10
PEMUSNAHAN SPESIMEN BAKTERIOLOGI Rahmad Hidayat (P27834113050) KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN ANALIS KESEHATAN

bakteri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bakteri

Citation preview

PEMUSNAHAN SPESIMEN BAKTERIOLOGI

Rahmad Hidayat(P27834113050)

KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYAJURUSAN ANALIS KESEHATANPROGRAM STUDI D4 ANALIS KESEHATANTAHUN AJARAN 2013 2014

PEMUSNAHAN SPESIMEN BAKTERIOLOGI

1. STERILIASIAdalahprosesmensucihamakan/menghilangkansemuakontaminasibakteridankumandarisemuaperalatanyangakandigunakansebelumpengujiandanyangdigunakansetelahpengujian.Secara fisik Sterilisasidibagimenjadi3 (tiga):1. Sterilisasipanasa. Sterilisasi panas basah (uap)Sterilisasi uap dilakukan dengan autoklaf menggunakan uap air. Bila ada kelembapan ( uap air ) bakteri akan terkoagulasi dan rusak pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan bila tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalh karena terjadi denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.PrinsipcarakerjaautoklafAutoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan pada suhu 1210 C selama kurang lebih 15 menit. Suhu yang diberikan kepada alat dan bahan memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas. Alasan digunakan suhu 121 0 C atau 2470F adalah karena air mendidih pada suhu tersebut. Pada saat sumber air panas dinyalakan , air didalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf . Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air , katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai suhu yang sesuai , maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu. Setelah perose sterilisasi selesai , sumber panas dimatikan dan biarkan suhu turun berlahan hingga mencapai shu 0. Autoklaf tdak boleh dibuka sebelum suhumencapai 0.Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan baik dapat digunakan mikroba penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora , lazimnya mikroba initersedia secara komersial dalm bentuk spora strip. Ini dimasukan kedalam autoklaf dan disterilisasi. Setelah proses sterilisasi lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukan autoklaf telah bekerja denga baik. b. SterilisasipanaskeringSterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan menggunakan oven pensteril, karena panas kering lebih efektif unyuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang. Sterilisasi panas kering biasanya ditetapkan pada temperatur 160-1700C dengan waktu 1-2 jam. Sterilisasi panas biasanya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif untuk disterililkan dengan uap air panas, karena sifatnya yang tidak dapat tembus atau tidak tahan denga uap air. Senyawa-senyawa tersebut adalah lemak, gliserin ( berbagai jenis minyak ) , dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air.Metode inijuga efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Karena suhunya yang tinggi, sterilisasi panas kering tidak dapat digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan. Contoh: alat ukur dan penutup karet atau plastik.

2. SterilisasidenganpenyaringanSterilisasi denga penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi cairang yang mudah rusak jikan terkena panas atau mudan menguapa ( volatile ). Cairan yang disterilikan dilewatkan kesuatu saringan ( ditekan dengan gaya sentrifugasi atau pompa vacum ) yang berpori dengan diameter yang cukup kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode ini. 3. Sterilisasidenganradiasiradiasi sinar gama atau partikel dapat digunakan untuk mensterilkan jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan segar. Untuk jaringan yang dikeringkan secara liofilisasasi, sterilisasi radiasi dilakukan pada temperatur kamar ( proses dingin ) dan tidak mengubah struktur jaringan , tidak meninggalkan residu dan sangat efektif untuk membunuh mikroba dan virus sampai batas tertentu. Sterilisasi jaringan beku dilakukan pada suhu 400c. Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada jaringan biologi.

Secara kimia

DesinfektanBakteri muda itu pada umumnya kurang daya tahannya terhadap desinfektan daripada bakteri yang tua. Pekat encernya konsentrasi, lama berada dibawah pengaruh desinfektan, merupakan faktor-faktor yang masuk pertimbangan pula. Kenaikan suhu menambah daya desinfektan. Selanjutnya, medium dapat juga menawar daya desinfektan. Susu, plasma darah, dan zat-zat lain yang serupa protein sering melindungi bakteri terhadap pengaruh desinfektan tertentu. Dalam menggunakan desinfektan haruslah diperhatikan hal-hal tersebut dibawah ini. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan orang sulit untuk menilai suatu desinfektan . a. Apakah suatu desinfektan tidak meracuni suatu jaringanb. Apakah ia tidak menyebabkan rasa sakitc. Apakah ia tidak memakan logamd. Apakah ia dapat diminum, apakah ia stabil, bagaimanakah baunya, bagaimanakah warnanyae. Apakah ia mudah dihilangkan dari pakaian apabila desinfektan tersebut sampai kena pakaianf. Apakah ia murah harganya. Zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas: a. Fenol Dan Senyawa-Senyawa Lain Yang SejenisLarutan fenol 2 sampai 4% berguna bagi desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik khasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. b. Formaldehida (CH2O)Suatu larutan formaldehida 40% biasa disebut formalin. Desinfektan ini banyak sekali digunakan untuk membunuh bakteri, virus, dan jamur. Formalin tidak biasa digunakan untuk jaringan tubuh manusia, akan tetapi banyak digunakan untuk merendam bahan-bahan laboratorium, alat-alat seperti gunting. c. AlkoholEtanol murni itu kurang daya bunuhnya terhadap bakteri. Jika dicampur dengan air murni, efeknya lebih baik. Alcohol 50 sampai 70% banyak digunakan sebagai desinfektan.d. YodiumYaitu yodium yang dilarutkan dalam alcohol, banyak digunakan orang untuk mendesinfeksikan luka-luka kecil. Larutan 2 sampai 5% biasa dipakai. Kulit dapat terbakar karenanya.

