20
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X SMA Negeri Patikraja Kabupaten Banyumas, yaitu pada semester genap bulan April sampai dengan Mei tahun ajaran 2011/2012. 3.2 Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri Patikraja yang berjumlah 272 siswa yang terdistribusi dalam 8 kelas dengan masing-masing kelas terdiri dari 34 siswa. Sampel dalam penelitian ini berupa kelas dan diambil secara cluster random sampling (Arikunto, 2010). Dalam teknik ini, semua kelas memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Jumlah kelas yang dijadikan sampel sebanyak 3 kelas yang ditentukan berdasarkan undian. Terpilih sebagai kelas kontrol yaitu kelas X-6 dan sebagai kelas eksperimen yaitu dan kelas X-7 dan kelas X-8. 3.3 Variabel Penelitian Pada penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu: a. Variabel bebas (X) yaitu model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) b. Variabel terikat (Y) yaitu pemahaman dan minat belajar siswa 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X SMA Negeri Patikraja

Kabupaten Banyumas, yaitu pada semester genap bulan April sampai

dengan Mei tahun ajaran 2011/2012.

3.2 Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

Negeri Patikraja yang berjumlah 272 siswa yang terdistribusi dalam 8 kelas

dengan masing-masing kelas terdiri dari 34 siswa.

Sampel dalam penelitian ini berupa kelas dan diambil secara cluster

random sampling (Arikunto, 2010). Dalam teknik ini, semua kelas memiliki

peluang yang sama untuk menjadi sampel. Jumlah kelas yang dijadikan

sampel sebanyak 3 kelas yang ditentukan berdasarkan undian. Terpilih

sebagai kelas kontrol yaitu kelas X-6 dan sebagai kelas eksperimen yaitu

dan kelas X-7 dan kelas X-8.

3.3 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu:

a. Variabel bebas (X) yaitu model pembelajaran CTL (Contextual

Teaching and Learning)

b. Variabel terikat (Y) yaitu pemahaman dan minat belajar siswa

24

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

25

3.4 Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian ini

menggunakan pre test and post test control group design dengan desain

sebagai berikut (Arikunto, 2009):

Eksperimen =

𝑂1 𝑋𝑎 𝑂2

Kontrol =

𝑂1 𝑋𝑏 𝑂2

Keterangan : Xa = Model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and

Learning)

Xb = Model ceramah

O1 = Hasil observasi sebelum perlakan (pretes)

O2 = Hasil observasi setelah perlakuan (postes)

3.5 Data dan Teknik Pengambilan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Data aktivitas siswa

Data aktivitas siswa diperlukan untuk mengetahui aktivitas siswa

selama proses pembelajaran. Sumber data aktivitas ini adalah kegiatan

siswa selama proses pembelajaran.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

26

Data aktivitas siswa diperoleh melalui observasi menggunakan

lembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran 7). Observasi

aktivitas siswa dilakukan oleh tiga orang observer. Tugas observer

yaitu mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

2. Data nilai atau hasil belajar siswa

Data nilai hasil belajar siswa diperlukan untuk mendapatkan

informasi tentang kemampuan siswa dalam memahami isi pelajaran

atau untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Data nilai atau hasil belajar siswa diperoleh melalui tes berupa

pre-test, yaitu tes yang dilakukan sebelum PBM dimulai (Lampiran 3)

dan post-test, yaitu tes yang diberikan setelah guru selesai

menyampaikan materi pelajaran (Lampiran 4).

3. Data respon siswa

Data respon siswa diperlukan untuk mengetahui tanggapan,

respon dan kesan siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan

model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning).

Teknik pengambilan data respon siswa melalui angket. Angket

disebar pada kelas eksperimen dengan menggunakan lembar angket

respon siswa (Lampiran 9).

