44
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. UBI JALAR 1. Botani dan Morfologi Tanaman ubi jalar merupakan tanaman semusim yang memiliki susunan tubuh utama yaitu batang ubi, daun, buah dan biji. batang tanaman ubi jalar berakar banyak, berwarna hijau, kuning atau ungu berbenmtuk bulat tidak berkayu, berbuku- buku, dan tipe pertumbuhannya tegak atau merambat (menjalar), denagn panjang tanamn 1-3m 4. Daun ubi jalar berbentuk bulat hati, bulat lonjong, bulat runcing tergantung varietas. Bunga ubi jalar berbentuk terompet. Menurut Juanda dan Cahyono (2000), taksonomi ubi jalar yaitu : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Convolvulales Famili : Convolvulaceae Genus : Ipomoea Spesies : Ipomoea batatas.L.sin. Batatas edulis Choisy

Bab II Tinpus

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. UBI JALAR

1. Botani dan Morfologi

Tanaman ubi jalar merupakan tanaman semusim yang memiliki

susunan tubuh utama yaitu batang ubi, daun, buah dan biji. batang

tanaman ubi jalar berakar banyak, berwarna hijau, kuning atau ungu

berbenmtuk bulat tidak berkayu, berbuku-buku, dan tipe pertumbuhannya

tegak atau merambat (menjalar), denagn panjang tanamn 1-3m 4.

Daun ubi jalar berbentuk bulat hati, bulat lonjong, bulat runcing

tergantung varietas. Bunga ubi jalar berbentuk terompet. Menurut Juanda

dan Cahyono (2000), taksonomi ubi jalar yaitu :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Convolvulales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea batatas.L.sin. Batatas edulis Choisy

Ubi jalar atau ketela rambat diduga berasal dari Amerika tengah,

mulai menyebar ke seluruh dunia dperkirakan abad 16, termasuk

tanaman semusim yang mempunyai susunan tubuh terdiri dari batang,

ubi, daun, bunga dan biji. Merupakan tanaman spermatozoa yang disebut

tanaman dikotil karena dapat menghasilkan biji dari hasil perkawinan

benang sari dan putik digunakan sebagai sumber karbohidrat. Ubi jalar

dapat berwarna putih, kuning, oranye dan merah, bahkan ada yang

berwarna kebiruan, violet atau berbintik-bintik biru.Ubi yang berwarna

kuning sampai oranye sampai merah banyak mengandung karotenoid,

merupakan prekusor bagi vitamin A 5.

Tanaman ubi jalar merupakan tanaman istomewa dibandingkan

dengan tanaman pangan lain karena memiliki daya penyesuaian paling

tinggi terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Ubi jalar memiliki

kemampuan berproduksi tinggi pada tanah yang tidak subur sekalipun.

Hasil umbi yang paling bagus adalah ditanah yang memiliki tingkat

kesuburan yang sedang dan cukup mengandung air 6.

Varietas ubi jalar sangat banyak dan bervariasi dalam hal bentuk

umbi, warna kulit, komposisi kimia, daya tahan terhadap hama dan

penyakit, umur panen, rasa, dan dari seghi lainnya. secara umum ubi jalar

dibagi menjadi 2 jenis yaitu berumbi keras (banyak mengandung

teopung) dan berumbi lunak (banyak mengandung air dan rasanya

manis). Ubi jalar dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan umur

tanam, yaitu berumur pendek, yang dipanen setelah 4 sampai 6 bulan,

dan berumur panjang, yang dipanen setelah 8 sampai 9 bulan.

2. Kandungan Kimia Ubi Jalar

Komposisi kimia ubi jalar bervariasi tergantung dari jenis, usia,

keadaan tumbuh dan tingkat kematangan. Ubi jalar merupakan sumber

energi yang baik dalam bentuk karbohidrat. Ubi jalar memepunyai

kandungan air cukup tinggi. sewaktu dipanen, ubi jalr mengandung

bahan kering antara 16-40% dan dari jumlah tersebut sekitar 75-90%

adalah karbohidrat 7.

Sebagian besar karbohidrat pada pati ubi jalar terdapat dalam bantuk

pati. komponen lain selain pati adalah serat pangan dan beberapa jenis

gula yang bersifat larut dalam maltosa, sukrosa,fruktosa dan

glukosa.Sukrosa merupakan gula yang banyak terdapat dalam ubi jalar.

Total gula dalam ubi jalar berkisar antara 0,38% hingga 5,64% dalam

berat basah 7.Kandungan gula dalam ubi jalar yang telah dimasak

jumlahnya meningkat bila dibandingkan dengan jumlah gula pada ubi

jalar mentah. Selain karbohidrat, ubi jlar juga mengandung lemak,

protein dan beta karoten.

Karakteristik ubi jalar yang berhubungan dengan kandungan

karbohidrat adalah kecenderungan timbulnya flatulensi setelah

mengkonsumsi ubi jalar. Flatulensi disebabkan oleh gas flatus yang

merupakan hasil samping fermentasi karbihidrat yang tidak dicerna

dalam tubuh, yang dilakukan oleh mikroflora usus. Menurut Darmajati

(2003), karbohidrat yang tidak tercerna tersebut anatara lain pati tidak

tercerna, dan oligosakarida tak tercerna dan polisakarida non pati seperti

komponen-komponen serat makanan.

3. Komposisi nilai gizi Ubi Jalar

Ubi jalar kaya akan kalori dan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh

tubuh. Komposisi zat gizi ubi jalar dapat dilihat pada tabel 1.

