27
MAKALAH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN GIZI DEWASA Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Dalam Daur Kehidupan Semester II Disusun oleh: 1. Annisa Septi Handayani (P07131114005) 2. Dyah Nurul Insani (P07131114013) 3. Khoirul Murtofiah (P07131114024) 4. Ulfahul Hanny (P07131114032) 5. Wahyu Evi Dayani (P07131114027) D-III GIZI KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN YOGYAKARTA

Study Kasus Dewasa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

GDDK- Study Kasus Dewasa

Citation preview

Page 1: Study Kasus Dewasa

MAKALAH GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN

GIZI DEWASA

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Dalam Daur

Kehidupan Semester II

Disusun oleh:

1. Annisa Septi Handayani (P07131114005)

2. Dyah Nurul Insani (P07131114013)

3. Khoirul Murtofiah (P07131114024)

4. Ulfahul Hanny (P07131114032)

5. Wahyu Evi Dayani (P07131114027)

D-III GIZI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN YOGYAKARTA

JURUSAN GIZI

2015

Page 2: Study Kasus Dewasa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup, meningkatkan

kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta untuk mempertinggi kesadaran

masyarakat atas pentingnya hidup sehat. Peningkatan kemakmuran ternyata

diikuti oleh perubahan gaya hidup. Pola makanan, terutama di kota-kota besar

bergeser dari pola makanan tradisional yang banyak mengkonsumsi karbohidrat,

sayuran dan serat ke pola makanan masyarakat barat yang komposisinya banyak

mengandung lemak, protein, gula dan garam tetapi kurang serat.

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan

masalah penting, karena selain mempunyai risiko mengalami berbagai penyakit,

juga dapat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Karena itu pemantauan keadaan

tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang secara berkesinambungan.

Angka prevalensi kegemukan atau obesitas penduduk usia dewasa di

Indonesia lebih tinggi dibandingkan angka terjadinya kekurangan gizi, terutama di

kota-kota besar dan pada tahun-tahun terakhir ini juga diikuti terjadi di pedesaan.

Laporan Depkes tahun 2005 menunjukkan bahwa di dua belas kota di Indonesia

yang menderita kegemukan sebanyak 22,5%, yang 54,2% diantaranya menderita

kegemukan tingkat berat (obesitas). Bila dilihat dari kelompok umur, 41-55 tahun

ternyata prevalensi gemuknya lebih tinggi yaitu 33,7%, yang 59,0% diantaranya

termasuk obesitas.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana status gizi yang dialami probandus?

2. Bagaimana kebiasaan makan yang dilakukan probandus?

3. Bagaimana pemenuhan zat gizi terhadap kebutuhan probandus?

 

Page 3: Study Kasus Dewasa

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana status gizi yang dialami probandus.

2. Untuk mengetahui bagaimana kebiasaan makan yang dilakukan

probandus.

3. Untuk mengetahui bagaimana pemenuhan zat gizi terhadap kebutuhan

probandus.

Page 4: Study Kasus Dewasa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Dewasa

Dewasa dalam bahasa inggris yaitu adult. Istilah adult berasal dari

bahasa latin yang diambil dari kata adultus berarti telah tumbuh menjadi

kekuatan dan ukuran yang sempurna. Oleh karena itu, seseorang yang

disebut dewaa adalah individu yang telah siap menerima kedudukan dalam

masyarakat. Adapun kedewasaan atau kematangan adalah suatau keadaan

bergerak maju kearah kesempurnaan. Kedewasaan bukanlah suatu keadaan

yang statis, tetapi merupakan suatu keadaan menjadi ( a state of

becoming).

