36
90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai hubungan tayangan pemberitaan geng motor dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor. Hasil diperoleh berdasarkan pengolahan data primer yang didapat dari penyebaran angket kepada responden penelitian dan yang menjadi objek penelitian adalah WSI Bandung, yakni sebanyak 63 orang. Data yang diperoleh terdiri dari data responden dan data penelitian. Data ini kemudian dikelompokkan dan dimasukkan ke dalam tabel. Hal pertama yang dilakukan peneliti adalah melakukan analisis data responden untuk melihat karakteristik responden. Kedua, peneliti menganalisis jawaban responden terhadap pertanyaan seputar data penelitian yang diberikan. Ketiga, peneliti melakukan analisis inferensial dengan teknik korelasi. Hal ini dimaksudkan untuk melihat adakah hubungan antara tayangan pemberitaan geng motor (variabel X) dengan tingkat kecemasan (variabel Y) perempuan pengguna sepeda motor. Analisis yang digunakan adalah uji statistik koefisien korelasi Rank Spearman. Data yang diperoleh melalui kuisioner dianalisi secara deskriptif. Data lain yang diperoleh dari studi pustaka dan wawancara akan digunakan sebagai data sekunder untuk melengkapi dan mendukung data primer. Dalam pembuatan angket peneliti menggunakan skala ordinal model likert dimana kuantifikasi dilakukan dengan menghitung respon persetujuan atau ketidaksetujuan, ataupun skala frekuensi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

  • Upload
    haque

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

90

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan dari penelitian mengenai

hubungan tayangan pemberitaan geng motor dengan tingkat kecemasan perempuan

pengguna sepeda motor. Hasil diperoleh berdasarkan pengolahan data primer yang

didapat dari penyebaran angket kepada responden penelitian dan yang menjadi objek

penelitian adalah WSI Bandung, yakni sebanyak 63 orang. Data yang diperoleh

terdiri dari data responden dan data penelitian. Data ini kemudian dikelompokkan dan

dimasukkan ke dalam tabel.

Hal pertama yang dilakukan peneliti adalah melakukan analisis data

responden untuk melihat karakteristik responden. Kedua, peneliti menganalisis

jawaban responden terhadap pertanyaan seputar data penelitian yang diberikan.

Ketiga, peneliti melakukan analisis inferensial dengan teknik korelasi. Hal ini

dimaksudkan untuk melihat adakah hubungan antara tayangan pemberitaan geng

motor (variabel X) dengan tingkat kecemasan (variabel Y) perempuan pengguna

sepeda motor. Analisis yang digunakan adalah uji statistik koefisien korelasi Rank

Spearman.

Data yang diperoleh melalui kuisioner dianalisi secara deskriptif. Data lain

yang diperoleh dari studi pustaka dan wawancara akan digunakan sebagai data

sekunder untuk melengkapi dan mendukung data primer. Dalam pembuatan angket

peneliti menggunakan skala ordinal model likert dimana kuantifikasi dilakukan

dengan menghitung respon persetujuan atau ketidaksetujuan, ataupun skala frekuensi

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

91

dari terbesar hingga terkecil. Pertanyaan pertanyaan dari angket merupakan turunan

dari variabel operasional sesuai dengan tujuan penelitian. Selain angket sebgai

sumber data utama dalam teknik pengumpulan data diperkuat dengan wawancara dan

studi pustaka.

Pada bagian ini penulis menyajikan hasil penelitian berupa data karakteristik

responden serta tanggapan mereka terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan,

kemudian disusun. Sampel penelitian ini adalah anggota club motor Wonderwomen

Scoopy Indonesia Bandung (WSI Bandung). Pertanyaan angket merupakan turunan

dari alat ukur dari indikator-indikator sebagau hasil sub-variabel pun diturunkan

menjadi 6 indikator yaitu : frekuensi, durasi, kejelasan informasi, kelengkapan

informasi, keakuratan informasi media massa, dan tingkat kecemasan.

4.1 Data Responden

Pada bagian ini penulis menyajikan hasil penelitian berupa data karakteristik

responden serta tanggapan mereka terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan,

yang telah disusun dalam bentuk tabulasi silang. Data responden dalam penelitian ini

sangat diperlukan untuk mengetahui latar belakang responden yang dapat menjadi

masukan untuk menjelaskan hal-hal yang diperoleh dalam penelitian. Untuk

memudahkan penulis dalam mengintrepetasikan hasil penelitian dan disertai analisis

akurat dalam tabel maka penulis mengacu penafsiran data, sebagai berikut:

0 % : Tidak seorangpun dari responden

1 % - 25 % : Sangat sedikit dari responden

26 % - 49 % : Sebagian kecil/hampir setengah dari responden

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

92

50 % : Setengah dari responden

51 % - 76 % : Sebagian besar dari responden

77 % - 99 % : Hampir seluruh dari responden

100 % : Seluruh responden (Arikunto, 2006:246).

Jawaban responden atas sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang diajukan

dalam angket akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi beserta

analisis yang diperkuat dari sumber wawancara dan studi pustaka yang peneliti

dapatkan.

4.1.1 Analisis Deskriptif Data Responden

Analisis data responden dibutuhkan untuk mengetahui informasi mengenai

latar belakang responden, informasi tersebut dapat dijadikan bahan untuk

menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh. Untuk menunjang data peneletian

diambil beberapa data dari audiens adalah usia, pendidikan terakhir, lama

pengendara sepeda motor, kebiasaan saat mengendarai motor, keperluan

mengendarai motor. Kemudian dikelompokan dalam beberapa data dan dianalisis

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Usia Responden

No Usia f %

1 > 17 -20 tahun 24 38,10

2 21-25 tahun 23 36,51

3 >26 tahun 16 25,40

Jumlah 63 100.0

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

93

Berdasarkan tabel 4.1 menggambarkan frekuensi responden berdasarkan usia.

Dari 63 orang yang diteliti, 24 orang (38.1%) berusia ≤ 17 tahun, 23 orang (36.5%)

berusia antara 21-26 tahun dan 16 orang (25.4%) berusia >26 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia antara 21-26 tahun. Hasil ini

menunjukan bahwa anggota WSI Bandung lebih banyak berusia 17 -20 tahun tahun,

pada tahap ini wanita jika dipandang dari kategori usia, banyak faktor hormonal dari

dalam diri perempuan sendiri dan lebih sering disebut faktor menarche.

