Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 8
Salatiga yang terdiri dari 30 siswa. Rata-rata usia siswa antara 12-14 tahun. Siswa
kelas VII belum pernah mendapatkan materi bimbingan berpikir divergen. Siswa
juga belum mengetahui tentang arti kemampuan berpikir divergen serta metode
mind map yang akan diterapkan oleh penulis. Data awal yang diperoleh penulis
tentang berpikir divergen di kelas VII B adalah sebagian besar kategori rendah.
Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis akan menerapkan metode mind
mapping pada siswa kelas VII B.
Data awal siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga tentang berpikir
divergen sebelum diberikan tindakan atau hasil pre test yang dilakukan pada hari
Kamis, tanggal 7 Februari 2013. Hasil pre test pada lampiran tabel, menunjukan
bahwa ada 7 (23,3%) siswa yang masuk dalam kategori kemampuan berpikir
divergen tinggi. Sedangkan yang masuk kategori kemampuan berpikir divergen
sedang sebanyak 11 (36,7%) siswa. Sisanya yaitu 12 (40%) anak masuk kategori
kemampuan berpikir divergen rendah. Berdasarkan data tersebut siswa kelas VII
B SMP Negeri 8 Salatiga sebagaian besar yaitu 40% mempunyai tingkat
kemampuan berpikir divergen rendah sebelum mendapat tindakan.
42
4.2. Siklus I
4.2.1. Rencana Tindakan Siklus I
Penulis menyiapkan materi pengantar tentang kemampuan berpikir
divergen ini dengan tujuan agar siswa mengetahui apa itu berpikir
divergen dan pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Penulis
menyiapkan materi pengantar tentang mind map. Materi yang disampaikan
yaitu tentang pengertian mind map, kegunaan mind map dan prinsip-
prinsip membuat mind map. Penulis memberikan contoh mind map serta
membagikan peralatan yang digunakan dalam pembuatan mind map.
Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat mind map dengan topik
yang telah ditentukan selama empat kali pertemuan.
4.2.2. Tindakan siklus I
4.2.2.1. Pertemuan Pertama
Tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanaan pada hari Sabtu,
16 Februari 2013. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang dilakukan pada
pertemuan pertama.
Tindakan yang dilakukan pertama kali pada kelas VII B pada
pertemuan pertama yaitu peneliti memberikan materi pengantar tentang
berpikir divergen. Peneliti memberikan materi pengantar tentang berpikir
divergen ini dengan tujuan agar siswa mengetahui apa itu kemampuan
berpikir divergen dan pentingnya kemampuan berpikir divergen bagi
seseorang atau bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang
digunakan pada saat menyampaikan materi tentang kemampuan berpikir
43
divergen ini adalah tanya jawab dan ceramah dan kemudian siswa diminta
mendiskusikan dalam kelompok, materi yang penulis berikan kemudian
salah satu mempresentasikan di depan kelas.
Peneliti memberikan gambaran tentang pentingnya kemampuan
berpikir divergen dalam kehidupan sehari-hari misalnya saja dalam
memecahkan masalah yang dialami siswa, agar siswa tidak salah
mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang dia hadapi.
Peneliti memberikan gambaran tentang pentingnya kemampuan
berpikir divergen dalam kehidupan sehari-hari misalnya saja dalam
memecahkan masalah yang dialami siswa, agar siswa tidak salah
mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang dia hadapi.
Berdasarkan hasil observasi, para siswa terlihat penasaran dan
duduk dengan sikap yang baik ketika mendengarkan tentang materi
tentang berpikir divergen meskipun sebelumnya siswa belum mendapat
materi tentang kemampuan berpikir divergen. Ada pula siswa yang
menyiapkan buku catatan dan mencatat setiap materi yang disampaikan
oleh penulis. Penulis memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
tentang kreativitas yang pernah dilakukan siswa. Siswa sangat antusias
dalam menjawab dan menceritakan kegiatan kreatif yang pernah
dilakukan.
4.2.2.2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Februari 2013.
Tindakan yang dilakukan pada pertemuan ini adalah penulis memberikan
44
materi tentang mind map. Materi yang disampaikan yaitu tentang
pengertian mind map, kegunaan mind map dan prinsip-prinsip membuat
mind map. Penulis membagikan fotokopi materi tentang mind map kepada
siswa agar siswa dapat lebih memahami materi mind map yang diberikan.
Penulis kemudian memberikan contoh mind map sederhana tentang
kegiatan keluarga yang digambarkan dalam skema mind map dalam
ukuran karton yang besar. Agar siswa dapat memahami bagaimana
gambaran tentang mind map dan bagaimana mind map dapat berhubungan
satu dengan yang lainnya dan kemudian siswa diminta mendiskusikan
dalam kelompok, materi yang penulis berikan kemudian salah satu
mempresentasikan di depan kelas.
