Upload
chepimanca
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
1/62
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 KEHAMILAN
2.1.1 Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam
tiga triwulan yaitu triwulan pertama di mulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dari bulan ke 4 sampai 6 bulan, triwulan ketiga
dari bulan ke 7 sampai 9 bulan. ( Prawirohardjo,S.2009)
2.1.2 Tanda-tanda kehamilan1. Amenorrhoea
Gejala pertama kehamilan ialah haid tidak datang pada tanggal yang
diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus haid teratur dan mendadak
berhenti, ada kemungkinan hamil. Tetapi meskipun demikian sebaiknya
ditunggu selama 10 hari sebelum memeriksakan diri ke dokter. Karena
sebelum masa itu sulit untuk memastikan adanya kehamilan.
Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada
umumnya memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan bukanlah
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
2/62
8
satu-satunya penyebab keterlambatan haid. Haid dapat tertunda oleh tekanan
emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga akibat makan obat-obat tertentu.
Selain kehamilan, penurunan berat badan dan tekanan emosi juga
sering menjadi penyebab keterlambatan haid pada wanita yang semula
mempunyai siklus normal.
2. Perubahan pada payudaraBanyak wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang haid.
Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan semakin
bertambah. Payudara menjadi lebih padat, kencang dan lebih lembut, juga
dapat disertai rasa berdenyut dan kesemutan pada putting susu.
Perubahan diatas disebabkan oleh tekanan kelamin wanita, estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta). Hormon-hormon ini
menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu membesar, dan tertimbun
lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan dan berdenyut disebabkan oleh
bertambahnya aliran darah yang mengaliri payudara.
3. Mual dan muntah-muntahKira-kira separuh dari wanita yang mengandung mengalami mual dan
muntahmuntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya cukup ringan
dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga disebabkan
oleh peningkatan kadar hormon kelamin yang diproduksi selama hamil.
Sesudah 12 minggu gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh
sudah menyesuaikan diri.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
3/62
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
4/62
10
5. nyeri abdomen6. muntah-muntah terus7. menggigil atau demam8. Disuria9. Pengeluaran cairan dari vagina10.Perubahan jelas pada frekuensi atau intensitas gerakan janin
(obstetri Wiliiam,2005 hal 299)
2.1.6 Nutrisi yang diperlukan selama kehamilan1. peningkatan berat badan
indeks masa tubuh (BMI =Body Masa Index)
pertambahan berat pada kehamilan dapat diperkirakan dari
indeks masa tubuh. (BMI atau Weight for height)
RUMUS BMI = berat badan(kg)
Tinggi Badan(m)2
2. Kalori dan proteina. kalori dan protein sama-sama dibutuhkan sebab kalori
berfungsi untuk melindungi protein agar tidak diubah
menjadi energi.
b. Wanita hamil perlu tambahan 300 kalori darirekomendasi 220 kalori wanita tidak hamil.
c. Wanita hamil perlu tambahan 60 gram protein darirekomendasi dari 50 gr protein wanita tidak hamil
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
5/62
11
d. kalsium diperlukan 1,5 gr tiap hari, 30-40 gr untukpembentukan tulang janin.
3. Suplemen zat besia. suplemen zat besi akan mengurangi anemiab. suplemen asam folat 200-400 mg atau total 0,4-0,8 mg
sehari
c. 30 mg elemen besi setiap hari (150 mgbesi sulfat, 300mgbesi glukonat atau 100 mg besi fumara
d. Teh kopi dan susu akan mengurangi absorpsi zat besie. zat besi paling baik di konsumsi diantara waktu makan
bersama dengan jus jeruk.
4. Suplemen asam folata. 0,4 sampai 0,8mg perharib. mencgah anemia megaloblastikc. Dikonsumsi bersama dengan zat besi jika wanita anemia
5. Vitamin CVitamin C 250mg setiap hari digunakan bersama makanan
akan meningkatkan absorpsi besi yang berasal dari makanan,
sehingga mencegah perndarahaan saat melahirkan.
(Varney,2002: 113-121)
Sedangkan cara untuk memperkirakan berat janin digunakan
rumus
johnson Tausak yaitu:
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
6/62
12
BB= (MD - 12)x 155
keterangan: BB=berat badan
MD= jarak simphisisfundus uteri
2.2 ANTENATAL CARE2.2.1 Pengertian
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan, perkembangan janin dan rahim.
( Sarwono prawirohardjo. S:2002)
2.2.2 Tujuan pemeriksaan dan pengawasan ibu hamilMenurut mochtar (2002) tujuan umum dari pemeriksaan
kehamilan adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan
mental ibu dan anak yang sehat dan dengan kerusakkan sedikit
Lebih lanjut mochtar (2002) menjelaskan bahwa tujuan khusus
pemeriksaan kehamilan adalah :
a. Mengetahui umur kehamilanb. Mengenali dan menangani penyulit atu komplikasi secara
dini yang kemungkinan di jumpai dalam kehamilan,
persalian dan nifas.
c. menentukan diagnosis dan terapi terhadap penyulit ataukomplikasi secara dini selama kehamilan
d. menurunkan angka morbiditas ibu dan anake. Memberikan penyuluhan tentang pola hidup sehari-hari dan
keluarga berncana, kehamialn, persalinan,nifas, dan laktasi.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
7/62
13
2.2.3 Jadwal pemeriksaan kehamilanibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal. Kunjungna
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan, yaitu:
1. Satu kali pada trimester pertama2. satu kali pada trimester kedua3. dua kali pada trimester ke tiga
2.2.4 pelayanan atau asuhan standar minimal 10Ta. (timbang) berat badan dan ukur tinggi badanb. ukur (Tekanan) darahc. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan)d. Ukur (tinggi) fundus uterie. (Tentukan presentasi) janin dan denyut jantung janin (djj)f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
tetanus toxoid (TT) bila diperlukan
g.
Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet slma kehamilan
h. Tes lab (rutin dan khusus)i. Tatalaksana kasus
j. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinandan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca
persalinan.(Buku pedoman PWS KIA.2009 : 7-8)
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
8/62
14
2.3 PERSALINAN2.3.1 Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya
serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah
proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan
lahir (Saifuddin, 2006:100).
