46
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar yaitu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dan fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarga sendiri. Selain itu juga belajar merupakan suatu hal yang kompleks yang terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, baik perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (pskimotorik), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). 1 Belajar merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian, dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional. Pengalaman yang terjadi 1 Anis Fauzi, Ahmad Lughowi, Pembelajaran Mikro : Suatu Konsep dan aplikasi, (Jakarta : Diadit Media, 2009), 91.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar yaitu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

yang sangat penting dan fundamental dalam penyelenggaraan setiap

jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian

tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang

dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun

dilingkungan rumah atau keluarga sendiri. Selain itu juga belajar

merupakan suatu hal yang kompleks yang terjadi pada semua

orang yang berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga

ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda seseorang telah belajar

adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, baik perubahan

pengetahuan (kognitif), keterampilan (pskimotorik), maupun yang

menyangkut nilai dan sikap (afektif).1

Belajar merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian, dalam

konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan,

menurut pemahaman sains konvensional. Pengalaman yang terjadi

1Anis Fauzi, Ahmad Lughowi, Pembelajaran Mikro : Suatu Konsep dan

aplikasi, (Jakarta : Diadit Media, 2009), 91.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

10

berulang kali melahirkan pengetahuan, (Knowledge), atau a body of

knowledge .2

Belajar menurut W.S Winkel dalam buku Ahmad Susanto

merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi

aktif anatara sesorang dengan lingkungannya, dan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan

berbekas.3

Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek

tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan yaitu Belajar

ialah suatu proses usaha yang di lakukan sesorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri sesorang

banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu

tidak setiap perubahan dalam arti belajar.4

James O. Wittaker di dalam buku Baharudin mendefinisikan

belajar sebagai proses ketika tingkah laku ditimbulkan atau diubah

melalui latihan dan pengalaman (Learning may bedefined as the

proces by whic behavior organates orgintaes or alered training

2Mukhlis Sumani, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2012), 9. 3Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran : di Sekolah Dasar,

(Jakarta: Prenadamedia Group , 2013), 4. 4Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : PT

Asdi Mahasatya, 2003 ), 2.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

11

experience ).5 Menurut Morgan di dalam buku Agus Suprijono

belajar merupakan perubahan perilaku yang bersifat permanen

sebagai hasil dari pengalaman.6

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang di

harapkan itu meliputi 3 aspek yaitu: pertama, aspek kognitif yang

meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan

dan perkembangan keterampilan atau kemampuan yang di perlukan

untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua, aspek afektif

meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan,

dan kesadaran. Ketiga, aspek psikomotorik yang meliputi

perubahan-perubahan dalam segi dalam bentuk tindakan motorik.7

Menurut Benyamin S. Bloom, dkk didalam buku Zaenal

Arifin mendefinisikan hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam

tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap domain

disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang

sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang

mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang

konkrit sampai dengan hal yang abstrak.8

Hasil belajar merupakan kemampuan yang di peroleh peserta

didik setelah melalui kegiatan belajar mengajar. Belajar itu sendiri

5Baharuddin, pendidikan dan psikologi perkembangan, (Jogjakarta : Ar-

Ruzz Media, 2002), 163 6Agus Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi Paikem,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010 ), 3. 7 Zakiah Darajat et al, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta :

Bumi Aksara, 2011), 197. 8 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, ( Bumi Siliwangi : PT Rosdakarya,

2009 ), 21.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

12

merupakan suatu proses dalam seseorang yang berusaha

memperoleh sesuatu dalam bentuk perubahan tingkah laku yang

relative menetap. Dalam hal ini penekanan hasil belajar merupakan

terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan

harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa

motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan

berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh

langsung terhadap besarnya usaha yang diarahkan oleh peserta didik

untuk mencapai tujuan belajar. Perubahan itu terjadi pada seseorang

dalam disposisi atau kecapakan manusia yang berupa pengusahaan

ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui usaha

yang sungguh-sungguh dilakukan dalam suatu waktu tertentu atau

dalam waktu yang relative lama dan bukan merupakan proses

pertumbuhan. Suatu proses yang dilakukan dengan usaha dan

disengaja untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku. Dan

perubahan tingkah laku itu sendiri dinamakan hasil belajar.9

Menurut Reigeluth dalam buku Jamil Suprihatiningrum

bahwa hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai

sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari

metode ( strategi ) alternative dalam kondisi yang berbeda. Ia

juga mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah

suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu

kapasibilitas dalam bentuk tujuan ( khusus ) perilaku (unjuk

kerja).

Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar atau proses

belajar. Hasil belajar pada dasarnya dikelompokan dalam dua

kelompok, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan

9 Nasahar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan

Pembelajaran, (Jakarta : : PT Rosdakarya, 2004), cet ke-4, 77-78.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

13

dibedakan menjadi empat macam yaitu pengetahuan konsep, dan

keterampilan untuk berinteraksi. Beberapa hasil penelitian

menunjukan bahwa kualitas hasil belajar ( prestasi belajar) diduga

dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya motivasi yang dapat dilihat

dari nilai rapot. Untuk menunjukan tinggi rendahnya atau baik

buruknya hasil belajar yang dicapai siswa ada beberapa cara. Satu

cara yang sudah lazim digunakan yaitu dengan memberikan skor

terhadap kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa setelah

mengikuti proses belajar tersebut. 10

Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan Hasil

belajar. Merujuk pada pemikiran Gagne dalam buku Agus

Suprijiono hasil belajar berupa :

a. Informasi verbal yaitu : kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

Kemampuan merespon secara spesifik. Terhadap rangsangan

spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi

simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis sintesis

fakta-konsep dan mengengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan

aktivitas kognitif bersifat khas.

10

Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran,( Jakarta : Ar-Ruzz Media,

2016 ), 37.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

14

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitif nya sendiri. Kemmapuan ini

meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan

masalah.

d. Ketarampilan motorik yaitu kemampuan melakukan

sernagkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi,

sehingga terhujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap merupakan kemampuan menerima atau menolak objek

tentang berdasarkan penilian terhadap objek tersebut. Sikap

berupa kemampuan mengeinternalisasi dan eksternalisasi nilai-

nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai

sebagai standar perilaku.

Menurut Bloom dalam buku Agus Suprijono, hasil belajar

mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Domain kognitif merupakan knowledge (pengetahuan, ingatan)

comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),

application (menerapkan), analyisis (menguraikan, menentukan

hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,

membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Doamian

afektif adalah receiving (sikapmenerima), responding (memebrikan

respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterizatio

(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine,

dan rountinizied. Psikomotor juga mencangkup ketrampilan

produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial,dan intelektual.

Sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi

kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.11

11

Agus suprijono, coopertive learning teori dan aplikasi paikem,

(Yogyakarta : pustaka pelajar, 2009), 5-7.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

15

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada

diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.12

Hasil belajar

merupakan perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam

sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada

taksonomi tujuan pengajaran yang di kembangkan oleh Bloom,

Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.13

Hasil belajar merupakan hasil penilian pendidikan

tentang kemampuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar.14

Hasil belajar merupakan suatu proses menentukan nilai prestasi

belajar peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu

guna mencapai tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.15

Hasil Belajar merupakan hasil yang di capai dari proses

belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar di

ukur untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga

hasil belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar

merupakan perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti

proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil

belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan

hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.16

12

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran: di Sekolah Dasar,

(Jakarta: Prenadamedia Group , 2013), 5. 13

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka, 2013 ), 34-35. 14

Darwyan Syah, et al, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Diadit Media,

2009 ) , 43. 15

Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta : Bumi

Aksara, 2011 ) , 119. 16

Muhamad Thobroni , Arif Mustafa, Belajar dan Pembelajaran,

(Jogjakarta : Aruzz Media, 2013 ), 24.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

16

Dengan demikian yang di maksud dengan hasil belajar

merupakan tahap pencapaian aktual yang di tampilkan dalam

bentuk perilaku yang meliputi aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotorik dan dapat di lihat dalam bentuk kebiasaan, sikap,

penghargaan, sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor–faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya,

tetapi dapat di golongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor

intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang ada

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern

yaitu faktor yang ada di luar individu.

1. Faktor intern

Di dalam membicarakan faktor intern, ini akan di bahas

menjadi tiga faktor, yaitu :

1) Faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan, faktor cacat tubuh.

2) Faktor biologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang

tergolong kedalam faktor biolologis yang memepngaruhi

belajar. Faktor itu ialah : intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan dan kelelahan.

3) Faktor kelelahan

Kelelahan pada sesorang walaupun sulit untuk dipisahkan

tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan

jasmani dan kelalahan rohani. (bersifat psikis)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

17

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah di

kelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu :

1) faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima

pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik,

relasi anatara anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan

ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

keluarga.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan

waktu sekolah, alat pelajaran, standar pelajaran, keadaan

gedung, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran ,

metode belajar dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi

karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Pada uraian

ini penulis membahas tentang kegiatan siswa dalam

masyarakat, di bahas tentang kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, temen bergaul, bentuk kehidupan

di masyarakat.17

17Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhunya. (Jakarta : PT

Asdi Mahasatya, 2003),54-72.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

18

3. Materi Kepengurusan Jenazah

Kata fikih secara etimologi berarti “paham yang

mendalam”. Bila “paham” dapat digunakan untuk hal-hal yang

bersifat lahirih, maka fikih berarti paham yang disampaikan ilmu

lahir kepada ilmu batin.18

Ilmu fikih merupakan ilmu yang

membahas tentang hukum-hukum syari‟ah yang bersifat praktis

yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.19

Shalat jenazah merupakan shalat yang berdiri tanpa ruku,

sujud, dan duduk. Shalat jenazah ialah empat takbir, atau lima, atau

enam, atau tujuh, atau sembilan. Kesemuanya mempunyai dasar.

Jadi, hanya perbedaan macamnya saja. Mana saja yang dilakukakan

oleh seorang muslim, maka hal tersebut mencukupi. Yang lebih

utama ialah menjaga keutamaan jenazah.20

Dalam ilmu fikih banyak sekali yang di pelajar salah

satunya pengurusan jenazah. Apabila ada seorang muslim

meninggal dunia maka ada empat kewajiban bagi muslim lainnya,

yakni memandikan, mangafani, menshalatkan, dan

menguburkannya. Keempat kewajiban itu harus di lakukan secara

tertib atau berurutan ; tidak boleh misalnya dishalatkan terlebih

dahulu, setelah itu baru dimandikan, dikafani, dan dikuburkan. 21

Ketika sesorang muslim meninggal dunia, jenazahnya wajib

dimandikan. Namun, ada pengecualin terhadap golongan jenazah

tertentu. Jenazah yang tidak boleh dimandikan ialah jenazah syahid

18

Amir Syarfudin, Ushul Fiqih ( Jakarta : Kencana Prenada Group, 2015), 2. 19

Abudin Nata, Masail Al-Fikhiyah ( Jakarta : Kencana, 2012 ), 26. 20

Muhamad, Tuntunan Shalat Sunah Lengkap, ( Solo : Media Zikir, 2011 ),

138. 21

Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( jojakarta :

PT Buku Kita, 2011), 117.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

19

yang meninggal dalam peperangan membela agama Allah Swt.

Golongan syahid merupakan golongan yang gugur dalam membela

Islam ketika memerangi orang-orang harbi ( kafir yang memusuhi

Islam dan umat Islam, kelompok kafir yang diperangi). Selain

golongan syahid yang gugur di jalan Allah Swt., bayi yang

meninggal karena keguuguran dan masih belum lengkap anggota

badannya juga tidak diperkenan untuk dimandikan. Dua golongan

tersebut tidaklah dimandikan.

Selain dua golongan tersebut, ada juga orang-orang yang

ketika meninggal dunia jenazahnya tidak boleh dimandikan.

Jenazah tersebut merupakan jenazah yang dimandikan dengan air

justru malah menimbulkan kemudaratan, seperti jenazahnya malah

rusak parah, menularkan penyakit mematikan, dan lain sebaginya.22

Shalat jenazah menepati urutan ketiga setelah dimandikan

dikafani. Hukum mengurus jenazah adalah fardu kifayah, termasuk

dalam hal ini merupakan hukum shalat jenazah. Sebagaimana kita

ketahui, fardu kifayah merupakan kewajiban yang ditunjukan

kepada orang islam secara keseluruhan, tetapi apabila sebagian

diantaranya sudah melaksanakan, maka yang lain gugur

kewajibannya. Namun, apabila tidak ada satu pun yang

melaksanakannya, maka semuanya menanggung dosa.23

Rasulullah Saw bersabda,“siapa mengantar jenazah dan

menshalatkannya maka baginya satu qirat dan barang siapa

mengantarkannya hingga selesai dikuburkan maka baginya dua

22

Abdullah, Panduan Shalat lengkap sesuai tuntunan Rasulullah SAW,

(Jakarta : PT Bentang Pustaka, 2016), 158-159. 23

Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( jojakarta :

PT Buku Kita, 2011), 117.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

20

qirat. Satu qirat itu sama dengan sebesar gunung uhud”. ( HR

Jamaah ).

Dalam hadis lainya, “ setiap jenazah orang muslim yang

dishalatkan oleh 40 orang laki-laki yang tidak menyekutukan Allah

dengan sesuatu pun, niscya ia akan dilindungi oleh Allah,” ( HR

Ahmad dan Muslim ).24

Cara melakukan shalat jenazah berbeda dengan shalat fardu

pada umumnya, yakni dilakukan tanpa sujud dan ruku‟. Shalat

jenazah juga tidak perlu didahului dengan adzan dan iqomah. Shalat

jenazah bisa dilakukan dengan sendiri, tetapi sangat dianjurkan

apabila dilakukan dengan berjamaah. Semakin banyak orang yang

ikut dalam shalat jenazah, maka akan semakin baik.

