20
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence berasal dari bahasa latin adolescene yang artinya tumbuh untuk mencapai kematangan (Yudrik, 2011). Remaja adalah kelompok penduduk yang berusia 10-19 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan selama masa remaja dibagi dalam tiga tahap, yaitu remaja awal (usia 11-14 tahun), remaja pertengahan (usia 14-17 tahun), dan remaja akhir (usia 17-20 tahun). Mereka ada yang berada di dalam sekolah (berbasis sekolah) dan di dalam kelompok masyarakat (berbasis masyarakat). Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batasan mengenai siapa remaja secara konseptual. Ada tiga kriteria yang digunakan yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi (Wulandari, 2014). 2.1.2 Ciri Ciri Remaja Menurut (Yudrik, 2011) masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja yang sekaligus sebagai ciri ciri remaja yaitu : 1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa strom dan stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda pada masa masa sebelumnya. Pada fase ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan kepada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah laku seperti anak aanak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab akan terbentuk seiring berjalannya waktu dan akan tampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal awal masa kuliah di perguruan tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Remaja

2.1.1 Definisi Remaja

Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence berasal dari bahasa latin

adolescene yang artinya tumbuh untuk mencapai kematangan (Yudrik, 2011).

Remaja adalah kelompok penduduk yang berusia 10-19 tahun. Pertumbuhan dan

perkembangan selama masa remaja dibagi dalam tiga tahap, yaitu remaja awal (usia

11-14 tahun), remaja pertengahan (usia 14-17 tahun), dan remaja akhir (usia 17-20

tahun). Mereka ada yang berada di dalam sekolah (berbasis sekolah) dan di dalam

kelompok masyarakat (berbasis masyarakat). Badan Kesehatan Dunia (WHO)

memberikan batasan mengenai siapa remaja secara konseptual. Ada tiga kriteria

yang digunakan yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi (Wulandari, 2014).

2.1.2 Ciri – Ciri Remaja

Menurut (Yudrik, 2011) masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada

masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis.

Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja yang sekaligus sebagai

ciri – ciri remaja yaitu :

1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal

yang dikenal sebagai masa strom dan stress. Peningkatan emosional ini

merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada

masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan

tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda pada masa

– masa sebelumnya. Pada fase ini banyak tuntutan dan tekanan yang

ditujukan kepada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi

bertingkah laku seperti anak – aanak, mereka harus lebih mandiri dan

bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab akan terbentuk

seiring berjalannya waktu dan akan tampak jelas pada remaja akhir yang

duduk di awal – awal masa kuliah di perguruan tinggi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

6

2. Perubahan yang cepat secara fisik juga disertai dengan kematangan

seksual. Terkadang perubahan ini membuat remajatidak yakin akan diri

dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara

cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan dan

sitstem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat

badan, dan porsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja

3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungannya

dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal – hal yang menarik

bagi dirinya dibawa dari masa kanak – kanak digantikan dengan hal

menarik yang baru lebih matang. Perubahan juga terjadi dalam

hubungannya dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya

dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan

jenis dan dengan orang dewasa

4. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada masa

kanak – kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa

5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan

yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi

lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan serta

meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab

itu

2.1.3 Karakteristik Remaja

Menurut (Fillah fithra, 2014) Fase Remaja dengan berbagai perubahannya dapat

dibedakan dalam 3 kategori berdasarkan karakteristiknya, yaitu :

1. Remaja Awal (Early adolescence)

Pada tahap ini, remaja mengalami keheranan akan perubahan yang terjadi

pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang menyertai perubahan – perubahan

itu. Mereka mengembangkan pikiran baru, kepekaan dan mudah tertarik

pada lawan jenis. Kepekaan yang berlebihan ini ditambah dengan

berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan remaja awal ini sulit

mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.

Karakteristik remaja awal antara lain :

a. Perhatian pada bentuk tubuh dan citra tubuh

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

7

b. Kepercayaan dan menghargai orang dewasa

c. Kekawatiran pada hubungan dengan teman sebaya

d. Mencoba sesuatu yang dapat membuat dirinya terlihat lebih baik atau

mengubah citra tubuh mereka

e. Ketidakstabilan perasaan dan emosi

2. Remaja Tengah (Middle Adolescence)

Pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman. Mereka sangat nyaman

jika mempunyai banyak teman di sekelilingnya. Ada kecenderungan

narcistic, yaitu mencintai diri sendiri dengan menyukai teman-teman yang

punya sifat sama dengan rdirinya.

