7
Polylactic acid (PLA) merupakan polimer termoplastik kaku yang dapat semicrystalline atau amorf, tergantung pada komposisi optik kopolimer. Komposisi optik kopolimer mempengaruhi karakterstik polimer seperti kinetika kristalisasi, kuat tarik, elongasi, kristalinitas dan massa molekul. L (-)-asam laktat (asam propionat 2-hidroksi) adalah bentuk yang paling umum asam laktat, tapi D (+) asam-laktat juga dapat diproduksi oleh mikroorganisme. Kristalisasi poli(L)-asam laktat (PLLA) lebih besar dibanding dengan poli(D)-asam laktat (PDLA) (Henton, 2005). Henton.2005.Polylactic Acid Technology.Berlin: Wiley-VCH Poli (asam laktat) merupakan poliester yang dapat diproduksi menggunakan bahan baku sumberdaya alam terbarukan seperti pati dan selulosa melalui fermentasi asam laktat. Polimerisasi secara kimiawi untuk menghasilkan PLA dari asam laktat dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara langsung dari asam laktat dan secara tidak langsung melalui pembentukan laktida (dimer asam laktat) terlebih dahulu dan diikuti dengan polimerisasi menjadi PLA (Ramakrishna, 2006). Ramakrishna, S.2006.Process for the Production of Polylactic Acid from Renewable Feedstock,US Patent Publication, US 2006/003062A1. PLA adalah polimer biodegdarabel yang paling berkembang dibandingkan jenis polimer lainnya sebab polimer ini bersifat termoplastis sehingga mudah dibentuk melalui pemanasan. Selain itu suhu transisi kacanya (Tg) relatif rendah, berkisar 40-55 o C (Ibrahim et a/. 2006) sehingga

bahan contoh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

axcfqasvcfqvcfqwcqwfwfqwcqwc

Citation preview

Polylactic acid (PLA) merupakan polimer termoplastik kaku yang dapat semicrystalline atau amorf, tergantung pada komposisi optik kopolimer. Komposisi optik kopolimer mempengaruhi karakterstik polimer seperti kinetika kristalisasi, kuat tarik, elongasi, kristalinitas dan massa molekul. L (-)-asam laktat (asam propionat 2-hidroksi) adalah bentuk yang paling umum asam laktat, tapi D (+) asam-laktat juga dapat diproduksi oleh mikroorganisme. Kristalisasi poli(L)-asam laktat (PLLA) lebih besar dibanding dengan poli(D)-asam laktat (PDLA) (Henton, 2005).Henton.2005.Polylactic Acid Technology.Berlin: Wiley-VCHPoli (asam laktat) merupakan poliester yang dapat diproduksi menggunakan bahan baku sumberdaya alam terbarukan seperti pati dan selulosa melalui fermentasi asam laktat. Polimerisasi secara kimiawi untuk menghasilkan PLA dari asam laktat dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara langsung dari asam laktat dan secara tidak langsung melalui pembentukan laktida (dimer asam laktat) terlebih dahulu dan diikuti dengan polimerisasi menjadi PLA (Ramakrishna, 2006).Ramakrishna, S.2006.Process for the Production of Polylactic Acid from Renewable Feedstock,US Patent Publication, US 2006/003062A1. PLA adalah polimer biodegdarabel yang paling berkembang dibandingkan jenis polimer lainnya sebab polimer ini bersifat termoplastis sehingga mudah dibentuk melalui pemanasan. Selain itu suhu transisi kacanya (Tg) relatif rendah, berkisar 40-55 oC (Ibrahim et a/. 2006) sehingga mudah dicetak menjadi kemasan yang dapat digunakan untuk mengemas produk pangan. Polimer ini juga tahan terhadap pelarut serta dapat menahan migrasi flavor aroma maupun gas lain pada tingkat tertentu (Whiteman et a!. 2002). Selain itu, PLA juga dapat direkatkan dengan menggunakan panas dan dapat diolah dengan alat pengolah plastik yang sudah ada . Dengan demikian industri yang sudah ada tidak lagi memerlukan investasi tambahan (Lunt dan Shafer 2000).Ibrahim A, Wijaya CH, Achmadi SS, Haryadi Y. 2006. Polikondensasi azeotropik asam laktat menjadi poli asam laktat sebagai bahan baku kemasan. J Sains Materilndonesia 8:58-64.Whiteman N, delassus P, Gunderson J. 2002. New flavor and aroma barrier thermoplastic polylactide, polyolefins. International Conference on Polyolefin. Houston Texas USA. Feb. 24-27. Tuominen J, 2003. Chain linked lactic acid polymer: polymerization and biodegradation studies. Helsinki University of Technology. Department of Chemical Technology. Polymer Technology.Lunt J, Shafer AL. 2000. Polylactic acid polymers from corn. Application in the textiles industry. J. Industrial Textiles 29:191-205. Tuominen J, 2003. Chain linked lactc acid polymer: polymerization and biodegradation studies. Helsinki University of Technology. Department of Chemical Technology. Polymer Technology.