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

27

3.6 Teknik analisis data

Data hasil penelitian ini sebelum dianalisis terlebih dahulu dilakukan:

3.6.1 Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Menurut Sudjana (1996) langkah-langkah yang dilakukan

untuk uji normalitas meliputi:

1) Menentukan rentang (R) yaitu data terbesar dikurangi data

terkecil

2) Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus

Sturggos, yaitu:

Banyak kelas (K)= 1 + 3.33 log n,

dengan n menyatakan bahwa data dan hasil akhir dijadikan

bilangan bulat.

3) Menentukan panjang kelas interval (P), dengan rumus

P= Rentang

Banyak kelas

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval

6) Menghitung rata-rata nilai (𝑥 ) dengan rumus:

𝑋 = 𝑓𝑖 𝑥𝑖

𝑓𝑖

Keterangan:

fi = frekuensi kelas ke-i

xi = titik tengah kelas ke-i

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

28

7) Menghitung variasi dengan rumus:

S2 =

𝑛 𝑓1𝑥12− 𝑓1𝑥1 2

𝑛(𝑛−1)

Keterangan:

S2 = simpangan baku gabungan

n = jumlah sampel

fi = frekuensi kelas ke-i

X12 =

titik tengah kelas ke-i

8) Menghitung nilai Z dengan rumus:

Z = 𝑏𝑘−𝑥

𝑆

Keterangan:

S = standard deviasi

bk = batas bawah

9) Menentukan luas tiap kelas interval (L)

10) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan rumus:

Ei = n × L

Dengan n = jumlah sampel

11) Membuat daftar frekuensi pengamatan (Oi) dengan frekuensi

diharapkan

12) Menghitung nilai 𝑥2 (chi kuadrat) dengan rumus:

X2 =

𝑂𝑖−𝐸𝑖

𝐸𝑖

2𝑁𝑡=1

13) Menentukan derajat kebebasan (dk), dalam perhitungan ini

disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas kelas

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

29

interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian

digunakan rumus:

dk = K-1 dan taraf ∝= 0,05 (Riduwan, 2008)

14) Menentukan normalitas distribusi dengan criteria berdistribusi

normal. Jika 𝑥2 hitung < 𝑥2 tabel (𝑥2 hitung < 𝑥2 𝛼 − 𝑑𝑘 ),

maka data bedistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Hipotesis

Ho: 𝜎12 = 𝜎2

2 artinya data homogen

Ha: 𝜎12 ≠ 𝜎2

2 artinya data tidak homogen

Menurut Sudjana (1996) untuk uji homogenitas sampel

digunakan uji varians (uji F) dua pihak.

F hitung = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑆1

2

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑆22

Keterangan:

F = Varians yang dicari

S12 =

Varians terbesar

S22 =

Varians terkecil

Kriteria pengujian Ho diterima jika F hitung < F table

3.6.2 Uji Hipotesis

Data hasil penelitian berdasarkan uji prasyarat menunjukkan data

berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan uji hipotesis

menggunakan uji t (t-test 2 pihak). Uji hipotesis yang dilakukan melalui

beberapa tahapan sebagai berikut: (Sudjana, 1996)

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

30

a. Menentukan standar deviasi yang diturunkan dari rumus gabungan

digunakan rumus sebagai berikut:

S2 = 𝑛1−1 𝑆1

2+ 𝑛2−1 𝑆22

𝑛1+𝑛2 −2

Keterangan:

S2 =

Varians gabungan

S1 = Standar deviasi kelas I ( kelas eksperimen)

S2 = standard deviasi kelas II (kelas kontrol)

n1 = jumlah sampel kelas I (kelas eksperimen)

n2 = jumlah sampel kelas II (kelas kontrol)

b. Mencari perbedaan pemahaman siswa dengan menggunakan uji

Hipotesis rata-rata (Uji-t) 2 pihak. Menurut Sudjana (1996) rumus

yang digunakan yaitu:

t = 𝑋 1−𝑋 2

𝑆 1

𝑛1+

1

𝑛2

keterangan:

t : Distribusi t

𝑋 1 : Rata-rata kelas I (kelas eksperimen)