Karakteristik remaja tengah antara lain :

a. Meniptakan citra tubuh

b. Sangat besar dipengaruhi oleh teman sebayanya

c. Tidak mudah percaya pada orang dewasa

d. Menganggap kebebasan menjadi sangat penting, misalnya : jarang lagi

makan bersama keluarga

e. Lebih suka mendengarkan kata – kata teman sebayanya daripada orang

tua atau orang dewasa lainnya

3. Remaja Akhir (Late Adolescence)

Tahap ini merupakan masa konsodalisasi menuju periode dewasa dan

ditandai dengan beberapa hal, antara lain minat yang makin mantap

terhadap fungsi – fungsi intelektual, egonya mencari kesempatan untuk

bersatu dengan orang lain dan pengalaman – pengalaman baru, mulai

menyeimbangkan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

Karakteristik remaja akhir yaitu :

a. Berorientasi pada masa depan dan membuat rencana

b. Meningkatnya kebebasan

c. Konsisten pada nilai – nilai dan kepercayaan

d. Mengembangkan hubungan yang lebih dekat atau tetap

2.1.4 Kebutuhan Nutrisi Pada Remaja Sesuai Dengan Usia

Menurut (jafar, 2012) kebutuhan Nutrisi Pada Remaja sesuai dengan usia

sebagai berikut :

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

8

a. Anak remaja usia 13 – 15 tahun

1. Kebutuhan zat gizi makro

- Energi : laki – laki 2475 kkal san perempuan 2125 kkal

- Protein : laki – laki 72 gr dan perempuan 69 gr

- Lemak : laki – laki 83 gr dan perempuan 71 gr

- Karbohidrat : laki – laki 340 gr dan perempuan 292 gr

- Serat : laki – laki 35 gr dan perempuan 30 gr

- Air : laki – laki dan perempuan 2000 ml

2. Kebutuhan zat gizi mikro

- Vitamin A : laki – laki san perempuan 600 mcg

- Vitamin D : laki – laki dan perempuan 15 mcg

- Vitamin E : laki – laki 12 mcg dan perempuan 15 mcg

- Vitamin K : laki – laki dan perempuan 55 mcg

- Vitamin B12 : laki – laki dan perempuan 2,4 mcg

- Vitamin C : laki – laki 75 mg dan perempuan 65 mg

- Kalsium : laki – laki dan perempuan 1200 mg

- Fosfor : laki – laki dan perempuan 1200 mg

- Natrium : laki – laki dan perempuan 1500 mg

- Kalium : laki – laki 4700 mg dan perempuan 4500 mg

- Besi : laki – laki 19 mg dan perempuan 26 mg

- Iodium : laki – laki dan perempuan 150 mcg

- Seng : laki – laki 18 mg dan perempuan 16 mg

b. Anak remaja usia 16 – 18 tahun

1. Kebutuhan zat gizi makro

- Energi : laki – laki 2676 kkal san perempuan 2125 kkal

- Protein : laki – laki 66 gr dan perempuan 59 gr

- Lemak : laki – laki 89 gr dan perempuan 71 gr

- Karbohidrat : laki – laki 368 gr dan perempuan 292 gr

- Serat : laki – laki 37 gr dan perempuan 30 gr

- Air : laki – laki 2200 ml dan perempuan 2100 ml

2. Kebutuhan zat gizi mikro

- Vitamin A : laki – laki san perempuan 600 mcg

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

9

- Vitamin D : laki – laki dan perempuan 15 mcg

- Vitamin E : laki – laki dan perempuan 15 mcg

- Vitamin K : laki – laki dan perempuan 55 mcg

- Vitamin B12 : laki – laki dan perempuan 2,4 mcg

- Vitamin C : laki – laki 90 mg dan perempuan 75 mg

- Kalsium : laki – laki dan perempuan 1200 mg

- Fosfor : laki – laki dan perempuan 1200 mg

- Natrium : laki – laki dan perempuan 1500 mg

- Kalium : laki – laki dan perempuan 4700 mg

- Besi : laki – laki 15 mg dan perempuan 26 mg

- Iodium : laki – laki dan perempuan 150 mcg

- Seng : laki – laki 17 mg dan perempuan 14 mg

2.2 Definisi Obesitas

Obesitas atau yang biasa disebut dengan kegemukan adalah suatu keadaan

dimana seseorang kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak

tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk

menyimpan energi sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi

lainnya. Rata – rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan

pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah

sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh

lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami

obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah

kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas (Indra, 2013).

2.2.1 Epidemiologi Obesitas di Indonesia

Data tentang obesitas di indonesia belum bisa menggambarkan pravalensi

obesitas seluruh penduduk, akan tetapi data obesitas pada orang dewasa yang

tinggal di ibukota propinsi seluruh indonesia cukup menjadi perhatian. Survei

nasional yang dilakukan pada tahun 2008 di seluruh propinsi Indonesia

menunjukkan bahwa 8,1% penduduk laki – laki dewasa (≥18 tahun) mengalami

overweight (BMI 25-27) dan 6,8% mengalami obesitas. Pada kelompok umur 40-

49 tahun overweight maupun obesitas mencapai puncaknya yaitu masing – masing

24,4% dan 23% pada laki – laki dan 30,4% dan 43 % pada wanita (Depkes, 2009).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

10

Pravalensi nasional obesitas sentral pada penduduk umur ≥15 tahun adalah

18,8%. Sebanyak 17 provinsi mempunyai pravalensi obesitas sentral pada

penduduk umur ≥15 tahun diatas pravalensi nasional, yaitu Sumatera Utara,

Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa

Timur, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. Sedangkan

berdasarkan perbedaan menurut jenis kelamin menunjukkan, bahwa pravalensi

nasional obesitas umum pada laki – laki umur ≥ 15 tahun adalah 13,9%. Sedangkan

prevalensi nasional obesitas umum pada perempuan umur ≥ 15 tahun adalah 23,8%

(Depkes, 2009).

