15
Pepi Handayani, 2015 PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjenis deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat pencandraan atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat dari fakta-fakta atau sampel yang diteliti. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kualitatif yang cenderung fokus terhadap suatu permasalahan (Sugiyono, 2010). Peneliti hanya menggambarkan kondisi dilapangan sesuai fakta yang terjadi saat itu tanpa ada perlakuan terhadap variabel. Penelitian ini mendeskripsikan tentang pengembangan dan penerapan asesmen autentik untuk menilai Keterampilan Proses Sains (KPS) terintegrasi pada materi sistem ekskresi. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 2 SMAN 6 Bandungtahun ajaran 2014/2015.Alasan pemilihan sekolah dikarenakan sekolah tersebut memiliki siswa dengan kemampuan yang heterogen berdasarkan observasi peneliti dan wawancara dengan guru biologi.Sedangkan sampel penelitiannya adalah kelas XI MIA 4, XI MIA 5 dan XI MIA 6. Ujicoba tes dilakukan di dua kelas yang berbeda yaitu kelas XI MIA 4 dan XI MIA 6 yang masing-masing berjumlah 30 orang siswa. Sedangkan penerapan dilakukan di kelas XI MIA 5. Waktu Penelitian dimulai dari April 2015 hingga Mei 2015. C. Definisi Operasional Penelitian ini menitikberatkan pada dua aspek, yaitu pengembangan asesmen autentik dan keterampilan proses sains terintegrasi. Secara terperinci, kedua aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Pengembangan Asesmen Autentik Pengembangan asesmen autentik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pengembangan soal dimulai dari identifikasi tujuan pembelajaran yang diturunkan dari Kompetensi Dasar pada kurikulum 2013 terkait materi pada sistem ekskresi, penyusunan instrumen,judgment kepada dosen ahli, ujicoba instrumen, kemudian selanjutnya melakukan tahap penerapan instrumen.

BAB III METODE PENELITIAN A. - repository.upi.edurepository.upi.edu/21518/6/S_BIO_1104925_Chapter3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 2 SMAN 6 Bandungtahun

Embed Size (px)

Citation preview

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini berjenis deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk membuat

pencandraan atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat dari fakta-fakta

atau sampel yang diteliti. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kualitatif

yang cenderung fokus terhadap suatu permasalahan (Sugiyono, 2010). Peneliti

hanya menggambarkan kondisi dilapangan sesuai fakta yang terjadi saat itu tanpa

ada perlakuan terhadap variabel. Penelitian ini mendeskripsikan tentang

pengembangan dan penerapan asesmen autentik untuk menilai Keterampilan

Proses Sains (KPS) terintegrasi pada materi sistem ekskresi.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI semester 2 SMAN 6

Bandungtahun ajaran 2014/2015.Alasan pemilihan sekolah dikarenakan sekolah

tersebut memiliki siswa dengan kemampuan yang heterogen berdasarkan

observasi peneliti dan wawancara dengan guru biologi.Sedangkan sampel

penelitiannya adalah kelas XI MIA 4, XI MIA 5 dan XI MIA 6. Ujicoba tes

dilakukan di dua kelas yang berbeda yaitu kelas XI MIA 4 dan XI MIA 6 yang

masing-masing berjumlah 30 orang siswa. Sedangkan penerapan dilakukan di

kelas XI MIA 5. Waktu Penelitian dimulai dari April 2015 hingga Mei 2015.

C. Definisi Operasional

Penelitian ini menitikberatkan pada dua aspek, yaitu pengembangan asesmen

autentik dan keterampilan proses sains terintegrasi. Secara terperinci, kedua aspek

tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Pengembangan Asesmen Autentik

Pengembangan asesmen autentik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

proses pengembangan soal dimulai dari identifikasi tujuan pembelajaran yang

diturunkan dari Kompetensi Dasar pada kurikulum 2013 terkait materi pada

sistem ekskresi, penyusunan instrumen,judgment kepada dosen ahli, ujicoba

instrumen, kemudian selanjutnya melakukan tahap penerapan instrumen.