Menarche adalah adalah sekelompok gejala fisik maupun tingkah laku yang

berlebihan timbul pada pertengahan siklus menarche, dan disusul dengan periode

tanpa gejala. Riset melaporkan Taylor, (1994) bahwa sekitar 10-30 % wanita

produktif rentang umur 15 – 20 tahun mengalami sindrom premenarche. Etiologi

dan Perubahan sikap premenarche dalam tingkat kecemasan sangat sering terjadi

dalam massa ini. Para peneliti beranggapan bahwa perubahan

sikap premenarche adalah akibat dari faktor hormonal, psikologis,lingkungan dan

nutrisi.1

Ditambah lagi selain faktor menarche dalam rentang usia, menurut Levinson

(dalam Turner&Helms,1995) umur 17-22 tahun merupakan tahapan pertama dari era

dewasa muda yang ditandai dengan adanya transisi remaja (masa pra dewasa) ke

kehidupan dewasa. Maka pada masa ini seseorang dituntut beradaptasi. Sehingga

dalam hal ini tayangan pemberitaan geng motor bisa membuat beberapa perubahan

sikap, dan persepsi dalam menyikapi lingkungan sekitar dan cenderung

1 http://bejocommunity.blogspot.com/2010/05/kti-tingkat-kecemasan-siswa-dalam.html diambil pada

tgl 17/10/2012 jam 19.45

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

94

menimbulkan tingkat kecemasan setelah dipengaruhi tayangan berita geng motor

tersebut, maka dari itu faktor usia mempengaruhi hubungan tingkat kecemasan yang

dipengaruhi oleh tayangan pemberitaan geng motor.

Tabel 4.2

Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir f %

1 SMA 25 36,51

2 Diploma 13 20,63

3 Sarjana 24 39,68

4 Lainnya (SMP) 2 3,17

Jumlah 63 100.0

Pada tabel 4.2 di atas menggambarkan frekuensi responden berdasarkan

pendidikan terakhir. Dari 63 orang yang diteliti, 24 orang (39.7%) berpendidikan

sarjana, 23 orang (36.5%) berpendidikan SMA, 25 orang (20.6%) berpendidikan

Diploma dan 2 orang (3,2%) berpendidikan lainnya (SMP).

Responden dari WSI Bandung yang berpendidikan kebanyakan tingkat SMA,

dapat terlihatdi tabel 4.2 mereka memiliki pola pikir yang sudah terarah dan

memiliki keinginan untuk mecari suatu informasi baru yang dapat dipercaya untuk

menambah pengetahuan dan informasi untuk kebutuhannya, perhitungan dalam

menilai sesuatu akan membuat orang tersebut lebih kritis dalam melihat tayangan

pemberitaan. Pendidikan merupakan salah satu frame of reference atau kerangka

rujukan yang akan mempengaruhi bagaimana seseorang memberi makna pada pesan

yang diterimanya (Rakhmat, 2005:58).

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

95

Tingkat pendidikan juga dapat memberikan gambaran bagaimana seseorang

menunjukkan respon terhadap suatu permasalahan pribadi dan sosial yang menerpa

dirinya. Perbedaan respon ini sangat dipengaruhi oleh frame of reference dan field of

experience seseorang. Seseorang yang menanggapi sesuatu yang terjadi di

lingkungan sosialnya. Dengan latar belakang pendidikan di bangku kuliah, seseorang

dapat mengatur pola hidupnya, dan bahkan permasalahan-permasalahan hidup

dengan cermat sehingga mereka dapat mempertimbangkan segala sesuatunya dengan

matang ketika hendak melakukan suatu tindakan, tingkat pendidikan dapat

memberikan gambaran bagaimana seseorang memberikan respons terhadap sesuatu.

M. Rogers dan F.Floyd Shoemaker juga mengungkapkan bahwa, tingkat pendidikan

merupakan salah satu bagian penting bagi seseorang untuk menerima suatu pesan

dengan baik. (Yusuf,1995:3).

Tabel 4.3 Lama menjadi Pengendara Sepeda Motor

No Lama menjadi Pengendara

Sepeda Motor f %

1 1 tahun 3 4,76

2 2 tahun 14 22,22

3 3 tahun 11 17,46

4 ≥ 4 tahun 35 55,56

Jumlah 63 100.0

Tabel 4.3 menggambarkan “lama menjadi pengendara sepeda motor”. Dari 63

orang yang diteliti, 35 orang (55.6%) selama lebih dari 4 tahun menjadi pengendara

sepeda motor, 14 orang (22.2%) selama 2 tahun menjadi pengendara sepeda motor,

11 orang (17.5%) selama 3 tahun menjadi pengendara sepeda motor dan 3 orang

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

96

(4.8%) sudah 1 tahun menjadi pengendara sepeda motor. Tabel 4.3 ini menunjukkan

bahwa mayoritas responden selama lebih dari 4 tahun menjadi pengendara sepeda

motor, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik repsonden dalam

mengetahui lamanya pengalaman menjadi pengendara sepeda motor, karena

manusia mempercayai bahwa tingkah laku mereka dibangun tidak saja atas

perbuatan-perbuatan yang sifatnya emosional, akan tetapi juga dari bekerjanya

faktor-faktor pengalaman intelek yang menyebabkan adanya pengawasan yang

seksama terhadap sambutan-sambutan dari stimuli yang emosional. Benarlah bahwa

banyak sambutan yang dilakukan oleh manusia diarahkan pada pengalaman

berpikir,mengalami dan memutuskan secara obyektif, ini diberikan untuk memberi

alsan lebih kuat dan lebih jauh mengantarkan terpenuhinya hasil baik dari sebuah

kegiatan dan lebih memperbanyak keterampilan dalam mengetahui lingkungan2,

Karena berdasarkan pengalaman digunakan untuk merujuk

pada pengetahuan dan ketrampilan mengendarai sepeda motor, maka semakin

sebentar pengalaman seseorang menjadi pengendara sepeda motor memungkinan

seseorang memliki tingkat kecemasan yang tinggi juga, karena masih kurangnya

dalam berpengalaman di jalan raya, terlebih lagi saat memasuki daerah rawan,

pengalaman mengendarai sepeda motor akan menjadi lebih berguna saat di jalan.

2 http://www.scribd.com/doc/50090289/KONSEP-PSIKOLOGI-TENTANG-EMOSI di unduh pada tgl

: 19/10/2012 jam : 3:09

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

97

Tabel 4.4

Kebiasaan Saat Mengendarai Sepeda Motor

No Kebiasaan f %

1 Berboncengan 17 26,98

2 Sendiri 46 73,02

Jumlah 63 100.0

Tabel 4.4 menggambarkan “kebiasaan saat mengendarai sepeda motor”. Dari 63

orang yang diteliti, 46 orang (73.0%) menyatakan sendiri dan 17 orang (27.0%)

menyatakan berboncengan. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sendiri

saat mengendarai motor, kebiasaan saat berboncengan atau sendiri tentunya sangat

berimbas pada efek kecemasan ketika berada di jalan raya.