2.2.2 Klasifikasi Obesitas

Klasifikasi obesitas dapat dibedakan berdasarkan distribusi jaringan lemak,

yaitu :

- Apple-shapedd body (distribusi jaringan lemak lebih banyak di bagian dada

dan pinggang)

- Pear-shapped body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian

panggul dan paha) (Retno, 2013)

Terdapat klasifikasi obesitas berdasarkan kriteria obesitas untuk kawasan Asia

pasifik. Kriteria ini berdasarkan meta-analisis beberapa kelompok etinik yang

berbeda, dengan konsentrasi lemak tubuh, usia dan gender yang sama,

menunjukkan etnis Amerika berkulit hitam memiliki IMT lebih tinggi 4,5 kg/m2

dibandingkan dengan etnis kaukasia. Sebaliknya, nilai IMT bangsa Cina, Ethiopia,

Indonesia dan Thailand masing – masing adalah 1.9, 4.6, 3.2 dan 2.9 kg/m2 lebih

rendah daripada etnis kaukasia. Hal ini memperlihatkan adanya nilai ambang batas

IMT untuk obesitas yang spesifik untuk populasi tertentu.

Manifestasi klinik obesitas secara umum, antara lain :

- wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap

- leher relatif pendek

- dada membusung dengan payudara membesar

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

11

- pada anak laki – laki : Burried penis, gynaeconastia

- pubertas dinigenu valgum (tungkai bentuk x) dengan kedua pangkal paha

bagian dalam dalim menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan

laserasi kulit (sugondo, 2009).

a) Obesitas tipe apple shaped

Obesitas tipe apple shaped atau yang lebih dikenal sebagai android obesity

merupakan obesitas dengan distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian

atas (upper body obesity) yaitu pinggang dan rongga perut, sehingga tubuh

cenderung menyerupai buah apel. Obesitas tubuh bagian merupakan

dominasi penimbunan lemak tubuh di trunkal. Terdapat beberapa

kompratemen jaringan lemak pada trunkal, yairu trunkal subkutaneus yang

merupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan

retoperitoneal.

Obesitas tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan dipria, oleh karena itu

obesitas ini disebut sebagai android obesity. Tipe obesitas ini berhubungan

lebih kuat dengan diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskuler daripada

obesitas tubuh bagian bawah (sugianti, 2009).

b) Obesitas tipe pear shaped

Obesitas ini, distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian panggul dan

paha, sehingga tubuh menyerupai buah pir. Obesitas tubuh bagian bawah

merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio

gluteofemora. Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga

sering disebut gynoid obesity. Resiko terhadap penyakit pada tipe ini

umumnya kecil. Pada obesitas tipe apple shaped, lemak banyak simpan

pada bagian pinggang dan rongga perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih

tinggi dibandingkan dengan tipe menyerupai buah pear karena sel – sel

lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan lemaknya ke dalam pembuluh

darah dibandingkan dengan sel – sel lemak ditempat lain atau perifer

(Adam, 2009)

2.2.3 Dampak Obesitas

Menurut (Atikah, 2010) 0besitas dapat menyebabkan berbagai masalah

oertopedik, termasuk nyeri punggung bagian bawah dan memperburuk

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

12

osteoarthiritis (terutama di daerah pinggul, lutut, danpergelangan kaki). Seseorang

yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit

dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang

secara efisien dan mengeluarkan keringat lebih banyak. Sering juga ditemukan

oedema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) didaerah tungkai dan

pergelangan kaki. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit

menahun antara lain :

1. Diabetes tipe 2 ( timbul pada masa remaja)

2. Tekanan darah tinggi ( Hipertensi)

3. Stroke

4. Serangan jantung ( infrak miokardium)

5. Gagal jantung

6. Kanker ( jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus

besar)

7. Batu kandung empedu dan batu kandung kemih

8. Gout dan arthritis

9. Osteoastritis

10. Tidur apneu (kegagalan bernafas secara normal ketika sedang tidur

menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)

11. Sindroma pickwickian ( obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi

dan ngantuk)

2.3 Definisi Diet

Diet adalah program penghilang asupan makanan apapun dengan tujuan

mengurangi berat badan (arthur, 2010). Menurut (persagi, 2009) diet memiliki arti

sebagai peraturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang,

dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperoleh dengan jumlah tertentu untuk

tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan atau penurunan berat badan dengan

mengatur pola makan dan membatasi makanan yang masuk ke dalam tubuh. Oleh

karena itu diet dapat di defenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola

makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan idaeal.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

