19
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian Provinsi Gorontalo merupakan provinsi yang ke-32 yang sebelumnya merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan kota Madya Gorontalo di Sulawesi Utara. Provinsi Gorontalo dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember 2000 seiring dengan munculnya pemekaran wilayah otonomi baru. Provinsi Gorontalo pada awal berdirinya hanya terdiri dari 2 kabupaten dan 1 kota. Namun, setelah adanya pemekaran, Provinsi Gorontalo kini terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorntalo Utara, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Pohuato, Kabupaten Boalemo yang terdiri dari 75 kecamatan dan 637 desa/kelurahan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo, batas wilayah Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara Laut Sulawesi 2. Sebelah timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara 3. Sebelah selatan Teluk Tomini 4. Kabupaten Parigi Moutong dan Buol, Provinsi Sulawesi Tengah

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Obyek Penelitian

Provinsi Gorontalo merupakan provinsi yang ke-32 yang

sebelumnya merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo dan kota Madya

Gorontalo di Sulawesi Utara. Provinsi Gorontalo dibentuk berdasarkan

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember 2000

seiring dengan munculnya pemekaran wilayah otonomi baru.

Provinsi Gorontalo pada awal berdirinya hanya terdiri dari 2

kabupaten dan 1 kota. Namun, setelah adanya pemekaran, Provinsi

Gorontalo kini terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kota Gorontalo,

Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorntalo Utara, Kabupaten Bone

Bolango, Kabupaten Pohuato, Kabupaten Boalemo yang terdiri dari 75

kecamatan dan 637 desa/kelurahan.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun

2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo, batas wilayah Provinsi

Gorontalo adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara Laut Sulawesi

2. Sebelah timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Bolaang

Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara

3. Sebelah selatan Teluk Tomini

4. Kabupaten Parigi Moutong dan Buol, Provinsi Sulawesi Tengah

Page 2: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

Pelaksanaan urusan pemerintahan, Provinsi Gorontalo dipimpin

oleh seorang Gubernur dan dibantu oleh Wakil Gubernur, Sekretariat

Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, serta Lembaga Teknis Daerah.

Pada Lembaga Teknis Daerah terdapat bagian yang menangani

keuangan yaitu Badan Keuangan Daerah (BKD) yang dibentuk

berdasrkan Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 07 Tahun 2007

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-lembaga

Teknis Daerah Provinsi Gorontalo.

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Gubernur Gorontalo Nomor 64

Tahun 2010 BKD Provinsi Gorontalo berfungsi melaksanakan

kewenangan otonomi daerah dalam rangka tugas desentralisasi dan

dekonsentrasi dibidang Keuangan Daerah dengan susunan organisasi

terdiri dari Kepala Badan, Sekretaris, Bidang Anggaran dan Pembinaan,

Bidang Perbendaharaan, Bidang Pendapatan dan Penerimaan

Pembiayaan, dan Bidang Pembinaan Kekayaan Pemerintah Daerah.

4.2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bermanfaat untuk mengetahui distribusi data dalam

variabel dependen yang diamati dalam penelitian. Data yang baik dan

layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi

normal. Untuk melakukan pengujian asumsi normalitas data tersebut

dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian metode Kolmogorov

Smirnov (KS). Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

Page 3: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

40 5.002E9

9.2217E9 .295 .295

-.238 1.867 .002

N Mean Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Analisis Varians

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

H0 : Data variabel yang diamati berdistribusi normal

H1 : Data variabel yang diamati tidak berdistribusi normal

: 5%

Kriteria uji : Jika nilai Kolomogorov Smirnov untuk variabel yang diuji

lebih besar dari nilai Z-tabel maka Ho ditolak. Pengujian

juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

signifikansi untuk KS dengan nilai alpha. Jika nilai

signifikansi lebih kecil dari alpha yang digunakan maka H0

ditolak. Sebaliknya jika nilai signifikansi dari statistik KS

lebih besar dari alpha yang digunakan maka H0 diterima

Hasil pengujian normalitas data untuk setiap variabel dependen

yang diamati dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Pengujian Normlitas Data Analisis Varians PAD

Hasil analisis di atas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov

Smirnov (KS) sebesar 1.867. Sedangkan nilai Z pada tingkat signifikansi

5% adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z-tabel maka

Page 4: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data rasio

Analisis Varians PAD telah berdistribusi normal.

