Upload
trinhquynh
View
230
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 93
BAB VI
AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk mengelola pendapatan, belanja, dan kekayaan
negara/daerah wajib mengusahakan agar setiap piutang negara/daerah diselesaikan
seluruhnya dan tepat waktu sesuai dengan Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Piutang negara yang dimaksud di atas
termasuk piutang bukan pajak yang dikelola oleh kementerian negara/lembaga.
Selain itu piutang negara juga mencakup:
1. Pinjaman atau hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah/Badan
Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan yang
tercantum/ditetapkan dalam undang-undang tentang APBN.
2. Pinjaman atau hibah dari Pemerintah Pusat kepada lembaga asing sesuai dengan
yang tercantum/ditetapkan dalam undang-undang tentang APBN (Pasal 33
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004).
Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP menyatakan
bahwa jumlah penerimaan negara bukan pajak yang terutang ditentukan dengan cara
ditetapkan oleh Instansi pemerintah dan dihitung sendiri oleh wajib pajak. Lebih
lanjut, Pasal 10 ayat (2) menyatakan bahwa penetapan jumlah PNBP yang terutang oleh
instansi pemerintah kedaluwarsa setelah 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak saat
terutangnya PNBP.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, Paragraf 43 PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan
menyatakan bahwa piutang pajak dan bukan pajak harus dicantumkan dalam neraca.
Lebih lanjut, Paragraf 49 PSAP Nomor 01 menyatakan bahwa piutang merupakan salah
satu klasifikasi dari aset lancar. Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, denda,
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 94
penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang lainnya yang diharapkan diterima
dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Berdasarkan uraian di atas, setiap kementerian negara/lembaga wajib melaksanakan
penatausahaan dan akuntansi piutang PNBP yang menjadi tanggungjawabnya, sehingga
piutang PNBP dapat disajikan dalam laporan keuangan dengan andal dan tepat waktu.
Tujuan penatausahaan dan akuntansi piutang PNBP adalah:
1. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai piutang;
2. Mengamankan transaksi piutang PNBP melalui pencatatan, pemrosesan dan
pelaporan transaksi keuangan yang konsisten;
3. Mendukung penyelenggaraan SAPP yang menghasilkan informasi piutang PNBP
sebagai dasar pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan.
Untuk tercapainya keseragaman dalam penatausahaan dan akuntansi piutang PNBP,
perlu disusun pedoman mengenai penatausahaan piutang PNBP yang memberikan
petunjuk kepada kementerian negara/lembaga terkait dalam melaksanakan pencatatan
dan pelaporan piutang PNBP.
A. Ruang Lingkup
Pedoman penatausahaan dan akuntansi piutang PNBP ini berlaku untuk seluruh
piutang yang berasal dari penerimaan negara bukan pajak yang dikelola oleh
kementerian negara/lembaga.
Pedoman ini tidak mengatur penatausahaan dan akuntansi piutang PNBP yang
dikelola oleh:
1. Pemerintah Daerah;
2. BUMN/BUMD;
3. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah.
B. Klasifikasi Piutang PNBP
Secara garis besar, Piutang PNBP digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 95
I. Piutang dari Penerimaan Sumber Daya Alam, terdiri dari:
a. Piutang dari Pendapatan Minyak Bumi;
b. Piutang dari Pendapatan Gas Alam;
c. Piutang dari Pendapatan Pertambangan Umum;
d. Piutang dari Pendapatan Kehutanan;
e. Piutang dari Pendapatan Perikanan;
II. Piutang dari Pendapatan Bagian Laba BUMN, terdiri dari:
Piutang dari Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN;
III. Piutang dari Pendapatan PNBP Lainnya, terdiri dari:
a. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa;
b. Piutang dari Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan;
c. Piutang dari Pendapatan Pendidikan;
d. Piutang dari Pendapatan lain-lain;
Rincian Piutang dari PNBP adalah sebagai berikut:
I. Piutang dari Penerimaan Sumber Daya Alam, terdiri dari:
a. Piutang dari Pendapatan Minyak Bumi:
Piutang dari Pendapatan Minyak Bumi;
b. Piutang dari Pendapatan Gas Alam:
Piutang dari Pendapatan Gas Alam;
c. Piutang dari Pendapatan Pertambangan Umum:
1. Piutang dari Pendapatan Iuran Tetap;
2. Piutang dari Pendapatan Royalti Batubara;
d. Piutang dari Pendapatan Kehutanan:
1. Piutang dari Pendapatan Dana Reboisasi;
2. Piutang dari Pendapatan Provisi Sumber Daya Hutan;
3. Piutang dari Pendapatan IIUPH (IHPH) Tanaman Industri;
4. Piutang dari Pendapatan IIUPH (IHPH) Bambu;
5. Piutang dari Pendapatan IIUPH (IHPH) Tanaman Rotan;
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 96
6. Piutang dari Pendapatan IIUPH (IHPH) Hutan Alam;
7. Piutang dari Pendapatan Dana Pengamanan Hutan;
8. Piutang dari Pendapatan Denda Pelanggaran Eksploitasi Hutan;
9. Piutang dari Pendapatan Iuran Menangkap/Mengambil/Mengangkut
Satwa Liar/Mengambil/Mengangkut Tumbuhan Alam Hidup atau Mati
(IASL/TA);
10. Piutang dari Pungutan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam (PIPPA);
11. Piutang dari Pungutan Izin Pengusahaan Taman Buru (PIPTB);
12. Piutang dari Pungutan Izin Berburu di taman buru dan areal buru
(PIB);
13. Piutang dari Pungutan Masuk Obyek Wisata Alam;
14. Piutang dari Iuran Hasil Usaha Pengusahaan Pariwisata Alam
(IHUPA);
15. Piutang dari Iuran Hasil Usaha Perburuan di Taman Buru (IHUPA);
e. Piutang dari Pendapatan Perikanan:
1. Piutang dari Pendapatan Perikanan;
2. Piutang dari Pendapatan Penerimaan Dana Kompensasi Pelestarian
Sumber Daya Alam Kelautan;
II. Piutang dari Pendapatan Bagian Laba BUMN, terdiri dari:
a. Piutang dari Pendapatan Bagian Pemerintah Pemerintah atas Laba BUMN:
1. Piutang dari Pendapatan Laba BUMN Perbankan;
2. Piutang dari Pendapatan Laba BUMN Non Perbankan;
III. Piutang dari Pendapatan PNBP Lainnya, terdiri dari:
a. Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa;
1. Piutang dari Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Kehutanan, dan
Perkebunan;
2. Piutang dari Pendapatan Penjualan Hasil Peternakan dan Perikanan;
3. Piutang dari Pendapatan Penjualan Hasil Tambang;
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 97
4. Piutang dari Pendapatan Penjualan Hasil Sitaan/Rampasan dan Harta
Peninggalan;
5. Piutang dari Pendapatan Penjualan Obat-obatan dan Hasil Farmasi
Lainnya;
6. Piutang dari Pendapatan Penjualan Informasi, Penerbitan, Film, Survey,
Pemetaan dan Hasil Cetakan Lainnya;
7. Piutang dari Pendapatan Penjualan Dokumen-dokumen Pelelangan;
8. Piutang dari Pendapatan Penjualan Cadangan Beras Pemerintah Dalam
Rangka Operasi Pasar Murni;
9. Piutang dari Pendapatan Penjualan Lainnya;
10. Piutang dari Pendapatan Penjualan Rumah, Gedung, Bangunan dan Tanah;
11. Piutang dari Pendapatan Penjualan Kendaraan Bermotor;
12. Piutang dari Pendapatan Penjualan Sewa Beli;
13. Piutang dari Pendapatan Penjualan Aset Bekas Milik Asing;
14. Piutang dari Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/
Dihapuskan;
15. Piutang dari Pendapatan Sewa Rumah Dinas/Rumah Negeri;
16. Piutang dari Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan, dan Gudang;
17. Piutang dari Pendapatan Sewa Benda-benda Bergerak;
18. Piutang dari Pendapatan Sewa Benda-benda Tak Bergerak Lainnya;
19. Piutang dari Pendapatan Rumah Sakit dan Instansi Kesehatan Lainnya;
20. Piutang dari Pendapatan Tempat Hiburan/Taman/Museum dan Pungutan
Usaha Pariwisata Alam (PUPA);
21. Piutang dari Pendapatan Surat Keterangan, Visa, Paspor, SIM, STNK,
dan BPKB;
22. Piutang dari Pendapatan Hak dan Perijinan;
23. Piutang dari Pendapatan Sensor/Karantina, Pengawasan/Pemeriksaan;
24. Piutang dari Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan,
Teknologi, Pendapatan BPN, Pendapatan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai;
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 98
25. Piutang dari Pendapatan Jasa Kantor Urusan Agama;
26. Piutang dari Pendapatan Jasa Bandar Udara, Kepelabuhan, dan
Kenavigasian;
27. Piutang dari Pendapatan Jasa I Lainnya;
28. Piutang dari Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro);
29. Piutang dari Pendapatan Jasa Penyelenggaraan Telekomunikasi;
30. Piutang dari Pendapatan Iuran Lelang untuk Fakir Miskin;
31. Piutang dari Pendapatan Jasa Catatan Sipil;
32. Piutang dari Pendapatan Biaya Penagihan Pajak Negara dengan Surat
Paksa;
33. Piutang dari Pendapatan Uang Pewarganegaran;
34. Piutang dari Pendapatan Bea Lelang;
35. Piutang dari Pendapatan Biaya Pengurusan Piutang dan Lelang Negara;
36. Piutang dari Pendapatan Jasa II Lainnya;
37. Piutang dari Pendapatan dari Pemberian Surat Perjalanan Republik
Indonesia;
38. Piutang dari Pendapatan dari Jasa Pengurusan Dokumen Konsuler;
39. Piutang dari Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri;
40. Piutang dari Pendapatan Bunga atas Investasi dalam Obligasi;
41. Piutang dari Pendapatan BPPN atas Bunga Obligasi;
42. Piutang dari Pendapatan Bunga dari Piutang dan Penerusan Pinjaman;
43. Piutang dari Pendapatan Bunga Lainnya;
44. Piutang dari Pendapatan Gain on Bond Redemption atas Pembelian
Kembali Obligasi Dalam Negeri Jangka Panjang;
45. Piutang dari Pendapatan Premium Obligasi Negara Dalam Negeri/
Rupiah;
46. Piutang dari Pendapatan Premium Obligasi Negara Dalam Valuta Asing;
b. Piutang dari Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan:
1. Piutang dari Pendapatan Legalisasi Tanda Tangan;
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 99
2. Piutang dari Pendapatan Pengesahan Surat Dibawah Tangan;
3. Piutang dari Pendapatan Uang Meja (Leges) dan Upah Pada Panitera
Badan Pengadilan (Peradilan);
4. Piutang dari Pendapatan Hasil Denda/Tilang dan sebagainya;
5. Piutang dari Pendapatan Ongkos Perkara;
6. Piutang dari Pendapatan Kejaksanaan dan Peradilan Lainnya;
c. Piutang dari Pendapatan Pendidikan:
1. Piutang dari Pendapatan Uang Pendidikan;
2. Piutang dari Pendapatan Uang Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat, dan Akhir
Pendidikan;
3. Piutang dari Pendapatan Uang Ujian untuk Menjalankan Praktek;
4. Piutang dari Pendapatan Pendidikan Lainnya;
d. Piutang dari Pendapatan lain-lain:
1. Piutang dari Pendapatan Minyak Mentah (DMO);
2. Piutang dari Pendapatan Lainnya dari kegiatan Hulu Migas;
3. Piutang dari Pendapatan Pelunasan Piutang Non Bendahara;
4. Piutang dari Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang
Diderita Oleh Negara (masuk TP/TGR) Bendahara;
5. Piutang dari Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji;
6. Piutang dari Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan
Pemerintah;
7. Piutang dari Pendapatan atas Denda Administrasi PBHTB;
8. Piutang dari Penerimaan Premi Penjaminan Perbankan Nasional;
9. Piutang dari Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Pasar Modal;
10. Piutang dari Pendapatan dari Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan
Lahan (GNRHL);
11. Piutang dari Pendapatan Registrasi Dokter dan Dokter Gigi;
12. Piutang dari Pendapatan dari Biaya Pengawasan HET Minyak Tanah;
13. Piutang dari Pendapatan Anggaran Lain-lain;
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 100
14. Piutang dari Pendapatan Iuran Badan Usaha dari kegiatan usaha
penyediaan dan pendistribusian BBM;
15. Piutang dari Pendapatan Iuran Badan Usaha dari kegiatan usaha
pengangkutan Gas Bumi melalui Pipa.