Masa dewasa ditandai dengan kemandirian dan kemampuan dalam

membuat keputusan. Pada masa dewasa seseorang mulai memandang

sesuatu tidak hanya dari dua sisi, baik-buruk atau benar-salah. Mereka

mulai memandang bahwa kebenaran adalah relativitas. Orang dewasa

mulai menjalin keintiman dengan lawan jenis secara lebih serius. (Adriani,

2012)

Masa dewasa dapat dikatakan sebagai masa yang paling lama dalam

rentang hidup. Saat terjadinya peubahan-perubahan fisik dan psikis

tertentu, masa dewasa biasanya dibagi menjadi tiga periode yang

menunjuk pada perubahan-perubahan tersebut, yaitu :

1. Masa dewasa dini ( dewasa awal )

Periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan

harapan-harapan baru. Periode ini secara umum berusia sekitar 18-

25 dan berakhir sekitar 35-40 thn.

2. Masa dewasa madya (dewasa tengah)

Dewasa madya berusia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60

tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai dengan adanya

perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun

Page 5: Study Kasus Dewasa

biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diiringi oleh

penurunan daya ingat. Usia madya merupakan periode yang

panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut

dibagi dalam dua sub bagian, yaitu: (1) Usia madya dini dari usia

sekitar 35-50 tahun, dan (2) Usia madya lanjut dari 50-60 tahun.

Pada periode usia madya lanjut, perubahan fisik dan psikologis

menjadi lebih kelihatan.

3. Masa dewasa lanjut (usia lanjut/ dewasa akhir)

Periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Usia lanjut dibagi

menjadi usia lajut dini (berkisar antara usia 60-70) dan usia lanjut

(berkisar mulai pada usia 70 sapai akhir kehidupan seseorang. Usia

lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu.

B. Penilaian Status Gizi Dewasa

Penilaian status gizi dewasa bisa menggunakan IMT ( Indek Masa

Tubuh). IMT merupakan alat sederhana untuk memantau staus gizi orang

dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat

badan. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur di

atas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu

hamil, olahragawan dan pada keadaan khusus lainnya seperti adanya

edema, asites, dan hepatomegali.

Rumus perhitungan IMT

IMT = BB aktual (kg) / TB2 (m2)

Page 6: Study Kasus Dewasa

C. Kebutuhan Gizi

Dalam pemenuhan gizi orang dewasa harus memperhatikan kandungan

makanan yang dikonsumsi dan aktivitasnya sehari–hari agar sesuai dengan

kebutuhan.

1. Kebutuhan Zat Gizi Makro

a. Energi

Kebutuhan energi  pada orang dewasa  ± 1700-2250 Kalori. Untuk

mencegah terjadinya penyakit gangguan metabolism perlu

menyeimbangkan masukan energy sesuai dengan kebutuhan tubuh,

agar tidak terjadi penimbunan energy dalam bentuk cadangan

lemak dalam tubuh.

b. Protein

Zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan jaringan tubuh,

Kebutuhan protein pada usia dewasa adalah 50-60 g per hari atau

berkisar 11% dari total masukan energy. Angka kecukupan protein

( AKP ) orang dewasa menurut hasil-hasil penelitian keseimbangan

nitrogen adalah 0,75 g/Kg berat badan, berupa protein patokan

tinggi yaitu protein telur ( mutu cerna dan daya manfaat telur

adalah 100 ).

c. Karbohidrat

Kebutuhan karbohidrat sebagai sumber energy utama sekitar 60%

dari total masukan energi.

d. Lemak

Kebutuhan lemak pada orang dewasa tidak boleh melebihi 630

kkal atau sekitar 30 % dari total kalori. Konsumsi lemak yang

tinggi dari makanan kemungkinan akan menaikkan kadar lipid

darah yang disertai peningkatan risiko terserang penyakit jantung

koroner.