19

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan ini didasarkan pada langkah-langkah pengembangan menurut

Wiggins (2012).

2. Keterampilan Proses Sains Terintegrasi

Keterampilan Proses Sains Terintegrasi dalam penelitian ini merupakan skor

keterampilan siswa dengan menggunakan tes esai setelah melaksanakan task

yang dinilai menggunakan rubrik. Skor yang dinilai dengan menggunakan

rubrik ini adalah skor dalam indikator mengajukan pertanyaan, merumuskan

hipotesis, definisi variabel, pengontrolan variabel, menginterpretasikan data,

dan menerapkan konsep.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal esai untuk

menilai kemampuan KPS terintegrasi siswa, angket,catatan lapangan, pedoman

wawancara guru, dan pedoman wawancara siswa untuk mengetahui

pengembangan asesmen autentik untuk menilai KPS terintegrasi pada materi

sistem ekskresi.

a. Instrumen yang diteliti

Instrumen yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah soal esai. Pembuatan

soal esai mengacu kepada kisi-kisi soal KPS terintegrasi siswa pada materi sistem

ekskresi. Soal yang telah dibuat kemudian di judgment kepada dosen ahli. Soal

esai diberikan kepada siswa untuk melihat kemampuan KPS terintegrasi siswa

setelah pembelajaran. Soal ini dapat mengungkap bagaimana kemampuan

keterampilan proses sains terintegrasi siswa. Soal ini diberikan setelah selesai

proses pembelajaran.

b. Instrumen yang digunakan untuk meneliti

1. Daftar Cek

Daftar cek terdiri atas komponen atau aspek yang diamati. Komponen

yang diamati yaitu tahapan-tahapan pada proses pengembangan asesmen yang

dilakukan. Daftar cek ini berguna untuk menyatakan ada tidaknya komponen itu

dalam penelitian. Dalam hal ini yang mengisi daftar cek adalah peneliti.

20

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun daftar cek yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Daftar Cek Proses Pengembangan Instrumen

Tahap Sudah

dilakukan

Tidak

dilakukan

Menyalin Kompetensi Dasar dari kurikulum 2013

Menginventarisasi konsep pada sistem ekskresi

Menentukan indikator

Mengkonstruk soal

Menyusun kunci jawaban

Mengujicobakan instrumen

Memvalidasi instrumen

2. Angket siswa

Angket ini digunakan untuk menjaring respon siswa terhadap kualitas asesmen

yang dikembangkan. Angket ini mencakup beberapa aspek diantaranya

mengenai kemudahan asesmen yang dikembangkan dan kemudahan task untuk

dikerjakan sebagai media untuk membantu siswa menemukan konsep sistem

ekskresi. Angket dan wawancara dilakukan setelah pembelajaran pada saat

siswa telah mendapatkan pengembangan asesmen autentik.

Angket yang disusun adalah angket terbuka. Setiap pertanyaan dalam angket

berasal dari tujuan atau informasi apa yang diharapkan direspon oleh siswa,

diantaranya a) mengetahui pendapat siswa tentang LKS yang diberikan, b)

mengetahui kesulitan siswa dalam mengerjakan LKS, c) mengetahui pendapat

siswa tentang soal esai yang diberikan, d) mengetahui kesulitan siswa dalam

mengerjakan soal esai, e) mengetahui pendapat siswa mengenai penilaian yang

telah dilakukan, f) mengetahui metode pembelajaran yang digunakan dalam

mengajarkan materi sistem ekskresi khususnya pada sub materi

penyakit/gangguan sistem ekskresi, g) mengetahui keefektifan waktu yang

digunakan dalam mengerjakan LKS dan soal esai, h) mengetahui umpan balik

penilaian yang telah dilakukan.

3. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara yang digunakan dalam mewawancarai siswa yakni

berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai asesmen yang telah dilakukan.

