12
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain, Hubungan ini dapat berupa hubungan biasa (Korelasi) pada variabel Independent dan variabel dependent (Ulum dan Juanda, 2016). B. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadia, atau hal hal yang ingin di investigasi (Ulum dan Juanda, 2016). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017 dan jumlah populasi pada penelitian ini sebesar 57 perusahaan manufaktur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.purposive sampling merupakan teknik dalam metode penetapan sampel berdasarkan kriteria kriteria tertentu yang biasa digunakan mahasiswa S1 karena relatif lebih mudah dan dapat disesuaikan dengan kriteria sampel yang diinginkan oleh peneliti (Ulum dan Juanda, 2016). Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel yang dipilih penelitian yaitu sebagai berikut : a) Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan jenis penelitian yang

bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel

yang lain, Hubungan ini dapat berupa hubungan biasa (Korelasi) pada

variabel Independent dan variabel dependent (Ulum dan Juanda, 2016).

B. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadia, atau hal –

hal yang ingin di investigasi (Ulum dan Juanda, 2016). Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017 dan jumlah populasi pada

penelitian ini sebesar 57 perusahaan manufaktur.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling.purposive sampling merupakan teknik dalam

metode penetapan sampel berdasarkan kriteria – kriteria tertentu yang biasa

digunakan mahasiswa S1 karena relatif lebih mudah dan dapat disesuaikan

dengan kriteria sampel yang diinginkan oleh peneliti (Ulum dan Juanda,

2016). Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel yang

dipilih penelitian yaitu sebagai berikut :

a) Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tahun 2017

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

34

Perusahaan manufaktur dapat menggunakan modal dari pemegang saham

secara efektif dan efisien untuk memperoleh laba, sehingga dengan adanya

peningkatan laba bersih maka nilai ROE akan meningkat dan para investor

tertarik untuk membeli saham yang akhirnya harga saham perusahaan

mengalami kenaikan (Nurhayati, 2013)

b) Perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun 2017

Menurut Husaini (2012) bahwa dengan naik turunnya saham di pasar modal

akan berdampak pada harga saham di perusahaan akan semakin menurun.

Karena tingkat pengembalian investasi yang akan diterima investor rendah,

sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham dan hal ini

menyebabkan harga pasar saham cederung turun dan perusahaan

mengeluarkan modalnya sendiri dari perusahaan.

c). Perusahaan yang tidak membagikan dividen secara tunai pada tahun 2017

Menurut Hemastuti (2015) bahwa Perusahaan yang mempunyai Dividen

Payout Rasio (DPR) yang tinggi belum tentu akan membagikan dividen

secara tunai, Karena kemungkinan perusahaan akan menggunakan hasil

labanya yang akan digunakan sebagai tambahan modal untuk memutar

kegiatan perusahaan.

d). Perusahaan tidak mengeluarkan laporan keuangan pada tahun 2017

Berdasarkan sampel yang dapat diteliti oleh peneliti sebanyak 57 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017.

Sampel tersebut dipilih karena memenuhi semua kriteria – kriteria yang

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

35

ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis oleh peneliti. Berikut ini adalah

rincian populasi dan sampel perusahaan manufaktur yang digunakan dalam

penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.1. Kriteria Penentuan Sampel

No Kriterian Sampel Jumlah Perusahaan

1. Perusahaan manufaktur yang telah tercatat di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017

144

2. Perusahaan yang mengalami kerugian pada

tahun 2017

(32)

3. Perusahaan yang tidak membagikan dividen

secara tunai pada tahun 2017

(29)

4 Perusahaan tidak mengeluarkan laporan

keuangan pada tahun 2017

(20)

5. Outlier (6)

6. Sampel yang memenuhi kriteria 57

Sumber : Data diolah, 2017

3. Teknik Pemerolehan Data

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data

sekunder yang diperoleh dengan cara dokumentasi, Teknik dokumentasi

digunakan untuk memperoleh data yang sudah jadi dan sudah diolah oleh

orang lain (Ulum dan Juanda, 2016). Data – data penelitian ini diperoleh

melalui www.idx.co.id. Dan literatur – literatur yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

36

4. Jenis dan sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data

sekunder yaitu data yang diterbitkan atau digunakan oleh pihak lain yang

biasanya dalam bentuk publikasi (Nurhayati, 2013). Dalam hal ini data sekunder

berupa annual report, laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI).