Kebiasaan berboncengan mengendarai sepeda motor relatif merasa aman

daripada ketika sendiri membawa sepeda motor, karena 43 responden dari 63 sampel

yang diambil responden memiliki kebiasaan mengendarai motor sendiri, maka akan

sangat erat hubungannya dengan tingkat kecemasan karena khususnya saat

memasuki daerah rawan kriminalitas geng motor akan lebih merasakan keadaan

bahaya dalam mengendarai sepeda motor, terlebih gender yang dipilih dikhususkan

wanita pengendara sepeda motor maka jelas akan lebih erat terlihat kecemasan efek

dari tayangan pemberitaan geng motor di televisi.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

98

Tabel 4.5

Waktu yang Paling Sering dalam

Mengendarai Sepeda Motor

No Waktu f %

1 06.00 - 11.59 11 17,46

2 12.00 - 17.59 17 26,98

3 18.00 - 23.59 26 41,27

4 00.0 - 05.59 9 14,29

Jumlah 63 100.0

Pada tabel 4.5 di atas menggambarkan “waktu yang paling sering dalam

mengendarai sepeda motor”. Dari 63 orang yang diteliti, 26 orang (41.3%)

menyatakan jam 18.00 - 23.59, 17 orang (27.0%) menyatakan jam 12.00 - 17.59, 11

orang (17.5%) menyatakan jam 06.00 - 11.59 dan 9 orang (14.3%) menyatakan jam

0.00 - 05.59. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa

jam 18.00 - 23.59 adalah waktu yang paling sering dalam mengendarai sepeda

motor, pengkategorisasian waktu berpengaruh dalam hal kondisi kecemasan

perempuan saat berada di jalan, dalam interval jam 18.00 – 23-59 waktu malam hari

cenderung rawan dari serangan geng motor karena itu gambaran tingkat kecemasan

juga sangat berpengaruh dalam hal ini, seperti di kutip dari berita okezone.com

sebagai berikut.

tingkat kejahatan tertinggi di jalan raya terjadi pada jam-jam orang sedang

beristirahat, yaitu pukul 20.00-24.00 WIB dan 24.00-03.00 WIB. Data di Polres

Bandung, tercatat pada Bulan Mei, ada 70 kejahatan pada jam 20.00 - 24.00 WIB.

Kejahatan itu meliputi, penganiayaan berat (anirat), pencurian dengan kekerasan

(curas), pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian kendaraan bermotor

(ranmor), judi dan narkoba. "Ada satu kasus pembunuhan, enam anirat

(penganiayaan berat), 23 curat (pencurian dengan pemberatan), empat curas

(pencurian dengan kekerasan), 12 curanmor (pencurian kendaraan bermotor)." kata

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

99

Kasubag Humas Polres Bandung, Kompol Rosdinana, di Mapolres Bandung Senin

(18/6/2012).3

Maka waktu mengendarai sepeda motor di jalan, akan berpengaruh dalam

tingkat kecemasan seseorang karena jam rawan 20.00-24.00 dan berdasarkan tabel

4.5 kebanyakan responden mengendarai sepeda motor dengan rentang waktu antara

18.00 - 23.59 yang merupakan jam rawan kejahatan akan mempengaruhi tingkat

kecemasan seseorang akan semakin tinggi karena pengaruh tayangan pemberitaan

geng motor tersebut.

Tabel 4.6

Keperluan Mengendarai Sepeda Motor

No Keperluan f %

1 Bekerja 19 30,16

2 Ke sekolah/kampus 19 30,16

3 Berbelanja/jalan-jalan 25 39,68

Jumlah 63 100.0

Tabel 4.6 di atas menggambarkan “Mengendarai Motor untuk keperluan”. Dari

63 orang yang diteliti, 25 orang (39.7%) untuk keperluan berbelanja/jalan-jalan, 19

orang (30.2%) masing-masing untuk keperluan ke sekolah/kampus dan bekerja.

Table 4.6 ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mengendarai sepeda motor

untuk keperluan berbelanja/jalan-jalan, karena pada dasarnya keperluan berbelanja

yang berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya membutuhkan waktu yang cukup

lama saat berada di jalan raya, dan seseorang yang sehabis berbelanja khususnya

pada pengguna sepeda motor relatif lebih berbahaya karena akan terlihat mencolok

3 http://isamas54.blogspot.com/2011/03/data-kriminalitas-tahun-2012.html,

http://jakarta.okezone.com/read/2012/06/18/500/649239/pukul-21-00-24-00-waktu-paling-bandung di

unduh pada tgl 17/10/2012 jam 23:33

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

100

saat membawa barang belanjaan, terlebih lagi barang hasil belanja mencolok saat

ditaruh di sepeda motor, maka menjadikan sasaran dalam kejahatan. Kemudian

dalam hal kebiasaan jalan-jalan yang sering melewati beberapa daerah rawan dan

memungkinkan jalanan sepi akan mempengaruhi juga pengaruh dari tayangan

pemberitaan terhadap tingkat kecemasannya.

4.1.2 Hasil Deskriptif Pertanyaan

Analisis data penelitian yaitu data penelitian yang diperoleh melalui

penyebaran angket yang akan ditampilkan berdasarkan dua variabel yaitu tayangan

pemberitaan geng motor dan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor,

data penelitian ini merupakan hasil jawaban responden dalam mengisi angket

penelitian yang disebarkan. Pada analisa penelitian, peneliti uraikan berdasarkan pada

operasionalisasi variabel penelitian untuk menjawab identifikasi masalah yang ingin

diketahui peneliti. Pemaparan hasil analisis deskriptif diawali dengan melakukan

pengkategorian untuk setiap variabel yang diteliti. Pengkategorian tingkatan

dikonsentrasikan menjadi tinggi (1), sedang (2), rendah (3).

Penentuan rentang kategori dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

c =𝑋𝑛−𝑋1

𝑘,

dimana:

c = Panjang interval kelas

Xn = Nilai Terbesar

X1 = Nilai Terkecil

k = Banyaknya Kelas, dalam hal ini adalah 3 (rendah, sedang, tinggi)

(Supranto, 2001:64).

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

101

Penentuan kategori :

a. Nilai minimum + Interval = Rendah/Kurang

b. Nilai kategori rendah + Interval = Sedang/Cukup

c. Nilai kategori sedang + Interval = Tinggi/Baik

Setelah dilakukan pengkategorian, penulis melakukan tabel distribusi dari

setiap pendapat responden dari setiap item kuesioner yang diberikan serta berkaitan

dengan variabel yang diteliti. Kemudian dilakukan pemaparan deskriptif dari hasil

tabel distribusi tersebut.

4.1.3 Analisis Tayangan Pemberitaan Geng Motor di Televisi

Perhitungan variabel tayangan pemberitaan geng motor di TV dibagi menjadi

tiga kategori (C), yaitu rendah, sedang dan tinggi. Jumlah pertanyaan dalam variabel

ini adalah 8 dan masing-masing pertanyaan memiliki bobot nilai maksimal, yaitu 5

dan nilai minimal, yaitu 1. Pembagian kategori variabel tayangan pemberitaan geng

motor di TV dilakukan melalui tahap berikut:

N max = 5 x 8 = 40

N min = 1 X 8 = 8

Interval = N max – N min

C

= 40 – 8

3

= 10.7

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

102

Range:

8 hingga 18.7 = Kategori Rendah

18.8 hingga 29.3 = Kategori Sedang

29.4 hingga 40 = Kategori Tinggi

Tabel 4.7

Tayangan Pemberitaan Geng Motor di Televisi

No Pilihan Jawaban f %

1 Tinggi 34 53,97

2 Sedang 28 44,44

3 Rendah 1 1,59

Jumlah 63 100.0

Tabel kategorisasi 4.7 merupakan jawaban dalam menonton tayangan

pemberitaan geng motor menggambarkan mengenai tayangan pemberitaan geng

motor di televisi. Dari 63 orang yang diteliti, 34 orang (54.0%) menilai tayangan

pemberitaan geng motor di televisi dengan kategori tinggi, 28 orang (44.4%) menilai

dengan kategori sedang dan 1 orang (1.6%) menilai dengan kategori rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa tayangan pemberitaan geng

motor di televisi dengan kategori tinggi (baik).