Digunakan untuk mengetahui kesesuaian tanggapan siswa mengenai asesmen

autentik yang digunakan. Selain itu, angket siswa ini disusun untuk menambah

informasi yang diharapkan sekaligus untuk menguji kesesuaian angket dan

21

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawaban siswa secara langsung. Pertanyaan tersebut diantaranya a) mengetahui

seberapa besar pengetahuan siswa mengenai asesmen autentik, b) mengetahui

keterlaksanaan asesmen autentik di sekolah, c) mengetahui pendapat siswa

mengenai asesmen autentik, d) mengetahui kendala yang dialami siswa dalam

melakukan asesmen autentik, e) mengetahui saran siswa dalam melakukan

asesmen autentik.

Sedangkan pedoman wawancara guruberupa daftar pertanyaan untuk

mengetahui tanggapan guru mengenai penerapan asesmen autentik dan untuk

mengungkap kelebihan dan kekurangan penggunaan asesmen autentik tersebut.

Pedoman wawancara ini ditujukan secara langsung kepada Guru mata

pelajaran Biologi. Berlawanan dengan wawancara kepada siswa, pertanyaan

untuk wawancara kepada guru lebih subjektif dimana guru lebih ditekankan

untuk mengungkapkan opininya tentang instrumen tes

4. Catatan lapangan (anecdotal record)

Catatan lapangan berisi hal-hal penting yang terjadi saat proses penelitian,

yaitu mengenai instrumen (soal), siswa, keberlangsungan tes, waktu

pengerjaan, serta pengewasan Hal yang dialami, dilihat, dan dipikirkan oleh

peneliti, dicantumkan dalam catatan lapangan. Instrumen ini digunakan selama

penelitian di lapangan berlangsung untuk memuat kejadian-kejadin faktual

selama penggunaan instrumen mulai dari awal hingga akhir penelitian.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pembuatan instrumen penilaian soal tes

esaiKPS terintegrasi yang melibatkan proses pengembangan dan penerapan

instrumen. Adapun langkah-langkah penelitian ini secara rinci terbagai menjadi

tiga tahap yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Pertama : Tahap Persiapan

Pada tahap pertama ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:

a. Mengidentifikasi masalah berupa Keterampilan Proses Sains Terintegrasi

Siswa

b. Melakukan studi literatur tentang Keterampilan Proses Sains Terintegrasi

Siswa pada materi sistem ekskresi

22

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Melakukan studi kurikukulum yang digunakan di SMA mengenai

kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, strategi pembelajaran

dari konsep sistem ekskresi. Pemilihan konsep didasarkan pada konsep yang

cocok untuk menilai keterampilan proses sains terintegrasi.

d. Membuat angket respon siswa, pedoman wawancara siswa dan guru

terhadap kualitas asesmen pembelajaran.

2. Tahap kedua : Penyusunan Instrumen

a. Menyusun indikator soal pada pembelajaran sistem ekskresi

b. Menyusun kisi-kisi soal dan rubrik asesmen dalam pembelajaran.

c. Membuat soal esai beserta kunci jawaban serta tabel spesifikasi aspek

penilaian soal esaiyang berisi penjabaran aspek peniliaian terhadap

kompetensi siswa yang dapat muncul.

e. Membuat rubrik penilaian berikut kriteria yang digunakan dalam penilaian

soal tes esai

f. Melaksanakan judgmentsoal kepada dosen ahli. Jika terdapat kesalahan

dilakukan revisi kemudian judgment kembali hingga instrumen benar-

benar layak digunakan.

3. Tahap ketiga: Ujicoba instrumen

a. Melaksanakan ujicoba 1 yakni tes soal esai kepada siswa kelas XI MIA 4.

Hasil uji coba ini menjadi dasar perbaikan dalam pengembangan asesmen.