5. Definisi Operasional dan PengukuranVariabel

5.1. Variabel Independent

a) Return On Assets (ROA)

Menurut dewi dan wirajaya (2013) Return On Asset (ROA)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang

diperoleh dari penggunaan aktiva. Semakin tinggi return on asset (ROA), maka

semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih

(Dewi dan Wirajaya, 2013). Hal ini dapat meningkatkan daya tarik perusahaan

kepada investor, sehingga peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan

perusahaan untuk semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian

semakin besar (Novitasari dan Widyawati, 2016).

Profitabilitas merupakan kinerja keuangan yang menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Mayogi dan Fidiana,

2016). Menurut Achmad (2015) bahwa tingkat profitabilitas adalah suatu

indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam

mengelola perusahaan sebagai laba yang dihasilkan oleh perusahaan,

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

37

sehingga laba berasal dari penjualan dan keputusan investasi perusahaan. Dalam

penelitian ini Return On Assets (ROA) digunakan untuk menggukur tingkat

profitabilitas dalam perusahaan.Variabel ini diukur dengan menggunakan

rumus :

ROA =

b) Return On Equity (ROE)

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu (Hemastuti,

2014). Dalam penelitian ini Return On Equity (ROE) digunakan untuk

mengukur profitabilitas perusahaan karena Return On Equity (ROE) merupakan

rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa untuk mengukur tingkat pengembalian

atas investasi pemegang saham biasa. ( Brigham dan Houston, 2014). Analisis

mengenai profitabilitas sangat penting bagi kreditor dan investor ekuitas

(Mahpudin, 2016). Bagi kreditor, laba merupakan sumber pembayaran bunga

dan pokok pinjaman. Sedangkan bagi investor ekuitas, laba merupakan salah

satu faktor penentu perubahan nilai saham ( Mahpudin, 2016). Hal yang

terpenting bagi perusahaan adalah bagaimana laba tersebut bisa memaksimalkan

pemegang saham bukan seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan

( Mahpudin, 2016). Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah

untuk mendapatkan return (Alamsyah, 2017). semakin tinggi kemapuan

perusahaan untuk memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan

investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik (Alamsyah,

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

38

2017). Profitabilitas yang meningkat mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.

(hemastuti, 2015). Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka

semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividennya

(Hemastuti, 2015). Hal ini berdampak pada kenaikan nilai perusahaan, dengan

nilai rasio Return On Equity ( ROE) yang dimiliki perusahaan meningkat,

maka akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya

diperusahaan (Mahpudin, 2016). Rumus rasio profitabilitas yang diukur

menggunakan Return On Equity (ROE) atau hasil pengembalian ekuitas

yaitu sebagai berikut :

ROE =

c) Dividend Payout Ratio (DPR)

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang menentukan berapa

banyak keuntungan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa

banyak yang ditanamkan kembali di perusahaan (Hemastuti, 2014). Dalam

penelitian ini Dividend Payout Ratio (DPR) digunakan untuk mengukur

Kebijakan deviden pada perusahaan karena dalam keputusan kebijakan

deviden seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen dari

pada laba ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaa ( Brigham dan

Houston, 2014). Shingga semakin besar dividen yang dibagikan kepada

pemegang saham, maka kinerja emiten diperusahaan semakin baik dan pada

perusahaan yang memiliki kinerja manajerial yang baik dianggap

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

39

menguntungkan dan nilai perusahaan akan semakin baik melalui tingkat harga

saham perusahaan (Mahpudin, 2014). Rumus rasio profitabilitas yang diukur

menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu sebagai berikut :

DPR =

5.2. Variabel Dependen

Menurut Hemastuti (2015) bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi

investor terhadap perusahaan yang berkaitan dengan harga saham. Nilai

perusahaan tercermin dari harga saham, nilai perusahaan dalam penelitian ini

diukur menggunakan price book value (PBV) ratio karena berkaitan dengan

pertumbuhan modal dari perusahaan sendiri yang membandingkan nilai pasar

dengan nilai bukunya (Mahpudin, 2016). Price book value (PBV) dapat

menggambarkan seberapa besar nilai pasar dalam menghargai nilai buku saham

suatu perusahaan, Jika semakin tinggi rasio price book value (PBV) berarti nilai

pasar percaya dengan prospek perusahaan yang baik di masa depan (Hemastuti,

2015). Rumus nilai perusahaan yang diukur menggunakan price book value

(PBV)yaitu sebagai berikut :

PBV =

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik

deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan Uji Analisis Regresi Linie

Berganda

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

40

a. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, dan sebagainya (Achmad, 2015). Dalam

penelitian ini variabel yang digunakan adalah Profitabilitas, Kebijakan

Deviden dan Nilai Perusahaan

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui kekuatan

variabel independen terhadap variabel dependen (Achmad, 2015).