Kategorisasi tinggi adalah berati responden dalam kategori ini sangat sering,

dan bisa menyaksikan 4-5 kali tayangan pemberitaan geng motor dalam seminggu,

sedang, rendah merupakan hasil perhitungan pada keseluruhan tabel di atas dapat

dilihat secara keseluruhan dan dalam hal ini anggota club WSI Bandung memiliki

frekuensi dalam melihat tayangan pemberitaan geng motor adalah tinggi, dan dapat

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

103

diartikan bahwa frekuensi responden rata-rata menyaksikan 5-4 kali tayangan

pemberitaan dalam seminggu. Intensitas terpaan media berupa frekuensi menyaksikan

tayangan televisi sangat berpengaruh kepada penonton. Semakin sering menyaksikan

tayangan kriminal maka pengaruh tingkat kecemasan pada responden akan semakin

meningkat.

Frekuensi penerbitan atau penyebaran atau penyampaian akan menentukan

seberapa seringnya komunikan akan melihat atau mendengar (exposed) suatu pesan.

Selanjutnya frekuensi akan menentukan sebarapa jauh pengaruh dari pesan terhadap

komunikan, khususnya mengingat adanya sifat mudah lupa pada manusia. Disamping

itu frekuensi exprosure juga akan menentukan sebarapa jauh akibat atau psycologival

contact antara komunikator dan komunikan hal mana menentukan cepat lambatnya

komunikan untuk bertindak (Susasonto, 1997:211)

4.1.3.1 Analisis Intensitas Pemberitaan Geng Motor

Perhitungan variabel Intensitas pemberitaan geng motor di TV dibagi menjadi

tiga kategori (C), yaitu rendah, sedang dan tinggi. Jumlah pertanyaan dalam variabel

ini adalah 3 dan masing-masing pertanyaan memiliki bobot nilai maksimal, yaitu 5

dan nilai minimal, yaitu 1. Pembagian kategori variabel tayangan pemberitaan geng

motor di TV dilakukan melalui tahap berikut:

N max = 5 x 3 = 15

N min = 1 X 3 = 3

Interval = N max – N min

C

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

104

= 15 – 3

3

= 4

Range:

3.0 hingga 7.0 = Kategori Rendah

7.1 hingga 10.9 = Kategori Sedang

11 hingga 15 = Kategori Tinggi

Tabel 4.8

Intensitas Pemberitaan Geng Motor di Televisi

No Pilihan Jawaban f %

1 Tinggi 15 23,81

2 Sedang 37 58,73

3 Rendah 11 17,46

Jumlah 63 100.0

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas Tabel Kategorisasi 4.8 dan

gambar menggambarkan mengenai intensitas pemberitaan geng motor di televisi.

Dari 63 orang yang diteliti, 37 orang (58.7%) menilai intensitas pemberitaan geng

motor di televisi dengan kategori sedang, 15 orang (23.8%) menilai dengan kategori

tinggi dan 11 orang (17.5%) menilai dengan kategori rendah. Hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas responden menilai bahwa intensitas pemberitaan geng motor di

televisi sedang.

Kategori sedang ini dapat diartikan responden anggota club WSI Bandung tidak

terlalu sering ataupun jarang melihat tayangan pemberitaan geng motor dalam

seminggu yaitu intensitas menyaksikan tayangan pemberitaan sebanyak 2-3 kali.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

105

Dengan Mengetahui lamanya seseorang untuk menonton, kita dapat mengetahui

beberapa lama seseorang untuk mengetahui berapa lama seseorang untuk memenuhi

kebutuhannya untuk mendapatkan hiburan dengan menonton televisi. Selain itu juga

pertanyaan ini berguna untuk mengetahui seberapa pengaruhnya terpaan televisi

terhadap responden (Severin & Tankard, 2005:15).

Intensitas yang cukup sering dalam rata-rata 2-3 kali seminggu melihat

tayangan pemberitaan geng motor ini mempengaruhi daya ingat responden dan

mempengaruhi faktor dalam menyikapi keadaan khususnya pada saat mengendarai

sepeda motor di jalan.

Khusus untuk medium televisi, Informasi yang diperoleh melalui siaran televisi

dapat mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama jika dibandingkan dengan

perolehan informasi yang sama tapi melalui membaca, oleh karena itu efek televisi

dalam seringnya menonton lebih dapat terendap dalam ingatan manusia, hal tersebut

dikarenakan gambar/visualisasi bergerak yang berfungsi sebagai tambahan dan

dukungan informasi penulisan narasi mempunyai kemampuan untuk memperkuat

daya ingat manusia dan memanggilnya (recall) kembali. Alasan tersebut juga

diperkuat karena informasi yang disampaikan melalui medium televisi, diterima

dengan dua indera sekaligus (mata dan telinga) secara stimultan pada saat yang

bersamaan. Jadi dalam waktu yang bersamaan penonton atau pemirsa televisi

dirangsang oleh kedua indreanya ketika mereka mononton siaran televisi. Karena

ituah daya ingatan mengendap di dalam ingatannya dan akan bertahan lama daripada

melihat, atau membaca dan mendengar saja (Iskandarr:2003:27).

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

106

4.1.3.1 Analisis Isi Pesan Pemberitaan Geng Motor

Perhitungan variabel isi pesan pemberitaan geng motor di TV dibagi menjadi

dua kategori, yaitu cukup dan baik. Jumlah pertanyaan dalam variabel ini adalah 5

dan masing-masing pertanyaan memiliki bobot nilai maksimal, yaitu 5 dan nilai

minimal, yaitu 1. Pembagian kategori variabel tayangan pemberitaan geng motor di

TV dilakukan melalui tahap berikut:

N max = 5 x 5 = 25

N min = 1 X 5 = 5

Interval = N max – N min

C

= 25 – 5

2

= 10

Range: 5 hingga 14.9 = Kategori cukup

15 hingga 25 = Kategori baik

Tabel 4.9

Isi Pesan Pemberitaan Geng Motor di Televisi

No Pilihan Jawaban f %

1 Baik 41 65,08

2 Cukup 22 34,92

Jumlah 63 100.0

Tabel 4.9 tentang isi pesan menjelaskan bahwa isi pesan termasuk dari salah

satu aspek tayangan media, karena isi pesan menentukan apakah khalayak meyerap

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

107

informasi yang disampaikan atau tidak. Isi pesan terdiri dari kelengkapan pesan,

kejelasan pesan, keakuratan pesan, gaya tata bahasa (Wahyudi, 1994:15) isi pesan

tayangan pemberitaan ini berkaitan dengan bahan dan materi yang hendak

disampaikan kepada audience. Pesan yang dikomunikasikan tentu mengharapkan

respon, feedback yang positif menunjukan komunikasi berjalan dengan efektif.

