View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
1/21
Benign Paroxysma Positional Vertigo: Perbandingan Dua Pedoman
Internasional
ABSTRAK
Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) ditandai dengan vertigo, berlangsung
selama beberapa detik dan biasanya dikelola dengan manuver pengaturan posisi
kepala. Untuk mendidik dokter mengenai seni pengetahuan tentang manajemennya,
perkumpulan internasional membuat pedoman.
Tujuan: Tujuan jurnal ini adalah untuk mambahas, seara praktik, pilihan yang
tersedia saat ini untuk mengelola BPPV.
Metode: !esain studi" tinjauan non#sistematis. $tudi ini meninjau dua pedoman
mengenai evaluasi dan pengobatan BPPV. %ang pertama dipublikasi oleh The
American Academy Otolaryngology Head and Neck Surgery (&&'#$) dan yang
lainnya oleh The American Academy of Neurology (&&). *esamaannya disajikan
dalam tabel yang berbeda.
Hasil: Pedoman tersebut menyajikan perbedaan yang berkenaan dengan metode.
anya pedoman &&'#$ yang merekomendasikan tes !ix#allpike untuk
diagnosis BPPV. anya manuver reposisi kanalith, manuver $emoth, dan rehabilitasi
vestibuler yang telah menunjukkan beberapa man+aat dan direkomendasikan sebagai
opsi pengobatan yang baik.
Kesimulan: *edua pedomen memenuhi seluruh aspek yang diperlukan bagi dokter
untuk mendiagnosis dan mengelola BPPV hanya pedoman &&'#$ yang lebih
komprehensi+ dan berkualitas lebih baik.
P!"DAH#$#A"
Vertigo berhubungan dengan perasaan berputar di sekitarnya atau lingkungan
berputar di sekelilingnya. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), yang
dijelaskan pada tahun -/- ialah penyebab vertigo yang paling sering, dengan
1
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
2/21
prevalensi sebesar /01 # 201 di klinik spesialis. 3ejala utamanya adalah perasaan
pusing berputar yang dipiu oleh perubahan posisi kepala. al ini dapat terjadi tidak
terduga dan seara tiba#tiba, tetapi hal ini tidak memiliki pola yang progresi+. Parnes
dkk melaporkan bah4a kira#kira 561 kasus BPPV tidak memiliki penyebab yang
teridenti+ikasi dengan jelas. Bentuk primernya berhubungan dengan 501 # 701
kasus. !i sisi lain, penyebab paling sering kedua ialah trauma kepala (71 # -71),
diikuti dengan neuritis vestibular (-51). !engan insidensi per tahun sebesar 0.81,
hal ini lebih berdampak pada perempuan dibandingkan laki#laki, dan prevalensinya 7
kali lebih tinggi pada orang#orang yang berusia lebih dari 80 tahun, dengan punak
usia antara 70 9 76 tahun. $audara relati+ memiliki 5 kali lebih banyak kemungkinan
berkembangnya BPPV. Pada studi epidemiologis :erman, Brevern dkk melaporkan
bah4a 681 dari orang#orang yang di4a4anarai memiliki keterbatasan psikososial
penting yang menegahnya dari aktivitas hariannya, mereka menghindari menyetir
atau meninggalkan rumah mereka selama beristirahat, sebagian besar dari mereka
akhirnya mengalami depresi dan keemasan. Pada studi epidemiologis &merika
Utara, biaya yang dihitung untuk mengontrol BPPV menapai jumlah dua ribu dolar
per pasien. $tudi lain, di ;nggris, menghitung bah4a 4aktu antara onset BPPV hingga
pengobatan klinis yang e+ekti+ ialah / minggu. !iagnosis kondisi ini didasarkan
pada ri4ayat klinis, disertai atau tidak dengan muntah, instabilitas, dan
ketidakseimbangan.
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
3/21
pasien dengan keluhan residu dan lebih ringan. !alam usaha untuk mengatur seara
lebih baik ide mengenai tekhnik yang digunakan untuk diagnosis dan penanganan
BPPV, ?i+e dkk dan Batthaharyya dkk menulis pedoman klinis. Tujuan jurnal ini
ialah untuk membahas, seara praktik, pendekatan yang tersedia saat ini mengenai
evaluasi dan penanganan BPPV.
