10
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei karena penelitian ini mengambil contoh dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Lokasi penelitian adalah kampus IPB Darmaga. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan IPB cukup banyak memiliki mahasiswa yang berasal dari luar daerah. Penelitian dilaksanakan selama dua belas bulan, yaitu dimulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2010. Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan, pengambilan data primer dan sekunder, pengolahan data, serta penulisan skripsi. Persiapan atau penulisan proposal dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2010. Pengambilan data primer dan sekunder dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2010. Pengolahan data dan penulisan skripsi dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2010. Teknik Penarikan Contoh Populasi contoh pada penelitian ini adalah mahasiswa pascasarjana IPB yang merantau dan tinggal berpisah dengan keluarganya. Contoh diambil secara purposive, di mana pemilihan contoh berdasarkan pada karakteristik tertentu (Umar 2006). Karakteristik contoh yang dipilih adalah mahasiswa pascasarjana IPB angkatan 2009, telah menikah dan memiliki anak, serta merupakan keluarga jarak jauh atau tidak membawa suami/ istri dan anak. Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan cara snow ball sampling, yang merupakan teknik penentuan contoh yang pada mula-mula jumlahnya kecil, kemudian contoh ini diminta memilih contoh lain untuk dijadikan contoh lagi, begitu seterusnya sehingga jumlah contoh terus menjadi banyak (Umar 2006). Contoh yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 75 orang dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu salah satu teknik penentuan jumlah contoh untuk penelitian sosial. Berikut merupakan perhitungan dalam pengambilan contoh menggunakan rumus Slovin.

BAB IV Metode Penelitian_ I11orm

Embed Size (px)

Citation preview

25

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data

dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu

(Umar 2006). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei

karena penelitian ini mengambil contoh dari suatu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Lokasi penelitian adalah

kampus IPB Darmaga. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan

pertimbangan IPB cukup banyak memiliki mahasiswa yang berasal dari luar

daerah.

Penelitian dilaksanakan selama dua belas bulan, yaitu dimulai dari bulan

Januari sampai dengan Desember 2010. Pelaksanaan penelitian meliputi

persiapan, pengambilan data primer dan sekunder, pengolahan data, serta

penulisan skripsi. Persiapan atau penulisan proposal dilaksanakan pada bulan

Januari sampai dengan Mei 2010. Pengambilan data primer dan sekunder

dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2010. Pengolahan data dan

penulisan skripsi dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Desember

2010.

Teknik Penarikan Contoh Populasi contoh pada penelitian ini adalah mahasiswa pascasarjana IPB

yang merantau dan tinggal berpisah dengan keluarganya. Contoh diambil secara

purposive, di mana pemilihan contoh berdasarkan pada karakteristik tertentu

(Umar 2006). Karakteristik contoh yang dipilih adalah mahasiswa pascasarjana

IPB angkatan 2009, telah menikah dan memiliki anak, serta merupakan keluarga

jarak jauh atau tidak membawa suami/ istri dan anak. Teknik pengambilan contoh

dilakukan dengan cara snow ball sampling, yang merupakan teknik penentuan

contoh yang pada mula-mula jumlahnya kecil, kemudian contoh ini diminta

memilih contoh lain untuk dijadikan contoh lagi, begitu seterusnya sehingga

jumlah contoh terus menjadi banyak (Umar 2006).

Contoh yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 75 orang dengan

menggunakan rumus Slovin, yaitu salah satu teknik penentuan jumlah contoh

untuk penelitian sosial. Berikut merupakan perhitungan dalam pengambilan

contoh menggunakan rumus Slovin.

26

n = = = = 72,37 ≈ 73

Keterangan:

n = ukuran contoh N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan contoh

yang masih dapat ditoleransi. Tingkat kesalahan 11%.

Berdasarkan rumus Slovin, jumlah contoh minimal yang digunakan adalah

sebanyak 73 orang. Oleh karena itu, jumlah contoh yang digunakan dalam

penelitian ini dibulatkan menjadi 75 responden.