Saat pelaksanaan tes, dilakukan pencatatan beberapa aspek kejadian

seperti instrumen tes atau soal yang dikerjakan siswa, keadaan siswa,

waktu pengerjaan soal, keadaan kelas dan pengawasan.

b. Menganalisis hasil ujicoba I dengan melihat pola-pola jawaban siswa

sebagai bahan penyusunan instrumen soal esai dan analisis pokok uji pada

setiap butir soal menggunakan program Anates V4 untuk mengetahui nilai

validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Jika nilai

validitas dan reliabilitasnya rendah, maka perlu dilakukan ujicoba kembali

agar instrumennya benar-benar valid.

c. Melaksanakan ujicoba II yakni tes esai kepada siswa kelas XI MIA 6. Pada

penelitian ini dilakukan dua kali ujicoba tes esai. Saat pelaksanaan tes,

dilakukan pencatatan beberapa aspek kejadian seperti instrumen tes atau

23

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal yang dikerjakan siswa, keadaan siswa, waktu pengerjaan soal,

keadaan kelas, dan pengawasan.

d. Menganalisis hasil ujicoba II dengan melihat pola-pola jawaban siswa

sebagai bahan penyusunan instrumen soal esai dan analisis pokok uji pada

setiap butir soal menggunakan program Anates V4 untuk mengetahui nilai

validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran

4. Tahap keempat : Penerapan instrumen

a. Menerapkan instrumen hasil ujicoba I dan II

Melaksanakan penerapan tes esai kepada siswa kelas XI MIA 5. Sama

halnya dengan ujicoba I dan II, pada saat pelaksanaan tes, dilakukan

pencatatan beberapa aspek kejadian seperti instrumen tes atau soal yang

dikerjakan siswa, keadaan siswa, waktu pengerjaan soal, keadaan kelas,

dan pengawasan.

b. Menganalisis hasil penerapansetelah melalui proses pengembangan

ujicoba I dan II dengan melihat pola-pola jawaban siswa dan analisis

pokok uji pada setiap butir soal menggunakan program Anates V4 untuk

mengetahui nilai validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran.

5. Tahap kelima : Validasi

a. Melakukan validasi berupa uji kecocokan yang dilakukan melalui

pemberian angket kepada siswa

b. Melakukan analisis hasil angket dan wawancara yang dilakukan kepada

perwakilan siswa

c. Menganalisis kelebihan dan kekurangan perangkat penilaian yang

dikembangkan

d. Melakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui tanggapan guru

tentang perangkat penilaian

24

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini diperoleh melalui tes esai, angket,

observasi dan wawancara.

1. Tes Esai

Tes esai digunakan untuk mengungkap kemampuan KPS terintegrasi siswa.

Tahap awal pembuatan soal esai adalah dengan melakukan studi literatur dan

studi kurikulum. Studi literatur untuk mencari referensi terkait KPS terintegrasi

siswa pada materi sistem ekskresi dan studi kurikulum untuk mencari referensi

materi sistem ekskresi yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku di sekolah.

Tahap selanjutnya yakni pembuatan indikator soal berdasarkan studi literatur dan

studi kurikulum. Kemudian, menyusun kisi-kisi soal sebagai acuan pembuatan

soal esai. Soal esai yang dibuat di judgmentkepada dosen ahli. Jika terdapat

kesalahan saat judgment, instrumen diperbaiki kemudian di judgment kembali

hingga instrumen benar-benar layak untuk digunakan.

Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tes esai. Pada penelitian ini dilakukan

tiga kali pelaksanaan tes esai, yakni ujicoba I, ujicoba II, dan penerapan. Jika

validitas dan reliabilitas pada ujicoba I sudah baik, maka tidak perlu dilakukan

ujicoba II. Data hasil tes yakni berupa jawaban siswa dilakukan pengolahan untuk

kemudian dianalisis. Analisis yang dilakukan berupa identifikasi pola jawaban

siswa dan analisis pokok uji untuk mengetahui nilai validitas, reliabilitas, daya

pembeda dan tingkat kesukaran. Kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada

ujicoba I dan II dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk pengembangan

instrumen selanjutnya.

