Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
4.1.1. Kondisi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I SDN 1 Tanggung, Kecamatan
Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah
30 siswa, 17 siswa perempuan dan 13 siswa laki - laki. Mayoritas siswa berasal
dari daerah itu sendiri, tempat tinggal mereka kebanyakan berdekatan dengan
hutan. Sebagian besar orang tua siswa bermata pencaharian buruh petani dengan
kondisi perekonomian yang rendah, sehingga siswa kurang bisa memenuhi
kebutuhan sekolah secara maksimal.
Sekolah Dasar ini letaknya di daerah pedesaan yang dekat dengan hutan,
yang jauh dari kebisingan kendaraan sehingga sangat mendukung untuk kegiatan
pembelajaran. Kondisi ini juga menjadikan anak lebih aman dalam perjalanan
berangkat, istirahat, maupun pulang sekolah.
Kondisi kelas sekolah ini belum tertata secara optimal baik dari penataan
isi ruangan, tempat duduk ,maupun penerangan kelas.
Sekolah Dasar tersebut memiliki enam kelas, yaitu kelas I sampai kelas VI
dengan jumlah siswa 275 siswa. Memiliki 6 guru kelas yang PNS, 1 guru PAI
yang sudah negeri, 4 guru wiyata bakti, 1 kepala sekolah, 1 guru penjaskes, serta
1 penjaga sekolah. Siswa kelas satu berjumlah 30 siswa, siswa kelas dua
berjumlah 25 siswa, siswa kelas tiga berjumlah 30 siswa, siswa kelas empat
berjumlah 30, siswa kelas lima berjumlah 27 siswa, dan siswa kelas enam
berjumlah 33 siswa. Hubungan dengan Komite Sekolah cukup bagus hal ini
ditunjukkan setiap kegiatan yang diikuti SDN 1 Tanggung, Komite Sekolah selalu
dilibatkan.
4.1.2 Kondisi Awal (Prasiklus)
Siswa kelas 1 berjumlah siswa 30 siswa yang terdiri dari 17 siswa
perempuan dan 13 siswa laki – laki. Kondisi awal (prasiklus) dalam penelitian ini
36
diperoleh dari rata-rata nilai ulangan membaca nyaring kelas I SDN 1 Tanggung,
Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, pada semerter I tahun ajaran
2011/2012 dengan jumlah siswa 30. Rata-rata kelas diperoleh angka 65,33 dengan
persentase ketuntasan baru mencapai 53 %. Menurut ketentuan, kelas dikatakan
tuntas apabila kelas tersebut telah mencapai 85 % siswa tuntas.
Jadi, simpulan sementara kemampuan membaca nyaring siswa kelas I SD
Negeri 1 Tanggung tahun ajaran 2011/2012 masih cukup rendah.
Di bawah ini adalah tabel distribusi hasil evaluasi membaca nyaring siswa
kelas 1 SD Negeri 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan
tahun pelajaran 2011/2012 pada kondisi prasiklus.
Tabel 1
Tabel Distribusi Nilai Evaluasi Membaca Nyaring pada Kondisi
Awal/Prasiklus Siswa Kelas 1 SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo,
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
No Skor Membaca Jumlah siswa persentase %
35-42 4 13,33 %
43-50 4 13,33 %
51-58 - -
59-66 6 20 %
67-74 6 20 %
75-82 8 26,67 %
83-90 2 6,67 %
Jumlah 30 100%
Untuk lebih jelasnya daata tersebut kemudian dituangkan ke dalam bentuk
diagram batang gambar 3 berikut ini:
Gambar 3
Diagram Batang Nilai Evaluasi Membaca Nyaring Pada Kondisi
Awal/Prasiklus Siswa Kelas 1 SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo,
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012
0
2
4
6
8
35-42 43-50 51-58 59-66 67-74 75-82 83-90
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai
siswa
37
Berdasarkan data kondisi awal tersebut, peneliti melakukan Penelitin
Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru
kelas. Dalam pembelajaran. peneliti menggunakan media grafis, yaitu poster dan
komik. Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dalam 2 siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.
4.2. Hasil Validitas dan Reliabilitas
Dalam penelitian ini instrumen uji validitas dilakukan di SD Negeri 3
Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan dengan mengambil
responden kelas I dengan jumlah 20 siswa. Uji validitas dilakukan selama dua hari
yaitu tanggal 27 dan 28 Februari.