Isi pesan dalam tayangan pemberitaan geng motor menurut data tabel

kategorisasi 4.9 di atas menggambarkan mengenai isi pesan pemberitaan geng motor

di televisi. Dari 63 orang yang diteliti, 41 orang (65.1%) menilai isi pesan

pemberitaan geng motor di televisi dengan kategori baik dan 22 orang (34.9%)

menilai isi pesan dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden menilai bahwa isi pesan pemberitaan geng motor di televisi baik yang

artinya isi pesan dari tayangan pemberitaan geng motor sangat jelas, dan membantu

dalam informasi saat ditampilkannya tayangan tersebut karena berdasar tabel 4.9

kebanyakan responden sangat setuju dan menyetujui isi pesan tayangan tersbut dapat

memberi kebutuhan informasi dan kejelasan saat disampaikan pesan tersebut, dalam

aspek isi pesan dalam hal kejelasan informasi, kelengkapan informasi, dan keakuratan

informasi yang ditayangkan sehingga penonton menangkap apa yang diberitakan

pada penayangan pemberitaan tersebut. Karena dalam data yang disebutkan 41 orang

dari 63 responden menilai pemberitaan geng motor dengan kategori baik.

Dalam isi pesan tayangan pemberitaan geng motor pada tabel 4.9 yang akan

berpengaruh pada pesan yang disampaikan kepada penonton dan membentuk ingatan

selektif. Ingatan selektif mengasumsikan bahwa orang tidak akan mudah lupa atau

sangat mengingat pesan-pesan dari isi tayangan televisi dengan sikap atau

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

108

kepercayaan yang telah dimiliki sebelumnya, penonton televisi akan lebih mengingat

lebih detail isi pesan yang ditayangkan lebih lagi isi berita tersebut disukainya

(Morrisan:2010:71).

Hal lain yang membuat tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor

tinggi karena isi pesan tayangan pemberitaan bisa disebabkan oleh gambar atau juga

video yang biasanya ditayangkan tanpa sensor serta beberapa teknik pengambilan

gambar, editing video dan editing suara, gambar dan suara yang ditayangkan

ditelevisi menjadi lebih dramatis. Karena televisi seringkali menjual sisi-sisi

kekejaman untuk menarik perhatian khalayak yang menonton tayangan tersebut, dan

pada akhirnya akan timbul beberapa ingatan yang tidak menyenangkan yang muncul

pada saat-saat tertentu, didukung adanya stimuli dari penyerapan isi pesan oleh kedua

indra penglihatan dan pendengaran, sehingga otak menjadi lebih mudah mengingat

adegan atau tayangan pemberitaan geng motor yang pernah dilihat oleh responden.

Recall terjadi ketika responden berada pada suatu kondisi yang ditayangkan pada

berita kriminal di televisi (Iskandar,2003:153)

“program berita kriminal di televisi biasanya menayangkan adegan berita kriminal

dengan tehnik pengambilan gambar dengan angle close up hingga extreme close up,

jenis atau tipe-tipe senja atau alat yang digunakan pelaku kriminal untuk melakukan

tindakan kriminal”(Osterberg dan Ward, 1997:54).

4.1.3.1 Analisis Tingkat Kecemasan Perempuan Pengguna Sepeda Motor

Perhitungan variabel tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor

dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Tinggi, Sedang, Rendah. Jumlah pertanyaan dalam

variabel ini adalah 8 dan masing-masing pertanyaan memiliki bobot nilai maksimal,

yaitu 4 dan nilai minimal melalui tahap berikut:

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

109

N max = 3 x 8 = 24

N min = 0 X 8 = 0

Interval = N max – N min

C

= 24 – 0

3

= 8

Range: 0 hingga 8 = Kategori Rendah

8.1 hingga 16.1 = Kategori Sedang

16.2 hingga 24 = Kategori Tinggi

Tabel 4.10

Tingkat Kecemasan Perempuan

Pengguna Sepeda Motor

No Pilihan Jawaban f %

1 Tinggi 11 17,46

2 Sedang 36 57,14

3 Rendah 16 25,40

Jumlah 63 100.0

Pada tabel kategorisasi 4.10 yang membahas tentang tingkat kecemasan yang

rata-rata dimiliki oleh para responden WSI Bandung, Sebelumnnya kecemasan

merupakan suatu reaksi terhadap pengalam tertentu. Kecemasan sendiri biasanya

disebabkan oleh kondisi stimulus yang khusus (Lazarus,1969). Stimulus yang

dimaksud adalah stimulus dari luar seperti apa yang dilihat dan dirasakan. Tayangan

program berita geng motor dapat menjadi stimulus yang cukup kuat untuk

menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang dirasakan oleh penonton dapat

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

110

berkembang menjadi kecemasan patologis, kecemasan patologis memliki bentuk

yang lebih berat dari kecemasan normal. Perasaan cemas akan lebih hebat, sering atau

berlangsung lebih lama dan dapat menjadi sebuah kebiasaan yang sulit dihilangkan.

Kemudian analisis dari tabel menggambarkan mengenai tingkat kecemasan

perempuan pengguna sepeda motor. Dari 63 orang yang diteliti, 36 orang (57.1%)

menilai tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor dengan kategori

sedang, 16 orang (25.4%) menilai dengan kategori rendah dan 11 orang (17.5%)

menilai dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

menilai tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor dengan kategori

sedang.

Tingkat Kecemasan Manusia dapat digolongkan pada empat tingkatan kecemasan,

yaitu ringan, sedang, berat dan panik :

1. Kecemasan ringan, Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan

meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini

adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk

belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.

2. Kecemasan sedang, Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah

yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami

perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi

yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan

pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume

tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal,

kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan

yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,mudah lupa, marah

dan menangis.

3. Kecemasan berat, Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang

dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan

spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan

banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi

yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak

dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit,

tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk

menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

111

4. Panik, Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena

mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan

sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini

adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan

inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak,

menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.4

Dalam hal ini responden anggota WSI Bandung memiliki tingkap kecemasan

sedang yaitu memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah yang

penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian

yang selektif, lahan persepsi menyempit, fokus pikiran tidak optimal, kemampuan

konsentrasi menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak

menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,mudah lupa, marah dan

menangis ketika berada di jalan dalam situasi jalan raya sepi, ataupun daerah rawan

kriminalitas geng motor.