Tabel 4. Pengujian Normalitas Data Rasio Kemandirian

Hasil analisis di atas diperoleh nilai koefisien Kolmogorov Smirnov

(KS) sebesar 0,931. Sedangkan nilai Z pada tingkat signifikansi 5%

adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho

diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data variabel rasio

kemandirian telah berdistribusi normal.

Tabel 5. Pengujian Normalitas Data Rasio Ketergantungan

Hasil analisis di atas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov

Smirnov (KS) sebesar 0,757. Sedangkan nilai Z pada tingkat signifikansi

5% adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z-tabel maka

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

40 .2207

.05598 .147 .129 -.147 .931 .352

N Mean Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Rasio Kemandirian

Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

40 .7973

.05798 .120 .063

-.120 .757 .616

N Mean Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Rasio Ketergant

ungan

Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b.

Page 5: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data variabel

rasio ketergantungan telah berdistribusi normal.

Tabel 6. Pengujian Normalitas Data Derajat Desentralisasi

Hasil analisis di atas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov

Smirnov (KS) sebesar 0,560. Sedangkan nilai Z pada tingkat signifikansi

5% adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z-tabel maka

Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data variabel

rasio desentralisasi PAD telah berdistribusi normal.

4.3. Hasil Analisis

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh jumlah PAD

terhadap kinerja keuangan Provinsi Gorontalo selama tahun 2003-2012.

Indikator kinerja keuangan yang digunakan sebanyak empat rasio yakni

Analisis Varians PAD, Rasio Kemandirian, Rasio Ketergantungan dan

Derajat Desentralisasi. Untuk melihat pengaruh dari jumlah PAD terhadap

kinerja keuangan dilakukan dengan pendekatan analisis regresi data

dengan cara meregresikan jumlah PAD (X) dengan setiap rasio kinerja

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

40 .1734

.03524 .088 .088

-.080 .560 .913

N Mean Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Rasio Desentral

isasi

Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b.

Page 6: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

keuangan yang diamati. Dengan demikan akan diperoleh sebanyak empat

model regresi yang menggambarkan arah dan bentuk pengaruh dari

jumlah PAD terhadap masing-masing rasio indikator kinerja keuangan.

Adapun model analisis regresi yang dipakai adalah model regresi

semi log dengan pendekatan lin-log (linear-logaritma). Pemilihan model ini

didasarkan pada pertimbangan tujuan yang ingin dicapai dari proses

analisis ini yakni untuk mengetahui besarnya nilai Y (kinerja keuangan)

akibat adanya perubahan persentase variabel X (jumlah PAD). Ini

didasarkan pada fungsi model lin-log yang berguna untuk melihat

perubahan Y secara absolut akibat adanya perubahan persentase pada

variabel X (Gujarati, 2010 : 213). Dengan demikian model analisis regresi

yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :

1) Model pengaruh jumlah PAD terhadap Analisis Varians PAD

0 1Variasi PAD Ln PAD

2) Model pengaruh jumlah PAD terhadap Rasio Kemandirian

0 1Rasio Kemandirian Ln PAD

3) Model pengaruh jumlah PAD terhadap Rasio Ketergantungan

0 1Rasio Ketergantungan Ln PAD

4) Model pengaruh jumlah PAD terhadap Derajat Desentralisasi

0 1Derajat Desentralisasi Ln PAD

Rekapitulasi hasil analisis regresi untuk masing-masing model

adalah sebagai berikut :

Page 7: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

1) Model pengaruh jumlah PAD terhadap Varians PAD

Rasio Efektifitas PAD = −2,159E6+0,314Ln(PAD)

2) Model pengaruh jumlah PAD terhadap Rasio Kemandirian

1,698 0,081Rasio Kemandirian Ln PAD

3) Model pengaruh jumlah PAD terhadap Rasio Ketergantungan

2,772 0,083Rasio Ketergantungan Ln PAD

4) Model pengaruh jumlah PAD terhadap Derajat Desentralisasi

0,894 0,045Derajat Desentralisasi Ln PAD

Hasil analisis secara lengkap dapat dilihat pada Lampiram 4.