C. PENATAUSAHAAN PIUTANG PNBP
1. Pihak yang Terkait dengan Penatausahaan Piutang PNBP
Unit penatausahaan piutang dapat berupa unit struktural atau petugas sesuai
dengan besar kecilnya organisasi dan transaksi yang ditangani. Unit
penatausahaan piutang pajak adalah unit pada Direktorat Jenderal Pajak,
Departemen Keuangan. Unit penatausahaan Piutang Bukan Pajak, Bagian Lancar
Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi, Bagian
Lancar Investasi Permanen, dan Piutang Bukan Pajak Lainnya pada Kementerian
Negara/Lembaga disesuaikan dengan struktur organisasinya.
Unit penatausahaan piutang pada kementerian negara/lembaga melibatkan unit
operasional, unit administrasi yang mendukung fungsi akuntansi piutang, dan
unit pembukuan pada unit operasional.
a. Unit Operasional
Unit Operasional adalah unit/organisasi yang mengelola penerimaan negara
pada suatu instansi. Kegiatan yang dilaksanakan oleh unit/petugas
operasional adalah:
a. Membuat surat pernyataan piutang;
b. Membuat surat penagihan piutang;
c. Mengirimkan surat tagihan kepada petugas administrasi dan petugas
pembukuan;
d. Membuat surat tentang penyerahan piutang yang tidak tertagih dengan
membuat permintaan penagihan dilaksanakan oleh Ditjen. Piutang dan
Lelang Negara Departemen Keuangan;
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 101
e. Membuat usulan penghapusan piutang;
f. Mengarsipkan dokumen piutang.
b. Unit Administrasi
Unit Administrasi adalah unit/petugas yang melaksanakan penerimaan dan
pengiriman dokumen piutang. Kegiatan yang dilaksanakan oleh unit
administrasi adalah:
a. Menerima dokumen/surat penagihan piutang;
b. Mengagendakan surat/dokumen yang masuk maupun yang harus dikirim
kepada debitur (penanggung hutang kepada negara yaitu orang atau badan
yang berhutang menurut perjanjian atau peraturan yang bersangkutan);
c. Membuat surat pengantar;
d. Meneruskan dokumen tanggapan debitur ke unit/petugas operasional;
e. Mengirim bukti setor kepada unit pembukuan.
c. Unit Pembukuan
Unit Pembukuan adalah unit/organisasi yang melaksanakan pembukuan dan
pelaporan piutang. Kegiatan yang dilaksanakan oleh unit pembukuan sebagai
berikut:
a. Melakukan pencatatan piutang ke dalam Kartu Piutang berdasarkan
dokumen-dokumen transaksi;
b. Membuat Daftar Rekapitulasi Piutang;
c. Membuat Daftar Umur Piutang Dan Reklasifikasi Piutang;
d. Membuat Daftar Saldo Piutang setiap triwulan berdasarkan Kartu Piutang;
e. Melakukan pengarsipan dokumen;
f. Mengirimkan laporan-laporan.
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 102
Hubungan antara unit-unit penatausahaan piutang digambarkan di bawah ini:
(1) (3) (2) (5) (6) (4)
Keterangan:
1) Mengirimkan dokumen/surat penagihan piutang kepada debitur melalui unit
administrasi untuk mendapat surat tanggapan;
2) Mengirimkan dokumen/surat penagihan piutang kepada unit/petugas
pembukuan untuk dicatat;
3) Menyampaikan surat tanggapan dari debitur yang disampaikan melalui unit
adminstrasi;
4) Menyampaikan bukti setor kepada unit pembukuan;
5) Membuat laporan piutang per jenis piutang;
6) Menyampaikan laporan-laporan piutang kepada unit akuntansi level di atasnya.
2. Dokumen Sumber
Dokumen sumber yang menjadi dasar penatausahaan piutang PNBP adalah
sebagai berikut:
1. Perjanjian/kontrak piutang PNBP;
2. Surat Ketetapan dalam hal piutang PNBP, Surat Ketetapan Tanggung Jawab
Mutlak (SKTJM)/SKTM;
3. Surat Setoran Bukan Pajak dan bukti setor lainnya;
4. Surat Keputusan Penghapusan;
5. Dokumen lain yang berkaitan dengan piutang PNBP.
Unit Operasional
Unit Administrasi Unit
Pembukuan
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 103
3. Penatausahaan Piutang PNBP oleh Unit/Petugas Akuntansi Piutang pada
Kementerian Negara/Lembaga
Penatausahaan piutang PNBP adalah proses pencatatan dan pelaporan jumlah
uang yang menjadi hak pemerintah atau kewajiban pihak lain kepada pemerintah
sebagai akibat penyerahan uang, barang dan jasa oleh pemerintah atau akibat
lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Formulir/daftar yang digunakan dalam pencatatan piutang adalah:
a. Kartu Piutang
Merupakan kartu yang menunjukkan jumlah piutang, mutasi dan saldo piutang
masing-masing debitur. Pencatatan piutang dilakukan pada saat timbulnya hak
pemerintah atau adanya kewajiban pihak lain kepada pemerintah. Pencatatan
didasarkan atas dokumen sumber yang berasal dari surat ketetapan piutang,
bukti setor dan surat penghapusan piutang. Kartu Piutang diisi setiap terjadi
transaksi. Bentuk Kartu Piutang dan petunjuk pengisiannya dapat dilihat pada
halaman 105 dan 106 s.d. 107 modul ini.
b. Daftar Rekapitulasi Piutang
Merupakan daftar yang menunjukkan total mutasi dan saldo piutang menurut
jenis piutangnya. Pencatatan ke dalam Daftar Rekapitulasi Piutang dilakukan
setiap semester berdasarkan mutasi dalam kartu piutang. Bentuk Daftar
Rekapitulasi Piutang dan petunjuk pengisiannya dapat dilihat pada halaman
108 dan 109 modul ini.
c. Daftar Saldo Piutang
Merupakan daftar yang menunjukkan saldo piutang berdasarkan rekapitulasi
masing-masing jenis piutang dan disajikan setiap semester. Bentuk Daftar
Saldo Piutang dan petunjuk pengisiannya dapat dilihat pada halaman 110 dan
111 modul ini.
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 104
d. Daftar Umur Piutang
Merupakan daftar yang menunjukkan pengelompokan piutang yang menunggak
(sudah melebihi jangka waktu kredit) berdasarkan lamanya waktu
tunggakannya dan disajikan setiap akhir tahun. Bentuk Daftar Umur Piutang
dan petunjuk pengisiannya dapat dilihat pada halaman 112 dan 113 modul ini.
e. Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang
Untuk memudahkan reklasifikasi piutang dapat dibuatkan Daftar
Reklasifikasi Saldo Piutang yang menunjukkan jumlah bagian lancar dan
jumlah bagian tidak lancar. Reklasifikasi aset non lancar ke dalam aset lancar
dikarenakan jumlah yang direklasifikasi tersebut akan jatuh tempo dalam
kurun waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca. Bentuk Daftar
Reklasifikasi dan petunjuk pengisiannya dapat dilihat pada halaman 114 dan
115 modul ini.
f. Formulir Jurnal Aset (FJA)
Merupakan formulir yang digunakan untuk mencatat penambahan,
pengurangan, dan penghapusan nilai aset pada neraca. Dalam hal ini adalah
nilai aset piutang pada neraca. Bentuk FJA dan petunjuk pengisiannya dapat
dilihat di halaman 116 dan 117 modul ini.