𝑋 2 : Rata-rata kelas II (kelas kontrol)

𝑛1 : Jumlah sampel kelas I (kelas eksperimen)

𝑛2 : Jumlah sampel kelas II (kelas kontrol)

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

31

3.6.3 Analisis Deskriptif Kualitatif

a. Data aktivitas siswa

Data hasil aktivitas siswa dihitung pada setiap indikator

pengamatan yang dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P = 𝑅

𝑇 × 100 % (Purwanto, 2004)

Keterangan :

P: Jumlah persentase siswa yang melakukan aktivitas

R: Jumlah siswa yang melakukan aktifitas

T: Jumlah keseluruhan siswa yang belajar.

b. Data respon siswa

Data hasil angket dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Presentase (%) = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖

𝑁 × 100 % (Djamarah, 2005)

Keterangan :

N = Jumlah responden seluruhnya

Menurut Arikunto (2005) hasil persentase dapat disimpulkan

berdasarkan kriteria sebagai berikut :

Jika memiliki kesesuaian 81 – 100 % : sangat baik

Jika memiliki kesesuaian 61 – 80 % : baik

Jika memiliki kesesuaian 41 – 60 % : cukup

Jika memiliki kesesuaian 21 – 40 % : kurang

Jika memiliki kesesuaian 0 – 20 % : sangat baik

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

32

3.7 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. memberikan pre test untuk mengetahui kemampuan awal antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebelum mendapatkan pembelajaran.

2. memberikan perlakuan pada ke-2 kelas sesuai skenario pembelajaran,

yaitu memberikan materi pelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) pada kelas

eksperimen dan pembelajaran klasikal pada kelas kontrol.

3. melakukan pengamatan pada aktivitas siswa dan cara mengajar guru

4. melakukan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui kemampuan akhir siswa setelah mendapatkan

pembelajaran.

5. menganalisis data menggunakan teknik yang telah ditentukan.

6. memberikan angket dan wawancara untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran pada kelas eksperimen.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data hasil postes kelas eksperimen dan kontrol

Postes dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah

dilakukan pada kelas eksperimen maupun kontrol. Dari hasil postes

tersebut diperoleh nilai tertinggi 91 dan nilai terendah 40. Data postes

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

86 – 91 9 0 13.63 0

80 – 85 12 5 18.18 15.15

74 – 79 11 2 16.67 6.06

68 – 73 15 13 22.72 39.39

62 – 67 3 6 4.54 18.18

56 – 61 13 4 19.69 12.12

50 – 55 2 2 3.03 6.06

40 – 49 1 1 1.51 3.03

Jumlah 66 33 100 100

4.1.2. Perbandingan Rata-rata Hasil Pretes-Postes pada Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Berdasarkan perhitungan data nilai pretes dan postes diperoleh

perbandingan rata-rata untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti

yang tersaji pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.1.

33

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

34

Tabel 4.2

Perbandingan rata-rata pretes-postes pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Kelas Nilai Rata-rata

Pretes Postes

Eksperimen 49.48 72.56

Kontrol 54.03 68.36

Gambar 4.1 Grafik perbandingan nilai pretes dan postes pada kelas kontrol

dan kelas eksperimen

4.1.3 Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, nilai postes terlebih dulu

diuji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas

menggunakan rumus chi kuadrat dan uji homogenitas menggunakan uji F.