4.3.1. Pengujian Pengaruh Jumlah PAD Terhadap Kinerja Keuangan

Provinsi Gorontalo selama Periode 2003-2012

Setelah model regresi diperoleh, selanjutnya akan dilakukan

pengujian untuk mengetahui signfikansi pengaruh jumlah PAD terhadap

kinerja keuangan. Untuk keperluan itu dilakukan pengujian koefisien

regresi dengan menggunakan uji t. Jika nilai mutlak t-hitung yang

diperoleh lebih besar dari nilai t-tabel pada tingkat signifikansi tertentu dan

derajat bebas (N-k-1) maka Ho ditolak.

Secara eksplisit hasil pengujian signifikansi jumlah PAD terhadap

setiap jenis indikator kinerja keuangan adalah sebagai berikut

1) Pengujian pengaruh Jumlah PAD terhadap Varians PAD

Ho : 1 0 (jumlah penerimaan PAD tidak berpengaruh

Page 8: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

terhadap Varians PAD Provinsi Gorontalo selama

periode 2003-2012)

H1 : 1 0 (jumlah penerimaan PAD berpengaruh terhadap

Variasi PAD Provinsi Gorontalo selama periode

2003-2012)

: 5%

Hasil analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Pengujian Pengaruh Jumlah PAD Terhadap Analisis Varians PAD

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -2.159E9 2.819E9 -.766 .448

PAD .314 .109 .424 2.886 .006

a. Dependent Variable: Varians

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-

hitung untuk variabel jumlah PAD dalam model pertama (pengaruh

jumlah PAD terhadap Varians PAD) adalah sebesar 2,886. Sedangkan

nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 38 adalah

sebesar 2,024. Jika dibandingkan antara nilai t-hitung yang diperoleh

dengan nilai t-tabel maka nilai t-hitung masih lebih besar dari t-tabel

sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada

tingkat kepercayaan 95% jumlah PAD berpengaruh signifikan terhadap

Page 9: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

Varians PAD Provinsi Gorontalo selama tahun 2003-2012. Adapun besar

pengaruh dari jumlah PAD terhadap Varians PAD sebesar 0.314 Ini

berarti bahwa setiap kenaikan jumlah PAD sebesar 1% akan diikuti

dengan peningkatan varians PAD sebesar 31.4 %.

2) Pengujian pengaruh Jumlah PAD terhadap Rasio Kemandirian

Ho : 1 0 (jumlah penerimaan PAD tidak berpengaruh

terhadap Rasio Kemandirian Provinsi Gorontalo

selama periode 2003-2012)

H1 : 1 0 (jumlah penerimaan PAD berpengaruh terhadap

Rasio Kemandirian Provinsi Gorontalo selama

periode 2003-2012)

: 5%

Hasil analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Pengujian pengaruh Jumlah PAD terhadap Rasio Kemandirian

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-

hitung untuk variabel jumlah PAD dalam model kedua (pengaruh jumlah

PAD terhadap Rasio Kemandirian) adalah sebesar 8,998. Sedangkan nilai

t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 38 adalah sebesar

Coefficients a

-1.698 .213 -7.961 .000 .081 .009 .825 8.998 .000

(Constant) ln_PAD

Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta

Standardized Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Rasio Kemandirian a.

Page 10: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

2,024. Jika dibandingkan antara nilai t-hitung yang diperoleh dengan nilai

t-tabel maka nilai t-hitung masih lebih besar dari t-tabel sehingga Ho

ditolak. Dengan demikian pada tingkat kepercayaan 95% dapat

disimpulkan bahwa jumlah PAD yang diperoleh berpengaruh secara

signifikan terhadap rasio kemandirian Provinsi Gorontalo selama tahun

2003-2012. Adapun besar pengaruh dari jumlah PAD terhadap Rasio

Kemandirian sebesar 0,081. Ini berarti bahwa setiap kenaikan jumlah

PAD sebesar 1% akan diikuti dengan peningkatan rasio kemandirian

sebesar 8,1 %.

3) Pengujian pengaruh Jumlah PAD terhadap Rasio Ketergantungan

Ho : 1 0 (jumlah penerimaan PAD tidak berpengaruh

terhadap Rasio Ketergantungan Provinsi

Gorontalo selama periode 2003-2012)

H1 : 1 0 (jumlah penerimaan PAD berpengaruh terhadap

Rasio Ketergantungan Provinsi Gorontalo selama

periode 2003-2012)

: 5%

Hasil analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut ;

Tabel 9. Pengujian pengaruh Jumlah PAD terhadap Rasio Ketergantungan

Coefficients a

2.772 .224 12.371 .000 -.083 .009 -.820 -8.815 .000

(Constant) ln_PAD

Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta

Standardized Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Rasio Ketergantungan a.