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 105
Bentuk Kartu Piutang adalah sebagai berikut:
Kementerian Negara/Lembaga : (1)
Eselon I : (2)
Wilayah : (3)
Satuan Kerja : (4)
Jenis Piutang : (5)
Nomor : (6)
KARTU PIUTANG
Identitas Debitur Data Piutang
Nama : (7) Jumlah Piutang : (12)
NIP/NPWP : (8) Tgl Jatuh tempo : (13)
Alamat : (9) Angsuran per bln : (14)
Unit Kerja : (10) Mulai mengangsur : (15)
Departemen/Lembaga : (11) Dasar Penetapan Piutang
No. SK : (16)
Tgl. SK : (17)
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
(18) (19) (20) (21) (22)
Dicatat, (23) Disetujui, (24)
(.............................................) (...........................................)
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 106
Tata cara pengisian Kartu Piutang adalah sebagai berikut:
No Uraian Pengisian
1. Kementerian
Negara/Lembaga
Diisi dengan kode dan uraian kementerian
negara/lembaga
2. Eselon I Diisi dengan kode dan uraian unit eselon I
3. Wilayah Diisi dengan kode dan uraian kantor wilayah
4. Satuan Kerja Diisi dengan kode dan uraian satuan kerja
5. Jenis Piutang Diisi dengan kode (2 digit) dan uraian jenis piutang.
Jenis piutang adalah sebagai berikut:
11 : Piutang dari Pendapatan Minyak Bumi
12 : Piutang dari Pendapatan Gas Alam
13 : Piutang dari Pendapatan Pertambangan
Umum
14 : Piutang dari Pendapatan Kehutanan
15 : Piutang dari Pendapatan Perikanan
22 : Piutang dari Pendapatan Bagian Pemerintah
Pemerintah atas Laba BUMN
31 : Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa,
dan Jasa
32 : Piutang dari Pendapatan Kejaksaan dan
Peradilan
33 : Piutang dari Pendapatan Pendidikan
34 : Piutang dari Pendapatan Lain-Lain
41 : Tagihan Penjualan Angsuran
42 : Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
6. Nomor Diisi dengan nomor urut per jenis piutang (5 digit)
7. Nama Diisi dengan nama debitur
8. NIP/NPWP Diisi dengan NIP/NPWP, NIP untuk debitur PNS
9. Alamat Diisi dengan alamat debitur
10. Unit Kerja Diisi dengan unit kerja debitur (UAKPA)
11. Departemen/Lembaga Diisi dengan nama departemen/lembaga (debitur)
12. Jumlah Piutang Diisi dengan jumlah rupiah piutang PNBP
13. Tgl Jatuh Tempo Diisi dengan tanggal jatuh tempo piutang
14. Angsuran per bln Diisi dengan jumlah rupiah angsuran per bulan
apabila pembayaran piutang dilakukan dengan
mengangsur
15. Mulai Mengangsur (*) Diisi dengan tanggal mulai mengangsur
16. No. SK Diisi dengan nomor SK Penetapan Piutang
17. Tgl. SK Diisi dengan tanggal SK Penetapan Piutang
18. Tgl (*) Diisi dengan tanggal pencatatan
19. Keterangan (*) Diisi dengan uraian transaksi, misalnya
penandatanganan surat ketetapan hutang,
pembayaran angsuran, dll
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 107
No Uraian Pengisian
20. Debit Diisi dengan rupiah penambahan piutang PNBP
21. Kredit Diisi dengan rupiah pengurangan piutang PNBP
22. Saldo Diisi dengan selisih antara kolom (20) dan kolom
(21)
23. Dicatat Diisi dengan nama petugas yang mencatat Kartu
Piutang
24. Disetujui Diisi dengan nama penanggungjawab satuan kerja
* Hanya diisi pada akhir semester (Khusus Kartu Piutang untuk Piutang kode 20,21, atau
22)
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 108
Bentuk Daftar Rekapitulasi Piutang adalah sebagai berikut:
Kementerian Negara/Lembaga : (1)
Eselon I : (2)
Wilayah : (3)
Satuan Kerja : (4)
DAFTAR REKAPITULASI PIUTANG
Jenis Piutang PNBP: (5)
semester : (6)
Yang berakhir pada tanggal …..…(7)
No.
Kartu Piutang
Keterangan Jumlah Piutang s/d
Semester Lalu
Penambahan Pengurangan Jumlah Piutang
s/d Semester ini
(8) (9) (10) (11) (12) (13)
Dicatat, (14) Disetujui, (15)
(.............................................) (...........................................)
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 109
Tata cara pengisian Daftar Rekapitulasi Piutang adalah sebagai berikut:
No Uraian Pengisian
1. Kementerian Negara/Lembaga Diisi dengan kode dan uraian kementerian negara/
lembaga
2. Eselon I Diisi dengan kode dan uraian unit eselon I
3. Wilayah Diisi dengan kode dan uraian kantor wilayah
4. Satuan Kerja Diisi dengan kode dan uraian satuan kerja
5. Jenis Piutang PNBP Diisi dengan kode (2 digit) dan uraian jenis piutang
PNBP
6. Semester Diisi dengan semester mutasi piutang
7. Yang berakhir pada tanggal - Cukup jelas -
8. No. Kartu Piutang Diisi dengan nomor Kartu Piutang
9. Keterangan Diisi dengan uraian transaksi misalnya Nama Debitur A,
Debitur B, dst
10. Jumlah Piutang s/d Semester
Lalu
Diisi dengan jumlah piutang sampai dengan semester
sebelumnya
11. Penambahan Diisi dengan jumlah penambahan piutang pada semester
yang bersangkutan
12. Pengurangan Diisi dengan jumlah pengurangan piutang pada semester
yang bersangkutan
13. Jumlah Piutang s/d Semester
ini
Diisi dengan hasil penambahan kolom (10) dan (11)
dikurang (12)
14. Dicatat Diisi dengan nama dan tanda tangan petugas yang
mencatat kartu piutang
15. Disetujui Diisi dengan nama dan tanda tangan penanggungjawab
satuan kerja
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 110
Bentuk Daftar Saldo Piutang adalah sebagai berikut:
Kementerian Negara/Lembaga : (1)
Eselon I : (2)
Wilayah : (3)
Satuan Kerja : (4)
DAFTAR SALDO PIUTANG
Semester: (5)
Yang berakhir tanggal: (6)
Kode
(7)
Jenis Piutang
(8)
Saldo (Rp)
(9)
11 Piutang dari Pendapatan Minyak Bumi
12 Piutang dari Pendapatan Gas Alam
13 Piutang dari Pendapatan Pertambangan Umum
14 Piutang dari Pendapatan Kehutanan
15 Piutang dari Pendapatan Perikanan
22 Piutang dari Pendapatan Bagian Pemerintah
Pemerintah atas Laba BUMN
31 Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa
32 Piutang dari Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan
33 Piutang dari Pendapatan Pendidikan
34 Piutang dari Pendapatan Lain-Lain
41 Tagihan Penjualan Angsuran
42 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
Jumlah (10)
Disetujui, (11) (.....................................)
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 111
Tata cara pengisian Daftar Saldo Piutang adalah sebagai berikut:
No. Uraian Pengisian
1. Kementerian Negara/Lembaga Diisi dengan kode dan uraian kementerian
negara/lembaga
2. Eselon I Diisi dengan kode dan uraian unit eselon1
3. Wilayah Diisi dengan kode dan uraian kantor wilayah
4. Satuan Kerja Diisi dengan kode dan uraian satuan kerja
5. Semester - Cukup jelas -
6. Yang berakhir tanggal - Cukup jelas -
7. Kode Diisi dengan kode jenis piutang
8. Jenis Piutang Diisi dengan uraian jenis piutang
9. Saldo Diisi dengan saldo piutang
10. Jumlah Diisi dengan jumlah saldo dari seluruh jenis
piutang
11. Disetujui Diisi dengan nama dan tanda tangan
penanggungjawab satuan kerja
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 112
Bentuk Daftar Umur Piutang adalah sebagai berikut:
Kementerian Negara/Lembaga : (1)
Eselon I : (2)
Wilayah : (3)
Satuan Kerja : (4)
DAFTAR UMUR PIUTANG
Jenis Piutang PNBP: (5)
Yang berakhir pada tanggal …..…(6)
Dicatat, (22) Disetujui, (23)
(.............................................) (...........................................)
No. Identitas Debitur So. Awal Pelunasan So.
Akhir
Tagihan yang
belum dilunasi
pada tahun
berjalan
A=ada/T=tidak
Jumlah
tagihan yang
belum dilunasi
pada tahun
berjalan
Jangka waktu piutang yang belum dilunasi
<12 bulan >12 bulan
No. SK
Tgl. SK
Tgl. Jatuh Tempo
Jumlah Piutang
1-30
hari
1-3
bulan
3-6
bulan
6-12
bulan
Jumlah Lebih
dari
1 tahun
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Jumlah (20) (21)
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 113
Tata cara pengisian Daftar Umur Piutang adalah sebagai berikut:
No. Uraian Pengisian
1. Kementerian Negara/Lembaga Diisi dengan kode dan uraian kementerian
negara/lembaga
2. Eselon I Diisi dengan kode dan uraian unit eselon I
3. Wilayah Diisi dengan kode dan uraian kantor wilayah
4. Satuan Kerja Diisi dengan kode dan uraian satuan kerja
5. Jenis Piutang Diisi dengan kode (2 digit) dan uraian jenis
piutang PNBP
6. Yang Berakhir Pada Tanggal - Cukup jelas -
7. No. - Cukup jelas -
8. Identitas Debitur Diisi dengan nama debitur, nomor SK Penetapan
Piutang, tanggal SK Penetapan Piutang, tanggal
jatuh tempo piutang, jumlah rupiah piutang.