Obervasi pada kegiatan ini, siswa dapat mengikuti dengan baik
pemberian materi tentang mind map, para siswa mendengarkan dan
menyimak materi fotokopi yang diberikan. Beberapa siswa bertanya
tentang materi yang telah disampaikan. Misalkan UK bertanya apakah
mind map dapat digunakan dalam setiap pelajaran?
4.2.2.3. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Februari 2013
dan Kamis, 28 Februari 2013
Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan
melakukan permainan “lempar spidol” untuk pemanasan sebelum kegiatan
dimulai kemudian Penulis menjelaskan lagi tentang cara pembuatan mind
map. Penulis membagi kelompok menjadi 4, masing-masing
45
beranggotakan 7-8 siswa. Penulis membagi kelompok agar nanti mudah
dalam memberikan pertanyaan dan agar siswa mudah dalam pembagian
spidol untuk mengerjakan mind map.
Penulis kemudian menggambarkan contoh mind map di papan tulis
jadwal kegiatan keluarga selama seminggu. Penulis memulai gambar dari
awal dengan menggambar rumah di tengah. Kemudian membagi menjadi
7 anak cabang.
Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa untuk membuat mind
map sederhana dengan tema jadwal pelajaran. Siswa menggambar jadwal
pelajaran selama satu minggu dalam bentuk mind map. Setelah selesai
membuat mind map dengan tema jadwal pelajaran, penulis menunjuk
empat siswa untuk mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas,
yaitu HH, RS, NK dan JAS. Masing-masing siswa mempresentasikan hasil
mind mapnya dan bercerita tentang gambar-gambar atau simbol-simbol
yang dia buat dalam mind mapnya. Misalnya NK yang menggambar
gambar kitab suci dalam pelajaran pendidikan agama dan HH yang
menggambar bola dalam pelajaran olahraga.
Obervasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang
diberikan oleh penulis. Siswa juga dapat bekerjasama dalam kelompok
masing-masing ketika saling tukar warna spidol, meskipun suasana
menjadi ramai tapi hal ini menunjukan antusias siswa yang tinggi. Hampir
semua siswa aktif mengikuti kegiatan ini, namun ada beberapa anak yang
malas-malasan untuk mengerjakan. Beberapa siswa juga bertanya kepada
46
siswa yang mempresentasikan hasil mind mapnya, seperti MI yang
bertanya kepada JAS ketika mempresentaikan hasil mind mapnya di depan
kelas.
4.2.2.4. Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Maret 2013
dan Kamis, 7 Maret 2013
Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan
melakukan permainan “semut gajah” untuk melatih konsentrasi siswa
sebelum kegiatan dimulai. Penulis menjelaskan lagi tentang cara
pembuatan mind map. Penulis kemudian memperlihatkan benda cat air,
tali sepatu dan gambar roda sepeda. Roda sepeda hanya gambar saja
karena penulis tidak menemukan roda sepeda yang praktis untuk dibawa
ke kelas. Penulis meminta siswa untuk memikirkan apa saja kegunaan lain
dari benda-benda yang telah penulis siapkan.
Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat mind map dengan menuliskan kegunaan lain dari benda-benda
yang telah penulis sipakan. Kegunaan tersebut bukan kegunaan yang
lazim, misalnya saja tali sepatu untuk mengucir rambut. Setelah selesai
membuat mind map dengan menuliskan kegunaan lain dari benda cat air,
tali sepatu dan roda sepeda, penulis menunjuk empat siswa untuk
mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas, yaitu BW, SF, MJ,
dan JS. Masing-masing siswa mempresentasikan hasil mind mapnya dan
bercerita tentang kegunaan lain dari benda cat air, tali sepatu, dan roda
47
sepeda. Jawaban dari masing–masing siswa pun beragam dan lucu.
Seperti BW yang menuliskan cat air berguna untuk pengganti darah dalam
sandiwara atau drama dan MJ yang menuliskan roda sepeda untuk ayunan.
Obervasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang
diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Para siswa sangat antusias dan ada juga yang menawarkan diri untuk
mempresentasikan di depan kelas, namun ada juga yang malu-malu ketika
penulis menunjuknya untuk presentasi. Beberapa siswa juga bertanya
kepada siswa yang mempresentasikan hasil mind mapnya, seperti HH yang
bertanya kepada SF ketika mempresentaikan hasil mind mapnya di depan
kelas.