Rasulullah Saw bersabda :

سلمين يبلغون مئة كلهم

ة من الم ما من ميت تصلي عليو أم شفعون لو, ألا شفعوا فيو )رواه مسلمي

“ Tidak ada satu mayat pun yang dishalati oleh suatu umat dari

kaum muslim yang mencari jumlah seratus orang dimana mereka

memberikan syafaat kepada si mayat, melainkan mayat tersebut

disyafaati.”( HR Muslim ).25

a. Syarat shalat jenazah

1) Sama dengan syarat untuk shalat pada umumnya, yakni

harus suci hadas besar dan kecil, badan, pakaian, dan

24

Firdaus wajdi, Saira Rahmani, Shalat Wajib dan Sunah, ( Jakarta : PT

Ikrar Mandiriabdi, 2009) cet-1, 107. 25

Akhamad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah,

(Jogjakarta : PT Buku Kita, 2011), 118.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

21

tempat yang harus digunakan untuk shalat harus suci dari

hadas dan najis; menutup aurat ; dan menghadap kiblat.

2) Mayat sudah harus dimandikan dan dikafani

3) Mayat diletakan disebelah kiblat orang yang menshalatkan,

kecuali shalat gaib.

b. Rukun Shalat Jenazah

1) Berniat atau sengaja shalat atas mayat.

2) Bertakbir sebanayak empat kali

3) Membaca surat Al-fatihah setelah takbir pertama.

4) Membaca shalawat atas nabi Saw. Setelah takbir kedua.

5) Mendoakan mayat setelah takbir ketiga.

6) Mengucapkan salam pertama sesudah takbir keempat

7) Berdiri jika mampu atau kuasa.

c. Sunah dalam Shalat Jenazah

1) Mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu lalu

meletakannya diantara dada dan pusar dalam setiap takbir.

2) Dilakukan dengan cara israr ( merendahkan suara bacaan

Membaca ta‟awudz (ى انشج طا انش ر بالله ي sebelum (أع

membaca Surah Al-Fatihah.

3) Membaca doa setelah takbir keempat.

4) Menyempurnakan dengan mengucapkan salam kedua

setelah salam yang pertama.

5) Memperbanyak yang ikut berjamaah dalam shalat.

6) Meluruskan barisan dan menjadikannya tiga baris.

7) Sunnah apabila dilakukan di masjid.

8) Tidak diakukan pada waktu yang dilarang, yakni ketika

matahari terbit hingga naik, ketika matahari berada di

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

22

pusatnya hingga tergelincir, dan ketika matahari mendekati

terbenam hingga tenggelam. Pada waktu ketiga ini juga

dihindari ketika menguburkan jenazah.

9) Apabila mayatnya laki-laki, maka posisi imam sejajar

dengan kepalanya dan apablia mayatnya perempuan, maka

posisi imam berada di tengahnya.

d. Cara Shalat Jenazah

1) Setelah berdiri sebagaimana akan mengerjakan shalat pada

umumnya segera niat untuk melakukan shalat atas mayat.

Berniat hendaknya ada di dalam hati ketika mengangkat

tangan pada takbir pertama. Namun, untuk menguatkannya,

berikut ialah lafal niat yang dapat dibaca sebelum takbir.

2) Untuk mayit laki-laki

يت أربع تكبيرات فرض الكفاية أصلي على ىذا الم

أموما/اماما( لله ت عال )م

“aku menyengaja shalat atas mayat ( laki-laki ) ini, empat

takbir, fardu kifayah ( menjadi makmum/ imam ) karena

Allah Ta‟ala”.26

3) Untuk mayat perempuan

يتة أربع تكبيرات فرض الكفاية أصلي على ىذه الم

)مأموما/اماما( لله ت عال

26

Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta

: PT Buku Kita, 2011), 119-120

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

23

“Aku menyengaja shalat atas mayat ( perempuan ) ini,

empat takbir, fardu kifayah karena Allah Ta‟ala.”

a. Untuk mayat anak laki-laki

يت الطفل أربع تكبيرات فرض أصلي على ىذا الم

الكفاية )مأموما/اماما( لله ت عال “ Aku menyengaja shalat mayat anak (laki-laki) ini,

empat takbir, fardu kifayah ( menjadi makmum/ imam)

karena Allah Ta‟ala”.

b. Untuk mayat anak perempuan

أصلي على ىذه الميتة الطفلة أربع تكبيرات فرض عال الكفاية )مأموما/اماما( لله ت

“ Aku menyengaja shalat atas mayat anak (permpuan)

ini, empat takbir , fardu kifayah karena Allah Ta‟ala”. 27

ا عه يحاكى سا اب ياج. صه

“salatkanlah olehmu orang-orang yang mati." ( Riwayat

Ibnu Majah)

. سا انذاسقط ا عه ي قال لاان الاانه صه

“ Salatkanlah olehmu orang yang mengucapkan la ilaha

illallah.” (Riwayat Daruqutni ).28

27

Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta

: PT Buku Kita, 2011), 120. 28

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo, 1954

), 171.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

24

c. Mengngkat kedua tangan sambil membaca takbir, Allahu

akbar )ألله اكبش) untuk takbir yang pertama lalu bersedekap,

yakni meletakan telapak tangan kanan di atas pergelangan

tangan kiri, lalu kedua tangan diletakan di antara dada dan

pusar.

d. Setelah takbir yang pertama membaca ta‟awudz

انشج انشطا ى()أعر بالله ي , lalu membaca Surah Al-Fatihah.

Sabda Rasulullah Saw :

نى قشأبفاححت انكخاب يخفق لا صلاة ن

“ Tidaklah sah orang yang tidak membaca surat Fatihah.” (

Sepakat Ahli Hadis ).

Membaca fatihah dalam shalat jenazah

طه ج خهف ع ف قال : صه ع اب ابذانه حت اب

عباط عه جاصة, فقشأ فاححت انكخاب فقال : اب

ا عت" . سا انبخاس ا أ "نخعه

Dari Thalhah bin Abdillah bin Auf radhiyallahu anhu ia

berkata : aku shalat di belakang Ibnu Abbas terhadap

jenazah, kemudian ia membaca alfatihah dan ia berakata:

agar kalian tahu bahwa ini adalah sunnah. ( Riwayat Al-

Buqhari).29

e. Mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir (Allahu

akbar) untuk takbir yang kedua lalu bersedekap.

29

Abu Utsman, Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunah Nabi

Shollallahu, ( kraksan Probolinggo : Pustaka Hudaya, 2013), 97

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

25

f. Setelah takbir yang kedua membaca shalwat atas Nabi Saw

sebagai berikut.

د أللهم صل على مم“ Ya Allah, limpahkan rahmat kepada Nabi Muhamad”

Atau membaca shalawat dengan bacaan lebih lengkap

sebagai berikut .

د د وعلى ال مم , كما صليت على أللهم صل على ممد وعلى ال ابراىيم وعلى ال ابراىيم, وبارك على ممد, كما باركت على ابراىيم وعلى ال ابراىيم, ف مم

يد يد م العالمين انك ح“Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhamad

dan (limpahkan rahmat) atas keluarga Nabi Muhamad,

Sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada

NabiIbrahim beserta keluarganya, dan berilah berkah

kebaikan kepada Nabi Muhamad beserta keluarganya,

sebagimana Engkau telah memberi berkah kebaikan

kepada Nabi Ibrahim beserta keluarganya di seluruh alam.