9. So. Awal Diisi dengan jumlah saldo awal piutang pada tahun
berjalan.
10. Pelunasan Diisi dengan jumlah pelunasan piutang pada tahun
berjalan.
11. So. Akhir Diisi dengan jumlah saldo akhir piutang pada tahun
berjalan.
12. Tagihan belum dilunasi pada
tahun berjalan A=ada/T=tidak
Diisi dengan huruf A, jika ada tagihan yang belum
dilunasi pada tahun berjalan dan huruf T, jika
tidak ada.
13. Jumlah tagihan yang belum
dilunasi pada tahun berjalan
Diisi dengan jumlah tagihan yang belum dilunasi
pada tahun berjalan.
14 – 17 Jangka waktu piutang yang
belum dilunasi (<12bulan)
Di setiap kolom umur, diisi dengan jumlah sisa
rupiah piutang yang belum dilunasi pada tahun
berikutnya.
18. Jumlah Diisi dengan jumlah rupiah (kolom 14 sampai
dengan kolom 17)
19. Jangka waktu piutang yang
belum dilunasi (>12bulan)
Diisi dengan jumlah sisa rupiah piutang yang belum
dilunasi pada periode berikutnya.
20 – 21 Jumlah Cukup Jelas
22. Dicatat Diisi dengan nama petugas yang mencatat kartu
piutang
23. Disetujui Diisi dengan nama dan tanda tangan
penanggungjawab satuan kerja
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 114
Bentuk Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang adalah sebagai berikut:
Kementerian Negara/Lembaga : (1)
Eselon I : (2)
Wilayah : (3)
Satuan Kerja : (4)
DAFTAR REKLASIFIKASI SALDO PIUTANG
Yang berakhir tanggal: (5)
Kode
(6)
Jenis Piutang
(7)
Saldo
(8)
Aset Lancar
(9)
Aset Nonlancar
(10)
11 Piutang dari Pendapatan Minyak Bumi
12 Piutang dari Pendapatan Gas Alam
13 Piutang dari Pendapatan
Pertambangan Umum
14 Piutang dari Pendapatan Kehutanan
15 Piutang dari Pendapatan Perikanan
22 Piutang dari Pendapatan Bagian
Pemerintah Pemerintah atas Laba
BUMN
31 Piutang dari Pendapatan Penjualan,
Sewa, dan Jasa
32 Piutang dari Pendapatan Kejaksaan
dan Peradilan
33 Piutang dari Pendapatan Pendidikan
34 Piutang dari Pendapatan Lain-Lain
41 Tagihan Penjualan Angsuran
42 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
Jumlah (11) (12) (13)
Disetujui, (14) (.....................................)
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 115
Tata cara pengisian Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang adalah sebagai berikut:
No. Uraian Pengisian
1. Kementerian Negara/Lembaga Diisi dengan kode dan uraian kementerian
negara/lembaga
2. Eselon I Diisi dengan kode dan uraian unit eselon I
3. Wilayah Diisi dengan kode dan uraian kantor wilayah
4. Satuan Kerja Diisi dengan kode dan uraian satuan kerja
5. Yang berakhir tanggal - Cukup jelas -
6. Kode Diisi dengan kode jenis piutang
7. Jenis Piutang Diisi dengan uraian jenis piutang
8. Saldo Diisi dengan saldo piutang
9. Aset Lancar Diisi dengan jumlah yang menjadi aset lancar
10. Aset Nonlancar Diisi dengan jumlah yang menjadi aset nonlancar
11. Jumlah Diisi dengan jumlah saldo dari seluruh jenis piutang
12. Jumlah Diisi dengan jumlah aset lancar dari seluruh jenis
piutang
13. Jumlah Diisi dengan jumlah aset non lancar dari seluruh jenis
piutang
14. Disetujui Diisi dengan nama dan tanda tangan penanggungjawab
satuan kerja
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 116
Bentuk Formulir Jurnal Aset adalah sebagai berikut:
FORMULIR JURNAL ASET
Kementerian Negara/Lembaga : (1)___________________________
Eselon I : (2)___________________________
Wilayah : (3)___________________________
Satuan Kerja : (4)___________________________
No. Dokumen : (5)__________________________
Tanggal : (6)___________________________
Tahun Anggaran : (7)___________________________
Periode/Bulan : (8)___________________
Keterangan : (9)__________________________________
__________________________________
Jenis Jurnal Aset (10)
Kas di Bendahara Penerima
Kas di Bendahara Pembayar
Piutang
Persediaan
Aset Tetap
Aset Lainnya
No. Urut
(11)
Kode Perkiraan
(12)
Uraian Nama Perkiraan
(13)
Rupiah
(14)
Dibuat oleh : (15) Disetujui oleh : (16) Direkam oleh : (17)
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 117
Petunjuk Pengisian Formulir Jurnal Aset:
No. URAIAN PENGISIAN
1. Kementerian Negara/
Lembaga
Diisi dengan kode dan uraian kementerian negara/lembaga.
2. Eselon I Diisi dengan kode dan uraian unit eselon I
3. Wilayah Diisi dengan kode dan uraian kantor wilayah/propinsi.
4. Satuan Kerja Diisi dengan kode/uraian satuan kerja.
5. No. Dokumen
Diisi dengan no. dokumen yang ditetapkan untuk Formulir
Jurnal Aset. Nomor Formulir Jurnal Aset ditetapkan oleh
setiap unit akuntansi pembuat Formulir Jurnal Aset dengan
menggunakan format “BABT00000” dimana BA = kode 3
digit Kementerian Negara/Lembaga, B = bulan, T = tahun,
dan 00000 = no. urut.
6. Tanggal Diisi dengan tanggal pembuatan laporan sbb :
HH – BB -TTTT
7. Tahun Anggaran Diisi dengan periode tahun anggaran yang dilaporkan.
8. Periode/Bulan Diisi dengan periode transaksi yang dilaporkan.
Contoh : 01-01-2001 s.d 31-01-2001/Januari
9. Keterangan Diisi dengan penjelasan mengenai sifat dari transaksi yang
dibuat Formulir Jurnal Aset.
10. Jenis Jurnal Aset Diisi dengan 6 pilihan jenis jurnal aset yang sesuai
11. No. Urut Diisi dengan nomor urut transaksi dengan rincian debet
atau kredit
12. Kode Perkiraan Diisi dengan 6 (enam) digit untuk kode perkiraan
13. Uraian Nama Perkiraan Diisi dengan nama perkiraan sesuai dengan kode perkiraan
pada kolom 13
14. Rupiah Diisi dengan jumlah rupiah yang didebet atau dikredit.
Jumlah kredit dibedakan dari jumlah debet dengan
memasukkan tanda minus (-) didepan jumlah kredit untuk
memungkinkan pengambilan jumlah.
15. Dibuat oleh:
Tanggal:
Diisi dengan nama jelas dan tanda tangan staf yang membuat
Formulir Jurnal Aset. Tanggal pembuatan Formulir Jurnal
Aset ditulis pada tempat yang disediakan.
16. Disetujui oleh:
Tanggal:
Diisi dengan nama jelas dan tanda tangan penanggungjawab
yang meneliti dan menyetujui Formulir Jurnal Aset. Tanggal
penandatanganan Formulir Jurnal Aset ditulis pada tempat
yang disediakan.
17. Direkam oleh :
Tanggal
Diisi dengan nama jelas dan tanda tangan staf yang merekam
Formulir Jurnal Aset. Tanggal perekaman Formulir Jurnal
Aset ditulis pada tempat yang disediakan.
Bulan
Tahun
Tanggal
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 118
Bagan Alir Penatausahaan Piutang PNBP pada UAKPA
Pencatatan dalam
Kartu Piutang PPP
Daftar Saldo Piutang
iutang
Kartu Piutang
1
2
3b 3a
Dokumen sumber
Daftar Rekap Piutang
Rekapitulasi Piutang
Daftar Umur Piutang
Daftar Saldo Piutang
Daftar Reklasifikasi
Saldo Piutang
Buat Daftar Saldo Piutang
Buat Daftar Reklasifikasi
Piutang
Pencatatan Daftar Umur Piutang
4 7
5 8
6 9
Membuat Jurnal Aset
Formulir Jurnal Aset
10 b 10a
11
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 119
Keterangan Bagan Alir:
1-2 Petugas Penatausahaan Piutang – Pembukuan menerima dan melakukan
pencatatan dokumen sumber ke dalam Kartu Piutang.
3a-
3b
Petugas Penatausahaan Piutang – Pembukuan melakukan pencatatan ke dalam
Daftar Umur Piutang dan melakukan rekapitulasi piutang berdasarkan Kartu
Piutang.
4-6 Petugas Penatausahaan Piutang – Pembukuan membuat Daftar Reklasifikasi
Saldo Piutang berdasarkan Daftar Umur Piutang.
7-9 Petugas Penatausahaan Piutang – Pembukuan membuat Daftar Saldo Piutang
berdasarkan Daftar Rekapitulasi Piutang.
10-11 Petugas Akuntansi Piutang membuat Formulir Jurnal Aset berdasar Daftar
Reklasifikasi Piutang dan Daftar Saldo Piutang yang diperoleh dari Petugas
Penatausahaan Piutang – Pembukuan.
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 120
4. Kebijakan Akuntansi
Akuntansi Piutang adalah serangkaian kegiatan yang meliputi proses pencatatan,
pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,
penginterpretasian atas hasilnya, serta penyajian piutang dalam neraca.
a. Pengakuan Piutang PNBP
Pada dasarnya piutang PNBP diakui pada saat terjadinya hak untuk menagih
piutang PNBP, atau pada saat terbit surat keputusan tentang Piutang PNBP.