Page 7: Study Kasus Dewasa

2. Kebutuhan zat gizi mikro

Pada orang dewasa kebutuhan zat gizi mikro sangat penting, hal itu

dikarenakan pada masa dewasa zat gizi mikro digunakan untuk

mendukung metabolism tubuh dan juga untuk mempertahankan

kesehatan.

a. Vitamin B1 diperlukan untuk metabolisme

b. Vitamin B9 dan B12 diperlukan untuk pembentukan sel darah

c. Vitamin C diperlukan untuk menjaga kekebalan tubuh

d. Menngunakan natrium dengan jumlah sedang

e. Kalsium harus cukup, untuk mengurangi risiko osteoporosis,

terutama pada wanita

f. Zat besi untuk pembentukan sel darah

D. Masalah Gizi pada Masa Dewasa

1. Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus merupakan penyakit kelainan metabolism yang

disebabkan kurangnya hormone insulin. Hormon insulin dihasilkan

oleh sekelompok sel beta di kelenjar pancreas dan sangat berperan

dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh. Kadar glukosa yang

tinggi dalam tubuh tidak dapat diserap semua dan tidak mengalami

metabolism dalam sel. Akibatnya, seeorang akan kekurangan energy,

sehingga mudah lelah dan berat badan terus turun.

2. Aterosklerosis

Ateroslerosis adalah mengerasnya timbunan lemak pada dinding

arteri, berasal dari bahasa Yunani ather (bubur = timbunan lemak

lembek seperti bubur) dan scleros (keras). Akibat ateroskeloris ini

meneyebabkan rusaknya dinding arteri, sehingga menggangu jalannya

aliran darah ke otot jantung dan organ tubuh lain yang bisa

mengakibatkan serangan jantung.

Page 8: Study Kasus Dewasa

3. Gout

Gout atau asam urat disebabkan karena adanya penumpukan asam

urat di dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi asam urat

meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun,atau akibat

peningkatan asupan makanan yang kaya purin. Ada beberapa jenis

makanan yang diketahui kaya akan purin antara lain: daging (daging

sapi, kambing, babi), makanan dari laut (seafood), kacang-kacangan,

bayam, jamur, dan kembang kol.

4. Osteoporosis

Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang

progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang

terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang

menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan

mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih

rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.

5. Obesitas

Penderita obesitas yaitu orang yang mempunyai berat badan sangat

berlebihan. Kegemukan atau obesitas terjadi karena konsumsi

makanan yang melebihi kebutuhan angka kecukupan gizi (AKG) per

hari. Bila kelebihan ini terjadi dalam jangka waktu lama, dan tidak

diimbangi dengan aktivitas yang cukup untuk membakar kelebihan

energy ini akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam sel

lemak dibawah kulit. Akibatnya orang tersebut akan jadi gemuk. Pada

awalnya ditandai dengan peningkatan berat badan, bilamana

penimbunan makin banyak, terjadi perubahan anatomis.

Page 9: Study Kasus Dewasa

6. Anemia

Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar

hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah

dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan

eritrosit kurang dari 41 % pada pria, maka pria ini dikatakan anemia.

Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin

kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37 %, maka wanita itu

dikatakan anemia.

Mineral besi, vitamin B12, dan asam folat merupakan nutrisi yang

penting dalam pembentukan sel darah. Kekurangan ketiga unsure

tersebut dapat menyebabkan anemia.

Page 10: Study Kasus Dewasa

BAB III

ISI DAN PEMBAHASAN

A. Isi

1. Studi Kasus

Responden pada study kasus kali ini bernama Sri Handayani,

atau yang biasa dipanggil Yani. Responden lahir di Magelang pada

tanggal 26 Desember 1993, tahun ini responden berusia 22 tahun.

Responden seorang mahasiswa semester enam di Poltekkes

Kemenkes Yogyakarta. Aktivitas responden tergolong sedang.

Responden sangat suka mengkonsumsi makanan olahan sayuran dan

buah, tidak suka ikan. Pola makan responden yaitu 3 kali makan.