Dengan responden 20 dapat dilihat dilihat pada tabel r. Apabila di nilai
tabel r maka batas koefisiennya 0,444. Validitas tes dapat dihitung menggunakan
bantuan Software SPSS 17 dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis
kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat
pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,444 maka
item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
Tabel 2
Hasil Validitas Instrumen Tes Siklus I dan II
(Tes Unjuk Kerja Membaca Nyaring)
Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid
Siklus I 1, 2, 3, 4,5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20
2, 3, 4, 5, 7, 8,
10, 11, 13, 14,
16, 17, 19, 20
1, 6, 9, 12, 15,
18
Siklus II 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 18
17, 19, 20
Melihat tabel 2 Pada siklus I maka nomor item 1, 6, 9, 12, 15, 18
dinyatakan tidak valid karena nilai hitung r < nilai tabel r. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dari 20 item yang diuji validitasnya ada 14 item yang valid
dan 6 item yang tidak valid. Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak
valid diuji tingkat reliabilitasnya. Sedangkan hasil validitas pada siklus IImaka
38
6
nomor item 17, 19, 20 dinyatakan tidak valid karena nilai hitung r < nilai tabel r.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 20 item yang diuji validitasnya
ada 17 item yang valid dan 3 item yang tidak valid. Adapun hasil uji tingkat
reliabilitasnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I dan II
(Tes Unjuk Kerja Membaca Nyaring)
Reliability Statistics
Reliabilitas Cronbach's Alpha N of Items
Siklus I .937 14
Siklus II .912 17
Berdasarkan Tabel 3, penghitungan dapat dibaca bahwa Cronbach`s Alpha
pada siklus I sebesar 0,937 dari 14 item yang diuji. Cronbach`s Alpha 0,
937termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang memuaskan. Ini berarti bahwa
instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Sedangkan pada siklus
II Cronbach`s Alpha sebesar 0,912 dari 17 item yang diuji. Cronbach`s Alpha
0,912 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang memuaskan. Ini berarti bahwa
instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Selanjutnya dilakukan
uji taraf kesukaran soal dengan hasil pada tabel dibawah ini:
Tabel 4
Tabel Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Siklus I dan II
Instrumen Item Soal Valid Sukar Sedang Mudah
Siklus I 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13,
14, 16, 17, 19, 20
8, 16 3, 4, 7, 10, 13,
14,18,20
2, 5,
11, 17
Siklus II 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 18,
15,16,
18
6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14
1, 2,
3,5
4.3. Analisis Data Penelitian Per Siklus
4.3.1. Siklus I
4.3.1.1.Perencanaan Tindakan
Siklus ke- 1 terdiri dari tiga kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung
selama 70 menit (dua jam pelajaran). Pertemuan pertama dilaksanakan pada
tanggal 16 Maret 2012, pertemuan kedua pada tanggal 19 Maret 2012, dan
pertemuan ketiga dilaksanakan pada 21 Maret 2012.
Pada siklus ke-1 persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
39
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP)
2) Menyiapkan media grafis yang relevan
3) Melakukan koordinasi dengan guru kelas sehubungan dengan penelitian
yang akan dilaksanakan
4) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa
5) Menyusun lembar kerja yang meliputi menyusun tes dan menyiapkan
soal-soal yang akan dibagikan pada siswa.
4.3.1.2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada
tanggal 16, 19, dan 21 Maret 2012. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai
pengamat dengan dibantu oleh Bapak Sukamto, S.Pd. selaku Pengawas TK/SD
pada SD tersebut.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang
telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes
formatif dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan.
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh data bahwa pada
tahap sebelum KBM dilaksanakan, guru sudah melakukan persiapan dengan baik,
yaitu membuat RPP, mempersiapkan media pembelajaran, dan menyiapkan
instrumen pembelajaran dengan skor perolehan masing-masing 4.
Pada tahap pendahuluan/kegiatan awal, berupa aperssepsi pada
pertemuan kesatu dan kedua mendapatkan skor 2 sedangkan pada pertemuan
ketiga mendapatkan skor 3. Sedangkan penyampaian tujuan pembelajaran pada
pertemuan kesatu mendapatkan skor 2 dan pada pertemuan kedua dan ketiga
mendapatkan skor 3.