Misalnya Piutang Bukan Pajak yang sampai pada tanggal neraca belum dibayar oleh
wajib bayar harus dicatat sebagai Piutang PNBP dalam neraca. Contohnya tagihan
atas sewa gedung pemerintah oleh pihak ketiga dan pada saat terbitnya Surat
Ketetapan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) yang merupakan dokumen untuk
mengakui TGR untuk pegawai negeri sipil (PNS).
Pengakuan untuk Bagian Lancar TPA, Bagian Lancar TGR, Piutang Bukan Pajak
Lainnya, dan Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah,
dan lembaga asing adalah sebagai berikut:
1) Bagian Lancar TPA diakui pada setiap akhir tahun dengan cara melakukan
reklasifikasi TPA yang akan jatuh tempo pada satu tahun berikutnya setelah
tanggal neraca. Reklasifikasi tersebut akan mengurangi akun TPA di neraca;
2) Bagian Lancar TGR diakui pada setiap akhir tahun dengan cara melakukan
reklasifikasi TGR jangka panjang yang akan jatuh tempo pada satu tahun
berikutnya setelah tanggal neraca. Reklasifikasi tersebut akan mengurangi
akun TGR di neraca;
3) Piutang Bukan Pajak Lainnya diakui pada saat terbitnya surat pernyataan
Piutang PNBP;
4) Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah, dan
lembaga asing diakui pada setiap akhir tahun dengan cara melakukan
reklasifikasi piutang pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah, dan
lembaga asing yang akan jatuh tempo pada satu tahun berikutnya setelah
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 121
tanggal neraca. Reklasifikasi tersebut akan mengurangi akun Piutang Pinjaman
kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah, dan lembaga asing di neraca.
b. Pengukuran Piutang PNBP
Pada dasarnya Piutang PNBP dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai
rupiah yang belum dilunasi. Misalnya Piutang Bukan Pajak dicatat sebesar nilai
nominal seluruh tagihan yang belum dibayar oleh wajib bayar pada tanggal neraca.
Contohnya adalah tagihan sewa gedung pemerintah yang belum dibayar oleh pihak
ketiga.
Sedangkan pencatatan untuk Bagian Lancar TPA, Bagian Lancar TGR, Bagian
Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah dan lembaga asing,
dan Piutang Bukan Pajak Lainnya adalah sebagai berikut:
1) Bagian Lancar TPA dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sejumlah rupiah TPA
yang akan diterima dalam waktu satu tahun;
2) Bagian Lancar TGR dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sejumlah rupiah TGR
yang akan diterima dalam waktu satu tahun;
3) Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah, dan
lembaga asing dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai rupiah jumlah
bagian lancar piutang;
4) Piutang Bukan Pajak Lainnya dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai
rupiah yang belum dilunasi.
c. Pengungkapan Piutang PNBP
Piutang PNBP disajikan di neraca sebagai Aset Lancar dan diungkapkan dalam
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), berupa:
1) Perincian jenis-jenis piutang;
2) Penjelasan atas penyelesaian piutang, masih di kementerian negara/lembaga
atau sudah diserahkan pengurusannya kepada Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara;
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 122
3) Penjelasan atas piutang yang merupakan hasil reklasifikasi TPA dan/atau TGR;
4) Penjelasan atas piutang yang merupakan hasil reklasifikasi Piutang Pinjaman
kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Daerah, dan lembaga asing;
5) Penjelasan atas Piutang Bukan Pajak Lainnya;
6) Daftar Umur Piutang PNBP.
d. Jurnal Piutang
Pencatatan piutang dilakukan oleh Petugas Akuntansi Piutang pada tingkat Kuasa
Pengguna Anggaran. Petugas Akuntansi Piutang menyelenggarakan pencatatan
piutang PNBP yang dimiliki oleh Kuasa Pengguna Anggaran secara periodik dengan
menggunakan Kartu Piutang.
Berdasarkan Kartu Piutang, Petugas Akuntansi Piutang menyusun Daftar Umur
Piutang dan kemudian menyusun Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang. Selain itu,
Petugas Akuntansi Piutang juga menyusun Daftar Rekapitulasi Piutang dan Daftar
Saldo Piutang.
Setiap akhir semester, berdasarkan Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang dan
Daftar Saldo Piutang, Petugas Akuntansi Piutang mencatat jurnal aset melalui
Formulir Jurnal Aset. Formulir Jurnal aset selanjutnya direkam dengan
menggunakan Aplikasi Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran.
Pencatatan piutang hanya dilakukan pada saat pencatatan saldo awal piutang
pertama kali dan penambahan atau pengurangan nilai piutang pada akhir semester.
Pada akhir tahun dilakukan reklasifikasi Piutang PNBP. Reklasifikasi piutang PNBP
dicatat pada akhir tahun serta pada awal tahun berikutnya dibuatkan jurnal balik.
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 123
Pencatatan piutang dilakukan sesuai dengan kelompok piutang, yaitu:
1) Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak
Jurnal untuk mencatat saldo awal Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak
adalah:
Dr 113211 Piutang PNBP XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Jurnal untuk penambahan nilai Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah:
Dr 113211 Piutang PNBP XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Jurnal untuk pengurangan nilai Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah:
Dr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Cr 113211 Piutang PNBP XXXXXX
2) Piutang Bukan Pajak Lainnya
Jurnal untuk mencatat saldo awal Piutang Bukan Pajak Lainnya adalah:
Dr 113811 Piutang PNBP XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Jurnal untuk penambahan nilai Piutang Bukan Pajak Lainnya adalah:
Dr 113811 Piutang PNBP XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Jurnal untuk pengurangan nilai Piutang Bukan Pajak Lainnya adalah:
Dr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Cr 113811 Piutang PNBP XXXXXX
e. Pelaporan Piutang
Piutang disajikan dalam kelompok Aset Lancar. Jika terdapat aset lainnya berupa
tagihan kepada pihak ketiga seperti TGR yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan,
maka perlu dilakukan reklasifikasi atas bagian lancar yang akan jatuh tempo.
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 124
Dengan reklasifikasi tersebut akan dipisahkan:
a. Aset Lancar : Tagihan yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu 12(dua
belas) bulan sejak tanggal pelaporan
b. Aset Non
Lancar
: Tagihan yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu lebih
dari 12(dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan
Sebagai contoh Tuntutan Ganti Rugi yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu 12
bulan mendatang harus direklasifikasikan ke dalam Aset Lancar pada perkiraan
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi, sedangkan sisanya yang jatuh tempo lebih
dari 12 bulan tetap disajikan dalam Aset Lainnya pada perkiraan Tuntutan Ganti
Rugi.
Jurnal untuk mencatat saldo awal Tuntutan Ganti Rugi adalah:
Dr 151211 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi XXXXXX
Cr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya XXXXXX
Jurnal untuk mencatat saldo awal Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi adalah:
Dr 113411 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Jurnal untuk penambahan nilai Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi adalah:
Dr 113411 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Kedua jurnal di atas dicatat setiap akhir tahun. Pada awal tahun berikutnya,
dibuat jurnal balik untuk membalik ketiga jurnal di atas. Jurnal tersebut adalah:
Dr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya XXXXXX
Cr 151211 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi XXXXXX
Dr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Cr 113411 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi XXXXXX
Tagihan Penjualan Angsuran berasal dari penjualan rumah dinas atau kendaraan
dinas secara angsuran. Tagihan yang akan dilunasi dalam satu periode akuntansi
dimasukkan dalam Aset Lancar dengan perkiraan Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Angsuran. Sedangkan sisanya ke Aset Lainnya dengan akun Tagihan Penjualan
Angsuran.
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 125
Jurnal untuk mencatat saldo awal Tagihan Penjualan Angsuran adalah: Dr 151111 Tagihan Penjualan Angsuran XXXXXX
Cr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya XXXXXX
Jurnal untuk mencatat saldo awal Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
adalah: Dr 113311 Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Angsuran
XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Jurnal untuk penambahan nilai Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran adalah: Dr 113311 Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Angsuran
XXXXXX
Cr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Kedua jurnal di atas dicatat setiap akhir tahun.
Pada awal tahun berikutnya, dibuat jurnal balik untuk membalik ketiga jurnal di
atas.
Jurnal tersebut adalah: Dr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya XXXXXX
Cr 151111 Tagihan Penjualan Angsuran XXXXXX
Dr 311311 Cadangan Piutang XXXXXX
Cr 113311 Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Angsuran
XXXXXX
1) Penyajian Akun Piutang dalam Neraca
Setelah mencatat piutang berdasarkan Daftar Saldo Piutang dan Daftar
Reklasifikasi Saldo Piutang per semester, UAKPA melakukan posting sehingga
terbentuk akun piutang di dalam neraca.
Contoh penyajian akun piutang dalam neraca :
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Bagian Lancar TPA
Bagian Lancar TGR
Piutang PNBP
Piutang Bukan Pajak Lainnya
KEWAJIBAN LANCAR
Uang Muka dari KPPN
Pendapatan yang ditangguhkan
ASET LAINNYA
TGR
TPA
EKUITAS LANCAR
Cadangan Piutang
EKUITAS DIINVESTASIKAN
Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 126
2) Penjelasan Piutang dalam CALK
Selain disajikan di dalam neraca, informasi mengenai akun piutang harus
diungkapkan di dalam CALK per jenis piutang sesuai Daftar Saldo Piutang dan
Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang, termasuk:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian piutang;
b. Perincian Saldo Piutang per umur piutang;
c. Reklasifikasi Piutang untuk menentukan Bagian Lancar Piutang;
d. Informasi piutang yang penagihannya diserahkan kepada Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara.