4.1.3.1 Uji Normalitas Nilai Postes

Berdasarkan perhitungan chi kuadrat, data kelas eksperimen dan

kelas kontrol diperoleh hasil bahwa data tersebut berdistribusi normal

(Tabel 4.3 dan Lampiran 6.1)

0

20

40

60

80

PretesPostes

54,0368,3649,48

72,56

Kontrol Eksperimen

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

35

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas

Kelompok Uji Normalitas

X2

hitung X2

tabel Hasil

Postes kelas eksperimen 15.0048 18.48 Normal

Postes kelas kontrol 14.3343 18.48 Normal

Keterangan : kriteria data berdistribusi normal jika X2

hitung < X2

tabel

4.1.3.2 Uji Homogenitas

Berdasarkan perhitungan uji F, diperoleh hasil bahwa data postes

kelas eksperimen dan kontrol adalah homogen (Tabel 4.4 dan Lampiran

6.2)

Tabel 4.4

Hasil Uji Homogenitas

Kelompok Uji Homogenitas

Fhitung Ftabel Hasil

Postes kelas eksperimen 1.506 1.633 Homogen

Postes kelas control 1,048 2.025 Homogen

Keterangan : kriteria data berdistribusi homogen jika Fhitung < Ftabel

Berdasarkan hasil analisis data postes kelas eksperimen dan kelas

kontrol masing-masing berdistribusi normal dan homogen, sehingga

dilanjutkan uji t (uji 2 pihak).

4.1.4 Uji t (Uji 2 Pihak)

Berdasarkan hasil uji prasyarat (Tabel 4.2 dan Tabel 4.3)

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Dengan

demikian maka data tersebut dapat dilanjut ke uji t 2 pihak. Hasil

perhitungan uji t diperoleh nilai thitung = 6.9479 lebih besar jika

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

36

dibandingkan dengan nilai ttabel α = 0.05 dan dk= 64 sebesar 2.27 (6.9479 >

2.27) (Lampiran 6.3). Dengan hasil perhitungan di atas maka Ho ditolak dan

Ha diterima, yang berarti penggunaan model CTL berpengaruh terhadap

pemahaman siswa.

4.1.5 Data Aktivitas siswa selama pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan model

pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning), aktivitas siswa

selama proses pembelajaran menunjukkan adanya perbedaan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut disajikan dalam Tabel 4.1 dan

Gambar 4.2.

Tabel 4.5

Persentase Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa

No Aktivitas Kelas Eksperimen (%) Kelas Kontrol (%)

SB B C SB B C

1 Partisipasi aktif siswa 19.86 30.39 11.76 0 11,77 25

2 Ketertarikan mengamati

objek biologi 0 10.48 15.63

0 6.56 0

3 Aktivitas diskusi 24.73 23.4 20.06 0 5.88 17.64

4 Kemampuan

berargumentasi 18.75 21.23 22.06

0 0 12.36

5 Aktivitas mengerjakan

tugas 18.2 43.16 21.86

0 3.48 5.16

6 Kemampuan

menyimpulkan 29.04 43.21 36.81

0 26.47 33.46

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

37

Gambar 4.2 Grafik poligon rata-rata aktivitas belajar siswa yang dipengaruhi oleh

penggunaan model CTL

0

10

20

30

40

SB B C

Partisipasi aktif siswa

Kontrol

Eksperimen

0

5

10

15

20

SB B C

Ketertarikan mengamati

objek

Kontrol

Eksperimen

0

10

20

30

SB B C

Aktivitas diskusi

Kontrol

Eksperimen

0

5

10

15

20

25

SB B C

Kemampuan berargumentasi

Kontrol

Eksperimen

0

20

40

60

SB B C

Kemampuan mengerjakan

tugas

Kontrol

Eksperimen0

10

20

30

40

50

SB B C

Kemampuan menyimpulkan

Kontrol

Eksperimen

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

38

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa penggunaan

model CTL berpengaruh terhadap meningkatnya pemahaman siswa dalam

mempelajari materi biologi (lampiran 6.3). Peningkatan itu dapat diketahui

dari hasil rata-rata postes pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

kelas kontrol (Tabel 4.2). Hal ini ternyata sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Suryanti et al., (2006) bahwa melalui pembelajaran

kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa

Pada proses pembelajaran, kegiatan konstruktivisme (constructivism)