4.2.2.5. Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Maret 2013 dan
Kamis, 14 Maret 2013
Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan
melakukan permainan “rumput bambu” untuk melatih konsentrasi siswa
sebelum kegiatan dimulai. Penulis menjelaskan lagi tentang cara
pembuatan mind map. Penulis kemudian memperlihatkan gambar orang-
orang sukses seperti gambar Bob Sadino. Siswa diminta memikirkan
bagaimana cara agar menjadi orang sukses seperti yang ada dalam gambar.
Sikap-sikap yang diperlukan agar menjadi orang yang sukses.
Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat mind map dengan menuliskan sikap-sikap yang dimiliki
48
seseorang untuk meraih kesuksesan. Setelah selesai membuat mind map
dengan menuliskan sikap-sikap yang dimiliki seseorang untuk meraih
kesuksesan, penulis menunjuk empat siswa untuk mempresentasikan hasil
mind mapnya di depan kelas, yaitu JA, UK, IL, dan DM. Masing-masing
siswa mempresentasikan hasil mind mapnya sikap-sikap yang dimiliki
seseorang untuk meraih kesuksesan. Jawaban dari masing –masing siswa
pun beragam. Seperti IL yang menuliskan bahwa untuk meraih kesuksesan
sikap yang dimiliki adalah berani, disiplin dan sabar. Sedangkan JA
menuliskan untuk meraih kesuksesan sikap yang diperlukan yaitu syukur,
komitmen, dan sabar.
Obervasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang
diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ada
siswa yang menawarkan diri untuk mempresentasikan hasil mind mapnya
di depan kelas yaitu IL. Beberapa siswa bertanya kepada siswa yang
mempresentasikan hasil mind mapnya, seperti VA yang bertanya kepada
DM ketika mempresentaikan hasil mind mapnya di depan kelas.
4.2.2.6. Pertemuan Keenam
Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Maret 2013
dan Kamis, 21 Maret 2013
Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan
melakukan permainan “bom” untuk pemanasan siswa sebelum kegiatan
dimulai. Penulis kemudian memperlihatkan gambar manusia pendek atau
manusia cebol, orang yang berambut sangat panjang dan gambar ilustrasi
49
binatang yang sedang berbicara. Kemudian siswa diminta membayangkan
apa yang terjadi bila semua manusia di dunia ini cebol seperti pada
gambar, apa yang terjadi bila semua manusia berambut panjang seperti
pada gambar dan apa yang terjadi bila semua binatang dapat berbicara
seperti pada gambar ilustrasi.
Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa untuk
membuat mind map dengan menuliskan apa yang terjadi bila semua
manusia di dunia ini cebol seperti pada gambar, apa yang terjadi bila
semua manusia berambut panjang seperti pada gambar dan apa yang
terjadi bila semua binatang dapat berbicara seperti pada gambar. Setelah
selesai membuat mind map dengan menuliskan sikap-sikap yang dimiliki
seseorang untuk meraih kesuksesan, penulis menunjuk lima siswa untuk
mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas, yaitu DY, BA, SA,
MA dan NW. Masing-masing siswa mempresentasikan hasil mind mapnya
dengan menuliskan apa yang terjadi bila semua manusia di dunia ini cebol
seperti pada gambar, apa yang terjadi bila semua manusia berambut
panjang seperti pada gambar dan apa yang terjadi bila semua binatang
dapat berbicara seperti pada gambar. Jawaban dari masing–masing siswa
pun beragam dan sangat menarik. Seperti NW yang menuliskan bahwa
akibat semua manusia cebol adalah susu peninggi badan laris. Sedangkan
DY menuliskan akibat dari semua orang berambut panjang adalah banyak
kutu dan BA yang menuliskan bahwa akibat dari semua binatang dapat
berbicara adalah dunia ini berisik setiap saat.
50
Observasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang
diberikan oleh penulis. Terdapat siswa yang terlihat malas dan ketika
disuruh maju untuk mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas
terlihat tidak bersemangat dan hanya bicara sedikit. Namun beberapa
siswa bertanya kepada siswa yang mempresentasikan hasil mind mapnya,
seperti JS yang bertanya kepada BA ketika mempresentaikan hasil mind
mapnya di depan kelas.
4.2.3. Hasil Tindakan Siklus I
Penerapan metode mind map pada siklus pertama pada awalnya
siswa tidak begitu mengalami kesulitan, karena pada setiap tindakan yang
diberikan oleh peneliti siswa mengikuti dengan baik dan sangat antusias.
Pada pertemuan selanjutnya penulis juga telah memberikan fotokopi
materi pengantar mind map dan contoh gambar mind map sederhana,
sehingga dalam penyampaian materi oleh peneliti siswa sudah mempunyai
panduan dan menyimak materi-materi yang diberikan. Penulis juga
memberikan kesempatan bertanya agar suasana kelas lebih hidup. Pada
pertemuan ke III sebelum memulai kegiatan penulis membagi kelompok
menjadi 8 orang dan memberikan spidol satu set dan kertas gambar untuk
masing-masing siswa. Siswa terlihat senang ketika siswa menerima
peralatan menggambar yang diberikan.
