelit,
bau mulut, hingga kerusakan organ dalam seperti ginjal dan hati.
k) Diet Food Combining
Diet jenis ini dilakukan dengan cara membuat kadar PH ( Potential
Hydrogen) dalam darah menjadi netral dengan bantuan makanan yang
dikonsumsi. Diet ini bisa memakan makanan sebanyak mungkin, namun
22
dengan memilih menu – menu yang alami. Bahan sebisa mungkin tidak
mengalami proses pemasakan atau masih segar.
Makanan yang dikonsumsi kebanyakan berfokus pada sayuran dan buah,
food coombining juga menyarankan agar mengkonsumsi makanan
menggunakan kombinasi protein dan karbohidrat yang dikonsumsi secara
terpisah.
l) Diet paleo
Diet paleo cukup sulit untuk dijalankan, karena menu makanan yang
dikonsumsi sangat terbatas dan lebih cenderung membosankan. Makanan
yang dapat dikonsumsi dalam diet ini seperti sayuran, telur berusia kurang
dari 6 pekan, buah – buahan, daging tanpa lemak, ikan, biji – bijian, minyak
nabati serta kacang – kacangan. Selain itu wajib menghindari beberapa jenis
makanan seperti kentang, garam, ubi, biji seral, beragam produk susu,
makanan dan minuman olahan.
m) Diet mayo
Diet mayo dikenal dengan metode pelangsing dalam 13 hari. Selama 13 hari
penuh, diwajibkan puasa garam, baik itu makanan yang diolah dan
menggunakan garam ataupun beragam makanan asin lainnya. Pada proses
puasa garam ini, akan kehilangan seluruh garam dan banyak air dari dalam
tubuh, sehingga berat badan akan turun dengan signifikan. Garam memiliki
sifat menahan air dan jika tidak dikonsumsi, maka tubuh akan melepas
banyak air.
n) Diet Atkins
Dalam diet atkins, penurunan berat badan akan dilakukan dengan cara
mengurangi atau bahkan menghilangkan konsumsi karbohidrat sederhana.
Diet ini memperbolehkan mengonsumsi lemak dan juga protein dalam
jumlah besar sekalipun. Kurangnya asupan karbohidrat akan memaksa
tubuh melakukan pembakaran lemak didalam tubuh, sehingga berat badan
akan turun dengan cepat. Namun, hal ini juga bisa memicu berbgai
gangguan dalam tubuh seperti kelelahan, sembelit, insomnia, mual, bau
mulut dan laiinya.
23
o) Pil Diet
Pil diet adalah jenis obat yang mengandung bahan tertentu untuk bantu
mengatur pola makan dan penyerapan nutrisi makanan. Tujuan
penggunaannya adalah menurunkan berat badan, dengan mencegah
pertambahan lapisan lemak tubuh. Biasanya dokter menganjurkan
penggunaan obat diet pada seseorang yang terlalu gemuk atau dengan
indeks massa tubuh (IMT) sekitar 30 kg atau lebih. Penggunaan pil diet
perlu berada dibawah pengawasan dokter karena harus mengikuti durasi
penggunaan dan adanya perubahan dosis obat. Pil diet juga memiliki efek
samping dan dapat menimbulkan reaksi alergi obat. Efek buruk daripil diet
ini adalah seorang perempuan sedang hamil atau sedang merencanakan
kehamilan
2.3.6 Patofisiologi
Diet terjadi akibat ketidakesimbangan masukan dan keluaran kalori dari
tubuh serta penurunan aktifisak fisik yang menyebabkan penumpukan lemak di
sejumlah bagian tubuh. Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa pengontrolan
nafsu makan dan tingkat kekenyangan seseorang diatur oleh mekanisme neural dan
humoral (neuhumoral) yang dipengaruhi oleh genetik, nutrisi, lingkungan dan
sinyal psikologis. Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus
melalui 3 proses fisiologis yaitu pengendalian rasa lapar dan kenyang,
mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam
pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal – sinyal eferen (yang
berpusat dihipotalamus) setelah mendapatkan sinyal eferen dari perifer (jaringan
adiposa, usus dan jaringan otot).
Sinyal – sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta
menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (meningkatkan
pengeluaran energi) dan dibagi 2 kategori yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang.
Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan serta berhubungan
dengan faktor distensi lambung peptida gastrointestinal yang diperankan oleh
kolesistokin sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang
diperankan oleh fat-drived hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan
dan keseimbangan energi (sherwod, 2012).
24
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, naka jaringan
adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah.
Kemudian, leptin merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar
menurunkan produksi Neuro Peptida Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu
makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan
energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic
center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Zat gizi makro
dan mikro menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh. Asupan zat gizi makro
yaitu karbohidrat, protein dan lemak bila dikonsumsi berlebihan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan. Asupan lemak lebih banyak menghasilkan
energi dibandingkan dengan karbohidrat atau protein. Setelah makan, lemak
dikirim kejaringan adiposa untuk disimpan sampai dibutuhkan kembali sebagai
energi. Oleh karena itu asupan lemak berlebih akan lebih mudah menambah berat
badan. Kelebihan asupan protein juga dapat diubah menjadi lemak tubuh. Asupan
protein yang melebihi kebutuhan tubuh, maka asam amino akan melepas ikatan
nitrogennya dan diubah melalui serangkaian reaksi menjadi trigiserida. Kelebihan
karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Glikogen akan
disimpan didalam hati dan otot kemudian lemak akan disimpan disekitar perut dan
dibawah kulit (Kharismawati, 2010)