21
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balita Masa balita merupakan proses pertumbuhan yang pesat dimana memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan lingkungannya. Disamping itu balita membutuhkan zat gizi yang seimbang agar status gizinya baik, serta proses pertumbuhan tidak terhambat, karena balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi (Santoso, 2003). 1. Pengertian Status Gizi Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumberdaya manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi masyarakat ( Muchtadi, 2002). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan (Suhardjo, 2003). Status gizi (nutriens) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses- proses kehidupan (Al Matsier, 2001). Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi (Wiryo, 2002). Menurut Wiryo (2002), Zat gizi terdiri atas: a. Karbohidrat Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan dari sudut dan fungsinya. Karbohidrat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Status Gizi Balita

Masa balita merupakan proses pertumbuhan yang pesat dimana

memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan lingkungannya.

Disamping itu balita membutuhkan zat gizi yang seimbang agar status gizinya

baik, serta proses pertumbuhan tidak terhambat, karena balita merupakan

kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi

(Santoso, 2003).

1. Pengertian Status Gizi

Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan

sumberdaya manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, program perbaikan

gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar

terjadi perbaikan status gizi masyarakat ( Muchtadi, 2002). Status gizi

adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan

penggunaan makanan (Suhardjo, 2003). Status gizi (nutriens) adalah ikatan

kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu

menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur

proses- proses kehidupan (Al Matsier, 2001).

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat

kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi dikatakan baik apabila terdapat

keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan

perkembangan mental. Tingkat status gizi optimal akan tercapai apabila

kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi (Wiryo, 2002). Menurut Wiryo

(2002), Zat gizi terdiri atas:

a. Karbohidrat

Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan kelompok zat-zat

organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski

terdapat persamaan dari sudut dan fungsinya. Karbohidrat yang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

8

terkandung dalam makanan pada umumnya hanya ada 3 jenis yaitu:

Polisakarida, Disakarida, dan Monosakarida (Santoso, 2003).

Karbohidrat terdapat dalam bahan makanan yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan dan hanya sedikit yang termasuk bahan makanan

hewani. Fungsi utama karbohirat yaitu:

1) Sumber utama energi yang murah.

2) Memberikan rangsangan mekanik.

3) Melancarkan gerakan peristaltik yang melancarkan aliran bubur

makanan serta memudahkan pembuangan tinja.

b. Protein

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang

paling erat hubungannya dengan kehidupan. Protein mengandung

unsur C, H, O dan unsur khusus yang tidak terdapat pada karbohidrat

maupun lemak yaitu nitrogen. Protein nabati dapat diperoleh dari

tumbuh-tumbuhan, sedangkan protein hewani didapat dari hewan.

Protein berfungsi:

1) Membangun sel-sel yang rusak.

2) Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon.

3) Membentuk zat anti energi, dalam hal ini tiap protein

menghasilkan sekitar 4,1 kalori (Santoso , 2003).

c. Lemak

Lemak merupakan senyawa organik yang majemuk, terdiri

dari unsur-unsur C, H, O yang membentuk senyawa asam lemak dan

gliserol, apabila bergabung dengan zat lain akan membentuk lipoid,

fosfolipoid dan sterol. Fungsi lemak antara lain :

1) Sumber utama energi atau cadangan dalam jaringan tubuh dan

bantalan bagi organ tertentu dari tubuh.

2) Sebagai sumber asam lemak yaitu zat gizi yang esensial bagi

kesehatan kulit dan rambut.

3) Sebagai pelarut vitamin-vitamin (A, D, E, K) yang larut dalam

lemak ( Santoso , 2003).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

9

d. Vitamin

Vitamin berasal dari kata Vitamine oleh Vladimin Funk

karena disangka suatu ikatan organic amine dan merupakan zat

vitamin yang dibutuhkan untuk kehidupan. Ternyata zat ini bukan

merupakan amine, sehingga diubah menjadi vitamin. Fungsi vitamin

sebagai berikut:

1) Vitamin A : fungsi dalam proses melihat, metabolisme

umum, dan reproduksi.

2) Vitamin D : calciferol, berfungsi sebagai prohormon

transport calsium ke dalam sel. Bahan makanan

yang kaya vitamin D adalah susu.