13

2.3.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Diet

Menurut (Pipit Festi, 2018) ada beberapa alasan seseorang melakukan diet,

berikut ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi remaja melakukan diet :

a. Pertumbuhan

Pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya materi penyusun badan dan

bagian –bagiannya. Fase ini dimulai dari dalam kandungan sampai usia

remaja. Kebutuhan nutrisi sangat penting untuk prtumbuhan tubuh agar

terbentuk tulang, otot yang kuat, cadangan lemak yang cukup untuk

melindungi tubuh dan organ – organnya. Perkembangan motorik pada anak

dan remaja merangsang anak dan remaja untuk mulai kritis dalam meilih

makanan.

b. Umur

Pada usia muda diperlukan untuk pertumbuhan. Semakin tua, kebutuhan

energi dan nutrisi lainnya mulai berkurang. Setelah usia 20 tahun proses

metabolisme berangsur – angsur turun secara teratur dan kebutuhan nutrisi

menurun. Mulai umur 20 tahun kebutuhan nutrisi laki – laki dan perempuan

mulai dibedakan.

c. Kadar Lemak Tinggi

Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program diet

untuk menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak

merupakan zat gizi yang akan disimpan di dalam kulit sebagai cadangan

energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi peningkatan masa tubuh,

proses metabolisme juga akan cenderung lebih berat dilakukan oleh tubuh.

d. Hasrat diri

Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau

menurunkan masa tubuh agar sesuai dengan rentang normal IMT (Indeks

Massa Tubuh). Hasrat diri untuk melakukan diet biasanya dilakukan oleh

remaja, model atau artis untuk menjaga bentuk tubuhnya.

e. Tekanan Darah

Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan –

pantangan untuk makanan tertentu agar tekanan kembali menjadi normal.\

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

14

f. Media Massa

Media massa yang mucul dimana – mana memberikan gambaran ideal

mengenai figure wanita dan laki – laki yang dapat mempengaruhi remaja

melakukan diet. Media massa menjadi pengaruh kuat dalam budaya sosial.

Para remaja lebih banyak menghabiskan waktunya dengan menonton

televisi dan kebanyakan orang dewasa membaca surat kabar harian majalah.

Perilaku diet remaja dapat dipengaruhi oleh pengaruh luar, seperti media

televisi, internet, dan majalah yang sering menggambarkan orang lebih

dekat dengan tipe tubuh yang ideal.

g. Pola Makan

Jika seseorang memiliki pola makan tidak teratur, seseorang tersebut akan

berusaha kembali mengatur pola makannya dengan cara melakukan diet.

h. Gangguan Penyakit

Seseorang yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna, diabetes dan

lainnya akan melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak

memperparah gangguan tersebut.

i. Trend

Kebutuhan zat gizi antara laki – laki dan perempuan berbeda. Perbedaan ini

disebabkan karena jaringan lemak pada perempuan cenderung lebih tinggi

dari pada laki – laki. Sedangkan laki – laki cenderung lebih banyak memiliki

jaringan otot. Hal ini menyebabkan lean body mass laki – laki menjadi lebih

tinggi dari pada perempuan (Sulistyoningsih, 2011)

Diet lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan dengan laki – laki

disebabkan proporsi lemak tubuh pada wanita lebih tinggi dan banyak

tersimpan didaerah panggul dibandingkan pria yang tersimpan diperut

(Anggraini, 2012). perempuan lebih cenderung mengalami peningkatan

penyimpanan lemak. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecenderungan

perempuan terhadap asupan makan sumber krbohidrat yang lebih banyak

sebelum masa pubertas, sementara keenderungan laki – laki mengkonsumsi

makanan kaya protein. Kebutuhan gizi anak laki – laki berbeda dengan anak

perempuan dan biasanya lebih tinggi karena anak laki – laki memiliki

aktivitas fisik yang lebih tinggi (sari, 2011)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

15

Hasil penelitian sartika, 2011 menyatakan bahwa Remaja usia 15-22 tahun,

laki – laki memiliki resiko obesitas sebesar 1,4 kali dibandingkan

perempuan. Hal ini disebabkan kemungkinan wanita lebih sering

membatasi makanan yang dikonsumsi untuk mendapatkan tubuh idaman

mereka yaitu tinggi langsing.

2.3.2 Dampak Negatif dari diet yang salah

Menurut (Linda & Ahmad, 2019) dampak dari diet yang salah, yaitu :

a. Mudah lelah dan gampang marah

Dengan asupan makanan yang sangat sedikit. Energi yang diperoleh oleh

tubuh tentu juga sangat sedikit sehingga tubuh merasa lelah. Keadaan ini

diperburuk oleh kadar gula darah yang terlalu rendah, sehingga semakin

mudah lelah dan marah.

b. Gangguan pencernaan

Untuk mencerna makanan, tubuh memerlukan serat dan air yang cukup.