MAT!RI DA" M!T%D!
$tudi ini ialah tinjauan asistematis dengan analisis kritis yang
membandingkan dua pedoman internasional mengenai evaluasi, diagnosis, dan
penanganan BPPV. *ami memilih dua jurnal yang bertujuan membuat konsensus
dunia tentang masalah ini,yang keduanya dipublikasi pada tahun /006. $alah satunya
disupervisi oleh The American Academy of Neurology (&&) dan yang lainnya
disupervisi oleh The American Academy of Otolaryngology (&&'#$), yang
dipublikasi dalam jurnal yang berbeda pada bidang eurologi dan 'tolaringologi,
masing#masing. &&'#$ seara resmi menetapkan bah4a pedoman praktik klinis
tidak disusun sebagai sumber tunggal pedoman dalam kontrol BPPV. $ebaliknya,
tujuannya ialah untuk memberi dukungan pada dokter sebagai struktur berdasarkan
bukti untuk pengambilan keputusan dan untuk menentukan strategi manajemen.
Penulis menjelaskan bah4a jurnal tidak ditujukan untuk menggantikan penentukan
klinis atau untuk menetapkan protokol untuk diikuti oleh seluruh individu dengan
kondisi tersebut, khususnya karena hal ini tidak dapat menyediakan satu pendekatan
adekuat tunggal untuk mendiagnosis dan mengendalikan masalah. asil tersebut
disajikan dalam tabel komparati+ dan topik umum dibandingkan dan dibahas dalam
rangka memeriksa dampak pedoman mengenai setiap tipe rekomendasikan yang
disajikan oleh penulis dan@atau akademi masing#masing.
HASI$
$etelah memeriksa kedua jurnal, dalam hal metodologi yang digunakan setiap
studi, hal ini memungkinkan untuk mengidenti+ikasi beberapa perbedaan dasar.
3
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
4/21
$ementara jurnal yang dipublikasi oleh && hanya memiliki ahli neurologi dan ahli
neurotologi dalam tim peneliti mereka, yang kedua, di ba4ah naungan &&'#$,
memiliki tim multidisipliner peneliti, yang tidak hanya melibatkan ahli
otolaringologi, tetapi juga pro+essional lain yang me4akili bidang berikut" terapi
+isik, osteopati, kedokteran emergensi, praktik keluarga, geriatri, kedokteran interna,
neurologi, bedah kepala dan leher, ahli audiologi, pro+esional psikiatri dan
rehabilitasi. Tujuannya juga berbeda, yang satu lebih luas dan dengan tujuan
memperbaiki kualitas diagnosis dan penanganan (&&'#$), sementara yang
satunya lagi didedikasikan untuk menja4ab pertanyaan yang hanya mengenai
penanganan (&&) (Tabel -).
Tabel -. Perbandingan Tujuan *edua Pedoman ;nternasional
?i+e dkk, eurologi, /006
American Academy of Neurology(&&)
Bhattaharyya dkk, 'tolaringologi 9
Bedah *epala dan >eher, /006
American Academy of Otolaryngology
Head and Neck Surgery(&&'#$)
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
5/21
mengelola BPPVA
# &pakah oklusi bedah kanal posterior
atau neurektomi tunggal e+ekti+ untuk
mengelola BPPVA
yang dapat mendiagnosis dan
menangani pasien BPPV,
# Untuk mengakti+kan penggunaannya
dalam berbagai situasi dimana BPPV
diidenti+ikasi, dipantau, atau
dikontrol.
$tudi yang ditemukan oleh ?i+e dkk mengikuti klasi+ikasi sistem bukti &&,
membaginya menjadi *las ;, ;;, ;;;, dan ;V, dan rekomendasi tersebut dibuat sesuai
kriteria &&, dalam rangka menerjemahkan kualitas bukti ini, dan mereka dapat
diklasi+ikasikan menjadi level" & (e+isien), B (kemungkinan besar e+isien),
(kemungkinan keil e+isien), atau U (data tidak e+isien). Bhattaharrya dkk
menggunakan *ebijakan Pernyataan yang direkomendasikan oleh American
Academy of Pediatrics Steering Committee on uality !m"rovement and
#anagement(&&P $C;
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
6/21
Penulis merangkum rekomendasi yang disajikan oleh setiap jurnal. *ami
dapat mengidenti+ikasi beberapa topik umum antara kedua file, yang akan berperan
sebagai basis untuk pembahasan (Tabel 7).