TABEL : 1

KOMPOSISI UBI JALAR TIAP 100 GRAM BAHAN

No Kandungan Gizi Ubi Jalar Satuan Jumlah

1 Energi kal 123

2 Protein Gram 1,8

3 Lemak Gram 0,7

4 Karbohidrat Gram 27,9

5 Vitamin B1 Mgr 0,09

6 Vitamin C Gram 22

Kalsium mgr 30

7 Phospor Mgr 49

8 Besi Mgr 0,7

9 Vitamin A SI 60

10 Air gram 68,5

Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI, 1995

4. Hasil Olahan Ubi Jalar

Pada umumnya ubi jalar merupakan makanan sampingan yang

disajikan daklam bentuk masih sangat sederhana seperti ubi goreng,

getuk atau bubur candil. Di Indonesia bagian timur seperti papua ubi jalar

digunakan sebagai makanan pokok karena banyak mengandung

karbohidrat sebagai sumber kalori. salah satu produk ubi jalar adalah

tepung ubi jalar ini, lebih banyak jenis makanan bisa disajikan seperti

klepon, cake, kue lapis, biskuit, bubur dan kue-kue basah lainnya.

Dengan hadirnya produk tepung yang kaya manfaat ini anda bisa lebih

leluasa menciptakan dan mengolah beragam makanan untu keluarga

karena murah didapat, harganya relatif murah (wineke,2008)

B. KACANG HIJAU

1. Botani dan Morfologi Kacang Hijau

Kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim berupa semak

yang tumbuh tegak. Tanaman kacang hijau ini diduga berasal dari India.

di awal abad ke-17, kacang hijau mulai mulai menyebar ke berbagai

negara asia Tropis termasuk Indonesia.Tanaman kacang hijau adalah

tanaman semusim berumur pendek (60 hari). Panen kacang hijau

dilakukan beberapa kali dan berakhir pada hari ke-80 setelah tanam.

Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminasae.Adapun

klasifikasi botani tanaman kacang hijau sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Keluarga : Leguminosae (Fabaceae)

Genus : Vigna

Spesies : Vigna radiata

Nama daerah untuk kacang hijau diantaranya retek hijo untuk daerah

Aceh, ritik ertak untuk daerah Batak, di Minangkabau menyebutnya

dengan istilah Kacang Padi,di Bali menyebutnya kacang wilis,sedangkan

di Sunda menyebutnya dengan kacang hejo atau kacang herang.

Kacang hiaju merupakan tanaman yang telah dikenal luas oleh

masyarakat. Tanaman yang termasuk dalam keluarga kacang-kacangan

ini sudah lama dibudidayakan di Indonesia. Di Indonesia, tanaman

kacang hijau merupakan tanaman kacang-kacangan ketiga yang banyak

dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Bila dilihat dari

kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki, Indonesia termasuk

salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk melakukan ekspor

kacang hijau.

Kacang hijau memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis

kacang lain seperti kacang tanah dan kacang kedelai dari sisi agronomi

dan ekonomi. Dari sisi agronomi, kacang hiaju termasuk jenis tanaman

yang tahan kekeringan dan dapat tumbuh pada tanaman yang kurang

subur. Dari segi ekonomi, kacang hijau termasuk tanaman pangan yang

banyak dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu harganya relatif stabil.

2. Komposisi nilai gizi Kacang Hijau

Kacang hijau kaya akan protein dan zat-zat gizi lain yang dibutuhkan

oleh tubuh. Komposisi zat gizi kacang hijau dapat dilihat pada tabel 2.

TABEL : 2

KOMPOSISI KACANG HIJAU TIAP 100 GRAM BAHAN

No Kandungan Gizi Kacang Hijau Satuan Jumlah

1 Energi kal 345

2 Protein Gram 22,2

3 Lemak Gram 1,2

4 Karbohidrat Gram 62,9

5 Vitamin B1 Mgr 0,64

6 Vitamin C Gram 6

Kalsium Mgr 125

7 Phospor Mgr 320

8 Besi Mgr 6,7

9 Vitamin A SI 157

10 Air gram 10

Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI, 1995

3. Manfaat Kacang hijau

Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin A,B1,C dan

vitamin E, serta bebarapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh

manusia, seperti amilum, besi, belerang, kalsium, lemak, mangan,

magnesium dan niasin. selain bijinya, daun kacang hijau muda sering

dimanfaatkan sebagai sayuran. kacang hijau bermanfaat untuk

melancarkan buang air besar dan menambah semangat.

Bila dilihat dari kandungan proteinnya, kacang hijau termasuk bahan

makanan sumber protein kedua setelah susu skim kering.kandungan

protein kacang hiaju sekitar 22%. Namun bila dibandingkan dengan

kacang-kacangan lainnya, kandungan protein kacang hijau menempati

peringkat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah.

Dengan kandungan zat gizi yang baik, bubuk kacang hijau banyak

digunakan sebagai makanan bayi dan minuman siap saji dalam kotak

ataupun dalam kaleng 8.

4. Hasil Olahan Kacang Hijau

Di Indonesia pemanfaatan kacang hijau sesuai pemakaian bahan yaitu

sebagai bahan makanan sepwerti bubur,makanan bayi, kue dan makan

tradisional, minuman sari kacang hijau, tepung hungkwe, sayuran dan

sup. Kacang hiaju juga dapat di olah menjadi protein isolat dan tepung

kacang hiaju 9.

C. KACANG KEDELAI

1. Botani dan Morfologi Kedelai

Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu

Glicine Soja atau Soja Max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah

disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah yaitu

Glicine Max (L) Merril. Klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Division : Spermatophyta

Subdivision : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Famili : Leguminosae

Genus : Glycine

Species : Glycine Max (L) Merril

Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio

terletak diantara keping biji. Warna kulit biji bermacam-macam ada yang

kuning, hiutam, hijau dan coklat. Bentuk biji kedelai pada umumnya

bulat lonjong, ada yang bundar/bulat agak pipih.Besar biji bervariasi,

tergantung varietas.Sedangkan biji kedelai yang kering akan

berkecambah bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai

tergolong epigeous, yaitu keping biji yang muncul di atas tanah. Warna

hipokotil, yaitu bagian batanmg kecambah di bawah keping, ungu atau

hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedel;ai yang berhipokotil

ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih 10.