dilakukan oleh siswa dengan cara mengamati gambar nyata yang ditampilkan

oleh guru. Berdasarkan Tabel 4.5, hasil observasi terhadap aktivitas

partisipasi aktif menunjukkan bahwa siswa sangat antusias memperhatikan,

tidak berbicara sendiri dan merespon setiap pertanyaan yang disampaikan

oleh guru, sehingga siswa dapat memahami konsep materi serta

menghubungkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan materi yang

dipelajari. Setelah siswa dapat memahami konsep materi, guru membagikan

LKS sebagai panduan kegiatan pengamatan agar siswa dapat menemukan

(inquiry) ciri-ciri, contoh dan peranan masing-masing filum pada

nemathelminthes dan annelida.

Dari hasil constructivism dan inquiry, muncul berbagai pertanyaan

(questioning) yang diajukan oleh siswa dalam memahami materi. Pertanyaan-

pertanyaan tersebut dipecahkan melalui masyarakat belajar (learning

community) sehingga tercipta kegiatan diskusi. Pada kegiatan diskusi,

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

39

terdapat perbedaan persepsi mengenai hasil pengamatan yang telah dilakukan.

Dengan demikian, akan saling bertukar pengetahuan antara siswa yang satu

dengan yang lainnya. Dalam hal ini, tugas guru adalah memfasilitasi jalannya

diskusi dan membantu apabila ada kesulitan yaitu dengan cara menampilkan

kembali gambar nyata sebagai pemodelan (modeling) untuk memastikan dan

menegaskan materi yang sedang dipelajari sehingga siswa menjadi jelas dan

paham terhadap materi. Setelah semua siswa memiliki persepsi yang sama

terhadap materi, guru melakukan refleksi (reflection) dan penilaian yang

sebenarnya. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) dilakukan

dengan cara guru memberikan tes secara lisan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa terhadap materi annelida. Pada akhir proses pembelajaran,

guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

sehingga siswa mampu memahami ciri-ciri, sistem organ, contoh dan peranan

nemathelminthes dan annelida. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan

model CTL terbukti berpengaruh terhadap meningkatnya pemahaman siswa

dalam mempelajari materi nemathelminthes dan annelida.

Penggunaan model CTL selain berpengaruh terhadap pemahaman

siswa juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Minat tersebut ditunjukkan dengan aktivitas belajar siswa

selama proses pembelajaran. Aktivitas siswa selama pembelajaran pada

kriteria sangat baik, baik dan cukup disajikan dalam Gambar 4.3.

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

40

Keterangan

1. Partisipasi aktif siswa

2. Ketertarikan mengamati objek

3. Kemampuan berdiskusi

4. Kemampuan berargumentasi

5. Kemampuan mengerjakn tugas

6. Kemampuan menyimpulkan

Gambar 4.3 Grafik perbandingan aktivitas siswa menggunakan model

pembelajaran CTL untuk kriteria Sangat Baik (a), kriteria Baik

(b) dan kriteria Cukup (c)

0

10

20

30

40

1 2 3 4 5 6

(a)

Kontrol

Eksperimen

0

10

20

30

40

50

1 2 3 4 5 6

(b)

Kontrol

Eksperimen

0

10

20

30

40

1 2 3 4 5 6

(c)

Kontrol

Eksperimen

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

41

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa menunjukkan bahwa adanya

perbedaan rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol (Gambar 4.3). Hal tersebut disebabkan karena pada pembelajaran

menggunakan model CTL partisipasi aktif siswa selama pembelajaran

dikembangkan. Data hasil observasi partisipasi aktif siswa pada kelas

eksperimen diperoleh persentase rata-rata untuk kriteria sangat baik sebesar

19.86 %; kriteria baik sebesar 30.39% dan kriteria cukup 11.76%. Sedangkan

pada kelas kontrol diperoleh persentase rata-rata kriteria baik sebesar 11.77%

dan kriteria cukup 25 (Tabel 4.5). Hal ini terlihat ketika guru sedang

menampilkan gambar nyata dari kelabang laut, cacing tanah dan lintah, siswa

memperhatikan, tidak berbicara sendiri, menanggapi dan menjawab

pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Siswa yang menunjukkan partisipasi

tinggi selama pembelajaran berdampak pada hasil postes yang juga

mendapatkan nilai tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa partisipasi aktif

siswa selama pembelajaran mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi

yang dipelajari.