Adapun batasannya, persalinan adalah proses di mana bayi,
plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit
(APN Revisi, 2007:37).
2.3.2 Perubahan fisiologisMenurut Helen Varney, 2007:686-688 adanya perubahan
fisiologis selama persalinan, diantaranya:
a. Tekanan darahTekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi
(sistolik rata-rata naik 15 (10-15) mmHg,diastolik 5-10
mmHg). Antara kontraksi, tekanan darah kembali normal
pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut, cemas juga
akan meningkatkan tekanan darah.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
9/62
15
b.MetabolismeMetabolisme karbohidrat aerobic dan an aerobic akan
meningkat secara berangsur disebabkan karena kecemasan
dan aktivitas otot skelektal. Peningkatan ini direfeksikan
dengan peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, output
kardiak, pernafasan dan kehilangan cairan.
c. SuhuKarena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh
sedikit meningkat selama persalinan. Peningkatan ini jangan
sampai mencapai 0,5C sampai 1C.
d.Denyut Nadi (Frekuensi Jantung)Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak
jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara
kontraksi, detak jantung sedikit meningkat dari pada
sebelum persalinan.
e. PernafasanKarena terjadi peningkatan metabolisme, maka sedikit
meningkatnya laju jantung pernafasan dianggap normal.
Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bisa
menyebabkan alkalosis.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
10/62
16
f. Perubahan ginjalPoliuria sering terjadi selama persalinan, mungkin
disebabkan peningkatan aliran plasma ginjal. Protein urine
dianggap biasa dalam persalinan.
g. Perubahan pada Saluran Cerna1) Motilitas dan absorpsi lambung terhadap makanan padat
jauh berkurang.
2) Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi,yang menandai akhir fase pertama persalinan.
h.Perubahan hematologi1) Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 mg/100 ml selama
persalinan dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada
hari pertama pascapartum jika tidak ada kehilangan darah
yang abnormal.
2) Sel darah putih secara progresif meningkat selama kala Ipersalinan kurang lebih 5000-jumlah rata-rata 15.000
pada saat pembukaan lengkap. Tidak ada peningkatan
lebih lanjut setelah ini.
3) Gula darah menurun selama persalinan, menurun drastispada persalinan yang lama dan sulit, kemungkinan besar
akibat peningkatan aktiitas otot uterus dan rangka.
(Varney, 2007:686).
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
11/62
17
2.3.3 Tanda dan Gejala Menjelang Persalinan(Varney, 2007:672).
Ada sejumlah tanda dan gejala peringatan yang akan
meningkatkan kesiagaan bahwa seorang wanita sedang
mendekati waktu bersalin.
Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain :
a. Lightening, yang mulai dirasa kira-kira dua minggusebelum persalinan, adalah penurunan bagian presentasi
bayi ke dalam pelvis minor.
Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu, diantaranya:
1) Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemihditekan sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi
berkurang,
2) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yangmenyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak
dan timbul sensasi terus menerus bahwa sesuatu perlu
dikeluarkan atau ia perlu defekasi.
3)
Kram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan
bagian presentasi pada saraf yang menjalar melalui
foramen iskiadikum mayor dan menuju ke tungkai.
Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke posisi
yang sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan
delapan bulan. Pada primigravida biasanya Lightening
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
12/62
18
terjadi sebelum persalinan. Hal ini kemungkinan
disebabkan peningkatan intensitas kontraksi Braxton hicks
dan tonus otot abdomen yang baik, yang memang lebih
sering ditemukan pada primigravida.
b. Perubahan serviks, mendekati persalinan, servikssemakin matang. Kalau tadinya selama masa hamil
serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak,
sekarang serviks masih lunak,dengan konsistensi seperti
pudding dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan
kemungkinan sedikit dilatasi (Varney, 2007:673).
c. Persalinan palsu, persalinan palsu terdiri dari kontraksiuterus yang sangat nyeri. Persalinan palsu dapat terjadi
selama berhari-hari atau secara intermiten bahkan tiga atau
empat minggu sebelum awitan persalinan sejati (Varney,
2007:673).
d. Bloody Show, plak ini menjadi sawar pelindung danmenutup jalan lahir selama kehamilan. Pengeluaran plak
lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody show.
Bloody show sering terlihat sebagai rabas lendir
bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan
dengan cermat dari perdarahan murni. Bloody show
merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya
dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi, bloody show bukan
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
13/62
19
merupakan tanda persalinan yang bermakna jika
pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya
karena rabas lender yang bercampur darah selama waktu
tersebut mungkin akibat trauma kecil terhadap atau
perusakan plak lender saat pemeriksaan tersebut
dilakukan.
Menurut JNPK-KR, 2007, Tanda-tanda inpartu sebagai
berikut:
a. Penipisan dan pembukaan serviks.b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada
serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).
c. Cairan lender bercampur darah (show) melaluivagina.
e. Gangguan Saluran Cerna, ketika tidak ada penjelasanyang tepat untuk diare, kesulitan mencerna, mual dan
muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala
menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan
untuk hal ini (Varney, 2007:674).
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
14/62
20
2.3.4 Faktor-faktor persalinanFaktor-faktor yang penting dalam persalinan antara lain :
a. Power ( kekuatan mendorong janin keluar ) terdiri dari :1) His ( kontraksi uterus )
Merupakan kontraksi dan relaksasi otot uterus yang
bergerak dari fundus ke korpus sampai dengan ke
serviks secara tidak sadar.
2) Kontraksi otot dinding rahim.3) Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan.
b. Passanger meliputi :1) Janin2) Plasenta
c. Passage ( jalan lahir ) terdiri dari :1) Jalan lahir keras yaitu tulang pinggul (os coxae, os
sacrum / promontorium, dan os coccygis)
2) Jalan lahir lunak : yang berperan dalarn persalinanadalah segmen bahwa rahim, seviks uteri dan vagina,
juga otot-otot, jaringan ikat dan ligamen yang
menyokong alat urogenital.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
15/62
21
2.3.5 Tahaptahap persalinan
Proses persalianan terdapat empat kala, yaitu :
a. Kala Satu (Kala Pembukaan)Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan
kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap atau 10
cm (APN Revisi, 2007:38).