2. Angket

Angket diberikan kepada siswa. Angket ini digunakan untuk menjaring

respon siswa terhadap kualitas asesmen yang dikembangkan serta untuk

mengetahui tanggapan siswa mengenai penggunaan asesmen yang telah

dilaksanakan.Angket ini disebar kepada siswa setelah proses pembelajaran dan

penggunaan asesmen selesai.

3. Wawancara

Informasi yang diperoleh dari perangkat penilaian asesmen autentik, angket

siswa, wawancara siswa dan pedoman observasi tidak sepenuhnya dapat

25

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk mengungkap KPS terintegrasi siswa dan asesmen autentik yang

digunakan. Untuk itu perlu dilakukan juga wawancara langsung kepada guru mata

pelajaran Biologi untuk mengetahui tanggapan guru mengenai penerapan asesmen

autentik dan untuk mengungkap kelebihan dan kekurangan penggunaan asesmen

autentik tersebut, maka disusunlah pedoman wawancara guru.

Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru. Wawancarakepada siswa

dilakukan untuk memvalidasi hasil tes dengan keadaan siswa yang sebenarnya.

Data yang diambil berupa kecocokan hasil tes dengan jawaban lisan siswa saat

dilakukan wawancara. Siswa yang diwawancarai merupakan perwakilan siswa.

Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis.

Sedangkan wawancara kepada guru dilakukan untuk mengetahui kelemahan

dan kelebihan instrumen. Hasil wawancara kemudian diolah dan dianalisis untuk

dijadikan sebagaia bahan rekomendasi penelitian selanjutnya.

4. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti dan observer lain secara langsung untuk

mengamati fakta dan peristiwa penting yang terjadi selama penelitian. Hasil

observasi dicatat dan dijadikan sebagai data penelitian untuk kemudian diolah dan

dianalisis. Adapun rincian teknik pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

No Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data

1 Observasi Lembar tugas (task), rubrik

penilaian daftar cek

(checklist), soalesai

Penilaian aktivitas siswa

pada saat tes berlangsung

yang dinilai oleh observer

selama penggunaan

asesmen dan jawaban

siswa dalam menjawab

pertanyaan esai

Siswa dan

observer

2 Angket Lembar angket Tanggapan siswa

mengenai penggunaan

asesmen yang telah

dilaksanakan

Siswa

3 Dokumentasi Catatan penelitian (anecdotal

record)

Catatan kejadian-kejadian

faktual yang terjadi

selama penggunaan

instrumen

Aktivitas

penggunaan

semua perangkat

penilai

(instrumen)

Tanggapan guru

mengenai pengembangan

dan penerapn asesmen

autentik untuk menilai

keterampilan proses sains

terintegrasi siswa dalam

materi sistem ekskresi

Guru mata

pelajaran

26

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Wawancara

Pedoman wawancara

Tanggapan siswa

mengenai task yang

diberikan ataupun

perangkat penilaian

(asesmen) yang

digunakan

Siswa

G. Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan analisis meliputi analisis

materi, analisis pelaksanaan ujicoba instrumen, analisis jawaban siswa, analisis

penilaian KPS terintegrasi siswa pada materi sistem ekskresi, analisis perbaikan

soal, analisis kekurangan dan kelebihan instrumen, analisis hasil angket siswa,

analisis hasil wawancara siswa, dan analisis hasil wawancara dengan guru.

1. Analisis Materi

Langkah awal analisis materi yakni dengan studi literatur dan studi

kurikulum adalah untuk mendapatkan referensi tentang KPS terintegrasi siswa

pada materi sistem ekskresi berbasis Problem Based Learning (PBL).