Sistem perakaran kedelai terdiri dari dari dua macam, yaitu akar

tunggang dan akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar

tunggang.Selain itu,kedelai juga seringkali membentuk akar advertif

yang tumbuh dari bagian bawah hipokotil.Pada umumnya, akar advertif

terjadi karena cekaman tertentui, misalnya kadar air yang terlalu tinggi 11.

Kedelai berbatang dengan tinggi 30-100 cm. Batang dapat

membentuk 3-6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang

menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan

batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas

(indeterminate) dan setengah terbatas (semi-indeterminate).Tipe terbatas

memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan

meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama

besar dengan batang bagian tengah tengah, daun teratas sama besar

dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga

secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh.Tanaman

berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian

tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe

lainnya 11

Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga

mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat

mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang

alami amat kecil.Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu

atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah

terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum

membentuk polong 11

Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu

menghasilkan 100-250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna

kuning kecoklatan atau abu-abu. selama proses pematangan buah, polong

yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman 11.

2. Jenis Kedelai

Berdasarkan jenisnya, kedelai dpat digolongkan menjadi : kedelai

putih/kuning, kedelai coklat dan kedelai hijau 12.

a. Kedelai Kuning

Kedelai kuning dicirikan dari irisan keping bijinya yang berwarna

kuning. Kdelai ini biasanya digunakan untuk pembuatan produk

tradisional seperti tempe, tahu, kecap, kembang tahu dan susu

kedelai, tepung dan produk olahan industri modern seperti isolat

protein, konsentrat protein dan minyak. contoh kedelai ini adalah

kedelai Brebes Genjah dan kedelai Garut.

b. Kedelai Hitam

Kedelai hitam dicirikan dari irisan keping bijinya yang berwarna

hitam. Kedelai ini biasa digunakan untuk pembuatan kecap

kampung / lokal

c. Kedelai Coklat

Kedelai coklat dirikan dari irisan keping bijinya yang berwarna

coklat. Kedelai ini biasanya digunakan untuk pembuatan produk yang

serupa dengan kedelai kuning. Contoh kedelai ini adalah kedelai

ORBA.

d. Kedelai Hijau

Kedelai hijau dicirikan dari irisan keping bijinya yang berwarna

hijau. Kedelai ini biasanya digunakan untuk makanan camilan dalam

bentuk rebusan dan digoreng. Contoh kedelai ini adalah kedelai

lokal.

3. Komposisi nilai gizi Kacang Kedelai

Kacang Kedelai kaya akan protein dan zat-zat gizi lain yang

dibutuhkan oleh tubuh. Komposisi zat gizi kacang kedelai dapat dilihat

pada tabel 3.

TABEL : 3

KOMPOSISI KACANG KEDELAI TIAP 100 GRAM BAHAN

No Kandungan Gizi Kacang Kedelai Satuan Jumlah

1 Energi kal 331

2 Protein Gram 34,9

3 Lemak Gram 18,1

4 Karbohidrat Gram 34,8

5 Vitamin B1 Mgr 1,07

6 Vitamin C Gram -

7 Kalsium Mgr 227

8 Phospor Mgr 585

9 Besi Mgr 8,0

10 Vitamin A SI 110

11 Air gram 7,5

Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI, 1995

4. Hasil olahan Kacang Kedelai

Di Indonesia pemanfaatan kacang kedalai sudah sangat

beragam,contohnya pembuatan tempe, tahu, kecap, tauco, oncom,,

kembang tahu, dan juga susu kedelai. Kacang kedelai juga dapat di olah

menjadi protein isolat dan tepung kacang kedelai.

5. Manfaat Kedelai

Kedelai merupakan sumber gizi yang sangat baik bagi manus protein

kedelai. Kedelai utuh mengandung 35-38% protein, yang tertinggi dari

segala kacang-kacangan tradisional lainnya. Nilai protein kedelai kedelai

jika difermentasi dan dimasak akan memiliki mutu yang lebih baik, dari

jenis kacang-kacangan tradisional lainnya. Disamping itu protein kedelai

merupakan satu-satunya leguminosa yang mengandung semua asam

amino tersebut tidak dapat disintesis oleh tubuh, jadi harus dikonsumsi

dari luar.

Kedelai tidak hanya merupakan pangan tetapi berlaku juga sebagai

obat untuk berbagai penyakit dan gangguan tubuh. Kedelai (terutama

kedelai hitam) digunakan dalam pengobatan untuk memperbaiki fungsi

jantung, ginjal, perut dan usus 13.

D. BISKUIT

Biskuit adalah kue kering manis kecil-kecil.Biskuit atau kue kering

digolongkan berdasarkan cara pencampuran dan resep yang dipakainya.

Biskuit dibagi dalam dua golongan yaitu jenis adonan yang meliputi kue

kering yang disemprot atau dicetak dan jenis busa yang terdiri dari maringue

dan sponge .

1. Bahan baku biskuit

Bahan-nahan yang digunakan dalam pembuatan biskuit terdiri dari

dua bagian yaitu bahan-bahan yang berfungsi sebagai pengikat adalah

tepung, telur, air dan garam serta bahan-bahan yang berfungsi sebagai

pelembut adalah gula, shortening (mentega), sedangkan sebagai bahan

pengembang adalah leavening agent (baking powder) dan kuning telur.

a) Tepung

Tepung merupakan struktur pokok atau bahan pengikat bahan baku

lain pada formula biskuit. Berbagai jeis tepung dapat digunakan

untuk pembuatan biskuit.

b) Telur

Telur adalah bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi dan

banyak digunakan untuk macam-macam kue. Telur yang digunakan

untuk membuat kue adalah telur ayam. Kualitas telur yang baik

adalah telur yang utuh dan bersih dari kotoran, masih segar dan

kuning telurnya masihutuh berada ditengah-tengah putih telur dan

kental, jika dipecahkan warnanya kuning dan tidak kusam.Adapun

fungsi telur adalah sebagai pengikat bahan-bahan lain dalam

adonan,membantu mempertajam warna pada permukaan kulit 14.