Ketertarikan siswa dalam mengamati objek biologi seperti gambar

nyata dari kelabang laut, cacing tanah dan lintah berkembang karena siswa

sudah memiliki keaktifan dalam pembelajaran dengan mengoptimalkan alat

indera secara proporsional. Hal tersebut senada dengan hasil penelitian

Karlimah (2007) yang menyatakan bahwa penggunaan alat indera secara

proporsional dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengobservasi

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

42

objek. Kegiatan mengamati objek tersebut menyebabkan siswa menjadi

paham terhadap konsep materi yang akan dipelajari.

Penggunaan model CTL juga dapat meningkatkan kemampuan diskusi

siswa selama pembelajaran (Tabel 4.5). Meningkatnya kemampuan diskusi

siswa dikarenakan pada proses pembelajaran siswa diarahkan untuk

menemukan sendiri materi yang akan dipelajari sehingga akan menimbulkan

pertanyaan-pertanyaan untuk memahami materi tersebut. Pertanyaan yang

diajukan siswa antara lain mengapa cacing tanah termasuk dalam filum

oligochaeta? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dipecahkan melalui kegiatan

diskusi. Melalui kegiatan diskusi, siswa menjadi berani bertanya, mampu

menyampaikan hasil pemikirannya sendiri, dan menjawab pertanyaan dalam

diskusi. Di dalam kegiatan diskusi juga berkembang kemampuan

berargumentasi dan mengerjakan tugas. Kemampuan berargumentasi dilihat

dari keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya, menyanggah

pendapat orang lain dan melengkapi pendapat atau jawaban orang lain. Hal

ini senada dengan penelitian Suryanti et al. (2006) yang menyatakan bahwa

model pembelajarn kontekstual mampu meningkatkan aktivitas di kelas

dalam hal mengemukakan pendapat. Sedangkan kemampuan mengerjakan

tugas dalam pembelajaran yang dilakukan siswa adalah mengerjakan LKS

dalam rangka menemukan materi ciri-ciri, sistem organ, contoh dan peranan

filum pada nemathelminthes dan annelida. Kemampuan tersebut terlihat

ketika siswa mampu mencari dan mengumpulkan informasi dari bacaaan,

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3digilib.ump.ac.id/files/disk1/14/jhptump-a-upikbaroka-656-3-babiii.pdflembar instrumen observasi aktivitas siswa (Lampiran

43

memecahkan soal yang diberikan guru, mengerjakan tugas dengan benar dan

mampu melaporkan hasil dari tugas secara lisan maupun tulisan.

Pembelajaran menggunakan model CTL juga dapat mengembangkan

kemampuan siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Hal ini

terlihat dari hasil observasi diperoleh persentase rata-rata pada kriteria sangat

baik sebesar 29.04%; kriteria baik sebesar 43.21% dan kriteria cukup sebesar

36.81%.

Secara keseluruhan dapat dikatakan model pembelajaran CTL

berpengaruh terhadap meningkatnya aktivitas belajar siswa. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian Baihaki (2010) yang mengemukakan bahwa

pembelajaran CTL memiliki dampak positif dalam upaya meningkatkan

aktivitas belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa berdampak pada

pemahaman siswa terhadap materi yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dari

rata-rata hasil postes pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas

kontrol (Tabel 4.2).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran CTL berpengaruh terhadap meningkatnya pemahaman siswa

terhadap materi dan berpengaruh terhadap meningkatnya minat siswa dalam

pembelajaran yang ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa

selama pembelajaran.