Kala I persalinan terdiri atas dua fase, yaitu :
a) Fase Laten :(1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secara bertahap.
(2) serviks membuka kurang dari dari 4 cm.(3) Biasanya berlangsung 8 jam atau kurang.(4) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya diantara
20-30 detik. (JNPK-KR, 2007).
b) Fase Aktif Persalinan :(1)
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan
meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap
adekuat atau memadai jika terjadi tiga kali atau
lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih).
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
16/62
22
(2) Dari pembukaan empat sentimeter atau hinggamencapai pembukaan lengkap atau 10 sentimeter
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata satu
sentimeter perjam (nulipara atau primigravida) atau
lebih dari satu sentimeter hingga dua sentimeter
(multipara).
(3) Terjadi penurunan bagian terendah janin.(APN Revisi, 2007).
Fase aktif ini dibagi menjadi tiga fase, yaitu:
(1) Fase accelerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.
(2) Fase kemajuan maksimal, dari pembukaan 4 cmsampai 9 cm yamg dicapai dalam 2 jam.
(3) Fase decelerasi (kurangnya kecepatan), daripembukaan 9 cm sampai 10 cm selama 2 jam.
b. Kala IIKala II persalinan dimulai dengan dilatasi lengkap
serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi. Tahap ini
dikenal dengan kala ekspulsi (Varney, 2007:751).
Tanda dan Gejala Kala II, adalah :
1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinyakontraksi.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
17/62
23
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektumdan atau vaginanya.
3) Perineum menonjol.4) Vulva vagina dan sfingter ani membuka.5) Meningkatkan pengeluaran lendir bercampur darahTanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam yang
hasilnya adalah :
1) Pembukaan serviks telah lengkap, atau2) Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina(APN Revisi, 2007:75).
c. Kala III
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban
(APN Revisi, 2007:123).
Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus
uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah (Sarwono, 2005:185).
a. Fisiologi Persalinan Kala IIIPada kala III persalinan, otot uterus berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah
lahirnya bayi (APN Revisi, 2007:123).
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
18/62
24
Tanda-tanda lepasnya plasenta :
1.Perubahan bentuk dan tinggi uterus2.Tali pusat memanjang3.Semburan darah mendadak dan singkat
b. Manajemen Aktif Kala IIITujuan manajemen aktif kala III adalah untuk
menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga
dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan
mengurangi kehilangan darah (APN Revisi, 2007:124).
Keuntungan-keuntungan manajemen aktif kala III :
1. Persalinan kala III yang lebih singkat2. Mengurangi jumlah kehilangan darah3. Mengurangi kejadian retensio plasentaManajemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah utama :
1. Pemberian suntikan oksitosin, segera (dalam 1 menitpertama setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin 10 unit
IM pada sepertiga bagian atas paha bagian luar (APN
Revisi, 2007:125).
2. Penegangan tali pusat terkendali,bila plasenta belumlepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali. Saat
mulai kontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah,
lakukan tekanan dorso-kranial hingga tali pusat makin
menjulur (APN Revisi, 2007:125).
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
19/62
25
3. Rangsangan taktil (massase) fundus uteri, denganlembut tiap mantap gerakan tangan dengan arah
memutar pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi
(APN Revisi, 2007:130).
c. Kala IV PersalinanDua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang
kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami
perubahan fisik yang luar biasa. Ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut
ibu ke dunia luar. Bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi
untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil
dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 2002: N-21).
a. Asuhan dan pemantauan pada kala IV setelah lahirnyaplasenta:
1) Melakukan massase uterus untuk memastikan uterusberkontraksi yang ditamdai uterus menjadi keras.
2) Evaluasi tinggi fundus uteri dengan meletakan jaritangan secara melintang antara pusat dan fundus uteri.
Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau lebih
bawah.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
20/62
26
3) Pemantauan kehilangan darah yang dikombinasikandengan pemantauan kontraksi uterus secara keseluruhan
setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit
pada dua jam pertama.
4) Pemeriksa perineum dari perdarahan aktif yangdisebabkan dari laserasi atau episiotomi.
5) Evaluasi kondisi ibu secara umum.6) Dokumentsi semua asuhan selama persalinan Kala IV
dibagian belakang partograf segera setelah asuhan
diberikan atau setelah penilaian dilakukan.
b. Pemantauan Keadaan Umum IbuSebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu yang
disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan terjadi selama
empat jam pertama setelah kelahiran bayi.
Pemantauan selama dua jam pertama pasca persalinan.
1) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandungkemih dan perdarahan ibu setiap 15 menit selama satu
jam pertama dan 30 menit selama satu jam kedua
persalinan Kala IV.
2) Massase fundus untuk memastikan uterus menjadi kerassetiap 15 menit selama satu jam pertama dan 30 menit
selama satu jam kedua persalinan Kala IV.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
21/62
27
3) Pantau suhu ibu satu kali setiap dua jam pertama pascapersalinan.