Page 11: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai

mutlak t-hitung untuk variabel jumlah PAD dalam model ketiga (pengaruh

jumlah PAD terhadap Rasio Ketergantungan) adalah sebesar 8,815.

Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 38

adalah sebesar 2,024. Jika dibandingkan antara nilai t-hitung yang

diperoleh dengan nilai t-tabel maka nilai t-hitung masih lebih besar dari t-

tabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian pada tingkat kepercayaan

95% dapat disimpulkan bahwa jumlah PAD yang diperoleh berpengaruh

secara signifikan terhadap rasio ketergantungan Provinsi Gorontalo

selama tahun 2003-2012. Adapun besar pengaruh dari jumlah PAD

terhadap Rasio Kemandirian sebesar -0,083. Ini berarti bahwa setiap

kenaikan jumlah PAD sebesar 1% akan diikuti dengan penurunan Rasio

Kemandirian sebesar 8,3 %.

4) Pengujian pengaruh Jumlah PAD terhadap Derajat Desentralisasi

Ho : 2 0 (jumlah penerimaan PAD tidak berpengaruh

terhadap Derajat Desentralisasi Provinsi

Gorontalo selama periode 2003-2012)

H1 : 2 0 (jumlah penerimaan PAD berpengaruh terhadap

Derajat Desentralisasi Provinsi Gorontalo selama

periode 2003-2012)

: 5%

Hasil analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut :

Page 12: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

Tabel 10. Pengujian pengaruh Jumlah PAD terhadap Derajat Desentralisasi

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai

mutlak t-hitung untuk variabel jumlah PAD dalam model keempat

(pengaruh jumlah PAD terhadap Derajat Desentralisasi) adalah sebesar

6,566. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat

bebas 38 adalah sebesar 2,024. Jika dibandingkan antara nilai t-hitung

yang diperoleh dengan nilai t-tabel maka nilai t-hitung masih lebih besar

dari t-tabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian pada tingkat

kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa jumlah PAD yang diperoleh

berpengaruh secara signifikan terhadap derajat desentralisasi Provinsi

Gorontalo selama tahun 2003-2012. Adapun besar pengaruh dari jumlah

PAD terhadap Rasio Kemandirian sebesar 0,045. Ini berarti bahwa setiap

kenaikan jumlah PAD sebesar 1% akan diikuti dengan peningkatan

derajat desentralisasi sebesar 4,5%.

4.3.2. Penafsiran Koefisien Determinasi Model Regresi

Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh

perubahan variabel bebas dalam menjalankan perubahan pada variabel

tidak bebas secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur

Coefficients a

-.894 .163 -5.498 .000 .045 .007 .729 6.566 .000

(Constant) ln_PAD

Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta

Standardized Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Rasio Desentralisasi a.

Page 13: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

kebenaran dan kebaikan hubungan antar variable dalam model yang

digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0< R2 <1. Jika nilai R2

semaikn mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik

karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan

oleh variabel independen.

Nilai koefisien determinasi untuk setiap model yang diperoleh dari

hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Nilai Koefisien Determinasi Setiap Model Regresi

Model Nilai R R-Square

Model Pengaruh Jumlah PAD Terhadap Varians PAD

0,424 0,180

Model Pengaruh Jumlah PAD Terhadap Rasio Kemandirian

0,825 0,681

Model Pengaruh Jumlah PAD Terhadap Rasio Ketergantungan

0,820 0,672

Model Pengaruh Jumlah PAD Terhadap Derajat Desentralisasi

0,729 0,531

Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat bahwa model yang

mempunyai koefisien determinasi tertinggi adalah model pengaruh jumlah

PAD terhadap rasio kemandirian yakni sebesar 0,681. Koefisien

determinasi ini menunjukkan bahwa pengaruh Rasio Kemandirian

Provinsi Gorontalo selama periode 2003-2012 ebesar 68,1% dipengaruhi

oleh jumlah PAD yang diperoleh sedangkan sisanya sebesar 31,9%

dipengaruhi oleh faktor lain. Model yang memperoleh koefisien

determinasi tertinggi selanjutnya adalah pengaruh PAD terhadap rasio

ketergantungan (67,2%) diikuti oleh model pengaruh PAD terhadap

Page 14: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

derajat desentralisasi (53,1%). Sedangkan model yang mempunyai

koefisien determinasi terendah adalah model pengaruh PAD terhadap

varians PAD yakni hanya sebesar 0,180 atau sekitar 18%.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Pengaruh PAD Terhadap Analisis Varians PAD Provinsi