3) Jenjang Pelaporan Piutang
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang
Sistem Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, maka pelaporan
piutang didasarkan pada mekanisme pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi.
Akuntansi Piutang dilaksanakan oleh organisasi terkait, yaitu:
a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran;
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah (UAPPA-W);
c. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Eselon 1 (UAPPA-E1);
d. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA).
Dasar yang digunakan dalam pelaksanaan akuntansi piutang adalah sebagai
berikut:
a. Daftar Saldo Piutang;
b. Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang.
Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang dan Daftar Saldo Piutang setiap semester
dilaporkan oleh UAKPA kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran
Wilayah (UAPPA-W) untuk disusun menjadi Daftar Reklasifikasi Saldo
Piutang dan Daftar Saldo Piutang tingkat UAPPA-W/Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1), dan sampai dengan
tingkat Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA).
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 127
BAGAN ALIR PELAPORAN PIUTANG
Debitur UAKPA UAPPA- W
UAPPA-E 1
UAPA
Petugas Akuntansi
Petugas Penatausahaan Piutang
Administrasi Operasional Pembukuan
FJA
Terbitkan
Surat
Tagihan
1
Surat
Tagihan
Mengirim ST
ke debitur
Surat
Tagihan Melakukan
penyetoran
Menerima
Srt
Setoran
Membukukan Surat
Tagihan 2
Srt
Setoran
Surat
Setoran
Menerima
Surat
Setoran 3
Surat
Setoran
Membukukan
Surat Setoran
pada KP
Kartu
Piutang
Menyusun Daftar
Rekapitulasi, Saldo,
Umur Piutang dan
Reklasifikasi Piutang
Daftar2
Menggabu
ngLapora
n
Mengirim
Daftar
4
6
Menggabu
ng
Laporan
Laporan
Membuat
FJA Menggabung
Laporan 5
Lap
Menggabung
Laporan
7
Menggabung
Laporan
Mencatat
dalam SAK
8
ADK
Laporan
Piutang
Laporan
Keuangan
ADK
Lap
ADK
Daftar
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 128
Keterangan Bagan Alir Pelaporan Piutang PNBP adalah:
1. Berdasarkan dokumen sumber yang diterima Petugas Penatausahaan Piutang –
Operasional menerbitkan surat tagihan. Surat tagihan tersebut, melalui Petugas
Penatausahaan Piutang – Administrasi dikirimkan kepada Debitur.
2. Petugas Penatausahaan Piutang – Administrasi memberikan salinan surat tagihan
kepada Petugas Penatausahaan Piutang – Pembukuan untuk dicatat dalam Kartu
Piutang.
3. Jika Debitur telah melakukan setoran, maka Petugas Penatausahaan Piutang –
Administrasi menerima surat setoran dari debitur dan menyerahkan surat setoran
tersebut kepada Petugas Penatausahaan Piutang – Pembukuan untuk dicatat dalam
Kartu Piutang.
4. Berdasarkan Kartu Piutang, Petugas Penatausahaan Piutang – Pembukuan menyusun
Daftar Umur Piutang dan kemudian menyusun Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang.
Berdasarkan Kartu Piutang, Petugas Penatausahaan Piutang – Pembukuan menyusun
Daftar Rekapitulasi Piutang dan kemudian menyusun Daftar Saldo Piutang.
Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang dan Daftar Saldo Piutang diserahkan kepada
Petugas Penatausahaan Piutang – Administrasi.
5. Petugas Penatausahaan Piutang – Administrasi mengirimkan Daftar Reklasifikasi
Saldo Piutang dan Daftar Saldo Piutang kepada UAPPA-W/UAPPA-E1/UAPA.
6. Petugas Penatausahaan Piutang – Administrasi mengirimkan Salinan Daftar
Reklasifikasi Saldo Piutang dan Daftar Saldo Piutang kepada Petugas Akuntansi
Piutang.
7. Berdasarkan Salinan Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang dan Daftar Saldo Piutang,
Petugas Akuntansi Piutang membuat Formulir Jurnal Aset (FJA). FJA tersebut
diinput dan diposting melalui proses Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) sehingga
tercetak laporan keuangan yang menyajikan akun Piutang.
8. Laporan keuangan beserta Arsip Data Komputer (ADK) disampaikan kepada
UAPPA-W/UAPPA-E1/UAPA
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 129
Bagan Alir Piutang Tidak Tertagih
Keterangan Bagan Alir Piutang Tak Tertagih adalah:
1. Instansi melakukan penagihan piutang kepada Debitur
2. Jika terdapat pembayaran, maka di tingkat UAKPA melaksanakan penatausahaan
piutang sebagaimana bagan alir pelaporan piutang.
3. Jika tidak terdapat pembayaran, maka instansi harus menunggu sampai tanggal
jatuh tempo.
4. Apabila belum sampai tanggal jatuh tempo, maka instansi masih harus menunggu
sampai dengan tanggal jatuh tempo.
5. Tetapi apabila telah lewat tanggal jatuh tempo, maka instansi melakukan penagihan
sendiri kepada Debitur.
6. Jika Debitur menyatakan kesanggupannya untuk melakukan pembayaran, maka
instansi harus menunggu sampai pembayaran dilakukan.
7. Sedangkan jika Debitur menyatakan ketidaksanggupannya dalam melakukan
pembayaran, maka kasus tersebut dapat dilimpahkan kepada Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3)
(5)
(7) T
(4)
Debitur Instansi Tagihan
Bayar Y
Jatuh Tempo
Ditagih Sendiri
Tunggu
DJKN.
T
T
Y
Y
(1)
(2)
(6)
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 130
ILUSTRASI PIUTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
A. Pencatatan dalam Kartu Piutang
Ariyanto Husodo adalah pegawai pada sebuah kantor pemerintah yang memiliki kode
satker 411231, dikenakan Tuntutan Ganti Rugi atas kehilangan sepeda motor pada
tanggal 28 Juli 2005. Berdasarkan SKTJM, ganti rugi ditetapkan sebesar Rp.
12.000.000,- dan akan dibayar selama 2 tahun secara angsuran @ 500.000 per bulan.
Pembayaran dilakukan dengan pemotongan gaji secara langsung. (asumsi pembayaran
secara lancar).
Tabel Pembayaran dapat dilihat di bawah:
Kementerian Negara/Lembaga: (015) Departemen
Keuangan
Eselon I: (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah: (0100) Jakarta Pusat
Satuan Kerja: (411231) KPPN Budi Utomo
Jenis Piutang : 02
Nomor : 00003
KARTU PIUTANG
Identitas Debitur Data Piutang
Nama : Ariyanto Husodo Jumlah Piutang : 12.000.000
NIP/NPWP : 060099999 Tgl Jatuh tempo : 31 Agustus 2007
Alamat : Jl. Budi Utomo 6 Jakarta
Pusat
Angsuran per bln : 500.000
Mulai
mengangsur
: 1 Agustus 2005
Unit Kerja/Kode Satker : KPPN Budi Utomo
411231
Dasar Penetapan
Piutang
No. SK
: BA-0108/05
Departemen/Lembaga : Departemen
Keuangan
Tgl. SK : 30 Juli 2005
Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo
(14) (15) (16) (17) (18)
01/08/05 Saldo awal 12.000.000 0 12.000.000
01/08/05 Angsuran 1 0 500.000 11.500.000
01/09/05 Angsuran 2 0 500.000 11.000.000
01/10/05 Angsuran 3 0 500.000 10.500.000
01/11/05 Angsuran 4 0 500.000 10.000.000
01/12/05 Angsuran 5 0 500.000 9.500.000
So. Semester II Thn
2005
9.500.000
01/01/06 Angsuran 6 0 500.000 9.000.000
01/02/06 Angsuran 7 0 500.000 8.500.000
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 131
01/03/06 Angsuran 8 0 500.000 8.000.000
01/04/06 Angsuran 9 0 500.000 7.500.000
01/05/06 Angsuran 10 0 500.000 7.000.000
01/06/06 Angsuran 11 0 500.000 6.500.000
So. Semester Thn
2006
6.500.000
01/07/06 Angsuran 12 0 500.000 6.000.000
01/08/06 Angsuran 13 0 500.000 5.500.000
01/09/06 Angsuran 14 0 500.000 5.000.000
01/10/06 Angsuran 15 0 500.000 4.500.000
01/11/06 Angsuran 16 0 500.000 4.000.000
01/12/06 Angsuran 17 0 500.000 3.500.000
So. Semester II Thn
2006
3.500.000
01/01/07 Angsuran 18 0 500.000 3.000.000
01/02/07 Angsuran 19 0 500.000 2.500.000
01/03/07 Angsuran 20 0 500.000 2.000.000
01/04/07 Angsuran 21 0 500.000 1.500.000
01/05/07 Angsuran 22 0 500.000 1.000.000
01/06/07 Angsuran 23 0 500.000 500.000
So. Semester I Thn
2007
500.000
01/07/07 Angsuran 24 0 500.000 0
Dicatat, Disetujui,
(Suliswaty) (Sambudi)
NIP........................ NIP...........................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 132
B. Pembuatan Daftar Rekapitulasi Piutang
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR REKAPITULASI PIUTANG
Jenis Piutang PNBP: 02 – Tagihan Tuntutan ganti Rugi
semester : II
Yang berakhir pada tanggal 31 Des 2005
No.
Kartu Piutang
Keterangan Jumlah Piutang s/d
Semester Lalu
Penambahan Pengurangan Jumlah Piutang
s/d Semester ini
(4) (5) (6) (7) (8) (9)
00003 Ariyanto Husodo
NIP. 060099999
0 12.000.000 2.500.000 9.500.000
Dicatat, Disetujui,
(Suliswaty) (Sambudi)
NIP........................ NIP...........................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 133
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR REKAPITULASI PIUTANG
Jenis Piutang PNBP: 02 – Tagihan Tuntutan ganti Rugi
semester : I
Yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2006
No.