d. Asuhan Persalinan Normal (2007)
1. Mendengar dan melihat adanya tanda-tanda persalinankala dua
2. Menyiapkan alat perlengkapan untuk menolongpersalinan
3. Memakai celemek plastik4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan sabun dan mengeringkannya
dengan handuk
5. Pakai sarung DTT pada tangan yang akan melakukanpemeriksaan dalam
6. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakantangan yang menggunakan sarung tangan DTT dan steril,
pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyeka denganhati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan
kapas atau kassa tang dibasuhi air DTT
8. Lakukan periksa dalam untuk mengetahui pembukaanlengkap atau tidak
9. Dekontaminasi sarung tangan
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
22/62
28
10. Periksa denyut jantung janin setelah kontraksi untukmemastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-
160x/mnt)
11. Memberitahu bahwa pembukaan sudah lengkap dankeadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan
posisi yang aman
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneranbila ibu ingin meneran
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasaingin meneran
14. Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambilposisi yang nyaman, jika belum ada rasa ingin meneran
15. Laksanakan handuk bersih di perut ibu, jika kepala bayitelah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan handuk bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawahbokong ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapanalat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
23/62
29
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambiltindakan yang sesuai jika hal itu terjadi
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secaraspontan
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegangsecara biparietal. Anjurkan ibu meneran saat kontraksi
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan ke bawahperineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah
24. Setelah bahu dan lengan lahir, penelusuran tangan atasberlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari
jari lainnya)
25. Lakukan penilaian bayi baru lahir26. Mengeringkan tubuh bayi27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi
bayi dalam uterus
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi baru lahir suntikkan
oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas di bagian distal
lateral
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
24/62
30
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat denganklem kira-kira 3 cm dari pusat bayi, mendorong isi dari
tali pusat kea rah distal dan jepit kembali tali pusat pada
2 cm distal dari klem pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang
topi di kepala bayi
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cmdari vulva
35. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu di tepiatas simfisis untuk mendeteksi
36. Setelah uterus berkontraksi tegakkan tali pusat kea rahbawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ken
arah belakang atas (dorso cranial) secara hati-hati. Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso cranial hinggaplasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kea rah atas, mengikuti arah jalan lahir
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
25/62
31
38. Saat plasenta muncul di introitus vagina lahirkanplasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,lakukan masase uterus
40. Periksa ke dua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayidan pastikan selaput ketuban lengkap(utuh)
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina danperineum. Lakukan penjahitan bila laserasi
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidakterjadi perdarahan pervaginam
43. Biarkan bayi melakukan kontak kulit di dada ibu palingsedikit 1 jam
44. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan dan pengukuranbayi beri tetes mata antibiotik proflaksis, dan vitamin K
1 mg IM di paha kanan
45.
Setelah 1 jam pemberian vitamin K berikan suntik
imunisasi hepatitis B
46. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegahperdarahan pervaginam
47. Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterusdan menilai kontraksi
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
26/62
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
27/62
33
58. Lengkapi partograf dan periksa TTV dan berikan asuhankala IV.
e. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
a. Pengertian IMDInisiasi Menyusu dini (early initiation) adalah bayi
diberi kesempatan mulai atau inisiasi menyusui sendiri
segera setelah lahir/dini dengan cara membiarkan kulit bayi
melekat pada kulit ibu setidaknya satu jam atau sampai
menyusu awal selesai, dengan cara merangkak mencari
payudara (The Breast Crawl).
b. Tahapan Perilaku Bayi Sebelum MenyusuiUntuk mencari payudara, bayi merangkak melalui 5
tahapan, yaitu:
1) Dalam 30 menit pertama : istirahat siaga, sekali-kalimelihat ibunya, menyesuaikan dengan lingkungannya.
2) 30-40 menit : mengeluarkan suara, gerakan menghisap,memasukan tangan ke mulut.
3) Mengeluarkan air liur.4) Kaki menekan-nekan perut ibu untuk bergerak kearah
payudara.
5) Menjilat-jilat kulit ibu, menyentuh puting susu dantangannya, menghentakan kepala ke dada ibu, menoleh
kekanan dan kiri, menemukan puting, menjilat,
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
28/62
34
mengulum puting susu, membuka mulut lebar dan
melekat dengan baik.
c. Manfaat IMD1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat, sehingga
menurunkan AKB karena hypotermia.
2) Ibu dan bayi merasa tenang.3) Memindahkan bakteri kulit ibu ke kulit bayi, dengan
menjilat kulit ibu maka bayi menelan bakteri
berkoloni dan bakteri yang berada diusus bayi akan
menyaingi bakteri ganas dari linkungannya.
4) Jalinan kasih sayang ibu-bayi lebih baik sebab bayisiaga 1-2 jam pertama.
5) Mendapat colostrum, kaya anti bodi, penting untukpertumbuhan usus, ketahanan infeksi, kehidupan bayi.
6) IMD lebih berhasil menyusui eksklusif dan lebih lamadisusui.
Sentuhan, emutan, jilatan pada puting merangsang
pengeluaran hormon oksitosin, penting untuk :
a) Kontraksi rahim, membantu mengurangipendarahan.
b) Merangsang hormon lain membuat ibu tenang,rileks, mencintai bayinya, meningkatkan ambang
nyeri, kebahagiaan.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
29/62
35
c) Merangsang pengeluaran ASI.d. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saatmelahirkan.
2) Dalam menolong ibu saat melahirkan, disarankan untuktidak atau mengurangi mempergunakan obat kimiawi.
3) Dikeringkan, kecuali tangannya, tanpa menghilangkanlemak putih (vernix).
4) Tengkurupkan bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayimelekat pada kulit ibu. Selimuti keduanya. Kalau perlu
menggunakan topi bayi
5) Biarkan bayi mencari putting susu ibu sendiri Ibumerangsang bayi dengan sentuhan lembut. Bila perlu ibu
boleh mendekatkan bayi pada puting tapi jangan
memaksakan bayi ke puting susu
6) Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulitibu sampai proses menyusu pertama selesai.
7)
Tunda menimbang, mengukur, suntikkan vitamin K dan
menetesi dengan obat tetes mata sampai proses menyusu
awal selesai.
8) Ibu melahirkan dengan proses operasi berikan kesempatanskin to skin contact.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
30/62
36
9) Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecualiatas indikasi medis. Rawat gabung ibu : ibu-bayi dirawat
dalam satu kamar dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
10) Bila inisiasi dini belum terjadi dikamar bersalin : bayi tetapdiletakkan didada ibu waktu dipindah dikamar perawatan.
Usaha menyusu dini dilanjutkan dikamar perawatan ibu.
e. Peran tenaga kesehatan dalam proses IMD :1)Menyediakan waktu dan suasana tenang2)Membantu ibu menemukan posisi yang nyaman3) Membantu bapak dan ibu menunjukkan perilaku pre-
feeding yang positif saat bayi mencari payudara .
4) Membantu meningkatkan rasa percaya diri ibu5) Menghindarkan memaksa memasukkan puting susu
kemulut bayi.
6) Perlu Kesabaran.f. Pendapat yang menghambat IMD pada bayi baru lahir
1) Bayi kedinginan.2)
Ibu lelah setelah melahirkan.
3) Kurang tersedia tenaga kesehatan.4) Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.5) Ibu harus dijahit.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
31/62
37
6) Bayi perlu diberi vitamin K dan tetes mata segera.7) Bayi harus segera dibersihkan, ditimbang dan diukur.8) Colostrum tidak keluar, tidak cukup, tidak baik dan
bahkan tidak baik untuk bayi.