Telur mempunyai reaksi yang mengikat dan bila telur digunakan

dalam jumlah besar, maka akan diperoleh kue kering yang lebih

mengembang. Putih telur dapat juga ditambahkan secukupnya untuk

membuat adonan lebih kompak. penggunaan kuning telur tanpa putih

telur pada pembuatan biskuit akan menghasilkan biskuit yang lembut

dengan kualitas citarasa yang sempurna, tapi struktur biskuit tidak

sebaik pada penggunaan telur secara keseluruhan 15.

c) Garam

Garam digunakan untuk memberi efek citarasa dan pengikat ragi.

sebagian besar formula biskuit menggunakan satu persen garam atau

kurang.Garam memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan pada

jaringan. garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada

mikroorganisme pencemar tertentu.Mikroorganisme pembusuk atau

proteolitik dan juga pembentuk spora adalah yang paling mudah

terpengaruh walaupun dengan kadar garam rendah sekalipun.

d) Gula

Ada berbagai jenis gula yang digunakan dalam produk biskuit. Gula

pasir akan menyebabkan biskuit menyebar secara maksimum selama

pemanggangan berlangsung. Gula halus paling baik digunakan untuk

membuat biskuit karena tidak akan menyebabkan penyebaran kue

yang terlalu besar, sehingga biskuit yang dihasilkan lebih kecil dan

padat.Biskuit dengan persentase gula yang jumlahnya tinggi akan

lebih menyebar daripada dengan gula yang jumlahnya kurang. Bila

gula terlalu banyak akan menghasilkan biskuit yang kurang lembut

dan kurang lezat. Fungsi gula adalah memberi rasa manis,

memperbaiki tekstur, memberi warna dan memberi nilai kalori.

e) Shortening (Mentega)

Shotening adalah lemak yang mempunyai sifat plastis dan kestabilan

tertentu , umumnya berwarna putih sehingga sering disebuit mentega

putih. Mentega putih ini banyak digunakan dalam bahan pangan

terutama pada pembuatan kue yang dipanggang. Fungsi shortening

adalah untuk memperbaiki citarasa, struktur, tekstur, keempukan dan

memperbesar volume15.

Lemak merupakan komponen penting dalam pembuatan biskuit,

karena berfungsi sebagai bahan pengemulsi sehingga menghasilkan

tekstur produk yang renyah. lemak pangan yang dihilangkan airnya

dan tanpa bau atau rasa merupakan jenis yang paling baik untuk

produksi biskuit. Lemak mencegah campuran adonan dari curdling

pad waktu creaming. Lemak dapat membuat renyah biskuit karena

lemak melapisi molekul pati dan gluten dalam tepung dan memutus

ikatannya.

f) Baking Powder

Bahan pengembang atau leaving agent berfungsi membentuk

volume, mengatur aroma dan rasa, mengontrol penyebaran dan

membuat hasil produksi lebih ringan. Bahan pengembang adonan

yang sering dipakai menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat

menghasilkan gas CO2. sumber CO2 yang lebih populer

penggunaannya pada produk makanan adalah Natrium Bicarbonat

karena harganya murah, toksisitas rendah, penanganannya mudah,

relatif kurang terasa pada produk akhir dan kemurniannya tinggi.

Baking powder dipakai secara luas dalam produksi kue kering.

Baking powder merupakan bahan hasil reaksi asam dengan natrium

bikarbonat, memakai atau tidak memakai pati atau tepung sebagai

bahan pengisi. Ketika pemanggangan berlangsung baking powder

akan menghasilkan gas CO2 dan residu yang tidak bersifat

merugikan pada biskuit15.

2. Proses Pembuatan Biskuit

Dalam pembuatan biskuit, tepung, telur, dan baking powder atau soda

kue adalah komponen-komponen yang memegang peranan penting dan

berpengaruh terhadap sifat-sifat biskuit, khususnya sifat fisik dan

citarasa,m sedangkan air, PH dan pengaturan temperatur pengaruhnya

kecil.

Proses pembuatan biskuit meliputi tiga tahapan yaitu pembuatan atau

pemcampuran adonan, pencetakan adonan dan pemanggangan.

Pencampuran adona dengan cara mengkreamkan gula, lemak, garam

bahan pengembang.Selanjutnya ditambah telur dan cairan, kemudian

tepung sampai terbentuk adonan yang rata atau homogen. Adonan yang

telah homogen dapat dicetak menurut selera, kemudian dipanggang.

Suhu pemanggangan tergantung jenis kue kering dan ukura kue yang

dibuat. Suhu pemanggangan sebaiknya tidak terlalu panas, sebab bagian

luar akan terlalu cepat matang. suhu pemanggangan yang sedang berkisar

pada suhu 325-327 oF

E. UJI ORGANOLEPTIK

Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses

pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis,

yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena

adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut.

Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra

mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena

adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi,

menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Kesadaran,

kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau reaksi

subyektif. Pengukuran terhadap nilai / tingkat kesan, kesadaran dan sikap

disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Disebut penilaian

subyektif karena hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh

pelaku atau yang melakukan pengukuran.

Jenis penilaian atau pengukuran yang lain adalah pengukuran atau

penilaian suatu dengan menggunakan alat ukur dan disebut penilaian atau

pengukuran instrumental atau pengukuran obyektif. Pengukuran obyektif

hasilnya sangat ditentukan oleh kondisi obyek atau sesuatu yang diukur.