Pada saat pembuatan mind map peningkatan berpikir divergen
siswa tidak begitu mengalami kesulitan siswa dapat membuat peta pikiran
51
dengan baik meskipun ada beberapa hal yang masih perlu dibenahi.
Misalkan tentang pengunaan simbol-simbol dan penggunaan kata kunci
lebih dari satu kata sehingga membuat beberapa siswa belum kesulitan
dalam mengoptimalkan gambar.
Gambar 4.1 mind map yang mengoptimalkan gambar dan simbol
52
Gambar 4.2 mind map yang kurang mengoptimalkan simbol
Post test I diberikan untuk menilai keberhasilan tindakan pada siswa kelas
VII B yang diberikan pada hari Senin, 1 April 2013
Hasil post test I, pada lampiran tabel, menunjukan bahwa ada 14 (60,87%) siswa
yang masuk dalam kategori kemampuan berpikir divergen tinggi, sedangkan 9
(39,13%) siswa mempunyai kategori kemampuan berpikir divergen sedang.
4.2.4. Refleksi siklus I
Hasil observasi tentang proses peningkatan kemampuan berpikir divergen
dengan menggunakan metode mind mapping adalah sebagai berikut :
1. Siswa masih kurang menggunakan banyak simbol dalam pembuatan mind
map.
2. Banyak siswa yang antusias dalam mempresentasikan hasil mind mapnya di
depan kelas maupun bertanya ketika temannya mempresentasikan hasil mind
mapnya di depan kelas.
53
3. Siswa lebih meningkatkan kerjasama sesama teman dalam tukar-menukar
warna spidol.
4. Penulis berusaha secara optimal agar siswa dapat menerima materi maupun
tugas dengan baik dan membuat suasana kelas menjadi tidak tegang.
5. Untuk tindakan selanjutnya penulis kembali mengingatkan kepada siswa
dalam penggunaan simbol-simbol dalam pembuatan mind map, agar mind map
peningkatan kemampuan berpikir divergen digambarkan secara optimal.
Peningkatan kemampuan berpikir divergen siswa dapat diketahui dengan
cara membandingkan antara skor hasil prettest pada saat sebelum memberikan
tindakan dengan hasil post test I setelah diberikan tindakan. Adapun
perbandingan skor prettest dan post test I adalah sebagi berkut :
54
Tabel 4.1. Perbandingan Pre test dan Post test I
NO NAMA PRE TEST POST TEST 1 PENINGKATAN
SKOR SKOR KATEGORI SKOR KATEGORI
1 AA 135 TINGGI
2 BA 119 RENDAH 134 TINGGI 15
3 BW 116 RENDAH 142 TINGGI 26
4 CD 134 TINGGI
5 DM 127 SEDANG 134 TINGGI 7
6 DA 141 TINGGI
7 DY 127 SEDANG 134 TINGGI 7
8 DN 142 TINGGI
9 ES 132 TINGGI
10 HH 115 RENDAH 124 SEDANG 9
11 EP 121 SEDANG 141 TINGGI 20
12 IL 121 SEDANG 129 SEDANG 8
13 JAS 119 RENDAH 135 TINGGI 16
14 JA 112 RENDAH 126 SEDANG 14
15 JS 114 RENDAH 128 SEDANG 14
16 LM 135 TINGGI
17 MJ 117 RENDAH 132 TINGGI 15
18 MA 114 RENDAH 135 TINGGI 21
19 MI 148 TINGGI
20 ME 129 SEDANG 141 TINGGI 12
21 NW 118 RENDAH 144 TINGGI 26
22 NK 113 RENDAH 120 SEDANG 7
23 OA 120 RENDAH 134 TINGGI 14
24 RS 121 SEDANG 122 SEDANG 1
25 SA 127 SEDANG 120 SEDANG -7
26 UK 111 RENDAH 127 SEDANG 16
27 VA 129 SEDANG 143 TINGGI 14
28 YA 129 SEDANG 144 TINGGI 15
29 SF 122 SEDANG 128 SEDANG 6
30 ImJ 129 SEDANG 143 TINGGI 14
Hasil yang evaluasi yang diperoleh setiap subjek setelah pelaksanaan
tindakan siklus I menunjukan tingkat kemampuan berpikir divergen yang lebih
tinggi dibanding sebelum pelaksanaan tindakan. Hasil perbandingan pre test dan
55
post test I, pada lampiran tabel 4.1, menunjukan bahwa menunjukan bahwa ada 14
(60,87%) siswa yang masuk dalam kategori kemampuan berpikir divergen tinggi,
sedangkan 9 (39,13%) siswa mempunyai kategori kemampuan berpikir divergen
sedang yaitu.