Jenis dan Sumber Data Data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari contoh melalui pengisian kuesioner yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu. Data primer meliputi data karakteristik keluarga, dukungan

keluarga, pola komunikasi, pengambilan keputusan keluarga, dan kesejahteraan

keluarga, sedangkan data sekunder diperoleh dari telaah dokumentasi dan

kepustakaan dari Sekolah Pascasarjana IPB. Variabel, jenis data, pengumpulan

data, dan alat bantu yang digunakan dicantumkan pada Tabel 2.

Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan

menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows.

Pengolahan data dilakukan secara bertahap mulai data yang terkumpul di

lapangan sampai siap untuk dianalisis. Data dari hasil pengumpulan di lapangan

terlebih dahulu dilakukan pengeditan (editing), pengkodean (coding) dan

memasukkan data ke dalam komputer (entry data). Selanjutnya dilakukan

pembersihan data (cleaning data) dengan cara melihat distribusi frekuensi setiap

peubah. Apabila ada kesalahan memasukkan data ke dalam komputer, dilakukan

pengecekan ulang.

N 1+Ne2

582 1+582 (0,11)2

27

Tabel 2 Variabel, jenis data, dan teknik pengambilan data

No. Variabel Jenis Data

Teknik Pengambilan

Data 1 Karakteristik Contoh dan Keluarga

Umur contoh, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan contoh dan pasangan, pendapatan keluarga, rata-rata konribusi pendapatan terhadap keluarga, akses informasi, sumber, jenis informasi,dan aset

Primer Kuesioner

2 Pola Komunikasi Keluarga Frekuensi kepulangan, frekuensi komunikasi dengan pasangan, frekuensi komunikasi dengan anak, dan jenis hal yang dikomunikasikan

Primer Kuesioner

3 Proses Pengambilan Keputusan Keluarga Pengambilan keputusan dalam bidang keuangan, pangan, pendidikan, kesehatan, dan keperluan keluarga lainnya

Primer Kuesioner

4 Kesejahteraan Keluarga - Kesejahteraan objektif pendekatan pendapatan

per kapita - Kesejahteraan subjektif

Pangan, pendidikan, kesehatan, keuangan, kesehatan, aset keluarga, reproduksi, strategi pemenuhan kebutuhan hidup lain, dan sosial kemasyarakatan

Primer Kuesioner

Data karakteristik keluarga meliputi umur contoh, tingkat pendidikan

contoh, pendapatan per kapita, jumlah anggota keluarga, pekerjaan contoh,

kepemilikan aset, akses informasi, sumber informasi, dan jenis informasi. Aset

yang dimaksudkan berupa aset yang dijelaskan secara deskriptif. Akses

informasi (mudah atau tidaknya memperoleh informasi yang diperoleh, dan jenis

informasi yang diperoleh) diberi skor 1 jika jawabannya ya, dan skor 0 jika

jawabannya tidak. Langkah selanjutnya adalah mengkompositkan skor tersebut

sehingga diperoleh total skor. Kemudian dilakukan transformasi skala ordinal dari

0-100 dengan rumus sebagai berikut (Tati 2004):

Z = x 100

Hasil transformasi tersebut dibuat kategori berdasarkan interval kelas, yang ditentukan menggunakan rumus berikut:

Interval kelas = = Interval (I)

Y - min max - min

Skor maksimum (NT) – Skor minimum (NR) max - min

28

Pengelompokan kategori adalah sebagai berikut:

- Rendah : NR sampai (NR+I) = 0 – 33.3

- Sedang : (NR+I) sampai {(NR+I)+I} = 33.4 – 66.7

- Tinggi : {(NR+I)+I} sampai NT = 66.8 – 100

Dukungan sosial diukur berdasarkan sumber dukungan sosial, yang

meliputi dukungan sosial keluarga inti dan dukungan sosial keluarga besar, dan

teman. Dukungan sosial keluarga meliputi dukungan dukungan keluarga inti,

keluarga besar, dan teman. Masing-masing pertanyaan diberi skor berdasarkan

skala ordinal, yaitu skor 1 jika tidak pernah, skor 2 jika jarang, skor 3 jika sering,

dan skor 4 jika sangat sering mendapatkan dukungan sosial. Selanjutnya, skor

yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan dikompositkan, kemudian

dilakukan transformasi skala ordinal dari 0-100 persen. Selanjutnya dikategorikan

menjadi kategori dukungan sosial rendah jika skor antara 0 – 33.33%; kategori

dukungan sosial sedang jika skor antara 33.34 – 66.67%; dan kategori dukungan

sosial tinggi jika skor antara 66.67 – 100 persen.

Pola komunikasi dilihat berdasarkan waktu kepulangan (mudik), frekuensi

komunikasi, dan hal-hal yang dikomunikasikan antara contoh dengan pasangan

serta anak. Semua item pada variabel frekuensi komunikasi tertuang dalam

kuesioner dan dilakukan skoring (Retnowati 2007). Masing-masing pertanyaan

diberi skor berdasarkan skala ordinal, yaitu skor 1 jika tidak pernah, skor 2 jika

jarang, skor 3 jika sering, dan skor 4 jika sangat sering berkomunikasi.

Selanjutnya, skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan dikompositkan,

kemudian dilakukan transformasi skala ordinal dari 0-100 persen. Selanjutnya

dikategorikan menjadi kategori pola komunikasi rendah jika skor antara

0 – 33.33%; kategori pola komunikasi sedang jika skor antara 33.34 – 66.67%;

dan kategori pola komunikasi tinggi jika skor antara 66.67 – 100 persen.

Pengolahan data intensitas komunikasi antar anggota keluarga mengacu pada

penelitian Anonim (2006) yang telah dimodifikasi, yaitu:

- TP : Tidak Pernah, jika komunikasi tidak pernah dilakukan antara

responden dengan anggota keluarganya.

- JR : Jarang, jika frekuensi <2 kali dalam kurun waktu satu minggu

- S : Sering, jika frekuensi komunikasi dilakukan 2-6 kali dalam kurun

waktu satu minggu.

- SS : Sangat Sering, jika frekuensi komunikasi dilakukan >6 kali dalam

kurun waktu satu minggu.

29

Pengolahan data pengambilan keputusan mengacu pada Puspa (2007)

yang telah dimodifikasi. Data pengambilan keputusan diukur dengan cara

penskoran. Skor 3 jika pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama

atau setara, skor 2 jika pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama

namun suami atau istri dominan, dan skor 1 jika pengambilan keputusan

dilakukan oleh suami atau istri saja. Berdasarkan skor pengambilan keputusan

secara bersama-sama ditentukan tingkat pengambilan keputusan bidang

pangan, pendidikan, keuangan, kesehatan, reproduksi, keperluan keluarga

lainnya, strategi pemenuhan kebutuhan hidup, dan sosial kemasyarakatan.

Pengkategorian skor komposit dilakukan dengan membagi menjadi tiga

kelompok sebagai berikut:

- Suami atau Istri saja : <33.33% dari total skor pengambilan keputusan

- Dominan Suami atau Istri : 33.34 – 66.67% dari total skor pengambilan

keputusan

- Bersama-sama (Setara) : >66.67% dari total skor pengambilan keputusan

Selanjutnya, skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan

dikompositkan, kemudian dilakukan transformasi skala ordinal dari 0 – 100

persen. Selanjutnya dikategorikan menjadi kategori dukungan sosial rendah jika

skor antara 0 – 33.33%; kategori dukungan sosial sedang jika skor antara

33.34 – 66.67%; dan kategori dukungan sosial tinggi jika skor antara 66.67 - 100

persen. Berikut merupakan skor dari setiap jawaban contoh pada pertanyaan

pola komunikasi.

