Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar yaitu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat penting dan fundamental dalam penyelenggaraan setiap
jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian
tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang
dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun
dilingkungan rumah atau keluarga sendiri. Selain itu juga belajar
merupakan suatu hal yang kompleks yang terjadi pada semua
orang yang berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga
ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda seseorang telah belajar
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, baik perubahan
pengetahuan (kognitif), keterampilan (pskimotorik), maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif).1
Belajar merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian, dalam
konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan,
menurut pemahaman sains konvensional. Pengalaman yang terjadi
1Anis Fauzi, Ahmad Lughowi, Pembelajaran Mikro : Suatu Konsep dan
aplikasi, (Jakarta : Diadit Media, 2009), 91.
10
berulang kali melahirkan pengetahuan, (Knowledge), atau a body of
knowledge .2
Belajar menurut W.S Winkel dalam buku Ahmad Susanto
merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi
aktif anatara sesorang dengan lingkungannya, dan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan
berbekas.3
Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan yaitu Belajar
ialah suatu proses usaha yang di lakukan sesorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri sesorang
banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu
tidak setiap perubahan dalam arti belajar.4
James O. Wittaker di dalam buku Baharudin mendefinisikan
belajar sebagai proses ketika tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan dan pengalaman (Learning may bedefined as the
proces by whic behavior organates orgintaes or alered training
2Mukhlis Sumani, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2012), 9. 3Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran : di Sekolah Dasar,
(Jakarta: Prenadamedia Group , 2013), 4. 4Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : PT
Asdi Mahasatya, 2003 ), 2.
11
experience ).5 Menurut Morgan di dalam buku Agus Suprijono
belajar merupakan perubahan perilaku yang bersifat permanen
sebagai hasil dari pengalaman.6
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang di
harapkan itu meliputi 3 aspek yaitu: pertama, aspek kognitif yang
meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan
dan perkembangan keterampilan atau kemampuan yang di perlukan
untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua, aspek afektif
meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan,
dan kesadaran. Ketiga, aspek psikomotorik yang meliputi
perubahan-perubahan dalam segi dalam bentuk tindakan motorik.7
Menurut Benyamin S. Bloom, dkk didalam buku Zaenal
Arifin mendefinisikan hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam
tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap domain
disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang
sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang
mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang
konkrit sampai dengan hal yang abstrak.8
Hasil belajar merupakan kemampuan yang di peroleh peserta
didik setelah melalui kegiatan belajar mengajar. Belajar itu sendiri
5Baharuddin, pendidikan dan psikologi perkembangan, (Jogjakarta : Ar-
Ruzz Media, 2002), 163 6Agus Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi Paikem,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010 ), 3. 7 Zakiah Darajat et al, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2011), 197. 8 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, ( Bumi Siliwangi : PT Rosdakarya,
2009 ), 21.
12
merupakan suatu proses dalam seseorang yang berusaha
memperoleh sesuatu dalam bentuk perubahan tingkah laku yang
relative menetap. Dalam hal ini penekanan hasil belajar merupakan
terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan
harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa
motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan
berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh
langsung terhadap besarnya usaha yang diarahkan oleh peserta didik
untuk mencapai tujuan belajar. Perubahan itu terjadi pada seseorang
dalam disposisi atau kecapakan manusia yang berupa pengusahaan
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui usaha
yang sungguh-sungguh dilakukan dalam suatu waktu tertentu atau
dalam waktu yang relative lama dan bukan merupakan proses
pertumbuhan. Suatu proses yang dilakukan dengan usaha dan
disengaja untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku. Dan
perubahan tingkah laku itu sendiri dinamakan hasil belajar.9
Menurut Reigeluth dalam buku Jamil Suprihatiningrum
bahwa hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai
sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari
metode ( strategi ) alternative dalam kondisi yang berbeda. Ia
juga mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah
suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu
kapasibilitas dalam bentuk tujuan ( khusus ) perilaku (unjuk
kerja).
Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar atau proses
belajar. Hasil belajar pada dasarnya dikelompokan dalam dua
kelompok, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan
9 Nasahar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan
Pembelajaran, (Jakarta : : PT Rosdakarya, 2004), cet ke-4, 77-78.
13
dibedakan menjadi empat macam yaitu pengetahuan konsep, dan
keterampilan untuk berinteraksi. Beberapa hasil penelitian
menunjukan bahwa kualitas hasil belajar ( prestasi belajar) diduga
dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya motivasi yang dapat dilihat
dari nilai rapot. Untuk menunjukan tinggi rendahnya atau baik
buruknya hasil belajar yang dicapai siswa ada beberapa cara. Satu
cara yang sudah lazim digunakan yaitu dengan memberikan skor
terhadap kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa setelah
mengikuti proses belajar tersebut. 10
Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan Hasil
belajar. Merujuk pada pemikiran Gagne dalam buku Agus
Suprijiono hasil belajar berupa :
a. Informasi verbal yaitu : kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Kemampuan merespon secara spesifik. Terhadap rangsangan
spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi
simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis sintesis
fakta-konsep dan mengengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
10
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran,( Jakarta : Ar-Ruzz Media,
2016 ), 37.
14
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitif nya sendiri. Kemmapuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.
d. Ketarampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
sernagkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terhujud otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap merupakan kemampuan menerima atau menolak objek
tentang berdasarkan penilian terhadap objek tersebut. Sikap
berupa kemampuan mengeinternalisasi dan eksternalisasi nilai-
nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.
Menurut Bloom dalam buku Agus Suprijono, hasil belajar
mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Domain kognitif merupakan knowledge (pengetahuan, ingatan)
comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),
application (menerapkan), analyisis (menguraikan, menentukan
hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Doamian
afektif adalah receiving (sikapmenerima), responding (memebrikan
respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterizatio
(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine,
dan rountinizied. Psikomotor juga mencangkup ketrampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial,dan intelektual.
Sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi
kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.11
11
Agus suprijono, coopertive learning teori dan aplikasi paikem,
(Yogyakarta : pustaka pelajar, 2009), 5-7.
15
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.12
Hasil belajar
merupakan perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam
sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada
taksonomi tujuan pengajaran yang di kembangkan oleh Bloom,
Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.13
Hasil belajar merupakan hasil penilian pendidikan
tentang kemampuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar.14
Hasil belajar merupakan suatu proses menentukan nilai prestasi
belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu
guna mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.15
Hasil Belajar merupakan hasil yang di capai dari proses
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar di
ukur untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga
hasil belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil
belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.16
12
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran: di Sekolah Dasar,
(Jakarta: Prenadamedia Group , 2013), 5. 13
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka, 2013 ), 34-35. 14
Darwyan Syah, et al, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Diadit Media,
2009 ) , 43. 15
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2011 ) , 119. 16
Muhamad Thobroni , Arif Mustafa, Belajar dan Pembelajaran,
(Jogjakarta : Aruzz Media, 2013 ), 24.