9) Suhu kamar bersalin, kamar operasi harus dingindan biasanya AC sentral.
10) Tenaga kesehatan belum sependapat tentangpentingnya memberi kesempatan inisiasi dini pada
bayi lahir dengan operasi cesarea (Utami Roesli,
2008).
2.4 Masa Nifas2.4.1 Pengertian
Masa nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput
janin (menandakan akhir periode intra partum) hingga kembalinya
traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil berlangsung
sekitar enam minggu (Varney, 2007:958).
Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan tepat
setelah kelahiran. Namun secara popular, diketahui istilah tersebut
mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan
normal (Obstetri William, 2005: 443).
Masa nifas di mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
berlangsung selama 6 minggu (Saifuddin, 2006:122).
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
32/62
38
Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan
selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga
kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil.
Periode ini disebut juga puerperium, dan wanita yang mengalami
puerperium disebut puerperal. Periode pemulihan pascapartum
berlangsung sekitar enam minggu (Helen varney,2007: 958).
2.4.2 Perubahan fisiologisPada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu:
a. Perubahan fisik.b. Involusi uterus dan pengeluaran lochea.c. Laktasi/ pengeluaran air susu ibu.d. Perubahan system tubuh lainnya.e. Perubahan psikis (Saifuddin, 2006).
2.4.3 Tujuan Asuhan Masa Nifasa. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksimasalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu maupun bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatankesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi
sehat.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
33/62
39
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana (Saifuddin,2006).
2.4.4 Pemeriksaan Pasca PersalinanPada wanita yang bersalin secara normal, sebaiknya
dianjurkan untuk kembali 6 minggu sesudah melahirkan.
Namun bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali
untuk kontrol seminggu kemudian (www.Hanafiah, 2008).
Pemeriksaan pasca persalinan meliputi :
1) Pemeriksaan keadaan umum: tensi, nadi, suhu badan,selera makan, keluhan, dll
2) Keadaan payudara dan puting susu.3) Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum.4) Sekret yang keluar (lochia, flour albus).5) Keadaan alat-alat kandungan (cervix, uterus, adnexa).
Pemeriksaan sesudah 40 hari ini tidak merupakan
pemeriksaan terakhir, lebih-lebih bila ditemukan kelainan
meskipun sifatnya ringan (www.Hanafiah, 2008).
2.4.5 Kebijakan TeknisProgram sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan
untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani, masalah-masalah yang
terjadi (Saifuddin, 2006:123).
http://www.hanafiah/http://www.hanafiah/http://www.hanafiah/http://www.hanafiah/7/31/2019 Bab2 Study Kasus
34/62
40
a. Kunjungan pertamaKunjungan ini dilakukan pada saat 6-8 jam setelah
persalinan, adapun tujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya perdarahan masa nifas akibat atonia uteri,
mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
memberikan konseling pada ibu bagaimana cara mencegah
perdarahan masa nifas, pemberian ASI awal. Melakukan
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi
tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Petugas
kesehatan harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan
bayi dalam keadaan stabil.
b. Kunjungan keduaPemeriksaan masa nifas ini dilakukan pada saat 6 hari
setelah persalinan dengan tujuan memastikan involusi
uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
bau, menilai adanya tanda demam, infeksi atau
perdarahan. Memastikan ibu mendapat cukup makan,
cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda bahaya penyulit.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
35/62
41
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari.
c. Kunjungan ketigaKunjungan yang ketiga dlakukan pada saat 2 minggu
setelah persalinan, hal-hal yang dilakukan pemeriksaan
pada saat ini sama halnya seperti pada pemeriksaan
kunjungan kedua
d. Kunjungan keempatKunjungan ibu dilakukan saat 6 minggu setelah persalinan
dengan menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit
yang ia atau bayai alami dan memberikan konseling KB
secara dini.
2.4.6 Perubahan Fisiologis dalam Masa Nifasa. Involusi
Involusi uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran
desidua/endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan
plasenta yang ditandai dengan penurunan ukuran dan berat
serta perubahan pada lokasi uterus juga ditandai dengan
warna dan jumlah lokia.
Regenerasi endometrium lengkap pada tempat
perlekatan memakan waktu hamper enam mnggu. Epitel
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
36/62
42
tumbuh pada saat pendekatan tersebut dari samping dan
dari sekitar lapisan uterus, dan keatas dari bawah tempat
perlekatan plasenta. Pertumbuhan endometrium ini
membuat pembuluh darah mengalami pembekuan pada
tempat perlekatan tersebut rapuh sehingga meluruh dan
dikeluarkan dalam bentuk lokia.
Uterus segera setelah pelahiran bayi, plasenta dan
selaput janin, beratnya sekitar 1000 g. Berat uterus
menurun sekitar 500 g pada akhir minggu pertama
pascapartum dan kembali pada berat yang biasanya pada
saat tidak hamil yaitu 70 g pada minggu kedelapan
pascapartum.
Penurunan ukuran yang cepat ini direfleksikan
dengan perubahan lokia uterus, yaitu uterus turun dari
abdomen dan kembali menjadi organ panggul. Segera
setelah pelahiran, tinggi fundus uteri (TFU) terletak sekitar
dua pertiga hingga tiga perempat bagian atas antara
simpisis pubis dan umbilicus. Letak TFU naik sejajar
dengan umbilicus dalam beberapa jam. TFU tetap terletak
kira-kira sejajar (atau satu ruas jari dibawah) umbilicus
selama satu atau dua hari dan secara bertahap turun
kedalam panggul sehingga tidak dapat dipalpasi lagi di
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
37/62
43
atas simpisis pubis setelah hari kesepuluh pascapartum
(Helen Varney, 2007:959).
b. LocheaMenurut Sarwono Prawirohardjo, 2005 Lochea
dibagi menjadi 4 macam yaitu:
1) Lochea rubra atau lochea kruentaTerjadi 1 sampai 3 jari berwarna merah dan hitam,
terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut
lanugo, sisa mekonium dan sisa darah.