Keduanya didapat dari sayur-sayuran, buah-buahan dan biji-bijian. Jika

melakukan diet ketat, asupan makanan tersebut akan ikut terpangkas.

Akhirnya, akan mengalami masalah masalah pencernaan, seperti sembelit

dan kembung. Selain itu, kandung empedu juga akan terganggu dan jika

dibiarkan bisa berbentuk batu empedu.

c. Dehidrasi

Harapan diet ketat hanyala ilusi karena setiap berat badan yang hilang

adalah cairan, bukan lemak. Hal itu disebabkan simpanan karbohidrat yang

merupakan sumber energi yang akan terbakar terlebih dahulu dari lemak.

Simpanan karbohidrat disebut sebagai gilkogen. Terletak dihati dan otot.

Pembakaran gilkogen selalu disertai dengan keluarnya cairan tubuh

sehingga pembakaran gilkogen berlebihan akibat dari diet ketat akan

mengalami dehidrasi. Gejala dehidrasi akan membuat merasa pusing, sakit

kepala, kelelahan dan bisa membuat jatuh pingsan.

d. Penurunan Metabolisme

Massa otot yang sedikit akan menurunkan metabolisme di dalam tubuh.

Artinya, melakukan diet ketat hanya membakar sedikit kalori daripada

berjalan dan berolahraga. Jika melakukan diet ketat, metabolisme tubuh

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

16

akan menurun secara drastis. Ketika berhenti diet, proses tersebut tidak

segara meningkat ke taraf normal.

e. Resiko bagi otak

Diet ketat bisa menurunkan kerja otak dan mengganggu fungsi kognitif,

selain itu menjadi lebih rentan terhadap depresi akibat kurangnya asupan

gizi dan karbohidrat

f. Efek yoyo

Istilah ini mengacu pada peningkatan kembali berat badan setelah diet

dihentikan. Peristiwa ini terjadi pada orang – orang yang memangkas

kebutuhan kalori harian secara drastis karena menerapkan pola diet yang

salah. Efek yoyo sering bermula dari kebiasaan diet ketat yang tidak

memperlihatkan kebutuhan kalori tubuh. Diet ini memang terlihat

membuahkan hasil yang nyata, tetapi setelah diet dihentikan berat badan

akan kembali naik bahkan hingga melebihi keadaan semula.

g. Berkurangnya massa otot

Tubuh yang kekurangan gizi, terutama protein, tidak mampu mendukung

aktifitas dengan baik. Akibatnya, ketika dipaksa untuk beraktivitas, tubuh

terpaksa mengambil cadangan energi dari otot sehingga massa otot

menyusut. Otot yang mengecil menjadikan tubuh lebih sukar membakar

kalori melalui aktivitas fisik. Berat badan menjadi lebih sulit diturunkan,

tubuh terlihat menggelambir akibat komposisi lemak dan otot yang tidak

seimbang.

h. Timbulnya selulit

Timbulnya selulit bisa menurunkan kepercayaan diri. Selulit muncul karena

kulit kehilangan kelenturan kaibat ukuran tubuh yang menyusut terlalu

cepat. Selulit biasanya muncul di paha, perut, pantat dan lengan.

i. Kerontokan rambut

Kerontokan rambut bisa menjadi dampak diet yang tidak sehat.

Penyebabnya adalah kekurangan asupan gizi yang diperlukan untuk

pertumbuhan folikel rambut dan pembentukan sel-sel kulit kepala.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

17

j. Gusi berdarah dan kulit kering

Diet ketat menjadikan asupan buah-buahan dan sayur-sayuran turut

berkurang. Salah satu yang dikeluhkan adalah gusi berdarah. Hal ini

disebabkan oleh kekurangan asupan vitamin C. Kekurangan vitamin C bisa

membuat kulitmu terlihat kering dan kusam.

k. Gangguan makan

Diet tidak sehat juga sering menimbulkan gangguan makan seperti bulmia

dan anoreksia. Dua jenis ganguan makan ini biasanya muncul karena pelaku

diet merasa terbebani untuk mempertahankan berat badan agar tidak

kembali naik. Akibatnya, mereka menjadi lebih terpaku pada berat badan

daripada kondisi kesehatan dan komposisi tubuh secara keseluruhan. Jika

tidak segera ditangani, bulmia dan anoreksia dapat mengakibatkan

malanutrisi dan bahkan kematian.

2.3.3 kategori diet

Menurut (michael J. Gibney & petro Wolmarans, 2009) diet dibagi menjadi

dua ketgori, yaitu :

1. Diet Kuantitatif

Diet kuantitatif merupakan diet yang berpedoman pada jumlah asupan

nutrisi yang dimasukkan ke dalam tubuh. Dalam diet tersebut terdapat

aturan mengenai banyaknya takaran – takaran nutrisi yang boleh

ataupun tidak boleh dicerna oleh tubuh. Sebagai contoh, dalam keadaan

normal, asupan kalori ( berdasarkan angka kecukupan gizi) yang

dibutuhkan oleh manusia 55-60% berasal dari karbohidrat, 25-30%

berasal dari lemak, dan 15% berasal dari protein.