- Tidak Pernah : diberi skor 1

- Jarang : diberi skor 2

- Sering : diberi skor 3

- Sangat Sering : diberi skor 4

Kesejahteraan keluarga diukur berdasarkan kesejahteraan objektif dan

kesejahteraan subjektif mengacu pada penelitian Puspa (2007). Kesejahteraan

objektif diukur melalui pendekatan pendapatan per kapita. Kriteria standar garis

kemiskinan pertama yang digunakan adalah kriteria kemiskinan dari Bank Dunia

yang mengategorikan tingkat kemiskinan berdasarkan pendapatan per kapita per

hari. Ada dua ukuran yang digunakan, yaitu: 1) US $ 1 per kapita per hari; dan

2) US $ 2 per kapita per hari. Dengan menggunakan nilai kurs dari Bank

Indonesia per tanggal 27 Agustus 2010 yaitu sebesar Rp9 035.00 untuk US $ 1,

maka garis kemiskinan Bank Dunia adalah Rp271 050.00 dan US $ 2 maka garis

30

kemiskinan Bank Dunia adalah sebesar Rp542 100.00 (Depsos 2006). Kriteria

garis kemiskinan kedua yang digunakan adalah BPS (2010), standar kemiskinan

di Indonesia sebesar Rp211 000.00 per kapita per bulan. Suatu keluarga

dikatakan sejahtera jika memiliki pendapatan per kapita per bulan berada di atas

garis kemiskinan, dan tidak sejahtera jika memiliki pendapatan per kapita per

bulan di bawah garis kemiskinan.

Tabel 3 Pengukuran dan skala data

Variabel Penelitian

Skala Data

Kategori Data Cronbach α

Umur Suami dan/ atau Istri Contoh

Rasio Tabulasi frekuensi menurut Hurlock (1980) Dewasa awal : 18-40 tahun Dewasa madya : 41-60 tahun Dewasa akhir : >60 tahun

-

Jumlah Anggota Keluarga

Rasio Kecil : ≤4 orang Sedang : 5-6 orang Besar : ≥7 orang

-

Pekerjaan Suami

Nominal Tabulasi frekuensi berdasarkan pekerjaan suami 1: guru atau dosen, 2: karyawan swasta, 3: karyawan BUMN, 4: Pegawai Negeri Sipil, 5: wiraswasta, 6: tenaga medis, dan 7: aparatur pemerintahan

-

Pekerjaan Istri Nominal 1: guru atau dosen, 2: karyawan swasta, 3: karyawan BUMN, 4: Pegawai Negeri Sipil, 5: wiraswasta, 6: tenaga medis, 7: aparatur pemerintahan, dan: ibu rumahtangga

-

Pendidikan Suami dan/ atau Istri Contoh

Nominal Tabulasi frekuensi menurut sebaran contoh 1: tidak tamat SD, 2: tamat SD, 3: SMP, 4: SMA, 5: Diploma, 6: S1, 7: S2, 8: S3

-

Lama pendidikan Suami dan Istri Contoh

Rasio 1 : <6 tahun 2 : 6 tahun 3 : 7-9 tahun 4 : 9-12 tahun 5 : >12 tahun

-

Pendapatan Keluarga

Rasio Berdasarkan sebaran data <Rp1 000 000.00 Rp1 000 000.00 – Rp3 000 000.00 Rp3 000 000.00 – Rp5 000 000.00 Rp5 000 000.00 – Rp10 000 000.00 >Rp10 000 000.00

-

Kepemilikan Aset

Rasio Dijelaskan secara deskriptif -

Akses informasi, sumber informasi, dan jenis infromasi

Nominal Dijelaskan secara deskriptif -

31

Tabel 3 Pengukuran dan skala data (lanjutan) Variabel

Penelitian Skala Data

Kategori Data Cronbach α

Dukungan Sosial: - Dukungan

Sosial Keluarga Inti

- Dukungan Sosial Keluarga Besar

- Dukungan Sosial Teman

Ordinal Skor 1-64 Rendah <33.3% (<22) Sedang 33.4-66.7% (22-43) Tinggi >66.67% (>44)