2) Lochea sanguinolentaTerjadi 3 sampai 7 hari berwarna putih bercampur
merah
3) Lochea serosaTerjadi saat 7 sampai 14 hari berwarna kekuningan
4) Lochea albaTerjadi setelah 14 hari dan berwarna putih.
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada
yang disebutkan diatas kemungkinan:
1) Tertinggalnya plasenta atau selaput janin karenakontraksi uterus yang kurang baik.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
38/62
44
2) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran loceharubra lebih lama karena kontraksi uterus kurang baik
3) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurangbaik sehingga lebih lama mengeluarkan lochea rubra
berbau anyir.
c. Perubahan dinding abdomenSetelah persalinan dinding begitu lama tetapi biasanya
pulih kembali dalam enam minggu. Kadang-kadang pada
wanita yang athonis terjadi diastosis dari otot-otot rektus
abdominus sehingga bagian dari dinding perut di garis
tengah hanya terdiri peritonium, facia tipis dan kulit.
Tempat yang lemah ini akan menonjol atau berisi, dapat
dikembalikan dengan nifas secara teratur.
d. Perubahan pada Serviks, perineum, vagina dan vulvaPada serviks terbentuk sel-sel baru karena hyperplasia
dan retraksi dari serviks, robekan menjadi sembuh.
Berkurangnya sirkulasi progesterone mempengaruhi otot-
otot pada pnggul, perineum, vagina dan vulva. Proses ini
membantu pemulihan kearah tonisitas atau elasitas normal
dari ligamentum otot rahim, ini merupakan proses
bertahap yang akan berguna apabila ibu melakukan :
ambulasi dini, senam nifas dan mencegah timbulnya
konstipasi.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
39/62
45
Progesteron juga meningkatkan pembuluh darah pada
vgina dan vulva selama kehamilan dan persalinan
biasanya menyebabkan timbulnya beberapa hematoma
pada jaringan ini dan perineum.
e. LaktasiPada hari-hari pertama air susu ibu mengandung
kolostrum, yang merupakan cairan kuning lebih kental
dari pada air susu, mengandung banyak protein albumin
dan globulin dan benda-benda kolostrum dengan diameter
0,001-0,025 MM. Produksi air susu ibu berlangsung betul
pada hari ke 2-3 hari post partum. Produksi ASI
dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin yang
mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu
berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan.
Ini semua terjadi setelah partus dimana pengaruh menekan
dari estrogen dan progesteron terhadap hypofisis hilang,
selanjutnya imbul pengaruh hormon-hormon hypofisis
kembali antara lain lactogenic hormon.
Rangsangan psikis merupakan refleks dari maat ibu
ke otak, mengakibatkan oksitosin dihasilkan, sehingga air
susu dapat dikeluarkan pula dan sebagai efek sampingan,
memperbaiki involusi uterus. Keuntungan lain menyusui
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
40/62
46
bayi sendiri ialah akan adanya kasih sayang sehingga
tumbuh suatu ikatan yang dekat antara ibu dan anak. ASI
mempunyai sifat melindungi bayi terhadap infeksi seperti
gastroenteritis, radang jalan pernafasan dan paru-paru, otiti
media, sehubungan air susu ibu mengandung lactoferin, b
lysoyme dan imunoglobulin A.
Laktasi merupakan bagian dari rawat gabung, setelah
ibu dibersihkan segera lakukan kontak dini agar bayi
mulai mendapat ASI. Dengan kontak dini dan laktasi
bertujuan untuk melatih refleks hisap bayi, membina
hubungan psikologis ibu dan anak, membantu kontraksi
uterus melalui rangsangan pada puting susu, memberi
ketenangan pada ibu dan perlindungan bagi bayi dan
mencegah kehilangan panas. Berikan bayi kepada ibunya
secepat mungkin, konrak dini (bounding atachment) antara
ibu dan bayi.
2.4.7 Asuhan Masa Nifas Normal pada Ibu Post Partuma.
Pemenuhan kebutuhan gizi
Gizi wanita nifas menurut Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, 2002 adalah :
1) Kebutuhan ibu saat nifas yaitu 2800 3000 Kkal,sehingg ibu harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori
tiap hari.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
41/62
47
2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkanprotein, mineral dan vitamin yang cukup diantaranya
seperti : protein 64 gr, calsium 1,1 mg, vitamin A 850
(RE), vitamin D 15 ug, vitamin E 20, vitamin K 65
mg, Ribloplavin 1,4 mg, Niacin 15 mg, besi 28 mg
dan lain-lain.
3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca salin.
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisamemberikan vitamin A pada bayinya melalui ASI.
b. Kebersihan diri dan lingkungan1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.2) Mengajarkan ibu mengenai perawatan perineum yaitu
setelah buang air besar atau kecil perineum
dibersihkan secara rutin, caranya dibersihkan dengan
sabun yang lembut minimal sekali sehari. Biasanya
ibu merasa takut pada jahitan yang lepas, juga merasa
sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau dicuci,
cairan sabun yang hangat atau sejenisnya sebaiknya
dipakai setelah buang air besar.
3) Mengajarkan ibu tentang perawatan episiotomi yaitubila partus dengan episiotomi diberikan sitz bath dua
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
42/62
48
kali sehari, suhu air rata-rata 37C-39C. setelah
selesai zith bath luka episiotomi dikeringkan dengan
lampu sorot atau lampu pijar 40 watt selama 15 menit
dengan jarak 50 cm.
4) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kainpembalut setidaknya 2 kali sehari
5) Mengajarkan ibu perawatan haemorroid yaitu denganmemberikan kompres dingin karena efektif untuk
menurunkan atau mengurangi bengkak pada
haemoroid, maka diberikan kompres dengan es.
Disamping itu juga dapat menggunakan air hangat
(zith bath) dengan suhu air 370C-39
0C selama 20
menit diulang 4 jam sekali.
c. Istirahat1) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan
2) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumahtangganya perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau
istirahat selagi bayi tidur
3) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalambeberapa hal seperti : mengurangi jumlah ASI yang
diproduksi, memperlambat involusi uterus dan
memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
43/62
49
ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
d. Olahraga1) Ambulasi
Kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
pasien keluar atau turun dari tempat tidurnya dan
membimbingnya secepat mungkin berjalan lancar
2) Senam nifasProgram senam dimulai dari yang sederhana sampai
sulit dimulai dengan mengulang tiap 15 kali getaran.
