17
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Bandung yang terletak diantara 1070° 36' Bujur Timur dan 600° 55' Lintang Selatan. Objek yang akan dijadikan lokasi penelitian tepatnya di taman kota yang memiliki tema atau disebut taman kota tematik yaitu Taman Fotografi Bandung yang terletak di jalan Cempaka. Waktu penelitian yaitu selama bulan April Juni 2014, terdiri dari observasi lapangan, pembagian kuisioner, pengolahan data sampai penyajian data. B. Populasi Secara umum, populasi bisa didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengidentifikasi suatu fenomena. Menurut Sugiyono (2010: 115) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Margono (2010:118) “populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”. Margono (2010: 119) mengemukakan bahwa populasi dapat dibedakan dalam sifat berikut : 1. Populasi yang bersifat homogen, yaitu populasi yang unsurnya memiliki sifat yang sama. 2. Populasi yang bersifat heterogen, yaitu populasi yang unsurnya memiliki sifat dan keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya. Populasi yang diambil adalah populasi berkelompok yaitu remaja kota Bandung, sehingga populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen. Batas yang menjadi populasi dalam penelitian adalah remaja Kota Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...repository.upi.edu/13597/6/S_MRL_1006751_Chapter3.pdf · Teknik sampling yang digunakan adalah sampling incidential. Menurut

Embed Size (px)

Citation preview

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Bandung yang terletak diantara

1070° 36' Bujur Timur dan 600° 55' Lintang Selatan. Objek yang akan dijadikan

lokasi penelitian tepatnya di taman kota yang memiliki tema atau disebut taman

kota tematik yaitu Taman Fotografi Bandung yang terletak di jalan Cempaka.

Waktu penelitian yaitu selama bulan April – Juni 2014, terdiri dari observasi

lapangan, pembagian kuisioner, pengolahan data sampai penyajian data.

B. Populasi

Secara umum, populasi bisa didefinisikan sebagai sekumpulan data yang

mengidentifikasi suatu fenomena. Menurut Sugiyono (2010: 115) “populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Margono (2010:118) “populasi

adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan

waktu yang kita tentukan”.

Margono (2010: 119) mengemukakan bahwa populasi dapat dibedakan

dalam sifat berikut :

1. Populasi yang bersifat homogen, yaitu populasi yang unsurnya

memiliki sifat yang sama.

2. Populasi yang bersifat heterogen, yaitu populasi yang unsurnya

memiliki sifat dan keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan

batas-batasnya.

Populasi yang diambil adalah populasi berkelompok yaitu remaja kota

Bandung, sehingga populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen. Batas yang

menjadi populasi dalam penelitian adalah remaja Kota Bandung.

31

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Sampel

Menurut Margono (2010:121) “sampel adalah sebagai bagian dari

populasi, sebagai contohyang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”.

Teknik sampling yang digunakan adalah sampling incidential. Menurut Sugiyono

(2010: 218) sampling incidentialadalah “teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai sumber data”.

Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2010: 129) ukuran sampel memiliki

ketentuan sebagai berikut :

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500.

2. Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel setiap

kategori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel

minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggotasampel

masing-masing antara 10 s.d. 20.

Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel

adalah menggunakan teknik sampling incidential.Jumlah sampel yang diambil yaitu

sebanyak 100 responden. Remaja Kota Bandung yang dirasa memenuhi syarat,

mengetahui keadaan taman dan menjadi pengunjung Taman Fotografi Bandung

dijadikan sumber data.

D. Jenis dan Metode Penelitian

32

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010: 54) “metode

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel

mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih”.

Terdapat dua macam teknik analisis data statistik, yaitu analisis data statisyik

deskritif dan inferensial, yaitu :

1. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa

datadengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum.

2. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan

untukmenganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan pada populasi.

Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang

jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara

random (Sugiyono, 2010:206-207).

Metode penelitiankuantitatif sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono

(2010: 8) adalah :

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah

direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari

tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut.

a. Identifikasi permasalahan

b. Studi literatur.

c. Pengembangan kerangka konsep

d. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.

33

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Pengembangan disain penelitian.

f. Teknik sampling.

g. Pengumpulan dan kuantifikasi data.

h. Analisis data.

i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.

E. Definisi Operasional

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 58) adalah “segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian

ini variabel yang diteliti adalah faktor-faktor yang menjadi motivasi berkunjung bagi

para remaja.