- Keluarga inti: 0.870

- Keluarga besar: 0.912

- Teman: 0.773

Pola Komunikasi

Ordinal 1 : Tidak pernah 2 : Jarang 3 : Sering 4 : Sangat Sering

0.868

Pengambilan Keputusan

Ordinal Total skor 30-150 Tidak Dominan : <33.33% (<75) Dominan : 33.33-66.67%

(75-105) Setara : >66.67% (>105)

0.762

Kesejahteraan Objektif

Rasio Berdasarkan garis kemiskinan Worid Bank (2010): - Tidak Miskin

(jika pendapatan per kapita/ bulan <Rp540 000.00)

- Miskin (jika pendapatan per kapita/ bulan >Rp540 000.00)

Berdasarkan garis kemiskinan BPS (2010): - Tidak Miskin

(jika pendapatan per kapita/ bulan <Rp211 000.00)

- Miskin (jika pendapatan per kapita/ bulan >Rp211 000.00)

-

Kesejahteraan Subjektif

Ordinal Total skor 1-92 Tidak sejahtera : ≤50% (1-46) Sejahtera : >50% (47-92)

0.942

Kesejahteraan subjektif diukur berdasarkan delapan aspek pertanyaan

tentang kepuasan responden terhadap pemenuhan kebutuhan pangan, pakaian,

kualitas tempat tinggal, pendidikan anak, kesehatan keluarga, dan pendapatan

per kapita. Masing-masing pertanyaan diberi skor berdasarkan skala likert, yaitu

skor 1 jika tidak puas, skor 2 jika kurang puas, skor 3 jika puas, dan skor 4 jika

sangat puas. Selanjutnya, skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan

dikompositkan, kemudian dilakukan transformasi skala ordinal dari 0-100 persen.

Selanjutnya dikategorikan menjadi sejahtera jika skor <50% dan tidak sejahtera

jika skor ≥50 persen. Pengkategorian data penelitian dapat dilihat di Tabel 3.

32

Pengolahan dan analisis data-data di atas, dilakukan secara deskriptif

dan inferesia. Analisis deskriptif yang digunakan antara lain sebaran frekuensi

dan tabulasi silang. Analisis inferensia yang digunakan yaitu uji korelasi Pearson.

Uji korelasi Pearson dilakukan untuk mengetahui hubungan antarvariabel yang

diteliti. Berikut merupakan rumus statistik untuk uji korelasi Pearson:

r = di2 =

Keterangan:

r : koefisien korelasi Pearson X : variabel X Y : variabel Y n : banyaknya pasangan data

Selain itu, digunakan uji regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi pola komunikasi, pengambilan keputusan, dan

kesejahteraan subjektif keluarga. Berikut merupakan rumus statistik untuk uji

regresi linier berganda:

Keterangan:

Y1 = pola komunikasi (skor) Y2 = pengambilan keputusan keluarga (skor) Y3 = kesejahteraan subjektif keluarga (skor) α = konstanta β = koefisien regresi X1 = usia contoh (tahun) X2 = jumlah anggota keluarga (orang) X3 = lama pendidikan contoh (tahun) X4 = lama pendidikan pasangan (tahun) X5 = pendapatan per kapita (Rp/ bulan) X6 = kontribusi pendapatan istri (Rp/ bulan) X7 = dukungan sosial (skor) D1 = jenis kelamin 1 = untuk laki-laki 0 = untuk perempuan D2 = pekerjaan pasangan 1 = untuk bekerja 0 = untuk tidak bekerja ε = error

Y1 = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6+ β7X7+ β8D1+ β9D2+ ε

Y2 = α + β1X1 + β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6+ β7X7+ β8Y1+ β9D1+ β10D2+ ε

Y3 = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6+ β7X7+ β8Y1+ β9Y2+ β10D1+ β11D2+ ε

n∑XY - ∑X ∑Y

(n∑X2 – (∑X)2) (n∑Y2 – (∑Y)2)

33

Definisi Operasional

Keluarga jarak jauh adalah keluarga yang di antara anggota keluarganya,

terutama antara suami dan istri berpisah dalam jarak yang cukup jauh

dan dalam waktu yang cukup lama.