4 Diambil dari : http://dmarco.mywapblog.com/empat-tingkat-kecemasan.xhtml tgl 16/10/2012 jam :

15:13

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

112

4.1.4 Pembahasan Hubungan Tayangan Pemberitaan Geng Motor di Televisi

dengan Tingkat Kecemasan Perempuan Pengguna Sepeda Motor

Di bawah ini dibahas bagaimana setiap variabel yang telah di teliti

akan menghasilkan gambaran baik setiap variabel Intensitas, dan isi pesan kemudian

bagaimana hubungan tayangan pemberitaan geng motor di televisi dengan tingkat

kecemasan perempuan pengguna sepeda motor dan dengan hipotesis sebagai berikut :

4.1.4.1 Hubungan Antara Intensitas Tayangan Pemberitaan Geng Motor di

Televisi dengan Tingkat Kecemasan Perempuan Pengguna Sepeda Motor

Tabel 4.11

Hubungan Tayangan Intensitas Pemberitaan Geng Motor di Televisi

dengan Tingkat Kecemasan Perempuan Pengguna Sepeda Motor

Intensitas Tingkat Kecemasan

Total Tinggi Sedang Rendah

Tinggi f 6 7 2 15

% 9,52 11,11 3,17 23,81

Sedang f 4 24 9 37

% 6,35 38,10 14,29 58,73

Rendah f 1 5 5 11

% 1,59 7,94 7,94 17,46

Total f 11 36 16 63

% 17,46 57,14 25,40 100,00

H1: Ada hubungan signifikan antara intensitas dalam pemberitaan geng motor di

televisi dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor

H0: Tidak ada hubungan signifikan antara intensitas dalam pemberitaan geng motor

di televisi dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

113

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dari 15 orang yang menilai

intensitas pemberitaan geng motor di televisi dengan kategori tinggi, ternyata 6 orang

diantaranya memiliki tingkat kecemasan tinggi, 7 orang memiliki tingkat kecemasan

sedang dan 2 orang memiliki tingkat kecemasan rendah. Dari 37 orang yang menilai

intensitas pemberitaan geng motor di televisi dengan kategori sedang, ternyata 4

orang diantaranya memiliki tingkat kecemasan tinggi, 24 orang memiliki tingkat

kecemasan sedang dan 9 orang memiliki tingkat kecemasan rendah. Dari 11 orang

yang menilai intensitas pemberitaan geng motor di televisi dengan kategori rendah,

ternyata 1 orang diantaranya memiliki tingkat kecemasan tinggi, 5 orang memiliki

tingkat kecemasan sedang dan 5 orang memiliki tingkat kecemasan rendah.

Maka efek perubahan sikap seseorang dalam menanggapi tayangan

pemberitaan geng motor terlihat jelas dari tabel 4.11 dari 15 orang yang menilai

intensitas pemberitaan geng motor di televisi dengan kategori tinggi, ternyata 6 orang

diantaranya memiliki tingkat kecemasan tinggi serta 7 orang memiliki tingkat

kecemasan sedang, maka intensitas seringnya melihat tayangan berhubungan dengan

tingkat kecemasan.

Karena inilah yang disebut, asumsi efek langsung (direct-effects assumption)

dan telah menjadi perdebatan karena ketika pemikiran seseorang telah

ditransformasikan oleh media, maka semua bentuk konsekuensi buruk dalam jangka

panjang mungkin terjadi tidak hanya dapat menghancurkan kehidupan seseorang,

namun juga menciptakan masalah dalam skala sosial yang luas (Stanley:2009:71).

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

114

4.1.4.2 Hubungan Antara Isi Pesan Tayangan Pemberitaan Geng Motor di

Televisi dengan Tingkat Kecemasan Perempuan Pengguna Sepeda Motor

Tabel 4.12

Hubungan Isi Pesan Tayangan PemberitaanGeng Motor di Televisi dengan

Tingkat Kecemasan Perempuan Pengguna Sepeda Motor

Isi Pesan Tingkat Kecemasan

Total Tinggi Sedang Rendah

Baik f 9 24 8 41

% 14,29 38,10 12,70 65,08

Cukup f 2 12 8 22

% 3,17 19,05 12,70 34,92

Total f 11 36 16 63

% 17,46 57,14 25,40 100,00

H1: Ada hubungan signifikan antara isi pesan dalam pemberitaan geng motor di

televisi dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

H0 : Tidak ada hubungan signifikan antara isi pesan dalam pemberitaan geng motor

di televisi dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

Dalam Tabel 4.12 mengenai hubungan isi pesan tayangan pemberitaan geng

motor di televisi dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor,

menunjukan bahwa televisi dapat mengancam nilai–nilai sosial yang ada di dalam

masyarakat dan mengubah cara pandang masyarakat terhadap suatu lingkungan

sekitarnya (Kuswandi, 1996:99). Hal ini sesuai dengan penjelasan tabel 4.12 di atas

dapat dilihat bahwa dari 41 orang yang menilai isi pesan pemberitaan geng motor di

televisi dengan kategori tinggi, ternyata 9 orang diantaranya memiliki tingkat

kecemasan tinggi, 24 orang memiliki tingkat kecemasan sedang dan 8 orang memiliki

tingkat kecemasan rendah. Dari 22 orang yang menilai isi pesan pemberitaan geng

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

115

motor di televisi dengan kategori sedang, ternyata 2 orang diantaranya memiliki

tingkat kecemasan tinggi, 12 orang memiliki tingkat kecemasan sedang dan 8 orang

memiliki tingkat kecemasan rendah.

Isi pesan yang terkandung dalam tayangan ikut mempengaruhi karena sesuai

interpretasi data di atas dalam isi pesan 41 orang yang menilai isi pesan pemberitaan

geng motor di televisi dengan kategori tinggi, ternyata 9 orang diantaranya memiliki

tingkat kecemasan tinggi, 24 orang memiliki tingkat kecemasan sedang, cukup

menjelaskan bahwa televisi yang merupakan media audio visual mempengaruhi

masyarakat dalam mempersepsikan lingkungan sekitar khususnya pada tingkat

kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

4.1.4.3 Hubungan antara Tayangan Pemberitaan Geng Motor di Televisi dengan

Tingkat Kecemasan Perempuan Pengguna Sepeda Motor

Tabel 4.13

Hubungan antara Tayangan Pemberitaan Geng Motor di Televisi

dengan Tingkat Kecemasan Perempuan Pengguna Sepeda Motor

Tayangan Pemberitaan

Geng Motor di Televisi

Tingkat Kecemasan Total

Tinggi Sedang Rendah

Tinggi f 9 19 6 34

% 14,29 30,16 9,52 53,97

Sedang f 2 17 9 28

% 3,17 26,98 14,29 44,44

Rendah f 0 0 1 1

% 0 0 1,59 1,59

Total f 11 36 16 63

% 17,46 57,14 25,40 100,00

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

116

H1: Ada hubungan signifikan antara tayangan pemberitaan geng motor di televisi

dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

H0: Tidak ada hubungan signifikan tayangan pemberitaan geng motor di televisi

dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

Hasil dari tabel 34 orang yang menilai tayangan pemberitaan geng motor di

televisi dengan kategori tinggi, ternyata 9 orang diantaranya memiliki tingkat

kecemasan tinggi, 19 orang memiliki tingkat kecemasan sedang dan 6 orang memiliki

tingkat kecemasan rendah. Dari 28 orang yang menilai tayangan pemberitaan geng

motor di televisi dengan kategori sedang, ternyata 2 orang diantaranya memiliki

tingkat kecemasan tinggi, 17 orang memiliki tingkat kecemasan sedang dan 6 orang

memiliki tingkat kecemasan rendah. Dari 1 orang yang menilai tayangan pemberitaan

geng motor di televisi dengan kategori rendah, ternyata memiliki tingkat kecemasan

rendah juga.