16
Dengan demikian yang di maksud dengan hasil belajar
merupakan tahap pencapaian aktual yang di tampilkan dalam
bentuk perilaku yang meliputi aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik dan dapat di lihat dalam bentuk kebiasaan, sikap,
penghargaan, sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor–faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya,
tetapi dapat di golongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern
yaitu faktor yang ada di luar individu.
1. Faktor intern
Di dalam membicarakan faktor intern, ini akan di bahas
menjadi tiga faktor, yaitu :
1) Faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan, faktor cacat tubuh.
2) Faktor biologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang
tergolong kedalam faktor biolologis yang memepngaruhi
belajar. Faktor itu ialah : intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kelelahan.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan pada sesorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan
jasmani dan kelalahan rohani. (bersifat psikis)
17
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah di
kelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu :
1) faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima
pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik,
relasi anatara anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
keluarga.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan
waktu sekolah, alat pelajaran, standar pelajaran, keadaan
gedung, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran ,
metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi
karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Pada uraian
ini penulis membahas tentang kegiatan siswa dalam
masyarakat, di bahas tentang kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, temen bergaul, bentuk kehidupan
di masyarakat.17
17Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhunya. (Jakarta : PT
Asdi Mahasatya, 2003),54-72.
18
3. Materi Kepengurusan Jenazah
Kata fikih secara etimologi berarti “paham yang
mendalam”. Bila “paham” dapat digunakan untuk hal-hal yang
bersifat lahirih, maka fikih berarti paham yang disampaikan ilmu
lahir kepada ilmu batin.18
Ilmu fikih merupakan ilmu yang
membahas tentang hukum-hukum syari‟ah yang bersifat praktis
yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.19
Shalat jenazah merupakan shalat yang berdiri tanpa ruku,
sujud, dan duduk. Shalat jenazah ialah empat takbir, atau lima, atau
enam, atau tujuh, atau sembilan. Kesemuanya mempunyai dasar.
Jadi, hanya perbedaan macamnya saja. Mana saja yang dilakukakan
oleh seorang muslim, maka hal tersebut mencukupi. Yang lebih
utama ialah menjaga keutamaan jenazah.20
Dalam ilmu fikih banyak sekali yang di pelajar salah
satunya pengurusan jenazah. Apabila ada seorang muslim
meninggal dunia maka ada empat kewajiban bagi muslim lainnya,
yakni memandikan, mangafani, menshalatkan, dan
menguburkannya. Keempat kewajiban itu harus di lakukan secara
tertib atau berurutan ; tidak boleh misalnya dishalatkan terlebih
dahulu, setelah itu baru dimandikan, dikafani, dan dikuburkan. 21
Ketika sesorang muslim meninggal dunia, jenazahnya wajib
dimandikan. Namun, ada pengecualin terhadap golongan jenazah
tertentu. Jenazah yang tidak boleh dimandikan ialah jenazah syahid
18
Amir Syarfudin, Ushul Fiqih ( Jakarta : Kencana Prenada Group, 2015), 2. 19
Abudin Nata, Masail Al-Fikhiyah ( Jakarta : Kencana, 2012 ), 26. 20
Muhamad, Tuntunan Shalat Sunah Lengkap, ( Solo : Media Zikir, 2011 ),
138. 21
Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( jojakarta :
PT Buku Kita, 2011), 117.
19
yang meninggal dalam peperangan membela agama Allah Swt.
Golongan syahid merupakan golongan yang gugur dalam membela
Islam ketika memerangi orang-orang harbi ( kafir yang memusuhi
Islam dan umat Islam, kelompok kafir yang diperangi). Selain
golongan syahid yang gugur di jalan Allah Swt., bayi yang
meninggal karena keguuguran dan masih belum lengkap anggota
badannya juga tidak diperkenan untuk dimandikan. Dua golongan
tersebut tidaklah dimandikan.
Selain dua golongan tersebut, ada juga orang-orang yang
ketika meninggal dunia jenazahnya tidak boleh dimandikan.
Jenazah tersebut merupakan jenazah yang dimandikan dengan air
justru malah menimbulkan kemudaratan, seperti jenazahnya malah
rusak parah, menularkan penyakit mematikan, dan lain sebaginya.22
Shalat jenazah menepati urutan ketiga setelah dimandikan
dikafani. Hukum mengurus jenazah adalah fardu kifayah, termasuk
dalam hal ini merupakan hukum shalat jenazah. Sebagaimana kita
ketahui, fardu kifayah merupakan kewajiban yang ditunjukan
kepada orang islam secara keseluruhan, tetapi apabila sebagian
diantaranya sudah melaksanakan, maka yang lain gugur
kewajibannya. Namun, apabila tidak ada satu pun yang
melaksanakannya, maka semuanya menanggung dosa.23
Rasulullah Saw bersabda,“siapa mengantar jenazah dan
menshalatkannya maka baginya satu qirat dan barang siapa
mengantarkannya hingga selesai dikuburkan maka baginya dua
22
Abdullah, Panduan Shalat lengkap sesuai tuntunan Rasulullah SAW,
(Jakarta : PT Bentang Pustaka, 2016), 158-159. 23
Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( jojakarta :
PT Buku Kita, 2011), 117.
20
qirat. Satu qirat itu sama dengan sebesar gunung uhud”. ( HR
Jamaah ).
Dalam hadis lainya, “ setiap jenazah orang muslim yang
dishalatkan oleh 40 orang laki-laki yang tidak menyekutukan Allah
dengan sesuatu pun, niscya ia akan dilindungi oleh Allah,” ( HR
Ahmad dan Muslim ).24
Cara melakukan shalat jenazah berbeda dengan shalat fardu
pada umumnya, yakni dilakukan tanpa sujud dan ruku‟. Shalat
jenazah juga tidak perlu didahului dengan adzan dan iqomah. Shalat
jenazah bisa dilakukan dengan sendiri, tetapi sangat dianjurkan
apabila dilakukan dengan berjamaah. Semakin banyak orang yang
ikut dalam shalat jenazah, maka akan semakin baik.
Rasulullah Saw bersabda :
سلمين يبلغون مئة كلهم
ة من الم ما من ميت تصلي عليو أم شفعون لو, ألا شفعوا فيو )رواه مسلمي
“ Tidak ada satu mayat pun yang dishalati oleh suatu umat dari
kaum muslim yang mencari jumlah seratus orang dimana mereka
memberikan syafaat kepada si mayat, melainkan mayat tersebut
disyafaati.”( HR Muslim ).25
a. Syarat shalat jenazah
1) Sama dengan syarat untuk shalat pada umumnya, yakni
harus suci hadas besar dan kecil, badan, pakaian, dan
24
Firdaus wajdi, Saira Rahmani, Shalat Wajib dan Sunah, ( Jakarta : PT
Ikrar Mandiriabdi, 2009) cet-1, 107. 25
Akhamad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah,
(Jogjakarta : PT Buku Kita, 2011), 118.