Hasil tindakan I masih menunjukan ada 9 siswa yang masuk dalam
kategori tingkat kemampuan berpikir divergen sedang, sedangkan yang lain
masuk dalam kategori tinggi. Oleh karena itu penerapan metode mind mapping ini
menunjukan adanya peningkatan kemampuan berpikir divergen siswa kelas VII B
SMP Negeri 8 Salatiga, akan tetapi perlu dilakukan tindakan pada sikus II, agar
indikator keberhasilan mencapai 70-80% dari semua siswa kelas VII B yang
mendapat tindakan.
4.3. Siklus II
4.3.1. Rencana tindakan siklus II
Dalam rancangan rencana tindakan siklus II ini, siswa lebih dilatih
membuat mind map untuk memecahkan masalah yang lebih rumit, agar
siswa lebih mengembangkan imajinasinya yang para siswa gambarkan
dalam mind map. Perbedaan siklus II dari siklus I ini adalah siswa lebih
ditekankan untuk memecahkan masalah yang lebih rumit.
Agar siswa membuat perbaikan mind map untuk meningkatkan
kemampuan berpikir divergen, peneliti memberikan arahan dalam masing-
masing siswa dalam pembuatan mind map agar siswa lebih jelas dan
mengutamakan penggunaan warna dan simbol.
56
4.3.2. Tindakan Siklus II
4.3.2.1. Pertemuan Pertama
Tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada Kamis, 4
April 2013.
Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan
melakukan permainan “lempar spidol” untuk pemanasan sebelum
kegiatan dimulai. Penulis menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya
penggunaan simbol dan warna-warna yang berbeda dalam masing-masing
cabang mind map, agar siswa dapat lebih mengetahui dan
mengembangkan mind map siswa secara optimal dan dapat lebih
mengembangkan daya imajinasi siswa.
Penulis mempraktikkan soal cerita yang menjadi masalah yang
harus diselesaikan siswa dengan media boneka anak kecil, boneka anjing
dan boneka kucing. Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa
dalam kelompok, terdiri dari 3 kelompok dan masing-masing kelompok
terdiri dari 9 siswa untuk membuat mind map dengan memecahkan soal
cerita Soal cerita tersebut adalah :ada seorang lak-laki membawa anjing,
kucing, dan anak kecil ingin menyeberang sengai menggunakan perahu
kecil, yang hanya muat untuk 2 macam barang. Untuk menyeberang
orang itu hanya bisa membawa satu barang bawaan, laki-laki itu bingung
karena jika dia menyeberangkan kucing dulu, anak kecil yang ditinggal
dengan anjing takut dengan anjing. Kalau menyeberangkan anak kecil
57
dulu, anjing dan kucing yang akan ditinggal akan berkelahi. Jika begitu,
maka yang mana dulu yang akan menemani anjing di seberang sana,
kalau kucing yang menemani anjing maka diseberang kucing dan anjing
akan berkelahi, tetapi jika anak kecil yang menemani anjing diseberang
sungai anak kecil itu akan menangis karena takut dengan anjing,
bagaimana caranya agar semuanya aman untuk diseberangkan?
Setelah selesai membuat mind map, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas. Jawaban dari
masing–masing siswa pun beragam dan seisi kelas menjadi aktif bertanya
kepada kelompok yang sedang presentasi.
Observasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas
secara kelompok yang diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi
aktif di dalam kelompok maupun dalam presentasi. Siswa begitu antusias
dalam mengerjakan tugas dan dalam presentasi.
4.3.2.2. Pertemuan Kedua
Tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu,
6 April 2013
Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan
melakukan permainan “tebak tokoh” untuk pemanasan sebelum kegiatan
dimulai. Penulis menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya
penggunaan simbol dan warna-warna yang berbeda dalam masing-masing
cabang mind map, agar siswa dapat lebih mengetahui dan
58
mengembangkan mind map siswa secara optimal dan dapat lebih
mengembangkan daya imajinasi siswa.
Penulis meminta salah satu siswa maju ke depan kelas untuk
mempraktikkan berjalan kaki dan tiba-tiba tali sepatunya putus, siswa
yang lain memperhatikan dan mencari gambaran penyelesaian dari
masalah yang dihadapi.
Selanjutnya penulis memberikan tugas kepada siswa dalam
kelompok, terdiri dari 6 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri
dari 4 siswa untuk membuat mind map dengan memecahkan masalah
yaitu jika sedang berjalan sendirian dan kemudian tali sepatunya putus.