3) Vitamin E : alpha tocoperol, berfungsi sebagai antioksida

alamiah dan metabolisme selenium. Umumnya

bahan makanan kacangkacangan atau biji-bijian

khususnya bentuk kecambah, mengandung

vitamin E yang baik.

4) Vitamin K : menadion, berfungsi di dalam proses sintesis

prothrombine yang diperlukan dalam

pembekuan darah. Vitamin K terdapat dalam

konsentrasi tinggi di dalam ginjal. Paru-paru

dan sumsum tulang. Pada penyerapan vitamin K

diperlukan garam empedu dan lemak (Santoso,

2003).

e. Mineral

Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam

jumlah yang sedikit.Mineral mempunyai fungsi :

1) Sebagai pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang, hormon,

dan enzim.

2) Sebagai zat pengatur

a) Berbagai proses metabolisme.

b) Keseimbangan cairan tubuh.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

10

c) Proses pembekuan darah.

d) Kepekaan saraf dan untuk kontraksi otot.

2. Jumlah Makanan yang dibutuhkan

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi rata-rata yang dianjurkan

Oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ke IV (LIPI, 1998) adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. Kebutuhan Zat Gizi Balita Berdasarkan Angka Kecukupan

Gizi (AKG) rata-rata perhari

Golongan

Umur

Balita

Berat

Badan

(Kg)

Tinggi

Badan

(Cm)

Energi

(kkal)

Protein

(g)

Lemak

(g)

Vitamin

A (mg)

Vitamin

C (mg)

0-6 bln 5.5 60 560 12 13 350 30

7-12 bln 8.5 71 800 15 19 350 35

1-3 thn 12 90 1250 23 28 350 40

4-5 thn 18 110 1750 32 39 460 45

(Pudjiadi, 2003)

3. Dampak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi

Keadaan gizi kurang pada anak-anak mempunyai dampak pada

kelambatan pertumbuhan dan perkemb angannya yang sulit disembuhkan.

Oleh karena itu anak yang bergizi kurang tersebut kemampuannya untuk

belajar dan bekerja serta bersikap akan lebih terbatas dibandingkan dengan

anak yang normal (Santoso, 2003).

Dampak yang mungkin muncul dalam pembangunan bangsa di

masa depan karena masalah gizi antara lain :

a. Kekurangan gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak-anak.

Hal ini berarti berkurangnya kuantitas sumber daya manusia di masa

depan.

b. Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan

menurunnya produktivitas kerja manusia. Hal ini berarti akan

menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas kesehatan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

11

c. Kekurangan gizi berakibat menurunnya tingkat kecerdasan anakanak.

Akibatnya diduga tidak dapat diperbaiki bila terjadi kekurangan gizi

semasa anak dikandung sampai umur kira-kira tiga tahun. Menurunnya

kualitas manusia usia muda ini, berarti hilangnya sebagian besar potensi

cerdik pandai yang sangat dibutuhkan bagi pembangunan bangsa.

d. Kekurangan gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk

bekerja, yang berarti menurunnya prestasi dan produktivitas kerja

manusia.

e. Kekurangan gizi pada umumya adalah menurunnya tingkat kesehatan

masyarakat. Masalah gizi masyarakat pada dasarnya adalah masalah

konsumsi makanan rakyat. Karena itulah program peningkatan gizi

memerlukan pendekatan dan penggarapan diberbagai disiplin, baik

teknis kesehatan, teknis produksi, sosial budaya dan lain sebagainya

(Suhardjo, 2003).

1) Gizi Buruk Pada Balita

Keadaan gizi kurang tingkat berat pada masa bayi dan balita

ditandai dengan dua macam sindrom yang jelas yaitu Kwashiorkor,

karena kurang konsumsi protein dan Marasmus karena kurang

konsumsi energi dan protein. Kwarsiorkor banyak dijumpai pada

bayi dan balita pada keluarga berpenghasilan rendah, dan

umumnya kurang sekali pendidikannya. Sedangkan Marasmus

banyak terjadi pada bayi dibawah usia 1 tahun, yang disebabkan

karena tidak mendapatkan ASI atau penggantinya (Suhardjo,

2003).