Sesungguhnya Engkau ialah Dzat Yang Maha Terpuji Lagi

Mahamulia.” 30

انغت ف انصلاة عه م ا ع اب ايايت ب ع

كبش الاياو ثى قشأ بفاححت انكخاب بعذ انجاصة ا

ثى صه عه انب ن عشا ف فغ شة الا انخكب

خهص انذعاء نهجاصة ف صه انه عه

30

Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta

: PT Buku Kita, 2011), 122.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

26

ثى غهى عشاف ء ي لاقشأ ف ش شاث انخكب

. سا انشافع فغ

Dari Abu Amanah bin Sahl, “ Sesungguhnya menjadi

sunnah ( peraturan) Rasulullah Saw, pada salat jenazah,

yaitu suapaya imam takbir, kemudian memabca Fatihah

setelah takbir pertama dengan suara pelan sekira

terdengar oleh dirinya, kemudian membaca shlawat atas

Nabi Saw, dan mengikhlaskan doa bagi jenazah pada

takbir-takbir berikutnya, dan tidak membaca sesuatu pun

dalam takbir-takbir ( kecuali doa ), kemudiamn ia memberi

salam dengan suara pelan sekira terdengar oleh dirinya. (

Riwayat Syafii).31

g. Mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir, Allahu

akbar untuk takbir yang ketiga lalu bersedekap.

h. Setelah takbir ketiga membaca doa untuk mayat sebagai

berikut.

أللهم اغفر لو )ىا( وارحو )ىا( وعافو )ىا( واعف عنو )ىا(

Supaya lebih sempurna, doa di atas di tambah doa berikut

ini.

اء

ع مدخلو )ىا( واغسلو )ىا( بالم وأكرم ن زلو )ىا( ووسى الثوب و )ىا( من الخطايا كما ي ن ق والثلخ والب رد ون ق

نس وأبدلو )ىا( د ارا خيرا من داره )ىا( الأبيض من الد

31

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo, 1954

), 172.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

27

وأىلا خيرا من أىلو )ىا( وزوجا خيرا من زوجو )ىا( وقو )ىا( فتنة القبر وعذاب النار.

“Dan hormatilah kedatangannya, lapangkanlah tempat

masuk (kuburnya)nya, cucilah ia dengan air, es, dan

embun, serta bersihkanlah ia (dari dosa) sebagiamana kain

putih yang di bersihkan dari kotoran. Gantilah negara/

rumahnya dengan yang lebih baik daripada negara/

rumahnya, keluarga yang lebih baik daripada keluarganya.

Pasangan yang lebih baik daripada pasangan hidupnya,

masuklah ia kedalam surga, dan lindungilah ia dari siksa

kubur dan neraka.”32

عهى عه صه انه شة قال انب ش اب ع

انذعاء. سا ج فاخهصا ن خى عه ان اراصه

أبداداب حبا

Dari Abu Hurairah Nabi Saw, berkata, “ Apabila kamu

menyalatkan mayat, hendaklah kamu ikhlaskan doa

baginya.” ( Riwayat Abu Daud ).33

Lafadz doa

عهى عه عه يانك قال صه انه ع عف ب

قل عخ جاصة فغ

32

Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta

: PT Buku Kita, 2011), 122. 33

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo, 1954

),172.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

28

ى اغفش انه ن اسح اعف عاف أكشو ع

عع ضن يذخه اء اغغه بشد ثهج ب ق ي

ا انخطاا ب ق ك الأبض انث انذظ ي أبذن

شا داسا خ ي لا داس شا أ خ ي ه أ فخت ق

يغهى سا اناس. عزاب انقبش

Dari Auf bin Malik ia berkata , “ Nabi Saw, telah

menyalatkan jenazah, saya dengar beliau membaca. “ Ya

Allah, ampunilah ia, dan kasihinilah ia, sejahterakanlah ia,

dan maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya,

dan luasakn tempat diamnya, bersihkanlah ia dengan air,

es, dan embun; bersihkanlah ia dari dosa, sebagaimana

kain putih dibersihkan dari kotoran. Gantilah rumahnya

dengan rumah yang lebih baik daripada rumahnya dahulu,

dan gantilah ahli keluarhganya dengan yang lebih baik

daripada ahli keluarganya dahulu, dan peliharalah ia dari

huru-hara kubur dan siksa api neraka. “ ( Riwayat

Muslim).

Atau

قال ششة اب ع كا صه انب انه عهى عه

ى : قل جاصة عه صه ارا يخا اغفشنحا انه

ذا ا شا ثاا. ركشا كبشا صغشا غائب ا

ى انه ي خ يافاح اح اناعلاو عه ي خ ف ح

ف عه يافخ ا أبدادانخشيز سا . انا

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

29

Dari Abu Hurairah. Ia berkata, “ Nabi Saw, apabila

menyalatkan mayat, beliau mengucapkan: “ Ya Allah,

ampunillah kami yang hidup dan yang mati, yang hadir dan

yang gaib, yang kecil yang besar ,laki-laki dan perempuan,

Ya Allah, barang siapa yang engkau hidupkan diantara

kami, hendaklah Engkau hidupkan secara Islam; dan

barang siapa yang Engkau matikan diantara kami,

hendaklah Engkau matikan dalam iman.” (Riwayat Abu

Daud dan Tirmidzi).34

Apabila mayatnya ialah anak-anak,

maka membaca doa berikut.

ذخرا وعظة اللهم اجعلو )ىا( ف رطا الأب ويو )ىا( وسلفا و بر على واعتبارا وشفيعا وثقل بو )ىا( موازين هما وافرغ الص

ق لوبما ولا تفتنهما بعده )ىا( ولا ترمهما أجره )ىا(

“Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan bagi kedua

orangtuanya, sebagai titipan, kebajikan yang di dahulukan,

menjadi pelajaran, menjadi syfaat ( bagi kedua

orangtuanya ). Dan beratkanlah timbangan kedua

orangtuanya karenanya, berilah kesabaran di dalam hati

kedua orangtuanya, janganlah menjadikan fitnah bagi

kedua orangtuannya sepeninggalannya, dan janganlah

dihalangi pahala bagi kedua orangtuanya.”35

Doa yang berasal dari Nabi Saw. Kalau jenazah

mayat anak-anak, hendaklah doanya di tambah dengan :

ى انه اجشا. نا اجعه فشطا ابق سا عهفا

34

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo,

1954), 172-173. 35

Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta

: PT Buku Kita, 2011), 124.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

30

“Ya Allah, jadikanlah ia bagi kami sebagai titipan,

pendahuluan, dan ganjaran.” ( Riwayat Baihaqi).36

i. Mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir, Allahu

akbar (ألله أكبش( untuk takbir yang keempat lalu bersedekap.

Setelah takbir keempat membaca doa sebagai berikut.

أللهم لا ترمنا أجره )ىا( ولا تفتنا بعده )ىا( وغفرلنا و لو )ىا(

“Ya Allah, janganlah pahalanya tidak sampai kepada kami

janganlah engkau memberi kami fitnah sepeninggalanya,

ampunilah kami dan dia.”37

ى انه لاححشيااجش . لاحفخابعذ ن ا اغفشن

انحاكى سا

“Ya Allah, janganlah Engkau halangi ( tutupi ) kami dari

mendapat ganjarannya, janganlah Engkau beri kami fitnah

sepeninggalannya, dan ampunillah kami dan dia .( Riwayat

Hakim).38

Supaya lebih sempurna, doa di atas ditambah doa sebagai

berikut.