Tabel /.
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
7/21
saat supinasi kepala ke arah kiri, dan terjadi berla4anan dengan apogeotropik.
Tabel 2.
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
8/21
?i+e dkk, eurolo+gi, /006
American Academy of Neurology(&&)
Bhattaharyya dkk, /006
'tolaringologi 9 Bedah *epala dan
>eher (&&'#$)
*las ;" Perobaan tersamar, prospekti+,
aak klinis, pada populasi yang
representati+
*las ;;" $tudi kohort, prospekti+ pada
populasi representati+, tersamar pada
penilaian hasil &T&U perobaan klinis
terkontrol, aak pada populasi yangrepresentati+
*las ;;;" $emua perobaan terkontrol
(meliputi kontrol yang ditentukan dengan
baik mengenai ri4ayat alami atau pasien
sakit yang berperan sebagai kontrolnya
sendiri) pada populasi yang representati+,
dimana hasilnya seara independen
dinilai, atau dengan ara independen
ditentukan berdasarkan ukuran hasil
obyekti+.
*las ;V" Bukti dari studi tidak terkontrol,
seri kasus, laporan kasus, atau pendapat
ahli.
*las &" $tudi terkontrol aak, yang
diuraikan dengan baik, atau studi
diagnosis yang dilakukan pada populasi
yang sama dengan populasi target jurnal.
*las B" $tudi terkontrol aak atau studi
diagnosis dengan keterbatasan minor
bukti yang sangat konsisten dengan studiobservasional.
*las " $tudi observasional (kasus
kontrol, kohort).
*las !" Pendapat ahli, laporan kasus,
penalaran dari studi eksperimental (bank
penelitian atau studi he4an).
*las D" $ituasi khusus untuk studi yang
tervalidasi yang tidak dapat dilakukan
harus ada dominan man+aat yang jelas
dibandingkan resikonya.
P!MBAHASA"!iagnosis kondisi ini harus didasarkan pada ri4ayat klinis dan pemeriksaan
+isik dan, biasanya, tidak terdapat keluhan pendengaran. &namnesis yang khas
ditandai dengan vertigo pada saat istirahat pada saat perubahan posisi kepala, seperti
orang yang berguling ke sisi lain tempat tidur, seperti orang yang bangun, mendongak
8
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
9/21
ke atas, membungkuk, dan hal ini dapat disertai atau tidak dengan mual atau muntah.
*ami juga menemukan instabilitas dan ketidakseimbangan. 3ejala enderung
membaik seara spontan dalam beberapa minggu atau bulan, bisa terdapat
kekambuhan atau tidak. *eterlibatan sistem vestibuler harus diperiksa dengan ara
penilaian neurotologi, yang dapat berupa penarian vertigo dan nistagmus posisional,
nistagmus spontan dan semi#spontan, pergerakan matasaccadic, nistagmus pendular,
kepala berputar sendiri, tes kalori, dan lain#lain. istagmus posisional dapat
diidenti+ikasi dengan penggunaan kaamata ?ren=el atau V3 (videonistagmogra+i),
yang memungkinkan pengenalan kanal yang terlibat dan mengenyampingkan e+ek
inhibisi +iksasi pada nistagmus vertikal dan hori=ontal.
!alam melaksanakan manuver !ix#allpike, pasien pertama#tama duduk,
dengan kepala menghadap ke lateral sekitar G5J, kanan ke kiri, sesuai dengan sisi
yang dites. !engam pemeriksa memegang kepala pasien, pasien diberi instruksi
untuk berbaring ke arah dekubitus dorsal. *epala masih ditahan, ekstensi sekitar 20J.
Pasien tetap tidak bergerak pada posisi ini, dengan mata terbuka dan kriteria
diagnosis meliputi terjadinya nistagmus torsional ampuran dan vertikal yang khas
dengan pergerakan mata ke atas ke arah telinga yang terkena dan ke arah atas, saat
kanalis semisirkularis posterior terkena. istagmus memiliki 4aktu laten - 9 5 detik
pada kasus kanalolithiasis, dan antara -0 9 /0 detik, pada kasus kupulolithiasis.