Pada kegiatan inti, skor tertinggi 4 diperoleh ketika guru membimbing
siswa agar berpartisipasi aktif dalam menggunakan media grafis. Skor 3 diperoleh
ketika guru menyampaikan materi dengan media grafis, membimbing siswa, dan
menumbuhkan rasa ingin tahu.
40
Pada kegiatan akhir, skor tertinggi 4 diperoleh guru pada aspek
melaksanakan evaluasi, disusul skor 3 pada aspek pemberian umpan balik, dan
skor terendah pada aspek melakukan refleksi.
Secara keseluruhan jumlah skor pada siklus I pada pertemuan kesatu
sebesaar 45, pertemuan kedua sebesar 49, dan pertemuan ketiga sebesar 53.
Perolehan rata-rata secara berturut-turut sebesar 3,00, 3,27, dan 3,53, dan
persentase sebesar 75% untuk pertemuan kesatu, 81,67% pertemuan kedua, dan
88,33% untuk pertemuan ketiga.
Data hasil observasi aktivitas guru (terlampir).
Berdasarkan uraian di atas aspek-aspek yang mendapatkan skor kurang
baik adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, kesesuaian aktivitas guru dengan
apersepsi, dan melakukan refleksi. Ketiga aspek yang mendapat penilaian kurang
baik di atas , merupakan kelemahan yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan
bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.
Observasi berikutnya adalah observasi aktivitas siswa. Berdasarkan hasil
observasi terhadap aktivitas siswa diperoleh data, yaitu perolehan skor pada
pertemuan kesatu sebesar 51 dengan rata-rata sebesar 2,83, dan persentase sebesar
70,8%. Pada pertemuan kedua jumlah skor sebesar 53, rata-rata sebesar 2,94, dan
persentase sebesar 73,6%. Pada pertemuan ketiga diperoleh skor sebesar 57, rata-
rata sebesar 3,17, dan persentase sebesar 79,17%.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, aktivitas siswa yang paling
dominan adalah partisipasi siswa dalam pembelajaran, mengerjakan soal evaluasi,
dan ketertarikan siswa dalam mengikuti KBM. Sedangkan aspek yang kurang
mendapatkan perhatian siswa adalah perhatian siswa pada kegiatan awal,
keberanian siswa dalam bertanya, dan rasa ingin tahu. Tabel hasil observasi
aktivitas siswa siklus I (terlampir).
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan media grafis sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru
masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan karena siswa
kelas 1 rata-rata masih belum bisa fokus ke pelajaran dan masih sering bermain-
main dengan temannya.
41
Berikut adalah tabel nilai evaluasi membaca nyaring siklus I dan diagram
batang, dan tabel ketuntasan belajar siklus I.
Tabel 5
Tabel Distribusi Nilai Evaluasi Membaca Nyaring Siswa Kelas 1 SDN 1
Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan Semester
Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I
No Skor Membaca Banyak
siswa persentase %
31-40 1 3,33 %
41-50 4 13,33 %
51-60 3 10 %
61-70 12 40 %
71-80 3 10 %
81-90 2 6,67 %
91-100 5 16,67 %
Jumlah 30 100%
Tabel 5 disajikan dalam bentuk diagram batang pada gambar 4 seperti berikut:
Gambar 4
Diagram Batang Frekuensi Nilai Evaluasi Membaca Nyaring Siswa Kelas 1
SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan
Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus I
Dari diagaram batang pada gambar 4 menunjukkan bahwa sudah banyak
siswa yang melampaui nilai KKM, terlihat dari rentang nilai, jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 70-100 adalah 22 siswa. Namun demikian belum mencapai
target pencapaian 85%, karena hasil persentase yang didapat masih 73,33% yaitu
0
2
4
6
8
10
12
31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai
siswa
42
masih di bawah target pencapaian minimal yang dinginkan. Persentase tersebut
dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini!
Tabel 6
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus 1
No Keterangan Tuntas Belum tuntas Jumlah
1 Siswa 22 8 30
2 Persentase% 73,33 % 26,67 % 100%
Untuk memperjelas persentase siklus I pada tabel 13 di atas maka disajikan
dalam bentuk diagram batang gambar 5 berikut :
Gambar 5
Diagram Batang Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I
Dapat dilihat pada gambar 5 diatas bahwa terlihat jelas siswa tuntas
belajar mencapai 73,33% dan hanya 27,67% sisanya yang belum tuntas, dengan
demikian peneliti akan meningkatkan persentase tersebut dalam siklus II.