Demikian pula karena pengukuran atau penilaian dilakukan dengan

memberikan rangsangan atau benda rangsang pada alat atau organ tubuh

(indra), maka pengukuran ini disebut juga pengukuran atau penilaian

subyketif atau penilaian organoleptik atau penilaian indrawi. Yang diukur

atau dinilai sebenarnya adalah reaksi psikologis (reaksi mental) berupa

kesadaran seseorang setelah diberi rangsangan, maka disebut juga penilaian

sensorik.

Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan, tusukan),

bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa). Pada

waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya

adalah fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf

sensori atau syaraf penerimaan. Mekanisme pengindraan secara singkat

adalah :

1. Penerimaan rangsangan (stimulus) oleh sel-sel peka khusus pada indra

2. Terjadi reaksi dalam sel-sel peka membentuk energi kimia

3. Perubahan energi kimia menjadi energi listrik (impulse) pada sel

syaraf

4. Penghantaran energi listrik (impulse) melalui urat syaraf menuju ke

syaraf pusat otak atau sumsum belakang.

5. Terjadi interpretasi psikologis dalam syaraf pusat

6. Hasilnya berupa kesadaran atau kesan psikologis.

Untuk melaksanakan penilaian organoleptik diperlukan panel. Dalam

penilaian suatu mutu atau analisis sifat-sifat sensorik suatu komoditi, panel

bertindak sebagai instrumen atau alat. Panel ini terdiri dari orang atau

kelompok yang bertugas menilai sifat atau mutu komoditi berdasarkan kesan

subjektif. Orang yang menjadi anggota panel disebut panelis.

Dalam penilaian organoleptik dikenal tujuh macam panel, yaitu panel

perseorangan, panel terbatas, panel terlatih, panel agak terlatih, panel

konsumen dan panel anak-anak. Perbedaan ketujuh panel tersebut didasarkan

pada keahlian dalam melakukan penilaianorganoleptik.

1. Panel Perseorangan

Penel perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan

spesifik yang sangat tinggi yang diperoleh karena bakat atau latihan-

latihan yang sangat intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat,

peranan dan cara pengolahan bahan yang akan dinilai dan menguasai

metode-metode analisis organoleptik dengan sangat baik. Keuntungan

menggunakan panelis ini adalah kepekaan tinggi, bias dapat dihindari,

penilaian efisien dan tidak cepat fatik. Panel perseorangan biasanya

digunakan untuk mendeteksi jangan yang tidak terlalu banyak dan

mengenali penyebabnya. Keputusan sepenuhnya ada pada seorang.

2. Panel Terbatas

Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi

sehingga bias lebih di hindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-

faktor dalam penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan dan

pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan diambil berdiskusi

diantara anggota-anggotanya.

3. Panel Terlatih

Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup

baik. Untuk menjadi terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-

latihan. Panelis ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak

terlampau spesifik. Keputusan diambil setelah data dianalisis secara

bersama.

4. Panel Agak Terlatih

Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumya dilatih untuk

mengetahui sifat-sifat tertentu.. panel agak terlatih dapat dipilih dari

kalangan terbatas dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data

yang sangat menyimpang boleh tidak digunakan dalam keputusannya

5. Panel Tidak Terlatih

Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih

berdasarkan jenis suku-suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel

tidak terlatih hanya diperbolehkan menilai alat organoleptik yang

sederhana seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam .

untuk itu panel tidak terlatih biasanya dari orang dewasa dengan

komposisi panelis pria sama dengan panelis wanita.

6. Panel Konsumen

Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada

target pemasaran komoditi. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum

dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu.

7. Panel Anak-anak

Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10

tahun. Biasanya anak-anak digunakan sebagai panelis dalam penilaian

produk-produk pangan yang disukai anak-anak seperti permen, es krim

dan sebagainya.

Cara penggunaan panelis anak-anak harus bertahap, yaitu dengan

pemberitahuan atau dengan bermain bersama, kemudian dipanggil untuk

diminta responnya terhadap produk yang dinilai dengan alat bantu gambar

seperti boneka snoopy yang sedang sedih, biasa atau tertawa.

Keahlian seorang panelis biasanya diperoleh melalui pengalaman dan

latihan yang lama. Dengan keahlian yang diperoleh itu merupakan bawaan

sejak lahir, tetapi untuk mendapatkannya perlu latihan yang tekun dan

terus-menerus.

F. TEPUNG

Dalam bentuk tepung umbi-umbian dapat difortifikasi dengan berbagai

zat gizi yang diinginkan. Bentuk tepung juga mempermudah dan

memperlama penyimpanan hingga tahan beberapa bulan bahkan tahunan.

selain itu dalam bentuk tepung akan mempermudah penggunaan dan

pengolahannya menjadi berbagai jenis makanan siap saji sesuai dengan selera

yang disukai.Ubi kayu dan ubi jalar adalah dua pilihan dari sekian banyak

jenis umbi, untuk tahap awal bisa dijadikan pemenuhan tepung di Indonesia

(Antarlina,1997)

Teknologi pengolahan umbi0umbian menjadi tepung sangat sederhana

dan murah. Dengan teknologi itu usaha kecil menengah mampu

menghasilkan tepung ubi jalar dengan kualitas yang tidak kalah bagus

dibandingkan dengan tepung terigu yang diproduksi perusahaan besar.