*arena pasien kembali ke posisi duduk, nistagmus dapat terjadi pada arah
berla4anan, dengan atau tanpa vertigo, membuat nistagmus tipe torsional bergerak ke
ba4ah. Pada tes !ix yang dimodi+ikasi, pasien duduk di tempat tidur, dengan kaki
menggantung, kepala diarahkan G5J ke salah satu sisi dan berbaring ke posisi
berla4anan. Iespon !ix#allpike yang sama, diduga pasien memiliki BPPV, baik
untuk kanal anterior serta posterior. Pasien tersebut kemudian kembali ke posisi
duduk, untuk memeriksa apakah terdapat nistagmus pada posisi ini, dan kemudian tes
diulang pada sisi yang berla4anan.
Tabel 5.
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
10/21
?i+e dkk, eurologi, /006
American Academy of Neurology(&&)
Bhattaharyya dkk, /006
'tolaringologi 9 Bedah *epala dan
>eher (&&'#$)
>evel &" !itetapkan sebagai e+isien,
tidak e+isien, atau berbahaya untuk
kondisi tertentu pada populasi tertentu.
(memerlukan setidaknya dua studi klas ;
yang konsisten)
>evel B" *emungkinan besar e+isien,
tidak e+isien, atau berbahaya untukkondisi pada populasi tertentu. (>evel B
diperlukan setidaknya satu studi *las ;
atau setidaknya dua studi *las ;; yang
konsisten)
>evel " *emungkinan keil e+isien,
tidak e+isien, atau berbahaya untuk
kondisi pada populasi tertentu. (>evel
klasi+ikasi *las memerlukan
setidaknya satu studi *las ;; atau
setidaknya studi *las ;;; yang konsisten)
>evel U" !ata tidak adekuat atau
bertentangan dengan pengetahuan yang
ada, pengobatan tidak akan disetujui.
Iekomendasi tersebut dapat positi+ atau
negati+.
EIekomendasi kuatF" man+aat jelas lebih
tinggi dari resiko dan kualitas bukti
pendukung sempurna (klas & atau B).
Pada beberapa keadaan yang
diidenti+ikasi dengan jelas, dapat
didasarkan pada bukti yang kurang saat
kemungkinan memperoleh bukti kualitasyang tinggi dan man+aat akan jelas lebih
besar dari resikonya.
E!irekomendasikanF" man+aat lebih
tinggi dari resiko, tetapi kualitas bukti
tidak terlalu kuat (klas B atau ). !apat
dibuat di ba4ah kondisi sebelumnya
yang sama (& atau B).
E'psionalF" kualitas bukti yang ada
menurigakan (klas !) atau studi yang
dilakukan dengan baik (klas &, B, atau )
yang menunjukkan man+aat yang keil
dari satu metode dibandingkan yang
lainnya.
ETidak direkomendasikanF" terdapat
kekurangan bukti yang berkaitan (klas
!), atau keseimbangan yang sangat tidak
jelas antara resiko dan man+aat.
Tabel 8. Pendekatan
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
11/21
?i+e dkk, eurologi, /006
American Academy of Neurology (&&)
Bhattaharyya dkk, /006
'tolaringologi 9 Bedah *epala dan
>eher (&&'#$)
-. evel U
>evel U
>evel U
!irekomendasikan
Tidak direkomendasikan
Tidak direkomendasikan
Tidak direkomendasikan
Tidak direkomendasikan
11
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
12/21
manuver
Penggunaan obat
Iehabilitasi vestibular
>evel U
>evel
Tidak direkomendasikan
'psional
,oll testdigunakan untuk BPPV kanal hori=ontal, dimana pasien berbaring
pada posisi dekubitus dorsal, dengan kepala +leksi anterior pada sudut 20J. Pasien
kemudian mengarahkan kepalanya ke satu sisi dan membiarkannya pada posisi ini
selama hingga - menit. istagmus hori=ontal, latensi rendah dan kurang rentan
terhadap +atik 9 karena otokonia berpindah ke dalam kanal 9 diduga. Pada
kanalolithiasis hori=ontal, nistagmusnya jenis geotropik atau ini bergerak ke arahbagian ba4ah telinga, dengan +ase epat ke arah pusat bumi, mudah +atik dan
berlangsung selama kurang dari 80 detik. $ementara pada kupulolithiasis, biasanya
apogeotropik, atau ke arah telinga atas dan persisten. Pada kanalolithiasis, arah
intensitas yang lebih besar dari nistagmus ini biasanya mengidenti+ikasi sisi yang
terkena.