Kekurangan energi yang kronis pada anak-anak dapat

menyebabkan anak balita lemah, pertumbuhan jasmaninya

terlambat, dan perkembangan selanjutnya terganggu. Pada orang

dewasa ditandai dengan menurunnya berat badan dan menurunnya

produktifitas kerja. Kekurangan gizi pada semua umur dapat

menyebabkan mudahnya terkena serangan infeksi dan penyakit

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

12

lainnya serta lambatnya proses regenerasi sel tubuh (Suhardjo,

2003).

2) Kekurangan Energi Protein

Kekurangan Energi Protein adalah keadaan kurang gizi yang

disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam

makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan

gizi ( Supariasa, 2002).

Orang yang mengidap gejala klinis KEP ringan dan sedang

pada pemeriksaan hanya nampak kurus. Namun gejala klinis KEP

berat secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu

Marasmus, Kwasiorkor, atau Marasmic-Kwasiorkor.

Tanda–tanda marasmus meliputi anak tanpak sangat kurus,

tinggal tulang terbungkus kulit; wajah seperti orang tua, cengeng

dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak subkitis sangat sedikit,

bahkan sampai tidak ada, sering disertai diare kronik atau

konstipasi susah buang air, serta penyakit kronik, tekanan darah,

detak jantung dan pernafasan berkurang.

Tanda–tanda kwasiokor meliputi odema, umumnya seluruh

tubuh terutama pada punggung kaki, wajah membulat dan sembab,

pandangan mata sayu,rambut tipis kemerahan seperti warna rambut

jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok, perubahan status

mental dan rewel, pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi) lebih

nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk, kelainan kulit

berupa bercak merah muda yang luas dan berubah menjadi coklat

kehitaman dan terkelupas, sering disertai penyakit infeksi,

umumnya akut, anemia dan diare.

4. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi dibagi menjadi 2 yaitu penilaian status gizi

secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

13

a. Penilaian Status Gizi Secara Langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4

penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Tetapi

dalam penilaian ini menggunakan penilaian Antopometri (Arisman,

2004).

1) Antropometri

a) Pengertian

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi

tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi.

b) Penggunaan

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini

terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh

seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

c) Indeks Antropometri

(1) Berat badan menurut umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan

gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap

perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena

terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau

menurunnya jumlah makanan jumlah makanan yang

dikonsumsi. Dalam keadaan normal, dimana keadaan

kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan

kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang

mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan

abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan

yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan

normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

14

indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu

cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat

badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan

status gizi seseorang saat ini.

(2) Tinggi badan menurut umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan

keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi

badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.

Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif

kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu

pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan

akan nampak dalam waktu yang relatif lama.

(3) Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi

badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan

akan searah dengan pertumbuhan berat badan dengan

kecepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang

baik untuk menilai status gizi saat ini.

Dari berbagai jenis indeks tersebut, untuk menginterpretasikan

dibutuhkan ambang batas, penentuan ambang batas diperlukan

kesepakatan para ahli gizi. Ambang batas dapat disajikan kedalam 3 cara

yaitu persen terhadap median, persentil, dan standar deviasi unit. Persen

Terhadap Median. Median adalah nilai tengah dari suatu populasi.

Dalam antropometri gizi median sama dengan persentil 50.

b. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu :

survey konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Dalam

penelitian ini menggunakan survey konsumsi dengan metode

kuantitatif recall 24 jam.

1) Survei Konsumsi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

15

a) Pengertian

Survei Konsumsi pangan adalah metode penentuan status gizi

secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan zat gizi yang

dikonsumsi.

b) Penggunaan

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan

gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,

keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi

kelebihan dan kekurangan zat gizi.

c) Metode Recall 24 jam

Untuk dapat melakukan recall, makanan dengan baik terlebih

dahulu harus mempelajari jenis bahan makanan yang biasa

dikonsumsi oleh kelompok sasaran survey. Oleh karena itu

kadang-kadang perlu dilakukan survey pasar. Tujuannya adalah

mengetahui sasaran berat dari tiap jenis bahan makanan yang

biasa dikonsumsi.