Pembelajaran PBL merupakansuatu metode pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara

berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh

pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran

(Sudarman, 2007). Referensi diperoleh dari berbagai sumber seperti buku dan

jurnal penelitian. Studi kurikulum dilakukan pada kurikulum 2013 mata pelajaran

Biologi kelas XI semseter 2. Tujuan studi kurikulum ini adalah untuk mengetahui

Kompetensi Dasar materi sistem ekskresi yang digunakan di sekolah.Langkah

selanjutnya yakni menganalisis materi sistem ekskresi berdasarkan hasil studi

literatur dan studi kurikulum untuk penyusunan kisi-kisi soal.

2. Analisis Pelaksanaan Ujicoba Instrumen

Saat pelaksanaan ujicoba instrumen, observer dan peneliti melakukan

pencatatan terkait pelaksanan tes seperti instrumen tes soal esai yang dikerjakan

siswa, keadaan siswa, waktu pengerjaan soal, keadaan kelas, dan pengawasan.

Hasil pencatatan merupakan data penelitian. Selanjutnya data tersebut akan diolah

dan dianalisis. Analisis data pencatatan dilakukan dengan membaca kembali hasil

pencatatan saat pelaksanaan ujucoba kemudian dihubungkan dengan data hasil

27

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tes. Tidak dapat dipungkiri bahwa hasil tes dapat dipengaruhi oleh keadaan saat

pelaksanaan tes berlangsung. Seperti yang diungkaplan oleh Arikunto (2009)

bahwa situasi dan kondisipelaksanaan tes mempengaruhi siswa dalam proses

pengerjaan soal sehingga akan turut memberikan efek terhadap hasil tes.

3. Analisis Jawaban Siswa

Analisis jawaban siswa pada ujicoba I dan II dilakukan perbutir soal karena

bentuk soal yang diujicobakan adalah esai. Hal ini sesuai dengan pendapat

Purwanto (2009) bahwa untuk menghindari adanya halo effect yakni unsur-unsur

yang dapat mempengaruhi pemberian nilai, analisis soal esai dilakukan soal demi

soal, bukan siswa demi siswa.

Langkah-langkah analisis jawaban siswa pada tes esai yakni ujicoba I dan II

adalah dengan membaca jawaban siswa satu persatu setiap butir soal kemudian

memahami dan memaknai maksud yang siswa tuliskan. Seperti yang diungkapkan

oleh Joni (1986) bahwa soal esai menuntut siswa menunjukkan apa yang

dikuasainya secara maksimal, mengorganisir buah pikiran, serta mengekspresikan

diri secara tertulis dibandingkan soal objektif. Oleh karena itu jawaban siswa akan

beragam dan perlu dimaknai agar tidak menimbulkan kesalahan dalam penilaian.

Jawaban dan alasan siswa dicocokan dengan rubrik penilaian dan kunci jawaban.

4. Analisis Pokok Uji

Analisis pokok uji dilakukan perbutir soal. Adapun detail hasil analisis yang

akan dilakukan sebagai berikut (Arikunto, 2012).

a. Validitas

Sebuah alat ukur yang baik harus memiliki keshahihan yang baik pula. Soal

tersebut dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total,

karena akan menyebabkan skor total tinggi atau rendah.

Jadi, suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat tersebut mengukur apa

yang seharusnya diukur. Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan

sedangkan soal yang valid berarti soal tersebut dapat digunakan. Kriteria apabila

rhitung > rtabel maka butir soal valid. Dalam menghitung validitas asesmen rubrik

tersebut di gunakan validitas isi dan menghitung indeks validitasnya. Data pada

28

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini diolah dengan bantuan program Anates V4 yang muncul dalam

angka presentasi yang kemudian dikonversikan ke dalam bentuk desimal dan

diinterpretasi melalui Tabel 3.3. di bawah ini.