2. Diet kualitatif

Berbeda dengan diet kuantitatif, diet tersebut tidak berdasarkan kualitas

atau mutu suatu asupan yang akan dimasukkan ke dalam tubuh.

Contohnya adalah mengganti menu makanan yang kurang lengkap

kandungan gizinya dengan makanan yang lebih lengkap kandungan

giziny, serta disesuaikan dengan keadaan. Misalnya, memilih makan

nasi merah saat sarapan di pagi hari di bandingi nasi putih, serta memilih

roti gandum dibandingi roti putih.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

18

2.3.4 Jenis – jenis Diet

Menurut (Staizher, 2012) jenis – jenis diet terbagi menjadi 3 kategori :

a. Diet Sehat

Diet sehat adalah penerunan berat badan yang dilakukan dengan jalan

perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat, seperti mengubah pola makan

dengan mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah lemak,

menambah aktifitas fisik secara wajar.

Diet sehat dapat dilakukan dengan cara mengurangi masukan kalori ke

dalam tubuh namun tetap menjaga pola makan yang di anjurkan oleh

pedoman gizi seimbang.

Adapun pola makan sehat yang dianjurkan agar seseorang senantiasa

mendapatkan nutrisi yang seimbang bagi tubuh mereka adalah :

1. Berbagai macam variasi dari buah - buahan dan sayur - sayuran

sebaiknya dikonsumsi paling sedikit 5 porsi sehari.

2. Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat sebaiknya

dikonsumsi, khususnya yang mengandung serat tinggi seperti roti,

pasta, sereal, dan kentang. Di indonesia, karbohidrat lebih umum

dikonsumsi dalam bentuk nasi, roti, mie, kentang sebagai makanan

pokok yang dimakan setiap hari.

3. Daging, ikan, dan sejenisnya di konsumsi dalam jumlah sedang dan

lebih dianjurkan untuk memilih yang rendah lemak

4. Susu dan produk – produk olahan dari susu sebaiknya dikonsumsi

dalam jumlah sedang dan mengandung kadar lemak yang rendah

5. Cemilan dan makanan yang mengandung gula seperti keripik

kentang, permen, dan minuman yang mengandung gula sebaiknya

dikonsumsi dalam jumlah kecil dan jarang (Elga, 2009)

b. Diet tidak sehat

Diet tidak sehat adalah penurunan berat badan yang dilakukan dengan

melakukan perilaku – perilaku yang membahayakan kesehatan, seperti

berpuasa atau melewatkan waktu makan dengan sengaja, penggunaan obat

– obat penurunan berat badan, menahan nafsu makan atau laxative serta

muntah dengan sengaja.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

19

c. Diet ekstrim

Diet ekstrim sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh karena pada umumnya

menggunakan produk untuk mempercepat penurunan berat badan, seperti

penggunaan pil pelangsing, pil diet, pil nafsu makan dengan perilaku

kesehatan buruk misalnya dengan memuntahkan dengan sengaja, olahraga

yang berlebihan.

2.3.5 Bentuk – Bentuk Diet

Menurut (Linda & Ahmad, 2019) ada berbagai bentuk – bentuk diet yang sering

terjadi pada remaja, yaitu :

a) Diet Nasi putih

Diet ini merupakan diet yang cukup banyak dilakukan oleh banyak orang.

Diet ini dijalankan dengan cara tidak mengonsumsi nasi putih. Nasi putih

memiliki kadar kalori cukup tinggi yang bisa memicu terjadinya obesitas

dan penyakit diabetes. Sebagai gantinya, biasanya diet nasi ini dilakukan

hanya mengonsumsi makanan selain nasi putih. Penggantinya bisa didapat

dari makanan yang mengandung karbohidrat lainnya seperti jagung, kentan

dan nasi merah. Semua itu memiliki karbohidrat lebih rendah dari pada nasi

putih.

b) Diet Nasi Merah

Diet nasi merah disarankan untuk mengkonsumsi nasi merah dan

dikombinasikan dengan bahan makanan lain, namun diutamakan adalah

dada ayam. Diet yang ditujukan untuk mengurangi berat badan atau

mengecilkan tubuh ini juga dikenal aturan makan lebih sering ketimbang

biasanya. Normal makan sehari 3 kali, maka bila menjalani diet nasi merah,

makannya 5-6 kali sehari.

c) Diet GM (General Motors)

Diet ini dilakukan dengan cara memperbanyak minum air mineral dan

menghindari alkohol. Kemudian minum susu kedelai minimal 3 gelas, dan

makan buah pisang sebanyak 8 buah. Diet ini harus menghindari nasi, gula,

dan garam. Diet ini mampu menurunkan berat badan hingga 6-9 kilogram

dalam seminggu.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

20

d) Diet Makanan Tanpa Rasa

Diet ini dinilai paling membuahkan hasil untuk menurunkan berat badan.