Tepung ubi jalar bisa menjadi pilihan karena pemenuhan bahan baku berbasis

lokal (Ririn Jamrianti,2007)

1. Tepung Ubi Jalar

Tepung ubi jalar merupakan hancuran ubi jalar yang

dihilangkan sebagian kadar airnya. Kadar air maksimal tepung ubi

jalar 15% (Antarlina,1993). Tepung ubi jalar dapat dibuat secara

langsung dari ubi jalar yang dihancurkan kemudian dikeringkan,

tetapi dapat pula dibuat dari gaplek ubi jalar yang dihaluskan atau

digiling dengan tingkat kehalusan 80 mesh (Suprapti,2003)

2. Tepung Kacang Hijau

Pembuatan tepung kacang hijau dilakukan dengan merendam

biji di dalam air selama tujuh jam dengan ditambah NaOH 0,1%,

dikupas secara manual, dibilas, diblancing, selanjutnya

ditiris,dikeringkan. Kacang hijau tanpa kulit, selanjutnya

dihancurkan dan diayak untuk memperoleh tepung kacang hijau.

3. Tepung Kacang Kedelai

Produk yang bermutu tinggi yang dibuat dari kedelai adalah

tepung kedelai. Tepung kedelai lebih baik dari tepung terigubdan

tepung beras. Mungkin dapat dikatakan tepung kedelai adalah

produk nabati yang sebanding dengan produk putih telur yang dibuat

dengan cara menggiling atau menumbuk kedelai. Mengenai gizinya,

tepung kedelai jika dibandingkan dengan tepung susu atau tepung

telur adalah lebih baik daripada tepung gandum (De Graff, 2005)

Tepung kedelai dapat dilakukan dengan proses lama dan

proses baru. Tahapan proses yang lama adalah melakukan sortasi

bahan, lalu menyangrai bahan hingga matang dan selanjutnya

melakukan penggilingan kasar dengan penggilingan palu, dengan

sebelumnya mengangin-anginkannya. Hasil penggilingan kasar

tersebut dipisahkan dari kulit yang masih bercampur dengan

lembaga dan endosperm dengan alat separator dan pengayak. Hasil

penggilingan yang telah dipisahkan,m digiling halus dengan alat

penggilas dan selanjutnya mengayak pada pengayak bertingkat untuk

mendapatkan berbagai tingkatan hasil giling, misalnya butir halus,

tepung kasar/bubuk, tepung agak halus dfan tepung halus (cahyadi,

2007)

Pembuatan tepung kedelai dengan cara baru (metode illonois)

hanya berbeda dalam perlakuan perendaman dalam air selama 6 jam,

perebusan selama 30 menit pada suhu 100oC., pengupasan kulit.

pada proses lama diperkirakan terjadi denaturasi protein akibat dari

panas yang ditimbulkan oleh gesekan alat selama pengahncuran

kedelai, namun demikian dapat pula menginaktifkan enzim

lipoksighenase dan memberikan aroma yang harum.

Tepung kedelai dari kedua proses biasa digunakan untuk bahan

penambah pada pembuatan roti, cendol, penambah nilai gizi

makanan lain dan meningkatkan tekstur produk (cahyadi,2007).

Tepung kedelai memungkinkan untuk dibuat biskuit.

pemanfaatan kedelai menjadi tepung diharapkan tidak mengurangi

nilai gizi yang terkandung dalam kedelai itu sendiri, terutama

kandungan asam aminonya.

G. SIFAT FISIK TEPUNG

Sifat-sifat fisik pada komoditas memegang peranan penting dalam

pengwasan dan standarisasi mutu produk. Sifat-sifat fisik biasanya banyak

digunakan untuk perincian mutu komoditas dan standarisasi mutu karena

sifat fisik lebih mudah dan lebih cepat dikenali/di ukujr dibandingkan

dengan sifat-sifat kimia, mikrobiologik dan fisiologik (marliyati,dkk,1992)

Beberapa sifat fisik untuk pengawasan mutu diukur secara objectif

dengan alat-alat sederhana,beberapa sifat fisik dapat diamati secara

organoleptik sehingga lebih cepat dan langsung.Atas pertimbangan ini

banyak uji mutu hanya didasarkan pada sibentuk,fat-sifat fisik semata

(marliyati,dkk,1992)

Salah satu sifat fisik yang penting dalam pengawasan mutu adalah

sifat morfologi yang meliputi: ukuran, warna, sifat permukaan dan

susunan. Sifat morfologi dikenal dengan pengamatan visual

( organoleptik ) atau dengan alat (secara objektif). dalam hubungannya

dengan pengawasan mutu, sifat morfologi pad umumnya diamati secara

visual misalnya pengenalan bentuk, warna. Beberapa sifat morfologi

diukur dengan alat pengukur, misalnya timbangan, ukuran dengan ayakan

(mesh) (marliyati,dkk,1992)

Selain itu dalam penilaian terhadap sifat fisik tepung juga dilakukan

pengamatan terhadap rendemen dan daya serap air.

1) Ukuran

Ukuran menyatakan besaran materi/isi pada suatu

komoditas.Ukuran suatu komoditas dimanifestasikan dalam

beberapa bentuk besaran (perubah) seperti berat, volume, luas,

panjang, lebar, diameter dan tebal. Ukuran produk berupa tepung

atau butiran kecil dapat dinyatakan dengan mesh atau saringan.

Ukuran mesh menyatakan jumlah lubang persatuan luas, N/m2.

Produk yang digiling dan dapat disaring melalui sarinngan

berukuran 100 mesh atau lebih digolongkan ke dalam tepung,

sedangkan bubuk adalah yang ukuran partikelnya lebih kasar,

umumnya 10 sampai 80 mesh.