Tabel 3.3. Klasifikasi Validitas

Koefisien Korelasi Kategori validasi

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2012)

b. Reliabilitas

Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas atau daya keajegan yang cukup

dipercaya sebagai alat pengumpul data. Sama halnya dengan mengukur validitas,

untuk mengukur reliabilitas diakukan juga dengan bantuan Anates V4yang akan

muncul dengan angka presentasi yang kemudian dikonversikan ke dalam bentuk

desimal dan diinterpretasikan berdasarkan Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Klasifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kategori Reliabilitas

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

0,06 – 0,79 Tinggi

0,40 – 0,59 Cukup

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah

(Arikunto, 2012)

c. Taraf kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar

(Arikunto, 2012).

Tingkat kesukaran ini diperoleh dengan bantuan Anates V4 yang kemudian

dikonversikan kedalam bentuk desimal dan diiterpretasikan sesuai dengan indeks

pada Tabel 3.4. Indeks yang digunakan pada tingkat kesukaran ini dapat dilihat

pada Tabel berikut.

Tabel 3.5 Indeks Tingkat Kesukaran

Rentang Keterangan

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2012)

29

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk memberikan siswa

yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampan rendah

(Arikunto, 2012). Butir-butir soal yang daya pembedanya masih rendah (poor),

ada dua kemungkinan tindak lanjut yaitu: 1. Ditelusuri kemudian diperbaiki, dan

setelah diperbaiki dapat diajukan lagi dalam tes hasil belajar yang akan datang.

Kelak soal tersebut dianalisis lagi apakah daya pembedanya meningkat ataukah

tidak. 2. Dibuang atau didrop dan untuk tes yang akan datang butir soal tersebut

tidak akan dikeluarkan lagi.Untuk memperolah daya pembeda dilakukan dengan

bantuan Anates V4 kemudian diinterpretasikan.

Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 3.6 Klasifikasi daya Pembeda

Rentang Keterangan

0,0 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2012)

Untuk mengetahui soal dapat dipergunakan atau tidak, maka dilakukanlah

klasifikasi butir soal berdasarkan aturan Zainul (2002) yang dapat dilihat pada

tabel berikut ini

Tabel 3.7 Kualifikasi Butir Soal

Kategori Penilaian

Dipakai Apabila :

1. Validitas ≥ 0.40

2. Daya Pembeda ≥ 0.40

3. Tingkat kesukaran 0.25 ≤ p ≤ 0.80

Diperbaiki Apabila :

1. Daya pembeda ≥ 0.40 tingkat kesukaran p < 0.25 atau p >

0.80 tetapi validitas ≥ 0.40

2. Daya pembeda < 0.40 tingkat kesukaran 0.25 ≤ p ≤ 0.80

tetapi ada validitas ≥ 0.40

3. Daya pembeda < 0.40 tingkat kesukaran 0.25 ≤ p ≤ 0.80

tetapi validitas antara 0.20 sampai 0.40

Dibuang Apabila :

1. Daya pembeda < 0.40 dan ada tingkat kesukaran p < 0.25

atau p > 0.80

2. Validitas < 0.20

3. Daya pembeda < 0.40 dan validitas < 0.40

30

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Analisis Perbaikan Soal

Analisis perbaikan soal dilakukan dengan identifikasi letak kesalahan soal.

Selanjutnya, dilakukan perbaikan dengan melakukan perubahan pada soal baik

dari segi konstruksi maupun isi soal. Perbaikan dari segi konstruksi meliputi

bentuk soal, redaksi soal, dan petunjuk soal. Sedangkan perbaikan isi meliputi

perbaikan konten soal seperti konsep atau materi yang ditanyakan pada soal, kunci

jawaban, dan pemberian bobot skor pada soal.