Makan makanan yang tanpa rasa tentunya membuat nafsu makan akan

berkurang. Sehingga kita akan makan secukupnya atau makan dalam porsi

yang tidak berlebihan. Diet ini hanya memakan makanan yang tidak

dibumbui dan tidak ada makanan yang digoreng.

e) Diet ketofastosis

Diet ini dilakukan dengan cara menghindari makanan karbohidrat, tinggi

lemak, dan protein. Dalam waktu 6-12 jam, apabila mengalami fase ketosis

atau ketika tubuh tidak ada lagi asupan karbohidrat (glukosa) sebagai

sumber makanan untuk diproses menjadi energi. Diet ini banyak ditemukan

makanan yang mengandung hewani, seperti ayam, daging sapi, ikan, keju,

susu, telur, dan lainnya.

f) Diet Katogenik

Diet ini di khususkan bagi penderita epilepsi. Diet katogenik ini dianjurkan

mengonsumsi banyak lemak, sedikit protein dan karbohidrat. Disarankan

makanan berlemak tinggi seperti es krim, daging, telur, sosis, udang, tuna,

mayonnaise dan makanan yang rendah karbohidrat tetapi tinggi

lemak.SDiet ini dianjurkan menghindari makanan yang mengandung gula

dan zat tepung, seperti buah – buahan, sayur – sayuran, roti dan pasta.

g) Diet rendah lemak

Buah – buahan dan sayuran adalah makanan rendah lemak. Bila

menjalankan diet ini, maka makanan yang harus dikonsumsi adalah rendah

lemak. Namun bukan berarti tidak mengkonsumsi makanan yang

mengandung lemak sama sekali. Tetap harus mengkonsumsi makanan

mengandung lemak untuk menambah energi, namun dalam kadar yang tidak

banyak. Diet ini harus menghindari makanan yang mengandung lemak

jenuh. Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh adalah makanan

yang digoreng dengan banyak minyak atau lebih dikenal dengan gorengan.

h) Diet OCD (Obesessive Combuzier’s Diet)

Jenis diet OCD jika pada permulaan menjalankan diet, boleh makan selama

kurun waktu 8 jam dan diperbolehkan memakan apapun yang kamu suka.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

21

Setelah beberapa hari kemudian, waktu makan tersebut akan berkurang 6

jam atau 4 jam saja. Di luar waktu makan tersebut, kita akan berpuasa dan

hanya boleh minum air putih saja.

i) Diet 5 : 2

Diet ini bisa memakan apa saja dalam 5 hari setiap minggunya. Diet ini

dikenal bukan hanya menurunkan berat badan semata, namun juga bisa

memberikan dampak positif bagi kesehatan, seperti melindungi otak dari

resiko penyakit alzaimer dan Demensia, meningkatkan usia hidup dan

lainnya. Diet ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga

memiliki kekebalan terhadap berbagai jenis penyakit yang menyerang.

Diet 5:2 dijalankan dengan makan seperti biasanya tanpa perlu berpantang

apapun. Namun dalam seminggu biasanya makan selama 5 hari saja

sedangkan 2 hari lainnya untuk berpuasa.

j) Diet dukan

Diet ini mengonsumsi makanan tinggi protein. Diet ini dijalankan dengan

cara mengubah menu makanan, dimana makanan yang dikonsumsi

memiliki kadar protein yang tinggi dan menekan konsumsi karbohidrat dan

lemak. Tingginya protein ini akan menimbulkan rasa kenyang yang lebih

lama. Dalam menjalankan diet dukan kita bisa memilih 100 menu yang telah

ditetapkan dan dianggap sesuai dengan diet ini. 100 menu terdiri dari 72

sumber hewani dan 28 sumber nabati.

Dalam diet ini kita bisa makan sebanyak yang di inginkan selama masih

sesuai dalam 200 menu makanan tersebut. Diet ini bisa menurunkan berat

badan yang signifikan mencapai 3 kg hingga 4,5 kg dalam 5 hari pertama.

Diet dukan memiliki efek samping yaitu hilangnya massa otot serta cairan

dalam jumlah banyak akibat penurunan berat badan yang cepat. Jika

dilakukan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan kelelahan, sembelit,

bau mulut, hingga kerusakan organ dalam seperti ginjal dan hati.

k) Diet Food Combining

Diet jenis ini dilakukan dengan cara membuat kadar PH ( Potential

Hydrogen) dalam darah menjadi netral dengan bantuan makanan yang

dikonsumsi. Diet ini bisa memakan makanan sebanyak mungkin, namun

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

22

dengan memilih menu – menu yang alami. Bahan sebisa mungkin tidak

mengalami proses pemasakan atau masih segar.