2) Berikut langkah-langkah kerjanya:

a) Masing-masing kelompok menyiapkan bahan makanan,

misal: Bahan makanan pokok: nasi biasa, nasi tim, bubur

(masing-masing kelompok membawa satu porsi makanan

yang biasa dikonsumsi).

b) Lauk hewani: bahan yang sudah dimasak seperti telur, ikan

goreng, ayam goreng, dan lain-lain. Lauk nabati: bahan yang

sudah dimasak yang berasal dari tumbuhan seperti tahu,

tempe dan lain-lain. Sayuran : sayur bayam, kacang panjang,

dan lain-lain. Buah-buahan: pisang, jeruk, apel dan lain-lain.

c) Lakukan penimbangan terhadap masing-masing bahan

makanan untuk setiap ukuran rumah tangga yang dipakai.

c. Catat hasil penimbangan dalam suatu daftar ukuran rumah tangga

(Notoatmodjo, 2003).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

16

B. Posyandu

Posyandu ( pos pelayanan terpadu ) merupakan salah satu pelayanan

kesehatan di desa untuk memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau

memeriksakan kesehatan terutama untuk anak balita. Salah satu tujuan

posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak

balita. Di posyandu juga disediakan kartu menuju sehat (KMS) yang juga

digunakan untuk memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS.

Perhatikan umur dulu umur anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva

KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, bila dibawah

garis merah maka status gizinya buruk. Pemerintah juga harus memiliki peran

penting yang diantaranya pemerintah harus meningkatkan kualitas posyandu,

tidak hanya untuk penimbangan dan vaksinasi, tetapi harus diperbaiki dalam

hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan (Victor,

2008).

Posyandu mengajak masyarakat sadar memelihara kesehatan.

Masyarakat rawan yang sehat juga pergi ke Posyandu setiap bulan untuk

belajar dan bertanya membangun cara hidup sehat ketika belum sakit.

Yang tidak kalah penting adalah bahwa Posyandu dikelola bersama oleh

masyarakat dan puskesmas. Kader yang mengenal keadaan masyarakat

bisa membantu secara aktif mendekatkan kebutuhan-kebutuhan layanan itu

dengan ciri-ciri spesifik anggota masyarakatnya. Kader yang aktif bisa

membantu mencegah kekurangan gizi dan kematian ibu jika ibu-ibu

dapat dikelola jauh-jauh hari. Kader sukarela ini menjadi kunci

keberhasilan pemeliharaan kesehatan. Penyelenggaraan Posyandu

dilakukan dengan system lima meja, yang terdiri dari meja pertama untuk

pendaftaran, meja kedua untuk penimbangan bayi dan anak balita, meja

ketiga untuk pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), meja keempat untuk

penyuluhan kepada ibu hamil dan menyusui, dan meja kelima untuk

pelayanan oleh tenaga professional (Depkes, 1991).

Menurut Suminar (2006), kegiatan lima meja bukan berarti benar-

benar harus ada lima meja, karena ini hanyalah merupakan istilah. Kegiatan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

17

lima meja artinya lima meja yang sesungguhnya. Jenis pelayanan mencakup

lima program antara lain :

1. Gizi anak

2. Kesehatan ibu dan anak ( KIA)

3. Keluarga berencana ( KB)

4. Imunisasi dan penanggulangan diare

5. Infeksi saluran nafas akut ( ISPA)

Tujuan dari penyelenggaraan Posyandu adalah untuk menurunkan

angka kematian bayi, anak balita dan ibu, menurunkan angka kelahiran, sera

masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan juga kegiatan-

kegiatan lain yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Pelaksanaan kegiatan Posyandu dilakukan oleh kader kesehatan yang berasal

dari masyarakat setempat, dengan bimbingan dari lintas sector terkait seperti

tim penggerak PKK, dinas kesehatan dan puskesmas. Badan Kependudukan

Keluarga Berencana dan Catatan Sipil (BKKC) dan lain-lain. Sasaran

kegiatan Posyandu adalah semua masyarakat terutama bayi, balita, ibu hamil

dan ibu menyusui. Sedangkan waktu dan tempat pelaksanaan Posyandu

ditentukan oleh masyarakat sendiri, tempat yang dipilh hendaknya mudah

dijangkau oleh masyarakat.