Berikutnya adalah tabel rekapitulasi hasil tes formatif siswa, tabel
perbandingan nilai prasiklus dan nilai pada siklus I,tabel perbandingan persentase
ketuntasan belajar prasiklus dan siklus I.
Tabel 7
Rekapitulasi Hasil Tes Membaca Nyaring Siswa pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
72,67
22
73,3 %
Dari hasil data rekapitulasi hasil tes membaca nyaring siswa pada siklus I
pada tabel 7 di atas, bahwa nilai rata-rata tes sudah mencapai nilai 72,67. Hal ini
73,33%
27,67%
0
10
20
30
tuntas tidak tuntas
siswa
43
menunjukkan bahwa telah melampaui KKM. Namun seperti halnya yang telah
diuraikan di atas, peneliti harus meningkatkan kembali agar dapat mencapai target
pencapaian yang diinginkan.
Dari data-data yang diperoleh di atas yaitu nilai siklus I, peneliti membuat
perbandingan hasil tes kondisi awal dan siklus I yang disajikan pada tabel 8
berikut:
Tabel 8
Perbandingan Hasil Tes Kondisi awal Dan Siklus 1
No Nilai Kondisi awal Siklus I
1 31-40 4 1
2 41-50 4 4
3 51-60 6 3
4 61-70 6 12
5 71-80 8 3
6 81-90 2 2
7 91-100 0 5
Jumlah 30 30
Untuk memperjelas perbandingan hasil tes kondisi awal dan siklus 1 yang
ditulis pada tabel di atas maka diubah ke dalam bentuk diagram batang berikut
ini:
Gambar 6
Diagaram Batang Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus 1
0
2
4
6
8
10
12
31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai
Kondisi awal
Siklus I
44
Berikut adalah perbandingan hasil tes kondisi awal/prasiklus dan siklus
I yang akan disajikan dalam bentuk tabel persentase perbandingan ketuntasan
belajar. Dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:
Tabel 9
Persentase Perbandingan Ketuntasan Belajar
Kondisi Awal Dan Siklus 1
No Ketuntasan
Belajar
Kondisi Awal Siklus 1
Jumlah
Siswa
Persentase% Jumlah
Siswa
Persentase%
1 Tuntas 16 53 % 22 73,33 %
2 Belum
Tuntas 14 47 % 8 26,67 %
Dari tabel 9 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan media
grafis diperoleh nilai rata-rata ulangan siswa adalah 72,67. Dan ketuntasan belajar
mencapai 73,33 % atau ada 22 siswa dari 30 siswa yang ada. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai lebih dari/sama dengan 65 hanya
sebesar 73,3% lebih kecil dari persentase yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %.
Hal ini disebabkan ada beberapa siswa yang memang belum bisa membaca
dengan mengeja.
Tabel di atas disajikan dalam bentuk diagram batang perbandingan
persentase ketuntasan belajar prasiklus dan siklus I seperti berikut:
Diagram batang 7
Persentase Perbandingan Ketuntasan Belajar
Pra Siklus dan Siklus I
53%
73.33%
47%
26.67%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
prasiklus siklus 1
tuntas belum tuntas
45
4.1.1.3 Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa
2) Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran
3) Guru belum melaksanakan refleksi maupun membuat rangkuman materi
pembelajaran
4) Siswa belum aktif bertanya
5) Banyak siswa yang masih sulit memahami materi pembelajaran
6) Banyak siswa yang belum bisa mengemukakan pendapatnya.
4.4.1.4 Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus satu ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa diharapkan diajak terlibat
langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2) Guru harus melakukan refleksi setelah KBM berakhir.
3) Guru perlu membuat rangkuman materi pembelajaran.
4) Guru harus mampu menumbuhkan keberanian siswa untuk bertanya maupun
berpendapat.
4.3.2. Siklus II
4.3.2.1.Tahap perencanaan
Seperti halnya pada Siklus ke-1, pada siklus ke-2 ini juga terdiri dari tiga
kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam
pelajaran). Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2012,
pertemuan kedua pada tanggal 27 Maret 2012, dan pertemuan ketiga dilaksanakan
pada 91 Maret 2012.