21
tempat yang harus digunakan untuk shalat harus suci dari
hadas dan najis; menutup aurat ; dan menghadap kiblat.
2) Mayat sudah harus dimandikan dan dikafani
3) Mayat diletakan disebelah kiblat orang yang menshalatkan,
kecuali shalat gaib.
b. Rukun Shalat Jenazah
1) Berniat atau sengaja shalat atas mayat.
2) Bertakbir sebanayak empat kali
3) Membaca surat Al-fatihah setelah takbir pertama.
4) Membaca shalawat atas nabi Saw. Setelah takbir kedua.
5) Mendoakan mayat setelah takbir ketiga.
6) Mengucapkan salam pertama sesudah takbir keempat
7) Berdiri jika mampu atau kuasa.
c. Sunah dalam Shalat Jenazah
1) Mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu lalu
meletakannya diantara dada dan pusar dalam setiap takbir.
2) Dilakukan dengan cara israr ( merendahkan suara bacaan
Membaca ta‟awudz (ى انشج طا انش ر بالله ي sebelum (أع
membaca Surah Al-Fatihah.
3) Membaca doa setelah takbir keempat.
4) Menyempurnakan dengan mengucapkan salam kedua
setelah salam yang pertama.
5) Memperbanyak yang ikut berjamaah dalam shalat.
6) Meluruskan barisan dan menjadikannya tiga baris.
7) Sunnah apabila dilakukan di masjid.
8) Tidak diakukan pada waktu yang dilarang, yakni ketika
matahari terbit hingga naik, ketika matahari berada di
22
pusatnya hingga tergelincir, dan ketika matahari mendekati
terbenam hingga tenggelam. Pada waktu ketiga ini juga
dihindari ketika menguburkan jenazah.
9) Apabila mayatnya laki-laki, maka posisi imam sejajar
dengan kepalanya dan apablia mayatnya perempuan, maka
posisi imam berada di tengahnya.
d. Cara Shalat Jenazah
1) Setelah berdiri sebagaimana akan mengerjakan shalat pada
umumnya segera niat untuk melakukan shalat atas mayat.
Berniat hendaknya ada di dalam hati ketika mengangkat
tangan pada takbir pertama. Namun, untuk menguatkannya,
berikut ialah lafal niat yang dapat dibaca sebelum takbir.
2) Untuk mayit laki-laki
يت أربع تكبيرات فرض الكفاية أصلي على ىذا الم
أموما/اماما( لله ت عال )م
“aku menyengaja shalat atas mayat ( laki-laki ) ini, empat
takbir, fardu kifayah ( menjadi makmum/ imam ) karena
Allah Ta‟ala”.26
3) Untuk mayat perempuan
يتة أربع تكبيرات فرض الكفاية أصلي على ىذه الم
)مأموما/اماما( لله ت عال
26
Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta
: PT Buku Kita, 2011), 119-120
23
“Aku menyengaja shalat atas mayat ( perempuan ) ini,
empat takbir, fardu kifayah karena Allah Ta‟ala.”
a. Untuk mayat anak laki-laki
يت الطفل أربع تكبيرات فرض أصلي على ىذا الم
الكفاية )مأموما/اماما( لله ت عال “ Aku menyengaja shalat mayat anak (laki-laki) ini,
empat takbir, fardu kifayah ( menjadi makmum/ imam)
karena Allah Ta‟ala”.
b. Untuk mayat anak perempuan
أصلي على ىذه الميتة الطفلة أربع تكبيرات فرض عال الكفاية )مأموما/اماما( لله ت
“ Aku menyengaja shalat atas mayat anak (permpuan)
ini, empat takbir , fardu kifayah karena Allah Ta‟ala”. 27
ا عه يحاكى سا اب ياج. صه
“salatkanlah olehmu orang-orang yang mati." ( Riwayat
Ibnu Majah)
. سا انذاسقط ا عه ي قال لاان الاانه صه
“ Salatkanlah olehmu orang yang mengucapkan la ilaha
illallah.” (Riwayat Daruqutni ).28
27
Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta
: PT Buku Kita, 2011), 120. 28
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo, 1954
), 171.
24
c. Mengngkat kedua tangan sambil membaca takbir, Allahu
akbar )ألله اكبش) untuk takbir yang pertama lalu bersedekap,
yakni meletakan telapak tangan kanan di atas pergelangan
tangan kiri, lalu kedua tangan diletakan di antara dada dan
pusar.
d. Setelah takbir yang pertama membaca ta‟awudz
انشج انشطا ى()أعر بالله ي , lalu membaca Surah Al-Fatihah.
Sabda Rasulullah Saw :
نى قشأبفاححت انكخاب يخفق لا صلاة ن
“ Tidaklah sah orang yang tidak membaca surat Fatihah.” (
Sepakat Ahli Hadis ).
Membaca fatihah dalam shalat jenazah
طه ج خهف ع ف قال : صه ع اب ابذانه حت اب
عباط عه جاصة, فقشأ فاححت انكخاب فقال : اب
ا عت" . سا انبخاس ا أ "نخعه
Dari Thalhah bin Abdillah bin Auf radhiyallahu anhu ia
berkata : aku shalat di belakang Ibnu Abbas terhadap
jenazah, kemudian ia membaca alfatihah dan ia berakata:
agar kalian tahu bahwa ini adalah sunnah. ( Riwayat Al-
Buqhari).29
e. Mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir (Allahu
akbar) untuk takbir yang kedua lalu bersedekap.
29
Abu Utsman, Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunah Nabi
Shollallahu, ( kraksan Probolinggo : Pustaka Hudaya, 2013), 97
25
f. Setelah takbir yang kedua membaca shalwat atas Nabi Saw
sebagai berikut.
د أللهم صل على مم“ Ya Allah, limpahkan rahmat kepada Nabi Muhamad”
Atau membaca shalawat dengan bacaan lebih lengkap
sebagai berikut .
د د وعلى ال مم , كما صليت على أللهم صل على ممد وعلى ال ابراىيم وعلى ال ابراىيم, وبارك على ممد, كما باركت على ابراىيم وعلى ال ابراىيم, ف مم
يد يد م العالمين انك ح“Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhamad
dan (limpahkan rahmat) atas keluarga Nabi Muhamad,
Sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada
NabiIbrahim beserta keluarganya, dan berilah berkah
kebaikan kepada Nabi Muhamad beserta keluarganya,
sebagimana Engkau telah memberi berkah kebaikan
kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya di seluruh alam.