Jelaskan pada ibu bahwa latihan beberapa menit
setiap hari sangat membantu seperti dengan posisi
tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik
otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam
dan angkat dagu ke dada tahan satu hitungan sampai
5, rileks dan ulangi 10 kali. Sedangkan untuk
memperkuat otot tonus vagina dilakukan latihan kegel
yaitu berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan
otot-otot pantat dan panggul dan tahan sampai 5
hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5
kali, mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
44/62
50
setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan
5 kali lebih banyak. Pada minggu keenam setelah
persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan
sebanyak 30 kali.
e. Perawatanpayudara1) Menjaga payudara tetap kering dan bersih2)
Menggunakan BH yang menyokong payudara
3) Apabila putting lecet oleskan kolostrum atau ASIyang keluar pada sekitar puting susu setiap kali
selesai menyusui
4) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama24 jam, ASI diberikan dan diminumkan dengan
menggunakan sendok
5) Untuk menghilangkan nyeri dapat diminumparasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam
6) Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI,dilakukan :
a) Pengompresan payudara dengan menggunakanair kain basah yang hangat selama 5 menit
b) Urut payudara dari arah pangkal menuju putingatau gunakan sisir untuk mengurut dengan arah
Z menuju puting
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
45/62
51
c) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depanpayudara sehingga puting susu menjadi lunak
d) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali, apabila tidakdapat menghisap seluruh ASI keluarkan dengan
tangan
e) Letakan kain dingin pada payudara setelahmenyusui payudara keringkan.
f) Payudara dikeringkan.f. KeluargaBerencana
1) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya dua tahun sampai ibu hamil kembali.
Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan
bagaimana mereka ingin merencanakan tentang
keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat
membantu merencanakan keluarganya dengan
mengajarkan mereka cara mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan.
2)
Biasanya wanita tidak akan menghasilkan sel telur
sebelum dia mendapatkan haid selama meneteki. Oleh
karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah
terjadinya kehamilan baru. Jika seorang ibu atau
pasangan telah memilih metode KB tertentu setelah
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
46/62
52
dijelaskan oleh petugas, ada baiknya untuk bertemu
dengan lagi 2 minggu untuk mengetahui apakah ada
yang ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan itu dan
untuk melihat apakah metode tersebut dapat berjalan
dengan baik.
g.Tanda Bahaya Post PartumMenurut Buku Panduan Mahasiswa Prodi Kebidanan,
tanda bahaya post partum diantaranya adalah :
1) Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secaratiba-tiba (melebihi haid biasa atau jika perdarahan
tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut saiter
dalam waktu setengah jam).
2) Pengeluaran cairan vaginal (lochea) dengan bau busukyang keras.
3) Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung.4) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric atau
masalah penglihatan.
5) Pembengkakan pada wajah dan tangan6) Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni
atau merasa tidak enak badan
7) Payudara yang memerah, panas dan atau sakit8) Kehilangan selera makan untuk waktu yang
berkepanjangan
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
47/62
53
9) Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan ataupembengkakan pada kaki
10) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus dirisendiri atau bayi
11) Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah.(Saifudin,2007).
2.4.8 Panduan Menyusui untuk IbuPada masyarakat modern, kecenderungan wanita untuk
menyusui semakin menurun. Hal ini dikarenakan tuntutan
mereka sebagai wanita karir. Meski demikian, banyak juga
yang menyadari keuntungan jangka panjang menyusui bagi
anak-anaknya, dimana dikenal sebagai faktor penting dalam
membentuk daya tahan tubuh anak. Diluar fakta bahwa ASI
mengadung semua nutrisi yang dibutuhkan anak, ASI juga
merupakan cara terbaik untuk mempererat ikatan emosional
antara ibu dan anak(www.Admin, 2008).
Proses Menyusui yang Benar :
a.
Mulailah menyusui segera setelah melahirkan
b. Carilah posisi nyaman, dimana bayi anda mudah meraihputing susu anda, pastikan juga anda merasa nyaman
dengan posisi tersebut
c. Selalu lakukan kontak mata saat menyusui
http://www.admin/http://www.admin/7/31/2019 Bab2 Study Kasus
48/62
54
d. Rawatlah puting dan daerah areola anda denganmenghindari penggunaan sabun yang bisa membuat area
tersebut mengalami kekeringan
e. Susuilah anak anda sesuai kebutuhannyaf. Pakailah bra khusus untuk ibu menyusui yang
memberikan sokongan tambahan bagi payudara anda.
(www.Admin, 2008).
Posisi Menyusui
Getting Comfortable, pastikan ibu dalam keadaan
nyaman dan rileks, sehingga memudahkan bagi ibu dan bayi
dalam menyusui. Cobalah untuk duduk di bangku yang
mempunyai penyangga belakang, ibu bisa menggunakan
bantal untuk menyangga lengan ibu dalam menyusui
(www.Admin, 2008).
Jika diperlukan, istirahatkan kaki ibu dengan
menggunakan alat penyangga kaki, seperti gambar di bawah
ini.
A B
Gambar 2-1. (A).Menyusui dengan menggunakan alat penyangga kaki.
(B).Menyusui tanpa menggunakan alat penyangga kaki.
(www.Admin, 2008).
http://www.admin/http://www.admin/http://www.admin/http://www.admin/http://www.admin/http://www.admin/7/31/2019 Bab2 Study Kasus
49/62
55
Breastfeeding positions
A B C
Gambar 2-2. (A). Posisi klasik yang disebut 'front hold' atau 'cradle
position'
(B). Posisi 'underarm position'atau'footy hold'. Posisi ini
memungkinkan untuk menyusui kembar secara bersama-
sama.
(C). Posisi posisi 'lying down', merupakan posisi yang
paling bagus untuk Ibu yang melahirkan secara caesar
(www.Admin, 2008).
2.5. Bayi Baru Lahir
Kemampuan bayi untuk bertahan hidup bergantung pada
kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan di luar kandungan.