Berdasarkan objek penelitian tersebut maka dapat diketahui bahwa variabel

yang dikaji adalah variabel motivasi berkunjung, yaitu termasuk diantaranya adalah

push factor (faktor pendorong) terdiri dari Escape, Relaxation, Play, Strengthening

Family Bonds, Prestige, Social Interaction, Romance, Educational Opportunity,

Self-Fulfilment, dan Wish-Fulfilment. Sedangkan pull factor (faktor penarik)

terdiri dari Physiological Motivation, Cultural Motivation, Social Motivastion/

Interpersonal Motivation, Fantasy Motivation, Attraction, Accessibility,

Amenities, dan Ancillary.

Penjabaran operasional dari variabel tersebut disajikan dalam tabel sebagai

berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub. Variabel Indikator Skala Keteran

gan

Motivasi

Berkunjung,

(Push Factors)

Escape

Tingkat kejenuhan

Ordinal

A1

34

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Richardson dan

Fluker (2004)

dalam Pitana

et.al (2005: 66)

Keputusan

seseorang untuk

melakukan

perjalanan

wisata

dipengaruhi oleh

kuatnya faktor-

faktor

pendorong (push

factors) dan

faktor-faktor

penarik (pull

factors).

Relaxation

Play

Strengthening

family bonds

Prestige

Social

interaction

Romance

Educational

opportunity

Self-fulfilment

Wish-

fulfilment

(Pull Factors)

Physiological

Motivation

Tingkat keinginan

mencari kesibukan

lain

Tingkat kesegaran

fisik dan mental

Tingkat kegembiraan

Tingkat hubungan

kekerabatan

Tingkat gaya hidup

dan status sosial

Tingkat keinginan

aktualisasi diri

Tingkat keinginan

berinteraksi sosial

Tingkat keinginan

mengunjungi tempat

romantis

Tingkat keinginan

mempelajari hal baru

Tingkat keinginan

menemukan jati diri

Tingkat keinginan

merealisasikan

mimpi atau cita-cita

Tingkat kesehatan

Tingkat keinginan

bersantai

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A8

A9

A10

A11

A12

A13

A14

35

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cultural

Motivation

Social

Motivation /

Interpersonal

Motivation

Fantasy

Motivation

Attraction

Accessibility

Amenities

Ancillary

Tingkat

pembelajaran seni

Tingkat keinginan

berkumpul atau

bersosialisasi

Tingkat keinginan

keluar dari rutinitas

Tingkat keindahan &

keunikan

Tingkat citra/image

Tingkat kegiatan

yang tersedia

Tingkat kemudahan

lokasi

Tingkat harga yang

dikeluarkan untuk

menikmati objek

Tingkat kelengkapan

fasilitas taman

Tingkat fasilitas

yang memiliki

keunikan/ciri khas

Tingkat keamanan

Tingkat kenyamanan

Tingkat kepercayaan

& kerjasama

pengelola taman

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

A15

A16

A17

A18

A19

A20

A21

A22

A23

A24

A25

A26

A27

36

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Hasil pengolahan penulis, 2014

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Skala

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert. Menurut Sugiyono (2010: 93)

bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Variabel dijabarkan menjadi indikator variabel, lalu indikator tersebut

digunakan sebagai tolak ukur penyusunan item pernyataan. Setiap jawaban

pernyataan diberikan skor sebagai berikut :

Tabel 3.2

Penentuan Skor dengan Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Biasa Saja 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

2. Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:172). Pengujian validitas dilakukan dengan

analisis faktor, dimana menurut Sugiyono adalah dengan mengkorelasikan antar skor

item instrumen dalam satu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor

total. Adapun kriteria yang harus dipenuhi untuk menilai validitas instrumen tersebut

adalah sebagai berikut :

37

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Jika r ≥ 0,30; maka butir-butir pertanyaan dari kuesioner adalah valid

b. Jika r ≤ 0,30; maka butir-butir pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid

Rumus Korelasi Pearson Product Moment :

Keterangan :

r = koefisien korelasi product moment

xy = jumlah perkalian item dengan total item

x = jumlah skor untuk indikator x

y = jumlah skor untuk indikator y

n = banyaknya responden (sampel) dari variabel x, y dari hasil kuesioner

Instrumen diberikan kepada 30 responden untuk dilakukan uji

validitasnya. Untuk mengetahui hasil perhitungan, penelitian ini menggunakan

program SPSS 17 for windows. Nilai r tabel untuk 30 responden dengan tingkat

signifikansi sebesar 5% adalah sebesar 0.361. Maka setiap pernyataan yang

memiliki r hitung lebih besar dari 0.361 dinyatakan valid.