Sesungguhnya Engkau ialah Dzat Yang Maha Terpuji Lagi
Mahamulia.” 30
انغت ف انصلاة عه م ا ع اب ايايت ب ع
كبش الاياو ثى قشأ بفاححت انكخاب بعذ انجاصة ا
ثى صه عه انب ن عشا ف فغ شة الا انخكب
خهص انذعاء نهجاصة ف صه انه عه
30
Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta
: PT Buku Kita, 2011), 122.
26
ثى غهى عشاف ء ي لاقشأ ف ش شاث انخكب
. سا انشافع فغ
Dari Abu Amanah bin Sahl, “ Sesungguhnya menjadi
sunnah ( peraturan) Rasulullah Saw, pada salat jenazah,
yaitu suapaya imam takbir, kemudian memabca Fatihah
setelah takbir pertama dengan suara pelan sekira
terdengar oleh dirinya, kemudian membaca shlawat atas
Nabi Saw, dan mengikhlaskan doa bagi jenazah pada
takbir-takbir berikutnya, dan tidak membaca sesuatu pun
dalam takbir-takbir ( kecuali doa ), kemudiamn ia memberi
salam dengan suara pelan sekira terdengar oleh dirinya. (
Riwayat Syafii).31
g. Mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir, Allahu
akbar untuk takbir yang ketiga lalu bersedekap.
h. Setelah takbir ketiga membaca doa untuk mayat sebagai
berikut.
أللهم اغفر لو )ىا( وارحو )ىا( وعافو )ىا( واعف عنو )ىا(
Supaya lebih sempurna, doa di atas di tambah doa berikut
ini.
اء
ع مدخلو )ىا( واغسلو )ىا( بالم وأكرم ن زلو )ىا( ووسى الثوب و )ىا( من الخطايا كما ي ن ق والثلخ والب رد ون ق
نس وأبدلو )ىا( د ارا خيرا من داره )ىا( الأبيض من الد
31
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo, 1954
), 172.
27
وأىلا خيرا من أىلو )ىا( وزوجا خيرا من زوجو )ىا( وقو )ىا( فتنة القبر وعذاب النار.
“Dan hormatilah kedatangannya, lapangkanlah tempat
masuk (kuburnya)nya, cucilah ia dengan air, es, dan
embun, serta bersihkanlah ia (dari dosa) sebagiamana kain
putih yang di bersihkan dari kotoran. Gantilah negara/
rumahnya dengan yang lebih baik daripada negara/
rumahnya, keluarga yang lebih baik daripada keluarganya.
Pasangan yang lebih baik daripada pasangan hidupnya,
masuklah ia kedalam surga, dan lindungilah ia dari siksa
kubur dan neraka.”32
عهى عه صه انه شة قال انب ش اب ع
انذعاء. سا ج فاخهصا ن خى عه ان اراصه
أبداداب حبا
Dari Abu Hurairah Nabi Saw, berkata, “ Apabila kamu
menyalatkan mayat, hendaklah kamu ikhlaskan doa
baginya.” ( Riwayat Abu Daud ).33
Lafadz doa
عهى عه عه يانك قال صه انه ع عف ب
قل عخ جاصة فغ
32
Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta
: PT Buku Kita, 2011), 122. 33
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo, 1954
),172.
28
ى اغفش انه ن اسح اعف عاف أكشو ع
عع ضن يذخه اء اغغه بشد ثهج ب ق ي
ا انخطاا ب ق ك الأبض انث انذظ ي أبذن
شا داسا خ ي لا داس شا أ خ ي ه أ فخت ق
يغهى سا اناس. عزاب انقبش
Dari Auf bin Malik ia berkata , “ Nabi Saw, telah
menyalatkan jenazah, saya dengar beliau membaca. “ Ya
Allah, ampunilah ia, dan kasihinilah ia, sejahterakanlah ia,
dan maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya,
dan luasakn tempat diamnya, bersihkanlah ia dengan air,
es, dan embun; bersihkanlah ia dari dosa, sebagaimana
kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantilah rumahnya
dengan rumah yang lebih baik daripada rumahnya dahulu,
dan gantilah ahli keluarhganya dengan yang lebih baik
daripada ahli keluarganya dahulu, dan peliharalah ia dari
huru-hara kubur dan siksa api neraka. “ ( Riwayat
Muslim).
Atau
قال ششة اب ع كا صه انب انه عهى عه
ى : قل جاصة عه صه ارا يخا اغفشنحا انه
ذا ا شا ثاا. ركشا كبشا صغشا غائب ا
ى انه ي خ يافاح اح اناعلاو عه ي خ ف ح
ف عه يافخ ا أبدادانخشيز سا . انا
29
Dari Abu Hurairah. Ia berkata, “ Nabi Saw, apabila
menyalatkan mayat, beliau mengucapkan: “ Ya Allah,
ampunillah kami yang hidup dan yang mati, yang hadir dan
yang gaib, yang kecil yang besar ,laki-laki dan perempuan,
Ya Allah, barang siapa yang engkau hidupkan diantara
kami, hendaklah Engkau hidupkan secara Islam; dan
barang siapa yang Engkau matikan diantara kami,
hendaklah Engkau matikan dalam iman.” (Riwayat Abu
Daud dan Tirmidzi).34
Apabila mayatnya ialah anak-anak,
maka membaca doa berikut.
ذخرا وعظة اللهم اجعلو )ىا( ف رطا الأب ويو )ىا( وسلفا و بر على واعتبارا وشفيعا وثقل بو )ىا( موازين هما وافرغ الص
ق لوبما ولا تفتنهما بعده )ىا( ولا ترمهما أجره )ىا(
“Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan bagi kedua
orangtuanya, sebagai titipan, kebajikan yang di dahulukan,
menjadi pelajaran, menjadi syfaat ( bagi kedua
orangtuanya ). Dan beratkanlah timbangan kedua
orangtuanya karenanya, berilah kesabaran di dalam hati
kedua orangtuanya, janganlah menjadikan fitnah bagi
kedua orangtuannya sepeninggalannya, dan janganlah
dihalangi pahala bagi kedua orangtuanya.”35
Doa yang berasal dari Nabi Saw. Kalau jenazah
mayat anak-anak, hendaklah doanya di tambah dengan :
ى انه اجشا. نا اجعه فشطا ابق سا عهفا
34
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo,
1954), 172-173. 35
Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta
: PT Buku Kita, 2011), 124.
30
“Ya Allah, jadikanlah ia bagi kami sebagai titipan,
pendahuluan, dan ganjaran.” ( Riwayat Baihaqi).36
i. Mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir, Allahu
akbar (ألله أكبش( untuk takbir yang keempat lalu bersedekap.
Setelah takbir keempat membaca doa sebagai berikut.