Hubungan antar variabel dapat digambarkan dengan persamaan sebagai

berikut:

Y = α +β1ROA + β2ROE+β3DPR+ e

Keterangan :

Y = Nilai perusahaan

α = Konstanta

β = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen

ROA = Tingkat profitabilitas digambarkan melalui ROA

ROE = Tingkat profitabilitas digambarkan melalui ROE

DPR = Kebijakan deviden digambarkan melalui DPR

e = Variabel acak atau pengganggu

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

41

b. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual

terdistribusi normal atau tidak (Mayogi dan Fidiana, 2016). Proses uji

normalitas data dilakukan dengan memperhatikan penyebaran data pada uji

normal P Plot dari variabel independen, dimana jika data menyebar diatas

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas (Mayogi dan Fidiana, 2016). Dengan melihat

tampilan grafik normal p-plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa

model regresi layak digunakan karena telah memenuhi asumsi

normalitas.Selain itu cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan

menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov(Herawati,

2013). Kriteria uji Kolmogorov Smirnov adalah jika nilai probabilitas > 0,05

data terdistribusi normal, dan sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05 data

tidak berdistribusi norma (Herawati , 2013)

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat ada atau tidaknya

korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi

linear berganda.Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel

bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya

menjadi terganggu (Apriada dan Suardikha, 2013). Alat statistik yang sering

dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

42

variance inflation factor (VIF) (Apriada dan Suardikha, 2013). Kriteria dari

uji multikolinieritas jika nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10, maka

model regresi berganda tidak terjadi multikolienieritas (Apriada dan

Suardikha, 2013).

3. Uji Korelasi

Analisis korelasi tidak menggambarkan hubungan fungsional atau dengan kata

lain analisis yang tidak membedakan antar variabel dependen dengan variabel

independen (Ghozali, 2016). Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui

atau mengukur hubungan linear antara dua variabel.

4. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat

kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap atau disebut homoskedastisitas (Mayogi dan Fidiana, 2016). Deteksi

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan

memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai

residualnya). Model yang baik di dapatkan jika tidak terdapat pola tertentu

pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar

atau sebaliknya melebar kemudian menyempit (Mayogi dan Fidiana, 2016).

Kriteria heterokedastisitas adalah jika sebaran titik-titik berada di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka

tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi (Sheisarvian, 2015).

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

43

c. Uji Hipotesis

1. Uji F

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menafsirkan nilai actual dapat

diukur dengan menggunakan uji F. Uji F menguji H0 bahwa data empiris

cocok atau sesuai dengan model. Dengan kata lain tidak ada perbedaan antara

model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit (Nurhayati, 2013).

Kriteria uji F adalah sebagai berikut : a. Jika nilai uji F test statistics > 0,05

maka H0 ditolak yang berarti ada perbedaan antara modal dengan nilai

observasinya sehingga model penelitian belum tepat; b. Jika nilai uji F test

statistics < 0,05 maka H0 diterima yang berarti tidak ada perbedaan antara

modal dengan nilai observasinya sehingga model penelitian tepat (Nurhayati,

2013).

2. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen(Marpaung dan Hadianto, 2011). Pengujian dilakukan dengan

menggunakan signifikan level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan

hipotesis dilakukan dengan kriteria: a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka

hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti secara parsial

variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen; b. Jika nilai signifikan ≤ 0,05maka hipotesis diterima

(koefisien regresi signifikan) (Marpaung dan Hadianto, 2011). Ini berarti

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianeprints.umm.ac.id/38298/4/bab 3.pdfe = Variabel acak atau pengganggu 41 b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan

44

secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen (Marpaung dan Hadianto, 2011).

3. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Dewi dan

Wirajaya, 2013).Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai

R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Dewi dan Wirajaya,

2013).Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen.(Dewi dan Wirajaya, 2013).

d. Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Persyaratan untuk dapat menggunakan persamaan regresi linier

berganda adalah terpenuhinya asumsi klasik (Suharli, 2008).Dari hasil

pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan

dalam penelitian layak untuk dilakukan analisis regresi berganda.Analisis

regresi linier berganda digunakan untuk menguji perngaruh variabel

independen terhadap variabel dependen (Suharli, 2008).