a. Uji Validitas Faktor Pendorong (Push Factors)

Hasil uji validitas tiap pernyataan dalam faktor pendorong (push factor)

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Uji Validitas Faktor Pendorong (Push Factor)

Indikator Nomor

Pernyataan

r hitung

(Correlation

Coeficient)

r tabel

(n=30,

α=5%)

Kesimpulan

Tingkat kejenuhan A1 0.598 0.361 Valid

38

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingkat keinginan

mencari kesibukan lain A2 0.397 0.361 Valid

Tingkat kesegaran

fisik dan mental A3 0.451 0.361 Valid

Tingkat kegembiraan A4 0.364 0.361 Valid

Tingkat hubungan

kekerabatan A5 0.460 0.361 Valid

Tingkat gaya hidup

dan status sosial A6 0.548 0.361 Valid

Tingkat keinginan

aktualisasi diri A7 0.482 0.361 Valid

Tingkat keinginan

berinteraksi sosial A8 0.379 0.361 Valid

Tingkat keinginan

bertemu dengan teman A9 0.395 0.361 Valid

Tingkat keinginan

mempelajari hal baru A10 0.399 0.361 Valid

Tingkat keinginan

menemukan jati diri

A11

0.500 0.361 Valid

Tingkat keinginan

merealisasikan mimpi

atau cita-cita

A12 0.624 0.361 Valid

Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0

Berdasarkan tabel 3.3 diatas item pernyataan memenuhi kriteria bahwa nilai r

hitung > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item dinyatakan valid

dan semua pernyataan layak untuk digunakan dalam penelitian.

b. Uji Validitas Faktor Penarik(Pull Factors)

39

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil uji validitas tiap pernyataan dalam faktor penarik (pull factor) adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.4

Uji Validitas Faktor Penarik (Pull Factor)

Indikator Nomor

Pernyataan

r hitung

(Correlation

Coeficient)

r tabel

(n=30,

α=5%)

Kesimpulan

Tingkat kesehatan A13 0.638 0.361 Valid

Tingkat keinginan

bersantai A14 0.596 0.361 Valid

Tingkat persepsi

terhadap objek A15 0.608 0.361 Valid

Tingkat pembelajaran

seni A16 0.553 0.361 Valid

Tingkat latar belakang

kunjungan A17 0.468 0.361 Valid

Tingkat keinginan

melihat tempat baru

A18 (1) 0.646 0.361 Valid

A18 (2) 0.690 0.361 Valid

Tingkat keindahan &

keunikan A19 0.706 0.361 Valid

Tingkat citra/image A20 0.659 0.361 Valid

Tingkat kegiatan yang

tersedia A21 0.375 0.361 Valid

Tingkat kemudahan

lokasi A22 0.437 0.361 Valid

Tingkat harga yang

dikeluarkan untuk

mencapai objek

A23 (1) 0.413 0.361 Valid

A23 (2) 0.511 0.361 Valid

Tingkat kelengkapan A24 0.392 0.361 Valid

40

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fasilitas taman

Tingkat keamanan A25 0.392 0.361 Valid

Tingkat kenyamanan A26 0.389 0.361 Valid

Tingkat kepercayaan

&kerjasama pengelola

taman

A27 0.379 0.361 Valid

Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0

Berdasarkan tabel 3.4 diatas item pernyataan memenuhi kriteria bahwa nilai r

hitung > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item dinyatakan valid

dan semua pernyataan layak untuk digunakan dalam penelitian.

3. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapakali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian

reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan internal consistency, dimana

menurut Sugiyono(2010:185) dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali

saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.

Pernyataan dalam instrumen penelitian dapat dinyatakan reliabel apabila

nilai Alpha > 0.60. Uji reliabilitas dilakukan terhadap seluruh butir pernyataan secara

bersamaan. Berikut adalah hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS 17.0.

Tabel 3.5

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

41

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0

Tabel 3.6

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.888 29

Sumber: Pengolahan data menggunakan SPSS versi 17.0

Berdasarkan tabel 3.5 Case Processing Summary dapat diketahui bahwa

29 pernyataan yang diberikan kepada responden adalah valid 100%. Sedangkan

tabel 3.6 Reliability Statistics menunjukan nilai alpha positif yaitu lebih dari 0.60

yaitu sebesar 0,888, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini reliabel dan

pernyataan dalam instrumen penelitian dapat dilanjutkan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan penelitian harus didukung dengan data. Untuk memperoleh data

metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk untuk memperoleh data yang

mendukung dalam penelitian ini.