أللهم لا ترمنا أجره )ىا( ولا تفتنا بعده )ىا( وغفرلنا و لو )ىا(
“Ya Allah, janganlah pahalanya tidak sampai kepada kami
janganlah engkau memberi kami fitnah sepeninggalanya,
ampunilah kami dan dia.”37
ى انه لاححشيااجش . لاحفخابعذ ن ا اغفشن
انحاكى سا
“Ya Allah, janganlah Engkau halangi ( tutupi ) kami dari
mendapat ganjarannya, janganlah Engkau beri kami fitnah
sepeninggalannya, dan ampunillah kami dan dia .( Riwayat
Hakim).38
Supaya lebih sempurna, doa di atas ditambah doa sebagai
berikut.
36
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo,
1954), 174. 37
Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta
: PT Buku Kita, 2011), 124. 38
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo, 1954
), 174.
31
خواننا الذين سب قونا بالايمان, ولا تعل ف ق لوبنا غلا ولا
للذين امنوا, رب نا انك رءوف رحيم
“Dan bagi saudara-saudara kami yang mendahului kami
dengan iman, dan janganlah Engkau menjadikan iri dalam
hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan
kami, sesungguhnya Engkau ialah Dzat Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Mengucapkan salam sambil menoleh kekanan untuk sal
yang pertama dan mengucapkan salam sambil menoleh
kekiri untuk salam yang kedua. Salam yang diucapkan
sebagai berikut.
لام عليكم و رحة الله وب ركاتو الس
“Mudah-mudahan keselamatan rahmat, dan keberkahan
Allah tetap atasmu sekalian.”39
e. Shalat Gaib
Apabila orang yeng meninggal dunia itu tempatnya
sangat jauh dan kita memungkinkan untuk kesana atau ada
kesulitan (masyaqat) untuk mendatanginya, maka bisa
melakukan shalat gaib. Apabila kita datang ke tempat orang
yang meninggal dunia, tetapi karena sesuatu hal sehingga
sampai ternyata jenazah sudah di kuburkan, maka bisa
39
Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta
: PT Buku Kita, 2011), 125.
32
melakukan shalat di atas kuburannya.40
Shalat gaib yaitu
shalat untuk mayat yang meninggal di tempat yang jauh dari
tempat kita. Menurut imam Syafaii dan Ahmad, shlat
jenazah yang gaib hukumnya sah meskipun sudah di
kuburkan. Begitupula hukum shalat di samping makamnya.
Rasulullah berkata: “Telah meninggal hari ini laki-laki saleh
di negeri habsyi, berkumpul dan shalalah kamu untuk dia.”
Lalu kami membuat saf dibelakang beliau lalu shalat untuk
jenazah itu, sedang bersaf-saf” (HR Bukhari dan Muslim).41
Shalat gaib merupakan yang di tujukan untuk
mendoakan orang yang sudah meninggal. Shalat gaib sama
dengan shalat jenazah, tetapi jenazah itu itu shalat
menghadap jenazah, sedangkan shalat gaib itu jenazahnya
berada di tempat yang jauh. Seseotang melakukan solat gaib
disebabkan berbagi halangan yang tidak memungkinkan u
tukmelakukan shalat jenazah dengan menghadap jenazahnya
seacara langsung.42
Cara melakukan shalat gaib tidak berda dengan
shalat jenazah sebagaimana biasanya. Hanya niatnya ssaja
yang berbeda. Apabila dilapalkan niat shalat gaib sebagai
berikut.
40
Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( jojakarta :
PT Buku Kita, 2011), 125-126. 41
Firdaus Wajdi, Saira Rahmani, Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jakarta : PT
Ikrar Mandiriabdi, 2009 ), 113. 42
Abdullah, Panduan Shalat Lengkap Sesuai Tuntunan Rasulullah Saw, (
Yogyakarta : PT Bentang Pustaka, 2016),163.
33
أصلي على ميت )...........( الغاىب أربع تكبيرات فرض الكفاية للو ت عال.
“Aku menyengaja shalat atas mayat (.............) empat
takbir, fardu kifayah ( menjadi makmum/ imam) karena
Alllah Ta‟ala.”
عهى عه صه انه ل انه جابشقال سع ع
ا ه انجش ف و سجم صانح ي ان ف قذح
عه فصه صم انه قال فصففاخهف اعه فصه
صفف. سا انبخاسيغهى ح
Dari Jabir, “ Rasululllah Saw. „ Hari ini telah meninggal
seorang laki-laki yang saleh di negeri Habsyi, mereka
berkumpul dan salahlah kamu untuk dia.‟ Lalu kami
membuat saf di belakangnya, kemudian beliau salat untuk
mayat itu, sedangkan kami bersaf-saf.” ( Riwayat Bukhari
dan Muslim ). 43
Pada bagian yang titik-titik niat shalat gaib
sebagaimana di atas hendaknya disebutkan nama orang yang
sedang di shalatkan. Akan tetapi, apabila tidak mengetahui
namanya karena ikut berjamaah shalat gaib sesuai shalat
jum‟at, misalnya, tidak menyebutkan nama juga
diperbolehkan
43
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo, 1954
), 176.
34
4. Pengertian Metode
Sebelum berbicara jauh ihwal metode mengajar, marilah
kita telusuri terlebih dulu makna dari masing-masing kata.Metode
mengajar terdiri dari dua kata, yakni metode dan mengajar. Metode
secara etimologis, berasal dari kata met dan hodes yang berarti
melalui. Secara istilah, metode adalah jalan atau cara yang harus
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan mengajar adalah
usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar secara optimal. 44
metode ceramah
merupakan metode yang dilakukan guru dalam menyampaikan
bahan pengajaran didalam kelas secara lisan.45
Metode merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah di susun tercapai secara optimal. Ini
bearti, metode di gunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
di tetapkan.Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem
pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara
guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi
pembelajaran hanya mungkin dapat diimpilementaskian melalui
penggunaan metode pembelajaran.46
Metode juga disebut dengan thariqah. Metode merupakan
rencana menyeluruh tentang penyajian materi ajar secara sistematis
44
Yanuar, Rahasia Jadi Guru Favorit-Inspiratif (Yogyakarta: DIVA Press,
2015), 28. 45
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, ( Jakarta : PT
Ciputat Press, 2010 ), 50. 46
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan ..., 147
35
dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan.Metode bersifat
prosedural.Pengembangan kegiatan belajar mengajar PAI harus
diorientasikan pada fitrah manusia yang terdiri dari tiga dimensi,
yaitu jasad, akal dan ruh.Ketiga dimensi dalam diri manusia
tersebut haruslah dipelihara agar terwujud keseimbangan.Untuk
mewujudkan keseimbangan tersebut diperlukan ketepatan dalam
menentukan metode. Pada PAI, pemilihan metode tersebut
diorientasikan pada pembiasaan, pelatihan, dan perenungan yang
dibantu oleh seorang guru/pembimbing.47
Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan
belajar dan mengkhususkan aktivitas di mana guru dan siswa
terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya metode
digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup
kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang
bervariasi, artinyaa penetapan metode dapat divariasikan melalui
strategi yang berbeda bergantung pada tujuan yang akan di capai
dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, di
antaranya : ceram0[0ah, demonstrasi.48
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
47
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 133. 48
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 131-132.