Prinsip dasar Posyandu adalah merupakan usaha masyarakat, dimana

terdapat perpaduan antara pelayanan professional (oleh masyarakat), adanya

kerjasama lintas program yang baik (KIA, KB, Gizi, Imunisasi,

Penanggualangan diare) maupun lintas sector. Kelembagaan masyarakat (Pos

Desa, Kelompok timbang/ Pos timbang, Pos Imunisasi, Pos Kesehatan),

mempunyai sasaran penduduk yang sama yaitu bayi umur 0-1 tahun, anak

balita umur 1-4 tahun, ibu hamil, dan pasangan usia subur, dimana

pendekatan yang digunakan adalah pengembangan. Menurut( Depkes, 2001),

Posyandu digolongkan pada empat tingkatan berdasarkan pada beberapa

indikator sebagai berikut:

1. Posyandu Pratama adalah Posyandu yang masih belum mantap.

Kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

18

2. Posyandu masya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari delapan kali dalam setahun, dengan rata-rata jumlah

kader lima orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya

(KIA, KB, Gizi dan menyusui) masih rendah yaitu < 50%. Ini

menunjukkankegiatan Posyandu sudah baik tetapi cakupan program

masih rendah.

3. Posyandu Purnama adalah Posyandu yang frekuensinya > 8 kali

pertahun, rata-rata jumlah kader adalah lima orang atau lebih dan

cakupan program utamanya > 50% dan sudah ada program tambahan.

4. Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melakukan

kegiatan secara teratur, cakupan program utamanya sudah bagus. Ada

program tambahan dan dana sehat telah menajngkau > 50% kepala

keluarga.

Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak,

adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam

penyelenggaraan Posyandu seperti, Dinas kesehatan berperan dan membantu

pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbang,

distribusi KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga

teknis kesehatan BKKBN berperan dalam penyuluhan, penggerakan peran

serta masyarakat dan sebagainya (Depkes, 2005).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita

1. Pendapatan Keluarga

a. Pengertian Pendapatan

Menurut Suhardjo (2003) dalam kehidupan sehari-hari

pendapatan erat kaitannya dengan gaji, upah, serta pendapatan lainnya

yang diterima seseorang setelah orang itu melakukan pekerjaan dalam

kurun waktu tertentu. Ada beberapa definisi pengertian pendapatan,

menurut Badan Pusat Statistik sesuai dengan konsep dan definisi.

Pengertian pendapatan keluarga adalah seluruh pendapatan dan

penerimaan yang diterima oleh seluruh anggota RumahTangga

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

19

Ekonomi (ARTE), pendapatan adalah jumlah penghasilan riil dari

seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi

kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga.Dari

definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah segala

bentuk penghasilan atau penerimaan yang nyatadari seluruh anggota

keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. menyebutkan

pendapatan rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari

pendapatan formal, pendapatan informal dan pendapatan

subsistem.Pendapatan formal, informal, dan pendapatan subsistem

yang dimaksud dalam konsep diatas dijelaskan sebagai berikut :

1) Pendapatan formal adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil

pekerjaan pokok.

2) Pendapatan informal adalah pendapatan yang diperoleh dari

pekerjaan di luar pekerjaan pokok.

3) Pendapatan Subsistem yaitu pendapatan yang diperoleh dari

sektor produksi yang di nilai dengan uang.Jadi yang dimaksud

dengan pendapatan keluarga adalah seluruh penghasilan yang

diperoleh dari semua anggota keluargayang bekerja.

b. Hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita

Umumnya, jika pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan

cenderung ikut membaik juga. Akan tetapi, mutu makanan tidakselalu

membaik kalau diterapkan tanaman perdagangan. Tanaman

perdagangan menggantikan produksi pangan untuk rumah tangga dan

pendapatan yang diperoleh dari tanaman perdagangan itu atau upaya

peningkatan pendapatan yang lain tidak dicanangkan untuk membeli

pangan atau bahan-bahanpangan berkualitas gizi tinggi.

Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan apayang

akan dibeli dengan adanya tambahan uang. Semakin tinggi

penghasilan, semakin besar pula persentase dari penghasilan tersebut

dipergunakan untuk membeli buah, sayur mayur dan berbagai jenis

bahan pangan lainnya. Jadi penghasilanmerupakan faktor penting bagi

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

20

kuantitas dan kualitas. Antara penghasilan dan gizi, jelas ada hubungan

yang menguntungkan. Pengaruh peningkatan penghasilan terhadap

perbaikan kesehatan dan kondisi keluarga lain yang mengadakan

interaksi dengan status gizi yang berlawanan hampir universal.