Makanan yang dikonsumsi kebanyakan berfokus pada sayuran dan buah,

food coombining juga menyarankan agar mengkonsumsi makanan

menggunakan kombinasi protein dan karbohidrat yang dikonsumsi secara

terpisah.

l) Diet paleo

Diet paleo cukup sulit untuk dijalankan, karena menu makanan yang

dikonsumsi sangat terbatas dan lebih cenderung membosankan. Makanan

yang dapat dikonsumsi dalam diet ini seperti sayuran, telur berusia kurang

dari 6 pekan, buah – buahan, daging tanpa lemak, ikan, biji – bijian, minyak

nabati serta kacang – kacangan. Selain itu wajib menghindari beberapa jenis

makanan seperti kentang, garam, ubi, biji seral, beragam produk susu,

makanan dan minuman olahan.

m) Diet mayo

Diet mayo dikenal dengan metode pelangsing dalam 13 hari. Selama 13 hari

penuh, diwajibkan puasa garam, baik itu makanan yang diolah dan

menggunakan garam ataupun beragam makanan asin lainnya. Pada proses

puasa garam ini, akan kehilangan seluruh garam dan banyak air dari dalam

tubuh, sehingga berat badan akan turun dengan signifikan. Garam memiliki

sifat menahan air dan jika tidak dikonsumsi, maka tubuh akan melepas

banyak air.

n) Diet Atkins

Dalam diet atkins, penurunan berat badan akan dilakukan dengan cara

mengurangi atau bahkan menghilangkan konsumsi karbohidrat sederhana.

Diet ini memperbolehkan mengonsumsi lemak dan juga protein dalam

jumlah besar sekalipun. Kurangnya asupan karbohidrat akan memaksa

tubuh melakukan pembakaran lemak didalam tubuh, sehingga berat badan

akan turun dengan cepat. Namun, hal ini juga bisa memicu berbgai

gangguan dalam tubuh seperti kelelahan, sembelit, insomnia, mual, bau

mulut dan laiinya.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

23

o) Pil Diet

Pil diet adalah jenis obat yang mengandung bahan tertentu untuk bantu

mengatur pola makan dan penyerapan nutrisi makanan. Tujuan

penggunaannya adalah menurunkan berat badan, dengan mencegah

pertambahan lapisan lemak tubuh. Biasanya dokter menganjurkan

penggunaan obat diet pada seseorang yang terlalu gemuk atau dengan

indeks massa tubuh (IMT) sekitar 30 kg atau lebih. Penggunaan pil diet

perlu berada dibawah pengawasan dokter karena harus mengikuti durasi

penggunaan dan adanya perubahan dosis obat. Pil diet juga memiliki efek

samping dan dapat menimbulkan reaksi alergi obat. Efek buruk daripil diet

ini adalah seorang perempuan sedang hamil atau sedang merencanakan

kehamilan

2.3.6 Patofisiologi

Diet terjadi akibat ketidakesimbangan masukan dan keluaran kalori dari

tubuh serta penurunan aktifisak fisik yang menyebabkan penumpukan lemak di

sejumlah bagian tubuh. Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa pengontrolan

nafsu makan dan tingkat kekenyangan seseorang diatur oleh mekanisme neural dan

humoral (neuhumoral) yang dipengaruhi oleh genetik, nutrisi, lingkungan dan

sinyal psikologis. Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus

melalui 3 proses fisiologis yaitu pengendalian rasa lapar dan kenyang,

mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam

pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal – sinyal eferen (yang

berpusat dihipotalamus) setelah mendapatkan sinyal eferen dari perifer (jaringan

adiposa, usus dan jaringan otot).

Sinyal – sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta

menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (meningkatkan

pengeluaran energi) dan dibagi 2 kategori yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang.

Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan serta berhubungan

dengan faktor distensi lambung peptida gastrointestinal yang diperankan oleh

kolesistokin sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang

diperankan oleh fat-drived hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan

dan keseimbangan energi (sherwod, 2012).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Definisi Remajaeprints.umm.ac.id/63440/3/BAB II.pdfmerupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal) dan retoperitoneal. Obesitas tubuh

24

Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, naka jaringan

adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah.

Kemudian, leptin merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar

menurunkan produksi Neuro Peptida Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu

makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan

energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic

center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Zat gizi makro

dan mikro menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh. Asupan zat gizi makro

yaitu karbohidrat, protein dan lemak bila dikonsumsi berlebihan dapat

menyebabkan gangguan kesehatan. Asupan lemak lebih banyak menghasilkan

energi dibandingkan dengan karbohidrat atau protein. Setelah makan, lemak

dikirim kejaringan adiposa untuk disimpan sampai dibutuhkan kembali sebagai

energi. Oleh karena itu asupan lemak berlebih akan lebih mudah menambah berat

badan. Kelebihan asupan protein juga dapat diubah menjadi lemak tubuh. Asupan

protein yang melebihi kebutuhan tubuh, maka asam amino akan melepas ikatan

nitrogennya dan diubah melalui serangkaian reaksi menjadi trigiserida. Kelebihan

karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Glikogen akan

disimpan didalam hati dan otot kemudian lemak akan disimpan disekitar perut dan

dibawah kulit (Kharismawati, 2010)