Kartu Piutang
Keterangan Jumlah Piutang s/d
Semester Lalu
Penambahan Pengurangan Jumlah Piutang
s/d Semester ini
(4) (5) (6) (7) (8) (9)
00003 Ariyanto Husodo
NIP 060099999
9.500.000 0 3.000.000 6.500.000
Dicatat, Disetujui,
(Suliswaty) (Sambudi)
NIP........................ NIP...........................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 134
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR REKAPITULASI PIUTANG
Jenis Piutang PNBP: 02 – Tagihan Tuntutan ganti Rugi
semester : II
Yang berakhir pada tanggal 31 Des 2006
No.
Kartu Piutang
Keterangan Jumlah Piutang s/d
Semester Lalu
Penambahan Pengurangan Jumlah Piutang
s/d Semester ini
(4) (5) (6) (7) (8) (9)
00003 Ariyanto Husodo
NIP 060099999
6.500.000 0 3.000.000 3.500.000
Dicatat, Disetujui,
(Suliswaty) (Sambudi)
NIP........................ NIP...........................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 135
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR REKAPITULASI PIUTANG
Jenis Piutang PNBP: 02 – Tagihan Tuntutan ganti Rugi
semester : I
Yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2007
No.
Kartu Piutang
Keterangan Jumlah Piutang s/d
Semester Lalu
Penambahan Pengurangan Jumlah Piutang
s/d Semester ini
(4) (5) (6) (7) (8) (9)
00003 Ariyanto Husodo
NIP 060099999
3.500.000 0 3.000.000 500.000
Dicatat, Disetujui,
(Suliswaty) (Sambudi)
NIP........................ NIP...........................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 136
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR REKAPITULASI PIUTANG
Jenis Piutang PNBP: 02 – Tagihan Tuntutan ganti Rugi
semester : II
Yang berakhir pada tanggal 31 Des 2007
No.
Kartu Piutang
Keterangan Jumlah Piutang s/d
Semester Lalu
Penambahan Pengurangan Jumlah Piutang
s/d Semester ini
(4) (5) (6) (7) (8) (9)
00003 Ariyanto Husodo
NIP. 060099999
500.000 0 500.000 0
Dicatat, Disetujui,
(Suliswaty) (Sambudi)
NIP........................ NIP...........................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 137
C. Membuat Daftar Saldo Piutang
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR SALDO PIUTANG
Semester: II
Yang berakhir tanggal 31 Des 2005
Kode Jenis Piutang Saldo (Rp)
22 Piutang dari Pendapatan Bagian Pemerintah
Pemerintah atas Laba BUMN
31 Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan Jasa
32 Piutang dari Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan
33 Piutang dari Pendapatan Pendidikan
34 Piutang dari Pendapatan Lain-Lain
41 Tagihan Penjualan Angsuran
42 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 9.500.000
Jumlah 9.500.000
Disetujui,
(Sambudi)
NIP...........................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 138
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR SALDO PIUTANG
Semester: I
Yang berakhir tanggal 30 Juni 2006
Kode Jenis Piutang Saldo (Rp)
22 Piutang dari Pendapatan Bagian Pemerintah
Pemerintah atas Laba BUMN
31 Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan
Jasa
32 Piutang dari Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan
33 Piutang dari Pendapatan Pendidikan
34 Piutang dari Pendapatan Lain-Lain
41 Tagihan Penjualan Angsuran
42 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 6.500.000
Jumlah 6.500.000
Disetujui,
(Sambudi)
NIP...........................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 139
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR SALDO PIUTANG
Semester: II
Yang berakhir tanggal 31 Des 2006
Kode Jenis Piutang Saldo (Rp)
22 Piutang dari Pendapatan Bagian Pemerintah
Pemerintah atas Laba BUMN
31 Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan
Jasa
32 Piutang dari Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan
33 Piutang dari Pendapatan Pendidikan
34 Piutang dari Pendapatan Lain-Lain
41 Tagihan Penjualan Angsuran
42 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 3.500.000
Jumlah 3.500.000
Disetujui,
(Sambudi)
NIP...........................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 140
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR SALDO PIUTANG
Semester: I
Yang berakhir tanggal 30 Juni 2007
Kode Jenis Piutang Saldo (Rp)
22 Piutang dari Pendapatan Bagian Pemerintah
Pemerintah atas Laba BUMN
31 Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan
Jasa
32 Piutang dari Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan
33 Piutang dari Pendapatan Pendidikan
34 Piutang dari Pendapatan Lain-Lain
41 Tagihan Penjualan Angsuran
42 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 500.000
Jumlah 500.000
Disetujui,
(Sambudi)
NIP...........................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 141
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR SALDO PIUTANG
Semester: I
Yang berakhir tanggal 31 Des 2007
Kode Jenis Piutang Saldo (Rp)
22 Piutang dari Pendapatan Bagian Pemerintah
Pemerintah atas Laba BUMN
31 Piutang dari Pendapatan Penjualan, Sewa, dan
Jasa
32 Piutang dari Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan
33 Piutang dari Pendapatan Pendidikan
34 Piutang dari Pendapatan Lain-Lain
41 Tagihan Penjualan Angsuran
42 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 0
Jumlah 0
Disetujui,
(Sambudi)
NIP...........................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 142
D. Membuat Daftar Umur Piutang
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR UMUR PIUTANG
Jenis Piutang: 02 – Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
Yang Berakhir Pada Tanggal: 31 Des 2005
Dicatat, (22) Disetujui, (23)
(Maelawati) (Sambudi)
No Identitas Debitur So. Awal Pelunasan So. Akhir Tagihan
yang
belum
dilunasi
pada
tahun
berjalan
A=ada/
T=tidak
Jumlah
tagihan
yang belum
dilunasi
pada tahun
berjalan
Jangka waktu piutang yang belum dilunasi (dalam
ribuan)
<12 bulan >12
bulan
Nama
No. SK
Tgl. SK
Tgl. Jatuh Tempo
Jumlah Piutang
1-30
hari
1-3
bulan
3-6
bulan
6-12
bulan
Jumlah Lebih
dari
1 tahun
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1. Ariyanto Husodo
BA-0108/05
30 Juli 05
31 Agustus 07
Rp.12.000.000,-
12.000.000 2.500.000 9.500.000 T 0 500 1.000 1.500 3.000 6.000 3.500
Jumlah 6.000 3.500
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 143
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR UMUR PIUTANG
Jenis Piutang: 02 – Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
Yang Berakhir Pada Tanggal: 31 Des 2006
No Identitas Debitur So. Awal Pelunasan So. Akhir Tagihan yang
belum dilunasi
pada tahun
berjalan
A=ada/T=tidak
Jumlah
tagihan yang
belum
dilunasi
pada tahun
berjalan
Jangka waktu piutang yang belum dilunasi (dalam
ribuan)
<12 bulan >12
bulan
Nama
No. SK
Tgl. SK
Tgl. Jatuh Tempo
Jumlah Piutang
1-30
hari
1-3
bulan
3-6
bulan
6-12
bulan
Jumlah Lebih
dari
1 tahun
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1. Ariyanto Husodo
BA-0108/05
30 Juli 05
31 Agustus 07
Rp.12.000.000,-
9.500.000 6.000.000 3.500.000 T 0 500 1.000 1.500 500 3.500 0
Jumlah 3.500 0
Dicatat, (22) Disetujui, (23)
(Maelawati) (Sambudi)
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 144
E. Membuat Daftar Reklasifikasi Saldo Piutang
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR REKLASIFIKASI SALDO PIUTANG
Yang berakhir tanggal 31 Des 2005
Kode Jenis Piutang Saldo Aset
Lancar
Aset lainnya
22 Piutang dari Pendapatan
Bagian Pemerintah
Pemerintah atas Laba BUMN
0 0
31 Piutang dari Pendapatan
Penjualan, Sewa, dan Jasa
0 0
32 Piutang dari Pendapatan
Kejaksaan dan Peradilan
0 0
33 Piutang dari Pendapatan
Pendidikan
0 0
34 Piutang dari Pendapatan
Lain-Lain
0 0
41 Tagihan Penjualan Angsuran 0 0
42 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 9.500.000 6.000.000 3.500.000
Jumlah 9.500.000 6.000.000 3.500.000
Disetujui,
(Sambudi)
NIP..................................
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 145
Kementerian Negara/Lembaga : (015) Departemen Keuangan
Eselon I : (08) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Wilayah : (0100) Jakarta
Satuan Kerja : (411231) KPPN Budi Utomo
DAFTAR REKLASIFIKASI SALDO PIUTANG
Yang berakhir tanggal 31 Des 2006
Kode Jenis Piutang Saldo Aset Lancar Aset
lainnya
22 Piutang dari Pendapatan
Bagian Pemerintah
Pemerintah atas Laba BUMN
0 0
31 Piutang dari Pendapatan
Penjualan, Sewa, dan Jasa
0 0
32 Piutang dari Pendapatan
Kejaksaan dan Peradilan
0 0
33 Piutang dari Pendapatan
Pendidikan
0 0
34 Piutang dari Pendapatan
Lain-Lain
0 0
41 Tagihan Penjualan Angsuran 0 0
42 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 3.500.000 3.500.000 0
Jumlah 3.500.000 3.500.000 0
Disetujui,
(Sambudi)
NIP………………..
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 146
Tanggal 1 Agustus 2005
Jurnal untuk mencatat Tuntutan Ganti Rugi adalah:
Dr 151211 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 12.000.000
Cr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 12.000.000
Karena sebagian TGR telah dilunasi sejumlah Rp. 2.500.000,- maka pada
tanggal 31 Desember 2005 dicatat jurnal penyesuain, sebagai berikut:
Dr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 2.500.000
Cr 151211 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 2.500.000
Selain jurnal penyesuaian tersebut di atas, dibuat pula jurnal penyesuaian
untuk reklasifikasi bagian lancar TGR yang akan jatuh tempo tahun 2006.