2) Rendemen

Rendemen merupakan banyaknya tepung yang dihasilkan

dibandingkan dengan berat awal bahan sebelum diolah menjadi

tepung yang dihasilkan persatuan berat (misal per 100 gram

bahan)

Cara memperoleh rendemen dari bahan pangan adalah sebagai

berikut :

A

Rendemen = ------ x 100%

B

A = Berat akhir tepung

B = Berat awal bahan tepung

3) Gelatinisasi

Suhu gelatinisasi adalah sifat fisik dari pati yang

merupakan suatu kisaran suhu dimana granula pati mulai

mengembang dalam air panas, bersama pula hilangnya bentuk

kristal dari pati tersebut. Berdasarkan sifat suhu gelatinisasi ada

tiga yaitu rendah (<70C), sedang (70-74C) dan tinggi (>70C)

(sukarni,dkk,1989)

Bahan yang mempunyai suhu gelatinisasi tinggi apabila

dimasak akan membutuhkan lebih banyak air dan lebih lama

waktu pemasakan dibandingkan dengan suhu gelatinisasi yang

rendah. Keragaman suhu gelatinisasi inindiduga dusebabkan oleh

adanya keragaman kekompakan granula pati dan endosperm

(sukarni,dkk,1989)

4) Daya Serap Air

Daya serap air perlu diketahui dalam penyusunan adonan.

Penambahan air dalam adonan disesuaikan dengan menilai mutu

tepung. Daya serap air pada tepung-tepungan dianggap baik bila

lebih rendahbdari 60% (Muchtadi dan Sugiono,1992). Semakin

rendah daya serap air maka semakin tidak bagus/rendah mutu

tepung. Mutu tepung akan mempengaruhi tekstur dari biskuit

yang dihasilkan. Semakin baik mutu tepung, maka tekstur biskuit

yang dihasilkan akan semakin baik.

H. SIFAT KIMIA BISKUIT

1. Protein

Protein adalah

2. Energi

3. Kadar Air

Air merupakan kandungan penting dalam bahan pangan

termasuk makanan,semua bahan makanan mengandung air dalam

jumlah yang berbeda-beda baik itu bahan makanan hewani

maupun nabati. Sebagai media reaksi yang menstabilkan

pembentukan berrpolimer dan sebagainya. Sedangkan kadar air

merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan pangan

yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu

karakteristik yang sangat penting dalam bahan pangan,karena air

dapat mempengaruhi kenampakan tekstur dan cita rasa pada

bahan pangan. Kadar air dalaam bahan pangan ikut menentukan

kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang

tinggi menyebabkan mudahnya bakteri,kapang,dan khamir untuk

berkembang biak,sehingga akan terjadi perubahan pada bahan

pangan (Dwijosepputro.1994).

Kadar air dalam bahan makanan sangat mempengaruhi

kualitas dan daya simpan dari pangan tersebut. Oleh karena itu,

penentuan kadar air dari suatu bahan pangan sangat penting agar

dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat

penanganan yang cukup.

Cara menentukan kadar air bahan pangan. Penentuan kadar

air adalah suatu kegiatan yang lakukan untuk melihat berapa

banyak kadar air yang terkandung dalam suatu bahan pangan.

Kadar air bahan pangan sangat berpengaruh pada daya tahan dan

daya simpan bahan pangan itu sendiri. Setidaknya ada 3 cara

menentukan kadar air, yaitu:

a) Penentuan kadar air dengan cara pemanasan

Langkah-langkah menentukan kadar air dengan cara pemanasan.

Penentuan kadar air dengan cara pemanasan yang dimaksud disini

adalah pengeringan sample dengan menggunakan oven

(pemanas). Metode penentuan kadar air dengan cara pemanasan

ini adalah yang paling sering dilakukan dan paling sederhana.

Cara-caranya adalah sebagai berikut:

Cara menentukan kadar air dengan pemanasan (Oven)

1. Timbang sample (contoh) bahan sebanyak 2 gram (BA) dalam wadah yang

terbuat dari gelas atau alumuniun foil yang telah diketahui beratnya.

2. Set suhu oven pada temperatur 100-105*C

3. Masukan sample kedalam oven dan biarkan selama 3-5 jam atau sampai

kering dan beratnya menjadi konstan

4. Setelah 3 jam, keluarkan sample dari oven dan dinginkan dalam Eksikator

lalu timbang. Ulangi langkah 3 dan 4 berkali-kali selama 30 menit saja

untuk mengetahui berat konstan sample.

5. Setelah didapat berat yang konstan lalukan perhitungan kadar air. Caranya:

Berat awal (BAw)-Berat akhir X 100% =  % Kadar Air

            Berat awal                                  

Cara penentuan kadar air dengan metode pemanasan (Oven) ini

biasanya di lakukan untuk sample yang berubah biji-bijian, bubuk, atau

padatan lainnya yang tidak mengandung kadar gula tinggi dan juga tidak

mengandung zat-zat volatil yang mudah menguap.

b. Penentuan kadar air dengan cara Distilasi Toluene

Cara Menentukan kadar air dengan Metode Distilasi Toluene.

Penentuan kadar air dengan cara Distilasi Toluene ini dilakukan jika

sample yang akan dianalisa mempunyai kadar air sangat tinggi dan

mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap. Toluene adalah

sejenis pelarut yang berat jenisnya lebih rendah daripada air. Dalam kamus

Kimia Organik, Toluene atau Toluena didefinisikan sebagai Fenilmetana;

Metilbenzena dengan rumus molekul C6H5CH3; yaitu sejenis zat cair

membias, tanpa warna dengan bau yang khas, yang terbakar dengan nyala

berasap. Jika tidak ada Toluena, zat pelarut dapat digantikan oleh Xilol

ataupun Heptana.

Cara menentukan kadar air dengan Distilasi Toluena

1. Timbang sample yang telah dipotong kecil-kecil ataupun yang berupa

serbuk dengan kandungan air kurang lebih 2-5 ml. Lalu masukan kedalam

labu distilasi.