Beberapa pasien yang tidak memiliki nistagmus khas pada manuver !ix#
allpike, tetapi terjadinya vertigo klasik selama tes akan diklasi+ikasikan sebagai
BPPV subyekti+ dan dapat ditangani dengan manuver. Bhattaharyya dkk
berkomentar bah4a beberapa +aktor, seperti keepatan gerakan, 4aktu dalam hari,
dan sudut bidang oksipital selama manuver dapat mempengaruhi tes ini, dan mereka
juga menemukan perbedaan e+ikasi karena perbedaan mengenai manuver yang
digunakan oleh spesialis dan non#spesialis. $etelah memeriksa studi klas B, dengan
sedikit keterbatasan, mereka menyimpulkan bah4a manuver !ix#allpike diagnostik
diklasi+ikasikan sebagai Esangat direkomendasikanF, dan ini pasti digunakan oleh
dokter, keuali terdapat beberapa logika yang jelas dan menarik di balik pendekatan
alternati+.
Manu&er Reosisi Kanal
12
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
13/21
Pada tahun -/, Hpley menjelaskan
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
14/21
tinjauan sistematis, ?i+e dkk mengklasi+ikasi manuver sebagai E>evel IekomendasiF,
dalam kata lain, penanganan ini e+ekti+ dan aman, dan harus dita4arkan terhadap
pasien dari semua usia dengan BPPV kanal posterior.
*orn dkk dan !origuetto dkk meneliti jumlah manuver yang pasti digunakan
untuk menangani BPPV dan menyimpulkan bah4a manuver berulang pada sesi yang
sama tampaknya lebih e+isien, dan bahkan lebih perlu saat seseorang berhadapan
dengan kupulolithiasis. Baru pada salah studi ini dianalisis, bah4a tidak mungkin
untuk mengidenti+ikasi jumlah atau protokol tertentu, dan reposisi I harus
ditentukan dengan keparahan gejala, jika menetap, oleh evaluasi pro+esional dan
penanganannya berhasil dengan manuver.
Manu&er Semont
!alam rangka menangani kupulolithiasis kanal posterior, pada tahun -66
$emont menjelaskan freeing maneuver, dimana pasien mulai dengan duduk, dengan
kepala berotasi ke sisi yang sehat, hingga ia berbaring menuju sisi yang terkena
dengan kepala mengarah ke atas. $etelah - 9 / menit, pasien dengan epat bergerak,
menuju posisi duduk, untuk berbaring ke a4ah berla4anan, dengan kepala kini
mengarah ke ba4ah, dimana pasien bertahan selama - 9 / menit. $etelah itu, pasien
kembali dengan perlahan dengan kepala masih miring dan di+iksasi hingga posisi
duduk. al ini diyakini bah4a perubahan tiba#tiba posisi kepala dapat melepaskan
kristal yang melekat pada kupula.
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
15/21
menunjukkan bah4a terdapat perbaikan signi+ikan (p K 0.00) dalam intensitas
vertigo untuk pasien yang ditangani tersebut dibandingkan penanganan plasebo
lainnya, klas ;;;, kami menatat perbaikan yang lebih baik pada penggunaan obat
dan, pada akhirnya, karena kami membandingkan manuver $emont dengan evel F. Bhattaharyya dkk menguatkan
bah4a hal ini kurang e+ekti+ dibandingkan tanpa penanganan atau latihan Brandt#
!aro++ pada kontrol gejala.