Setelah selesai membuat mind map, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil mind mapnya di depan kelas. Jawaban dari
masing–masing siswa pun beragam dan seisi kelas menjadi aktif bertanya
kepada kelompok yang sedang presentasi.
Observasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas
secara kelompok yang diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi
aktif di dalam kelompok maupun dalam presentasi. Siswa begitu antusias
dalam mengerjakan tugas dan dalam presentasi.
4.2.3.3. Pertemuan Ketiga
Tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis,
11 April 2013.
Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan
melakukan permainan “cari yang lain” untuk pemanasan sebelum kegiatan
59
dimulai. Penulis menjelaskan kepada siswa tentang pentingnya
penggunaan simbol dan warna-warna yang berbeda dalam masing-masing
cabang mind map, agar siswa dapat lebih mengetahui dan mengembangkan
mind map siswa secara optimal dan dapat lebih mengembangkan daya
imajinasi siswa.
Penulis menyiapkan gambar suasana pesta ulang tahun, selanjutnya
penulis memberikan tugas kepada siswa untuk membuat mind map
dengan merencanakan pesta ulang tahun yang meriah. Setelah selesai
membuat mind map, beberapa siswa ditunjuk untuk maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil mind mapnya. Siswa tersebut adalah EP, ME,
dan YA.
Observasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang
diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi aktif di dalam
kelompok maupun dalam presentasi. Siswa begitu antusias dalam
mempresentasikan hasil mind mapnya.
4.3.2.4. Pertemuan Keempat
Tindakan siklus II pertemuan keempat dilaksanakan pada hari
Sabtu, 13 April 2013
Penulis membuka kegiatan dengan memeriksa daftar kehadiran dan
melakukan permainan “tebak gaya” untuk pemanasan sebelum kegiatan
dimulai. Penulis menyiapkan gambar akibat jika orang tidak kreatif,
kemudian siswa diminta membayangkan jika semua orang tidak kreatif.
Selanjutnya siswa diskusi dalam kelompok dengan mendiskusikan
60
bagaimana cara meningkatkan kreativitas yang akhir-akhir ini menurun.
Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelas.
Observasi pada kegiatan ini, siswa mampu mengerjakan tugas yang
diberikan oleh penulis. Semua siswa berpartisipasi aktif di dalam
kelompok maupun dalam presentasi. Beberapa siswa antusias dalam
diskusi dan mau bertanya saat teman yang lain sedang presentasi.
4.3.3. Hasil Tindakan Siklus II
Pada siklus kedua, siswa antusias mengikuti kegiatan peningkatan berpikir
divergen. Siswa lebih mudah memahami penggunaan simbol-simbol dan cabang-
cabang yang terdapat dalam mind map, karena dalam pertemuan ini siswa
membuat mind map bersama anggota kelompok masing-masing atau secara
individu. Sehingga siswa dapat mengembangkan daya kreativitasnya dalam
pembuatan mind map.
Masing-masing siswa juga telah membuat mind map dengan berbagai
warna dan bentuk serta dapat membuat kombinasi warna yang lebih menarik dan
gambar-gambar yang sesuai dengan cabang-cabang yang ditulis oleh siswa.
Beberapa siswapun bertanya dan lebih antusias dalam mempresentasikan hasil
karya mind mapnya didepan kelas.
Peningkatan kemampuan berpikir divergen siswa dapat diketahui dengan
cara mengetahui hasil post test II. Pelaksanaan post test II dilaksanakan pada
tanggal 15 April 2013 Berikut ini adalah hasil post test II :
61
Hasil Post test 2 pada lampiran tabel post test II menunjukan ada17 siswa
yang masuk dalam kateori kemampuan berpikir divergen tinggi, sedangkan 6
siswa lainnya mempunyai kemampuan berpikir divergen sedang.
4.3.4. Refleksi siklus II
Tindakan ini sudah dilakukan sesuai dengan rencana revisi I yang
berdasarkan pada refleksi siklus I. Pada siklus II ini perhatian dan antusias siswa
lebih meningkat dalam mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis.
Hampir semua siswa mampu membuat mind map peningkatan kemapuan berpikir
divergen sesuai dengan kata kunci dan memanfaatkan simbol dan warna-warna
yang lebih menarik dari pada siklus I.