Hal ini sesuai dengan sesuai dengan teori kultivasi yaitu TV menyebabkan

khalayak menciptakan realitas sosial mereka sendiri yang berbeda dengan realitas

sebenarnya (Morrisan:2010:107). Karena televisi khususnya memainkan peranan

yang teramat penting dalam bagaimana orang memandang dunia mereka. Dalam

masyarakat kini kebanyakan orang mendapatkan informasi mereka dari sumber-

sumber yang bermediasi dibandingkan dari pengalamannya langsung. Karenanya,

sumber-sumber yang bermediasi dapat membentuk kenyataan seseorang dari apa

yang tertangkap oleh fitur otak karena isi dari sebuah pesan tayangan televisi,

kegiatan menonton kelas berat mengultivasi suatu anggapan behwa dunia adalah

tempat yang penuh dengan kekerasan, dan para penonton televisi kelas berat merasa

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

117

terdapat lebih banyak kekerasan di dunia dibandingkan dengan kenyataan atau

daripada yang dirasakan oleh penonton kelas ringan (West&Turner, 2008:84).

Dapat disimpulkan semakin tinggi melihat tayangan televisi khususnya

tayangan pemberitaan geng motor, semakin tinggi pula tingkat kecemasan perempuan

pengguna sepeda motor saat berada di jalan raya karena dari 34 orang berdasar tabel

4.13 yang menilai tayangan pemberitaan geng motor di televisi dengan kategori

tinggi, ternyata 9 orang diantaranya memiliki tingkat kecemasan tinggi, 19 orang

memiliki tingkat kecemasan sedang. Maka ada hubungan yang signifikan antara

tayangan pemberitaan geng motor dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna

sepeda motor.

4.2. Hubungan antara Tayangan Pemberitaan Geng Motor di Televisi dengan

Tingkat Kecemasan Perempuan Pengguna Sepeda Motor

Berikut ini adalah hasil pengolahan melalui komputerisasi untuk koefisien

korelasi mengenai hubungan antara tayangan pemberitaan geng motor di televisi

dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

Tabel 4.14

Analisis Korelasi Sederhana

Variabel rs t hitung t tabel Keputusan Keterangan

X dan Y 0.496 4.456 2.00 Ho ditolak Signifikan

Berdasarkan tabel 4.14 di atas diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar

0,496. Sebelum mengambil kesimpulan, kita harus melakukan pengujian terhadap

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

118

koefisien korelasinya untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara

variabel X dengan variabel Y.

Ho : = 0 Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

tayangan pemberitaan geng motor di televisi dengan tingkat

kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

H1 : ≠ 0 Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel tayangan

pemberitaan geng motor di televisi dengan tingkat kecemasan

perempuan pengguna sepeda motor.

5%

Statistik Uji :

2

2

1

r nt

r

, derajat bebas = n-2

Kriteria Uji : 1. Terima Ho jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

2. Tolak Ho jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan :

Berdasarkan tabel 4.14 di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 4.456. Karena

nilai t hitung (4.456) > t tabel (2,00), maka Ho ditolak. Artinya, terdapat hubungan

yang signifikan antara variabel tayangan pemberitaan geng motor di televisi dengan

tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

Koefisien korelasi tersebut bernilai positif 0.496 yang berarti terdapat

hubungan positif antara variabel X dengan Y. Artinya, semakin tinggi melihat

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

119

tayangan pemberitaan geng motor di televisi, maka semakin tinggi pula tingkat

kecemasan perempuan pengguna sepeda motor hal ini berkaitan dengan asumsi teori

Kultivasi yang mengasumsikan terpaan media yang terus menerus dalam hal

intensitas penayangan pemberitaan, jadi teori ini juga menjelaskan bahwa penonton

yang sering melihat tayangan televisi akan terdoktrin secara bawah sadar dan

membentuk persepsi sosial. Dan orang yang lebih lama „hidup‟ di dunia televisi

“heavy viewers” cenderung akan cenderung melihat dunia nyata seperti gambaran,

nilai-nilai, potret, dan ideologi yang muncul pada layar televisi (Zillman:14:2002).5

Sesuai dengan hasil perhitungan dari hipotesis tabel 4.14 dapat dijelaskan efek

langsung dari terpaan media atau media exposure yaitu dapat menghasilkan

perubahan pada sikap (attitude change) manusia dan perubahan pikiran (cognitive

change) yang diawali dengan keterlibatan emosi saat terpaan media itu terjadi

(Sparks:2002:136). Maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel tayangan

pemberitaan geng motor di televisi dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna

sepeda motor.

4.2.1 Hubungan antara Intensitas Pemberitaan Geng Motor di Televisi dengan

Tingkat Kecemasan Perempuan Pengguna Sepeda Motor

Berikut ini adalah hasil pengolahan data melalui komputerisasi untuk

koefisien korelasi mengenai hubungan antara intensitas pemberitaan geng motor di

televisi dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

5 Diambil dari artikel : http://www.dsieducitain.com/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-

mempengaruhi/ tgl 10 sept.2012

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

120

Tabel 4.15

Analisis Korelasi Sederhana

Variabel rs t hitung t tabel Keputusan Keterangan

X1 dan Y 0.478 4.248 2.00 Ho ditolak Signifikan

Berdasarkan tabel 4.15 di atas diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar

0,478. Sebelum mengambil kesimpulan, kita harus melakukan pengujian terhadap

koefisien korelasinya untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara

variabel X1 dengan variabel Y.

Ho : = 0 Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel

intensitas pemberitaan geng motor di televisi dengan tingkat

kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

H1 : ≠ 0 Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel intensitas

pemberitaan geng motor di televisi dengan tingkat kecemasan

perempuan pengguna sepeda motor.

5%

Statistik Uji :

2

2

1

r nt

r

, derajat bebas = n-2

Kriteria Uji : 1. Terima Ho jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

2. Tolak Ho jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan :

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

121

Berdasarkan tabel 4.15 di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 4.248. Karena

nilai t hitung (4.248) > t tabel (2,00), maka Ho ditolak. Artinya, terdapat hubungan

yang signifikan antara variabel intensitas pemberitaan geng motor di televisi dengan

tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

Koefisien korelasi tersebut bernilai signifikan 0.478 yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan variabel X1 dengan Y. Artinya, semakin tinggi intensitas

pemberitaan geng motor di televisi, maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan

perempuan pengguna sepeda motor.