36

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo,

1954), 174. 37

Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta

: PT Buku Kita, 2011), 124. 38

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo, 1954

), 174.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

31

خواننا الذين سب قونا بالايمان, ولا تعل ف ق لوبنا غلا ولا

للذين امنوا, رب نا انك رءوف رحيم

“Dan bagi saudara-saudara kami yang mendahului kami

dengan iman, dan janganlah Engkau menjadikan iri dalam

hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan

kami, sesungguhnya Engkau ialah Dzat Yang Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Mengucapkan salam sambil menoleh kekanan untuk sal

yang pertama dan mengucapkan salam sambil menoleh

kekiri untuk salam yang kedua. Salam yang diucapkan

sebagai berikut.

لام عليكم و رحة الله وب ركاتو الس

“Mudah-mudahan keselamatan rahmat, dan keberkahan

Allah tetap atasmu sekalian.”39

e. Shalat Gaib

Apabila orang yeng meninggal dunia itu tempatnya

sangat jauh dan kita memungkinkan untuk kesana atau ada

kesulitan (masyaqat) untuk mendatanginya, maka bisa

melakukan shalat gaib. Apabila kita datang ke tempat orang

yang meninggal dunia, tetapi karena sesuatu hal sehingga

sampai ternyata jenazah sudah di kuburkan, maka bisa

39

Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jogjakarta

: PT Buku Kita, 2011), 125.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

32

melakukan shalat di atas kuburannya.40

Shalat gaib yaitu

shalat untuk mayat yang meninggal di tempat yang jauh dari

tempat kita. Menurut imam Syafaii dan Ahmad, shlat

jenazah yang gaib hukumnya sah meskipun sudah di

kuburkan. Begitupula hukum shalat di samping makamnya.

Rasulullah berkata: “Telah meninggal hari ini laki-laki saleh

di negeri habsyi, berkumpul dan shalalah kamu untuk dia.”

Lalu kami membuat saf dibelakang beliau lalu shalat untuk

jenazah itu, sedang bersaf-saf” (HR Bukhari dan Muslim).41

Shalat gaib merupakan yang di tujukan untuk

mendoakan orang yang sudah meninggal. Shalat gaib sama

dengan shalat jenazah, tetapi jenazah itu itu shalat

menghadap jenazah, sedangkan shalat gaib itu jenazahnya

berada di tempat yang jauh. Seseotang melakukan solat gaib

disebabkan berbagi halangan yang tidak memungkinkan u

tukmelakukan shalat jenazah dengan menghadap jenazahnya

seacara langsung.42

Cara melakukan shalat gaib tidak berda dengan

shalat jenazah sebagaimana biasanya. Hanya niatnya ssaja

yang berbeda. Apabila dilapalkan niat shalat gaib sebagai

berikut.

40

Akmad Muhaimin Azzet, Pedoman Shalat Wajib dan Sunnah, ( jojakarta :

PT Buku Kita, 2011), 125-126. 41

Firdaus Wajdi, Saira Rahmani, Shalat Wajib dan Sunnah, ( Jakarta : PT

Ikrar Mandiriabdi, 2009 ), 113. 42

Abdullah, Panduan Shalat Lengkap Sesuai Tuntunan Rasulullah Saw, (

Yogyakarta : PT Bentang Pustaka, 2016),163.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

33

أصلي على ميت )...........( الغاىب أربع تكبيرات فرض الكفاية للو ت عال.

“Aku menyengaja shalat atas mayat (.............) empat

takbir, fardu kifayah ( menjadi makmum/ imam) karena

Alllah Ta‟ala.”

عهى عه صه انه ل انه جابشقال سع ع

ا ه انجش ف و سجم صانح ي ان ف قذح

عه فصه صم انه قال فصففاخهف اعه فصه

صفف. سا انبخاسيغهى ح

Dari Jabir, “ Rasululllah Saw. „ Hari ini telah meninggal

seorang laki-laki yang saleh di negeri Habsyi, mereka

berkumpul dan salahlah kamu untuk dia.‟ Lalu kami

membuat saf di belakangnya, kemudian beliau salat untuk

mayat itu, sedangkan kami bersaf-saf.” ( Riwayat Bukhari

dan Muslim ). 43

Pada bagian yang titik-titik niat shalat gaib

sebagaimana di atas hendaknya disebutkan nama orang yang

sedang di shalatkan. Akan tetapi, apabila tidak mengetahui

namanya karena ikut berjamaah shalat gaib sesuai shalat

jum‟at, misalnya, tidak menyebutkan nama juga

diperbolehkan

43

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, ( Yogyakarta : Sinar Baru Algensindo, 1954

), 176.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

34

4. Pengertian Metode

Sebelum berbicara jauh ihwal metode mengajar, marilah

kita telusuri terlebih dulu makna dari masing-masing kata.Metode

mengajar terdiri dari dua kata, yakni metode dan mengajar. Metode

secara etimologis, berasal dari kata met dan hodes yang berarti

melalui. Secara istilah, metode adalah jalan atau cara yang harus

ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan mengajar adalah

usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan

terjadinya proses belajar secara optimal. 44

metode ceramah

merupakan metode yang dilakukan guru dalam menyampaikan

bahan pengajaran didalam kelas secara lisan.45

Metode merupakan cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam kegiatan

nyata agar tujuan yang telah di susun tercapai secara optimal. Ini

bearti, metode di gunakan untuk merealisasikan strategi yang telah

di tetapkan.Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem

pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan

implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara

guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi

pembelajaran hanya mungkin dapat diimpilementaskian melalui

penggunaan metode pembelajaran.46

Metode juga disebut dengan thariqah. Metode merupakan

rencana menyeluruh tentang penyajian materi ajar secara sistematis

44

Yanuar, Rahasia Jadi Guru Favorit-Inspiratif (Yogyakarta: DIVA Press,

2015), 28. 45

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, ( Jakarta : PT

Ciputat Press, 2010 ), 50. 46

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan ..., 147

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

35

dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan.Metode bersifat

prosedural.Pengembangan kegiatan belajar mengajar PAI harus

diorientasikan pada fitrah manusia yang terdiri dari tiga dimensi,

yaitu jasad, akal dan ruh.Ketiga dimensi dalam diri manusia

tersebut haruslah dipelihara agar terwujud keseimbangan.Untuk

mewujudkan keseimbangan tersebut diperlukan ketepatan dalam

menentukan metode. Pada PAI, pemilihan metode tersebut

diorientasikan pada pembiasaan, pelatihan, dan perenungan yang

dibantu oleh seorang guru/pembimbing.47

Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan

belajar dan mengkhususkan aktivitas di mana guru dan siswa

terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya metode

digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup

kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang

bervariasi, artinyaa penetapan metode dapat divariasikan melalui

strategi yang berbeda bergantung pada tujuan yang akan di capai

dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, di

antaranya : ceram0[0ah, demonstrasi.48

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan

cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan

47

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 133. 48

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 131-132.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