62
Tabel 4.2. Perbandingan nilai skor pre test, post test I dan post test II
NO NAMA
PRE TEST POST TEST 1 PNGKTN
SKOR
POST TEST 2 PNGKTN
SKOR SKOR KTGR SKOR KTGR SKOR KTGR
1 AA 135 TINGGI
2 BA 119 RENDAH 134 TINGGI 15 141 TINGGI 7
3 BW 116 RENDAH 142 TINGGI 26 144 TINGGI 2
4 CD 134 TINGGI
5 DM 127 SEDANG 134 TINGGI 7 135 TINGGI 1
6 DA 141 TINGGI
7 DY 127 SEDANG 134 TINGGI 7 141 TINGGI 7
8 DN 142 TINGGI
9 ES 132 TINGGI
10 HH 115 RENDAH 124 SEDANG 9 129 SEDANG 5
11 EP 121 SEDANG 141 TINGGI 20 146 TINGGI 5
12 IL 121 SEDANG 129 SEDANG 8 132 TINGGI 3
13 JAS 119 RENDAH 135 TINGGI 16 143 TINGGI 8
14 JA 112 RENDAH 126 SEDANG 14 128 SEDANG 2
15 JS 114 RENDAH 128 SEDANG 14 128 SEDANG 0
16 LM 135 TINGGI
17 MJ 117 RENDAH 132 TINGGI 15 135 TINGGI 3
18 MA 114 RENDAH 135 TINGGI 21 142 TINGGI 7
19 MI 148 TINGGI
20 ME 129 SEDANG 141 TINGGI 12 146 TINGGI 5
21 NW 118 RENDAH 144 TINGGI 26 146 TINGGI 2
22 NK 113 RENDAH 120 SEDANG 7 133 TINGGI 13
23 OA 120 RENDAH 134 TINGGI 14 142 TINGGI 8
24 RS 121 SEDANG 122 SEDANG 1 126 SEDANG 4
25 SA 127 SEDANG 120 SEDANG -7 129 SEDANG 9
26 UK 111 RENDAH 127 SEDANG 16 132 TINGGI 5
27 VA 129 SEDANG 143 TINGGI 14 146 TINGGI 3
28 YA 129 SEDANG 144 TINGGI 15 147 TINGGI 3
29 SF 122 SEDANG 128 SEDANG 6 128 SEDANG 0
30 ImJ 129 SEDANG 143 TINGGI 14 147 TINGGI 4
Rata-rata : 124,56 Rata-rata : 133,08
Rata-rata : 137,65
63
Berdasarkan hasil post test pada siklus II terdapat enam siswa yang tidak
bisa mencapai kemampuan berpikir divergen tingkat tinggi, hanya mampu dalam
kategori sedang, sedangkan yang lain sudah dalam kategori tinggi. Peningkatan
kemampuan berpikir divergen dapat diketahui dengan cara membandingkan dari
hasil sebelum tindakan dan sesudah diberi 2 kali tindakan (pre test, post testI, post
testII).
4.4. Analisis Hasil Penelitian
Skor kemampuan berpikir divergen masing-masing siswa VII B SMP
Negeri 8 Salatiga menunjukan hasil yang meningkat,meskipun masih ada
beberapa siswa yang kemampuan berpikir divergennya dalam kategori sedang.
Peningkatan kemampuan berpikir divergen siswa melalui metode mind mapping,
dapat dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 4.3. Kategori peningkatan skor kemampuan berpikir divergen siswa
No Peningkatan skor Nama Siswa Jumlah
1 0-10 DM, RS, SA, SF 4
2 11-20 DY, HH, IL, JA, JS, MJ, ME, NK,
VA, YA, ImJ,
11
3 21-30 BA, BW, EP, JAS, MA, NW, OA,
UK
8
Jumlah 23
Hasil rata-rata peningkatan kemampuan berpikir divergen siswa sebelum
diberi tindakan, hasil post test I dan post test II adalah sebagai berikut :
64
115
120
125
130
135
140
pretest posttest I posttest II
rata-rata
Tabel 4.4 Hasil peningkatan rata-rata siswa pre test, post test I dan II
Gambar 4.3. Histogram peningkatan skor kemampuan berpikir divergen siswa
Histogram peningkatan skor rata-rata kemampuan berpikir divergen siswa
pada gambar menunjukan hasil pre test dengan dengan post test I mengalami
peningkatan. Pada hasil pre test rata-rata skor kelas adalah 124,56 dengan
kategori sedang, dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I, hasil post test I
menjadi 133,08 dengan kriteria tinggi.