Poly Lactic Acid (PLA) adalah polimer dari sumber yang terbaharui dan berasal dari proses esterifikasi asam laktat yang diperoleh dengan cara fermentasi oleh bakteri dengan menggunakan substrat pati atau gula sederhana (Bastioli, 2002). Bahan bakunya berupa asam laktat, merupakan bahan kimia yang bersifat ramah lingkungan, mudah terurai, dan dapat diperbaharui (Auras, 2002).PLA merupakan keluarga aliphatic polyesters yang biasanya dibuat dari alfaasam hidroksi yang ditambahkan asam poliglicolat atau polimandelat. PLA memiliki sifat tahan panas, kuat, & merupakan polimer yang elastik (Auras, 2002). PLA yang terdapat di pasaran dapat dibuat melalui fermentasi karbohidrat ataupun secara kimia melalui polimerasi kondensasi dan kondensasi azeotropik (Auras, 2006). Polimer PLA dapat terurai di tanah baik dalam kondisi aerob ataupun anaerob dalam kurun waktu enam bulan sampai lima tahun (Auras, 2002).

PLA dapat dibuat dengan tiga cara, yaitu polikondensasi langsung dari asam laktat (Hyon et all 1997; Kaitian et all 1996), polimerisasi azeotrop (Dutkiewicz et all 2003; Poikakis et all 2002), dan polimerisasi pembukaan cincin laktida yang merupakan dimer siklik asam laktat (Yamaguchi dan Tamahiro, 1996; Ohara dan Makoto, 1998; Fridman et all 1994; Mehta et all 1998; Hyon et all 1997).

Penentuan massa molekul PLA dapat ditentukan oleh perbandingan antara viskositas larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni. Waktu alir dinyatakan dalam detik sebagai waktu untuk miniskus larutan melewati kedua tanda batas pada viskometer (dari upper mark sampai lower mark) (Stevens 2001).Auras, R., Bruce H., Susan Selke. 2002. Poly(Lactic Acid) Films as Food Packaging Materials.Environmental Conference, USA 12 Juli 2002.Auras, Rafael, Sher P S, Gaurav K. 2006. Comparison of the Degradability of Poly(lactide) Packages in Composting and Ambient Exposure Conditions. Packaging. Technol. Sci. 2007; 20: 4970Averous L. 2008. Polylactic Acid: Synthesis, Properties, and Applications in Monomers, Polymers, and Composites from Renewable Resources, 1st Editon. Amsterdam: Elsevier Ltd.Bastioli, Catia. 2002. Global Status of the Production of Biobased Packaging Materials. Italy : Novara.Dutkiewicz S, Grochowska D, dan Tomaszewski W. 2003. Synthesis of poly (L(+)) lactic acid by polycondensatio method in solution. Eastem Europe: FIBRES & TEXTILESKaitian et a/. 1996. Poly (D,L-Iactic acid) homopolimers: synthesis and characterization. Tr. J. of Chemistry. 20:43-53.

Peltoniemi H. 2000. Biocompatibility and fixation properties of absorbable minipldtes and screws in growing calvarium. [dissertation]. He!sinki: Medical Faculty, University of Helsinki.Zhoong W et al. 1999. Study of Biodegradable polymer material based on polylactic acid I. Chain Extending of low moleculer weight polylactic acid with methylenediphenil diisocyanate [abstract]. J. Appl Poly Sci 74.