Ahli ekonomi berpendapat bahwa dengan perbaikan taraf

ekonomi maka tingkat gizi pendukung akan meningkat. Namun ahli

gizi dapat menerima dengan catatan, bila hanya faktorekonomi saja

yang merupakan penentu status gizi. Kenyataannya masalah gizi

bersifat multikompleks karena tidak hanya faktor ekonomi yang

berperan tetapi faktor-faktor lain ikut menentukan. Oleh karena itu

perbaikan gizi dapat dianggap sebagai alat maupun sebagai sasaran

daripada pembangunan.

2. Pengetahuan ibu

a. Pengertian pengetahuan ibu

Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan

gizi didasarkan pada tiga kenyataan yaitu:

1) Status gizi cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.

Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya

mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk

pertumbuhantubuh yang optimal. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta

yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan

dengan baik bagi perbaikan gizi (Suhardjo, 2003 ).

2) Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu :

a) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

b) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu

kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

21

diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara

benar.

c) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan

untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-

komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut,

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu

kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan

kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan

untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada (Notoatmodjo, 1997). Pengetahuan gizi yang baik akan

menyebabkan seseorang mampu menyusun menu yang baik

untuk dikonsumsi. Semakin banyak pengetahuan gizi seseorang,

maka ia akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah

makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi (Sediaoetama,

2000).

b. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita

Pengetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang

mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi. Semakin banyak

pengetahuan gizi seseorang, maka ia akan semakin memperhitungkan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

22

jenis dan jumlah makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi

(Sediaoetama, 2000).

Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan

pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap Negara di

dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi

merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi, penyebab lain

yang penting dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan

tentang dan mengetahui kemampuan untuk menerapkan informasi

tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Suhardjo, 2003).

3. Pendidikan Ibu

a. Pengertian pendidikan ibu

Pendidikan ibu merupakan faktor yang sangat penting. Tinggi

rendahnya tingkat pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat

pengetahuan terhadap perawatan kesehatan, higiene pemeriksaan

kehamilan dan pasca persalinan, serta kesadaran terhadap kesehatan

dan gizi anak-anak dan keluarganya. Disamping itu pendidikan

berpengaruh pula pada faktor sosial ekonomi lainya seperti

pendapatan, pekerjaan, kebiasaan hidup, makanan, perumahan dan

tempat tinggal. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah

tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang

mereka peroleh. Hal ini bisa dijadikan landasan untuk membedakan

metode penyuluhan yang tepat. Dari kepentingan gizi keluarga,

pendidikan diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya

masalah gizi didalam keluarga dan bisa mengambil tindakan

secepatnya (Suhardjo, 2003 ).

b. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Balita

Pendidikan ibu merupakan faktor yang sangat penting. Tinggi

rendahnya tingkat pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat

pengetahuan terhadap perawatan kesehatan, higiene pemeriksaan

kehamilan dan pasca persalinan, serta kesadaran terhadap kesehatan

dan gizi anak-anak dan keluarganya. Disamping itu pendidikan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

23

berpengaruh pula pada faktor sosial ekonomi lainya seperti

pendapatan, pekerjaan, kebiasaan hidup, makanan, perumahan dan

tempat tinggal.Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah

tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang

mereka peroleh. Hal ini bisa dijadikan landasan untuk membedakan

metode penyuluhan yang tepat. Dari kepentingan gizi keluarga,

pendidikan diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya

masalah gizi didalam keluarga dan bisa mengambil tindakan

secepatnya (Suhardjo, 2003).

4. Pekerjaan Ibu

a. Pengertian pekerjaan ibu

Wanita sebagai pekerja mempunyai potensi dan hal ini sudah

dibuktikan dalam dunia kerja yang tidak kalah dengan pria. Sebagai

pekerja, masalah yang dihadapi wanita lebih berat dibandingkan pria.