Pada siklus I penulis memberikan contoh mind map peningkatan
kemampuan berpikir divergen. Penyampaian materi ini memudahkan siswa untuk
memahami materi tentang berpikir divergen dan contoh mind map secara
langsung yang digambarkan dalam skema ukuran karton. Setelah dilakukan
tindakan siklus I dan siswa diberikan post test I, siswa menunjukan rata-rata
No Skor Kemampuan Berpikir Siswa Rata-rata Kriteria
1. Pre test 124,56 SEDANG
2. Post test I 133,08 TINGGI
3. Post test II 137,65 TINGGI
65
peningkatan skor dalam peningkatan kemampuan berpikir siswa, melalui metode
mind mapping. Peningkatan hasil post test I dan post test II tidak mengalami
peningkatan yang signifikan. Hal tersebut karena tidak ada perbedaan antara
siklus I dan siklus II.
4.5. Pembahasan
Berdasarkan hasil tabel 4.2. peningkatan kemampuan berpikir divergen
siswa mengalami peningkatan dari awal tindakan pertama sampai dengan
tindakan kedua. Hal tersebut dikarenakan metode mind mapping bekerja sesuai
dengan otak manusia. Bobi de Potter dan Mike Hernacki (2001) menyatakan
mind mapping (peta pikiran) adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.
Siswa yang menunjukkan peningkatan paling tinggi yaitu peningkatan
skor diatas 20, ada 9 siswa. Siswa-siswa tersebut termasuk siswa yang aktif, dan
kreatif di kelas siswa-siswa ini selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh
penulis dalam hasil mind mapnya juga terlihat banyak warna dan banyak symbol
yang digambarkan, ketika presentasi pun juga lancar menceritakan apa yang siswa
gambarkan dalam mind map serta mau bekerjasama dalam mengerjakan tugas
pada siklus II. Siswa yang menunjukkan peningkatan rata-rata atau perubahan
skor antara 10-19 ada 10 siswa. Siswa-siswa tersebut termasuk dalam siswa yang
antusias mengikuti kegiatan, mengerjakan tugas sesuai yang diperintahkan
penulis, namun ada beberapa diantara para siswa yang sering ramai di kelas,
mengobrol dengan teman yang lain sehingga kurang maksimal dalam
66
mengerjakan tugas. Siswa yang mengalami peningkatan paling rendah, yaitu
dengan perubahan skor kurang dari 10 ada 4 siswa. Siswa-siswa tersebut
cenderung siswa yang tidak mau mengerjakan apa yang diperintahkan oleh
penulis, ada yang maunya gaduh dikelas, namun ada yang hanya berdiam diri,
walaupun tidak setiap pertemuan malas, namun sudah menunjukkan peningkatan
skor walaupun hanya sedikit.
Peningkatan hasil post test I dan post test II tidak mengalami peningkatan
yang signifikan. Hal tersebut karena tidak ada perbedaan antara siklus I dan siklus
II. Pada siklus II penulis hanya memberikan penekanan kreativitas siswa (lebih
banyak memecahkan masalah melalui metode mind map). Penulis lebih
menekankan siswa memecahkan masalah-maslah yang lebih rumit dalam
dinamika kelompok. Pada kelompok tersebut, siswa juga bekerjasama, berdiskusi
dan mempresentasikan hasil diskusinya.
Sedikitnya peningkatan hasil skor post test II siswa juga dimungkinkan
adanya kejenuhan dalam mengerjakan test dan juga minimnya waktu. Penelitian
ini menggunakan tes kemampuan berpikir divergen yang sama pada saat pre test ,
post test I dan II sehingga pengisian tes kemungkinan dipengaruhi oleh hasil
pengisian sebelumnya. Selain itu jarak pemberian test juga terlalu dekat. Hasil
post test II tidak mengalami peningkatan dari kategori tinggi menjadi sangat
tinggi, akan tetapi penelitian tindakan ini sudah mencapai tingkat keberhasilan
yang diinginkan oleh penulis, yaitu skor rata-rata perencanaan kelas VII B sudah
mencapai kategori baik dengan skor 137,65 dan 16 siswa atau 73,91% siswa
67
semua siswa yang mendapatkan tindakan sudah mempunyai berpikir divergen
kategori tinggi.
Menurut Buzan, (2004), berpikir divergen yaitu berpikir ke berbagai dan
dari berbagai arah sehingga menghasilkan berbagai macam jawaban atau
alaternatif penyelesaian. Proses berpikir divergen ini dapat dituangkan dalam
bentuk mind map sehingga membantu untuk berpikir secara exspansif dan berpikir
secara kreatif. Dengan penggunaan gambar, simbol dan warna penggunaan
metode mind mapping akan mempermudah siswa mencari ide-ide kreatif dari
pemecahan suatu masalah, karena siswa dapat mengeksplorasi potensinya secara
menyeluruh.
Dari hasil peningkatan yang diperoleh masing-masing siswa dan gambaran
kondisi yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa metode mind mapping dapat
meningkatkan kemampuan berpikir divergen siswa kelas VII B SMP Negeri 8
Salatiga.