Gorontalo Selama Periode 2003-2012

Analisis Varians PAD dilakukan dengan cara menghitung selisih

antara nilai yang dianggarkan dengan hasil pencapaian realisasi

pendapatan. Sehingga pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja

pendapatan yang baik apabilah dapat menghimpun pendapatan yang

melebihi jumlah yang dianggarkan. Dalam Laporan Realisasi Anggaran

biasanya telah dicantumkan selisih anggaran dan realisasi yang sangat

membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan

menganalisa laporan keuangan. Informasi yang dihasilkan analisis varians

ini akan menunjukkan tingkat pencapaian kinerja keuangan. Semakin

besar nilai varians PAD menandakan semakin besar selisih jumlah

realisasi PAD dengan yang ditargetkan.

Mengenai pengaruh PAD terhadap analisis varians PAD Provinsi

Gorontalo, dari analisis yang telah dilakukan menghasilkan koefisien

regresi yang positif. Ini menandakan semakin besar jumlah PAD yang

diperoleh maka rasio varians PAD juga akan semakin meningkat.

Meskipun memiliki koefisien regresi yang positif namun berdasarkan hasil

Page 15: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

pengujian secara statistika menyimpulkan bahwa jumlah PAD tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variasi PAD. Hasil ini juga

didukung dengan nilai koefisien determinasi yang hanya sebesar 18%

artinya varians PAD hanya sebesar 18% dipengaruhi oleh jumlah PAD

sedangkan sisanya sebesar 82% rasio varians PAD dipengaruhi oleh

faktor lain.

4.4.2. Pengaruh PAD Terhadap Rasio Kemandirian Provinsi

Gorontalo Selama Periode 2003-2012

Rasio kemandirian keuangan daerah bermanfaat untuk mengetahui

apakah suatu daerah telah mampu membiayai kegiatan pemerintahan,

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Rasio kemandirian

keungan daerah dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah

pendapatan asli daerah dengan pendapatan transfer pemerintah pusat,

provinsi dan pinjaman daerah. Semakin besar rasio kemandirian suatu

daerah maka kemampuan daerah dalam membiayai pembangunan juga

akan semakin baik.

Bedasrkan analisis yang telah dilakukan menghasilkan koefisien

regresi yang positif.hal Ini menandakan semakin besar jumlah PAD yang

diperoleh maka rasio kemandirian daerah juga akan semakin meningkat.

Hasil pengujian secara statistika juga menyimpulkan terdapat pengaruh

yang signifikan dari jumlah PAD terhadap rasio kemandirian daerah.

Page 16: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

Koefisien regresi sebesar 0,081 menunjukkan setiap peningkatan PAD

sebesar 1% akan meningkatkan rasio kemandirian sebesar 8,1%.

Adapun besar pengaruh dari PAD terhadap rasio kemandirian

daerah Provinsi Gorontalo selama periode 2003-2012 ditunjukkan oleh

koefisien determinasi sebesar 0,681. Nilai ini berarti 68,1% rasio

kemandirian Provinsi Gorontalo selama periode 2003-2012 dipengaruhi

oleh jumlah PAD yang berhasil dihimpun sedangka sisanya sebesar

31,9% dipengaruhi oleh variabel lain.

Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Muliana (2009:70) diseluruh Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatra

Utara dimana secara parsial Pendapatan Asli Daerah berpengaruh

signifikan positif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah

dibandingkan dengan variable lain seperti DAK dan DAU yang

berpengaruh secara signifikan negatif terhadap tingkat kemandirian

keuangan daerah.

4.4.3. Pengaruh PAD Terhadap Rasio Ketergantungan Provinsi

Gorontalo Selama Periode 2003-2012

Rasio ketergantungan daerah ini bermanfaat untuk mengetahui

tingkat ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat. Rasio ini

diperoleh dengan membandingkan jumlah pendapatan pemerintah daerah

yang diperoleh dari transfer pusat dengan pendapatan asli daerah.