36
melakukakan aktivitas, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang di sajikan. Metode mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas sesuatu pengertian atau
untuk memperlihatkan cara melakukan sesuatu kepada peserta
didik.49
Metode demonstrasi juga digunakan dalam pembelajaran
aktif, sebab bersentuhan dengan bagaimana siswa memperagakan
sesuatu.50
Demonstrasi/ peragaan merupakan satu strategi mengajar
dimana guru memperlihatkan suatu benda asli, benda tiruan, atau
suatu proses dari materi yang diajarkan kepada seluruh siswa , hal
ini juga bearti bahwa strategi demonstrasi merupakan cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan
suatu proses, sitausi, atau benda tertentu yang sedang di pelajari
baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lainnya di depan
seluruh siswa.51
Meminjam pendapat Muhibin Syah, Anas dalam buku
Yanuar menejelaskan bahwa metode demonstrasi merupakan
metode mengajar dengan tata cara memperagakan barang, kejadian,
aturan, dan urutan melakukaan aktivitas, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. metode
demonstrasi juga diartikan sebagai metode mengajar yang
49
Muhamad Anas, Mengenal Metode Belajar-Mengajar, (Pasuruan : Pustaka
Halwa, 2014), 27 50
Hamzah B.uno, Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Paikem,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011), 98. 51
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta
: Pustaka Belajar, 2014), 231-232.
37
menggunakan peragaan untuk memperjelas sesuatu pengertian atau
untuk memperlihatkan cara melakukan sesuatu kepada peserta
didik.52
Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar
yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.53
Metode demonstrasi merupakan suatu metode yang
digunakan seorang guru dalam melakukan suatu proses
pembelajaran yaitu dengan cara memperagakan bagaimana
membuat, menggunakan serta mempraktekan suatu benda atau alat
baik asli maupun tiruan, atau bagaimana mengerjakan suatu
perbuatan atau tindakan disertai dengan penjelasan lisan. Dengan
tujuan memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara
perlakuan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.54
Metode
demonstrasi merupakan cara penyajian pelajaran dalam
memperagakan atau mempertunjukan pada siswa suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
maupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.55
Metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang
cukup efektif karena membantu siswa untuk mencari jawaban
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memepragakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu
proses, stiuasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
52
Yanuar, Rahasia Jadi Guru Favorit-Inspiratif ( Yogyakarta : Diva Press,
2015), 32. 53
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT
Sinar Baru Algesindo, 2000), 83. 54
Anis Fauzi, Rifyal Ahmad Lughowi, Pembelajaran Mikro Suatu Konsep
dan Aplikasi, (Jakarta : Diadit Media, 2009), 79. 55
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta
: Rineka Cipta, 2006), 90.
38
sekedar tiruan.56
Metode demonstrasi penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak
terlepas dari penjelasan lisan oleh guru. Walaupun dalam proses
demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi
demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.
Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat di gunakan untuk
mendukung keberhasilan starategi pembelajaran ekspositori dan
inkuiri.
Kelebihan metode demonstrasi
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat
di hindari, sebab siswa di suruh langsung memperhatikan bahan
pelajaran yang di jelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan anatara teori dan kenyataan.
Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
Kelemahan metode demonstrasi
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,
sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal
sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
56
Abdul Majid, Starategi Pembelajaran, ( Bandung: PT Rosdakarya, 2013 ),
197.
39
Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu
proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih
dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat
yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal di bandingkan dengan ceramah.
3) Demonstrasi merupakan kemampuan dan keterampilan guru
yang khusus, sehingga guru di tuntut untuk bekerja lebih
profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan
proses pembelajaran siswa.
Langkah –langkah menggunakan metode demonstrasi
1) Tahap persiapan
Pada tahapan persiapan ada beberapa hal yang harus di
lakukakan:
a) Rumuskan tujuan yang harus di capai oleh siswa
setelah proses demonstrasi terakhir. Tujuan ini meliputi
beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau
keterampilan tertentu.
b) Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan di lakukakan. Garis-garis besar
langkah demonstrasi di perlukan sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan.
c) Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba segala peralatan
yang di perlukan
2) Tahapan pelakasanaan
a) Langkah pembukaan
40
1) Aturlah temapat duduk yang memungkinkan semua
siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang di
demonstrasikan.
2) Kemukakan tujuan apa yang harus di capai oleh
siswa.
3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus di laukakan
oleh siswa, misalanya siswa di tugaskan untuk
mencatat hal-hal yang di anggap penting dari
pelaksanaan demonstrasi.
Langkah pelaksanaan demonstrasi
1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui
pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa tertarik memperhatikan
demonstrasi.
2) Ciptakan susana yang menyejukan dengan
menghindari suasana yang menegangkan.
3) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang
dilihat dari proses demonstrasi itu.
b) Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai di lakukan, proses
pembelajaran perlu di akhiri dengan memberikan tugas-
tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.
Hal ini di perlukan untuk meyakinkan apakah siswa
memahai proses demonstrasi itu atau tidak. Selaian
41
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan
siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya
proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.57
3. Metode Ceramah
Ceramah merupakan sebuah bentuk interaksi melalui
penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik.
Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraianya, guru
dapat menggunakan alat-alat seperti gamabar dan audio visual
lainnya. Metode kuliah mimbar atau ceramah adalah metode yang
paling banyak di gunakan dalam proses mengajar. Biasanya
sebelum menggunakan metode lain dalam pembelajaran, guru
menggunakan metode ceramah terlebih dahulu sebagai penghantar.
Metode ceramah merupakan cara penyampaian bahan pelajaran
dengan komunikasi lisan.58
Metode pembelajaran melalui ceramah
merupakan yang menghendaki siswa harus mendapat informasi
yang sama dalam jumlah siswa yang banyak.59
Ceramah yaitu peraturan bahasan atau materi pelajaran
secara lisan oleh guru kepada sekelompok siswa.60
Metode ceramah
merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan
57
Wina Sanjaya, Strategi Pembelejaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan..., 152-154 58
Tukiran Taniredja, et al, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif,
(Purwoekerto, Alfabeta, 2011),45 59
Hamzah B.uno, Nurdin Mohamad,Belajar dengan Pendekatan Paikem,
(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011), 99. 60
Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik-Teori, Praktek, dan
Penilian (Bandung : Alfabeta, 2014), 42.
42
agama kepada anak didik dilakukan secara lisan.61
Metode ini
digunakan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan secara
lisan kepada peserta didik di kelas. Umumnya, peserta didik hanya
mengikuti secara terarah. Sebab, guru sepenuhnya menjadi sumber
informasi atau pengetahuan, sementara peserta didik hanya
berposisi sebagai pendengar. Dengan kata lain, metode ini
menjadikan guru sebagai pihak yang paling dominan dalam proses
belajar - mengajar sebab tingkat keaktifan peserta didik sangatlah
dibatasi, bahkan sangat minim.62
Metode ceramah ekonomis dan
efektif untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian.