2. Studi Literatur

Mencari materi yang penulis pilih dari berbagai sumber buku yang berkaitan

dengan semua aspek atau variabel yang berhubungan dan bermanfaat untuk

penelitian.

3. E-Literatur (Internet)

Mengumpulkan data dari berbagai sumber di internet yang berkaitan

dengan penelitian.

4. Angket / Instrumen

“Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

42

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya” (Sugiyono, 2010: 199). Pada penelitian ini peneliti menggunakan

kuesioner tertutup.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu dengan analisis faktor.

Analisis faktor adalah analisis yang bertujuan mencari faktor-faktor utama yang

paling dominan dalam mempengaruhi variabel dari serangkaian uji yang dilakukan

dengan variabel independen sebagai faktornya. Variabel baru yang disebut faktor

dengan jumlah lebih sedikit dari jumlah variabel asli dengan mereduksi variabel-

variabel tersebut.

1. Definisi Analisis Faktor

Analisis Faktor termasuk pada Independence Technique, yang berarti tidak

ada variabel dependen maupun independen. Menurut Santoso (2006: 11) “proses

analisis faktor mencoba menemukan hubungan antar sejumlah variabel-variabel

yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau

beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal”.

Wibisono (2003: 239-240) mengemukakan bahwa :

“Analisis faktor digunakan untuk menjamin bahwa item-item pertanyaan

dalam kuesioner dapat merepresentasikan dengan baik variabel yang

diselidiki. Metode ini menyederhanakan hubungan yang kompleks dan

beragam diantara sekumpulan variabel penelitian yang diamati”.

2. Tujuan dan Fungsi Analisis Faktor

Menurut Tony Wijaya (2010: 101-102) “analisis faktor digunakan untuk

mengidentifikasi sejumlah faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk

menjelaskan sejumlah besar variabel yang saling berhubungan”. Hasil yang

didapat adalah variabel-variabel dalam satu faktor mempunyai korelasi tinggi,

43

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedangkan korelasi pada faktor lainnya relatif rendah. Analisis faktor memiliki

dua fungsi, yaitu exploratory (mengelompokan faktor yang acak) dan

confirmatory (konfirmasi kesesuaian faktor). Tujuan analisis faktor menurut

Santoso (2006: 12) adalah:

a. Data summarization, yaitu mengindentifikasikan adanya hubungan

antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan

antar variabel (dalam pengertian SPPS adalah kolom), analisis tersebut

dinamakan R Factor Analysis.

b. Data reduction, yaitu proses berikutnya setelah proses data

summarization. Membuat variabel set baru yang dinamakan faktor

untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu.

Maka dapat disimpulkan bahwa metode analisis faktor bertujuan untuk

mengidentifikasi dan menemukan faktor apa saja yang dapat mewakili variabel

motivasi berkunjung remaja ke Taman Fotografi Bandung, sehingga dapat

diketahui faktor-faktor yang paling dominan untuk dianalisis lebih lanjut.

3. Asumsi Analisis Faktor

Padaanalisis faktor, sejumlah asumsi berikut harus dipenuhi, yaitu sebagai

berikut: (Santoso, 2006: 13)

a. Korelasi antarvariabel Independen. Besar korelasi atau korelasi antar

independen variabel harus cukup kuat, misalnya di atas 0,5.

b. Korelasi Parsial. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel

dengan menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada

SPSS deteksi terhadap korelasi parsial diberikan lewat pilihan Anti-

Image Correlation.

c. Pengujian seluruh matriks korelasi (korelasi antar variabel), yang

diukur dengan besaran Bartlett Test of Sphericity atau Measure

Sampling Adequacy (MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya

korelasi yang signifikan di antara paling sedikit beberapa variabel.

44

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Pada beberapa kasus, asumsi Normalitas dari variabel-variabel atau

faktor yang terjadi sebaiknya dipenuhi.

Dengan hasil di atas, maka dapat dikatakan bahwa variabel dan sampel yang

digunakan memungkinkan untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Selanjutnya, untuk

melihat korelasi antarvariabel independen dapat diperhatikan tabel Anti-Image

Matrices. Nilai yang diperhatikan adalah MSA (Measure of Sampling Adequacy).