Penanganan BPPV Kanal Hori'ontal
$aat melakukan pendekatan terhadap BPPV kanal hori=ontal, reposisi kanalith
dan manuver reposisi yang dimodi+ikasi biasanya tidak e+isien oleh karena itu,
beberapa manuver alternati+ telah disarankan. Berdasarkan / jurnal, ?i+e dkk dan
Bhattahrayya dkk, masing#masing, menyatakan roll maneuver (>empert atau
Barbeue) dan variasinya ialah pendekatan yang paling sering digunakan. Variasi
akan memodi+ikasi ibonati menyebutkan manuver lain, seperti manuver Vannuhi#&sprella dan
15
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
16/21
>empert (Barbeue) untuk kanalolithiasis (nistagmus geotropik) dan manuver 3u+oni,
pada kasus bentuk kupulolithiasis yang terberat (nistagmus apogeotropik). ?i+e dkk
menemukan dua studi klas ;V, dengan parameter berbeda, sangat tidak jelas dan tanpa
kelompok kontrol membandingkannya dengan angka kesembuhan alami kondisi ini.
Penulis melaporkan bah4a e+ikasi manuver >empert sekitar 751, beragam dari 501
dan hampir -001. asil yang sama dapat dilihat pada jurnal yang dipublikasi oleh
Bhattaharyya dkk berdasarkan -5 jurnal *las .
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
17/21
dan 51, masing#masing, perbaikan dengan reposisi, dibandingkan /21 dengan
latihan Brandt#!aro++, dan 561 setelah manuver $emont yang dilakukan sendiri.
Pembatasan A(ti&itas Post)Manu&er
Beberapa kontroversi dalam literatur ditemukan saat seseorang berhadapan
dengan e+ikasi menerapkan pembatasan beberapa aktivitas pada pasien setelah
manuver reposisi kanalith. $ekali lagi, kedua penulis pedoman tidak menemukan
bukti untuk menguatkan e+ikasi ini. $aat meneliti 8 studi klas ;V, ?i+e dkk
mengklasi+ikasi pembatasan sebagai Iekomendasi >evel U, karena 5 dari 8 studi
tidak menunjukkan man+aat tambahan apapun dari pembatasan post#manuver, dan
hanya satu yang menunjukkan man+aat minimal pada pasien dengan pembatasan
tersebut, sebagaimana diukur dengan jumlah manuver yang diperlukan untuk
menghasilkan tes !ix#allpike negati+.
Pengobatan
3ananLa dkk menganjurkan bah4a penggunaan modalitas pengobatan
kombinasi dapat menghasilkan perbaikan gejala atau resolusi yang berlangsung lebih
epat dan lebih panjang dibandingkan monoterapi, menetapkan bah4a betahistin,
innari=in, lona=epam, +lunari=in, atau ekstrak 3ingko Biloba memperbaiki vertigo
vestibular. !i sisi lain, *onnur meyakini bah4a melalui pengobatan, seseorang dapat
mendapatkan perbaikan gejala yang memuaskan selama krisis akut, tetapi mereka
dapat berpotensi sebaliknya untuk kompensasi vestibuler sentral, khususnya jika
digunakan selama periode 4aktu yang lebih lama. Pengobatan yang biasanya
digunakan untuk mengelola gejala akut" agen anti#pusing, antihistamin atau
vasodilator dan obat#obatan tersebut dapat menyebabkan sedasi dan depresi +ungsi
sara+ pusat. $etelah gejala mereda, obat#obatan harus dihentikan dan pasien harus
mulai dengan rehabilitasi vestibular. $esuai dengan pedoman yang dibandingkan
disini, rekomendasinya adalah Etidak direkomendasikanF atau EIekomendasi >evel
UF. ?i+e dkk menyimpulkan bah4a tidak terdapat bukti yang ditemukan mendukung
rekomendasi pengobatan apapun pada penanganan rutin BPPV.