Kelemahannya merupakan bahwa siswa cenderung pasif,
pengaturan kecepatan secara klasikal di tentukan oleh pengajar,
kurang cocok untuk pembentukan keterampilan dan sikap, dan
cenderung menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir.63
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering
digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain
disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanaya
faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya
belum mersa puas jika dalam proses pengelolaan pembelajaran
tidak melakukan ceramah.64
Ceramah merupakan sebuah bentuk interaksi melalui
penerapan dan peraturan lisan dari guru kepada peserta didik.
61
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2006), 137. 62
Yanuar, Rahasia Jadi Guru Favorit-Inspiratif, (Yogyakarta : Diva Press,
2015 ), 30. 63
Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar..., 13 64
Abdul majid, Strategi Pembelejaran, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2013 ), 194-195.
43
Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan urainya, guru dapat
menggunakan alat-alat bantu seperti gambar dan audio visual
lainnya. Ceramah juga sebagai kegiatan memberikan informasi
dengan kata-kata yang sering mengaburkan dan kadang-kadang
ditafsirkan salah. Metode kuliah mimbar atau ceramah merupakan
metode yang paling banyak digunakan dalam proses megajar.
Biasanya sebelum menggunakan metode lain dalam pembelajaran,
guru menggunakan metode ceramah terlebih dahulu sebagai
pengantar.65
Ceramah, merupakan penuturan bahan pelajaran secara
lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-
betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta
memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Dalam
Al-qur‟an metode ceramah dapat digambarkan ketika bagimana
Nabi Musa As berdoa kepada Allah Swt untuk dapat menjelaskan
kepada Fira‟aun yang terdapat dalam Al-qur‟an surat thaha ayat 25-
28 sebagai berikut.66
“Nabi Musa a.s memohon kepada Allah agar dadanya
dilapangkan untuk menghadapi Fir‟aun yang terkenal sebagai
seorang raja yang kejam ; dan mudahkanlah untukku urusanku ,
65
Tukiran Taniredja, Model-model Pembelajaran Inovatif dan efektif, (
Bandung : Alfabeta, 2014 ), 45. 66
Darwyan Syah, et al, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Diadit Media,
2009 ), 140.
44
dan lepaskanlah kelakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku”. ( QS Thaha : 25-28 ).67
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini
sering di gunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain di
sebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor
kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya belum
merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran
tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka
akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran
melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada
proses belajar dan tidak ada guru bearti tidak ada belajar. Metode
ceramah merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.
Kelebihan metode ceramah
1) Ceramah merupakan metode yang „murah‟ dan „mudah‟ untuk
di lakukakan. Murah dalam hal ini di maksudkan proses
ceramah tidak memerlukakan peralatan-peralatan yang lengkap,
berbeda dengan metode yang lainnya seperti demonstrasi atau
peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya
mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu
memerlukan persiapan rumit.
2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya,
materi pelajaran yang banyak dapat di rangkum atau di jelaskan
pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
67
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, ( Jakarta : PT Sinergi
Pustaka Indonesia, 2012), 433.
45
3) Ceramah dapat memberikan pokok materi yang perlu di
tonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok yang
mana yang perlu di tekankan sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan yang ingin di capai.
4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh
karena separuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang
memberikan ceramah.
5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat di atur
menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting
kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan
yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk
mendengerkan guru, maka ceramah sudah dapat di laukakan.
Kelemahan metode ceramah
1) Materi yang dapat di kuasai siswa sebagai hasil dari ceramah
akan terbatas pada apa yang di kuasai guru. Kelemahan ini
kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang di berikan
guru adalah apa yang di kuasainya, sehingga apa yang di kuasai
siswa pun akan tergantung pada apa yang di kuasai guru.
2) Ceramah yang tidak di sertai dengan peragaan dapat
mengakibatkan terjadinya verbalisme. Verbalisme merupakan
“penyakit” yang sangat mungkin di sebabkan oleh proses
penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan
siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan
siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam
ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui
pendengarannya.
46
3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik,
ceramah sering di anggap sebagai metode yang membosankan.
Sering terjadi, walaupun seacara fisik siswa ada di dalam kelas,
namun seacara mental siswa saama sekali tidak mengikuti
jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-
mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru
tidak menarik.
4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh
siswa sudah mengerti apa yang di jelaskan atau belum.
Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan
tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin
siswa seluruhnya sudah paham.
Langkah-langkah menggunakan metode ceramah
1) Tahap persiapan
a) Merumuskan tujuan yang ingin di capai. Proses
pembelajaran merupakan proses yang bertujuan, oleh sebab
itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal
yang harus dipersiapkan guru. Apa yang harus di kuasai
siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir.
b) Menentukan pokok-pokok materi yang akan di ceramahkan.
Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung kepada
tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan di
ceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan
pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang harus di capai. Dalam penentuan
pokok-pokok ini juga perlu di persiapkan ilustrasi-ilustrasi
47
yang relevan untuk memperjelas informasi yang akan di
sampaikan.
c) Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat di perlukan
untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat bantu
tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau
media grafis lainnya untuk meningkatkan kualitas ceramah.
2) Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus di lakukan :
a. Langkah pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan
langkah yang menentukan.Keberhasilan pelaksanaan
ceramah sangat di tentukan oleh langkah ini.Ada beberapa
hal yang harus di perhatikan dalam langkah ini.
1) Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan di
capai.
2) Lakukakan langkah apresiasi, yaitu langkah
menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan
materi yang kan di sampaikan.
c) Langkah penyajian
1) Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan
siswa. Kontak mata adalah isyarat dari guru agar siswa
mau memperhatikan. Selain itu, kontak mata juga dapat
bearti sebuah pengahargaan dari guru kepada siswa.
2) Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah di cerna
oleh siswa. Oleh sebab itu, guru sebaiknya tidak
menggunakan istilah-istilah yang kurang populer. Selain
48
itu, juga intonasi suara agar seluruh siswa dapat
mendengarnya dengan baik.
3) Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak
meloncat-loncat, agar mudah di tangkap oleh siswa.
4) Tanggapilah respons siswa dengan segera. Artinya,
sekecil apapun respons siswa harus kita tanggapi.
5) Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan
untuk belajar. Kelas yang kondusif memungkinkan
siswa tetap bersemangat dan penuh motivasu untuk
belajar. cara yang dapat di gunakan untuk menjaga agar
kelas tetap kondusif adalah dengan cara guru
menunjukan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh
gairah menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-
kali memberikan humor-humor yang segar dan
menyenangkan.
d) Langkah mengakhiri atau menutup ceramah.
1) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau
merangkum materi pelajaran yang baru saja di
sampaikan.
2) Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau
memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran
yang telah di sampaikan.
3) Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan
siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja di
sampaikan.68
68
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan..., 147-152
49
B. Penelitian Terdahulu
Dalam skripsi Sarah Islamiah , mahasiswa Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten dengan judul
Perbandingan Kemampuan Membaca Al-qur‟an Siswa Lulusan Mts
dengan SMP ( Studi di Madrasah Aliyah Turus Pandeglang).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi membaca Al-qur‟an
siswa lulusan MTs dan SMP di kelas X MA Turus, untuk
membandingkan kemampuan membaca Al-qur‟an siswa lulusan MTs
dengan SMP di kelas X MA Turus. Sampel 36 0rang, dari populasi 121
orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
komperatif dengan teknik pengumpulan data : observasi, interview, tes
dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dapat
disimpulkan nilai rata-rata untuk MTs adalah 18,50 dan SMP 15,56.
Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbandingan dari kemampuan
membaca Al-Qur‟an siswa lulusan MTs dengan SMP. Dan
perbandingan ini dibuktikan oleh uji hipotesis dua sampel Ha dengan
nilai t hitung yaitu 2,396 dan t tabel yaitu 1,691 dapat diterima.69
Dalam penelitian ini persamaannya yaitu sama-sama meneliti
mengenai perbandingan varibel X1 dan X2 . Dan penelitian yang
digunakan sama-sama mengggunakan kuantitiatif komperatif.
69
Sarah Islmiah, Perbandingan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa
Lulusan MTs dengan SMP ( Studi di Madrasah Aliyah Turus Pandeglang), Skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Iain Sultan Maulana Hasanudin Banten, 2013.
50
Dalam skripsi Sarah Nur Azmi, mahasiswa jurusan pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dengan judul Perbandingan Antara Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Dengan Konvesional
Dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar PAI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar anatara kelas yang menggunakan pemebelajaran Cooperative
Learning Tipe STAD dengan pembelajaran Konvensional. Penelitian
ini dilaksanakan di sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tangerang pada
tanggal 19 September 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen
hasil belajar diuji melalui statistik Uji-t. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai t-hitung untuk data Posttest pada kelas eksperimen
sebesar 3,81 sedangkan t-tabel adalah 2.00, sedangkan diperoleh 5%
maka nilai α yang ditunjuk pada tabel t adalah 2.00 , sehingga diperoleh
t hitung ≥ ttabel ( 3,81 ≥ 2.00) sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukan
bahwa pemebelajaran Cooperative Tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).70
Dalam penelitian ini sama-sama untuk mengetahui perbedaan
anatara dua model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Akan
tetapi penelitian yang digunakan tidak sama karena penelitian ini
menggunakan Eksperimen.
70
Sarah Nur Azmi, Perbandingan Antara Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe STAD Dengan Pembelajaran Konvesional Dalam Rangka
Meningkatkan hasil Belajar, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
51
Dalam Skripsi Elis Tinawati, mahasiswa jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Intitut Agama Islam
Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten, dengan judul Perbandingan
Hasil Belajar Fiqih antara Sekolah Full Day Scholl dengan Sekolah
Biasa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hasil Belajar Fiqih
Siswa Sekolah di MTs Kulni Cikande 2. Untuk mengetahui Hasil
belajar Fiqih Pada Siswa Sekolah Biasa di MTs Nurul Fatah Cikande 3.
Untuk mengatahui perbandingan Hasil Belajar Fiqih Pada Siswa
anatara Sekolah Fullday School dengan Sekolah Biasa. Penelitian ini
dilaksanakan di dua sekolah MTs Kulni Cikande dengan MTs Nurul
Fatah Cikande. Dengan jumlah sampel 91 siswa dari populasi 212
siswa diambil dari MTs Kulni dan MTs Nuryl Fatah, metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif
komparatif, dalam teknik pengumpulan data melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Kesimpulan hasil penelitian Hasil Belajar
Fiqih pada siswa sekolah full day scholl masuk katageri baik hal itu
ditunjukan dengan perolehan skor rata-rata (M) sebesar = 84, 21 Hasil
Belajar Fiqih siswa sekolah biasa masuk katagori cukup hal itu
ditunjukan dengan perolehan skor rata-rata ( M ) sebesar = 79, 77
berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang dilakukan penulis
seacara statistik ternyata terbukti terdapat perbedaan yang signifikan
52
hasil belajar fiqih antara sekolah full day scholl dengan sekolah biasa
dengan perbedaan rata-rata (M) sebesar = 1,059.71
Dalam penelitian ini sama-sama untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar fiqih anatara varibel XI dan variabel X2 penelitian ini juga
menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif komperatif.
C. Kerangka Pemikiran
Proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar
ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru, guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
hendaknya menjadi evaluator yang baik. Dengan melakukan penilian,
guru mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan dalama
pemebelajaran. Salah satu komponen yang paling menentukan dalam
proses pembelajaran merupakan metode pembelajaran atau model
pembelajaran. Metode pembelajaran atau model pembelajaran sangat
berperan penting dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar merupakan sesuatu yang dicapai atau diperoleh
sisa berbakat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak
pada diri individu penggunaan peniliaan terhadap sikap, pengetahuan
dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan
71
Elis Tinawati, Perbandingan Hasil Belajar Fiqih antara Sekolah Full Day
Scholl dengan Sekolah Biasa, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Insitut Agama Islam
Negeri Sultan Maulana Sultan Hasanudin Banten, 2015.
53
sehingga nampak pada diri individu perubahan tigak laku secara
kuantitatif.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan
kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud merupakan
profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru
baik dibidang kognitif ( intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang
perilaku (psikomotorik) .
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran sangat berperan penting dalam
menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Dengan demikian,
penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul, secara tidak langsung hipotesis merupakan dugaan
sementara72
.
Penelitian ini melibatkan dua variable yaitu hasil belajar siswa
kelas X Ipa 1 yang menggunakan metode demonstrasi dan variable
hasil belajar siswa kelas X Ipa 2 yang mengunakan metode ceramah
dengan materi yaitu kepengurusan jenazah. Bahwa metode
pembelajaran terhadap hasil belajar dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar secara statsitik hipotesis yang di ujikan sebagai berikut :
72 M. Subhan dan Sudarajat, dasar-dasar penelitian ilmiyah,( Bandung :
Pustaka Setia, 2001), 127.
54
Bertolak dari pengertian di atas maka, penlulis dapat
menentukan variable penelitian yang di teliti oleh penulis adalah
sebagai berikut :
1. Ho : terdapat perbedaan yang signifikan anatara metode
demonstrasi dan metode ceramah dalam proses pembelajaran
2. Ha : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode
demonstrasi dan metode ceramah dalam proses pembelajaran.