Pada siklus ke-2 persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP)
46
2. Menyiapkan media grafis yang relevan
3. Melakukan koordinasi dengan guru kelas sehubungan dengan penelitian yang
akan dilaksanakan
4. Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa
5. Menyusun lembar kerja yang meliputi menyusun tes dan menyiapkan soal-
soal yang akan dibagikan pada siswa.
4.3.2.2.Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada
tanggal 26, 27, dan 29 Maret 2012 di kelas I dengan jumlah siswa 30 siswa.
Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai observer dengan dibantu oleh Bapak
Sukamto, S.Pd. selaku pengawas TK/SD SDN 1 Tanggung. Sedangkan yang
bertindak sebagai pengajar adalah guru kelas 1 SDN 1 Tanggung, Kecamatan
Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran
yang sudah dibuat dengan memperhatikan revisi pada siklus I sehingga kesalahan
atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Berikut adalah skor hasil observasi aktivitas guru pada siklus II. Pada
pertemuan kesatu jumlah skor sebesar 54, pada pertemuan kedua sebesar 55, dan
57 pada pertemuan ketiga. Rata-rata sebesar 3,60, 3,67, dan 3,8. Sedangkan
persentase sebesar 90%, 91,7%, dan 95%. Adapun datahasil observasi aktivitas
guru siklus II (terlampir).
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam membaca nyaring
yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I aspek-aspek
yang mendapatkan skor kurang baik adalah menyampaikan tujuan pembelajaran,
memberikan motivasi, dan melakukan refleksi. Dalam siklus II kekurangan-
kekurangan tadi sudah lebih baik dan mengalami peningkatan.
47
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas siswa. Jumlah skor pada
pertemuan I sebesar 57, rata-rata sebesar 3,17, dan persentase sebesar 71,95%.
Pada pertemuan II jumlah skor sebesar 64, rata-rata sebesar 3,55, dan persentase
sebesar 88,9%. Sementara itu, pada pertemuan III jumlah skor sebesar 67, rata-
rata sebesar 3,72, dan persentase sebesar 93,1%.
Pada siklus II, secara garis besar aktivitas siswa dalam pembelajaran
dengan menggunakan media grafis sudah dilaksanakan dengan baik, Dalam siklus
II kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I sudah dapat diperbaiki dan
mengalami peningkatan. Tabel hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II
(terlampir).
Di bawah ini disajikan tabel distribusi frekuensi nilai membaca nyaring
pada siklus II.
Tabel 10
Tabel Frekuensi Nilai Evaluasi Membaca Nyaring Siswa Kelas 1 SDN 1
Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan Semester
Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Siklus II
No Nilai Membaca Banyak
siswa Persentase
1 45-52 3 10%
2 53-60 - -
3 61-68 3 10 %
4 69-76 4 13,33%
5 77-84 7 23,33%
6 85-92 6 20%
7 93-100 7 23,33%
jumlah 30 100 %
Dari data tabel 10 akan disajikan dalam diagaram batang berikut ini:
Gambar 8
Diagram batang Frekuensi Nilai Evaluasi Membaca Nyaring Siklus II
0
2
4
6
8
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai
siswa
48
Dari gambar 8 diatas menunjukkan bahwa sudah banyak siswa yang
melampaui nilai KKM, terlihat dari rentang nilai, jumlah siswa yang mendapatkan
nilai 65-100 adalah 27 siswa dan hanya 3 siswa yang belum tuntas.
Tabel 11
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II
No Keterangan Tuntas Belum tuntas Jumlah
1 Siswa 27 3 30
2 Persentase% 90% 10% 100%
Dari tabel 11 akan disajikan dalam bentuk diagram batang untuk
menunjukkan persentase jumlah ketuntasan belajar siklus II, dapat dilihat pada
gambar 9 sebagai berikut:
Gambar 9
Diagram batang Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II
Berdasarkan pada gambar 9 terlihat jelas bahwa siswa 90% tuntas belajar,
ini menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar siklus II sudah melampaui
target pencapaian yang ditentukan yaitu 85%.