2. Data Subjektif

a. Biodata

1) Nama : Sri Handayani

2) TTL : Magelang, 26

Desember 1993

3) Umur : 22 tahun

4) Jenis Kelamin :

Perempuan

5) Agama : Islam

6) Suku : Jawa

7) Anak ke- : 3 (Tiga)

8) Pekerjaan : Mahasiswa

9) Alamat kos : Asrama terpadu poltekkes kemenkes

Yogyakarta

Page 11: Study Kasus Dewasa

b. Riwayat Makan

1) Makanan yang disukai : daun singkong

2) Makanan yang tidak disukai : pare

3) Kebiasaan makan : 3x sehari

4) Kebiasaan konsumsi :

a) Buah : pepaya

b) Sayur : sawi, buncis

c) Lauk : tempe, tahu, telur

c. Riwayat Penyakit

1) Penyakit yang pernah di derita : demam, batuk, influenza

2) Penyakit yang sering kambuh : -

3. Data Objektif

a. Berat Badan : 48 kg

b. Tinggi Badan : 150 cm

4. Assesment

a. Anthropometri

Berat Badan Aktual : 48 kg

Tinggi Badan : 150 cm = 1,5 m

Berat Badan Ideal :

BBI = (TB cm ‒ 100) ‒ [(TB cm ‒ 100) x 0,1 kg]

= (150 ‒ 100) ‒ [(150 ‒ 100) x 0,1

kg]

= 50 ‒ 5,0

= 45 kg

Page 12: Study Kasus Dewasa

Kg5,495,40

)5,445()5,445(

)45%1045()45%1045(

Berat badan aktual responden adalah 48 kg dan dari

perhitungan Berat Badan Ideal didapat range BBI adalah 40,5 kg

– 49,5 kg sehingga dapat diketahui bahwa berat badan respoden

masuk di dalam range tersebut

Indeks Massa Tubuh

IMT =

= = 21,33 kg/m2.

Berdasarkan perhitungan IMT, dapat diketahui bahwa

responden mempunyai status gizi normal. Karena standar indeks

massa tubuh normal adalah 18,5 – 22,9 kg/m2.

b. Hasil Recall

Recall diambil selama 24 jam pada hari Selasa, 05 Mei 2015

Waktu MenuBahan

Mak.

Berat Kandungan Zat gizi

URT GrE

(kkal)

P

(gr)

L

(gr)

KH

(gr)

Sarapan Mie

goring

Mie

instan1 bh 91 420 8 16 60

Makan

siang

Kupat

tahu

beras ¾ gls 50 180,5 3,3 0,3 39,8

tahu 2 bh 50 38,0 4,1 2,4 0,9

tauge 2 sdm 10 3,4 0,37 0,12 0,43

kubis 3 lmbr 25 12,75 0,625 0,275 2

Makan

malamBurjo

Kacang

hijau3 sdm 30 96,9 6,87 0,45 17,04

santan ½ gls 100 71 0,7 6.7 3,0

Gula

kelapa1 bh 20 57,9 0,45 1,5 11,4

TOTAL ASUPAN ZAT GIZI 880,45 24,415 27,745 134,57

Page 13: Study Kasus Dewasa

KEBUTUHAN ZATGIZI 1780.94 66.78 49.47 267.141

PROSENTASE (%) 49,43 % 36,56 % 56,08 % 50,37 %

Berdasarkan data recall yang diperoleh dari hasil wawancara,

menunjukan hasil bahwa asupan menu makan probandus dalam sehari

(24 jam) sangat kurang dan tidak mencukupi kebutuhan energy dan at

gizinya dalam 24 jam.

5. Plan/ Tujuan Perencanaan Menu

a. Tujuan :

1) Menjaga status gizi dalam kondisi baik.

2) Memperbaiki pola makan agar pola makan menjadi teratur.

3) Memberikan makanan yang mengandung nilai gizi yang baik dan

seimbang.

4) Menyediakan kecukupan energi dan gizi.

5) Meningkatkan daya tahan tubuh.

b. Syarat dan Prinsip Perencanaan Menu / Diet

1) Total energi (TE) adalah BEE x faktor aktivitas x faktor stress

2) Kebutuhan karbohidrat adalah 60%

3) Kebutuhan protein adalah 15%

4) Kebutuhan lemak adalah 25%

5) Range ± 5%

6) Kalori cukup, bak untuk menunjang pertumbuhan dan aktivitas yang

tinggi.