Hal ini meliputi adaptasi sirkulasi kardiopulmonal dan penyesuaian
fisiologis lainnya untuk menggantikan fungsi plasenta dan
http://www.admin/http://www.admin/7/31/2019 Bab2 Study Kasus
50/62
56
mempertahankan keseimbangan. Hubungan orang tua dengan bayi
juga dimulai pada tahap ini (Fraster dan Cooper, 2009: 690).
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan
pada bayi tersebut selama dua jam pertama setelah kelahiran
(Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal, 2002).
Konsep dasar bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500
4000 gram dan nilai apgar score antara 7-10. sedangkan neonatus
adalah bayi baru lahir yang berusia 0-28 hari. Neonatus merupakan
organisme yang sedang tumbuh dan baru mengalami proses
kelahiran sehingga harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Saipuddin, 2007:132).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi setelah bayi tersebut selama jam pertama setelah melahirkan
(Sarwono, 2002 : N30).
2.5.1 Periode transisiPeriode transisi adalah waktu ketika bayi menjadi stabil dan
menyesuaikan diri dengan kemandirian ekstrauteri. Aktivitas periode
transisi ini mencerminkan kombinasi respons simpatis terhadap
stress kelahiran dan respon parasimpatis (yang ditandai dengan
adanya mucus, muntah dan peristaltic). Keberadaan hormone stress
membantu mengaktifkan aktivitas kehidupan ektrauteri sepenuhnya.
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
51/62
57
Perilaku bayi baru lahir selama periode transisi dapat berubah jika
bayi secara signifikan mengalami distress atau sangat dipengaruhi
oleh penggunaan obat saat persalinan.
Menurut Helen Varney, 2007:891 bahwa Periode transisi dibagi
menjadi tiga tahap, diantaranya:
a. Periode reaktif yang segera dimulai setelah kelahiran bayi danberlangsung sekitar 30 menit
b. Interval yang berlangsung dari 30 menit setelah kelahiran sampaisekitar dua jam setelah kelahiran, selama bayi baru lahir tidur
c. Periode reaktif lain yang barlanjut dari 2 jam setelah kelahiransampai bayi berusia sekitar 6 jam.
1. KlasifikasiBayi baru lahir dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Bayi normal (sehat) memerlukan perawatan biasab. Bayi gawat (high risk baby) memerlukan penanggulangan khusus
seperti adanya asfiksia dan perdarahan (Saifuddin, 2006).
2. Tanda Bayi Baru Lahir NormalTanda bayi baru lahir normal dapat kita lihat dari :
a. Keadaan umum bayi sehat, tampak kemerahan, aktif, tonus ototbaik, menangis kuat, minum baik, suhu tubuh 36-37
0C
b. Berat badan bayi 2500-4000 gram dalam 3 hari berat badan anakturun karena mengalami pengeluran kencing dan mekonium,
namun setelah hari keempat akan baik
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
52/62
58
c. Tinja berwarna hijau tua saat terbentuk mekonium di dalampencernaan sejak janin berumur 16 minggu.
3. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahira. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat
melakukan penanganan bayi baru lahir pastikan untuk melakukan
tindakan pencegahan infeksi seperti :
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi.2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan
3) Pastikan semua peralatan (klem, gunting, pengikat tali pusat)dll, telah di DTT atau steril. Jangan pernah menggunakan
bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi
4) Pastitkan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yangdigunakan untuk bayi sudah dalam keadaan bersih, demikian
juga timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan
benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi juga
harus bersih. Dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah
digunakan (APN Revisi, 2007:95).
4. ImunisasiJenis - jenis imunisasi pada bayi :
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
53/62
59
a. BCGTujuan : kekebalan aktif terhadap TBC
Cara imunisasi :
1)Diberikan pada umur bayi kurang dari 2 bulan sampai dengan12 bulan
2)Jika pada bayi lebih dari 3 bulan, terlebih dahulu dilakukanuji tuberculin.
3)Dosis yang diberikan sebanyak 0,05 ml disuntikan secaraintracutan di musculus deltoideus kanan atau paha kanan atas
4)BCG ulang tidak dianjurkanKontraindikasi
1)Reaksi uji tuberculin > 5 mm2)Infeksi HIV3)Gizi buruk4)Demam5)Infeksi kulit6)Pernah TBC
b.
DPT
Tujuan : kekebalan aktif terhadap DPT
Cara imunisasi :
1) Diberikan sebanyak 3 kali
2) Pemberian pertama sejak umur bayi 2 bulan, pemberian
selanjutnya selang 46 minggu :
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
54/62
60
a.DPT I : 24 bulan
b.DPT II : 25 bulan
c. DPT III : 46 bulan
3) Dosis yang diberikan sebanyak 0,5 ml IM
Kontraindikasi :
1)Sakit parah2)Kejang, demam3)Batuk, pilek, diare ringan4)Batuk rejan5)Gangguan kekebalan tubuh
c. Vaksin PoliomyelitisTujuan : kekebalan terhadap polio
Cara imunisasi :
1) Diberikan per oral
2) Diberikan pada bayi usia 46 minggu
3) Diberikan bersama BCG, hepatitis B dan DPT
4) Dosis yang diberikan sebanyak 2 tetes
Kontraindikasi
1)Diare berat2)Suhu > 38,5 C3)Mengidap HIV
d. Vaksin CampakTujuan : kekebalan terhadap campak
7/31/2019 Bab2 Study Kasus
55/62
61
Cara imunisasi :
1) Pemberian sebanyak 1 kali
2) Diberikan pada umur bayi 9 bulan
3) Dosis yang diberikan sebanyak 0,5 ml subkutan/IM
Kontraindikasi
1) Demam2) Kurang gizi3) TBC4) Gangguan kekebalan
e. Hepatitis BTujuan : kekebalan terhadap penyakit hepatitis
Cara imunisasi : diberikan sebanyak 3 kali interval yaitu :
1) 12 bulan (suntikan I ke II)
2) 5 bulan (suntikan II ke III)
3) Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah pemberian dasar
5. Tanda Bahaya Bayi Baru LahirTanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir,
yaitu :
a. Pernapasan : sulit atau lebih dari 60 kali per menitb. Kehangatan : terlalu panas (> 38C atau terlalu dingin