36

melakukakan aktivitas, baik secara langsung maupun melalui

penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan

atau materi yang sedang di sajikan. Metode mengajar yang

menggunakan peragaan untuk memperjelas sesuatu pengertian atau

untuk memperlihatkan cara melakukan sesuatu kepada peserta

didik.49

Metode demonstrasi juga digunakan dalam pembelajaran

aktif, sebab bersentuhan dengan bagaimana siswa memperagakan

sesuatu.50

Demonstrasi/ peragaan merupakan satu strategi mengajar

dimana guru memperlihatkan suatu benda asli, benda tiruan, atau

suatu proses dari materi yang diajarkan kepada seluruh siswa , hal

ini juga bearti bahwa strategi demonstrasi merupakan cara

penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan

suatu proses, sitausi, atau benda tertentu yang sedang di pelajari

baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang

dipertunjukan oleh guru atau sumber belajar lainnya di depan

seluruh siswa.51

Meminjam pendapat Muhibin Syah, Anas dalam buku

Yanuar menejelaskan bahwa metode demonstrasi merupakan

metode mengajar dengan tata cara memperagakan barang, kejadian,

aturan, dan urutan melakukaan aktivitas, baik secara langsung

maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan

dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. metode

demonstrasi juga diartikan sebagai metode mengajar yang

49

Muhamad Anas, Mengenal Metode Belajar-Mengajar, (Pasuruan : Pustaka

Halwa, 2014), 27 50

Hamzah B.uno, Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Paikem,

(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011), 98. 51

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta

: Pustaka Belajar, 2014), 231-232.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

37

menggunakan peragaan untuk memperjelas sesuatu pengertian atau

untuk memperlihatkan cara melakukan sesuatu kepada peserta

didik.52

Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar

yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.53

Metode demonstrasi merupakan suatu metode yang

digunakan seorang guru dalam melakukan suatu proses

pembelajaran yaitu dengan cara memperagakan bagaimana

membuat, menggunakan serta mempraktekan suatu benda atau alat

baik asli maupun tiruan, atau bagaimana mengerjakan suatu

perbuatan atau tindakan disertai dengan penjelasan lisan. Dengan

tujuan memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara

perlakuan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.54

Metode

demonstrasi merupakan cara penyajian pelajaran dalam

memperagakan atau mempertunjukan pada siswa suatu proses,

situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya

maupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.55

Metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang

cukup efektif karena membantu siswa untuk mencari jawaban

dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.

Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan

memepragakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu

proses, stiuasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya

52

Yanuar, Rahasia Jadi Guru Favorit-Inspiratif ( Yogyakarta : Diva Press,

2015), 32. 53

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT

Sinar Baru Algesindo, 2000), 83. 54

Anis Fauzi, Rifyal Ahmad Lughowi, Pembelajaran Mikro Suatu Konsep

dan Aplikasi, (Jakarta : Diadit Media, 2009), 79. 55

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta

: Rineka Cipta, 2006), 90.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

38

sekedar tiruan.56

Metode demonstrasi penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu

proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya

sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak

terlepas dari penjelasan lisan oleh guru. Walaupun dalam proses

demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi

demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.

Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat di gunakan untuk

mendukung keberhasilan starategi pembelajaran ekspositori dan

inkuiri.

Kelebihan metode demonstrasi

1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat

di hindari, sebab siswa di suruh langsung memperhatikan bahan

pelajaran yang di jelaskan.

2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya

mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki

kesempatan untuk membandingkan anatara teori dan kenyataan.

Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi

pembelajaran.

Kelemahan metode demonstrasi

1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,

sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal

sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.

56

Abdul Majid, Starategi Pembelajaran, ( Bandung: PT Rosdakarya, 2013 ),

197.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

39

Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu

proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat

yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan

pembiayaan yang lebih mahal di bandingkan dengan ceramah.

3) Demonstrasi merupakan kemampuan dan keterampilan guru

yang khusus, sehingga guru di tuntut untuk bekerja lebih

profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan

kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan

proses pembelajaran siswa.

Langkah –langkah menggunakan metode demonstrasi

1) Tahap persiapan

Pada tahapan persiapan ada beberapa hal yang harus di

lakukakan:

a) Rumuskan tujuan yang harus di capai oleh siswa

setelah proses demonstrasi terakhir. Tujuan ini meliputi

beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau

keterampilan tertentu.

b) Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah

demonstrasi yang akan di lakukakan. Garis-garis besar

langkah demonstrasi di perlukan sebagai panduan untuk

menghindari kegagalan.

c) Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba segala peralatan

yang di perlukan

2) Tahapan pelakasanaan

a) Langkah pembukaan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

40

1) Aturlah temapat duduk yang memungkinkan semua

siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang di

demonstrasikan.

2) Kemukakan tujuan apa yang harus di capai oleh

siswa.

3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus di laukakan

oleh siswa, misalanya siswa di tugaskan untuk

mencatat hal-hal yang di anggap penting dari

pelaksanaan demonstrasi.

Langkah pelaksanaan demonstrasi

1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang

merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui

pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki

sehingga mendorong siswa tertarik memperhatikan

demonstrasi.

2) Ciptakan susana yang menyejukan dengan

menghindari suasana yang menegangkan.

3) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif

memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang

dilihat dari proses demonstrasi itu.

b) Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai di lakukan, proses

pembelajaran perlu di akhiri dengan memberikan tugas-

tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan

demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.

Hal ini di perlukan untuk meyakinkan apakah siswa

memahai proses demonstrasi itu atau tidak. Selaian

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

41

memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan

siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya

proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.57

3. Metode Ceramah

Ceramah merupakan sebuah bentuk interaksi melalui

penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik.

Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraianya, guru

dapat menggunakan alat-alat seperti gamabar dan audio visual

lainnya. Metode kuliah mimbar atau ceramah adalah metode yang

paling banyak di gunakan dalam proses mengajar. Biasanya

sebelum menggunakan metode lain dalam pembelajaran, guru

menggunakan metode ceramah terlebih dahulu sebagai penghantar.

Metode ceramah merupakan cara penyampaian bahan pelajaran

dengan komunikasi lisan.58

Metode pembelajaran melalui ceramah

merupakan yang menghendaki siswa harus mendapat informasi

yang sama dalam jumlah siswa yang banyak.59

Ceramah yaitu peraturan bahasan atau materi pelajaran

secara lisan oleh guru kepada sekelompok siswa.60

Metode ceramah

merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan

57

Wina Sanjaya, Strategi Pembelejaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan..., 152-154 58

Tukiran Taniredja, et al, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif,

(Purwoekerto, Alfabeta, 2011),45 59

Hamzah B.uno, Nurdin Mohamad,Belajar dengan Pendekatan Paikem,

(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011), 99. 60

Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik-Teori, Praktek, dan

Penilian (Bandung : Alfabeta, 2014), 42.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

42

agama kepada anak didik dilakukan secara lisan.61

Metode ini

digunakan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan secara

lisan kepada peserta didik di kelas. Umumnya, peserta didik hanya

mengikuti secara terarah. Sebab, guru sepenuhnya menjadi sumber

informasi atau pengetahuan, sementara peserta didik hanya

berposisi sebagai pendengar. Dengan kata lain, metode ini

menjadikan guru sebagai pihak yang paling dominan dalam proses

belajar - mengajar sebab tingkat keaktifan peserta didik sangatlah

dibatasi, bahkan sangat minim.62

Metode ceramah ekonomis dan

efektif untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian.