7) Vitamin dan mineral cukup.

8) Cairan dan serat yang cukup.

Page 14: Study Kasus Dewasa

c. Kebutuhan Sehari

Basal energi expenditure (BEE)

= 655 + (9,6 x BB kg) + (1,7 x TB cm)- (4,7 x umur tahun)

= 655 + (9,6 x 48kg) + (1,7 x 150 cm) - (4,7 x 21 thn)

= 655 + 460,8+ 255 -98,7

= 1272,1

Total energi = BEE x faktor aktivitas x faktor stress

= 1272,1 x 1,4 x 1

= 1780,94 kkal

Kebutuhan gizi

Energi = 1780,94 kkal

Karbohidrat =

=

= 267,141 gram

Protein =

=

= 66,78 gram

Lemak =

=

= 49,47 gram

Page 15: Study Kasus Dewasa

6. Perencanaan Menu Makan Dalam Sehari

WaktuNama

Masakan

Bahan makananEnergi

(gram)

Protein

(gram)

Lemak

(gram)

KH

(gram)Bahan (kkal)(gram

)

Pagi

Nasi Beras ¾ gls 75 178.5 4.2 0.82 38.55

Daging

Ayam dan

tempe goring

Daging ayam 1 ptg sdg 25 74.5 4.55 6.25 0

Tempe 1 ptg sdg 25 37.5 3.5 1.9 2.275

Minyak goreng ¼ sdm 2,5 22.1 0 2.56 0

Sayur tumis

Brokoli ½ gls 25 6.25 0.6 0.05 1.225

Tauge 1/ gls 25 8.5 0.925 0.3 1.075

Tahu 1 ptg sdg 25 20 2.725 1.175 0.2

Buah Pepaya 1 ptg sdg 25 11.5 0.125   3.05

Selinga

n Pagi

Risoles

Tepung terigu 5 sdm 25 83.25 2.25 0.5 38.6

Wortel ¼ ptg kcl 20 7.2 0.2 0.12 1.58

Daging ayam 1 ptg sdg 25 74.5 4.55 6.25 0

Kentang ½ bj sdg 50 31 1.05 0.1 6.75

Minyak goreng ¼ sdm 2,5 22.1 0 2.56 0

Ubi kuning

goring

Ubi jalar kuning 1 bh 100 119 0.5 0.4 25.1

Tepung terigu 2 sdm 20 66.6 1.8 0.78 14.74

Minyak goreng 1/8 sdm 1.25 11.05 0 1.28 0

Siang Nasi Beras ½ gls 50 178.5 4.2 0.82 38.55

Ikan cakalang

goring

Ikan cakalang 1 ptg sdg 50 53.5 9.8 0.35 2.75

Minyak goreng ¼ sdm 2.5 22.1 0 2.56 0

Tahu goring Tahu 1 ptg sdg 25 20 2.725 1.175 0.2

Minyak goreng ¼ sdm 2,5 22.1 0 2.56 0

Page 16: Study Kasus Dewasa

Sayur sop

Kembang kol ½ gls 25 6.25 0.6 0.05 1.325

Wortel ¼ ptg kcl 20 7.2 0.2 0.12 1.58

Jamur kuping ¼ gls 25 5.25 0.95 0.15 0.225

Buah Jeruk Manis 1 bh 100 45 0.9 0.2 11.2

Jus alpukatAlpukat ½ bh 50 42.5 0.45 3.25 3.85

Gula pasir 3 sdm 30 119.39 0 0 28.48

Selinga

n

Potato ChipKentang ½ bj 50 31 1.05 0.1 6.75

Minyak goreng ¼ sdm 2,5 22.1 0 2.56 0

Tahu Remet

Tahu 1 ptg sdg 25 20 2.725 1.175 0.2

Wortel ¼ ptg kcl 20 7.2 0.2 0.12 1.58

Minyak goreng ¼ sdm 2,5 22.1 0 2.56 0

Sore

Nasi Beras ½ gls 50 178.5 4.2 0.82 38.55

Ikan tongkol

goring

Ikan tongkol 1 ptg sdg 50 50 6.85 0.75 4

Minyak goreng ¼ sdm 2.5 22.1 0 2.56 0

Sayur tumis

Tahu 1 ptg sdg 25 20 2.725 1.175 0.2

Kacang Panjang ½ gls 25 7.75 0.575 0.025 1

Tauge ¼ gls 25 8.5 0.925 0.3 1.075

Jus alpukat Alpukat ½ bh 50 42.5 0.45 3.25 3.85

Jumlah asupan Zat Gizi 1727.09 66.5 51.675 278.835

Jumlah Kebutuhan Zat Gizi 1780.94 66.78 49.47 267.141