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
18/21
kesimpulan ini setelah menilai / studi klas ;;;. Hksperimen pertama tidak menemukan
perbedaan apapun antara lora=epam (- mg, 2 kali@hari), dia=epam (5 mg, 2x@hari), dan
plasebo, setelah G minggu pengobatan. Pada eksperiman yang kedua, +lunari=in
terbukti lebih e+ekti+ dibandingkan tanpa pengobatan dan kurang e+ekti+ dibandingkan
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
19/21
$elama tahun -G0an, dokter ooksey dan ahli terapi +isik a4thorne,
menyarankan penggunaan latihan 9 rehabilitasi vestibular 9 dengan tujuan menangani
kelainan vestibular. Program tersebut didasarkan pada seri gerakan mata, kepala, dan
tubuh, biasanya pada posisi dimana pusing berputar terpiu dan yang akan dilakukan
sesuai dengan toleransi pasien dan kebutuhan individu mereka. !ianggap sebagai
pendekatan terapi, lathan vestibular menoba memba4a perbaikan dalam
keseimbangan global, kualitas hidup, memulihkan orientasi khusus sedekat mungkin
terhadap kondisi +isiologis. *esembuhan ini munul dengan penilaian kompensasi
vestibular. $elain mekanisme tersebut, juga terdapat adaptasi, habituasi, dan
substitusi. $ejauh adaptasi yang bersangkutan, sistem vestibular dapat belajar lagi
untuk menerima dan memproses in+ormasi, bahkan saat didistorsi atau tidak lengkap,
mengadaptasi dirinya sendiri menjadi stimuli yang dipresentasikan dalam rangka
pulih dari re+leks yang berubah. abituasi menangani gejala, yang didasarkan pada
reduksi respon sensoris berdasarkan pengulangan stimuli sensoris, yang kemungkinan
dibuat oleh pengulangan gerakan, menyebabkan penurunan respon vestibular dan
penurunan amplitudo nistagmus. Untuk itu, penting untuk mengintegrasi semua yang
melibatkan input sensoris" visual, vestibular, dan somatosensoris. Pada proses
substitusi vestibular terdapat pertukaran in+ormasi yang berhubungan dengan
keseimbangan tubuh yang menghilang atau bertentangan. *emudian dimodi+ikasi
oleh Brandt dan !aro++, latihan habituasi mengharuskan pasien bergerak pada posisi
yang memiu, berulang#ulang dan berkali#kali seharian. >atihan Brandt#!aro++
biasanya diindikasikan pada kasus BPPV yang kurang intens, sebagai pendamping
manuver Hpley dan $emont. $elama eksekusi ini, pasien duduk dan mengarahkan
kepalanya hingga G5J ke arah sisi yang tidak menyebabkan vertigo, dan berbaring ke
arah sisi yang menyebabkan gejala, tetap pada posisi ini selama 20 detik, atau hingga
vertigo berakhir setelah ini, pasien harus duduk lagi, selama 20 detik. $etelah itu,
pasien berbaring lagi ke sisi berla4anan dan tetap disana selama 20 menit lagi,
hingga kembali ke posisi duduk. !urasi dan +rekuensi latihan tergantung pada temuan
neurotologi dan perkembangan pasien, dan hal ini harus disesuaikan untuk setiap
19
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
20/21
kasus dan pengulangan berkali#kali per hari diindikasikan hingga vertigo posisional
reda setidaknya / hari berturut#turut. ?i+e dkk hanya mengevaluasi / studi tanpa
mendapatkan kesimpulan tertentu mengenai penggunaan latihan rehabilitasi
vestibular, sementara Bhattaharyya dkk menjelaskan banyak jurnal, berdasarkan
perobaan aak dan terkontrol, terbatas, observasional, klas , yang menda+tarkan
latihan tersebut sebagai opsi penanganan BPPV.
7/25/2019 Benign Paroxysma Positional Vertigo
21/21
kemungkinan keil e+isien, sehingga menjadi opsi sekunder untuk menangani BPPV.
!ari studi yang disini dibahas, pekerjaan yang dilakukan Bhattaharyya dkk dan di
ba4ah naungan American Academy of Otolaryngology tampaknya menjadi yang
paling komprehensi+ dan mendalam mengenai BPPV. $elain memiliki tim peneliti
dan dokter yang lebih lengkap, mereka memiliki publikasi terbanyak, yang memberi
mereka dasar ilmiah yang lebih besar untuk merekomendasikan masing#masing
tekhnik. *ami juga menemukan, tidak hanya analisis data rini dari data yang
diperoleh, tetapi juga pera4atan dengan pengenalan setiap topik yang dibahas. $tudi
yang dilakukan oleh ?i+e dkk dianggap lebih terbatas, karena dibatasi untuk hanya
merespon pertanyaan#pertanyaan yang dibuat dan mereka memiliki tim yang terbatas.
:umlah re+erensi yang sedikit dapat berhubungan dengan keterbatasan studi.