Nilai MSA berkisar antara 0 hingga 1, dengan ketentuan sebagai berikut: (Santoso,

2006: 20)

a. MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang

lain.

b. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih

lanjut.

c. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih

lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

4. Model Analisis Faktor

Dalam Wibisono (2003: 238) terdapat beberapa teknik analisis

interpedensi variabel yang dapat dikelompokan kedalam analisis faktor, yaitu :

a. Analisis Komponen Utama

Merupakan teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentuk suatu

kombinasi linier dari variabel awal dengan memperhitungkan sebanyak

mungkin jumlah variasi variabel awal yang mungkin.

b. Analisis Faktor Umum

Merupakan model faktor yang digunakan untuk mengidentifikasikan

sejumlah dimensi dalam data (faktor) yang tidak mudah untuk

dikenali. Tujuan utamanya adalah mengidentifikasikan dimensi laten

yang dipresentasikan dalam himpunan variabel asal.

45

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prinsip kerja analisis faktor adalah dari variabel yang diamati dimana

variabel mempunyai korelasi maka dapat dikatakan bahwa variabel memiliki p

faktor umum. Faktor umum dilambangkan dengan F1, F2, F3, F4, … ,Fmdan faktor

unik U1, U2, U3, U4, … , Um. Model matematis dasar analisis faktor yaitu :

Dimana :

Xi = variabel independen ke-i

Fj = faktor kesamaan ke-j

Ui = faktor unik ke-i

Aij = koefisien faktor kesamaan

bi = koefisien faktor unik

Koefisien A (loading A) dapat menyatakan besarnya kontribusi variabel X

pada faktor kesamaan F dan memegang peranan dalam mengambil suatu

kesimpulan sampai seberapa jauh pengaruh variabel X terhadap faktor kesamaan

F. Koefisien faktor unik berfungsi untuk membantu satuan faktor unik agar dapat

dipilih sesederhana mungkin.

5. Tahap Analisis Faktor

Menurut Tony Wijaya (2010: 103-109) proses dasar analisis faktor

meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Menentukan variabel atau faktor apa saja yang akan dianalisis.

b. Menguji variabel yang telah ditentukan dengan metode Bartlett’s test

of sphericity serta pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy).

Pada tahap ini dilakukan penyaringan terhadap sejumlah variabel

hingga didapat variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis. Untuk

melihat ada tidaknya korelasi, dapat dilihat pada uji Kaiset Meyer

46

Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di

Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oikin (KMO) Measure of Sampling Adequancy, yang merupakan suatu

indeks yang dipergunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor.

Nilai tinggi antara 0,5 – 1,0 berarti analisis faktor tepat, kalau kurang

dari 0,5 analisis faktor dikatakan tidak tepat.

c. Proses pemfaktoran (factoring) dilakukan ekstraksi terhadap

sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau lebih

faktor. Dari proses ini akan muncul Tabel Communalities, yang pada

dasarnya menunjukkan jumlah faktor/variansi (bisa dalam persentase)

dari suatu variabel yang mula-mula bisa dijelaskan oleh faktor yang

ada. Nilai ekstrim communalities antara 0,0 (variabel tidak berkorelasi

dengan variabel lain) sampai 1,0 (variansi variabel secara sempurna

disebabkan oleh sejumlah faktor bersama). Tabel berikutnya yang

muncul adalah Tabel Total Variance Explained, yang menampilkan

eigenvalues masing-masing faktor. Semakin besar eigenvalue setiap

faktor, maka faktor tersebut semakin reliabel untuk mewakili

sekelompok variabel.

d. Proses rotasi dilakukan untuk mereduksi beberapa faktor ambigu.

Rotasi paling sederhana adalah orthogonal rotationdimana sumbu

dipertahankan 90°. Metode rotasi faktor yang digunakan adalah

Varimax yang hasilnya dapat dilakukan dalam 1 literasi. Metode

varimax banyak variabel dapat memiliki loading tinggi atau mendekati

tinggi pada faktor yang sama.

e. Interpretasi faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas

faktor yang telah terbentuk yang dianggap dapat mewakili variabel

tersebut.

Dalam penelitian ini proses analisis dilakukan sampai pada langkah

interpretasi faktor dan memberikan nama pada faktor yang terbentuk, karena

dalam penelitian hanya sebatas ingin mengetahui faktor-faktor yang akan

terbentuk, faktor yang dominan atas sebuah variabel.