Plastik biodegradable (bioplastik) dirancang untuk mampu terdekomposisi di alam. Proses biodegradasi ini dilakukan oleh mikroba yang mampu mengurai secara alami struktur molekul film plastik (Adam and Clark, 2009). Salah satu jenis plastik biodegradable adalah poli asam laktat (polylactic acid). Poli asam laktat atau Poli laktida (PAL) dengan rumus kimia (CH3CHOHCOOH)n adalah sejenis polimer hasil polimerisasi asam laktat, yang terbuat dari sumber terbarukan dari hasil fermentasi oleh bakteri atau mikroba dengan menggunakan substrat pati atau gula sederhana (Bastioli, 2002). Poli asam laktat mempunyai potensi yang sangat besar dikembangkan sebagai pengganti plastik konvensional. Poli asam laktat bersifat termoplastik, memiliki kekuatan tarik dan modulus polimer yang tinggi, bobot molekul dapat mencapai 100.000 hingga 500.000, dan titik leleh antara 175-200 C. Kekurangan PAL adalah mempunyai ketahanan panas, moisture dan gas barier kurang bagus dibanding dengan polietilen tereptalat (PET). Hal lain yang paling penting adalah harganya yang masih tinggi (Nasiri, 2008).Bastioli, Catia. 2002. Global Status of the Production of Biobased Packaging Materials. Italy. Novara.Nasiri, Syah Johan A., 2008. Mengenal Polylactic acid, dalam Majalah Sentra POLIMER.Tahun VII nomor 27, Jakarta.

Plastik merupakan polimer tinggi yang dibentuk dari proses polimerisasi. Menurut Shreve dan Brink (1975) plastik didefinisikan sebagai materi yang bahan utamanya adalah molekul organik terpolimerisasi dengan bobot molekul tinggi. Produk akhirnya padat, dan pada beberapa bagian tahap produksinya dapat dibentuk sesuai dengan yang dinginkan. Plastik merupakan salah satu bentuk polimer yang dapat dengan mudah diubah dari bentuk satu ke bentuk lain. Nama plastik didasarkan pada sifat bahan yang dalam salah satu tahap pengolahannya bahan tersebut ada dalam keadaan plastik atau kenyal (Oktaviana, 2002).Oktaviana, T. D. 2002. Pembuatan dan Analisa Film Bioplastik dari Kitosan Hasil Iradiasi Kitin yang Berasal dari Kulit Kepiting Bakau (Scylla serata). (Skripsi). Universitas Pancasila. Jakarta.Sherve, R. N, and J. A, Brink. 1997. Chemical Proces Industries. Ed ke-4. Tokyo: McGraw Hill.

Dewasa ini konsumsi dan kebutuhan manusia akan bahan-bahan plastik terus meningkat karena fungsinya yang luas untuk berbagai penggunaan. Plastik terus dimanfaatkan oleh manusia dalam banyak hal, seperti pada alat rumah tangga, sebagai wadah makanan, bantalan mesin dan kebutuhan lainnya. Semakin banyaknya kebutuhan barang plastik akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan karena limbah plastik sulit terurai atau terdegradasi oleh alam. Data dari Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia menunjukan bahwa jumlah sampah plastik yang terbuang mencapai 26.500 ton per hari. Data tersebut juga didukung oleh data yang diperoleh dari Suyatma (2007) bahwa sampah dunia ternyata didominasi oleh sampah plastik dengan persentase 32 %.Suyatma, N. E., A, Copinet., V, Coma., and L, Tighzett. 2007. Mechanical and Barrier Properties of Biodegradable Films based on Chitosan and Poly(lactic acid) for Food Packaging Application. Journal of Applied Polymer Science. 40. 762-772.

Saptono,Rahmat.2008.Pengetahuan Bahan : Departemen Metalurgi dan Material , Uniersitas Indonesia. (Bohnet,M, ,Ulmanns Encyclopedia of Industrial Chemistry, Vol. 19, 2003, p.11)