6. Analisis Penilaian KPS Terintegrasi Siswa pada Materi Sistem Ekskresi

Analisis Penilaian KPS terintegrasi siswa pada materi sistem ekskresi

dilakukan berdasarkan hasil ujicoba. Langkah-langkah hasil analisis soal yang

dilakukan pada penelitian ini adalah:

a. Melakukan skoring pada jawaban siswa.Skoring yang diberikan yaitu skoring

dalam bentuk esai. Skoring ini mengacu kepada rubrik pedoman penilaian yang

sudah dibuat sebelumnya. Alasan yang siswa tuliskan diberi skor sesuai sesuai

bobot yang sudah ditentukan pada rubrik pedoman penilaian. Setiap butir soal

memiliki bobot skor yang berbeda-beda.

b. Menjumlahkan skor tiap butir soal menjadi skor total.

c. Memetakan nilai yang diperoleh siswa dengan kriteria tingkat kemampuan

KPS terintegrasi siswa. Skor KPS terintegrasi yang diperoleh siswa kemudian

diinterpretasikan menggunakan kriteria berdasarkan skor tertinggi soal dan

jumlah soal yang diteskan. Skor tertinggi pada soal yaitu 4 dan jumlah

keseluruhan soal adalah 10, sehingga dapat diinterpretasikan sebagai berikut.

Tabel 3.8 Kategorisasi Skor KPS Terintegrasi Siswa

Rentang Keterangan

1-10 Sangat rendah

11-20 Rendah

21-30 Cukup

31-40 Tinggi

d. Mengakumulasi jumlah siswa pada setiap tingkat kemampuan. Hasil

akumulasi disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk memudahkan

pembacaan data.

31

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Analisis Kekurangan dan Kelebihan Instrumen

Analisis kekurangan dan kelebihan instrumen dilakukan selama proses

penelitian berlangsung. Peneliti akan mengidentifikasi letak kekurangan dan

kelebihan instrumen mulai dari pengembangan hingga instrumen yang benar-

benar valid. Identifikasi hasil analisis ini akan dijadikan sebagai bahan

rekomendasi untuk pengembangan instrumen selanjutnya.

8. Analisis wawancara dengan Guru

Wawancara dilakukan kepada guru untuk mendapatkan opini mengenai

kelebihan dan kekurangan instrumen. Hasil wawancara dilihat kembali kemudian

dijadikan sebagai bahan perbaikan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

9. Analisis wawancara dengan Siswa

Wawancara yang dilakukan berupa analisis antara hasil tes dengan keadaan

siswa yang sebenarnya. Kecocokkan yang dianalisis meliputi kesesuaian hasil

jawaban dan alasan pada saat tes dengan hasil wawancara.

10. Analisis Data Angket siswa

Hasil angket siswa dihitung dengan menggunakan perhitungan

berdasarkan rumus:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 ′𝑌𝑎′ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

Hasil dari perhitungan tersebut di atas kemudian diinterpretasikan

menggunakan kriteria menurut Koentjaraningrat (dalam Ginanjar, 2008, dalam

Abdussalam 2010, dalam Hardiansyah, 2011) sebagai berikut:

Tabel 3.9 Kategorisasi Hasil Angket Siswa

Presentase Kategori

0% Tidak satupun

1%-30% Sebagian kecil

31%-49% Hampir separuhnya

50% Separuhnya

51%-80% Sebagian besar

81%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

32

Pepi Handayani, 2015

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS

TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Alur Penelitian

Tahap pertama:

persiapan

Mengidentifikasi masalah

Melakukan studi literatur

Melakukan studi kurikulum

Tahap kedua:

penyusunan instrumen

Membuat indikator soal

Membuat kisi-kisi & tabel spesifikasi

Membuat soal esai

Judgement ↔ revisi

Tes esai (uji coba I)

Analisis hasil uji coba I

Pengulangan tes esai (uji coba II)

Tahap ketiga:

Ujicoba instrumen

Gambar 3.1 Diagram Alir Langkah-langkah Penelitian

Judgement ↔ revisi

Penerapan instrumen

Analisis hasil uji coba II

Pemberian angket kepada siswa

Tahap kelima:

Validasi

Wawancara siswa

Analisis kendala yang dihadapi saat

menggunakan perangkat penilaian

Analisis kelebihan dan kekurangan

perangkat penilaian

Wawancara kepada guru untuk

mendapatkan tanggapan

Tahap keempat:

Penerapan instrumen

Analisis hasil penerapan