Karena dalam diri wanita lebih dahulu harus mengatasi urusan

keluarga, suami, anak dan hal-hal lain yang menyangkut tetek bengek

rumah tangganya. Pada kenyataannya cukup banyak wanita yang tidak

cukup mengatasi masalah itu, sekalipun mempunyai kemampuan

teknis cukup tinggi. Kalau wanita tidak pandai menyeimbangkan peran

ganda tersebut akhirnya balita akan terlantar ( Anoraga, 2005).

b. Hubungan antara tingkat pekerjaan ibu dengan status gizi anak

Ibu yang sudah mempunyai pekerjaan penuh tidak lagi dapat

memberikan perhatian penuh terhadap anak balitanya, apalagi untuk

mengurusnya. Meskipun tidak semua ibu bekerja tidak mengurus

anaknya, akan tetapi kesibukan dan beban kerja yang ditanggungnya

dapat menyebabkan kurangnya perhatian ibu dalam menyiapkan

hidangan yang sesuai untuk balitanya. Karena itu didalam sebuah

penelitian menunjukkan bahwa seringkali terjadi ketidaksesuaian

antara konsumsi zat gizi terutama Energi dan Protein dengan

kebutuhan tubuh pada kelompok anak yang berusia diatas 1 tahun

(Moehji, 1995).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

24

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya KEP

adalah para ibu yang menerima pekerjaan tetap sehingga harus

meninggalkan balitanya dari pagi sampai sore, anak-anak terpaksa

ditinggalkan dirumah sehingga jatuh sakit dan tidak mendapatkan

perhatian, dan pemberian makanan tidak dilakukan dengan semestinya.

Alangkah baiknya bila badan yang bergerak dibidang sosial menampung

bayi dan anak-anak kecil yang ditinggal bekerja seharian penuh di balai

desa, masjid, gereja, atau tempat lain untuk dirawat dan diberi makanan

yang cukup baik ( Pudjiadi, 2003).

5. Konsumsi Makanan

Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi zat gizi

yang terdapat pada makanan sehari-hari. Tingkat konsumsi ditentukan

oleh kualitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua

zat gizi yang diperlukan tubuh didalam suatu susunan hidangan dan

perbandingan yang satu terhadap yang lain. Kualitas menunjukkan

jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau susunan

hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari segi kuantitas maupun

kualitasnya, maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang

sebaik-baiknya, disebut konsumsi adekuat. Kalau konsumsi baik dari

kuantitas dan kualitasnya melebihi kebutuhan tubuh, dinamakan

konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan gizi lebih.

Sebaliknya konsumsi yang kurang baik kualitas dan kuantitasnya akan

memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi defisit. Tingkat

kesehatan gizi sesuai dengan konsumsi, tingkat kesehatan gizi terbaik

adalah kesehatan gizi optimum. Dalam kondisi ini jaringan jenuh oleh zat

gizi tersebut. Tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya kerja

dan efisiensi yang sebaik-baiknya, serta mempunyai daya tahan setinggi-

tingginya( Sediaoetama, 2000).

Status gizi atau tingkat konsumsi pangan merupakan bagian

terpenting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

25

mempengaruhi kesehatan seseorang, tetapi status kesehatan juga

mempengaruhi status gizi (Suhardjo, 2003)

D. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian

Sumber: Sajogjo (1994); Santoso & Anne Lies (2004)

E. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi :

a. Tingkat pendapatan keluarga

b. Tingkat pengetahuan ibu

c. Tingkat pendidikan ibu

d. Tingkat pekerjaan ibu

e. Tingkat Asupan makanan

Status gizi:

Marasmus

1. Tingkat pendapatan keluarga

2. Tingkat pengetahuan ibu

3. Tingkat pendidikan ibu

4. Tingkat pekerjaan ibu

5. Tingkat Asupan makanan

STATUS GIZI

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

26

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi anak di

Posyandu Cempaka Desa Ngrembel Kelurahan Gunung Pati Kota

Semarang.

2. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi anak di

Posyandu Cempaka Desa Ngrembel Kelurahan Gunung pati Kota

Semararang.

3. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak di

Posyandu Cempaka Desa Ngrembel Kelurahan Gunung pati Kota

Semararang.

4. Ada hubungan antara tingkat pekerjaan ibu dengan status gizi anak di

Posyandu Cempaka Desa Ngrembel Kelurahan Gunung pati Kota

Semararang.

5. Ada hubungan antara tingkat asupan makanan dengan status gizi anak di

Posyandu Cempaka Desa Ngrembel Kelurahan Gunung pati Kota

Semarang.

G. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel

dependen. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari pendapatan

keluarga, penetahuan ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, konsumsi makanan.

Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah status gizi anak usia

1 -5 tahun.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Balitadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-elisetiasi... · dan rewel, kulit keriput, ... terlihat pada pola pertumbuhan fisik

27