Cara Pemusnahan Spesimen Bakteri :1. Tabung reaksi atau cawan petri yang telah digunakan sebagai mediapenumbuhbakteridimasukkankedalampanicbesar(panicpemusnahan)2. Pancidiisidengancairanwipol+baycleankemudianditambah denganair sampai seluruh tabung reaksi dancawanpetribenar-benar terrendam ( cairan wipol = 1/3 botol, bayclean botol ).3. Panci ditutup sampairapat,dipanaskan hinggamendidih sampai seluruh mediaagar mencair(suhu kompor 100oC)4. Setelah mendidih, angkatpanci.Sisa airdibuangkedalamseptictank.Lalu panci dialiri dengan airterus menerus.Bila telahberwarna bersih , buang air.5. Tabungreaksidancawanpetridicucidengandetergen menggunakan penggosok sampai bersih

A. SPUTUM dan FESESSputum dan feses sisa dari pemeriksaan dimusnahkan dengan cara menimbun dan mengubur sampel tersebut di tempat tertentu yang telah disediakan tetapi apabila menimbulkan infeksius sputum ataupun feses direndam dengan desinfektan selama 12 jam lalu ditimbun. Sanitary landfill adalah system pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada diruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Sanitary landfill yang baik harus memenuhi persyaratan berikut : Tersedia tempat yang luas Tersedia tanah untuk menimbunnya Tersedia alat-alat besar.Lokasi sanitary landfill yang lama dan sudah tidak dipakai lagi dapat dimanfaaatkan sebagai tempat pemukiman, perkantoran dan sebagainya.Apabila sampel infeksius maka bisa dilakukan insenerasi. Insenerasi merupakan cara mengolah limbah sebelum atau setelah diotoklaf. Insenerasi idealnya dilakukan pada alat dengan dua ruang bakar, di mana pada ruang bakar pertama suhu mencapai 800oC dan pada ruang bakar kedua mencapai 1000oC. Waktu retensi gas dalam ruang bakar kedua minimal 0,5 detik. Insenerator yang hanya memiliki satu ruang bakar kurang efektif untuk menangani bahan infektif.Apabila menggunakan kaca sediaan maka kaca sediaan direndam dengan lysol 5% atau desinfektan lain, lalu dibersihkan.

B. DARAHDarah sisa dari pemeriksaan ditampung dalam suatu wadah (misalnya, Jerigen) direndam dengan xylol. Apabila menyebabkan infeksius, maka sampel harus dibakar sampai hangus. Apabila menggunakan kaca sediaan maka kaca sediaan direndam dengan lysol 5% atau desinfektan lain, lalu dibersihkan.C. URINE Pemusnahan sampel urine yang telah selesai diperiksa maupun sisa dari yang akan diperiksa dibuang di wastafel sambil dialiri dengan air (waste water treatment).D. MUNTAHAN dan SISA MAKANANPemusnahan muntahan dan sisa makanan yang telah diperiksa harus ditempatkan wadah plastik jangan gelas karena gelas mudah pecah dan dilapisi kantong plastik. Kantong diikat kuat. Dikubur dengan kedalaman 1,5 m. Apabila sampel dikultur dan diisolasi dalam media maka cara pemusnahan dengan cara autoclave. Untuk sterilisasi dengan otoklaf dibutuhkan suhu 121oC dengan tekanan udara 1,5 sampai 2 atmosfer selama minimal 20 menit (perhitungan waktu dimulai saat suhu dan tekanan udara tersebut tercapai; jangan membuka otoklaf jika belum dingin benar dan jangan mengisi air berlebihan). Jika jumlah yang di otoklaf banyak, dianjurkan minimal 30 menit.E. USAP LUKA, USAP TENGGOROK, dan USAP HIDUNGPemusnahan usap luka, usap tengorok, usap hidung, apabila dikultur dengan media maka harus disterilisasi dengan autoclave agar kuman atau bakteri mati. Apabila digunakan kaca sediaan pada pemeriksaan maka, kaca sediaan direndam dengan desinfektan sperti lysol 5% atau desinfektan lain lalu bersihkan.

DAFTAR PUSTAKADepkes, 2006, Pemeriksaan Miroskopis Tuberkulosis, Panduan Bagi Petugas Laboratorium(2005). Panduan Laboraturium. From http://www.tbindonesia.or.id, 26 September 2014(2014). Pengelolaan Limbah. From http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Pengelolaan%20limbah.pdf, 26 September 2014 (2014). Cara Cara Sterilisasi PDF. From http://dhadhang.files.wordpress.com/2013/10/cara-cara-sterilisasi.pdf, 25 September 2014