Hal ini sesuai dengan prinsip intensitas dari asumsi teori kultivasi yaitu

intensitas penayangan media massa televisi berulang-ulang dan disaksikan secara

sering oleh penonton telah membawa opini masyarakat dan menanamkan

pendefinisian. Atau setidaknya dekat dengan hal itu. Dalam pandangan kultivasi ini,

media massa televisi seringkali melakukan generalisasi sehingga perempuan yang

menonton tayangan tersebut memiliki tingkat kecemasan yang tinggi ketika berada di

jalan, karena terdoktrin tayangan pemberitaan tayangan geng motor tersebut, karena

sebuah penelitian menunjukkan adanya kaitan yang cukup tinggi antara perilaku

dalam mengatur waktu tayangan menonton dan peningkatan gejala-gejala kecemasan

psikologis.6

Lebih jauh lagi efek intensitas yaitu disebut resonansi (Resonance)

menjelaskan efek intensitas yang kemudian akan diterima oleh audiens (dalam hal ini

pengguna sepeda motor perempuan) tentang apa yang mereka lihat di televisi adalah

merupakan apa yang telah mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Resonance

6 (Black and Vandiver, 1988 dalam Misra & McKean, 121: 2000).

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

122

terjadi ketika pemirsa melihat sesuatu di televisi yang sama dengan realitas kehidupan

mereka sendiri. Televisi tidak sekadar memberikan pengetahuan, atau melaporkan

realitas peristiwa. Lebih dari itu, televisi berhasil menanamkan realitas bentukannya

ke benak pemirsa. Sehingga menurut Perse (2001:215) efek dominan kultivasi

kekerasan televisi pada individu adalah pada kognitif (meyakini tentang realitas

sosial) dan afektif (takut akan kejahatan)7. Dalam hal ini afek kognitif dan afektif

merupakan tingkat kecemasan yang tinggi ketika berada di jalan saat perempuan

mengendarai sepeda motor dalam situasi tertentu.

4.2.2 Hubungan antara Isi Pesan Pemberitaan Geng Motor di Televisi dengan

Tingkat Kecemasan Perempuan Pengguna Sepeda Motor

Berikut ini adalah hasil pengolahan melalui komputerisasi untuk koefisien

korelasi mengenai hubungan antara isi pesan pemberitaan geng motor di televisi

dengan tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

Tabel 4.16

Analisis Korelasi Sederhana

Variabel rs t hitung t tabel Keputusan Keterangan

X2 dan Y 0.326 2.689 2.00 Ho ditolak Signifikan

Berdasarkan tabel 4.16 diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.326.

Sebelum mengambil kesimpulan, kita harus melakukan pengujian terhadap koefisien

7 Diambil dari : http://tanriantomedias.blogspot.com/2010/03/cultivation-theory.html tgl 08/10/2012

jam 9:24

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

123

korelasinya untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel

X2 dengan variabel Y.

Ho : = 0 Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel isi

pesan pemberitaan geng motor di televisi dengan tingkat kecemasan

perempuan pengguna sepeda motor.

H1 : ≠ 0 Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel isi pesan

pemberitaan geng motor di televisi dengan tingkat kecemasan

perempuan pengguna sepeda motor.

5%

Statistik Uji :

2

2

1

r nt

r

, derajat bebas = n-2

Kriteria Uji : 1. Terima Ho jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

2. Tolak Ho jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Kesimpulan :

Berdasarkan tabel 4.16 di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 2.689. Karena

nilai t hitung (2.689) > t tabel (2,00), maka Ho ditolak. Artinya, terdapat hubungan

yang signifikan antara variabel isi pesan pemberitaan geng motor di televisi dengan

tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor.

Koefisien korelasi tersebut bernilai signifikan 0.326 yang berarti terdapat

hubungan signifikan antara variabel X2 dengan Y. Artinya, semakin tinggi konsumsi

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

124

isi pesan tayangan pemberitaan geng motor di televisi, maka semakin tinggi pula

tingkat kecemasan perempuan pengguna sepeda motor. Maka responden yang dalam

hal ini anggota WSI Bandung Dalam hubungan isi pesan tayangan pemberitaan geng

motor pada tabel 4.16 yang akan berpengaruh pada pesan yang disampaikan kepada

penonton dan membentuk ingatan selektif. Ingatan selektif mengasumsikan bahwa

orang tidak akan mudah lupa atau sangat mengingat pesan-pesan dari isi tayangan

televisi dengan sikap atau kepercayaan yang telah dimiliki sebelumnya, penonton

televisi akan lebih mengingat lebih detail isi pesan yang ditayangkan lebih lagi isi

berita tersebut disukainya (Morrisan:2010:71).

Hubungan lain yang membuat tingkat kecemasan perempuan pengguna

sepeda motor tinggi karena isi pesan tayangan yang signifikan dalam pemberitaan

bisa disebabkan oleh gambar atau juga video yang biasanya ditayangkan tanpa sensor

serta beberapa teknik pengambilan gambar, editing video dan editing suara, gambar

dan suara yang ditayangkan ditelevisi menjadi lebih dramatis. Karena televisi

seringkali menjual sisi-sisi kekejaman untuk menarik perhatian khalayak yang

menonton tayangan tersebut, dan pada akhirnya akan timbul beberapa ingatan yang

tidak menyenangkan yang muncul pada saat-saat tertentu, didukung adanya stimuli

dari penyerapan isi pesan oleh kedua indra penglihatan dan pendengaran, sehingga

otak menjadi lebih mudah mengingat adegan atau tayangan pemberitaan geng motor

yang pernah dilihat oleh responden. Recall terjadi ketika responden berada pada suatu

kondisi yang ditayangkan pada berita kriminal di televisi (Iskandar,2003:153)

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/210110/2010/210111100105_4_5996.pdf · 2013-01-09 · 90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini mengemukakan hasil dan pembahasan

125

4.3 Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis

Tabel 4.17

Hasil Pengujian Hipotesis Kerja

Hipotesis

Penelitian

rs t

Hitung

Kriteria Kesimpulan

Tayangan

pemberitaan Geng

motor di televisi

(X) dengan

Tingkat

Kecemasan (Y)

0.496 4.456 Ho di tolak

H1 Diterima

terdapat

hubungan yang

signifikan

Intensitas

Tayangan

Pemberitaan Geng

Motor (X1) dengan

Tingkat

Kecemasan (Y)

0.478 4.248 Ho di tolak

H1 Diterima

terdapat

hubungan yang

signifikan

Isi Pesan Tayangan

Pemberitaan Geng

motor (X2) dengan

tingkat kecemasan

(Y)

0.326 2.689 Ho di tolak

H1 Diterima

terdapat

hubungan yang

signifikan