Berikutnya adalah tabel rekapitulasi hasil tes formatif siswa, dapat dilihat
pada tabel 12 berikut ini:
Tabel 12
Rekapitulasi Hasil Tes Membaca Nyaring Siswa pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
80,33
27
90 %
0%
20%
40%
60%
80%
100%
tuntas belum tuntas
siswa
49
Dari tabel 12 rata-rata nilai tes membaca nyaring adalah 80,33. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca nyaring
sudah melampaui (KKM 65) dan juga sudah melampaui target pencapaian
ketuntasan klasikal 85% karena telah mencapai hasil 90%.
Berikut ini disajikan Tabel perbandingan hasil tes kondisi awal, siklus I,
dan siklus II.
Tabel 13
Perbandingan Hasil Tes Kondisi awal, Siklus 1, dan Siklus II
No Nilai
membaca Kondisi awal Siklus I Siklus II
1 31-40 4 1 0
2 41-50 4 4 3
3 51-60 6 3 3
4 61-70 6 12 4
5 71-80 8 3 7
6 81-90 2 2 6
7 91-100 0 5 7
Jumlah 30 30 30
Agar lebih jelas, tabel 13 di atas diubah ke dalam bentuk diagram
batang, dapat dilihat pada gambar 10 berikut ini:
Gambar 10
Diagram Batang Perbandingan Hasil Tes Membaca Nyaring
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
0
2
4
6
8
10
12
31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai
pra siklus
siklus 1
siklus 2
50
Berikut adalah perbandingan hasil tes kondisi awal/prasiklus, siklus I, dan
siklus II yang akan disajikan dalam bentuk tabel persentase perbandingan
ketuntasan belajar. Dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:
Tabel 14
Tabel Persentase Perbandingan Ketuntasan Belajar
Kondisi Awal , Siklus 1,dan Siklus II
no. Ketutasan
Belajar
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
Jumlah
Siswa Persentase
1 tuntas 16 53% 22 73,33% 27 90%
2 belum
tuntas 14 43% 8 26,67% 3 10%
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan adanya peningkatan nilai yang
diperoleh siswa. Selain itu, persentase ketuntasan belajar siswa juga meningkat.
Data prasiklus menunjukkan persentase ketuntasan siswa 53%. Pada siklus 1
persentase ketuntasan siswa meningkat menjadi 73,33 % terjadi peningkatan
sebesar 20,33%. Pada siklus kedua persentase ketuntasan mecapai 90%. Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa telah
melebihi batas minimal pencapaian yaitu 85% yang telah ditentukan. Untuk lebih
jelasnya, di bawah ini disajikan perbandingan persentase ketuntasan belajar
kondisi awal, siklus 1, dan siklus II dalam bentuk diagram batang. Gambar
diagram batang 11!
Gambar 11
Diagram Batang Perbandingan Persentase Ketuntasan Membaca Nyaring
Pra Siklus, Siklus 1,dan Siklus II
0%
20%
40%
60%
80%
100%
prasiklus siklus 1 siklus 2
Pe
rse
nta
se
tuntas
belum tuntas
51
4.4. Pembahasan
4.4.1. Ketuntasan Hasil Belajar Membaca Nyaring
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media grafis poster
dan komik berdampak positif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
membaca nyaring. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa pada setiap siklus
yang mengalami peningkatan yaitu masing-masing 53%, 70,33%, dan 90%. Pada
siklus II ketuntasan secara klasikal sudah tercapai karena batas ketuntasan secara
klasikal sebesar 85% sementara hasil siswa mencapai 90%.
Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca nyaring siswa kelas 1 SDN 1 Tanggung, Kecamatan
Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012 meningkat
setelah pembelajaran menggunakan media poster dan komik.
4.4.2.Aktivitas Siswa dan Guru dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis pada lembar observasi, diperoleh data bahwa
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesi dengan menggunakan
media grafis poster dan komik dalam pembelajaran yang paling dominan adalah
berinteraksi positif di antara siswa, mengikuti pembelajaran dengan santai tanpa
tekanan, mampu menjawab pertanyaan guru dengan lancar, dan mengerjakan
evaluasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan
langkah-langkah belajar aktif dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang
muncul di antaranya aktivitas membimbing, menjelaskan materi yang tidak
dimengerti siswa, memberi umpan balik, dan memberikan evaluasi.