Karakteristik keluarga adalah keadaan keluarga contoh yang meliputi besar

keluarga, usia keluarga, pendidikan keluarga, jenis pekerjaan contoh dan

tingkat pendapatan keluarga contoh.

Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya jumlah anggota keluarga yang

tinggal dalam satu keluarga dan dinyatakan dalam jumlah orang.

Pendidikan adalah lama pendidikan contoh dan pasangan yang dinyatakan

dalam tahun.

Pendapatan keluarga adalah pendapatan per bulan yang diterima oleh anggota

keluarga yang bekerja, baik dari pekerjaan utama maupun tambahan

selama menyelesaikan program pascasarjana.

Aset keluarga adalah seluruh kekayaan yang dimiliki keluarga selain rumah

yaitu lahan pertanian (sawah, tegalan, atau kebun milik sendiri), barang

elektronik, kendaraan, barang berharga (emas), tabungan, dan ternak

yang dikonversikan ke dalam nilai uang.

Akses informasi adalah mudah atau tidaknya keluarga contoh di kampung

halaman untuk memperoleh informasi dari luar keluarga.

Sumber informasi adalah sumber diperolehnya informasi keluarga contoh

selama menjalani keluarga jarak jauh yang dinyatakan dalam jumlah jenis

sumber informasi.

Jenis informasi adalah jenis-jenis informasi yang diakses oleh contoh dan

keluarganya.

Dukungan sosial adalah bantuan yang diterima contoh, dalam hal ekonomi,

pengasuhan, kesehatan, dan konflik dalam keluarga. Dukungan sosial

keluarga dapat berupa dukungan informasional, instrumental, penilaian,

dan emosional yang diterima responden selama jauh dari keluarganya,

yang dinyatakan dalam skor.

Dukungan informasional adalah dukungan yang diterima oleh contoh baik dari

keluarga inti, keluarga besar, dan teman, berupa informasi-informasi yang

diperlukan contoh selama masa akademik pascasarjana, baik informasi

34

yang mendukung akademik maupun informasi mengenai keluarganya,

yang dinyatakan dalam skor.

Dukungan instrumental adalah dukungan yang diterima oleh contoh baik dari

keluarga inti, keluarga besar, dan teman, berupa materi atau tindakan

nyata, yang dinyatakan dalam skor.

Dukungan penilaian adalah dukungan yang diterima oleh contoh baik dari

keluarga inti, keluarga besar, dan teman, berupa perhatian, solusi

pemecahan masalah, dan penghargaan, yang dinyatakan dalam skor.

Dukungan emosional adalah dukungan yang diterima oleh contoh baik dari

keluarga inti, keluarga besar, dan teman, berupa afeksi, kepercayaan,

dan motivasi, yang dinyatakan dalam skor.

Pola komunikasi adalah waktu kepulangan atau mudik serta frekuensi

komunikasi dan hal-hal yang dikomunikasikan antara contoh dengan

pasangan dan anak. Waktu kepulangan dijelaskan secara deskriptif dan

frekuensi komunikasi dinyatakan dalam skor.

Pengambilan keputusan adalah pihak yang mengambil keputusan, yaitu antara

contoh dengan pasangan selama contoh menyelesaikan program

pascasarjana atau selama menjalani keluarga jarak jauh, yang dinyatakan

dalam skor.

Kesejahteraan objektif adalah kesejahteraan keluarga keluarga jarak jauh yang

diukur menggunakan pendekatan pendapatan per kapita per bulan

berdasarkan garis kemiskinan World Bank dan BPS.

Kesejahteraan subjektif adalah kesejahteraan keluarga keluarga jarak jauh

yang diukur berdasarkan kebahagiaan atau kepuasan yang dirasakan

oleh keluarga dalam materi dan non materi keluarga, yang dinyatakan

dalam skor.