2. Tambahkan larutan toluenen atau Xylenen kurang lebih 75-100 ml, lalu

pasang labu distilasi pada alat distilasi khusus dengan penampung air yang

menguap

3. Atur pemanasan distilasi sampai kira-kira 4 toluene jatuh dari kondensor

setiap detiknya

4. Lanjutkan destilasi sampai semua air menguap dan air dalam penampung

tidak bertambah lagi (lebih kurang selama 1jam)

5. Bacalah volume air dan hitung% air dari berat awal sample.

Cara penentuan kadar air dengan distilasi toluene merupakan

metode penentuan kadar air yang paling rumit. Tapi karena untuk bahan-

bahan tertentu tidak dapat dilakukan dengan cara pemanasan maka

Penentuan kadar air dengan distilasi toluene adalah satu-satunya pilihan.

c. Penentuan kadar air dengan Oven Vacum (Oven Vakum)

Cara menentukan kadar air dengan Oven Vacum. Penentuan

kadar air dengan oven vakum di lakukan untuk bahan-bahan yang

tidak tahan panas, mempunyai kadar gula tinggi, minyak, kecap dll.

Cara menentukan kadar air dengan Oven Vacum

1. Timbang sample bahan yang telah dihaluskan sebanyak 2 gram di

dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

2. Keringkan dalam oven vacum selama 3-5 jam dengan suhu 95-

100*C atau 20-25* diatas titik didih dengan tekanan yang

digunakan kurang lebih 25 mm.

3. Setelah kering dinginkan dalam eksikator dan timbang. Ulangi

terus kegiatan 2 dan 3 masing-masing selama 1 jam hingga selisih

berat sample saat ditimbang tidak lebih dari 0,05%

4. Lalukan perhitungan penentuan kadar air.

Meskipun ada banyak cara untuk menentukan kadar air bahan

pangan, namun tujuannya tetap sama yaitu untuk menentukan jumlah

kadar air dalam bahan pangan untuk memudahkan penanganan bahan

pangan berikutnya seperti pengolahan dan penyimpanan

4. Kadar Abu

Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik

atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan

pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan

sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal

sebagai zat organik atau kadar abu. Kadar abu tersebut dapat

menunjukan total mineral dalam suatu bahan pangan. Bahan-

bahan organik dalam proses pembakaran akan terbakar tetapi

komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut sebagai

kadar abu.

Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai

tujuan, antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu

pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai

penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. Penggilingan

gandum, misalnya, apabila masih banyak lembaga dan endosperm

maka kadar abu yang dihasilkannya tinggi. Banyaknya lembaga

dan endosperm pada gandum menandakan proses pengolahan

kurang baik karena masih banyak mengandung bahan pengotor

yang menyebabkan hasil analisis kadar abu menjadi tidak murni.

Kandungan abu juga dapat digunakan untuk memperkirakan

kandungan dan keaslian bahan yang digunakan. Kadar abu

sebagai parameter nilai gizi, contohnya pada analisis kadar abu

tidak larut asam yang cukup tinggi menunjukan adanya

kontaminan atau bahan pengotor pada makanan tersebut.

Penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

pengabuan cara langsung (cara kering) dan pengabuan cara tidak

langsung (cara basah).

a. Penentuan kadar abu secara langsung

Prinsip pengabuan cara langsung yaitu semua zat organik

dioksidasi pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500-600oC, kemudian

zat yang tertinggal setelah proses pembakaran ditimbang.

Mekanisme pengabuan cara langsung yaitu cawan porselen

dioven terlebih dahulu selama 1 jam kemudian diangkat dan

didinginkan selama 30 menit dalam desikator. Cawan kosong

ditimbang sebagai berat a gram. Setelah itu, bahan uji dimasukan

sebanyak 5 gram ke dalam cawan, ditimbang dan dicatat sebagai

berat b gram. Pengabuan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu

pemanasan pada suhu 300oC agar kandungan bahan volatil dan

lemak terlindungi hingga kandungan asam hilang. Pemanasan

dilakukan hingga asam habis. Selanjutnya, pemanasan pada suhu

bertahap hingga 600oC agar perubahan suhu secara tiba-tiba tidak

menyebabkan cawan menjadi pecah.

b. Penentuan kadar abu secara tidak langsung

Prinsip pengabuan cara tidak langsung yaitu bahan

ditambahkan reagen kimia tertentu sebelum dilakukan pengabuan.

Senyawa yang biasa ditambahkan adalah gliserol alkohol atau

pasir bebas anorganik yang selanjutnya dipanaskan dalam suhu

tinggi. Pemanasan menyebabkan gliserol alkohol membentuk

kerak sehingga menyebabkan terjadinya porositas bahan menjadi

besar dan memperbesar oksidasi. Pemanasan pada pasir bebas

dapat membuat permukaan yang bersinggungan dengan oksigen

semakin luas dan memperbesar porositas sehingga proses

pengabuan semakin cepat.

Mekanisme pengabuan cara tidak langsung yaitu cawan

porselen dioven terlebih dahulu selama 1 jam kemudian diangkat

dan didinginkan selama 30 menit dalam desikator. Cawan kosong

ditimbang sebagai berat a gram. Setelah itu, bahan uji dimasukan

sebanyak 5 gram ke dalam cawan, ditimbang dan dicatat sebagai

berat b gram. Gliserol alkohol ditambahkan dalam cawan

sebanyak 5 ml dan dimasukan dalam tanur pengabuan hingga

putih keabu-abuan. Abu yang terbentuk dibiarkan dalam muffle

selama 1 hari. Cawan porselen dioven terlebih dahulu untuk

mengeringkan air yang mungkin terserap saat disimpan dalam

muffle lalu dimasukan ke desikator. Penimbangan cawan setelah

pengabuan dicatat sebagi berat c gram.  Suhu yang tinggi

menyebabkan elemen abu yang volatil, seperti Na, S, Cl, K dan P

menguap. Pengabuan juga menyebabkan dekomposisi tertentu,

seperti K2CO3 dan CaCO3. Pengeringan dengan metode ini

bertujuan mendapatkan berat konstan.