Kelemahannya merupakan bahwa siswa cenderung pasif,

pengaturan kecepatan secara klasikal di tentukan oleh pengajar,

kurang cocok untuk pembentukan keterampilan dan sikap, dan

cenderung menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir.63

Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering

digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain

disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanaya

faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya

belum mersa puas jika dalam proses pengelolaan pembelajaran

tidak melakukan ceramah.64

Ceramah merupakan sebuah bentuk interaksi melalui

penerapan dan peraturan lisan dari guru kepada peserta didik.

61

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2006), 137. 62

Yanuar, Rahasia Jadi Guru Favorit-Inspiratif, (Yogyakarta : Diva Press,

2015 ), 30. 63

Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar..., 13 64

Abdul majid, Strategi Pembelejaran, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2013 ), 194-195.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

43

Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan urainya, guru dapat

menggunakan alat-alat bantu seperti gambar dan audio visual

lainnya. Ceramah juga sebagai kegiatan memberikan informasi

dengan kata-kata yang sering mengaburkan dan kadang-kadang

ditafsirkan salah. Metode kuliah mimbar atau ceramah merupakan

metode yang paling banyak digunakan dalam proses megajar.

Biasanya sebelum menggunakan metode lain dalam pembelajaran,

guru menggunakan metode ceramah terlebih dahulu sebagai

pengantar.65

Ceramah, merupakan penuturan bahan pelajaran secara

lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-

betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta

memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Dalam

Al-qur‟an metode ceramah dapat digambarkan ketika bagimana

Nabi Musa As berdoa kepada Allah Swt untuk dapat menjelaskan

kepada Fira‟aun yang terdapat dalam Al-qur‟an surat thaha ayat 25-

28 sebagai berikut.66

“Nabi Musa a.s memohon kepada Allah agar dadanya

dilapangkan untuk menghadapi Fir‟aun yang terkenal sebagai

seorang raja yang kejam ; dan mudahkanlah untukku urusanku ,

65

Tukiran Taniredja, Model-model Pembelajaran Inovatif dan efektif, (

Bandung : Alfabeta, 2014 ), 45. 66

Darwyan Syah, et al, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Diadit Media,

2009 ), 140.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

44

dan lepaskanlah kelakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti

perkataanku”. ( QS Thaha : 25-28 ).67

Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini

sering di gunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain di

sebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor

kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya belum

merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran

tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka

akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran

melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada

proses belajar dan tidak ada guru bearti tidak ada belajar. Metode

ceramah merupakan cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.

Kelebihan metode ceramah

1) Ceramah merupakan metode yang „murah‟ dan „mudah‟ untuk

di lakukakan. Murah dalam hal ini di maksudkan proses

ceramah tidak memerlukakan peralatan-peralatan yang lengkap,

berbeda dengan metode yang lainnya seperti demonstrasi atau

peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya

mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu

memerlukan persiapan rumit.

2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya,

materi pelajaran yang banyak dapat di rangkum atau di jelaskan

pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.

67

Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, ( Jakarta : PT Sinergi

Pustaka Indonesia, 2012), 433.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

45

3) Ceramah dapat memberikan pokok materi yang perlu di

tonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok yang

mana yang perlu di tekankan sesuai dengan kebutuhan dan

tujuan yang ingin di capai.

4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh

karena separuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang

memberikan ceramah.

5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat di atur

menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting

kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan

yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk

mendengerkan guru, maka ceramah sudah dapat di laukakan.

Kelemahan metode ceramah

1) Materi yang dapat di kuasai siswa sebagai hasil dari ceramah

akan terbatas pada apa yang di kuasai guru. Kelemahan ini

kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang di berikan

guru adalah apa yang di kuasainya, sehingga apa yang di kuasai

siswa pun akan tergantung pada apa yang di kuasai guru.

2) Ceramah yang tidak di sertai dengan peragaan dapat

mengakibatkan terjadinya verbalisme. Verbalisme merupakan

“penyakit” yang sangat mungkin di sebabkan oleh proses

penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan

siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan

siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam

ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui

pendengarannya.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

46

3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik,

ceramah sering di anggap sebagai metode yang membosankan.

Sering terjadi, walaupun seacara fisik siswa ada di dalam kelas,

namun seacara mental siswa saama sekali tidak mengikuti

jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang kemana-

mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru

tidak menarik.

4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh

siswa sudah mengerti apa yang di jelaskan atau belum.

Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan

tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin

siswa seluruhnya sudah paham.

Langkah-langkah menggunakan metode ceramah

1) Tahap persiapan

a) Merumuskan tujuan yang ingin di capai. Proses

pembelajaran merupakan proses yang bertujuan, oleh sebab

itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal

yang harus dipersiapkan guru. Apa yang harus di kuasai

siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir.

b) Menentukan pokok-pokok materi yang akan di ceramahkan.

Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung kepada

tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan di

ceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan

pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang harus di capai. Dalam penentuan

pokok-pokok ini juga perlu di persiapkan ilustrasi-ilustrasi

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

47

yang relevan untuk memperjelas informasi yang akan di

sampaikan.

c) Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat di perlukan

untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat bantu

tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau

media grafis lainnya untuk meningkatkan kualitas ceramah.

2) Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus di lakukan :

a. Langkah pembukaan

Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan

langkah yang menentukan.Keberhasilan pelaksanaan

ceramah sangat di tentukan oleh langkah ini.Ada beberapa

hal yang harus di perhatikan dalam langkah ini.

1) Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan di

capai.

2) Lakukakan langkah apresiasi, yaitu langkah

menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan

materi yang kan di sampaikan.

c) Langkah penyajian

1) Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan

siswa. Kontak mata adalah isyarat dari guru agar siswa

mau memperhatikan. Selain itu, kontak mata juga dapat

bearti sebuah pengahargaan dari guru kepada siswa.

2) Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah di cerna

oleh siswa. Oleh sebab itu, guru sebaiknya tidak

menggunakan istilah-istilah yang kurang populer. Selain

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

48

itu, juga intonasi suara agar seluruh siswa dapat

mendengarnya dengan baik.

3) Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak

meloncat-loncat, agar mudah di tangkap oleh siswa.

4) Tanggapilah respons siswa dengan segera. Artinya,

sekecil apapun respons siswa harus kita tanggapi.

5) Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan

untuk belajar. Kelas yang kondusif memungkinkan

siswa tetap bersemangat dan penuh motivasu untuk

belajar. cara yang dapat di gunakan untuk menjaga agar

kelas tetap kondusif adalah dengan cara guru

menunjukan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh

gairah menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-

kali memberikan humor-humor yang segar dan

menyenangkan.

d) Langkah mengakhiri atau menutup ceramah.

1) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau

merangkum materi pelajaran yang baru saja di

sampaikan.

2) Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau

memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran

yang telah di sampaikan.

3) Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan

siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja di

sampaikan.68

68

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan..., 147-152

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

49

B. Penelitian Terdahulu

Dalam skripsi Sarah Islamiah , mahasiswa Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut

Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten dengan judul

Perbandingan Kemampuan Membaca Al-qur‟an Siswa Lulusan Mts

dengan SMP ( Studi di Madrasah Aliyah Turus Pandeglang).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi membaca Al-qur‟an

siswa lulusan MTs dan SMP di kelas X MA Turus, untuk

membandingkan kemampuan membaca Al-qur‟an siswa lulusan MTs

dengan SMP di kelas X MA Turus. Sampel 36 0rang, dari populasi 121

orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

komperatif dengan teknik pengumpulan data : observasi, interview, tes

dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dapat

disimpulkan nilai rata-rata untuk MTs adalah 18,50 dan SMP 15,56.

Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbandingan dari kemampuan

membaca Al-Qur‟an siswa lulusan MTs dengan SMP. Dan

perbandingan ini dibuktikan oleh uji hipotesis dua sampel Ha dengan

nilai t hitung yaitu 2,396 dan t tabel yaitu 1,691 dapat diterima.69

Dalam penelitian ini persamaannya yaitu sama-sama meneliti

mengenai perbandingan varibel X1 dan X2 . Dan penelitian yang

digunakan sama-sama mengggunakan kuantitiatif komperatif.

69

Sarah Islmiah, Perbandingan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa

Lulusan MTs dengan SMP ( Studi di Madrasah Aliyah Turus Pandeglang), Skripsi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Iain Sultan Maulana Hasanudin Banten, 2013.

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

50

Dalam skripsi Sarah Nur Azmi, mahasiswa jurusan pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dengan judul Perbandingan Antara Model

Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Dengan Konvesional

Dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar PAI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar anatara kelas yang menggunakan pemebelajaran Cooperative

Learning Tipe STAD dengan pembelajaran Konvensional. Penelitian

ini dilaksanakan di sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tangerang pada

tanggal 19 September 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah

eksperimen. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen

hasil belajar diuji melalui statistik Uji-t. Dari hasil perhitungan

diperoleh nilai t-hitung untuk data Posttest pada kelas eksperimen

sebesar 3,81 sedangkan t-tabel adalah 2.00, sedangkan diperoleh 5%

maka nilai α yang ditunjuk pada tabel t adalah 2.00 , sehingga diperoleh

t hitung ≥ ttabel ( 3,81 ≥ 2.00) sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukan

bahwa pemebelajaran Cooperative Tipe STAD dapat meningkatkan

hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).70

Dalam penelitian ini sama-sama untuk mengetahui perbedaan

anatara dua model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Akan

tetapi penelitian yang digunakan tidak sama karena penelitian ini

menggunakan Eksperimen.

70

Sarah Nur Azmi, Perbandingan Antara Model Pembelajaran Cooperative

Learning Tipe STAD Dengan Pembelajaran Konvesional Dalam Rangka

Meningkatkan hasil Belajar, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

51

Dalam Skripsi Elis Tinawati, mahasiswa jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Intitut Agama Islam

Negeri Sultan Maulana Hasanudin Banten, dengan judul Perbandingan

Hasil Belajar Fiqih antara Sekolah Full Day Scholl dengan Sekolah

Biasa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hasil Belajar Fiqih

Siswa Sekolah di MTs Kulni Cikande 2. Untuk mengetahui Hasil

belajar Fiqih Pada Siswa Sekolah Biasa di MTs Nurul Fatah Cikande 3.

Untuk mengatahui perbandingan Hasil Belajar Fiqih Pada Siswa

anatara Sekolah Fullday School dengan Sekolah Biasa. Penelitian ini

dilaksanakan di dua sekolah MTs Kulni Cikande dengan MTs Nurul

Fatah Cikande. Dengan jumlah sampel 91 siswa dari populasi 212

siswa diambil dari MTs Kulni dan MTs Nuryl Fatah, metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif

komparatif, dalam teknik pengumpulan data melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi. Kesimpulan hasil penelitian Hasil Belajar

Fiqih pada siswa sekolah full day scholl masuk katageri baik hal itu

ditunjukan dengan perolehan skor rata-rata (M) sebesar = 84, 21 Hasil

Belajar Fiqih siswa sekolah biasa masuk katagori cukup hal itu

ditunjukan dengan perolehan skor rata-rata ( M ) sebesar = 79, 77

berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang dilakukan penulis

seacara statistik ternyata terbukti terdapat perbedaan yang signifikan

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

52

hasil belajar fiqih antara sekolah full day scholl dengan sekolah biasa

dengan perbedaan rata-rata (M) sebesar = 1,059.71

Dalam penelitian ini sama-sama untuk mengetahui perbedaan

hasil belajar fiqih anatara varibel XI dan variabel X2 penelitian ini juga

menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif komperatif.

C. Kerangka Pemikiran

Proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar

ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru, guru yang kompeten

akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan

hendaknya menjadi evaluator yang baik. Dengan melakukan penilian,

guru mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan dalama

pemebelajaran. Salah satu komponen yang paling menentukan dalam

proses pembelajaran merupakan metode pembelajaran atau model

pembelajaran. Metode pembelajaran atau model pembelajaran sangat

berperan penting dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar merupakan sesuatu yang dicapai atau diperoleh

sisa berbakat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut

dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan

dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak

pada diri individu penggunaan peniliaan terhadap sikap, pengetahuan

dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan

71

Elis Tinawati, Perbandingan Hasil Belajar Fiqih antara Sekolah Full Day

Scholl dengan Sekolah Biasa, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Insitut Agama Islam

Negeri Sultan Maulana Sultan Hasanudin Banten, 2015.

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

53

sehingga nampak pada diri individu perubahan tigak laku secara

kuantitatif.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan

kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud merupakan

profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru

baik dibidang kognitif ( intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang

perilaku (psikomotorik) .

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat disimpulkan

bahwa metode pembelajaran sangat berperan penting dalam

menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Dengan demikian,

penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul, secara tidak langsung hipotesis merupakan dugaan

sementara72

.

Penelitian ini melibatkan dua variable yaitu hasil belajar siswa

kelas X Ipa 1 yang menggunakan metode demonstrasi dan variable

hasil belajar siswa kelas X Ipa 2 yang mengunakan metode ceramah

dengan materi yaitu kepengurusan jenazah. Bahwa metode

pembelajaran terhadap hasil belajar dapat berpengaruh terhadap hasil

belajar secara statsitik hipotesis yang di ujikan sebagai berikut :

72 M. Subhan dan Sudarajat, dasar-dasar penelitian ilmiyah,( Bandung :

Pustaka Setia, 2001), 127.

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Hasil Belajar

54

Bertolak dari pengertian di atas maka, penlulis dapat

menentukan variable penelitian yang di teliti oleh penulis adalah

sebagai berikut :

1. Ho : terdapat perbedaan yang signifikan anatara metode

demonstrasi dan metode ceramah dalam proses pembelajaran

2. Ha : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode

demonstrasi dan metode ceramah dalam proses pembelajaran.