Prosentase 96.97% 99.58% 104.45% 104.37%

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil perencanaan meu didapat jumlah asupan

energi sebesar 1727.09 kkal sedangkan kebutuhan responden adalah

1780.94 kkal, sehingga selisih asupan dengan kebutuhan sebesar

3,03 % kurang dari kebutuhan. Untuk asupan protein sebesar 66.5

gram dan kebutuhan protein adalah 66.78 gram, selisih antara

asupan dan kebutuhan protein sebesar 0,42 %,. Asupan zat gizi

lemak adalah 51.675 gram, dan kebutuhan lemak dalam sehari

Page 17: Study Kasus Dewasa

adalah 49.47 gram sehingga asupan lemak melebihi kebutuhan

sebesar 4,45 %, sedangkan untuk asupan karbohidrat sebesar

278.835 gram dan kebuhuhan karbohidrat sehari adalah 267.141

gram, sehimgga selisih asupan 4,37% melebihi kebutuhan

karbohidrat dalam sehari. Selisih Zat gizi yang melebihi dan kurang

dari kebutuhan tersebut masih dapat ditolerir selama masih dalam

range +5% atau -5%. Dengan penggunaan menu tersebut diharapkan

dapat memenuhi kebutuhan zat gizi dan energi yang diperlukan

responden dan dapat memperbaiki pola makan responden yang tidak

teratur.

Page 18: Study Kasus Dewasa

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan assessment anthropometri berupa pengukuran IMT,

responden termasuk kategori normal dan pengukuran BBI, responden

memiliki performa fisik ideal.

2. Dari hasil recall dalam sehari, dapat diketahui bahwa jumlah asupan

energi dan kandungan zat gizi responden sangat kurang dari

kebutuhan responden.

3. Berdasarkan perencanaan menu, terdapat zat gizi yang melebihi dan

ada yang kurang dari kebutuhan. Namun, selisih tersebut masih dapat

ditolerir karena rangenya adalah 5 %. Jadi, menu tersebut dapat

digunakan untuk memenuhi kekurangan gizi responden dan dapat

memperbaiki pola makan responden.

B. Saran

1. Memperbaiki pola makan agar teratur.

2. Biasakan makan dengan pengkonsumsian karbohidrat, protein dan

lemak secara seimbang.

3. Makanlah beraneka ragam makanan agar asupan gizi dalam tubuh

dapat seimbang.

4. Biasakan perbanyak minum air putih, yaitu 8 gelas sehari

5. Perbanyak pengkonsumsian sayur serta buah, untuk mendapatkan

vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh.

Page 19: Study Kasus Dewasa

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Merryana dan Bambamg Wirjatmaji. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus

Kehidupan. Jakarta: Kencana

http://carinfomu.blogspot.com/2015/01/makalah-menu-seimbang-untuk-dewasa-

gizi.html diakses pada 17 Mei 2015 pukul 10.49

 https://lailasafitri.wordpress.com/2013/01/21/gizi-dewasa/