Jurnal penyesuaiannya adalah:
Dr 113411 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 6.000.000
Cr 311311 Cadangan Piutang 6.000.000
Dr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 6.000.000
Cr 151211 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 6.000.000
Setelah mencatat jurnal di atas dalam Formulir Jurnal Aset (FJA), dilakukan
perekaman melalui aplikasi SAK serta posting sehingga terbentuk akun-akun
tersebut di dalam neraca.
Contoh penyajian dalam neraca yang berakhir tanggal 31 Desember 2005
adalah:
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Bagian Lancar TPA
Bagian Lancar TGR
Piutang Lainnya
0
0
0
6.000.000
0
KEWAJIBAN LANCAR
Uang Muka dari KPPN
Pendapatan yang ditangguhkan
EKUITAS LANCAR
Cadangan Piutang
0
0
6.000.000
ASET LAINNYA
TGR
TPA
3.500.000
0
EKUITAS
DIINVESTASIKAN
Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya
3.500.000
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 147
Tanggal 1 Januari 2006
Pada awal tahun dilakukan dicatat jurnal balik atas reklasifikasi tersebut di
atas. Jurnal tersebut adalah:
Dr 311311 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 6.000.000
Cr 113411 Cadangan Piutang 6.000.000
Dr 321311 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 6.000.000
Cr 151211 Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya
6.000.000
Setelah mencatat jurnal di atas dalam Formulir Jurnal Aset (FJA), dilakukan
perekaman melalui aplikasi SAK serta posting sehingga terbentuk akun-akun
tersebut di dalam neraca.
Contoh penyajian dalam neraca yang berakhir tanggal 1 Januari 2006 adalah:
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Bagian Lancar TPA
Bagian Lancar TGR
Piutang Lainnya
0
0
0
0
0
KEWAJIBAN LANCAR
Uang Muka dari KPPN
Pendapatan yang ditangguhkan
EKUITAS LANCAR
Cadangan Piutang
0
0
0
ASET LAINNYA
TGR
TPA
9.500.000
0
EKUITAS DIINVESTASIKAN
Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya
9.500.000
Tanggal 30 Juni 2006
Karena sebagian TGR telah dilunasi sejumlah Rp. 3.000.000,- maka pada
tanggal 30 Juni 2006 dicatat jurnal penyesuain, sebagai berikut:
Dr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 3.000.000
Cr 151211 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 3.000.000
Setelah mencatat jurnal di atas dalam Formulir Jurnal Aset (FJA), dilakukan
perekaman melalui aplikasi SAK serta posting sehingga terbentuk akun-akun
tersebut di dalam neraca.
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 148
Contoh penyajian dalam neraca yang berakhir tanggal 30 Juni 2006 adalah:
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Bagian Lancar TPA
Bagian Lancar TGR
Piutang Lainnya
0
0
0
0
0
0
KEWAJIBAN LANCAR
Uang Muka dari KPPN
Pendapatan yang ditangguhkan
EKUITAS LANCAR
Cadangan Piutang
0
0
0
ASET LAINNYA
TGR
TPA
6.500.000
0
EKUITAS DIINVESTASIKAN
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
6.500.000
Karena sebagian TGR telah dilunasi sejumlah Rp. 3.000.000,- maka pada
tanggal 31 Desember 2006 dicatat jurnal penyesuain, sebagai berikut:
Dr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 3.000.000
Cr 151211 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 3.000.000
Selain jurnal penyesuaian tersebut di atas, dibuat pula jurnal penyesuaian
untuk reklasifikasi bagian lancar TGR yang akan jatuh tempo tahun 2007.
Jurnal penyesuaiannya adalah:
Dr 113411 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 3.500.000
Cr 311311 Cadangan Piutang 3.500.000
Dr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 3.500.000
Cr 151211 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 3.500.000
Setelah mencatat jurnal di atas dalam Formulir Jurnal Aset (FJA), dilakukan
perekaman melalui aplikasi SAK serta posting sehingga terbentuk akun-akun
tersebut di dalam neraca.
Contoh penyajian dalam neraca yang berakhir tanggal 31 Desember 2005
adalah:
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Bagian Lancar TPA
Bagian Lancar TGR
Piutang Lainnya
0
0
0
3.500.00
0
0
KEWAJIBAN LANCAR
Uang Muka dari KPPN
Pendapatan yang ditangguhkan
EKUITAS LANCAR
Cadangan Piutang
0
0
3.500.000
ASET LAINNYA
TGR
TPA
0
0
EKUITAS
DIINVESTASIKAN
Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya
0
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 149
Tanggal 1 Januari 2007
Pada awal tahun dilakukan dicatat jurnal balik atas reklasifikasi tersebut di
atas. Jurnal tersebut adalah:
Dr 311311 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 3.500.000
Cr 113411 Cadangan Piutang 3.500.000
Dr 321311 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 3.500.000
Cr 151211 Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya
3.500.000
Setelah mencatat jurnal di atas dalam Formulir Jurnal Aset (FJA), dilakukan
perekaman melalui aplikasi SAK serta posting sehingga terbentuk akun-akun
tersebut di dalam neraca.
Contoh penyajian dalam neraca yang berakhir tanggal 1 Januari 2007 adalah:
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Bagian Lancar TPA
Bagian Lancar TGR
Piutang Lainnya
0
0
0
0
0
KEWAJIBAN LANCAR
Uang Muka dari KPPN
Pendapatan yang ditangguhkan
EKUITAS LANCAR
Cadangan Piutang
0
0
0
ASET LAINNYA
TGR
TPA
3.500.000
0
EKUITAS
DIINVESTASIKAN
Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya
3.500.000
Tanggal 30 Juni 2007
Karena sebagian TGR telah dilunasi sejumlah Rp. 3.000.000,- maka pada
tanggal 30 Juni 2007 dicatat jurnal penyesuain, sebagai berikut:
Dr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 3.000.000
Cr 151211 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 3.000.000
Setelah mencatat jurnal di atas dalam Formulir Jurnal Aset (FJA), dilakukan
perekaman melalui aplikasi SAK serta posting sehingga terbentuk akun-akun
tersebut di dalam neraca.
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 150
Contoh penyajian dalam neraca yang berakhir tanggal 30 Juni 2007 adalah:
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Bagian Lancar TPA
Bagian Lancar TGR
Piutang Lainnya
0
0
0
0
0
KEWAJIBAN LANCAR
Uang Muka dari KPPN
Pendapatan yang ditangguhkan
EKUITAS LANCAR
Cadangan Piutang
0
0
0
ASET LAINNYA
TGR
TPA
500.000
0
EKUITAS DIINVESTASIKAN
Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya
500.000
Karena sisa TGR telah dilunasi sejumlah Rp. 500.000,- maka pada tanggal 31
Desember 2007 dicatat jurnal penyesuain, sebagai berikut:
Dr 321311 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 500.000
Cr 151211 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 500.000
Setelah mencatat jurnal di atas dalam Formulir Jurnal Aset (FJA), dilakukan
perekaman melalui aplikasi SAK serta posting sehingga terbentuk akun-akun
tersebut di dalam neraca.
Contoh penyajian dalam neraca yang berakhir tanggal 30 Juni 2007 adalah:
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Bagian Lancar TPA
Bagian Lancar TGR
Piutang Lainnya
0
0
0
0
0
KEWAJIBAN LANCAR
Uang Muka dari KPPN
Pendapatan yang ditangguhkan
EKUITAS LANCAR
Cadangan Piutang
0
0
0
ASET LAINNYA
TGR
TPA
0
0
EKUITAS DIINVESTASIKAN
Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya
0
Ilustrasi lainnya, sebagai berikut:
Berdasarkan catatan, saldo awal Piutang dari Pendapatan Ongkos Perkara per 31
Juli 2005 Kantor Kejaksaan Negeri Surabaya adalah sebesar Rp. 14.600.000,-
BAB VI AKUNTANSI PIUTANG PNBP
Modul Sistem Akuntansi Instansi 151
Jurnal untuk mencatat saldo awal Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak
Lainnya adalah:
Dr 113211 Piutang PNBP Lainnya 14.600.000
Cr 311311 Cadangan Piutang 14.600.000
Berdasarkan Daftar Saldo Piutang, saldo Piutang PNBP Lainnya pada tanggal 31
Desember 2005 adalah Rp. 17.000.000,-. Berarti ada kenaikan jumlah piutang
sebesar Rp. 2.400.000,-.Jurnal untuk penambahan nilai piutang penerimaan
negara bukan pajak lainnya adalah:
Dr 113211 Piutang PNBP 2.400.000
Cr 311311 Cadangan Piutang 2.400.000
Setelah mencatat jurnal di atas dalam Formulir Jurnal Aset (FJA), dilakukan
perekaman melalui aplikasi SAK serta posting sehingga terbentuk akun-akun
tersebut di dalam neraca.
Contoh penyajian dalam neraca yang berakhir tanggal 31 Desember 2005 adalah:
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Bagian Lancar TPA
Bagian Lancar TGR
Piutang PNBP Lainnya
0
0
0
6.000.000
17.000.000
KEWAJIBAN LANCAR
Uang Muka dari KPPN
Pendapatan yang ditangguhkan
EKUITAS LANCAR
Cadangan Piutang
0
0
23.000.000
ASET LAINNYA
TGR
TPA
3.500.00
0
0
EKUITAS
DIINVESTASIKAN
Diinvestasikan dalam aset
lainnya
3.500.000
Jika sampai dengan tanggal jatuh tempo tidak ada pembayaran dan Debitur
menyatakan ketidaksanggupannya untuk melakukan pembayaran, maka piutang
tidak tertagih tersebut dapat dilimpahkan kepada Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara sesuai dengan parturan perundang-undangan dan selama itu akun piutang
PNBP lainnya di dalam neraca akan tetap seperti di dalam neraca di atas.