Semakin tinggi angka rasio ketergantungan daerah maka semakin besar

Page 17: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

jumlah penerimaan dari pusat dibandingkan dari PAD. Sehingga semakin

tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula ketergantungan daerah terhadap

pemerintah pusat.

Mengenai pengaruh PAD terhadap variasi rasio ketergantungan

Provinsi Gorontalo, dari analisis yang telah dilakukan menghasilkan

koefisien regresi yang negatif. Ini menandakan semakin besar jumlah PAD

yang diperoleh maka rasio ketergantungan daerah akan semakin

menurun. Hasil pengujian secara statistika juga menyimpulkan terdapat

pengaruh yang signifikan dari jumlah PAD terhadap rasio ketergantungan

daerah. Koefisien regresi sebesar -0,083 menunjukkan setiap peningkatan

PAD sebesar 1% akan menurunkan rasio ketergantungan sebesar 8,3%.

Adapun besar pengaruh dari PAD terhadap rasio ketergantungan

daerah Provinsi Gorontalo selama periode 2003-2012 ditunjukkan oleh

koefisien determinasi sebesar 0,672. Nilai ini berarti 67,2% rasio

ketergantungan Provinsi Gorontalo selama periode 2003-2012

dipengaruhi oleh jumlah PAD yang berhasil dihimpun sedangka sisanya

sebesar 32,8% dipengaruhi oleh variabel lain.

Hasil Penelitian in berbeda dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan di Provinsi Sulawesi Tengah oleh Ladjin (2008:116) menyatakan

bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat masih

tinggi apabila proporsi DAU dan DAK terhadap Total Pendapatan Daerah

yang semakin besar dan sebaliknya kontribusi PAD terhadap Total

Page 18: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

Pendapatan Daera masih cenderung meningkat namun dengan nilai yang

masih sangat rendah.

4.4.4. Pengaruh PAD Terhadap Derajat Desentralisasi Provinsi

Gorontalo Selama Periode 2003-2012

Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui tingkat kontribusi PAD

terhadap total penerimaan daerah. Rasio ini diperoleh dengan

membandingkan jumlah PAD yang berhasil dihimpun dengan total

pendapatan daerah. Semakin tinggi derajat desentralisasi ini menandakan

kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah juga semakin meningkat.

Dengan demikian semakin tinggi derajat desentralisasi suatu daerah maka

semakin tinggi kemampuan daerah dalam menyelenggarakan

desentralisasi pembangunan ekonomi.

Mengenai pengaruh PAD terhadap variasi derajat desentralisasi

Provinsi Gorontalo, dari analisis yang telah dilakukan menghasilkan

koefisien regresi yang positif. Ini menandakan semakin besar jumlah PAD

yang diperoleh maka derajat desentralisasi daerah juga akan semakin

meningkat. Hasil pengujian secara statistika juga menyimpulkan terdapat

pengaruh yang signifikan dari jumlah PAD terhadap derajat desentralisasi

daerah. Koefisien regresi sebesar 0,045 menunjukkan setiap peningkatan

PAD sebesar 1% akan meningkatkan derajat desentralisasi sebesar 4,5%.

Adapun besar pengaruh dari PAD terhadap derajat desentralisasi

daerah Provinsi Gorontalo selama periode 2003-2012 ditunjukkan oleh

Page 19: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran …eprints.ung.ac.id/4418/9/2013-1-62201-921409010-bab4... · BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... Indikator kinerja keuangan

koefisien determinasi sebesar 0,531. Nilai ini berarti 53,1% derajat

desentralisasi Provinsi Gorontalo selama periode 2003-2012 dipengaruhi

oleh jumlah PAD yang berhasil dihimpun sedangka sisanya sebesar

46,9% dipengaruhi oleh variabel lain.

Hasil Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian selanjutnya yang

dilakukan oleh Thesaurianto (2003: 57) menyatakan bahwa meskipun

pertumbuhan PAD terus meningkat dari tahun ke tahun namun derajat

desentralisasi masi terlihat fluktuatif. Hal ini dikarenakan komponen

penerimaan lain juga ikut meningkat sehingga menggambarka bahwa

kemampuan keuangan yang rendah.